Microsoft Ungkap Detail Teknis Xbox Series X Lebih Jauh

Saat Sony terlihat menahan diri untuk menyingkap info mengenai PlayStation 5 (kita bahkan belum tahu seperti apa rupanya), Microsoft kian gencar mengungkap detail terkait Xbox Series X sejak console next-gen itu diumumkan di The Game Awards 2019. Setelah memamerkan desain dan mengumumkan spesifikasi singkatnya di bulan Februari lalu, produsen akhirnya menguak sisi teknis lebih dalam melalui blog Xbox Wire.

Diklaim sebagai console game tercepat dan paling bertenaga (titel serupa sempat dianugerahkan Microsoft pada Xbox One X), ada tiga aspek yang jadi fokus utama penggarapan Xbox Series X: performa, immersion dan kompatibilitas. Penjelasan Microsoft di sana panjang serta komprehensif, dan mereka tak lupa menjabarkan daftar sistem secara lengkap. Menakar dari data-data tersebut, bagi saya Xbox Series X ialah PC high-end yang menyamar jadi console.

IMG_17032020_174012_(1000_x_650_pixel)

Berikut ini detail teknis home console anyar Microsoft:

  • CPU Custom Zen 2 octa-core 3,8GHz (3,6GHz dengan SMT)
  • GPU Custom RDNA 2 12-teraflop 52-compute unit
  • Die size 360,45 mm2
  • Proses 7nm Enhanced
  • Memori 16GB GDDR6 dengan 320b bus
  • Bandwidth memori 10GB @560GB/detik, 6GB @336GB/detik
  • Penyimpanan internal SSD NVMe 1TB custom
  • I/O Throughput 2.4 GB/detik (Raw), 4.8 GB/detik (terkompresi, dengan decompresson block hardware custom)
  • Penyimpanan tambahan via expansion card 1TB (kapasitasnya sebesar memori internal)
  • Dukungan penyimpanan eksternal HDD USB 3.2
  • Optical drive Blu-ray Drive 4K UHD
  • Target performa 4K @60FPS, maksimal 120FPS

IMG_17032020_174150_(1000_x_650_pixel)

Banyak hal dibahas oleh Microsoft, dan salah satu bagian paling menarik ialah tentang ray tracing. Xbox Series X ditopang oleh DirectX Daytracing berbasis hardware. Dipopulerkan oleh Nvidia lewat GeForce RTX, pada dasarnya fitur ini berfungsi untuk mensimulasikan pencahayaan secara lebih realistis, bahkan sanggup membuat visual game-game lawas (misalnya Quake II atau Minecraft) terlihat cantik.

Satu contoh kemampuan menakjubkan dari ray tracing adalah ia memungkinkan cahaya menembus objek-objek transparan dan menampilkan efek visual unik. Misalnya, sinar matahari yang melewati kaca patri menghasilkan bayangan warna-warni di lantai.

IMG_17032020_174219_(1000_x_650_pixel)

Fitur unik lain dari Xbox Series X ialah Xbox Velocity Architecture. Jika GPU merupakan jantung dari console, maka XVA adalah ‘jiwanya’. Intinya, ia berfungsi buat mempererat integrasi antara unit penyimpanan dan software sehingga sistem bisa menyalurkan aset-aset permainan lebih cepat. Teknologi ini kabarnya sangat membantu penyajian konten game-game berskala besar seperti Red Dead Redemption 2, Final Fantasy XV dan Assassin’s Creed Odyssey.

Buat sekarang, agak sulit mengomparasi kinerja Xbox Series X dengan gaming PC modern karena sejauh ini belum ada PC ber-GPU AMD RDNA 2 yang dipasarkan. Mungkin buat perbandingan kasarnya, Radeon RX 5700 XT berbasis RDNA 1 dijajakan di kisaran harga Rp 6,5 juta di situs eCommerce lokal – uang sebanyak itu hanya untuk kartu grafis saja. Lalu seberapa mahal Xbox Series X akan dibanderol?

IMG_17032020_174053_(1000_x_650_pixel)

Akibat Pandemi Virus Corona, E3 2020 Resmi Dibatalkan

Baru saja Organisasi Kesehatan Dunia mengumumkan bahwa virus corona (COVID-19) telah masuk ke kategori pandemi. Pandemi ialah istilah yang sangat serius: itu artinya penyakit menyebar cepat di banyak negara dalam waktu singkat, dan upaya untuk menangkal penyebarannya gagal. Kita tahu, dampak virus corona dapat dirasakan di mana-mana. Satu contoh kecilnya, penyakit ini menyebabkan dibatalkan banyak acara teknologi dan gaming.

Perhelatan raksasa terakhir yang resmi dibatalkan akibat kekhawatiran penyebaran virus corona adalah E3 2020, ajang yang dianggap banyak orang sebagai pameran gaming tahunan terbesar dan paling bergengsi di Bumi. Kabar ini diumumkan oleh Entertainment Software Association sendiri selaku pihak penyelenggara. Itu berarti, ini pertama kalinya dalam sejarah Electronic Entertainment Expo tidak digelar akibat wabah sejak acara tersebut dilangsungkan dari tahun 1995.

Kepada sejumlah media, ESA memberikan pernyataan mereka, “Setelah melakukan diskusi serius dengan para mitra terkait keamanan dan kesehatan semua orang yang berpartisipasi di industri ini – mulai dari fans, staf, serta partner – dengan berat hati kami memutuskan untuk membatalkan E3 2020, tadinya dijadwalkan buat diadakan pada tanggal 9 sampai 11 Juni di Los Angeles.”

“Menindaklanjuti meningkatnya penyebaran dan kekhawatiran massal terhadap virus COVID-19, kami merasa pembatalan merupakan jalan keluar terbaik di tengah fenomena global yang belum pernah terjadi ini,” jelas ESA. “Kami sangat kecewa tidak bisa mengadakan E3 untuk para fans dan segala pihak yang mendukungnya. Tapi menakar dari data-data terbaru, bagi kami ini adalah keputusan terbaik.”

Selain itu, ESA menjanjikan pengembalian biaya kepada tiap partisipan yang sudah membayar secara penuh dan saat ini penyelanggara sedang berkoordinasi bersama para mitra dalam mempersiapkan acara online. Setelah semua itu beres, ESA akan mengalihkan perhatian mereka untuk mempersiapkan E3 2021.

Kabar baiknya, peniadaan E3 2020 tidak mengurangi semangat sejumlah perusahaan gaming ternama untuk melakukan pengumuman. Setidaknya sudah ada beberapa nama yang mengonfirmasi event digital, misalnya Microsoft, Ubisoft, Devolver Digital, distributor Limited Run Games, serta Nintendo (walaupun perusahaan Jepang ini belum memberi tahu rencana mereka secara spesifik).

Lewat Twitter, executive vice-president of gaming Microsoft Phil Spencer menekankan pentingnya E3 bagi brand Xbox dan mereka tak bisa mengabaikannya begitu saja. Sebagai alternatifnya, Microsoft berjanji untuk melangsungkan presentasi online. Jadwal lengkapnya akan diungkap ‘beberapa minggu lagi’. Saya menduga, ada banyak informasi terkait console next-gen yang sudah Microsoft siapkan.

Agenda serupa juga disingkap oleh Ubisoft. Walaupun pembatalan E3 2020 memang mengecewakan, namun bagi publisher, kesehatan harus tetap jadi prioritas. Satu-satunya cara agar mereka tetap dapat menyampaikan berita terkait konten-konten anyar ialah melalui event digital. Detail mengenai program tersebut akan segera menyusul.

Via Gamespot. Sumber: E3Expo.com.

 

Cortana Bukan Lagi Asisten Virtual Generik yang Kurang Laku Seperti Dulu

Alexa, Cortana, Google Assistant, Siri, dari keempat asisten virtual tersebut, mungkin cuma Cortana yang minim peminat. Upaya Microsoft untuk menghadirkan Cortana di semua platform juga tidak membantu meningkatkan popularitasnya.

Belakangan ini, Microsoft sepertinya mulai sadar bahwa Cortana tidak semestinya mengejar ketertinggalannya dari trio asisten populer itu tadi. Yang seharusnya mereka kejar adalah kategori yang lebih spesifik, yakni Cortana sebagai asisten untuk urusan produktivitas; membantu pengguna mengatur agenda, mengingatkan pengguna akan email penting, dan lain sebagainya.

Nama Microsoft memang lebih banyak diasosiasikan dengan produktivitas berkat eksistensi software Office selama ini, dan Cortana juga seharusnya dikaitkan dengan hal yang sama. Pertanyaannya, bukankah asisten virtual lain sebenarnya juga sudah bisa membantu di bidang produktivitas?

Cortana bakal dihapus dari aplikasi Microsoft Launcher / Google Play
Cortana bakal dihapus dari aplikasi Microsoft Launcher / Google Play

Betul, akan tetapi salah satu keunggulan Cortana adalah integrasinya dengan ekosistem Microsoft, dan ini cukup krusial bagi para pelanggan layanan Office 365 atau Microsoft 365. Mereka yang bekerja di perusahaan yang memanfaatkan layanan-layanan ini mau tidak mau harus bergantung pada Cortana, dan peralihan fokus Cortana ke aspek produktivitas tentunya bakal sangat membantu mereka lebih lagi.

Singkat cerita, jangan anggap Cortana sebagai asisten virtual generik lagi seperti sebelumnya. Cortana sudah berevolusi menjadi komponen penting dalam layanan produktivitas Microsoft, dan Microsoft pun harus merelakan kepergian Cortana dari sejumlah platform.

Mulai akhir April nanti, pengguna Microsoft Launcher untuk Android tidak bisa lagi mengakses Cortana. Aplikasi Cortana untuk Android dan iOS sendiri juga sudah diberhentikan di beberapa negara sejak tanggal 31 Januari kemarin. Di luar Windows 10, Cortana cuma bisa diakses melalui aplikasi Outlook di Android atau iOS, atau lewat smart speaker macam Harman Kardon Invoke.

Sumber: Windows Central dan Microsoft.

Lenovo Gandeng Microsoft Hadirkan MS Office Home & Student 2019 di Laptop Baru

Dalam membeli sebuah laptop, biasanya konsumen mengharapkan perangkatnya sudah terinstal segala macam aplikasi. Sistem operasi Windows merupakan yang paling sering diinginkan, sehingga dulu banyak sekali terjadi pembajakan. Ternyata, para vendor pun telah mengakomodasi keinginan para konsumen dengan menyertakan sistem operasi asli tersebut dan langsung terpasang pada laptopnya.

Ternyata, hal berikutnya yang diinginkan oleh para konsumen adalah hadirnya sebuah aplikasi Office. Tentu saja, karena hal tersebut dibutuhkan untuk bekerja. Dan untuk mengurangi pembajakan, Lenovo pun mengadakan kerja sama dengan Microsoft untuk menghadirkan Microsoft Office Home and Student 2019 langsung pada laptop-laptop baru.

Lenovo MSOffice - Launch

Sebenarnya, kerja sama ini sudah berlangsung cukup lama. Namun, baru pada tanggal 25 Februari 2020 lalu, bertempat di restoran Kembang Goela, Lenovo dan Microsoft mengumumkannya kepada para media.

Tentu saja, aplikasi Office yang telah terinstal langsung tersebut merupakan versi asli. Dan ternyata, lisensi yang diberikan adalah seumur hidup, bukanlah tahunan. Microsoft pun mengatakan bahwa jika dibeli secara terpisah, aplikasi Office yang satu ini memiliki harga jual Rp. 1.700.000an. Tentunya hal ini bakal menghemat pembelian laptop.

Microsoft Office Home & Student 2019 ini hadir pada setiap lini produk Lenovo mulai dari Lenovo Yoga Series (Yoga C940, Yoga C640, Yoga S740, Yoga S940), Lenovo Legion Series (Legion Y740, Y540, Y545, Y7000SE), serta seluruh lini Ideapad (Ideapad L340 Gaming, Ideapad S340, Ideapad C340, dan Ideapad S145).

Lenovo MSOffice - Laptops

Saya pun menanyakan seperti apa lisensi dari Microsoft Office ini. Pihak Microsoft mengatakan bahwa setiap pengguna harus memiliki akun Microsoft. Setelah itu, lisensi ini bakal langsung aktif dan siap dipakai. Namun bagaimana jika laptop tersebut terkena malware dan harus dihapus?

Lisensi yang ada juga akan mencatat nomor seri dan jenis laptop yang dimiliki. Oleh karena itu saat mendaftarkan diri, semuanya akan langsung tercatat pada server Microsoft. Pada saat melakukan instalasi ulang, jika dilakukan pada laptop yang sama, tentu saja akan langsung bisa digunakan.

Lalu apakah lisensi ini bisa digunakan pada komputer lainnya? Tentu saja tidak. Hal tersebut dikarenakan server Microsoft akan dapat mendeteksi komputer yang digunakan. Jadi, lisensi tersebut hanya berlaku pada komputer yang digunakan, sampai perangkat tersebut rusak total.

 

Gamer Tak Perlu Membayar Dua Kali untuk Memainkan Cyberpunk 2077 di Xbox One dan Xbox Series X

Tidak bisa dipungkiri, highlight utama dari spesifikasi Xbox Series X adalah GPU bertenaga 12 teraflop. Di atas kertas, ini berarti kinerja GPU-nya bahkan lebih cepat ketimbang GeForce RTX 2080 Super, salah satu GPU high-end besutan Nvidia.

Namun yang tidak kalah menarik sebenarnya adalah fitur Smart Delivery. Fitur ini pada dasarnya memungkinkan konsumen untuk menghemat pengeluaran; seandainya suatu game yang sudah mereka beli nantinya juga akan dirilis untuk Xbox Series X, mereka tidak perlu membelinya lagi di platform next-gen tersebut.

Mengapa Smart Delivery ini penting? Merujuk kembali ke kinerja GPU Xbox Series X tadi, kualitas grafis yang ditawarkannya sudah pasti jauh lebih memukau ketimbang Xbox One, dan itu berarti mayoritas game yang sudah dirilis atau bakal hadir dalam waktu dekat ini harus dibuatkan dua versi; versi Xbox One dan versi Series X.

Publisher bisa saja menjual dua versi tersebut secara terpisah jika mereka ingin meraup untung lebih banyak. Opsi lainnya adalah memanfaatkan fitur Smart Delivery ini, yang pastinya bakal jauh lebih dihargai oleh konsumen, sebab mereka tidak perlu menunda membeli game Xbox Series X yang sudah lebih dulu tersedia di Xbox One.

Cyberpunk 2077

Dari pihak Microsoft sendiri, Smart Delivery akan diterapkan pada semua judul yang digarap atau dipublikasikan oleh Xbox Game Studios. Di luar lingkup Microsoft, ada CD Projekt Red yang mengumumkan bahwa mereka juga akan mengadopsi teknologi Smart Delivery untuk game terbarunya nanti, Cyberpunk 2077.

Gamer tidak seharusnya dipaksa membeli game yang sama sebanyak dua kali atau membayar untuk sejumlah pembaruan. Pemilik Cyberpunk 2077 versi Xbox One bakal menerima versi Xbox Series X-nya secara cuma-cuma ketika tersedia.” Demikian pengumuman menohok yang disampaikan CD Projekt Red melalui akun Twitter Cyberpunk 2077.

Jadi seandainya Anda langsung membeli Cyberpunk 2077 pada tanggal 17 September mendatang dan langsung memainkannya di Xbox One, ke depannya Anda tidak perlu keluar uang lagi jika hendak memainkannya di Xbox Series X. Smart Delivery bakal memastikan Anda memainkan versi yang tepat untuk tiap hardware.

Semoga saja ada banyak developer dan publisher yang mengikuti jejak CD Projekt Red, memanfaatkan fitur Smart Delivery demi meningkatkan kepuasan konsumen ketimbang memprioritaskan laba di atas segalanya. Developer asal Polandia itu belum lama ini juga membuktikan bahwa game yang digarap dengan sungguh-sungguh pada akhirnya bisa berbuah pada kesuksesan finansial tanpa harus mengandalkan DRM untuk mencegah pembajakan, dan tanpa mencari untung ekstra lewat konten DLC.

Sumber: Polygon.

Microsoft Umumkan Spesifikasi Resmi Xbox Series X

Walaupun Microsoft sempat bilang bahwa penjualan Xbox One cukup memuaskan, perusahaan tetap mengakui keunggulan sang rival di era current-gen. Sony berhasil mengapalkan lebih dari 102 juta unit PlayStation 4, memaksa Microsoft untuk mengambil strategi baru dalam menyuguhkan konten. Kita tahu, mereka tak pernah lagi menghidangkan permainan eksklusif. Hampir seluruh game Xbox One kini tersedia di Windows 10 dan Microsoft terus mempromosikan cross-platform play.

Meski demikian, tidak berarti produsen tak menyiapkan produk baru buat berkompetisi dengan Sony. Xbox Series X diumumkan tiba-tiba di ajang The Game Awards 2019. Di sana, Microsoft memamerkan wujud console dan tak lama turut diketahui pula Series X merupakan satu dari beberapa model Xbox anyar yang perusahaan sedang siapkan. Dan melalui Xbox Wire minggu ini, head of Xbox Phil Spencer akhirnya mengungkap informasi lebih rinci terkait hardware dan teknologi pendukung Xbox Series X.

Microsoft menjelaskan bahwa dibandingkan console mereka sebelumnya, Xbox Series X menawarkan keseimbangan antara kecepatan dan tenaga yang lebih baik. Ada lima faktor yang jadi andalan sang produsen: performa grafis 12-teraflop, variable rate shading, teknologi ray tracing DirectX berbasis hardware, kemampuan ‘me-resume‘ beberapa game sekaligus dalam waktu singkat, dan fitur Smart Delivery. Selain itu, Microsoft tentu saja menjabarkan aspek teknis Series X secara lengkap.

IMG_25022020_140347_(1000_x_650_pixel)

Diklaim sebagai console paling bertenaga yang pernah Microsoft ciptakan, Xbox Series X dipersenjatai prosesor semi-custom berbasis AMD Zen 2 dan arsitektur RDNA 2. Komponen ini kabarnya menyimpan kemampuan olah data empat kali lipat dari Xbox One, serta memberikan kesempatan bagi developer game untuk memanfaatkan performa GPU berkekuatan 12-teraflop. Jumlah ini dua kali lebih besar dibanding Xbox One X dan delapan kali Xbox One standar. Console turut ditunjang oleh penyimpanan berbasis SSD sehingga waktu load app jadi lebih singkat.

Variable rate shading merupakan salah satu fitur unik Xbox Series X, memungkinkan distribusi kinerja grafis yang lebih efisien. Dengan VRS, GPU tak lagi perlu mencurahkan tenaganya terus-menerus untuk menangani seluruh pixel di layar. Ia kini dapat memprioritaskan efek visual secara individual, misalnya di karakter tertentu atau objek-objek penting. Alhasil, sistem bisa menampilkan resolusi lebih tinggi dan memastikan frame rate tersaji lebih stabil tanpa mengurangi kualitas grafis. Series X sendiri siap menghidangkan 120fps.

Melengkapi aspek kinerja, Microsoft juga membekali Xbox Series X dengan konektivitas yang lebih canggih. Console ditunjang HDMI 2.1 yang lebih rendah latency serta kemampuan dynamic latency input sehingga sistem bisa membaca perintah dari unit controller wireless lebih cepat, presisi dan responsif.

Sempat dibahas sebelumnya, backward compatibility akan kembali hadir di Xbox Series X. Kapabilitas ini memperkenankan console menjalankan permainan-permainan lawas, termasuk judul yang dirilis di era Xbox generasi pertama. Backward compatibility berhubungan dengan fitur Smart Delivery.  Teknologi ini mampu mengenal game, berfungsi untuk menghidangkan konten secara optimal berdasarkan sistem yang kita miliki – baik Xbox Series X maupun Xbox One. Berkatnya, kita hanya perlu membeli permainan satu kali buat dinikmati di hardware berbeda.

Xbox Series X rencananya akan mulai dipasarkan di kuartal keempat tahun ini. Saya menduga Microsoft akan memamerkan kecanggihannya di E3 2020 serta mendemonstrasikan sejumlah game yang dapat memaksimalkan kinerja console. Hal yang paling membuat saya penasaran adalah harganya. Seberapa jauh kira-kira perusahaan mampu menekan harga Series X?

Microsoft Flight Simulator Bakal Sajikan Semua Bandara yang Ada di Bumi

Simulasi merupakan salah satu genre video game yang paling gampang dinilai. Pasalnya, faktor yang selalu akan dijadikan tolok ukur utama adalah realisme. Semakin mendekati kenyataan suatu game simulasi, semakin bagus dan menarik ia untuk dimainkan. Sederhananya demikian.

Tentu saja masih ada faktor lainnya, semisal faktor narasi sebagai bumbu penyedap, tapi kalau dihadapkan dengan game yang membawa nama “Simulator” di judulnya, sudah pasti saya akan menilai seberapa akurat game tersebut dalam menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Realisme sangat penting dalam game simulasi, dan Microsoft Flight Simulator tampaknya tidak mau main-main soal ini.

Diumumkan di event E3 tahun lalu, Microsoft Flight Simulator pada dasarnya merupakan reboot total dari franchise yang terlahir 37 tahun silam tersebut. Trailer-nya sudah menunjukkan grafis yang memukau, tapi ternyata developer Asobo Studio yang mengerjakannya juga ingin memamerkan betapa mendetailnya game ini, relevan dengan kondisi yang sebenarnya.

Lewat sebuah video, Sven Mestas selaku lead game designer Asobo memaparkan bahwa Microsoft Flight Simulator bakal menyajikan semua bandara yang ada di Bumi. Ya, semua, atau spesifiknya 37.000 airport yang mereka buat berdasarkan data satelit beserta data asli lainnya.

Sebagai pembanding, Microsoft Flight Simulator X yang dirilis di tahun 2006 ‘hanya’ dibekali dengan 24.000 airport. Mulai dari airport kecil di kawasan pegunungan dengan landasan terbang yang pendek, sampai tentu saja airport megah di kota-kota besar, semuanya bakal bisa disinggahi pada Microsoft Flight Simulator terbaru, yang dijadwalkan dirilis tahun ini juga.

Microsoft Flight Simulator

Kembali ke topik realisme, Asobo memastikan semua bandaranya mereka kerjakan seakurat dan seteliti mungkin, mulai dari bentuk landasan terbangnya, sampai simbol dan indikator yang memenuhinya. Asobo bahkan juga memerhatikan titik-titik parkir pesawat di tiap-tiap bandara, lagi-lagi dengan memadukan data satelit dari Bing Maps sekaligus data asli.

Khusus untuk 80 bandara terpopuler, Asobo bilang detailnya bahkan bakal lebih lengkap lagi. Selain desain airport yang menyerupai aslinya, Microsoft Flight Simulator juga akan menyimulasikan ‘kehidupan’ di bandara sehingga pemain juga bisa merasakan kesibukan di bandara sehari-harinya.

Jujur saya bukanlah penggemar berat genre simulasi – terkecuali Cities: Skylines – akan tetapi saya mungkin bakal memainkan game ini hanya demi merasakan realisme luar biasa yang ditawarkannya.

Sumber: Eurogamer.

Microsoft Bakal Hadirkan Software Antivirus-nya di Android dan iOS

Tahun lalu, Microsoft merilis software antivirus-nya, Windows Defender, untuk platform macOS sekaligus mengganti namanya menjadi Microsoft Defender. macOS rupanya baru awal dari upaya Microsoft berekspansi di bidang keamanan, sebab mereka juga berniat menyasar Android dan iOS.

Kepada CNBC, Microsoft memaparkan rencananya untuk merilis Defender buat perangkat Android dan iOS. Di titik ini Anda mungkin bertanya dalam hati, “apakah smartphone yang saya gunakan butuh proteksi ekstra dari virus atau malware?” Saya pun juga berpikir demikian.

Buat saya pribadi, selama ini saya percaya perangkat kita bakal tetap aman selama kita tidak mengunduh aplikasi dari luar Play Store atau App Store. Memang ada beberapa kasus ditemukannya malware atau adware di sejumlah aplikasi Play Store, tapi ini cuma berdampak pada sebagian kecil pengguna saja.

Namun yang tidak kalah berbahaya sebenarnya adalah phishing, dan inilah yang menjadi salah satu prioritas Microsoft dalam merancang Defender versi mobile. Phishing pada dasarnya merupakan teknik yang digunakan hacker untuk membujuk kita supaya kita mencantumkan informasi-informasi penting seperti username atau password, umumnya dengan menyediakan tautan yang menyerupai link resmi dari suatu penyedia layanan.

Phishing bakal berakibat lebih fatal jika konteksnya sudah mencakup perusahaan, dimana kesalahan satu karyawan bisa berujung pada kerugian besar yang dialami perusahaan. Di sinilah Microsoft Defender mencoba membantu, sebab Microsoft memang menyiapkannya sebagai salah satu penawarannya di segmen enterprise.

Microsoft belum menetapkan jadwal rilis Defender untuk Android dan iOS, namun mereka berniat mendemonstrasikan versi preview-nya pada ajang RSA Conference tidak lama lagi.

Sumber: CNBC dan Microsoft.

Aplikasi Office All-in-One dari Microsoft Sudah Resmi Tersedia di Play Store

November lalu, Microsoft meluncurkan versi preview dari aplikasi Office baru untuk perangkat mobile. Tidak seperti sebelumnya, versi baru Office ini menyatukan tiga komponen pokok Office selama ini, yakni Word, Excel, dan PowerPoint.

Sukses menjalani masa pengujian, aplikasi tersebut akhirnya resmi dilepas ke Play Store. Tanpa bantuan aplikasi tambahan lain, dokumen Word, Excel, dan slide PowerPoint bisa kita buka dan edit langsung di aplikasi Office baru ini. Sinkronisasi file via layanan OneDrive tentu tersedia, tapi menariknya “third-party cloud storage” juga disebutkan di deskripsi aplikasinya.

Memang tidak disebutkan apa saja layanannya, tapi saya yakin layanan populer seperti Dropbox atau Google Drive sudah tercakup, sebab di aplikasi Outlook demikian. Satu tema yang bisa saya simpulkan dari aplikasi-aplikasi mobile bikinan Microsoft dalam beberapa tahun terakhir ini adalah kemudahan integrasi berbagai layanan tanpa terbatas platform.

New Office mobile

Seperti yang sudah pernah saya bahas saat peluncuran versi preview-nya, aplikasi Office all-in-one ini dibekali segudang fitur yang dirancang untuk memudahkan sesi produktivitas dalam konteks mobile. Yang disayangkan adalah tidak adanya tampilan khusus untuk tablet (aplikasinya bahkan tidak bisa digunakan dalam orientasi landscape.

Semoga saja ini hanya masalah waktu, dan Microsoft bakal membuatnya optimal untuk tablet Android dalam waktu dekat. Ini penting mengingat aplikasi Word, Excel, dan PowerPoint sebelumnya benar-benar optimal untuk tablet maupun Chromebook.

Untuk versi iOS-nya, sayang sekali versi finalnya masih belum dirilis sejauh ini. Semoga saat diluncurkan nanti Microsoft tidak mengulangi kesalahannya ini dan melupakan eksistensi iPad.

Sumber: Android Police.

Mendekati Peluncuran Console Next-Gen, Penjualan PS4 dan Xbox One Merosot Cepat

Jika semuanya berjalan sesuai rencana, console nextg-gen akan meluncur kurang dari satu tahun. Meski begitu, tentu produsen ingin agar produk yang sudah ada tetap terjual laris. Sebagai contohnya, Sony terus mencoba meyakinkan kita bahwa ‘sekarang adalah saat paling tepat buat bermain’. Para console maker juga berjanji untuk terus memberikan dukungan bagi perangkat current-gen meski hardware baru telah tersedia.

Namun kehadiran PlayStation 5 dan Xbox generasi keempat tentu memberi dampak bagi home console yang ada sekarang. Berdasarkan laporan analis pasar NPD Group, penjualan PS4 dan Xbox One memperlihatkan penurunan signifikan, terutama di Amerika Serikat. Di kawasan tersebut, jumlah pengeluaran konsumen buat membeli console di bulan Januari 2020 merosot sebesar 35 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.

Tak hanya hardware, total pengeluaran terkait produk gaming – termasuk software, aksesori dan game card – juga mengalami penyusutan dihitung dari tahun ke tahun (year-on-year). Angkanya cukup signifikan, yakni 26 persen. Penurunan ternyata lebih tajam dibandingkan estimasi produsen sebelumnya. Menariknya, Nintendo malah tidak merasakan depresiasi sebesar Sony dan Microsoft karena penjualan Switch-nya terbilang stabil.

Melalui Twitter-nya, analis Daniel Ahmad dari Niko Partners mengungkapkan bahwa turunnya penjualan PS4 dan Xbox One di 2020 lebih parah dibanding PS3 dan Xbox 360 pada tahun 2013, yaitu tahun ketika penerus kedua console itu diluncurkan. Menurut Ahmad, penurunan ini disebabkan oleh kombinasi dari banyak hal, bukan hanya karena konsumen yang tengah menanti PlayStation 5 dan Xbox Series X saja.

Alasan pertama ialah karena baik Microsoft dan Sony terus mempertahankan harga sistem current-gen mereka di kisaran US$ 300. Microsoft memang menawarkan salah satu varian di harga US$ 250, tetapi dengan kompensasi absennya optical disc drive. Sementara itu, Nintendo Switch Lite (tanpa dukungan dock dan controller yang tak bisa dilepas) dibanderol US$ 100 lebih murah dari varian standar.

Penyebab kedua adalah konfirmasi dukungan backward compatibility di Xbox Series X dan PlayStation 5. Fitur ini memungkinkan kedua console itu menjalankan permainan-permainan yang ada di sistem terdahulu dengan performa dan kualitas visual lebih baik. Tak mengherankan jika gamer memutuskan untuk menunggu peluncuran sistem-sistem anyar tersebut.

Kemudian alasan ketiga ialah penundaan perilisan sejumlah game blockbuster, yang terjadi pada Cyberpunk 2077, remake Final Fantasy VII, The Last of Us Part II, Marvel’s Avengers, serta permainan-permainan Ubisoft seperti Gods and Monsters, Rainbow Six Quarantine, dan Watch Dogs Legion. Dan hingga kini, kita juga belum tahu kapan tepatnya Ghost of Tsushima akan dilepas.

Via Eurogamer.