Gandeng Ramayana, Kredivo Perkuat Kehadiran Paylater di Ranah Offline

Kredivo mengumumkan kemitraan dengan Ramayana untuk menyediakan opsi pembayaran paylater di 101 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia. Strategi ini diambil melihat dari pertumbuhan pengguna paylater yang lebih tinggi berhasil tercatat dari kota lapis dua dan tiga yang berpotensi dapat garap.

Kemitraan ini dinilai menguntungkan kedua belah pihak dalam rangka mendorong pertumbuhan belanja offline lewat alternatif pembayaran digital yang fleksibel. Di saat bersamaan, integrasi layanan keuangan digital dan gerai fisik dari pelaku ritel semakin menjadi kunci peningkatan pertumbuhan ekonomi, terutama di kota lapis dua dan tiga. Ramayana sendiri merupakan peritel fesyen yang memiliki eksistensi baik di kota-kota tersebut.

Mengutip dari laporan “Unlocking The Next Wave of Digital Growth: Beyond Metropolitan Indonesia” yang diterbitkan oleh Alpha JWC Ventures, memprediksi kota lapis dua dan tiga akan menjadi penyumbang terbesar pendapatan per kapita di 2030 mendatang dengan kontribusi sebesar 49% hingga 51%. Kondisi ini didukung oleh paylater yang telah memperlihatkan potensi sebagai produk pembayaran digital yang dapat mendorong peningkatan inklusi keuangan di kota-kota tersebut.

Secara terpisah, mengutip dari survei yang diterbitkan dalam Fintech Report 2021, paylater menjadi produk favorit kedua (68,9%) setelah e-money (80,2%). Lebih tinggi dari pada cash loan (53,1), wealthtech (44,7%), dan fintech lending (38,3%). Hal tersebut juga ditengarai penetrasi kartu kredit yang masih minim, sementara kebutuhan metode pembayaran cicilan meningkat.

Didukung oleh data internal Kredivo, disebutkan bahwa pengguna paylater di area lapis dua dan tiga ini naik sebesar 52% pada semester I 2022 secara yoy. Para pengguna ini menggunakan limitnya paling banyak untuk belanja produk fesyen dengan posisi teratas (20,1%), kemudian disusul oleh produk makanan (18,3%), dan produk kesehatan (18,6%).

“Berkaca dari pengalaman kami melayani kebutuhan lebih dari 6 juta pengguna yang berada di berbagai belahan di Indonesia, kami percaya akan dampak besar yang bisa kita ciptakan melalui kolaborasi bersama Ramayana. Melalui jaringan kuat Ramayana, kami berharap upaya perluasan layanan kredit digital ini dapat mengakselerasi ekonomi daerah, khususnya geliat industri ritel fesyen di kota lapis dua dan tiga,” ucap VP Marketing & Communications Kredivo Indina Andamari dalam keterangan resmi, kemarin (25/8).

Pernyataan Indina turut didukung oleh perwakilan Ramayana yang diwakili oleh Alexander A. Tumbel selaku Head of Loyalty Program & Merchant Acquisition Division. Alexander bilang, komitmen perusahaan adalah selalu menyediakan produk fesyen berkualitas dan berinovasi sesuai dengan kebutuhan konsumen dan perubahan era. Oleh karenanya, meski sekarang sudah serba online, namun pengalaman belanja offline harus terus memberikan pengalaman baru.

“Integrasi online dan offline jadi kunci dan kami sebagai pemain terdepan di industri ritel Indonesia siap meningkatkan kenyamanan berbelanja pelanggan dengan menyediakan lebih banyak pilihan pembayaran yang inovatif seperti paylater. Kami optimis dengan kerja sama kami dengan Kredivo dapat menjadi pendorong tumbuhnya industri ritel di Indonesia,” paparnya.

Strategi omnichannel

Upaya Kredivo dalam mendorong transaksi dari merchant offline sebenarnya sudah dimulai sejak 2019. Namun, saat itu merchant-nya masih terbatas dan baru bisa digunakan untuk pengguna yang berdomisili di area Jabodetabek. Pengalaman yang ditawarkan sama persis saat belanja online, konsumen dapat membeli barang dan mencicilnya hingga 12 bulan dan bunga 2,6%. Selain Ramayana, sebelumnya perusahaan sudah bekerja sama dengan berbagai merchant, di antaranya MAP dan Alfamart.

Dari sekian banyak pemain paylater, masing-masing punya proporsi nilai unik yang dihadirkan untuk menarik penggunanya. Salah satunya melalui strategi omnichannel yang dilakukan oleh Atome. Diklaim, produk Atome sangat mudah diintegrasikan ke dalam point-of-sales fisik, situs web, atau bahkan aplikasi seluler. Beda dengan pemain lain yang biasanya pemain lain mungkin berfokus pada pembayaran bagi e-commerce. Akan tetapi, Atome juga mendukung mitra-mitranya secara offline.

“Untuk partner merchant yang kurang memiliki pengetahuan teknologi, kami menyediakan dukungan integrasi omnichannel melalui platform seperti Shopify, WooCommerce, dan penyedia layanan pembayaran lainnya untuk mendigitalkan dan mengarahkan trafik ke toko mereka,” terang General Manager Atome Indonesia Winardi Wijaya.

Bagi Atome, kegiatan kegiatan belanja offline masih memiliki peranan besar dalam keseluruhan transaksi di Asia, termasuk Indonesia. Belanja secara fisik dinilai tetap menjadi aktivitas sosial yang banyak diminati masyarakat — misalnya untuk mendapatkan pengalaman langsung melihat dan menyentuh produk sebelum membeli. Selain itu, model omnichannel juga dirasa makin dibutuhkan oleh pembeli muda masa kini untuk menghasilkan pengalaman belanja yang lebih fleksibel.

Produk Atome dapat secara gratis dinikmati, tanpa bunga yang berlaku untuk pembayaran tepat waktu. Perusahaan hanya mengenakan biaya admin sebesar Rp80 ribu dan hanya berlaku jika pembayaran terlewat. Dalam monetisasi, Atome membebankan tingkat diskonto pedagang (MDR) kepada merchant atas layanan yang dinikmati.

Application Information Will Show Up Here

Kredivo Bags 1.4 Trillion Rupiah Debt Funding from Victory Park Capital

The multi-finance startup Kredivo announced additional credit from a US-based investment company, Victory Park Capital Advisors, LLC (VPC) worth of $100 million (more than 1.4 trillion Rupiah). This is the VPC’s second time to top up with the same nominal for Kredivo, the first collaboration occurred in July 2020.

In a virtual press conference with media held by the company today (22/6), Kredivo Indonesia’s CEO, Umang Rustagi said that the funds will be fully channeled to Kredivo’s consumers in Indonesia in need for credit. The company plans to expand financing products beyond just cash loans and transactions on e-commerce platforms.

Positioned as a multi-finance company, Kredivo is preparing financing products for health, education, and vehicles. “The funds provided through this collaboration will be able to accelerate our business scale in 2021 and in the following years, also help achieve our target to serve 10 million customers in Indonesia by 2025,” Rustagi said.

Currently, Kredivo claims to have more than three million users in Indonesia. This number is equivalent to 40% of credit card users totaling 8 million people, after being deducted by an estimate that one person has more than one credit card.

“Kredivo’s consumer growth and disbursement needs in Indonesia are growing rapidly. Through our research, new users have been using the paylater for the past year,” Kredivo’s VP Marketing & Communications, Indina Andamari said.

Rustagi continued, VPC’s decision to top up credit at Kredivo was due to the large potential for the unbanked group in Indonesia. In addition, the company’s ability to maintain risk management and successfully become a sustainable business in the midst of a pandemic over the past year.

Separately, in an official statement, VPC’s Partner, Gordon Watson said, “We are very impressed with Kredivo’s resilience and business growth and are certainly very pleased to continue to strengthen our collaboration with Kredivo. The company represents a unique combination of growth, scale, risk management and financial inclusion in one of the world’s most attractive emerging markets.”

In addition to VPC, Kredivo has previously partnered with a number of local banks as institutional lenders, including Bank Permata with a value of IDR 1 trillion and Partners for Growth with a value of IDR 283 billion. Both institutions entered last year.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Kredivo Kembali Peroleh Pinjaman Kredit 1,4 Triliun Rupiah dari Victory Park Capital

Startup multifinance Kredivo kembali mengumumkan tambahan kredit dari perusahaan investasi asal Amerika Serikat, Victory Park Capital Advisors, LLC (VPC) sebesar $100 juta (lebih dari 1,4 triliun Rupiah). Ini kedua kalinya VPC melakukan top up dengan nominal yang sama untuk Kredivo, kerja sama pertama kali terjadi pada Juli 2020.

Dalam konferensi pers virtual bersama sejumlah media yang digelar perusahaan hari ini (22/6), CEO Kredivo Indonesia Umang Rustagi menyampaikan, dana tersebut akan disalurkan sepenuhnya ke konsumen Kredivo di Indonesia yang membutuhkan kredit dalam memenuhi kebutuhannya. Perusahaan berencana untuk memperluas produk pembiayaan tidak hanya sekadar pinjaman cepat (cash loan) dan transaksi di platform e-commerce saja.

Dengan status sebagai multifinance, Kredivo sedang mempersiapkan produk pembiayaan untuk kesehatan, pendidikan, dan kendaraan bermotor. “Dana yang tersedia melalui kerja sama ini akan mampu mengakselerasi skala bisnis kami pada 2021 dan tahun-tahun selanjutnya, juga membantu mencapai target kami untuk melayani 10 juta pelanggan di Indonesia pada 2025,” ujar Rustagi.

Saat ini Kredivo mengklaim telah memiliki lebih dari tiga juta pengguna di Indonesia. Angka tersebut setara dengan 40% pengguna kartu kredit yang berjumlah 8 juta orang, setelah dikurangi dengan diestimasi satu orang memiliki lebih dari satu kartu kredit.

“Pertumbuhan konsumen Kredivo dan kebutuhan disbursement di Indonesia sangat cepat. Dalam riset kami disampaikan pengguna baru menggunakan paylater itu satu tahun belakangan,” tambah VP Marketing & Communications Kredivo Indina Andamari.

Rustagi melanjutkan, keputusan VPC untuk melakukan top up kredit di Kredivo tak lain karena masih besarnya potensi kelompok unbankable di Indonesia. Serta, kemampuan perusahaan dalam menjaga manajemen risiko dan berhasil menjadi bisnis yang sustain di tengah pandemi selama setahun terakhir.

Secara terpisah dalam keterangan resmi, Partner VPC Gordon Watson mengatakan, “Kami sangat terkesan dengan resiliensi dan pertumbuhan bisnis Kredivo dan tentunya sangat senang dapat terus mempererat kerja sama kami dengan Kredivo. Perusahaan ini merepresentasikan kombinasi unik antara pertumbuhan, skala bisnis, manajemen risiko, dan inklusi keuangan di salah satu pasar berkembang paling atraktif di dunia.”

Selain VPC, sebelumnya Kredivo telah bermitra dengan sejumlah bank lokal sebagai lender institusi, di antaranya Bank Permata senilai Rp1 triliun dan Partners for Growth senilai Rp283 miliar. Keduanya masuk pada tahun lalu.

Application Information Will Show Up Here

Riset Kredivo: Opsi Paylater Makin Dipertimbangkan untuk Bayar Belanja Online

Riset Kredivo dan Katadata Insight Center (KIC) menunjukkan sebanyak 27% dari 3560 responden memanfaatkan metode pembayaran paylater saat berbelanja di platform e-commerce selama setahun lalu. Kendati, opsi pembayaran dengan dompet digital masih jadi pilihan utama responden.

Direktur Riset KIC Mulya Amri menjelaskan, dompet digital masih menjadi pilihan utama responden selama setahun terakhir. Namun jumlah pengguna paylater di platform e-commerce mulai meningkat. “Lebih dari 50% pengguna baru menggunakan paylater di e-commerce setahun terakhir atau saat pandemi corona,” ucapnya saat konferensi pers virtual, Rabu (9/6).

Ini adalah tahun kedua KIC dan Kredivo berkolaborasi membuat riset. Pada edisi kali ini “Perilaku Konsumen E-Commerce Indonesia 2021”, juga menganalisis perilaku pembayaran konsumen dan penggunaan paylater di tengah pandemi. KIC memanfaatkan data primer lebih dari 10 juta sampel transaksi dari enam pemain e-commerce terbesar Indonesia sepanjang 2020 dan hampir satu juta sampel pengguna Kredivo dari seluruh Indonesia yang dikumpulkan langsung oleh Kredivo.

Lebih lanjut, dari riset ini mayoritas responden menilai bahwa paylater merupakan alternatif kredit, namun dengan proses yang mudah. Berikut rinciannya:

Selain itu, dalam survei juga turut menanyakan sejauh mana pengetahuan responden terhadap produk paylater. Sebanyak 86% orang menyatakan sudah mengetahui dengan tingkat pengetahuan sedang. Bisa dikatakan, bahwa orang-orang sudah mulai tahu dengan konsep paylater, meski belum memanfaatkan produknya secara langsung. Ini bisa menjadi peluang yang bisa digarap para pemain paylater ke depannya.

Mulya turut menambahkan, hampir seluruh responden (71%) yang menggunakan paylater akan terus menggunakannya. Bahkan sebanyak 49% menyatakan akan meningkatkan penggunaannya.

Hasil riset ini dilakukan dengan melakukan survei online selama 26-30 Maret 2021. Responden mayoritas perempuan (64%), laki-laki (36%). Dari segi usia, sebanyak 68% responden adalah kelompok milenial atau 23-38 tahun. Kemudian, generasi Z (13-22 tahun) 16%, generasi X (39-54 tahun) 15%, dan baby boomer (55-70 tahun) 1%.

Sementara itu, dari sisi pengeluaran, sebanyak 36% responden memiliki pengeluaran Rp2 juta-Rp4 juta, 30% kurang dari Rp2 juta, 21% lebih dari Rp6 juta, dan 13% antara Rp4 juta-Rp6 juta.

Dari data primer Kredivo, KIC menganalisis mengenai Perilaku Konsumen E-Commerce Indonesia 2021. Ditemukan sejumlah temuan bahwa:

  1. Terjadi peningkatan rata-rata nilai transaksi secara konsisten di hampir semua kategori produk yang disebabkan oleh konsumen yang bergeser ke pembelanjaan secara online. Hal ini menunjukkan meningkatnya kepercayaan konsumen terhadap transaksi digital, walaupun distribusi belum merata di beberapa wilayah.
  1. Konsumen yang berusia lebih tua semakin nyaman berbelanja online. Di tengah dominasi gen Z dan milenial, generasi X (kelompok usia 36-45) mengalami peningkatan jumlah transaksi berbelanja online dari 13% pada 2019 menjadi 19% pada 2020.
  1. Pandemi ubah preferensi belanja konsumen saat bertransaksi online. Karena konsumen lebih banyak beraktivitas dari rumah, pandemi mendorong konsumen untuk membeli produk yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi belanja produk non-pokok. Ini terlihat dari penurunan volume transaksi produk fashion (30% di tahun 2019 menjadi 22% di tahun 2020) sedangkan terjadi peningkatan signifikan di kategori produk seperti peralatan rumah tangga, isi ulang pulsa dan voucher, serta makanan.
  1. Promosi dan festival belanja online masih efektif tarik konsumen untuk berbelanja. Hari Belanja Online Nasional (12.12) dan festival belanja tanggal kembar seperti 9.9 dan 11.11 terbukti masih efektif dalam menarik konsumen untuk berbelanja. Jumlah rata-rata transaksi pada tanggal 11.11 dan 12.12 tahun 2020 meningkat hingga 3 kali rata-rata transaksi harian tahun 2020.

“Riset yang dilakukan Kredivo bersama Katadata Insight Center tahun ini memperkuat kesimpulan kami bahwa adopsi e-commerce akan terus meningkat tiap tahunnya. Di samping meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap e-commerce, pandemi juga mendorong masyarakat untuk berpindah ke transaksi digital [..],” tandas VP Marketing & Communications Kredivo Indina Andamari.

Application Information Will Show Up Here

Induk Kredivo Perkenalkan Platform P2P Lending Kredifazz, Fokus ke Sektor Produktif

FinAccel, induk dari Kredivo, mengumumkan startup p2p lending bernama Kredifazz yang fokus pada sektor produktif. Manajemen FinAccel pun dirombak dan mulai berlaku efektif pada Januari 2021 mendatang.

Meski hadir lebih telat dari pemain lending lainnya di Indonesia, VP Marketing & Communication Kredivo Indina Andamari menjelaskan, pihaknya tetap optimis dapat bersaing karena Kredifazz sangat mengutamakan kualitas produk dan layanan, dan menjawab kebutuhan konsumen (consumer-centric). Terlebih lagi dengan ekosistem yang sudah dibangun Kredivo, dapat langsung dimanfaatkan Kredifazz agar lebih ekspansif.

“Sama halnya dengan Kredivo, Kredifazz memiliki user experience yang seamless sehingga pengguna dapat merasakan kenyamanan dalam mendapatkan pinjaman. Kredifazz tentunya akan memiliki keunggulan yang sama dengan Kredivo, yakni bunga yang rendah, proses registrasi online, dan jaminan keamanan setara dengan bank,” terang Indina kepada DailySocial, Senin (14/12).

Salah satu produk Kredifazz yang sudah bisa diakses oleh masyarakat adalah Klop, hasil kerja sama dengan Telkomsel. Telkomsel, melalui Telkomsel Mitra Inovasi (TMI) berinvestasi ke Kredivo pada tahun lalu. Menurut Indina, Klop adalah salah satu perwujudan sinergi antara kedua perusahaan untuk memperluas penetrasi kredit yang aman, nyaman, dan terjangkau melalui jaringan Telkomsel.

Sebagai informasi, Klop adalah pinjaman tunai yang khusus ditawarkan untuk pelanggan Telkomsel. Limit kredit yang diberikan maksimal Rp30 ribu dengan tenor 30 hari. Secara terbatas, Klop digulirkan untuk pelanggan Telkomsel yang berusia 18-60 tahun, berdomisili di Jabodetabek, Bandung dan Surabaya, dan berpenghasilan minimal Rp3 juta per bulan.

Limit tersebut dapat digunakan untuk berbelanja di lebih dari 350 merchant Kredivo dan memilih opsi pembayaran Kredifazz di halaman pembayaran di situs merchant. Tidak diketahui bunga yang dibebankan untuk setiap pinjaman.

Indina juga menuturkan, mengenai legalitas Kredifazz. Ia bilang, Kredifazz merupakan perubahan nama platform dari Kredivo, jadi tidak ada perubahan terhadap izin yang telah diperoleh sejak awal dan pencatatan telah dilakukan di OJK.

“Kredifazz saat ini berstatus terdaftar dan diawasi oleh OJK, sedangkan izin usaha p2p-nya sedang dalam proses pengurusan izin usaha dengan harapan dapat diperoleh segera.”

Sama seperti Kredivo sebelum berganti perizinan menjadi perusahaan pembiayaan, Kredifazz juga terbatas memanfaatkan dana dari lender institusi saja untuk penyaluran pembiayaannya. “Untuk siapa saja lender institusinya, saat ini masih belum kami infokan.”

Meski Klop bermain di segmen konsumtif, namun semangat Kredifazz adalah menyalurkan kredit produktif. Secara perlahan persentasenya akan meningkat dari 35% menjadi 50% pada dua tahun depan.

Rombak manajemen grup FinAccel

FinAccel - Management Structure

Bersamaan dengan itu, pekan lalu manajemen grup FinAccel merombak manajemen yang mulai efektif pada Januari 2021. Kredifazz nantinya dipimpin oleh Alie Tan, sebelumnya menjabat sebagai CTO grup FinAccel.

Umang Rustagi selaku CEO FinAccel akan menduduki sebagai CEO Kredivo, menggantikan Akshay Garg. Akshay sendiri akan mengemban tanggung jawab baru sebagai Group CEO FinAccel yang memayungi dua unit bisnisnya, PT Finaccel Finance Indonesia (Kredivo) dan PT Finaccel Teknologi Indonesia (Kredifazz).

Umang akan berkolaborasi dengan Valery Crottaz selaku COO dan Paramananda Setyawan sebagai Chief Data Officer (CDO) di Kredivo. Baik Umang dan Alie akan tetap memegang tanggung jawab di induk perusahaan sebagai Deputy CEO dan CTO grup FinAccel.

Perombakan ini diambil untuk membuat struktur manajemen yang lebih efektif dan efisien, sehingga target grup untuk melayani 10 juta pelanggan pada 2025 dapat terealisasi. Para petinggi di atas ini memberikan pernyataan gabungan terkait informasi ini dalam keterangan resmi.

Mereka bilang, “Kami bersyukur bisa meraih kesempatan sekali seumur hidup dalam perjalanan kami untuk memperluas akses keuangan bagi kalangan masyarakat under-banked dan under-served di Indonesia. Kini, baik Kredivo dan Kredifazz dapat fokus memperbesar skala bisnis, sementara grup FinAccel dapat terus bergerak dan mengeksplorasi berbagai inovasi di area lainnya.”

Application Information Will Show Up Here

Riset Kredivo: Tren Positif E-commerce Masih Berlanjut Sampai Masa Pandemi

E-commerce menjadi salah satu sektor digital yang menguat selama era pandemi ini. Platform kredit online Kredivo yang fokus di transaksi e-commerce turut mendapat pengaruh baik itu. Namun disampaikan oleh perwakilan perusahaan, pengaruh baik itu juga tak lepas dari capaian mereka di sepanjang 2019.

Untuk mendalami tren yang ada, Kredivo bekerja sama dengan Katadata Insight Center melakukan analisis data primer dari 10 juta lebih transaksi dari 1 juta pengguna Kredivo di enam e-commerce meliputi Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Lazada, Blibli, dan JD.ID sepanjang 2019.

Ada beberapa poin penting yang dikemukakan riset ini. Namun yang menjadi fokus utama dari riset ini adalah transaksi selama 2019 yang cukup kuat. Salah satu indikatornya adalah peningkatan transaksi hingga 22% dibanding rata-rata jumlah transaksi bulanan.

Direktur Riset Katadata Insight Center Mulya Amri menjelaskan bahwa dalam kurun setahun pengguna Kredivo menimbulkan pola belanja tertentu di e-commerce tiap bulan. Januari dan Februari menunjukkan transaksi mereka jauh di bawah rata-rata. Baru pada Mei kenaikan transaksi yang signifikan mulai terlihat.

Mulya menyebut hal itu tak lepas dari faktor hari raya Idulfitri, nilai transaksi pengguna di e-commerce naik signifikan. Turun di Juni, jumlah transaksi stabil naik dari Juli dan memuncak di Desember dengan yang mencapai 22% di atas rata-rata. Program Harbolnas 12.12 tahun lalu misalnya berhasil mendongkrak jumlah transaksi harian hingga lima kali lipat.

Perbandingan nilai transaksi e-commerce dalam momen-momen tertentu / Kredivo
Perbandingan nilai transaksi e-commerce dalam momen-momen tertentu / Kredivo

Temuan-temuan menarik perilaku konsumen e-commerce

Riset ini juga berhasil merekam temuan-temuan menarik terkait perilaku konsumen e-commerce yang menggunakan layanan Kredivo. Mulai dari temuan kelompok umur Generasi Z (18-25 tahun) dan Milenial (26-35 tahun) menghabiskan uang paling banyak dari pendapatannya untuk berbelanja di e-commerce masing-masing dengan rasio 4,7% dan 5,1%. Temuan ini berbanding lurus dengan literasi layanan digital yang lebih mapan di dua kelompok usia tersebut.

Dari aspek perilaku, riset ini mendapati pola-pola tertentu konsumen Kredivo berbelanja. Contohnya adalah jam tersibuk mereka untuk belanja adalah di sepanjang hari kerja dengan pengecualian Senin. Lalu jika dilihat lebih rinci lagi, jam makan siang dan jam makan malam hingga jelang tidur sebagai waktu paling ramai terjadinya transaksi di e-commerce. Sementara secara nilai transaksi, orang-orang lebih banyak mengeluarkan uang dalam satu transaksi pada akhir pekan.

Riset ini juga menemukan bahwa perempuan punya kecenderungan lebih sering belanja di e-commerce dalam setahun yang rata-rata bisa mencapai 26 kali. Namun laki-laki ternyata lebih murah hati merogoh koceknya saat berbelanja karena rata-rata nilai transaksi mereka lebih besar dari konsumen perempuan dengan Rp227.526 per transaksi.

Perbandingan jumlah transaksi e-commerce pengguna pria dan wanita / Kredivo
Perbandingan jumlah transaksi e-commerce pengguna laki-laki dan perempuan / Kredivo

Sementara dari sisi produk, kategori fesyen, kosmetik, dan gadget masih jadi primadona di kalangan pengguna Kredivo yang berbelanja di e-commerce. Produk fesyen dan kecantikan mendominasi secara jumlah transaksi yang mencapai 30% dan 16%, sementara produk gadget dan aksesorisnya mendominasi dengan angka 33% secara nilai transaksi.

General Manager Kredivo Lily Suriani mengatakan, pihaknya berniat memperluas tren positif di sejumlah kategori tersebut dengan memperluas jangkauannya yang saat ini sudah menggandeng lebih dari 300 merchant online khususnya di kategori fesyen. “Ada beberapa yang kita sedang tahap integrasi dengan pemain-pemain fashion besar. Tidak menutup kemungkinan juga dengan kategori lain yang punya nilai transaksi tinggi seperti gadget dan elektronik,” jelas Lily.

Ada sedikit pergeseran

Lily menyebut Kredivo memiliki hampir 2 juta pengguna saat ini. Ia mengklaim jumlah pengguna baru dan yang mengajukan kredit terus meningkat tak hanya di tahun lalu tapi juga hingga sekarang. Menurut Lily hal itu tak lepas dari penetrasi internet yang terus membaik di Indonesia serta kepercayaan konsumen dalam bertransaksi online yang terus meningkat baik dari frekuensinya maupun nilainya.

Head of Marketing & Alliances Kredivo Indina Andamari mengklaim capaian positif di tahun lalu itu masih terlihat setidaknya di satu semester 2020. Dari aspek perilaku konsumen menurut Indina hal itu masih terjaga. Namun ia juga mengakui bahwa ada pergeseran terutama dari besaran nominal yang dibelanjakan konsumen mengingat pandemi mengharuskan banyak orang memperketat bujetnya.

“Tapi memang ada pergeseran juga di pengeluaran mereka dengan kondisi ekonomi seperti sekarang yang banyak mengalami kesulitan ekonomi jadi secara nilai rata-rata agak menurun sedikit,” imbuh Indina.

Application Information Will Show Up Here

Kredivo Releases Cash Loan Product

Kredivo, a digital credit card startup, released a cash loan product to answer the high demand of loans at the end of the year. Kredivo targets in the q4 payment distribution to grow 50% bigger than the same period the previous year, without mentioning the exact number.

Indina Andamari, Kredivo‘s Head of Marketing, said this product has no special requirements. All users with an active accounts can use the product. They can also withdraw the limit to cash for various payment or shopping in more than 200 merchants partnered with Kredivo.

“We use big data and machine learning technology to value someone’s credit worth in real time for risk mitigation. In addition, we also have security system to evaluate users transaction, and effective billing process,” she explained to DailySocial.

Kredivo’s cash loan is available in two types, Mini and Jumbo. Mini allows users to borrow up to Rp3 million with 30 days tenor, and Jumbo has Rp30 million limit with 6 month tenor.

She explained, after the user claims a number and its tenor, cash will be disbursed instantly through the bank account within 10 minutes without collateral. It is said to be the first business model in Indonesia.

The interest rate is claimed to be the lowest among the others in market. Kredivo charges up to 2.95% per month, lower than competitors with 1% interest in average per day.

“Kredivo’s vision is to provide credit access to Indonesian millennials at the lowest possible cost. We are pleased to be capable to provide this product for our users at low cost, right when the end of the year’s demand increasing.”

Kredivo is currently available for users in Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Medan, Palembang, Semarang, and Denpasar. Kredivo has almost one million active users.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

 

Sambut Kebutuhan Akhir Tahun, Kredivo Rilis Produk Pinjaman Tunai

Kredivo, startup kartu kredit digital, merilis produk pinjaman tunai untuk menjawab permintaan pinjaman yang tinggi di akhir tahun. Pihak Kredivo menargetkan total penyaluran pembiayaan pada kuartal IV tahun ini bisa tumbuh 50% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, tanpa menyebut angka detailnya.

Head of Marketing Kredivo Indina Andamari mengatakan, produk ini tidak memiliki persyaratan khusus. Semua pengguna Kredivo yang telah memiliki akun aktif bisa memanfaatkan produk tersebut. Saat sudah terdaftar, pengguna bisa mencairkan limit yang mereka miliki sebagai dana tunai untuk membayar berbagai kebutuhan atau digunakan untuk belanja di lebih dari 200 merchant mitra Kredivo.

“Kami memanfaatkan big data dan teknologi machine learning untuk menilai kelayakan kredit seseorang secara real time untuk mitigasi risiko. Selain itu, kami juga memiliki sistem keamanan untuk mengevaluasi transaksi pengguna, juga proses penagihan yang efektif,” terangnya kepada DailySocial.

Pinjaman Tunai Kredivo tersedia dalam dua jenis, yakni Mini dan Jumbo. Mini memungkinkan pengguna untuk meminjam hingga Rp3juta dengan tenor 30 hari, sedangkan Jumbo memiliki limit hingga Rp30 juta dengan tenor 6 bulan.

Indina menjelaskan, setelah pengguna memilih jumlah dan jangka waktu pinjaman, dana akan dicairkan secara instan melalui rekening bank pengguna dalam kurun waktu 10 menit, tanpa ada jaminan yang diperlukan. Diklaim model bisnis ini merupakan yang pertama di Indonesia.

Bunga yang ditetapkan pun diklaim terendah dibandingkan pinjaman lain di pasar. Kredivo mengenakan bunga hingga 2,95% per bulan, lebih rendah dari kompetitor yang mengenakan bunga rata-rata 1% per hari.

“Visi Kredivo adalah untuk memberikan akses kredit kepada milenial Indonesia secara luas dengan biaya serendah mungkin. Kami senang dapat menyediakan produk ini bagi seluruh pengguna kami dengan biaya rendah, tepat saat kebutuhan akhir tahun meningkat.”

Saat ini Kredivo baru bisa melayani pengguna yang berdomisili di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Medan, Palembang, Semarang, dan Denpasar. Disebutkan Kredivo memiliki hampir satu juta pengguna aktif.

Application Information Will Show Up Here