Mendongkrak Bisnis UMKM Kuliner melalui “Cloud Kitchen” dan “Food Delivery”

Pandemi telah menjadi momentum menarik bagi pelaku UMKM di sektor makanan dan minuman (F&B) Indonesia. Meskipun banyak yang berguguran, kontribusi startup sebagai enabler menjadi salah satu faktor bagaimana bisnis di sektor ini bisa bertahan.

Berdasarkan laporan yang dirilis LPEM FEB UI dan UNDP Indonesia tahun 2020 lalu, 40% pengusaha UMKM berada di sektor makanan dan minuman. Di sisi gender, UMKM yang dimiliki perempuan sebagian besar memproduksi makanan dan minuman. Di sisi lain, hanya 20% UMKM milik laki-laki yang bergerak di sektor makanan dan minuman.

Keberadaan cloud kitchen, sebagai pendukung bisnis food delivery, dinilai  membantu pertumbuhan bisnis pelaku UMKM. DailySocial mencoba melihat seperti apa kontribusi platform cloud kitchen, seperti Yummy Corp dan Dailybox.

Dampak positif jangka panjang

Pertumbuhan industri cloud kitchen di Indonesia didukung peningkatan pemesanan makanan secara online seiring dengan pergeseran perilaku konsumen, khususnya di masa pandemi. Berdasarkan riset Momentum Works, sejumlah restoran dan platform pesan antar makanan menggunakan waktu lebih banyak di tahun 2021 untuk bereksperimen dengan model bisnis baru, salah satunya cloud kitchen.

Riset tersebut menyebutkan, cloud kitchen membantu restoran dan pelaku usaha kuliner untuk menaikkan total pendapatan (topline) melalui jangkauan konsumen yang lebih luas.

Cloud kitchen juga diklaim menawarkan kemudahan fleksibilitas modal dengan pilihan waktu sewa yang dapat diatur sesuai kebutuhan. Konsep ini juga memberi kemudahan untuk mengubah konsep dan jenis makanan/menu dengan cepat.

Salah salah pemain terdepan di Asia Tenggara, Grab, melihat adanya peluang yang sangat besar bagi industri cloud kitchen untuk tumbuh dan menjangkau lebih banyak konsumen di Indonesia. Layanan GrabKitchen menjadi cara Grab memperkenalkan konsep cloud kitchen untuk memberdayakan mitra merchant.

“Kemitraan kami dengan para mitra usaha yang solid, pemanfaatan teknologi terbaik dalam menciptakan pengalaman pengguna yang bersifat hyperpersonal, dan perluasan jaringan GrabKitchen yang pesat merupakan faktor-faktor pendorong semakin relevannya GrabFood untuk masyarakat Indonesia,” kata Head of Marketing GrabFood – Grab Indonesia Hadi Surya Koe.

Kolaborasi dengan platform cloud kitchen, misalnya antara Grab dan Yummy Corp, diklaim membantu bisnis F&B yang bergabung di jaringan ini memperoleh dukungan komprehensif untuk mengembangkan dan meluncurkan restoran virtual dan perekrutan dan pelatihan staf untuk mengoperasikan cloud kitchen.

Suasana merchant dari GrabFood / Grab

Saat ini Grab telah memiliki lebih dari 45 cloud kitchen yang berlokasi di 8 kota (Jakarta, Bandung, Bali, Medan, Surabaya, Makassar, Surakarta dan Malang) di Indonesia.

“Perpaduan keahlian Grab dan Yummy Corp dapat mempercepat pengembangan sektor cloud kitchen di Indonesia,” kata Hadi.

Yummykitchen, platform cloud kitchen Yummy Corp, tahun ini telah menyediakan slot 30% untuk UMKM. Tercatat saat ini Yummy Corp telah memiliki sekitar 60 lebih brand partner.

“Yummy Corp sebagai platform sebetulnya lebih tepatnya dikatakan sebagai partner. Karena kondisinya kita disini saling membantu agar ekosistem F&B di Indonesia sama-sama maju. Dapat dibilang ekosistem F&B di Indonesia sudah lumayan berkembang dan Yummy Corp akan terus mengembangkan ekosistem ini dengan memperkuat teknologi dan SDM yang kita punya,” kata CEO Yummy Corp Mario Suntanu.

Pandemi telah mengakselerasi fenomena sinergi antara pelaku UMKM kuliner dengan layanan pesan antar makanan dan cloud kitchen. Sinergi ini disebut membantu pelaku UMKM kuliner untuk berkembang dan lebih cepat berjualan, karena biaya yang dibutuhkan cenderung lebih kecil dan waktu yang dibutuhkan untuk membangun infrastruktur lebih singkat.

“UMKM adalah pilar penting bagi perekonomian Indonesia. Kontribusi sektor ini terhadap PDB Indonesia itu lebih dari 60%. UMKM bahkan mampu menyerap 97% dari total tenaga kerja yang ada. Hal ini yang membuat sektor ini menjadi sangat menarik untuk digarap,” kata CEO Dailybox Kelvin Subowo.

Di sisi lain, sebagai pemain baru, kehadiran ShopeeFood diklaim turut menyediakan peluang pendapatan yang dapat memberikan dampak positif jangka panjang bagi mitra.

“Saat ini, fokus kami adalah mendukung pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia dengan merangkul lebih banyak bisnis kuliner, terutama pelaku UMKM, pengguna, serta mitra pengemudi untuk memaksimalkan penggunaan layanan digital dalam kehidupan mereka sehari-hari,” kata Brand Marketing Manager ShopeeFood Andreas Christiadi.

Prosedur dan pengawasan

Suasana central kitchen Dailybox / Dailybox
Suasana central kitchen Dailybox / Dailybox

Prioritas platform cloud kitchen dan food delivery adalah menjaga kualitas dan keamanan makanan yang dipesan secara online. Untuk memastikan hal ini, Dailybox melakukan pengawasan yang dilakukan oleh tim dapur Dailybox yang terdiri dari chef hotel berbintang berpengalaman. Tim biasanya melakukan audit berkala dan inspeksi mendadak untuk memastikan mitra UMKM bekerja sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan.

Saat ini Dailybox sudah mendapatkan sertifikasi halal. Kedepannya diharapkan semua mitra UMKM DailyBox bisa tersertifikasi, seperti HACCP. Meskipun mereka menyadari hal ini tidak bisa terjadi dalam sekejap. Misi DailyBox adalah untuk meningkatkan kualitas mitra UMKM.

“UMKM yang berkolaborasi dengan Dailybox wajib mematuhi pedoman halal, standar keamanan pangan yang ketat (termasuk hygiene dan kualitas bahan baku) dan standar konsistensi rasa. Tim kami menyadari bahwa mitra UMKM Dailybox membutuhkan bimbingan ekstra supaya mereka secara bertahap dapat memenuhi standar yang kami tetapkan,” kata Kelvin.

Sementara pengawasan yang dilakukan Yummy Corp adalah memastikan proses pengolahan dilakukan telah melalui prosedur sesuai dengan proses yang dimiliki mitra. Untuk memastikan output makanan yang keluar memiliki kualitas sesuai standar yang dimiliki, Yummy Corp terus melakukan training secara berkelanjutan untuk crew dan serangkaian proses Quality Control yang ketat.

Strategi Ekspansi dan Akuisisi Yummy Corp

DailySocial bersama Co-founder & CEO Yummy Corp Mario Suntanu membahas bagaimana peran perusahaannya di bisnis penyedia fasilitas makanan, khususnya cloud kitchen (dapur bersama), di Indonesia.

Usai menerima pendanaan tahap Seri B, Mario mengaku memiliki strategi untuk memperluas jaringan dan mempercepat pertumbuhan bisnisnya.

Untuk video menarik lainnya seputar strategi bisnis dan kontribusi sejumlah startup di Indonesia, kunjungi kanal YouTube DailySocialTV di sesi DScussion.

Yummy Corp Kuatkan Strategi M&A, Umumkan Akuisisinya Terhadap Listee

Setelah menutup tambahan pendanaan seri B pada Agustus 2021 lalu, Yummy Corp tunjukkan strategi pertumbuhan agresif, salah satunya melalui M&A (Merger and Acquisition). Hari ini (07/1) perusahaan mengumumkan akuisisinya atas Listee, startup pengembang layanan manajemen pesanan dan penjualan makanan melalui media sosial.

Pada Desember 2021 lalu, Yummy Corp juga telah mengakuisisi MyBrand, aplikasi social marketplace kuliner yang mendukung UMKM rumahan dengan penjualan dan sistem reseller.

Gabungan 3 startup ini mengumpulkan sekitar 18.000 merchant kuliner dari berbagai kota di Indonesia. Tim dari Listree dan MyBrand juga diboyong ke Yummy Corp setelah akuisisi ini.

Terkait akuisisi terbarunya, Co-Founder & CEO Yummy Corp Mario Suntanu mengatakan, “Visi dan misi Yummy Corp saat ini adalah membantu memberikan kemudahan kepada pelaku usaha kuliner terutama UMKM agar dapat menjangkau dan melayani konsumen mereka dengan teknologi yang kami miliki. Akuisisi ini kami yakini akan memperluas jangkauan kami terhadap UMKM di Indonesia untuk memiliki akses akan sebuah platform yang mendukung pertumbuhan usaha mereka.”

Listee didirikan pada Oktober 2020 dan resmi merilis layanannya ke publik pada Januari 2021. Startup ini didirikan oleh 4 orang founder, yakni Gideon Tjahjono, Melvin Juwono, Obed Tandadjaja, dan Marcel Christianis.

“Listee dikembangkan dengan tujuan melayani segmen pasar yang esensial, namun sering kali kurang diperhatikan. Target pasar usaha mikro dan kecil makanan kami tidak hanya mendorong perekonomian Indonesia, tetapi juga menyuntikkan unsur kreativitas dan keragaman yang dikenal masyarakat Indonesia,” ujar Melvin.

Ia melanjutkan, “Kami percaya bahwa produk Listee memiliki kemampuan untuk menghasilkan produk yang hebat, dan melalui akuisisi ini produk akan diposisikan secara strategis untuk memanfaatkan sepenuhnya ekosistem Yummy Corp dan mencapai potensinya.”

Digitalisasi industri kuliner

Bisnis kuliner memang tengah naik daun, khususnya di tingkat mikro s/d menengah. Kehadiran cloud kitchen dan infrastruktur pendukung seperti yang disediakan Yummy Corp dinilai mampu membantu mereka untuk melakukan ekspansi dengan tetap menekan biaya modal dan operasional.

Tidak hanya dapur, Yummy Corp melahirkan sejumlah inovasi teknologi untuk mendigitalkan proses bisnis di usaha kuliner. Satu yang paling anyar adalah Yummyshop, yakni aplikasi yang bisa membantu pelaku UMKM kuliner bertransaksi lebih mudah dengan konsumen mereka. Konsepnya sebenarnya juga untuk social commerce, pelaku usaha yang sudah mendaftar dan mengisi galerinya, bisa mendapatkan tautan khusus yang bisa dibagikan kepada calon pelanggannya untuk pemesanan dan transaksi.

Selain itu saat ini ada beberapa layanan lain yang disediakan, mulai dari corporate branded outlet, pemesanan makanan untuk acara, hingga paket makanan harian. Jadi Yummy Corp turut menjadi kanal distribusi dari bisnis kuliner yang masuk di ekosistemnya. Sejak 2021, Yummy Corp juga bekerja sama dengan Grab untuk perluasan akses ke layanan cloud kitchen untuk merchant GrabFood.

Selain Yummy Corp, sejumlah startup lain turut menyediakan solusi serupa untuk membantu UMKM dan pemilik brand F&B perluas kehadiran mereka. Di antaranya ada Lokalkitchen, DishServe, hingga Rebel Foods lewat “Dapur Bersama GoFood”.

Application Information Will Show Up Here

Perkuat Ekosistem, Yummy Corp Akuisisi MyBrand

Setelah mengantongi pendanaan lanjutan seri B dari Sembrani Nusantara milik BRI Ventures bulan Agustus 2021, Yummy Corp melancarkan aksi strategis dengan mengakuisisi MyBrand. Yakni sebuah aplikasi social marketplace kuliner yang mendukung UMKM rumahan dengan penjualan dan sistem reseller. Sebelumnya MyBrand adalah delapan startup yang masuk ke dalam batch ketiga program akselerator Accelerating Asia.

MyBrand dikenal sebagai aplikasi yang menjadi wadah pendukung usaha berbasis media sosial agar dapat dijangkau oleh khalayak ramai melalui aplikasi marketplace khusus. Melalui aplikasi tersebut, pengguna dapat memilih restoran dari beragam partner usaha kuliner berbasis online yang ada di sekitar lokasi terdekat.

“Kami memiliki kesamaan visi dan misi dengan MyBrand untuk membantu pelaku usaha kuliner terutama UMKM agar lebih mudah menjangkau dan melayani konsumen mereka dengan teknologi yang kami miliki. Akuisisi ini kami yakini akan memperluas jangkauan kami terhadap UMKM di Indonesia untuk memiliki akses akan sebuah platform yang mendukung pertumbuhan usaha mereka,” kata Co-Founder & CEO Yummy Corp Mario Suntanu.

Akuisisi ini juga diikuti dengan bergabungnya seluruh tim MyBrand, termasuk Louise Lautan selaku founder yang kini menempati posisi strategis sebagai Managing Director di Yummy Corp.

Hingga saat ini merchant yang tergabung dengan Yummyshop dan MyBrand telah mencapai 15.000 unit di seluruh Indonesia. Dengan adanya akuisi ini, diharapkan menjadi awal terciptanya berbagai teknologi yang lebih inovatif untuk industri kuliner di tahun depan yang tentunya mampu memberikan fitur yang menjawab kebutuhan para pelaku bisnis kuliner di Indonesia.

Perkuat ekosistem

Sebagai perusahaan teknologi makanan yang bergerak dalam bidang penyedia fasilitas makanan, cloud kitchen, dan aplikasi pendukung pelaku UMKM berjualan kuliner secara online, selama ini Yummy Corp memang memiliki rencana untuk memperkuat ekosistem.

Sejauh ini Yummy Corp telah mengoperasikan lebih dari 70 dapur bersama yang tersebar di Jadetabek, Medan, dan Bandung; bekerja sama dengan lebih dari 50 brand makanan dan minuman seperti Dailybox, Gaaram, Kyochon, Sei Sapi Lamalera, dan lain-lain.

Beragam jenis makanan dihadirkan Yummykitchen guna untuk memberikan pilihan yang beragam untuk para konsumen menikmati pengalaman membeli brand makanan favorit mereka di satu tempat. Tahun ini Yummy Corp juga menggulirkan inovasi dengan membangun unit bisnis manajemen foodcourt yang terintegrasi dengan penjualan secara online.

Sebelumnya di bulan November 2021, Yummy Corp juga mengumumkan secara resmi peluncuran Yummyshop, aplikasi untuk membantu pelaku usaha UMKM kuliner untuk bertransaksi lebih mudah dengan konsumen mereka.

Bergabungnya MyBrand akan memperkuat Yummyshop sebagai aplikasi yang mendukung UMKM kuliner di seluruh Indonesia, dikarenakan semua merchant yang ada di MyBrand akan secara otomatis tergabung memiliki akun Yummyshop yang saat ini sudah terhubung dengan berbagai sistem pembayaran dan sistem logistik beragam.

“Kami juga meyakini bergabungnya MyBrand beserta tim mereka yang solid akan menambah kekuatan tim Yummy Corp di tahun yang akan datang untuk mewujudkan mimpi kami menjadi ekosistem terbesar untuk industri makanan dan minuman di Indonesia dan juga tentunya berperan positif sebagai wadah yang membantu pelaku usaha kuliner dengan berbagai kebutuhan mereka,” kata Mario.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Yummy Corp Luncurkan Aplikasi Yummyshop, Mudahkan UMKM Kuliner Kelola Bisnis

Platform cloud kitchen dan katering online Yummy Corp meluncurkan layanan baru berjuluk “Yummyshop”. Yakni sebuah aplikasi yang bisa membantu pelaku UMKM kuliner bertransaksi lebih mudah dengan konsumen mereka.

Kepada DailySocial.id, Founder & CEO Yummy Corp Mario Suntanu mengungkapkan, dengan adanya Yummyshop diharapkan dapat membantu para pelaku bisnis kuliner skala kecil hingga besar dalam mengatur penjualannya.

“Ini berlaku di seluruh Indonesia, selama layanan logistik mitra kami melayani daerah tersebut. Target lainnya dengan diluncurkannya Yummyshop adalah, kami ingin membentuk ekosistem bisnis kuliner dan berjuang bersama untuk bangkit lagi setelah dua tahun ini diterpa pandemi.”

Secara khusus Yummyshop memberi kemudahan pelaku UMKM untuk mengakses dasbor dan mengisi informasi mengenai produk yang dijual seperti foto, deskripsi, dan harga barang. Berikutnya mereka dapat membuat tautan toko online yang dapat disebar ke berbagai platform media sosial.

Sejak dirilis dalam versi beta di pertengahan tahun ini, Yummyshop kini telah memiliki lebih dari 7000 merchant aktif yang tersebar di seluruh Indonesia terutama di kota-kota seperti Jakarta, Medan dan Surabaya.

“Saat ini fitur dibuat sesuai dengan kebutuhan dari para pelaku industri kuliner. Mulai dari pengaturan stok, beragam pilihan sistem pembayaran, kemudian untuk pengaturan logistik memiliki fitur self pick-up atau bisa diantarkan oleh penjual juga,” kata Mario.

Yummyshop telah terintegrasi dengan GoPay, OVO, dan ShopeePay untuk mempermudah merchant berikan opsi pembayaran sesuai keinginan pelanggan mereka. Pilihan logistik yang telah menjadi mitra resmi adalah Lalamove, Deliveree, AnterAja, hingga Mr.Speedy. Ke depannya jika memungkinkan Yummyshop juga memiliki rencana untuk menjalin kolaborasi dengan pembiayaan atau institusi finansial.

“Saat ini kami terbuka untuk berkolaborasi dengan pembiayaan untuk para penjual sehingga dapat mengembangkan bisnis brand. Kami juga terbuka untuk kolaborasi awal seperti pemberian edukasi/kelas dengan berbagai topik dari keahlian para partner seperti pemasaran, pengelolaan keuangan yang tentunya akan membuka wawasan para seller di Yummyshop. Saat ini fokus kami memperbanyak pilihan layanan delivery dan payment,” kata Mario.

Pertumbuhan bisnis Yummy Corp

Hadir sejak tahun 2017 lalu, saat ini Yummy Corp telah memiliki lebih dari 80 dapur yang menyajikan makanan lebih dari 60 brand partner untuk keseharian operasional F&B mereka. Mereka juga telah melayani konsumen B2B2C dengan layanan katering dan cloud kitchen.

Yummy Corp juga telah memproduksi 18.000 makanan setiap harinya dan dipercaya beberapa klien untuk mengelola makanan untuk kantor mereka termasuk Unilever, Wings, Oakwood, hingga Kedubes Amerika Serikat.

“Untuk jangkauan seluruh Indonesia, Yummy Corp telah memiliki 15.500 penjual yang terdaftar di Yummyshop dan 7000 di antaranya adalah merchant aktif yang berdomisili di Jabodetabek, Medan, Surabaya, dan Bandung,” kata Mario.

Ada beberapa rencana yang ingin dilancarkan oleh Yummy Corp tahun 2022 mendatang untuk tiga bisnis mereka yaitu Yummykitchen, Yummyshop, dan Yummycater. Untuk Yummykitchen, rencananya akan terus melakukan ekspansi ke kota-kota baru di Indonesia dan membantu penetrasi cloud kitchen tidak hanya di Jabodetabek namun juga kota lainnya untuk memastikan posisi mereka sebagai cloud kitchen operator di Indonesia.

Sementara untuk Yummycater, yaitu unit bisnis Yummy Corp yang bergerak di bidang food facilities management di kantor, food court, hotel, dan mall, akan fokus mendapatkan berbagai kontrak baru untuk mengoperasikan food facility di berbagai tempat dan terintegrasi dengan unit bisnis lainnya.

“Dengan percepatan vaksinasi di Indonesia diharapkan keadaan akan kembali normal dan ketiga bisnis unit Yummy Corp dapat melanjutkan tren pertumbuhan positif bahkan semakin agresif di tahun depan,” kata Mario.

Application Information Will Show Up Here

Yummy Corp Bags Additional Series B Funding from BRI Ventures

After securing $12 million in Series B funding led by Softbank Ventures Asia in October 2020, Yummy Corp’s cloud kitchen platform has secured additional series B funding from BRI Ventures’ Sembrani Nusantara. There is no further detais on the investment value. The company will use the funds to continue the Yummykitchen expansion in more than 50 new locations until the end of 2021.

“We expect that our expansion will not only help business players, but will also be able to open up many new jobs and help the national economy to bounce back,” Yummy Corp’s CEO, Mario Suntanu said.

Yummykitchen, Yummy Corp’s cloud kitchen business unit which was established in 2019, is growing rapidly and is sought after by food and beverage business players in Indonesia to help expand quickly and affordably during the pandemic. Cloud kitchen also become the solution as the restriction for malls opening and closing and dine in are still strictly enforced by the government.

To date, Yummy Corp runs more than 70 shared kitchens across Jadetabek, Medan, and Bandung; in collaboration with more than 50 food and beverage brands such as Dailybox, Gaaram, Kyochon, Sei Sapi Lamalera, and others. Various types of food are offered by Yummykitchen in order to provide diverse choices for consumers to enjoy the experience of buying their favorite food brands in one place.

“Now is the right time for us to encourage MSMEs platform growth through funding in new retail sector. Yummy Corp has helped MSMEs to survive the pandemic crisis and can continue to expand their business opportunities,” BRI Ventures’ CEO, Nicko Widjaja said.

Nicko continued, “BRI Ventures through the Sembrani Nusantara Venture Fund is committed to continue accelerating Indonesia’s MSMEs through the technology startup ecosystem. In addition, the new retail sector is also one of the industries with significant growth in recent years and this sector will continue to grow in the future.”

This year, Yummy Corp also announced new innovation by building a foodcourt management business unit that is integrated with online sales. This includes launching Yummyshop, an application that aims to help MSMEs sell food online, therefore, they can make orders and easy payment links.

“By the end of 2021, our target is to recruit employees and improve the quality of existing human resources as well as develop technological innovations, to help F&B players and also MSMEs in Indonesia to rise along during the pandemic,” Mario told DailySocial.

Cloud kitchen’s growth in Indonesia

According to a report released by Savills, the cloud kitchen market in Indonesia is gaining its momentum, especially in Jakarta, a vibrant economic hub and home to more than 10 million people. During the pandemic the growth is rapid, not only cloud kitchens but also a new concept, ghost kitchens.

“During the pandemic, the number of Yummykitchen transactions grew significantly up to 7 times compared to March 2020. This growth validates our belief in the great potential of online food delivery, which seems to have boomed early due to the pandemic,” Mario said.

Cloud kitchen is not a new concept in Indonesia. The previous model of cloud kitchen – one kitchen managed and operated by a brand that focused solely on delivery and takeout, has been adopted by fast food chains such as Domino’s Pizza and PHD. Instead of one building for a single brand, the cloud kitchen model is similar to the coworking space concept, accommodating several of the same brand or different owners operating in the same place.

In a report released by DailySocial, the majority of cloud kitchen operators are targeting F&B businesses in SME scale. Meanwhile, restaurant chains prefer traditional outlets as many of them sell not only food, but also atmosphere and dining experience to their customers. There are currently at least 15 cloud kitchen operators operating in Indonesia.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Yummy Corp Dapat Tambahan Pendanaan Seri B dari BRI Ventures

Setelah mendapatkan pendanaan seri B yang dipimpin Softbank Ventures Asia sebesar $12 juta pada Oktober 2020, platform cloud kitchen Yummy Corp kembali mengantongi pendanaan lanjutan seri B dari Sembrani Nusantara milik BRI Ventures. Tidak disebutkan nilai investasi yang diterima. Selanjutnya dana akan dimanfaatkan oleh perusahaan untuk melanjutkan ekspansi Yummykitchen di lebih dari 50 lokasi baru hingga akhir tahun 2021.

“Harapannya ekspansi yang kami lakukan tidak hanya membantu para pelaku usaha, namun juga mampu membuka banyak lapangan kerja baru dan membantu perputaran ekonomi nasional,” kata CEO Yummy Corp Mario Suntanu.

Yummykitchen, unit bisnis cloud kitchen dari Yummy Corp yang berdiri sejak 2019, berkembang pesat dan dicari para pelaku bisnis makanan dan minuman di Indonesia untuk membantu ekspansi dengan cepat dan terjangkau di kala pandemi. Cloud kitchen juga menjadi solusi favorit di kala peraturan buka-tutup mall dan pelarangan makan di tempat masih diberlakukan secara ketat oleh pemerintah.

Sejauh ini Yummy Corp telah mengoperasikan lebih dari 70 dapur bersama yang tersebar di Jadetabek, Medan, dan Bandung; bekerja sama dengan lebih dari 50 brand makanan dan minuman seperti Dailybox, Gaaram, Kyochon, Sei Sapi Lamalera, dan lain-lain. Beragam jenis makanan dihadirkan Yummykitchen guna untuk memberikan pilihan yang beragam untuk para konsumen menikmati pengalaman membeli brand makanan favorit mereka di satu tempat.

“Saat ini merupakan waktu yang sangat tepat bagi kami untuk mendorong pertumbuhan platform bagi UMKM melalui pendanaan kepada sektor new retail. Yummy Corp telah membantu UMKM agar dapat bertahan di krisis pandemi dan bisa terus memperluas peluang usahanya,” kata CEO BRI Ventures Nicko Widjaja.

Nicko melanjutkan, “BRI Ventures melalui Dana Ventura Sembrani Nusantara berkomitmen untuk terus mengakselerasi UMKM di Indonesia melalui ekosistem startup teknologi. Selain itu, sektor new retail juga merupakan salah satu industri yang mendapatkan pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir ini dan kami melihat bahwa sektor ini akan semakin bertumbuh ke depannya.”

Tahun ini Yummy Corp juga menggulirkan inovasi dengan membangun unit bisnis manajemen foodcourt yang terintegrasi dengan penjualan secara online. Termasuk meluncurkan Yummyshop, aplikasi yang bertujuan membantu UMKM yang berjualan makanan secara online sehingga dapat membuat pesanan serta tautan pembayaran yang mudah.

“Target kami di akhir 2021 ingin merekrut karyawan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sudah ada serta mengembangkan inovasi teknologi, guna membantu pemain F&B dan juga UMKM di Indonesia untuk bangkit bersama selama masa pandemi,” imbuh Mario kepada DailySocial.

Pertumbuhan cloud kitchen di Indonesia

Menurut laporan yang dirilis Savills, pasar cloud kitchen di Indonesia mendapatkan momentum khususnya di Jakarta, pusat ekonomi yang dinamis dan rumah bagi lebih dari 10 juta orang. Selama pandemi pertumbuhannya semakin meningkat, bukan hanya cloud kitchen namun juga konsep baru yaitu ghost kitchen.

“Selama pandemi terjadi, jumlah transaksi Yummykitchen tumbuh secara signifikan hingga 7 kali lipat dibandingkan Maret 2020. Pertumbuhan ini memvalidasi keyakinan kami akan potensi besar online food delivery yang tampaknya booming lebih awal karena adanya pandemi,” kata Mario.

Cloud kitchen bukanlah konsep baru di Indonesia. Model sebelumnya dari cloud kitchen – satu dapur dikelola dan dioperasikan oleh satu brand yang hanya berfokus pada pengiriman dan takeout, telah diadopsi oleh makanan cepat saji seperti seperti Domino’s Pizza dan PHD. Alih-alih satu bangunan untuk satu brand tunggal, model cloud kitchen yang serupa dengan konsep coworking space, mengakomodasi beberapa brand yang sama atau pemilik berbeda yang beroperasi di tempat yang sama.

Dalam laporan yang dirilis oleh DailySocial terungkap, mayoritas operator cloud kitchen ini menyasar pada pebisnis F&B yang masih berskala UKM. Sementara, jaringan restoran cenderung memilih gerai tradisional karena banyak dari mereka tidak hanya menjual makanan, tetapi juga suasana dan pengalaman bersantap kepada para pelanggannya. Setidaknya ada 15 operator cloud kitchen yang beroperasi di Indonesia sejauh ini.

Application Information Will Show Up Here

Grab Partners with Yummy Corp to Expand Cloud Kitchen Coverage

Grab announced a partnership with Yummy Corp to expand the business scope of culinary entrepreneurs in Indonesia. As combined, the two companies now operate more than 80 cloud kitchens throughout Indonesia.

In a virtual press conference today (8/2), Grab Indonesia’s Country Managing Director Neneng Goenadi emphasized that Grab doesn’t provide any investment for Yummy Corp in this collaboration. It’s only in the form of an MoU from the two companies to support culinary in Indonesia.

“The collaboration with Yummy Corp is based on a shared vision to offer new concepts in the culinary industry as a form of Grab’s support for this industry in Indonesia,” she explained.

In a separate official statement, Yummy Corp’s Co-Founder & CEO, Mario Suntanu said, “Our mission is to support culinary entrepreneurs to grow in the new digital era by providing managed expansion solutions through cloud kitchens. We are very pleased to be working with them. Grab to take the mission of the two companies to the next level, where the speed of expansion, quality of food, and customer satisfaction will always be our main focus.”

The next implementation of the collaboration is that Yummy Corp will provide operational management including recruiting more staff at GrabKitchen, Yummy Corp merchants are incorporated into the GrabFood platform and access the features in it, so they can receive maximum benefits.

Eventually, encouraging innovation in the culinary industry through collaborations with brands and chefs. Grab and Yummy Corp plan to work with culinary entrepreneurs to create new concepts, test them on the GrabFood platform, and develop them in the cloud kitchen networks of Grab and Yummy Corp.

Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi dan Head of Marketing GrabFood Hadi Surya Koe / Grab
Grab Indonesia’s Country Managing Director Neneng Goenadi and GrabFood’s Head of Marketing Hadi, Surya Koe / Grab

The concept of cloud kitchens alone is currently very popular among food delivery service providers. Gojek as Grab’s main competitor in Indonesia also performs the same approach. Through its investment in a cloud kitchen startup from India, Rebel Foods, Gojek brought the service to Indonesia through PT Rebel GoFood Indonesia (GoFood Kitchen).

Research of Momentum Works said that in Indonesia GMV food delivery services had reached 52 trillion Rupiah in 2020. The result is dominated by Grab and Gojek dominated, respectively holding 53% and 47% of the total market share.

The biggest business contributor

Neneng also said that the GrabFood business supports 50% of the entire Grab business. There was no further detail on how the contribution from Indonesia, or others. “We are proud to say that Grab is a super app company because 50% of our business, be it transactions, revenue, and so on, is contributed by GrabFood.”

Grab changed its strategy to no longer rely on the transportation business, especially in the midst of an ongoing pandemic. Since last year the company has invested heavily in food delivery services, including delivering daily necessities with GrabMart and GrabAsisstant.

Without clearly stated the numbers, it is said that the growth of active merchant partners at GrabFood on the platform over the past year has increased significantly. GrabMart merchants also continue to grow, starting from supermarkets, convenience stores, pharmacies, and startups such as Sayurbox, TaniHub, and WarungPintar. Thanks to this partnership, GrabMart has reached 19 cities.

In addition, it provides GrabMart Daily to meet daily needs thanks to the collaboration with a number of FMCG brands. This service is only available in nine locations in the Jakarta area, for example, Duren Sawit, Kemayoran, Lebak Bulus, Setiabudi, Daan Mogot, Tendean, and Kebayoran Lama.

As for GrabKitchen locations, it has spread across 46 locations in seven cities, including Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, and Makassar. There are more than 200 brands that are members of this cloud network.

Aside from focusing on increasing merchant partners, but the company also developed a number of features to make it easier for consumers. Among them are Take Yourself, Scheduled Order, Order With Friends, Multi Order, Order Again.

Next, Pesan Sekaligus from various merchants located in one building/street; Promosi Terbaik to filter the list of merchants participating in a particular promotion; expand the non-cash payment options for GrabFood; tips before the transaction is complete.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Grab Umumkan Kerja Sama dengan Yummy Corp, Perluas Cakupan Cloud Kitchen

Grab mengumumkan kerja sama dengan Yummy Corp untuk perluas cakupan bisnis para pelaku usaha kuliner di Indonesia. Bila digabungkan kini kedua perusahaan mengoperasikan lebih dari 80 cloud kitchen di seluruh Indonesia.

Dalam konferensi pers yang digelar secara virtual pada hari ini (8/2), Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi menegaskan dalam kerja sama ini tidak ada komitmen investasi yang diberikan Grab untuk Yummy Corp. Hanya berbentuk MoU sebagai bentuk komitmen dari kedua perusahaan untuk mendukung kuliner di Indonesia.

“Kerja sama dengan Yummy Corp didasari kesamaan visi untuk menawarkan konsep baru di industri kuliner sebagai bentuk dukungan Grab terhadap industri ini di Indonesia,” terangnya.

Secara terpisah, dalam keterangan resmi, Co-Founder & CEO Yummy Corp Mario Suntanu mengatakan, “Misi kami adalah mendukung para pelaku usaha kuliner untuk tumbuh di era digital baru dengan menyediakan solusi ekspansi yang terkelola melalui cloud kitchen. Kami sangat senang bisa bekerja sama dengan Grab untuk membawa misi kedua perusahaan ke tingkat selanjutnya, di mana kecepatan ekspansi, kualitas makanan, dan kepuasan pelanggan akan selalu menjadi fokus utama kami.”

Implementasi selanjutnya dari kerja sama tersebut adalah Yummy Corp akan menyediakan manajemen operasional termasuk merekrut lebih banyak staf di GrabKitchen, merchant Yummy Corp tergabung ke dalam platform GrabFood dan mengakses fitur-fitur di dalamnya, sehingga mereka dapat menerima keuntungan maksimal.

Terakhir, mendorong inovasi di industri kuliner melalui kolaborasi dengan brand dan chef. Grab dan Yummy Corp berencana untuk bekerja sama dengan pelaku usaha kuliner untuk menciptakan konsep baru, mengujinya di platform GrabFood, dan mengembangkannya di jaringan cloud kitchen Grab dan Yummy Corp.

Hal ini memungkinkan pelaku usaha kuliner untuk mengambil pendekatan berbasis data guna bereksperimen dan menguji konsep baru secara langsung, dengan biaya minim. “Sinergi ini akan memberi keleluasaan bagi konsumen dan mitra resto yang ingin ekspansi, atau sekadar test the water di lokasi cloud kitchen Grab dan Yummy.”

Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi dan Head of Marketing GrabFood Hadi Surya Koe / Grab
Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi dan Head of Marketing GrabFood Hadi Surya Koe / Grab

Konsep cloud kitchen sendiri sekarang memang sedang banyak digandrungi penyedia layanan food delivery. Gojek selaku kompetitor utama Grab di Indonesia juga mengusung pendekatan yang sama. Melalui investasinya ke startup cloud kitchen asal India, yakni Rebel Foods, Gojek memboyong layanan tersebut ke Indonesia melalui PT Rebel GoFood Indonesia (Dapur Bersama GoFood).

Riset dari Momentum Works mengatakan, di Indonesia GMV layanan pesan-antar makanan telah mencapai 52 triliun Rupiah di tahun 2020. Perolehan tersebut didominasi oleh Grab dan Gojek, masing-masing memegang 53% dan 47% dari total pangsa pasar.

Kontributor bisnis terbesar

Neneng juga menuturkan, bisnis GrabFood menopang 50% terhadap keseluruhan bisnis Grab secara keseluruhan. Tidak dirinci lebih lanjut bagaimana kontribusi dari Indonesia, atau lainnya. “Kami bangga mengatakan Grab itu adalah super app company karena 50% bisnis kami, baik itu transaksi, revenue, dan sebagainya, disumbang oleh GrabFood.”

Grab mengubah strategi tak lagi mengandalkan bisnis transportasi, apalagi di tengah pandemi yang masih berlangsung. Sejak tahun lalu perusahaan banyak berinvestasi untuk layanan food delivery, termasuk mengantar kebutuhan sehari-hari dengan GrabMart dan GrabAsisstant.

Meski tidak disebutkan dengan angka, diklaim pertumbuhan mitra merchant di GrabFood yang aktif beraktivitas di platform Grab sepanjang tahun lalu bertambah signifikan. Merchant GrabMart juga terus bertambah, mulai dari supermarket, convenience store, apotek, dan startup seperti Sayurbox, TaniHub, dan WarungPintar. Berkat kemitraan tersebut GrabMart telah menjangkau 19 kota.

Tak hanya itu, menyediakan GrabMart Daily untuk memenuhi kebutuhan harian berkat kerja sama dengan sejumlah brand FMCG. Layanan ini baru tersedia di sembilan lokasi di area Jakarta, misalnya Duren Sawit, Kemayoran, Lebak Bulus, Setiabudi, Daan Mogot, Tendean, dan Kebayoran Lama.

Adapun untuk lokasi GrabKitchen telah tersebar di 46 lokasi di tujuh kota, di antaranya Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan Makassar. Terdapat lebih dari 200 brand yang tergabung dalam jaringan cloud ini.

Tidak fokus memperbanyak mitra merchant saja, perusahaan juga banyak mengembangkan sejumlah fitur untuk mempermudah konsumen. Di antaranya Ambil Sendiri, Pemesanan Terjadwal, Pesan Bareng Teman, Multi Order, Pesan Ulang.

Lalu, Pesan Sekaligus dari berbagai merchant yang berlokasi di satu gedung/jalan; Promosi Terbaik untuk menyaring daftar merchant yang berpartisipasi dalam promosi tertentu; perbanyak opsi pembayaran non tunai untuk GrabFood; memberi tip sebelum transaksi selesai.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Yummy Corp Secures Series B Funding Worth of 175 Billion Rupiah

After securing a $7.75 million series A2 fundraising in October 2019, the cloud kitchen platform Yummy Corp announced its latest funding. This round entering series B, the company received fresh funds worth of $12 million or 175 billion Rupiah.

This round was led by SoftBank Ventures Asia (South Korea). Also involved were Vectr Ventures (Hong Kong), Appworks Ventures (Taiwan), Quest Ventures (Singapore), Coca Cola Amatil X (Australia), and Palm Drive Capital (United States). Previous investors Intudo Ventures and Sovereign’s Capital also took part in it.

The fund is to focus on business expansion to various other big cities in Indonesia.

“With this funding, we continue to focus on taking an active role in helping F&B industry players develop their business through delivery channels as a solution to facing all limitations during a pandemic. We invite all F&B business owners, both big brands and SMEs to work together and develop. with us,” Yummy Corp Co-Founder & CEO Mario Suntanu said.

Was founded in 2017, Yummy Corp has served B2B2C consumers with catering service and cloud kitchen. The company claims to produce 18 thousand meals every day and has several clients to manage food for their offices including Unilever, Wings, Oakwood, and the United States Embassy.

“Supported by the fast-growing food delivery market in Indonesia, Yummy Corp is now the largest cloud kitchen player in Indonesia. With the company’s strong expertise in the F&B industry and a unique value proposition in their brand, we are sure that Yummy Corp will continue to be the leader in this industry. “We are very pleased to support and help them improve their business in this growing sector,” Harris Yang, representative of SoftBank Ventures Asia said.

Cloud kitchen business potential

One of Yummy Corp‘s business units is YummyKitchen, a cloud kitchen in Indonesia which positions itself as a full-fledged operator, not only renting out shared kitchens but also working on the operations of various brands so that they can expand faster and reach wider consumers. The company claims to have experienced positive growth, shown by YummyKitchen during the first semester of 2020, including an increase in transactions of up to 320%.

YummyKitchen has operated 70 shared kitchens in Jakarta, Bandung and Medan. Currently, more than 50 F&B brands have joined, including Ismaya Group, Sour Sally Group, to emerging brands with high growth such as Padang Merdeka, Hong Tang, and Dailybox.

The cloud kitchen business is also in demand by the super apps duo in Indonesia. GoFood began experimenting to form the business since the end of 2019. The local Decacorn also invested in a cloud kitchen startup from India, named Rebel Foods, one of the targets of bringing its business concept to Indonesia. Meanwhile, Grab Kitchen has operated a shared kitchen at 49 points since Q3 2019 to support its business partners.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Update: We made an update regarding the number of GrabKitchen kitchens, from 10 to 49 points.