KoinWorks Hadirkan Cicilan Pendidikan Khusus Mahasiswa Binus

KoinWorks, startup fintech p2p lending, menambah kemitraan baru untuk program KoinPintar dengan menggandeng Binus Online Learning. Melalui program ini, KoinWorks mulai memasarkan produk cicilan pendidikan untuk mahasiswa Binus.

KoinPintar merupakan program khusus untuk bantuan dana pendidikan yang sudah diluncurkan sejak tahun lalu. Sejauh ini KoinWorks sudah bekerja sama dengan sembilan institusi kursus lintas industri sebagai mitra. Beberapa industri di antaranya IT, fesyen, digital marketing, kuliner, desain, dan kecantikan.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), kurang dari 30% lulusan SMA yang melanjutkan ke jenjang D3/S1. Dari angka tersebut, ketika ditelusuri alasannya sekitar 50% dari responden menjawab dengan alasan biaya. Ditambah juga belum banyak universitas yang memberikan program cicilan biaya kuliah untuk mahasiswanya.

“Kami menyadari pendidikan menjadi kebutuhan dasar yang belum sepenuhnya terpenuhi bagi seluruh golongan. Di sisi lain, pendidikan dapat membuka peluang kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu, Kami ingin menghadirkan p2p lending yang juga mengandung nilai sosial, tidak hanya bernilai bisnis saja,” terang Co-Founder dan CEO KoinWorks Benedicto Haryono, Rabu (20/9).

Lewat kemitraan terbaru ini, investor KoinWorks mendapat pilihan tambahan alternatif investasi yang mengandung unsur sosial. Mereka sendiri dapat memilih pembiayaan ini, bila perlu akan diarahkan oleh algoritma yang sebelumnya sudah disesuaikan dengan preferensi selera investasi masing-masing.

Strategi mitigasi risiko

Ben, panggilan akrab Benedicto, melanjutkan alasan pihaknya menggaet Binus Online dikarenakan secara bisnis model cocok dengan gaya KoinWorks itu sendiri yakni semua hal hanya perlu online dan dapat menjangkau seluruh Indonesia.

Lagipula, target mahasiswa di dalam Binus Online adalah kalangan pekerja yang sudah memiliki pekerjaan namun kesulitan mengatur waktunya untuk datang ke kampus. Kalangan tersebut dinilai secara risiko gagal bayar lebih kecil, dibandingkan menyasar masyarakat secara umum.

“Sejauh ini, mahasiswa yang mengajukan di Binus Online adalah kalangan pekerja yang tidak punya banyak waktu. Hasil [kuliahnya] cukup baik karena mereka cukup berkomitmen untuk serius kuliah,” ucap Direktur Binus Online Learning Engke Achmad Kuncoro.

Dia berharap, kehadiran KoinWorks dalam Binus Online dapat menjangkau seluruh segmen masyarakat, di luar kalangan profesional, membuka kesempatan untuk belajar jadi semakin luas.

Untuk mitigasi risiko lebih lanjut, KoinWorks menerapkan persyaratan minimal mahasiswa berusia 21 tahun, memiliki pilihan program studi Binus Online Learning, ada pendapatan tetap, dan memiliki akun media sosial Facebook. Keseriusan komitmen untuk kuliah pun juga akan dipertanyakan.

Mereka hanya perlu memberikan bukti KTP, kartu keluarga, slip gaji, dan bukti mutasi rekening selama tiga bulan terakhir. Apabila usia mahasiswa di bawah 21 tahun, maka diperlukan relasi sebagai penjamin dana, bisa orang tua ataupun kakak kandung.

Setiap aplikasi yang diterima, akan diverifikasi oleh KoinWorks dan dilanjutkan dengan proses interview. Apabila pengajuan disetujui dana akan dicairkan langsung KoinWorks ke Binus Online tanpa melalui rekening calon mahasiswa.

“Kami akan langsung transfer 80% dana dari total biaya ke rekening Binus. Di satu sisi, akan melegakan mahasiswa karena mereka bisa langsung kuliah tanpa mengkhawatirkan biayanya. Di sisi lain, kami tidak bayari penuh sebagai langkah mitigasi untuk membuat mereka tetap bertanggung jawab terhadap cicilannya,” terang Ben.

Mahasiswa dapat mengangsur cicilannya dengan tenor mulai dari 6-24 bulan, bunga pinjaman yang ditawarkan sekitar 9%-12,5% flat per tahun. Adapun program pendidikan yang dapat dibiayai, untuk program SMA ke S1, D3 ke S1, dan S1 ke S2.

Jurusan yang tersedia di Binus Online adalah akuntansi, manajemen bisnis, sistem informasi, teknik informatika, dan teknik industri.

Target KoinWorks

Sejak kemitraan dengan Binus dilaksanakan pada Agustus 2017, Ben mengaku bahwa pihaknya telah memberikan pinjaman kepada lima mahasiswa. Kemudian, bertambah menjadi sekitar 40 mahasiswa pada bulan lalu. Pencapaian ini membuat pihaknya yakin pada November 2017 mendatang dapat menggaet minimal 500 calon mahasiswa baru.

“Awalnya kami hanya menargetkan 100 orang pada jadwal pendaftara gelombang Oktober. Namun dari hasil ini, kami yakin minimal bisa dapat target jaring 500 orang sampai penutupan pendaftaran untuk gelombang Oktober.”

Hingga Agustus 2017, KoinWorks sudah menghimpun lebih dari 18.500 investor dan menyalurkan pinjaman sekitar Rp45 miliar. Untuk program KoinPintar itu sendiri, telah menjaring sekitar 100 orang sejak setahun lalu berdiri.

Hal Mendasar yang Wajib Dicermati Startup Saat Penggalangan Dana

Banyak hal menarik yang disampaikan oleh dua nara sumber #SelasaStartup minggu ini yaitu Head Marketing KoinWorks Jonathan Bryan dan Investment Analyst dari Spiral Ventures Karissa Adelaide. Sesi diskusi yang mengambil tema “Know you potential investor” membahas beberapa cara menarik yang wajib dicermati oleh pelaku startup saat bersiap untuk melakukan fundraising. Mulai dari pitchdeck yang sempurna hingga kebijakan startup memanfaatkan dana yang telah diterima usai penggalangan dana dilakukan.

Spiral Ventures siap dukung startup Indonesia

Usai mengubah nama menjadi Spiral Ventures bulan Maret 2017 lalu, fokus utama mereka adalah startup Indonesia terutama yang berbasis teknologi. Masih fokus kepada pre-seed dan seed stage, Karissa mengungkapkan masih banyak startup asal Indonesia yang memiliki potensi untuk mendapatkan investasi.

“Tentunya saya tidak ingin lagi melihat startup yang masih menerapkan pola yang sama, yaitu membuat bisnis e-commerce, marketplace hingga on-demand. Coba temukan bisnis baru yang memanfaatkan teknologi dan memberikan solusi yang terbaik dari masalah yang ada saat ini,” kata Karissa.

Karissa juga menambahkan penting bagi startup untuk bisa melakukan pendekatan dan relasi yang baik dengan investor. Dalam hal ini tugas Karissa sebagai Investment Analyst menentukan pitchdeck yang memiliki potensi untuk diteruskan kepada venture partner di VC.

“Untuk itu perhatikan dengan teliti pitchdeck yang dimiliki sebelum dikirimkan kepada VC. Mulai dari koreksi penulisan hingga isi dari konten yang ada, pitchdeck yang menarik perhatian VC adalah, pitchdeck yang singkat, jelas dan berisikan informasi yang sarat terkait dengan model bisnis dari startup,” kata Karissa.

Karissa juga menambahkan, penting bagi pelaku startup untuk melakukan pendekatan yang “friendly” kepada investor di acara-acara umum. Informasikan model bisnis startup secara singkat dan padat saat kesempatan tersebut atau yang lebih dikenal dengan sebutan “elevator pitch“.

“Baiknya Anda harus bisa meyakinkan orang tua atau bahkan nenek Anda terlebih dahulu tentang model bisnis yang bakal Anda lancarkan. Kalau mereka mengerti ide Anda dalam waktu satu menit, pastinya investor akan bisa mengerti dan waktu yang singkat tidak terbuang percuma,” kata Karissa.

Selanjutnya usai pendanaan diterima oleh startup, penting bagi pemilik startup untuk menentukan prioritas utama penyaluran dana kepada pengembangan produk, bukan kepada hal-hal yang kurang relevan seperti alokasi gaji pegawai.

“Saya sarankan tidak memutuskan hal-hal yang kurang masuk akal dan tidak mendukung jalannya bisnis startup. Tentukan prioritas dan buat komitmen untuk melancarkan rencana tersebut,” kata Karissa.

KoinWorks dan potensi sebagai pemberi dana startup

Sejak menjalankan bisnisnya selama satu tahun terakhir, saat ini KoinWorks telah memiliki sekitar 15 ribu borrowers atau peminjam dan Jumlah investor atau pemberi pinjaman juga diklaim terus mengalami peningkatan. Untuk jumlah yang diinvestasikan juga beragam, mulai dari Rp 100 ribu hingga Rp 500 juta. Dari sekian banyak jumlah pemberi pinjaman yang ada, menurut Jonathan belum bisa diimplementasikan untuk startup yang membutuhkan tambahan modal untuk startup.

“Fokus kami hingga kini masih kalangan individu hingga pelaku UMKM yang merupakan merchant dari layanan e-commerce seperti Lazada. Untuk itu KoinWorks berlum membuka kesempatan startup mendapatkan investasi dari pemberi pinjaman KoinWorks,” kata Jonathan.

Tren startup tahun 2018 mendatang

di Akhir acara Jonathan dan Karissa berbagi prediksi terkait dengan tren dari startup yang bakal memiliki potensi di tahun 2018 mendatang.

“Saya melihat health tech bakal memiliki potensi yang cerah. Karena masih besarnya potensi yang belum digali, sementara kebutuhan orang banyak untuk layanan kesehatan masih sangat dibutuhkan,” kata Karissa.

Sementara menurut Jonathan, meskipun sudah banyak layanan P2P saat ini di tanah air, masih ada celah baru untuk pelaku startup yang ingin menyasar layanan financial technology (fintech) di Indonesia.

“Saya juga melihat layanan edutech masih memiliki potensi untuk digali dan juga health care yang masih jarang saat ini inovasinya di Indonesia,” kata Jonathan.


Andriansyah Agustian berpartisipasi dalam penulisan artikel ini

Lengkapi Transparansi Analisis Kredit, KoinWorks Gandeng Pefindo

Startup fintech P2P lending KoinWorks umumkan peresmian kerja sama dengan perusahaan pemberi rating PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk keperluan analisis kredit perusahaan yang transparan guna meningkatkan tingkat kepercayaan pemberi pinjaman (investor).

Langkah ini disebut sebagai komitmen perusahaan untuk memberikan layanan terbaik bagi investor. Melalui publikasi rating kinerja perusahaan yang transparan, investor dapat selalu mengevaluasi pilihan investasi mereka tanpa perlu khawatir pada status perusahaan.

“Setelah resmi terdaftar di OJK, kerja sama dengan Pefindo menjadi penting bagi kami karena menurut jadwal dari Pefindo pada bulan Juli 2017, kami sebagai fintech pertama yang memiliki akses ke biro kredit,” terang Co-Founder dan CEO KoinWorks Benedicto Haryono dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial, (5/7).

[Baca juga: DStour #22: “Rumah Kedua” Karyawan KoinWorks]

Diharapkan rasa aman investor terhadap KoinWorks dapat meningkat, terutama saat bertransaksi melalui layanan yang diberikan. Pasalnya, investor kini dapat mengakses riwayat kredit calon peminjam, pola pembayaran kredit, dan keberadaan institusi lain sebagai sumber dana.

Pihak KoinWorks juga dapat menggali beragam informasi data pribadi calon peminjam, untuk digunakan sebagai pengecekan latar belakang profil mereka. Seluruh pengetahuan tersebut, tentunya akan sangat membantu penilaian kelayakan calon peminjam di KoinWorks.

Dari sisi peminjam, KoinWorks dapat menerapkan prinsip transparansi yang sama. Apabila peminjam tidak disiplin melunasi kewajiban mereka, akan ada risiko pelaporan transaksi tidak lancar ke Pefindo. Mekanisme tersebut diharapkan menciptakan efek jera, sebab akan mempengaruhi transaksi keuangan para peminjam di masa depannya, misalnya saat pengajuan kredit pembayaran rumah (KPR).

“Contoh paling mudah adalah membandingkan orang yang pernah mengambil kredit, dengan orang yang tidak pernah punya kredit. Kita pasti lebih nyaman dengan orang yang terbiasa memiliki kredit dan status cicilan yang lancar dalam periode tertentu,” tambah COO KoinWorks Bernard Arifin.

Sejak pertama kali diresmikan pada awal 2016, kini KoinWorks telah memiliki lebih dari 11 ribu investor.

PinjamDoku Hubungkan Merchant dengan Layanan P2P Lending

Selama ini Doku dikenal sebagai layanan e-wallet yang berfungsi memudahkan para pengguna berbelanja online tanpa perlu memiliki kartu kredit atau rekening bank. Para pengguna akan dibuatkan semacam akun virtual untuk mengakomodir proses transaksi. Seiring dengan perkembangan cashless society dan industri teknologi finansial, Doku mulai mengenalkan PinjamDoku. Sebuah layanan teknologi finansial yang memfasilitasi masyarakat untuk terhubung dengan layanan peer-to-peer lending. Untuk saat ini, layanan ini terbatas dinikmati oleh merchant yang bekerja sama dengan Doku.

Di bulan Juni ini, Doku melakukan soft launching untuk layanan PinjamDoku ini. Tercatat saat ini sudah ada beberapa penyedia layanan p2p lending yang bekerja sama dengan Doku, mereka adalah Koinworks, Investree, dan Taralite. Kehadiran PinjamDoku di tahap awal ini disiapkan untuk membantu pemilik merchant mendapatkan suntikan dana atau modal melalui layanan peer to peer lending yang tersedia.

“Selain memperluas penciptaan pasar, yang terbaru DOKU juga memberikan fasilitas peer to peer lending kepada para merchant, konsumen pengguna e-Wallet DOKU dan bahkan staff DOKU, melalui program #PinjamDOKU. Program hasil kerja sama dengan Koinworks (dll) ini bertujuan memudahkan merchant, konsumen dan staff DOKU dalam mendapatkan pinjaman modal untuk pendanaan bisnis maupun untuk kebutuhan pribadi,” ujar Chief Marketing Officer DOKU Himelda Renuat.

Lebih lanjut Himelda menjelaskan layanan PinjamDoku ini sudah disiapkan sebelumnya. Sudah ada beberapa kontrak yang disepakati dengan mitra layanan peer to peer landing. Saat ini menu Pinjam Doku dapat ditemukan di Back Office Doku di masing-masing merchant. Para merchant tinggal memilih menu terbut dan memilih mitra peer to peer lending yang dikehendaki kemudian melakukan request. Mitra peer to peer lending Doku selanjutnya akan melakukan verifikasi, jika valid maka pinjaman akan segera dikeluarkan.

Layanan PinjamDoku ini akan menandai perjalanan selanjutnya Doku dalam industri pembayaran digital di Indonesia. Di saat pasar semakin matang, masyarakat semakin berpengalaman inovasi dan terobosan seperti ini yang diperlukan untuk terus berada dalam jalur persaingan.

“Fitur ini baru saja kami luncurkan awal Juni (soft launch). Ke depannya bukan hanya merchant, tapi pengguna e-wallet dan bahkan staf DOKU dapat menikmati fasilitas ini, tentunya sejalan dengan semakin banyak partner peer to peer lending yang bergabung. Kami berharap fasilitas ini dapat meningkatkan manfaat dan kualitas layanan DOKU bagi setiap merchant,” pungkas Himelda.

Capai 10 Ribu Investor, Layanan P2P Lending Koinworks Mantapkan Fitur “Multi Auto Purchase”

Startup penyedia layanan Peer-to-Peer Lending (P2P Lending) Koinworks dalam rilis terbarunya mengklaim telah memiliki 10 ribu investor untuk layanannya. Mengimbangi jumlah peminat investasi yang besar tersebut, Koinworks menghadirkan pembaruan fitur Multi Auto Purchase. Fitur Auto Purchase memungkinkan investor untuk mengalokasikan dana investasinya ke berbagai pinjaman yang tersedia sesuai dengan kriteria pilihannya secara otomatis.

Sebenarnya fitur tersebut sudah ada sejak tahun 2016 lalu bernama Auto Puchase. Dengan adanya pembaharuan yang dibubuhkan, fitur Multi Auto Purchase hadir dengan sistem yang lebih inovatif. Investor bisa mengelola dan mengembangkan portofolio investasinya secara otomatis setelah mengatur berbagai parameter yang meliputi grade peminjam, nominal investasi, hingga tenor pinjaman. Ini juga memungkinkan manajemen portofolio investasi secara otomatis.

“Fitur Multi Auto Purchase ini diharapkan dapat mempermudah para investor KoinWorks dalam menginvestasikan uang mereka. Kami sadar bahwa kepercayaan KoinWorks sangat meningkat sekali. Dari situ, kita meningkatkan kualitas fitur Auto Purchase yang sudah ada dan terus mengembangkannya, sehingga setiap investor akan mendapatkan kesempatan yang sama untuk berinvestasi, tidak ‘siapa cepat dia dapat’ lagi,” ujar COO KoinWorks Bernard Arifin.

Fitur Multi Auto Purchase dari Koinworks
Fitur Multi Auto Purchase dari Koinworks

Tidak hanya bertumbuh dari sisi jumlah investor, menurut pemaparan Bernard, sampai saat ini Koinworks memiliki lebih dari 300 peminjam. Total dana yang disalurkan hingga bulan Mei 2017 sudah mencapai angka 30 miliar rupiah.

Selain Multi Auto Purchase yang sudah dijelaskan sebelumnya, Koinworks juga membubuhkan teknologi canggih untuk berbagai kebutuhan operasi. Salah satunya penerapan teknologi machine learning. Teknologi ini diterapkan untuk mempercepat proses verifikasi fraud terhadap aplikasi pinjaman dan investor. Dengan sistem tersebut, KoinWorks merasa sangat terbantu dalam mengelola berbagai data points dan mempelajari pattern-nya.

Di bawah naungan PT Lunaria Annua Teknologi, Koinworks juga menjadi salah satu startup P2P Lending pionir yang telah resmi terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selama satu tahun beroperasi, KoinWorks cukup aktif berkomunikasi dengan OJK dalam menanggapi pemanfaatan teknologi informasi dalam layanan keuangan khususnya di bidang pinjam-meminjam uang.

“Sebelumnya, KoinWorks dan pihak OJK pun aktif berdiskusi bahkan sebelum diterbitkannya Peraturan OJK Nomor 77/01-2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi pada Desember 2016 silam,” ujar Bernard.

Bernard melanjutkan, “Kami resmi terdaftar di dalam administrasi Direktorat Kelembagaan dan Produk IKNB OJK melalui surat yang dikirimkan kepada kantor kami pada tanggal 27 April 2017 dengan nomor registrasi yang tertera di S-1862/NB.111/2017. Implikasinya kami harus mengirimkan audit dan laporan kepada OJK setiap kuartal.”

KoinWorks sendiri menyediakan layanan finansial berupa pinjaman dan investasi. Salah satu kelebihan yang ditawarkan seluruh proses pendaftaran, pengajuan, hingga aktivitasnya bisa dilakukan sepenuhnya secara online. Pebisnis UKM, misalnya, dapat mengajukan pinjaman modal usaha hingga Rp 500 juta dengan tenor paling lama 24 bulan.

Simak juga sesi DStour #22 mengunjungi kantor Koinworks: “Rumah Kedua” Karyawan KoinWorks.

DStour #22: “Rumah Kedua” Karyawan KoinWorks

Lokasinya yang cukup strategis di Jakarta Pusat, menjadikan kantor startup fintech P2P lending KoinWorks mudah untuk diakses. Desain yang dihadirkan juga sangat dinamis mengadopsi gaya industrial dan open space.

Dalam edisi DStour kali, CEO KoinWorks Benedicto Haryono mengajak DailySocial melihat-lihat isi kantor KoinWorks yang terbilang mungil namun berfungsi baik supaya layak menjadi “rumah kedua” bagi para karyawannya.

KoinWorks Berharap Peroleh Pendanaan Lanjutan dan Perluas Wilayah Layanan Tahun Depan

Menjelang akhir tahun 2016 layanan peer-to-peer lending KoinWorks mengklaim telah mengalami peningkatan dari jumlah lender dan borrower. Startup yang didirikan bulan Maret 2016 ini telah memiliki sekitar 3000 lender dan 80 borrower yang telah melalui proses penyaringan hingga bulan Desember 2016.

“Jumlah borrower yang mendaftarkan sudah cukup banyak jumlahnya sekitar 7 ribu, namun kami ingin memastikan borrower sesuai dengan kategori dan tentunya standar dari KoinWorks,” kata Co-Founder KoinWorks Benedicto Haryono kepada DailySocial.

Sepanjang tahun 2016 Koinworks fokus mencari borrower dari mitra yang kebanyakan adalah merchant layanan e-commerce. Potensi layanan peer-to-peer lending tidak hanya dimanfaatkan pelaku UKM, tetapi juga kalangan individu yang membutuhkan dana untuk edukasi dan kebutuhan lainnya.

“Selama menjalankan usaha kami banyak menerima borrower yang membutuhkan dana untuk kuliah atau melanjutkan studi. Ke depannya kami akan terus menerima kategori borrower tersebut,” kata Benedicto.

Uji coba perluasan wilayah layanan

Sepanjang tahun 2016 ini KoinWorks masih memasuki tahap promosi dan awareness kepada calon lender dan borrower. Dari proses perkenalan tersebut KoinWorks telah mendapatkan gambaran, produk, dan fitur apa yang ideal untuk masyarakat di Indonesia.

“Kami cukup surprise ternyata sejak Agustus, ketika KoinWorks mulai dipromosikan kepada publik, mendapatkan sambutan baik dari lender dan borrower, terutama di kawasan Jabodetabek,” kata Benedicto.

Hingga kini Koinworks masih enggan untuk melakukan ekspansi di luar pulau Jawa, meskipun sudah banyak menerima banyak permintaan dari masyarakat Indonesia yang tinggal di luar Pulau Jawa.

Terkait merchant dari mitra yang berasal dari Surabaya, Malang, Purwokerto hingga Kediri, KoinWorks masih melakukan uji coba untuk kemudian menentukan apakah pinjaman bisa diberikan atau tidak.

“Kita saat ini masih melakukan kontrol untuk wilayah di luar pulau Jawa dan keuntungan kami bermitra dengan layanan e-commerce besar, seperti Lazada, sudah bisa dipastikan merchant atau calon lender tersebut sudah divalidasi,” kata Benedicto.

Sejak awal Koinworks mengklaim model bisnis yang diterapkan adalah sepenuhnya mengandalkan kemitraan dengan pihak terkait yang terbilang sudah memiliki nama dan kredibilitas yang baik terutama dari kalangan pemain e-commerce.

Rencana KoinWorks tahun depan dan pendanaan Pra-Seri A di Q1 2017

Tahun 2017 mendatang KoinWorks ingin memasuki ke tahap scaling up, terutama dalam hal penambahan lender dan proses penyaringan yang ketat dengan calon borrower. Sedikitnya 3 borrower telah berhasil melunasi pinjaman dengan lender di KoinWorks. Semua kisah sukses proses peminjaman di Koinworks kemudian dikumpulkan menjadi Borrower Story oleh Koinworks.

“Kami ingin memastikan pinjaman yang telah didapatkan oleh borrower memiliki impact yang positif untuk para borrower kami dan bukan sifatnya finansial saja. Jadi bukan hanya meminjam uang saja namun tidak membuahkan hasil yang positif,” kata Benedicto.

KoinWorks juga berencana menggalang dana segar untuk tahap pendanaan Pra-Seri A dan Seri A dari investor lokal. Masih dalam tahap perbincangan dan negosiasi,  jika sesuai dengan rencana dana segar akan didapatkan kuartal pertama tahun 2017 hingga akhir tahun 2017 mendatang.

“Saat ini kita sudah pre-seed round dan sekarang sedang diskusi untuk second seed round jadi Pre-Series A. Nantinya dana tersebut akan kita gunakan untuk pengembangan produk dan akuisisi lender serta borrower,” kata Benedicto.

Layanan P2P Lending Koinworks Hadirkan KoinPintar dan KoinSehat

Di sela-sela acara Indonesia Fintech Festival & Conference 2016, layanan P2P Lending Koinworks mengumumkan dua layanan terbarunya yaitu KoinPintar dan KoinSehat. Dengan diluncurkannya dua fitur terkini tersebut diharapkan KoinWorks turut mengembangkan sektor pendidikan dan kesehatan di Indonesia.

Nantinya, pinjaman melalui KoinPintar dapat digunakan oleh individu untuk meneruskan pendidikan lebih lanjut ke lembaga atau institusi pendidikan rekanan KoinWorks. KoinPintar juga dapat digunakan institusi atau lembaga pendidikan tertentu untuk mengembangkan infrastruktur penunjang pendidikan seperti renovasi bangunan atau membangun fasilitas baru.

“Sejalan dengan misi KoinWorks, yaitu untuk bersama membangun Indonesia melalui platform peer-to-peer-lending. Kami berpikir bahwa edukasi dan kesehatan adalah faktor yang penting dalam misi ini, dan di kedua area ini masih ada kebutuhan yang belum terpenuhi, kata Co-Founder KoinWorks Benedicto Haryono kepada DailySocial.

Saat ini KoinWorks telah melakukan kerja sama dengan Hacktiv8 untuk KoinPintar. KoinWorks memfasilitasi pembiayaan pendidikan untuk masyarakat umum yang tertarik belajar menjadi web developer dengan skema pembayaran cicilan yang dapat dipilih sesuai kemampuan dan tingkat suku bunga yang rendah.

“Untuk KoinPintar, tanggapannya sangat baik. Beberapa dari pendana kami sangat antusias bisa membantu edukasi orang lain, sedangkan mayoritas menyetujui untuk mendanai sedikit pinjaman di KoinPintar,” kata Benedicto.

Bukan hanya menyasar kalangan pelajar, KoinPintar juga bisa dimanfaatkan oleh pekerja yang ingin melanjutkan edukasi melalui pinjaman KoinPintar. Cara pendanaan program ini sama dengan cara pendanaan pinjaman lainnya di KoinWorks. Pendana dapat menemukan pinjaman KoinPintar pada halaman “Telusuri” dengan mencari pinjaman dengan tujuan “Education Loan”.

KoinSehat membantu masyarakat mendapatkan dana untuk berobat

Layanan lain yang juga dihadirkan oleh KoinWorks adalah KoinSehat. KoinSehat menyediakan pembiayaan kesehatan dan mempertemukan pasien dengan lembaga atau institusi kesehatan rekanan KoinWorks, dengan metoda peminjaman yang lebih cepat dan bunga yang lebih rendah dibandingkan lembaga keuangan lainnya.

Bisa di prediksi layanan yang satu ini akan mendapat perhatian yang cukup besar dikalangan masyarakat umum, KoinSehat sendiri menawarkan bantuan pendanaan untuk beberapa kategori perawatan diantaranya perawatan kecantikan, kehamilan, fisioterapi, perawatan gigi, berbagai layanan scan dan check dan perawatan mata. Saat ini, KoinWorks bekerja sama dengan Klinik Mata Nusantara (KMN) untuk opsi pendanaan operasi mata yang murah dan mudah.

“Kami harapkan dengan hadirnya KoinPintar dan KoinSehat bisa memperluas kemitraan dengan rekan-rekan yang berpotensi dan memiliki misi yang sama,” kata Benedicto.

Mengalami peningkatan jumlah pengguna dan pemberi pinjaman aktif

Sejak resmi diluncurkan bulan Juli 2016 silam, KoinWorks mengklaim telah mengalami jumlah peningkatan pengguna yang melakukan pendaftaran hingga 3 ribu orang, dan 600 orang diantaranya adalah para pemberi pinjaman yang sudah aktif. Selain mendorong kemajuan UMKM, KoinWorks juga memiliki komitmen menghadirkan layanan dengan konsep peer-to-peer-lending yang juga sarat dengan misi sosial.

“Kerjasama yang telah terjalin merupakan langkah awal KoinWorks dalam industri fintech di Indonesia, kedepannya KoinWorks akan terus berinovasi dan bersosialisasi mengenai pembiayaan peer-to-peer lending dan crowdfunding yang tergolong masih baru di Indonesia” tutup Benedicto.

Lazada Indonesia Pilih Malaysia untuk Realisasikan UKM Indonesia “Go International”

Lazada Indonesia memilih Malaysia sebagai pilot project dalam memasarkan produk UKM lokal ke kancah internasional. Langkah ini awalnya diinisiasikan oleh pemerintah dengan harapan UKM lokal dapat bersaing secara global mengingat sudah dimulainya masyarakat ekonomi Asean (MEA) pada awal tahun ini.

Florian Holm, co-CEO Lazada Indonesia, menjelaskan pilot project ini sudah dimulai pada pekan lalu dan sudah ada lima UKM yang dilibatkan, salah satunya adalah Indo Camera Bag Surabaya. Di langkah awal ini, menurutnya, Lazada Indonesia menerapkan sistem jual beli. Maksudnya, Lazada Malaysia membeli produk UKM di Indonesia dari Lazada Indonesia, kemudian baru menjual lagi setelah barang sampai ke tempat tujuan.

Kendati demikian, Holm enggan membeberkan langkah lebih lanjut apakah akan ada perubahan strategi penjualan dan negara mana yang menjadi sasaran perusahaan berikutnya. Pihaknya hanya memastikan pilot project ini menjadi dukungan Lazada meningkatkan omzet bisnis UKM lokal dan memperluas pangsa pasar baru.

Menurutnya, keberadaan platform e-commerce dapat memberikan kesempatan lebih besar bagi pengusaha lokal untuk bersaing di pasar internasional. Melalui paket kebijakan ekonomi jilid XII, pemerintah menunjukkan dukungannya dengan memudahkan UKM dalam memajukan usahanya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu adanya kolaborasi antara pemerintah, pihak swasta, dan pengusaha lokal untuk menyelesaikan sejumlah tantangan mulai dari penyediaan pelatihan, sistem pendukung, dan media pemasaran.

“Komitmen dari kami yakni dapat mengembangkan para pelaku UKM di Indonesia dengan memberikan akses terhadap lebih banyak lagi. Maka dari itu, sebagai langkah awal kami mulai memasarkan produk UKM ke Malaysia,” terangnya, Senin (8/8).

Sekadar informasi, Lazada Grup saat ini memiliki enam negara sebagai daerah operasionalnya, yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Menggandeng KoinWorks untuk memberi pinjaman bagi UKM

Dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Indonesia, Lazada Indonesia mengadakan kampanye “Buatan Indonesia: Dari Indonesia Untuk Dunia.” Sebanyak 12 pengusaha lokal dilibatkan dalam kegiatan ini, dengan berbagai jenis produk mulai dari makanan, sepatu, kopi, perawatan kecantikan, hingga pakaian.

Adapun 12 UKM tersebut adalah Eksis Collectin Bandung, Jaxine Collectin Yogyakarta, Olympic Jakarta, Van Decka Shop Bandung, Kota Gede Shop Yogyakarta, Indo Camera Bag Surabaya, Kopi Sidi Kalang Medan, Coba Shop Bali, Makanan Enak Surabaya, Otten Coffee Medan, Sekar Jagat Bali, dan Wendy Sepatu Collection.

“Ke-12 UKM ini terpilih lewat berbagai pertimbangan, yang paling utamanya adalah mereka menjual produk sendiri,” terang Holm.

Dalam kampanye ini, Lazada Indonesia menggandeng KoinWorks sebagai jasa penyedia pinjaman untuk mendukung bisnis UKM. Benedicto Haryono, co-founder KoinWorks, mengatakan khusus kampanye ini pihaknya menaikkan jumlah dana yang dapat dipinjam oleh pengusaha UKM menjadi 1 miliar Rupiah dari awalnya 250 juta Rupiah dengan suku bunga sekitar 9% sampai 20%.

Pertimbangan ini diambil, mengingat banyaknya keluhan yang masih dirasakan pengusaha UKM dari sulitnya mendapat pinjaman dari perbankan. Padahal, potensi bisnisnya bisa menembus pasar internasional.

“Kami memberikan treatment khusus bagi pengusaha UKM yang sudah bergabung di Lazada karena mereka bisa dapat pinjaman hingga 1 miliar [Rupiah], sementara untuk non Lazada hanya bisa sebesar 250 juta. Kami percaya kualitas penjual yang dipilih Lazada adalah sudah well established,” ujarnya.

Layanan P2P Lending Koinworks Gelar Program, Ajak Masyarakat Jadi Pemberi Pinjaman Secara Gratis

Untuk mengedukasi dan mempromosikan keberadaan layanan peer-to-peer lending di kalangan masyarakat umum, Koinworks akan menggelar program pemberian kredit gratis kepada calon lender atau pemberi pinjaman di situsnya. Pendaftaran akan dibuka pada tanggal 11 Juli 2016 dan menargetkan 1000 calon pemberi pinjaman baru. Kegiatan ini sendiri akan berlangsung selama dua minggu dan akan resmi diluncurkan pada akhir Juli 2016.

“Nantinya setelah melakukan proses registrasi calon lender atau pemberi pinjaman akan kami pilih dan jika sesuai dengan kriteria akan diberikan kredit dari Koinworks yang bisa langsung digunakan untuk berinvestasi,” kata Co-Founder Koinworks Benedicto Haryono kepada DailySocial.

Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah untuk memaksimalkan strategi pemasaran sekaligus mengedukasi secara langsung kepada masyarakat umum untuk lebih terbiasa menggunakan Koinworks. Koinworks menggelontorkan dana sekitar 2 miliar Rupiah untuk pemberian kredit gratis kepada calon pemberi pinjaman.

“Jika program Koin ini mendapatkan respon yang positif dari masyarakat umum, besar kemungkinan kegiatan ini akan kami teruskan dan kami lakukan secara berkala,” kata Benedicto.

Selama ini Koinworks telah memberikan invitation kepada kalangan teman dan keluarga untuk menjadi pemberi pinjaman. Hal ini dilakukan untuk mengumpulkan feedback dan melakukan koreksi terhadap layanan dan fitur di Koinworks.

“Saat ini kami telah memiliki pemberi pinjaman yang berasal dari kalangan umum, namun akun tersebut belum kami aktifkan,” kata Benedicto.

Peluncuran aplikasi mobile

Tim Koinworks di kantor pusatnya

Selain meluncurkan program Koin, akhir bulan Juli Koinworks juga berencana meluncurkan aplikasi mobile versi beta khusus untuk pengguna smartphone Android. Tidak berbeda jauh dengan fitur yang saat ini telah tersedia di mobile browser, aplikasi tersebut nantinya akan dilengkapi dengan dashboard dan push notification yang dilengkapi dengan informasi pinjaman terkini yang bisa secara langsung diinvestasikan oleh lender atau pemberi pinjaman.

“Selain itu kami juga akan memberikan launching tools untuk memudahkan lender melakukan investasi. Bentuknya seperti semi-automated, artinya setiap ada loan yang naik, lender bisa langsung investasi,” kata Benedicto.

Menargetkan pasar e-commerce dan marketplace

Merchant layanan e-commerce menjadi sasaran utama calon peminjam uang
Merchant layanan e-commerce menjadi sasaran utama calon peminjam uang

Saat ini Koinworks telah menjalin kemitraan dengan pelaku e-commerce seperti Berrybenka, Lazada dan Livaza. Kemitraan strategis ini sengaja dilancarkan oleh Koinworks untuk bisa menjangkau lebih banyak SME Lending yang merupakan merchant dari masing-masing e-commerce dan marketplace terkait.

Borrowers atau peminjam biasanya fokus kepada online bisnis, bisnis yang selling atau marketing online, Koinworks yang pertama meng-cater pasar tersebut. Sebelumnya tidak ada bisnis yang meng-cater online pasar tersebut sampai akhirnya [masuk] Tokopedia bersama bank,” kata Benedicto.

Koinworks juga tengah melakukan negosiasi dengan layanan e-commerce lokal lainnya. Rencananya sekitar pertengahan bulan Agustus 2016 akan diumumkan siapa saja e-commerce yang bermitra dengan Koinworks

“Target kita adalah untuk mendiversifikasi produk untuk pemberi pinjaman. Guiding principal di fase pertama adalah mencari peminjam yang memiliki online presence, karena kita berbasis data hal ini yang membedakan Koinworks dengan peer-to-peer lending lainnya,” kata Benedicto.

Dengan menerapkan metode yang tradisional namun diperkuat dengan analisis big data, Koinworks mengklaim menghasilkan credit scoring yang komprehensif dan tentunya berguna untuk pemberi pinjaman dan Koinworks.

Credit scoring di Koinworks target akhirnya adalah fully-automated namun saat ini yang diterapkan sepenuhnya augmented decisions making. Jadi orang yang menentukan namun augmented by data,” kata Benedicto.

Hingga kini Koinworks telah memiliki sekitar 1000 borrower atau peminjam, namun dari data yang telah masuk masih terus dilakukan proses penyaringan untuk menghindari terjadinya fraud. Saat ini baru sekitar 20 peminjam saja yang secara resmi telah mendapatkan persetujuan dari Koinworks, namun dari partner untuk approval rating telah mencapai 10 hingga 20%.

“Secara keseluruhan target pasar kita adalah productive loan dan harus mutually beneficial, artinya semua partner, borrower dan lender bisa mendapatkan keuntungan dari produk tersebut,” tutup Benedicto.