Grab dan Go-Jek Diminta Jadi Perusahaan Transportasi

Polemik transportasi online di Indonesia tak kunjung selesai. Jika kali pertama booming di Indonesia mereka didemo pengemudi taksi konvensional, kini mereka didemo mitra pengemudi sendiri. Salah satu tuntutannya adalah untuk menaikkan tarif transportasi ojek online yang dinilai terlalu rendah (Rp.1.600 per km). Dari demo dan mediasi yang berlangsung beberapa waktu lalu, pemerintah meminta Grab dan Go-Jek terdaftar sebagai perusahaan transportasi.

Demo yang dilakukan para driver ojek online atau juga Aliansi Nasional Driver Online (Aliando) beberapa waktu lalu secara umum menuntut kenaikan tarif untuk meningkatkan kesejahteraan para pengemui ojek online. Di dalamnya ada beberapa poin seperti revisi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 108 Tahun 2017 dan juga meminta Go-Jek dan Grab untuk menjadi perusahaan transportasi. Harga dan kesejahteraan adalah dua poin yang disoroti.

Sekretaris Jendral Kemenhub Sugihardjo, seperti dikutip dari Kontan, menyampaikan bahwa ada dua alasan mengapa kajian perubahaan dari aplikator dan menjadi perusahaan transportasi dipilih sebagai jalan tengah permasalahan. Pertama ia menilai bahwa layanan on-demand tersebut merupakan pemberi upah para pengemudi.

Kedua, terkait dengan operasional, pengemudi tidak bisa menentukan penumpang yang dipilih atau dengan kata lain penumpang ditentukan oleh aplikator. Hal ini menegaskan Go-Jek dan Grab tidak lagi bisa disebut sebagai aplikator tetapi sebagai perusahaan transportasi berbasis aplikasi.

Secara terpisah terpisah, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan keputusan untuk meminta Go-Jek dan Grab menjadi perusahaan transportasi diambil atas wewenang dua menteri terkait, yakni Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan dan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.

“Tadi sudah bersepakat, aplikator itu dijadikan perusahaan jasa angkutan, di samping [juga sebagai] aplikator,” kata Moeldoko, Rabu 28 Maret silam seperti dikutip dari Tempo.

Uber baru saja menarik diri dan “menyerahkan” operasionalnya di Asia Tenggara di Grab. Kondisi ini secara langsung berdampak pada persaingan di Indonesia. Dengan persaingan mengerucut ke dua kubu, Grab dan Go-Jek, persaingan siapa yang bakal merebut kue terbesar bakal semakin ketat.

Saat ini persaingan keduanya tidak hanya soal transportasi perorangan, tetapi juga pengantaran makanan, pengantaran barang, dan jasa finansial.

Menanggapi hal ini Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menyampaikan bahwa penambahan status Grab menjadi perusahaan transportasi masih dalam tahap kajian. Persoalan tarif pun ditentukan secara internal.

“Pendapatan [pengemudi] tak hanya berdasarkan tarif, ada juga volume, yang menentukan adalah unsur penumpang, pengemudi, dan kompetisi,” terang Ridzki.

 

 

Grab is Now Available at All DAMRI Stations

Damri, Grab, and OVO have agreed to create a connectivity platform in all DAMRI stations. This partnership is to accommodate all passengers in ordering GrabCar or GrabBike directly by visiting the official pick-up point at all DAMRI stations throughout Indonesia.

The signing between the three companies is OVO and Grab’s commitment to providing not only affordable, safe, and convenient transportation solution, but also cashless payment for DAMRI customers in particular. It will be Grab’s next breakthrough after becoming the official transport at several airports.

“Over this strategic partnership with Grab [OVO included] we expect to broaden access towards different kinds of transport for DAMRI customers and public as part of our effort to provide faster, easier service and cashless payment,” Tatan Rustandi, DAMRI’s Director of Commercial and Business Development, explained.

He also added that the company will make an effort to support the existing transportation system in Indonesia. He expects DAMRI to be a good example for online-based transportation and cashless payment at Indonesia’s public facility.

Grab Indonesia’s Managing Director Ridzki Kramadibrata said the partnership with DAMRI will provide access to various kinds of first and last mile transportations for DAMRI customers.

“With customer base in eight Southeast Asia’s countries and has been downloaded over 90 million times, we notice the Grab’s presence in DAMRI stations will be able to support DAMRI’s purpose in providing easier access to its customers, either local or overseas tourists,” he explained.

In addition, Grab will also help the customers to book a trip through their agents. Grab members can also exchange GrabReward points to get DAMRI pass by scanning voucher code.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Sayurbaba Layani Pesan Antar Bahan Makanan di Pontianak

Seiring makin ramainya Kota Pontianak, Kalimantan Barat, membuat pertumbuhan bisnis digital di wilayah ini turut berkembang. Startup yang baru resmi meluncur para akhir Januari 2018 lalu adalah Sayurbaba, yakni sebuah aplikasi on-demand yang melayani pemesanan bahan makanan mentah, seperti sayuran, bumbu dapur, daging, hingga ikan.

Sayurbaba didirikan oleh Sutrisno dan Yunardi dengan konsep menjadi perantara antara masyarakat sebagai konsumen dan petani. Dalam operasional bisnis yang sudah dijalankan, Sayurbaba melayani pemesanan dalam dua shift pengantaran, yakni pagi dan siang. Dari statistik yang ada, saat ini Sayurbaba sudah mendapatkan unduhan 2300 kali di Play Store dan 700 kali di App Store.

Diceritakan bahwa kondisi Kota Pontianak saat ini sudah semakin ramai. Dengan banyaknya pekerja urban dan mahasiswa, terbuka banyak peluang usaha yang bisa dikembangkan. Sayurbaba melihat, pertumbuhan rumah kos atau kontrakan yang ada di Pontianak sebagai pangsa pasar yang dapat digali. Umumnya anak kos atau kontrakan ingin berhemat, sehingga tidak semua selalu membeli makanan siap saji.

“Untuk kesediaan sayur dan daging mentah, kami membeli dari petani dan rekanan lokal di Pontianak dengan sistem beli putus,” ujar Yunardi. “Namun Sayurbaba juga tidak ingin ‘mengganggu’ pedagang sayur lokal. Saat ini kami tengah mengembangkan proses bisnis sehingga nantinya bisa bekerja sama dengan pedagang sayur keliling yang ada.”

Sayurbaba mendapat keuntungan dari margin penjualan yang dipatok belasan persen. Selain itu juga dari ongkos kirim.

“Untuk minimal pemesanan kita patok minimal seharga Rp20.000 ditambah ongkos kirim sebesar Rp10.000, sedang untuk pemesanan Rp50.000 bebas biaya pengiriman.”

Di bawah payung legal CV Sayurbaba Online Borneo, saat ini Sayurbaba memiliki sepuluh karyawan, terdiri dari 6 orang kurir dan 4 admin, termasuk bagian pengemasan. Setiap hari pemesanan dibuka hingga pukul 22.00 malam, untuk diantar keesokan harinya.

Ke depan Sayurbaba akan menambah produk berupa buah-buahan dan paket lauk.

“Saat ini kita sudah mulai berkembang hingga ke luar Pontianak, untuk peluasan pangsa pasar mungkin kita mencari investor,” tutup Yunardi.

Application Information Will Show Up Here

Grab Kini Hadir di Terminal DAMRI Seluruh Indonesia

Perum Damri, Grab, dan OVO sepakat untuk menjalin kerja sama untuk mewujudkan sebuah platform konektivitas tanpa hambatan di seluruh terminal DAMRI. Kerja sama ini diharapkan mampu memberikan kemudahan bagi seluruh penumpang yang tiba di terminal DAMRI di seluruh Indonesia. Kerja sama ini memungkinkan penumpang DAMRI dapat melanjutkan perjalanan dengan menggunjungi titik penjemputan resmi Grab dan langsung memesan layanan transportasi GrabCar maupun GrabBike.

Penandatanganan kerja sama ketiga pihak ini disebut sebagai bentuk komitmen bersama Grab dan OVO untuk tidak hanya menyediakan layanan transportasi yang nyaman, aman dan terjangkau tetapi juga pembayaran non tunai bagi masyarakat khususnya pelanggan DAMRI. Ini akan menjadi terobosan selanjutnya bagi Grab karena sebelumnya mereka juga telah berhasil hadir sebagai transportasi resmi di beberapa bandara.

“Melalui kerja sama strategis dengan Grab (termasuk OVO) kami berharap dapat membuka lebih banyak akses kepada pelanggan dan masyarakat Indonesia jenis transportasi lainnya sebagai bagian dari usaha kami untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat yang memanfaatkan jasa kami dengan opsi pembayaran yang cepat, mudah serta cashless kepada pelanggan DAMRI,” terang Direktur Komersil dan Pengembangan Usaha Perum DAMRI Tatan Rustandi.

Tatan juga menambahkan bahwa pihaknya akan bekerja lebih keras untuk menopang sistem transportasi yang ada di seluruh Indonesia. Ia berharap DAMRI bisa jadi contoh yang baik bagi kehadiran layanan pemesanan transportasi berbasis online dan opsi pembayaran cashless di lokasi-lokasi fasilitas umum di Indonesia.

Dari pihak Grab, Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menyampaikan bahwa kerja sama dengan DAMRI akan memberikan kemudahan akses berbagai jenis transportasi first and last mile yang dapat terintegrasi dan dinikmati oleh pelanggan DAMRI.

“Dengan basis pelanggan kami yang tersebar di 8 negara Asia Tenggara dengan jumlah unduhan aplikasi Grab sebanyak lebih dari 90 juta kali kami melihat kehadiran Grab secara resmi di terminal DAMRI seluruh Indonesia ke depannya dapat mendukung tujuan DAMRI untuk menyediakan kemudahan akses kepada pelanggannya baik masyarakat Indonesia maupun wisatawan asing untuk menikmati layanan mereka dari terminal DAMRI ke tujuan mereka di seluruh kota di Indonesia,” terang Ridzki.

Selain kehadiran berbagai layanan Grab, pelanggan DAMRI yang berada di terminal juga akan dibantu petugas Grab yang berada di sana untuk memesan Grab. Pelanggan Grab juga dapat menukarkan poin GrabRewards untuk mendapatkan tiket DAMRI dengan cara memindai kode kupon.

Application Information Will Show Up Here

It’s Official, Grab Confirms the Acquisition of Uber’s SEA Business

Grab and Uber officially announce a business merger in Southeast Asia. With this announcement, Uber will take 27,5 percent stake in Grab and Uber’s CEO, Dara Khosrowshahi, will join Grab’s board. The merger will be Grab’s new ammo to compete against Go-Jek in SEA market. Grab will be focused in O2O (online-to-offline) platform, fintech (payment and financial inclusion) platform, and to develop a leading food delivery services in the region.

Bloomberg reported just yesterday that Grab confirmed to acquire Uber business after rumors since last November. Both Grab and Uber are having Japan’s Softbank as lead investor.

Grab’s Group CEO and Co-Founder Anthony Tan said in the release:

“We are proud that the company founded in Southeast Asia has grown as the largest platform in which our services have become inseparable from daily activities of million consumers and provided employment opportunities for over 5 million people. Today’s announcement becomes a milestone of the new era. The merger will deliver new leaders in platform and cost efficiency in Southeast Asia. Along with Uber, we are now in a strategic position to realize our commitment in providing the best service for consumers. Consumer’s trust upon our brand transportation is driving us to move forward as a company: improving people’s lives through food delivery, payment, and financial services.”

Post-merger, Grab will expand GrabFood business across major Southeast Asia countries, including the acquisition of UberEats in the first half of 2018. For transportation, Grab is said to collaborate with government and public transportation to develop an integrated commuter system. Two examples including GrabCycle (bicycle) system and GrabShuttlePlus (on-demand bus) in Singapore.

Later, Grab will improve services in Grab Financial related to mobile payment,
microfinancing, insurance and other banking services, micro-entrepreneur, and SMEs in Southeast Asia. GrabPay’s role as e-wallet will be available in all major countries of Southeast Asia by the end of 2018.

Uber services in Southeast Asia is said to be available in the next two weeks, while UberEats (focused on food delivery), will be available until May 2018. Both companies will collaborate to facilitate the transition of driver-partner, customers, and merchant.

In Indonesia, Uber has partnered up with Tokopedia and BBM. It has also launched UberDelivery for package delivery.

According to an official release, some employees in Southeast Asia offices will be transferred to Grab.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Resmi, Grab Akuisisi Bisnis Uber di Asia Tenggara

Grab dan Uber resmi mengumumkan merger untuk bisnis di Asia Tenggara. Dengan merger ini, Uber akan memiliki 27,5 persen saham Grab dan CEO Uber Dara Khosrowshahi akan bergabung di dewan direksi Grab. Merger keduanya ini akan menjadi amunisi Grab untuk bersaing dengan Go-Jek di pasar Asia Tenggara. Grab akan fokus ke platform O2O (online-to-offline), platform fintech (pembayaran dan bantuan keuangan), dan ingin mengembangkan layanan food delivery terdepan di kawasan ini.

Bloomberg kemarin melaporkan bahwa Grab setuju mengakuisisi bisnis Uber setelah rumor tentang hal ini berseliweran sejak bulan November lalu. Baik Grab maupun Uber sama-sama mendapat dukungan Softbank Jepang sebagai investor.

Dalam rilis yang kami terima, Anthony Tan, Group CEO dan Co-Founder, Grab mengatakan:

”Kami bangga bahwa perusahaan yang didirikan di Asia Tenggara telah tumbuh menjadi platform terbesar di mana layanan kami telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari aktivitas harian jutaan konsumen dan menyediakan kesempatan kerja bagi lebih dari 5 juta orang. Akusisi yang diumumkan hari ini menjadi tonggak dari dimulainya era baru. Penggabungan bisnis ini melahirkan pemimpin dalam platform dan efisiensi biaya di kawasan Asia Tenggara. Bersama Uber, kini kami berada di posisi yang semakin tepat untuk memenuhi komitmen kami untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen. Kepercayaan konsumen terhadap brand transportasi kami mendorong kami untuk terus maju sebagai perusahaan: meningkatkan kehidupan masyarakat melalui layanan pengantaran makanan, pembayaran dan keuangan.”

Pasca merger Grab akan mengembangkan bisnis GrabFood di seluruh negara-negara besar Asia Tenggara, termasuk dengan modal akuisisi terhadap UberEats, pada semester pertama 2018. Di sisi transportasi, Grab disebut akan berkolaborasi degan pemerintah dan operator transportasi publik untuk mengembangkan sistem komuter multimoda yang terintegrasi. Contoh pengembangan sistem ini adalah GrabCycle (sepeda) dan GrabShuttlePlus (bus on-demand) di Singapura.

Berikutnya Grab juga meningkatkan rangkaian layanan di Grab Financial yang meliputi pembayaran mobile, micro-financing, asuransi dan layanan keuangan lainnya bagi jutaan konsumen yang memiliki akses terbatas terhadap layanan perbankan, micro-entrepreneur, dan usaha modal kecil di kawasan Asia Tenggara. GrabPay sebagai dompet elektronik akan tersedia di semua negara besar Asia Tenggara paling lambat akhir tahun 2018.

Layanan Uber di Asia Tenggara disebut akan beroperasi hingga dua minggu ke depan, sementara UberEats (yang fokus di pengantaran makanan), akan beroperasi hingga bulan Mei mendatang. Kedua pihak akan bekerja sama untuk menjamin transisi mitra pengemudi, pelanggan, merchant, dan mitra pengantaran UberEats.

Di Indonesia, selain membangun layanan transportasi on-demand, Uber telah bermitra dengan Tokopedia dan BBM, serta mengembangkan sistem pengantaran barang UberDelivery.

Belum ada informasi apakah pegawai Uber di Asia Tenggara akan ditransfer ke Grab, ditransfer ke kantor operasional Uber yang lain, atau dilepaskan.

Update: Menurut rilis resmi Uber, sekitar 500 pegawai Uber di Asia Tenggara juga akan ditransfer untuk bekerja dengan Grab.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Riset FEB UI: Go-Jek Sumbang Rp9,9 Triliun untuk Ekonomi Indonesia

Riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) menunjukkan Go-Jek telah berkontribusi sebesar Rp9,9 triliun per tahun untuk perekenomian Indonesia. Angka ini bila dijabarkan berasal dari kontribusi penghasilan mitra pengemudi Go-Jek sebesar Rp8,2 triliun dan mitra UMKM untuk Go-Food sebesar Rp1,7 triliun.

Secara bulanan diperkirakan mitra pengemudi memberikan tambahan Rp682,6 miliar sejak mereka bergabung dengan Go-Jek. Bagi mitra pengemudi, penambahan tersebut selaras dengan peningkatan pendapatan sebesar 44% yang dirasakan mitra.

Dipaparkan lebih jauh, pendapatan rata-rata mitra pengemudi mencapai Rp3,31 juta dalam sebulannya. Sedangkan untuk mitra pengemudi penuh waktu sebesar Rp3,48 juta atau 1,25 kali lebih besar dari rata-rata upah minimum kota di 9 wilayah survei sebesar Rp2,8 juta.

“Mitra pengemudi merasa bahwa kualitas hidupnya lebih baik (80%) dan jauh lebih baik (10%) setelah bergabung dengan Go-Jek,” terang Peneliti LD FEB UI Paksi C.K Walandaow, Kamis (22/3).

Paksi melanjutkan dari penghasilan yang diperoleh mitra, mereka merasa puas (70%) dan sangat puas (16%). Mereka juga merasa puas (74%) dan sangat puas (23%) dengan fleksibilitas yang didapat. Berkat hubungan kemitraan dengan Go-Jek, mitra juga merasa diuntungkan (47%) dan sangat diuntungkan (5%).

Bila dilihat dari dampak sosial lainnya seperti penekanan jumlah pengangguran, disebutkan bahwa sebanyak 15% mitra pengemudi yang bergabung sebelumnya tidak memiliki pekerjaan.

Dari demografi lainnya, mitra pengemudi yang berasal dari lulusan SMA (75%), perguruan tinggi (15%), usia produktif 20-39 tahun (77%). Lalu, berstatus kerja penuh waktu (65%) dan memiliki tanggungan dua orang atau lebih (78%).

“Dengan fleksibilitas waktu yang ditawarkan Go-Jek, mereka bisa berkumpul dengan keluarga dan memanfaatkan waktu lainnya untuk melakukan hal lainnya.”

Penjabaran untuk mitra UMKM dan konsumen

Go-Jek ingin merajai sektor on-demand di Asia Tenggara / Go-Jek
Go-Jek ingin merajai sektor on-demand di Asia Tenggara / Go-Jek

Bagi mitra UMKM, diperkirakan ada penambahan ekonomi nasional sebesar Rp138,6 miliar per bulannya. Sebanyak 76% mitra UMKM mengaku tidak melayani pengiriman pesan antar, dan 70% mitra UMKM terjun go online karena Go-Jek.

Dijabarkan produk Go-Jek yakni Go-Food membantu meningkatkan kesempatan usaha bagi mitra UMKM yang baru berdiri (57% baru memulai usaha di tahun 2016/2017). Dari segi peningkatan bisnis, 82% mitra UMKM mengaku dapat beroperasi lebih efisien dan mendapatkan pangsa pasar lebih besar dan 30% pengurangan biaya mitra UMKM. Sebanyak 43% mitra UMKM mengaku mengalami kenaikan omzet pasca bergabung dengan Go-Jek.

Mereka juga merasa setelah bergabung, 30% merasa diuntungkan dengan menjadi mitra dan 64% merasa diposisikan setara.

“Go-Jek membuka akses pasar, ini paling penting untuk UMKM. Sebab salah satu masalah UMKM adalah akses pasar.”

Di sisi lain bagi konsumen, sebanyak 89% konsumen menyatakan bahwa Go-Jek telah memberikan dampak yang agak baik s.d sangat baik bagi masyarakat secara umum. 78% konsumen merasa jika Go-Jek berhenti beroperasi akan membawa dampak agak buruk s.d sangat buruk bagi masyarakat.

Berdasarkan skala usia konsumen Go-Jek didominasi oleh masyarakat di usia produktif (77% usia 20-39 tahun), berpendidikan tingkat SMA ke atas (96%), dan berasal dari kelas menengah dan menengah ke bawah (rata-rata pengeluaran per bulan Rp2,55 juta), dan 68% konsumen adalah perempuan.

Metode riset

Kepala LD FEB UI Turro S. Wongkaren menuturkan Go-Jek menjadi pihak sponsor yang turut berpartisipasi dalam riset ini. Perusahaan tersebut bertindak sebagai sumber data responden yang bisa ditelusuri lebih dalam oleh tim LD FEB UI. Hanya saja, diklaim Go-Jek tetap netral terhadap hasil akhirnya, meski jika hasilnya negatif.

“Dalam menyelenggarakan riset apapun, kami butuh sumber data makanya harus bekerja sama. Kami sumbang tenaga, pikiran, dan sumber daya, sedangkan Go-Jek bertindak sebagai sumber data. Independensi tetap kami jaga, di awal kesepakatan sudah diterangkan apapun hasil akhirnya harus tetap diterima,” ujar Turro.

Dia menerangkan riset ini dilakukan sepanjang Oktober-Desember 2017 terhadap 3.315 mitra pengemudi yang bekerja selama 10 jam per harinya, 806 mitra UMKM, dan 3.465 konsumen. Lokasinya terbagi jadi 9 wilayah, yaitu Bandung, Bali, Balikpapan, Jabodetabek, Yogyakarta, Makassar, Medan, Palembang, dan Surabaya.

Di setiap wilayah hanya diambil sampel 330 mitra pengemudi, 80 mitra UMKM, 340 konsumen yang aktif dalam satu bulan terakhir. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan wawancara tatap muka yang menggunakan metode sampling pencuplikan acak murni dengan margin of error +/-5%.

“Kami sangat konservatif dalam mengambil sampel, makanya kami pakai rentang tengah tidak mengambil rentang atas ataupun bawah. Masih banyak sebenarnya yang bisa kita gali selain dampak ekonomi dan sosialnya, misalnya dampak negatif dari kehadiran Go-Jek bagi bisnis konvensional. Tapi terbentur karena tidak ada data yang valid untuk sumbernya,” pungkasnya.

Shopback Sediakan Fitur Pembanding Harga Layanan Transportasi Online

Shopback berinovasi dengan meluncurkan fitur yang memudahkan pengguna memilih layanan transportasi online. Fitur ini membantu pengguna membandingkan harga dan kecepatan perolehan untuk jasa transportasi online, baik roda dua maupun roda empat dari Uber, Go-Jek, dan Grab. Fitur baru ini disematkan dengan harapan membantu pengguna Shopback mendapatkan layanan transportasi online yang lebih ekonomis.

Dalam keterangannya, Co-Founder dan Country Head Shopback Indonesia Indra Yonathan menyampaikan Shopback berkomitmen menghadirkan fitur-fitur yang dapat membantu masyarakat untuk melakukan transaksi online secara bijak dan hemat, terutama transaksi online yang banyak terjadi dalam keseharian.

“Sejak 2015 lalu, ojek dan taxi online sudah menjadi moda transportasi andalan untuk banyak masyarakat di Indonesia. Dari riset yang Shopback lakukan, lebih dari 91% responden mengaku pernah menggunakan jasa transportasi online ini. Ojek online dinilai sebagai alternatif transportasi yang murah dan juga cepat,” ujar Yonathan.

Infografis dari Shopback

Shopback melakukan riset secara online terhadap 1000 responden di lima kota besar di Indonesia meliputi Jabodetabek, Bandung, Medan, Surabaya, dan Makassar. Riset dari Shopback memaparkan sejumlah data seperti, dalam satu minggu 40,9% responden menggunakan ojek atau taxi online sebanyak 2-5 kali, 33,7% sebanyak satu sekali, dan 15,9% sebanyak 5-10 kali. Riset dari Shopback juga melaporkan bahwa 9 dari 10 responden mengaku selalu membandingkan harga sebelum memutuskan untuk memesan ojek atau taxi online melalui aplikasi.

Hasil riset mengenai kebiasaan pengguna menggunakan transportasi online ini direspon Shopback dengan meluncurkan fitur baru pembanding harga transportasi online. Terobosan yang dilakukan Shopback berwujud sebuah fitur yang  mampu menampilkan aplikasi transportasi online mana yang memberikan harga termurah dan tercepat saat itu. Pengguna diberi kebebasan untuk memilih dan akan langsung diarahkan ke aplikasi transportasi online yang dipilih.

Application Information Will Show Up Here

Go-Jek is Open for Listing Possibility in Indonesia Stock Exchange

While Go-Jek is yet to set specific timeframe for a possible IPO, the idea of “going public” has already created buzz in the industry. Listed only on foreign exchange, like NYSE or Nasdaq, will complicate things with local investors. It’s no surprise that Indonesia Stock Exchange (IDX) started to approach Go-Jek to consider listing in local stock exchange.

According to Bloomberg, Go-Jek’s management (led by President Andre Soelistyo) has discussed this issue with IDX management. Soelistyo said, they are considering an IPO seriously, even there is no particular timeframe yet.

Andre said, listing in IDX will facilitate Go-Jek’s stock purchase by common people, including driver-partner. Go-Jek may opt for dual listing to accommodate investors, both local and foreign.

A few of  Indonesian-based companies do dual listing. One is Telkom. Its stock is available in both IDX and NYSE since 1995.

Go-Jek is also reportedly to be in the final phase of fundraising worth $1.5 billion (around Rp20 trillion) after a number of new investors. The world’s largest investment firm, BlackRock, is the latest to invest at on-demand startup co-founded by Nadiem Makarim, Kevin Aluwi, and Michaelangelo Moran. Go-Jek’s valuation post money is estimated around $5 billion (or Rp68 trillion), That number is exceeding the total market cap of all transportation companies in IDX.

This year, Go-Jek prepares for a regional expansion to some neighboring countries to compete with Grab and Uber.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Go-Jek Buka Opsi Melantai di Bursa Efek Indonesia

Meski belum ada timeframe pasti tentang kapan Go-Jek akan listing di bursa efek, kabar bahwa perusahaan on-demand ini akan go public terus berhembus kencang. Hanya terdaftar di bursa asing, misalnya di NYSE atau Nasdaq, akan mengakibatkan sulitnya investor ritel lokal untuk memiliki saham startup unicorn ini. Untuk itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai melakukan pendekatan agar Go-Jek juga membuka wacana mempertimbangkan sahamnya untuk diperjualbelikan di bursa lokal.

Menurut laporan Bloomberg, pihak manajemen Go-Jek (yang dipimpin Presiden Go-Jek Andre Soelistyo) sudah bertemu dengan manajemen BEI untuk mendiskusikan hal ini. Kepada media, Andre menyebutkan pihaknya sangat serius mempertimbangkan IPO, meskipun belum ada timeframe khusus untuk kebutuhan ini.

Andre menyebutkan potensi listing di BEI akan memudahkan pembelian saham Go-Jek oleh berbagai kalangan, termasuk bahkan oleh mitra pengemudinya. Bisa jadi nantinya Go-Jek memilih opsi dual listing untuk mendapatkan investor dari kedua sisi.

Tidak banyak perusahaan Indonesia yang melakukan dual listing. Contoh perusahaan Indonesia yang terdaftar di dua bursa saham dan masih bertahan sampai sekarang adalah Telkom yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan NYSE sejak tahun 1995.

Go-Jek sendiri disebutkan berada di fase akhir penggalangan dana senilai total $1,5 miliar (20 triliun Rupiah) setelah sejumlah investor baru mulai berdatangan. Perusahaan investasi terbesar di dunia, BlackRock, adalah yang terakhir disebutkan berinvestasi di startup yang didirikan oleh Nadiem Makarim, Kevin Aluwi, dan Michaelangelo Moran ini. Valuasi Go-Jek pasca perolehan pendanaan diperkirakan mencapai $5 miliar (atau 68 triliun Rupiah) atau lebih besar dari total market cap semua perusahaan transportasi yang terdaftar di BEI.

Tahun ini Go-Jek mempersiapkan ekspansi regional ke sejumlah negara tetangga untuk meningkatkan persaingannya dengan Grab dan Uber.

Application Information Will Show Up Here