HP Umumkan Laptop Gaming OMEN 15 dengan Prosesor AMD

HP telah memperbarui laptop gaming OMEN 15 dengan desain dan spesifikasi baru. Di mana untuk pertama kalinya, laptop gaming OMEN tersedia dalam konfigurasi AMD.

Pengguna dapat memilih OMEN 15 dengan prosesor AMD Ryzen 7 4800H atau Intel Core i7-10750H. Sementara untuk kartu grafisnya, tersedia hingga NVIDIA RTX 2070 Super Max-Q.

Untuk versi Intel, didukung konfigurasi RAM hingga 32GB DDR4-2933 dan DDR4-3200 pada model AMD. Dengan storage hingga 1TB NVMe M.2 SSD, baik dalam satu stick atau dua stick 512GB dengan konfigruasi RAID 0.

hp-umumkan-laptop-gaming-omen-15-dengan-prosesor-amd-1

Dari sisi desain, OMEN 15 tampil lebih simpel dan punya logo baru berbentuk berlian berwarna biru dengan gradasi hijau. Selain itu, laptop ini dibalut dalam dua warna, mica silver dan shadow black dengan opsional RGB backlight per tombol.

Dalam desain baru ini, HP juga meningkatkan desain termal dengan sensor IR thermopile untuk memonitor suhu. Serta, memiliki ventilasi yang lebih besar dan kipas 12V dengan ventilasi tiga sisi untuk mendinginkan prosesor.

hp-umumkan-laptop-gaming-omen-15-dengan-prosesor-amd-2

Layarnya sendiri membentang 15,6 inci dengan engsel yang bisa diputar 180 derajat. Menurut HP, engsel baru ini dimaksudkan untuk memposisikan kembali OMEN sebagai PC multifungsi. Jadi, selain dirancang buat gaming juga andal buat bekerja.

Layar 15,6 inci OMEN 15 tersedia dalam konfigurasi panel IPS LCD FHD, IPS LCD FHD 144Hz, dan FHD IPS LCD 300Hz. Serta, IPS LCD UHD 120Hz atau OLED dengan NVIDIA G-SYNC pada konfigurasi tertentu.

Untuk daya tahan baterainya, HP mengkalim dapat bertahan 12,5 jam untuk tugas-tugas non-gaming. Soal harga, HP OMEN 15 yang baru ini tersedia mulai US$999 atau sekitar Rp14 jutaan.

Sumber: GSMArena

Razer Blade Pro 17 Unggulkan Layar 300 Hz atau 4K 120 Hz

Laptop 17 inci adalah spesies langka yang kerap diperlakukan sebagai pengganti komputer desktop. Tidak banyak pabrikan yang memproduksinya belakangan ini, akan tetapi beberapa yang eksis sudah pasti tidak mau berkompromi. Salah satunya adalah generasi terbaru Razer Blade Pro 17 berikut ini.

Menyusul Blade Stealth 13 dan Blade 15 edisi 2020 yang sudah hadir lebih dulu, Blade Pro 17 datang membawa penyegaran spesifikasi. Semua variannya kini mengemas prosesor terbaru Intel Core i7-10875H (Comet Lake), sedangkan GPU-nya bisa dipilih antara Nvidia RTX 2070 atau RTX 2080 Super.

Dibandingkan dengan laptop 17 inci lain, semisal Dell XPS 17 yang juga masih sangat gres, Blade Pro 17 unggul soal performa grafik, tapi kalah soal CPU. Itu dikarenakan Dell XPS 17 dapat dikonfigurasikan dengan prosesor Intel Core i9-10885H pada varian termahalnya.

Razer Blade Pro 17

Secara default, Blade Pro 17 mengemas RAM 16 GB, tapi konsumen bisa menambahkan sampai 64 GB jika perlu. Perihal storage, perangkat bisa menampung dua SSD tipe PCIe NVMe dengan kapasitas masing-masing 2 TB, memberikan total ruang penyimpanan sebesar 4 TB. Semua ini dikemas dalam rangka aluminium dengan tebal nyaris 2 cm dan bobot 2,75 kg.

Tidak kalah istimewa adalah layar 17,3 incinya. Ada dua varian yang ditawarkan: 1080p 300 Hz, atau 4K 120 Hz touchscreen. Bukan, tujuan yang hendak dicapai di sini bukanlah menyajikan pengalaman gaming dalam resolusi 4K 120 fps, sebab RTX 2080 Ti pun masih kesulitan melakukannya.

Varian dengan layar 4K ini jelas lebih ditujukan bagi para kreator konten, dan refresh rate 120 Hz tentunya bisa membantu mereka dalam kegiatan seperti menyunting video. Sayangnya, Razer tidak menyertakan dukungan atas teknologi variable refresh rate (Nvidia G-Sync maupun AMD FreeSync) di sini.

Razer Blade Pro 17

Blade Pro 17 juga tidak mengecewakan soal konektivitas. Selain Wi-Fi 6 dan Bluetooth 5, ia turut dibekali port Ethernet, HDMI 2.0b, tiga port USB-A, dua port USB-C (salah satunya Thunderbolt 3), dan UHS-III SD card reader. Di saat darurat, Blade Pro 17 dapat di-charge menggunakan charger USB-C 20V.

Di Amerika Serikat, Razer Blade Pro 17 bakal dipasarkan dengan harga mulai $2.600. Sebagai perbandingan, Dell XPS 17 rencananya akan dijual dengan banderol mulai $1.500, meski memang spesifikasi Blade Pro 17 lebih superior pada varian termurahnya, dan Anda tak akan mendapat layar dengan refresh rate tinggi jika memilih penawaran Dell.

Sumber: Razer.

MSI Punya 2 Laptop Gaming Terjangkau Baru Bersenjata Hardware AMD

Ada begitu banyak pilihan laptop gaming tersedia saat ini dan satu-satunya hal yang jadi pembatas untuk memilikinya adalah modal kita sendiri. Beberapa brand punya variasi produk yang luas, tapi sejumlah merek fokus pada kalangan konsumen tertentu. Sebagai contohnya, nama-nama seperti Alienware, Razer dan MSI biasanya mengkhususkan diri pada penyediaan produk kelas premium.

Namun MSI sendiri kembali mengubah strateginya sejak awal 2019. Notebook-notebook mereka kini lebih fleksibel dan dirancang untuk turut menjangkau konsumen non-gamer. Di segmen budget, sang produsen sebelumnya sudah memiliki seri GL serta GF, dan kali ini mereka memperkuat formasinya dengan menyediakan lini Bravo yang mengedepankan teknologi AMD. Bravo disiapkan buat menangani mayoritas judul permainan populer.

Bravo 1

Untuk sekarang, Micro-Star International menyediakan dua varian Bravo berdasarkan ukuran layar, yaitu Bravo 15 dan 17. Wujudnya mengingatkan saya pada GF Thin, terutama karena pemanfaatan tubuh hitam dengan tekstur brushed vertikal serta pemakaian backlight LED merah di keyboard. Bravo mengusung branding berbeda dari Gaming G Series. Di bagian punggung, logo burung elang menggantikan tameng naga merah klasik.

Bravo 3

Seperti tipe Alpha yang diperkenalkan tahun lalu, alasan MSI memisah branding Bravo ialah karena penggunaan komponen AMD. Nvidia dan Intel sudah lama jadi mitra utama MSI, bahkan banyak konsumen sempat berpikir bahwa perusahaan secara eksklusif hanya menyediakan hardware buatan dua raksasa teknologi itu. Tersedianya alternatif lain tentu saja merupakan kabar gembira.

Bravo 2

Dalam meramu Bravo 15 dan 17, MSI tak tanggung-tanggung buat merangkul teknologi AMD. Laptop dibekali prosesor hingga Ryzen 7 4800H, kartu grafis Radeon RX 5500M (kinerjanya kurang lebih setara GeForce GTX 1650), serta RAM DDR4-3200 sampai 16GB. Mereka juga menyuguhkan layar 1080p 120Hz dengan FreeSync. Karena volume Bravo 17 lebih besar, MSI bisa menyematkan dua jenis storage, yakni SSD NVMe 512GB dan HDD 1TB. Sementara itu, Bravo 15 hanya memiliki SSD NVMe 512GB.

Bravo 4

Menariknya lagi, MSI juga berupaya melengkapi Bravo dengan fitur dan teknologi yang sebelumnya cuma hadir di notebook gaming premium. Beberapa contohnya meliputi solusi pendingin berbasis dua kipas dan enam pipa (walaupun belum disebut Cooler Boost), kesiapan menyajikan audio beresolusi tinggi (192KHz 24bit), serta dukungan software Nahimic dan MSI APP Player buat menjalankan game-game mobile (hasil kolaborasi antara MSI dan BlueStacks).

Bravo 5

Pemanfaatan GPU dan CPU AMD sudah pasti memengaruhi harga. Bravo 15 dan 17 boleh disebut sebagai laptop gaming MSI yang paling terjangkau. Masing-masing produk dijajakan seharga mulai dari US$ 930 dan US$ 1.100. Keduanya sudah dapat di-pre-order di beberapa ecommerce global, akan tersedia pada tanggal 8 Mei 2020.

Via GameSpot.

Razer Blade Stealth 13 Kini Hadir dengan GPU GTX 1650 Ti dan Layar 120 Hz

September lalu, Razer menyematkan upgrade terbesar pada ultrabook-nya, Blade Stealth 13. Mereka menanamkan GPU Nvidia GeForce GTX 1650 pada perangkat bertubuh tipis itu, mendongkrak performa gaming-nya secara sangat drastis.

Tahun ini, Blade Stealth 13 kembali menerima penyegaran yang tak kalah signifikan. GPU yang menjadi pilihan kali ini lebih bertenaga lagi, yakni GeForce GTX 1650 Ti. Prosesornya pun juga demikian; meski sepintas terdengar sama – Intel Core i7-1065G7 – yang dipakai kali ini adalah varian yang memiliki TDP 25 W, yang dapat mempertahankan kecepatan maksimumnya lebih lama ketimbang varian yang dipakai sebelumnya (15 W).

Melengkapi spesifikasinya adalah RAM LPDDR4X berkapasitas 16 GB, serta SSD tipe PCIe NVMe 512 GB. Baterainya mempunyai kapasitas 53,1 Wh, dan Razer tak lupa membekali Blade Stealth dengan teknologi Nvidia Optimus, yang memungkinkan perangkat untuk menggunakan GPU bawaan prosesor (yang lebih irit daya) saat tidak sedang dipakai bermain game.

Razer Blade Stealth 13

Layar 13,3 incinya juga ikut menerima pembaruan. Konsumen dapat memilih antara panel 1080p dengan refresh rate 120 Hz, atau touchscreen beresolusi 4K. Kedua jenis panel sama-sama mendukung 100% spektrum warna sRGB.

Satu hal yang saya suka adalah, bezel atasnya masih menyisakan ruang untuk sebuah webcam beresolusi 720p, serta yang dilengkapi sensor infra-merah dan kompatibel dengan Windows Hello. Kalau boleh jujur, saya lebih memilih bezel yang sedikit tebal seperti ini (4,9 mm), tapi posisi webcam-nya tetap ideal, alias bukan di bawah.

Razer Blade Stealth 13

Semua ini dikemas dalam sasis aluminium yang tebalnya cuma sekitar 15,3 cm dan bobotnya kurang dari 1,5 kg. Istimewanya, Razer masih bisa membenamkan empat buah speaker plus sebuah amplifier, dan perangkat juga masih mengemas sepasang port USB standar sekaligus sepasang port USB-C (salah satunya Thunderbolt 3).

Di Amerika Serikat, Razer Blade Stealth 13 generasi terbaru ini sudah dijual seharga $1.800, atau $2.000 untuk varian yang mengemas layar 4K. Harganya sama persis seperti model sebelumnya yang dirilis belum setahun lalu.

Sumber: Razer.

Lenovo Luncurkan Lebih dari Selusin Gaming PC Plus Periferal Baru

Terlepas dari penundaan serta pembatalan beragam perhelatan bertema teknologi, banyak perusahaan berupaya agar agenda mereka tidak terlalu terpengaruh pandemi virus corona. Mendekati pertengahan tahun, sejumlah produsen PC tetap mengenalkan dan meluncurkan produk baru, meski daya beli konsumen boleh dikatakan sedang menurun. Langkah ini tentu saja didorong oleh ketersediaan komponen-komponen anyar.

Minggu ini, Lenovo memperkenalkan deretan produk gaming baru lewat rilis pers super-panjang. Jumlahnya sangat banyak – ada lebih dari selusin – terdiri dari varian desktop, laptop serta aksesori-aksesori menarik. Beberapa dari mereka adalah versi refresh, tapi ada pula yang merupakan produk baru. Satu perangkat yang mencuri perhatian saya ialah external GPU dock/enclosure buat mendongkrak performa grafis notebook ultra-thin.

Lenovo membekali PC-PC tersebut dengan prosesor mobile Intel anyar (Comet Lake-H) dan AMD Ryzen 4000, namun sepertinya Intel jadi prioritas. Beberapa unit disediakan secara global, tetapi ada pula yang dihadirkan di kawasan tertentu saja. Mayoritas dari produk ini akan mulai dipasarkan di bulan Mei 2020 dan sisanya akan menyusul nanti.

Berikut adalah daftar model PC dan harganya (huruf ‘i menandai pemakaian prosesor Intel):

  • Legion Y740Si – mulai US$ 2.000, Mei 2020
  • Legion 7i 15-inci – mulai US$ 1.600, Mei 2020
  • Legion 5Pi 15-inci – tidak dijual di AS
  • Legion 5Pi 17-inci – tidak dijual di AS
  • Legion 5i 15-inci – mulai US$ 830, Mei 2020
  • Legion 5i 17-inci – mulai US$ 1.130, Mei 2020
  • Legion 5 (AMD) 15-inci – mulai US$ 850, Mei 2020
  • Legion Tower 5i – mulai US$ 800, Mei 2020
  • Legion Tower 5 (AMD) – tiba tahun ini
  • IdeaPad Gaming 3i 15-inci – mulai US$ 730, Mei 2020
  • IdeaPad Gaming 3 (AMD) 15-inci – tiba tahun ini
  • IdeaCentre Gaming 5i – tidak dijual di AS
  • IdeaCentre Gaming 5 (AMD) – tidak dijual di AS

Sempat disinggung sebelumnya, Lenovo juga merilis rentetan periferal pendukung gaming:

  • Legion Y25-25 Gaming Monitor – mulai US$ 320, Juni 2020
  • Legion M600 Gaming Mouse (wireless) – mulai US$ 80, April 2020
  • Legion M300 Gaming Mouse (RGB) – mulai US$ 30, April 2020
  • Legion K300 Gaming Keyboard (RGB) – mulai US$ 50, Mei 2020
  • Lenovo Legion BoostStation eGPU – untuk Legion Y740Si, mulai US$ 250, tersedia opsi GeForce RTX 2060 6GB atau Radeon RX 5700 XT 8GB

Lewat perangkat-perangkat ini, Lenovo menghadirkan sejumlah teknologi mutakhir semisal keyboard Legion TrueStrike, sistem termal Coldfront 2.0, Hybrid Mode, Nvidia Advanced Optimus dan Rapid Charge Pro buat memperpanjang daya tahan baterai, serta pernak-pernik seperti Dolby Vision, OverDrive dan opsi panel 240Hz serta waktu respons 1-milidetik. Untuk kartu grafis, Lenovo menyediakan pilihan GPU GeForce GTX 1650 Ti hingga RTX 2080 Super dengan desain Max-Q.

Laptop Gaming Origin EON15-X Ditenagai Prosesor 12 Core Kelas Desktop

AMD Ryzen 9 3900X merupakan prosesor desktop yang istimewa dan sangat cepat. Tidak mengherankan kalau kita mengorek sedikit soal teknisnya, yang terdiri dari 12 core dan 24 thread, tidak ketinggalan juga arsitektur Zen 2 yang memang lebih mumpuni sekaligus lebih efisien.

Sekarang bayangkan prosesor sekelas itu di laptop. Apakah mungkin? Tidak kalau dengan TDP setinggi 105 W, sebab itu akan terasa terlampau panas untuk sebuah laptop. Alternatif yang lebih masuk akal adalah Ryzen 9 3900, yang sama-sama dibekali 12 core dan 24 thread, tapi dengan TDP dan clock speed yang lebih rendah.

Itulah yang dilakukan Origin PC, produsen custom PC asal AS. Mereka membenamkan prosesor 12 core tersebut ke laptop gaming terbarunya, EON15-X, lalu menggandengkannya dengan GPU Nvidia GeForce RTX 2070 Max-Q dan RAM DDR4 32 GB. Hasilnya adalah perangkat setebal 3 cm dan seberat 2,7 kg yang performanya melampaui PC saya yang cuma ditenagai prosesor 6 core.

Origin EON15-X

Sayangnya performa berlebihan itu tidak diimbangi dengan panel layar yang berlebihan pula. Di saat laptop gaming lain menawarkan layar dengan refresh rate 240 Hz atau bahkan 300 Hz, Origin EON15-X cuma dibekali layar IPS 15,6 inci dengan resolusi 1080p dan refresh rate 144 Hz.

Juga disayangkan sebenarnya adalah GPU-nya, terutama karena Nvidia baru saja meluncurkan varian RTX 2070 Super dan 2080 Super buat laptop. Urusan baterai, EON15-X datang bersama modul berkapasitas 62 Wh yang diestimasikan cukup untuk menemani 2 jam sesi gaming dalam sekali charge.

Lalu berapa harga laptop gaming dengan performa sekelas workstation ini? Di situsnya, konfigurasi termahal Origin EON15-X dihargai sekitar $3.750, mencakup SSD tipe NVMe PCIe berkapasitas 2 TB, plus satu lagi SSD berkapasitas 4 TB (total 6 TB).

Sumber: PC Gamer.

Asus Gunakan Logam Cair ‘Eksotis’ Untuk Mendinginkan Laptop Gaming ROG Baru

Bagi perangkat berperforma tinggi dengan desain padat seperti laptop gaming, solusi pendingin merupakan salah satu aspek krusial. Saat beroperasi, komponen PC selalu menghasilkan panas. Dan di notebook, produsen harus menempatkan hardware-hardware tersebut secara rapat. Sejak bertahun-tahun silam, nama-nama seperti Asus, MSI dan Acer terus berupaya meramu sistem termal terbaik untuk produknya.

Dalam menjinakkan suhu tinggi, kebanyakan laptop biasa menggunakan kombinasi kipas dan heat pipe. Dalam meningkatkan kinerjanya, tim desainer kerap melakukan eksperimen terhadap desain bilah demi memastikan udara mengalir lebih banyak serta lancar. Namun kali ini Asus berniat untuk melakukan sesuatu yang berbeda. Perusahaan teknologi asal Taiwan itu mengabarkan bahwa mulai tahun ini, lini notebook Republic of Gamers akan memanfaatkan solusi termal berbasis ‘logam cair eksotis’.

Material ini nantinya digunakan buat memindahkan panas dari CPU ke modul pendingin. Metode tersebut dipercaya lebih efektif dalam menangani panas, membuka ruang untuk mendongkrak performa hardware, sembari mengurangi polusi suara. Pemakaian logam cair di PC sendiri bukanlah hal baru – para overclocker kawakan mungkin sudah cukup sering memanfaatkannya. Tapi biasanya, penerapannya dilakukan secara manual dan tidak siap diproduksi massal.

Kabarnya, proses pengembangan sistem termal logam cair telah dilakukan Asus selama lebih dari setahun. Bahan ini memiliki titik lebur yang rendah, berwujud cair di suhu ruang, dan bersifat sangat konduktif sehingga efektif untuk menyalurkan panas. Dalam uji coba internal terhadap laptop ROG, teknisi Asus melihat bagaimana logam cair sanggup menurunkan suhu prosesor sebesar 10- sampai 20-derajat, bergantung dari variannya. Tentu dengan temperatur lebih rendah, chip dapat mencapai kecepatan lebih tinggi dan kerja kipas pun tak terlalu berat.

Ada beberapa jenis logam cair yang saat ini tersedia di pasar dan efektivitasnya berbeda. Khusus buat laptop ROG-nya, Asus menggunakan Conductonaut buatan Thermal Grizzly. Mereka memilih jenis ini karena punya kadar timah lebih rendah. Kemampuan timah dalam menghantarkan panas lebih rendah dari gallium dan indium yang ada di material tersebut. Menariknya, demi menjaga kerahasiaan pengembangan solusi pendingin logam cair, Asus tidak bermitra dengan Thermal Grizzly: mereka membeli Conductonaut seperti konsumen biasa.

Teknologi pendingin logam cair Asus rencananya akan diimplementasikan pada lini ROG berprosesor Intel Core generasi ke-10 yang meluncur di tahun 2020. Asus menyampaikan, prosesor Intel akan memperoleh manfaat maksimal dari pemakaian solusi termal jenis ini karena ukuran die-nya kecil dan panas terkonsentrasi pada delapan zona terpisah di chip. Sebelum diungkap ke publik, pihak Intel sendiri bahkan tidak tahu Asus tengah meramu sistem termal baru untuk CPU-nya…

Sumber: Asus.

Razer Blade 15 Versi Anyar Andalkan Prosesor 8-Core Terbaru Intel dan GPU RTX 2080 Super

Razer Blade terus mengukuhkan statusnya sebagai MacBook-nya para gamer. Hal ini kembali dibuktikan lewat generasi terbaru Razer Blade 15, yang hadir membawa prosesor generasi ke-10 Intel dan GPU Nvidia RTX Super.

Spesifiknya, Blade 15 mengemas prosesor Intel Core i7-10875H yang berinti delapan dan memiliki kecepatan maksimum 5,1 GHz pada varian termahalnya. GPU yang digunakan adalah GeForce RTX 2080 Super tipe Max-Q yang ditujukan untuk laptop berbodi tipis, dan yang performanya diklaim 25% lebih kencang ketimbang model non-Super.

Setipis apa memangnya? 17,8 mm, dengan bobot sekitar 2,2 kg. Melengkapi spesifikasinya adalah RAM 16 GB dan SSD tipe NVMe PCIe berkapasitas 1 TB. Baterainya punya kapasitas 80 Wh, dan dapat di-charge via USB-C ketika sedang tidak dipakai bermain game.

Razer Blade 15

Layar 15,6 incinya hadir dalam dua varian yang berbeda: touchscreen OLED beresolusi 4K yang mendukung 100% spektrum warna DCI-P3, atau LCD beresolusi 1080p yang dilengkapi refresh rate setinggi 300 Hz. Bezel-nya sama tipisnya (4,9 mm) pada kedua varian.

Versi baru Blade 15 ini juga membawa perubahan yang sepele namun sebenarnya cukup penting, yaitu penyempurnaan layout keyboard. Pada versi-versi Blade sebelumnya, Razer selalu menempatkan tombol panah atas di antara tombol “?” dan “Shift”. Di versi terbarunya, Blade 15 sudah memakai layout yang lebih standar dengan tombol panah atas dan panah bawah yang terbagi dua.

Razer Blade 15

Satu hal yang Blade 15 miliki tapi absen bahkan pada MacBook Pro 16 adalah SD card reader, lebih tepatnya yang mendukung model UHS-III. Selebihnya, konektivitasnya mencakup port HDMI, sepasang port USB-C (salah satunya merupakan port Thunderbolt 3), dan sepasang port USB biasa.

Generasi terbaru Razer Blade 15 kabarnya bakal dipasarkan mulai bulan Mei. Razer belum merincikan harga untuk varian termahalnya, tapi mereka mematok $1.600 untuk varian termurahnya yang mengemas prosesor 6-core i7-10750H, GPU GTX 1660 Ti, SSD 256 GB, layar 144 Hz, dan baterai yang lebih kecil (65 Wh).

Sumber: Razer.

Asus Luncurkan ROG Zephyrus Duo 15, Laptop Gaming Berlayar Ganda dengan Spesifikasi Beringas

Awal April ini ditandai dengan dua pengumuman penting di industri laptop: Intel meluncurkan prosesor laptop generasi ke-10, lalu Nvidia meluncurkan seri GPU RTX Super untuk laptop. Bersamanya tentu datang sederet laptop anyar dari banyak pabrikan, dan salah satu yang sangat mencuri perhatian datang dari Asus.

Namanya ROG Zephyrus Duo 15, dan seperti yang sudah bisa ditebak, ia merupakan sepupu dari ZenBook Duo yang ditujukan untuk kalangan kreator konten. Konsep laptop dua layar itu akhirnya Asus bawa juga ke ranah gaming, dan tentunya mereka sudah mengoptimalkannya untuk keperluan gaming.

Asus ROG Zephyrus Duo 15

Perbedaan yang paling mencolok adalah, layar kedua milik Zephyrus Duo diposisikan agak miring (13°) sehingga lebih mudah dilihat dan disentuh. Posisi layar yang miring ini rupanya juga menyediakan ventilasi ekstra untuk komponen-komponen di dalam, sehingga perangkat dipastikan tetap berperforma maksimal tanpa risiko kepanasan.

Namun yang mungkin jadi pertanyaan adalah, untuk apa layar kedua itu? Dalam konteks berkreasi fungsinya mungkin sudah cukup jelas, tapi bagaimana dalam konteks gaming? Di sini Asus mencoba menjelaskan dengan mencontohkan kolaborasinya bersama Techland, developer di balik game Dying Light 2.

Pada game tersebut, tampilan co-op chat akan dipindahkan ke layar kedua Zephyrus Duo, dan pemain juga bisa memanfaatkan layar keduanya ini untuk mengganti quest yang aktif maupun barang-barang di inventory.

Untuk gamegame yang lebih mainstream seperti CS:GO, Dota 2, League of Legends atau Fornite, layar kedua ini dapat dipakai untuk menampilkan statistik secara real-time, atau rekomendasi build yang cocok.

Asus ROG Zephyrus Duo 15

Merujuk kembali pada pengumuman terbaru Intel dan Nvidia, Zephyrus Duo bisa dikategorikan monster perihal performa. Varian termahalnya hadir membawa prosesor Intel Comet Lake i9-10980HK yang memiliki clock speed maksimum 5,3 GHz, tidak ketinggalan juga GPU GeForce RTX 2080 Super yang performanya dua kali lipat GTX 1080.

Melengkapi spesifikasinya adalah RAM 32 GB dan SSD tipe NVMe PCIe berkapasitas 2 TB. Zephyrus Duo hadir dalam dua varian layar: 4K dengan dukungan 100% spektrum warna Adobe RGB, atau 1080p tapi dengan refresh rate 300 Hz. Dua-duanya sama-sama berukuran 15,6 inci dan bukan touchscreen.

Mengapa tidak ada touchscreen? Karena layar keduanya sudah dibekali panel sentuh. Layar keduanya ini punya bentang diagonal 14 inci, dan resolusinya cukup tinggi di angka 3840 x 1100 pixel.

Asus ROG Zephyrus Duo 15

Guna mengimbangi performanya yang beringas, Zephyrus Duo ditenagai baterai berkapasitas 90 Wh. Saat sedang tidak bermain game, perangkat bisa diisi ulang menggunakan charger USB-C dengan output maksimum 65 W.

Semua itu dikemas dalam sasis yang termasuk ringkas di kategori laptop gaming. Tebalnya tidak lebih dari 20,9 mm, dan bobotnya juga hanya sekitar 2,4 kg. Asus ROG Zephyrus Duo 15 rencananya akan dipasarkan mulai bulan Mei. Harganya dilaporkan berkisar $3.700 untuk varian termahalnya. Di bawahnya, ada varian Core i7-10875H dan RTX 2070 Super yang dibanderol seharga $3.000.

Sumber: Asus dan The Verge.

AMD Ungkap Prosesor Ryzen 9 4900H dan 4900HS untuk Laptop

Mendesain prosesor laptop itu lebih sulit ketimbang prosesor desktop. Alasannya sederhana; ruang fisik yang tersedia di balik sasis laptop tidak banyak, dan produsen seperti AMD atau Intel juga harus menyeimbangkan aspek performa dan efisiensi daya, meski keduanya sebenarnya bertolak belakang.

Itulah mengapa prosesor laptop umumnya dibagi lagi menjadi dua kategori: low-power dan high-power. Di kategori high-power, AMD baru saja memperkenalkan dua prosesor anyar, yaitu Ryzen 9 4900H dan 4900HS, dua model paling top dari seri Ryzen generasi keempat yang didedikasikan untuk laptop gaming.

Secara teknis, Ryzen 9 4900H dan 4900HS sama-sama mengemas 8-core dan 16-thread yang memanfaatkan arsitektur Zen 2. Perbedaannya cuma terdapat di clock speed dan TDP (thermal design power) masing-masing: 4900H dengan clock speed 3,3 GHz (base) – 4,4 GHz (boost) dan TDP 45 W, sedangkan 4900HS dengan clock speed 3 GHz (base) – 4,3 GHz (boost) dan TDP 35 W.

AMD Ryzen 9 4900HS

“S” pada 4900HS sebenarnya mengacu pada kata “Slim”, dan ini mengindikasikan kecocokannya terhadap laptop gaming berbodi tipis macam Asus ROG Zephyrus G14. Diumumkan pada event CES lalu, Zephyrus G14 memiliki dimensi yang tergolong ringkas untuk ukuran laptop gaming, dengan tebal 17,9 mm dan bobot sekitar 1,6 kg.

Pada kenyataannya, tidak sembarang laptop bisa menggunakan prosesor HS ini, sebab AMD sudah menetapkan kriteria-kriteria khusus, seperti misalnya tebal bodi di bawah 20 mm dan daya tahan baterai hingga 10 jam pemutaran video. Sejauh ini yang sudah memenuhi syarat adalah Zephyrus G14 itu tadi, dan di situ prosesornya akan ditandemkan dengan GPU GeForce RTX 2060 Max-Q.

AMD Ryzen 4000 H-Series

Dibandingkan dengan Ryzen 7 4800H dan 4800HS, duo Ryzen 9 ini unggul dalam hal GPU terintegrasi. Selain lebih kencang – 1750 MHz dibandingkan 1600 MHz pada Ryzen 7 – jumlah compute unit-nya juga satu inti lebih banyak. GPU terintegrasi mungkin kurang begitu berarti dalam konteks laptop gaming (yang sebagian besar dibekali GPU terpisah), dan akan lebih signifikan perannya di segmen niche macam laptop untuk kreator konten.

Untuk kebutuhan komputasi secara umum, duo Ryzen 9 ini juga jagoan. Berdasarkan pengujian internal AMD, Ryzen 9 4900HS dengan TDP 35 W unggul banyak dibanding Intel Core i9-9880H yang memiliki TDP 45 W. Untuk rendering di Blender, AMD mencatatkan performa 56% lebih cepat, demikian pula transcoding video di Handbrake, yang tercatat 23% lebih kencang.

Buat saya pribadi, Ryzen 9 4900H dan 4900HS akan terdengar lebih menarik di segmen laptop non-gaming ketimbang di laptop gaming, sebab GPU terintegrasinya jauh lebih superior ketimbang yang terdapat pada prosesor Intel yang sekelas. Untuk laptop gaming, saya kira kehadiran GPU terpisah jauh lebih penting ketimbang memilih prosesor AMD atau Intel.

Sumber: 1, 2, 3.