[Review] ASUS VivoBook Pro F571, Laptop Ngantor Bisa Buat Gaming

Bekerja dan bermain game merupakan dua kebutuhan yang berbeda. Laptop kerja meskipun dibekali prosesor yang kencang, biasanya tanpa ditopang chip grafis yang memadai. Sebaliknya laptop gaming bisa digunakan untuk bekerja, tapi lebih condong sebagai desktop replacement sebab dimensi dan bobotnya merepotkan bila harus dibawa-bawa setiap hari.

Lewat laptop VivoBook series yang baru, ASUS mencoba menawarkan solusi perangkat gaming selain ROG atau TuF series. Adalah VivoBook Pro F571, sebuah laptop mainstream berlayar lapang 15,6 inci yang nyaman untuk bekerja maupun bermain game dengan opsi spesifikasi hingga prosesor Intel Core i7-9750H dan chip grafis NVIDIA GeForce GTX 1650.

Yang menarik harga ASUS VivoBook Pro F571 pun cukup terjangkau, mulai dari Rp12.299.000 dengan prosesor Intel Core i5-9300H, NVIDIA GeForce GTX 1050_v4GB, RAM 8GB, dan penyimpanan SSD PCIe 512GB. Lalu, Rp14.299.000 dengan Intel Core i7-9750H dan ditambah memori Optane 32GB. Serta, varian tertinggi Rp15.299.000 dengan NVIDIA GeForce GTX 1650_v4GB.

Berikut review ASUS VivoBook Pro F571 selengkapnya. Video hands-on laptop ini bisa dilihat di bawah ini:

Desain Low Profile

Desain ASUS VivoBook Pro F571
Desain ASUS VivoBook Pro F571 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Perangkat ini memiliki dimensi 35,9×24,8×2,19 cm dan bobot 2,14 kg. Sebagai laptop 15,6 inci, body laptop ini memang tidak bisa dibilang kecil meski cukup ringkas untuk seukurannya, namun setidaknya masih memungkinkan untuk dibawa bepergian.

Layar 15,6 inci tersebut dikemas dalam desain NanoEdge display, di mana bezel samping layar kanan dan kirinya sangat tipis hanya 7,4 mm saja yang menyuguhkan kesan luas. Meskipun bagian dahi dan dagunya masih cukup tebal, ASUS menyebut screen-to-body ratio-nya mencapai 80,2 persen.

Panel LED-backlit Anti-Glare 60Hz ini beresolusi FHD (1920×1080 piksel) dengan dukungan color space NTSC 72 persen dan memiliki wide angle view sebesar 178 derajat. Harus diakui, layar 15,6 inci merupakan ukuran yang ideal untuk bekerja dengan nyaman terutama yang harus multitasking dan menampilkan lebih dari satu aplikasi di layar.

Desainnya sendiri seperti laptop VivoBook series lainnya, tetap tampil low profile dan minimalis. Saat tutup dibuka, terhampar keyboard berukuran penuh, lengkap dengan numeric pad dan backlight. Hanya saja, tombol navigasi panahnya ini ukurannya kecil dan penempatannya juga agak canggung. Lalu, pada area touchpad terdapat sensor fingerprint di pojok kanan atas yang terintegrasi dengan sistem Windows Hello di Windows 10.

Dirancang sebagai laptop untuk bekerja sekaligus bermain game, VivoBook Pro F571 ini telah dibekali dengan sistem pendingin khusus agar performanya tetap stabil. ASUS pun melengkapinya dengan IceCool Technology agar panas dapat diredam dan tidak menjalar hingga ke bagian palmrest serta keyboard.

Dua kipas dan heatpipe khusus juga disematkan di bagian dalam VivoBook Pro F571. Keduanya bekerja untuk memastikan suhu komponen tetap terjaga dan mencegah terjadinya overheat. Udara panas akan dikeluarkan melalui dua ventilasi khusus di bagian belakang laptop ini sehingga pengguna tidak akan terganggu oleh udara panasnya.

Konektivitas ASUS VivoBook Pro F571
Konektivitas ASUS VivoBook Pro F571 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Soal konektivitas, VivoBook Pro F571 hadir dengan modul dual-band WiFi 5 (802.11ac) dan Bluetooth 4.2. Sedangkan konektivitas non-wireless dan atributnya, di sisi kanan laptop terdapat slot Kensington, dua port USB 2.0, indikator baterai dan daya, serta slot SD card reader. Sementara, di sisi kiri laptop dapat dijumpai port pengisian daya, ethernet, HDMI, USB 3.0 Type A, USB Type-C, dan combo audio jack.

Hardware & Performa

Performa ASUS VivoBook Pro F571
Performa ASUS VivoBook Pro F571 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Unit review ASUS VivoBook Pro F571 yang saya gunakan merupakan varian dasar dengan prosesor Intel Core i5-9300H generasi ke-9, memiliki CPU 4 core 8 thread dan thermal design power 45 Watt. Di samping unit integrated graphics Intel HD Graphics 630, varian ini tiba dengan discrete graphics card NVIDIA GeForce GTX 1050 dengan VRAM 4 GB GDDR5.

Versi yang satu ini lebih cocok dijadikan sebagai laptop kerja saja atau sekedar bermain game casual ringan. Untuk bermain game kelas AAA dengan cukup baik, sebaiknya ambil varian tertinggi dengan prosesor Intel Core i7-9750H dan chip grafis hingga NVIDIA GeForce GTX 1650. Pada konfigurasi ini, bisa bermain game dengan pengaturan grafis medium dengan frame rate yang stabil di laptop mainstream tentunya sudah cukup menyenangkan.

Khusus untuk yang menggunakan prosesor Intel Core i7-9750H, kedua varian telah didukung penyimpanan M.2 PCIe SSD berkapasitas 512GB ditambah dukungan Intel Optane Memory hingga 32GB. Ruang penyimpanan SSD ini tidak hanya cukup lega, tetapi juga kencang dan SSD kencang berarti waktu loading game menjadi lebih singkat. Kemudian besaran RAM-nya 8GB LPDDR4 menggunakan mode dual channel guna mengoptimalkan kinerja dari spesifikasi tersebut.

Verdict

ASUS mendesain VivoBook Pro F571 untuk generasi milenial yang sudah bekerja kantoran, mereka yang membutuhkan perangkat untuk bekerja tapi di sisi lain punya hobi gaming. Jadi sudah jelas, keyword dari VivoBook Pro F571 ialah laptop kerja yang bisa untuk bermain game, dengan catatan kalian harus memilih varian paling tinggi.

Keterangan lain sebagai laptop berlayar 15,6 inci, maka lebih cocok digunakan bagi yang bekerja stay di kantor. Meski ukurannya cukup ringkas untuk seukurannya, dimensi laptop 15,6 inci tetap kurang cocok untuk mereka yang punya mobilitas tinggi dan dituntut bisa bekerja kapan pun di mana pun, saya akan merekomendasikan ASUS ZenBook 13 UX334.

Sparks

  • Layar 15,6 inci yang nyaman untuk bekerja dan bermain game
  • Harga relatif terjangkau, terutama varian dasarnya
  • Ketersediaan varian dengan spesifikasi lebih tinggi

Slacks

  • Varian tertinggi Rp15.299.000, terlalu dekat dengan laptop ROG
  • Sebagai laptop 15,6 inci, dimensinya masih merepotkan untuk dibawa bepergian tiap hari

Dari Transformer, Zenbook sampai VivoBook Baru, Deretan Notebook Asus Invasi Indonesia

Ada dua tradisi yang Asus pegang dalam event peluncuran. Pertama, mereka membuka presentasi dengan mengungkap pencapaian terbarunya. Country PG Leader Juliana Chen menyampaikan, Asus memenangkan 4.368 penghargaan di 2015 dan menjadi brand PC nomor satu di Indonesia. Kedua, Asus tidak akan tanggung-tanggung untuk mengenalkan produk barunya.

ASUS Notebook Unveil 2016 01

Di acara bertajuk Asus Notebook Unveil 2016 yang dilangsungkan di Jakarta tanggal 15 Maret kemarin, Asus membawa delapan notebook baru ke Indonesia. Mereka terdiri tiga model VivoBook, dua Zenbook, Transformer, X302 serta A456UF; mengisi kelas entry-level, mainstream serta flagship untuk berkompetisi di tahun ini. Meski memiliki wujud serta penyajian sedikit berbeda, mereka semua ditenagai chip Intel.

ASUS Notebook Unveil 2016 15

Di segmen entry-level, Asus menyiapkan seri X302. Ia diperuntukkan bagi pengguna umum yang menginginkan notebook ringkas berlayar 13,3-inci. Walaupun sang produsen tidak menuntut Anda merogok kocek terlalu dalam, mereka tak lupa membekali produk dengan teknologi-teknologi khas contohnya Splendid, SonicMaster, serta IceCool. Di tubuh berbobot hanya 1,6kg, Asus membenamkan Intel Core i3 (4005U) atau i5 (5200U).

ASUS Notebook Unveil 2016 12

ASUS Notebook Unveil 2016 06

Transformer T100HA juga dibanderol di harga menarik. Ia merupakan anggota baru keluarga PC 2-in-1 Asus, diracik agar lebih tipis dan ringan dibanding pendahulunya. Konsep hybrid sangat terbantu berkat adanya Continuum di Windows 10 karena transisi mode berjalan seamless. Di mode tablet (tanpa docking dan keyboard), tebal T100HA cuma 8,45mm dengan berat 580g. Sebagai otaknya, Asus memilih chip Intel Atom X5 X8500.

ASUS Notebook Unveil 2016 14

Anda membutuhkan laptop bersenjata hardware serta konektivitas baru, tanpa harus mengorbankan faktor desain dan uang terlalu banyak? Kandidiat terbaiknya ialah Asus A456UF. Layar 14-inci 1366×768 ditambatkan ke tubuh tipis (ketebalan 2,53cm) berisi prosesor Intel Core i5-6200U plus, 4GB RAM dan kartu grafis Nvidia GeForce GT 930M. Hard disk 200GB memberikan ruang cukup besar untuk menyimpan file-file multimedia, dan Anda memperoleh kemampuan transfer data cepat lewat port USB 3.1 type-C.

ASUS Notebook Unveil 2016 11

Di antara bermacam-macam tipe ini, keluarga VivoBook tampaknya mempunyai jangkauan harga paling luas. Ambil contohnya VivoBook Flip TP200. Ia dapat menjadi alternatif varian Transformer dengan dukungan kemampuan transformasi ke empat mode: laptop, standing display, tablet dan tent. Device ‘diotaki’ prosesor quad-core Intel Pentium N3700, mempunyai thermal design power sangat kecil (6W) dengan baterai yang dijanjikan bisa bertahan hingga delapan jam.

ASUS Notebook Unveil 2016 10

Satu level di atasnya ada VivoBook Flip TP301. Fitur desainnya hampir identik dengan sang adik, mendukung empat mode penggunaan, namun hardware serta teknologi yang diusungnya lebih mumpuni. Anda ditawarkan prosesor Intel Core Skylake (opsinya i5-6200U atau i7-6500U), GPU Nvidia GeForce GT 920 RAM DDR3L 4GB, serta penyimpanan hard disk 1TB. Selain konektivitas standar, TP301 dibekali port USB 3.1 type-C.

ASUS Notebook Unveil 2016 08

VivoBook Pro N552VX sendiri tidak seperti kedua model Flip. Ia difokuskan pada penyajian performa untuk keperluan kerja dan hiburan multimedia. Asus mengandalkan layar full-HD dan teknologi audio SonicMater plus Waves MaxxAudio demi menghidangkan ‘kualitas suara premium’. Notebook menggunakan chip Intel Core i7-7600HQ, ditopang RAM 8GB, serta tak lupa ditanamkan GPU ‘gaming‘ Nvidia GeForce GTX 950M.

ASUS Notebook Unveil 2016 04

Beralih ke Zenbook, ia merupakan notebook kelas flagship dari Asus. Dan khususnya Zenbook UX303UB, ia ditujukan bagi para pecinta gaya. Penampilan premium – dengan desain anggun, display IPS full-HD, serta keyboard backlight; betul-betul merepresentasikan kecanggihan komponen internal. Anda akan menemukan prosesor Intel Core i7-6500U, RAM 8GB, dan GPU GeForce GT 940M terpasang di tubuh setipis 20mm-nya.

ASUS Notebook Unveil 2016 03

Masih belum puas? Bagaimana dengan Asus Zenbook UX305UA? Juga mengusung keanggunan saudarinya, UX305UA adalah notebook berlayar 13-inci QHD paling tipis di dunia. Tentu saja, desain super-ramping ini sedikit berdampak pada jeroan. Tetap ada Intel Core (i7-6500U/i5-6200U), RAM 8GB dan penyimpanan SSD sampai 512GB, tapi tak ada GPU Nvidia; pengolahan grafis hanya ditangani oleh Intel HD 520.

ASUS Notebook Unveil 2016 16

Daftar harganya adalah sebagai berikut:

  • X302 – Rp 5,6 juta atau Rp 7,9 juta
  • Transformer T100HA – Rp 4,6 juga atau Rp 6,1 juta
  • A456UF – Rp 7,7 juta
  • VivoBook Flip TP200 – Rp 6,1 juta
  • VivoBook Flip TP301 – Rp 10,3 juta atau Rp 12,8 juta
  • VivoBook Pro N552VX – Rp 16,3 juta
  • Zenbook UX303UB – Rp 15,3 juta
  • Zenbook UX305UA – Rp 13,3 juta atau Rp 17,8 juta

ASUS Notebook Unveil 2016 17

[Review] Notebook Acer Aspire E5-552G

Signifikansi AMD di dunia gaming sangat unik. Teknologi APU mereka mentenagai puluhan juta console yang kini berada di tangan gamer. Dan baru beberapa bulan silam, mereka meluncurkan GPU R7 dan R9 demi menandingi rival besarnya. Namun jika kita masuk ke ranah gaming notebook, sang kompetitor tampak mendominasi produk kelas menengah sampai high-end.

Ruang bermanuver masih terbuka lebar, dan AMD melihat celah peluang di sana. Mereka memutuskan menggandeng Acer untuk meramu Aspire E5-552G, sebuah laptop bertenaga accelerated processing unit generasi keenam, diberi codename Carrizo. Ketika notebook ber-GPU GeForce kental dengan kesan mewah, E5-552G ditargetkan untuk khalayak pecinta esport populer, misalnya Dota 2, League of Legends dan CS:GO.

Selain gaming kompetitif mumpuni, AMD menjanjikan keunggulan dalam multitasking serta video 4K melalui High Efficiency Video Coding yang tertanam di Carrizo. Selama beberapa minggu, saya berkesempatan untuk menjajal Aspire E5-552G. Apakah laptop ini sesuai dengan klaim sang produsen, atau Acer dan AMD seharusnya bisa meraciknya lebih baik lagi? Ayo simak ulasannya.

Design & build quality

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 14

Meski tidak bisa dipukul rata, kebanyakan gamer cenderung menyukai perpaduan hitam dan merah saat memilih device gaming, dan unit review Aspire E5-552G ini turut mengusung komposisi tersebut. Hampir seluruh body mengunakan material plastik, perbedaan terletak pada warna serta tipe tekstur. Untuk punggung layar dan bagian bawah, produsen membalutnya dengan warna hitam. Pola bergaris mirip serat kain di sana menjaga notebook dari bekas sidik jari, dan tim desainer membubuhkan logo Acer di pinggir.

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 11

Ketika dibuka, warna merah tua tampak mengisi sisi dalam notebook; termasuk palm rest, touchpad, serta membingkai layar 15,6-incinya. Ia memang tidak kelihatan mewah, tetapi bahan plastik mempunyai kelebihan: tidak ada sengatan listrik statis, tidak panas dan membuat bobotnya tetap ringan. Dengan optical drive, berat E5-552G hanya 2,4-kilogram. Ukuran totalnya ialah 381,6x256x24,9mm (29,2mm di area paling tebal), memberi ilusi ultra-thin.

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 03

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 07

Jangan biarkan material plastik mengaburkan peniliaian Anda. Kualitas produksi Aspire E5-552G sangat baik untuk notebook sekelasnya. Layar dapat ditutup-buka dengan satu tangan, dan LCD baru terlihat bergelombang jika area panel diberi tekanan tinggi. Struktur plastik dan desain bertekstur tersebut meminimalisir baret dan penyok seandainya terjadi insiden dalam penggunaan.

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 06

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 10

Seluruh konektivitas ditaruh di sisi samping, dan heat sink berada di bagian kiri. Meskipun seharusnya tidak ada komponen yang menghalangi engsel, layar tidak bisa dibuka 180 derajat. Sayang sekali tidak ada akses langsung ke baterai, dan bagi saya, penampilan akan lebih baik seandainya pola tekstur di bawah berbeda dari atas. Dilihat lebih rinci, impresi ‘ekonomis’ dan ‘laptop budget‘ sulit dihilangkan dari Aspire E5-552G.

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 02

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 09

 

Connectivity

Konekvitas adalah salah satu aspek yang memastikan E5-552G berada di depan. Ia memang belum mengadopsi port ‘masa depan’ semisal USB Type-C, namun Acer fokus pada fungsionalitas saat ini. Ada port HDMI, VGA, Gigabit Ethernet dan sepasang USB 3.0 di kiri, SD card reader di depan, serta satu USB 2.0 di kanan. Ada pula sambungan Bluetooth 4.0 dan 802.11b/g/n wireless LAN.

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 27

Di Indonesia, banyak orang belum siap dengan sistem distribusi digital, dan masih mengandalkan kepingan CD/DVD. Di sanalah pentingnya keberadaan optical drive DVD-Super Multi. Pelajar, mahasiswa dan kalangan pekerja akan sangat berterimakasih karena Acer tidak melupakan faktor ini.

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 04

 

Display

Acer Aspire E5-552G menyajikan layar LCD TFT Active Matrix glossy berteknologi ComfyView dengan resolusi maksimal 1366×768-pixel. Di masa ini, mungkin Anda mengharapkan resolusi setidaknya 1080p, namun mungkin panel tersebut dipilih dan disesuaikan dengan hardware. Acer menyampaikan bahwa ia turut ditopang Blueshield Technology agar mata Anda tidak cepat lelah.

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 12

Kendalanya ialah mutu dari panel tersebut. Bahkan saat saya naikkan level brightness setinggi mungkin, kecerahannya mengecewakan, sangat redup seandainya dikomparasi dengan Asus BU201LA. Saya tidak merekomendasikan memakainya di bawah sinar matahari langsung.

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 20

Backgroud putih jadi kebiruan, dan rasio kontrasnya rendah, efeknya langsung dirasakan begitu Anda melihat objek dan ikon-ikon cerah – warna tampak sangat washout. Untungnya, teks masih bisa terbaca jika dilihat dari pinggir secara horisontal.

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 13

 

Keyboard & touchpad

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 15

Ruang selebar 381,6×256-milimeter dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Acer demi meracik periferal input. Keyboard chiclet E5-552G turut dilengkapi keypad. Tuts abjad berukuran kira-kira 1,5×1,5-sentimeter dan gap hampir 4-milimeter. Layout-nya familier, cukup nyaman, hanya saja jangan harap ia se-tactile keyboard produk profesional ataupun gaming high-end.

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 16

Acer menempatkan touchpad hampir sejajar dengan tombol spasi, luasnya adalah 100,6×77,5-milimeter. Posisi ini menyebabkannya terlalu condong ke kiri, hanya menyisakan ruang tidak sampai 9cm untuk telapak tangan kiri Anda. Setelah pemakaian lama, palm rest sebelah kanan akan terasa lebih hangat, dan boleh jadi membuat tangan berkeringat. Tapi sewaktu telapak tangan mulai lembab, palm rest plastik bertekstur itu terasa lebih nyaman dibanding jenis logam.

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 17

 

Hardware & performance

APU AMD memang terkenal cukup ampuh dalam menangani game tertentu contohnya judul-judul ber-engine Frostbite ciptaan DICE. Di unit review ini telah terinstal Battlefield 4 dan Need for Speed Rivals. Saya tidak ragu akan kesanggupan Aspire E5-552G menjalankan permainan-permainan online kompetitif, namun saya ingin mengajak notebook keluar dari zona nyaman.

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 18

Aspire E5-552G dipersenjatai chip AMD FX-880P berkecepatan hingga 3,4GHz dengan GPU Radeon R8 M365DX. Selain itu ia dibekali RAM DDR3 8GB dual channel, dan penyimpanan berbasis hard drive 1TB. Tanpa tersambung ke sumber listrik, baterainya diklaim sanggup bertahan hingga lima jam, tapi Anda harus kustomisasi power plan ke ‘power saver‘ terlebih dulu. Laptop ini beroperasi di platform Microsoft Windows 8.1 64-bit.

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 21

Buat uji coba performa, saya memanfaatkan software benchmark PCMark 8.0. Unigine Valley 1.0, dan Heaven 4.0, serta game Tomb Raider, Fallout 4, The Witcher 3.

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 22

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 23

Lewat tes PCMark 8 Professional Edition, E5-552G menghasilkan nilai 2103, dan casual gaming terpantau berada rata-rata di 28,3fps. Angka terbaik yang saya peroleh melalui software Valley 1.0 ialah 647, dengan rata-rata 15,5fps (maksimal 26,6fps, minimal 8,1fps). Di Heaven 4.0, E5-552G mendapatkan skor 501 dan rata-rata 19,9fps (maksimal 34,7fps, minimal 6,5fps).

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 24

Laptop sama sekali tidak bermasalah untuk menjalankan Tomb Raider, mengingat game tersebut sudah berusia dua tahun. Di adegan dengan efek grafis paling intens, frame rate tidak pernah turun dari angka 25 dan beberapa kali melampaui 40. Tapi bagaimana kemampuannya menghadapi judul-judul blockbuster terkini?

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 26

Di Fallout 4, prospek E5-552G kurang menjanjikan. Sebelum masuk ke permainan, opsi grafis telah saya konfigurasi agar tidak terlalu mencekik. Antialiasing di-set di FXAA, dan saya matikan anisotropic filtering. Sepertinya saya harus menurunkan setup lebih jauh lagi dan mengorbankan efek visual serta ketajaman tekstur karena di level ini, Fallout 4 cuma sanggup menyuguhkan 9-14fps.

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 28

Nasib The Witcher 3 juga hampir tidak berbeda. Walau slider kualitas air, tekstur, jarak pandang digeser ke tingkat terendah, lalu Nvidia Hairworks turut dimatikan; saya cuma memperoleh 11-14fps. Frame rate jadi anjlok ke 5 atau 7 begitu Geralt saya pandu ke daerah pedesaan. Saya khawatir, Anda harus setting seluruh slider ke kiri agar permainan dapat layak dimainkan.

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 25

 

DS verdict

Walaupun AMD dan Acer memasarkan notebook ini dengan bumbu gaming (termasuk melangsungkan program bundel permainan original gratis sampai tanggal 31 Desember 2015 nanti) dan premis kapabilitas mengoperasikan judul-judul esport, gaming bukanlah spesialisasi utama Aspire E5-552G. Perspektif tersebut harus digeser: ia adalah notebook multimedia berkemampuan gaming entry-level.

Seperti penjelasan saya sebelumnya, E5-552G sangat cocok buat pelajar, mahasiswa dan profesional yang dituntut untuk selalu mobile. Kata mobile perlu digarisbawahi karena dengan jumlah uang ini, Anda dapat merakit gaming PC dedicated berperforma jauh lebih tinggi.

Versi Acer Aspire E5-552G ini dibanderol seharga Rp 8 juta.

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 19

Nvidia Siapkan GPU GeForce GTX 960M dan 950M Untuk Laptop

Versi ‘mobilechip proses grafis berarsitektur Maxwell di seri GTX 900M disingkap tak lama seusai festival Nvidia Game24. Seperti varian desktop, tipe yang pertama tersedia merupakan model kelas high-end dan antusias, langsung mentenagai produk papan atas. Sejak saat itu, kalangan umum dan produsen laptop menunggu kehadiran GPU mainstream dengan sabar. Continue reading Nvidia Siapkan GPU GeForce GTX 960M dan 950M Untuk Laptop

[Review] Notebook Lenovo Z40-75

Walaupun PC kembali menunjukkan angka pertumbuhan positif, laptop mainstream tanpa spesialisasi adalah ‘spesies terancam punah’. Ada ratusan jenis notebook dipasarkan, masalahnya, di kelas tersebut konsumen awam jelas lebih memilih perangkat mobile yang sederhana. Di tengah-tengah ganasnya persaingan, Lenovo Z40-75 dihadirkan di Indonesia. Continue reading [Review] Notebook Lenovo Z40-75

Nvidia Ungkap GeForce GTX 960 Buat Penuhi Kebutuhan Gaming Kompetitif

Disebut oleh sang pembuatnya sebagai keajaiban teknik, arsitektur Maxwell dalam chip grafis Nvidia mengedepankan efisiensi sekaligus performa. Generasi terbarunya pertama kali mendarat sebagai GPU mobile untuk notebook, kemudian diperkenalkan ke desktop melalui varian high-end GTX 980 dan GTX 970. Kita tahu, versi mainstream-nya hanya tinggal menunggu waktu. Continue reading Nvidia Ungkap GeForce GTX 960 Buat Penuhi Kebutuhan Gaming Kompetitif

Asus X550DP Adalah Notebook Gaming Budget Bertenaga Chip AMD APU A10

Jika membahas tentang produk gaming dari Asus, satu brand langsung terbersit di pikiran kita: Republic of Gamers, atau RoG. Brand ini menyajikan berbagai model notebook gaming high-end, dengan fungsi khusus yang ditujukan bagi para gamer hardcore ataupun atlet eSport. Sayang, harga notebook RoG membuat banyak konsumen berpikir dua kali untuk membelinya. Continue reading Asus X550DP Adalah Notebook Gaming Budget Bertenaga Chip AMD APU A10

[Review] Asus ZenFone 5

Terlepas dari panasnya produk smartphone saat ini, beberapa bulan lalu analis sempat memperkirakan bahwa ada kemungkinan pasar smartphone akan runtuh di tahun 2018. Mungkin tidak seluruhnya, analis beropini keruntuhan itu terjadi pada tipe high-end karena serbuan dari smartphone kelas menengah yang didukung dengan hardware yang canggih. Continue reading [Review] Asus ZenFone 5