KoinWorks Secures Series B Funding of Rp 170 Billion

After receiving Series A funding worth of Rp230 billion led by Mandiri Capital Indonesia (MCI) and follow-on funding for Series A+ from Quona Capital with undisclosed value, peer-to-peer lending platform Koinworks has received Series B funding worth of $16.5 million (around Rp170 billion) led by EV Growth and Quona Capital and other investors.

The funding is to build up team and partnership, also the technology and development system to provide financial services throughout Indonesia in one platform.

KoinWorks claims to have more than 60% lenders in their platform are millennials, and 70% of those said that KoinWorks as their first investment instrument, has distributed loan of Rp150 billion per month. This is the biggest number to distribute for business players in fashion, electronics, accessories, and cosmetics.

“During the last three years, we’ve been distributed productive loan to hundred of thousands SMEs in Indonesia. The significant growth is also supported by the increasing public awareness on how important to have an investment as soon as possible,” KoinWorks’ Co-Founder and CEO, Benedicto Haryono said.

Focus to support SME

Was founded in 2016 by Benedicto Haryono and Willy Arifin, KoinWorks has been connecting borrowers and lenders online through one platform by providing financial services for SME with limited access to banking (unbanked or underbanked)

Using machine learning, KoinWorks allows borrowers to access a loan with low interest, and in the meantime, lenders can receive the payment with profitable interest. Products offered including business development loan through KoinBisnis and education through KoinPintar.

“The gap between access and convenience of the investment and loan products has made KoinWorks as a unique fintech [service] in Indonesia,” Willson Cuaca, Partner EV Growth, a partnership of East Ventures, Sinar Mas Digital Ventures (SMDV), and Yahoo Japan (YJ) Capital Inc.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

KoinWorks Kantongi Pendanaan Seri B Senilai Rp170 Miliar

Setelah sebelumnya mendapatkan pendanaan seri A senilai Rp230 miliar yang dipimpin Mandiri Capital Indonesia (MCI) dan pendanaan lanjutan untuk tahap seri A+ dari Quona Capital dengan nominal yang tidak disebutkan, platform peer-to-peer lending Koinworks tahun ini mendapatkan pendanaan Seri B senilai S$16,5 juta (sekitar Rp 170 miliar) yang dipimpin EV Growth dan Quona Capital bersama investor lainnya.

Pendanaan ini akan digunakan KoinWorks untuk memperkuat tim dan kemitraan dan pengembangan sistem dan teknologi untuk menyediakan layanan finansial di seluruh Indonesia di satu platform.

KoinWorks yang mengklaim memiliki lebih dari 60% pendana di platform merupakan generasi milenial, dan 70% di antaranya mengatakan bahwa KoinWorks adalah instrumen investasi pertama mereka, telah menyalurkan pinjaman Rp150 miliar setiap bulannya. Pinjaman ini paling banyak disalurkan ke pelaku usaha fesyen, elektronik, aksesoris, dan komestik.

“Selama tiga tahun terakhir, kami telah menyalurkan pinjaman produktif kepada ratusan ribu UKM di Indonesia. Pertumbuhan yang sangat signifikan ini juga didukung oleh meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya memiliki investasi sejak dini,” kata Co-founder dan CEO KoinWorks Benedicto Haryono.

Fokus bantu UKM

Didirikan pada tahun 2016 oleh Benedicto Haryono dan Willy Arifin, Koinworks mempertemukan peminjam dan pendana secara daring melalui satu platform dengan menyediakan akses layanan keuangan ke UKM yang memiliki keterbatasan akses perbankan (unbanked atau underbanked).

Memanfaatkan machine learning, KoinWorks memungkinkan peminjam mengakses pinjaman dengan bunga rendah, dengan di saat yang bersamaan pendana juga menerima nilai pengembalian dengan bunga yang menguntungkan. Produk yang ditawarkan termasuk pinjaman pengembangan usaha melalui KoinBisnis dan pendidikan melalui KoinPintar.

“Adanya kesenjangan antara akses dan kenyamanan dalam produk investasi dan pinjaman membuat KoinWorks menjadi [layanan] fintech yang sangat unik di Indonesia,” kata Willson Cuaca, Partner EV Growth, yang merupakan hasil kerja sama East Ventures, Sinar Mas Digital Ventures (SMDV), dan Yahoo Japan (YJ) Capital Inc.

Saat ini KoinWorks masih menyasar segmen pasar UKM, termasuk di dalamnya penjual online yang memanfaatkan media sosial sebagai media promosi mereka.

“KoinWorks bersama dengan Quona mewujudkan misi inklusi finansial yang menghasilkan dampak positif bagi perkembangan bisnis UKM di Indonesia sebagai hasil dari komitmen perusahaan pembiayaan yang bertangggung jawab,” kata Ganesh Rengaswamy, Co-Founder dan Partner Quona Capital.

Application Information Will Show Up Here

Koinworks Salurkan Pinjaman Rp150 Miliar Setiap Bulan

Platform p2p lending KoinWorks setiap bulannya mengklaim telah menyalurkan pinjaman Rp150 miliar. Pinjaman ini paling banyak disalurkan kepada pelaku usaha fesyen, elektronik, aksesoris, dan komestik.

Menurut CMO KoinWorks Jonathan Bryan, bulan suci Ramadan ini juga menjadi momen yang penting bagi KoinWorks, dilihat dari makin meningkatnya minat para borrower untuk meminjam uang. 

Saat ini KoinWorks masih menyasar segmen pasar yang terbukti makin banyak peminatnya yaitu kalangan UKM, termasuk di dalamnya penjual online shop yang memanfaatkan media sosial sebagai media promosi mereka. KoinWorks mencatat sebanyak 70% hingga 80% kontribusi dari total peminjam dari segmen tersebut.

Target hingga akhir tahun

Secara keseluruhan, jumlah investor di KoinWorks sudah melebihi angka 148 ribu. Nominal paling kecil yang bisa diinvestasikan sebesar Rp100 ribu. Sementara itu KoinWorks juga mengklaim kalangan milenial sudah mulai banyak melirik untuk kemudian menjadi investor. Sekitar 70% investor di bisnisnya berasal dari kalangan milenial dengan rentang usia 25 hingga 35 tahun.

Sementara itu jumlah penerima pinjaman (borrower) KoinWorks saat ini sebanyak 700.000 rekening. Jumlah pemberi pinjaman (lender) sebanyak 148.972 rekening. Hingga saat ini secara nominal pinjaman yang disalurkan 90% diberikan kepada modal kerja, sisanya kepada dana pendidikan.

Tahun 2019 ini KoinWorks memiliki target menyalurkan dana di angka Rp2,2 triliun. KoinWorks juga ingin menyasar segmen pasar baru yaitu pariwisata. Perusahaan sedang menguji coba penyaluran pinjaman untuk industri pariwisata. Saat ini, KoinWorks memilih pelaku UKM yang bergerak di bidang akomodasi pariwisata. Segmen usaha lainnya akan diseleksi terlebih dahulu karena belum tentu cocok dengan preferensi perusahaan.

Application Information Will Show Up Here

 

KoinWorks to Make Acquisition of Software Developer for Yogyakarta’s R&D

KoinWorks announces acquisition plan of software development house in Yogyakarta as the research and development center and advanced features. The company name is still undisclosed, but the deal is on.

KoinWorks’ Co-Founder and CEO, Benedicto Haryono said this step is part of the company’s great investment after receiving Series A+ from Quona Capital earlier this year.

“We’ll making a great investment this year, to expand business we need to add activity scope. The back end system will be stronger, automation for efficiency, and have a good control. The UI/UX is to be redesigned,” he said on Wed (3/27).

All activities to support the company in achieving this year’s target at Rp2.2 trillion. In the beginning, KoinWorks is considered conservative due to the p2p lending is kind of new in Indonesia.

The total accumulative distribution in KoinWorks since October 2016 to March 2019 reaching Rp900 billion with NPL 0.44%. Benedicto said the company has distributed around Rp150 billion per month in average.

“In terms of business, we grow around 15%-30%. More than 90% are from Koin Bisnis. Koin Pintar contribution is quite low.”

Koin Bisnis is KoinWorks’ main product for productive loan to SME players with online shop, employees, supply chain, and business loan. It starts from Rp5 million to Rp2 billion. The interest is adjustable to the scoring based on its risk. It starts from 9%-20% per year.

In order to expand Koin Bisnis, the company is testing the loan distribution for tourism industry. Currently, KoinWorks is filtering SME players engaged in tourism accommodation. Other segments will be sorted based on its compatibility with the company.

“We’re inspired by the support of Our President, Jokowi. The tourism industry has a wide segment, not only flight, hotel, or recreation. We’re still on probation for SME players engaged in accommodation around Java.”

Another product of KoinWorks is Koin Pintar (for Academic purposes) and Koin Sehat. Benedicto said, within a certain period, Koin Sehat is yet to develop further because the potential hasn’t visible.

“It’s not terminated, but we decide it not to enter the market. It because we want to see the business potential and to focus on developing it.”

KoinWorks has six thousand borrowers, around 50%-60% are active users. Total investors have reached 120 thousand including five financial institution borrowers, local and global.

“The target is to acquire 500 thousand investors joining KoinWorks. In addition, total institutions are to increase for re-balancing. It’s not about target, no matter the number, there must be value for both parties,” he said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

KoinWorks Segera Akuisisi Pengembang Piranti Lunak untuk R&D di Yogyakarta

KoinWorks mengumumkan rencana akuisisi software development house di Yogyakarta sebagai pusat research and development (R&D) dan pengembangan lebih lanjut fitur-fitur yang sudah ada. Tidak disebutkan nama perusahaan tersebut, namun dipastikan sudah tahap deal.

Co-Founder dan CEO KoinWorks Benedicto Haryono menjelaskan langkah ini adalah bagian investasi besar-besaran perusahaan pasca perolehan pendanaan seri A+ dari Quona Capital awal tahun ini.

“Tahun ini kita akan investasi besar-besaran, mau perluas ekspansi bisnis makanya perlu tambah scope aktivitas. Sistem back end mau diperkuat, lebih diotomasi sehingga bisa lebih efisien dan punya kontrol yang bagus. Aplikasi mau di-redesign UI/UX-nya,” ujar Benedicto, Rabu (27/3).

Seluruh aktivitas baru ini diharapkan mendukung perusahaan untuk menembus target penyaluran dana sepanjang tahun ini di angka Rp2,2 triliun. Di awal operasinya, KoinWorks tergolong cukup konservatif karena industri p2p lending masih terbilang baru di Indonesia.

Total penyaluran secara akumulatif di KoinWorks sejak Oktober 2016 sampai Maret 2019 mencapai Rp900 miliar dengan NPL 0,44%. Benedicto menyebut secara rerata perusahaan menyalurkan sekitar Rp150 miliar per bulannya.

“Per bulannya secara bisnis keseluruhan kita tumbuh 15%-30%. Lebih dari 90% dikontribusikan dari penyaluran Koin Bisnis. Untuk Koin Pintar masih cukup kecil.”

Koin Bisnis adalah produk utama KoinWorks yang bersifat pinjaman produktif untuk pelaku UKM yang punya toko online, karyawan, supply chain, dan pinjaman bisnis. Nominalnya mulai dari Rp5 juta sampai Rp2 miliar. Suku bunga disesuaikan dengan skor yang diukur berdasarkan tingkat risikonya. Kisarannya dimulai dari 9%-20% per tahun.

Dalam rangka perluas bisnis Koin Bisnis, perusahaan sedang menguji coba penyaluran pinjaman untuk industri pariwisata. Saat ini, KoinWorks memilih pelaku UKM yang bergerak di bidang akomodasi pariwisata. Segmen usaha lainnya akan diseleksi terlebih dahulu karena belum tentu cocok dengan preferensi perusahaan.

“Kami terinspirasi dari dorongan Pak Presiden Jokowi. Industri pariwisata ini luas segmennya, enggak hanya soal penerbangan, hotel, atau rekreasi saja. Kami masih uji coba segmen ini untuk pelaku UKM yang bergerak di akomodasi yang ada di Jawa.”

Produk lainnya yang dimiliki KoinWorks ada Koin Pintar (untuk pendidikan) dan Koin Sehat. Menurut Benedicto, untuk rentang waktu tertentu, Koin Sehat belum akan dikembangkan lebih lanjut karena dianggap kurang memiliki potensi yang signifikan ke depannya.

“Bukan ditutup, tapi kita memutuskan untuk enggak dipasarkan. Keputusannya karena kami lihat potensi bisnis yang besarnya di mana, lalu pusatkan resource kita untuk dikembangkan.”

KoinWorks memiliki enam ribu peminjam, sekitar 50%-60% di antaranya adalah peminjam aktif. Jumlah pemberi dana kini mencapai 120 ribu orang dan terdapat lima peminjam institusi keuangan, baik dari dalam dan luar negeri.

“Targetnya tahun ini kami mau ada 500 ribu pemberi dana bergabung di KoinWorks. Di samping itu jumlah institusinya mau ditambah karena yang terpenting adalah re-balancing. Enggak targetin juga ada mau ada berapa yang penting harus ada value buat kedua belah pihak,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here

KoinWorks Dapatkan Pendanaan Lanjutan dari Quona Capital

Platform responsible p2p lending KoinWorks hari ini (07/1) mengumumkan perolehan pendanaan lanjutan untuk tahap seri A+ dari Quona Capital dengan nominal yang tidak disebutkan. Dari rilis yang diterbitkan, pendanaan ini diperoleh pasca KoinWorks berhasil membukukan 100 ribu pendana di platformnya.

Pihak Quona Capital menyampaikan, capaian tersebut dinilai membuat KoinWorks menjadi platform reponsible lending pertama dan terbesar di Indonesia. Potensinya juga dianggap besar, karena memberikan akses keuangan kepada masyarakat, khususnya untuk menciptakan keuangan yang inklusif.

Pendanaan ini menjadi lanjutan dari seri A yang sebelumnya didapat KoinWorks dari Mandiri Capital Indonesia (MCI), Gunung Sewu dan Convergence Venture. Kala itu nilai investasi yang diberikan mencapai 230 miliar Rupiah.

“Kami senang dapat berkolaborasi dengan Quona Capital sebagai salah satu investor KoinWorks. Quona Capital merupakan venture capital berbasis internasional yang fokus pada fintech yang memecahkan masalah sebenarnya yang ada di masyarakat untuk menciptakan keuangan yang inklusif,” sambut Co-Founder & CEO KoinWorks Benedicto Haryono.

Sebelumnya KoinWorks juga telah bekerja sama dengan beberapa institusi untuk memperluas penyaluran kredit. Misalnya dengan Bank Mandiri, pihaknya bekerja sama membantu penyaluran kredit untuk UMKM. Baru-baru ini KoinWorks juga bekerja sama dengan Quipper untuk memberikan kredit pembiayaan pendidikan.

Fintech lending membawa dinamika industri yang cukup terasa akhir-akhir ini di Indonesia. Berbagai capaian, regulasi, hingga isu di masyarakat terus menghiasi pemberitaan di sektor keuangan. Secara khusus dalam “Fintech Report 2018“, DailySocial merangkum perkembangan industri fintech di Indonesia selama tahun 2018.

Dari data yang berhasil dihimpun, hingga September 2018 dana pinjaman yang diberikan platform p2p lending di Indonesia sudah mencapai 13,8 triliun rupiah. Dalam laporan juga disampaikan, per tahun 2018 ada 14 pendanaan untuk startup fintech yang diberitakan, lebih dari separo didapatkan oleh startup yang bergerak di fintech lending.

Application Information Will Show Up Here

Quipper dan KoinWorks Tawarkan Pembiayaan Pendidikan Hingga Rp2 Miliar

Bertujuan mengakomodasi lebih banyak pelajar di Indonesia yang ingin meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, Quipper, perusahaan teknologi pendidikan, menjalin kerja sama strategis dengan penyedia layanan investasi dan meminjam uang KoinWorks. Kolaborasi ini memberikan kesempatan kepada siswa SMA dan mahasiswa mendapatkan konsultasi dan skema pembiayaan untuk pendidikan lanjutan dari KoinWorks.

KoinWorks melalui layanan KoinPintar memberikan pembiayaan kepada pengguna yang ingin mendapatkan pendidikan lanjutan, kelas pelatihan hingga short course dengan memanfaatkan pinjaman dengan skema peer-to-peer lending (P2P). Dengan menggandeng Quipper yang selama ini fokus sebagai platform edtech di Indonesia, KoinWorks menargetkan lebih banyak borrower yang bergabung dengan KoinWorks.

“Sejak berdiri hingga saat ini, KoinWorks sudah memiliki 100 ribu lender atau yang biasa kami sebut dengan investor dan 3 ribu borrower. Melalui kerja sama ini kami menawarkan pinjaman biaya pendidikan hingga Rp2 miliar,” kata CMO KoinWorks Jonathan Bryan.

Untuk memastikan pembiayaan tersebut berjalan dengan lancar tanpa adanya penipuan, KoinWorks menerapkan proses assessment kepada calon borrower dan kampus yang dipilih, memanfaatkan teknologi machine learning dan artificial intelligence (AI).

KoinWorks juga menjalin relasi dan memberikan edukasi kepada universitas, lembaga pendidikan swasta dan negeri, tentang skema pembiayaan pendidikan yang dimilikinya.

“Sebelum menjalin kerja sama strategis dengan Quipper, KoinWorks juga sudah memiliki hubungan baik dengan kampus dan lembaga pendidikan lainnya. Sehingga memudahkan calon borrower untuk menentukan kampus atau lembaga pendidikan yang ideal untuk mereka,” kata Jonathan.

Untuk menjamin dana tersebut digunakan dengan benar, bagi borrower yang lolos verifikasi dan berhak mendapatkan pinjaman, dana akan ditransfer langsung ke kampus atau lembaga pendidikan yang dipilih. Dengan demikian dana tersebut sampai kepada pihak yang benar tanpa adanya fraud.

“Selain itu kami juga memberikan kemudahan proses pendaftaran yang semua dilakukan secara online untuk calon borrower dengan proses approval sekitar 2-3 hari saja,” kata Jonathan.

Rekomendasi universitas dan lembaga pendidikan Quipper

Saat ini layanan Quipper telah digunakan lebih dari 5 juta siswa dengan 350 ribu guru di seluruh Indonesia. Quipper juga telah mengunjungi lebih dari 3 ribu sekolah di 33 provinsi dan direkomendasikan oleh dinas provinsi, kabupaten dan nasional.

Melalui kerja sama ini, Quipper akan memberikan rekomendasi kepada calon borrower KoinWorks, universitas mana yang bisa diajukan biaya pendidikan.

“Intinya adalah kampus atau lembaga pendidikan tersebut terakreditasi dan jelas eksistensinya secara hukum. Kami tidak akan merekomendasikan kampus yang tidak jelas dan akan hilang secara mendadak keberadaannya,” kata Head of PR & Marketing Quipper Indonesia Tri Nuraini.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Kiat KoinWorks Mitigasi Risiko Gagal Bayar

Tahun ini industri fintech makin ramai dengan berbagai perbincangan. Salah satunya yang cukup viral adalah penyalahgunaan data konsumen untuk penagihan utang dilakukan oleh RupiahPlus menjadi pelajaran berharga untuk semua pemain fintech lending di Indonesia.

Yang ditonjolkan dari kejadian ini adalah bagaimana kedua belah pihak mengedepankan unsur kepercayaan, baik itu dalam menagih utang, maupun menggunakan data pribadi konsumen. Menariknya layanan peminjaman online mengklaim NPL-nya sangat rendah. Bagaimana sebenarnya cara fintech lending melindungi konsumen? KoinWorks punya jawaban terkait hal ini.

Mitigasi risiko dilakukan baik untuk pendana maupun investor, mengingat KoinWorks hanya fokus memberi pinjaman dana untuk pengusaha UKM online.  Artinya proses awal hingga akhir diselesaikan secara online. Bila tidak ada kebutuhan mendesak, bahkan verifikasi ke toko fisik pun tidak dilakukan.

Oleh karena itu, data yang diambil perusahaan untuk credit scoring secara keseluruhan adalah data digital dengan metode scoring yang berbeda. Lebih menekankan pemanfaatan teknologi yang bisa menggantikan cara konvensional biasa dilakukan oleh bank. Ambil contoh, data online penjualan di platform marketplace yang mereka pakai, riwayat browser, media sosial, dan sebagainya. Seluruh data tersebut diracik untuk menentukan kualitas kredit yang terbagi dari grade A sampai E.

“Kita ambil datanya beda dengan apa yang bisa dilakukan bank, makanya memanfaatkan penuh data digital yang tersebar untuk credit scoring. Terlebih, ada moral hazard apabila UKM online gagal bayar, karena kabar bisa tersebar secara cepat yang tentunya akan mengganggu flow bisnis,” terang CMO KoinWorks Jonathan Bryan.

Terhitung saat ini KoinWorks memiliki 85 ribu pendana dan dua ribu peminjam sejak pertama kali berdiri pada 2016.

Sektor produktif lebih aman

Konsekuensinya karena menggunakan data digital, perusahaan lebih ketat dalam menyaring setiap pengajuan yang masuk. Jonathan mengungkapkan, hingga kini perusahaan telah menerima setidaknya 20 ribu aplikasi, namun yang lolos sekitar dua ribu.

“Karena metode scoring kami berbeda dan sangat hati-hati, jadi apabila ada UKM yang dapat grade E, itu bukan berarti mereka jelek secara pembukuan, mereka pasti bisa bayar tapi ada faktor lain yang membuat grade mereka bisa dapat itu. Grade E di kami itu artinya masih bagus dan layak untuk didanai.”

Secara siklus penyaluran pinjaman, karena fokus ke UKM online saja maka ada pola yang rutin terjadi setiap tahunnya. Siklus pengajuan pinjaman bakal ramai saat acara besar seperti Harbolnas (Hari Belanja Online Nasional), momen Lebaran, dan perayaan ulang tahun masing-masing platform e-commerce. Dalam momen tersebut pengusaha perlu produksi dalam jumlah ekstra untuk investaris, makanya dalam dua sampai tiga bulan sebelum perhelatan digelar mereka mulai persiapan dengan ramai-ramai mengajukan pinjaman.

Ketika dana sudah cair, dana langsung dipakai untuk kegiatan usaha tanpa tercampur untuk kebutuhan pribadi. Setelah momen tersebut sudah dilewati, tren yang biasa terjadi adalah mereka langsung melunasi semua hutangnya sebelum jatuh tempo. Kegiatan ini tidak bisa dilakukan saat mengajukan pinjaman di bank.

“Saat peak time, jumlah pinjaman bisa naik antara 20-30 kali dibanding hari biasa. Itu sudah jadi tren buat UKM online. Saat momen sudah lewat, mereka langsung melunasi, lalu top up lagi. Sekitar 70% dari total peminjam kami itu adalah repetitive borrower.”

Karena alurnya yang sudah rutin terjadi ini, membuat penyaluran kredit ke sektor produktif jauh lebih aman dan berkualitas ketimbang sektor konsumtif. Diklaim KoinWorks dapat menjaga laju kredit macet sampai ke level 0,39%.

Buat dana proteksi

Tak hanya mitigasi risiko untuk peminjam, sambung Jonathan, KoinWorks juga memberlakukan mitigasi ke para pendana. Minimal dana yang bisa diinvestasikan untuk tiap investor sebesar Rp100 ribu. Ini dimaksudkan sebagai ajang untuk memperkenalkan alternatif investasi ke platform p2p lending. Oleh karena itu pihak KoinWorks rutin mengedukasi kepada pendana untuk mendiversifikasikan dananya ke berbagai usaha UKM di berbagai grade. Bisa juga memilih ke KoinPintar untuk bantu pelajar melanjutkan pendidikannya ke jenjang lebih tinggi.

Sebagai cara perlindungan ke pendana, KoinWorks secara khusus menyediakan dana proteksi yang diambil sekitar 30% dari total pendapatan yang diperolehnya. Bila diibaratkan ini seperti cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang rutin dilakukan bank dalam mengantisipasi terjadinya kredit macet. Sehingga jika ada kredit macet, KoinWorks bisa menggantikan uang pendana.

“Makanya untuk setiap pendana yang baru mulai investasi di p2p lending, selalu kami beri arahan untuk diversifikasi portofolionya. Kami juga menyiapkan dana proteksi yang diambil dari revenue buat melindungi pendana dari risiko.”

Selain itu, KoinWorks beserta pemain p2p lending lainnya didorong oleh OJK untuk membuat semacam rencana pemulihan atau recovery plan dalam menangkal krisis apabila terjadi risiko yang tidak diinginkan terjadi. Hal ini juga sudah diberlakukan dalam bank. Peraturan untuk membuat rekening bersama (escrow account) demi melindungi uang pendana.

“OJK cukup advance dalam melindungi industri p2p lending. Intensi mereka sangat baik, ingin jaga industri ini tetap aman dan bisa berlangsung dalam jangka waktu lama. Malah kita setiap bulannya dipantau untuk mengirimkan kinerja bisnis, dipanggil rapat apabila ada info terbaru, dan sebagainya,” pungkasnya.

Bank Mandiri Utilizes KoinWorks and Amartha System for SME Credit Distribution

Bank Mandiri is officially partnering with Amartha and KoinWorks for the use of borrowers profiling to receive SME’s credit in order to avoid the potential NPL in the future. It’s also Bank Mandiri’s attempt to improve the performance of productive credit distribution.

Amartha and KoinWorks will refer SME partners suitable with Bank Mandiri’s criteria. Amartha will be focused on giving recommendations from conventional SMEs while KoinWorks focused on online sellers.

Furthermore, Bank Mandiri will determine which SME partners can obtain the credit facility. The selection by Amartha and KoinWorks is expected to help Bank Mandiri to minimize NPL in the future.

Donsuwan Simatupang, Bank Mandiri’s Retail Banking Director, said the synergy between conventional banking and fintech company is very strategic in giving payment access to all SMEs for the better development.

“Bank Mandiri will use the synergy with Amartha and KoinWorks to secure the payment penetration to the unreachable or unbanked enterprises due to business structure and cash flows which haven’t meet the conventional bank standard,” he said, Mon (8/27).

He added, by using both companies recommendation, they assure to reach a broader range of SMEs. It can also accommodate the limit of SME partners. As of July 2018, Bank Mandiri’s productive micro-credit distribution has reached IDR 35 trillion while SME loans reached IDR 52 trillion.

Aria Widyanto, Amartha’s Director, and Benedicto Haryono, KoinWorks Co-Founder & CEO, also participated in the occasion, said that Bank Mandiri could be an additional financing capacity for potential borrowers in the future SME segment.

“Bank Mandiri is expected to be the institutional investor which capable to expand seed funding for online SMEs rising in Indonesia’s economy,” Haryono added.

Both Amartha and KoinWorks have joined portfolio of Mandiri Capital Indonesia (MCI), Bank Mandiri’s investment arm. KoinWorks recently announced IDR 230 billion Series A funding led by MCI. Amartha, on the other hand, has already received a Series A funding worth over IDR 40 billion which was also led by MCI last year.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Bank Mandiri Manfaatkan Sistem Amartha dan KoinWorks Untuk Penyaluran Kredit UMKM

Bank Mandiri meresmikan kerja sama dengan Amartha dan KoinWorks untuk pemanfaatan profiling calon debitur potensial yang bisa menerima kredit UMKM, demi mencegah potensi terjadinya NPL di kemudian hari. Hal ini sekaligus jadi upaya Bank Mandiri dalam meningkatkan kinerja penyaluran kredit produktif dan UKM.

Amartha dan KoinWorks akan mereferensikan mitra UMKM yang yang sesuai dengan kriteria Bank Mandiri. Amartha akan fokus memberikan rekomendasi nasabah dari kalangan UMKM konvensional, sementara KoinWorks khusus untuk penjual online.

Selanjutnya, Bank Mandiri akan menentukan mitra UMKM mana yang dapat memperoleh fasilitas kredit. Seleksi Amartha dan KoinWorks diharapkan dapat membantu Bank Mandiri meminimalisir peluang terjadinya NPL di kemudian hari.

Direktur Retail Banking Bank Mandiri Donsuwan Simatupang mengatakan sinergi perbankan konvensional dan perusahaan fintech sangat strategis untuk memberikan akses pembiayaan ke pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah agar mereka mampu berkembang.

“Bank Mandiri akan memanfaatkan sinergi dengan Amartha dan KoinWorks untuk memperkuat penetrasi pembiayaan hingga ke kelompok-kelompok usaha yang masih belum bisa dijangkau atau unbanked karena struktur usaha dan arus kas yang masih belum memenuhi syarat bank konvensional,” terangnya, Senin (27/8).

Dengan memanfaatkan rekomendasi dari kedua fintech ini, sambungnya, perseroan memastikan dapat menjangkau rentang nasabah UMKM lebih luas. Sehingga dapat mengakomodasi keterbatasan dari mitra UMKM. Hingga Juli 2018, penyaluran kredit mikro produktif Bank Mandiri telah mencapai Rp35 triliun, sedangkan kredit UKM sebesar Rp52 triliun.

Direktur Amartha Aria Widyanto dan Co-Founder dan CEO KoinWorks Benedicto Haryono yang turut hadir dalam kesempatan tersebut mengatakan Bank Mandiri dapat menjadi tambahan kapasitas pembiayaan yang lebih besar untuk para calon debitur di segmen UMKM ke depannya.

“Bank Mandiri diharapkan dapat menjadi institutional investor yang dapat memperluas pemberian modal kerja bagi UMKM yang berjualan secara online yang semakin primadona dalam perkembangan ekonomi di Indonesia,” pungkas Benedicto.

Baik Amartha dan KoinWorks tergabung sebagai portofolio di Mandiri Capital Indonesia (MCI), anak usaha khusus investasi Bank Mandiri. KoinWorks baru-baru ini mengumumkan perolehan pendanaan seri A senilai Rp230 miliar yang dipimpin oleh MCI. Sedangkan Amartha, sudah lebih dahulu menerima pendanaan seri A yang juga dipimpin oleh MCI pada tahun lalu dengan nilai lebih dari 40 miliar Rupiah.