“Ngebulnya” Dapur Platform Resep Online Sejak Pandemi

Bicara urusan perut memang tidak pernah kelar, di tengah pandemi sekalipun. Hal tersebut berdampak pada meningkatnya permintaan untuk semua vertikal bisnis yang berhubungan bisnis makanan secara online, mulai dari layanan food discovery, pesan antar makanan, hingga resep online.

Vertikal bisnis yang pertama dan kedua sudah dimuat DailySocial. Kali ini kami membahas platform resep online. Tiga pemain situs resep online yang beroperasi di Indonesia, seperti Endeus, Yummy, dan Cookpad Indonesia, semuanya kompak menyebutkan terjadi kenaikan yang drastis dari sisi kunjungan situs selama pandemi.

Kenaikan ini punya hipotesis sederhana bahwa untuk tetap bahagia tinggal di dalam rumah selama pandemi, perlu variasi menu makanan sehari-hari. Tidak bisa terus menerus pakai jasa antar makan demi menghemat dana. Salah satu cara adalah mencari inspirasi yang disediakan berbagai situs resep online atau media sosial.

Trafik kunjungan melonjak selama pandemi

Founder dan CEO Kurio David Wayne Ika menceritakan, Endeus ikut terciprat rezeki karena masuk ke dalam industri F&B. Ketertarikan orang yang membentuk kebiasaan baru mengenai dunia memasak naik pesat. Kunjungan ke situs dan aplikasi Endeus bahkan naik sampai 250% sejak awal pandemi.

Endeus adalah online media khusus resep online yang berdiri sejak 2018 dan menjadi bagian Kurio. Dengan tim terpisah, Endeus memproduksi rata-rata 10-12 video masak setiap minggu dibantu oleh tim internal dan tim chef dari sekolah kuliner, dan chef profesional. Kini Endeus memiliki lebih dari 2 ribu konten yang diproduksi eksklusif dari studionya.

Awareness orang-orang mengenai makanan sehat, imun, dan makanan rumah mungkin salah satu yang paling mengubah kebiasaan hidup yang akan tetap bertahan walaupun pandemi berakhir. Kami melihat perubahan lifestyle ini tetap bertahan karena orang makin sadar pentingnya healthy lifestyle ini, Walaupun sekolah dan kantor berangsur normal kembali, kami antisipasi many of them will pack their food from home,” katanya.

Semantara Yummy juga mengklaim lonjakan traffic untuk seluruh platform-nya, baik dari aplikasi maupun media sosial, meski tidak disertai dengan angka pendukung. Menurut penuturan Product Manager Yummy Muhammad Iqbal Zehan, kenaikan ini didukung kondisi kebiasaan baru masyarakat selama pandemi yang sangat memerhatikan faktor higienis dan memilih untuk masak di rumah daripada beli makanan dari luar.

“Untuk mendukung kebiasaan tersebut, kami mengadakan berbagai aktivitas seputar inspirasi kuliner yang bisa dinikmati dari rumah dan virtual event kuliner terbesar di Indonesia: Memasak by Yummy,” terang Iqbal.

Sama seperti Endeus, Yummy merupakan bagian dari media online IDN Media yang dirilis resmi sejak Juli 2019 setelah hampir tiga tahun beroperasi melalui akun media sosialnya. Ambisi Yummy adalah memudahkan generasi milenial dan gen Z yang ingin mulai memasak dengan fitur-fitur sesuai dengan kebutuhan mereka.

Cookpad Indonesia (selanjutnya disebut Cookpad) mengklaim turut mencatatkan kenaikan traffic kunjungan, meski tidak disertai data pendukung. Public Relations and Community Lead Cookpad Indonesia Aprina Dwi Pancasari menuturkan, traffic Cookpad tumbuh organik sepanjang pandemi. Cookpad Indonesia hadir sejak sembilan tahun lalu dan kini memiliki lebih dari 1,5 juta resep yang ditulis pengguna.

“Saat itu banyak pengguna berinteraksi di Cookpad, sebab [kondisi pandemi] ini menjadi momen di mana orang terpaksa harus di rumah dan akses terbatas untuk pergi. Jadi mereka terpacu untuk membuat sesuatu dari rumah. Kami mencoba untuk ajak author untuk berbagi tips ringan, seperti cara menyimpan bahan makanan yang cepat rusak agar dapat bertahan lama,” terangnya.

Kondisi pandemi mendorong banyak pengguna Cookpad mencari inspirasi resep makanan untuk memulai usaha rumahan. Alhasil Cookpad memfasilitasi komunitas di tiap kota untuk bertemu secara virtual agar sesama anggota dapat berbagi bagaimana hasil masakan sebelum layak dijual.

“Komunitas kita bentuk berdasarkan kota. Terbanyak masih dari [Pulau] Jawa, tapi ada juga di Sumatera dan Kalimantan. Kita bentuk komunitas ini melihat dari keaktifan para pengguna Cookpad sebagai author. Selain itu kami cukup idealis karena ingin orang asli di daerah sana yang jadi author untuk memperluas variasi makanan lokal di sana tetap terjaga.”

Peluang bisnis

Hampir separuh pengunjung Endeus mayoritas adalah generasi milenial dengan rentang usia dari 24-35 tahun. Mereka datang dari 10 kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, Makassar, Semarang, dan sebagainya. David menuturkan seluruh pengunjung ini rata-rata menyukai mengunjungi konten makanan mengenai modern fusion, hidangan sederhana, dan makanan lokal.

“Selama pandemi, kami melihat kenaikan minat pengunjung untuk mencari konten makanan ringan rumahan, baking, maupun restaurant look a like recipe karena mungkin banyak yang kangen makanan restoran.”

Dari kacamata bisnis, kenaikan traffic ini berdampak pada ekosistem kuliner itu sendiri. Perkembangan inovasi ragam makanan bergerak cepat, mulai dari makanan beku hingga restoran yang mulai agresif mempersiapkan cloud kitchen untuk bertahan. Langkah yang diambil pemilik restoran cukup rasional, mengingat saat ini orang-orang mengurangi aktivitas di tempat keramaian seperti mal dan restoran.

Pada saat yang sama, kebanyakan klien Endeus datang dari sektor makanan, entah itu brand bumbu makanan atau alat masak. Saat pandemi, bisnis mereka tumbuh pesat dan bisa dipastikan tahun depan akan makin agresif karena terus berinovasi merilis produk baru.

David mengaku, ada 3-4 pemain online groceries yang sedang dalam tahap diskusi untuk bekerja sama untuk kemitraan pemasaran, integrasi produk (strategis maupun taktis). Dari sana, ia meyakini posisi Endeus sebagai platform online food media dapat menjembatani kebutuhan online groceries dalam menjangkau para penggunanya.

Dari berbagai survei yang ia kutip, mengatakan online groceries akan menjadi salah satu industri dengan pertumbuhan tercepat. “Mungkin secara persentase belum besar, namun melalui pandemi, kategori ini berhasil membuka market lebih besar dengan “memaksa” orang belajar dan mencoba belanja grocery dipesan lewat ponselnya.”

Sebelum ada pandemi, media niche seperti Niche ini hadir karena ada pangsa pasar kosong di kategori tersebut, seiring tumbuhnya permintaan terhadap konten makanan, masak sederhana yang digabung dengan milenial dan first time home buyer.

Food category is one of the largest addressable market, baik dari jumlah viewers/users sekaligus business potential. [..] Juga memiliki berbagai potensi revenue stream, selain advertising, as the market and user grow.

Sementara demografi Yummy kurang lebih mirip dengan Endeus, datang dari kalangan usia 18-34 tahun. Mereka juga menyukai konten masakan, dari makanan ringan, jajanan, hingga resep kue. Seluruh konten tersebut diproduksi dengan dua cara, dari tim internal Yummy dan user generated content (UGC) dari komunitas chef (panggilan pengguna Yummy).

Iqbal menuturkan, konten internal dibuat dengan matang,melalui proses brainstorming mengenai apa saja makanan yang sedang tren dan menarik bagi milenial dan Gen Z.

“Lalu chef Yummy akan mengkreasikan makanan tersebut dan dikemas menjadi resep makanan dengan lima langkah mudah, lalu video tutorial dikerjakan. Sedangkan [untuk] konten UGC, semua user dapat membagikan ke aplikasi setelah dikurasi oleh Yummy.”

Diharapkan seluruh konten Yummy dapat memberi inspirasi kaum muda untuk meningkatkan kemampuan memasak, bahkan mendapat ide usaha kuliner. Secara bisnis, Iqbal mengaku perusahaan pernah bekerja sama dengan pemain online grocery dan memperoleh respons positif.

“Saat ini kami masih terus fokus pada tutorial resep masakan berbentuk konten digital. Pada dasarnya, kami akan terus mengeksplorasi dan berinovasi dalam berbagai hal yang dapat mewujudkan visi kami, yakni menginspirasi generasi milenial dan Gen Z untuk cook well, eat well, dan live well.”

Hal yang sama diungkapkan Aprina untuk Cookpad. Mayoritas pengguna Cookpad adalah perempuan dengan rentang usia 25-45 tahun. Malah, saat pandemi ini, pengguna Cookpad datang dari kalangan usia 18 tahun.

Ia mengaku fokus perusahaan adalah mendorong orang untuk kembali ke dapur. Dengan big data yang dimiliki perusahaan, dibangun sistem algoritma yang dapat merekomendasikan resep makanan berdasarkan histori pencarian atau bahan spesifik yang ada di rumah atau berdasarkan momen spesial agar inspirasi masak lebih cepat didapat.

Cookpad tidak ikut memproduksi konten, tetapi sepenuhnya memanfaatkan UGC yang diunggah para pengguna.

Fitur berbasis sosial juga ditambah agar pengguna dapat berinteraksi dengan komunitas di sekitar mereka, dengan mengirimkan Recook, emoji, komentar, atau pertanyaan terkait resep. “Kami merilis video langkah pada awal tahun untuk bantu memvisualkan resep, daripada hanya foto, yang berdurasi maksimal 10 detik.”

Model bisnis Cookpad adalah freemium yang dibanderol seharga Rp40 ribu per bulan. Cookpad Premium membuka akses fitur resep teruji untuk pengguna yang ingin mengurangi risiko gagal dalam memasak. Tampilan resep akan diurutkan berdasarkan tingkat popularitas resep-resep yang sudah teruji pengguna Cookpad.

Sebenarnya, seluruh resep di Cookpad juga bisa diakses secara gratis, tapi pengguna hanya bisa mengurutkan dari resep yang paling baru dirilis. “Cookpad Premium untuk orang-orang yang butuh resep dalam waktu cepat dan enggak mau gagal, biasanya mereka cari untuk resep yang agak kompleks.”

Cookpad berasal dari Jepang dan berdiri sejak 1988. Di negara asalnya, Cookpad memiliki lebih dari 50 juta pengguna aktif. Sementara di luar Jepang, Cookpad telah hadir di 74 negara di seluruh dunia dengan kantor pusat di Inggris. Basis penggunanya disebutkan ada lebih dari 42 juta.


Gambar header: Depositphotos.com

Fitur Lokasimu Kurio Bantu Pengguna Dapatkan Berita yang Berhubungan dengan Sekitar Mereka

Kurio terus mengupayakan pengalaman terbaik membaca berita kepada penggunanya. Setelah menyematkan teknologi machine learning di sistem mereka kini Kurio meluncurkan fitur baru, Lokasimu. Sebuah fitur yang memungkinkan pengguna membaca berita yang berkaitan dengan lokasi sekitar mereka.

Fitur Lokasimu atau tab Lokasimu berisikan beragam berita dari sumber tepercaya untuk membantu pengguna mendapatkan informasi di sebuah tempat ataupun daerah, sehingga penduduk atau masyarakat daerah tertentu juga bisa menikmati berita yang ada di daerah mereka.

“Melalui Tab ‘Lokasimu’ ini, diharapkan bisa memudahkan pengguna untuk mengakses berita-berita yang diinginkan sesuai dengan lokasi sekitar ataupun daerah,” ujar CEO & Founder of Kurio David Wayne Ika .

“Selain itu, dengan fitur ‘Lokasimu’ pengguna juga bisa lebih update mengenai hal-hal yang sedang terjadi di tempatnya berada dan tidak ketinggalan berita.”

Dari segi teknologi, fitur atau tab Lokasimu disokong dengan teknologi machine learning, sebuah mesin yang dapat memprediksi sebuah berita layak atau tidak berada di tab Lokasimu. Tim Kurio juga menjelaskan mereka selalu melakukan monitoring terhadap konten yang berada di tab Lokasimu sehingga kualitas konten diklaim tetap terjaga.

[Baca Juga: Kurio Terapkan Teknologi Machine Learning untuk Kurangi Penyebaran Hoax]

Fitur Lokasimu sendiri terinspirasi dari kejadian-kejadian lokal yang sebenarnya penting bagi pengguna di daerah tertentu. Salah satu fakta yang menjadi latar belakang fitur Lokasimu adalah bahwa Indonesia terdiri dari beragam suku budaya dan minat terhadap daerah tertentu. Tim Kurio percaya dengan menyediakan berita yang sesuai dengan lokasi atau daerah mereka berada masyarakat bisa lebih peduli dengan lokasi atau daerah sekitar mereka.

“Mungkin saja sebuah topik dari suatu daerah sedang trending namun belum tentu bisa menjadi berita yang relevan bagi pembaca yang berada di suatu daerah tertentu. Kurio ingin masyarakat mempunyai rasa nasionalis dengan perspektif dari masing-masing daerah karena pada dasarnya Indonesia mempunya karakteristik budaya yang beragam,” ujar Public Relation Kurio Krisva Angnieszca.

Untuk terus menjaga kualitas konten dan pengalaman terbaik bagi penggunanya Kurio disebut akan terus menjalin kerja sama dengan para publisher termasuk media lokal untuk membantu media lokal memperluas pembaca secara online. Dengan serangkaian uji coba dan validasi yang dilakukan sebelum peluncuran fitur Lokasimu pihak Kurio yakin fitur ini bisa diterima di masyarakat.


Disclosure: Kurio dan DailySocial memiliki induk perusahaan yang sama

Application Information Will Show Up Here

Kurio Terapkan Teknologi Machine Learning untuk Kurangi Penyebaran Hoax

Menghadapi maraknya berita hoax yang simpang siur di internet, Kurio melengkapi layanan mereka dengan teknologi machine learning yang digunakan untuk menyaring berita. Berita hoax atau berita palsu di Indonesia saat ini tengah menjadi permasalahan serius. Banyaknya berita palsu yang beredar dan pemahaman masyarakat yang masih mudah percaya kepada berita yang bersifat sensasional memudahkan berita palsu tersebar dengan mudahnya. Budaya memilah berita pun tidak menjadi milik semua lapisan masyarakat. Hadirnya teknologi machine learning di Kurio menjadi sebuah solusi untuk membantu masyarakat terhindar dari berita palsu.

“Mengandalkan teknologi, tim Kurio telah merancang sebuah algoritma yang rapi untuk mengurangi masuknya berita hoax dalam machine learning di aplikasinya serta untuk membantu agar penyebaran berita hoax tidak semakin menyebar. Melalui machine learning dan algoritma yang dirancang, setiap artikel yang masuk dipastikan akan difilter terlebih dahulu sehingga tidak masuk ke dalam artikel stream,” Ujar CEO & Founder Kurio David Wayne Ika.

Lebih jauh David menjelaskan teknologi machine learning digunakan untuk menyajikan berita dalam news feed agar tetap berkualitas. Menghindari berita-berita dengan kualitas rendah, clickbait, dan konten-konten negatif seperti porno, provokatif dan miss leading informatif tanpa mengurangi hadirnya cerita atau berita yang penting.

Untuk memerangi penyebaran berita palsu ini selain menggunakan machine learning, Kurio juga melibatkan tim kurator untuk mengkurasi kembali artikel-artikel yang sudah masuk ke dalam artikel stream. Selain mengkurasi kembali artikel yang masuk tim kurator juga memastikan pengguna Kurio mendapatkan artikel yang bermanfaat dan terbaru yang terangkum dalam topik Top Stories yang dipastikan terbebas dari clickbait maupun hoax.

Fokus dan target saat ini

Sudah menginjak usia tiga tahun perjalanan saat ini Kurio masih mencoba disiplin dalam membangun produk dan fiturnya sekaligus fokus pada kepuasan pelanggan.

“Kami di Kurio mencoba untuk disiplin dalam hal product and feature development, trying to focus in OMTM (One Metric That Matter) both untuk user metrics yang sync ke future business metrics / business goal, dalam hal ini kami selalu prioritas dalam users satisfaction/ engagement dalam bentuk interaction per session, and our metrics in DAU/MAU ratio (engagement ratio) yang saat ini cukup sehat dalam kondisi Indonesia mobile users behavior, infrastructure network yang ada di Indonesia, besar kecil sangat berpengaruh dengan users engagement dan retention,” papar David.

Untuk tujuan di tahun ini David menjelaskan Kurio akan tetap terus melakukan improvisasi pada CAC (Customer Acquisition Cost) dan formula model monetization. Ia ingin Kurio terus tumbuh, tetapi tumbuh yang sehat dalam unit economic model Kurio.

Distribusi Omni Channel Media Digital yang Efektif

Saat ini distribusi konten dengan metode omni dan multi channel sudah banyak digunakan oleh media untuk bisa memperluas kesempatan pengguna menikmati konten bukan hanya dari ‘rumah’ atau situs resmi. Lantas seperti apa perkembangan multi channel hingga kini? Seperti apa measurement ideal yang diterapkan? Apakah menggunakan cara ini bisa “membunuh” situs resmi yang merupakan source dari konten tersebut? Pembahasan tersebut dikupas secara tuntas dalam sesi diskusi yang diadakan Indonesia Digital Association dan Kurio.

“Dengan diadakannya diskusi ini diharapkan bisa memberikan pencerahan kepada content creator dan publisher untuk kemudian melakukan distribusi yang tepat dengan memanfaatkan multi channel atau omni channel, seperti yang telah banyak dilakukan oleh media saat ini,” kata Ketua Umum Indonesian Digital Association Edi Taslim.

Turut hadir dalam acara sesi diskusi tersebut CEO Kurio David Wayne Ika dan wartawan BBC Indonesia Rebecca Henschke. Sebagai media internasional yang dikenal cukup masif melakukan distribusi konten ke media lainnya hingga media sosial, BBC Indonesia turut berbagi tips dan pengalaman tentang cara yang tepat melakukan distribusi yang tepat dan tentunya sukses.

“Kita dari BBC Indonesia tentunya tidak ingin terlena memanfaatkan ragam distribusi channel konten yang ada, karena pada akhirnya kita ingin tetap situs utama adalah yang paling banyak dikunjungi bukan beragam channel yang kami gunakan,” kata Rebecca.

Omni channel dan “the next big thing”

Kebiasaan dari pengguna untuk menikmati konten merupakan alasan utama hingga akhirnya distribusi multi channel hingga omni channel banyak mengalami perubahan. Model smartphone yang semakin canggih juga membuat para developer hingga content creator harus beradaptasi membuat teknologi yang baru dan mudah.

“Dulu semua tampilan web direkomendasikan untuk web responsive untuk memudahkan pengguna membaca konten di berbagai perangkat, dengan makin banyaknya penggunaan video saat ini juga kemudian dituntut untuk bisa tampil lebih video responsive agar dengan mudah dinikmati di desktop, aplikasi hingga browser,” kata David.

Hal lain yang juga digarisbawahi David adalah kehadiran konten secara real time ternyata cukup ampuh untuk menarik perhatian pengguna yang ternyata cukup memiliki rasa ingin tahu terkait dengan informasi atau berita yang disukai.

“Kehadiran media sosial sudah merubah gaya pengguna saat menikmati konten yang ada, terutama untuk milenial yang bisa dipastikan tidak lagi membaca koran atau menonton televisi, dan lebih memilih Snapchat atau Facebook untuk melihat newsfeed yang ada,” kata David.

Menjadi krusial bagi media untuk memilih platform yang tepat sebelum proses distribusi dilakukan. Media sosial mana yang paling sesuai dengan konten dan analytics seperti apa yang ingin digunakan untuk mengukur kesuksesan konten yang dibagikan. Pada akhirnya tiga kunci kesuksesan dalam melakukan strategi omni channel terkait dengan model distribusi adalah reach, reputation dan revenue.

Kurio memprediksi teknologi yang bakal meramaikan proses distribusi konten dengan mengadopsi teknologi, di antaranya adalah kebangkitan Artificial Intelligence (AI), audio dan podcast, data science dan bots, dan data implementation yang digunakan di newsroom.

Kurio Suguhkan Fitur Video Channel

Kurio, salah satu pimpinan aplikasi untuk kategori kurasi berita hari ini mengumumkan inovasi terbarunya. Di dalam versi terbarunya Kurio tidak hanya menampilkan kurasi artikel dari beberapa sumber tetapi juga video melalui fitur Video Channel. Fitur Video Channel tersebut akan memudahkan pengguna Kurio untuk menikmati video-video populer yang sudah dipilih dari berbagai sumber dalam satu aplikasi mobile.

Video saat ini menjelma menjadi salah satu jenis konten yang mulai banyak dinikmati di Indonesia, sejalan dengan peningkatan kualitas layanan internet di Indonesia yang sudah mumpuni untuk kegiatan streaming video melalui perangkat mobile. CEO Kurio David Wayne Ika menuturkan keputusan Kurio berinovasi di ranah video ini merupakan bagian menyambut semakin baiknya layanan internet di Indonesia, fitur smartphone yang semakin baik, dan perkembangan format konten dalam bentuk video yang dinilai sebagai “natural progression”.

“Kebiasaan menonton video sudah diakses lebih dari 60% di smartphone dibanding desktop (komputer). Ditambah dari sisi penyedia atau pembuat konten video juga semakin bertumbuh dan digemari,” terang David.

Fitur Video Channel dalam Kurio didesain sedemikian rupa untuk memberikan pengalaman yang tak kalah baik layaknya pengalaman membaca artikel. Di dalam Kurio pengguna memiliki opsi untuk memilih jenis konten yang ingin mereka dapatkan, yakni konten video dan artikel. Sama seperti di konten artikelnya, di fitur Video Channel Kurio juga menyematkan beberapa fitur khas mereka, yakni Top Videos untuk kumpulan video populer dan kategori-kategori yang membagi konten-konten video, seperti Fun, Celeb, Bola, Musi, Life, dan News.

Dengan adanya fitur Video Channel ini pihak Kurio berharap pengguna bisa mendapatkan pengalaman yang bervariasi. Kurio juga ingin terus memperkuat layanannya dengan terus menyediakan konten yang diinginkan dan terbaru sehingga setiap konten yang dibaca maupun video yang ditonton menjadi sebuah wawasan baru yang berguna dan menghibur.

Untuk menarik banyak pengguna Kurio telah menyiapkan kampanye #MudaBikinBangga dengan menggandeng beberapa tokoh untuk menyuguhkan web series mengenai kisah sukses mereka. Mereka-mereka adalah Chef Lucky (pemenang MasterChef Indonesia, aktivis sosial), Giring Ganesha (musisi, entrepreneur), Gustika Jusuf Hatta (delegasi muda UNESCO, cucu proklamator Bung Hatta), Danny Oei Wirianto (entrepreneur, investor, penulis buku Think Fresh), Stephany Josephine (travel blogger) dan William Utomo (media entrepreneur).

“Generasi milenials sekarang ini mudah sekali mendapatkan akses internet, oleh karena itu penting bagi Kurio untuk menjadi pengingat bahwa internet bisa membuat diri menjadi lebih berwawasan melalui membaca. Dengan membaca yang benar, kita akan dibentuk menjadi pribadi yang kritis sejak dini sehingga kita mudah mempunyai peluang untuk mewujudkan cita-cita yang diinginkan,” ujar David.

Application Information Will Show Up Here

Kurio Peroleh Pendanaan Seri B Senilai 67 Miliar Rupiah dari Gunosy Jepang

Pertengahan tahun 2015, Pendiri dan CEO Kurio David Wayne Ika mengunjungi Tokyo, Jepang, untuk bertemu dengan 9 investor potensial. Kurio terakhir memperoleh pendanaan di bulan September 2014 dan kini adalah saatnya untuk menggalang dana putaran berikutnya. Salah satu dari investor potensial tersebut adalah Gunosy. David sangat terkesan bahwa pendiri dan manajemen Gunosy semua berusia di bawah 30 tahun dan sangat cerdas. David dan CEO Gunosy Yoshinori Fukushima bahkan memiliki selera buku bacaan yang sama. Satu lagi, bisnis Gunosy di Jepang serupa dengan apa yang ditekuni Kurio saat ini.

Hari ini Gunosy, sebuah layanan berita terkurasi Jepang yang telah diunduh lebih dari 13 juta kali membangun bisnis yang menghasilkan profit, dan telah melangsungkan IPO tahun lalu, mengumumkan investasi strategis Seri B senilai $5 juta (lebih dari Rp 67 miliar) ke Kurio.

Menurut David, ia mendapatkan instant chemistry ketika bertemu dengan tim Gunosy untuk pertama kalinya. Tak hanya soal buku bacaan, David dan Fukushima memiliki ketertarikan yang sama soal filosofi, nilai-nilai, dan roadmap produk. Setelah sejumlah pertemuan lanjutan di Tokyo dan Jakarta, David yakin bahwa mereka (Kurio dan Gunosy) adalah mitra yang ideal dan mereka bisa bergabung bersama, tak hanya mengembangkan Kurio sebagai produk, tetapi membangun model bisnis yang berkelanjutan. Sebaliknya, Gunosy pun percaya dengan kemampuan tim Kurio dan kualitas produk yang dihasilkannya.

Kepada DailySocial, David mengakui, “Mereka [Gunosy] adalah salah satu perusahaan teknologi Jepang yang memiliki perkembangan paling cepat dari startup ke IPO. Tentu saja kami sangat bersemangat untuk bermitra dengan tim dan manajemen Gunosy yang luar biasa.”

Kondisi Kurio saat ini

Saat ini Kurio memiliki hampir 30 pegawai dengan lebih dari 500 ribu instalasi aplikasi dan DAU (Daily Active Usage), MAU (Monthly Active Usage), dan retention rate yang diklaim sehat. Secara rata-rata, pengguna Kurio menggunakan aplikasi ini lebih dari 6 menit tiap sesinya.

David berharap investasi dan kemitraan ini bakal digunakan untuk meningkatkan produk dan pengembangan teknologi serta meningkatkan akselerasi pertumbuhan bisnis Kurio. Sebelumnya, seperti kita ketahui Kurio juga terpilih menjadi salah satu startup yang mengikuti batch pertama Google Launchpad Accelerator.

David mengatakan, “Kami belum melakukan banyak kegiatan pemasaran sejak peluncuran aplikasi [Kurio], kami ingin lebih fokus untuk memastikan kami memiliki produk, reabilitas, dan paduan isi konten yang tepat [untuk selera pembacanya].”

David mengaku timbal balik yang Kurio peroleh selama ini bersifat positif dan suportif, karena fokus Kurio tersebut. Mereka ingin membantu penggunanya menghindari kualitas informasi atau berita yang buruk, yang biasanya ditandai dengan judul atau konten sensasional.

David melanjutkan, “Kami ingin mengekspansi jaringan kami dengan lebih banyak mitra penerbit atau pembuat konten yang menghasilkan konten atau informasi yang bermanfaat, bernilai, dan berkualitas untuk pengguna kami, dan kami ingin membantu mendistribusikan konten tersebut untuk menjangkau audiensi konsumen yang lebih luas.”

Kurio berharap nantinya tak hanya bekerja sama dengan media yang sudah mapan, tetapi juga dengan para pembuat konten berkualitas yang independen.

“Kami percaya kami masih berada di awal perjalanan dan proses yang panjang, dan kami menantikan pilar terbaru kami berikutnya,” ujar David.

Hal berikutnya untuk Kurio

David berpendapat perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor media saat ini masih mencari cara terbaik, di zaman digital, seperti aplikasi agregator, aplikasi terkurasi, rangkuman berita, untuk menyampaikan berita dan konten dalam medium, format, dan metode konsumsi yang paling mudah dipahami konsumen.

“Kami percaya untuk pasar seperti Indonesia dan Asia Tenggara, ruang media masih merupakan kategori penting, karena menyasar kebiasaan yang sudah ada. Perkembangan yang ada saat ini adalah pergeseran layar, dari TV ke laptop kemudian ke pengalaman menggunakan perangkat mobile,” ungkap David.

Ia melanjutkan, “Untuk pembaca, mereka menginginkan metode konsumsi yang nyaman dan mampu [membantu mereka] menghilangkan konten jelek. Aplikasi berita atau konten akan berkembang dan mencakup layanan dan solusi yang luas, karena dengan informasi dan data yang kami miliki, kami dapat menyediakan lebih banyak jenis konten, tak hanya berita. It’s news and beyond.”

David menyebut timnya membangun Kurio dari hari pertama dengan penerbit dan konten pertama sebagai hal yang selalu dipikirkan (sebagai mitra). Kurio ingin menjadi pendukung platform dan ekosistem. Secara global, David menyebutkan ada banyak solusi, termasuk Instant Article dari Facebook, AMP dari Google, Medium.com, atau LinkedIn Pulse yang mencoba membantu menyelesaikan masalah discoverability, distribusi, dan penyampaian konten dari penerbit/kreator ke pembaca.

“Kami telah dan terus bekerja erat dengan penerbit [konten] untuk melihat apa saja perangkat atau teknologi dan medium atau formart periklanan yang mampu memaksimalkan pendapatan mereka dengan distribusi konten melalui platform Kurio,” tutup David.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

 


Disclosure: Kurio dan DailySocial berada di bawah induk perusahaan yang sama

Pengalaman Mereka Mengikuti Google Launchpad Accelerator Bootcamp

Delapan startup Indonesia baru saja mengikuti bootcamp Google Launchpad Accelerator selama dua minggu di kantor pusat Google di Mountain View, California. Tak sekedar perolehan dana “gratis” $50 ribu dan kesempatan melihat langsung kantor Google yang menjadi role model berbagai perusahaan teknologi dunia, mereka berkesempatan langsung menimba ilmu dengan sejumlah orang-orang brilian di belakang produk-produk Google yang digunakan miliaran orang.

Google Launchpad Accelerator mengundang 6 sampai 8 startup dari Indonesia, Brazil, dan India (masing-masing beranggotakan 2-3 orang) mengikuti bootcamp dengan menimba ilmu langsung ke Silicon Valley.

Kami berkesempatan berdiskusi dengan CEO Kurio David Wayne Ika dan COO Jojonomic Samiaji Adisasmito tentang kesan dan pengalamannya mengikuti program bootcamp ini. Patut diingat bahwa bootcamp baru menjadi fase awal program Accelerator ini. Masih ada kegiatan mentoring dan monitoring selama 6 bulan ke depan.

Bagaimana bisa terlibat dengan program Google Launchpad Accelerator

David dan Samiaji menegaskan keterlibatan mereka berdasarkan informasi dari mulut ke mulut. Tidak ada pembukaan dan kriteria khusus yang diumumkan oleh Google. Mereka menyiapkan video tentang cerita startup-nya dan Google akhirnya memilih Kurio dan Jojonomic, bersama 6 startup yang lain, untuk mengikuti batch pertama ini.

Samiaji mengatakan,  “Kalau ditanya kriteria dari Google-nya apa, kita juga gak tau for sure, tetapi yang saya lihat dari semua startup yang ada di sana, kita semua sudah punya market, kita semua bener-bener punya extensive knowledge akan industri yang kita jalani dan juga produk yang kita buat. All of us have an Android app atau sedang dalam proses develop Android app, walaupun kalau dilihat dari profile startup-nya benar-benar beraneka ragam. Ada yang sudah berjalan 8 tahun lebih dari Brazil, ataupun seperti Jojonomic yang baru berjalan 6 bulan.”

DSC03191

David menambahkan, “Google waktu meminta video mengatakan don’t bother to send the product, kita maunya mendengar story-nya kalian, the background, vision, mission Kurio itu mau apa di Indonesia.”

“Yang kita lebih tertarik adalah enam bulan setelahnya [bootcamp] dan mendapatkan first dip on many Google products and services yang bahkan belum launched,” lanjut David.

Hal-hal yang diperoleh dari program ini

Selain pendanaan non-modal senilai $50 ribu, ada begitu banyak hal yang ditemui oleh para penggiat startup lokal selama mengikuti bootcamp ini.

Samiaji berujar, “Saat ini kami mengarahkan semua perhatian tim Jojonomic kepada perkembangan paperless reimbursement system dan berada di lingkungan Google kemarin benar-benar membantu kami mengakselerasi dari berbagai macam aspek. Salah satu yang sangat membantu process development on the spot kami selama di sana adalah setiap peserta diberikan Nexus 5X, di mana kami bisa langsung bereksperimen dengan environment OS Marshmallow.”

“Selain itu juga, kami ditemukan berbagai mentor expert dari Brazil, India, dan Indonesia dengan background keilmuan yang berbeda-beda. Dari segi teknikal kami banyak diberikan mentoring mengenai memory management, penggunaan teknologi data FlatBuffers, ataupun implementasi Material Design pada versi terbaru JojonomicPro, dan masih banyak lainnya. Beberapa mentor teknikal pun ada yang pegawai Google seperti Ran Nachmany, Dan Feld yang mengajarkan teknik sales B2B, ataupun dari luar Google seperti Jacob Greenshpan dan Borris Hassian, yang keduanya merupakan UX expert. Kami juga banyak mendapatkan masukan dari Google Play Team untuk melakukan A/B Testing, Beta Testing, maupun user research,” lanjut Samiaji.

Ia menambahkan, “Bantuan pendanaan dari Google tentunya ada, dan sangat membantu perkembangan kami ke depannya. Namun yang dirasa sangat berguna bagi kami adalah follow up dari pihak Google setelah acara berlangsung. Seperti contohnya adalah kami diberikan akses pada teknologi Google seperti Google Cloud Platform dengan certain amount of free credits dari Google. Another great example on the business side is kami juga di-set up meeting dengan beberapa pengambil keputusan di Indonesia. Selama 6 bulan ke depan, kami akan tetap close contact dengan pihak Google untuk menjaga kecepatan akselerasi perkembangan paperless reimbursement system kami.

DSC03335

David sendiri terkesan bagaimana Google menyiapkan program ini. Ia mengatakan, “What’s really good about it adalah mentor yang disiapkan Google is Google employee, tapi sengaja dipilih yang berasal dari acquihire mereka, jadi bukan tipikal employee yang never built a startup karena ini startup program. Jadi masih ada spirit startup entrepreneur-nya.”

Simple thing, seperti A/B testing [di Google] Play Store, dalam tiga hari conversion rate naik 23%. Small thing like that is huge.” tambahnya.

Kesan-kesan lain selama di Silicon Valley

David mengatakan, “How to brightest talents are so smart, yet they still learn all the time. We can really feel the vibe. Every time I go to toilet or pick up lunch, not once saya tidak melihat mereka tidak kerja.”

Samiaji, dengan pengalaman sedikit berbeda, mengamini, “Karena background saya sebagai seorang programmer, sewaktu di Google Developer Centre saya banyak lihat programmer yang coding sambil berdiri dan bahkan ada satu programmer yang coding sambil berjalan di atas treadmill! Artinya even the craziest idea can be adopted as long as it works!

Saran untuk startup Indonesia yang ingin mengikuti batch selanjutnya

Batch pertama adalah pembuka jalan bagi startup Indonesia lainnya yang ingin mengikuti program Launchpad Accelerator ini. Samiaji menyarankan kepada startup lain yang ingin berpartisipasi untuk melakukan riset, membangun aplikasi mobile, memberikan pengalaman terbaik untuk penggunanya dan memaksimalkan kehadiran startup yang dimiliki di dunia digital.

Sedangkan David dengan setengah berkelakar mengatakan, “Kita kayak kelinci percobaan, proudly. Do not send non-technical people. Gak ada waktu untuk jalan-jalan [meskipun di Silicon Valley dan San Francisco]. Tidak banyak yang mereka share sebenarnya yang tidak open to public. You can be prepared by watching videos from Google Developer Channel dan Android Developer Channel di YouTube.”

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

5 Teknologi Smartphone yang Berkembang Pesat dari Waktu ke Waktu


Artikel ini hasil kerja sama Trenologi dengan Kurio

Teknologi smartphone berkembang dengan sangat pesat, sampai-sampai kita sebagai konsumen terkadang sulit mengimbangi laju kecepatannya. Kini, hampir setiap tahun konsumen dijejali berbagai gadget generasi baru yang lengkap dengan teknologi paling mutakhir.

Pesatnya pertumbuhan ekosistem Android jadi salah satu gambaran yang bisa paling terlihat secara jelas. Saking cepatnya kehadiran gadget dan perkembangan kemajuan teknologi yang ada, hari ini muncul, besok bisa jadi brand lain menggoda konsumen dengan perangkat teranyar. Padahal, barangkali Anda atau konsumen baru saja mengganti gadget lawasnya bulan lalu.

Smartphone sendiri saat pertama kali dikembangkan tidaklah secanggih seperti yang ada di genggaman Anda sekarang. Smartphone pertama yang sudah mengkombinasikan kemampuan komputasi dan fitur PDA dikembangkan oleh IBM pada tahun 1992.

Dua tahun kemudian, barulah perangkat smartphone yang sudah berupa dipasarkan dengan nama Simon Personal Communicator. Jadi sebenarnya saat itu belum ada istilah smartphone. Namun, di dalamnya sudah ditemukan beberapa fitur cerdas, seperti buku telepon, kalender, pembuat jadwal, e-mail, faks, kalkulator, jam, dan notepad.

Nokia kemudian mulai berkiprah dan menghadirkan perangkat mereka dengan meluncurkan Nokia 9000 Communicator, yang masih menggunakan tombol fisik QWERTY. Perangkat ini sudah menawarkan kemampuan mengirimkan e-mail, browsing, kalkulator dan fax.

Spesifikasinya sendiri menggunakan prosesor Intel i386, OS GEOS 3.0, dengan memori yang sudah cukup besar, yaitu 8GB. Namun, ini dipisah menjadi beberapa bagian.

Era smartphone benar-benar dimulai pada 2001. Ericsson adalah yang pertama memperkenalkan fitur-fitur lebih canggih seperti browser, kemampuan seluler ponsel standar, PDA, layar sentuh, dan pena stylus.

Kelahiran iOS, Era Perangkat Layar Sentuh, dan Android

Kelahiran iOS ditandai dengan peluncuran iPhone generasi pertama oleh Apple pada 2007. iPhone pertama ini dibekali prosesor Samsung 32-bit RISC ARM 1176JZ, RAM 128MB, memori internal mulai dari 4 GB, 8 GB, dan 16 GB, serta sistem operasi iOS 1.0 yang kala itu dinamai iPhone OS 1.0. iPhone juga sudah dilengkapi dengan kamera belakang sebesar 2 MP dan dukungan layar sentuh multitouch.

Sedangkan Android yang kala itu sudah dimiliki Google, pada awal-awal tahun sempat diakuisisi. Hal ini membuatnya sempat tak terdengar kabar beritanya. Namun, di tahun 2008, Google membuat gebrakan dan meluncurkan smartphone berbasis Android pertama bernama HTC Dream.

756px-HTC_Dream_opened

Sumber gambar: WikiPedia

Mengemas layar 3,2 inci yang juga sudah mendukung layar sentuh kapasitif sebagai tandingan teknologi di iPhone generasi pertama. Jeroannya ditenagai prosesor 528 MHz Qualcomm MSM7201A ARM11, RAM 192 MB, dan memori hanya 256 MB.

Android sendiri sampai tahun 2010 tak begitu populer seperti sekarang dan masih kalah dari Symbian, iOS, serta BlackBerry. Sekarang kondisinya berbeda jauh, Android menjadi sistem operasi paling banyak digunakan oleh smartphone secara global.

Sejak 2010, teknologi smartphone yang mencakup perangkat keras dan lunak terus berkembang relatif lebih pesat. Saat ini iOS sudah mencapai versi 9 sedangkan Android sudah versi 6 dengan nama Marshmallow. Symbian sudah tidak lagi menjadi tumpuan OS, Microsoft bersiap menghadirkan Windows 10 Phone dan BlackBerry semakin tergerus pangsa pasarnya, malah kini mereka memiliki smartphone dengan OS Android.

Teknologi Layar

Salah satu perubahan signifikan di industri mobile selain ukuran adalah kehadiran layar berteknologi OLED. Samsung adalah yang pertama kali mengadopsi teknologi ini untuk dibenamkan ke Galaxy Round, kemudian disusul oleh LG G Flex.

LG GFlexSumber gambar: Pocket-lint

Berikutnya, di 2014 teknologi layar berkembang lagi menjadi Quad HD atau 2K yang paling pas disematkan di ponsel selebar 5,5 inci. LG G3 yang pertama kali mengadopsi teknologi ini, mengalahkan layar Retina besutan Apple.

RAM

RAM bagi sebagian orang menjadi salah satu pertimbangan memilih sebuah merek smartphone. RAM biasanya dikaitkan dengan performa perangkat.

Di era 1990-an salah satu perangkat yang menarik perhatian dunia adalah HP 95LX yang saat pertama kali muncul dengan menggunakan RAM 512 KB. Namun, sekarang kita dapat jumpai perangkat dengan RAM hingga 4 GB. Asus ZenFone 2 adalah salah satu ponsel yang menawarkan fasilitas ini. Perkembangan RAM diimbangi oleh peningkatan kapasitas penyimpanan internal perangkat yang kini sudah menyentuh kapasitas 128 GB lewat varian iPhone.

Sensor Sidik Jari

Pemindai sidik jari pertama kali diadopsi oleh Motorola Atrix yang diluncurkan pada tahun 2011. Dua tahun berselang, Apple mulai melakukan hal serupa di iPhone 5S dengan nama Touch ID. Seterusnya, teknologi ini jadi fitur standar yang wajib dibawa oleh Apple iPhone. Tidak hanya itu, penambahan ftur ini di smartphone juga diikuti oleh rival terdekatnya, Samsung dan sejumlah brand lain.

Kamera

Komponen terakhir yang juga terus berkembang dan jadi perhatian adalah kamera. Dikutip dari Wikipedia, ponsel pertama yang mengusung konsep ponsel kamera adalah varian J-Phone yang dijual di Jepang. Sementara itu, secara umum pabrikan ponsel terus mengembangkan kamera untuk perangkatnya, namun Nokia bisa dibilang yang paling berani.

Nokia Lumia 1020 Launching 07

Ponsel pertama yang menggunakan kamera 12 MP adalah Nokia N8 yang dirilis pada 2010. Dan di tahun 2012, Nokia lagi-lagi memecahkan rekor resolusi kamera lewat Nokia 808 PureView yang menawarkan resolusi hingga 41 MP. Setahun kemudian, kamera beresolusi yang sama namun dengan sejumlah peningkatan dibenamkan ke Nokia Lumia 1020 yang sekaligus mengakhiri era Symbian OS.

Teknologi berkembang lebih dari apa yang banyak orang butuhkan, bahkan di luar ekspektasi. Kecepatan perkembangan yang ada juga terkadang membutuhkan waktu serta aplikasi yang tepat agar tidak ketinggalan informasi. Namun demikian, berbagai halangan ini tak boleh jadi alasan untuk berhenti mengikuti hal-hal baru yang memperluas pengetahuan kita.

Terutama mempertimbangkan fakta bahwa memperoleh informasi tak harus merogoh kocek dalam-dalam. Anda dapat menjumpai berbagai aplikasi berita yang menyuguhkan perkembangan seputar dunia teknologi secepat kilat.

Salah satu aplikasi yang bisa diandalkan dalam memperoleh informasi perkembangan gadget serta informasi lain adalah Kurio. Aplikasi baca berita buatan pengembang lokal ini merupakan smart news app yang memungkinkan pengguna untuk menemukan dan menjelajah berbagai informasi yang tersedia di Internet sesuai minat. Dengan men-download Kurio, Anda bisa menemukan berbagai informasi, mulai dari gadget, pemasaran, desain, sampai kewirausahaan. Masih banyak pula tema lain.

Dengan Kurio, Anda bukan hanya tidak akan ketinggalan informasi terbaru di jagat Internet, tetapi Anda akan memiliki aplikasi pintar yang bisa memperluas pengetahuan. Teknologi pintar yang ada di dalam aplikasi Kurio akan membaca perilaku Anda, sehingga dapat memberikan informasi yang cocok.

Jika Anda penggemar gadget, maka Kurio bisa menjadi pilihan sebagai sarana mendapatkan informasi agar tidak ketinggalan perkembangan terbaru. Tentu saja, Anda juga bisa mendapatkan segudang informasi lain dari berbagai topik. Pelajari aplikasi menarik ini dengan masuk ke sini!

Gambar header: Shutterstock

Satya Witoelar is OLX Indonesia’s Head of Product

Following the appointment of Daniel Tumiwa as OLX Indonesia’s new boss, the company again hired another high profile to be the Head of Product. The search ended after the team met Satya Witoelar, Kurio’s VP of Product at that time. Witoelar, who’s also one of Koprol’s Co-Founder, will be responsible directly to Tumiwa. Continue reading Satya Witoelar is OLX Indonesia’s Head of Product

Kurio Perkenalkan Aplikasi Tablet

Tim Kurio Menunjukkan Aplikasi Kurio Tablet / DailySocial

Kurio, aplikasi mobile untuk membaca berita (news reader), pada hari ini (25/2) memperkenalkan aplikasi mereka untuk perangkat tablet yang dapat berjalan pada platform Android dan iOS. Seperti yang sudah kami beritakan sebelumnya, pada awal tahun 2015 Kurio memang berencana untuk merilis versi tablet untuk aplikasinya. Saat ini aplikasi Kurio versi tablet tersebut masih dalam tahap beta dan masih belum bisa diunduh secara bebas di toko aplikasi.

Continue reading Kurio Perkenalkan Aplikasi Tablet