Startup Terpilih di Google Launchpad Accelerator Batch Ketiga Sudah Diumumkan

Startup terpilih untuk Google Launchpad Accelerator batch ketiga untuk kawasan Asia sudah diumumkan. Beberapa startup Indonesia masuk ke dalam program inkubasi yang akan dilaksanakan selama 6 bulan ini, yakni iGrow, Jurnal, Mapan, PicMix, Qlue dan Snapcart. Seperti yang telah dilaksanakan pada dua batch sebelumnya, nantinya para startup terpilih akan mendapatkan pembimbingan khusus langsung di kantor pusat Google.

Pada batch kedua yang dilaksanakan mulai bulan Mei lalu, juga terjaring 6 startup Indonesia ke dalam program Google tersebut. Salah satu testimoni dari peserta di batch kedua bulan lalu CEO Hijup Diajeng Lestari menjelaskan bahwa dirinya mendapatkan beberapa insight terkait dengan bagaimana mengoptimalkan funnel. Mulai acquisition cost-nya hingga mengelola konsumen untuk bisa masuk ke customer base, sesuai dengan kebutuhan dan tipe startup Diajeng berupa layanan e-commerce.

Nama-nama startup terpilih di batch ketiga

Di tahap ketiga kali ini nama-nama startup yang ditetapkan sebagai peserta sudah cukup banyak dikenal dan sering memberikan introduksi produknya di berbagai program unggulan startup. Pertama iGrow, startup ini membawakan konsep yang revolusioner di bidang pertanian, menghubungkan investor dengan penggarap lahan. Sistem bisnisnya unik, memberdayakan petani untuk memanfaatkan lahan dengan suntikan investasi dari masyarakat yang berminat. Kemudian ada Jurnal, yang memberikan layanan SaaS untuk pengelolaan manajemen bisnis dan keuangan pada bisnis di Indonesia.

Kemudian ada Mapan (Arisan Mapan) yang diinisiasi oleh Ruma, mengusung aplikasi terpadu untuk arisan yang dihubungkan dengan sistem belanja di e-commerce. PicMix turut masuk dalam batch kali ini, startup karya Calvin Kizana ini beberapa waktu terakhir begitu gencar melambungkan kembali eksistensinya dengan aplikasi pengolah foto karyanya. Menjadi salah satu startup Indonesia yang mampu bertahan dalam gejolak perkembangan digital nasional.

Inovator layanan berbasis smart city Qlue juga turut terpilih. Terobosannya di berbagai daerah untuk digitalkan layanan publik membawa startup ini cukup dikenal di Indonesia dan mulai menjalin dengan regulator di berbagai daerah di Indonesia. Terakhir ada Snapcart, startup besutan Reynazran Royono yang sangat mengunggulkan teknologi big data untuk memberikan kenikmatan cashback bagi pengguna aplikasinya.

Selain mendapatkan pembinaan berupa bootcamp 2 minggu di kantor Google dan program inkubasi yang dilaksanakan selama 6 bulan, para startup (khusus pengembang solusi mobile) juga akan menerima pendanaan bebas ekuitas hingga $50.000. Program Launchpad Accelerator sendiri memang difokuskan untuk negara dengan pertumbuhan startup yang berpotensi, seperti Indonesia, India dan Brasil. Program ini menargetkan mampu merangkul 50 startup baru per tahun.

Hadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, 57 Juta UKM di Indonesia Memperkuat Dirinya dengan SaaS

Lima puluh tujuh juta UKM Indonesia belum pernah mendapatkan kesempatan yang begitu besar dan juga belum pernah menghadapi persaingan seperti sekarang ini. Karena adanya persatuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), hampir 600 juta masyarakat Asia Tenggara sudah dapat dijangkau oleh perusahaan-perusahan Indonesia. Para ekonom dan investor percaya bahwa teknologi akan menjadi kunci dalam membuka berbagai potensi lokal.

MEA juga menjadi suatu tanda kemudahan bagi perusahaan asing untuk memasuki Indonesia. Founder Moka Haryanto Tanjo, startup mobile point-of-sale yang berbasiskan di Jakarta, menjelaskan, “Untuk tetap dapat bersaing, pebisnis UKM dituntut untuk menjalankan bisnis mereka secara lebih efisien dan juga dapat mengakses informasi secara real-time.”

Managing Partner East Ventures Willson Cuaca menjelaskan bahwa di dalam era transparansi, di mana informasi menjadi sangat mudah di akses, akan ada banyak persaingan antar UKM yang memiliki kesamaan dalam model bisnis, pelanggan dan cara berbisnis. Menurutnya, kelebihan kompetitif yang dimiliki setiap bisnis yang ada terletak pada kemampuan dalam menjalankan bisnis tersebut.

Cuaca mengatakan, “Perusahaan kami terus mencari kunci pertumbuhan di Indonesia yang juga meningkatkan perkembangan teknologi. Inilah saat di mana software dapat membantu mereka dalam menjalankan bisnis secara lebih efisien dan kami percaya bahwa UKM yang dilengkapi dengan software akan muncul sebagai pemenang. Kami mengelompokkan grup pemenang ini sebagai ‘UKM pintar’.”

Senjata Pertahanan Regional

“Saya percaya bahwa hanya perusahaan besar dan multinasional yang dapat memiliki kemampuan dan sumber daya dalam menggunakan software seperti SAP dan Oracle, “ jelas Joshua Kevin, co-founder Talenta, startup SaaS yang bergerak di bidang human resources di Indonesia.

Dalam triwulan pertama di tahun 2016, Talenta melaporkan ada lebih dari 75 perusahaan pengguna dan 10.000 karyawan yang aktif dalam software-nya. Startup ini memproyeksikan di akhir tahun akan ada peningkatan 50.000 karyawan aktif.

Selain Talenta, juga ada startup tenaga kerja lokal lainnya yang dibantu dengan adanya pendanaan dari kapitalis ventura. Ketika Talenta membantu perusahaan dalam mengurus karyawan yang sudah ada, Rekruta membantu usaha bisnis dalam melacak pelamar kerja baru.

“Lokalisasi adalah kuncinya,” jelas Silvia Pratama, founder Rekruta, yang startupnya menawarkan suatu sistem yang dapat membantu proses perekrutan kerja bagi perusahaan menengah ke atas secara otomatis. Ia berkata, “Salah satu contoh lokalisasi di Indonesia dan Asia Tenggara adalah fitur resume parsing.”

Walaupun Rekruta masih tergolong baru, perusahaan ini menargetkan 100 pengguna aktif pada tahun 2017 yang Pratama harap adalah perusahaan e-commerce lokal.

Di bagian akunting, perusahaan seperti Jurnal dan Jojonomic telah menjadi salah satu pemainnya di Indonesia. Jurnal membuat suatu software bookkeeping yang interaktif sedangkan Jojonomic adalah suatu software manajemen keuangan pribadi gratis. Dalam versi premiumnya, Jojonomic Pro, adalah suatu solusi SaaS untuk mengatasi reimbursement yang ditargetkan kepada bisnis-bisnis. Produk ini menggunakan kamera smartphone untuk dengan mudah memindai dan menyimpan kuitansi. Founder Jojonomic Indrasto Budisantoso mengatakan
bahwa penggunaan mobile phone adalah tenaga penggerak di balik kemajuan SaaS dalam UKM di Asia Tenggara.

“Sekarang, semua smartphone memliki kamera dan hampir seluruh jajaran karyawan pasti memiliki smartphone. Hal ini belum terjadi untuk tiga sampai empat tahun yang lalu,” jelasnya.

Jojonomic Pro melaporkan adanya lebih dari 40 perusahaan berlangganan dan pertumbuhan 100 persen setiap bulannya sejak Desember 2015.

CEO dan co-founder SIRCLO Brian Marshal mengatakan bahwa platform pembuatan website toko online-nya yang berbasiskan cloud ini telah memiliki lebih dari 10.000 user aktif. Marshal menyatakan bahwa SIRCLO akan segera melewati pendapatan tahunan US$200.000. Ia percaya bahwa perusahaannya adalah salah satu dari banyak SaaS startup di Indonesia yang telah berhasil mencapai angka tersebut. SIRCLO sampai saat ini telah memfasilitasi lebih dari US$4.000.000 dalam GMV (gross merchandise volume).

“Kami telah melihat berbagai kisah sukses belakangan ini,” jelas Marshal. “Hari ini, bukanlah suatu kasus yang jarang untuk melihat bisnis perseorangan dalam platform kami yang mendapatkan revenue bulanan dari US$0 hingga US$5000.”

Waktu Keemasan SaaS (Software as a Service)

Tercatat ada lebih dari 140 startup SaaS yang tersebar di seluruh Asia Tenggara. Karena banyaknya bisnis yang mulai berpindah kepada solusi cloud-based untuk distribusi produk, software tradisional akan semakin tertinggal di belakang. Riset menjelaskan bahwa sekitar 60 persen dari startup SaaS yang ada di Asia Tenggara telah mendapatkan funding senilai sekitar US$90 juta per Mei tahun lalu.

Golongan menengah Indonesia diperkirakan akan terus meningkat dan bertumbuh sekitar 70 juta penduduk dan mencapai 141 juta pada tahun 2020. Hal ini terus mengindikasikan bahwa akan ada lebih banyak UKM yang akan bergabung ke dalam ekonomi digital ini. Ini juga menjadi faktor bahwa SaaS akan memiliki peran yang sangat signifikan dalam pertumbuhan di Asia Tenggara dalam beberapa tahun ke depan.


Disclosure: artikel tamu ini ditulis oleh East Ventures setelah melalui proses penyuntingan

Jurnal Klaim Pendanaan Seri A Dari East Ventures, Fenox Capital, dan Seorang Angel Investor

Platform akuntansi berbasis cloud Jurnal mengantongi pendanaan Seri A dalam jumlah yang tidak disebutkan dari East Ventures, Fenox, dan seorang Angel Investor Budi Setiadharma. Pendanaan ini akan dimanfaatkan untuk pengembangan produk dan penyempurnaan infrastruktur yang merupakan fokusnya pada tahun ini.

“Kami sangat senang atas pendanaan ini. Ke depannya, Jurnal akan bertumbuh lebih cepat lagi dengan tim yang lebih besar. […] Pendanaan ini akan kami gunakan untuk pengembangan produk dan scaling infrastruktur. Lebih lanjut, pengembangan bisnis akan kami lakukan melalui partnership/kerjasama dengan perusahaan lain dan juga pemerintah. Jurnal juga dalam proses standarisasi internasional perusahaan untuk integritas pengelolaan keamanan dan kerahasiaan data. Tahun ini akan sangat menarik bagi Jurnal,” sambut co-founder Jurnal Anthony Kosasih dalam pernyataan resminya hari ini (22/2).

Akhir tahun lalu, Anthony merincikan rencananya tahun ini dengan memperkenalkan program sponsorship sebagai skema untuk mengadopsi penggunaan layanan Jurnal dan dukungan kewirausahaan tanah air.

“Jurnal sebagai salah satu startup pionir SaaS, berhasil melakukan validasi market di Indonesia. Dengan semakin bertambah pesatnya jumlah pengguna berbayar, dana baru ini akan digunakan untuk mempercepat pertumbuhan pengguna Jurnal. Sudah saatnya 57 juta UMKM Indonesia meningkatkan daya saing mereka di Masyarakat Ekonomi Asia melalui kontrol dan pengaturan keuangan yang baik, tentunya dengan difasilitasi oleh Jurnal.” papar Managing Partner East Ventures Willson Cuaca menambahi.

Validasi yang dimaksud Willson adalah bahwa masalah yang kerap muncul dari para pengusaha adalah bahwa mereka kesulitan mengatur dan mengakses laporan finansial kapanpun dan di manapun mereka inginkan. Pilihannya adalah akuntan dan konsultan pajak yang memiliki tarif cenderung tak terjangkau. Berdasarkan ini, Jurnal mencoba memposisikan dirinya sebagai penengah yang dapat menjawab hal tersebut.

Jurnal menjanjikan dokumen seperti invoice, PO (Purchase Order), dan kwitansi bisa dibuat secara otomatis dan disimpan dengan aman. Ditambah fitur seperti manajemen aset otomatis, inventory & multi-gudang, serta beragam fitur lainnya untuk menunjang kinerja pebisnis agar lebih profesional sehingga relasi dan kepercayaan dengan pelanggan dan juga pemasok dapat dengan mudah dijalin.

Klaim tujuh ribu pengguna, Jurnal akan menghadapi tahun ini dengan persiapan yang lebih matang. Menyasar segmen pasar yang kurang-lebih serupa, Jurnal akan berkompetisi dengan Zahir Accounting dalam pasar business-to-business.

Jurnal.id Emban Tugas Dorong Digitalisasi Kegiatan Para Akuntan

shutterstock_251939365

Niat baik Jurnal.id mengakomodir masyarakat dengan menyediakan platform akuntansi berbasis cloud terbentur pemikiran pasar yang masih konvensional. Namun pihaknya dikabarkan bakal terus menggodok berbagai macam cara untuk berkolaborasi demi pengembangan produk yang lebih ideal dan menguntungkan bagi banyak pihak.

Continue reading Jurnal.id Emban Tugas Dorong Digitalisasi Kegiatan Para Akuntan

Jurnal Sealed Seed Funding from East Ventures

Jurnal cloud-based accounting service published an undisclosed seed funding they’ve just secured from East Ventures. The funding will go to product and team development. Jurnal expected that the service would reach 5000 business owners to deal with their accounting matters by the end of this year. Continue reading Jurnal Sealed Seed Funding from East Ventures

Jurnal Peroleh Seed Funding dari East Ventures

Ilustrasi Pencatatan Transaksi / Shutterstock

Layanan akuntansi berbasis cloud Jurnal mengumumkan perolehan seed funding yang tidak diumumkan jumlahnya dari East Ventures. Pendanaan ini akan digunakan untuk mengembangkan produk dan memperbesar anggota tim. Jurnal berharap tahun ini bisa membantu 5000 pemilik bisnis untuk mengurusi kegiatan akuntansinya hingga akhir tahun ini.

Continue reading Jurnal Peroleh Seed Funding dari East Ventures