DOOgether Luncurkan Aplikasi Mobile

DOOgether sebagai platform pemesanan olahraga –dalam hal ini ke jaringan studio fitness dan gym—hari ini mengumumkan peluncuran aplikasinya di platform Android dan iOS. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pengalaman pengguna, sekaligus memperluas jangkauan akses. Saat ini setidaknya sudah ada lebih dari 80 studio fitness dan gym yang dapat dipesan melalui aplikasi tersebut.

Dalam sambutannya, CEO DOOgether Fauzan Gani menyampaikan bahwa saat ini pihaknya tengah melihat momentum yang kuat atas kebutuhan konsumen akan aplikasi tersebut di pasar. Dengan hadirnya aplikasi mobile, ia berambisi untuk dapat memperkenalkan secara luas, baik untuk pasar domestik maupun internasional.

Data internal menyebutkan, per tahun 2017 sudah ada lebih dari 21 ribu pemesanan dan lebih dari 62 ribu kelas yang dilakukan melalui DOOgether (webiste). Sebelumnya selain sebagai platform yang membantu pengguna secara personal, DOOgether juga mendukung tercetusnya komunitas seperti Dooday (mereka yang memiliki pengalaman olahraga) dan Doofigher (memiliki rutinitas waktu olahraga sangat tinggi).

Fauzan juga menjelaskan, saat ini solusi terbaik yang dilakukan DOOgether adalah melayani masyarakat yang ingin melakukan aktivitas olahraga, namun kesulitan untuk menghubungi studio olahraga dan waktu yang diperoleh tidak memungkinkan untuk datang ke lokasi. DOOgether sendiri didirikan sejak tahun 2016. Saat ini baru beroperasi memfasilitasi pengguna di wilayah Jakarta.

Turut hadir dalam peluncuran Erick Tohir, selaku Presiden Komisaris MAHAKA Group, salah satu Trustee Advisor DOOgether. Dalam pemaparannya ia mengatakan, “Kami percaya bahwa pasar dan industri olahraga akan terus berkembang. Hadirnya DOOgether merupakan kolaborasi yang tepat antara media digital dan olahraga.”

Selain Erick, dalam peluncuran tersebut juga hadir Shinta Dhanuwardoyo selaku penasihat sekaligus investor DOOgether. Ia memaparkan bahwa tujuan besar DOOgether juga ingin memberikan dampak positif untuk kehidupan masyarakat Indonesia, memberikan pengalaman untuk olahraga menjadi lebih mudah, khususnya untuk melakukan transaksi pemesanan.

Application Information Will Show Up Here

Konsisten Rangkul Developer, Samsung Temukan Aplikasi Lokal Terbaik

Rangkaian acara Indonesia Next Apps (INA) 4.0 akhirnya berakhir di babak pamungkas, yakni Judging dan Awarding, pada hari Senin (9/10), di AYANA Midplaza, Jakarta. Dua puluh aplikasi lokal yang mengikuti kategori Samsung SDK, Gear VR, Tizen Smartphone, dan Tizen Wearable dipresentasikan di hadapan dewan juri dalam sesi Judging. Proses pencarian aplikasi terbaik ini sejalan dengan keadaan dan kebutuhan industri teknologi saat ini.

Ekosistem tech startup di Indonesia tengah menghadapi tantangan dalam menemukan talenta digital yang profesional. Menurut survei Indonesia Tech Startup Report 2016 dari DailySocial, 50% startup founder mengaku isu ini masih dialami terus di tahun 2017. Menyadari akan tantangan tersebut, Samsung Indonesia bekerja sama dengan DailySocial dan Dicoding menggelar Indonesia Next Apps (INA) 4.0 yang menjadi ajang penemuan bakat-bakat terbaik IT se-Indonesia.

Menyisihkan 923 aplikasi, inilah aplikasi-aplikasi terbaik yang menjadi juara di Indonesia Next Apps 4.0.

Kategori Samsung SDK

No.   Nama Aplikasi Nama Developer
1 Mona Arrival Sentosa (ODT Indonesia)
2 Kato Sulistiyanto
3 Athlest Ian Rachman Dana

Kategori Gear VR

No.   Nama Aplikasi Nama Developer
1 GoSimulator VR Ikl Mazadi (Gobaksodor)
2 Starship Infiltration VR Lazuardi Ya’qub Affan (Calcatz Studio)
3 Sky Battle Arena Gathot Fajar (Creacle)

Kategori Tizen Smartphone

No.   Nama Aplikasi Nama Developer
1 Crazy Cargo Rudy Sumarso (Wisageni)
2 Kitaria Heroes: Force Bender Yogie Aditya
3 Relaxio Adi Nugroho (Lonely Box)

Kategori Tizen Wearable

No.   Nama Aplikasi Nama Developer
1 Fishing Go Frida Dwi Iswantoro (Noobzilla)
2 Snipe & Watch Gathot Fajar (Creacle)
3 Mucha Gun Rizal Syaputra (NOXTAGE)

Kategori Industry Challenge

No.   Nama Aplikasi (Sektor Industri) Nama Developer
1 UKM Bersama BRI (Perbankan) Toyo Wiyatno
2 SkyPass (Jasa Publik) Puja Pramudya
3 vMuseum (Tata Kelola Kota) Davis Ray
4 City Point (Properti) Ade Rofaldi

Enam belas juara INA 4.0 di atas diumumkan pada sesi Awarding, yang dihadiri oleh menteri, pejabat kementerian, dan para pimpinan industri yang menjadi partner dalam INA 4.0, antara lain ialah Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, Direktur Jenderal ILMATE Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan, Corporate Affairs Vice President Samsung Electronics Indonesia Kang Hyun Lee, Direktur Operasional BRI Indra Utoyo, Group CEO Associates Sinar Mas Land Yonas Yasahardja, Kepala Unit Pengelola Jakarta Smart City Setiaji, dan Direktur SDM & IT Angkasa Pura II Tina T. Kemala Intan.

Perekonomian yang berbasis layanan di sektor media dan komunikasi memerlukan network, device, dan aplikasi yang solid. Dalam hal ini, terselenggaranya Indonesia Next Apps 4.0 menjadi bagian dari upaya menstimulus pengembangan ekonomi berbasis media dan komunikasi. “Kita tidak bisa menumbuhkembangkan ekonomi services media dan komunikasi ini kalau ketiga ekosistem ini tidak berjalan bersama,” tegas Menkominfo Rudiantara.

Senada dengan Menteri Rudiantara, Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) melihat pengembangan aplikasi adalah unggulan di sektor industri ekonomi kreatif, dan kompetisi tahunan Indonesia Next Apps terlihat secara konkret membawa dampak pada pengembangan tersebut. “Kompetisi ini memberikan peluang bagi generasi muda untuk meraih dan menguasai teknologi masa depan. Kami atas nama pemerintah mengapresiasi upaya baik dari PT. Samsung Electronics Indonesia yang telah ikut berkontribusi dalam pencapaian nawacita Presiden Republik Indonesia, khususnya dalam pembangunan ekonomi digital,” ujar Kepala BEKRAF Triawan Munaf.

Disclosure: DailySocial adalah bagian dari penyelenggara Indonesia Next Apps 4.0.

IWIC Kembali Digelar, Indosat Membuka API untuk Pengembang Lokal

Indosat Ooredoo Wireless Innovation Contest (IWIC) kembali diadakan untuk yang ke-11, kali ini mengangkat tema “Digital Nation”. Acara ini menantang generasi muda Indonesia untuk berkompetisi meciptakan invoasi dalam aplikasi yang bermanfaat untuk masyarakat di Indonesia dan di dunia.

Sejak tahun 2006, Indosat Ooredoo memang konsisten untuk merangsang minat generasi muda di dunia digital melalui beragam acara. Ajang kompetisi aplikasi mobile ini juga bertujuan memenuhi kebutuhan talenta digital di Indonesia di tengah tingginya tren penggunaan aplikasi online saat ini.

Kehadiran IWIC selama satu dekade ini secara konsisten telah mengumpulkan lebih dari 10.703 proposal ide dan aplikasi digital anak bangsa. Beberapa karya bahkan telah menjadi aplikasi komersial yang memudahkan masyarakat.

Indosat buka API untuk akses pengembang

Sebelumnya, di tahun ke-10 melalui tema #ChangeTheWorld, IWIC sudah mulai go-global untuk menunjukkan sikap pada dunia bahwa Indonesia tidak hanya sebagai negara pengguna, namun juga pembuat aplikasi mobile yang siap bersaing di kancah internasional. Semangat tersebut terus dipupuk, sehingga sampai tahun ke-11 ini pihaknya berkomitmen terus menumbuhkan dan menemukan minat generasi muda di dunia digital, untuk terus berinovasi memenuhi kebutuhan talenta digital Indonesia seiring dengan meningkatnya pengguna aplikasi mobile.

Presiden Direktur sekaligus CEO Indosat Ooredoo, Alexander Rusli, berharap dengan adanya kompetisi digital bagi para talenta muda akan sangat bermanfaat di kancah lokal maupun global. Alex menegaskan, komitmen Indosat ingin mewujudkan Indonesia Digital Nation.

“Di IWIC ke-11, kami sekaligus membuka akses pengembang aplikasi pelanggan melalui API (Aplication Programming Interface). Agar pengembang lebih mudah mengidentifikasi pelanggan dengan karakter tertentu. Kami berharap pembukaan API ini mendorong pertumbuhan aplikasi lokal,” ujar Alexander.

API yang disediakan dalam program Indosat Ooredoo ini diharapkan mampu memberikan akses lebih cepat terhadap sebuah aplikasi untuk dapat berinteraksi dengan pengguna –dalam hal ini pelanggan Indosat—secara langsung.

 

 

Orori Luncurkan Aplikasi “e-mas”, Mudahkan Investasi dan Transaksi Emas

Orori yang selama ini dikenal sebagai layanan e-commerce khusus jual beli perhiasan tampak tengah berinovasi serius. Baru-baru ini mereka memperkenalkan aplikasi e-mas, yakni untuk memudahkan para pengguna  bertransaksi menggunakan emas, baik jual, beli ataupun tarik. Konsep aplikasi ini kemungkinan akan menghadirkan solusi yang lebih sederhana dalam investasi emas.

Konsep yang diusung Orori sebenarnya sudah diperkenalkan Bukalapak melalui BukaEmas. Namun Orori pendekatan mobile dipilih, sehingga tampak unik dan lebih efisien sebagai medium transaksi, memberikan pengalaman berbeda dibanding layanan yang selama ini ada.

Screenshot_2017-09-15-14-55-51-165_com.orori.emasScreenshot_2017-09-15-14-55-43-225_com.orori.emas

e-mas sendiri terdiri dari tiga menu utama yakni Beli Emas, Jual Emas dan Ambil Emas. Sesuai dengan namanya, ketiga fitur ini mewakili fitur standar sebuah platform investasi. Melalui fitur Beli Emas dan Jual Emas pengguna bisa mengonversi uang menjadi emas yang nilainya disimpan di sistem atau pun sebaliknya. Sementara fitur Ambil Emas digunakan untuk menarik saldo emas ke dalam bentuk emas. Untuk yang terakhir pengguna akan dibebani biaya sertifikat untuk setiap emas yang akan diambil.

Melalui aplikasi e-mas ini pengguna juga bisa secara berkala memantau perkembangan harga jual dan harga beli emas untuk bisa mengatur kapan waktu terbaik untuk menjual dan kapan waktu terbaik untuk membeli emas. Terobosan dari Orori melalui e-mas bisa memberikan pengalaman berbeda masyarakat dalam berinvestasi.

Application Information Will Show Up Here

Bidik Pertumbuhan Bisnis Hingga 250 Persen, Tiket Fokus Sempurnakan Aplikasi

Pasca Blibli masuk sebagai pemegang saham baru, Tiket mulai kebut mengakselerasi pertumbuhan bisnisnya dimulai dari merekrut developer berkualitas. Talenta tersebut nantinya akan diarahkan menyempurnakan aplikasi Tiket, sehingga dapat menggenjot transaksi baru dari sana. Tiket menargetkan tahun ini secara bisnis keseluruhan dapat tumbuh 250 persen dibandingkan sebelumnya.

Tingkat unduhan aplikasi Tiket saat ini mencapai 3 juta orang dengan pertumbuhan 200 persen per tahunnya. Diklaim, tahun lalu Tiket mencatat total transaksi sebesar 3,9 juta dengan nilai triliunan Rupiah. Bila dilihat secara harian terdapat lebih dari 15 ribu transaksi.

Dari total transaksi, sekitar 47 persen datang dari aplikasi. Angka tersebut secara perlahan-lahan terus menunjukkan tren peningkatan sejak Tiket pertama kali meluncurkan aplikasi pada tiga tahun lalu sekitar 8 persen. Kemudian naik hampir dua kali lipat menjadi 15% di 2015, hingga menjadi 30 persen di tahun lalu.

“Dari total karyawan kami sekarang sekitar 300 orang, tim developer hanya 35 orang, untuk app hanya lima orang. Ini yang menyebabkan secara variasi produk, kami masih kalah dengan kompetitor. Makanya sekarang kita lagi hiring gila-gilaan untuk push ke aplikasi. Kami mencari developer kualitas A+ agar target tahun ini tercapai,” terang Chief Communication Officer (CCO) Gaery Undarsa, Kamis (24/8).

Gaery melanjutkan, bantuan dari shareholder baru memberi kekuatan sumber daya manusia dan finansial di Tiket jadi tidak terbatas.

“Dengan adanya Djarum, [resource] yang tadinya limited jadi unlimited. Ini jadinya mendukung semua operasional. Ekspektasi minimum setahun [bisa tumbuh] jadi dua kali lipat.”

Selain melakukan rekrutmen besar-besaran, Tiket juga berkomitmen untuk terus mengembangkan produk tiket pesawat yang diklaim sebagai kontributor terbesar transaksi. Pihaknya pun berencana akan terus mengembangkan varian produk tiket pesawat lainnya demi mendorong transaksi baru.

Saat ini dari seluruh rute pesawat yang dihadirkan Tiket, masih didominasi oleh rute domestik dengan porsi 85 persen dibandingkan rute internasional. Tiket telah bekerja sama dengan lebih dari 50 maskapai penerbangan, 180 ribu jaringan hotel di seluruh dunia.

“Hingga akhir tahun ini, Tiket dan Blibli akan fokus konsentrasi mematangkan kolaborasi dan sinkronisasi yang sedang berjalan dan mengembangkan kedua perusahaan e-commerce hingga dapat memenuhi seluruh kebutuhan travel dan online shopping bagi konsumen di Indonesia,” pungkas Gaery.

Application Information Will Show Up Here

BLOCK71 Jakarta Akan Selenggarakan Diskusi Bertajuk “UX Design Strategy for Mobile Apps”

Bagi pengembang aplikasi atau layanan digital lainnya, menyajikan fungsionalitas saja tidak cukup. Misalnya seseorang sedang membutuhkan sebuah aplikasi untuk mengatur pengeluarannya, maka ia melakukan pencarian di App Store dengan kata kunci “Digital Wallet”. Banyak sekali aplikasi yang dimunculkan, semuanya menyajikan fungsi dasar yang sama, menjadi sebuah dompet digital. Lantas selanjutnya apa yang dilakukan pengguna?

Mungkin ia akan memilih aplikasi berdasarkan rating bintang yang ada di aplikasi, atau bahkan memilih yang desain ikonnya unik, bisa jadi juga dari deskripsi. Yang jelas sampai titik ini pengguna tahu bahwa mereka memiliki banyak pilihan untuk sebuah dompet digital. Setelah proses instalasi selesai, maka ia akan mencoba aplikasi tersebut. Selanjutnya pengalaman dari aplikasi yang diberikan kepada pengguna menjadi kunci.

Jika pengalaman pengguna yang ditawarkan dalam aplikasi itu memberikan kenyamanan sudah pasti ia akan meneruskan penggunaannya, sebaliknya jika pengalaman pengguna yang diberikan buruk, sudah pasti percobaan aplikasi lain akan dilakukan.

Sebuah data yang dikumpulkan UX Measure mengemukakan 52 persen pengguna mengatakan bahwa pengalaman yang buruk membuat mereka cenderung tidak menggunakan sebuah produk atau terlibat dengan brand tersebut.

Untuk memastikan pengalaman pengguna sempurna, konsep User Experience Design (UX Desain) kini menjadi bagian yang sangat penting dalam membuat sebuah produk, khususnya aplikasi mobile. Konsentrasinya ialah membuat sebuah alur dan proses yang nyaman bagi pengguna saat menjalankan fungsionalitas yang ditawarkan sebuah layanan atau produk aplikasi.

Untuk membahas seputar tren terkini dan teknik dalam penyusunan UX Design, BLOCK71 Jakarta mengadakan sebuah acara bertajuk Kopi Chat membawakan tema “UX Design Strategy for Mobile Apps“. Acara ini terbuka bagi semua pelaku startup, UX designer, product manager dan semua orang yang tertarik tentang UX Design.

Kopi Chat merupakan acara signature BLOCK71 Jakarta yang diadakan sebulan sekali dengan mengangkat topik spesifik dan mengundang entrepreneur serta startup founder berpengalaman untuk berbagi kisah mereka ke para pelaku startup lainnya.

Dalam acara kali ini, materi UX Design akan dibawakan oleh dua pemateri. Pertama ialah Eunice Sari, Google Experts in UI/UX dan pendiri dari UX Indonesia, sebuah perusahaan User Experience dengan keahlian di bidang UX training, research, dan consulting. Pembicara kedua yaitu Monika Halim, VP UX Design dari startup pertama di Indonesia yang menyandang gelar unicorn, GO-JEK.

Acara ini akan dilaksanakan tanggal 30 Agustus 2017 pada pukul 19.00 WIB, bertempat di BLOCK71 Kuningan Timur. Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran, silakan kunjungi tautan resmi acara ini: http://kopichatux.eventbrite.com.

Kopi Chat UX Design Strategy for Mobile Apps


Disclosure: DailySocial merupakan media partner acara Kopi Chat: UX Design Strategy for Mobile Apps

Terapkan AI dan Deep Learning, Lyke Hadirkan Fitur Image Search

Setelah mendapatkan pendanaan Seri A beberapa waktu lalu, aplikasi mobile fashion Lyke menghadirkan inovasi baru memanfaatkan Artificial intelligence (AI) dan Deeep Learning bernama Image Search. Fitur yang tampak serupa dengan milik Pinterest ini memungkinkan pengguna untuk mendapatkan produk fesyen, aksesoris dan beauty product hanya dengan mengunggah foto atau screen capture dari smartphone ke aplikasi Lyke.

Sesuai dengan visi dan komitmen dari Lyke yaitu mengedepankan teknologi, inovasi ini bukan hanya mempermudah pengguna mendapatkan barang yang diinginkan secara cepat dan hampir serupa, namun juga membuka kesempatan untuk penjual memperluas layanannya.

“Sebagai satu-satunya aplikasi yang menghadirkan produk fesyen berkualitas, Lyke berharap dengan fitur terbaru ini, bisa membuat kegiatan belanja online lebih menyenangkan dan sesuai dengan harapan pengguna,” kata CEO Lyke Bastian Purrer.

Teknologi yang sepenuhnya memanfaatkan AI dan deep learning tersebut, mampu melakukan automatic object recognition hanya dalam waktu 10 detik, gambar yang diunggah oleh pengguna selanjutnya akan memberikan rekomendasi produk yang hampir serupa dengan yang diinginkan oleh pengguna. Bukan hanya untuk produk lokal, namun pencarian gambar tersebut juga bisa dilakukan untuk produk mancanegara.

“Meskipun rekomendasi gambar tersebut tidak 100% sama, namun Lyke mampu memberikan rekomendasi produk lokal yang hampir mirip secara cepat dengan harga istimewa,” kata Bastian.

Saat ini Lyke telah memiliki 300 toko pilihan yang tersebar di Indonesia mengombinasikan inventori produk berjumlah lebih dari 150 ribu jenis produk yang dapat langsung dibeli melalui aplikasi. Bukan hanya Jabodetabek saja, namun layanan Lyke saat ini juga sudah bisa dinikmati di seluruh Indonesia.

“Saat ini aplikasi Lyke telah diunduh oleh 2 juta orang, sementara untuk pemesanan Lyke sudah menerima 2 ribu order per harinya,” kata Bastian.

Fitur personalisasi Lyke

Inovasi lain yang saat ini sudah bisa dinikmati oleh pengguna Lyke adalah fitur personalisasi tampilan di halaman depan aplikasi Lyke. Tersedia tiga kategori yang bisa dipilih sesuai selera, yaitu Premium, Affordable dan Pretty Cheap. Fitur personalisasi ini bisa dimanfaatkan untuk pengguna yang hanya ingin mendapatkan produk premium dan enggan untuk melihat pilihan produk di luar dari kategori yang diinginkan.

“Dengan demikian pengguna bisa memilih sesuai dengan selera yang relevan. Untuk soal harga bisa dipastikan harga yang ditawarkan oleh Lyke jauh lebih murah dari harga toko sebenarnya,” kata Bastian.

Saat ini Lyke telah menjalin kemitraan dengan berbagai brand fesyen lokal hingga asing juga layanan e-commerce dan marketplace di Indonesia. Disinggung tentang strategi agar bisa tampil lebih unggul dengan layanan serupa, Bastian menyebutkan perbedaan bisnis model yang dimiliki serta fokus Lyke yang mengedepankan teknologi, merupakan keunggulan dari aplikasi Lyke.

“Sebagai platform fesyen dan kecantikan yang memanfaatkan teknologi, ke depannya Lyke berharap bisa tampil seperti GO-JEK dan UBER. Dari sisi teknologi kami akan terus melakukan inovasi menghadirkan fitur terkini dan layanan lebih untuk pengguna.”

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi Chatting Asal Jerman “Saya App” Fokus Garap Pasar Indonesia

Interaksi sosial di era digital mulai bergeser, platform media sosial dan aplikasi chatting adalah yang paling digemari untuk berkabar dan berinteraksi satu sama lain. Di Indonesia nama-nama populer seperti Whatsapp, Line dan BBM masih menjadi yang paling banyak diminati. Kendati demikian hal ini tidak menyurutkan Find Local GmbH perusahaan teknologi asal Jerman untuk mengenalkan “Saya App” di Indonesia. Sebuah aplikasi yang bisa digunakan untuk berinteraksi secara anonim.

Manuel Schulze, CEO Find Local GmbH menyebutkan Saya App secara khusus mengincar pasar Indonesia. Keseriusan ini dibuktikan dengan turut dibukanya kantor cabang di Indonesia untuk membantu Saya App berkembang.

Saya App pertama kali diperkenalkan sejak tahun 2016. Berawal dari ide Manuel dan ayahnya, Saya App dirancang untuk memudahkan setiap orang berinteraksi dengan orang di sekitarnya tanpa harus memiliki nomor telepon masing-masing.

Untuk membedakan dengan aplikasi chatting populer yang sudah ada Saya App dilengkapi dengan berbagai macam fitur tambahan, di antaranya ada Community, sebuah chatroom semacam Kaskus yang bisa digunakan untuk mengomentari dan membahas topik apa pun baik secara publik maupun pribadi.

Fitur selanjutnya adalah Marketplace dan Food and Drinks. Dengan fitur Marketplace pengguna bisa mengiklankan barang untuk dijual dan memudahkan pengguna melihat benda atau barang apa saja yang dijual di sekitar mereka. Sementara untuk fitur Food and Drinks merupakan fitur yang hasil kerja sama dengan Zomato untuk menampilkan cafe atau tempat makan terdekat.

“Community adalah fitur paling dominan bagi para pengguna Saya, di mana setiap harinya 6700+ topik yang dibuat oleh pengguna memancing 70 ribu komentar. Topik yang dibahas sangat bervariasi dari politik, makanan, kemacetan sampai dengan update status. Konsentrasi umur pengguna Saya App berada di rentang 17 – 22 tahun dan rata-rata merupakan pelajar, mahasiswa dan fresh-graduate,” terang Manuel.

Selain beberapa fitur tambahan yang belum ada di aplikasi pesan instan populer di Indonesia Saya App juga mengandalkan anonimitas sebagai pembeda. Sehingga semua posting-an bisa dilakukan secara anonim, meski demikian Saya App juga memiliki fitur untuk menambahkan pengguna yang ingin ditambahkan dalam daftar kontak. Termasuk mengatur radius sensor mulai dari 500 meter hingga 50 kilometer.

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi Cheers Pertemukan Pengguna Secara Langsung Melalui Konsep Casual Hangout

Aplikasi Cheers berorientasi pada off air event untuk setiap pengguna yang ingin bertemu dengan teman baru secara langsung. Pengembang aplikasi tersebut menjadikan Indonesia sebagai pasar pertamanya, sebelum melakukan ekspansi di pasar Asia Tenggara. Berbasis di Singapura, saat ini aplikasi Cheers sudah bisa diunduh di Android dan iOS.

“Berhubung wilayah Indonesia cukup luas, saat ini Cheers masih berfokus di Jakarta dalam mengenalkan aplikasi Cheers baik lewat kegiatan online dan offline. Kami memiliki tim lokal untuk mempermudah operasional kami,” kata CEO Cheers Kelvin Chee kepada DailySocial.

Setelah melakukan pendaftaran dan memiliki akun, pengguna diminta untuk mengambil foto secara langsung dan tidak menyediakan pilihan dari album di smartphone. Hal ini dilakukan sebagai verifikasi dan meminimalisir pengguna palsu.

“Ini salah satu kelebihan aplikasi Cheers dibandingkan aplikasi lain. Karena dengan take picture secara langsung setiap pengguna tidak bisa menggunakan fake photo sebagai profile picture,” kata Kelvin.

Nantinya  setiap pengguna bisa memilih, apakah ingin membuat event dan meminta kredit, atau bergabung dengan event dan mendapatkan kredit yang ditawarkan si pembuat event. Untuk bisa membuat event setiap pengguna harus mengeluarkan minimum 300 kredit. Sementara untuk gabung event, pengguna harus mengeluarkan kredit 10% dari jumlah kredit yang diminta si pembuat event. Sebesar 10% tersebut adalah deposit yang akan dikembalikan setelah event sukses diselesaikan.

Konsep Casual Hangout Event dan fitur Take Me Out

Untuk memudahkan pengguna menikmati aplikasi Cheers, konsep casual hangout dihadirkan. Konsep ini adalah bertemu teman baru sambil menikmati berbagai aktivitas, seperti pergi ke konser, clubbing, makan malam, aktivitas outdoor di akhir pekan, travel atau olahraga bersama.

“Di Cheers setiap pengguna punya kebebasan untuk membuat event sesukanya, selama tidak melanggar aturan dan norma yang berlaku. Kami bukan aplikasi dating, jadi siapa pun bisa menggunakan aplikasi ini untuk bertemu teman baru lewat berbagai event seru,” kata Kelvin.

Fitur menarik lainnya yang tersedia di Cheers adalah Take Me Out. Jika sebelumnya hanya pengguna aplikasi Cheers dengan minimum kredit sebesar 300 yang dapat membuat event, kini lewat Take Me Out semua pengguna Cheers yang ingin membuat event untuk bertemu teman baru dapat membuat event sendiri. Tak hanya itu, si pembuat event juga dapat meminta sendiri jumlah kredit yang diinginkannya dari para pengguna lainnya.

“Contohnya  sederhana adalah, pengguna yang ingin memiliki teman wanita untuk sesi makan malam, pengguna pilih let me take me out lalu pilih kategori café dan isi detail event. Event yang dibuat pengguna tersebut akan keluar di notifikasi pengguna wanita, jadi, pengguna wanita di aplikasi Cheers yang tertarik bisa mendaftar,” kata Kelvin.

Pengguna wanita yang telah mendaftar dan terpilih akan mendapatkan sesi makan malam gratis dan mendapatkan 500 credit setelah event selesai. Kredit yang didapatkan dari event tersebut pun bisa di tukarkan dengan uang tunai melalui menu penarikan.

Target Cheers di tahun 2017

Meskipun baru satu bulan hadir di Indonesia, saat ini Cheers mengklaim telah memiliki ribuan pengguna. Jumlah tersebut merupakan pencapaian positif yang diraih oleh tim Cheers, dan ke depannya Cheers berniat untuk menambah jumlah tersebut, melalui kegiatan pemasaran yang bakal dilancarkan bulan Juli ini.

“Kami berharap di tahun 2017 ini bisa mendapatkan banyak pengguna di seluruh wilayah di Indonesia. Dan tentunya juga dapat bekerja sama dengan banyak pihak yang tertarik dengan konsep Cheers. Sehingga pada akhir tahun, kami berharap dapat mulai memperbesar jumlah pengguna Cheers di wilayah Asia Tenggara,” tutup Kelvin.

Application Information Will Show Up Here

Authentic Guards Tawarkan Solusi untuk Perangi Barang Bajakan

Dua tahun belakangan semakin banyak startup yang muncul dengan ide-ide baru. Mulai dari yang ditargetkan kepada masyarakat secara langsung atau ditujukan untuk membantu pebisnis lainnya dalam memaksimalkan bisnis yang mereka jalankan.

Salah satu startup yang muncul dengan ide membantu pebisnis dan masyarakat sekaligus adalah Authentic Guards. Mereka hadir menawarkan sebuah teknologi yang bisa memproteksi masyarakat dari barang palsu dan membantu pebisnis memastikan bisnis mereka tidak terganggu dengan hadirnya barang-barang palsu.

Authentic Guards dengan penuh keyakinan hadir sebagai sebuah layanan yang memberikan sebuah solusi anti pembajakan. Authentic Guards juga menjanjikan sebuah alat analisis untuk membantu klien bisnis mereka memantau produk-produk yang ditawarkan.

Di sisi lain, bagi masyarakat yang menggunakan aplikasi Authentic Guards, selain menawarkan kemampuan validasi produk, mereka juga akan disajikan dengan informasi berharga seputar brand, produsen atau distributor, termasuk promo dan info-info lainnya.

“Kami memberikan informasi lengkap tentang produsen atau distributor di mana hal ini akan memudahkan konsumen melakukan interaksi apabila ada hal-hal yang sifatnya complaint dan product knowledge. Konsumen juga akan mendapatkan informasi menarik seputar brands, seperti promo diskon, info produk dan penawaran menarik lainnya,” papar CEO Authentic Guards Muqsith Ahmadi.

Berpeluang untuk diterapkan di banyak industri

Muqsith sebagai salah seorang Sales Director perusahaan teknologi paham betul bahwa pembajakan atau pemalsuan bisa sangat merugikan konsumen dan perusahaan. Ini sebabnya bersama dengan rekannya, Mochamad Ryan Januar Akbar, yang seorang praktisi bisnis dan produsen menangkap peluang di sektor validasi produk ini.

Bicara mengenai peluang, solusi yang ditawarkan Authentic Guards memiliki peluang untuk diterapkan di banyak jenis barang. Seperti fashion, obat-obatan, spare-part motor, dokumen, dan banyak lainnya selama benda atau produknya berbentuk fisik.

Teknologi yang ditawarkan Authentic Guards merupakan sebuah aplikasi yang bisa membaca sebuah kode unik yang berupa QR Code dan ditempel melalui stiker hologram. Di dalam kode tersebut sendiri nantinya akan berisikan lima hingga enam digit alfanumerik yang dihasilkan dari algoritma Authentic Guards yang bisa digunakan untuk memvalidasi barang-barang, apakah palsu atau asli.

Authentic Guards merupakan salah satu startup dari 8 startup yang berhasil mendapat pendanaan awal dari program Indigo yang diprakarsai oleh Telkom. Dengan dana tersebut Muqsith menjelaskan pihaknya akan menjalankan sejumlah strategi, di antaranya hiring talenta dan menyempurnakan layanan yang ada.

“Untuk hasil pendanaan awal kita fokuskan untuk produk development, hiring new employees sama operations. Untuk produk kita lagi kembangkan analytic platform untuk brand dan juga pengembangan aplikasi iOS. Kalau employees kita akan ekspansi ke Jogja, Surabaya dan Medan. Untuk Sekarang baru Jakarta dan Bandung,” jelas Muqsith.

Di tahun ini, tahun pertama Authentic Guards Muqsith menjelaskan bahwa pihaknya masih berupaya mengenalkan solusi yang mereka tawarkan, baik kepada para klien produsen atau konsumen biasa. Tak tanggung-tanggung, di penghujung tahun ini selain mendapat penerimaan yang baik Muqsith berharap bisa membuka kantor cabang di Singapura dan Vietnam.

“Kita lagi tahap final seleksi sama program accelerator di Vietnam. Kalau jadi kita akan ekspansi ke Ho Chi Minh Vietnam,” pungkas Muqsith.

Application Information Will Show Up Here