Pesan Presiden Jokowi untuk Pemain Startup Lokal

Presiden Joko Widodo memberikan pesan singkat untuk startup lokal agar terus berinovasi secara agresif di dunia digital, mengingat internet memiliki peluang tanpa batas. Pesan ini ia sampaikan saat membuka acara konferensi IDByte 2017 hari ketiga, Kamis (28/9).

Berkat internet, kini setiap negara saling berlomba-lomba mengembangkan inovasi terbaru dan menjadi perusahaan skala global bernilai tinggi. Presiden mencontohkan, dari 12 perusahaan terbesar di dunia, delapan di antaranya adalah perusahaan teknologi seperti Alibaba, Tencent, Microsoft, Apple, Facebok, Samsung, Alphabet, dan sebagainya.

“Kita hidup di era keterbukaan, internet membuat kita jadi tak kenal batas. Dengan teknologi, telekomunikasi, dan konektivitas, orang dapat dengan mudah melakukan kegiatan sehari. Ini artinya, sebuah perusahaan internet bisa tembus jadi terbesar di dunia dalam waktu cepat. [Kesempatan yang sama] berlaku juga untuk startup lokal,” terang Presiden.

Startup Indonesia pun, menurutnya, memiliki kesempatan dan peluang yang besar untuk bisa maju ke ranah global. Hanya saja mau tak semua pihak mulai dari pemerintah, swasta, hingga pelaku harus fleksibel menerima perubahan teknologi.

Presiden pun menyarankan kepada pemain startup lokal untuk tidak membuat startup tandingan menghadapi Google ataupun Alibaba. Sebab, hal ini dinilai buang-buang energi. Untuk itu ia menyarankan agar perusahaan yang ada sekarang dimanfaatkan untuk membangun inovasi dalam negeri.

“Menurut saya, menurut bapak ibu dan saudara bisa berbeda, jangan coba-coba bikin Alibaba atau Google tandingan. Buat apa bikin lagi, menurut saya buang energi. Lebih baik manfaatkan mereka untuk mengembangkan inovasi baru karena bisa menjadi pasar tersendiri.”

Dorong inovasi dengan unsur lokal

Jokowi menambahkan, perusahaan raksasa tersebut tidak akan berarti apa-apa ketika ekspansi ke negara baru karena mereka akan terbentur dengan masalah keterbatasan praktisi untuk memahami tradisi lokal.

Apalagi di Indonesia, banyak kosakata daerah yang tidak mereka pahami. Konsep lokalisasi dalam hal ini menjadi kelebihan utama yang dikuasai startup lokal. Di luar Indonesia, salah satu startup lokal yang berhasil mendominasi negaranya sendiri adalah Flipkart, layanan e-commerce berasal dari India.

Kehadiran Flipkart, sambung Jokowi, membuat Amazon memutuskan untuk mengakuisisi startup penyedia pembayaran online Emvantage. Juga, perusahaan ritel dari India Shopper Stop untuk bersaing dengan Flipkart.

“Internet memang membuat jarak jadi tidak berarti. Tapi bukan berarti lokasi jadi tidak penting. Orang asing belum tentu paham dengan kata baper atau ndeso. Keterbatasan inilah yang jadi peluang lokal untuk terus berkembang.”

Salah satu startup lokal yang mengedepankan unsur lokal, disebut Jokowi adalah HijUp, layanan e-commerce khusus busana muslim. Startup tersebut dinilai mampu melayani seluruh konsumen di seluruh dunia dengan menjual produk asli Indonesia.

“Jadi apakah kita akan menyerah dengan raksasa global internet? Sama sekali tidak, kita tidak boleh pasrah. Kita perlu meng-Indonesia-kan produk lokal ke pasar internasional dengan platform global seperti Lazada dan Tokopedia. Sebab kekuatan kita itu ada di lokal.”

Dorong akselerasi dengan deregulasi aturan

Selain menekankan pesan kepada startup untuk terus berinovasi, Presiden menuturkan peran pemerintah adalah melakukan deregulasi aturan yang sifatnya mencekik dan mematikan inovasi. Aturan lama dinilai tidak sesuai dengan prinsip perusahaan itu sendiri, yang mana terlalu kaku dan tidak fleksibel.

Terlebih, startup memiliki risiko gagal yang tinggi. Sehingga startup tidak akan dapat tumbuh agresif bila mereka dikelilingi oleh aturan yang justru akan mematikan.

“Startup bisa tercekik karena aturan lama, makanya deregulasi itu penting. Banyak startup yang gagal salah satunya karena masalah aturan. Startup itu yang penting bisa bangkit lagi setelah jatuh,” pungkas Jokowi.

Alexander Rusli Mundur Sebagai Dirut Indosat Ooredoo

Alexander Rusli memutuskan tidak meneruskan masa jabatannya sebagai Direktur Utama dan CEO Indosat Ooredoo per hari ini, Selasa (26/9). Hingga Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada November 2017 mendatang yang akan mengesahkan penggantinya, Director and Chief Sales and Distribution Officer Joy Wahyudi akan menjalani tanggung jawab sebagai Direktur Utama dan CEO.

 

Sebelumnya, keputusan Alex untuk mundur dari jabatan sudah menjadi pemberitaan di berbagai media selama beberapa hari belakangan hingga akhirnya informasi resmi diumumkan ke media pada hari ini.

“Kami telah menerima pemberitahuan dari Direktur Utama dan CEO kami, Alexander Rusli, bahwa beliau memutuskan untuk tidak meneruskan masa jabatannya di Indosat. Selama lima tahun terakhir, Pak Alex telah memimpin Indosat melewati proses program transformasi yang menghasilkan pertumbuhan pendapatan yang signifikan dan laba bersih yang positif sebagai hasil dari pertumbuhan konsumen yang tinggi,” terang Komisaris Utama Indosat Ooredoo Waleed Mohamed Ebrahim Al-Sayed dalam keterangan resmi.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Alex atas kontribusinya yang amat berharga kepada Indosat Ooredoo dan mendoakan yang terbaik bagi kesuksesannya di masa yang akan datang,” sambungnya.

Alex pertama kali bergabung dengan Indosat pada Januari 2010 sebagai Komisaris Independen. Lalu ditunjuk menjadi Direktur Utama dan CEO pada dua tahun setelahnya, November 2012.

Penunjukkan Joy Wahjudi sebagai pengganti Alex, menurut Waleed, sudah dipersiapkan selama tiga tahun terakhir.

Selama Alex menjabat, Indosat melakukan berbagai transformasi dengan mengarah ke produk digital, mulai dari Cipika Play, Cipika Books, Dompetku, dan lainnya. Namun menjelang awal tahun ini, semua produk digital Indosat kecuali IMX ditutup. Indosat memutuskan kembali ke khitah dengan menjadi perusahaan operator telekomunikasi.

IWIC Kembali Digelar, Indosat Membuka API untuk Pengembang Lokal

Indosat Ooredoo Wireless Innovation Contest (IWIC) kembali diadakan untuk yang ke-11, kali ini mengangkat tema “Digital Nation”. Acara ini menantang generasi muda Indonesia untuk berkompetisi meciptakan invoasi dalam aplikasi yang bermanfaat untuk masyarakat di Indonesia dan di dunia.

Sejak tahun 2006, Indosat Ooredoo memang konsisten untuk merangsang minat generasi muda di dunia digital melalui beragam acara. Ajang kompetisi aplikasi mobile ini juga bertujuan memenuhi kebutuhan talenta digital di Indonesia di tengah tingginya tren penggunaan aplikasi online saat ini.

Kehadiran IWIC selama satu dekade ini secara konsisten telah mengumpulkan lebih dari 10.703 proposal ide dan aplikasi digital anak bangsa. Beberapa karya bahkan telah menjadi aplikasi komersial yang memudahkan masyarakat.

Indosat buka API untuk akses pengembang

Sebelumnya, di tahun ke-10 melalui tema #ChangeTheWorld, IWIC sudah mulai go-global untuk menunjukkan sikap pada dunia bahwa Indonesia tidak hanya sebagai negara pengguna, namun juga pembuat aplikasi mobile yang siap bersaing di kancah internasional. Semangat tersebut terus dipupuk, sehingga sampai tahun ke-11 ini pihaknya berkomitmen terus menumbuhkan dan menemukan minat generasi muda di dunia digital, untuk terus berinovasi memenuhi kebutuhan talenta digital Indonesia seiring dengan meningkatnya pengguna aplikasi mobile.

Presiden Direktur sekaligus CEO Indosat Ooredoo, Alexander Rusli, berharap dengan adanya kompetisi digital bagi para talenta muda akan sangat bermanfaat di kancah lokal maupun global. Alex menegaskan, komitmen Indosat ingin mewujudkan Indonesia Digital Nation.

“Di IWIC ke-11, kami sekaligus membuka akses pengembang aplikasi pelanggan melalui API (Aplication Programming Interface). Agar pengembang lebih mudah mengidentifikasi pelanggan dengan karakter tertentu. Kami berharap pembukaan API ini mendorong pertumbuhan aplikasi lokal,” ujar Alexander.

API yang disediakan dalam program Indosat Ooredoo ini diharapkan mampu memberikan akses lebih cepat terhadap sebuah aplikasi untuk dapat berinteraksi dengan pengguna –dalam hal ini pelanggan Indosat—secara langsung.

 

 

Meluncur di Indonesia, Aplikasi musical.ly Siapkan Strategi Monetisasi

Setelah generasi millennial sudah banyak dijadikan target pasar oleh berbagai layanan berbasis teknologi, ternyata masih ada generasi yang memiliki potensi untuk menjadi target pasar yang menguntungkan. Adalah generasi Z atau Gen-Z yang rata-rata lahir pada tahun 1996-2012, mulai dilirik oleh penyedia aplikasi hiburan secara global.

Salah satu aplikasi hiburan yang saat ini mulai mendapat perhatian besar dari sejumlah Gen-Z adalah musical.ly. Aplikasi media sosial yang berasal dari Tiongkok ini, kini meresmikan kehadirannya di Indonesia dan telah memiliki sekitar 200 juta pengguna secara global, dengan sebagian besar digunakan oleh remaja berusia 13 hingga 20 tahun (Gen Z).

Kepada media Country Manager musical.ly Indonesia Teguh Wicaksono mengungkapkan, peresmian tim musical.ly di Indonesia bertujuan untuk memudahkan lokalisasi semua konten sekaligus merangkul lebih banyak talenta muda dalam komunitas musical.ly.

“Sejak 6 bulan terakhir pengguna dari Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Bukan hanya memanfaatkan fitur dan filter menarik dari musical.ly, namun juga membangun komunitas yang makin besar jumlahnya,” kata Teguh.

Sekilas aplikasi musical.ly mirip dengan Vine yang sempat popular namun terpaksa tutup sekitar tahun 2016 lalu. Namun demikian untuk memberikan layanan lebih, musical.ly dilengkapi dengan konten musik yang beragam dari label musik lokal hingga Apple Music.

“Setiap hari kami mencatat sebanyak 12 juta video musik diciptakan per harinya, menjadikan musical.ly platform ideal untuk musisi mempromosikan musiknya kepada target pasar Gen-Z,” kata Teguh.

Fitur atau filter yang menjadi andalan dari musical.ly adalah transisi hingga video online untuk membuat, berbagi dan mencari konten sepanjang 60 detik. Untuk memberikan tampilan yang “clean” dan menarik, musical.ly baru saja melakukan pembaruan di halaman depan atau timeline milik pengguna.

“Dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan, musical.ly juga memiliki fitur untuk share ke media sosial lainnya, seperti Instagram dan Facebook, sesuai dengan kebutuhan pengguna,” kata Teguh.

Bakal melancarkan strategi monetisasi

Saat ini musical.ly belum melancarkan strategi monetisasi dan masih fokus kepada akuisisi pengguna atau yang lebih dikenal dengan “Muser” yang sebanyak 65% berasal dari kalangan Gen-Z. Sebagai platform yang menyediakan konten dan fitur menarik, musical.ly mengklaim telah berhasil menghasilkan content creator yang unik dan berbakat. Semua muser tersebut bisa diikuti oleh pengguna baru. Semakin banyak jumlah pengikut dari Top Muser tersebut, semakin besar kesempatan mereka untuk mendapatkan penawaran endorse dan lainnya.

“Di berbagai kesempatan para Top Muser tersebut kerap kami hadirkan sebagai perwakilan dari musical.ly. Bukan hanya dari Jakarta pengguna musical.ly juga beredar hingga ke Makassar, Balikpapan dan Bali,” kata Teguh.

Saat ini aplikasi musical.ly sudah bisa diunduh di App store, Google Play Store dan Amazon. Sementara untuk kolaborasi yang telah dilakukan dengan brand lokal di antaranya adalah dengan Ismaya Live, Global TV, Indosat Ooredoo untuk paket data terbaru dan label musik ternama seperti Warner Music Indonesia, Universal Indonesia dan Sony Music Indonesia untuk mempromosikan musisi lokal baru.

Application Information Will Show Up Here

Perkembangan Andalin, Ayoslide, dan Stylecation Setelah Ikuti Program Ideabox Batch Keempat

Tiga startup yang terpilih ke dalam batch keempat program akselerator Ideabox merayakan kelulusannya, kemarin (22/8). Ketiga startup tersebut ialah Andalin, Ayoslide, dan Stylecation. Mereka berhasil melalui mentoring 120 hari dan konsultasi intensif dengan pakar bisnis dari berbagai industri baik lokal maupun internasional. Kelulusan sekaligus menandai berakhirnya program akselerasi yang telah dimulai sejak April 2017.

Dalam sambutannya, Chief of New Business and Innovation Indosat Ooredoo Prashant Gokarn mengungkapkan pihaknya bangga dengan ketiga startup tersebut karena telah menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam keterampilan berbisnis dan kepemimpinan.

“Program ini telah membantu mereka membukakan pintu untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan bereputasi besar di bidangnya. [..] Indosat Ooredoo memiliki komitmen jangka panjang untuk tetap mendukung lulusan Ideabox melalui dukungan komersial ke market untuk mengembangkan bisnis masing-masing,” kata dia.

Founding Partner Kejora dan Managing Director Ideabox Andy Zain menambahkan, “Ukuran batch yang kecil ini membantu kami untuk lebih fokus pada kebutuhan individu setiap startup. Kami bekerja sangat dekat dengan para founder dan bekerja melalui iterasi produk mereka.”

Melalui dukungan sehari-hari, workshop, dan sesi mentoring memberi pengaruh dan dampak yang penting dalam pengembangan ketiga bisnis startup tersebut. Berikut adalah rangkumannya:

Andalin

Sebelumnya, Andalin adalah layanan integrasi satu pintu yang fokus pada kepabean untuk membantu usaha kecil hingga menengah. Layanan yang ditawarkan awalnya adalah air cargo, pengiriman kontainer skala kecil, dan custom handling.

Namun kini Andalin mengubah fokus bisnisnya untuk segmen usaha menengah ke atas dengan layanan pengiriman lewat angkutan udara dan laut, lisensi ekspor impor, dan custom handling.

“Setelah lalui banyak seminar, kami putuskan untuk redefine bisnis model. Kami juga menambah orang dari awalnya tiga co-founder, kini menjadi tujuh orang,” terang Co-Founder dan CEO Andalin Rifki Pratomo.

Andalin juga telah bekerja sama dengan perusahaan logistik, seperti Agility Logistics, BDP, DexTrans, JNE, Samudera Indonesia, dan Yusen Logistics. Lewat kerja sama tersebut, layanan Andalin kini dapat mencakup pengiriman untuk lebih dari 50 rute internasional. Beberapa pengguna Andalin di antaranya NutriFood dan Wings.

Beberapa inisiatif antara Andalin dan Indosat termasuk penawaran produk B2B kepada klien Indosat, affiliate partnership, dan lainnya.

“Tahun depan kami berencana untuk mengajukan lisensi pengiriman barang, trade finance integration, keanggotaan WCA, dan data mining & AI integration.”

Ayoslide

Ayoslide adalah plaform iklan marketing yang memberi insentif bagi konsumen melalui lockscreen ponsel, berupa koin virtual untuk ditukarkan ke berbagai hadiah.

Aplikasi Ayoslide sendiri baru hadir pada Maret 2017. Perkembangan Ayoslide sejak berdiri hingga lulus dari Ideabox berhasil mengakuisisi 100 ribu pelanggan organik terdaftar dalam empat bulan, meski pada April 2017 baru mendapat 5 ribu pengguna terdaftar.

“Selain itu aplikasi Ayoslide sudah di-click lebih dari 600 ribu kali, 1 juta impresi, dan sudah diunduh 120 ribu kali. Tim Ayoslide juga bertambah dari awalnya tiga orang menjadi enam orang,” terang Founder dan CEO Ayoslide Rizki Fitriana Sari.

Bersama Indosat, Ayoslide menyediakan ruang iklan untuk mengunduh aplikasi Indosat kepada para penggunanya, juga mengirim SMS blast.

Stylecation

Stylecation atau dulu lebih dikenal dengan Sevva, kini berganti model bisnis sekaligus nama startup. Sebelumnya Sevva adalah platform rental marketplace, memudahkan pengguna untuk sewa menyewa online berbagai macam produk. Sevva resmi berdiri Juni 2016.

Perusahaan akhirnya mengubah strategi bisnisnya menjadi fokus soal sewa menyewa baju dan fesyen yang telah diseleksi dari butik dan desainer.

“Perubahan model bisnis kami dimulai sejak Juli 2017 lalu. Kami memutuskan untuk mengganti fokus bisnis setelah kami mendapat berbagai arahan dari mentor,” ujar Co-Founder dan CEO Stylecation Erik Hormein.

Meski baru mengganti bisnis, Stylecation kini sudah memiliki lebih dari 200 desain baju terseleksi dengan foto berkualitas tinggi. Ke depannya Stylecation akan fokus menambah inventori mereka dari desainer dan butik ternama. Lokasi yang disasar tahun ini adalah Jabodetabek, sementara tahun depan akan mulai berekspansi ke Surabaya, Bandung, dan Bali.

Dalam presentasinya, Erik mengungkapkan hal pertama yang ia lakukan saat menjadi peserta Ideabox adalah merekrut orang hebat. Saat ini tim Stylecation bertambah jadi sembilan orang, dari awalnya empat orang.

“Setelah itu, kami banyak belajar untuk test fast and iterate, sebab ide itu hanya akan percuma jika tidak segera diaplikasikan,” pungkas Erik.

Persiapan Tiga Operator Telekomunikasi Indonesia Hadirkan Teknologi 5G

Operator telekomunikasi merupakan pihak yang paling menentukan arah dari pengembangan teknologi 5G di Indonesia. Kecepatan akses data yang tinggi teknologi 5G memungkinkan operator telekomunikasi untuk menciptakan inovasi dan layanan baru. Tak hanya di Indonesia, operator-operator di negara lain juga tengah berbenah untuk mengimplementasikan teknologi 5G.

“Verizon dan T-Mobile saat ini sudah melakukan uji coba teknologi 5G, mulai dari akan men-deploy layanan fixed network di 11 kota di AS hingga membangun jaringan 5G di seluruh kota di AS hingga tahun 2020 nanti,” kata VP Technology & System Telkomsel Ivan C Permana dalam sesi diskusi yang diselenggarakan MASTEL hari ini (15/8) di Jakarta.

Di Indonesia sendiri dukungan pemerintah untuk memperlancar pengembangan teknologi 5G sudah mulai diberikan. Di antaranya adalah uji coba di lokasi strategis untuk melihat kinerja dan potensi jaringan 5G di Indonesia hingga infrastruktur.

“Kerja sama dan dukungan dari pemerintah adalah menyediakan 5G outdoor trial, setelah dicoba bisa terukur potensinya. Dari situ bisa dicari teknologi apa yang bisa sesuai digunakan oleh operator, apakah uplink dan downlink dipisah semua bisa dilihat dari outdoor trial,” kata General Manager Network & IT Planning XL Axiata Hasanudin Farid.

Namun demikian yang perlu dipertimbangkan sebelum pemerintah Indonesia menerapkan teknologi 5G pada tahun 2019, apakah infrastruktur hingga faktor lainnya sudah siap, sehingga teknologi yang ada di 5G tidak akan terbuang percuma manfaatnya.

“Saya melihat 5G akan menawarkan sesuatu hal yang baru dan tentunya menjadi tantangan untuk operator menentukan bisnis model seperti apa yang di antisipasi,” kata Group Head Regulatory dan Government Relations Indosat Ooredoo Fajar Aji Suryawan.

Penambahan spektrum mempercepat pertumbuhan

Meskipun sempat mengalami proses yang cukup lama untuk teknologi 3G mulai diperkenalkan operator, tidak demikian halnya dengan 4G. Masyarakat mengadopsi teknologi 4G dalam waktu relatif cepat. Diperkirakan proses tersebut akan lebih mudah diterima untuk teknologi 5G.

“Saya melihat adopsi 5G lebih cepat sesuai dengan device yang dimiliki. Dari sisi use case, 5G memilik 3 anchor, yaitu extended mobile broadbandfixed wireless access dan industri critical application,” kata Hasanudin.

Tidak mudah bagi operator telekomunikasi untuk bisa menghadirkan konektivitas yang cepat menggunakan teknologi 5G. Untuk itu perluasan spektrum bakal menentukan kesuksesan implementasi teknologi ini di Indonesia.

“Untuk itu pemerintah harus mulai memperhatikan spektrum. Salah satu biaya yang dikeluarkan oleh operator adalah spectrum fee yang terbilang besar jumlahnya,” kata Fajar.

Tidak hanya kebebasan untuk memperluas masing-masing spektrum, ketersediaan juga harus diperhatikan pemerintah dan pihak operator telekomunikasi di Indonesia. Demikian juga dengan izin penempatan antena di berbagai titik strategis di Indonesia. Hal senada juga disampaikan perwakilan XL Axiata.

“Lebih ke arah regulasi izin spektrum dan lisensi mulai disiapkan. Sekarang saya lihat sudah antisipatif terutama dengan adanya forum 5G Indonesia. Agar nantinya engineer di operator bisa mencari tahu lebih banyak teknologi 5G ini,” kata Fajar.

Jika nantinya pengembangan dan proses adopsi mulai diimplementasikan operator, teknologi 5G dipercaya bakal meningkatkan inovasi Artificial intelligence, pengolahan big data analytics, Augmented reality (AR), Virtual Reality (VR), dan Internet of Things (IoT).

“Asia IoT Business Platform” Soroti Tiga Isu Industri “Internet of Things” di Indonesia

Asia IoT Business Platform yang diselenggarakan selama dua hari, tanggal 7-8 Agustus 2017 akan menyoroti isu utama dalam lanskap Internet of Things (IoT) di Indonesia. Di antaranya masalah mengenai biaya, infrastruktur, dan kebijakan. Selain itu, topik terkait industri, seperti perkembangan digital terbaru, tantangan, dan masalah yang dihadapi perusahaan dan organisasi di berbagai industri vertikal.

Lebih dari 400 eksekutif senior dan pemimpin IT dari Indonesia ikut serta dalam diskusi yang membangun pengetahuan dan jaringan bisnis strategis di wilayah tersebut. Tujuan akhir yang ingin disasar dari konferensi ini adalah mendorong seluruh industri untuk mengadopsi IoT lebih cepat seiring dimulainya transformasi digital, baik di kalangan pemerintah maupun swasta.

Director Asia IoT Business Platform Irza Suprapto mengatakan acara ini menjadi platform untuk para pemimpin industri dan IT dari berbagai sektor untuk berkompul dan ikut serta dalam diskusi. Dari pertemuan tersebut diharapkan dapat membuahkan kontribusi terhadap pertumbuhan pengetahuan dan pemahaman dalam industri.

“Ini salah satu langkah penting dalam mendorong transformasi digital di Indonesia, yang memungkinkan pemangku kepentngan untuk membawa masalah dan tantangan untuk mendapatkan jawabannya dari penyedia solusi dan vendor,” katanya Senin (7/8).

Division Head of IoT & Vertical Apps Solutions Indosat Ooredoo Hendra Sumiarsa menambahkan masih banyak konsumen yang masih beranggapan IoT sebagai teknologi dengan ongkos yang mahal. Menurutnya, hal ini terjadi karena proses edukasinya yang masih minim.

“Dari sisi pelanggan, bagaimana adopsi teknologi baru ini masih minim pengetahuannya. Ada yang bilang ini kompleks, tidak compatible, dan cost-nya tinggi. Ini harus di-address dengan cara yang benar. Edukasi yang cukup adalah kuncinya,” terang dia.

Minimnya edukasi, cukup tercermin dari hasil survei yang dilakukan Asia IoT Business Platform baru-baru ini terhadap pemimpin IT di ASEAN mengenai pandangannya mengenai IoT. Hasilnya ditemukan, sebanyak 73,3% perusahaan dan organisasi lokal saat ini sedang dalam proses eksplorasi atau menemukan solusi IoT yang mungkin untuk diimplementasikan.

Namun, hanya 7% yang melaporkan telah menerima keuntungan dari implementasi IoT berbentuk apapun dengan menyebutkan biaya, ketidakcocokan dengan sistem baru, dan kompleksitas sebagai tantangan terbesar.

“Memahami tantangan dan kekhawatiran pengguna, serta mampu menjawab tantangan adalah elemen penting yang dapat mendorong sekaligus mempertahankan tingkat adopsi IoT di sini,” terang Irza.

Dorong standarisasi jaringan dan lelang spektrum

Hendra melanjutkan bagi operator seluler, untuk mendukung percepatan implementasi IoT di Indonesia dibutuhkan kehadirannya jaringan khusus yang dialokasikan pemerintah. Sebab, pengembangan IoT membutuhkan jaringan khusus yang perlu menyesuaikan berdasarkan penggunaannya. Dia juga menekankan perlunya standarisasi jaringan.

“Karena IoT itu use case-nya berbeda-beda, maka dibutuhkan jaringan khusus. Oleh karena itu peran pemerintah yang kami paling butuhkan adalah membuat standarisasi dan spektrum,” terangnya.

Untuk sektor yang diperkirakan paling banyak diadopsi, menurut Hendra, secara berurutan adalah mobilitas, industri, ritel, utilitas, dan smart city.

“Empat sektor tersebut yang menurut kami bakal paling banyak menggunakan teknologi IoT untuk ke depannya di Indonesia,” pungkasnya.

Indosat Ooredoo Business Resmikan Platform IoT Manajemen Armada NextFleet

Indosat Ooredoo Business resmikan peluncuran platform internet of things (IoT) NextFleet sebagai solusi manajemen armada demi memudahkan korporasi untuk mengomptimalkan proses distribusi jadi lebih akurat dan aktual dengan menggunakan aplikasi mobile dan perangkat IoT.

NextFleet merupakan pengembangan produk vertikal lapis kedua dari platform IoT sebelumnya, yaitu NexThing, yang sudah lebih dulu diluncurkan pada akhir 2015. Peluncuran ini sekaligus menandakan ambisi Indosat Ooredoo untuk menjadi IoT platform leader di Indonesia pada tiga tahun mendatang.

“Dalam tiga tahun ke depan, kami akan memperkuat posisi sebagai preferred digital partner di Indonesia. Ini sudah kami lakukan sejak dua tahun lalu lewat peluncuran NexThing dengan fokus lebih ke smart city. Untuk vertikal produk kedua dari NexThing adalah NextFleet untuk solusi transportasi, logistik, dan distribusi. Ke depannya akan ada vertikal produk lainnya yang siap kami hadirkan,” terang Division Head of IoT & Vertical Apps Solutions Indosat Ooredoo Hendra Sumiarsa, Senin (7/8).

Kehadiran NextFleet, sambungnya, menjadi solusi yang ingin dihadirkan Indosat dalam mengatasi permasalahan tingginya ongkos logistik di Indonesia. Indosat melihat tingginya ongkos disebabkan 60% di antaranya dikontribusikan oleh transportasi. Selain itu, utilitas armada yang rendah karena sebanyak 50% kendaraan dalam perjalanan pulang berada dalam kondisi yang kosong.

Solusi yang dihadirkan pemain lainnya untuk mengatasi masalah tersebut diklaim kurang menjawab keadaan, lantaran fitur yang dihadirkan hanya sekadar GPS untuk melacak keberadaan barang.

Hendra mengklaim NextFleet sebagai solusi manajemen secara menyeluruh untuk konsumen karena adanya fitur aplikasi berbeda untuk tiga pihak yang terlibat dalam proses supply chain armada distribusi logistik. Mulai dari fleet manager, pengemudi, dan pelanggan. Ketiganya disebut sebagai Three Persona.

Three Persona menyebabkan ketiga pihak saling terintegrasi karena di dalam masing-masing aplikasi memiliki fitur yang berbeda dan dapat berbagi data. Hal ini memudahkan terjadinya kolaborasi dalam memantau armada dan proses distribusinya.

Kelebihan lainnya adalah Multi Point Destination dengan kemampuan melakukan aktivitas distribusi ke beberapa lokasi, memonitor posisi dan aktivitas secara aktual, dan dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan.

“Di samping itu, NextFleet juga menggunakan teknologi yang sudah kami kembangkan sebelumnya yakni Vehicle Telematics. NextFleet ini diperuntukkan untuk perusahaan yang bergerak di sektor logistik, supply chain, manufaktur, transportasi, dan ritel.”

Dapat dioperasikan di luar jaringan Indosat

Director and Chief Wholesale & Enterprise Officer Indosat Ooredoo Herfini Haryono menambahkan NextFleet menggunakan konsep telco agnostic, yang berarti dapat dijalankan di luar jaringan Indosat. Tidak mewajibkan konsumen untuk menjadi pelanggan Indosat terlebih dahulu dalam menikmati produknya.

Terlebih, dalam menghadirkan produk untuk korporasi konsep ini harus dipakai tidak lagi melihat operatornya. Selain itu, dapat mengurasi potensi terjadinya blank spot untuk daerah tertentu. Lantaran, masih ditemuinya jaringan Indosat yang masih lemah untuk beberapa titik, terutama di pedalaman.

“Meski telco agnostic, kami juga adakan versi bundling-nya, sehingga penggunaan paling ekonomis bila sekaligus menjadi pelanggan Indosat. Akan tetapi sebelumnya kami sudah bekerja sama dengan operator lainnya untuk produk korporasi dapat menggunakan dual SIM,,” terang Herfini.

Terkait efisiensi yang dapat dirasakan konsumen lewat NextFleet, Herfini memprediksi bahwa konsumen akan mendapat tambahan hemat antara 15%-20% dari produk ini.

“Dari layanan machine-to-machine (M2M), konsumen sudah bisa merasakan efisiensi. Akan tetapi dengan NextFleet, kira-kira mereka akan dapat tambahan efisiensi antara 15%-20%,” pungkasnya.

Ivosights Hadirkan Platform Digital Layanan Pelanggan

Saat ini ketika media sosial sudah menjadi media paling populer untuk konsumen menyampaikan keluhan, kritikan hingga hujatan tentunya menjadi pentng untuk brand menjaga nama baik tersebut. Media digital secara perlahan mulai menggantikan cara konvensional pelanggan melakukan interaksi langsung kepada brand. Melihat adanya perubahan tersebut, Ivosights kemudian hadir untuk memberikan solusi menyeluruh kepada perusahaan di Indonesia, dengan tiga engine andalan mereka.

Kepada media hari ini, CEO dan Co-founder Ivosights Elga Yulwardian mengungkapkan engine yang dimiliki oleh Ivosights mencakup layanan yang saat ini paling dibutuhkan oleh perusahaan besar hingga startup, yaitu Digital Monitoring Platform, Social Customer Care Platform, dan Automation Social CRM Platform.

“Dengan solusi end-to-end menjadikan Ivosights satu-satunya perusahaan lokal yang menyediakan tiga platform tersebut dalam satu rangkaian engine yang terintegrasi.”

Sekilas cara kerja Ivosights serupa dengan Zendesk yang banyak digunakan layanan e-commerce dan jasa di tanah air. Dari sisi fitur, Elga menegaskan Zendesk hanya bisa memberikan respon kepada komentar yang menyasar langsung kepada akun media sosial milik klien, sementara untuk Ivosights semua “mention” di media sosial bisa ditangkap memanfaatkan engine-nya.

“Tentunya penanganan dan waktu yang ditentukan oleh masing-masing perusahaan memiliki SOP yang berbeda. Ivosights hanya berfungsi untuk menghadirkan automation selanjutnya diarahkan kepada pihak terkait di perusahaan,” kata Elga.

Penanganan layanan pelanggan memanfaatkan digital

Belajar dari pengalaman bekerja di Indosat Ooredoo, Elga melihat saat ini makin banyak perusahaan yang memanfaatkan platform digital untuk penanganan media sosial mereka. Dengan memanfaatkan teknologi, perusahaan juga bisa melihat consumer behaviour dan melakukan pendekatan dengan cara yang tepat memanfaatkan channel yang ada.

“Misalnya jika perusahaan memiliki kampanye atau penawaran kepada pelanggannya, bisa dilakukan belajar dari kebiasaan pelanggan tersebut. Apakah lebih responsif ketika ditawarkan melalui Facebook, email atau SMS,” kata Elga.

Jika sebelumnya banyak perusahaan telekomunikasi, layanan e-commerce hingga perusahaan terkemuka memanfaatkan layanan call center untuk melayani pelanggan, kini dengan beragam pilihan layanan di Ivosights semua bisa dilakukan secara digital.

“Bukan hanya perusahaan hingga layanan e-commerce, pemerintah daerah dan pemerintah kota pun bisa langsung mengumpulkan feedback dan kritikan dari masyarakat umum memanfaatkan platform yang kami miliki,” tambah Elga.

Fitur lengkap dan harga kompetitif

Dari sisi harga Ivosights menawarkan harga yang kompetitif dan lumayan terjangkau, semua disesuaikan dengan keperluan dari masing-masing klien. Pilihan kustomisasi ini memudahkan pelanggan untuk melakukan engagement dengan pelanggan.

Ivosights yang saat ini telah memiliki klien dari perusahaan swasta, startup, layanan e-commerce hingga pemerintah daerah, mengklaim bisa membantu brand untuk memonitor adanya sentimen negatif yang datang di semua akun media sosial yang dimiliki perusahaan.

“Selain Indosat Ooredoo, klien kami saat ini adalah elevenia, Bukalapak, Bekraf, hingga Indolotte yang memanfaatkan outsource layanan pelanggan,” kata Elga.

Selanjutnya target Ivosights adalah mengembangkan layanan dan mempertajam layanan yang ada. Selain memperluas kerja sama dengan pemerintah daerah, salah satunya adalah Pemda Jawa Barat, Ivosights juga sedang melakukan proses ekstrak surat kabar menjadi digital yang nantinya bisa dimanfaatkan agensi kehumasan. Selain inbound services, Ivosights rencananya juga akan menghadirkan outbound services.

“Nantinya bukan hanya layanan pelanggan (CS) yaitu inbound services ke depannya Ivosights akan juga menyediakan layanan outbound yaitu omnisales atau penjualan langsung memanfaatkan teknologi digital,” tutup Elga.

DStour #27: Mengunjungi Kantor Pusat Indosat Ooredoo

Pasca melakukan rebranding, kantor pusat Indosat Ooredoo kini lebih dinamis dengan nuansa warna cerah. Dilengkapi dengan fasilitas lengkap seperti play room, game room hingga kafetaria, Indosat Ooredoo mengusung tema ruang kerja terbuka dengan ruang pertemuan kecil hingga besar.

Selain itu kantor Indosat Ooredoo juga memiliki klinik dokter umum hingga dokter gigi khusus untuk karyawan dan keluarga. Untuk pertemuan dalam skala yang lebih besar, kantor Indosat Ooredoo memiliki auditorium yang luas cukup untuk seluruh karyawan. Mengedepankan teknologi terkini, Indosat Ooredoo juga memiliki Digital Engagement Center.

Berikut kunjungan DailySocial di kantor pusat Indosat Ooredoo.