Luncurkan Beragam Solusi Penyimpanan dan Memori, Kingston Juga Kian Agresif Memerangi Produk Ilegal

Nama Kingston akan selalu saya asosiasikan dengan produk memori karena inilah brand yang direkomendasikan para mentor saat saya pertama kali merakit PC. Tiga dekade lebih setelah didirikan, Kingston menyatakan bahwa mereka adalah pemasok modul DRAM independen nomor satu dengan pangsa pasar 68 persen (berdasarkan data IHS) serta merupakan produsen flash drive kedua terbesar di dunia.

Seperti perusahaan lain, Kingston sudah memperluas sayap bisnisnya ke beragam ranah. Tak cuma RAM dan penyimpanan eksternal, perusahaan asal Fountain Valley itu juga menyediakan microSD, SSD hingga penyimpanan untuk server. Dan sejak belasan tahun silam, Kingston melihat tingginya permintaan terhadap produk memori berkinerja tinggi buat kebutuhan gaming. Itulah alasan dibentuknya lini HyperX di tahun 2002.

Komersialisasi HyperX dilakukan dengan cukup agresif. Brand ini telah mensponsori puluhan tim esports di belahan Bumi berbeda (termasuk Cloud 9, Team Liquid serta Natus Vincere) serta menjadi promotor utama perhelatan Intel Extreme Masters serta festival LAN party Dreamhack. Kingston turut menyadari bahwa gamer tak cuma membutuhkan hardware, tetapi juga periferal dan aksesori berkualitas. Sejak tahun 2014, HyperX mulai menawarkan headset, keyboard dan mouse gaming.

Kingston 7

 

Kingston di Indonesia

Kingston merupakan salah satu brand paling familier bagi pengguna PC di Indonesia. Bahkan orang yang tidak pernah meng-upgrade PC kemungkinan besar pernah menggunakan produk Kingston, entah apakah thumb drive ataupun kartu memori buat kamera. Namun kepopuleran ditambah lagi oleh jarangnya Kingston melakukan aktivitas publik punya dampak negatif tersendiri: ada banyak produk palsu dan ilegal beredar di pasar.

Kingston 6

Menurut Kingston, situasi ini sangat membingungkan bagi konsumen, dan punya potensi besar merusak reputasi perusahaan karena pengguna awam yang tidak bisa membedakan barang asli dan palsu akan mencap negatif jika produk tersebut tak bekerja semestinya.

Kingston 16

Inilah mengapa Mira selaku country field sales Kingston Indonesia sangat bahagia ketika perusahaan tempat ia bekerja menyingkap agenda untuk melangsungkan acara pers di Jakarta setelah keheningan yang cukup lama. Event media gathering dilaksanakan minggu lalu, dan ada dua agenda Kingstone di sana. Pertama, mereka bermaksud memperkenalkan produk-produknya secara lebih detail; dan kedua, produsen ingin lebih proaktif dalam menekan peredaran barang palsu.

Kingston 8

 

Kampanye anti-barang palsu

Sebagai bentuk realisasinya, Kingston menjalankan kampanye Authorized Partner Network. Sesuai namanya, ia merupakan program sertifikasi buat pihak yang mendistribusikan produk-produk Kingston – misalnya retailer, reseller maupun toko-toko online. Program otorisasi ini sendiri mulai diinisiasi semenjak triwulan keempat tahun lalu.

Kingston 12

Tentu saja Kingston tidak akan membagikan sertifikat begitu saja. Pihak distributor yang ingin mendapatkannya harus lulus proses pengecekan dan standarisasi. Sukses, maka produsen akan memberikan signboard Authorizded Partner Network dan seragam bagi para staf serta mencantumkan nama toko tersebut di website mereka. Saat ini, sudah ada 110 toko dan 20 reseller terverifikasi, lalu Kingston telah menghimpun tidak kurang dari 400 shop front ambassador.

Kingston 15

Ada banyak benefit yang disuguhkan oleh toko-toko bersetifikasi Kingston Authorized Partner Network pada konsumen. Nomor satu dan yang terpenting ialah, Anda sudah pasti memperoleh produk asli dan Kingston juga menjamin ketersediaan lebih banyak varian. Kemudian terdapat perlindungan garansi dan layanan purna jual, lalu staf siap memberikan bantuan jika ada pertanyaan atau Anda menemui masalah. Dan di tempat ini pula kita bisa menemukan promosi menarik.

Kingston 9

 

Produk familier hingga SSD ber-RGB

Sempat saya singgung sebelumnya, Kingston punya portofolio produk sangat luas. Di kelas thumb drive saja, produsen menciptakan beragam model, dari jenis flip, tipe gantungan hingga berderet varian on-the-go. Ada pula kartu memori SD Canvas yang disiapkan sebagai medium penyimpanan perangkat fotografi serta buat memperluas kapasitas smartphone Android. Lalu khusus buat server storage solution, Kingston melengkapinya bersama fitur kendali BOM secara penuh.

Kingston 3

Dengan pengalaman panjang di gaming, Kingston terus mengawasi tren populer di segmen itu dan mengetahui bagaimana para pemain cenderung menyukai kelap-kelip warna di sistem mereka. Itulah sebabnya produsen meracik RAM dan SSD berpencahayaan LED RGB, dan sudah mulai memasarkan HyperX Predator DDR5 RGB serta HyperX Fury RGB di tanah air per tahun lalu. Selain memori dan storage, acara pers minggu lalu turut dimeriahkan oleh headset HyperX Cloud, keyboard Alloy Core RGB serta mouse Pulsefire Core.

Kingston 5

 

Agenda ke depan

Dalam kesempatan berbicara dengan PR supervisor APAC Region Weina Chen, Kingston tampaknya punya keinginan untuk memperluas fitur serta memantapkan kapabilitas nirkabel di lini gaming gear mereka. Wireless gaming gear berkoneksi andal belakangan memang jadi standar baru para produsen hardware. Kingston telah mengonfirmasi rencana peluncuran produk-produk baru di Computex Taipei 2019, tetapi Chen belum dapat mengungkap detailnya lebih jauh.

Kingston 19

Kita tunggu saja pengumuman Kingston di ajang IT tahunan terbesar di dunia itu…

Kingston 10

Kingston 1

Kingston 18

Kingston 2

Razer Luncurkan Keyboard, Headset dan Mouse Baru dengan Harga Lebih Bersahabat

Saya kira tidak ada satu pun gamer yang tidak mengenal Razer. Cukup banyak teman-teman saya yang fanatik terhadap brand berlambang mirip minuman larutan penyegar itu, tapi tidak sedikit juga yang kurang menyukainya. Salah satu alasan terpopuler dari mereka yang tak menyukai Razer adalah, produk-produknya sering kali kelewat mahal.

Untuk tahun 2019 ini, Razer sepertinya ingin sedikit mengubah citranya sebagai merek mahal dengan meluncurkan tiga periferal baru: keyboard BlackWidow, mouse Basilisk Essential, dan headset Kraken. Ketiganya meneruskan jejak pendahulunya masing-masing yang bernama sama.

Razer BlackWidow

Razer BlackWidow 2019

BlackWidow bukanlah nama yang asing di telinga para pengguna keyboard mekanis, dan selama ini ia selalu masuk dalam kategori premium. Edisi 2019-nya ini memang masih bisa dikategorikan premium, tapi setidaknya banderol harga $120 masih jauh lebih bersahabat ketimbang BlackWidow Elite yang dipatok $170.

Kendati demikian, sejumlah fitur BlackWidow Elite masih eksis di sini, utamanya memory internal untuk menyimpan hingga 5 profil sekaligus. Yang berbeda, pilihan switch mekanisnya cuma ada satu, yakni Razer Green, yang memiliki karakter taktil, dengan suara klik yang mencolok.

Pencahayaan RGB sejatinya sudah tidak perlu dibahas lagi di titik ini, sebab itu sudah bisa dicap sebagai nyawa produk-produk Razer. Sayangnya di ujung kanan atas tidak ada tombol multimedia khusus, namun setidaknya semua tombol pada BlackWidow masih bisa diprogram sesuai kebutuhan masing-masing pengguna.

Razer Kraken

Razer Kraken 2019

Beralih ke Kraken, ia merupakan suksesor langsung dari Kraken Pro V2, dengan sejumlah perbaikan desain yang banyak terinspirasi oleh Kraken Tournament Edition. Perubahan desain ini tentunya ditujukan demi menyuguhkan kenyamanan ekstra, seperti bisa kita lihat dari bantalan kepala yang lebih tebal, serta bantalan telinga yang dilengkapi gel pendingin.

Terkait performa, Kraken mengusung driver berdiameter 50 mm. Mikrofon retractable-nya diklaim lebih mumpuni dalam hal memblokir suara luar, sehingga komunikasi antar pemain bisa berjalan lebih lancar. Harganya? $80, sama persis seperti harga Kraken Pro V2 ketika pertama dirilis.

Razer Basilisk Essential

Razer Basilisk Essential

Terakhir ada Basilisk Essential bagi penggemar mouse berdesain ergonomis, bukan ambidextrous. Total ada tujuh tombol yang dapat diprogram pada mouse ini, dan switch-nya semua sudah memakai tipe mekanis yang lebih kokoh ketimbang tipe membran biasa.

Namun yang menjadi nilai jual utamanya tidak berubah dari Basilisk orisinal, yakni kehadiran satu tombol clutch yang cara kerjanya mirip kopling kendaraan bermotor. Turut menunjang performanya adalah sensor optik dengan sesntivitas 6.400 DPI.

Ya, sensornya memang tidak sesensitif milik Basilisk orisinal, tapi kabar baiknya, harganya pun juga lebih terjangkau: $50, dibandingkan $70 yang merupakan banderol Basilisk orisinal.

Sumber: Razer.

Lenovo Perkenalkan Headphone Active Noise Cancelling ThinkPad dan Yoga

Hal yang terbersit di pikiran kita ketika mendengar kata Lenovo adalah komputer personal dengan beragam wujud: desktop, laptop, produk kelas enterprise hingga gaming. Namun seperti perusahaan teknologi lain, Lenovo tidak berhenti memperluas portfolio produk. Dan dalam waktu ke depan, besar peluang bagi kita untuk menemukan lebih banyak brand mereka di toko-toko periferal hingga audio.

Di perhelatan Mobile World Congress 2019 Barcelona, produsen komputer multinasional asal Beijing itu memperkenalkan dua buah headphone baru yang pada dasarnya merupakan anggota dari lini PC Yoga dan ThinkPad. Keduanya mengedepankan teknologi noise cancellation serta koneksi nirkabel berbasis Bluetooth 5. Namun sesuai namanya, satu model ditujukan pada user biasa lalu rekannya ditargetkan pada konsumen bisnis.

Headset Lenovo ThinkPad X1 ANC maupun Yoga ANC sejatinya memiliki arahan desain serupa, meski begitu mereka mendapatkan sentuhan khas berbeda sesuai namanya. Headphone menyajikan sepasang housing dan earcup empuk bundar. Diameternya tidak besar sehingga terpasang secara ‘on-ear‘, disambung oleh sebuah headband simpel yang dibekali bantalan tebal di sisi bawahnya. Di area cup, Lenovo menyediakan rangkaian tombol untuk pengaturan fungsi.

Headphone Lenovo X1 2

ThinkPad X1 ANC dan Yoga ANC adalah headset berstruktur foldable, terbuat dari bahan aluminiun dengan finishing brushed. Masing-masing housing bisa terlipat 90 derajat ke arah dalam sehingga lebih ringkas saat dibawa-bawa. Ketika keduanya ditaruh bersebelahan, pengguna PC Lenovo tidak akan kesulitan untuk membedakan varian Yoga dan ThinkPad. Selain dilengkapi label, model Yoga mengusung tubuh perak cerah plus headband berwarna biege, sedangkan headset ThinkPad memiliki warna abu-abu gelap serta padding hitam.

Headphone Lenovo Yoga ANC 2

ANC di nama mereka merujuk pada fitur active (electronic) noise cancellation. Lenovo menyiapkan keduanya sebagai alat untuk menikmati musik sekaligus pendukung kegiatan produktif. Headphone dibekali driver yang mampu menghidangkan audio ‘highfidelity‘, serta ideal buat digunakan dalam conference call atau Skype berkat dukungan fitur Smart Voice Pickup. Selain itu, produsen juga membubuhkan kemampuan voice control standar.

Headphone Lenovo X1

Satu aspek unik dalam penyajian ThinkPad X1 ANC dan Yoga ANC ialah ketiadaan connector audio 3,5mm. Lenovo memutuskan untuk menggantinya dengan konektivitas USB type-C dan Bluetooth. Ini boleh dikatakan sebagai dampak dari upaya produsen menyuguhkan kendali audio yang lebih komprehensif ke tangan konsumen.

Headphone Lenovo Yoga ANC 1

Lenovo ThinkPad X1 ANC dan Yoga ANC rencananya akan mulai dipasarkan pada bulan Juni dan Juli 2019, masing-masing dijajakan seharga US$ 150 serta US$ 170.

Via The Verge.

Sony Luncurkan Walkman dan Headphone Wireless Bertema Kingdom Hearts

Fans akhirnya bisa bernafas lega sesudah Square Enix resmi melepas Kingdom Hearts III. Momen ini mereka nanti sejak kisah penutup saga Dark Seeker tersebut diumumkan hampir enam tahun lalu. Terlepas dari sejumlah kekurangannya, sebagian besar pemain puas pada konten game, dan di awal bulan ini, publisher mengumumkan bahwa Kingdom Hearts III telah terjual lebih dari lima juta kopi.

Sony melihat munculnya peluang menarik dari demam Kingdom Hearts III di kalangan gamer. Minggu lalu, perusahaan elektronik Jepang itu memperkenalkan dua perangkat audio bertema game action role-playing yang diracik oleh Square Enix dan diisi oleh tokoh-tokoh dari jagat Disney tersebut. Produk-produk edisi terbatas ini terdiri dari pemutar musik Walkman NW-A55 dan headphone wireless WH-H800 h.ear on 2 Mini.

Mereka berdua sebetulnya bukanlah produk yang benar-benar baru. WH-H800 h.ear on 2 Mini telah tersedia sejak kuartal pertama 2018, lalu Walkman Series A hadir beberapa bulan setelahnya. Aspek utama yang membedakan antara varian biasa dengan edisi spesial ini adalah warnanya. Ketika produk model standar menyuguhkan pilihan warna-warni cerah, versi Kingdom Hearts hanya mengusung tubuh berwarna kelabu plus ilustrasi unik.

Sony Kingdom Hearts 1

Di pemutar musik Walkman NW-A55, ilustrasi bisa Anda temukan di sisi belakang. Di sana, Sony menampilkan gambar sang tokoh utama, Sora. Sedangkan headset WH-H800 h.ear on 2 Mini dihias oleh simbol-simbol dan coat of arms Kingdom Hearts pada bagian housing speaker kiri dan kanan. Arahan desain yang diambil oleh produsen cukup menarik. Di satu sisi, ilustrasi Kingdom Hearts akan segera mencuri perhatian penggemar beratnya, namun penerapan tema game juga tidak terlampau berlebihan sehingga tetap menarik bagi konsumen biasa.

Sony Kingdom Hearts 2

Dari sisi hardware, spesifikasi kedua produk edisi Kingdom Hearts tidak berbeda dari model standar. Walkman NW-A55 bergambar Sora itu tetap menyajikan layar 3,1-inci, mampu menyuguhkan audio beresolusi tinggi, didukung penyimpanan internal 16GB (dapat diekspansi via kartu microSD), serta baterai yang sanggup menyajikan musik 24 jam non-stop. WH-H800 h.ear on 2 Mini versi Kingdom Hearts sendiri punya struktur yang bisa ditekuk, ditopang konektivitas Easy Bluetooth plus NFC one-touch, serta mampu meng-upscale kualitas musik hingga terdengar lebih baik.

Sony Kingdom Hearts 3

Walkman Series A dan headphone wireless WH-H800 h.ear on 2 Kingdom Hearts sudah mulai dipasarkan lewat situs Sony Jepang. Masing-masing produk dijajakan seharga JP¥ 28.880 (kisaran US$ 263) serta JP¥ 24.880 (sekitar US$ 226), dan keduanya dibungkus dalam boks khusus.

Via Slash Gear.

4 Headphone Baru Logitech G Siap Jadi Rekan Anda Dalam Menikmati Game Battle Royale

Hingga 2019, demam battle royale yang dicetus oleh PUBG tak menunjukkan tanda-tanda mereda. Sebaliknya, setiap developer berloma-lomba untuk merangkul sebanyak-banyaknya khalayak. Kini, hampir semua franchise game action menawarkan mode populer itu, dari mulai Battlefield, Call of Duty, Red Dead Redemption, hingga Titanfall lewat spin-off free-to-play Apex Legends.

Begitu besarnya battle royale, Logitech pun terdorong untuk melakukan sesuatu demi merespons tren ini. Tepat di hari Tahun Baru Imlek 2019, perusahaan periferal PC asal Swiss itu meluncurkan deretan headset Gaming G baru yang dispesialisasikan untuk jadi rekan Anda dalam menikmati permainan-permainan berformula last man standing atau minimal bisa ‘memeriahkan’ ruang gaming Anda.

Ada empat model headset anyar yang Logitech perkenalkan, yaitu G935 7.1 Lightsync wireless, G635 7.1 Lightsync, G432 7.1 Surround, dan G332 Stereo. Sesuai namanya, dua varian di sana mengedepankan fitur RGB Lightsync, memungkinkan sistem pencahayaan di headset tersinkronisasi ke perangkat Logitech lain. Namun mereka semua punya tugas utama yang sama: memudahkan pengguna melacak posisi lawan dan membuat pengalaman gaming jadi lebih baik.

Logi 1

Keempat headphone ini mempunyai penampilan yang sedikit berbeda, tapi masih mengusung identitas gaming Logitech G. Lekukan-lekukan di G635 mirip seperti G935, sedangkan G432 tak begitu berbeda dari G332. GM Logitech Gaming Ujesh Desai menuturkan, ” Entah apakah Anda punya keinginan untuk memodifikasi ‘stasiun perang’ di rumah atau agar lebih unggul ketika beraksi dalam permainan battle royale, kami berkomitmen buat menghadirkan kualitas audio serta kenyamanan penggunaan yang superior.”

Logi 2

Sebagai tipe paling high-end, Logitech mencantumkan sejumlah teknologi canggih di G935 7.1 Lightsync. Untuk pertama kalinya mereka menanamkan driver Pro-G 50mm di sana. Driver tersebut mempunyai struktur mirip jala, dimaksudkan buat memaksimalkan output bass serta memastikan profil suara yang well-rounded. Produk turut ditunjang fitur DTS Headphone X 2.0 untuk mensimulasikan penyajian bunyi di ruang tiga dimensi. Lalu di bagian eksterior, G935 dilengkapi earpad kulit sintetis prremium, microphone model baru, serta unit pengendali volume.

Logi 3

Segela macam fungsi di keempat headphone tersebut dapat dikustomisasi melalui Logitech G Hub. Disajikan dengan user interface yang ‘bersih’ dan simpel, software ini memperkenankan gamer melakukan konfigurasi pada periferal gaming mereka untuk tiap judul permainan berbeda, serta memudahkan kita menyimpan ataupun berbagi profil.

Logi 4

Rencananya, keempat produk akan mulai dipasarkan mulai bulan Februari ini. Berikut adalah daftar harganya:

  • G935 7.1 Lightsync Wireless Gaming Headset – US$ 170
  • G635 7.1 RGB – $140
  • G432 7.1 – $80
  • G332 Stereo – $60

Sumber: Logitech.

Headset Gaming Terbaru HyperX Usung Teknologi Planar Magnetic dan Head Tracking

Divisi gaming Kingston, HyperX, punya sajian baru yang cukup menarik di ajang CES 2019. Mereka memperkenalkan duo headset gaming anyar, yakni HyperX Cloud Orbit dan Cloud Orbit S. Keunggulannya? Keduanya sama-sama merupakan hasil kolaborasi HyperX dengan Audeze.

Buah dari kemitraan ini adalah, baik Cloud Orbit maupun Cloud Orbit S sama-sama dibekali driver planar magnetic 100 mm besutan Audeze. Bukan hanya itu saja, khusus Cloud Orbit S, ia juga dilengkapi teknologi 3D audio berbasis head-tracking, persis seperti yang terdapat pada headset gaming bikinan Audeze sendiri, Mobius.

Ini berarti Cloud Orbit S mampu menyimulasikan zona 360 derajat dalam mereproduksi suara, sehingga pengguna dapat benar-benar tahu dari titik mana suara berasal. Lebih lanjut, Audeze sudah berencana meluncurkan fitur agar headset-nya dapat menerjemahkan pergerakan kepala menjadi input keyboard, dan ini semestinya juga bakal hadir di Cloud Orbit S.

Namun kemiripannya dengan Mobius cukup berhenti sampai di situ saja. Ketimbang mengandalkan konektivitas wireless seperti Mobius, duo Cloud Orbit ini masih mengandalkan kabel sebagai sambungannya. Kendati demikian, pengguna dibebaskan memilih antara kabel USB-A, USB-C, atau 3,5 mm standar.

Berhubung bukan wireless, otomatis harganya juga lebih terjangkau ketimbang Audeze Mobius. Rencananya, HyperX Cloud Orbit dan Cloud Orbit S bakal dipasarkan mulai kuartal kedua tahun ini dengan banderol masing-masing $300 dan $330 – lebih murah dari Mobius yang dihargai $400.

Sumber: Business Wire dan The Verge.

Gaming Headset Audeze Mobius Dapat Menerjemahkan Pergerakan Kepala Menjadi Input Keyboard

Audeze mencoba memperluas lahan bisnisnya ke ranah gaming tahun lalu lewat headset bernama Mobius. Tidak seperti gaming headset lain, Mobius cukup istimewa karena mengusung teknologi 3D audio berbasis head tracking.

Untuk tahun ini, Audeze tengah menyiapkan fitur baru yang sangat menarik buat Mobius. Dijuluki dengan istilah Head Gesture Keybinds, fitur ini pada dasarnya memungkinkan pergerakan kepala pengguna untuk diterjemahkan menjadi input keyboard.

Contoh yang paling sederhana, dalam game first-person shooter (FPS) misalnya, pengguna Mobius dapat memiringkan kepalanya ke kiri atau kanan untuk mengintip dari balik tempat berlindung, menggantikan peran tombol “Q” dan “E” yang biasa dipakai untuk fungsi ini.

Audeze Mobius

Saat bermain game FPS, saya sendiri sering reflek memiringkan kepala ke kiri atau kanan ketika mengintip keberadaan musuh. Fitur ini sejatinya dapat membuat pergerakan kepala semacam itu jadi tidak sia-sia.

Audeze berencana merilis fitur ini bersama dengan sejumlah preset yang spesifik untuk game tertentu. Kendati demikian, pengguna juga bakal dibebaskan untuk melakukan kustomisasi input sendiri sesuai kebutuhannya.

Untuk sekarang, Audeze bilang bahwa fitur ini masih sedang diuji, dan perilisannya dijadwalkan pada awal tahun 2019 ini dalam bentuk update untuk software Audeze HQ di PC.

Sumber: SlashGear.

 

Plantronics Kenalkan Lima Produk Baru di Indonesia

Kebutuhan akan mendengarkan musik pada saat beraktivitas mulai meningkat. Hal tersebut dibuktikan dengan maraknya penjualan alat untuk mendengarkan musik seperti headphone maupun earphone yang khusus dibuat pada aktivitas tertentu. Hal tersebut pun juga dilakukan oleh Plantronics, yang baru-baru ini memperkenalkan lima perangkat yang terbagi untuk dua pasar berbeda.

Plantronics - Launch

Tiga perangkat pertama yang diperkenalkan adalah Plantronics Backbeat Fit dengan nomor model 3100, 2100, dan 350. Sesuai namanya, ketiga perangkat ini memang ditujukan untuk mereka yang gemar berolah raga. Plantronics mendesain ketiga earphone tersebut agar tidak terlepas saat pengguna sedang berlari atau pun melompat. Hal tersebut dikarenakan adanya pengait yang menggantung pada daun telinga.

Plantronics mengedepankan teknologi mereka yang bernama Always Aware pada ketiga perangkat tersebut. Hal ini membuat mereka yang menggunakan earphone tersebut masih dapat mendengar suara dari luar, seperti klakson mobil. Hal ini tentu saja membuat sang pengguna akan lebih mengetahui keadaan di sekitarnya.

Plantronics - All stuff

Dua perangkat berikutnya merupakan sebuah earphone dan sebuah headphone yang ditujukan untuk mereka yang senang bepergian. Keduanya adalah Plantronics Backbeat Go 410 dan 810. Plantronics mengedepankan fungi Active Noise Cancelling pada kedua perangkat ini. Hal tersebut membuat suara dari luar akan terblokir saat pengguna mendengarkan musik.

Semua yang diperkenalkan oleh Plantronics merupakan perangkat nirkabel yang terkoneksi dengan Bluetooth. Baterai yang dimiliki oleh kelima perangkat ini pun diklaim bakal bertahan lama, terlebih Backbeat Go 810 yang memiliki daya tahan hingga 28 jam.

Plantronics - All 2

Kelima perangkat tersebut memiliki harga seperti berikut ini:

Model Warna Harga 
BackBeat FIT 3100 Hitam, Abu-abu Rp2.599.000
BackBeat FIT 2100 Hitam, Abu-abu, Biru, Lava Black Rp1.799.000
BackBeat FIT 350 Hitam/Abu-abu, Abu-abu/Bone, Abu-abu/Biru Rp1.399.000
BackBeat GO 810 Graphite Black, Navy Blue, Bone White Rp2.599.000
BackBeat GO 410 Graphite dan Bone Rp2.299.000

Mencoba dengan berolah raga

Pada saat acara berlangsung, kami pun diajak oleh pihak Plantronics untuk berolah raga sambil menggunakan Backbeat Fit 3100. Acara olah raga berlangsung sekitar lima sampai sepuluh menit dengan gerakan yang cukup berbeda. Selama olah raga, earphone pun dipasangkan pada kuping setiap peserta.

Plantronics - Olah raga

Sang pelatih yang dipilih pun menunjukkan gerakan-gerakan yang cukup lincah untuk sebuah olah raga. Kami ditantang untuk melompat, melakukan push up, gerakan jongkok, dan lain sebagainya. Keringat pun juga membasahi kepala serta kuping dari setiap peserta.

Hasilnya, tidak satu pun earphone yang terlepas dari kuping para peserta. Earphone yang ada masih tetap ada pada kuping para peserta olah raga. Hal ini memang membuktikan desain yang dimiliki oleh Plantronics mampu menahan guncangan yang dibuat oleh tubuh manusia sehingga tidak copot dari kuping.

HyperX Cloud Mix Adalah Gaming Headset Sekaligus Headphone Bluetooth

Divisi gaming Kingston, HyperX, kembali meluncurkan gaming headset. Namanya HyperX Cloud Mix, tapi ia berbeda dari gaming headset pada umumnya, sebab ia dapat beralih fungsi menjadi headphone wireless di luar sesi gaming.

Secara default, Cloud Mix dapat disambungkan ke PC menggunakan kabel dengan konektor 3,5 mm standar. Dalam posisi ini, sepasang driver 40 mm dan teknologi dual chamber yang diusungnya sanggup memberikan respon frekuensi antara 10 – 40.000 Hz, membuatnya pantas menyandang sertifikasi Hi-Res Audio.

HyperX Cloud Mix

Namun ketika yang dibutuhkan adalah kepraktisan, pengguna tinggal melepas kabel beserta mikrofonnya, lalu menyambungkannya ke smartphone via Bluetooth 4.2. Dalam posisi ini, Cloud Mix masih bisa dipakai untuk menerima panggilan telepon berkat mikrofon internalnya, dan baterainya bisa tahan sampai 20 jam pemakaian.

Sayang sekali charging-nya masih mengandalkan micro USB, bukan USB-C, dan belum ada fitur noise cancelling. Terlepas dari itu, fleksibilitasnya tentu bisa menjadi nilai jual lebih di mata konsumen, terutama para gamer yang kerap bepergian.

HyperX Cloud Mix

Yang saya suka dari Cloud Mix adalah penampilannya yang terkesan simpel dan tidak terlalu wah seperti kebanyakan gaming headset. Rangkanya terbuat dari aluminium, sedangkan bantalan earcup berukuran besarnya (circumaural alias over-ear) menggunakan material memory foam yang dilapis kulit sintetis.

Penampilan yang terkesan ‘kurang gaming‘ ini wajar mengingat statusnya yang juga dipasarkan sebagai produk lifestyle. Bobotnya pun tidak lebih dari 260 gram tanpa mic yang terpasang, cukup bersaing dengan headphone Bluetooth di pasaran.

HyperX Cloud Mix

HyperX saat ini telah memasarkan Cloud Mix di Amerika Serikat seharga $200.

Sumber: Business Wire.

Razer Benamkan Teknologi Haptic Feedback di Headset Barunya, Nari Ultimate

Teknologi haptic feedback diusung untuk menciptakan sensasi ‘sentuhan’ lewat stimulasi mekanis berupa tekanan dan gerakan. Sistem ini biasa kita temukan di smartphone, misalnya ketika perangkat mengeluarkan getaran sebagai respons sentuhan di keyboard virtual; atau dalam bentuk vibrasi di controller game. Namun mungkin Anda tak membayangkan jika haptic diterapkan di headset.

Hal inilah yang dilakukan oleh Razer dalam meracik produk barunya. Di penghujung bulan September ini, perusahaan spesialis periferal gaming itu memperkenalkan Nari Ultimate, headphone berteknologi haptic feedback mutakhir yang dijanjikan mampu menambahkan dimensi ‘sentuhan’ baik ketika digunakan untuk menikmati permainan video, menonton film, ataupun mendengarkan musik.

Nari 4

Jantung dari kapabilitas Nari Ultimate adalah sistem bernama Razer HyperSense. Dikembangkan secara kolaboratif oleh Razer dan perusahaan teknik Jerman Lofelt, HyperSense memanfaatkan driver untuk menghasilkan sensasi feedback multidimensi. Berbeda dari sistem haptic tradisional, HyperSense mampu membaca sinyal audio dan mengubahnya menjadi output haptic real-time.

Nari 5

Menurut sang produsen, metode tersebut dapat meningkatkan kesadaran/awareness kita di lingkungan virtual. Dari keterangan Razer di rilis pers, HyperSense di Nari Ultimate bekerja dengan memproduksi vibrasi yang diselaraskan ke output audio. Metodenya berbeda dari sistem standar yang umumnya menggunakan sinyal haptic pre-programmed. Dan teknologi ini bisa bekerja untuk segala macam format konten hiburan.

Nari 3

Razer Nari Ultimate mempunyai penampilan yang familier. Headphone gaming ini mengusung housing speaker over-the-ear dan padding bulat. Bagian ear cup-nya tersambung ke frame via engsel, memungkinkannya bergerak mengikuti kontur kepala Anda. Frame-nya terbuat dari aluminium, memiliki struktur mirip SteelSeries Siberia V2 dengan strap/headband sekunder fleksibel. Selanjutnya, Nari Ultimate dilengkapi bantalan empuk berlapis kulit sintetis yang juga menyimpan jel pendingin.

Nari 1

Kemampuan reproduksi audionya sendiri bisa dikatakan setara dengan Kraken Tournament Edition, ditunjang teknologi THX Spatial Audio untuk mensimulasikan suara 360 derajat, dan dibekali driver neodymium berukuran 50mm. Headphone tersambung ke PC via sambungan wireless ‘bebas lag’ dengan jarak maksimal 12-meter, ditunjang baterai berdaya tahan delapan jam (tanpa mengaktifkan Razer Chroma). Alternatifnya, Anda dapat  menggunakan kabel audio 3,5mm buat menikmati mode stereo.

Razer menyiapkan tiga varian Nari, dan hanya Nari Ultimate yang dibekali teknologi HyperSense. Produk dijajakan seharga US$ 200, akan tersedia di kuartal ketiga 2018. Terdapat pula opsi Nari Essenstial (US$ 100, sama-sama hadir di triwulan empat 2018) dan Nari reguler (US$ 150, dirilis 27 September).