Lion Parcel Umumkan Kemitraan dengan Perusahaan Optimasi Logistik LogiNext

Lion Parcel, anak usaha dari Lion Air Group, mengumumkan kemitraan dengan perusahaan optimasi logistik LogiNext untuk meningkatkan efisiensi manajemen jasa pengiriman e-commerce, sekaligus pemenuhan kebutuhan logistik di Indonesia.

LogiNext adalah perusahaan yang bergerak di solusi SaaS untuk optimasi logistik. Perusahaan ini memiliki produk andalan untuk last mile, field force, on-demand delivery, dan line haul express manajemen.

Alasan Lion Parcel menggandeng LogiNext, lantaran perusahaan ini piawai dalam effective last mile optimization. Selain itu, perusahaan memiliki banyak pengalaman membantu perusahaan e-commerce untuk menerapkan langkah optimasi logistik dalam pengerjaan berbagai pengiriman paket yang tepat waktu. Dengan optimasi jalur dan otentikasi pencatatan yang efektif.

LogiNext juga cukup inovatif dalam memfasilitasi proses pengiriman melalui penyempurnaan transaksi tunai. Hal ini dinilai cukup bermanfaat bagi Lion Parcel dalam memberikan layanan yang lengkap berorientasi pada pelanggan.

Dari kemitraan ini, Lion Parcel dapat mengotomasikan pengelolaan jasa pengiriman hingga mampu menciptakan rangkaian transaksi tunai yang sempurna lewat layanan cash-on-delivery (COD) untuk konsumen akhir hingga pelanggan, distributor maupun pengirim.

“Kami percaya lewat otomasi mekanisme cash-on-delivery yang efektif dan tangkas dapat mempersingkat, dan lebih tepat dalam mengarahkan pembayaran COD kepada vendor hingga pelanggan kami tanpa ada kesalahan,” terang Direktur Lion Parcel Farian Kirana dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial.

CEO LogiNext Dhruvil Sanghvi menambahkan perpaduan teknologi optimasi logistik dan pembayaran digital merupakan solusi besar baru yang akan semakin mendunia. Menurutnya, ada dua bagian penting di dalam logistik, yakni barang dan uang. Perusahaan menciptakan bagian ketiga sebagai tambahan, kemampuan analisa dan informasi secara real time.

“Kami telah mengoptimasi barang dan pengiriman di berbagai negara. Kini dengan keberhasilan Lion Parcel menerapkan digital wallet, lengkaplah perjalanan kami di dalam optimasi dan otomasi logistik,” kata Dhruvil.

Sejauh ini, Lion Parcel telah bekerja sama dengan lebih dari 3 ribu rekanan pengiriman sebagai POS (point of sales), sub console, dan consolidator di seluruh Indonesia. Dengan total pesawat sebanyak 219 unit yang dioperasikan oleh maskapai di bawah Lion Air Group, Lion Parcel percaya akan dapat mempermudah semua orang dalam pengiriman barang.

Sedangkan LogiNext itu sendiri, telah bermitra dengan lebih dari 200 perusahaan yang tersebar di Amerika Utara, Timur Tengah, dan Asia Tenggara.

Sebelas Bulan Beroperasi, Iruna Fokus pada Improvisasi Teknologi

Di Indonesia, industri logistik masih sangat relevan untuk dieksplorasi. Potensinya sangat kuat, menyokong proses bisnis untuk industri lain –baik digital seperti e-commerce maupun bisnis ritel konvensional. Keyakinan ini yang menjadikan beberapa pemain baik lokal maupun internasional terus mencoba berinovasi menawarkan pendekatan baru.

Salah satunya Iruna. CEO Yan Hendry Jauwena menyampaikan bahwa saat ini masih ada gap yang cukup signifikan dalam kaitannya dengan adopsi teknologi, khususnya ketika berbicara dukungan industri logistik untuk e-commerce. Hal tersebut karena adopsi teknologi di lini logistik tidak sekencang proses bisnis lain yang didukungnya.

Berbicara tentang inovasi teknologi, baru-baru ini Iruna memperkenalkan sebuah sistem baru yang diberi nama “Moving Hub System”. Diterapkan untuk mengoptimalkan pengaturan rute transportasi logistik untuk efisiensi pengantaran barang.

“Sistem tersebut memanfaatkan armada van kami yang ada saat ini sebagai moving hub untuk exchange point bagi riders kami setelah melakukan pick up sebelum melakukan delivery,” jelas Hendry.

Moving Hub System di wilayah Jabodetabek ini didesain untuk menggantikan pola Hub and Spoke pada kurir yang ada pada umumnya. Alasan Iruna tidak menggunakan Hub and Spoke karena untuk tujuan efisiensi biaya dan kecepatan pengiriman.

Perjalanan pengembangan produk selama 11 bulan beroperasi

Salah satu produk yang telah diselesaikan oleh Iruna adalah Iruna Power Seller, yakni sebuah aplikasi mobile yang didesain untuk menjadi dasbor bisnis bagi pelanggan. Mencakup sistem pelayanan end-to-end dari Iruna, mulai dari layanan channel management, fulfillment center, dan last mile delivery. Semua dapat dipantau melalui satu aplikasi tunggal tersebut.

Screen Shot 2017-10-31 at 11.43.19 AM

Selain itu ada juga teknologi LEANBOX Technology, yang terdiri dari tiga sistem utama, yakni Warehouse Management System, Transport Management System, dan Rider Application yang dilengkapi dengan e-signature dan visual receiver image capturing function. Untuk pembaruan teknologi dari Iruna, rata-rata baru diterapkan untuk operasional bisnis yang ada di Jakarta dan Surabaya.

[Baca juga: Rencana Ekspansi Lalamove dan Tuntutan Industri Logistik di Indonesia]

“Saat ini Iruna sudah melayani pelanggan baik e-commerce platform seperti Tokopedia, Blibli, Sale Stock dll. Selain itu Iruna juga mengakomodasi pengiriman untuk toko online, penjual di Instagram dan korporasi. Rata-rata ada 15 ribu order per minggu didominasi wilayah Jabodetabek dan kota besar di Indonesia, kiriman Iruna terjauh sudah mencapai Labuan Bajo,” ujar Hendry.

Saat ini salah satu agenda lain Iruna ialah menjalin kerja sama strategis dengan beberapa pemain logistik seperti JNE, Lion Parcel, ESL, Atri Express  dan beberapa lainnya untuk memperkuat layanan last mile delivery.

Tengah mempersiapkan ekspansi dan pendanaan

Ekspansi akan menjadi agenda utama di tahun 2018, dan Iruna memiliki pendekatan unik, yakni memulai dengan mematangkan operasional dari sisi teknologi. Hal ini dilakukan mengingat ekspansi yang akan digalakkan adalah model kemitraan strategis.

Hendry menjelaskan, “Ekspansi yang akan diusung adalah model partnership dengan berbagai pihak, termasuk para pemain logistik tanah air yang juga merupakan anggota dari asosiasi terkait untuk pemenuhan kebutuhan fleet dan warehouse. Iruna nantinya akan lebih memberdayakan kekuatan teknologinya sehingga tetap menjadi perusahaan light asset tetapi sarat di sisi tech development khususnya di area logistics operational for collaboration.”

[Baca juga: Platform e-Logistik Iruna Resmi Beroperasi, Siap Gelontorkan Investasi Awal 260 Miliar Rupiah]

Untuk akselerasi bisnis, Hendry menceritakan bahwa saat ini pihaknya telah diskusi dengan beberapa pemodal ventura dan investor untuk pendanaan lanjutan. Namun sayangnya saat ini informasi tersebut belum bisa dibagikan lebih detail.

Application Information Will Show Up Here

Rencana Ekspansi Lalamove dan Tuntutan Industri Logistik di Indonesia

Startup logistik asal Hong Kong Lalamove baru saja mengumumkan perolehan pendanaan Seri C senilai US$100 juta (lebih dari 1,3 triliun Rupiah) dari perusahaan investasi besutan Founder dan CEO Xiaomi Lei Jun, Shunwei Capital. Salah satu agenda mereka dengan pendanaan ini adalah ekspansi dan Indonesia menjadi salah satu destinasi yang dituju.

DailySocial menghubungi tim ekspansi Lalamove untuk membicarakan langkah ini. Tim Lalamove menginformasikan sampai hari ini ekspansi di Indonesia masih dimatangkan rencananya, sehingga belum ada rencana spesifik yang bisa disampaikan. Namun perluasan di berbagai negara di Asia Tenggara memang menjadi salah satu prioritas. Bagi Lalamove, Indonesia pun dikatakan sebagai pasar yang sangat penting.

Apa yang ditawarkan Lalamove sebenarnya mirip dengan yang disajikan Deliveree di Indonesia. Mereka memungkinkan pemilik bisnis untuk memesan transportasi angkut barang, seperti truk, untuk mengantar barang ke pembeli.

“Seperti yang Anda tahu, Lalamove mencoba memfasilitas kebutuhan konsumen melalui teknologi yang belum dapat dicapai oleh pengiriman tradisional, seperti kecepatan pengiriman, fulfilment dan skalabilitas. Masalah besar yang Lalamove bantu selesaikan adalah biaya pengiriman last-mile delivery, yaitu pengiriman barang kepada konsumen akhir. Biaya ini menyumbang hingga 28% dari total biaya pengiriman,” ujar tim ekspansi Lalamove.

Salah satu studi kasus yang juga ingin ditawarkan di lokasi ekspansi adalah seputar kesempatan terbukanya lapangan kerja. Sama seperti layaknya layanan on-demand yang sudah ada, hadirnya Lalamove memberikan kesempatan pemilik kendaraan angkutan barang untuk menjadi mitra pengemudi.

“Di Asia Tenggara, logistik menyumbangkan persentase 15% dari PDB dari seluruh lini industri. Alasan mengapa angka ini begitu tinggi biasanya karena inefisiensi, terutama pada last-mile delivery. Di sinilah Lalamove ingin berperan,” imbuh  mereka.

Tantangan dan kesempatan lini bisnis logistik di Indonesia

Menanggapi tentang rencana kehadiran Lalamove ke Indonesia, DailySocial berbincang dengan CEO dan Founder Iruna Yan Hendry Jauwena. Iruna merupakan penyedia platform e-logistik yang cukup baru di Indonesia. Dalam keterangannya, Hendry menyampaikan bahwa hadirnya Lalamove di Indonesia tidak akan mengganggu secara signifikan tatanan industri logistik yang sudah ada. Tidak sampai menjadi disrupsi. Sebaliknya Hendry justru menyampaikan tantangan yang mungkin saja akan ditemui dalam operasionalnya.

Salah satunya terkait dengan kualitas dan jaminan layanan. Model on-demand memang tidak bisa sepenuhnya dikontrol oleh perusahaan, terkait dengan kinerja para mitranya, kendati ada sistem seperti rating dan sebagainya. Untuk logistik sendiri, selain akurasi, kecepatan juga akan dibutuhkan untuk menjamin kepuasan pelanggan. Selain itu Hendry juga menyinggung seputar isu legal. Masih banyak PR yang perlu dikonsolidasikan terkait dengan hal ini.

Pada dasarnya Hendry mengungkapkan bahwa kue di industri logistik masih sangat besar untuk dieksplorasi. Faktanya pemenuhan kebutuhan logistik masih sangat jauh dari cukup di Indonesia, terlebih untuk mengimbangi perkembangan bisnis e-commerce. Menurut Hendry, salah satu faktornya karena perusahaan logistik kebanyakan masih berfokus pada infrastruktur, sementara perkembangan teknologinya masih cukup lambat. Di sisi lain akselerasi bisnis e-commerce sangat cepat berkat optimasi teknologi.

DailySocial juga menghubungi Deliveree yang memiliki layanan mirip dengan apa yang hendak dibawa Lalamove. Country Director Deliveree Indonesia Nattapak Atichartakarn menerangkan bahwa pasar logistik di Indonesia adalah yang terbesar di Asia Tenggara. Namun, biaya logistik di Indonesia juga bisa mencapai 20% dari harga barang, menjadikan biaya logistik Indonesia yang tertinggi di Asia Tenggara. Ada sebuah efisiensi yang bisa dikerjakan dengan bantuan teknologi.

Pihaknya melihat hal tersebut sebagai kesempatan yang dapat diselesaikan dengan menciptakan solusi logistik yang lebih hemat dan terpercaya untuk pemilik bisnis di Indonesia. Deliveree menciptakan platform teknologi yang menyediakan pemilik bisnis tidak hanya akses ke marketplace/pasar, tetapi juga menyediakan dashboard manajemen pengiriman dengan fitur seperti live tracking atau pilihan pengemudi.

Kendati menggunakan model kemitraan dengan pemilik armada, ada upaya untuk memastikan kualitas layanan. Untuk bermain di pasar Indonesia, Nattapak menjelaskan beberapa tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah infrastruktur jalan raya. Jakarta menduduki peringkat sebagai kota dengan tingkat kemacetan tertinggi di dunia. Terkait hal ini, Deliveree secara rutin melakukan monitor lalu lintas dan memastikan pengemudi tersebar di seluruh kota.

Raih Pendanaan Seri A, Deliveree Fokuskan Ekspansi

Layanan logistik on-demand Deliveree mengumumkan raihan pendanaan seri A senilai US$14,5 juta (setara dengan 196 miliar rupiah) dipimpin oleh Gobi Partners. PSA Unboxed, Asia Summit Capital, dan Inspire Ventures juga turut berpartisipasi dalam pendanaan putaran ini. Investor Seri A ini menambah deretan investor terdahulu, Inspire Ventures dan Ardent Capital.

Berkaitan dengan pendanaan ini, Co-Founder dan CEO Deliveree Tom Kim menekankan kepada DailySocial, bahwa pendanaan Deliveree adalah tentang ekspansi. Pihaknya kini tengah menyiapkan rencana membuka operasional ke beberapa kota dan negara di Asia Tenggara. Disampaikan juga bahwa Indonesia akan menjadi yang paling banyak berpengaruh, mengingat Indonesia adalah pangsa pasar terbesar dibandingkan 2 negara lainnya (Thailand dan Filipina).

“Deliveree saat ini telah diunduh lebih dari 350 ribu pengguna di mobile — total aplikasi Deliveree untuk Indonesia, Thailand, dan aplikasi Transportify untuk Filipina. Plus, Deliveree juga memiliki pelanggan yang aktif melakukan pengiriman dengan melalui platform web. Jadi, secara keseluruhan, ada total sekitar 500 ribu pelanggan, mulai dari yang kurang aktif hingga sangat aktif,” ujar Tom.

Di Indonesia, inovasi terakhir yang dihadirkan adalah peluncuran Engkel Box (CDE) berkapasitas 2 ton untuk pengiriman ke seluruh Jabodetabek. Untuk selanjutnya, Deliveree berencana menghadirkan truk Dobel Engkel (CDD truck), termasuk armada komersial lain yang lebih besar dan melakukan ekspansi ke kota lain di Indonesia tahun depan.

“Selain itu, kami juga sedang mengembangkan satu teknologi baru yang menarik, yang akan membuat Deliveree menjadi mitra logistik tak tergantikan untuk pengiriman jalur darat dengan biaya yang efisien,” lanjut Tom.

Memfokuskan pada investasi dan profit

Selama beberapa tahun terakhir, investasi pada pengiriman untuk paket kecil, dan ke konsumen akhir (last-mile) semakin bertambah seiring meningkatnya bisnis e-commerce di Asia Tenggara. Kendati demikian, sektor ini dinilai kurang berpotensi dari segi ekonomi. Untuk itu, Deliveree lebih memfokuskan untuk memberikan solusi pada pengiriman barang dan kargo berukuran besar yang dihadapi oleh pebisnis. Deliveree percaya hal ini lebih jauh lebih menguntungkan dari segi investasi dan profit.

“Kebutuhan logistik kargo dan barang besar banyak terjadi pada distribusi mid-mile. Marketplace Deliveree menggabungkan lebih dari 15 ribu truk, van, pickup, dan armada ekonomi di seluruh Asia Tenggara, dan melayani ribuan pelanggan yang melakukan distribusi mid-mile setiap hari, mencakup korporasi besar, brand, dan perusahaan logistik,” jelas Tom.

Diluncurkan tahun 2015, Deliveree mencoba menghadirkan revolusi bagi pemilik usaha untuk mengirimkan paket besar, barang dagangan, dan kargo di seluruh daerah Bangkok, Jakarta, dan Manila. Platform mobile dan webapp Deliveree memberikan perusahaan akses kepada ribuan pengemudi kendaraan komersial dengan model pay-as-you-go. Model ini dinilai dapat mengurangi biaya pengiriman hingga 50%.

Application Information Will Show Up Here

Uber Rilis UberDELIVER di Surabaya

Untuk pertama kalinya Uber meluncurkan layanan UberDELIVER di Indonesia dan kota Surabaya merupakan kota pertama di Indonesia yang menikmatinya. Pengantaran paket menggunakan UberMOTOR secara on-demand ini memberikan pilihan harga yang terjangkau dengan penghitungan biaya berdasarkan jarak dan biaya dasar, dengan biaya minimal Rp. 7.000 per pengiriman. Setelah melakukan sosialisasi selama 1 minggu, UberDELIVER secara resmi diluncurkan

Pemantauan perjalanan barang yang dikirim bisa dilakukan secara real time. In-app chat yang baru-baru ini diluncurkan oleh Uber juga memudahkan pengguna untuk melakukan komunikasi dengan mitra pengemudi.

Kehadiran UberDELIVER di Indonesia terbilang cukup tertinggal dengan pesaing Uber, Grab dan GO-JEK. GrabDelivery dan GO-SEND sudah dinikmati oleh pengguna di hampir semua kota tempat keduanya beroperasi

UberDELIVER disebutkan hadir pertama kali di Ho Chi Minh City, Vietnam, bulan Juli lalu dan Surabaya adalah kota ketiga di dunia yang menikmatinya. Disebutkan UberDELIVER belum memiliki rencana untuk hadir di Jakarta atau kota-kota besar lainnya di Indonesia. Saat ini Uber telah tersedia di 34 kota yang tersebar di 7 pulau di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Deliveree Berinovasi Luncurkan Engkel Box (CDE) untuk Pengiriman Jabodetabek

Deliveree kembali berinovasi dengan meluncurkan Engkel Box (CDE) berkapasitas 2 ton untuk pengiriman ke seluruh Jabodetabek. Dalam beberapa bulan ke depan Deliveree pun tak ragu menjanjikan peluncuran truk komersial lain yakni CDD dan Wingbox. Deliveree mematok harga pengiriman dengan Engkel Box di Rp320.000 untuk 5 km pertama, dan Rp7.000 untuk km selanjutnya.

Dengan layanan baru Deliveree ini, pelanggan juga bisa memesan truk untuk pengiriman 12 jam penuh dengan jarak tidak terbatas seharga Rp900.000. Dengan biaya yang ditawarkan ini pelanggan bisnis diklaim bisa mengirim hingga 2 ton kargo dengan harga yang terjangkau.

“Kami berusaha membantu bisnis di Indonesia dengan mendengarkan kebutuhan dan kendala yang dihadapi. Salah satu solusi yang dibutuhkan adalah peluncuran CDE ini. Kami sangat yakin pada komitmen untuk memberikan pengalaman terbaik dengan harga terbaik kepada pelanggan. Peluncuran ini akan membawa kami ke tujuan tersebut,” ungkap CEO Deliveree Group Internasional Tom Kim dalam keterangan persnya.

Tom lebih jauh juga menambahkan pelanggan dalam waktu dekat juga akan dapat memesan truk komersial lainnya. Saat ini Deliveree sedang bersiap-siap untuk menghadirkan truk CDD dan Wingbox dalam beberapa bulan ke depan.

Kehadiran Deliveree di segmen ini akan memanaskan persaingan dengan Go-Box yang digagas Go-Jek. Go-Box sendiri sudah tersedia di sejumlah kota-kota lain di Indonesia.

Menanggapi layanan terbaru Deliveree ini, Head of Marketing Deliveree Hervinny Wongso mengungkapkan pihaknya coba memberikan keuntungan berlebih bagi pemilik bisnis dengan meniadakan modal untuk membeli atau mengelola armada. Hervinny menyebutkan pelanggan tidak perlu mengeluarkan biaya tagihan minimal  setiap bulan, untuk membayar gaji pengemudi atau staf, perawatan dan keamanan armada, atau biaya bahan bakar.

“Deliveree telah meningkatkan keuntungan pemilik bisnis dengan meniadakan modal untuk membeli atau mengelola armada. Pelanggan kami tidak perlu mengeluarkan biaya tagihan minimal setiap bulan, membayar gaji pengemudi atau staf, perawatan dan keamanan armada, atau biaya bahan bakar. Semua telah ditanggung oleh layanan Deliveree yang bisa dipesan kapanpun saat bisnis butuh mengirim kargo atau barang dagangan, dengan hanya membayar saat mengirim. Metode ‘pay as you go’ ini yang sangat membantu pemilik usaha,” jelas Hervinny.

Sejauh ini Deliveree sebagai marketplace penyedia layanan logistik di sudah hadir di beberapa kota atau kawasan di daerah Asia Tenggara, di antaranya adalah Bangkok, Jabodetabek, dan Manila.

Application Information Will Show Up Here

Pelanggan Bisnis Deliveree Kini Nikmati Layanan “Pesan Seharian Harga Tetap”

Deliveree kembali membuat terobosan dalam rangka memberikan pengalaman terbaik di penggunanya. Mereka meluncurkan inovasi di bidang kargo dan angkutan untuk kebutuhan pemilik bisnis di Indonesia. Sekarang pemilik bisnis dapat memesan armada Deliveree selama 12 jam penuh dengan harga tetap tanpa maksimum jarak dan tujuan pengiriman di wilayah Jabodetabek dan Bandung.

Disampaikan CEO Deliveree Group Tom Kim, terobosan ini dilakukan Deliveree mengingat banyaknya masukan dari para pelanggan bisnis mengenai kebutuhan pilihan armada yang lebih banyak.

“Kami menambahkan layanan pemesanan satu hari penuh dengan semua armada, karena berbagai masukan yang kami terima dari pelanggan bisnis kami. Banyak dari pelanggan yang menyampaikan bahwa mereka butuh lebih banyak pilihan armada dan keleluasaan untuk berbagai kebutuhan pengiriman yang dimiliki,” jelas Tom Kim.

Saat ini Deliveree menyediakan pilihan armada yang cukup luas untuk memenuhi pengiriman dari pemilik bisnis seperti mobil ekonomi, van, pick up, dan mobil box. Model biaya Deliveree sendiri menggunakan sistem harga flat untuk 5 km pertama dan untuk km selanjutnya sesuai dengan jarak total yang ditempuh.

Hadirnya pilihan memesan 12 jam penuh ini dengan harga tetap menjadi sebuah langkah strategis bagi Deliveree dalam menjawab kebutuhan pemilik bisnis, utamanya bagi yang memiliki waktu tunggu yang panjang, volume pengiriman yang tinggi, jarak pengiriman yang jauh, an berbagai kebutuhan lain yang tidak terduga.

Bagi pemilik bisnis dan pelanggan Deliveree yang tertarik untuk menikmati layanan “Pesan Seharian Harga Tetap” ini bisa langsung menghubungi layanan pelanggan Deliveree atau memanfaatkan fitur live chat yang ada di menu aplikasi.

Selain pasar Indonesia saat ini Deliveree juga menggarap pasar Filipina dan Thailand dengan total armada lebih dari 7000. Deliveree juga memperluas jangkauan pengirimannya, memungkinkan pelanggannya mengirimkan dari Jabodetabek  ke seluruh pulau Jawa.

Application Information Will Show Up Here

Bukalapak dan TIKI Hadirkan Layanan Pick-Up untuk Pelapak

Guna memberikan pilihan lebih serta fasilitas tambahan kepada para penjual di Bukalapak, atau yang dikenal dengan sebutan Pelapak, Bukalapak mengumumkan penandatanganan kerja sama (MoU) dengan jasa layanan pengiriman barang PT Citra Van Titipan Kilat (TIKI).

Melalui kerja sama ini, Bukalapak dan TIKI akan mengoptimalkan jasa layanan pengiriman barang yang mudah dan efektif untuk para pengguna Bukalapak khususnya para pelapak. Sebelumnya elevenia bersama dengan JNE juga telah menghadirkan Layanan JNE Pick Up.

Saat ini Bukalapak telah memiliki lebih dari 1,7 juta Pelapak dan dengan lebih dari 38 juta produk dan barang yang ditawarkan di Bukalapak, menjadikan Bukalapak salah satu pasar online terbesar di Indonesia.

“Lewat misi untuk membantu para pelaku UKM di Indonesia menjadi pemenang di era ekonomi digital, para pelaku UKM harus terus terhubung dan terdukung, termasuk dari sisi logistik agar pendistribusian barang bisa menyebar secara luas di berbagai daerah-daerah dan desa di luar Pulau Jawa yang belum mendapat layanan pengiriman barang yang mudah dan terjangkau,” kata Co-Founder dan CFO Bukalapak Muhammad Fajrin Rasyid.

Fajrin menambahkan dengan kerja sama ini Bukalapak dan TIKI akan bersama-sama mendukung para UKM untuk bisa “naik kelas” dan memberikan layanan pengiriman untuk para konsumen dan pembelinya secara baik dan tepat waktu.

Layanan pick-up khusus dan promosi

Saat ini, ada sekitar 500 ribu Pelapak yang menggunakan jasa TIKI di Bukalapak. Melalui kerja sama ini, para Pelapak bisa menikmati beberapa layanan terbaru untuk para Pelapak Bukalapak. Sederet layanan tersebut adalah adanya penyediaan layanan pickup, promo diskon khusus untuk para Pelapak yang menjadi member TOOZ TIKI dan fitur kode booking. Fitur kode booking ini akan memudahkan Pelapak dalam melakukan pengiriman barang dalam jumlah banyak ke berbagai penerima.

Selanjutnya layanan ini akan bisa digunakan oleh para Pelapak dan menjadi bagian dari layanan Bukalapak kepada para penjual. Memasuki akhir bulan Ramadan, diperkirakan jumlah pengiriman barang dari para Pelapak kepada pembeli bakal meningkat, tentunya layanan khusus ini bisa membantu proses tersebut lebih cepat.

Application Information Will Show Up Here

elevenia dan JNE Hadirkan Fasilitas Layanan JNE Pick-Up untuk Mitra Penjual

Tingginya permintaan dari pembeli kepada mitra seller atau penjual di elevenia, menjadi salah satu alasan mengapa elevenia memberikan fasilitas layanan JNE Pick-Up kepada 50 ribu mitra seller-nya selama ramadhan.

Dengan mengedepankan layanan pengambilan langsung ke tempat mitra elevenia, penjual tidak perlu lagi melakukan kegiatan pengiriman sendiri, yang selama ini menjadi rutinitas dan pekerjaan yang cukup melelahkan dari proses yang ada. Elevenia mengklaim merupakan e-commerce pertama yang mengintegrasi layanan ini dengan sistem Seller Office-nya.

“Melalui fasilitas ini, kurir JNE akan langsung menjemput barang ke lokasi yang telah ditentukan. Mitra seller juga tidak perlu membayarkan ongkos kirim kepada kurir JNE karena ongkos kirim akan ditagihkan secara otomatis ke elevenia.” kata GM Customer Sevice elevenia Juan Almer.

Mermudah mitra penjual

Untuk menggunakan fitur layanan baru ini, mitra seller dapat menggunakan dan mengaktifkan layanan JNE Pick Up melalui sistem Seller Office elevenia dengan memilih JNE Regular untuk perusahaan pengiriman dan “Dibayarkan Langsung ke Kurir” untuk pilihan biaya pengiriman. Dengan adanya fasilitas ini tidak perlu repot untuk memasukkan nomor resi secara manual karena dengan sistem yang sudah terintegrasi, sangat memudahkannya melakukan input nomor resi.

Layanan JNE Pick Up saat ini dapat digunakan oleh mitra seller, dengan pilihan waktu pick-up maksimal 2 hari kerja setelah menerima pesanan. Mitra seller juga dapat memilih tipe kendaraan yang sesuai dengan volume, dimensi, dan kuantitas barang yang akan dijemput yaitu motor, van, atau truk, tanpa batas minimal pick-up.

Dengan dihadirkannya layanan JNE Pick-up, diharapkan bisa mempermudah mitra seller untuk melakukan pengiriman, seiring dengan meningkatnya jumlah permintaan dari pelanggan selama ramadhan.

“Sejak didirikan pada tahun 2014, elevenia terus berinovasi untuk memberikan fasilitas bagi para seller. Mulai pertengahan tahun ini, elevenia bekerja sama dengan JNE dengan menyediakan fasilitas JNE Pick-Up. Dengan demikian, fasilitas ini bisa digunakan oleh semua mitra seller elevenia,” kata Juan.

Application Information Will Show Up Here

Ninja Xpress Luncurkan Aplikasi Ninja Easy, Khusus Rambah Segmen Social Commerce

Perusahaan logistik asal Singapura, Ninja Van dengan merek dagang Indonesia Ninja Xpress meluncurkan aplikasi Ninja Easy, layanan terbaru yang khusus menyasar penjual dari segmen social commerce untuk pengiriman cash on delivery (CoD).

Aplikasi ini membawa semangat ingin menyederhanakan proses pengiriman dan pembayaran, sehingga para penjual bisa fokus mengembangkan bisnis, menghemat waktu mengurus administrasi penjualan, dan pada akhirnya menguntungkan para pembelinya.

Pihak Ninja Xpress memutuskan Indonesia jadi negara pertama yang menjajal layanan terbaru ini. Setelah Indonesia, Ninja Easy akan hadir di Thailand. Adapun saat ini, Ninja Xpress telah beroperasi di tujuh negara, diantaranya Singapura, Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Thailand.

Indonesia dipilih mengingat secara potensi, baik dari segi jumlah populasi yang besar, cakupan wilayah yang luas. Selain itu, jumlah pengguna internet yang terus berkembang dan cara berjualan lewat media sosial yang sangat populer dengan menggunakan medium seperti Instagram dan Facebook.

Dari hasil riset yang dikutip Ninja Xpress diperkirakan pengguna ponsel di Indonesia akan bertambah jadi 100 juta orang pada 2018 dan penjualan lewat social commerce tumbuh dua kali lipat dari US$5,07 juta menjadi US$10,18 juta di 2020.

“Sebagai penyedia layanan logistik inovatif, kami senantiasa menerapkan teknologi canggih dan menghadirkan berbagai solusi modern yang meningkatkan standar e-commerce,” kata Country Head Ninja Xpress Indra Wiralaksmana, Selasa (4/3).

Dalam proses bisnisnya, lanjut Indra, Ninja Easy menyediakan sebuah tautan khusus per produk, berisi nama produk, foto, ukuran, perkiraan berat, harga, beserta ongkos kirimnya. Nantinya tautan tersebut dapat disebar ke akun media sosial milik penjual. Untuk mengonfirmasi penjualan, pembeli dapat membuka tautan yang diinginkan dan secara otomatis data mereka akan dikirim kembali ke penjual lewat aplikasi Ninja Easy.

Ketika pembeli telah mengonfirmasi pemesanannya, penjual bisa langsung menggunakan layanan on-demand dari aplikasi yang sama dan kurir perusahaan yang berada di lokasi terdekat akan menjemput barang pesanan dan mengantar ke alamat tujuan. Jaminan kedatangan kurir ke lokasi penjual maksimal 90 menit sejak pemesanan dilakukan.

Setelah menyederhanakan proses penjualan, Ninja Easy juga menyempurnakannya dengan menawarkan opsi pembayaran dengan CoD. Cara pembayaran ini masih mendominasi dari seluruh total transaksi belanja online di Indonesia, meski ada opsi lainnya seperti transfer bank atau internet banking.

Indra melanjutkan, dengan menyediakan opsi CoD menegaskan komitmen perusahaan untuk membantu menjembatani kesenjangan kepercayaan antara penjual dengan pembeli perihal reputasi kedua belah pihak atau hal lainnya, sehingga mereka bisa lebih percaya diri dalam bertransaksi online.

“Pembeli hanya membayar ketika barangnya sudah sesuai pesanan. Setelah pesanan dibayar, saldo di akun penjual di Ninja Easy akan bertambah. Dana dapat dicairkan dalam kurun waktu 3-5 hari.”

Kehadiran Ninja Easy juga diharapkan bisa membantu sistem pencatatan stok barang jadi otomatis dan pelacakan kiriman secara real-time. Apabila barang yang dikirim penjual tidak sesuai dengan pemesanan, maka pembeli bisa mengembalikan barang tanpa dikenakan biaya.

Sementara ini Ninja Easy baru menyediakan layanan pick up dengan titik lokasi awal pengiriman di Jakarta. Akan tetapi, alamat tujuan telah mencakup 35 kota di seluruh Indonesia. Setelah Jakarta, Ninja Easy bakal hadir di kawasan Bodetabek.

Diharapkan dari peluncuran layanan terbaru ini bisa mendongkrak kinerja perusahaan. Sebagai gambaran, sejak pertama kali diluncurkan pada September 2016 hingga kini pertumbuhan active shoppers mencapai 107%. Ninja Xpress telah melayani 35 kota, dengan konsentrasi seluruh kota tingkat satu di Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi.

Adapun jumlah armada kurir Ninja Xpress diklaim telah lebih dari 1.000 kurir dengan komposisi sekitar 80% menggunakan kendaraan roda dua. Indra menargetkan sampai akhir tahun ini Ninja Xpress bisa menambah cakupan wilayah pengiriman sekitar 60-80 kota di seluruh Indonesia.

Application Information Will Show Up Here