Dukung Pemulihan Ekonomi UKM Pasca Pandemi, Ninja Xpress Adakan Layanan Ninja Xpress Seller Booster

Tepat pada hari ini (22/9), Ninja Xpress sebagai salah satu jasa pengiriman last-mile terkemuka di Indonesia memperkenalkan sebuah program bernama Ninja Xpress Seller Booster. Program ini hadir sebagai bentuk kepedulian Ninja Xpress terhadap UKM Indonesia dan ingin mendukung pemulihan ekonomi UKM pasca pandemi Covid-19.

Seperti yang kita ketahui, kondisi ekonomi UKM sempat mengalami penurunan ketika pandemi Covid-19 melanda dua tahun silam. Sehingga, saat ini Ninja Xpress ingin mendorong pemulihan ekonomi UKM pasca pandemi melalui layanan terintegrasi Ninja Xpress Seller Booster.

“Setelah berhasil melalui pandemi, UKM kini menghadapi risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan inflasi sehingga membutuhkan booster untuk mempercepat laju pemulihan bisnis mereka. Ninja Xpress ingin selalu hadir mendukung UKM dalam masa yang sulit ini. Selain pengiriman tanpa repot, kami juga memfasilitasi proses bisnis mereka dari hulu ke hilir melalui permodalan, penyediaan bahan baku, pemasaran hingga distribusi barang,” ujar Andi Djoewarsa selaku CMO Ninja Xpress.

Layanan terintegrasi Ninja Xpress Seller Booster ini mencakup berbagai layanan yang akan membantu UKM dalam hal pengadaan bahan baku (Ninja Direct), pemasaran (Creative Business Solution), distribusi (Ninja Fulfillment), hingga permodalan (Pinjaman Modal), mengingat segmen-segment tersebut seringkali menjadi permasalahan dalam bisnis skala kecil dan menengah.

Dalam mengatasi masalah permodalan, Ninja Xpress telah bekerja sama dengan beberapa lembaga keuangan seperti Akseleran, Pinjam Modal, dan Jenius untuk memberikan UKM akses tambahan modal lebih mudah hingga dua miliar rupiah melalui layanan Pinjaman Modal. Kemudian, dalam Ninja Xpress Seller Booster juga terdapat layanan Ninja Direct yang menyediakan bahan baku import dengan harga ekonomis namun berkualitas sehingga UKM dapat menjajakan produk dengan harga yang bersaing di pasaran.

Selanjutnya, layanan Ninja Fulfillment memberikan keringan pada tugas-tugas operasional karena melalui layanan ini Ninja Xpress akan membantu UKM dalam manajemen stok/barang usaha (inventory management), pengemasan barang pesanan UKM (packing), hingga penjemputan barang (pick up) ke lokasi yang sebelumnya telah terdaftar di sini. Tidak hanya dalam hal pengiriman dan aktivitas operasional lainnya, Ninja Xpress juga siap mendukung UKM dalam hal pemasaran melalui Creative Business Solution berupa kemudahan pengambilan foto/video profesional, pemasaran online dan offline, mega influencer, Kolaborasi Lokal Punya (KLOP), masterclass, penyelenggaraan acara, serta pengelolaan media sosial dan situs website usaha.

Selain menghadirkan solusi dalam pengadaan bahan baku, operasional, pemasaran, hingga modal, Ninja Xpress juga memperkenalkan layanan Point Rewards sebagai salah satu bagian Ninja Xpress Seller Booster untuk UKM yang setia menggunakan jasa kirim Ninja Xpress.

Dengan kelima layanan Ninja Xpress Seller Booster, yakni Pinjaman Modal, Ninja Direct, Ninja Fulfillment, Creative Business Solution, dan Point Rewards, Ninja Xpress siap mendukung dan mendorong kemajuan ekonomi UKM Indonesia yang juga memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia secara umum.

3 Cara Cek Resi Ninja Xpress, Mudah dan Cepat!

Ninja Xpress merupakan salah satu perusahaan penyedia jasa pengiriman barang di Indonesia. Sebelumnya, Ninja Xpress bernama Ninja Van ID. Ninja Xpress menyediakan berbagai berbagai jasa pengiriman barang, seperti sistem taruh paket, COD, hingga melakukan penjemputan barang.

Ninja Xpress mampu melakukan pengiriman barang ke seluruh penjuru Indonesia. Ninja Xpress juga sudah menjalin kerjasama dengan marketplace populer di Indonesia, seperti Tokopedia, Bukalapak, Lazada, dan masih banyak lagi. Nah, kalau kamu pengguna jasa pengiriman Ninja Express kamu bisa melakukan pelacakan paketmu dengan mudah. Berikut artikel cara cek resi Ninja Xpress.

Menggunakan Website Ninja Xpress

Cara Cek Resi Ninja Xpress
Website Ninjaxpress.co.id

Cara pertama kamu bisa menggunakan website resmi Ninja Xpress untuk melakukan pelacakan paket dengan pengiriman dalam negeri maupun luar negeri pada tautan ninjaxpress.co/id-id/tracking. Berikut langkah-langkahnya:

Menggunakan Website Paketmu.com

Cara Cek Resi Ninja Xpress
Website Paketmu.com

Cara kedua, kamu bisa melakukan pelacakan paket melalui website paketmu.com/ninja-xpress/. Caranya pun terbilang mudah untuk dilakukan. Berikut langkah-langkahnya:

  • Kunjungi tautan paketmu.com/ninja-xpress/ terlebih dahulu.
  • Masukan nomor resi Ninja Xpress pada kolom nomor resi pengiriman.
  • Klik lacak paket.
  • Selesai, informasi lokasi paketmu akan terlihat secara real-time.

Menggunakan Website Cekresi.com

Cara Cek Resi Ninja Xpress
Website Cekresi.com

Cara terakhir, kamu bisa memanfaatkan fitur yang tersedia pada website cekresi.com. Salah satunya untuk melakukan pelacakan posisi paket Ninja Xpress. Berikut langkah-langkahnya:

  • Kunjungi website https://cekresi.com/tracking/cek-resi-ninja-xpress.php.
  • Masukkan nomor resi Ninja Xpress.
  • Klik menu cek resi.
  • Selesai, informasi mengenai paketmu akan ditampilkan.

Berikut informasi cek resi Ninja Xpress. Kamu bisa melakukannya dengan mudah, cukup manfaatkan saja web di atas, lalu ketik nomor resimu dan selesai. Semoga informasi berikut bermanfaat, ya!

[Panduan Pemula] Cara Cek Resi Paket Wahana dan Ninja Xpress

Kalau kemaren kita sudah bahas cara cek ongkir, sekarang kita akan bahas step yang juga kerap jadi rutinitas para pembeli online, yaitu cara cek resi di layanan Wahana dan Ninja Xpress. Seperti di tutorial lalu, kita akan menggunakan browser di perangkat smartphone.

Continue reading [Panduan Pemula] Cara Cek Resi Paket Wahana dan Ninja Xpress

Cara Cek Ongkos Kirim Paket Wahana dan Ninja Xpress

Mengecek ongkir atau ongkos kirim di layanan ekspedisi adalah step wajib yang harus dilakukan jika Anda hendak membeli barang secara online, termasuk di layanan Wahana dan Ninja Xpress. Apalagi jika Anda membeli barang secara online tidak melalui marketplace atau toko online e-commerce besar.

Continue reading Cara Cek Ongkos Kirim Paket Wahana dan Ninja Xpress

Ninja Xpress akan Luncurkan Program Pembiayaan UKM di Tahun 2020

Setelah sukses mengakuisisi 80% pengguna dari kalangan UKM, tahun 2020 mendatang Ninja Xpress masih memfokuskan core business mereka untuk melayani segmentasi pasar tersebut. Sebagai backbone dari perusahaan, Ninja Xpress melihat potensi UKM untuk bisa berkembang memanfaatkan teknologi, layanan, hingga bimbingan dari tim Ninja Xpress.

Menurut Country Head Ninja Xpress Indonesia Eric Saputra, saat ini sudah ada 10 ribu mitra bisnis UKM yang menggunakan layanannya. Sebanyak 2500 di antaranya telah mengikuti seminar pelatihan yang digelar.

“Bukan hanya membantu mereka melancarkan kegiatan pengiriman, kami juga ingin membantu UKM untuk meningkatkan bisnis melalui teknologi hingga pelatihan yang kami adakan. Harapannya jika mereka tumbuh secara positif bisnis mereka, akan berpengaruh kepada bisnis kami sendiri,” kata Eric.

Saat ini Ninja Xpress telah melayani pelanggan di seluruh Indonesia dengan 400 warehouse. Secara regional, Indonesia merupakan pasar terbesar bagi perusahaan, dibandingkan negara lainnya seperti Singapura, Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Thailand. .

“Sebagai platform social commerce, kami ingin membantu semua UKM memasarkan bisnis mereka di seluruh Indonesia. Dan jika memiliki produk yang bagus kami bisa membantu mereka memasarkan bisnis ke pasar regional,” kata Eric.

Rencana pembiayaan UKM binaan Ninja Academy

Saat ini Ninja Xpress telah memiliki program Ninja Academy, ditujukan untuk membantu UKM mengadopsi layanan digital untuk bisnis mereka. Termasuk membantu memasarkan secara regional untuk produk/layanan potensial. Meskipun belum banyak jumlahnya, namun Eric menyebutkan saat ini produk busana muslim asal Indonesia sudah menjadi favorit di pasar Singapura dan Malaysia.

“Ke depannya kita juga akan meluncurkan pembiayaan untuk UKM yang tergabung dalam Ninja Academy. Harapannya bisa memperlancar cash flow mereka memanfaatkan pembiayaan yang disediakan oleh mitra kami,” kata Eric.

Disinggung siapa mitra dari layanan fintech atau institusi keuangan yang bakal bergabung, Eric enggan untuk menyebutkan lebih lanjut. Rencananya layanan tersebut akan diluncurkan pada kuartal pertama tahun 2020 mendatang.

“Untuk pembiayaan sendiri sebelumnya sudah kami hadirkan dalam COD (Cash on Delivery) Advance, yang sudah digunakan oleh mitra UKM. Sebagai platform yang dikenal sebagai penyedia layanan COD favorit, kami menyadari pentingnya layanan ini dan diharapkan bisa memudahkan mitra UKM menjalankan operasional bisnisnya,” kata Eric.

Hingga saat ini pembayaran COD masih menjadi favorit pelanggan dan mitra UKM yang bergabung. Kemudahan serta fleksibilitas yang ditawarkan melalui pembayaran ini diklaim menjadi alasan mengapa COD masih menjadi pembayaran favorit.

“Kita tidak memiliki rencana untuk menghadirkan pembayaran melalui dompet digital. Karena kami melihat belum banyak penawaran atau kemudahan yang diberikan kepada penyedia layanan dompet digital kepada mitra UKM yang kami sasar yaitu social commerce,” kata Eric.

Target tahun 2020

Saat ini Ninja Xpress termasuk dalam top 3 perusahaan jasa layanan pengiriman di Indonesia. Sementara itu hingga tahun 2018 volume paket yang dikirimkan sudah mencapai 55 juta paket. Disinggung apakah Ninja Xpress memiliki rencana untuk melakukan penggalangan dana tahapan seri D tahun depan, Eric juga enggan untuk mengungkapkan lebih lanjut.

Tahun 2020 terdapat tiga fokus yang ingin dicapai perusahaan. Di antaranya meningkatkan core operation dan operation excellence, meningkatkan skill dan talenta dari pegawai, serta mengembangkan teknologi. Ninja Xpress juga ingin menambah kemitraan dengan pihak terkait, seperti layanan e-commerce, perusahaan penerbangan, hingga startup teknologi.

Sebelumnya Ninja Xpress juga telah menjalin kemitraan strategis secara eksklusif dengan Grab melalui Grab Express yang dimulai pada bulan April 2019. Kemitraan ini bertujuan untuk dapat melayani kebutuhan pelaku UKM dan pelanggan, dengan memberikan layanan pengiriman dalam dan luar kota yang terintegrasi dalam satu atap.

Di bulan Juni 2019, Ninja Xpress melengkapi fasilitasnya dengan membangun gudang terbesar di Cakung, Jakarta Timur yang luasnya setara dengan 8 kali ukuran kolam renang berstandar olimpiade.

“Pencapaian kami selama 4 tahun kebelakang ini adalah hasil dari konsistensi dan obsesi kami untuk terus bertumbuh bersama para pelaku UKM di Indonesia. Kehadiran kami disini lebih dari sekedar penyedia layanan pengiriman, kami berkembang dan berinovasi untuk memberikan nilai tambah melalui ekosistem yang mempermudah para pelaku UKM untuk terus mengembangkan usaha mereka,” tutup Eric.

Application Information Will Show Up Here

Ramai Beradu Teknologi Realisasikan “Smart Logistics”

Sekitar tiga tahun lalu, saya berkesempatan mewawancarai mantan petinggi sebuah situs e-commerce raksasa. Dia menanyakan suatu hal kepada saya, apakah saya pernah belanja di tempatnya? Berapa lama pengirimannya? dan pertanyaan berkaitan lainnya.

Saya pun menjawabnya sambil mengira-ngira. Seingat saya pesanan sampai di tujuan dua hari setelah pembayaran dilakukan.

Ia kemudian mengernyitkan dahi dan bergumam, “Hmm, itu masih cukup lama. Lokasi tokonya di Jakarta juga kan ya?”

Saya menjawab, “Sepertinya begitu. Oh, itu masih kurang cepat ya? Padahal saya sudah [merasa] puas.”

“Itu masih kurang cepat karena pengiriman dalam kota,” ungkapnya. Kami melalui intermezzo tersebut dan melanjutkan wawancara.

Bagi konsumen, semakin cepat barang sampai di tangan akan semakin baik pengalamannya, termasuk menggiring mereka jadi loyal terhadap suatu brand.

Di balik segudang masalah yang Indonesia miliki, hal inilah yang membuat industri logistik belakangan jadi seksi untuk diseriusi. Industri ini turut berpengaruh besar ke ekosistem e-commerce namun inovasinya cenderung lamban.

Menurut Kemenhub, biaya logistik di Indonesia sekitar 29% dari total PDB di 2018, lebih besar dibanding angka 24% di tahun 2016. Data Bank Dunia di tahun yang sama memperlihatkan, Indonesia ada di posisi ke-63 dari 160 negara untuk indeks performa logistik.

Belakangan ini mulai ramai konsep smart logistics sebagai upaya modernisasi cara kerja logistik dengan teknologi. Tujuannya agar dapat menekan ongkos operasional dan pelayanan untuk konsumen tetap prima.

Di Tiongkok, konsep ini sudah lebih dahulu diterapkan. Menurut laporan JustLogsIt dan Bank of China di tahun 2016, Negeri Tirai Bambu tersebut berhasil menurunkan ongkos logistik selama satu dekade terakhir. Pada 2015, rasionya terhadap PDB adalah 16%.

Ongkos ini dipengaruhi tiga hal, yaitu biaya transportasi, pergudangan, dan manajemen yang di dalamnya mencakup soal upah.

Pengembangan smart logistics di Tiongkok dipicu buruknya kualitas gudang dan distribusi di negara tersebut, yang mendorong perusahaan e-commerce, seperti Alibaba (lewat Cainiao Network) dan JD.com (lewat JX), untuk mengoperasikan sistem logistik secara mandiri.

Sampai akhir 2015, sebanyak enam pemain ritel online telah membangun 49 logistics hubs, 200 regional distribution centers, dan 1.000 sub distribution centers. Alibaba memiliki penetrasi pasar 60% untuk pengiriman kurir instan, sementara JD.com 26,4% pada 2015.

Untuk mendorong efisiensi, pemerintah Tiongkok merilis peta jalan “Long Term Plan of China Logistics Industry Development” (2014-2020) yang merintis pengembangan konsep sistem logistik modern untuk mencapai pertumbuhan tahunan 8% dari industri logistik, dengan proporsi 7,5% terhadap PDB di 2020.

Pemahaman smart logistics

Berkaca dari fakta yang terjadi dan roadmap pemerintah Tiongkok, smart logistics bertujuan meningkatkan efisiensi industri logistik secara keseluruhan dengan pemanfaatan teknologi.

Di dalam proses logistik ada kombinasi berbagai fungsi, dari transportasi, pergudangan, pengemasan, distribusi, penyimpanan dan analisis informasi logistik dan sebagainya.

Pemanfaatan smart logistics dapat berupa penggunaan RFID (Radio Frequency Identification), GPS, komputasi awan, dan teknologi informasi lainnya ke dalam proses logistik, sehingga terjadi efisiensi dan penghematan ongkos. Bisa dikatakan smart logistics tidak jauh berbeda dengan logistics 4.0.

Menurut CEO Waresix Andree Susanto, hal ini adalah dimensi baru dalam manajemen logistik yang menggunakan aliran data untuk mendapatkan wawasan baru untuk mengoptimalkan operasi. Pelanggan pun akan puas dan melindungi bisnis mereka.

“Komponen penting untuk smart logistics akan terhubung dengan data, analitik canggih, keputusan otonom, dan IoT. Oleh karena itu, smart logistics akan memainkan peran yang sangat penting untuk merampingkan proses antara e-commerce marketplace – penjual – perusahaan logistik – dan konsumen akhir,” katanya kepada DailySocial.

Tidak sebatas penggunaan teknologi, menurut Head of Corp Communications & Public Affairs JD.id Teddy Arifianto, smart logistics juga harus dimulai dari mengubah mindset orang-orang, baik dari sisi penyedia layanan hingga konsumen.

“Sehingga terdapat sinergi utilitas yang terintegrasi end-to-end dan akhirnya membawa dampak tidak hanya dari sisi profit untuk bisnis, tapi juga buat hidup manusia itu sendiri,” terang Teddy.

SVP of Operations & SVP Product Management Blibli Lisa Widodo menambahkan, smart logistics bertujuan untuk memenuhi harapan konsumen yang sangat besar untuk pengiriman barang yang cepat, tepat waktu sesuai estimasi, biaya efisien, bisa dilacak posisinya, sehingga aman dari risiko barang hilang atau rusak.

“Kelebihan tambahannya adalah jadwal pengiriman dan alamat pengiriman yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan konsumen,” katanya.

Menurut Huatai Securities, smart logistics didukung empat aspek, yakni jaringan sensor, jaringan seluler dan internet, komputasi awan, dan aplikasi layanan. Kombinasi tersebut menghasilkan manajemen yang komprehensif dari aliran material dan aliran informasi seluruh rantai logistik.

Dari sumber yang sama diklaim hasil implementasi smart logistics diprediksi akan maksimal. Pertama, gudang modern dapat menghemat 70% biaya ruang dibandingkan gudang tradisional. Kedua, smart logistik dapat mengurangi 80% biaya tenaga kerja di segmen pergudangan.

Ketiga, melalui pemantauan penuh seluruh proses transfer dan penyimpanan bahan, efisiensi dan tingkat akurasi akan semakin meningkat. Selain itu, dari big data yang dikumpulkan sistem smart logistics, perusahaan logistik dapat memberikan lebih banyak nilai tambah untuk pelanggan.

Peluang bisnis baru

Lantaran smart logistics memiliki banyak kombinasi proses di dalamnya, hal ini menimbulkan peluang bisnis baru yang bisa dipertimbangkan pelaku logistik agar tetap adaptif dengan perkembangan teknologi. Peluang tersebut berbentuk menawarkan layanan maupun model bisnis baru dan digitalisasi kegiatan operasional inti.

Berdasarkan laporan PwC bertajuk “Industry 4.0: Digital Supply Chain-Logistic Autumn Conference” yang terbit tahun 2016, penawaran layanan bisa dilakukan dengan menerapkan end-to-end integrated supply chain system. Ini memungkinkan perusahaan memiliki rantai distribusi terintegrasi dari supplier, production, distribution, hingga customer.

Sistem tersebut akan memudahkan perusahaan mulai dari proses administrasi, pencatatan arus barang keluar masuk gudang, database yang terintegrasi hingga pemasaran. Terkait pencatatan arus keluar masuk barang, pelaku bisa menawarkan solusi warehouse management system ke konsumen B2B yang memungkinkan manajemen gudang secara real time, akurat, dan teroptimasi.

Model bisnis baru lainnya untuk konsumen B2B adalah dalam hal angkutan barang dari kota ke pedesaan dengan menyediakan platform yang mempertemukan kebutuhan distribusi perusahaan dengan penyedia jasa dalam berbagai aspek penyelenggaraan logistik.

Dari aspek pengangkutan barang misalnya, sebuah platform berbasis marketplace yang mempertemukan penyedia jasa angkutan barang dan perusahaan yang membutuhkan pengangkutan logistik bisa menjadi model bisnis baru.

Berbagai solusi seperti ini sudah mulai digeluti berbagai startup logistik yang beroperasi di Indonesia. Contohnya adalah Waresix yang fokus pada sewa gudang; TheLorry menawarkan jasa sewa truk; Kargo menghubungkan shipper dan transporter dalam platform; Shipper sebagai platform agregator perusahaan logistik; Lacak.io untuk GPS khusus di kendaraan logistik, Enchanto sebagai platform SaaS untuk teknologi e-commerce, dan masih banyak startup lainnya.

Keseluruhan startup tersebut masih berjalan sendiri-sendiri dengan menawarkan masing-masing solusinya yang tergolong “niche“, bahkan ada beberapa layanan yang menyasar korporasi logistik besar untuk internal perusahaan.

Sekarang adalah momen berlomba-lomba jadi yang terbesar.

Banyak investor tertarik dengan konsep-konsep smart logistics yang ditawarkan berbagai startup. Dalam setahun terakhir, pemberitaan soal funding di segmen ini makin marakdi antaranya pendanaan sebesar Rp24 miliar untuk Waresix dari East Ventures dan Monk’s Hill Ventures, kemudian pendanaan untuk TheLorry senilai Rp83 miliar yang dipimpin FirstFloor Capital.

Berikutnya, Kargo Technologies memperoleh dana sebesar Rp107 miliar dari Sequoia India dan Travis Kalanick, lalu SiCepat memperoleh kucuran dana sebesar Rp704 miliar dari Barito Teknologi dan Kejora InterVest Growth Fund.

Tak mau kalah, Grab baru-baru ini mengucurkan investasi ke Ninja Van untuk mengembangkan layanan GrabExpress.

Saingan terdekat Grab, Gojek, juga mengumumkan pendirian perusahaan patungan dengan JD.com untuk mengembangkan perusahaan logistik J-Express (JX).

Kondisi di Indonesia

CEO Iruna Yan Hendry Jauwena menjelaskan, secara umum konsep smart logistics sudah mulai menunjukkan perkembangan sedikit lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya karena sudah ada banyak pemain logistik konvensional yang sadar pentingnya transformasi teknologi.

Segmen ini tertolong dengan “cerita” digitalisasi ekonomi yang mengharuskan sektor logistik mengambil peran di dalamnya. Meskipun demikian, menurut Yan, masih butuh proses edukasi lebih dalam lagi, karena pada dasarnya sektor logistik berangkat dari sektor yang tidak begitu terlalu familiar dengan pemanfaatan teknologi.

Dia menilai solusi logistik yang berangkat dari startup masih belum bisa menjawab isu yang dihadapi di Indonesia. Isu utama logistik itu selalu terkait biaya. Solusi apapun labelnya jika tidak bisa menekan biaya, berarti belum menjawab permasalahan.

“Hal-hal seperti tracking atau meningkatkan visibility itu merupakan fitur yang saat ini merupakan nice to have saja. Selama biayanya mahal yah masih tidak menjawab,” kata Yan.

Di samping itu, kebanyakan solusi yang dihadirkan startup logistik diperuntukkan buat bisnis C2C. Tantangan terbesar itu justru ada di B2B karena ada faktor SDM-nya.

“Mereka sudah terbiasa dengan pola kerja lama, kurang dekat dengan teknologi sehingga sudah pasti tidak bisa diajak ‘ngebut’,” tambahnya.

Di sisi lain, Lisa Widodo memandang industri logistik tumbuh sesuai dengan pertumbuhan industri e-commerce. Mereka terus berlomba-lomba meningkatkan kapasitas dan kemampuan operasional supaya lebih efisien dan cepat.

Kurir kini dilengkapi dengan aplikasi di smartphone sehingga mampu memberi update status pengiriman barang dengan lebih cepat. Label pengiriman barang dilengkapi dengan barcode atau kode QR sehingga proses penanganan barang bisa dilakukan automasi untuk sorting dan status pengiriman.

Managing Partner East Ventures Willson Cuaca menambahkan, pemain startup kini semakin agresif dalam mencari celah dan memperbaiki efisiensi di industri logistik. Caranya dengan mengintegrasikan logistik secara digital untuk multi moda.

“Seperti yang dilakukan oleh Waresix [portofolio East Ventures]. Karena kita negara kepulauan, jadi enggak bisa dibanding dengan negara daratan lain,” terangnya.

East Ventures menjadi salah satu VC yang mulai aktif berinvestasi ke startup logistik. Setelah Waresix, VC asal Singapura tersebut mengumumkan investasi tahap awal untuk Triplogic, startup logistik on demand.

Triplogic diharapkan menyempurnakan ekosistem rantai pasokan yang sudah ada sehingga memberikan pengalaman yang lebih baik. Fore Coffee dan Triplogic dianggap cocok untuk saling melengkapi karena mereka bermain di logistik last mile.

Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan menambahkan, perlu komitmen dari pemerintah maupun swasta dalam merealisasikan smart logistics. Dari sisi pemerintah perlu penguatan di sisi regulasi dan kecepatan eksekusi dengan perhitungan yang matang dan target waktu yang terarah.

Menurutnya, Tiongkok bisa seperti sekarang karena ada komitmen yang kuat dari pemerintahnya. Indonesia harus berbenah diri dulu dengan masalah berkaitan dengan jaringan informasi dan logistik. Fokus ke eksekusi, tidak hanya wacana.

“Yang penting itu digital mindset, bukan mengubah proses manual jadi digital. Kita tidak mau hanya berhenti dalam pembuatan sistem saja, tapi harus ke arah yang lebih advance, menuju blockhain in logistics, misalnya,” ujar Yukki.

Dia melanjutkan, hal ini juga berkaitan dengan tingkat kedewasaan dan kepercayaan terhadap suatu teknologi baru. Ambil contoh, apakah sudah siap dokumen tanpa cap basah? Sudah siap specimen elektronik? Sudah siap OGA (other government agencies) menerima itu semua?. Bila jawabannya iya, maka berikutnya harus membuat standarisasi keamanan digital.

Penerapan smart logistics

DailySocial menghubungi sejumlah perusahaan startup logistik untuk memaparkan soal produknya. Yan Hendry menerangkan, konsep Iruna sebenarnya adalah bentuk pelokalan Cainiao milik Alibaba dengan mengedepankan konsep kolaborasi dengan para pemain logistik yang sudah hadir sebelumnya, kemudian menggabungkan semua kekuatan logistik yang dimiliki semua pemain logistik dalam satu platform.

“Tentu modifikasi perlu disesuaikan dengan konteks Indonesia karena para pemain logistik jika bisa tergabung ke dalam jaringan seperti Cainiao tentunya harus memahami hal mendasar dalam pengiriman e-commerce,” terangnya.

Iruna sendiri resmi beroperasi sejak 2017, menyediakan layanan end-to-end mulai dari channel management, fulfillment center, dan last mile delivery. Semuanya dapat terpantau lewat aplikasi Iruna Power Seller. Teknologi lainnya adalah Leanbox dengan tiga sistem utama: warehouse management system, transport management system, dan rider application yang dilengkapi dengan e-signature dan visual receiver image capturing function.

Perusahaan kini masih terus membangun kolaborasi sebanyak mungkin dengan para pemain logistik sehingga terbentuk kekuatan supply yang siap bertransformasi digital, sekaligus memberikan jaminan bahwa mereka tidak akan tergilas oleh yang lain.

“Tahun ini Iruna perkuat teknologi yang sudah ada seperti WMS (Warehouse Management System), produk integrasi sistem untuk keperluan Last Mile Delivery Integrator yang saat ini dijalankan.”

Andree Susanto menerangkan sejak awal didirikan di 2017, Waresix berusaha memberdayakan logistik melalui ekosistem rantai pasokan yang mereka bangun. Perusahaan mengembangkan infrastruktur untuk mendukung pergerakan arus barang seperti pergudangan, transportasi darat (first mile dan last mile), transportasi laut, bahkan layanan pergudangan internasional untuk klien luar negeri.

Lewat integrasi ekosistem tersebut, perusahaan dapat bekerja lebih efisien dengan menurunkan keseluruhan biaya rantai pasokan. Tidak hanya untuk menjaga stabilitas harga, tetapi juga membantu kesetaraan ekonomi.

“Cara kami untuk dukung industri logistik dengan bekerja sama dengan perusahaan hebat yang menyelesaikan logistik last mile seperti NinjaExpress, Gojek, Grab, JNE, J&T, dan lainnya seperti agregator last mile,” ujar Andree.

Waresix memiliki lebih dari 2.000 mitra gudang dan penyedia transportasi untuk membantu 100 klien bisnis yang berasal dari perusahaan besar maupun skala menengah. Transaksi di platform diklaim mencapai 100 ribu metrik ton perbulan, tumbuh 25% setiap bulannya. Layanannya tersedia di Jakarta, Semarang, Surabaya, Pekanbaru, Bali, Makassar, Balikpapan, Bandung, Palembang, dan Dumai.

Dengan konsep ini, Andree mengaku optimis perusahaan akan segera meraup keuntungan setelah tumbuh 15 kali lipat dalam setahun.

Startup lainnya yang mencoba usung teknologi sebagai layanannya adalah Paxel yang bergerak di solusi pengiriman last mile antar kota antar provinsi dengan tarif rata. Co-Founder Paxel Zaldy Ilham Masita menerangkan, Paxel berdiri karena selama lima tahun terakhir perkembangan e-commerce tumbuh dengan pesat namun belum diimbangi industri logistik.

Di dua tahun terakhir muncul kebutuhan dari konsumen yang menginginkan pengiriman same day. Hal ini menjadi suatu tren baru dan menginspirasi untuk berdirinya Paxel.

Dikutip dari laporan PwC tentang Global Consumer Insight Survey 2018, sebanyak 41% responden rela membayar lebih untuk mendapatkan layanan same day delivery.

Paxel memanfaatkan kombinasi antara big data, algoritma, dan loker pintar (smart locker) untuk pengiriman estafet. Loker pintar ini berbentuk screenless smart locker dan memanfaatkan mini sorting location dengan AI routing. Juga, bersifat universal sehingga bisa dipakai oleh semua perusahaan kurir, food delivery, tanpa perlu integrasi.

Perusahaan mengembangkan loker pintar ini bersama partner perusahaan di Hong Kong bernama Pakpobox.

“Kami sudah roll out 100 smart locker tersebut di gedung perkantoran dan apartemen di Jakarta,” terang Zaldy.

Bermain di ranah last mile ini, sambungnya, memiliki tantangan tersendiri karena belum ada standarisasi logistik untuk domestik baik secara fisik maupun data. Pihaknya butuh pemerintah untuk turun tangan mengatasi masalah tersebut.

“Banyak tantangan yang harus kita selesaikan sebagai the first mover, tapi sejalan dengan perkembangan infrastruktur yang makin baik, kita harapkan masalah line haul antar kota bisa segera kita atasi.”

Sejak setahun berdiri, bisnis Paxel terus berkembang dengan baik dengan rerata pertumbuhan volume sebesar 30% setiap bulannya. Layanan Paxel kini sudah bisa digunakan untuk pengiriman same day delivery di Jawa dan Bali. Rencananya perusahaan akan melebarkan sayapnya ke Medan dan Makassar pada kuartal ketiga tahun ini.

Pemain last mile lainnya, AVP Marketing Ninja Xpress Indonesia Tika Sylvia Utami menjelaskan isu pemain logistik adalah Indonesia sebagai negara kepulauan, sehingga dibutuhkan solusi dengan smart delivery.

Perusahaan memanfaatkan kebutuhan pengiriman dengan jaringan logistik berbasis teknologi. Contohnya dengan pembaruan real time tracking, titik-titik pick up alternatif dan opsi pelacakan paket yang bisa dimanfaatkan konsumen.

” Kami mengandalkan teknologi serta operasional excellence yang didukung dengan SDM agar pengiriman lebih efektif dan efisien. Kami berupaya memastikan bahwa data layanan pengiriman dapat terorganisir di tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, serta memastikan secara real time,” terang Tika.

Diklaim Ninja Xpress telah meng-cover 100% wilayah Indonesia. Terakhir disebutkan mereka telah memiliki 30 ribu kurir, 70% di antaranya adalah armada roda dua.

JNE tidak mau kalah dalam mengembangkan teknologi terkini demi memperkuat penetrasi bisnisnya di Indonesia. Presiden Direktur JNE Mohammad Feriadi menuturkan, perusahaan secara berkala terus melakukan pengembangan teknologi dan saat ini masih dalam tahap pembangunan Mega Hub yang berlokasi di Tangerang. Rencananya hub ini akan diresmikan pada akhir tahun ini.

Di dalam Mega Hub tersebut akan dilengkapi dengan robot penyortir barang atau disebut automation crossbelt sorter machine. Robot berteknologi ini disediakan oleh Damon, perusahaan penyedia alat pendukung operasional logistik dan supply chain asal Shanghai, Tiongkok.

Feriadi menjelaskan, Mega Hub nantinya mampu menyortir hingga 1 juta barang per hari atau 48 ribu kiriman per jam. Dengan kapasitas tersebut, perusahaan dipastikan dapat menangani lebih banyak paket dan mendistribusikannya ke seluruh Indonesia maupun 250 negara di seluruh dunia.

“Dari sisi persaingan, sekarang banyak pemain baru bawa teknologi yang begitu hebat dan baik. Tentunya jadi tantangan buat kita sebagai pemain lama harus menyesuaikan dengan kondisi sekarang. Caranya dengan mengubah proses, harus lebih efisien dan kompetitif dengan memanfaatkan teknologi dan perbaikan internal,” terang Feriadi.

Secara berkala, perusahaan terus menyempurnakan teknologi tracking. Dulunya konsumen sudah merasa puas apabila pengiriman cepat sampai. Namun kini bisa dimonitor langsung posisi kiriman antar poin secara real time.

Aplikasi pun turut disempurnakan. Konsumen dapat mengetahui lokasi JNE terdekat dari jangkauan mereka disertai fitur pendukung lainnya seperti tracking, cek tarif, dan fasilitas untuk para seller yang ingin terhubung dengan logistik JNE.

Tiap tahunnya, sejak 2010, pertumbuhan bisnis kurir ekspress di JNE tumbuh 30%-40% per tahun. Pertumbuhannya terus meningkat, bahkan dalam beberapa bulan terakhir mencapai rata-rata 19 juta paket per bulan, bahkan lebih dari 20 juta paket pada momen Ramadan dan Idul Fitri di 2017.

Para pemain logistik baik dari startup maupun konvensional / DailySocial
Para pemain logistik baik dari startup maupun konvensional / DailySocial

Partisipasi perusahaan e-commerce

Perusahaan e-commerce menjadi bagian yang paling bergantung pada layanan logistik. Di balik semua tantangannya, ada yang memilih untuk mengombinasikannya dengan membangun sendiri atau bekerja sama dengan perusahaan yang sudah ada.

Investasi yang harus dikucurkan perusahaan lumayan besar karena harus mengelola gudang dan membangun jaringan armada. Perusahaan tersebut di antaranya adalah Lazada dengan LEX (Lazada Express), Blibli dengan Blibli Express Service (BES), dan JD.id dengan J-Express (JX).

Teddy Arifianto menerangkan, JD.id beruntung dengan jaringan logistik yang dimiliki sendiri perusahaan, meski belum 100% melayani seluruh Indonesia, namun mulai bertransformasi secara teknologi dengan sistem tracker.

“Kami juga bermitra dengan beberapa jasa logistik lainnya untuk memastikan layanan ke konsumen terjaga,” ujar Teddy.

Menurutnya, industri e-commerce dapat menjadi katalis utama untuk memajukan logistik baik dari sisi peningkatan kualitas SDM, pengembangan infrastruktur hingga penggunaan teknologi. Di JD.com, smart logistics menjadi kunci utama yang mengubah dan menentukan ritel di masa depan.

“Di JD.com sudah menerapkan smart logistics melalui penggunaan teknologi di segala lini: gudang yang full automation, hingga pengiriman menggunakan drone untuk daerah rural dan sulit dijangkau.”

Tokopedia pun menyadari peranan logistik yang begitu vital. Co-Founder dan CEO Tokopedia William Tanuwijaya berinisiatif untuk pengembangan merchant on-demand berteknologi AI dengan menggunakan gudang pintar (smart warehouse).

Dia menggambarkan, nantinya pebisnis dapat melayani ke semua provinsi di mana pasarnya berada tanpa harus membangun warehouse sendiri. Sehingga tren urbanisasi tidak perlu dilakukan.

Head of Fulfillment Tokopedia Erwin Dwi Saputra menambahkan, gudang pintar ini bisa dimanfaatkan para penjual untuk menaruh persediaan produk di wilayah-wilayah di mana tingkat permintaannya cenderung tinggi. Pembeli di wilayah tersebut pada akhirnya bisa mendapatkan kebutuhannya dengan lebih efisien karena ongkos kirim yang lebih murah dan waktu pengiriman lebih singkat.

“Inovasi seperti ini diharapkan bisa membawa solusi nyata bagi ekosistem perdagangan online, mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di Indonesia,” kata Erwin.

Perusahaan sudah mulai menghadirkan gudang-gudang pintar ini di beberapa kota di Indonesia sebagai langkah awal dan inisiatif tersebut akan diumumkan secara resmi dalam waktu dekat.

“Inovasi-inovasi di atas kami percaya akan menjadi lompatan berikutnya, yang dapat mengakselerasi pencapaian misi kami untuk pemerataan ekonomi secara digital di Indonesia.”

Jet Commerce sebagai penyedia solusi end-to-end e-commerce juga turut merasakan pentingnya kehadiran logistik untuk mendukung operasional e-commerce jauh lebih efektif dan efisien. Hubungan antara keduanya saling menguatkan satu sama lain dalam memberikan pengalaman yang terbaik kepada konsumen.

Marketing Director Jet Commerce Agustina Putri Wijaya menjelaskan, masih banyak orang yang berpikir perusahaannya adalah penyedia fasilitas warehouse dan logistik, padahal layanan yang diberikan lebih dari itu.

Perusahaan menyediakan layanan end-to-end yang dilakukan mulai dari menyiapkan sekaligus mengoperasikan akun official store di berbagai situs e-commerce, merancang dan mengeksekusi pemasaran digital, menyediakan tim CS, hingga layanan warehouse dan fulfillment.

“Terkait logistik, kami berupaya untuk mengatasi dan meminimalisir kendala-kendala dari sisi operasional tersebut melalui warehouse management system (WMS) dan teknologi fulfillment center yang mumpuni,” kata Agustina.

Jet Commerce baru saja meresmikan fulfillment center terbaru di kawasan Daan Mogot seluas 3.700 meter persegi atau tiga kali lipat lebih besar dari lokasi sebelumnya. Fasilitas tersebut didukung oleh WMS, order management system (OMS), serta dilengkapi dengan peralatan modern seperti belt conveyor dan mobile scanner.

Konsep yang dibawa Jet Commerce ini terinspirasi situs e-commerce Tmall milik Alibaba. Tmall sebagai platform terbuka menyediakan infrastruktur untuk membantu brand mengoperasikan etalase toko digitalnya. Oleh karenanya, Jet Commerce menjadi mitra resmi, bukan anak usaha dari Alibaba.

“Pertumbuhan cepat yang diraih juga menjadikan kami mampu berekspansi ke negara lainnya di Asia Tenggara [Vietnam dan Thailand]. Selain meningkatkan performa bisnis e-commerce brand-brand yang sudah bermitra, kami akan menambah lagi dengan brand dari kategori lain.”

Sementara itu, Blibli masih fokus penambahan 18 gudang baru, sehingga bertambah jadi 32 gudang sepanjang tahun ini yang akan ditempatkan di sekitar Jawa dan Sumatera.

Membawa konsep Cainiao ke Indonesia

Perkembangan Tiongkok yang pesat untuk memajukan industri logistik, dikontribusikan peran Alibaba yang agresif membangun jaringan dari berbagai aspek. Alibaba menjadi salah satu pendiri Cainiao pada 2013 bersama dengan mitra lainnya, termasuk empat perusahaan kurir ekspres besar di Tiongkok.

Cainiao bukan mengirimkan paket secara mandiri, melainkan mengoperasikan platform data logistik untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan mitra logistik untuk memenuhi transaksi antara pedagang dan konsumen dalam skala besar. Perusahaan menggunakan big data dan teknologi untuk meningkatkan efisiensi di seluruh rantai logistik.

Data yang disediakan Cainiao dapat diakses secara real time oleh pedagang untuk mengelola inventaris dan pergudangan dengan lebih baik. Konsumen pun dapat melacak pesanan mereka. Mitra kurir ekspres dapat mengoptimalkan rute pengiriman dengan platform yang disediakan Cainiao.

Berbagai pembaruan sistem dilakukan seperti membuka gudang robot terbesar di Tiongkok. Di sana, robot dibekali dengan pembaruan sistem berupa perencanaan rute maju dan alokasi persediaan sesuai dengan permintaan konsumen, menghindari kemacetan, dan mempercepat laju pengiriman.

Terkait pengiriman lintas negara, pada momen 11.11 tahun lalu, sebanyak 5 juta paket impor diproses melalui bea cukai dalam waktu kurang dari lima jam. Sebelumnya kebutuhan yang sama membutuhkan waktu sekitar delapan jam dan 57 jam di tahun 2017 dan 2016.

Kemampuan Cainiao yang luar biasa ini menjadi ambisi bagi setiap perusahaan logistik Indonesia untuk mengadopsinya. Seperti yang dilakukan Iruna dan berbagai startup lainnya.

Dengan modifikasi yang disesuaikan dengan geografis Indonesia, Cainiao versi lokal dipastikan akan hadir. Meskipun demikian, Zaldy Ilham Masita memastikan satu hal yang harus ditiru Indonesia dari Cainiao adalah penerapan standarisasi pertukaran daa yang sama untuk setiap partner logistik di Alibaba.

“Sehingga antar perusahaan jasa logistik bisa saling berkolaborasi. Ini yang harus ditiru Indonesia,” ujarnya.

Dari sisi regulasi, payung regulasi yang kuat dibutuhkan, khususnya realisasi Peta Jalan E-Commerce yang sempat mandek.

Willson malah lebih optimis konsep Cainiao akan segera datang dalam 3-6 bulan mendatang. “Kita tunggu 3-6 bulan, akan ada bisnis model yang akan Indonesia sekali,” pungkasnya.

Ninja Xpress Intends to Serve “Social Commerce” Logistics Segment

A Singapore-based logistics startup, Ninja Xpress, shared its commitment to serve social commerce segment as the main users by launching technology and supporting products. This year, Ninja Xpress business is expected to growth by three times.

Ninja Xpress Indonesia’s Country Head, Eric Saputra, becomes the new lead replacing Indra Wiralaksmana since last year. Previously, Eric led the business expansion.

The target realization will be reached through some innovations. One is to release Ninja Packs products dedicated specifically for social commerce sellers. This one is available in Indonesia.

Ninja Packs is a special package to wrap products to be delivered. The capacity is up to 3kg. When the sellers use this product, the delivery cost will be the same to all areas. Intercity delivery costs Rp19 thousand, Rp9 thousand within the city.

“Previously, we create a survey of social commerce sellers [about] difficulty. The result is, most package turned out to be disappointed, lack of branding, wrapped only by plastic bag. However, the new product includes better packaging at an affordable price,” Eric said on Tue (3/12).

Ninja Xpress also has Ninja Point product to facilitate users for package drop off. It’s only 300 units. The company plans to expand the service to Bandung in the near future.

Currently, Ninja Xpress Indonesia team has reached 300 people and occupying new office in Bidakara Tower, South Jakarta as the headquarter.

In terms of technology, the company will keep developing dashboard features that is accessible by users. Not only providing tracking order feature, Ninja Xpress shows the package position in detail.

Included also in the dashboard, one more feature, intelligence reporting that helps sellers to recap the total delivery in the past year for business development in the next year. He claims this as a leading feature of the company.

“As seen from the report, most consumers are Jakarta domicile, sellers can improve its services. The data we provide (consultant-kind) is free without charge.”

The company also develops a payment feature using COD for online transaction which hasn’t covered by banking services. Eric said this feature is very helpful for the consumer outside Java trying to shop online. Customers can submit refund if the product didn’t match their expectation.

In addition to innovation, he said the company will intensify offline education in some areas. Therefore, they can share lots of things about online business management.

He didn’t mention any further that SME sellers which becomes Ninja Xpress’ consumers have reached 80%. The number consists of sellers using marketplace and social commerce platform. The rest comes from corporate users.

It is said that Ninja Xpress owned 3 thousand units. 70% are two-wheelers, the rest are four-wheelers. They’re all in-house .

In terms of services, per August 2018, the company has covered almost all over Indonesia. It was accomplished after two-year operation since 2016.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Ninja Xpress Berkomitmen Layani Logistik Segmen “Social Commerce”

Startup logistik asal Singapura Ninja Xpress mengungkapkan komitmennya untuk melayani segmen social commerce sebagai pengguna utamanya dengan meluncurkan teknologi dan produk pendukung. Diharapkan tahun ini bisnis Ninja Xpress di Indonesia secara keseluruhan dapat tumbuh tiga kali lipat.

Country Head Ninja Xpress Indonesia Eric Saputra menjadi pemimpin perusahaan yang baru menggantikan Indra Wiralaksmana, sejak tahun lalu. Sebelumnya Eric memimpin usaha ekspansi perusahaan.

Realisasikan target tersebut disebutkan bakal dicapai dengan beberapa inovasi. Salah satunya perusahaan merilis produk Ninja Packs yang didedikasikan khusus untuk penjual social commerce. Inovasi ini baru tersedia di Indonesia.

Ninja Packs berupa kemasan berukuran khusus untuk membungkus barang yang ingin dikirim. Kapasitasnya dapat menampung barang hingga 3 kg. Apabila penjual menggunakan produk ini, biaya pengiriman akan tetap sama kemanapun tujuannya. Khusus antar kota biayanya Rp19 ribu, sementara dalam kota sebesar Rp9 ribu.

“Sebelumnya kami survei para penjual social commerce [tentang] apa kesusahannya. Hasilnya adalah kebanyakan packaging dari mereka itu tidak bagus, kurang branding hanya dibungkus plastik hitam. Namun dengan produk baru ini mereka bisa dapat packaging yang lebih rapi dan tarifnya terjangkau,” kata Eric, Selasa (12/3).

Ninja Xpress juga memiliki produk Ninja Point untuk permudah pengguna melakukan drop off paket. Jumlahnya baru sekitar 300 unit. Perusahaan berencana memperluas layanannya tersebut ke Bandung dalam waktu dekat.

Saat ini tim Ninja Xpress Indonesia mencapai 300 orang dan menempati kantor baru di Menara Bidakara, Jakarta Selatan, sebagai kantor pusat.

Dari sisi teknologi, perusahaan akan terus mengembangkan fitur-fitur dalam dashboard yang bisa diakses oleh para penggunanya. Tidak sekadar menyediakan fitur tracking order, Ninja Xpress secara detail memperlihatkan di mana posisi paket berada.

Dalam dashboard juga diselipkan salah satu fitur lainnya, yakni intelligence reporting yang membantu penjual merekap total pengiriman selama setahun ke belakang untuk peningkatan bisnis di tahun berikutnya. Eric mengklaim fitur ini menjadi keunggulan perusahaan dibandingkan lainnya.

“Misalnya pas dilihat dari laporan konsumen dari toko online ini kebanyakan ada di Jakarta, penjual bisa meningkatkan pelayanannya. Data yang kami hadirkan ini sekelas konsultan yang bisa dinikmati tanpa tambahan biaya.”

Perusahaan juga mengembangkan fitur pembayaran dengan COD untuk melayani transaksi online yang belum terjangkau layanan bank. Eric menyebut fitur ini dirasa sangat membantu para pembeli dari luar Jawa yang ingin mencoba belanja online. Apabila calon pembeli kurang sreg dengan produk yang dibeli, ia dapat mengajukan refund.

Eric melanjutkan, selain berinovasi perusahaan bakal lebih kencang dalam hal edukasi offline bersama komunitas di tiap daerah. Di situ perusahaan akan berbagi banyak hal yang berkaitan dengan pengelolaan bisnis online.

Meski tidak dirinci oleh Eric, penjual UKM yang menjadi konsumen di Ninja Xpress mencapai 80%. Angka itu terdiri dari penjual yang memanfaatkan platform marketplace dan social commerce. Sisanya, 20%, datang dari pengguna korporat.

Saat ini disebutkan armada Ninja Xpress mencapai sekitar 3 ribu unit. Sebanyak 70% di antaranya adalah armada roda dua, sisanya roda empat. Keseluruhan armada ini adalah in house milik Ninja Xpress sendiri.

Secara layanan, per Agustus 2018 perusahaan telah mencakup seluruh Indonesia. Pencapaian ini dicapai perusahaan setelah beroperasi selama sekitar dua tahun sejak 2016.

 

Ninja Xpress Luncurkan Aplikasi Ninja Easy, Khusus Rambah Segmen Social Commerce

Perusahaan logistik asal Singapura, Ninja Van dengan merek dagang Indonesia Ninja Xpress meluncurkan aplikasi Ninja Easy, layanan terbaru yang khusus menyasar penjual dari segmen social commerce untuk pengiriman cash on delivery (CoD).

Aplikasi ini membawa semangat ingin menyederhanakan proses pengiriman dan pembayaran, sehingga para penjual bisa fokus mengembangkan bisnis, menghemat waktu mengurus administrasi penjualan, dan pada akhirnya menguntungkan para pembelinya.

Pihak Ninja Xpress memutuskan Indonesia jadi negara pertama yang menjajal layanan terbaru ini. Setelah Indonesia, Ninja Easy akan hadir di Thailand. Adapun saat ini, Ninja Xpress telah beroperasi di tujuh negara, diantaranya Singapura, Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Thailand.

Indonesia dipilih mengingat secara potensi, baik dari segi jumlah populasi yang besar, cakupan wilayah yang luas. Selain itu, jumlah pengguna internet yang terus berkembang dan cara berjualan lewat media sosial yang sangat populer dengan menggunakan medium seperti Instagram dan Facebook.

Dari hasil riset yang dikutip Ninja Xpress diperkirakan pengguna ponsel di Indonesia akan bertambah jadi 100 juta orang pada 2018 dan penjualan lewat social commerce tumbuh dua kali lipat dari US$5,07 juta menjadi US$10,18 juta di 2020.

“Sebagai penyedia layanan logistik inovatif, kami senantiasa menerapkan teknologi canggih dan menghadirkan berbagai solusi modern yang meningkatkan standar e-commerce,” kata Country Head Ninja Xpress Indra Wiralaksmana, Selasa (4/3).

Dalam proses bisnisnya, lanjut Indra, Ninja Easy menyediakan sebuah tautan khusus per produk, berisi nama produk, foto, ukuran, perkiraan berat, harga, beserta ongkos kirimnya. Nantinya tautan tersebut dapat disebar ke akun media sosial milik penjual. Untuk mengonfirmasi penjualan, pembeli dapat membuka tautan yang diinginkan dan secara otomatis data mereka akan dikirim kembali ke penjual lewat aplikasi Ninja Easy.

Ketika pembeli telah mengonfirmasi pemesanannya, penjual bisa langsung menggunakan layanan on-demand dari aplikasi yang sama dan kurir perusahaan yang berada di lokasi terdekat akan menjemput barang pesanan dan mengantar ke alamat tujuan. Jaminan kedatangan kurir ke lokasi penjual maksimal 90 menit sejak pemesanan dilakukan.

Setelah menyederhanakan proses penjualan, Ninja Easy juga menyempurnakannya dengan menawarkan opsi pembayaran dengan CoD. Cara pembayaran ini masih mendominasi dari seluruh total transaksi belanja online di Indonesia, meski ada opsi lainnya seperti transfer bank atau internet banking.

Indra melanjutkan, dengan menyediakan opsi CoD menegaskan komitmen perusahaan untuk membantu menjembatani kesenjangan kepercayaan antara penjual dengan pembeli perihal reputasi kedua belah pihak atau hal lainnya, sehingga mereka bisa lebih percaya diri dalam bertransaksi online.

“Pembeli hanya membayar ketika barangnya sudah sesuai pesanan. Setelah pesanan dibayar, saldo di akun penjual di Ninja Easy akan bertambah. Dana dapat dicairkan dalam kurun waktu 3-5 hari.”

Kehadiran Ninja Easy juga diharapkan bisa membantu sistem pencatatan stok barang jadi otomatis dan pelacakan kiriman secara real-time. Apabila barang yang dikirim penjual tidak sesuai dengan pemesanan, maka pembeli bisa mengembalikan barang tanpa dikenakan biaya.

Sementara ini Ninja Easy baru menyediakan layanan pick up dengan titik lokasi awal pengiriman di Jakarta. Akan tetapi, alamat tujuan telah mencakup 35 kota di seluruh Indonesia. Setelah Jakarta, Ninja Easy bakal hadir di kawasan Bodetabek.

Diharapkan dari peluncuran layanan terbaru ini bisa mendongkrak kinerja perusahaan. Sebagai gambaran, sejak pertama kali diluncurkan pada September 2016 hingga kini pertumbuhan active shoppers mencapai 107%. Ninja Xpress telah melayani 35 kota, dengan konsentrasi seluruh kota tingkat satu di Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi.

Adapun jumlah armada kurir Ninja Xpress diklaim telah lebih dari 1.000 kurir dengan komposisi sekitar 80% menggunakan kendaraan roda dua. Indra menargetkan sampai akhir tahun ini Ninja Xpress bisa menambah cakupan wilayah pengiriman sekitar 60-80 kota di seluruh Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

[Tidbit] Kilat Plesk dari CloudKilat, Kemitraan Tokopedia dan Ninja Xpress, Laporan Qlue RT/RW Tembus Belasan Juta

Kilat Plesk dari CloudKilat

Sebagai penyedia layanan komputasi awan terkemuka di Indonesia, CloudKilat turut memantau akselerasi dari adopsi komputasi awan di tengah perusahaan-perusahaan global. Untuk itu kami meluncurkan Kilat Plesk, ucap CEO Infinys System Indonesia Dondy Bappedyanto. Singkatnya, Kilat Plesk mengeleminasi kebutuhan seorang System Administrator yang andal untuk menjalankan dan memantau server Anda.

Kilat Plesk adalah platform WebOps yang mampu menjalankan dan mengotomatisasi aplikasi, website, dan layanan hosting yang beroperasi di atas infrastruktur virtual machine KilatVM dari CloudKilat.

Kemitraan Tokopedia dan Ninja Xpress

Pengalaman dan pemahaman komprehensif mengenai dunia logistik dan perkembangan e-commerce di Asia Tenggara, yang dimiliki oleh Ninja Xpress, akan membawa kemudahan lebih untuk Toppers (pengguna Tokopedia). Ninja Xpress diketahui akan memberikan tiga layanan untuk pengguna Tokopedia, yaitu Ninja Regular, Ninja Fast dan Ninja Super. Dengan pengalaman dan pemahaman yang komprehensif mengenai dunia logistik dan perkembangan e-commerce di Asia Tenggara, Ninja Xpress kini hadir di Indonesia sebagai perusahaan logistik berbasis teknologi dan mitra terpercaya pebisnis e-commerce Indonesia.

Data AppAnnie juga menunjukkan aplikasi Tokopedia merupakan aplikasi jual beli online yang paling sering dipakai di Indonesia dengan jumlah pemakai aktif dua kali lipat dibanding pilihan lainnya.

Laporan Qlue RT/RW tembus belasan juta

Pemanfaatan aplikasi Qlue sebagai perangkat laporan RT/RW belakangan ramai diperbincangkan publik. Berdasarkan data yang dirilis Qlue, hingga tanggal 10 Oktober 2016, total laporan Qlue RT/RW mencapai angka 15.256.552 atau mengalami kenaikan tujuh kali lipat dari total laporan di bulan Agustus 2016. Jakarta Barat tercatat menjadi wilayah yang paling aktif mengirimkan laporan mengenai lingkungannya.

Elita Yunanda, selaku Marketing Manager Qlue Indonesia, mengatakan data ini kami rilis sebagai apresiasi dan rasa terima kasih kepada Bapak dan Ibu RT/RW yang sudah aktif memanfaatkan Qlue untuk melaporkan keadaan lingkungannya.