Razer Junglecat Hadirkan Pengalaman Gaming ala Nintendo Switch Kepada Pengguna Android

Dibandingkan PC atau console, salah satu kekurangan smartphone sebagai medium gaming adalah keterbatasan ruang visual alias layar. Layarnya sendiri sudah kecil, ditambah lagi kita sering kali harus mengorbankan sebagian darinya untuk menempatkan kontrol virtual. Itulah mengapa controller Bluetooth kerap dijadikan solusi.

Problem selanjutnya adalah, tidak semua orang suka bermain selagi layar ponselnya berada terlalu jauh. Posisi yang lebih ideal mungkin adalah seperti memainkan Nintendo Switch; jarak layarnya optimal, dan kontrolnya tetap mudah dijangkau tanpa harus mengorbankan porsi layar.

Kalau itu yang Anda cari, Razer Junglecat bisa menjadi salah satu aksesori wajib. Jangan bingung dengan perangkat bernama sama yang Razer rilis di tahun 2014, sebab Junglecat baru ini dirancang untuk menghadirkan pengalaman gaming yang serupa dengan Nintendo Switch kepada para pengguna ponsel Android.

Razer Junglecat

Sayangnya tidak semua ponsel Android, melainkan hanya Razer Phone 2, Samsung Galaxy Note 9, Samsung Galaxy S10+, dan Huawei P30 Pro, setidaknya untuk sekarang. Pasalnya, supaya ponsel bisa kita selipkan ke tengah-tengah Junglecat, ia harus dipasangi casing khusus terlebih dulu, dan casing yang termasuk dalam paket penjualan tersebut sejauh ini baru tersedia untuk keempat ponsel tadi.

Layout tombol yang disuguhkan Junglecat sangat mirip seperti Nintendo Joy-Con. Stick analog dan tombol trigger ada di kedua sisinya, diikuti oleh tombol D-Pad empat arah di kiri, dan empat tombol action di kanan.

Junglecat mengandalkan konektivitas Bluetooth LE, akan tetapi Razer mengklaim latency-nya sangat rendah sehingga resikonya terjangkit lag cukup kecil. Dalam sekali pengisian via USB-C, baterainya diyakini mampu bertahan sampai lebih dari 100 jam pemakaian.

Razer Junglecat

Lalu bagaimana seandainya Anda bukan pengguna salah satu ponsel di atas, apakah Junglecat otomatis tercoret dari wish list? Tidak juga, sebab ia juga bisa digunakan layaknya controller biasa dengan menyelipkan komponen penyambung ke tengah-tengahnya. Dalam posisi ini, Junglecat juga dapat digunakan bersama PC di samping perangkat Android.

Razer turut menyediakan sejumlah opsi kustomisasi lewat aplikasi Razer Gamepad. Di situ pengguna dapat melihat daftar game yang kompatibel, lalu kalau perlu mereka juga bisa menyesuaikan pengaturan untuk tiap-tiap game. Tombol-tombolnya pun dapat di-remap sesuai kebutuhan, begitu juga sensitivitas stick analognya yang dapat disesuaikan dengan selera masing-masing.

Razer Junglecat saat ini sudah dipasarkan seharga $100. Apakah ke depannya Razer bakal menyertakan casing khusus untuk ponsel lain? Mungkin saja, tapi untuk sekarang mereka masih mengevaluasi ponsel apa lagi yang bisa memenuhi tiga syarat berikut: berlayar besar, berspesifikasi tinggi, dan terjual dalam volume besar.

Sumber: Razer dan The Verge.

Aksesori Baru Nintendo Switch Dirancang Sebagai Alat Berolahraga?

Nintendo tampak berapi-api di bulan September ini. Lewat stream Direct kemarin, mereka mengumumkan deretan permainan menarik (baik eksklusif untuk Switch maupun port dari judul-judul third-party blockbuster), serta meluncurkan tidak kurang dari 20 permainan Super Nintendo Entertainment System di platform current-gen mereka secara gratis. Nintendo bahkan berjanji buat terus menambah jumlahnya.

Menariknya, kejutan dari sang perusahaan hiburan asal Jepang itu tak berhenti sampai di sana. Tak lama sesudah Direct edisi bulan September 2019 rampung, Nintendo kembali memamerkan sebuah terobosan unik. Produk anyar itu disiapkan sebagai aksesori controller Joy-Con, dirancang untuk memberikan ‘pengalaman baru’ dalam berinteraksi dengan Switch. Sejauh ini perusahaan belum memberi tahu namanya dan menjelaskan fungsinya, namun Nintendo sudah memublikasikan trailer yang menunjukkan bagaimana kira-kira orang dapat menggunakannya.

Aksesori anyar tersebut punya bentuk bundar dengan ukuran seperti setir mobil. Tubuhnya terlihat lentur, saya menduga terbuat dari bahan karet, lalu terdapat dua area handle yang sedikit lebih tebal. Saya juga melihat ada bagian slot di sisi dalam untuk menempatkan sebuah unit Joy-Con. Namun ia tidak bekerja sendirian. Perangkat ini juga ditemani oleh unit strap yang mesti dipasangkan di paha. Dan sama seperti aksesori bundar itu, strap mempunyai slot untuk Joy-Con.

Aksesori baru Nintendo Switch 1

Dari apa yang Nintendo tampilkan di video teaser-nya, aksesori ini kemungkinan besar didesain untuk menunjang aktivitas olah tubuh, boleh jadi meneruskan konsep Wii Fit atau Wii Sports. Di video, seorang wanita berlari ditempat sambil memegang aksesori bundar tersebut, melompat (seperti menghindari sesuatu), membungkuk seperti saat senam (atau yoga?), bahkan memakainya sebagai busur panah.

Aksesori baru Nintendo Switch 2

Di adegan lain, beberapa orang mencoba menekan aksesori bundar itu dengan tangan atau paha, mengangkatnya di atas kepala, serta memegangnya ketika berbaring sambil menendang-nendangkan kaki. Lewat trailer, Nintendo tampaknya ingin menunjukkan bagaimana aksesori baru Switch itu (dan game pendampingnya tentu saja) lebih asik jika dimainkan bersama-sama dan siap dinikmati oleh para pengguna di semua rentang usia.

Melihat dari bagaimana aksesori ini benar-benar mengandalkan controller Joy-Con, saya menduga permainannya juga hanya dapat diakses dari Switch versi standar, bukan varian Light. Tentu saya bisa saja salah. Di akhir video, Nintendo berjanji untuk menyingkap segala detail terkait aksesori tersebut minggu depan, tepatnya di tanggal 12 September 2019.

Via Eurogamer.

Nintendo Switch Lite Sudah Bisa Dipesan Sekarang

Menyusul rentetan rumor dan bocoran dari narasumber terpercaya terkait versi baru Switch, Nintendo akhirnya resmi mengumumkan Switch Lite di bulan Juli kemarin. Perancangan perangkat ini tampaknya didorong oleh banyaknya gamer yang menikmati console hybrid itu di mode handheld sekaligus merupakan upaya produsen memoles sejumlah kekurangan serta memberikan alternatif lebih terjangkau.

Bersamaan dengan pengungkapan Switch Lite, perusahaan juga mengabarkan kapan produk mulai dipasarkan. Dan beberapa saat lalu, Nintendo sudah memperkenankan kita untuk melakukan pemesanan via Amazon. Di situs  eCommerce raksasa itu, Nintendo menawarkan keempat versi Switch Lite, yaitu warna abu-abu, pirus, kuning serta edisi Pokémon Zacian dan Zamazenta. Berdasarkan keterangan di Amazon, Switch Lite siap dikirimkan ke Indonesia.

Nintendo Switch Lite 2

Nintendo Switch Lite ialah alternatif dari versi Switch standar yang ditujukan pada mereka yang gemar menikmati game-game anyar Nintendo di mana pun berada. Sejumlah penyesuaian telah diterapkan Nintendo pada aspek desain. Misalnya, Switch Lite punya layar dan dimensi lebih kecil, serta bobot lebih ringan dibanding Switch standar. Perangkat menyuguhkan display selebar 5,5-inci, luas 9,1×20,8-sentimeter, dan berat 280-gram.

Di Switch Lite, input kendali tidak dapat dilepas seperti Joy-Con. Karena itu Nintendo tidak merasa perlu untuk membuat tombol-tombol di zona kanan dan kirinya simetris. Directional pad pada Switch Lite tak lagi tersaji dalam tombol terpisah, melainkan satu tombol utuh berwujud plus sehingga lebih nyaman digunakan. Dan walaupun lebih kecil, produsen turut meng-upgrade kapasitas baterai sehingga mampu menyajikan durasi bermain dari 3 sampai 7 jam (baterai Switch biasa berdaya tahan 2,5 hingga 6,5 jam).

Nintendo Switch Lite.

Namun tentu saja ada kompensasi dari absennya mode home console di Switch Lite. Perangkat ini tidak mempunyai kamera IR dan fitur HD Rumble, dan ia hanya mendukung game-game yang bisa dimainkan di mode handheld saja. Switch Lite tetap bisa menyajikan permainan seperti 1-2-Switch, tapi Anda memerlukan unit Joy-Con terpisah (ia dapat terhubung ke controller eksternal lain). Di dalam, Nintendo tetap mempertahankan sensor gyroscope, serta konektivitas Wi-Fi, Bluetooth dan NFC.

Pemilik Switch Lite yang mencoba membeli permainan yang membutuhkan mode televisi di eShop akan diberi notifikasi mengenai inkompatibilitas tersebut.

Nintendo Switch Lite rencananya akan meluncur secara global pada tanggal 20 September 2019 dan dijajakan seharga US$ 200. Edisi Pokémon Zacian dan Zamazenta sendiri baru dirilis belakangan di tanggal 8 November – sekitar seminggu sebelum permainan Pokémon Sword dan Shield dilepas.

Nintendo Switch Lite 1

Via DigitalTrends.

Nintendo Labo Tidak Harus Terbuat dari Kardus, Bisa Juga dari Lego

Di telinga orang awam, Nintendo Labo mungkin hanya terdengar sebagai aksesori dari kardus yang bisa menambah keseruan bermain Mario Kart 8. Pada kenyataannya, Labo juga merupakan platform untuk mengasah kreativitas, dan kalau sedang bicara soal kreativitas, sulit rasanya menjauhkan nama besar Lego.

Labo + Lego pada dasarnya bisa dilihat sebagai ajang demonstrasi kreativitas besar-besaran. Konsep ini coba diwujudkan oleh Vimal Patel, seorang desainer Lego yang sempat mencuri perhatian publik di bulan April lalu setelah menciptakan beragam aksesori untuk Nintendo Switch dari biji Lego.

Lego Toy-Con Piano

Baru-baru ini, Vimal kembali memamerkan kreasinya berupa controller Nintendo Labo (Toy-Con) yang ia buat dari Lego. Dari yang sederhana seperti controller untuk memainkan Switch dalam orientasi portrait, sampai yang kompleks seperti piano, tongkat pancing dan setang motor, yang semuanya sebenarnya tersedia dalam wujud kardus melalui Nintendo Labo Variety Kit.

Lego Toy-Con Motorbike

Berhubung yang digunakan adalah biji Lego, durabilitasnya jelas lebih terjamin ketimbang kardus. Fungsionalitasnya sama sekali tidak terpengaruh, sebab sensor infra-merah yang terdapat pada controller Joy-Con masih bisa beroperasi tanpa kendala; dan sebenarnya inilah kunci dari Labo sebagai platform, kardus itu hanyalah media bantuan saja.

Silakan tonton demonstrasi Toy-Con berbahan Lego pada video di bawah ini.

Sumber: The Verge dan Vimal Patel.

Ada Setir Mobil Sampai Stik Pesawat, Nintendo Umumkan Kapan Labo Toy-Con Vehicle Kit Dirilis

Memang ada keragu-raguan pada konsep mainan kardus ketika Nintendo mengumumkan Labo di awal tahun ini. Dengan maksud membangkitkan kreativitas serta mengajarkan ilmu dasar programming, Labo berbeda dari produk yang pernah produsen jajakan. Namun ternyata respons konsumen sangat positif. Di Jepang saja, Variety Kit telah terjual 205.809 unit per bulan Juli 2018.

Setelah resmi menawarkan Variety Kit dan Robot Kit, kali ini perusahaan hiburan asal Jepang itu mulai membuka gerbang pre-order Toy-Con 3 bertajuk Vehicle Kit. Sesuai namanya, bundel ini berisi mainan bertema alat kendali, dari mulai setir mobil, pedal gas, column control pesawat terbang, pengendali kapal selam, hingga kuncinya. Produk rencananya akan tersedia kurang dari dua bulan lagi.

“Nintendo Labo adalah sebuah pengalaman kreatif dan kolaboratif yang didesain untuk merangsang imajinasi orang di segala usia,” tutur Doug Bowser selaku VP penjualan dan marketing Nintendo Amerika via rilis pers. “Kami sangat bersemangat bisa menawarkan beragam pengalaman bermain melalui Vehicle Kit, dan sangat menanti perkembangan lebih jauh dari komunitas Nintendo Labo.”

Nintendo Labo Toy-Con 3 Vehicle Kit 1

Seperti Toy-Con sebelumnya, bundel Vehicle Kit terdiri dari kardus yang sudah dipotong, karet, stiker beserta pernak-pernik lain agar kita bisa merakitnya tanpa memerlukan lem, pita perekat, dan gunting. Tentu saja Labo Vehicle Kit turut disertai game, yang berdasarkan dari video first look-nya, mendukung mode multiplayer.

Nintendo Labo Toy-Con 3 Vehicle Kit 4

Seperti yang mungkin sudah bisa Anda duga, bagian pedal berfungsi untuk memerintahkan kendaraan buat melaju. Bagian paling menarik dari Vehicle Kit ialah Toy-Con berbentuk kunci. Dengan menyelipkannya di slot yang tersedia pada Toy-Con setir mobil atau joystick pesawat, jenis kendaraan di permainan akan berubah – misalnya dari kendaraan off-road empat roda menjadi pesawat atau kapan selam.

Nintendo Labo Toy-Con 3 Vehicle Kit 3

Fungsi Toy-Con juga bisa dimodifikasi dan diperluas lewat Toy-Con Garage. Tool programming ini didesain agar intuitif dan interaktif, memanfaatkan petunjuk visual yang mudah dimengerti serta didukung oleh tutorial. Ia memungkinkan pengguna di segala umur melakukan eksperimen dengan Toy-Con; atau bahkan memprogram Toy-Con yang dibuat sendiri menggunakan bahan-bahan kerajinan tangan semisal gelas kertas, kardus, stiker dan pita.

Nintendo Labo Toy-Con 3 Vehicle Kit 2

Nintendo Labo Toy-Con Vehicle Kit sudah bisa Anda pesan via Amazon atau Best Buy. Harga produk ini sama seperti Variety dan Robot Kit, yaiu US$ 70, dan akan mulai tersedia pada tanggal 14 September 2018. Situs Amazon juga menyediakan pengiriman ke Indonesia.

Via Gematsu.

Hori Siapkan Alternatif Joy-Con yang Lebih Nyaman Untuk Menikmati Game Fighting dan Action

Namanya memang tidak seterkenal Logitech atau Razer, namun Hori merupakan salah satu perusahaan aksesori gaming third-party tertua di dunia. Berbisnis sejak tahun 1983, Hori memperoleh lisensi resmi untuk memproduksi periferal console Nintendo, Sony dan Microsoft; serta punya hubungan baik dengan studio-studio game ternama seperti Capcom, Konami hingga Sega.

Dan belakangan, produsen aksesori asal Jepang itu memfokuskan perhatiannya pada console hybrid Nintendo Switch. Minggu lalu, mereka memperkenalkan controller GameCube buat Switch bertema Pikachu, Mario dan Zelda. Dan hampir berbarengan dengan momen pengungkapan itu, Hori turut menyingkap alternatif controller Joy-Con sebelah kiri yang menyimpan directional pad.

Hori D-Pad Joy-Con Controller 3

Pendekatan desain ala GameCube Controller diusung lagi di Hori D-Pad Joy-Con Controller berupa decal dan stiker yang merepresentasikan tema The Legend of Zelda: Breath of the Wild dan Super Mario. Aksesori ini kabarnya menawarkan solusi atas keluhan utama pengguna Switch terhadap unit D-Pad Joy-Con orisinal,  terutama pada aspek input.

Selain buat digunakan secara personal, Nintendo sengaja merancang agar bagian kiri dan kanan Joy-Con dapat dijadikan dua controller terpisah, sehingga memungkinkan dua orang menikmati game (misalnya Mario Kart 8 Deluxe) via mode multiplayer split-screen. Walaupun penampilan Joy-Con kanan dan kiri tidak betul-betul simetris, Nintendo memang berusaha membuat wujud mereka identik.

Hori D-Pad Joy-Con Controller

Kendalanya muncul begitu Anda ingin bermain sendiri secara on-the-go. Directional pad berupa empat tombol terpisah memang kurang nyaman dan intuitif, apalagi buat menangani game-game fighting atau action side-scrolling. Melalui D-Pad Joy-Con Controller-nya, Hori menyuguhkan directional pad secara ‘utuh’ berupa satu tombol plus.

Tapi perlu diketahui bahwa Hori D-Pad Joy-Con Controller hanya bisa digunakan di mode handheld oleh seorang pengguna. Alasan mengapa produk dijajakan di harga yang cukup terjangkau (hanya US$ 25) adalah absennya sejumlah teknologi dan fitur, misalnya tidak adanya modul Bluetooth, gyroscope, HD Rumble, baterai, serta tombol SL/SR. Dengan begini, ia juga tidak siap menunjang mode couch/console via grip.

Hori D-Pad Joy-Con Controller 2

Ketiadaan baterai internal juga membuat Hori D-Pad Joy-Con Controller menyedot daya lebih banyak dari Switch, bahkan jika console berada dalam mode tidur. Hori berjanji untuk membereskan kendala ini di produk yang akan mereka pasarkan global pada bulan September 2018 nanti.

Hori D-Pad Joy-Con Controller – baik yang versi standar berwarna biru atau varian bertema Zelda dan Mario – kabarnya telah dipasarkan di secara lokal di Jepang mulai tanggal 26 Juli kemarin.

Via IGN & Nintendo Life.

Kontes Nintendo Labo Buktikan Potensi Besar Permainan Kardus di Tangan Konsumen Kreatif

Nintendo Labo bukan sebatas periferal kardus yang dirancang untuk menambah keseruan bermain Nintendo Switch. Salah satu komponen penting dalam Labo justru tidak memiliki wujud fisik sama sekali. Komponen tersebut adalah software bernama Toy-Con Garage, yang dirancang untuk memudahkan konsumen memprogram mainan kardusnya.

Toy-Con Garage sejatinya memungkinkan kita untuk merancang periferal maupun permainan baru untuk Switch. Contoh terbaiknya bisa kita lihat dari sejumlah pemenang Nintendo Labo Creators Contest baru-baru ini. Dua yang paling menarik di antaranya adalah Labo Tea Time rancangan Joseph France dan Solar-Powered Cardboard Accordion rancangan Momoka Kinder.

Labo Tea Time mengajak kita bermain sebagai pelayan di sebuah kedai teh dengan model gameplay ala game time management. Controller-nya merupakan sebuah Joy-Con yang disembunyikan di dalam teko berbahan kardus. Buka tutupnya untuk mengisi teh, lalu miringkan untuk menuang ke cangkir yang bakal dihidangkan ke konsumen.

Permainan ini bahkan memiliki mode multiplayer yang harus dimainkan oleh dua orang. Komunikasi verbal jelas sangat dibutuhkan, dan situasinya kurang lebih sama kacaunya seperti memainkan game Overcooked, meski tanpa grafis yang menarik.

Solar-Powered Cardboard Accordion di sisi lain sangat unik karena idenya yang begitu orisinil. Secara teknis akordion kardusnya di sini bukan ditenagai oleh sinar surya, melainkan hanya mendeteksi apakah ada cahaya yang masuk atau tidak.

Tutup lubang-lubang di salah satu sisinya itu, maka sejumlah nada akan dibunyikan. Di sisi satunya, ada tiga tombol di layar Switch untuk menaik-turunkan oktaf. Terakhir, lipatan-lipatan kertas yang membentuk bodi akordion bisa dipanjang-pendekkan untuk menaik-turunkan volume.

Kedua proyek ini sama-sama dibuat menggunakan Toy-Con Garage, dan siapapun sebenarnya juga bisa menciptakan permainan yang sama hanya dengan bermodalkan sejumlah ketekunan. Pun begitu, mereka yang berhasil memenangkan kontes ini dengan ide-ide orisinilnya pantas menerima hadiah eksklusif yang super-unik berupa Nintendo Switch bertema kardus.

Sumber: The Verge.

Nintendo Labo Memadukan Serunya Bermain Game Dengan Mainan Kardus

Ada sejumlah faktor yang membuat Nintendo Switch sukses: keseimbangan antara penyajian ala home console konvesional dengan handheld, game-game eksklusif memukau, serta dukungan dari developer-developer third-party. Namun penerapan konsep hybrid yang diusung Switch ternyata lebih luas lagi, tak hanya sekadar mengombinasi rancangan console dan sistem game portable.

Minggu lalu, Nintendo kembali menyingkap gagasan inovatif terkait Switch. Perusahaan hiburan asal Jepang itu mengumumkan Nintendo Labo, yaitu sebuah platform game sekaligus mainan konstruksi berbasis kardus. Labo memungkinkan kedua elemen ini saling mendukung serta tersambung. Lewat platform unik ini, Nintendo bermaksud untuk mengajarkan para user muda prinsip dasar fisika dan ilmu rancang-bangun.

Labo terdiri dari dua bagian. Untuk menikmatinya, kita perlu membeli Labo Kit terlebih dulu. Isinya terdiri dari mainan kardus ‘Toy-Con’ yang perlu dirakit. Toy-Con adalah periferal kendali alternatif dari Joy-Con dengan wujud bervariasi: ada yang menyerupai rumah mini, setang motor, piano, hingga tongkat pancing. Setelah selesai dirakit, Anda perlu menyematkan bagian tablet Switch dan controller Joy-Con ke slot yang tersedia.

Labo 5

Masing-masing Toy-Con bekerja dan berinteraksi secara berbeda dengan Switch serta Joy-Con. Misalnya: Toy-Con piano memanfaatkan sensor inframerah di Joy-Con kanan untuk mengetahui nada yang sedang dimainkan, kemudian Toy-Con robot menggunakan fitur HD Rumble untuk bergerak, dan dikendalikan lewat layar sentuh. Tentu saja Anda dibebaskan untuk mendekorasi sisi luar Toy-Con menggunakan spidol warna, cat serta stiker.

Labo 3

Reggie Fils-Aimé selaku presiden Nintendo Amerika mengakui bahwa Labo merupakan proyek yang betul-betul baru bagi mereka, didesain khusus buat anak-anak dan ‘para gamer berjiwa muda’. Labo ditunjang oleh software edukatif berisi panduan merakit Toy-Con serta penjelasan cara kerja mainan secara sederhana, misalnya menunjukkan bagaimana sensor inframerah beroperasi.

Labo 1

Saat ini Nintendo telah menyediakan dua pilihan Labo Kit, yaitu Variety Kit dan Robot Kit. Variety Kit merupakan bundel Toy-Con lengkap, terdiri dari beberapa lembar kardus, stiker, spons, tali dan karet untuk menciptakan rumah, setang motor, joran pancing dan lain-lain. Robot Kit sendiri memungkinkan Anda membuat visor serta tas, mengubah pemain jadi robot penghancur.

Labo 4

Kedua varian Labo Kit sudah bisa di-pre-order, akan tersedia pada tanggal 20 April nanti seharga US$ 70 dan US$ 80.

Selain kedua opsi di atas, saya berasumsi bahwa di waktu ke depan, Nintendo akan memperkenalkan lebih banyak variasi dari Labo Kit. Saya sendiri penasaran seberapa kuat dan efektif-kah penggunaan bahan kardus sebagai unit controller/aksesori game.

Keyboard untuk Nintendo Switch Ini Bisa Dipasangi Joy-Con di Kedua Sisinya

Sebagai console, Nintendo Switch tidak memerlukan peripheral macam keyboard untuk bisa beroperasi dengan baik. Namun hal ini sejatinya tergantung pada game yang Anda mainkan. Untuk game seperti 1–2-Switch atau ARMS, Anda hanya memerlukan Joy-Con, tapi untuk Dragon Quest X yang akan dirilis di Jepang bulan September mendatang, keyboard bakal sangat membantu.

Pasalnya, kita semua tahu bahwa interaksi dengan pemain lain (chatting) merupakan bagian penting dalam game bertipe MMORPG seperti ini. Masalahnya tinggal bagaimana pemain bisa menggunakan keyboard dan controller Joy-Con secara efisien, tanpa terlalu sering berganti peripheral hanya untuk memberikan balasan singkat.

Solusinya, menurut pabrikan peripheral Cyber Gadget, adalah keyboard berukuran ringkas yang bisa dipasangi Joy-Con di kiri-kanannya. Dengan bobot hanya 250 gram, keyboard ini sepertinya cukup ringan sehingga para pemain bisa terus menancapkan Joy-Con di kedua sisinya selagi memainkan Dragon Quest X nanti.

Cyber Gadget USB Keyboard for Nintendo Switch

Penawaran Cyber Gadget ini jelas berbeda dari yang HORI umumkan lebih dulu bulan lalu, yang sejatinya tidak lebih dari sebuah keyboard USB biasa tanpa ada fitur atau fungsi khusus untuk Switch. Dengan keyboard dari Cyber Gadget, pengguna setidaknya tidak perlu meletakkannya ketika hendak mengendalikan karakter dengan Joy-Con.

Di Amazon Jepang, keyboard ini dibanderol seharga 3.758 yen (± Rp 450 ribu). Sayangnya belum ada keterangan apakah nantinya juga bakal dirilis versi internasionalnya – kemungkinannya kecil mengingat Dragon Quest X sendiri hanya bakal tersedia di Jepang.

Sumber: The Verge dan Kotaku.

Ini Dia Cara Menyambungkan Controller Nintendo Switch ke PC

Hanya beberapa hari setelah tersedia, beberapa pengguna segera mencoba mengekspos segala hal dalam Nintendo Switch. Banyak orang menemukan masalah, namun kita juga akhirnya mengetahui detail mengenai chip Nvidia Tegra yang produsen gunakan sebagai otaknya, termasuk kompatibilitas periferal Switch dengan perangkat lain.

Anda mungkin sudah sempat membaca soal kesanggupan Nintendo Joy-Con dan Switch Pro Controller buat tersambung ke device Android ataupun Windows berkat koneksi Bluetooth tanpa memerlukan software tambahan – berbeda dari controller Xbox One dan DualShock 4. Dan lewat artikel ini, saya akan mencoba membantu Anda menyambungkan Joy-Con serta Pro Controller ke PC.

Nintendo Joy-Con

Di Indonesia, sepasang Joy-Con bisa Anda miliki seharga Rp 1,25 juta, sedangakn Pro Controller dijajakan di Rp 1,28 juta. Agar bisa dibaca oleh komputer desktop, Anda juga perlu membeli aksesori Bluetooth receiver.

Prosedur selanjutnya tidak terlalu kompleks: Putuskan Joy-Con dari Switch seperti biasa, lalu nyalakan koneksi Bluetooth di PC. Selanjutnya, tekan dan tahan tombol ‘sync di Joy-Con – berada di antara tombol SR dan SL – sampai lampu LED di sisi atas mulai menyala.

Nintendo Joy-Con dalam kemasan

Silakan beralih ke layar PC, kemudian cari Joy-Con di dalam menu Bluetooth, dan pilih opsi untuk memasangkan periferal itu. Berbeda dari saat dihubungkan ke Switch, lampu pairing akan tetap berkedip meskipun controller sudah terbaca, namun Anda bisa mengetahui koneksinya langsung dari setting Bluetooth. Jika muncul notifikasi eror, Anda hanya tinggal menggerakkan posisi Joy-Con dan mencoba kembali proses pairing.

Perlu diketahui bahwa sistem akan tetap membaca sepasang komponen Joy-Con sebagai dua controller terpisah dan fitur motion tracking juga belum bekerja. Buat sekarang, Anda hanya dapat menggunakannya buat bermain game-game platformer 2D.

Switch Pro Controller 1

Untuk Pro Controller, prosedurnya tidak jauh berbeda dari Joy-Con. Anda tak perlu repot-repot mencolokkan kabel USB-nya karena gamepad tidak akan terbaca. Solusinya adalah sambungan wireless. Tombol sync berada di bagian atas controller, di sebelah port micro USB type-C.

Switch Pro Controller 2

Dibanding Joy-Con, Nintendo Pro Controller jauh lebih fungsional buat mendukung aktivitas ber-gaming di PC karena layout-nya lebih menyerupai gamepad standar. Meski demikian, ia tetap tidak lepas dari masalah. Periferal tersebut menggunakan API DirectInput, bukan XInput, membuatnya tidak kompatibel ke sejumlah permainan baru.

Solusi dari kendala ini ialah dengan menggunakan program x360ce (bisa diunduh gratis). Walaupun didesain buat controller Xbox 360, software bisa membaca Pro Controller.

Sumber: Digital Trends.