Ruangguru Catat Profit Bisnis di Tahun 2021

Startup edtech Ruangguru mencapai profitabilitas pertamanya dengan meraup laba sebesar $3,7 juta (sekitar Rp55 miliar) pada 2021, dari rugi yang diderita sebesar $1,2 juta (sekitar Rp18,6 miliar) pada 2020.

Berdasarkan laporan keuangan yang kami akses melalui platform Venture Cap, Ruangguru mengantongi pendapatan $102,6 juta (sekitar Rp1,52 triliun). Sementara tahun sebelumnya berkisar $63 juta (sekitar Rp940 miliar).

Per Desember 2021, Ruangguru menyimpan kas tunai yang disimpan di bank sebesar $129 juta. Diketahui, perusahaan memperoleh pendanaan lanjutan seri C sebesar $55 juta dipimpin oleh Tiger Global Management pada pertengahan 2021.

Dalam pemberitaan sebelumnya, Ruangguru mengklaim telah mencapai Net Promoter Score (NPS) tertinggi di semua kategori produknya dengan mengantongi pertumbuhan pendapatan berlipat. Ruangguru menandai 2021 sebagai tahun pertamanya di titik profitabilitas.

Per 2020, Ruangguru tercatat memiliki total juta pengguna dari tiga negara operasionalnya, yakni Indonesia, Vietnam (KienGuru), dan Thailand (StartDee). Adapun, ekspansi perusahaan telah dilakukan sejak 2019 melalui aksi akuisisi.

Efisiensi efek winter

Usai mengantongi laba, Ruangguru kemudian memangkas ratusan karyawan menjelang akhir 2022. Tidak disebutkan jumlah karyawan yang terdampak.

Para pendiri Ruangguru, Adamas Belva Devara dan Iman Usman, saat itu menyatakan saat itu bahwa aksi PHK ini adalah dampak peningkatan permintaan yang besar pada awal pandemi. Perusahaan mengalami pertumbuhan tinggi dalam dua tahun terakhir dan berujung pada rekrutmen masif.

Tak hanya Ruangguru, startup di segmen yang sama, Zenius, juga melakukan perampingan karyawan lewat tiga gelombang. Di 2020, Zenius mengumumkan dua kali PHK, pertama pada Mei dengan memangkas 200 orang, dan kedua awal Agustus dengan 600 karyawan terdampak.

Gelombang ketiga terjadi pada awal Februari 2023. Manajemen Zenius menyebut situasi ekonomi memaksa perusahaan untuk melakukan restrukturisasi organisasi demi memastikan pertumbuhan jangka panjang.

Application Information Will Show Up Here

Ruangguru Lakukan Efisiensi Bisnis, Fokus Perdalam Model “Hybrid Learning”

Ruangguru telah melakukan layoff terhadap ratusan karyawannya. Tanpa menyebut angka pasti, pihak perusahaan telah mengonfirmasi kabar ini pada akhir pekan lalu. Tentu ini menambah daftar panjang startup teknologi lokal yang melakukan PHK dengan dalih efisiensi bisnis (menuju profitabilitas).

Sebagai platform edtech dengan layanan terlengkap, Ruangguru menjadi startup yang cukup disorot selama pandemi. Layanannya dinilai efektif untuk pembelajaran daring, terbukti mereka berhasil membukukan 22 juta pengguna pada tahun 2020 lalu.

Perusahaan juga mengatakan, tahun 2021 mereka mencapai Net Promoter Score (NPS) tertinggi di semua kategori produk dan pertumbuhan pendapatan berlipat ganda, menandai tahun pertamanya di titik profitabilitas. Anak usaha Ruangguru, yakni Skill Academy juga menjadi platform yang paling laris memfasilitasi program peningkatan kompetensi dari pemerintah dalam Kartu Pra-Kerja.

Dari tren pertumbuhan tersebut, akhirnya Ruangguru melakukan perekrutan besar-besaran, dengan harapan tetap bisa mempertahankan dan meningkatkan growth. Namun kondisi sosial dan ekonomi yang sangat dinamis pasca-pandemi, justru memberikan dampak yang kurang baik untuk “kesehatan” perusahaan.

Dua co-founder Ruangguru (Belva dan Iman) dalam keterangan resminya mengatakan:

“Di awal pandemi, layanan Ruangguru mengalami peningkatan permintaan yang besar yang berujung pada rekrutmen yang terlalu banyak dan terlalu cepat dalam dua tahun terakhir. Ditambah lagi, situasi ekonomi global belakangan ini memburuk secara drastis dan berada pada titik terendah dalam puluhan tahun terakhir, terlihat dari tingginya angka inflasi dan kenaikan suku bunga yang membuat iklim investasi dunia memburuk secara signifikan. Hal ini berdampak luas kepada komunitas startup teknologi global, termasuk kami di Ruangguru.”

“Teman-teman yang terdampak memperoleh pesangon, penghargaan masa kerja dan penggantian hak sesuai UU, perpanjangan asuransi dan gaji bulan terakhir bekerja dibayarkan penuh. Kami pun mengalokasikan tim rekruter Ruangguru khusus untuk memberikan dukungan pencarian perkerjaan, konsultasi psikologis, dan akses kelas pengembangan karier jika dibutuhkan.”

Baru peroleh pendanaan 800 miliar Rupiah

Menyusul pertumbuhan positif yang didapat satu tahun sebelumnya, pada pertengahan tahun 2021 lalu Ruangguru mengantongi pendanaan senilai $55 juta (lebih dari 800 miliar Rupiah) dipimpin Tiger Global Management. Putaran ini adalah lanjutan dari seri C yang diumumkan pada 2019 lalu, dipimpin oleh General Atlantic dan GGV Capital.

Secara valuasi, menurut sumber data yang kami dapat, saat ini kisarannya sudah mendekati status “unicorn”. Menjadikan Ruangguru startup pendidikan paling bernilai di negara ini.

Disampaikan lebih jauh dalam rilis pendanaan yang kami terima, dengan dengan peningkatan adopsi pembelajaran online yang dipercepat oleh pandemi Covid-19 global, Ruangguru telah mendorong pertumbuhan volume pengguna yang signifikan sepanjang tahun 2020.

Gerak lincah Ruangguru juga dimaksimalkan dengan ekspansi. Mereka masuk ke Thailand dengan memakai brand StartDee pada 2020, setelah hadir di Vietnam dengan brand KienGuru pada setahun sebelumnya.

Sesuaikan layanan

Turut disampaikan, langkah selanjutnya yang akan dilakukan Ruangguru adalah menggencarkan inovasi produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen pasca-pandemi. Salah satunya dengan fokus menyajikan hybrid learning memanfaatkan layanan aplikasi dan ruang belajar offline di Ruangguru Learning Centers. Saat ini tempat pembelajaran tersebut sudah memiliki 100+ cabang d berbagai kota.

Strategi serupa juga diterapkan rival Ruangguru, yakni Zenius. Setelah sempat melakukan layoff yang cukup masih pada Mei 2022 lalu, perusahaan mengatakan komitmennya untuk menghadirkan pembelajaran yang lebih sesuai dengan tren masyarakat saat ini. Salah satunya dengan mengoptimalkan jaringan Primagama yang tersebar di berbagai lapis kota.

Edtech memang cukup terakselerasi akibat pandemi. Namun adaptasi cepat yang dilakukan masyarakat kadang masih bersifat “prematur”. Transformasi yang harusnya dilakukan secara bertahap, dipaksa untuk diadopsi secara penuh. Akibatnya ada pengalaman belajar yang dirasa kurang, akibat gap yang belum bisa dijembatani — misalnya terkait kebiasaan belajar sampai terkait hal-hal teknis.

Di titik ini bukan berarti edtech dianggap tidak relevan lagi, melainkan harus mencari cara baru untuk menghadirkan pengalaman belajar yang lebih menyenangkan. Persis apa yang diyakini Belva dan Iman:

“Kami tetap sangat optimis dengan prospek dan posisi unik yang dimiliki oleh Ruangguru di sektor teknologi pendidikan di Indonesia […] Kami yakin dengan terus bekerja secara efektif dan efisien, kita akan keluar dari tantangan ekonomi global ini lebih kuat dan tangguh dari sebelumnya.”

Preemployment Cards and Opportunity for Edutech Startups to Validate Business

It is officially stated on the Employee Ministry’s site that the Preemployment Card is the government’s program for working competence development aimed at job seekers, layoff sufferers, or employees in need of skill improvements. Every cardholder will receive funds accordingly. It will be available to access any workshop/coaching through certain partners.

The notion is, as quoted from the official site, thee government partners with loads of digital startups as a place to “exchange” incentives through the Preemployment Card with various forms of coaching.

As the latest news arrived, the government is said to increase the budget for the Preemployment Card Program from Rp10 trillion to Rp20 trillion. The value added to each participant also increased to Rp3,550,000, including Rp1,000,000 available to disburse for the coaching session, Rp600,000 per month for 4 months as completing the coaching session, and Rp150,000 as employment survey incentives.

“The Preemployment Card is to train them for workplace. However, they have to complete some trainings. It’s not like unemployment benefit, but prepare them for job market,” Minister of Research & Technology / BRIN, Bambang Brodjonegoro said.

The participation of many digital platforms in the Preemployment Card development is quite freshening. First, the trust starts to grow, from the government to the citizens, and the transactions from participants can encourage business growth, improve the quality, and show off to the public.

An opportunity for edtech startups to validate business

MauBelajarApa and SkillAcademy, with Tokopedia, Bukalapak, Pintaria, SekolahMu, and Pijar Mahirm are some of the government’s selected platforms for the Preemployment Card program.

MauBelajarApa’s Founder, Jourdan Kamal told DailySocial, the Presidential Staff Office has contacted their team in the mid of last year. The government is said to be looking for a platform that provides training,  MauBelajarApa comes up because of their concept matches the needs of the government.

MauBelajarApa is an e-commerce-like online platform, especially for training for both online and offline.

Simply put, the agreement was made, the government and MauBelajarApa decided to collaborate and make MauBelajarApa one of the platforms where the beneficiary cards received their training.

“Furthermore, [the mechanism] is more for us to do business as usual. The only difference is the classes for Preemployment Card must be approved and curated by the government. Once it has been approved, the beneficiary cardholders will be directed to our landing page maubelajarapa.com/karturprakerja to join the approved classes,” Kamal said.

Currently, MauBelajarApa provides approximately 1000 classes each month, both offline and online, with a total of 20,000 users.

Meanwhile Ruangguru, a rising education technology startup, is also involved in providing training for the beneficiaries of the Preemployment Card through one of their services, Skill Academy. Slightly different from MauBelajarApa, Skill Academy offers a wide variety of choices online.

“The appointment and announcement of the Skill Academy as an official partner of the Preemployment Card program is a great honor for us. It has been our mission in Ruangguru to be able to facilitate access to lifelong education. Skill Academy is launched as a business unit in Ruangguru that focuses on helping professionals and potential employees to improve their skills in order to get relevant to the needs of today’s industry,” Ruangguru’s Co-Founder, Iman Usman said.

This is the right time for startups in the education sector to prove that they are ready to be the leading platform to improve the skills of the Indonesian people.

Other educational startups, for example those specifically focused on languages ​​such as Cakap and Bahaso, Hacktiv8 for technological solutions, and others can also take this opportunity.

With the number of beneficiaries reaching 5.6 million people, this could be the right time to contribute to the country while proving that edtech in Indonesia is qualified enough to be a learning choice.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Kartu Prakerja dan Kesempatan Startup Pendidikan Buktikan Diri

Di situs resmi Kemenaker disebutkan bahwa Kartu Prakerja merupakan program pemerintah untuk pengembangan kompetensi kerja yang ditujukan untuk para pencari kerja, pekerja yang terkena PHK, atau pekerja yang membutuhkan peningkatan kompetensi. Setiap pemegang kartu ini bakal disuntik dana secara bertahap. Dana ini nantinya harus digunakan untuk mengakses pelatihan melalui mitra yang ditunjuk.

Menariknya, dikutip dari situs resminya, pemerintah menggandeng banyak statup digital sebagai tempat untuk “menukarkan” insentif yang ada di dalam Kartu Prakerja dengan beragam bentuk pelatihan.

Kabar terbaru, pemerintah disebut akan menaikkan anggaran untuk Program Kartu Prakerja ini yang semula Rp10 triliun menjadi Rp20 triliun. Nilai manfaat yang diterima peserta juga meningkat, totalnya mencapai Rp3.550.000 dengan rincian Rp1.000.000 hanya bisa dicairkan untuk biaya pelatihan, Rp600.000 per bulan selama 4 bulan untuk insentif penuntasan pelatihan, dan Rp150.00 untuk insentif survei kebekerjaan.

“[Kartu] Prakerja itu menyiapkan mereka agar bisa masuk ke lapangan kerja. Tapi harus ikut pelatihan dulu. Jadi bukan unemployment benefit, tapi benar-benar menyiapkan orang ke pasar kerja,” terang Menristek / BRIN Bambang Brodjonegoro.

Keikutsertaan banyak platform digital di dalam pelaksanaan program Kartu Prakerja ini sedikit banyak membawa angin segar. Pertama perkara kepercayaan yang mulai tumbuh, mulai dari pemerintah dan perlahan-lahan ke masyarakat, dan yang kedua transaksi dari penerima manfaat ini bisa jadi momen yang tepat untuk mendorong pertumbuhan bisnis, memperbaiki kualitas dan show off untuk lebih dikenal dengan baik masyarakat luas.

Kesempatan startup edtech buktikan diri

MauBelajarApa dan Skill Academy, bersama dengan Tokopedia, Bukalapak, Pintaria, SekolahMu, dan Pijar Mahir, adalah platform yang dipilih pemerintah sebagai tempat para penerima manfaat Kartu Prakerja untuk memilih pelatihan yang mereka minati.

Founder MauBelajarApa Jourdan Kamal berkisah, pihaknya dihubungi Kantor Staff Presiden pada pertengahan tahun lalu. Pemerintah disebut mencari sebuah platform yang menyediakan pelatihan, MauBelajarApa menjadi salah satu yang dihubungi karena konsep yang diusung cocok dengan kebutuhan pemerintah.

MauBelajarApa merupakan platform online semacam e-commerce, khususnya untuk pelatihan, baik yang diselenggarakan secara online maupun offline.

Singkat cerita kesepakatan terjalin, pemerintah dan MauBelajarApa memutuskan untuk berkolaborasi dan menjadikan MauBelajarApa sebagai salah satu platform tempat para penerima manfaat Kartu Prakerja mendapatkan pelatihannya.

“Jadi [mekanismenya] lebih ke kita menjalankan bisnis seperti biasa saja. Cuma yang berbeda kelas-kelas yang buat Kartu Prakerja harus di-approve sama kurasi dulu oleh pemerintah. Jadi kalau sudah di-approve, nanti orang-orang pemegang Kartu Prakerja diarahin ke landing page maubelajarapa.com/karturprakerja untuk ikut kelas-kelas yang sudah di-approve tadi,” cerita Jourdan.

Saat ini MauBelajarApa menyediakan kurang lebih 1000 kelas tiap bulannya, dalam bentuk offline maupun online, dengan total pengguna 20.000.

Sementara itu Ruangguru, startup teknologi pendidikan yang sedang naik daun, juga terlibat dalam penyediaan pelatihan bagi penerima manfaat Kartu Prakerja ini melalui salah satu layanan mereka, Skill Academy. Sedikit berbeda dengan MauBelajarApa, Skill Academy menyediakan berbagai macam pilihan kursus dalam bentuk online.

“Penunjukan dan pengumuman Skill Academy sebagai mitra resmi Kartu Prakerja adalah kehormatan yang amat besar bagi kami. Sudah menjadi misi kami di Ruangguru untuk bisa memudahkan akses terhadap pendidikan seumur hidup. Skill Academy kami luncurkan sebagai unit usaha di Ruangguru yang fokus membantu profesional dan calon pekerja untuk bisa meningkatkan kompetensinya agar bisa relevan dengan kebutuhan industri saat ini,” ujar Co-Founder Ruangguru Iman Usman.

Ini adalah waktu yang tepat bagi startup di sektor pendidikan membuktikan bahwa mereka siap menjadi alternatif untuk meningkatkan keterampilan masyarakat di Indonesia.

Startup pendidikan lainnya, misalnya yang memiliki fokus khusus bahasa seperti Cakap dan Bahaso, Hacktiv8 untuk solusi teknologi, dan lainnya juga bisa mengambil kesempatan ini.

Dengan jumlah penerima manfaat mencapai 5.6 juta orang, hal ini bisa jadi waktu yang tepat untuk berkontribusi terhadap negara sambil membuktikan edtech di Indonesia sudah cukup mumpuni untuk jadi pilihan belajar.

Ruangguru Umumkan Terima Pendanaan Seri C Lebih dari 2 Triliun Rupiah

Startup edtech Ruangguru mengumumkan perolehan pendanaan seri C senilai $150 juta (lebih dari Rp2 triliun) dipimpin General Atlantic dan GGV Capital. Investor sebelumnya, EV Growth, UOB Venture Management dan sejumlah investor baru lainnya turut berpartisipasi dalam putaran ini.

Pendanaan ini diklaim sebagai salah satu terbesar untuk startup edtech di Asia Tenggara. Angka yang dikonfirmasi oleh pihak Ruangguru lebih besar dari yang dirumorkan sebelumnya, sebesar $100 juta.

Dari keterangan resmi disebutkan, pendanaan akan dimanfaatkan untuk pengembangan produk dan layanan untuk pasarnya di Indonesia dan Vietnam. Managing Director General Atlantic untuk Indonesia Ashish Saboo akan bergabung dalam jajaran komisaris di Ruangguru.

“Kami berkomitmen untuk mendukung perkembangan dunia pendidikan di Indonesia, termasuk dalam membantu pemerintah, guru-guru, dan orang tua dalam mengoptimalkan kegiatan belajar yang holistik dan membantu pelajar di Indonesia untuk menjadi lebih kooperatif secara global,” kata Saboo.

Co-Founder & CEO Ruangguru Belva Devara berharap kemitraan ini dapat membantu perusahaan untuk mencapai misinya yang ingin membangun perusahaan pendidikan yang berdampak sosial tinggi dan berkelanjutan.

“Kedua perusahaan investasi ini memiliki rekam jejak yang kuat dalam membantu pengusaha lainnya di dunia dalam mengembangkan bisnis di sektor pendidikan dan teknologi,” imbuh Belva.

Produk Ruangguru tidak hanya Ruangbelajar untuk pelajar SD, SMP, dan SMA, juga bimbingan belajar langsung dari aplikasi, jasa penyediaan guru les, materi pelatihan profesi dan keterampilan, dan platform manajemen belajar untuk perusahaan.

Co-Founder & CPO Ruangguru Iman Usman menambahkan, perusahaan berkomitmen untuk terus membangun kurikulum yang komprehensif dan menggunakan teknologi AI untuk memberikan pengalaman pembelajaran yang mudah dimengerti dan menyenangkan.

“Saat ini, 80% pengguna kami berada di luar Jakarta. Hal tersebut menunjukkan bahwa produk kami diterima secara luas dan terdistribusi secara efektif,” ujar dia.

Diklaim perusahaan memiliki 4 ribu karyawan dan memberikan akses untuk lebih dari 300 ribu guru privat. Adapun untuk jumlah pengguna disebutkan telah lebih dari 15 juta pengguna terdaftar.

General Atlantic dan GGV sebelumnya pernah berinvestasi untuk sejumlah startup edtech di berbagai belahan dunia. General Atlantic adalah salah satu investor dari startup Byju (India), Hotmart dan Arco (Brazil), Open Classrooms (Perancis), dan Little Golden Star (Tiongkok).

Sementara, GGV Capital adalah investor untuk FengBian, HuoHua, ZuoYebang, XiaoBu, LiuLiShuo (Tiongkok), dan Lambda School (Amerika Serikat).

Kiprah General Atlantic di Indonesia dimulai pada Desember 2018 dengan membuka kantor perwakilannya di Jakarta. Ruangguru adalah pendanaan lokal kedua yang diberikan perusahaan setelah MAP Boga Adiperkasa, perusahaan ritel yang mengoperasikan tujuh merek eksklusif di Indonesia.

Perusahaan ini juga tercatat menjadi investor untuk induk Shopee, Sea, dan Zimmerman, brand fesyen global untuk kalangan ekonomi atas.

Application Information Will Show Up Here

Ruangguru Hadir di Vietnam dengan Nama “Kien Guru”

Ruangguru resmi mengumumkan kehadirannya di luar Indonesia. Melalui akun Instagram pribadinya, Iman Usman memperkenalkan “Kien Guru” untuk dioperasikan di Vietnam.

Saat ini aplikasi dan situs Kien Guru sudah bisa diakses dalam bahasa setempat, baik aplikasi untuk pelajar maupun pendidik. Beberapa materi pembelajaran juga sudah digulirkan.

Iman turut menyebutkan bahwa Ruangguru sudah memilik ratusan anggota tim yang bakerja di Kien Guru, termasuk jumlah pengguna yang terus coba ditingkatkan dengan serangkaian acara promosi.

Vietnam dijadikan negara pertama tujuan ekspansi karena dinilai memiliki masalah yang sama seperti yang dihadapi Indonesia dan beberapa negara berkembang lainnya di bidang pendidikan. Berbekal sambutan positif dan pertumbuhan signifikan sejauh ini, Ruangguru berusaha mereplikasi layanannya dengan hadir di Vietnman.

“Ketika berkunjung ke sana, kita menyadari bahwa masalah pendidikan yang kita alami bukanlah persoalan yang ditemui di sini saja, tapi juga di negara-negara berkembang lainnya, seperti Vietnam. Persebaran guru yang tidak merata, gap yang besar antara kota besar dan kota kecil, minimnya akses terhadap konten yang berkualitas – cuma segelintir dari berbagai persoalan yang kita temui di sana. Semoga dengan hadirnya kita di sana, Ruangguru bisa ikut berkontribusi juga dan mulai menaruh bendera Indonesia di peta pendidikan dan perekonomian dunia,” tulis Iman dalam akun Instagram pribadinya.

Di Indonesia sendiri Ruangguru digadang menjadi salah satu bisnis rintisan yang segera meraih gelar unicorn.

Beberapa inovasi terbaru mereka antara lain RuangKerja yang disediakan untuk pegawai, Skill Academy yang menawarkan pembelajaran untuk meningkatkan skill di luar akademik dan Brain Academy, sebuah lembaga bimbel yang mengkombinasikan pendekatan offline dan online.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Miliki 15 Juta Pengguna, Ruangguru Siapkan Debut Ekspansi Ke Luar Negeri

Startup edtech Ruangguru tengah mempersiapkan diri untuk debut ke luar Indonesia tahun ini pasca merayakan hari jadinya yang kelima. Pencapaian  setahun terakhir memantapkan Ruangguru untuk ekspansi. Co-Founder dan CEO Ruangguru Belva Devara saat ini enggan membeberkan lebih jauh terkait rencana tersebut.

“Tahun ini akan keluar Indonesia, bentuknya akan jadi unit bisnis di bawah Ruangguru seperti produk lainnya. Tapi sudah [dipersiapkan], masih jadi rahasia,” katanya, Rabu (10/7).

Untuk mendukung rencana ini, dukungan dana segar sudah segera diumumkan. Kata Belva, nominal dana yang didapat perusahaan akan cukup besar. “Tahun ini akan ada [pengumuman funding] dan nilainya besar.”

Terakhir, Ruangguru mengumumkan pendanaan Seri B yang dipimpin UOB Venture Management dengan nominal dirahasiakan pada 2017.

Belva melanjutkan sejak setahun terakhir layanan Ruangguru cukup “meledak” dari segi awareness di kalangan orang tua. Tanpa menyebut angka detail, dia mengklaim pertumbuhan secara keseluruhan bisa mencapai 20 kali lipat. Pengguna tembus lebih dari 15 juta pelajar dan 300 ribu guru bergabung di seluruh Indonesia.

Menariknya, sekitar 70% penggunanya adalah pelajar yang belum pernah ikut les bimbingan belajar konvensional dan berasal dari kalangan menengah hingga ke bawah. Dari hasil survei internal, Ruangguru membandingkan pelajar dari sebelum dan setelah menggunakan aplikasi selama beberapa bulan, tanpa melihat latar belakang ekonomi keluarganya.

Di situ terlihat bahwa kenaikan nilai mereka rata-rata naik sampai 20 poin. Sebanyak 92% responden mengatakan nilai naik dalam tiga bulan setelah belajar lewat Ruangguru.

“Indonesia punya 52 juta pelajar. Sekarang kami 15 juta, berarti masih banyak yang belum pakai Ruangguru. Intinya, bagaimana caranya kami bisa capai 52 juta itu secepat mungkin. Makanya kami gencar promosi di TV, merekrut brand ambassador, agar semakin banyak orang tua dan anak tahu kami.”

Dari segi produk B2C makin variatif, seperti Ruangbelajar, Digital Bootcamp, Roboguru, Ruangles, Ruanglesonline, Ruangbaca dan sebagainya. Kualitas guru juga ditingkatkan, dengan merekrutnya lewat ajang pencarian. Alhasil, kini Ruangguru memiliki tenaga pengajar in-house yang berprestasi, lulusan universitas top dan pemenang olimpiade.

Menurutnya, kualitas guru ini sangat penting untuk menghasilkan konten yang berbobot tinggi. Tidak hanya melihat dari segi akademis, tapi bagaimana kemampuan guru dalam mengajar di depan kamera.

Pasalnya, mengajar depan kamera berbeda jauh dibandingkan di depan kelas. Mereka dituntut untuk interaktif, agar pelajar tidak mudah bosan. Kemampuan seperti ini tidak sepenuhnya dikuasai guru.

Ruangguru memiliki dua jenis kemitraan untuk guru. Konten video yang tayang di aplikasi itu sepenuhnya dibuat secara in-house oleh guru yang bekerja di Ruangguru. Jumlahnya diklaim ada ratusan. Adapun total karyawan Ruangguru telah berada di angka dua ribu orang.

Selain guru yang tampil di depan kamera, ada juga guru di belakangnya yang mempersiapkan seluruh konten. Mereka semua mendiskusikan seluruh topik pembelajaran dan bagaimana mengemasnya sampai akhirnya tayang.

“Ada juga yang sistemnya dibayar secara komisi, misalnya untuk produk Ruangles jadi kita bayarnya secaranya komisi. Jadi sistemnya tergantung program yang diambil oleh guru tersebut,” tambah CPO Ruangguru Iman Usman.

Lewat perekrutan masif untuk guru, perusahaan kini telah merevitalisasi konten video jadi lebih atraktif sejak 2018. Penambahannya bahkan diklaim sampai 5 kali lipat dari tahun sebelumnya. Diklaim Ruangguru telah memiliki puluhan ribu konten video dan catatan pelajaran. Produksi ribuan pertanyaan bank soal dan telah mencakup seluruh mata pelajaran dari kelas 1 sampai 12.

Ruangguru juga punya produk B2B bernama Ruangkerja untuk melatih kemampuan karyawan secara online. Belva menyebut platform tersebut telah dipakai beberapa institusi, seperti Nestle, Pertamina, Kemenperin, Kemenristekdikti, dan pemerintah daerah.

“Sebab semua perusahaan itu punya masalah yang sama, bagaimana mereka bisa meningkatkan kemampuan karyawan tanpa harus melepas mereka untuk sekolah di luar.”

Pengembangan fitur dan layanan baru

Aplikasi Ruangguru terus diperkaya dengan inovasi baru dan teknologi baru yang tujuannya untuk memperbaiki pengalaman belajar jadi lebih efektif. Belva menjelaskan, ada fitur Smart Recommendation yang secara otomatis mendeteksi kelemahan pelajar dan memberikan rekomendasi materi belajar yang dibutuhkan pelajar.

“Fitur ini yang membedakan kami dengan pemain sejenis. Sebelumnya, Ruangguru itu seperti perpus, punya apa saja materi yang dibutuhkan pelajar. Tapi sekarang ada sistem pintar yang bisa merekam apa yang mereka lakukan di aplikasi dan secara otomatis memberi rekomendasi agar belajarnya jadi lebih efektif.”

Fitur lainnya, Ruangguru Adventure, membuat pengalaman belajar terasa seperti bermain game. Pengguna akan memiliki avatar dan mereka dapat berlomba-lomba mengumpulkan poin setiap beraktivitas. Poin tersebut bisa ditukarkan dengan beragam digital items untuk mempercantik avatar.

Terakhir, fitur Social Learning untuk permudah pelajar berinteraksi dan berdiskusi mengenai pelajaran sekolah dengan pengguna lainnya. Disediakan juga Live Teaching yang bisa disaksikan lewat aplikasi.

“Fitur terakhir ini seperti Instagram Live, menyaksikan guru mengajar secara langsung dan siswa bisa langsung berinteraksi.”

Tampilan UI/UX aplikasi semakin disempurnakan dari waktu ke waktu. Iman juga merasa berbangga hati, bahwa aplikasi Ruangguru mendapat rating 4.7 dari 5.0 di Google Play Store. Menurutnya, untuk mendapatkan rating tersebut cukup sulit di Indonesia, apalagi buat aplikasi lokal.

Ruangguru tahun kemarin mendapat nominasi dari Google User’s Choice di jajaran aplikasi terbaik di Indonesia, bersanding dengan Tokopedia, Shopee, Gojek, dan Bukalapak.

Segera masuk ke program vokasi

Gayung bersambut pasca disahkannya PP Nomor 45 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas PP Nomor 94 Tahun 2010 tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan dalam Tahun Berjalan, Ruangguru akan memanfaatkan insentif ini dengan ikut menyeriusi program vokasi.

Belva mengatakan sebenarnya Ruangguru sudah dilibatkan oleh Presiden Joko Widodo sejak awal. Presiden ingin dorong apa yang bisa dilakukan Ruangguru untuk meningkatkan kualitas lulusan vokasi dengan teknologi.

Segmen ini dinilai lebih menantang karena kurikulumnya berbeda dengan apa yang biasanya mereka pakai dari Kemendikbud. Sehingga untuk membuat materi ajarnya, harus melihat dari berbagai sumber karena tujuan akhir dari vokasi adalah mempersiapkan pelajar SMK dan Politeknik agar siap kerja.

“Kami akan segera launch produk vokasi ini karena sekarang sudah jadi fokus kita juga. Sekarang kami perlu diskusi dengan pemain industri dan asosiasi untuk cari kurikulum yang benar-benar dibutuhkan,” tutup Belva.

Application Information Will Show Up Here

Sambut UN dan SBMPTN, Ruangguru Lakukan Peremajaan Tampilan dan Pembaruan Fitur

Dalam rangka menyambut hajat tahunan pendidikan seperti UN dan SBMPTN, startup edutech Ruangguru melakukan beberapa pembaruan. Selain konten pembelajaran yang disesuaikan dengan kurikulum, pihaknya juga merilis peremajaan tampilan dan menambahkan beberapa fitur baru.

SBMPTN dan UN tahun ini akan menggunakan jenis soal HOTS (Higher Order Thinking Skill). Untuk membantu siswa mempersiapkannya, materi belajar pada RuangBelajar telah disesuaikan, termasuk dengan prediksi soal-soal melalui fitur TryOut Online.

Untuk tampilan, Ruangguru hadir lebih fresh dengan berapa perubahan. Salah satunya difokuskan untuk layanan RuangBelajar. Fitur yang berisi materi pembelajaran itu akan dihadirkan di halaman utama setelah pengguna melengkapi informasi mengenai jenjang, kurikulum, dan mata pelajaran yang dikehendaki.

Ruangguru juga menghadirkan aplikasi RuangBelajar for Desktop. Dengan pilihan akses melalui desktop atau web, pengguna bisa belajar dengan menggunakan layar yang lebih besar.

RuangBelajar for Desktop

Dari segi konten, pihak Ruangguru juga menghadirkan analisis terkait topik dan pola soal yang muncul dalam SBMPTN terakhir. Inovasi ini diharapkan bisa memberikan prediksi bentuk soal seperti apa yang akan muncul di SBMPTN.

“Tim Ruangguru juga sudah menyiapkan berbgai analisa mengenai topik-topik serta pola soal-soal yang sering muncul di SBMPTN selama 10 tahun terakhir, contohnya di dalam Matematika Dasar topik barisan dan deret selalu keluar setiap tahun dan muncul 3 kali lipat lebih sering dari topik eksponen. Analisis seperti ini dapat dibaca di platform RuangBaca yang terdapat di dalam aplikasi Ruangguru,” tulis pihak Ruangguru dalam rilisnya.

Menarapkan AI untuk membantu belajar

Satu fitur baru yang diperkenalkan oleh Ruangguru adalah RoboGuru. Fitur ini diklaim sebagai inovasi Ruangguru yang memanfaatkan teknologi AI. Menggantikan peran buku kumpulan soal, RoboGuru dikembangkan untuk membantu siswa memecahkan permasalahan soal, lengkap dengan memberikan pemahaman ke siswa.

RoboGuru bekerja dengan membaca masukan dari pengguna berupa gambar soal. Selanjutnya sistem akan membaca soal dan membantu siswa memecahkan soal tersebut. Selanjutnya RoboGuru juga akan mencari soal yang relevan di database soal yang dimiliki Ruangguru untuk ditampilkan. Lengkap dengan jawaban dan langkah-langkah pengerjaan sehingga siswa bisa lebih memahami cara memecahkan soal-soal yang sejenis.

Langkah kerja RoboGuru

“[Dengan RoboGuru] Siswa tinggal foto saja soal-soal latihan UN & SBMPTN-nya, nanti RoboGuru secara otomatis akan memunculkan jawaban serta tahap menjawabnya hanya dalam waktu beberapa detik. Selain itu, juga akan ditampilkan soal-soal lain yang serupa dengan tipe soal yang difoto oleh siswa. Dengan sistem ini kita berharap belajarnya siswa bisa jadi lebih praktis Layanan ini juga bisa dicoba gratis sekarang,” terang Co-Founder Ruangguru Iman Usman.

Pertumbuhan di tahun 2018

Di tahun 2018 Ruangguru mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Data internal Ruangguru mencatat bahwa dalam kurun waktu 6 bulan terakhir mereka berhasil mendapatkan pertumbuhan hingga 20 kali lipat dengan total pengguna mencapai 10 juta peserta didik.

Selain itu aplikasi Ruangguru juga berhasil menjadi aplikasi paling populer untuk kategori pendidikan di Google Play. Ruangguru juga berhasil menjadi 3 posisi teratas untuk Google Play User’s Choice Award 2018.

“Kami di Ruangguru akan selalu berinovasi agar konten pendidikan bisa diakses dengan mudah dari seluruh penjuru negeri. Para pengguna bisa mengunduh dan update aplikasi Ruangguru versi terbaru di Google Play untuk merasakan sendiri pengalaman belajar yang berbeda dari Ruangguru,” terang CEO Ruangguru Belva Devara.

Application Information Will Show Up Here

Ruangguru Dapatkan Pendanaan Hibah dari Program MIT SOLVE

Ruangguru kembali mengumumkan perolehan dana hibah. Kali ini didapat dari program SOLVE. Program tersebut adalah inisiatif global dari kampus MIT untuk mendorong inovasi. Pemberian hibah diseleksi melalui ajang seleksi “SOLVE Challenge”. Hibah tersebut berasal dari Australian Department of Foreign Affairs and Trade dan Atlassian Foundation International.

Pendanaan ini merupakan lanjutan dari putaran pertama yang diberikan tahun lalu di New York. Ruangguru mendapatkan penghargaan lewat program “Ruangguru Digital Bootcamp”, ditujukan untuk membantu anak-anak putus sekolah agar dapat mengenyam pendidikan tambahan dan membantu mendapatkan pekerjaan layak. Saat pengumuman, Head of Atlassian Foundation, Mark Reading menyebutkan bahwa putaran kedua ini diberikan kepada tim yang mereka rasa bisa mengeksekusi rencana mereka dan menunjukkan peluang skalabilitas yang tinggi.

Sebelumnya di bulan yang sama tahun lalu, Ruangguru juga mengumumkan perolehan pendanaan hibah dari Ecosystem Accelerator Innovation Fund. Kala itu Ruangguru menjadi salah satu dari beberapa startup terpilih di wilayah Afrika dan Asia untuk penerimaan sejumlah dana hibah, bantuan teknis, dan kesempatan untuk bermitra dengan operator seluler rekanan Groupe Speciale Mobile Association.

“Kami sangat senang bisa dipercaya kembali oleh MIT SOLVE dan Atlassian Foundation untuk menerima dana hibah dan dukungan mentorship selama satu tahun ke depan. Hibah putaran pertama telah kami gunakan untuk melakukan pilot kepada hampir 600 pelajar. Kini kami sedang mengevaluasi hasil dari pilot tersebut,” sambut Co-Founder Ruangguru Iman Usman.

Iman memaparkan, hibah putaran kedua ini akan digunakan untuk mengembangkan konten terkait dengan basic employability skills dan kesiapan kerja. Harapannya agar dapat digunakan oleh para pelajar pengguna Ruangguru dan masyarakat luas untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengejar pekerjaan yang layak.

Ruangguru saat ini menginformasikan telah merangkul lebih dari 8 juta pengguna. Layanan Ruangguru mulai berkembang, tidak hanya menyediakan marketplace guru privat, tetapi juga mulai menyediakan produk berupa konten pembelajaran.

Di Ruangguru, dana hibah difokuskan untuk melancarkan kegiatan sosial terkait transformasi digital di bidang pendidikan. Untuk dukungan bisnis sendiri, pertengahan tahun 2017 Ruangguru membukukan pendanaan seri B dari UOB Venture Management.

Application Information Will Show Up Here

Ruangguru Tambah Produk Edukasi Premium “Ruangbelajar”

Startup edutech Ruangguru meluncurkan tambahan produk edukasi premium Ruangbelajar. Langkah tersebut menjadi strategi perusahaan untuk mendongkrak pendapatan bisnis yang berasal dari produk B2C.

Ruangbelajar adalah sarana belajar mandiri online melalui learning journey per sub topik yang terdiri dari video, kuis, rangkuman, latihan topik, dan catatan yang dapat diakses melalui aplikasi.

Selain mengumumkan produk baru, Ruangguru juga menghadirkan Ruangguru On-The-Go yang merupakan USB OTG berisi berbagai video untuk digunakan siswa tanpa kuota internet. Produk ini dijual secara bundling, rencananya akan hadir November 2017.

Untuk paket reguler, siswa perlu berlangganan produk Ruangbelajar secara tahunan. Sedangkan paket ekstra, merupakan gabungan dari USB dengan Digitalbootcamp, produk Ruangguru lainnya. Digitalbootcamp adalah grup belajar online se-Indonesia, maksimal dalam grup chat berisi 20 murid, satu tutor, dan satu konsultan.

“Ruangguru On-The-Go tidak bisa dibajak karena untuk mengaksesnya memerlukan akun pengguna yang sudah berlangganan secara setahun. Tinggal colok saja ke handphone, nanti bisa langsung digunakan siswa secara offline tanpa kuota,” Co-Founder dan CEO Ruangguru Belva Devara, Selasa (24/10).

Produk Ruangbelajar turut melengkapi layanan belajar Ruangguru lainnya, yaitu jasa pencarian guru privat, Ruangles; jasa konsultasi belajar privat online, Ruanglesonline; fasilitas tryout ujian, Ruanguji; dan grup belajar online se-Indonesia, Ruangguru Digitalbootcamp.

Co-Founder dan CPO Ruangguru Iman Usman melanjutkan peluncuran berbagai produk premium yang bersifat B2C ini adalah tindak lanjut  perusahaan dalam mendongkrak pendapatan bisnis. Kendati demikian, Iman enggan mengungkapkan pendapatan yang sudah diraup Ruangguru lewat produk premium.

Sejak tiga tahun berdiri, awalnya Ruangguru fokus membangun ekosistem yang diperuntukkan ke arah B2B dengan menggandeng pemerintah baik dari provinsi, maupun kabupaten dan kota. Tujuannya, Ruangguru ingin mengumpulkan data pendidikan sebanyak-banyaknya secara digital yang dapat digunakan pemerintah agar setiap keputusan yang diambil dapat tepat sasaran.

Ada tiga produk B2G yang dihadirkan Ruangguru khusus untuk pemerintah, yakni ruanguji, manajemen kelas yand dilengkapi bank soal, dan dashboard yang telah terintegrasi antara pemerintah dengan sekolah.

“Kami sediakan layanan gratis untuk pemerintah, tapi dari segi bisnis mengeluarkan produk premium untuk menghasilkan revenue. Kami tidak hanya menyampaikan impact tapi juga menghasilkan revenue yang membuat kami sustainable,” kata Usman.

Saat ini Ruangguru telah bermitra dengan 33 dari 34 pemerintah provinsi dan lebih dari 326 pemerintah kota dan kabupaten. Aplikasi Ruangguru telah digunakan lebih dari 4 juta orang. Satu-satunya provinsi yang belum bergabung adalah DKI Jakarta.