[Review] Realme Narzo 50A: Baterai Besar, Bermain Lancar, Kamera Mumpuni, dan Harga Terjangkau

Realme kembali mengeluarkan sebuah smartphone yang ditujukan untuk anak-anak muda yang gemar bermain game serta pecinta smart gadget. Tentu saja, perangkat yang satu ini hadir pada lini Narzo. Perangkat yang datang ke meja pengujian tim DailySocial kali ini adalah realme Narzo 50A yang memiliki slogan “Mighty Performance Inside“. Lalu apa maksud dari slogan tersebut?

Lini Narzo selalu hadir dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan lini nomor dari realme. Seperti halnya realme Narzo 50A yang memiliki harga di sekitar 2 jutaan. Dengan harga tersebut, realme memposisikan Narzo 50A sebagai smartphone dengan pengalaman bermain terbaik di harga 2 jutaan. Perubahan besar dihadirkan pada realme narzo 50A diantaranya dari sisi kamera baik dari sisi jumlah kamera menjadi tiga dan besaran megapiksel maupun dari sisi sistem operasi yang sudah berbasis Android 11.

Dengan harga tersebut pula, realme juga kembali menggunakan SoC buatan Mediatak. Pada Narzo 50A, realme memilih Mediatek G85 yang memang sudah mumpuni untuk menjalankan semua game yang hadir di Android. Tentunya hal tersebut tidak lepas dari penggunaan CPU Cortex A75 yang bertenaga. Dan tentunya perangkat ini bisa bertahan lama berkat baterai 6000 mAh yang terpasang didalamnya.

Spesifikasi lengkap dari realme Narzo 50A yang saya dapatkan bisa dilihat pada tabel berikut ini

SoC Mediatek Helio G85
CPU 2 x 2.0 GHz Cortex-A75 + 6 x 1.8 GHz Cortex-A55
GPU Mali-G52 MC2
RAM 4 GB LPDDR4x
Internal 64 GB eMMC 5.1
Layar 6,5 inci 1600 x 720 IPS
Dimensi 164.5 x 75.9 x 9.6 mm
Bobot 207 gram
Baterai 6000 mAh 18 watt charger
Kamera 50 MP / 12.5 MP utama, 2 MP macro, 2 MP B/W, 8 MP Selfie
OS Android 11 Realme UI 2

Untuk hasil pemindaian dengan menggunakan software CPU-Z serta SensorBox bisa dilihat pada gambar berikut ini.

Dengan kapasitas baterai yang besar, realme memberikan Narzo 50A sebuah charger yang bisa mengisi dengan cukup cepat. Kapasitas tersebut juga membuat perangkat yang satu ini bisa menyelamatkan smartphone lain pada saat butuh mengisi baterai alias reverse charging. Perangkat ini juga mengusung kamera dengan resolusi 50 MP baru dari Samsung. Lalu seperti apa kinerja dari realme Narzo 50A?

Unboxing

Perlengkapan inilah yang bisa didapatkan didalam kotak penjualan dari realme Narzo 50A. Realme juga masih menghadirkan charger 18 watt sehingga pengguna tidak perlu lagi membelinya secara terpisah.

Desain

Unik! Itulah yang saya pikirkan pertama kali saat melihat desain belakang dari realme Narzo 50A. Selain desain garis diagonal yang cukup mirip dengan realme Narzo 30A, realme Narzo 50A dilengkapi dengan sebuah kotak hitam yang cukup besar pada bagian kiri atas belakangnya. Realme juga menempatkan logo Narzo pada kotak hitam tersebut, sehingga memang cukup tersamar. Warna yang saya dapatkan memiliki nama Oxygen Blue.

Berbicara kotak hitam yang ada dibelakangnya tersebut, realme menempatkan tiga buah kamera di sana. Selain itu, terdapat pula sebuah LED flash di sebelah kamera B/W. Kamera utama berada pada sisi kiri atas dan kamera makro ada di sebelahnya. Area hitam ini juga sekaligus menjadi tempat untuk sensor fingerprint yang memang cukup cepat dalam memindai jari telunjuk saya.

Layar realme Narzo 50A memiliki resolusi 1600×720 pada layar dengan dimensi 6,5 inci dengan model poni mini dropSmartphone ini menggunakan layar dengan jenis IPS yang sayangnya tidak dilindungi dengan lapisan pelindung seperti Gorilla Glass. Walaupun begitu, realme Narzo 50A sudah terlapisi dengan lapisan tahan gores sehingga cukup menahan goresan saat berada didalam kantong celana. Agar memiliki perlindungan yang lebih baik lagi, ada baiknya untuk menyisihkan dana maksimal Rp. 100.000 untuk membeli lapisan yang lebih kuat lagi seperti tempered glass atau hydrogel.

Untuk tombol volume serta power, bisa ditemukan pada sisi sebelah kanan dari Narzo 50A. Slot SIM serta microSD bisa ditemukan pada sisi sebelah kirinya. Pada bagian bawahnya akan ditemukan port audio 3,5 mm, microphone, USB-C, dan speaker.

Realme Narzo 50A sudah menggunakan sistem operasi Android 11 dengan antarmuka realme UI 2.0. Antar muka yang digunakan pada realme Narzo 50A masih memiliki app drawer sehingga Anda akan menemukan semua aplikasi di sana. Homescreen-nya juga memiliki beberapa gesture seperti swipe up untuk membuka app drawer dan swipe down untuk membuka fungsi search.

Jaringan

Realme Narzo 50A menggunakan chipset Mediatek Helio G85 yang ditujukan untuk para gamer dan pengguna mainstream. Oleh karena itu, perangkat ini sudah menggunakan modem yang sudah mendukung teknologi terkini, seperti Carrier Aggregation untuk 4G. Kategoti LTE yang ada pada perangkat ini masuk dalam Cat 7 untuk download dan Cat 13 untuk upload.

Kanal LTE yang didukung pada smartphone ini meliputi band 1, 3, 5, 8, 38, 40, dan 41. Tentunya, band yang didukung adalah yang sudah digunakan oleh operator seluler di Indonesia. Selain mendukung Dual 4G, perangkat ini juga sudah mendukung fitur dual VoLTE.

Perangkat ini juga sudah mendukung teknologi WiFi 5 atau yang dikenal dengan 802.11 ac. Hal tersebut tentu membuat realme Narzo 50A memiliki koneksi WiFi yang jauh lebih kencang karena menggunakan jaringan 5 GHz. Narzo 50A juga sudah mendukung bluetooth versi 5.0.

Kamera: 50 MP yang bagus

Realme saat ini tidak lagi menggunakan kamera dengan sensor 48 MP dan menggantinya dengan sensor buatan Samsung, yaitu ISOCELL JN1. Sensor baru ini sudah menggunakan teknologi ISOCELL 2.0 sehingga mampu meningkatkan sensitivitas cahaya dibandingkan dengan teknologi yang lama. ISOCELL JN1 juga menggunakan teknologi Tetracell RGB Bayer yang akan membuat resolusi kamera menjadi 12,5 MP.

Kamera yang satu ini, secara mengejutkan, mampu menghasilkan gambar yang cukup bagus. Asalkan cahaya yang ada cukup, gambar yang dihasilkan memang cukup tajam dan rendah noise. Untuk latar belakang yang lebih terang, usahakan untuk menyalakan HDR agar dynamic range-nya lebih baik. Untuk kondisi saat cahaya rendah, selalu gunakan Nightscape agar gambarnya lebih baik.

Kamera makro yang terpasang memiliki resolusi 2 MP saja. Oleh karena itu, hasilnya juga tidak akan sebaik kamera utamanya. Saya merupakan orang yang sangat jarang menggunakan kamera ini, karena hasil cropping kamera utamanya masih terasa lebih baik.

Kamera selfie pada smartphone ini menggunakan sensor Omnivision OV8856 yang memiliki resolusi 8 MP. Hasilnya memang lumayan pada saat kondisi cahaya yang baik. Namun didalam ruangan, saya sangat menyarankan untuk mengaktifkan fitur fill light agar hasilnya lebih baik dan tidak buram.

Pengujian

Realme Narzo 50A menggunakan chipset dari Mediatek, yaitu Helio G85. Dengan seri Helio, chipset ini memang didesain untuk digunakan pada perangkat mainstream sehingga akan memiliki kinerja yang cukup tinggi, walaupun saat ini sudah digunakan pada perangkat entry level. SoC ini menggunakan 2 buah cluster yaitu 2 core Cortex A75 dengan kecepatan 2 GHz pada cluster kinerja dan 6 inti prosesor Cortex A55 pada cluster efisiensi berkecepatan 1,8 GHz. GPU yang digunakan adalah Mali-G52 MC2.

Untuk menguji seberapa kencang Helio G85 yang dipakai pada Narzo 50A dalam penggunaan sehari-hari, saya memakai dua skenario. Skenario pertama tentu saja bermain game-game yang ada pada Google Play. Skenario kedua menggunakan perangkat ini untuk penggunaan sehari-hari. Perangkat ini sudah saya gunakan sekitar 1 minggu.

Bermain Game

Mediatek menciptakan Helio seri G memang ditujukan untuk bermain game. Dengan menggunakan 2 inti Cortex A75, memang membuat perangkat yang menggunakan Helio G85 bisa bermain game dengan cukup nyaman. Akan tetapi, GPU yang digunakan, yaitu Mali-G52 MC2, memang menjadi hambatan beberapa game untuk dapat dimainkan pada framerate yang lebih tinggi lagi.

Saat menguji Narzo 50A, saya menggunakan 3 game yang dimainkan selama 1 minggu. Ketiganya adalah Genshin Impact, Pokemon Unite, dan PUBG Mobile. Sayangnya pada PUBG Mobile di Narzo 50A, saya hanya dapat memilih smooth ultra yang membatasi framerate sampai 40 fps saja. Padahal, chipset Mediatek Helio G85 seharusnya mampu membuat game ini jalan pada 60 fps.

Pada saat bermain Genshin Impact yang terkenal berat, saya berpikir bahwa perangkat ini tidak akan mampu berjalan pada rata-rata 30 fps. Ternyata, saya salah! Dengan profile lowest dan menggunakan pilihan framerate 60 fps, ternyata Genshin Impact dapat dijalankan pada rata-rata 30 fps. Hal ini tentu saja tidak akan membuat orang pusing saat memainkannya.

Game Pokemon Unite dipasang pada mode rekomendasi rendah. Oleh karena keterbatasan waktu, saya hanya mengujinya pada mode grafis rendah namun menggunakan framerate tinggi. Saat menguji, ternyata Narzo 50A mampu berjalan pada 60 fps. Tentu saja hal ini sangat membantu pemain untuk meraih kemenangan.

Untuk mengukur framerate, saya menggunakan aplikasi GameBench yang akurat dalam menghitung frame per detiknya. Berikut adalah hasil dari ketiga game tersebut yang dijalankan pada realme Narzo 50A

Bekerja dan hiburan

Untuk pekerjaan yang berhubungan dengan kantor, saya harus menggunakan beberapa aplikasi seperti Trello, Slack, GMail, Whatsapp, Telegram, Facebook, Tiktok, serta Chrome. Saat memakainya selama seminggu, saya sama sekali tidak mendapatkan masalah serta lag yang mengganggu. Oleh karena itu, smartphone ini memang cocok untuk dijadikan teman bekerja. Apalagi saat meeting melalui Zoom atau Meet, saya tidak menemukan kendala apa pun dan rapat pun selesai tanpa gangguan.

Saat menonton, saya mengecek apakah Netflix dapat menjalankan konten HD pada perangkat ini. Realme Narzo 50A hanya memiliki sertifikasi Widevine L3, sehingga semua video streaming akan dibatasi hingga 540p saja. Tentu saja, hal tersebut berkaitan dengan resolusi HD+ yang diusung oleh Narzo 50A. Oleh karena speaker-nya hanya satu, menggunakan earphone merupakan suatu keharusan saat menonton film.

Benchmarking

Oleh karena realme Narzo 50A menggunakan cip Mediatek mainstream yang ada saat ini, saya penasaran untuk membandingkannya dengan cip lainnya. Oleh karena itu, Helio G95 serta Snapdragon 662 dan Unisoc T710 saya hadirkan sebagai pembanding. Berikut adalah hasilnya

Uji baterai: 6000 mAh

Untuk menguji baterai dengan kapasitas 6000 mAh memang membutuhkan banyak waktu. Sayangnya, aplikasi yang ada saat ini tidak merepresentasikan pemakaian sehari-hari. Sebuah pengujian menunjukkan bahwa pemakaian smartphone tidak didominasi untuk bermain game, namun untuk hiburan seperti menonton video dan mendengarkan musik serta sosial media.

Saya mengambil patokan dengan menggunakan sebuah file MP4 yang memakai resolusi 1920 x 1080 yang diulang sampai baterai habis. Realme Narzo 50A dapat bertahan hingga 26 jam 25 menit. Setelah habis, saya langsung mengisi kembali baterainya dengan menggunakan charger bawaan 18 watt. Hasilnya, baterai akan terisi penuh dalam waktu kurang lebih 2,5 jam.

Verdict

Di era keterbatasan chipset seperti saat ini, mencari sebuah perangkat yang memiliki harga terjangkau dengan kinerja tinggi mungkin cukup sulit. Hal tersebut dikarenakan dengan harga rendah, spesifikasi yang diberikan akan sulit digunakan untuk bermain game. Jika spesifikasinya tinggi, harganya pun juga ikut tinggi. Namun hal tersebut tidak berlaku untuk realme Narzo 50A yang baru saja diluncurkan oleh realme.

Perangkat yang satu ini memiliki kinerja yang cukup baik karena menggunakan Mediatek Helio G85. Dengan SoC tersebut dan ditemani dengan RAM 4 GB, saya dapat dengan lancar bermain game pada perangkat ini. Baterai yang besar juga membuat waktu bermain menjadi lebih lama. Tentu saja untuk dipakai bekerja setiap hari, smartphone ini nyaman digunakan.

Kamera yang terpasang pada realme Narzo 50A memiliki hasil yang dapat diandalkan pada cahaya yang cukup. Dengan ISOCELL JN1, membuat semua orang bisa mengambil gambar dengan resolusi tinggi. Cukup disayangkan memang, kamera ultrawide tidak hadir pada smartphone yang satu ini.

Realme menjual Narzo 50A dengan harga Rp. 2.099.000 untuk varian yang saya dapatkan, yaitu 4/64 GB, dan Rp. 2.299.000 untuk varian 6/128 GB. Dengan harga tersebut, membuat realme Narzo 50A menjadi salah satu perangkat dengan harga terjangkau yang bisa digunakan untuk bermain game dengan nyaman. Oleh karena itu, mereka yang gemar bermain game serta pekerja dengan dana terbatas bisa memilih perangkat yang satu ini sebagai daily driver mereka.

Sparks

  • Kinerja yang cukup baik dengan Helio G85
  • Daya tahan baterai yang sangat baik dengan 6000 mAh
  • Kamera utama yang bagus untuk kelas smartphone 2 jutaan
  • Desainnya cukup unik
  • Responsif saat digunakan

Slacks

  • Resolusi layar masih HD+ dengan 60 Hz
  • Tanpa kamera ultrawide
  • Waktu pengisian baterai cukup lama

[Review] Vivo X70 Pro: Gunakan Mediatek Dimensity 1200 dengan Desain Cantik dan Kamera Zeiss Memukau

Setelah sukses dengan smartphone Vivo X60 Pro, tentu saja produsen smartphone asal Tiongkok ini harus mempertahankan posisinya. Oleh karena itu, Vivo saat ini sudah meluncurkan sang penerus dari perangkat yang menggunakan kamera dengan lensa Zeiss. Smartphone penerus tersebut memiliki nama Vivo X70 Pro, yang saat ini sudah saya gunakan selama hampir 1 bulan penuh.

Dibandingkan dengan perangkat sebelumnya, Vivo menambahkan 1 lapisan lagi pada kamera X70 Pro, Lapisan tersebut bernama Zeiss T*lens coating yang akan mengurangi pantulan atau efek cahaya yang tidak diinginkan dalam foto. Lapisan ini telah digunakan pada Vivo X60 Pro+ yang tidak masuk ke wilayah Indonesia. Pada perangkat yang satu ini, Vivo juga masih mempertahankan fitur yang menstabilkan gambar yang disebut Gimbal.

Vivo juga mengganti produsen SoC pada X70 Pro. Pada X60 Pro, Vivo menggunakan Snapdragon 870 yang digantikan dengan Mediatek Dimensity 1200 pada X70 Pro. Kedua chipset memang sama-sama memiliki kinerja yang tinggi. Untuk spesifikasi lengkap dari X70 Pro yang saya dapatkan bisa dilihat pada tabel berikut ini

SoC Mediatek Dimensity 1200 MT6893
CPU 1 x 3.0 GHz Cortex-A78 + 3 x 2.6 GHz Cortex-A78 + 4 x 2.0 GHz Cortex-A55
GPU Mali-G77 MC9
RAM 12 GB LPDDR4x + 4 GB Memory Expansion
Internal 256 GB UFS 3.1
Layar 6,56 inci 2376 x 1080 120Hz AMOLED
Dimensi 158.3 x 73.2 x 8 mm
Bobot 183 gram
Baterai 4400 mAh 44 watt charger
Kamera 50 MP / 12.5 MP utama, 12 MP Zoom 2x, 8 MP Periscope 5x, 12 MP Ultrawide, 32 MP Selfie
OS Android 11 FunTouch OS 12

Untuk hasil pemindaian dengan menggunakan software CPU-Z serta SensorBox bisa dilihat pada gambar berikut ini.

Baterai yang terpasang pada smartphone ini memiliki kapasitas yang sedikit lebih besar dari sang pendahulunya, yaitu 4400 mAh. Uniknya, pengisian daya dari Vivo memakan daya 44 watt. Hal ini tentunya cukup berbeda dengan standar yang ada seperti 30 watt atau 65 watt. Walaupun begitu, pengisian daya seperti ini tentu saja membuat waktu tunggu menjadi lebih cepat.

Unboxing

Seperti inilah yang akan ditemukan pada paket penjualan dari Vivo X70 Pro. Vivo juga sudah menyertakan charger yang dapat mengisi dengan cepat, yaitu 44 watt.

Desain

Desain bagian belakang dari Vivo X70 Pro memang hampir mirip dengan X60 Pro. Yang membedakan adalah area kamera yang ada di sebelah kiri atasnya. Untuk logo Vivo-nya sendiri, masih terletak pada kiri bawah. Warna yang saya dapatkan memiliki nama Aurora Dawn.

Layar Vivo X70 Pro memiliki resolusi 2376×1080 pada layar dengan dimensi 6,56 inci ini serta memiliki refresh rate 120 Hz yang sangat smooth saat digeser. Smartphone ini sudah menggunakan layar dengan jenis Super AMOLED namun tidak jelas apakah dilindungi dengan Gorilla Glass. Walaupun begitu, Vivo X70 Pro sudah terlapisi dengan lapisan hydrogel sehingga aman dari goresan dan benturan ringan.

Pada sisi belakangnya, terdapat ruang kotak yang berisikan kamera dengan LED Flash. Kamera utama dengan 50 MP berada pada bagian atas, kamera zoom 2x ada dibawahnya, dan kamera periscope ada pada sisi bawah dengan dimensi kotak. Di sebelah kirinya merupakan kamera ultrawide.

Pada bagian atasnya ditemukan sensor inframerah dan microphone. Volume naik dan turun serta tombol power diletakkan pada sisi sebelah kanan. Dan pada bagian bawahnya terdapat slot USB-C, speaker, microphone utama dan slot nano SIM. Anda tidak akan menemukan slot microSD dan juga port audio 3.5 mm pada perangkat ini.

Perangkat Vivo X70 Pro yang saya uji sudah menggunakan FunTouch OS versi 12. Basis sistem operasi yang digunakan masih memakai Android 11. Antar muka yang digunakan pada Funtouch OS masih memiliki app drawer sehingga Anda akan menemukan semua aplikasi di sana. Homescreen-nya juga memiliki beberapa gesture seperti swipe up untuk membuka app drawer dan swipe down untuk membuka fungsi search.

Fungsi Extended RAM juga sudah terpasang secara default pada perangkat ini. Pada Vivo X70 Pro, fungsi Extended RAM akan menambah ruang cache sebesar 4 GB. Ruang ini diambil langsung dari penyimpanan internal yang sudah menggunakan teknologi UFS 3.1. Hal ini akan mengurangi isi RAM sehingga perangkat terasa memiliki RAM sebesar 16 GB.

Jaringan

Vivo X70 Pro menggunakan chipset Dimensity 1200 yang memang ditujukan untuk perangkat flagship. Oleh karena itu, perangkat ini sudah menggunakan modem yang sudah mendukung teknologi terkini, seperti Carrier Aggregation untuk 4G maupun 5G. Modem yang digunakan oleh Dimensity 1200 juga sudah mendukung semua jaringan yang ada saat ini.

Smartphone ini sudah mendukung bandwidth 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 12, 17, 18, 19, 20, 26, 28, 38, 39, 40, dan 41 untuk jaringan 4G. Sedangkan untuk jaringan 5G, Vivo X70 Pro sudah mendukung bandwidth n1, n3, n5, n8, n28, n41, n77, n78, dan n79. Di atas kertas, Vivo X70 Pro memang belum mendukung n40. Namun, Vivo berjanji bakal membuka kanal n40 agar dapat terhubung dengan jaringan Telkomsel.

Dimensity 1200 mendukung fungsi Smart 5G Power Saving. Teknologi ini secara cerdas akan mengidentifikasi kekuatan sinyal di sekitarnya dan beralih antara 4G dan 5G tanpa jeda waktu peralihan. Hal tersebut akan menghasilkan konsumsi daya yang 30% lebih rendah dibandingkan dengan smartphone tanpa fitur Smart 5G.

Kamera: 50 MP Sony IMX 766

Biasanya, smartphone dengan kamera 50 MP didominasi dengan sensor buatan Samsung. Akan tetapi berbeda dengan Vivo yang menggunakan Sony IMX 766. Kamera zoom 2x yang terpasang menggunakan sensor Sony IMX 663 dan zoom 5x nya menggunakan sensor OmniVision OV08A10. Untuk kamera wideangle menggunakan sensor buatan Samsung, yaitu S5K3L6.

Kamera utamanya akan menghasilkan gambar 12,5 MP saat algoritma quad bayer digunakan. Kamera ini juga menghasilkan gambar yang cukup memukau, di mana minim noise dan cukup tajam. Warna yang dihasilkan juga kaya dan memiliki dynamic range yang baik. Kamera ini juga terbukti bagus saat digunakan dengan mode malam yang sangat minim cahaya.

Kamera zoom juga memiliki profile yang cukup mirip. Hanya saja, tingkat ketajamannya memang menurun walaupun tidak menjadi masalah yang berarti. Hasil antara 2x dan 5x memang cukup mirip.

Kamera wideangle mungkin merupakan yang memiliki hasil paling bawah, walaupun tidak buruk. Perbandingannya cukup terlihat pada tingkat ketajaman dan warna yang dihasilkan. Akan tetapi, hasilnya memang cukup baik untuk mengambil gambar sehari-hari

Hasil kamera makro pada Vivo X70 Pro patut diacungi jempol. Fungsi makro pada Vivo X70 Pro menggunakan kamera wideangle dan memiliki fungsi AF. Hasil tangkapannya cukup tajam untuk ukuran kamera makro smartphone.

Kamera selfie pada smartphone ini juga dapat mengambil gambar yang bagus. Namun, mungkin untuk Anda yang kurang suka dengan fitur beautify akan cukup terganggu dengan hasil muka yang cukup licin, walaupun sudah mematikan fungsi tersebut. Akan tetapi, hasilnya memang cukup baik dan dapat digunakan untuk mengambil momen sehari-hari.

Pengujian

Vivo X70 Pro menggunakan chipset baru dari Mediatek, yaitu Dimensity 1200. Dengan seri 1xxx, chipset ini memang didesain untuk digunakan pada perangkat high end sehingga akan memiliki kinerja yang cukup tinggi. SoC ini menggunakan 3 buah cluster yaitu Cortex A78 dengan kecepatan 3 GHz pada cluster Prime, 3 inti prosesor Cortex A78 pada cluster performa berkecepatan 2,6 GHz, dan 4 inti prosesor Cortex A55 pada cluster efisiensi berkecepatan 2 GHz. GPU yang digunakan adalah Mali-G77 MC9.

Untuk menguji seberapa kencang Dimensity 1200 dalam penggunaan sehari-hari, saya memakai dua skenario. Skenario pertama tentu saja bermain game-game yang ada pada Google Play. Skenario kedua menggunakan perangkat ini untuk penggunaan sehari-hari. Perangkat ini sudah saya gunakan sekitar 1 bulan penuh.

Bermain game

Jika berbicara mengenai bermain, tentu saja Dimensity 1200 sudah lebih dari cukup. Apalagi dengan hadirnya Prime core membuatnya akan lebih kencang pada aplikasi yang hanya membutuhkan 1 inti prosesor saja. Untuk aplikasi yang membutuhkan resource tinggi, inti prosesor yang memiliki clock tinggi juga sudah sanggup untuk memprosesnya. Hal tersebut terutama untuk bermain game.

Sayangnya, pada pengujian kali ini saya tidak bisa menampilkan framerate dari setiap game. Hal tersebut dikarenakan aplikasi GameBench gagal dijalankan pada Vivo X70 Pro. Activator untuk membuat GameBench bisa terverifikasi akan terhenti.

Saya memainkan beberapa game yang diantaranya adalah Genshin Impact, Battlefield, Pokemon Unite, dan PUBG. Sangat disayangkan bahwa PUBG Mobile hanya mampu dimainkan paling cepat pada smooth extreme. Jadi, perangkat ini belum didukung untuk bermain pada 90 fps.

Untuk game lainnya selain Genshin Impact, saya tidak menemukan lag saat bermain. Hal tersebut bisa berarti bahwa semua game tersebut bisa berjalan pada 60 fps. Genshin Impact pun juga dapat dimainkan tanpa terasa lag pada profile highest 60 fps. Walaupun sepertinya game tidak berjalan seara konstan di 60 fps, tetapi sepertinya game ini tidak pernah kurang dari 50 fps saat dimainkan.

Bekerja dan Hiburan

Trello, Slack, GMail, Whatsapp, Telegram, Facebook, Tiktok, serta Chrome adalah aplikasi yang sudah pasti saya gunakan tiap hari. Tentu saja, perangkat ini tidak memiliki masalah saat menjalankan semuanya. Bahkan beberapa kali saya menemukan bahwa sebagian dari aplikasi tersebut masih tetap terbuka di background saat sudah ditutup dan beralih ke aplikasi lainnya. Mungkin hal tersebut efek dari menggunakan RAM 12 GB ditambah 4 GB extended.

Netflix dan Disney+ pun tidak luput dari aplikasi yang saya gunakan untuk menonton. Tidak ada masalah sama sekali pada saat menggunakan ke 2 aplikasi tersebut untuk menonton. Sayang memang, speaker yang ada di Vivo X70 Pro hanya satu, sehingga mengurangi kenyamanan saat menonton dan mendengarkan musik.

Benchmarking

Oleh karena Vivo X70 Pro menggunakan cip Mediatek tertinggi yang ada saat ini, saya penasaran untuk membandingkannya dengan cip lainnya. Oleh karena itu, Dimensity 1100 serta Snapdragon 870 dan 860 saya hadirkan sebagai pembanding. Berikut adalah hasilnya

Walaupun menggunakan cip dengan performa tinggi, namun sepertinya Vivo memilih untuk sedikit menurunkan kinerjanya. Mungkin hal tersebut dilakukan untuk mengurangi panas yang dihasilkan. Kinerjanya sendiri masih sering tercatat berada di bawah Dimensity 1100.

Uji baterai: 4400 mAh

Untuk menguji baterai dengan kapasitas 4400 mAh memang membutuhkan banyak waktu. Sayangnya, aplikasi yang ada saat ini tidak merepresentasikan pemakaian sehari-hari. Sebuah pengujian menunjukkan bahwa pemakaian smartphone tidak didominasi untuk bermain game, namun untuk hiburan seperti menonton video dan mendengarkan musik serta sosial media.

Saya mengambil patokan dengan menggunakan sebuah file MP4 yang memakai resolusi 1920 x 1080 yang diulang sampai baterai habis. Vivo X70 Pro dapat bertahan hingga 20 jam 5 menit. Setelah habis, saya langsung mengisi kembali baterainya dengan menggunakan charger bawaan 44 watt. Hasilnya, baterai akan terisi penuh dalam waktu kurang lebih 60 menit.

Verdict

Vivo lagi-lagi menawarkan sebuah smartphone flagship yang memiliki kamera bagus serta kinerja yang baik. Setelah sukses dengan seri X60 Pro-nya, mereka kembali hadirkan sang penerus. Dengan nama X70 Pro, Vivo menawarkan fitur-fitur yang lebih baik dari sang pendahulu dan tetap menyasar pada pasar premium.

Kinerja yang ditawarkan oleh Vivo X70 Pro memang bukan yang paling kencang yang ada di pasar saat ini. Namun, dengan Dimensity 1200 sudah sangat mumpuni untuk mengerjakan semua hal dan menjalankan aplikasi serta game yang ada pada Google Play Store. Kinerja ini dibarengi dengan daya tahan baterai yang cukup lama.

Kamera juga menjadi andalan dari X70 Pro untuk bersaing di pasar Indonesia. Dengan Sony IMX 766, membuat smartphone ini bisa menangkap momen dengan baik di segala cuaca. Selain bisa menangkap gambar dengan baik, video yang dihasilkan juga sangat bagus. Apalagi, dengan Gimbal OIS yang terpasang dapat menstabilkan pengambilan gambar tanpa buram.

Vivo menjual X70 Pro dengan RAM 12 GB serta penyimpanan internal 256 GB dengan harga Rp. 10.999.000. Dengan harga tersebut, tentu saja konsumen akan mendapatkan sebuah perangkat yang memiliki kamera apik dan mempunyai kinerja yang sangat baik. Smartphone ini juga cocok untuk mereka yang ingin memiliki kamera yang bisa dibawa setiap hari sebagai pengganti kamera saku.

Sparks

  • Kinerja tinggi dengan Dimensity 1200
  • Hasil kamera yang bagus
  • Pengisian baterai yang cepat dengan charger 44 watt
  • Layar 120 Hz yang cerah
  • Gimbal OIS sangat stabil
  • Walau baterai di bawah 5000 mAh, daya tahannya sangat baik

Slacks

  • Speaker-nya masih mono
  • Masih belum mengadopsi wireless charging
  • Layar tidak menggunakan kaca keras seperti Gorilla Glass

MediaTek Memperkenalkan Chipset Filogic 830 dan Filogic 630 Wi-Fi 6/6E

Generasi baru teknologi Wi-Fi segera dapat kita nikmati, MediaTek telah meluncurkan seri konektivitas Filogic baru dengan memperkenalkan solusi system-on-chip (SoC) Filogic 830 Wi-Fi 6/6E dan kartu jaringan (Network Interface Card/NIC) Filogic 630 Wi-Fi 6E. Chipset seri Filogic baru ini menyediakan konektivitas yang andal, kemampuan komputasi yang tinggi, dan serangkaian fitur dalam desain yang sangat terintegrasi dan hemat daya.

“Seri MediaTek Filogic mengantarkan era baru solusi Wi-Fi pintar dengan kecepatan tinggi, latensi rendah, dan efisiensi daya untuk pengalaman yang mulus dan selalu terhubung. Chipset baru ini menyediakan fitur terbaik di kelasnya dengan desain yang sangat terintegrasi untuk solusi broadband, enterprise, dan ritel Wi-Fi premium generasi berikutnya,” ujar Alan Hsu, Corporate Vice President & General Manager, Intelligent Connectivity di MediaTek.

MediaTek Filogic 830

Filogic 830 mengemas beragam fitur ke dalam SoC 12nm berdaya rendah yang ringkas dan memungkinkan pelanggan merancang solusi berbeda untuk router, access point, dan sistem mesh. SoC ini mengintegrasikan empat prosesor Arm Cortex-A53 yang bekerja hingga 2GHz per core untuk daya pemrosesan hingga +18.000 DMIP, dual 4×4 Wi-Fi 6/6E untuk konektivitas hingga 6Gbps, dua interface Ethernet 2,5 Gigabit dan sejumlah interface periferal.

Mesin akselerasi perangkat keras bawaan Filogic 830 untuk offloading dan jaringan Wi-Fi ini memungkinkan konektivitas yang lebih cepat. Chipset ini juga mendukung teknologi MediaTek FastPath untuk aplikasi dengan latensi rendah seperti game dan AR/VR.

MediaTek Filogic 630

Filogic 630 adalah solusi Wi-Fi 6/6E NIC yang mendukung dual-band, dual-concurrent 2×2 2.4GHz dan 3×3 5GHz atau 6GHz hingga 3Gbps. Chipset ini mendukung sistem 3T3R 5/6GHz yang unik dengan front-end modules (FEMs) internal yang memberikan jangkauan yang setara atau lebih baik daripada solusi 2T2R dengan FEMs eksternal.

Desain yang sangat terintegrasi ini membantu menurunkan biaya bill of material (BOM), sekaligus memungkinkan desain yang lebih ramping dengan area frontend RF yang kecil. Antena ketiga Filogic 630 memungkinkan kemampuan transmisi beamforming yang unggul dan meningkatkan keragaman.

Filogic 630 mendukung interface seperti PCIe, yang memungkinkannya digabungkan dengan Filogic 830 untuk solusi konektivitas tri-band untuk gateway broadband, enterprise access points, dan router ritel dengan kecepatan dan kapasitas bandwidth yang lebih tinggi.

Selama bertahun-tahun, MediaTek telah bekerja sama dengan Wi-Fi Alliance untuk memastikan portofolio konektivitas MediaTek mendukung fitur Wi-Fi terbaru. Pada Januari 2021, MediaTek terpilih menjadi tempat pengujian untuk Wi-Fi 6E, sertifikasi terbaru dari Wi-Fi Alliance untuk perangkat Wi-Fi CERTIFIED 6 dengan dukungan 6GHz.

Wi-Fi 6E menawarkan sejumlah keunggulan dibandingkan generasi Wi-Fi sebelumnya, termasuk latensi yang lebih rendah serta kapasitas dan kecepatan tambahan. Perangkat yang menggunakan koneksi Wi-Fi 6 di 6GHz dirancang untuk menggunakan saluran 160 MHz yang lebih lebar dan bandwidth yang tidak padat dalam 6GHz untuk menghadirkan Wi-Fi multigigabit dengan latensi rendah, memberikan pengalaman konektivitas yang dapat diandalkan untuk aplikasi seperti streaming, game, AR/VR, dan banyak lagi.

[Review] Poco X3 GT: Smartphone 5G Kencang Berkat Dimensity 1100

Poco, sebuah merek independen yang masih di bawah naungan Xiaomi, baru-baru ini meluncurkan sebuah smartphone yang memiliki kinerja tinggi. Selain memiliki kinerja yang tinggi, perangkat yang satu ini juga sudah memiliki kapabilitas untuk terkoneksi dengan jaringan 5G. Poco sendiri juga tidak menjual perangkat ini dengan harga yang melambung tinggi. Smartphone tersebut bernama Poco X3 GT.

Poco X3 GT merupakan perangkat pertama di Indonesia yang menggunakan chipset terbaru dari Mediatek, yaitu Dimensity 1100. Dimensity 1100 sendiri dimasukkan ke dalam chipset flagship oleh sang pembuatnya. Oleh karena itu, Poco X3 GT seharusnya memiliki kinerja yang sama dengan perangkat-perangkat flagship lainnya.

Tidak hanya SoC saja, Poco mempersenjatai X3 GT dengan beberapa peripheral lainnya yang sering ditemukan pada sebuah perangkat flagship. Layar dari Poco X3 GT sudah memiliki kemampuan refresh rate 120 Hz. Selain itu, layar tersebut juga sudah dilindungi dengan Corning Gorilla Glass Victus yang saat ini merupakan yang paling kuat. Baterainya yang berkapasitas 5000 mAh dapat diisi dengan cepat berkat charger 67 watt bawaannya.

Poco X3 GT memiliki spesifikasi sebagai berikut

SoC Mediatek Dimensity 1100
CPU 4 x 2.6 GHz Cortex-A78 +  4x 2.0 GHz Cortex-A55
GPU ARM Mali-G77 MC9
RAM 8 GB LPDDR4x + 2 GB Memory Expansion
Internal 256 GB UFS 3.1
Layar 6,6 inci IPS 2400 x 1080 120Hz Gorilla Glass Victus
Dimensi 163.3 x 75.9 x 8.9 mm
Bobot 193 gram
Baterai 5000 mAh 67 watt charger
Kamera 64 MP / 16 MP utama, 2 MP Macro, 8 MP Ultrawide, 16 MP Selfie
OS Android 11 MIUI 12.5

Untuk hasil pemindaian CPU-Z dan GPU-Z bisa dilihat pada gambar berikut ini

Poco X3 GT juga merupakan yang pertama dari Xiaomi yang memiliki fungsi penambah RAM. Fitur tersebut bernama Memory Extension yang dapat memperluas kapasitas RAM untuk cache sebesar 2 GB. Poco X3 GT juga sudah dilengkapi dengan NFC yang bisa digunakan untuk mengisi kartu uang elektronik. Perangkat ini juga sudah memiliki Dolby Atmos.

Unboxing

Inilah yang akan ditemukan didalam kotak paket penjualannya. Xiaomi sudah memberikan charger 67 watt langsung didalam paket penjualannya. Hal ini tentunya bakal mempercepat pengisian daya baterai dari Poco X3 GT.

Desain

Jika Poco X3 NFC dan X3 Pro memiliki desain belakang yang sama, hal tersebut tidak pada Poco X3 GT. Desain kameranya kembali diletakkan di sebelah kiri atas. Selain itu, logo Poco juga memiliki posisi yang sama dengan Redmi, yaitu di kiri bawah. Untuk warna yang saya dapatkan memiliki nama warna Cloud White.

Layar Poco X3 GT memiliki resolusi 2400×1080 pada layar dengan dimensi 6,6 inci ini serta memiliki refresh rate 120 Hz. Smartphone ini sudah menggunakan layar dengan jenis Super AMOLED dan dilindungi dengan Gorilla Glass Victus terbaru dari Corning sehingga lebih tahan terhadap goresan serta benturan. Hal tersebut menyebabkan Poco X3 GT memiliki kaca yang paling keras pada lini X3 untuk saat ini.

Pada sisi belakangnya, terdapat ruang kotak yang berisikan kamera dengan LED Flash. Kamera utama dengan 64 MP berada pada bagian atas dan LED berada persis di sebelah kanannya. Kamera ultrawide ada pada bagian tengah dari kotak ini. Kamera makro ada pada bawah.

Pada bagian atasnya ditemukan sensor inframerah, microphone, dan speaker tambahan untuk menyajikan suara stereo. Volume naik dan turun serta tombol power yang juga merupakan pemindai sidik jari diletakkan pada sisi sebelah kanan. Dan pada bagian bawahnya terdapat slot USB-C, speaker,  serta microphone utama. Slot nano SIM serta microSD (slot hibrid) terletak pada bagian kirinya.

Poco X3 GT tidak memiliki port audio 3.5 mm, sehingga pengguna diharuskan memakai converter bawaan dari USB-C ke audio. Jika kabel tersebut hilang atau tertinggal, maka pengguna hanya bisa mengandalkan earphone bluetooth atau TWS. Untungnya, Poco X3 GT sudah menggunakan Dolby Atmos sehingga suara yang dikeluarkan dari earphone menjadi lebih lengkap.

Poco X3 GT yang saya uji sudah menggunakan MIUI versi 12.5.1 versi Poco. Versi Poco tidak memiliki pilihan untuk menghilangkan app drawer-nya. Sistem operasi yang digunakan sudah memakai Android 11. Versi 12.5 sendiri sudah memiliki beberapa peningkatan yang membuatnya lebih responsif dibandingkan dengan versi 12.0.x sebelumnya.

Poco X3 GT juga membawa sebuah fitur baru untuk melegakan RAM. Fitur tersebut bernama Memory ExtensionMemory Extension akan memberikan ruang tambahan pada RAM dengan membuat ruang memori virtual pada penyimpanan internal. Hal ini akan membuat sistem menaruh beberapa cache pada memori virtual sehingga RAM-nya menjadi tidak penuh.

Fitur ini kemungkinan besar tidak akan sering digunakan untuk pemakaian sehari-hari. Kecuali Anda membuka banyak aplikasi (yang tentunya akan memboroskan baterai), maka RAM tentu akan menaruh sebagian isinya pada penyimpanan internal. Namun berhati-hatilah, karena penyimpanan internal memiliki daur penulisan yang terbatas.

Jaringan

Poco X3 GT menggunakan chipset Dimensity 1100 yang memang ditujukan untuk perangkat flagship. Oleh karena itu, perangkat ini sudah menggunakan modem yang sudah mendukung teknologi terkini, seperti Carrier Aggregation untuk 4G maupun 5G. Modem yang digunakan oleh Dimensity 1100 juga sudah mendukung semua jaringan yang ada saat ini.

Smartphone ini sudah mendukung bandwidth 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 18, 19, 26, 28, 38, 40, 41, dan 42 untuk jaringan 4G. Sedangkan untuk jaringan 5G, Poco X3 GT sudah mendukung bandwidth n1, n3, n28, n41, n77, n78. Sayang memang, perangkat ini belum mendukung jaringan n40 yang digunakan oleh provider seluler terbesar di Indonesia. Walaupun begitu, Poco yakin bahwa Telkomsel nantinya tidak hanya menggunakan n40 saja.

Dimensity 1100 mendukung fungsi Smart 5G Power Saving. Teknologi ini secara cerdas akan mengidentifikasi kekuatan sinyal di sekitarnya dan beralih antara 4G dan 5G tanpa jeda waktu peralihan. Hal tersebut akan menghasilkan konsumsi daya yang 30% lebih rendah dibandingkan dengan smartphone tanpa fitur Smart 5G.

Untuk konektivitas WiFi, Poco X3 GT sudah bisa terkoneksi dengan WiFi 6 atau yang dikenal dengan 802.11 AX. Hal ini menandakan bahwa perangkat ini mampu terhubung dengan jaringan 5 GHz dari sebuah router WiFi yang lebih kencang dari 802.11 AC. Kecepatannya sendiri tentunya juga lebih kencang dari WiFi pada jaringan 2.4 GHz.

Kamera: 64 MP buatan Omnivision

Kali ini, Xiaomi hanya membenamkan tiga buah kamera pada Poco X3 GT. Hal tersebut terdiri dari kamera 64 MP dengan sensor Omnivision OV64B yang memiliki filter quad bayer yang menghasilkan resolusi 16 MP. Kamera kedua adalah wideangle 8 MP yang menggunakan sensor Sony IMX 355. Terakhir adalah kamera makro dengan resolusi 2 MP.

Kamera utama yang dimiliki oleh Poco X3 GT ternyata tidak mengecewakan. Hal ini dapat dilihat pada pengambilan gambar di cahaya yang baik. Menurut saya, hasilnya akan lebih baik lagi saat AI dinyalakan, karena akan menambah sedikit kontras pada gambar. Sayangnya, saya tidak sempat menguji pada malam hari karena hujan.

Kamera ultrawide yang terpasang juga menghasilkan gambar yang cukup baik. Akan tetapi, bagian-bagian yang terkena pendaran cahaya akan menjadi cukup buram. Noise yang dihasilkan juga cukup minim di bagian-bagian yang gelap.

Untuk kamera makro, well, hanya memiliki resolusi 2 MP saja. Hasilnya juga tidak memukau. Walaupun begitu bagi mereka yang gemar mengambil gambar dengan jarak yang dekat, bisa menggunakan kamera ini.

Kamera selfie pada Poco X3 GT memiliki resolusi 16 MP yang juga menggunakan quad bayer. Pada beberapa kasus, hasilnya tidak terlalu tajam dan overexposure. Tingkat noise-nya juga cukup terlihat pada bagian-bagian yang gelap. Akan tetapi, warna yang dihasilkan cukup bagus.

Pengujian

Smartphone Android Poco X3 GT menggunakan chipset kelas flagship dari Mediatek dengan Dimensity 1100. Prosesor yang terpasang pada Dimensity 1100 terdiri dari 4 inti Cortex A78 berkecepatan 2,6 GHz pada cluster performa dan 4 inti Cortex A55 berkecepatan 2 GHz pada cluster efisien. GPU yang digunakan oleh Mediatek adalah ARM Mali-G77 MC9. Dengan spesifikasi seperti ini tentu saja akan memberikan tenaga yang kencang.

Lalu sekencang apa chipset Dimensity 1100 ini? Dua skenario tentu saja saya gunakan. Yang pertama sudah pasti untuk bermain game dan yang kedua dipakai untuk bekerja sehari-hari. Perangkat ini sendiri sudah saya gunakan selama dua minggu penuh.

Bermain: Tidak panas dan lancar

Seperti yang sudah dikatakan di atas, Dimensity 1100 menggunakan empat inti prosesor Cortex A78 yang baru di tambah GPU ARM Mali G77 MC9. Perpaduan ini tentu saja memberikan performa yang sangat baik untuk menjalankan game di lingkungan Android. Hal tersebut juga berarti bahwa pada beberapa game, akan lancar dijalankan dengan menggunakan setting yang tinggi.

Genshin Impact pada 60 fps sudah pasti menjadi benchmark saya. Poco X3 GT terbukti mampu menjalankan setting high dengan frame rate yang cukup baik. Setelah bermain selama sekitar 30 menit, saya tidak merasakan panas yang mengganggu pada tangan saya. Oleh karena itu, saya bisa katakan bahwa LiquidCool Tech 2.0 yang ada pada perangkat ini cukup berhasil.

Selanjutnya untuk PUBG Mobile, sayangnya, belum mendukung layar 120 Hz dan 90 fps pada smartphone ini. Oleh karena itu, game yang satu ini saya skip karena sudah pasti bisa dijalankan pada frame rate yang dibatasi oleh PUBG Mobile. Saya juga menjalankan game Marvel Future Revolution dan mendapatkan frame rate yang tinggi pada setting paling tinggi pula. Terakhir, saya menggunakan game 1945 AirForce untuk membuktikan bahwa layar ini bisa menjalankan game dengan frame rate 120 fps.

Dengan menggunakan aplikasi GameBench, berikut adalah hasilnya

Untuk Bekerja: Lancar

Poco X3 GT tidak hanya nyaman digunakan untuk bermain game. Akan tetapi, mereka yang menggunakan smartphone sebagai perangkat untuk memperlancar pekerjaannya juga akan merasa nyaman menggunakannya. Aplikasi Trello, Slack, GMail, Whatsapp, Telegram, Facebook, Tiktok, serta Chrome yang menggunakan banyak tab akan berjalan tanpa lag. Apalagi, tambahan 2 GB pada memory Extension juga cukup membantu multitasking.

Menggunakan aplikasi Office seperti WPS juga tidak akan ditemukan masalah. Selain itu, melakukan editing video untuk keperluan tugas sekolah anak juga terasa lebih cepat. Saya juga masih belum merasakan panas yang sangat mengganggu saat melakukan rendering. Hal ini membuat saya cukup nyaman saat menggunakannya.

Benchmarking

Tidak pas rasanya jika keluarga Poco X3 tidak saya hadirkan para pengujian kali ini. Oleh karena itu, saya kembali memasukkan Poco X3 NFC serta Poco X3 Pro sebagai pembanding kali ini. Hal ini tentu saja bukan untuk menentukan siapa yang buruk atau lebih bagus karena setiap perangkat sudah memiliki sasaran pasarnya sendiri.

Berikut adalah hasilnya

Uji baterai: 5000 mAh

Menguji baterai, apalagi dengan kapasitas 5000 mAh, memang akan memakan banyak waktu. Sayangnya, aplikasi yang ada saat ini tidak merepresentasikan pemakaian sehari-hari. Sebuah pengujian menunjukkan bahwa pemakaian smartphone tidak didominasi untuk bermain game, namun untuk hiburan seperti menonton video dan mendengarkan musik serta sosial media.

Saya mengambil patokan dengan menggunakan sebuah file MP4 yang memakai resolusi 1920 x 1080 yang diulang sampai baterai habis. Poco X3 GT dapat bertahan hingga 15 jam 31 menit. Setelah habis, saya langsung mengisi kembali baterainya dengan menggunakan charger bawaan 67 watt. Hasilnya, baterai akan terisi penuh dalam waktu kurang lebih 47 menit.

Verdict

Pilihan dalam membeli sebuah smartphone pada rentang harga 4 jutaan semakin banyak. Hal tersebut dipenuhi oleh Poco yang saat ini sudah melepas brand-nya dari Xiaomi dengan Poco X3 GT. Hal ini juga menjadikan pilihan untuk mereka yang suka dengan chipset Mediatek. Dan tentunya, perangkat ini sudah mendukung jaringan 5G.

Kinerja yang dihasilkan oleh Poco X3 GT memang sangat baik pada rentang harganya. Dengan Dimensity 1100, sepertinya tidak akan ada (kecuali terkena bug) aplikasi dan game yang bakal pelan atau lag. Oleh karenanya, selain nyaman digunakan untuk bermain, perangkat ini juga cocok untuk mereka yang bekerja dengan mengandalkan smartphone. Sehingga pengguna akan nyaman bekerja di mana pun.

Kamera yang digunakan pada Poco X3 GT juga cukup bisa diandalkan. Walaupun begitu, saya masih akan melakukan editing jika ingin mencetak hasil gambarnya. Baterai yang digunakan juga memiliki daya tahan yang cukup panjang. Selain itu, pengisian dayanya juga cepat dan kurang dari 50 menit.

Poco X3 GT dijual dengan harga Rp. 4.799.000 untuk varian yang saya dapatkan, 8/256 serta Rp. 4.399.000 untuk varian 8/128. Harga seperti ini memang tergolong terjangkau jika kita membandingkannya dengan kinerja yang dimiliki. Oleh karena itu, perangkat ini pantas menyandang smartphone terjangkau untuk para gamer serta mobile worker.

Sparks

  • Gorilla Glass Victus membuat kacanya lebih tahan terhadap benturan
  • Refresh rate 120 Hz yang nyaman di mata
  • Dimensity 1100 yang kencang membuat lebih responsif
  • Daya tahan baterai yang panjang serta pengisian daya yang cepat
  • Dual 5G dan WiFi 6
  • Speaker Stereo disertai dengan Dolby Atmos
  • Harga jual yang cukup terjangkau berbanding kinerja yang diberikan

Slacks

  • Walaupun memiliki storage hingga 256 GB, namun microSD masih sering digunakan oleh konsumen Indonesia
  • Kamera makro yang kurang tajam karena hanya 2 MP
  • Kamera utama tidak memiliki OIS
  • Tidak mendukung jaringan 5G Telkomsel di N40

Mediatek Memperkenalkan Dimensity 1100, Digunakan Pertama Kali pada Poco X3 GT

Pada tanggal 19 Agustus 2021 yang lalu, Xiaomi melalui sub-brand mereka yang bernama Poco meluncurkan sebuah smartphone baru. Smartphone yang dinamakan dengan Poco X3 GT ini menggunakan sebuah chipset terbaru dari Mediatek yang sudah mendukung 5G. Chipset terbaru tersebut bernama Mediatek Dimensity 1100.

Bersama dengan Dimensity 1200, Dimensity 1100 masuk ke dalam kategori chipset flagship. Mediatek Dimensity diproduksi pada pabrik TSMC dengan proses 6 nm. Dengan prosesor Cortex A78 yang dipasangkan pada konfigurasi 4+4, membuatnya 16% lebih kencang serta 25% lebih efisien dibandingkan dengan Dimensity 1000+ yang menggunakan Cortex A77 sebagai prosesor kencangnya.

Selain menggunakan prosesor kencang, Mediatek juga meningkatkan kinerja AI multimedianya. Prosesor baru ini mampu mengambil gambar di malam hari dengan 20% lebih kencang dari pendahulunya. Chipset ini juga mampu menggunakan 3-Expo Staggered HDR yang bisa mengambil gambar lebih tajam dan lebih baik sekitar 20% dibandingkan dengan HDR biasa. Selain itu, kamera yang dipasang di atas Dimensity 1100 dan 1200 akan mampu mengambil bokeh dengan obyek manusia yang lebih dari 1 orang.

Untuk jaringan 5G, Mediatek menghadirkan teknologi True Dual 5G, di mana sebuah smartphone dengan dua SIM bisa terhubung keduanya pada jaringan terbaru tersebut. Mediatek menyebutkan bahwa kedua SIM nantinya mampu terkoneksi dengan 5G SA. Untuk konektivitas WiFi, ternyata Dimensity 1100 sudah mendukung WiFi-6 yang mampu memiliki transfer data yang kencang.

Mediatek Dimensity 1100 juga sudah mendukung HyperEngine 3.0 yang tentunya lebih baik dibandingkan yang ada pada Mediatek Helio G. Pada versi ke 3 terdapat Call & Data Concurrency 3.0, di mana pengguna tetap dapat melanjutkan permainan setelah menerima panggilan telepon. Selain itu, teknologi Super Hotspot memiliki transfer data yang lebih tinggi, namun memakan daya yang lebih rendah. SoC ini juga memiliki low latency audio generasi baru dengan 20% lebih rendah dibandingkan dengan kompetitor.

Spesifikasi dari Dimensity 1100 bisa dilihat pada tabel berikut ini

Mediatek Dimensity 1100
CPU 4 x 2.6 GHz Cortex-A78 + 4 x 2.0 GHz Cortex-A55e
RAM LPDDR4x sampai 16 GB 4266
GPU Mali-G77 MC9
Camera 32MP + 16MP,  108MP
Video Capture 3840 x 2160
Display 2520 x 1080 144 Hz
Storage UFS 3.1
Modem SA & NSA modes; SA Option2, NSA Option3 / 3a / 3x, NR TDD Band, NR FDD Band, DSS, NR DL 2CC, 200 MHz bandwidth, 4×4 MIMO, 256QAM NR UL 2CC, 2×2 MIMO, 256QAM VoNR / EPS fallback
Connectivity Wi-Fi 6 (a/b/g/n/ac/ax), Bluetooth 5.2, Multi-GNSS options, FM radio

Harga akan naik?

Saat acara berlangsung, saya mendapatkan kesempatan untuk bertanya langsung kepada Cedric Chang, Deputy Director Corporate Sales of Southeast Asia MediaTek. Saya menanyakan terkait dengan kenaikan harga yang diumumkan oleh TSMC untuk produksi chipset mereka sebesar 10%. Lalu bagaimana dengan Mediatek sendiri?

Cedric mengatakan bahwa memang hal ini di luar kuasa mereka. Dengan kapasitas yang terbatas, seperti high-end chipset 6nm, Mediatek kami harus berjuang untuk menambah kapasitas produksinya. Mereka pun tidak memiliki pilihan lain, karena setiap kali mendapatkan harga dari pabrik TSMC, mereka juga harus menyesuaikan harga produk nya. Tentu saja ini akan berimbas pada produk smartphone seperti Poco ke depannya.

Ini adalah tantangan yang harus dijawab oleh Mediatek Sendiri. Cedric mengatakan bahwa mereka sadar bahwa setiap pelanggan membutuhkan fasilitas yang berbeda. Oleh karena itu, mereka tidak dapat menjawab kapan MediaTek akan menaikkan harga produk chipset-nya.

Kelangkaan Chipset, apa solusi dari Mediatek?

Salah satu masalah yang dihadapi oleh semua vendor chipset adalah adanya kelangkaan pasokan. Hal ini menjadi sebuah mimpi buruk di mana produsen hanya bisa memproduksi chip dengan jumlah yang lebih sedikit. Hal ini pun berimbas dengan kenaikan harga serta kelangkaan produk. Apakah Mediatek memiliki solusinya?

Cedric mengatakan bahwa kendala dan tantangan yang disebabkan oleh pandemi berdampak pada permintaan produk mereka yang semakin tinggi. Hal itu termasuk untuk Chromebook, perangkat gaming, smartphonerouter WiFi. Pastinya, MediaTek tidak kebal akan kekurangan ini dan  merasa bahwa situasi sekarang ini membuat mereka lebih sulit untuk memenuhi kebutuhan pelanggan daripada situasi-situasi sebelumnya.

Namun, jika kita melihat kembali jumlah pendapatan MediaTek dari 2019 hingga 2020, dan semester satu 2021, Cedric mengakui bahwa Mediatek dapat mengelola permintaan pelanggan dengan baik. MediaTek telah lebih berhasil dalam memenuhi permintaan pelanggan. Poco X3 GT merupakan salah satu contohnya.

Carsome Announces Equity and Debt Funding of 2.8 Trillion Rupiah, to Sharpen M&A Strategy

Carsome announced the new series D2 funding round of $170 million or equivalent to 2.4 trillion Rupiah. In addition, the company obtained a credit facility (debt funding) worth $30 million to strengthen the car financing business; complete the total $200 million or 2.8 trillion Rupiah fundraising.

This funding brings the company’s valuation to $1.3 billion, cementing its position as a unicorn in Malaysia.

This investment was participated by a number of companies, including Catcha Group, MediaTek, and Penjana Kapital. The company also backed by previous shareholders, namely Asia Partners, Gobi Partners, 500 Southeast Asia, Ondine Capital, MUFG Innovation Partners, Daiwa PI Partners, and several others.

Previously, Carsome had also planned to go public via SPAC on the US stock exchange.

Building the centralized car e-commerce ecosystem

In his remarks, Carsome’s Co-founder & Group CEO, Eric Cheng said, the fresh funds raised allowed the company to accelerate traction growth while increasing its car financing business. He also revealed that he is ready to bring Carsome to become an integrated car e-commerce platform by strengthening a connected ecosystem.

Previously, Carsome has launched a new strategy to embrace the B2C segment. It is shown by opening several Experience Centers in several locations, including in Indonesia, enabling consumers to view and buy used car products that have been inspected by the Carsome team.

Initially, Carsome’s business model was more like C2B. Inspecting and buying used cars from consumers, then offering them to the business (in this case the dealership owner) for resale.

Sharpen the M&A strategy

Moreover, this investment allows the company to sharpen its business consolidation strategy. It is by making strategic investments to partner companies or other corporate actions in the form of mergers & acquisitions (M&A).

In July 2021, Carsome has acquired PT Universal Collection, an offline car and motorcycle auction service company from Indonesia. It allows the company to expand its network coverage, access to finance and leasing providers, and potentially enter the motorcycle market. This initiative will also support their omnichannel strategy.

In addition, the company has established a partnership with iCar Asia, as an automotive listing and content platform. It is expected to increase the penetration rate of products in Carsome services.

Service competition

Based on the data, on an annual basis, Carsome has bought and sold cars more than 100 thousand times. It goes along the company’s revenue at $1 billion. This shows that the market is very large, therefore, it is not surprising that the competition is also quite fierce.

Apart from Carsome, there are other regional players who also provide similar services, it’s Carro. They both serve consumers in Indonesia – also taking strategic actions with startups from Indonesia (Carro acquires Jualo).

Carro and Carsome also promote an online-to-offline strategy by presenting outlets to assist in the transaction process. Carro just launched “Carro Automall Point” in late April 2021, currently the used car showrooms are in three locations around Jabodetabek. Meanwhile the Carsome Experience Center has reached 15 cities in Indonesia.

Comparison of visitor traffic of Carsome and Carro in Indonesia / SimilarWeb

In Indonesia, there is also another player, OLX Autos (formerly BeliMobilGue) which has now been integrated with OLX’s services. The main focus is more on buying cars from consumers — although some of the products that have been inspected are also starting to be sold through OLX and other online marketplace channels.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Carsome Umumkan Pendanaan Ekuitas dan Debt 2,8 Triliun Rupiah, Pertajam Strategi M&A

Carsome mengumumkan telah mendapat pendanaan baru dalam putaran seri D2 senilai $170 juta atau setara 2,4 triliun Rupiah. Selain itu, pihaknya juga mendapatkan fasilitas kredit (debt funding) senilai $30 juta untuk memperkuat bisnis pembiayaan mobil; melengkapi total dana yang diperoleh $200 juta atau 2,8 triliun Rupiah.

Masuknya pendanaan ini membawa valuasi perusahaan di angka $1,3 miliar, menguatkan posisinya sebagai unicorn di Malaysia.

Investasi ini diikuti sejumlah perusahaan, termasuk Catcha Group, MediaTek, dan Penjana Kapital. Didukung pula pemegang saham sebelumnya, yakni Asia Partners, Gobi Partners, 500 Southeast Asia, Ondine Capital, MUFG Innovation Partners, Daiwa PI Partners, dan beberapa lainnya.

Kabar sebelumnya, Carsome juga telah merencanakan untuk go-public lewat kendaraan SPAC di bursa Amerika Serikat.

Penguatan ekosistem e-commerce mobil terpadu

Dalam sambutannya, Co-founder & Group CEO Carsome Eric Cheng mengatakan, dana segar yang didapat memungkinkan perusahaan mempercepat pertumbuhan traksi sembari meningkatkan bisnis pembiayaan mobil. Ia juga mengungkapkan, siap membawa Carsome untuk menjadi platform e-commerce mobil terintegrasi dengan penguatan ekosistem yang terhubung.

Sebelumnya, Carsome juga telah meluncurkan strategi baru untuk merangkul segmen B2C. Ditunjukkan dengan membuka beberapa Experience Center di beberapa lokasi, termasuk di Indonesia, memungkinkan konsumen untuk melihat dan membeli produk mobil bekas yang sudah diinspeksi tim Carsome.

Awalnya model bisnis Carsome lebih ke C2B. Melakukan inspeksi dan pembelian mobil bekas dari konsumen, lalu melemparnya ke pebinsis (dalam hal ini pemilik diler) untuk dijual kembali.

Strategi M&A akan ditajamkan

Hal lain yang turut disampaikan, investasi ini memungkinkan perusahaan untuk mempertajam strategi konsolidasi bisnis. Yakni dengan melakukan investasi strategis ke perusahaan mitra atau aksi korporasi lain berupa merger & acquisition (M&A).

Juli 2021 ini, Carsome telah mengakuisisi PT Universal Collection, perusahaan jasa lelang mobil dan motor offline asal Indonesia. Memungkinkan perusahaan memperluas jangkauan jaringan, akses ke penyedia keuangan dan leasing, serta berpotensi memasuki pasar sepeda motor. Inisiatif ini juga akan mendukung strategi omnichannel mereka.

Selain itu, perusahaan juga telah menjalin kemitraan dengan iCar Asia, selaku platform listing dan konten otomotif. Diharapkan dapat meningkatkan tingkat penetrasi produk di dalam layanan Carsome.

Kompetisi layanan di Indonesia

Dari data yang disampaikan, secara tahunan Carsome telah melakukan jual-beli mobil lebih dari 100 ribu kali. Hal terebut setara dengan pendapatan perusahaan di kisaran $1 miliar. Artinya pasarnya sangat besar, untuk itu tidak mengherankan jika kompetisi di pasar ini juga sangat sengit.

Selain Carsome, ada pemain regional lainnya yang juga menghadirkan layanan serupa, yakni Carro. Mereka berdua juga sama-sama melayani konsumen di Indonesia – juga melakukan aksi strategis dengan startup dari Indonesia (Carro mengakuisisi Jualo).

Carro dan Carsome turut galakkan strategi online-to-offline dengan menghadirkan gerai untuk membantu proses transaksi. Carro baru meresmikan “Carro Automall Point” pada akhir April 2021 lalu, saat ini showroom mobil bekas tersebut sudah berada di tiga lokasi sekitar Jabodetabek. Sementara Experience Center Carsome sudah menjangkau 15 kota di Indonesia.

Perbandingan trafik kunjungan situs Carsome dan Carro di Indonesia / SimilarWeb

Di Indonesia juga ada pemain lainnya yakni OLX Autos (sebelumnya BeliMobilGue) yang kini sudah terintegrasi dengan layanan milik OLX. Fokus utamanya lebih ke pembelian mobil dari konsumen — kendati saat ini beberapa produk hasil inspeksinya juga mulai dijual melalui OLX dan kanal online marketplace lainnya.

Application Information Will Show Up Here

Poco X3 GT Diluncurkan di Indonesia, Pertama dengan Mediatek Dimensity 1100

Sepertinya, saat ini Xiaomi selalu meluncurkan perangkat terbaru mereka di setiap bulannya. Walaupun Poco sudah merupakan merek mandiri, namun manajemennya di Indonesia masih di bawah Xiaomi Indonesia. Pada tanggal 19 Agustus 2021, mereka kembali meluncurkan sebuah smartphone yang menjadi disruptor. Perangkat tersebut adalah Poco X3 GT.

Dengan slogan Go Turbo, Poco X3 GT menjadi smartphone pertama di Indonesia yang menggunakan SoC Mediatek Dimensity 1100. Perangkat ini juga yang pertama dari Xiaomi / Poco yang sudah mendukung Memory Expansion sebesar 2 GB yang mengambil kapasitas langsung dari penyimpanan internalnya. Gorilla Glass Victus juga sudah terpasang pada smartphone yang masuk ke dalam kelas mainstream ini.

“Kami melihat bahwa POCO fans di Indonesia didominasi oleh anak muda yang gemar bermain mobile game dan menonton hiburan. Sehingga, kami yakin POCO X3 GT dapat menjadi pilihan yang sempurna,” ujar Head of Marketing POCO Indonesia, Andi Renreng. “POCO telah berhasil mengapalkan 20 juta unit smartphone secara global. Kami percaya, POCO X3 GT berperan penting dalam pertumbuhan brand ini di Tanah Air.”

Poco X3 GT sendiri memiliki spesifikasi sebagai berikut

Poco X3 GT
SoC Mediatek Dimensity 1100
CPU 4 x 2.6 GHz Cortex-A78 +  4x 2.0 GHz Cortex-A55
GPU Arm Mali-G77 MC9
RAM 8 GB LPDDR4x + 2 GB Memory Expansion
Internal 256 GB UFS 3.1
Layar 6,6 inci IPS 2400 x 1080 120Hz Gorilla Glass Victus
Dimensi 163.3 x 75.9 x 8.9 mm
Bobot 193 gram
Baterai 5000 mAh 67 watt charger
Kamera 64 MP / 16 MP utama, 2 MP Macro, 8 MP Ultrawide, 16 MP Selfie
OS Android 11 MIUI 12.5

Poco Indonesia juga tidak lupa mengingatkan bahwa perangkat terbaru mereka ini sudah memiliki dua buah speaker. Selain itu, Poco X3 GT juga sudah mendukung Dolby Atmos. Untuk mengisi kartu uang elektronik, Poco X3 GT juga sudah dilengkapi dengan fitur NFC. Dan juga, Xiaomi tidak pernah lupa untuk menghadirkan sensor infra merah pada setiap smartphone-nya.

POCO menghadirkan POCO X3 GT dengan harga resmi Rp. 4.399.000,- untuk varian 8GB/128GB dan Rp. 4.799.000,- untuk varian 8GB/256GB. Kedua varian tersebut dapat dipesan secara online preorder pada tanggal 19-25 Agustus 2021. Seperti biasa jika konsumen membelinya secara online dan flash sale, harganya akan dikurangi. Kali ini, pengurangannya hingga Rp. 200.000.

5G N40, apakah didukung?

Dengan hadirnya Poco M3 Pro 5G, Xiaomi menghadirkan sebuah smartphone yang mendukung jaringan 5G yang sedang digelar saat ini. Hal tersebut adalah Telkomsel pada N40 dan Indosat pada N3. Namun yang terjadi saat ini adalah banyak perangkat 5G yang belum mendukung jaringan 5G pada band N40. Bagaimana dengan Poco X3 GT?

Setelah melihat tabel spesifikasi pada website resminya, ternyata N40 belum didukung oleh Poco X3 GT. Saya pun langsung menanyakan hal tersebut pada Poco Indonesia. Dan memang, mereka mengatakan bahwa jaringan 5G Telkomsel saat ini belum didukung pada Poco X3 GT. Hal tersebut tentu mengacu pada band N40.

Akan tetapi, mereka mengatakan nantinya Telkomsel juga bakal menggunakan band lainnya. Jadi, besar kemungkinan bahwa Telkomsel 5G nantinya akan didukung oleh Poco X3 GT. Hal tersebut tentunya tinggal menunggu waktu peresmian jaringan 5G-nya. Lagipula, saat ini 5G masih hanya ada pada titik tertentu saja.

[Review] Xiaomi Redmi Note 10 5G: Smartphone 5G Dimensity 700 Murah

Dengan hadirnya teknologi 5G, banyak sekali anggapan bahwa nantinya smartphone yang beredar akan memiliki harga tinggi. Memang, banyak perangkat 5G yang dijual di atas harga 5 jutaan. Namun, beberapa produsen smartphone saat ini berlomba-lomba untuk mengeluarkan perangkat 5G yang lebih bisa dijangkau oleh konsumen. Salah satunya adalah Xiaomi Redmi Note 10 5G.

Seri yang satu ini mungkin memiliki keluarga yang paling banyak yang pernah hadir di Indonesia. Hal tersebut mulai dari Redmi Note 10 Pro, Redmi Note 10, Redmi Note 10S, dan yang terakhir adalah Redmi Note 10 5G. Melihat dari penempatan harganya, Redmi Note 10 5G ada pada posisi di antara Redmi Note 10 dan Redmi Note 10s.

Menggunakan nama 5G tentu saja mengartikan bahwa perangkat ini mampu terkoneksi dengan jaringan yang baru digelar di Indonesia tersebut. Jaringan ini sendiri mampu menyalurkan data hingga hitungan gigabit per detik. Dan dengan menggunakan chipset dari Mediatek, membuat Redmi Note 10 5G menjadi perangkat 5G yang memiliki harga terjangkau. Tentunya, harga yang terjangkau akan membuat teknologi terbaru ini bisa digunakan oleh lebih banyak orang.

Perangkat yang datang ke meja pengujian DailySocial merupakan varian yang tertinggi dari Redmi Note 10 5G, dengan menggunakan RAM 8 GB dan internal 128 GB. Xiaomi Redmi Note 10 5G sendiri memiliki varian yang lebih rendah dengan RAM 4 GB dan internal 128 GB. Harga dari perangkat ini tentu saja masih dalam rentang dua jutaan.

Sub-Brand dari Xiaomi, yaitu Poco, juga memiliki perangkat yang sama persis spesifikasinya. Hanya saja, Xiaomi membedakannya dengan bentuk desain pada sisi belakangnya. Selain itu, Poco juga memiliki konfigurasi RAM dan penyimpanan internal yang berbeda pula. Harganya juga sedikit lebih murah jika dibandingkan dengan Redmi Note 10 5G.

Spesifikasi dari Redmi Note 10 5G yang saya dapatkan bisa dilihat pada tabel berikut ini

Redmi Note 10 5G
SoC Mediatek Dimensity 700
CPU 2× 2.2 GHz Cortex-A76+ 6× 2 GHz Cortex A-55
GPU Arm Mali-G57 MC2 950MHz
RAM 8 GB LPDDR4x
Internal 128 GB UFS 2.2
Layar 6,5 inci IPS 2400 x 1080 90Hz Gorilla Glass 3
Dimensi 161.8 x 75.3 x 8.9 mm
Bobot 190 gram
Baterai 5000 mAh
Kamera 48 MP / 12 MP utama, 2 MP Macro, 2 MP depth, 8 MP Selfie
OS Android 11 MIUI 12

Untuk hasil dari CPU-Z, AIDA 64, dan Sensorbox adalah sebagai berikut

Redmi Note 10 5G masih menggunakan pengisian daya dengan 18 watt. Selain itu, Xiaomi juga mencabut speaker stereo yang dihadirkan pada seri 10 ini. Kamera wideangle juga tidak dihadirkan pada perangkat 5G dengan harga yang terjangkau ini.

Unboxing

Inilah yang ada didalam paket penjualan smartphone Redmi Note 10 5G.

Desain

Kebanyakan smartphone yang masih masuk dalam satu keluarga akan memiliki desain badan yang sama. Namun, hal tersebut berbeda dengan Xiaomi Redmi Note 10 5G. Desain belakang dari perangkat yang satu ini berbeda dari Redmi Note 10 Pro, Redmi Note 10, dan Redmi Note 10s. Akan tetapi ada satu yang sepertinya akan lama dipakai oleh Xiaomi, yaitu logo Redmi yang dibuat kecil pada sisi kiri bawah.

Bobot dari Redmi Note 10 5G memang terasa cukup ringan, yaitu hanya 190 gram saja. Dimensinya juga dapat dibilang cukup ramping dengan ketebalan yang hanya 8,9 mm saja. Case belakangnya sendiri terbuat dari plastik polikarbonat. Untuk warna yang saya dapatkan adalah Graphite Gray.

Layar dari Redmi Note 10 5G menggunakan panel dengan tipe IPS. Layar ini menggunakan resolusi 2400×1080 dan memiliki refresh rate 90Hz yang nyaman untuk dipandang. Berbeda dengan pesaingnya, Xiaomi sudah memasangkan kaca yang lebih tahan terhadap goresan dari Corning, yaitu Gorilla Glass 3. Hal tersebut juga diperkuat lagi dengan lapisan anti gores yang sudah terpasang dari pabriknya.

Dengan harga yang terjangkau, Xiaomi ternyata tetap menghadirkan fitur NFC pada Redmi Note 10 5G. Hal ini akan membuat pengisian saldo kartu uang elektronik lebih nyaman saat terhubung dengan jaringan 5G dan tengah berada di jalan tol. Keamanannya juga cukup baik dengan menghadirkan sensor sidik jari yang berbarengan dengan tombol daya serta face unlock. Selain itu, perangkat ini juga memiliki emergency SOS yang bisa mengirimkan pesan langsung ke kontak yang sudah ditentukan dengan 5 kali menekan tombol daya.

Pada sisi sebelah kanan akan ditemukan tombol power yang tergabung dengan pemindai sidik jari serta tombol volume naik dan turun. Pada sisi kirinya terdapat sebuah slot nano SIM dengan microSD. Untuk bagian bawahnya, ditemukan microphoneslot USB-C, dan speaker. Di bagian atasnya terdapat port audio 3,5 mm, infra merah untuk remote, serta microphone kedua.

Xiaomi Redmi Note 10 5G menggunakan MIUI 12 (versi 12.0.3 pada saat saya uji) dengan basis sistem operasi Android 11. Pada sistem operasi yang satu ini, pengguna bisa memilih apakah menggunakan model app drawer atau tidak serta tombol navigasi dengan model tekan atau geser. Sayang memang, perangkat ini belum mendapatkan MIUI 12.5 yang memiliki tingkat responsivitas yang lebih baik lagi.

Jaringan LTE, 5G, dan WiFi

Menggunakan chipset Dimensity buatan Mediatek, menandakan bahwa perangkat ini mendukung jaringan data cepat 4G dan 5G. Pada Redmi Note 10 5G, jaringan 4G LTE yang didukung adalah band 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 12, 17, 20, 28, 32, 38, 40, 41, dan 66 yang sudah mencakup seluruh operator yang ada di Indonesia. Untuk jaringan 5G, yang didukung adalah band NR 1, 3, 7, 8, 20, 28, 38, 40, 41, 66, 77, 78 SA/NSA.

Saya juga sudah mencoba terkoneksi dengan jaringan Telkomsel 5G yang menggunakan band N40 NSA. Hasilnya, perangkat ini bisa digunakan untuk melakukan download dengan kecepatan tinggi. Walaupun secara teoritis bisa mencapai kecepatan Gbps, namun yang saya dapatkan hanya sekitar 140-an Mbps dengan posisi pengujian tepat di belakang sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan.

Dengan menggunakan Dimensity 700, menandakan bahwa Redmi Note 10 5G juga mendukung fungsi Smart 5G Power Saving. Teknologi ini secara cerdas akan mengidentifikasi kekuatan sinyal di sekitarnya dan beralih antara 4G dan 5G tanpa jeda waktu peralihan. Hal tersebut akan menghasilkan konsumsi daya yang 30% lebih rendah dibandingkan dengan smartphone tanpa fitur Smart 5G.

Xiaomi Redmi Note 10 5G juga sudah mendukung WiFi 5 atau yang dikenal dengan 802.11 AC. Hal ini menandakan bahwa perangkat ini mampu terhubung dengan jaringan 5 GHz dari sebuah router WiFi. Kecepatannya sendiri tentunya juga lebih kencang dari WiFi pada jaringan 2.4 GHz.

Kamera: 48 MP Tanpa Wideangle

Xiaomi membenamkan empat buah kamera pada Redmi Note 10 5G, dengan tiga diantaranya yang dapat digunakan secara manual. Kamera utamanya menggunakan sensor 48 MP buatan OmniVision dengan OV48B 1/2″ dengan 0.8µm. Dengan menggunakan algoritma quad bayer, membuat hasilnya akan lebih baik pada resolusi 12 MP. Xiaomi tidak mengggunakan kamera ultrawide pada Redmi Note 10 5G.

Kamera utamanya ternyata menghasilkan gambar yang cukup baik. Saya bisa mendapatkan gambar yang tajam serta warna yang cukup baik hanya dengan sekali klik. Pada rentang harganya, tingkat noise yang dihasilkan cukup rendah dibandingkan dengan perangkat sekelasnya.

Kamera makro yang terpasang pada smartphone ini dibuat oleh Hynix dengan Hi-259. Hasilnya cukup lumayan dan cukup dapat diandalkan jika Anda menyukai pengambilan foto jarak dekat. Walaupun begitu, hasil fotonya tidak akan setajam kamera utamanya. Dan pengguna juga harus belajar yang cukup untuk mengetahui jarak pengambilan gambarnya.

Kamera depan dari Redmi Note 10 5G menggunakan sensor dengan resolusi 8 MP buatan OmniVision OV8856. Xiaomi tampaknya telah membuat sensor yang satu ini menjadi lebih tajam. Tingkat noise nya cukup kecil pada saat diluar ruangan, namun saat didalam akan cukup meningkat pada tempat yang gelap.

Pengujian

Redmi Note 10 5G menggunakan Meditek Dimensity 700. Dimensity 700 sendiri menggunakan dua core kencang Cortex A76 dengan kecepatan 2.2 GHz. Enam inti prosesor lainnya adalah Cortex A55 dengan kecepatan 2 GHz dan tentunya menggunakan daya yang lebih rendah dari dua inti pertama. Grafisnya menggunakan Mali-G57 MC2 buatan ARM dengan kecepatan 950 MHz.

Kinerja dari Dimensity 700 memang sudah tidak perlu lagi diragukan. Namun untuk membuktikannya, saya akan mengujinya dalam dua skenario. Menggunakan Cortex A76 menandakan bahwa perangkat ini bisa digunakan untuk bermain game. Selain itu, prosesor kencang juga akan nyaman dipakai untuk bekerja.

Bermain Game

Walaupun menggunakan Cortex A76, namun prosesor kencang tersebut hanya menggunakan dua core saja. Hal tersebutlah yang akan membatasi kinerjanya dalam bermain game yang ada. Namun, clock tersebut masih lebih tinggi jika dibandingkan Helio G95 yang masih 2 GHz saja.

Perangkat yang satu ini saya uji dengan menggunakan Genshin Impact. Sayangnya, PUBG pada Redmi Note 10 5G tidak terdeteksi untuk dapat berjalan pada 90 fps. Dengan kemampuan SoC Dimensity, tentu saja PUBG dapat dimainkan dengan kecepatan penuh. Dan sekali lagi, sayangnya, Apex Mobile belum dapat dijalankan pada platform Mediatek.

Genshin Impact saya jalankan pada profile lowest. Framerate juga saya pasang pada limit 60 fps. Hasilnya, perangkat ini berjalan dengan rata-rata 32 fps. Jika diperhatikan, memang hasilnya cukup rendah mengingat beberapa perangkat bisa berjalan di atas 40 fps. Jadi, mungkin ini adalah PR Xiaomi untuk meningkatkan kinerjanya.

Berikut adalah grafik perolehan frame rate dari game Genshin Impact. Data frame rate saya ambil dengan menggunakan aplikasi GameBench.

Untuk Bekerja

Kinerja dari Dimensity 700 memang sudah tidak perlu diragukan lagi dalam bekerja. Penggunaan aplikasi Trello, Slack, GMail, Whatsapp, Telegram, Facebook, Tiktok, serta Chrome yang menggunakan banyak tab akan berjalan tanpa lag. Xiaomi sudah menggunakan teknologi UFS 2.2 pada perangkat ini yang memastikan kinerja baca dan tulis pada penyimpanan internalnya berjalan dengan cepat.

Saya juga sempat menggunakan aplikasi office pada perangkat ini, yaitu WPS. Hal tersebut saya gunakan untuk melakukan editing teks serta gambar untuk kebutuhan sekolah anak. Tentunya, saya tidak menemukan masalah yang berarti sehingga cukup cocok digunakan untuk melakukan editing teks pada saat sedang berada di jalan.

Editing video dan gambar pada perangkat ini juga tidak menemukan masalah. Konversi serta rendering tidak membuat perangkat ini panas. Hasilnya pun juga bisa diandalkan saat ingin melakukan editing cepat dengan menggunakan aplikasi bawaan mau pun pihak ketiga yang ada pada Google Play.

Benchmarking

Pada pengujian kali ini, saya akan menghadirkan kembali beberapa SoC yang hadir pada rentang harga dua-tiga jutaan. Chipset yang saya hadirkan adalah Snapdragon 845, Snapdragon 732G, serta Mediatek Helio G95. Hal ini tentu saja hanya sekedar untuk membandingkan kinerja dari tiap-tiap chipset. Walaupun konfigurasi tiap perangkat berbeda, namun pada akhirnya pengguna akan mendapatkan gambaran bagaimana kinerja dari sebuah smartphone secara utuh.

Berikut adalah hasil benchmarking dari perangkat Redmi Note 10 5G

Uji baterai: 5000 mAh

Menguji baterai, apalagi dengan kapasitas 5000 mAh, memang akan memakan banyak waktu. Sayangnya, aplikasi yang ada saat ini tidak merepresentasikan pemakaian sehari-hari. Sebuah pengujian menunjukkan bahwa pemakaian smartphone tidak didominasi untuk bermain game, namun untuk hiburan seperti menonton video dan mendengarkan musik serta sosial media.

Saya mengambil patokan dengan menggunakan sebuah file MP4 yang memakai resolusi 1920 x 1080 yang diulang sampai baterai habis. Redmi Note 10 5G dapat bertahan hingga 16 jam 10 menit. Setelah habis, saya langsung mengisi kembali baterainya dengan menggunakan charger bawaan 18 watt. Hasilnya, baterai akan terisi penuh dalam waktu kurang lebih 2 jam.

Verdict

Walaupun belum merata, jaringan 5G saat ini sudah hadir di Indonesia. Oleh karena itu, perangkat pendukung seperti smartphone pun juga sudah harus tersedia di pasaran. Tidak hanya harus tersedia, perangkat tersebut juga harus bisa dijangkau oleh daya beli masyarakat Indonesia. Seperti halnya Xiaomi Redmi Note 10 5G yang saat ini sudah ada di pasaran.

Dengan menggunakan Dimensity 700, kinerjanya memang dapat diandalkan. SoC yang satu ini dapat menjalankan semua aplikasi dan game yang tersedia pada Google Play. Oleh karenanya, perangkat ini nyaman digunakan untuk bermain serta bekerja. Hal tersebut juga didukung dengan daya tahan baterai yang cukup panjang.

Kamera yang terpasang juga ternyata menghasilkan gambar yang dapat diandalkan pula. Walaupun tidak memiliki kamera wideangle yang sepertinya sudah menjadi standar smartphone saat ini, hal tersebut tidak membuat perangkat ini menjadi tidak menarik. Redmi Note 10 5G juga sudah memiliki NFC yang bisa diandalkan untuk mengisi kartu uang elektronik. Penggunaan Gorilla Glass 3 pada rentang harganya juga membuat perangkat ini menjadi lebih aman.

Xiaomi Redmi Note 10 5G dengan konfigurasi 8/128 GB dijual dengan harga online Rp. 2.999.000 dan offline Rp. 3.099.000. Versi dengan RAM 4 GB dijual lebih murah pada harga Rp. 2.699.000. Harga tersebut membuat Redmi Note 10 5G menjadi salah satu smartphone 5G termurah di Indonesia. Semoga saja, implementasi jaringan 5G dapat merata dengan cepat di Indonesia.

Sparks

  • Mendukung jaringan 5G tanpa harus di unlock
  • Harga yang terjangkau untuk teknologi 5G
  • Layar dengan refresh rate 90 Hz
  • Hasil kamera utama yang dapat diandalkan
  • Daya tahan baterai yang panjang
  • Kinerja Dimensity yang mumpuni untuk bermain dan bekerja
  • Gorilla Glass 3

Slacks

  • Speaker mono
  • Tanpa kamera wideangle
  • Dukungan game yang kurang untuk framerate 90 fps

MediaTek Mendominasi Pasar Chipset Mobile, Fokus Segmen 5G di Indonesia

Beberapa waktu lalu (28/07/2021), MediaTek mengadakan acara bertajuk ‘MediaTek Virtual Coffee Session‘ pertamanya tahun ini di Indonesia. Pada acara tersebut mereka berbagi informasi dan pengumuman terbaru, termasuk membahas pengembangan dan pembaruan 5G di Indonesia dan secara global, hingga gambaran umum tentang MediaTek.

VP Corporate Marketing MediaTek, Finbarr Moynihan mengungkapkan peningkatan pendapatan dan pertumbuhan pangsa pasar MediaTek dari tahun ke tahun dan kuartal sebelumnya. Pada tahun 2019, MediaTek tercatat memperoleh pendapatan sebesar US$8 miliar dan meningkat menjadi US$10,9 miliar di 2020. Mobile computing (mencakup smartphone dan laptop) menyumbang porsi terbesar mencapai 43-48% dari yang sebelumnya 30-35%.

Selain itu, pendapatan MediaTek pada kuartal kedua 2021 juga mengalami peningkatan dibanding kuartal pertama 2021, dari US$3,8 miliar naik menjadi US$4,4 miliar. Mobile phone menyumbang 57% dari total pendapatan dengan pertumbuhan 144% secara YoY, diikuti IoT 22%, smart home 14%, dan power IC 7%.

Menurut data yang dikumpulkan oleh Counterpoint Research pada tahun 2020 hingga April 2021, MediaTek berhasil mendominasi pasar chipset mobile. Di tahun 2020, MediaTek menguasai pangsa pasar 32% dan Qualcomm di posisi kedua dengan 28%. Hingga April 2021, MediaTek memimpin untuk sementara dengan perolehan 37% dan Qualcomm dengan 31%.

Untuk pasar 5G, MediaTek memang memiliki portofolio chipset 5G Dimensity series yang kuat. Di tahun 2020 saja, mereka telah merilis Dimensity 1000/1000+, 800/820, 800U, 720, dan 700. MediaTek mengklaim telah mengirimkan lebih dari 45 juta unit chipset Dimensity di tahun 2020 dan sudah menenagai lebih dari 30 model smartphone 5G di seluruh dunia.

Secara global, pada tahun 2020 terdapat lebih dari 120 operator yang mengadopsi layanan 5G komersial dengan pengiriman smartphone 5G mencapai 200+ juta unit. Tahun 2021 ini diharapkan ada lebih dari 200 operator yang mendukung 5G dengan peningkatan pengiriman smartphone 5G hingga 500+ juta unit.

Di Indonesia sendiri, Telkomsel akhirnya meluncurkan layanan 5G komersial pada awal bulan Juni lalu. Diikuti oleh Indosaat Ooredoo yang mengumumkan layanan 5G komersial di Solo pada akhir Juni lalu. Beberapa smartphone 5G terbaru dengan chipset MediaTek pun sudah tersedia di Indonesia dan akan terus bertambah, daftarnya meliputi:

  • vivo V21 5G dengan chipset Dimensity 800U Rp5.799.000
  • Realme 8 5G dengan Dimensity 700 Rp3.199.000
  • Xiaomi Redmi Note 10 5G dengan Dimensity 700 Rp2.799.000
  • Poco M3 5G dengan Dimensity 700 Rp2.600.000
  • Samsung A22 5G dengan Dimensity 700 Rp3.299.000