Gigabyte Sedang Godok Mini PC Spesialis Gaming Baru

Virtual reality dan 4K adalah standar baru para produsen dalam menciptakan hardware. Dan bisa kita lihat dari tren di Computex 2016 silam, kreasi-kreasi tersebut kini tak hanya canggih, tapi juga dikemas dalam wujud yang semakin mungil. Sebagai salah satu pemain berpengalaman, di sana Gigabyte turut menyingkap anggota baru keluarga mini PC mereka.

Device anyar tersebut mereka namai Brix Gaming UHD, yaitu model penerus Brix Gaming, dihadirkan bersama sejumlah modifikasi pada desain serta jeroan. Perubahan tersebut dimaksudkan untuk menjawab keluhan user terhadap kendala di tipe pendahulu terkait bisingnya suara kipas. Dan dengan mengusung kata UHD, Gigabyte memang tidak mau mengecewakan para konsumen.

Brix Gaming UHD tidak lagi mengusung penampilan balok pendek. Ia ‘berdiri’ dua kali lebih tinggi dari mini PC barebone varian lawas, dengan ukuran 22x11x11-sentimeter. Dimensi seperti ini memungkinkannya menjadi rumah bagi kartu grafis discrete dari Nvidia ataupun AMD. Berdasarkan beberapa foto, Gigabyte meninggalkan kombinasi warna hitam, hijau atau merah; kini memilih warna perak untuk menghiasi casing-nya.

Gigabyte Brix Gaming UHD 2
Ini dia spesifikasi ‘sementara’ Brix Gaming UHD.

Selain buat menampung hardware yang lebih mumpuni, desain Brix Gaming UHD memastikan sirkulasi udara jadi lebih baik sehingga fan tidak perlu berputar terlalu kencang – membuat device bekerja lebih hening. Kata ‘UHD’ sendiri melambangkan kapabilitas Brix Gaming anyar itu dalam menangani empat panel 4K secara bersamaan.

Namun untuk versi demonstrasi di Computex 2016, sang produsen asal Taiwan masih menggunakan GPU ‘lama’, meskipun waktu itu Nvidia GeForce seri 1000 sudah mulai tersedia. Ada dua model Brix Gaming UHD, ditenagai prosesor mobile Intel Core i5-6300HQ 2,3GHz atau Core i7-6700HQ 2,6GHz, dengan sebuah GPU GeForce GTX 950, mendukung RAM sampai 32GB dan memiliki dua slot PCIe M.2.

Alasan Gigabyte memanfaatkan kartu grafis GTX 900 ialah saat ini mereka masih dalam tahap pengerjaan. Versi retail-nya nanti dijanjikan akan dipersenjatai GPU next generation. Untuk konektivitasnya sendiri, Gigabyte menyediakan tiga mini-DisplayPort dan satu HDMI 2.0 (buat tersambung ke empat layar 4K), Gigabit Ethernet, dua USB 3.0 biasa, satu USB 3.1 type-A, dan sebuah USB 3.1 type-C.

Gigabyte Brix Gaming UHD baru akan tersedia di akhir tahun nanti, dan tentu saja dengan memampatkan hardware mumpuni dalam desain kecil, ia bukanlah produk yang murah. Walaupun belum resmi, Gigabyte sempat mengungkap harga perkiraan Brix Gaming UHD: antara US$ 1.000 sampai US$ 1.300.

Sumber: PC World & Gigabyte.

ECS Pamerkan Sejumlah Mini PC Liva Baru di Computex 2016

Terkenal berkat motherboard yang handal dan tahan lama, ECS mulai menapaki ranah mini PC sejak 2013. Beberapa produk seperti X2, Core dan One sudah masuk ke Indonesia, dan mereka telah dimanfaatkan di rumah hingga sekolah-sekolah. Dan buat memeriahkan Computex 2016, Elitegroup Computer Systems memperkenalkan sejumlah mini PC baru di keluarga Liva.

Layaknya produk sejenis, Liva mewarisi aspek positif dan negatif mini PC. Pemakaiannya memang ringkas, namun keluarga Liva tidak mudah di-upgrade. Bermaksud memberikan alternatif yang lebih fleksibel, ECS memperkenalkan varian Pro beberapa minggu silam, lalu disusul pengungkapan Liva Z tepat saat Computex 2016. Pro mengusung motherboard mini STX dengan volume 1,3-liter, sedangkan Z ditenagai SoC Intel teranyar.

Liva Z

ECS Liva 3
Liva Z dan modul tambahannya.

Merupakan salah satu sistem yang bersandar pada Intel Apollo Lake (penerus Braswell), Liva Z akan tersedia dalam pilihan chip Celeron atau Pentium. Liva Z di Computex 2016 dibekali dua slot memori SO-DIMM DDR3L, penyimpanan eMMC 32GB atau 64GB ditambah slot M.2 untuk SSD, dan memiliki port HDMI, mini DisplayPort, dual Gigabit Ethernet, tiga USB 3.0 dan sebuah USB type-C.

ECS Liva 6
Kira-kira sebesar ini jadinya saat modul tambahan dipasangkan ke Liva Z.

Ukurannya sangat mungil, berdimensi 117x128x28,7mm dengan tubuh plastik hitam berpola melingkar, dan Anda bisa membubuhkan modul tambahan di bawah mini PC untuk memperluas konektivitas serta penyimpanan. ECS tak lupa menyediakan tipe Z lain, memiliki desain yang sedikit lebih konservatif plus sepasang antena. Volumenya lebih besar dan ia lebih cocok dimanfaatkan sebagai embedded system.

Liva One vPro

ECS Liva 4
Liva One vPro ialah update dari versi One sebelumnya.

Versi update dari One ini berpenampilan lebih besar dari Z, memberikan tempat bagi ECS buat membubuhkan drive 2,5-inci, enam port USB 3.0, dua USB 2.0, DisplayPort, HDMI, VGA, ditambah dan menjadi rumah prosesor Intel Skylake. Tersedia pula optical disk drive opsional, dapat Anda sematkan di sisi atas/samping casing.

Liva Pro

ECS Liva 5
Casing Liva Pro didesain oleh Silverstone.

Penggunaan motherboard mini STX membuat Liva Pro lebih kecil 29 persen dibanding mini PC mini ITX biasa. Tipe ini terbilang spesial karena merupakan buah karya dari kolaborasi Elitegroup bersama tim Silverstone. Casing aluminium kustom Pro memungkinkan ECS untuk membenamkan prosesor Intel Skylake, memori SO-DIMM DDR4 hingga 32GB, juga menyematkan drive 2,5-inci, port HDMI, DisplayPort, tiga USB 3.0, serta dua USB 2.0.

ECS Liva 7
Motherboard mini STX yang digunakan dalam Liva Pro.

ECS memang belum siap memberi tahu kapan ketiga produk tersedia di Indonsia, tapi dari bincang-bincang singkat bersama marketing manager May Chuang, Z, Pro, dan One vPro akan menyusul para pendahulunya; dan Elitegroup kembali menargetkan end-user dan institusi pendidikan.

Gole1 Ialah Mini PC Berlayar Sentuh 5 Inci dan Ber-OS Ganda

Mini PC seperti Intel Compute Stick sangatlah menarik karena pengguna pada dasarnya bisa mengakses komputer di mana saja ada monitor atau TV dengan koneksi HDMI. Namun ketika tidak ada layar menganggur, Compute Stick pun tidak bisa apa-apa.

Tidak demikian dengan Gole1. Perangkat buatan Tiongkok ini memang punya ukuran yang jauh lebih besar ketimbang Compute Stick, tapi toh masih sangat mudah dibawa-bawa mengingat dimensinya lebih kecil ketimbang mayoritas tablet. Bobotnya juga ringan, sekitar 200 gram saja, dengan tebal bodi 2 cm.

Akan tetapi ukuran yang lebih besar daripada Compute Stick berarti Gole1 bisa mengemas sebuah layar sentuh 5 inci beresolusi 1280 x 720 pixel. Dengan demikian, di saat tidak ada monitor atau TV yang bisa dipakai, Gole1 masih bisa digunakan layaknya PC Windows biasa via layar sentuhnya.

Aksesori Gole1 ini merupakan adapter HDD atau SSD yang menancap via magnet di bagian bawah / Indiegogo
Aksesori Gole1 ini merupakan adapter HDD atau SSD yang menancap via magnet di bagian bawah / Indiegogo

Spesifikasinya cukup lumayan, mencakup prosesor quad-core Intel Cherry Trail Z8300, RAM DDR3 2 GB atau 4 GB, serta pilihan storage internal 32 GB atau 64 GB yang semuanya disimpan dalam bodi aluminium. Seandainya masih kurang, pengguna bisa menyelipkan kartu microSD dengan kapasitas hingga 64 GB.

Masih saja kurang? Well, Gole1 juga menghadirkan aksesori berupa adapter untuk HDD atau SSD berukuran 2,5 inci. Adapter ini menancap pada bagian bawah Gole1 via magnet, seketika itu pula memperluas kapasitas penyimpanannya secara drastis.

Gole1 mengusung konektivitas yang amat lengkap jika mempertimbangkan ukurannya / Indiegogo
Gole1 mengusung konektivitas yang amat lengkap jika mempertimbangkan ukurannya / Indiegogo

Di samping port HDMI, Gole1 juga mengusung tiga port USB 2.0 dan satu port USB 3.0. Bluetooth, Wi-Fi, semuanya tersedia, termasuk halnya port Ethernet. Baterainya sendiri memiliki kapasitas 2.600 mAh, setara 2 jam pemakaian, namun pengguna juga bisa menyambungkannya ke power bank jika diperlukan.

Menarik juga untuk diketahui bahwa Gole1 menjalankan sistem operasi ganda, yaitu Windows 10 Home dan Android 5.1. Terdapat shortcut untuk berganti OS pada masing-masing OS yang dijalankan saat itu.

Bagi yang tertarik, saat ini Gole1 bisa dipesan melalui situs crowdfunding Indiegogo. Harga termurah untuk varian RAM 2 GB dan storage 32 GB adalah $79, sedangkan varian 4 GB dan storage 64 GB seharga $119.

Berukuran Sebesar Kotak Sabun, Mini PC Giada i80 Sanggup Suguhkan Video 4K

Mini PC ialah deskripsi yang diberikan pada komputer-komputer berukuran kecil, umumnya mereka hemat listrik dan ditawarkan sebagai alternatif ringkas dari desktop. Perkembangan teknologi prosesor, kini lebih bertenaga, tampaknya sangat membantu mini PC. Belakangan, konsumen mulai banyak melirik device tersebut untuk pemakaian di rumah maupun di kantor.

Setelah sempat disingkap informal pada pertengahan tahun lalu, Giada akhirnya secara resmi mengumumkan i80. Ia adalah PC ‘super-compact‘ yang mewarisi prinsip Intel NUC, menjanjikan performa tinggi, konektivitas luas, serta kemampuan adaptasi mumpuni, meski penampilannya mungil. Giada sangat membanggakan hardware-nya, terutama chip Intel Core Skylake-U.

Giada i80 02

Produsen bilang, i80 didesain agar tampil ‘fashionable‘. Mereka memanfaatkan body plastik glossy ala piano dengan opsi warna biru atau hitam, dipadu abu-abu metalik di sisi samping serta diperkuat struktur logam. i80 mempunyai dimensi 116,6x111x47,1-milimeter, kurang lebih sebesar kota sabun. Plastik yang diusungnya itu anti-api, dan komponen internal didinginkan oleh fan sehingga sistem tetap sejuk seandainya digunakan di waktu lama.

Tersedia dua tipe i80, yaitu i80-B5000 dan i80-B3000. Perbedaan mereka terletak pada jenis CPU, menyuguhkan konsumen pilihan antara i5-6200U (2.5 GHz) atau i3-6100U (2.3 GHz). Terdapat pula kartu grafis intergrated Intel HD Graphics 520, RAM sampai 16GB; serta penyimpanan SATA 2,5-inci, mSATA III plus card reader. Buat sebuah mini PC, konektivitas i80 tergolog lapang: ada empat buah port USB 3.0, LAN, Mini DisplayPort, HDMI, serta dukungan modul Wi-Fi dan Bluetooth.

Giada i80 03

Terlepas dari ukuran kecilnya, i80 sanggup menopang dua monitor secara independen di resolusi maksimal 4K atau 4096×2304 lewat soket HDMI dan mini DisplayPort. Giada menjelaskan, hal ini tercapai berkat Intel HD Graphics 520 yang ditanamkan di sana serta memori DDR3L-1600 MHz dual channel. Selain hiburan multimedia, produsen menjamin i80 tak kesulitan menangani kebutuhan profesional.

Giada menyampaikan, i80 ideal untuk pemakaian kantoran, thin client, sampai penerapan virtual desktop. Mereka mencontohkan satu skenario penggunaannya: i80 memiliki connector audio 2-in-1, dan ia bisa digunakan buat mendukung call center. Power supply eksternal memasok tenaga secara konstan dan kipas menjaga suhu tetap di batasan normal, memastikan perangkat bekerja stabil dalam pengoperasian 24/7.

EDIT: Di press release, Giada menjajakan i80-B5000 seharga US$ 380, sedangkan harga i80-B3000 masih belum diungkap.

Giada i80 04

Sumber tambahan: Giada Tech.

Mini PC Zotac Zbox Magnus EN980 Kabarnya Sanggup Tangani Headset Virtual Reality

Di kalangan power user, Zotac ialah salah satu brand favorit saat mereka menginginkan komponen komputer mumpuni di harga bersaing. Namun pelan-pelan Zotac juga memupuk reputasi dalam peracikan PC-PC berukuran mungil, hingga akhirnya produsen dari Macau ini berpartisipasi sebagai salah satu vendor penyedia platform hardware Steam Machines.

Setelah mencoba menggantikan perangkat hiburan utama di ruang keluarga dengan PC semi-portable, Zotac mengumumkan kesiapannya menyongsong era virtual reality. Mereka menyingkap model teranyar di keluarga Zbox, yaitu Magnus EN980. Menurut Zotac, ia menyimpan kekuatan setara dekstop gaming premium, melampaui spesifikasi rekomendasi buat menopang headset VR.

Sejauh ini Zotac baru men-tease konsumen dengan memperlihatkan sisi atas Zbox Magnus EN980. Dari satu gambar itu, kita bisa melihat bahwa mini PC mempunyai tubuh berwarna putih dengan lubang-lubang sirkulasi udara berpola heksagonal. Berdasarkan penjelasan singkat sang produsen, casing tersebut mengusung prinsip minimalis, diramu untuk ‘mengedepankan gaya dan fungsi’.

Sedikit sulit memprediksi letak konektivitas fisiknya, namun di laman news, Zotac menyebutkan dual Gigabit LAN, sejumlah port USB 3.0, sebuah port USB 3.1 type-C, HDMI dan DisplayPort (dari laporan TechReport) serta dilengkapi Wi-Fi 802.11ac.

Headset VR sekelas Rift dan Vive menuntut komposisi hardware tinggi, khususnya di segi grafis. Anda memerlukan GPU GeFore GTX 970 atau AMD R9 290, barulah PC dianggap memadai. Namun dengan memiliki Magnus EN980, Anda tak perlu cemas konten virtual reality berjalan pas-pasan. Zotac memampatkan kartu grafis Nvidia GeForce GTX 980 dipadu Intel Core i5 generasi keenam.

Zotac memang tidak memaparkannya secara lebih rinci. Saya sendiri memprediksi, GTX 980 di sana bukanlah versi desktop, melainkan tipe compact (bukan pula 980M) yang turut mentenagai beberapa notebook gaming high-end. Melihat susunan hardware tersebut, mereka pasti akan menghasilkan temperatur tinggi, solusi dari Zotac adalah sistem pendingin berbasis cairan, dikombinasikan bersama pipa-pipa serta heat fins.

Saat artikel ini ditulis, Zotac belum memublikasikan laman khusus berisi info detail mengenai Zbox Magnus EN980 di website. Magnus terlihat kontras dari produk Zbox lain, dan boleh jadi, pendekatan rancangannya-pun berbeda. Dan untuk sebuah produk yang diklaim sebagai mini PC, tentu kita perlu mengetahui ukurannya.

Zotac rencananya akan memamerkan Zbox Magnus EN980 secara perdana di ajang Cebit 2016 dan GDC 2016 di pertengahan bulan Maret ini.

Via Digital Trends. Sumber: Zotac.

Mini PC Baru Racikan MSI Ini Upgradable dan Ditenagai Skylake

Teknologi berevolusi begitu cepat ke titik di mana kita bisa mendapatkan perangkat canggih dalam ukuran mungil. Itulah mengapa mini PC perlahan-lahan jadi semakin populer. Tahun lalu, MSI menyingkap Cubi sebagai upaya memuluskan manuver mereka di ranah mini PC. Dan belum lama ini, keluarga Cubi mendapatkan satu anggota baru.

Demi memperkuat line-up mini PC mereka, Micro-Star International mengungkap Cubi 2 Plus. Konsep penyajiannya sama seperti sang pendahulu, perangkat diracik dengan mengutamakan teknologi serta didesain apik, sehingga pemakaiannya fleksibel – dapat dimanfaatkan oleh konsumen biasa atau bisnis. Setidaknya ada dua aspek adalan MSI di Cubi 2 Plus: rancangan upgradable dan kehadiran Intel Skylake.

MSI Cubi 2 Plus 01

Ukuran Cubi 2 Plus sedikit lebih besar dari Cubi, dengan dimensi 155,3×147,9×58,6-milimeter. MSI mengimplementasikan sejumlah face-lift agar device tampil menarik – pola susunan segitiga simetris mengelilingi tombol power serta lubang-lubang ventilasi segitiga yang serasi. Segi konektivitasnya juga sangat lengkap; ada USB 3.1 Type-C, USB 2.0 super charger, port USB 3.1 biasa, card reader, LAN, HDMI, serta DisplayPort.

Di dalam Cubi 2 Plus, MSI menyematkan motherboard mini STX (5×5). Lebih kecil sekitar 29 persen dibanding mini-ITX, mini STX ialah motherboard termungil yang memungkinkan pengguna mengganti atau meng-upgrade prosesor. MSI menyediakan dua varian Cubi 2 Plus, yaitu tipe standar dan vPro. Versi terakhir ini dilengkapi fitur-fitur keamanan dan pernak-pernik corporate.

MSI Cubi 2 Plus 02

Berbicara mengenai CPU, MSI menyuguhkan tiga pilihan prosesor: Intel Core i3-6100T, i5-6500T, dan i7-6700T. CPU Skylake-S itu memastikan konsumsi dayanya tetap rendah. Hardware lainnya meliputi kartu grafis Intel HD Graphics 530 dan RAM DDR4 2133MHz maksimal 32GB. Kombinasi semuanya diklaim sanggup menangani output dua monitor serta menyuguhkan video di resolusi ultra-HD.

Keunggulan Cubi 2 Plus dibanding mini PC lain terdapat pada storage. Device MSI itu mengusung penyimpanan SSD M.2 SATA sampai 256GB ditambah satu lagi hard drive 2,5-inci atau SSD, maksimal 1 terabyte.

Dengan wujudnya yang minimalis, Cubi 2 Plus bisa disematkan di tembok, ditaruh di atas meja tanpa menyebabkannya jadi berantakan, atau dicantelkan di belakang monitor. Mini PC tersebut bekerja secara hening, sehingga ia dapat mudah Anda sembunyikan.

MSI Cubi 2 Plus 03

MSI menyampaikan, Cubi 2 Plus akan mulai tersedia secara global di awal bulan Maret 2016, namun sang produsen PC dan komponen asal Taiwan itu belum mengungkap harga dari masing-masing tipe.

Sumber: MSI.com.

PC Endless Mini Bawa Segudang Pengetahuan ke Lokasi-Lokasi yang Tak Terjamah Internet

Endless Computers mempunyai mimpi untuk membawa ‘keajaiban’ komputer ke 75 persen populasi Bumi yang belum pernah mencicipinya. Didorong visi itu, developer melakukan riset selama tiga tahun, dan akhirnya menciptakan solusi berupa PC berkonsep unik. Dan di momentum CES 2016, tim memperkenalkan generasi kedua produk mereka.

Sebuah PC mungil sekaligus wadah ilmu, itulah deskripsi dari Endless Mini. Ia sengaja didesain untuk membawa segala pengetahuan di internet ke miliaran orang yang tidak bisa mengaksesnya. Dan pada akhirnya, Endless Mini akan membuka jalan bagi edukasi, lapangan pekerjaan, serta ilmu kesehatan. Untuk mereka di sana, akses ke informasi merupakan suatu kemewahan.

Endless Mini mengusung rancangan bulat, ukurannya sedikit lebih besar dari jeruk bali. Tubuhnya dibalut kombinasi material plastik putih dan merah semi-transparan. Anda langsung disuguhkan konektivitas fisik, antara lain tiga port USB (dua USB 2.0 dan sebuah USB 3.0), HDMI serta port LAN. Endless Computers sengaja tidak menggunakan platform Windows atau Mac OS, mereka meracik sendiri ekosistem app berbasis Linux, berisi lebih dari 100 software.

Endless Mini 01

Platform tersebut berjalan di sistem yang ditenagai prosesor quad-core AMLogic ARM Cortex A5 dan GPU Mali-450 1.50GHz. Endless Computers menawarkan dua varian Mini, yaitu unit dengan RAM 1GB dan penyimpanan 24GB, atau versi bermemori 32GB dan mempunyai RAM 2GB. Khususnya di tipe 32GB, produsen turut membubuhkan sambungan Wi-Fi dan Bluetooth. Mini PC ini tidak dipersenjatai komponen tercanggih, karena ia memang bukan ditujukan buat fungsi ‘mainstream‘.

PC Endless dibundel bersama browser Chromium Web dan dibekali ensiklopedia. Storage dimanfaatkan buat menyimpan informasi cache, contohnya file-file Wikipedia, video dari Khan Academy, musik-musik open-source, aplikasi kesehatan, serta game. Dengan begini, pengguna tetap dapat membuka konten internet meskipun koneksi tidak tersedia. Melalui PC World, CEO Matt Dalio sempat menerangkan bahwa Mini boleh dibilang sebagai barang ‘mewah’ pelengkap PC utama, namun orang membelinya bukan karena hardware.

Ketika Endless Mini kembali tersambung ke internet, Anda diberi notifikasi dan opsi untuk me-refresh app dan meng-update konten. Pengembangan PC ternyata dibimbing oleh Nicholas Negroponte, pencetus organisasi One Laptop per Child, yang memiliki visi untuk menyediakan PC seharga kisaran US$ 100 buat negara-negara berkembang.

Endless Mini kabarnya bisa dibeli secara online pada bulan Februari 2016 besok. Harganya sangat terjangkau. Unit 24GB dijajakan seharga US$ 80, sedangkan varian 32GB dibanderol US$ 100.

Sumber: Endlessm.com.

Review Jide Remix Mini: Apakah ini Android Mini PC yang Kita Tunggu-Tunggu?

 

Sebelum Mini PC menjadi popular, saya seringkali mencolok laptop saya ke TV untuk menikmati film di layar yang lebih lebar. Laptop saya dulu MacBook putih yang datang dengan remote, jadi pas sekali untuk dijadikan media center. Tidak ideal memang, tapi pada saat itu berjalan dengan baik.

Sekarang fungsi itu bisa digantikan dengan mini PC. Sebuah perangkat kecil yang bisa disambungkan ke TV dan bisa melakukan beberapa hal yang biasa dilakukan oleh sebuah PC ‘besar’, tetapi dari sisi harga jauh lebih murah dan dari sisi bentuk jauh lebih kecil.

Saya membeli Jide Remix Mini dari kampanye Kickstarter seharga $60. dan setelah menunggu sebulan akhirnya perangkat mini PC berbasis Android ini datang juga.

Melihat dari bentuknya, memang sangat ringkas. Tidak ada tombol sama sekali di perangkat ini. Untuk menyalakannya kita cukup menekan bagian atasnya.

Jide Remix Mini

Perangkat ini datang dengan 2 port USB, HDMI dan port power tentunya. Jide Remix Mini juga mendukung keyboard dan mouse USB (wireless) serta bluetooth. Tapi untuk setup awal membutuhkan mouse dengan kabel.

Dalam waktu 20 detik saya selesai melakukan setup dan Remix Mini sudah tersambung ke jaringan internet via WiFi. Mouse nirkabel saya juga bisa disambungkan tanpa masalah. Saya pun coba sambungkan keyboard dan Xiaomi gamepad bluetooth, semua bisa berjalan tanpa masalah. Dengan keyboard, Anda bisa melakukan copy and paste dengan mudah, klik kanan pada mouse juga didukung oleh perangkat mini PC Android ini. Sama seperti pengalaman menggunakan desktop pada umumnya.

Remix Mini hadir dalam versi 8GB dan 16GB hard drive, tapi 2 slot USB bisa dipakai untuk membaca flash disk dan juga external hard drive. Jadi jangan takut kekurangan space untuk menyimpan film dan musik yang Anda miliki.

Fitur standar yang dihadirkan dalam perangkat ini memang cukup sedikit, tapi karena berbasis Android jadi Anda tinggal pasang aplikasi yang diinginkan dan bisa langsung menikmatinya. Saya sendiri langsung menginstal MX Player untuk video, Bittorrent Sync untuk transfer file nirkabel dan Joox untuk streaming musik. Jika dibutuhkan Anda juga bisa menginstal Google Office Suite, Gmail dan Chrome.

Kebanyakan aplikasi tertampil dalam format tablet, jadi tidak terlalu aneh bila dilihat di TV. Terkadang suka terlalu kecil font-nya memang, tapi tidak sampai mengganggu.

Jide Remix Mini

Pengalaman saya dengan Remix Mini tidak terlalu bagus. Terjadi crash beberapa kali, dan terdapat jeda waktu setiap membuka aplikasi. Saya juga memesan perangkat dengan memori 2GB dengan harapan ini bisa dihindari, tapi ternyata tetap relatif lambat. Ya mungkin memang tidak bisa berharap banyak dengan harga perangkat yang hanya $60.

Saya tidak merekomendasikan menjalankan lebih dari 2 aplikasi dalam waktu yang bersamaan karena yang saya alami, prosesnya berjalan lambat.

Saya mencoba juga menjalakan beberapa permainan antara lain Sword of Xolan dan The Reaper, keduanya berjalan sangat baik. Gamepad didukung cukup baik sehingga tidak terlalu banyak masalah. Untuk permainan yang tidak mendukung Gamepad tentunya akan menjadi masalah tersendiri. Mengontrol permainan layar sentuh dengan mouse tentunya tidak mudah. Jadi mungkin bagi yang ingin membeli perangkat ini untuk bermain Vain Glory, sebaiknya mengurunkan niat Anda.

jide remix mini

Untuk perangkat seharga $60, kita memang tidak bisa berharap banyak pada perangkat Jide Remix Mini. Bila Anda berpikiran untuk menggunakan perangkat ini untuk menonton video dan YouTube-an, Anda akan menyukainya. Perangkat ini juga bisa melakukan semua yang Android bisa lakukan. Tapi mungkin…jangan berharap terlalu banyak.

Liva X2 Pimpin Pendaratan Produk Mini PC Baru ECS di Indonesia

Indonesia adalah pasar menantang bagi produsen IT. Di satu sisi, tingginya jumlah penduduk menyimpan potensi besar, tapi di sisi lain, muncul pertanyaan soal apakah produk yang ditawarkan benar-benar diinginkan konsumen. Namun bagi ECS, Indonesia ialah tempat spesial. Buktinya, di tahun 2015 ini mereka telah melangsungkan dua kali event peluncuran.

Produsen dari Taipei itu menjelaskan, peracikan mini PC baru mereka didorong semangat untuk mengubah pandangan orang terhadap komputer personal. Dan pada tanggal 25 November 2015, Elitegroup Computer Systems resmi membawa tiga komputer baru di keluarga Liva, dipimpin oleh model X2. Liva tergolong istimewa. Umumnya, device diperkenankan ‘masuk’ dalam golongan mini PC jika memiliki volume kurang dari lima liter. Sedangkan volume Liva hanya berkisar antara 0,4 sampai 1 liter.

Liva X2 13

Dua mini PC lain yang menemani X2 adalah Core dan One. X2 merupakan penerus langsung dari model Liva X, diperkenalkan pada bulan April silam. Variasi penampilan tak cuma diambil sebagai ‘bumbu desain’. Pada dasarnya, ketiga device disiapkan buat kategori konsumen berbeda. Bahkan dari penerangan marketing manager May Chuang, ECS seakan-akan membangi produk berdasarkan jenis kelamin target konsumen.

Liva X2 02

Apa maksudnya? Anda akan paham begitu melihat wujud Liva X2. ECS telah membuang jauh-jauh kesan konservatif sang pendahulu. Sekilas, X2 lebih mirip kotak sabun antik ketimbang mini PC, dengan dimensi 156x83x51mm. Unit demo di acara itu didominasi warna putih, ditambah frame perak membingkai sisi samping teratas, lalu logo Liva ditempatkan dalam cekungan oval. Kesan feminin sangat kental di sana (di Taiwan, ECS sempat menawarkan paket bundel X2 bersama body lotion).

Liva X2 03

Liva X2 07

ECS terlihat sangat mengutamakan desain walaupun sebetulnya, X2 ialah model entry-level. Kabar baiknya, ia dijamin tidak akan kalah saing dengan mini PC kompetitor. Produsen membenamkan system-on-chip Intel Brasswell, dipadu RAM 2/4GB dan penyimpanan eMMC 32/64GB – bisa diekspansi via kartu microSD. X2 sengaja diramu untuk mendukung bermacam-macam fungsi, dari mulai olah data di rumah, sekolah dan kantor; sampai pusat hiburan multimedia di ruang keluarga.

Liva X2 05

X2 memang distingtif, namun buat saya, Liva Core-lah yang memiliki rancangan terbaik – mengusung unsur industrial dan bumbu futuristis. Saat aktif, LED di logo Liva akan menyala, dan Anda bisa langsung melihat struktur heatsink via lapisan transparan di atas. Material logam kelabu membalut sisi samping Core, sangat serasi ketika dikombinasikan dengan warna hitam. Dimensinya lebih kecil lagi dari X2, yaitu 136x84x38mm.

Liva X2 04

Liva X2 06

Nama Core sendiri diambil dari pemanfaatan SoC Intel Core M (SY10C). Susunan hardware Liva Core lebih canggih dari X2, meliputi RAM 4GB, penyimpanan SSD M.2 120GB, dan konektivitas lebih luas: Gigabit Ethernet, empat USB 3.0, dua HDMI, dan tentu saja ada Wi-Fi (802.11ac) dan Bluetooth 4.0. Core (dan juga X2) mengusung struktur tanpa fan, membuat keduanya bekerja dengan hening, dan dilengkapi oleh port USB fast charging (5V/2,2A) – sembari dipakai, mereka dapat digunakan mengisi ulang baterai smartphone.

Liva X2 11

Liva One menduduki posisi teratas di keluarga mini PC Elitegroup. Tapi sayangnya ECS tampak mengorbankan aspek rancangan. Wujudnya kalah menarik dibanding X2 dan Core, berbentuk balok pipih berukuran 173x176x33mm. Namun kekurangan pada desain dibayarkan lewat keleluasaan konektivitas. ECS membekalinya dengan HDMI, D-sub, DisplayPort, LAN, 4 buah port USB 3.0 dan satu port USB Type-C.

Liva X2 10

Ketika model X2 masih menggunakan SoC, One selangkah mendekati PC kelas desktop. Motherboard mini-ITX berperan menjadi dasarnya, dan sistem turut ditenagai chip Intel Core (menopang hingga i7), RAM sampai 16GB, penyimpanan berbasis hard drive 2,5-inci dan slot ekspansi SSD maksimal 1TB. Komposisi hardware dengan konektivitas itu memperluas fleksibilitas pemakaian: sebagai PC biasa, medium streaming konten digital, atau embedded system.

Liva X2 09

Khususnya buat X2 dan Core, Elitegroup sudah mendapatkan ide strategi dalam memasarkannya di sini. Rencananya, ECS akan mengadakan kampanye ke institusi-institusi pendidikan lokal di tahun depan, mencoba berbagi wawasan mengenai apa saja keuntungan yang diberikan oleh produk mini PC mereka.

Liva X2 dijajakan antara Rp 3 juta hingga Rp 3,6 juta, tergantung dari jumlah memori dan kehadiran OS Windows (7/8.1/10). Harga Liva Core cukup tinggi, mencapai Rp 8 juta, dan ECS masih enggan memberi tahu harga Liva One.

Solu Adalah Sebuah Tablet, Mini PC Sekaligus Trackpad Bertenaga Linux

Fitur Continuum milik Windows 10 bisa menjadi indikasi bahwa ke depannya mungkin kita cuma membutuhkan satu perangkat mobile saja untuk semua kegiatan komputasi. Meski terdengar ambisius, namun Microsoft tidak sendirian merealisasikan ide tersebut. Continue reading Solu Adalah Sebuah Tablet, Mini PC Sekaligus Trackpad Bertenaga Linux