Lintasarta Umumkan 8 Startup Pemenang Appcelerate 2017

Perusahaan teknologi Lintasarta menuntaskan program Appcelerate 2017 dengan mengumumkan delapan startup sebagai pemenang dari tiap universitas mitra, yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Appcelerate kali ini cukup berbeda dengan tahun sebelumnya yang hanya menggandeng ITB. Kali ini Appcelerate diselenggarakan lebih luas, menggandeng tiga universitas besar di Indonesia.

Appcelerate adalah program CSR yang diadakan Lintasarta sejak tahun lalu sebagai ajang pembuatan rencana bisnis dalam bentuk inovasi produk atau aplikasi digital. Produk yang dihasilkan harus memiliki nilai bisnis dan dapat diterapkan untuk mendukung berbagai sektor industri finansial, migas, plantation, manufaktur, kesehatan, logistik, transportasi, maritim, dan smart city.

“Kami akan terus lanjutkan [program Appcelerate] sebagai salah satu cara kami dalam membentuk ekosistem, termasuk bagian dari transformasi Lintasarta menjadi pemain ICT terkemuka di 2020,” ucap IT Services Director Lintasarta Arya N Soemali, Rabu (6/12).

Para pemenang startup dari UGM terdiri dari Pijar (psikologi online), Pasienia (komunitas pasien), dan Iwak (distribusi logistik perikanan). Sementara dari ITB ada Halofina (asisten keuangan pribadi dan SMW), Cityplan (platform untuk urban planning), dan Ready Doc (CRM untuk dokter dan klinik). Dari ITS ada Siguri (perangkat keamanan terintegrasi) dan Nelbi (perangkat listrik pintar).

Delapan startup ini terpilih setelah mengikuti masa inkubasi dan akselerasi selama tiga bulan (selama Agustus hingga Oktober 2017) di universitasnya masing-masing, bersama finalis lainnya. Selama masa inkubasi, para startup mendapat mentoring, bimbingan pengembangan produk dan bisnis melalui berbagai program yang melibatkan jajaran direksi Lintasarta.

Mereka mendapat penilaian terbaik dari dewan juri mengalahkan kandidat lainnya, dinilai memenuhi kategori problem solving, usefulness, memiliki nilai komersial, dan nilai bisnis. Dewan juri terdiri dari jajaran direksi, general manager Lintasarta, serta pimpinan inkubator bisnis dari tiga universitas.

Dari delapan startup, diambil tiga terbaik dari masing-masing universitas. Pijar, Halofina, dan Siguri akan mendapat dukungan pengembangan bisnis dan kerja sama dengan Lintasarta untuk masuk ke pasar B2B.

“Kita akan lihat nanti dalam titik tertentu bakal ada evaluasi karena mereka tidak bisa langsung mandiri. Kami akan terus bimbing mereka sampai nanti besar, baru nanti akan bicara dengan konteks komersial. Nanti akan ada bagi-bagi revenue.”

Untuk tahun depan, Arya menuturkan pihaknya akan terus mengundang lebih banyak universitas sebagaimana semangat perusahaan untuk memperluas kesempatan kepada anak muda.

Salah satu pemenang Appcelerator 2016 yang sudah menandatangani kerja sama B2B dengan Lintasarta adalah Kazee (sebelumnya bernama CHARM), sebuah platform untuk analisis berbagai media.

Mimpi Visio Incubator Mendukung Ekosistem Startup Sumatra Barat

Masih minimnya inovasi dan semangat anak muda di Pulau Sumatra untuk membangun perusahaan rintisan berbasis digital, merupakan salah satu alasan mengapa pada akhirnya Visio Incubator didirikan.

Kepada DailySocial, Co-Founder dan CEO Visio Incubator Hendriko Firman mengungkapkan kehadiran Visio Incubator diharapkan bisa memancing lebih banyak startup baru di pulau Sumatra, meskipun untuk saat ini masih fokus kepada startup yang berada di kawasan Sumatra Barat (Sumbar).

“Kenapa di Sumatra Barat, karena kita berdomisili di Sumbar dan masih ingin dekat dengan keluarga dan ingin melihat dulu awal proses kerja inkubator, which is not [as] costly seperti di Jakarta.”

“Sistem kita kan inkubasi, jadi batch pertama kita sudah selesai inkubasi 3 bulan di Padang dan berakhir Juli 2017. Nah untuk startup yang kita inkubasi sebelumnya mereka bisa di mana saja mengoperasikan startup,” kata Hendriko.

Mulai tumbuhnya ekosistem startup di Sumbar

Visio Incubator sendiri saat ini masih berbasis di kota Padang Sumbar dan berkantor di Kubik Workingspace. Hingga kini program inkubator Visio Incobator telah memiliki 27 startup dengan 84 Founder.

“Saat ini kita telah mengerjakan batch pertama inkubasi, sprintcubator, hackathon, demo day, dan Startup Padang Lab,” kata Hendriko.

Secara perlahan ekosistem startup di Sumbar diklaim mulai tumbuh. Dari data yang ada tercatat sudah mulai banyak universitas yang secara khusus memberikan edukasi soal Teknik Informatika kepada talenta muda di Sumbar. Selain mendukung tumbuhnya talenta muda dalam bidang TI, di Sumbar saat ini juga banyak hadir komunitas startup yang berisikan para startup enthusiast sekaligus angel investor asli Minang.

“Sedikitnya sudah ada 10 kampus yang fokus kepada pengajaran jurusan S1 TI di Sumbar. Sementara untuk komunitas kami memiliki komuntas Android Padang, komunitas Android minang, komunitas Neo-Telemetri, dan relawan TIK,” kata Hendriko.

Untuk memberikan edukasi dan pengalaman berharga kepada pendiri startup yang bergabung dalan program inkubator, Visio Incubator juga menjalin kemitraan dengan 10 profesional dan pakar teknologi, salah satunya adalah dengan Software Engineer lulusan Universitas Carnegie Mellon Amerika Serikat, Imre Nagi.

Rencana ekspansi ke Jakarta

Setelah menggelar kegiatan dan program inkubasi batch pertama di Sumbar, Visio Incubator juga sudah membuka pendaftaran batch kedua program inkubator di Jakarta. Tidak hanya fokus kepada startup asal Sumatra, Visio Incubator juga mengajak startup lainnya di seluruh Indonesia untuk bergabung.

“Kenapa tidak memulai langsung di Jakarta, karena perhitungan A/B test dari kita. Sekarang kita sudah tahu proses kerja inkubator di lapangan dan sudah saatnya pindah ke Jakarta karena lebih mudah menjaring startup, bertemu stakeholder, dan bergaul dengan ekosistem yang selangkah lebih maju,” kata Hendriko.

Meskipun mengklaim telah memiliki komunitas yang cukup dan minat angel investor di Sumbar, namun secara keseluruhan belum membantu Visio Incubator mengakselerasi pembangunan ekosistem startup di Sumbar. Untuk meneruskan pekerjaan di Sumbar nantinya akan ditempatkan Managing Director yang bertanggung jawab mengelola dan memperluas komunitas di Sumatra Barat. Diharapkan hingga tahun 2020 nanti Visio Incubator bisa merangkul sebanyak 500 startup dalam program inkubatornya.

Daftar Program Inkubator dan Akselerator Startup Indonesia

Program akselerator dan inkubator memang sangat lekat dengan dunia startup. Kendati keduanya memiliki misi yang sama –yakni memperlancar laju startup—namun terdapat perbedaan antara akselerator dan inkubator. Secara umum perbedaan akselerator dan inkubator ialah pada jangkauannya.

Akselerator mencoba mempercepat atau mengakselerasi laju bisnis startup yang sudah berjalan. Bisanya dengan memberikan investasi, pendampingan ataupun konsultasi. Sedangkan inkubator lebih kepada proses pembinaan pada startup di tahap awal, mulai dari mematangkan model bisnis, konsep produk hingga pangsa pasar. Jadi dapat dikatakan bahwa untuk sebuah startup prosesnya adalah membentuk tim, mengikuti program inkubator lalu mematangkan bisnis melalui program akselerator.

Di Indonesia, saat ini sudah mulai banyak program inkubator dan akselerator startup. Mulai yang dikelola oleh perusahaan modal ventura, korporasi hingga pemerintah. Berikut daftar program inkubator dan akselerator yang dapat diikuti oleh startup Indonesia. Untuk program inkubator ditandai dengan (i), sedangkan program akselerator ditandai dengan (a).

1000 Startup (i)

Diinisiasi oleh Kominfo dan Kibar, program inkubasi ini terbagi menjadi lima fase, yakni Ignition penanaman pola pikir kewirausahaan, Workshop pembekalan keahlian dasar startup, Hacksprint pembentukan tim untuk membuat prototipe, Bootcamp pembinaan bersama mentor, dan Incubation pembinaan lanjutan hingga siap diluncurkan. Ditargetkan tahun 2020 akan tercetak sebanyak 1000 startup yang menjadi solusi atas berbagai masalah dengan memanfaatkan teknologi digital.

Diadakan di berbagai kota, kegiatan ini menjadi sebuah jembatan bagi individu yang berminat mengembangkan karier di dunia kewirausahaan digital. Pasalnya jika dirunut dari awal hingga akhir, kegiatan yang ada dalam Gerakan Nasional 1000 Startup ini memang mempersiapkan talenta dari nol, hingga siap untuk menjadi bagian dari ekosistem startup digital di tanah air. Hingga saat ini program 1000 startup masih terus berjalan dan membuka kesempatan kepada semua anak muda di Indonesia.

Alpha Startup (a)

Program ini akselerasi ini merupakan hasil kemitraan strategis antara 1337 (Leet) Ventures, Convergence Ventures, Baidu Indonesia, dan Gobi Partners. Batch pertama program ini sudah dimulai sejak pertengahan tahun 2016 lalu. Tidak ada spesifikasi khusus untuk kategori startup yang dapat masuk ke program ini. Alpha Startup juga memberikan fasilitas berupa program bimbingan dan beragam fasilitas, termasuk ruang bekerja, fasilitas pendukung produktivitas dari AWS, dan juga suntikan investasi senilai Rp 325 juta.

Namun sejatinya jika melihat materi yang disampaikan, Alpha Startup ini masuk dalam skala pre-accelerator. Mereka berada di antara startup yang sudah memiliki ide namun sedang tahap validasi. Proses pembinaan di dalamnya membantu startup melakukan validasi, terkait produk dan pangsa pasar. Bahkan salah satu outcome yang dihasilkan dari program ini ialah pematangan MVP (Minimum Viable Product).

Bekraf for Pre-Startup (i)

Bekraf for Pre-Startup (BEKUP) adalah program yang dirancang khusus untuk mematangkan integrasi ekosistem startup dari hulu sampai ke hilir, yaitu pematangan calon-calon sumber daya manusia yang akan membangun startup di tanah air. Kegiatannya berupa workshop, baik terkait manajemen bisnis maupun teknis pengembangan produk. Program BEKUP lebih cocok ditempatkan pada fase pre-incubation, pasalnya kegiatan ini memfokuskan pada pembinaan individu dari 0, hingga pembentukan tim yang siap untuk masuk tahap inkubasi awal.

Tidak melepas begitu saja startup pemula yang menjadi lulusan di program ini, melainkan BEKUP menghubungkannya dengan kanal inkubasi lanjutan melalui koneksi Bekraf. Termasuk membawa startup pemula yang dilahirkan ke dalam program inkubator dan akselerator lain yang telah bekerja sama dengan Bekraf.

BNV Labs (i)

BNV Labs didirikan oleh Bank Bukopin bekerja sama dengan Kibar. Program tersebut terfokus kepada tiga elemen utama, yaitu pembentukan tim terbaik, melancarkan program inkubasi dan memfasilitasi co-working space yang berfungsi sebagai wadah bagi pelaku startup berinovasi. Fokusnya ialah untuk startup pada sektor finansial (fintech). Beberapa kegiatan pengembangan startup termasuk menghubungkan peserta terhadap ekosistem kewirausahaan digital, membuka akses pasar, dukungan bisnis, pembinaan, juga pengembangan kapasitas pelaku di dalamnya.

Founder Institute (a)

Masuk ke dalam kategori pre-accelerator, program ini sebenarnya bersifat global, namun demikian sudah ada di Indonesia dalam Jakarta Founder Institute (JFI). Founder Institute menyajikan program pelatihan yang berjalan selama empat bulan per batch-nya. Sesuai namanya, program ini melatih founder baru untuk membentuk generasi terbaik di perusahaan. Program ini memfasilitasi sesi mingguan yang diisi dengan mentor berpengalaman di bidangnya untuk membantu para founder mengembangkan dan meluncurkan bisnis mereka.

Di Indonesia, JFI didukung oleh berbagai mitra, mulai dari Indosat Ooredoo, Baidu, Kejora, Mountain Partners, Bakti Barito, dan lainnya. Beberapa kurikulum yang diajarkan termasuk bagaimana memvalidasi visi dan ide, riset dan pengembangan konsumen, penentuan model bisnis, pengembangan produk, branding hingga pendanaan.

Global Entrepreneurship Program Indonesia (i)

Dimulai sejak awal tahun 2011, Global Entrepreneurship Program Indonesia (GEPI) telah didukung oleh pemimpin bisnis terkemuka di Indonesia. Program ini memiliki visi untuk mengkatalisis strategi kewirausahaan Indonesia dengan bekerja sama dengan program yang ada dan menghubungkan calon pengusaha Indonesia dengan perkembangan global dan prospek investasi.

GEPI juga merupakan bagian dari inisiatif global yang lebih luas yang disebut Global Entrepreneurship Program (GEP), yang tumbuh dari sebuah inisiatif Presiden Obama dan sekarang menjadi program inti di Departemen Luar Negeri AS, untuk mempromosikan kewirausahaan sebagai sebuah pilar utama pembangunan ekonomi di antara negara-negara berkembang. Saat ini di Indonesia beberapa mitra strategis dengan beberapa mitra seperti ANGIN.

GnB Accelerator (a)

Ini merupakan program akselerasi kerja sama antara Fenox VC dan Infocom Corporation. Program yang berjalan selama tiga bulan ini menawarkan mentorship, support, training hingga funding. Selama mengikuti program tersebut, setiap startup peserta akan mendapat investasi sekitar Rp666 juta, fasilitas co-working space, serta bimbingan dari para mentor.

Dari sisi materi, GNB Accelerator lebih fokus pada market-fit dan penyiapan tim untuk lebih siap dalam pendanaan. Kendati tidak menyasar kategori spesifik, startup health-tech, e-commerce, on-demand, dan fintech menjadi sasaran utama.

Google Launchpad Accelerator (a)

Sebuah program yang diinisiasi oleh Google dalam rangka membantu startup  terpilih untuk mengakselerasi bisnis dan teknologi mereka. Dengan Launchpad Accelerator, Google berkomitmen untuk terus membina sejumlah startup berbakat, termasuk di Indonesia. Selain Indonesia, Google Launchpad Accelerator juga membuka kesempatan untuk startup di beberapa negara seperti India, Thailand, Vietnam, Malaysia dan Filipina dan beberapa negara di benua lain.

Prosesnya startup yang lolos seleksi akan diterbangkan langsung ke markas Google untuk dibina secara intensif. Selain bootcamp 2 minggu di kantor Google dan program inkubasi yang dilaksanakan selama 6 bulan, para startup (khusus pengembang solusi mobile) juga akan menerima pendanaan bebas ekuitas hingga $50.000. Program Launchpad Accelerator sendiri memang difokuskan untuk negara dengan pertumbuhan startup berpotensi. Program ini menargetkan mampu merangkul 50 startup baru per tahun.

Ideabox (a)

Ideabox merupakan program gabungan yang dimotori Indosat Ooredoo, Mountain Partners, dan Kejora yang bertujuan mengangkat potensi startup Indonesia melalui bantuan dana investasi tahap awal dan memberikan penghargaan khusus untuk startup yang bergerak di sektor internet dan telekomunikasi. Ideabox menonjolkan pada empat hal, yakni penguatan market-size, penguatan model bisnis dan operasional, penguatan produk, dan growth. Hingga pada akhirnya mempersiapkan startup untuk pitching pendanaan.

IDX Incubator (i)

IDX Incubator merupakan program inkubasi inisiatif Bursa Efek Indonesia (BEI). Visinya untuk membantu mengembangkan startup digital Indonesia, dari segi bisnis, legal, hingga membantu startup untuk melenggang ke lantai bursa saham atau melakukan IPO. Program inkubator ini terselenggara berkat kerja sama BEI dan Bank Mandiri.

BEI menjanjikan beberapa hal yang bisa didapatkan peserta, mulai fasilitas co-working space, program pengembangan bisnis, akses ke permodalan, dan workshop atau event lainnya yang tentunya bermanfaat bagi pengembangan bisnis startup, lengkap dengan beberapa mentor yang siap membina.

Indigo Creative Nation (i)

Indigo merupakan program pembinaan startup yang diselenggarakan Telkom untuk membangun ekosistem digitalpreneur di Indonesia, melalui fasilitas kreatif digital, pendanaan dan akses pasar untuk mempercepat industri kreatif digital Indonesia. Program Indigo merupakan penggabungan program sebelumnya yang sudah ada yakni Indigo Incubator, Indigo Accelerator, dan Indigo Venture. Program ini memberi kesempatan bagi para startup untuk merealisasikan karya kreatif mereka, baik yang masih dalam bentuk ide, produk yang sudah memiliki pengguna, bisnis yang sudah mendatangkan pendapatan, serta bisnis yang membutuhkan akselerasi dan pendanaan lebih lanjut.

Program inkubasi diselenggarakan oleh Telkom Group bersama MIKTI (Masyarakat Industri Kreatif TIK Indonesia) ditujukan bagi startup yang ingin mengembangkan bisnisnya di bidang digital. Startup yang terpilih akan mendapat dukungan inkubasi dari 1 bulan sampai dengan 18 bulan tergantung tahapannya dan mendapatkan berbagai fasilitas seperti, akses pasar melalui kanal pemasaran.

Inkubator Parama (i)

Untuk turut mengambil andil di pengembangan startup digital, Lima Ventura mendirikan program inkubasi bernama Parama Indonesia. Beberapa program unggulan yang ingin disajikan oalah terkait dengan strategi branding dan peningkatan valuasi oleh startup melalui kemitraan bisnis. Aktivitasnya ialah mengadakan kompetisi dan membina startup yang terjaring melalui kegiatan tersebut.

Kolaborasi.co (i)

Dimotori oleh empat orang dari startup berbeda, yakni Yohan Totting, Moon Leoma, Sutansyah  Marahakim, dan Adryan Hafizh, Kolaborasi.co berusaha menjadi sebuah wadah berkumpulnya startup, khususnya di wilayah Bandung, untuk belajar bersama. Tidak hanya untuk pebisnis di dunia online, Kolaborasi.co juga mengakomodasi startup yang bergerak dalam sektor offline. Tidak seperti program lain yang memfokuskan pada fasilitas atau pendanaan, sesuai namanya, konsep kolaborasi lebih ditekankan. Kelompok inkubasi startup ini sudah berdiri sejak tahun 2013.

Mandiri Capital (i)

Sebuah inkubator besutan Bank Mandiri yang memiliki visi untuk mendorong hadirnya startup di bidang teknologi finansial. Dalam prosesnya, program ini bekerja sama dengan Indigo Inkubator dan ActionCoach. Dari kategori fintech pun inkubator ini masih membaginya ke dalam tiga fokus utama, yakni payment, lending dan enterprise solution. Ketiga segmen ini dinilai dapat bersinergi langsung dengan Bank Mandiri Group. Mandiri Capital Indonesia (MCI) berfokus untuk membantu startup dalam empat hal, mulai dari investasi, mentoring, membantu startup dalam memperkuat jaringan, dan program inkubator eksklusif.

Plug and Play (a)

Plug and Play Indonesia (PNP Indonesia) adalah bagian dari PNP Tech Center, yakni sebuah akselerator startup global dengan misi membantu pada suksesi dalam teknologi digital. Dengan kantor pusatnya di Silicon Valley, jaringan bisnis Plug and Play mencakup lebih dari 200 mitra korporasi, investor, universitas dan mitra terkait lainnya di bidang ritel, fintech, Internet of Things (IoT), media dan komputasi awan.

Selama 3 bulan startup yang lolos seleksi program akselerasi akan diberikan dana, bimbingan, ruang kerja gratis juga dukungan lainnya melalui program akselerator. PNP Indonesia akan melakukan investasi di 50 startup tahap awal setiap tahunnya.

Skystar Ventures (i)

Skystar Ventures didirikan oleh grup Kompas Gramedia (KG) dan Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Keuntungan yang ditawarkan bagi startup yang terpilih mengikuti program ini adalah seed funding, mentoring yang intensif, fasilitas Skystar Ventures yang terdiri atas tempat kerja, serta paparan dengan jaringan Kompas Gramedia dan para investor.

Program ini menyasar startup segmen e-commerce, pendidikan, mobile, sosial, SaaS, media, dan infrastruktur, meskipun mereka tidak menutup kemungkinan bagi startup yang bergerak di segmen lain untuk mendaftarkan diri. Startup tersebut sebaiknya masih berada di tahap awal (early stage) dan sudah memiliki traksi, konsumen, dan pertumbuhan.

Start Surabaya (i)

Didirikan oleh pemerintah kota Surabaya, program ini berbentuk inkubasi untuk perusahaan startup di bidang teknologi. Misinya untuk memberdayakan anak muda di Surabaya agar meluncurkan bisnis atau produk berbasis teknologi yang berdampak positif dan memberikan nilai tambah kepada masyarakat. Program ini menjadi salah satu inkubator tingkat kota pertama di Indonesia. Untuk kegiatannya, pemkot Surabaya menjalin kerja sama dengan Kibar dan beberapa mitra lainnya.

Startup Weekend (i)

Konsep Startup Weekend adalah memberikan kesempatan bagi para entrepreneur memvalidasi ide dan  mematangkan konsep untuk memulainya. Acara akan dimulai dengan open mic, setiap peserta berhak menyampaikan ide yang telah dimiliki di depan para hadirin. Presentasi harus meyakinkan, karena di sana juga berkesempatan untuk menemukan anggota tim guna merealisasikan ide tersebut.

Acara ini terbuka bagi siapa saja yang tertarik mengembangkan startup. Mulai dari mahasiswa, pengusaha, programer, desainer dan lainnya. Beberapa mentor yang dihadirkan adalah pelaku startup sukses dan managing partner dari perusahaan venture capital. Nantinya ide yang terpilih menjadi pemenang, karena dalam acara tersebut juga akan didadakan kompetisi, akan mendapatkan sesi privat berdiskusi dengan para mentor.

Visio (i)

Visio adalah program inkubator berbasis di Kota Padang. Dimotori oleh Hendriko Firman dan Ogy Winenriandhika, program ini memiliki visi untuk menumbuhkan ekosistem bisnis digital di kawasan Sumatera Barat. Program ini menginkubasi startup selama 3 bulan, hingga startup matang untuk mempresentasikan karyanya di depan investor.

Fokus IDX Incubator Bantu Startup Cari Pendanaan dan Pengenalan “Good Corporate Governance” (UPDATED)

Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini tengah menyelenggarakan program IDX Incubator kloter pertama. Inkubator ini telah memiliki 23 startup peserta, saat ini semuanya masih dalam tahap pembinaan. Dengan program ini BEI berharap dapat membantu startup peserta dalam mencari pendanaan, mengembangkan produk, dan mengenal Good Corporate Governance (GCG).

Saat ini keseluruhan peserta melakukan pembinaan di fasilitas co-working space milik IDX Incubator. Di sana mereka mendapatkan pendampingan dan mentoring untuk akselerasi startup mereka selanjutnya. Dari penuturan Head of IDX Incubator Irmawati Amran, peserta yang bergabung di IDX Incubator memiliki beragam solusi dan permasalahan yang diselesaikan, seperti IoT, FinTech, layanan e-commerce, pendidikan, hingga pertanian. Demikian pula dengan stage atau kondisi bisnis startup. Ada yang baru diluncurkan ada pula yang sudah sampai tahap menghasilkan pemasukan.

Untuk batch pertama, demo day para peserta bakal dilakukan pada bulan November 2017. Namun untuk lebih membantu dari segi pendanaan pihak IDX Incubator juga sudah mengenalkan profil startup peserta ke beberapa venture capital yang mengunjungi IDX Incubator.

“Kami juga membuka akses kepada VC untuk memulai ‘engagement’ kepada startup binaan IDX Incubator,” papar Irma.

Serupa dengan inkubator lainnya, IDX Incubator juga memiliki komitmen untuk membantu startup dalam mengembangkan produk dan bisnisnya, termasuk mempertemukan mereka dengan calon investor hingga membantu mempersiapkan hal-hal yang diperlukan untuk IPO suatu saat nanti.

Secara umum, diutarakan Irma, peserta masih belum paham mengenai proses IPO di BEI. Dengan mengikuti IDX inkubator ini diharapkan peserta bisa paham dan mengerti hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk IPO.

“Saat ini, IDX Incubator belum pada tahap proyeksi startup untuk pilot project IPO. Yang dilakukan saat ini adalah mempersiapkan startup untuk mengembangkan produk dan model bisnisnya dan mendirikan perusahaan yang mengenal GCG sejak dini. Dengan demikian, ketika secara bisnis perusahaan siap go public, secara tata kelola perusahaan pun siap untuk go public,” tutup Irma.

Untuk informasi tambahan, setelah menjalankan batch pertama ini IDX Incubator kembali membuka pendaftaran batch kedua. Pendaftaran sudah dibuka dan akan berakhir pada 14 Agustus 2017 mendatang.

Update : Informasi mengenai pembukaan batch ke-2

Dorong Pertumbuhan Layanan Fintech, Bank Bukopin Hadirkan BNV Labs

Sektor perbankan saat ini mulai bergerak untuk mengadopsi teknologi, salah satunya adalah dengan membuka kemitraan lebih luas dengan pelaku startup financial technology (Fintech). Setelah Bank Mandiri dan BCA, hari ini Bank Bukopin bersama dengan Kibar meluncurkan BNV Labs. Nantinya secara khusus BNV Labs akan fokus kepada tiga elemen utama, yaitu pembentukan tim yang terbaik, melancarkan program inkubasi dan yang terakhir mendirikan coworking space yang berfungsi sebagai wadah bagi pelaku startup berinovasi.

“Jika dulunya kami melihat fintech sebagai kompetitor, namun saat ini sudah waktunya untuk membuka kemitraan dengan layanan fintech di Indonesia. Dengan harapan bisa memperluas peluang bisnis dengan mengadopsi teknologi,” kata Direktur Utama Bank Bukopin Glen Glenardi kepada media hari ini.

Untuk membantu rencana tersebut bank Bukopin menggandeng Kibar sebagai mitra agar dapat bersinergi untuk memberikan kontribusi kepada ekonomi digtal Indonesia. Di sisi lain, Bukopin juga ingin mendukung program Gerakan Nasional 1000 Startup Digital yang digagas oleh Chief Executive KIBAR, Yansen Kamto.

“Kerja sama ini merupakan langkah strategis untuk membantu startup digital khususnya di bidang fintech agar dapat tumbuh subur. Saya berharap melalui kolaborasi ini bisa memberikan kontribusi untuk mewujudkan Indonesia menjadi kekuatan ekonomi terbear di Asia,” kata Yansen.

Proses perekrutan ke universitas di 10 kota besar

Untuk langkah pertama, BNV Labs akan melakukan road show atau sosialisasi sekaligus perekrutan talenta muda di 10 kota besar di Indonesia, di antaranya Jakarta, Surabaya, Malang, Semarang, Bali, Medan, Makassar, Pontianak dan lainnya. Talenta baru yang berhasil direkrut akan dilakukan proses penyaringan secara ketat, hingga akhirnya beberapa calon pelaku startup yang terpilih sesuai dengan skill dan kemampuan yang ada. Mereka akan dipertemukan untuk bisa menciptakan inovasi baru yang menyentuh teknologi fintech dan layanan startup secara umum.

“Sebagai bank yang sudah berdiri selama 47 tahun, kami akan memberikan mentoring hingga konsultasi kepada mereka yang nantinya terpilih, terutama dalam hal regulasi hingga hal-hal krusial yang wajib diketahui oleh startup,” kata Direktur Pengembangan Bisnis & Teknologi Informasi Bank Bukopin Adhi Brahmantya.

Rangkaian program yang nantinya akan diterapkan oleh BNV Labs kepada calon pelaku startup diantaranya adalah, initiate, ignite, ideate, create, validate dan yang terakhir adalah incubate atau inkubasi. BNV Labs akan mendirikan sebuah coworking space yang nantinya bisa digunakan semua calon pelaku startup binaan BNV Labs dan pelaku startup lainnya. Selain mentoring dan konsultasi dari tim khusus Bank Bukopin, talenta yang terpilih nantinya juga akan diberikan akses pasar dari Bank Bukopin.

“Kami ingin mendidik semua talenta baru yang tertarik untuk menciptakan inovasi yang nantinya bisa diintegrasikan dengan Bank Bukopin, dalam hal ini yang menyasar sektor fintech,” kata Adhi.

Diluncurkannya BNV Labs Bank Bukopin diharapkan ikut serta mendorong pertumbuhan layanan fintech di tanah air untuk menciptakan solusi kolaboratif bersama dengan para pelaku industri keuangan dan perbankan.

“Kini sudah saatnya perbankan mulai mengadopsi teknologi dan mulai membuka kemitraan kepada pelaku fintech, mulai dari yang sudah eksis hingga yang baru tumbuh. Bukan lagi menganggap mereka sebagai kompetitor tapi menjadi partner,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.

Pendaftaran IDX Incubator Diperpanjang

Beberapa waktu lalu BEI (Bursa Efek Indonesia) membuka pendaftaran batch pertama bagi startup yang ingin mengikuti program IDX Incubator. Sejatinya hari ini adalah batas terakhir pendaftaran program tersebut. Namun berdasarkan informasi yang kami terima pendaftaran program tersebut akan diperpanjang. Sehingga peluang bagi startup yang ingin mendaftar dan tergabung masih terbuka lebar.

Dihubungi DailySocial melalui pesan singkat, Kepala Unit Startup dan UKM BEI Aditya Nugraha menjelaskan akan ada penjadwalan ulang (reschedule) dan perpanjangan masa pendaftaran. Hal ini, menurut Aditya, merupakan upaya BEI untuk memberikan kesempatan lebih luas kepada calon peserta. Belum ada kepastian mengenai sampai kapan perpanjangan proses pendaftaran ini. Di laman resmi IDX Incubator pun masih tertera hari ini sebagai batas akhir pendaftaran.

IDX Incubator adalah salah satu inisiatif Bursa Efek Indonesia dalam rangka untuk membantu mengembangkan startup, dari segi bisnis, legal, hingga membantu startup untuk melenggang ke lantai bursa saham atau melakukan IPO.

Setelah selesai menjalani masa inkubasi selama 6 bulan, peserta masih bisa mendapatkan kesempatan mengikuti kegiatan workshop atau event yang diselenggarakan BEI.

Nantinya, dalam program ini, pihak BEI menjanjikan beberapa hal yang bisa didapatkan peserta. Di antaranya adalah co-working space yang rencananya akan terletak di Menara Bapindo I lantai 16, program pengembangan bisnis, akses ke pemodalan, dan workshop atau event lainnya yang tentunya bermanfaat bagi pengembangan bisnis startup.

Ada juga program dan fasilitas khas dari inkubator startup, lengkap dengan beberapa mentor yang akan dihadirkan. Selain mentor dari tim BEI, belum ada informasi lengkap mengenai siapa saja yang terlibat sebagai mentor program ini.

Program inkubator ini terselenggara berkat kerja sama BEI dan Bank Mandiri. Bank Mandiri sendiri juga memiliki perusahaan modal ventura (Mandiri Capital Indonesia) dan inkubator yang baru saja melangsungkan demo day untuk batch pertamanya.

16 Tim Melangkah ke Tahap Bootcamp Gerakan Nasional 1000 Startup Digital

Gerakan Nasional 1000 Startup Digital secara resmi telah memilih 16 startup yang selanjutnya berhak mengikuti kegiatan inkubasi selama 3 bulan yang merupakan tahapan akhir dari Gerakan Nasional 1000 Startup Digital, untuk wilayah Jakarta. Sejak mengikuti  rangkaian kegiatan dari tanggal 30 Juli 2016, 16 tim terbaik telah melalui tahapan mulai dari ignition atau seminar serta workshop. Sebelumnya, 16 startup terpilih tersebut juga telah mengikuti tahapan bootcamp selama tiga hari. dari 11-13 November 2016.

“Saat bootcamp dan demo day mereka diberikan challenge untuk presentasi di depan invitation di booth yang sudah disediakan dan dihadapan juri tentang produk yang sudah mereka buat,” kata Rizky Kurniawan Suhyar selaku Media Relation Gerakan Nasional 1000 Startup Digital kepada DailySocial.

Selain mentoring dari sekitar 21 mentor yang kebanyakan adalah penggiat startup, perusahaan teknologi, hingga agensi kehumasan turut membantu startup yang terseleksi terkait dalam hal pengembangan dan penyempurnaan produk. Selain itu selama tiga hari kemarin peserta juga mendapatkan materi-materi berkualitas mengenai pengembangan produk, desain, dan marketing melalui talks, 1-on-1 mentoring, dan bekerja dalam tim untuk menyelesaikan produk mereka.

Dalam fase ini, setelah para peserta mampu membuat sebuah prototype dari produk yang diciptakan, mereka diharapkan dapat membuat sebuah strategi bisnis yang solid dan berkesinambungan sebelum dilepas ke publik.

“Karena sebelum pitching mereka digembleng dua hari sama mentor dari sisi marketing, teknologi, dan pitching. Untuk tahap akhir, sebenarnya fleksibel jumlah startup yang lolos. Dari 16, kalau misalnya ada 12 yang berpotensi, bisa lolos 12,” kata Rizky.

Secara keseluruhan jumlah tim terbaik akan langsung bisa melangkah ke tahap selanjutnya yaitu program inkubasi selama tiga bulan. Ditegaskan juga oleh Rizky hingga bootcamp dan demo day, tidak ada tim yang dikurangi dan tidak dipilih dengan pasti pemenangnya.

“Belum dikurangi lagi. Nanti sebelum masuk tahap inkubasi mereka akan diberikan tugas dulu kemudian penilaiannya akan diakumulasikan dari hasil pitching mereka sebelumnya,” kata Rizky.

Berbeda dengan konsep kompetisi yang sebelumnya banyak digelar, kegiatan Gerakan Nasional 1000 Startup Digital ini memang sengaja ingin menampung kreativitas, ide dan potensi masing-masing tim yang telah terpilih.

“Nanti di tahap inkubasi kami sediakan mereka tempat untuk bekerja selama tiga bulan. Di inkubasi, mereka juga akan diberikan mentoring terus menerus sampai produk launching. Kami juga bantu menjembatani mereka ke investor,” kata Rizky.

Layanan on-demand hingga jasa antar pengguna

Sesuai dengan gagasan pemerintah untuk merangsang pertumbuhan startup di Indonesia, diharapkan dari program ini bakal tercipta startup baru yang bisa memberikan manfaat dalam jangka panjang untuk menciptakan inovasi dan menyelesaikan masalah-masalah yang ada.

Dari 16 startup terbaik tersebut, masih didominasi oleh layanan on-demand hingga layanan kesehatan dan pertanian. Belum ada wajah baru yang menghadirkan inovasi berbeda dan bermanfaat.

Berikut ini adalah profil dari 16 tim:

Fina : Fina atau financial advisor merupakan startup yang bergerak di bidang Financial Technology (Fintech) dengan fungsi utama sebagai jasa penasihat keuangan Digital.

Roo : Aplikasi monitoring kesehatan untuk anak di bawah usia enam tahun. Aplikasi ini diciptakan untuk orang tua agar dapat terus memantau tumbuh kembang anak.

Qline : Sebuah aplikasi yang memudahkan orang dalam mengantre suatu layanan. Qline membuat antre tanpa harus mengantre. Untuk pertama, Qline akan fokus pada antrean di klinik atau rumah sakit.

Xparring : Platform yang memberikan sebuah inovasi baru bagi olahraga di Indonesia. Xparring berharap mampu mencetak weekend warrior atau orang-orang yang berolahraga di akhir pekan.

Kulturistic : Kulturistic merupakan Amazon untuk pertunjukan seni-budaya yang menghubungkan pelaku pertunjukkan seni-budaya dengan traveler global yang datang ke Indonesia, khususnya Jakarta dan Bali.

Kweet : Kweet adalah layanan transaksi masa depan dengan fokus dalam bentuk struk digital sebagai bukti pembayaran yang lebih ramah lingkungan dan kemudahan pengelolaan data transaksi.

PetResQ : Platform yang dapat menghubungkan secara aktif pemilik hewan peliharaan dan pet shop. Melalui PetResQ, proses reservasi, pencatatan, dan pengingat akan dilakukan secara otomatis untuk memaksimalkan kesempatan mendapat customer dan revenue yang lebih banyak.

Ajarin : Sebuah layanan aplikasi mobile untuk membantu orang tua dalam menemukan, mengembangkan, dan menyalurkan bakat anak umur 4 – 15 tahun.

Lapak Tani : Sebuah aplikasi berbasis mobile yang hanya dengan satu klik, semua kebutuhan pokok langsung diantar ke rumah dengan harga yang lebih terjangkau. Lapak Tani hadir untuk mensejahterakan petani Indonesia dan turut serta menstabilkan harga kebutuhan pokok dengan cara efisiensi rantai pasok.

Panggilin : Panggilin adalah marketplace jasa on-demand (C2C) yang mempertemukan antara pengguna dan penyedia jasa di sekitar (location based).

Ruang 123 : Solusi mudah untuk booking venue hanya dengan tiga klik. Lihat, pesan, bayar. Ruang 123 adalah solusi bagi masyarakat dan institusi yang ingin menyewakan propertinya untuk berbagai event seperti wedding, konser, seminar, dan lain-lain.

RilServis : RilServis adalah platform yang mendukung untuk setiap perusahaan dalam meningkatkan pelayanan ke customer, dan membatu customer untuk mendapatkan informasi yang lebih transparan tentang pelayanan yang sedang diproses.

Homegood : Website pencarian rumah dengan memanfaatkan virtual reality 360 derajat. Dengan virtual reality tour maka calon customer dapat melakukan survei properti dari laptop dan hanya perlu datang ke properti yang benar-benar diinginkan.

Roosak.com : Sebuah platform yang membantu perusahaan untuk melakukan maintenance dan perbaikan barang rusak dengan kepastian harga dan kualitas ahli perbaikan yang terjamin.

Mogo Apps : Mogo Apps merupakan applikasi fintech dengan konsep mobile payment untuk transaksi offline pada toko retail dan meningkatkan ekonomi kerakyatan bekerja sama dengan agen mogo.

Kuker! : Adalah penghubung antara mahasiswa yang membutuhkan uang tambahan dan mahasiswa yang membutuhkan bantuan dalam berbagai hal. Kuker bergerak di bidang mobile apps yang memiliki tujuan untuk membantu mahasiswa untuk mencari bantuan dan juga mencari penghasilan tambahan.

Tri Indonesia Jaring Startup Potensial Melalui “Kejar #Ambisiku”

Membuat sebuah inkubator tampaknya menjadi tren bagi operator telekomunikasi Indonesia. Setelah Telkomsel, Indosat, dan XL kini giliran Tri Indonesia yang meluncurkan program inkubator untuk menjaring ide, bisnis kreatif, atau startup untuk dikembangkan dan dibantu untuk memasuk pasar mereka. Inkubator ini nantinya akan memberikan bantuan bagi startup berupa kesempatan mentoring dan promosi ke pelanggan-pelanggan setia Tri Indonesia.

Program dari Tri Indonesia ini dinamai Kejar #Ambisiku, sebuah program yang menjadi rangkaian program Tri Indonesia lainnya yang menyasar anak-anak muda yang ingin kreatif, berinovasi, dan butuh aktualisasi diri. Kejar #Ambisiku sebenarnya serupa dengan banyak inkubator lainnya, para startup terlebih dulu harus mengikuti proses seleksi dengan melakukan presentasi di hadapan para juri.

Peserta dengan ide terpilih akan mengikuti bootcamp untuk mematangkan ide dan proposal mereka untuk selanjutnya dipresentasikan kembali di hadapan para direksi Tri Indonesia. Ide atau peserta terpilih nantinya akan mendapatkan bantuan-bantuan dari pihak Tri Indonesia, seperti dana, pemasaran, dan lain sebagainya.

Disampaikan Head of Brand and Communication Tri Indonesia Fahroni Arifin, program ini yang sejatinya sudah berjalan mulai bulan Maret kemarin. Saat ini telah melalui proses seleksi dan inkubasi. Selanjutnya akan ada 5-10 peserta terpilih untuk masuk ke tahap mentoring sampai dengan pemberian dana. Peserta terpilih akan dinilai dari banyak aspek, seperti perencanaan, pengembangan, implementasi bisnis yang bisa berkelanjutan hingga penerimaan produk di pasar.

“Pada tahap finalisasi, tim Tri melakukan mentoring untuk melihat sejauh mana bisnisnya dapat dimonetisasi. Direksi Tri akan menentukan siapa saja yang berhak mendapatkan pendanaan dan dukungan promosi ke jaringan perusahaan di skala lokal dan global,” ujar Fahroni seperti dikutip dari Liputan6.

Fahroni lebih jauh juga menjelaskan bahwa pendanaan yang didapat masing-masing peserta terpilih akan disesuaikan dengan besaran bisnis masing-masing usaha. Nominal bergantung seberapa kuat usahanya dan bentuk bantuan yang dibutuhkan karena Tri Indonesia menilai tidak semuanya terkendala pada pendanaan.

“Apa yang kami lakukan ini barulah sebagian kecil dari rangkaian dukungan Tri untuk ambisi generasi muda Indonesia yang akan kami gelar hingga akhir tahun ini. Artinya, komitmen kami tidak akan berhenti sampai di sini. Kami percaya generasi muda Indonesia dapat menjadi kekuatan hebat dengan talenta dan kreativitas yang mereka miliki untuk mengubah dan menjadikan Indonesia lebih baik,” ujar Chief Commercial Officer Tri Dolly Susanto seperti dikutip dari laman resmi Tri Indonesia.

Perbankan Mulai Rajin Bangun Inkubator Guna Membina Startup Fintech

Geliat industri fintech yang makin menunjukkan posisinya sebagai salah satu penyedia jasa keuangan, turut membuat kalangan perbankan mulai aware dan mulai membuka jalan untuk melakukan kolaborasi bisnis terutama dengan startup fintech. Salah satunya dengan membuat program inkubator, seperti yang dilakukan oleh Bank CIMB Niaga, Bank UOB, dan Bank Mandiri.

Tigor Siahaan, Direktur Utama Bank CIMB Niaga, mengatakan saat ini perusahaan kerap rajin dalam menggali dan membina potensi startup fintech dan tergabung sebagai mitra dengan wadah inkubator ternama, Startupboothcamp FinTech. Menurutnya, dengan kegiatan ini nantinya bisa menghasilkan startup fintech yang dapat menjadi perpanjangan tangan perusahaan dalam menjangkau nasabah lebih luas lagi.

Pasalnya, lanjutnya, startup fintech memiliki model bisnis dan target nasabah yang lebih spesifik. Sehingga, hal ini bisa menjadi produk pelengkap dari perbankan. Apalagi, data dari pemerintah Indonesia menyebut sekitar 60% penyumbang produk domestik bruto negara (PDB) berasal dari kelompok usaha kecil dan menengah. Namun, dari total penduduk Indonesia hanya 20% saja yang sudah mendapat akses jasa keuangan.

Akan tetapi, sambung Tigor, tidak semua startup bakal dipilih oleh perusahaan menjadi mitra bisnisnya. Pasca program pelatihan selesai, startup tersebut diharapkan sudah memiliki model bisnis yang matang, memiliki basis konsumen, dan tahu berbisnis dengan baik.

“Fintech ini sekarang jadi disruptive technology, kalau kami tidak ikut kembangkan bisnis perusahaan akan tergerus. Daripada hal itu terjadi, lebih baik kami gandeng mereka untuk berkolaborasi. Sebab, dengan segala rumitnya regulasi yang dimiliki perbankan, membuat perbankan jadi lebih susah bergerak daripada startup fintech untuk menjangkau nasabah baru,” terang Tigor.

Langkah yang sama juga dilakukan oleh Bank United Overseas Bank (UOB). Janet Young, Managing Director & Head Group Channels & Digitalisation UOB Singapura, mengatakan lewat program inkubator yang dibuat oleh UOB dinamai FinLab menjadi wadah penyalur startup fintech yang berkualitas agar nantinya bisa menjadi mitra perusahaan.

Sama seperti Tigor, Young memaparkan dengan adanya program kolaborasi ini bisa menjadi salah satu jalan demi menggaet nasabah lebih banyak lagi. Terlebih, potensi masyarakat Indonesia yang belum terjamah oleh perbankan, kini bisa dijangkau oleh fintech.

Dia menjelaskan dalam program tersebut, lebih dari 300 partisipan yang mendaftarkan diri dan berasal dari 20 negara. Kemudian, tersaring lewat proses seleksi hingga akhirnya terpilih menjadi sembilan startup masuk ke inkubator untuk menjalani proses pelatihan selama tiga bulan.

Peserta difasilitasi dengan coworking space gratis, pemanfaatan teknologi informasi yang dimiliki oleh Amazon untuk pengembangan produk, dan coaching dari 20 top leaders UOB.

“FinLab ini adalah proyek patungan antara UOB dengan Infocomm Investments Private Limited, dengar tujuan bisa menghasilkan inovasi produk fintech yang matang dan dapat memberi manfaat kepada masyarakat sesuai target spesifik marketnya,” ujar Young.

Bentuk inkubator sendiri

Bila kedua bank di atas lebih memilih untuk melakukan kolaborasi untuk membentuk program inkubator dengan pihak lain. Beda halnya dengan Bank Mandiri yang lebih membangun sendiri.

Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama Bank Mandiri, menjelaskan sejak pertengahan tahun ini perusahaan telah meresmikan Mandiri Inkubator Bisnis (MIB) sebagai wadah untuk mengembangkan potensi bisnis dari para pengusaha muda secara komprehensif, terutama terkait inovasi teknologi di bidang fintech.

Menurut dia, ada tiga produk fintech yang disasar oleh perusahaan yaitu sistem pembayaran, consumer experience management, dan virtual landing. Tercatat ada 14 startup fintech yang sudah tergabung dalam program pelatihan selama enam bulan tersebut, ditargetkan pada Januari 2016 akan selesai.

Setelah itu, lanjut Kartika, perusahaan akan melihat bagaimana perkembangan berikutnya pasca masa pelatihan selesai.

“Apabila mereka [startup] secara komersial sudah mulai bagus nanti bisa kita pertimbangkan untuk dipilih antara satu atau dua perusahaan untuk disuntik modalnya agar skala bisnisnya bisa meningkat. Mereka juga bisa ikut garap captive market Bank Mandiri sebanyak 20 juta orang,” katanya.

Kartika menargetkan setiap tahunnya perusahaan bisa mencetak tiga sampai lima startup baru. Bank Mandiri sebagai induk perusahaan menugaskan anak usahanya PT Mandiri Capital Indonesia (MCI) untuk menggarap startup binaannya tersebut.

Bank Mandiri menyiapkan modal sebesar 500 miliar Rupiah untuk dikelola MCI. Hingga saat ini, perusahaan mengklaim telah menggelontorkan 200 miliar Rupiah.


Disclosure: DailySocial adalah salah satu anggota komite Indonesia Fintech Festival & Conference 2016

DailySocial Jalin Kemitraan dengan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

DailySocial hari ini mengumumkan kemitraan dengan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) dalam hal membangun PENS Sky Venture, sebuah inkubator bisnis yang diinisasi PENS. Dalam kapasitasnya sebagai partner, DailySocial akan membantu dalam hal mentorship, pemberitaan, dan keikutsertaan startup dalam program yang dijalankan DailySocial.

PENS Sky Venture (PENSky) adalah sarana inkubator, akselerator, dan co-working space yang dibangun untuk membantu mahasiswa-mahasiswa PENS mengembangkan startup-nya. Jumat kemarin, 30/4, PENSky resmi diluncurkan dalam sebuah acara di PENS, meskipun situsnya sendiri belum 100% siap.

Direktur PENS Dr. Zainal Arief, ST., MT. mengatakan kehadiran PENS Sky Venture memberikan akses dan fasilitas inkubator bisnis berbasis technopreneur kepada alumni dan mahasiswa untuk membangun teknologi produk inovatif yang layak jual dan membantu tumbuhnya UKM industri kreatif di Indonesia.

Terkait kemitraan dengan DailySocial, ia menambahkan, “Kerja sama dengan DailySocial harapannya agar publikasi dan pengembangan mitra bisnis PENS Sky Venture dapat cepat direspon banyak investor untuk berkolaborasi [dalam pengembangan lebih lanjut] sehingga terjadi percepatan, kepercayaan, dan efisiensi program-program inkubasi tersebut.”

Sebagai mitra, DailySocial akan membantu mendatangkan founder-founder startup untuk menjadi pembicara di acara-acara PENS, membantu mendatangkan mentor yang membantu startup yang diinkubasi PENSky, membantu pemberitaan startup yang diinkubasi PENSky, dan mengikutsertakan startup yang diinkubasi PENSky dalam program-program yang dijalankan DailySocial ke depannya.

CEO DailySocial Rama Mamuaya berkomentar, “Industri digital indonesia membutuhkan banyak talenta digital untuk terus mempercepat pertumbuhan ekonomi. Sejalan dengan visi-misi DailySocial, kami sangat bersemangat untuk bekerja sama dengan pihak PENS untuk membantu menjembatani mahasiswa/i dengan pelaku industri digital.”

“Dengan kerjasama ini, diharapkan founder-founder baru atau talenta-talenta digital akan lahir di Surabaya dan juga di seluruh Indonesia. Kerja sama ini adalah langkah awal DailySocial untuk mewujudkan komitmen membangun ekosistem, industri, dan ekonomi digital Indonesia yang perkasa,” tuntasnya.