Daftar Startup yang Melakukan PHK Massal Sepanjang 2022

Di tahun 2022 ini, sejumlah startup digital mengambil langkah untuk merampingkan operasional bisnisnya. Salah satu dampaknya, mereka harus melakukan pengurangan pegawai dengan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

DailySocial.id mencoba merangkum daftar startup yang melakukan PHK atau layoff dalam jumlah massal sejauh ini:

Zenius: merumahkan sekitar 800 pegawai dalam 2x pengumuman

Hingga Agustus 2022, Zenius telah mengumumkan PHK sebanyak 2x. Pada pengumuman pertama, sekitar bulan Mei, mereka merumahkan sekitar 200 orang. Kemudian di pengumuman kedua, pada awal Agustus ini, dikabarkan ada 600 orang yang dirumahkan dari berbagai divisi. Pihak Zenius telah mengonfirmasi adanya PHK, kendati mereka tidak menyebutkan jumlah pastinya.

Dalam rilisnya, manajemen Zenius mengatakan bahwa keputusan ini diambil di tengah perubahan kondisi makro ekonomi dan perilaku konsumen, sehingga perusahaan harus menyelaraskan dan memprioritaskan kembali organisasi untuk memastikan  keberlanjutan dan pertumbuhan jangka panjang.

Pendanaan Terakhir Total Pendanaan Keterangan Lain
Seri B (Maret 2022) ~$60 juta Tahun ini mengakuisisi seluruh jaringan Primagama untuk menghadirkan pembelajaran hybrid.

LinkAja: merumahkan hampir 200 pegawai

LinkAja melakukan PHK terhadap hampir 200 pegawainya. Hal ini menyusul proses reorganisasi SDM perusahaan karena ada perubahan signifikan dalam proses dan tujuan bisnis.

Seperti diketahui LinkAja menawarkan layanan pembayaran e-money berbasis server. Salah satu fitur andalannya, mereka turut menyuguhkan opsi syariah kepada para penggunanya. Namun demikian, untuk aplikasi pembayaran mereka bersaing langsung dengan sejumlah pemain besar, di antaranya Gopay, ShopeePay, Dana, hingga OVO — yang mana masing-masing memiliki strategi yang nyaris sama.

Salah satu proposisi nilai yang coba disuguhkan LinkAja adalah penerimaan pembayaran offline melalui QRIS. Mereka turut melakukan penetrasi ke berbagai pasar tradisional dan kota lapis dua. Selain itu, layanan mereka juga digunakan sebagai sistem pembayaran utama di sejumlah aplikasi milik BUMN, salah satunya MyPertamina.

Juni 2022 ini perusahaan juga mengumumkan penunjukan Yogi Rizkian Bahar sebagai CEO. Yogi sebelumnya menempati sejumlah posisi strategis di grup Telkom.

Pendanaan Terakhir Total Pendanaan Keterangan Lain
Seri B (Maret 2021) ~$100 juta Startup ini didukung oleh sejumlah BUMN (baik secara langsung atau melalui unit CVC). Pendanaan terakhir diberikan oleh Gojek.

Tanihub: rumahkan puluhan pegawai

Tidak ada info resmi mengenai seberapa banyak karyawan yang dirumahkan, namun dari pantauan di LinkedIn, puluhan karyawan Tanihub tidak lagi bekerja di sana sejak Februari 2022. Ketika didalami, ternyata ini dampak dari penutupan gudang yang ada di Bandung dan Bali.

Tanihub memutuskan untuk fokus ke B2B, melayani pemenuhan bahan segar untuk pelaku bisnis. Adapun gudang yang ditutup sebelumnya dilakukan untuk pengelolaan suppy chain layanan B2C mereka, yakni bahan makanan untuk segmen rumah tangga.

Sebelumnya dalam wawancara bersama CEO Pamitra Wineka, TaniHub Group mengklaim menjadi perusahaan agritech pertama di Indonesia yang mencetak GMV di atas Rp1 triliun dengan pertumbuhan gross revenue sebesar 639% secara tahunan (YoY).

TaniHub mengoperasikan pusat distribusi di Bogor, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Bali. Rencananya, TaniHub akan menambah di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

Pendanaan Terakhir Total Pendanaan Keterangan Lain
Seri B (Januari 2021) ~$94,5 juta Tanihub telah melakukan suskesi kepemimpinan 2x. Sebelumnya Pamitra Winka ditunjuk sebagai CEO menggantikan Ivan Arie. Kemudian kini Johnny Widodo dikabarkan masuk menjadi CEO baru Tanihub.

MPL: menutup bisnis di Indonesia dan merumahkan seluruh pegawainya

Mobile Premier League (MPL) debut di Indonesia sejak awal 2019. Setelah 3 tahun lebih beroperasi, akhirnya mereka memutuskan untuk hengkang dari pasar Indonesia. Per 30 Mei 2022, MPL Indonesia tidak lagi beroperasi. Dampaknya puluhan pegawai yang menjalankan operasional di Indonesia juga dirumahkan.

Pendanaan Terakhir Total Pendanaan Keterangan Lain
Seri E (September 2021) ~$375,5 juta MPL bermarkas pusat di India. MDI Ventures dan Go-Ventures adalah investor dari Indonesia yang turut mendukung pendanaan mereka.

JD.id: rumahkan puluhan pegawai

Di tengah pertumbuhan pesat industri e-commerce, JD.id harus mengurangi puluhan jumlah pegawai pada Juni 2022 lalu. Pihak perusahaan mengatakan, hal ini disebabkan karena restrukturisasi SDM perusahaan yang dilakukan untuk menjaga daya saing.

Memang, saat ini JD.id harus bertarung melawan raksasa teknologi seperti Shopee, Tokopedia, Blibli, hingga Bukalapak. Semua nama yang disebutkan tersebut, termasuk JD.id, telah masuk ke jajaran perusahaan bervaluasi di atas $1 miliar (unicorn).

Proposisi nilai yang ditawarkan JD.id ialah menghadirkan layanan O2O. Mereka konsisten membangun berbagai ritel offline untuk mendukung pengalaman berbelanja.

Pendanaan Terakhir Total Pendanaan Keterangan Lain
Undisclosed Undisclosed, valuasi telah melebihi $1 miliar Di Indonesia, Gojek merupakan salah satu investornya. JD.id didirikan atas inisiatif JD.com dan Provident Capital sejak November 2015.

Lummo: rumahkan lebih dari 100 pegawai

Lummo dikabarkan merumahkan lebih dari 100 pegawainya. Menurut pemaparan manajemen Lummo, hal ini buntut dari perampingan kontrak dengan beberapa perusahaan layanan teknologi pihak ketiga.

Lummo bersaing langsung dengan beberapa starutp seperti BukuWarung untuk memudahkan pelaku UMKM melakukan pencatatan arus kas.

Pendanaan Terakhir Total Pendanaan Keterangan Lain
Seri C (Januari 2022) ~$150 juta Sebelumnya bernama BukuKas. Februari ini Lummo mendapatkan tambahan pendanaan seri C dari VC milik Jeff Bezos

Pahamify: rumahkan puluhan pegawai

CEO Pahamify Syarif Rousyan Fikri mengatakan bahwa ini imbas dari evaluasi bisnis yang dilakukan. Mereka sedang mengoptimalkan proses bisnis dengan melakukan efisiensi jumlah pegawai.

Pendanaan Terakhir Total Pendanaan Keterangan Lain
Seri A (November 2020) Undisclosed

Mamikos: rumahkan lebih dari 100 pegawai

Startup listing indekos terbesar di Indonesia Mamikos juga akhir Juli ini merumahkan lebih dari 100 pegawainya. Perusahaan telah melakukan restrukturisasi karena adanya perubahan fokus bisnis. Dikatakan juga oleh manajemen perusahaan, dari badai PHK ini tidak ada layanan yang ditutup dan dipastikan bisnis tetap berjalan seperti biasa.

Pendanaan Terakhir Total Pendanaan Keterangan Lain
Undisclosed Undisclosed

Disclosure: Artikel ini akan diperbarui sesuai dengan informasi terbaru di industri

Mobile Premier League Menyerah di Pasar Indonesia

Platform game dan turnamen Mobile Premier League (MPL) mengumumkan penutupan operasional di Indonesia, sehubungan itu juga merumahkan karyawan yang bekerja di Indonesia. Selain itu, seiring dengan penyesuaian bisnis, perusahaan memberhentikan 10% dari total karayawan keseluruhan. Seperti diketahui, MPL adalah startup asal India yang saat ini sudah memiliki kehadiran di sejumlah negara Asia Pasifik, Amerika Serikat, dan Eropa.

Informasi ini dikonfirmasi langsung oleh perusahaan melalui akun Instagram-nya yang diunggah kemarin (30/5). “MPL Indonesia menginformasikan bahwa saat ini kami sudah tidak beroperasi dan tidak menerima pengguna baru. Terima kasih atas dukungan pemain dan semua pihak,” ujar MPL Indonesia.

Sebelumnya, informasi ini pertama kali diberitakan oleh Inc24. Pihak MPL pun juga telah memberikan konfirmasinya atas keputusan tersebut. Disebutkan pemutusan kerja ini terjadi di divisi streaming. Karyawan akan menerima paket pesangon lengkap beserta tunjangan lainnya.

Secara terpisah mengutip dari Moneycontrol,  pendiri MPL Sai Srinivas dan Shubh Malhotra mengatakan bahwa selama beberapa bulan belakangan ini kondisinya begitu rumit. Target pertumbuhan tidak sesuai yang diharapkan. Pasar saat ini menghargai pertumbuhan yang menguntungkan dengan segala cara.

“Sudah waktunya untuk membuat keputusan sulit untuk menyebarkan kembali sumber daya kami di bagian lain dari bisnis untuk memastikan kesehatan dan kesuksesan jangka panjang kami sebagai perusahaan,” ujar perwakilan perusahaan dalam email.

Kabar ini begitu mengejutkan. Pasalnya, MPL mengakuisisi platform streaming GamingMonk pada April 2021. Sebagai bagian dari transaksi, MPL menyerap seluruhnya tim GamingMonk. Disinyalir, sebagian besar karyawan yang terkena PHK ini berasal dari GamingMonk, setelah lebih dari setahun sedikit pasca kesepakatan.

Para pendiri juga menjelaskan alasan keluar dari Indonesia dalam email tersebut. Menurut mereka, MPL melihat profil pengembalian yang hanya sebagian kecil dari apa yang mereka harapkan, meskipun telah berinvestasi dalam jumlah banyak untuk operasional di Indonesia.

PHK ini terjadi delapan bulan setelah MPL mengumpulkan $150 juta dalam putaran pendanaan yang membuat MPL menyabet posisi sebagai unicorn di India.

MPL didirikan pada tahun 2018 oleh Srinivas, Kiran G, dan Malhotra, MPL adalah platform esports dan turnamen. Platform ini menawarkan lebih dari 70 game di berbagai kategori, seperti olahraga fantasi harian, kuis, permainan papan, esports, dan game kasual di aplikasinya. Startup ini melayani lebih dari 90 juta pengguna di seluruh India dan AS.

Baru-baru ini, MPL berkelana ke penerbitan game dengan peluncuran Mayhem Studios dan masuknya ke pasar Amerika Serikat dan Eropa. Pendiri menyebutkan bisnis MPL di sana memiliki pendapatan positif dalam waktu sembilan bulan sejak diluncurkan.

Oleh karenanya, perusahaan akan fokus untuk mencapai netralitas EBITDA, sambil fokus pada pasar global utama. Untuk mendukung ambisi tersebut, pada September 2021, MPL mengumpulkan dana baru sebesar $2,3 miliar dipimpin oleh Legatum Capital, dengan partisipasi dari Sequoia, SIG, RTP Global, Go-Ventures, Moore Strategic Ventures, dan lainnya.

MPL Indonesia

Sebelumnya, MPL Indonesia dipimpin oleh Ridzki Syahputera sebagai VP & Country Head. Melalui situs dan aplikasi MPL, pengguna di Indonesia dapat menikmati dua kategori permainan, yakni casual game dan fantasy sport game. “Setiap game yang ada lebih mengedepankan kemampuan pemain ketimbang keberuntungan, sehingga di MPL pengguna benar-benar harus berlatih dan mengasah kemampuannya,” ujar Ridzki.

Sementara terkait kontes, ada beberapa tipe yang dapat diikuti. Mulai dari turnamen, head-to-head battle (satu lawan satu dengan tingkat keahlian yang sama), battle arena (mirip satu lawan satu tapi dengan jangka waktu tertentu, pemenang dihitung dari berapa kali mereka mendapatkan juara dari sesi yang diikuti), dan mega contest (turnamen dengan waktu dan hadiah yang lebih besar).

“Rata-rata MPL menyediakan 1600 kontes per hari. Teknologi kami pada dasarnya bisa untuk memfasilitasi turnamen esports dengan skala besar dengan dukungan 24 jam,” imbuhnya dalam wawancara bersama DailySocial.id.

Setiap pemain yang berminat untuk gabung di suatu sesi akan dikenakan biaya. Di dalam sesi tersebut ada hadiah tertentu dari nominal yang dikumpulkan – di beberapa acara juga disediakan hadiah dari sponsor. Pengguna juga dapat menukarkan poin (berlian) yang didapat melalui fitur MPL Mall untuk ditukarkan dengan berbagai voucher yang disediakan.

Diklaim, pertumbuhan pengguna MPL secara keseluruhan telah mencapai 85%, pandemi juga mendorong peningkatan basis pengguna. Sejak Maret tahun lalu, ada peningkatan 55% dalam game play dan 7 kali lipat jumlah pengguna. Tapi pandemi juga menghadirkan banyak tantangan bagi perusahaan.

“Ada dampak positif di beberapa metrik, tapi ada yang terganggu juga di metrik lain. Misalnya akibat purchasing power yang menurun. Banyak pengguna yang tetap bermain untuk alternatif hiburan di masa pandemi, tapi daya beli mereka turun. Maret s/d April 2020 menjadi puncaknya kami merasakan dampak yang cukup signifikan terhadap deposit rate di platform,” jelas Ridzki.

MPL expand to Cambodia; Officially announce MPL KH Season 1

Following the recent debut of MPL Brazil, Moonton as the official Mobile Legends: Bang Bang developer takes another step forward with announcing MPL Cambodia (KH). The first season of MPL Cambodia will be a joint effort with Cambodia’s leading mobile telecommunications operator, Smart Axiata.

The Mobile Legends: Bang Bang Professional League (MPL) Cambodia will follow the same format as the other leagues, with two seasons each year. The first beginning in August and ending in October. The entire prize pool for the inaugural season will be US$30,000.

“Teams in the league will compete for cash prizes, the bragging rights of becoming the first champion of a major esports league in the Kingdom and the chance to represent Cambodia at the MLBB Southeast Asian Competition and M3 international tournament at the end of the year,” a media release from Smart noted.

Image Via: Smart Axiata

“Partnering with Smart as our league partner in Cambodia was an obvious choice, as they have dedicated a lot of time, effort, and resources to growing esports in Cambodia. We are very excited to be working with them to bring this international-standard gaming experience and competition to Cambodia,” said Trinity Wu from Moonton quoted by Khmer Times.

Cambodia has been one of the enthusiast nations when it comes to Mobile Legends: Bang Bang. At the professional level, Cambodia was one of the countries that received a representation in the M1 World Championship – Impunity KH.

By the time of publication, MPL KH has announced four invited teams:

  • Impunity KH
  • New Blood
  • See You Soon
  • Burn Gaming

Moonton has recently made a concerted effort to extend its reach. MPL Brazil was launched less than a month ago, while MPL Philippines was just upgraded to a franchise-league format a week ago. With this rate of growth, it is quite conceivable that Moonton would announce intentions to expand into another market with a sizable player base in the near future.

EVOS Esports Set to Make Return to the Philippines with an MPL PH Squad

EVOS Esports, one of Indonesia’s largest esports organizations, is set to return to the Philippines after a nearly two-year break. Aldean Tegar Gemilang, the Head of Esports at EVOS Esports, propagated the suspicions by writing a sneak peek posting a sneak glimpse of a tigers’ face with the Philippine flag color on his personal Instagram account. Bjorn “Zeys” Ong, EVOS Legends coach, also posted the same hint on his Instagram story.

Meanwhile, the EVOS Esports PH Facebook page posted a new status for the first time in nearly two years, indicating that the squad is on the verge of making a return. “Hello hello testing 1,2,3… Anyone here? #EVOSROAR” – A single tweet that attracted more than 30,000 engagements.

The return of EVOS Esports to the Philippines follows significant indications that the Mobile Legends: Bang Bang Professional League Philippines (MPL PH) may transition to a franchise-based format in the near future. EVOS is believed to be fighting for one of the eight spots available this coming season.

According to Tiebreaker Times, EVOS is now in negotiations to acquire Nexplay Esports’ roster, which includes many prominent players in the scene including John Paul “H2Wo” Salonga, Renejay “Renejay” Barcarse, and Tristan “Yawi” Cabrera. However, it is uncertain if EVOS intends to keep the present lineup or add some new faces to the mix.

EVOS Esports is not a newcomer to the Philippine esports scene. In 2019, they forayed into the Filipino scene by acquiring the roster of SxC Imbalance, who placed 4th in the second season of MPL PH. However, EVOS opted to withdraw, due to the poor team’s performance in Season Four. The roster was later sold to Tier One Entertainment’s Blacklist International, the current MPL-Philippines Season Seven champions.

“The decision to step back from the PH scene was decided after the EVOS management received complaints regarding the personnel entrusted to oversee the operations and team in the country. EVOS management takes serious views on such complaints and undertakes an internal investigation. We were upset with our findings including the welfare of our players were compromised, mismanagement of the company’s assets.” EVOS Esports stated on its withdrawal two years ago.

If this venture happens, EVOS will be one of the first organizations to enter numerous Southeast Asian nations while maintaining top-tier teams in each country’s franchise simultaneously, in this case, a Mobile Legends: Bang Bang franchise teams.

In terms of the franchise system, Hybrid has detailed the differences between MPL franchise systems in several Southeast Asian nations in Bahasa, which can be found here.

So far, the Jakarta-based organization has numerous MLBB rosters across Southeast Asia, including EVOS Legends in Indonesia, Suhaz EVOS in Malaysia, and EVOS Legends in Thailand. This still excludes their non-flagship teams, EVOS Icon and EVOS Lynx. The former is a Mobile Legends Development League (MDL) team, Indonesia’s second-tier league behind the MPL, while the latter is a professional women’s team.

Rekap MPL ID S7 Week 8 dan PMPL ID S3 Grand Finals: Puncak Bagi Keduanya

Pertandingan MPL (MLBB) dan PMPL (PUBG Mobile) pekan ini telah mencapai puncaknya. MPL mencapai puncak dari babak regular season, sementara PMPL menyajikan pertandingan grand final. Bagaimana panasnya pertandingan MPL dan PMPL di pekan ini? Berikut rekapnya.

Rekap MPL Indonesia Season 7 Week 8

Pertandingan hari pertama dibuka dengan laga Alter Ego melawan AURA Fire. Alter Ego yang sedang turun permainannya belakangan sebenarnya membuka celah bagi AURA Fire. Benar saja, permainan pun jadi berjalan alot. AURA Fire memberi perlawanan terkuatnya, membuat Alter Ego cukup kesulitan. Walaupun begitu, Alter Ego terbukti bermain lebih solid sehingga mereka menang 2-0 dengan game 1 berdurasi 16 menit dan game 2 berdurasi 19 menit lebih.

Pertandingan kedua adalah pertemuan antara ONIC Esports melawan Geek Fam ID. ONIC Esports sedang stabil permainanya belakangan ini, sementara Geek Fam ID masih harus membuktikan lebih lagi. Walaupun begitu, permainan berjalan keras. Terlihat di game pertama saat skor kill masih imbang 9-9 bahkan di menit 16, walau berakhir dengan kemenangan ONIC Esports. Game kedua, ONIC Esports jadi di atas angin sehingga mereka melibas Geek Fam ID dengan cepat dalam 13 menit. ONIC Esports pun mengamankan kemenangan sempurna, 2-0, atas Geek Fam ID.

Hari pertandingan kedua diisi dengan pertemuan menarik juga. Pertandingan pertama adalah EVOS Legends vs Bigetron Alpha. EVOS Legends lebih diunggulkan fans dalam matchup tersebut. Walaupun begitu, Bigetron Alpha masih mencoba membuktikan diri bahwa mereka juga merupakan tim yang tangguh dan tergolong sebagai tim top 4 di MPL Indonesia.

Game 1 berjalan alot, EVOS Legends unggul di awal tapi Bigetron Alpha bertahan dengan kuat dan tenang. Keadaan berbalik, sehingga Bigetron Alpha menang dengan bantuan dorongan Lord di menit 16. EVOS Legends menemukan tempo permainannya di game kedua. Tetapi skenario yang sama lagi-lagi terjadi, Bigetron Alpha bertahan kuat memasuki fase late game. Namun demikian keunggulan EVOS Legends sudah terlampau jauh sehingga mereka bisa amankan game tersebut di menit ke-20 dengan bantuan Lord ke-3. Menerima kekalahan, Bigetron Alpha justru mengamuk di game ketiga dan membungkan game dalam 12 menit saja. Bigetron Alpha pun memenangkan pertandingan dengan skor 2-1 atas EVOS Legends.

Pertandingan antara AURA Fire melawan Genflix Aerowolf juga tak kalah serunya. Dua tim tersebut masih mencoba membuktikan bahwa mereka pantas ada di MPL Indonesia. Apalagi pertandingan tersebut juga jadi penentu apakah Genflix Aerowolf masuk babak playoff atau tidak.

Adu skill dan strategi antar kedua tim benar berjalan sengit. Kedua tim masih bertukar serangan keras bahkan sampai di menit ke-17 pada game 1. Namun AURA Fire yang sedang unggul segera memanfaatkan momentum untuk meratakan base di menit ke-18. Kalah di game pertama, Genflix Aerowolf pun mengamuk dua game berturut-turut. Genflix Aerowolf memenangkan game 2 dalam 16 menit dan game 3 dalam 11 menit. Genflix Aerowolf menang 2-1 atas AURA Fire.

Pertemuan ONIC Esports vs Alter Ego juga diharapkan menjadi pertandingan yang keras. Tetapi ONIC Esports sepertinya masih bertahan di atas angin setelah kemenangan mereka kemarin. Alter Ego sendiri cukup kelimpungan dengan permainan agresif yang diberikan, sehingga ONIC Esports menang game 1 dalam 11 menit. Alter Ego memberi perlawanan keras di game 2, skor kill bahkan cenderung beda tipis yaitu 18-13 di menit 18. Sayangnya Alter Ego tak lagi mampu menahan setelah gempuran Lord dan serangan bertubi-tubi dari punggawa ONIC Esports di menit 24. ONIC Esports pun menang 2-0 atas Alter Ego.

Hari pertandingan terakhir sudah ditunggu-tunggu sejak pekan lalu karena kehadiran el clasico antara EVOS Legends vs RRQ Hoshi. Namun sebelum menuju pertandingan tersebut, ada pertemuan antara Geek Fam ID melawan Genflix Aerowolf.

Genflix Aerowolf masih dalam semangat positif di hari ketiganya. Hal tersebut terlihat di game pertama. Geek Fam ID unggul kuat sejak awal hingga late game. Namun Genflix Aerowolf masih mampu comeback dari keadaan terpuruk dengan memenangkan teamfight paling penting di menit 21 dan berhasil memenangkan game 1. Semangat kemenangan tersebut terbawa, sehingga Genflix Aerowolf bisa mendominasi penuh game ke-2 yang ditutup dengan kemenangan cepat di menit 12. Genflix Aerowolf menang 2-0 atas Geek Fam ID.

Pertandingan babak regular season terakhir ditutup dengan laga el clasico EVOS Legends vs RRQ Hoshi. Jual beli serangan berlangsung sangat keras, pertandingan bahkan masih imbang sampai di menit ke-15 permainan. EVOS Legends sempat memenangkan teamfight pada saat RRQ Hoshi mendapatkan Lord. Namun RRQ Hoshi masih bertahan teguh setelahnya. Alberttt dan kawan-kawan pun melakukan percobaan gempuran kedua di menit 20 dengan bantuan Lord. EVOS Legends yang tak lagi mampu menahan akhirnya harus menyerahkan game 1 ke RRQ Hoshi di menit 21.

Masuk game kedua, line-up hero RRQ Hoshi terlihat menjanjikan dengan kombinasi yang berimbang, sementara EVOS Legends mencoba menggunakan strategi Diggie feeder yang cukup berisiko. EVOS Legends ternyata berhasil membuat RRQ Hoshi kelimpungan. Diggie yang digunakan EVOS Legends efektif mengganggu RRQ Hoshi karena Bruno yang digunakan Alberttt. Gangguan-gangguan yang terjadi ternyata menjadi sebuah bola salju besar yang menghantam RRQ Hoshi. Satu per satu turret RRQ Hoshi runtuh, sampai akhirnya Lord juga diamankan EVOS Legends di menit 10. RRQ Hoshi pun tak lagi mampu menahan gempuran EVOS Legends sampai akhirnya base pun runtuh di menit 11.

EVOS Legends kembali mencoba bermain agresif di game ketiga. Strategi permainan tersebut ternyata berbuah manis. EVOS Legends sudah unggul sejak dari awal-awal permainan. RRQ Hoshi mencoba memberi perlawanan, tetapi Harith dari EVOS.Clover tampil begitu kuat. Apalagi ditambah juga dengan kombinasi Pacquito dari Antimage dan Angela dari REKT yang meluluhlantahkan pertahanan RRQ Hoshi. Sang raja akhirnya tak lagi mampu bertahan dari gempuran EVOS Legends, base pun runtuh di menit 11. EVOS Legends menang 2-1 atas RRQ Hoshi.

Rekap PMPL Indonesia Season 3 Grand Final

Babak grand final PMPL Indonesia Season 3 berjalan selama 3 hari, mulai tanggal 16 hingga 18 April 2021. Babak final tak hanya memperebutkan slot untuk menuju ke PMPL SEA 2021 saja, tetapi juga Peace Elite Asia Invitational 2021. Besarnya pertaruhan di babak final PMPL Indonesia Season 3 ini pun membuat pertandingan jadi berjalan sangat sengit dan tidak terduga selama 3 hari kemarin.

Pertandingan hari pertama menjadi kejutan tersendiri karena GD GIDS yang kembali berhasil memuncaki klasemen. Namun bukan posisinya yang jadi kejutan, melainkan cara GD GIDS mendapatkan puncak klasemen tersebut. Bigetron RA, Geek fam ID, dan Bonafide harus kerja keras mendapat Chicken Dinner demi poin yang besar, GD GIDS malah bisa memuncaki klasemen tanpa satupun Chicken Dinner di hari pertama.

Masuk hari kedua, pertandingan jadi makin sengit dan panas lagi. Salah satu penyebabnya adalah karena peringkat top 4 yang memiliki selisih poin yang tipis-tipis antara GD GIDS, Geek Fam ID, Bigetron RA, dan Victim Sovers. Chicken Dinner pun tergolong terbagi rata hari walaupun cendurung diperoleh oleh tim-tim yang ada di 10 besar saja.

Pertandingan mencapai puncaknya di hari ketiga. Menariknya, pemenang PMPL Indonesia bahkan masih sulit sekali ditebak sampai di hari ketiga. Semua tim berlaga dengan baik, sehingga perbedaan poin menjadi semakin tipis-tipis. Namun dari semua tim, Geek Fam ID dan AURA Esports menjadi tim yang sangat-sangat panas membara di hari tersebut.

Geek Fam ID mungkin cuma berhasil mendapatkan satu kali WWCD saja. Namun demikian, permainannya konsisten dengan placement yang tidak buruk ditambah poin kill yang besar. Pada sisi lain, AURA Fire jadi tim yang paling panas membara hari itu. Mereka mendapatkan 3 kali WWCD, dengan dua WWCD didapatkan secara berturut-turut di ronde 16 dan 17. Poin kill yang mereka dapatkan juga selalu dua digit pada saat WWCD berhasil di dapatkan. Rekornya adalah di ronde 17, yaitu WWCD dengan 19 kill dibukukan.

Bigetron RA pun juga tetap konsisten di hari terakhir. Mereka membuka pertandingan dengan WWCD walau harus terpuruk lumayan buruk di ronde setelahnya. Hasil tersebut membuat klasemen poin menjadi sangat sengit. Geek Fam ID terbilang hampir bisa dipastikan menjadi juara pada ronde 17 dengan 200 poin lebih yang diamankan, sementara Bigetron RA hanya punya sekitar 180an poin saja di peringkat kedua.

Masuk ronde 18, harapan menang Geek Fam ID hampir pupus setelah mereka terkena Too Soon di peringkat 14. AURA Fire yang sedang panas membara juga finish di peringkat yang tak terlalu baik, yaitu peringkat 6 dengan 4 kill. Seakan memanfaatkan momen tersebut, Bigetron RA pun segera merebut WWCD di game tersebut dengan 11 poin kill dibukukan.

Sayang, walau Bigetron RA tampil impresif menutup pertandingan, Geek Fam ID masih tetap menjadi juara PMPL Indonesia Season 3 ini. Bigetron RA dengan segala perjuangannya mendapat peringkat Runner-Up, dan AURA Esports mendapatkan peringkat ke-3.

Dari hasil yang didapatkan tersebut, maka Geek Fam ID dan AURA Essports menjadi dua wakil Indonesia tambahan untuk bertanding di PMPL SEA Championship nantinya. Sementara itu, Geek Fam ID dan Bigetron RA yang ada di peringkat satu dan dua juga mendapat hak bertanding di Peace Elite Asia Invitational yang akan diadakan di Tiongkok pada tanggal 27-29 Mei 2021 mendatang.

Sumber Gambar Utama – MLBB & PUBG Mobile Official YouTube Channel.

Rekap MPL ID Week 5 dan PMPL ID Week 1: Kejayaan Tim-Tim Kuda Hitam

Esports Indonesia menjadi semakin panas pekan ini. Selain kehadiran MPL Indonesia (MLBB), akhir pekan ini ada juga PMPL Indonesia (PUBG Mobile) yang sudah memasuki musim ketiganya. Dua liga tersebut memunculkan satu cerita yang mirip pekan ini, tim-tim kuda hitam yang berjaya. MPL ID punya Genflix Aerowolf yang kembali mencuat saat lawan Alter Ego dan kehadiran pertandingan Royal Derby antara RRQ Hoshi vs ONIC Esports. PMPL ID pekan perdana juga menampilkan cerita yang sama. Dimulai dari mencuatnya VOIN V88 dan Genesis Dogma di laga weekdays, sampai BOOM Esports yang kembali mendapatkan permainan terbaiknya di babak Super Weekend.

Rekap MPL Indonesia Season 7 Pekan ke-5

Akhir pekan lalu (26-29 Maret 2021) menjadi pekan ke-5 dari Mobile Legends Profesional League Indonesia Season 7. Hari pertandingan pertama menyajikan pertemuan Bigetron Alpha vs Genflix Aerowolf dan Geek Fam ID vs Alter Ego.

Genflix Aerowolf kembali harus menelan kekalahan 0-2 walau telah mencoba melakukan berbagai hal. Namun memang, apa yang dilakukan Genflix Aerowolf pekan kemarin tergolong eksperimental lewat percobaan strategi “Diggie feeder”.

Pertandingan kedua ada Geek Fam ID menghadapi lawan berat yaitu Alter Ego. Geek Fam ID mungkin memang sedang dapat tempo permainannya sejak pekan lalu, tetapi Alter Ego masih kuat dan konsisten belakangan ini. Geek Fam ID telah mencoba dengan berbagai cara, mulai menggunakan hero andalan tim seperti Uranus untuk RenV sampai melakukan percobaan dengan memainkan Natalia untuk Frzz. Tetapi apa mau dikata, permainan pun berakhir dengan skor 2-0 untuk Alter Ego.

Hari pertandingan kedua dibuka dengan pertemuan ONIC Esports melawan AURA Fire. Chang’e yang dimainkan oleh CW dari ONIC Esports terbukti menjadi momok di dua pertandingan yang terjadi. Pada sisi lain, AURA Fire kali ini juga mencoba sedikit eksperimental dengan memainkan hero Selena. Terlepas dari semua percobaan, AURA Fire kembali harus tertekuk cepat dengan skor 0-2, kali ini oleh ONIC Esports.

Pertandingan kedua adalah antara RRQ Hoshi melawan Bigetron Alpha. Pertemuan yang satu ini agak sulit ditebak, karena keduanya tergolong masih sama-sama meraba line-up dan META terbaiknya. Tetapi RRQ Hoshi tampil kuat pekan ini sehingga mereka berhasil amankan skor 2-0. Pada sisi lain, Bigetron Alpha sepertinya sedang kurang prima pekan ini. Hal tersebut terlihat dari salah satu pemain andalannya yaitu Branz, yang beberapa kali melakukan kesalahan yang terlihat sepele namun penting bagi kemenangan tim.

Pertandingan terakhir di hari kedua adalah antara Genflix Aerowolf melawan Alter Ego. Pertemuan kedua tim tersbut cukup tidak terduga. Genflix Aerowolf memaksa permainan imbang hingga skor jadi 1-1 dari best of 3. Padahal Genflix Aerowolf baru kalah 0-2 di hari sebelumnya sementara Alter Ego menang 2-0. Genflix Aerowolf semakin mengamuk lagi di game ketiga. Keunggulan yang mereka dapat di awal permainan terus menggulung menjadi besar layaknya bola salju sampai base Alter Ego hancur cepat di menit 11:46. Genflix Aerowolf pun memenangkan seri pertandingan melawan Alter Ego dengan skor 2-1.

Pertandingan hari ketiga adalah pertemuan antara AURA Fire vs EVOS Legends dan The Royal Derby antara RRQ Hoshi vs ONIC Esports. Momen unik terjadi di game kedua antara AURA Fire vs EVOS Legends. Entah tidak sengaja atau memang strategi, AURA FIre secara mengejutkan tidak membawa Retribution di game kedua. Tapi terlepas dari percobaan tersebut, EVOS Legends tetap tampil solid dan berhasil mendapat kemenangan penuh dengan skor 2-0.

Royal Derby kali ini adalah pertemuan yang kedua antara ONIC Esports dengan RRQ Hoshi. Terakhir kali, ONIC Esports berhasil menang 2-0. RRQ Hoshi tidak terpengaruh dengan hasil yang didapat sebelumnya dan tetap main lepas di pertandingan kali ini. Game 1 dimenangkan RRQ Hoshi di menit 17:46. Ketika itu RRQ Hoshi amankan keunggulan awal, namun ONIC Esports bertahan dengan kuat. Game 2 kembali berjalan alot, walau RRQ Hoshi lagi yang berhasil amankan kemenangan di menit 23:12. Ketika itu ONIC Esports berhasil amankan keunggulan di fase awal, namun RRQ Hoshi berhasil lepas dari belenggu sehingga mereka bisa membalikkan keadaan.

Rekap PMPL ID Season 3 – Super Weekend 1

Selain pertandingan MPL Indonesia, akhir pekan lalu juga menjadi pertandingan perdana dari PUBG Mobile Pro League Indonesia Season 3 (PMPL ID Season 3). Seperti biasa, pertandingan liga pertandingan dibuka dengan weekdays match di hari Kamis dan Jumat, lalu ditutup dengan match Super Weekend di hari Sabtu dan Minggu.

Pekan pertama PMPL memang kerap menjadi kejutan bagi para penonton. Beberapa tim yang sebelumnya terlihat biasa saja, mencuat memuncaki klasemen sementara. Pada laga weekdays, ada Genesis Dogma GIDS dan VOIN V88 yang muncul ke permukaan.

Dengan nama, logo, dan semangat baru, VOIN V88 berhasil tampil dengan konsisten. Walau cuma mengamankan 2 Chicken Dinner sepanjang laga weekdays, tetapi mereka konsisten berada di 5 besar pada beberapa ronde selanjutnya. Pada sisi lain, GD GIDS yang kini diasuh oleh Bennymozza juga tampil impresif di laga weekdays. Chicken Dinner mereka memang cuma satu, tapi mereka berhasil tiga kali konsisten di posisi runner-up dan beberapa kali bertahan di posisi 5 besar. Pada sisi lain, RRQ Ryu dan MORPH Team yang kini memainkan roster baru ternyata masih belum menemukan tempo terbaiknya. Mereka berdua pun gagal lolos ke Super Weekend bersama 69 Esports dan Geek Fam ID.

Babak Super Weekend pun tidak kalah menarik. Lagi-lagi, tim yang di musim sebelumnya tidak terlalu mendominasi mencuat ke permukaan. Super Weekend kali ini menampilkan BOOM Esports dan Bonafide yang tampil konsisten sehingga berhasil mengamankan peringkat 1 dan 2. BOOM Esports mengamankan 3 kali Chicken Dinner sepanjang 12 ronde pertandingan Super Weekend dengan beberapa kali posisi 4 besar. Sementara Bonafide hanya mengamankan satu kali Chicken Dinner, namun dengan beberapa posisi 5 besar.

Selain dua tim tersebut, EVOS Reborn yang kini diperkuat Microboy, Redfacen, dan kawan-kawan juga berhasil membuktikan kekuatannya. EVOS Reborn finish di peringkat tiga dengan satu kali Chicken Dinner dan beberapa kali konsisten di peringkat 5 besar.

Lalu apa kabar dengan Bigetron RA? Pekan ini sepertinya belum menjadi pekannya Bigetron RA. Sang Red Aliens juga memainkan line-up baru dengan Liquid menggantikan Microboy dan menghadirkan mantan pemainnya terdahulu yaitu Kingzz. Bigetron RA sebenarnya tampil konsisten sepanjang laga weekdays dan Super Weekend. Tetapi dewi fortuna sepertinya masih belum memihak kepada mereka, sehingga mereka finish di peringkat 8 pada laga weekdays dan finish di peringkat 7 di laga Super Weekend.

Mobile Premier League Menyambut Pertumbuhan dan Potensi Industri Game di Indonesia

Mobile Premier League (MPL), platform esports asal Bangalore, India pada Februari 2021 lalu baru saja mengumumkan putaran pendanaan terbarunya membukukan dana hingga $95 juta. Perolehan ini tidak berselang jauh setelah di September 2020 lalu mereka mendapatkan pendanaan seri C senilai $90 juta — MDI Ventures turut memimpin investasi. Sementara investor lokal lainnya, Go-Ventures juga berpartisipasi.

Dari kabar yang tersiar, kini valuasi perusahaan telah mencapai $945 juta. Modal tambahan masih akan difokuskan untuk memperkuat kehadiran dan ekspansi layanan; juga meningkatkan proposisi nilai dari platform esports yang dimiliki. Sejauh ini bisnis MPL ditopang di dua pasar utama, yakni India (dengan 60 juta pengguna) dan Indonesia (4 juta pengguna), menyuguhkan sekitar 70 permainan online multi-genre.

Untuk mengetahui perkembangan layanan MPL di Indonesia, kami berkesempatan melakukan wawancara eksklusif dengan Vice President & Country Head Indonesia Mobile Premier League Ridzki Syahputera.

Layanan MPL di Indonesia

Saat ini, melalui situs dan aplikasi MPL, pengguna di Indonesia dapat menikmati dua kategori permainan, yakni casual game dan fantasy sport game. Untuk casual game, jumlahnya sudah ada sekitar 30 jenis – tiap hari dikurasi dan dirotasi untuk memudahkan pengguna. Permainan ini sesinya lebih pendek. Sedangkan di kategori fantasy sports, pengguna diajak melakukan analisis di bidang olahraga tertentu, menargetkan kalangan pecinta olahraga seperti sepak bola, basket, tenis, dll.

“Setiap game yang ada lebih mengedepankan kemampuan pemain ketimbang keberuntungan, sehingga di MPL pengguna benar-benar harus berlatih dan mengasah kemampuannya,” ujar Ridzki.

Sementara terkait kontes, ada beberapa tipe yang dapat diikuti. Mulai dari turnamen, head-to-head battle (satu lawan satu dengan tingkat keahlian yang sama), battle arena (mirip satu lawan satu tapi dengan jangka waktu tertentu, pemenang dihitung dari berapa kali mereka mendapatkan juara dari sesi yang diikuti), dan mega contest (turnamen dengan waktu dan hadiah yang lebih besar).

“Rata-rata MPL menyediakan 1600 kontes per hari. Teknologi kami pada dasarnya bisa untuk memfasilitasi turnamen esports dengan skala besar dengan dukungan 24 jam,” imbuhnya.

Pada dasarnya setiap pemain yang berminat untuk gabung di suatu sesi akan dikenakan biaya. Di dalam sesi tersebut ada hadiah tertentu dari nominal yang dikumpulkan – di beberapa acara juga disediakan hadiah dari sponsor. Pengguna juga dapat menukarkan poin (berlian) yang didapat melalui fitur MPL Mall untuk ditukarkan dengan berbagai voucher yang disediakan.

Model bisnis

Picture223232 (1)

Di samping untuk memastikan siapa saja bisa ikut bermain dan berkompetisi, Ridzki menyampaikan, teknologi MPL juga didesain untuk menjaga agar semua kompetisi berjalan secara adil. Di dalamnya termasuk pencegahan fraud dan potensi kecurangan dari cheater. Mereka melakukan monetisasi dengan dua cara, yakni mengenakan fee ke pengguna untuk platform dan biaya masuk. Kemudian juga bekerja sama dengan mitra bisnis untuk melakukan brand activation.

Saat ini pertumbuhan pengguna MPL secara keseluruhan telah mencapai 85%, pandemi juga mendorong peningkatan basis pengguna. Sejak Maret tahun lalu, ada peningkatan 55% dalam game play dan 7x lipat jumlah pengguna. Tapi pandemi juga menghadirkan banyak tantangan bagi perusahaan.

“Ada dampak positif di beberapa metrik, tapi ada yang terganggu juga di metrik lain. Misalnya akibat purchasing power yang menurun. Banyak pengguna yang tetap bermain untuk alternatif hiburan di masa pandemi, tapi daya beli mereka turun. Maret s/d April 2020 menjadi puncaknya kami merasakan dampak yang cukup signifikan terhadap deposit rate di platform,” jelas Ridzki.

Kemitraan strategis

Go-Ventures mulai berinvestasi ke MPL sejak di putaran awal. Kemitraan strategis tersebut juga membawa Gopay menjadi platform pembayaran pertama yang terintegrasi dengan situs MPL di Indonesia. Selanjutnya, masuknya MDI Ventures juga membawa LinkAja masuk ke jajaran opsi pembayaran melalui e-wallet.

“Selain integrasi, ada aspek penting yang kami rasa sangat bermanfaat dalam kemitraan ini, yakni meningkatkan kredibilitas platform MPL Indonesia,” kata Ridzki.

Selain itu, MPL juga gencar menjalin kerja sama dengan game publisher. Dari Indonesia sudah ada Agate Studio yang meletakkan beberapa permainan besutannya ke platform. Ridzki memandang bahwa hadirnya MPL sebagai “wadah” bisa dimanfaatkan para pengembang untuk membantu memonetisasi karya mereka – setidaknya menjadi additional way di luar penerbitan aplikasi melalui marketstore.

Keberhasilan MPL mendukung Piala Presiden Esports 2020 juga dinilai menjadi benchmark yang baik bagi perusahaan untuk menjalin kerja sama dengan mitra-mitra strategis lainnya – termasuk brand dan organisasi – guna menyelenggarakan aktivitas dengan skala kota sampai nasional.

Tantangan edukasi pengguna

MPL mengklaim, sebagai rewardable gaming platform pertama di Indonesia, mereka merasa punya tanggung jawab untuk mengedukasi pengguna – membuat mereka tahu tentang adanya platform tersebut, proses bisnis, dan tanggung jawab dalam bermain. Untuk kalangan milenial Ridzki menilai tidak banyak isu dalam upaya edukasi, yang lebih menantang adalah meyakinkan para pengguna yang lebih tua (termasuk orang tua) bahwa game tidak hanya identik dengan sesuatu nonproduktif.

“Dari kondisi tersebut, tahun ini kami masih akan banyak fokus melakukan brand awarenss, industry awarenss sehingga menciptakan ekosistem yang lebih siap. Selain itu dengan investasi yang didapat, kami juga akan mengoptimalkan potensi fantasy sport di Indonesia,” tambah Ridzki.

Mengutip laporan Newzoo tahun 2020, India memiliki mobile gaming revenue sebesar $1,8 miliar dengan populasi penduduk kurang lebih 1,38 miliar jiwa. Sedangkan, Indonesia dengan populasi penduduk sekitar 273 juta jiwa memiliki mobile gaming revenue sebesar 1,2 miliar. Sehingga bisa disimpulkan adanya minat dan antusiasme yang tinggi di industri gaming Indonesia, potensinya masih bisa terus digali.

“Untuk pendapatan industri gaming, sekarang Indonesia nomor satu di Asia Tenggara dan nomor 8 di dunia. Kurang lebih 64% dari total populasi aktif dalam online gaming,” jelas Ridzki.

Ia pun cukup optimis dengan ekosistem di Indonesia. Dibuktikan dengan makin banyaknya stakeholder yang bermain mulai dari publisher, tim esport, manajemen talenta esports, pengelola turnamen, sampai influencer – masing-masing berpartisipasi dalam unit economy di industri tersebut.

“Dan yang tak kalah penting adalah elemen kompetitif itu sendiri. Game sama seperti sepak bola, karena ada kompetisinya jadi lebih populer. Orang jadi punya idola terhadap pemain tertentu, berambisi bisa seperti idolanya, dan bahkan mau berinvestasi ke sana – baik berpartisipasi dalam kompetisi sampai menonton konten esports. Di sisi lain pemerintah seperti Kantor Staf Presiden, Kemenpora, PBSI Esports Indonesia sangat suportif terhadap industri ini,” pungkasnya.

NXL Ligagame Juara VALORANT Champions Tour Week 02, Pekan Perdana MPL ID Season 7

Akhir pekan lalu menjadi akhir pekan yang padat dengan hadirnya berbagai pertandingan esports, mulai dari VALORANT hingga MPL Indonesia yang sudah dimulai. Selain itu, beberapa tim esports juga mengumumkan kolaborasi menarik mereka. Berikut rekap berita esports di awal Maret 2021.

NXL Ligagame Juara VALORANT Champions Tour Week 02 Final Qualifier

NXL Ligagame kembali menunjukkan tajinya di dalam gelaran VALORANT Champions Tour Final Qualifier Week 02. Kali ini flipzjder dan kawan-kawan harus berhadapan dengan BOOM Esports di babak final. Pertandingan berjalan dengan sangat sengit. Berawal dari kemenangan solid BOOM Esports di game pertama, NXL Ligagame langsung melibas dua game berikutnya. Tetapi dua map tersebut dimenangkan dengan skor yang tipis-tipis, 13-11 di game kedua dan 13-10 di game kedua. Bertanding dalam seri best-of 5, game ke-4 adalah game penentuan. Rivalitas dan jarak kemampuan antar keduanya terlihat sangatlah tipis sehingga pertandingan mencapai babak overtime. Tetapi pada akhirnya NXL Ligagame berhasil menjadi pemenang dengan skor 17-15.

MPL Indonesia Season 7 Memulai Pekan Perdananya

Kamis lalu (25/02) Moonton mengadakan konfrensi pers mengumumkan kehadiran kembali liga kasta utama MLBB yaitu MPL di musim yang ke-7. Liga MPL Indonesia tidak menampilkan terlalu banyak perubahan di musim ini. Namun Moonton mencoba memberi suasana baru dengan menghadirkan salah satu band indie ternama yaitu .Feast sebagai pembuat soundtrack MPL Indonesia. Selain itu, akhir pekan lalu juga menjadi pertandingan perdana dari MPL Indonesia. Beberapa kejutan langsung terjadi di pekan perdana. Salah satunya adalah penampilan impresif dari Bigetron Alpha yang berhasil libas kemenangan di dua pertandingannya pada pekan itu. Pekan ini juga menampilkan matchup yang menarik, RRQ melawan Alter Ego. Sayang pertandingan tidak seperti apa yang diharapkan penggemar. Berharap mendapatkan pertandingan sengit namun Alter Ego ternyata tampil solid dan mendapat kemenangan 2-0 atas RRQ.

Fnatic Juara Dota 2 Regional League SEA

https://twitter.com/pglesports/status/1364588872361984001

Akhir pekan lalu juga menjadi pekan pertandingan terakhir dari Dota 2 Pro Circuit Regional League – SEA. Setelah melalui 6 pekan pertandinga, Fnatic pun akhirnya keluar sebagai juara liga Upper Division. Kemenangan tersebut memberikan mereka hadiah uang sebesar US$30.000 dan slot langsung menuju ke babak Playoff dari Singapore Major. Pada sisi lain BOOM Esports berhasil finish di peringkat ke-5. Walau mungkin bukan hasil yang diharapkan, namun BOOM Esports tergolong sudah tampil cukup baik dan masih mendapatkan 50 DPC Points dari pertandingan tersebut.

Wild Rift Icon Series Pekan Pertama, Tim RSG Juara Vietnam

Wild Rift Icon Series sudah dimulai! Pekan perdana dimulai dengan pertandingan khusus untuk tim-tim asal Vietnam. Pertandingan sudah menunjukkan rivalitas yang luar biasa sengit. Babak final mempertemukan Resurgence dengan Divine Esports yang berakhir dengan skor 3-2. Divine Esports mendapat keunggulan lebih dahulu lalu dibalas oleh Resurgence di game kedua. Divine Esports membalas lagi di game ketiga, namun Resurgence berhasil tampil lebih solid di game ke-4 dan 5 sehingga berhasil keluar menjadi juara. Dalam pertandingan tersebut, Champion Olaf tampak menjadi salah satu pilihan yang kuat bagi Resurgence untuk memenangkan pertandingan demi pertandingan. Pekan depan pertandingan Icon Series akan berlanjut dengan menampilkan tim-tim dari Malaysia.

Bursa Transfer PUBG Mobile: NoMercy Pindah Ke AURA Esports

Bursa transfer skena PUBG Mobile terlihat cukup sepi di akhir pekan lalu. Mengutip dari Instagram resmi esports PUBG Mobile, hanya ada satu pengumuman yaitu NoMercy yang terlihat pindah dari MORPH ke AURA Esports. Selain bursa transfer, @pubgmobile.esports.id juga menampilkan daftar pemain-pemain free agent yang belum terlihat perpindahannya. Beberapa dari daftar tersebut adalah sosok sosok pemain yang menjanjikan seperti Jerssy yang dahulu bermain untuk ION Esports, ataupun Kingzzz yang adalah mantan pemain Bigetron Esports di awal-awal dan terakhir kali bermain untuk Red Rockets.

ONIC Esports Tunjuk JUARA Apparel Sebagai Merchandise Partner

Sumber Gambar - Rilis ONIC Esports
Sumber Gambar – Rilis ONIC Esports

Bisnis merchandise sepertinya menjadi salah satu peluang yang menjanjikan bagi tim esports. Karenanya baru-baru ini ONIC Esports pun menunjuk JUARA Apparel sebagai merchandise partner untuk lebih serius di bidang bisnis tersebut. JUARA Apparel sendiri merupakan salah satu penyedia apparel yang cukup sukses di industri sepak bola dan menjadi penyedia apparel bagi tim PERSIJA. Lebih lanjut, ONIC Esports menyampaikan bahwa mereka akan merilis jersey terbarunya di bulan Maret. Mengutip rilis, dikabarkan jersey akan hadir dalam 3 jenis yaitu Home, Away, dan Alternate yang akan tampil dengan mengusung konsep “rebel”.

RRQ Perkenalkan Virtual Streamers Bernama Ryo

 

 

 

 

View this post on Instagram

 

A post shared by RRQ Streamers (@rrq_streamers)

RRQ sudah cukup sukses lewat esports. Kini, sang “raja dari segala raja” melebarkan sayapnya dan mengumumkan divisi terbaru yang diberi nama RRQ Streamers. Seperti namanya, divisi ini akan menaungi, mengembangkan, dan mengarahkan sosok-sosok live-streamers lokal agar menjadi lebih baik. Bukan cuma sosok-sosok streamers yang memang sudah punya nama di dunia gaming seperti Lipay, Kenboo, atau Liam, RRQ Streamers juga menampilkan sosok Virtual Streamers yang bernama Ryo. Selain menjadi bagian dari RRQ Streamers, Ryo juga merupakan Official Mascot Team RRQ yang akan hadir menghibur di channel Team RRQ nantinya.

Krafton Umumkan PUBG: New State

Pengembang PUBG yang orisinil baru saja meluncurkan iterasi Battle Royale terbarunya yang diberi nama PUBG: New State. Beda dengan PUBG Mobile yang dikembangkan oleh Tencent/Lightspeed & Quantum, PUBG: New State akan dikembangkan oleh pengembang asli game PUBG di PC yaitu Krafton/PUBG Studio. PUBG: New State mencoba memberikan sedikit kesegaran dan tampil beda dibanding PUBG. Game tersebut memiliki latar waktu di tahun 2051 sehingga menjelaskan mengapa persenjataan, perlengkapan, dan kendaraan yang tampil di trailer terlihat futuristik. Selain tema futuristik, New State juga dikabarkan akan memberikan fitur yang memungkinkan pemain melakukan kustomisasi senjata di tengah permainan. PUBG: New State kini dalam masa pre-register di Google Play Store dan Apple App Store. New State rilis tahun 2021, namun belum mendapat tanggal pasti.

VALORANT Hadirkan Agent Baru Berkemampuan Kosmik Bernama Astra

Riot Games sepertinya terus berusaha mendobrak genre tactical 5v5 FPS melalui game terbarunya yaitu VALORANT. Baru-baru ini VALORANT menghadirkan Agent baru bernama Astra. Sosok Astra merupakan Agent dengan kekuatan kosmik yang mampu mengubah bintang-bintang yang ia tempatkan di dalam map menjadi apapun yang ia mau, entah itu smoke, pusaran yang mengganggu pergerakan lawannya, ataupun ledakan yang mengganggu pandangan. Sebagai penutup, Astra mampu membuat sebuah tabir galaksi di bagian yang ditentukan pemain. Tinggi dari tabir galaksi Astra cukup istimewa. Tidak seperti Toxic Screen milik Viper yang hanya setinggi kebanyakan Agent VALORANT, tinggi Cosmic Divide milik Astra sampai menyentuh langit. Skill tersebut kemungkinan akan menjadi counter keras terhadap Jett yang bisa terbang dan menyerang lawannya dari balik tembok.

Sumber Gambar Utama – TeamNXL Official Website

Di Balik Konsistensi RRQ Hoshi 3 Kali Juara MPL ID

Pekan lalu (19 Oktober 2020), RRQ Hoshi kembali mencatatkan rekor dengan menjadi juara MPL Indonesia (Mobile Legends Bang Bang Profesional League) yang ketiga kalinya (Season 2, Season 5, dan Season 6) dan berturut-turut dari musim sebelumnya.

Saya tidak menafikkan kekuatan dan kecekatan permainan pasukan RRQ Hoshi musim ini. Namun, sebagian besar pemain yang pernah bermain di liga utama MLBB (Mobile Legends Bang Bang ) di Indonesia tentunya juga sudah jauh di atas rata-rata. Tentunya, di balik kepiawaian para pemain RRQ Hoshi, ada alasan lain yang membuat tim ini bisa menjadi 3x juara MPL ID.

Salah satunya, menurut saya, adalah manajemen RRQ yang berhasil membangun konsistensi tim yang satu ini. Namun, pertanyaannya, bagaimanakah manajemen menerjemahkan perannya membangun performa juara?

Saya pun menghubungi Andrian Pauline, CEO RRQ untuk mencari tahu peran manajemen terhadap konsistensi RRQ Hoshi.

Mari kita intip satu persatu.

 

Lemon Sang Pemain Andalan

Suka atau tidak suka Anda, Muhammad “Lemon” Ikhsan adalah pemain paling berjasa atas keberhasilan RRQ menjadi juara 3x MPL ID.

Selain menjadi pemain yang paling konsisten dari Season 1, Lemon juga jadi satu-satunya pemain yang bertahan di tim yang sama sepanjang 6 musim.

Dengan berbekal banyak pengalaman, dari pengamatan saya memerhatikan MPL Indonesia dari S1, Lemon selalu konsisten di sebagian besar pertandingan. RRQ sendiri memang tidak selalu dominan di setiap pertandingan dari S1 sampai S6 namun Lemon seringnya tetap bermain cantik meski timnya terpuruk.

Satu-satunya pemain lain yang, bagi saya, bisa menyuguhkan performa yang sama konsistensinya adalah Eko “Oura” Julianto. Sayangnya, Oura sudah tak lagi bermain di MPL ID sejak S5.

Sumber: RRQ
Sumber: RRQ

Konsistensi Lemon membuat ia ditakuti semua lawan-lawannya dan mengangkat mental kawan-kawannya. Namun pertanyaannya, bagaimanakah ia bertahan di tim yang sama dari S1? Apalagi mengingat tidak banyak pemain MPL ID yang bertahan di tim yang sama selama beberapa musim.

Jika saya tidak salah ingat, di MPL ID S4, hanya ada 3 orang yang bertahan di tim yang sama dari S1 yaitu Lemon, Oura, dan Tuturu. Namun, seperti yang saya tuliskan tadi, Oura sudah tak lagi bermain di MPL sejak S5. Sedangkan Tuturu juga absen di S6.

AP, panggilan Andrian, mengatakan, “Lemon betah di RRQ karena dari nol RRQ sudah di samping Lemon. Ketika menang ataupun kalah, kita selalu di sana. Ketika ada masalah, RRQ yang selalu ada di garis paling depan. Lemon sangat penting di RRQ dan saya yakin RRQ juga sangat penting di mata Lemon. Bisa dibilang kita saling melengkapi.”

 

R7, Transformasi Dota 2 ke MLBB yang Matang

Buat Anda penggemar skena Dota 2 Indonesia, nama Rivaldi “R7” Fatah harusnya bukan lagi nama yang asing didengar.

Di 2018, RRQ membawa 2 pemain (Rusman Hadi dan Rivaldi Fatah) ke tim Dota 2 mereka dari The Prime. Namun di awal tahun 2019, RRQ membubarkan divisi Dota 2 mereka. Di MPL ID S4, R7 pun hijrah ke Mobile Legends.

Dengan pengalamannya bermain Dota 2, R7 pun punya kematangan berpikir bermain MOBA. Namun demikian, R7 memang istimewa. Faktanya, tak banyak pemain dari MOBA PC (Dota 2 atau LoL) yang sukses hijrah ke MLBB.

Meski memang manajemen RRQ tak selalu sukses mengubah pemain MOBA PC bersinar di MLBB, seperti Rusman, setidaknya mereka berhasil memberikan ruang belajar yang efektif untuk R7 beradaptasi ke MLBB.

AP pun kembali memberikan komentarnya.

“Untuk R7 sendiri, semua tahu bahwa dia pemain Dota2 RRQ untuk waktu yang cukup lama. Ketika dia memutuskan untuk pindah karir, RRQ memberikan kesempatan itu asalkan dia mampu menunjukkannya. Dan dia menjawab itu di S4. Padahal rencana awalnya adalah dia sebagai pemain pelapis. Intinya, di RRQ, kita selalu support perkembangan talent kita, entah sebagai player or mungkin sebagai entertainer. Tapi filosofi menjadi yang terbaik sudah menjadi DNA di dalam tubuh RRQ. Semua akan mendapatkan kesempatan yang sama untuk membela RRQ namun yang berhak membela RRQ adalah yang terbaik. Itu adalah filosofi kita. Jadi tidak ada iri dan yang lainnya. Latihan keras, kontribusi nyata untuk tim, berkorban demi kepentingan tim, dan niscaya semua akan menjadi raja pada waktunya. Itulah jalan ninja RRQ… Hahaha…” Cerita AP sembari bercanda.

 

Berhitung dengan Kekalahan

Nyatanya, mematok kemenangan di setiap pertandingan juga bukan tujuan yang realistis untuk sebuah tim. Kondisi tim dan lawan yang dinamis seringkali berada di luar genggaman.

RRQ Hoshi juga sempat mengalami beberapa kekalahan di Regular Season S6 ini. Pada Week 3 S6, RRQ sempat kalah dari Alter Ego dan bahkan Aerowolf Genflix. Di S5 pun, RRQ Hoshi juga tidak berhasil menorehkan kemenangan penuh di Regular Season. Namun demikian, RRQ berhasil bangkit kembali dan menjadi juara di dua Season tadi.

Jadi sebenarnya apa yang terjadi?

Dokumentasi: AP
Dokumentasi: AP

AP pun bercerita tentang yang terjadi saat kekalahan beruntun di Week 3. “Yang terjadi adalah bad timing…. Timing Xin rehat itu setelah lock rooster. Jadi kita ga bisa tambah pemain baru. Sedangkan pelapis Xin saat itu, Wizzking, sedang syuting full acara GTV sehingga tidak bisa latihan. Padahal mencari pemain dengan karakter seperti Xin tidak mudah karena gameplay RRQ itu agresive yang butuh core agresive. Tidak bisa core yg pasif. Jadi, imbasnya adalah bongkar pasang dan latihan yang berantakan sehingga mengakibatkan hasil yg sangat buruk. Di sisi lain, semua tim MPL sudah mempelajari RRQ dan mempersiapkan tim dengan waktu yang lebih cukup dibandingkan kita… 4 kali kalah beruntun bukan sesuatu yg diluar prediksi.”

 

Albert, yang Muda dan Berbahaya

Memasangkan pemain muda yang berbakat dengan para pemain senior sepertinya memang salah satu rumus untuk jadi juara MPL ID. Sebelumnya, EVOS juga menggunakan rumus yang sama di S4 dengan menggabungkan Wann dan Luminaire bersama Donkey, Oura, dan Rekt.

Via: RRQ
Via: RRQ

Di S6 kali ini, bintang barunya adalah Albert Neilsen Iskandar. Sebelumnya, Albert adalah pemain RRQ Sena (tim RRQ di MDL, liga kasta kedua). Ia pun dinaikkan ke MPL ID di pertengahan musim Regular Season S6. Awalnya, banyak fans meragukan peran Albert untuk menggantikan Xin. Namun ternyata RRQ punya strategi yang berbeda dengan menurunkan Xin dan Albert bersama-sama. Albert pun membuktikannya dengan menjadi pemain kunci di Game kelima pertandingan Grand Final melawan Alter Ego.

“Albert itu bukan kebetulan. Albert disaring dari ribuan pendaftar yang mengikuti open recruitment di RRQ. Dan, ketika final test yaitu interview personal dengan saya, saya merasa dia berbeda. Di luar umurnya yang masih muda, dia bisa meyakinkan saya dia akan melakukan apapun untuk berhasil di RRQ. Ternyata dia membuktikannya di final MPL kemarin. The hottest player in MLBB World is Alberttt!” Cerita AP soal Albert.

 

Strategi, Latihan, dan Kekompakan

Strategi, latihan, dan kekompakan mungkin memang sudah sering digembar-gemborkan. Namun, tidak banyak juga yang berhasil menunjukkan bukti dari slogan tersebut.

Menurut AP, konsistensi RRQ Hoshi merupakan hasil dari kerja keras berlatih dan adaptasi pada META.

“Bicara konsistensi sebenernya terjemahannya cukup banyak dan luas. Tapi, jika melihat konsisten dr segi hasil, mungkin ada variable META yang ikut berperan serta. Di RRQ sendiri, kemampuan adaptasi kita terhadap META menurut saya lebih baik dibanding tim lain. Hasilnya, kita cepat menyesuaikan diri dengan role yg baru, cara main yg baru, ataupun berani menggunakan hero baru. Tentunya tidak lepas dengan karakter tim kita yang disiplin. Porsi latihan anak-anak RRQ sangat tinggi. Dan, suka tidak suka, harus dilahap oleh anak2 RRQ yang juga sibuk membuat konten ataupun streaming. Intensitas latihan yang tinggi, kemampuan beradaptasi terhadap perubahan, disiplin, dan karakter pantang menyerah dari RRQ merupakan kunci untuk konsisten.”

Dokumentasi: RRQ
Dokumentasi: RRQ

Selain itu, strategi dan kekompakan tim tentunya juga berpengaruh besar. Seperti yang tadi AP katakan, strategi RRQ Hoshi memang selalu bermain agresif dan hal tersebut memang selalu terlihat di setiap permain mereka — bahkan dari musim-musim sebelumnya.

Selain itu, kemampuan manajemen untuk melihat peran setiap pemain juga tidak kalah penting untuk membangun strategi dan kekompakan tim tadi.

“Jika kita melihat beberapa detik ke belakang, ada Vyn dengan ulti Akai yang membubarkan minion dan hero Alter Ego (AE) sehingga petaka 2x pukul itu terhindarkan. R7 dan Lemon yang mengulur waktu pemain AE seperti menghabiskan Mana dari Pharsa (Ahmad) dan menahan minion untuk waktu yg cukup lama. Xin juga membunuh hero Celiboy dan mengulur waktu 3 pemain AE sehingga Albert bisa memukul minion AE yang masuk dari mid.” Jelas AP menekankan bahwa tidak hanya Albert yang sebenarnya sangat berjasa terhadap kemenangan RRQ Hoshi di Game 5 yang sangat mendebarkan.

 

Penutup

Pertandingan pamungkas antara RRQ dan AE memang sungguh menegangkan. Kedua tim memiliki kemampuan dan mental yang sungguh layak diacungi jempol. Namun demikian, formasi pemain dan strategi RRQ terbukti lebih ampuh.

Saya sebenarnya juga sempat berbincang dengan Ryan “KB” Batistuta mengenai game kelima tadi. Dari sisi drafting, AE memang berada di posisi yang tidak menguntungkan untuk late game dengan 2 Mage melawan RRQ yang menggunakan 2 Marksman.

Di satu sisi, KB juga mengakui hal tersebut namun juga mengagumi mental para pemain AE. “Jelas kalah di Late Game, AE. Cuma gua ga paham mentalnya kenapa bisa bagus banget. Mereka bisa nahan padahal banyak disadvantage.”

Namun demikian, jam terbang bermain memang tak dapat dicurangi. AE terlihat sedikit kebingungan saat mereka mendapatkan momen yang begitu berharga namun tak mampu dimanfaatkan dengan baik.

“Faktor X. Mungkin panik kayak ga nyangka mau menang dan fokusnya kepecah. Ada yang ke Albert, ada yang ke base, dan ada yg ke minion.” Ungkap KB.

Sebaliknya RRQ, berkat hal-hal yang tadi saya jabarkan, berhasil membuktikan diri bahwa mereka memang paling konsisten sepanjang sejarah skena MLBB di Indonesia.

Apakah mereka masih bisa konsisten di musim selanjutnya?

Feat Image via Moonton

Akankah Indonesia Menjadi Kiblat Esports Mobile Dunia?

Perkembangan esports di Indonesia terbilang begitu cepat. Salah satu perubahan yang cukup terasa datang dari sisi sistem kompetisi. Sekitar tahun 2016-2017 model kompetisi liga cukup jarang ditemukan di skena esports lokal. Tanpa liga rutin, para pemain terpaksa loncat dari satu turnamen ke turnamen lain untuk bisa terus bertanding dan menyambung hidup.

Tayangan esports juga terbilang kurang “seksi” bagi sponsor karena tayangannya tidak konsisten dan cuma berlangsung sesekali. Satu-satunya kompetisi liga esports di masa itu mungkin cuma League of Legends Garuda Series, liga utama League of Legends skena lokal. Walau menjadi salah satu pionir yang cukup sukses, sayangnya liga tersebut tutup usia tahun 2018 pasca Garena pamit undur diri mengurus server League of Legends lokal.

Lompat beberapa tahun ke depan, Indonesia kini punya tiga liga esports yang terbilang liga primer di tahun 2020. Tiga liga esports tersebut adalah yaitu MPL ID untuk Mobile Legends: Bang-Bang, PMPL ID untuk PUBG Mobile, dan FFML untuk Free Fire.

Dari tiga liga tersebut, Mobile Legends Professional League Indonesia (MPL ID) terbilang sebagai salah satu yang berandil besar terhadap hidupnya kembali ekosistem esports lokal. MPL ID tak hanya membuat pasar esports lokal bergeliat, tetapi juga menunjukkan potensi pasar esports lokal Indonesia untuk menjadi pusat perkembangan game mobile. Bukti pernyataan tersebut bisa kita lihat dari laporan data Esports Charts. Laporan turnamen esports terpopuler bulian September dari Esports Charts menunjukkan bagaimana MPL ID memiliki jumlah penonton yang bersaing, bahkan dengan League of Legends World Championship 2020 ataupun liga LoL primer seperti LCK Korea Selatan ataupun LEC Eropa.

Berangkat dari data tersebut saya jadi ingin mencari tahu lebih, kira-kira sudah sampai sejauh mana tren perkembangan esports Indonesia saat ini? Dengan menggunakan liga MPL ID sebagai sampel, Indonesia ternyata punya potensi untuk menjadi pusat perkembangan esports game mobile di masa depan. Apa benar? Inilah argumentasi saya.

 

Melihat Perkembangan Esports Indonesia tahun 2020 dari Tren Penonton Babak Regular Season MPL ID 2020 Season 6

MPL Indonesia memulai musim pertamanya pada tahun 2018. Ketika itu belum banyak orang tahu game Mobile Legends. Bahkan saya ingat game ini sempat cuma jadi pengisi dadakan di salah satu event gaming/esports terbesar di tahun 2017, yaitu Indonesia Games Championship. Tetapi semenjak final MPL ID Season 1, pandangan orang-orang terhadap Mobile Legends berubah. Turnamen yang diselenggarakan di Mall Taman Anggrek tersebut menarik begitu banyak pengunjung, membuat orang-orang jadi tertarik dengan potensi bisnis gaming/esports. Kini MPL ID sudah mencapai musim ke-6. Banyak hal berubah di MPL ID selama dua tahun-lima musim perjalanannya, termasuk model liga MPL yang berubah jadi model franchise sejak Season 4 tahun 2019 lalu.

MPL ID bergulir sebanyak 2 Season setiap tahun. Awal tahun 2020 dibuka dengan pertandingan MPL ID Season 5 yang diumumkan 30 Januari 2020 kemarin. Setelah babak Grand Final MPL ID Season 5 usai bulan April 2020, MPL ID lalu berlanjut ke Season 6 yang berlangsung di paruh kedua tahun 2020. MPL ID Season 6 diumumkan tanggal 23 Juli 2020. Tim pesertanya masih sama yaitu Rex Regum Qeon, EVOS Esports, ONIC Esports, Genflix Aerowolf, Geek Fam ID, Bigetron Esports, dan AURA Esports, yang merupakan 8 organisasi esports investor liga franchise MPL ID.

Pertandingan perdana babak Regular Season MPL ID Season 6 dimulai tanggal 14 Agustus 2020. Pertandingan bergulir selama 8 pekan dengan format double Round-Robin hingga 4 Oktober 2020. Pertandingan Regular Season MPL ID sempat dilaksanakan secara offline pada Season 5 lalu namun regulasi pembatasan berkumpul dari pemerintah membuat MPL ID Season 6 digelar secara online selama masa pandemi.

MPL ID di tahun 2020 terbilang punya jumlah views yang cukup stabil. Sebelum laporan ini, Hybrid.co.id sudah melaporkan tren viewership liga esports primer Indonesia pada bulan Agustus 2020 lalu. Ditulis oleh rekan saya Ellavie Ichlasa Amalia, laporan tersebut berisi tren viewership tiga liga esports utama Indonesia di paruh pertama 2020, termasuk MPL ID Season 5.

Sumber: Hybrid.co.id
Sumber: Hybrid.co.id

Berdasarkan dari catatan Ellavie, MPL ID Season 5 berhasil mendapatkan jumlah total views sebanyak 73,6 juta views jika menyertakan jumlah views babak Playoff, dan 59,6 juta views jika hanya menjumlahkan babak Regular Season saja. Jumlah views MPL ID Season 5 di YouTube tak pernah kurang dari 1 juta, dengan catatan views tertinggi di musim itu ada pada babak Playoff, yaitu 2,4 dan 2,8 juta views.

Lalu bagaimana dengan Season 6? Seperti musim sebelumnya, MPL ID Season 6 sebenarnya menghadapi banyak tantangan. Secara teknis, koneksi internet masih menjadi momok terbesar bagi pertandingan online. Kontroversi pause pun tak terhindarkan gara-gara hal tersebut. MPL ID juga menghadapi perebutan penonton dengan skena esports lain di kancah lokal, yaitu PMPL, dan FFML.

Sementara dari sisi internasional, tayangan MPL ID pekan-pekan terakhir juga sempat bersinggungan dengan League of Legends World Championship 2020. Terlepas dari itu tren jumlah views babak Regular Season MPL ID Season 6 masih mirip dengan musim sebelumnya, yaitu tidak pernah kurang dari 1 juta, kecuali di satu week 3 day 1. Tren jumlah views saya kumpulkan dari kanal YouTube resmi Mobile Legends: Bang-Bang dan merupakan jumlah views dari tayangan berbahasa Indonesia.

Sumber: Hybrid.co.id
Tren penonton tayangan Regular Season MPL ID Season 6 Bahasa Indonesia (YouTube). Sumber: Hybrid.co.id – Akbar Priono.

Seperti saya sebut sebelumnya, Week 3 Day 1 menjadi satu-satunya pertandingan Regular Season MPL ID yang jumlah views-nya turun ke bawah satu juta. Jumlah views pertandingan hari itu hanya 980.605 saja. Alasan fenomena tersebut adalah karena ada masalah teknis dalam pertandingan antara ONIC Esports melawan EVOS Legends. Ketika itu ONIC Esports menang sempurna 2-0 gara-gara EVOS Legends kehabisan waktu pause ketika masih dalam kendala teknis. Keadaan tersebut membuat para fans kecewa, sehingga jumlah views menurun drastis. Walaupun begitu kejadian tersebut tidak menurunkan semangat penggemar di hari berikutnya, jumlah views pun kembali melejit menjadi 2.116.934 pada pertandingan Week 3 hari kedua.

Jumlah views babak Regular Season MPL ID Season 6 berangsur stabil pasca kejadian tersebut, bahkan kembali melejit di Week 6. Pertandingan pekan tersebut menyajikan matchup menarik seperti ONIC Esports vs Alter Ego, dan EVOS Legends vs Genflix Aerowolf. Berkat hal tersebut, pertandingan Week 6 Day 2 menjadi pertandingan dengan jumlah views terbanyak sepanjang babak Regular Season, dengan total sebanyak 2.298.721 views.

MPL ID 2020 Season 6 juga memiliki tayangan bahasa Inggris seperti pada beberapa musim sebelumnya. Namun tayangan bahasa Inggris babak Regular Season MPL ID Season 6 terbilang underperform, kalah jauh dari tayangan berbahasa Indonesia dari segi viewership. Bahkan tren penonton tayangan bahasa Inggris MPL ID Regular Season 6 malah berangsur menurun.

Puncak keramaian tayangan bahasa Inggris hanya ada di pekan-pekan awal. Jumlah views terbanyak tayangan bahasa Inggris mentok di angka 299.001 views, yang terjadi di pertandingan Week 2 Day 3. Setelah itu jumlah penonton tayangan bahasa Inggris turun ke angka 58.034 views di Week 3 Day 1 dan terus stabil pada kisaran 50 sampai 135 ribu views hingga week 8 day 2.

Sumber: Hybrid.co.id
Perbandingan viewership tayangan bahasa Indonesia vs bahasa Inggris babak Regular Season MPL ID Season 6 (YouTube). Sumber: Hybrid.co.id – Akbar Priono.

Lewat perbandingan jumlah views tayangan bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris pertandingan Regular Season MPL ID Season 6, kita dapat melihat bagaimana kuatnya esports mobile Indonesia dari segi penonton. Tentunya kesimpulan tersebut saya ambil dengan asumsi bahwa tayangan bahasa Indonesia ditonton oleh orang Indonesia dan tayangan bahasa Inggris ditonton oleh khalayak internasional.

Tapi fakta menarik yang saya temukan adalah tayangan bahasa Inggris yang ternyata masih ramai dipenuhi oleh komentar bahasa Indonesia. Memang tayangan bahasa Inggris babak Regular Season MPL ID Season 6 menggunakan shoutcaster lokal Indonesia. Juga sejauh yang saya tahu, usaha Moonton mempromosikan tayangan bahasa MPL berbahasa Inggris ke khalayak internasional masih terbilang kurang getol.  Alhasil jumlah views terbanyak tayangan bahasa Inggris MPL ID Regular Season 6 (299.001 views) pun jadi cuma seperempat dari jumlah views terendah tayangan bahasa Indonesia MPL ID Regular Season 6 yaitu sebanyak 980.605 views.

Namun hal tersebut tidak menghilangkan fakta bahwa jumlah views tayangan esports berbahasa Indonesia memiliki jumlah yang sangat besar, bahkan hampir menyaingi tayangan internasional. Tetapi perlu dicatat bahwa statistik views terbilang kurang reliabel untuk dijadikan patokan karena satu orang bisa menyumbang beberapa views. Terlepas dari itu, data jumlah views bisa dibilang sebagai satu-satunya yang tersedia secara umum di internet. Jadi jika Anda hanya ingin mendapat gambaran kasar saja, data jumlah views terbilang jadi salah satu patokan.

 

Potensi Indonesia Menjadi Pusat Perkembangan Esports Mobile Asia Tenggara

Sejak Juli hingga September 2020 kemarin, pasar esports Indonesia ramai dibahas oleh salah satu perusahaan statistik viewership esports, yaitu Esports Charts. Selain Mobile Legends, khalayak Indonesia di pertandingan PUBG Mobile World League 2020 East Season Zero juga turut menjadi pembahasan.

Laporan bulan Juli 2020 mengatakan bahwa Indonesia adalah konsumen tayangan PMWL 2020 East Season Zero – Opening Weekend terbesar kedua setelah India. Catatan Esports Charts mengatakan bahwa konsumsi orang Indonesia terhadap tayangan menonton PMWL 2020 East Season Zero adalah selama 1,18 juta watch hour. Jumlah tersebut terpaut tips dengan penonton India yang mencatatkan total konsumsi sebesar 1,23 juta watch hour.

Setelah itu di akhir musim pertandingan PMWL 2020 Season Zero East Region, penonton Indonesia malah mencatatkan jumlah konsumsi yang lebih tinggi lagi, kali ini lebih tinggi dari jumlah konsumsi penonton dari India.

Dalam laporan yang diterbitkan tanggal 13 Agustus 2020, Indonesia mencatatkan konsumsi tayangan PMWL 2020 Season Zero East selama 14 juta watch hour. Jumlah tersebut adalah sebesar 37% dari total watch hour keseluruhan dan merupakan nomor 1 terbanyak. Kemenangan Bigetron RA melalui pertarungan sengit di ronde-ronde akhir bisa dibilang jadi salah satu alasan kenapa penonton Indonesia begitu getol menonton PMWL 2020 Season Zero East Region. Sementara di sisi lain, India kali ini hanya mengisi peringkat 2 dengan proporsi sebesar 35,8% dari total watch hour keseluruhan.

Sumber: Esports Charts
Sumber: Esports Charts

Dari segi jumlah viewers, pertandingan ronde 24 di PMWL 2020 Season Zero East Region juga berhasil menyodok di posisi pertama dalam daftar turnamen esports paling populer bulan Agustus menurut Esports Charts. Data tersebut tidak menjelaskan secara spesifik asal negara penonton, namun pertandingan dengan peak viewers sebanyak 1.153.865 orang tersebut menampilkan pertarungan dramatis tim Bigetron RA dari Indonesia dalam usahanya merebut titel juara Asia.

Esports Charts juga kembali menampilkan catatan menarik pada tanggal 9 Oktober 2020 lalu, yang lagi-lagi menampilkan superioritas Indonesia di kancah esports mobile lewat sebuah artikel blog yang bertajuk Most popular mobile esports teams in SEA. Laporan tersebut cenderung tidak komprehensif karena hanya menunjukkan data-data yang tersedia secara umum di internet. Data yang ditunjukkan adalah data jumlah followers media sosial yang ramai digunakan oleh masyarakat digital Asia Tenggara, yaitu data followers TikTok, Twitter, YouTube, Instagram, dan Facebook digabung menjadi satu.

Hasilnya empat besar dari 10 tim esports terpopuler di Asia Tenggara yang dipaparkan oleh Esports Charts berasal dari Indonesia. Organisasi Esports Indonesia yang mengisi posisi empat besar adalah EVOS Esports di peringkat 1 dengan 6,4 juta total followers, AURA Esports di peringkat 2 dengan 5,8 juta followers, RRQ di peringkat 3 dengan 4,1 juta total followers, dan Bigetron Esports di peringkat 4 dengan 2,3 juta total followers.

Sumber: Esports Charts
Sumber: Esports Charts

ONIC Esports juga masuk dalam daftar, berada di peringkat 6 dengan total 1,2 juta total followers. Selain jumlah followers, proporsi perwakilan Indonesia dalam daftar ini juga sangat mendominasi negara-negara Asia Tenggara lainnya. Dari 10 tim yang masuk daftar, 5 tim berasal dari Indonesia, 2 tim dari Thailand (POPS Bacon Time dan Buriram United Esports), 2 tim dari Vietnam (Heavy dan Team Flash), dan 1 tim dari Malaysia (Team Boskurr).

Potensi lain juga cukup terlihat jika kita mencoba membandingkan jumlah penonton MPL ID dengan jumlah penonton League of Legends World Championship 2020. Saya tahu perbandingan ini mungkin sedikit terdengar konyol atau malah terasa kurang apple-to-apple. Tapi kenyataan yang tidak bisa saya tampik adalah temuan saya yang mengatakan bahwa jumlah views tayangan bahasa Indonesia MPL ID yang memang bersaing dengan jumlah views tayangan Group Stage Worlds 2020.

Perbedaan jumlah views tertinggi Group Stage League of Legends World Championship 2020 dengan jumlah views tertinggi babak Regular Season MPL ID 2020 Season memang terpaut sangat jauh, hampir dua kali lipat jumlahnya. Jumlah views tertinggi Group Stage Worlds 2020 adalah 4.101.334 views, sementara jumlah views tertinggi babak Regular Season MPL ID Season 6 adalah 2.298.721 views, keduanya terpaut sekitar 1,8 juta views. Namun satu yang menarik adalah, jumlah views tertinggi babak Regular Season MPL ID Season 6 yang ternyata menempel cukup tipis dengan jumlah views terendah Group Stage Worlds 2020.

Sumber: Hybrid.co.id - Akbar Priono
Tren Viewership Group Stage League of Legends World Championship 2020 (Twitch) Sumber: Hybrid.co.id – Akbar Priono

Seperti yang bisa Anda lihat pada grafik di atas, jumlah views terendah Group Stage Worlds 2020 ada pertandingan day 6 yang mempertandingkan grup B. Tim pengisi grup B sendiri mungkin terbilang kurang menarik bagi penonton internasional. Grup tersebut memiliki dua tim kuat yaitu Damwon (LCK Korea Selatan) dan JD Gaming (LPL Tiongkok), namun dua tim sisanya adalah tim-tim yang terbilang kurang bersaing di kancah internasional yaitu PSG Talon (PCS Asia Pasifik) dan Rogue Esports (LEC Eropa). Dengan melihat pesertanya, hasil pertandingan grup B terbilang 80% bisa ditebak. Alhasil pertandingan Day 6 hanya berhasil mengumpulkan 2.315.843 views saja. Jika membandingkan jumlah views tersebut dengan pertandingan Week 6 Day 2 Regular Season MPL ID Season 6 (2.298.721 views), maka perbedaan views antar keduanya jadi hanya terpaut 17 ribu views saja.

Kenapa perbandingan jumlah views antara babak Regular Season MPL ID Season 6 dengan Group Stage Worlds 2020 menjadi penting untuk pembuktian pasar esports Indonesia? Alasan terpentingnya menurut saya adalah karena perbedaan bahasa antar dua tayangan tersebut.

2 juta penonton yang menonton babak Regular Season MPL ID Season 6 tersebut adalah penonton yang menonton tayangan berbahasa Indonesia. Sementara tayangan Group Stage Worlds 2020 menggunakan bahasa Inggris. Karena bahasa Inggris dianggap sebagai bahasa internasional, maka asumsi saya tayangan Worlds 2020 dapat ditonton dan dimengerti oleh lebih banyak orang dari seluruh dunia.

Dengan menggunakan asumsi tersebut, maka kita mendapat kesimpulan sementara bahwa jumlah viewers esports Indonesia hampir membalap jumlah viewers esports dunia. Kesimpulan sementara tersebut tentunya berdasarkan asumsi lain bahwa penonton tayangan esports berbahasa Indonesia adalah orang Indonesia. Karena bisa saja ada orang Malaysia atau orang negara lain yang tidak mengerti bahasa Indonesia menonton tayangan, cuma gara-gara penasaran.

Tetapi asumsi saya soal tayangan Group Stage Worlds 2020 yang ditonton oleh khalayak internasional juga bisa jadi salah. Bisa jadi tayangan Group Stage Worlds berbahasa Inggris hanya ditonton oleh negara-negara yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama atau sekunder, seperti Amerika Serikat atau negara-negara Eropa.

Kenapa bisa demikian? Karena tayangan Group Stage Worlds 2020 sebenarnya juga diproduksi dalam bahasa lokal, khususnya untuk negara-negara di Asia. Contoh dari hal tersebut adalah channel YouTube LCK Korea Selatan, yang juga memproduksi tayangan pertandingan Worlds 2020 namun dengan bahasa Korea.

Jadi apakah bisa dibilang jumlah penonton esports Indonesia sudah hampir mengalahkan penonton esports internasional? Belum tentu, karena statistik views yang tidak sepenuhnya reliabel dan juga faktor-faktor lain, seperti tayangan bahasa Indonesia yang tidak ditonton oleh orang Indonesia, atau tayangan bahasa Inggris yang hanya ditonton oleh penonton berbahasa Inggris.

Tetapi satu hal yang pasti, jumlah views tertinggi Regular Season MPL ID Season 6 sedikit banyak membuktikan kekuatan jumlah penonton tayangan esports berbahasa Indonesia yang ternyata jumlahnya bisa mengalahkan tayangan bahasa Inggris, yang seharusnya bisa lebih diterima oleh masyarakat dunia secara umum.

Masih penasaran, saya lalu juga mencoba membandingkan jumlah penonton MLBB dengan penonton internasional Dota 2. Agar sebanding, saya mencoba membandingkan antara jumlah penonton M1 MLBB World Championship 2019 dengan Dota 2 The International 2019. Untuk kali ini data yang saya ambil adalah data dari Esports Charts, demi memastikan pencatata yang sedikit lebih akurat. Walupun viewership Regular Season MLBB hampir menyaingi babak grup League of Legends Worlds, tetapi pertandingan internasional MLBB ternyata masih belum sebanding dengan pertandingan internasional Dota 2.

Sumber: Esports Charts
Sumber: Esports Charts
Sumber: Esports Charts
Sumber: Esports Charts

Data Esports Charts mengatakan bahwa Peak Viewers Dota 2 The International 2019 adalah sebanyak 1.968.497 orang, dengan total 88.418.374 total watch hours dari 120 jam tayangan mengudara. Lalu bagaimana dengan M1 World Championship? Peak Viewers M1 World Championship adalah sebanyak 648.069 orang, dengan 9.914.215 total watch hours dari 60 jam tayangan mengudara. Perbedaan viewership Dota 2 The Internationals 2019 dengan M1 World Championship ternyata terpaut cukup jauh. Dari segi Peak Viewers keduanya terpaut sekitar 1,3 juta peak viewers, dengan selisih total konsumsi konten mencapai 78,5 watch hours.

Asumsi saya terkait data M1 vs TI 9 masih mirip seperti asumsi saya soal tayangan bahasa Inggris MPL ID Season 6, yaitu usaha Moonton memasarkan MLBB ke tingkat internasional yang terbilang masih kurang getol. Kekalahan ini juga jadi hal yang wajar, mengingat M1 World Championship adalah kali pertama Moonton mengadakan pertandingan MLBB tingkat internasional sementara The International 2019 adalah kali ke-9 Valve mengadakan pertandingan Dota 2 tingkat internasional.

Jadi apa kesimpulan sementara yang bisa kita tarik dari pembahasan ini? Pembuktian potensi Indonesia sebagai pasar esports mobile games terbesar di Asia Tenggara adalah salah satunya. Dulu atau malah mungkin sampai sekarang, banyak yang nyinyir mengatakan “Mobile Legends hanya terkenal di Indonesia saja”.

Namun menurut saya “hanya terkenal di Indonesia” bisa menjadi hal yang baik. Berkat Moonton Indonesia jadi bisa membuktikan bahwa negara kita adalah pasar esports mobile dengan potensi yang besar. Apa buktinya? Lihat saja viewership tertinggi tayangan bahasa Indonesia babak Regular Season MPL ID Season 6 yang jumlahnya hampir menyaingi tayangan Worlds 2020. Indonesia juga terbilang superior di kancah mobile esports Asia Tenggara jika dilihat dari segi jumlah followers media sosial. Data dari Esports Charts sedikit banyak membuktikan hal tersebut, yang menampilkan 4 organisasi esports Indonesia sebagai pengisi peringkat teratas.

Namun penting untuk dicatat jika developer/publisher ingin memaksimalkan potensi tersebut, maka lokalisasi jadi satu elemen penting. Seperti kebanyakan negara di Asia, Indonesia terbilang lebih mengutamakan khasanah lokal. Bukan hanya bahasa, tetapi juga termasuk sosok-sosok personal ataupun brand esports, yang lebih mengutamakan lokal dulu. Maka dari itu penting bagi developer/publisher untuk menggandeng kerja sama entitas esports lokal jika ingin lebih memaksimalkan pasar esports Indonesia yang jumlahnya bersaing dengan pasar esports internasional.

Moonton terbilang menjadi salah satu developer yang berhasil menerapkan strategi tersebut, sehingga MPL ID bisa berkembang sampai sebesar ini di musimnya yang ke-6. Tencent Games juga jadi contoh lain yang berhasil membuat PUBG Mobile menjadi salah satu game/esports primer di Indonesia berkat strategi lokalisasi. Melalui inisiatif-inisiatif lokal, PMPL ID menjadi liga esports lain di Indonesia yang berhasil menyentuh jutaan views di setiap tayangan, dengan puncaknya ada di pekan ketiga yang mencatatkan total views sebanyak 2,3 juta di platform Facebook Gaming.

Karena potensinya yang besar, tidak heran jika developer/publisher lain jadi semakin melirik pasar esports lokal. Riot Games adalah salah satu developer/publisher lain yang terlihat sedang gencar melakukan pedekate terhadap pasar Indonesia. Usaha-usaha tersebut terlihat lewat sajian bahasa Indonesia untuk game terbaru besutan mereka yaitu VALORANT dan Wild Rift. Bahkan jika kita bicara Wild Rift, Riot Games juga memperlakukan pasar Indonesia dengan cukup istimewa lewat sajian Official Page berbahasa Indonesia dan mendahulukan Indonesia untuk sesi Early Access walaupun durasinya terbilang singkat.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan ekonomi, sepertinya belum ada tanda-tanda perlambatan perkembangan pasar esports Indonesia. Malah jika teknologi semakin mudah diakses dan ekonomi makro terus meningkat, bukan tidak mungkin jika Indonesia akan menjadi pusat perkembangan esports mobile Asia Tenggara di masa depan.