Advan Luncurkan S6 Plus: Android Go Murah

Selama ini, Advan masih bertengger di posisi lima dalam penjualan smartphone di Indonesia. Hal tersebut salah satunya dikarenakan Advan selalu memasarkan perangkatnya untuk pasar entry level di Indonesia. Tentunya, perangkat mereka selalu dijual dengan harga yang terjangkau.

Advan S6 Plus - Launch

Advan kembali meluncurkan perangkat untuk pasar pemula tersebut. Acara peluncuran ini dihelat pada tanggal 26 Februari 2019 bertempat di Paradigma Cikini Kafe&Restoran. Nama dari smartphone yang mereka luncurkan tersebut adalah Advan S6 Plus.

Advan S6 Plus

Perangkat yang satu ini menggunakan Android Go Oreo sebagai penggeraknya. Hal ini berarti menandakan bahwa Advan S6 Plus memiliki RAM sebesar 1 GB. Untuk spesifikasi lengkapnya adalah sebagai berikut:

SoC Spreadtrum SP9850ka
Prosesor 4x Cortex A7 1,3 GHz 32 bit
GPU Mali T820
Layar IPS 5,5 inci 960 x 480 18:9
RAM 1 GB
Internal 8 GB
Baterai 2450 mAh
Sistem operasi Android Oreo Go 8.1 dengan IDOS 8.31

Advan pun mengedepankan feature-feature bawaan Android Oreo Go pada perangkat yang satu ini seperti Google Go Apps yang terkenal ringan. Sebagai tambahan, pada perangkat ini sudah mendukung face unlock. Perangkat ini juga telah mendukung jaringan 4G LTE yang ada di Indonesia.

Advan S6 Plus - Depan

Advan menjual perangkat yang satu ini dengan harga Rp. 888.000. Penjualan perdananya di Tokopedia pun sudah habis terjual dan Advan memiliki rencana untuk menjualnya secara offline. Bagi yang ingin memilikinya, bisa langsung mendapatkan informasi langsung pada website resmi Advan.

Tidak Ekspansi Luar Negeri

Advan pada masa lalu pernah merajai pasar tablet Android di Asia Tenggara. Akan tetapi, saat ini sepertinya Advan enggan untuk melakukan perluasan wilayah penjualan keluar Indonesia. Apakah ada alasan tertentu?

Andi Gusena, Brand Director Advan mengatakan bahwa saat ini sepertinya Advan belum mau melakukan hal tersebut. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan GM Sales Advan, Ellen Angerani yang mengatakan bahwa Advan masih menemukan pasar yang belum terjamah di Indonesia. Hal ini pula yang membuat Advan masih bertengger di posisi lima besar Indonesia.

Ke depannya, Advan akan masih tetap memproduksi perangkat dengan harga yang terjangkau. Tahun ini pun masih panjang dan Advan masih bakal meluncurkan beberapa perangkat baru. Beberapa di antaranya akan menggunakan chipset Mediatek.

[Review] ASUS Zenfone Max Pro M2: Kencang dan Tetap Pure Android

Popularitas lini smartphone dari ASUS, yaitu Zenfone Max Pro sepertinya secara tiba-tiba meningkat pada tahun 2018 ini. Saat ASUS mengumumkan Zenfone Max Pro M1, pasar sepertinya gaduh menginginkan perangkat dengan harga yang murah namun memiliki kinerja yang tinggi ini. Bagaimana tidak, dengan harga 2,3 juta saja bisa mendapatkan nilai Antutu di atas 100.000!

ASUS Zenfone Max Pro M2

Nilai 100.000 dari Antutu di atas kertas menjamin bahwa banyak game yang dapat dimainkan secara lancar. Oleh karenanya, ASUS pun melabel “Limitless Gaming” pada Max Pro M1. Sayangnya, keterbatasan akan chipset, produksi, serta kebijakan dari ASUS sendiri membuat mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan pasar. Akhirnya, smartphone ini dijuluki perangkat ghoib oleh para netizen.

Sekitar tujuh bulan kemudian, ASUS pun meluncurkan sang penerus, yaitu Zenfone Max Pro M2. Tentunya, sang penerus memiliki spesifikasi yang lebih tinggi, baik dari sisi SoC maupun kameranya. Satu hal yang pasti, ASUS mempertahankan penggunaan pure Android pada smartphone yang satu ini.

DailySocial sudah menggunakan perangkat ini selama lebih dari dua minggu atau sebelum acara peluncurannya yang bersamaan dengan ROG Phone. Dengan menggunakan layar berponi, membuat smartphone ini memiliki layar lebih lebar dibandingkan dengan Max Pro M1. ASUS juga mengubah desain bagian belakang dari Max Pro M2 dengan menggunakan bahan kaca.

ASUS Zenfone Max Pro M2 - Belakang

Peningkatan yang paling dirasakan pada smartphone ini adalah pada bagian kamera. Hasilnya cukup menawan untuk sebuah smartphone yang memiliki harga mulai dari dua jutaan. Tentunya membuat para pengguna Max Pro M1 ingin langsung menukar perangkatnya ke M2. Hasilnya akan bisa dilihat pada segmen kamera pada artikel ini.

Untuk spesifikasi Max Pro M1 dan M2 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Zenfone Max Pro M1 Zenfone Max Pro M2
SoC Snapdragon 636 Snapdragon 660
Prosesor 4×2 GHz Kryo 260 + 4×1.8 GHz Kryo 260 4×2.2 GHz Kryo 260 + 4×1.8 GHz Kryo 260
GPU Adreno 509 Adreno 512
RAM 3 / 4 / 6 GB 3 / 4 / 6 GB
Penyimpanan 32 / 64 GB + microSD 32 / 64 GB + microSD
Layar 5.99 inci 19:9 2160 x 1080 6.26 inci 19:9 2280 x 1080
Baterai 5000 mAh 5000 mAh
OS Android Oreo 8.1 Pure Android Oreo 8.1 Pure
Kamera Depan 8 / 16 (6 GB) MP 13 MP
Kamera Utama 13 MP /16 MP + 5 MP Omnivision 12 MP Sony IMX 476 + 5 MP

Untuk sisi kinerja, saat tidak bermain game, tidak ada perbedaannya saat menggunakan M1 maupun M2. Keduanya terasa sangat responsif dan nyaman saat digunakan. Hal tersebut memang salah satunya disebabkan menggunakan UI bawaan Android.

Sensor yang dimiliki smartphone ini juga lengkap, terlihat dari aplikasi berikut ini:

Unboxing

Zenfone Max PRo M2 - Unbox

Desain

ASUS sepertinya ingin meninggalkan desain dengan menggunakan bahan metal pada body perangkatnya. Hal ini terlihat pada Max Pro M2 yang menggunakan bahan kaca pada bagian belakangnya. Seperti smartphone lain yang menggunakan bahan tersebut, tentu saja banyak sidik jari yang bakal menempel. Gunakan saja casing bawaan dari paket penjualannya.

ASUS Zenfone Max Pro M2 - Kanan

Untuk sebuah smartphone mainstream, akhirnya desain notch digunakan pada Max Pro M2. Dengan poni tersebut, ukuran layar menjadi lebih lebar dengan resolusi 2280 x 1080 berdimensi 6,26 inci. Yang membuatnya menjadi lebih nyaman, ASUS pun mengklaim bahwa Max Pro M2 sudah menggunakan Gorilla Glass 6 yang diklaim oleh Corning sangat kuat sehingga sudah 15 kali jatuh pun masih tidak pecah.

ASUS Zenfone Max Pro M2 - Kiri

Saat digunakan untuk bermain game, kami menggunakan Free Fire yang shortcut-nya sudah tersedia pada smartphone ini. Layarnya memang tergolong cukup licin sehingga nyaman saat menggerakkan kursor dari segala arah. Dengan menggunakan case bawaan, tentu saja bagian belakangnya menjadi tidak licin sehingga tidak mudah jatuh.

ASUS Zenfone Max Pro M2 - Bawah

Desain belakangnya masih mirip dengan Max Pro M1. Kamera ada pada bagian kiri atas dengan LED serta pemindai sidik jari berada pada bagian tengah. Posisi sidik jari pada bagian belakang ini memang terhitung sangat ergonomis karena tidak perlu mengubah posisi saat memegang smartphone.

Pure Android

ASUS meneruskan penggunaan Pure Android pada smartphone Zenfone Max Pro M2. Walaupun Google sudah mengeluarkan Android Pie, ASUS masih menggunakan Oreo pada smartphone ini. Oleh karena itu, tidak banyak feature yang diberikan pada Max Pro M2.

Sampai tulisan ini diturunkan, kami masih menggunakan firmware dengan versi 15.2016.1811.164-20181203. Sayangnya, kami masih menemukan banyak bug. Salah satunya yang paling menyebalkan adalah aplikasi Caping yang bahkan membuat bootloop pada saat di-disable dan melakukan factory reset.

Beberapa bug juga bahkan merepotkan kami saat melakukan pengujian, terutama baterai.

Jaringan LTE

ASUS selalu mendukung kanal-kanal 4G LTE yang ada di Indonesia pada setiap smartphone mereka. Max Pro M2 sendiri mendukung band 1(2100), 3(1800), 5(850), 7(2600), 8(900), 20(800), dan 40(2300) yang digunakan oleh semua operator seluler di Indonesia. Namun sebuah kekurangan pada Max Pro M1 pun dibawa oleh smartphone ini.

Max Pro M2 masih menggunakan LTE CAT 4/5 yang saat ini belum mendukung 4G+. Hal ini membuat kinerja internet pada smartphone ini tidak sekencang pesaingnya yang saat ini sudah menggunakan CAT 6 ke atas.

Kamera

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kamera pada Max Pro M2 memang jauh lebih baik dibandingkan dengan Max Pro M1. Hal ini dikarenakan Max Pro M2 menggunakan sensor Sony IMX 486 yang baru. Kami pun dapat mengambil gambar dengan sangat baik pada kondisi cahaya yang terang mau pun kurang cahaya.

Beberapa kali kami menggunakan Zenfone Max Pro M2 untuk mengambil gambar pada saat menghadiri konferensi pers. Hasilnya pun cukup memuaskan dengan noise yang lebih sedikit serta mengeluarkan gambar yang tajam. Contoh hasil foto dapat dilihat berikut ini

Kamera depan juga memiliki sensor yang lebih baik dari Max Pro M1. Hasil fotonya, walaupun tidak sebaik kamera belakangnya, dapat diandalkan dan memiliki minim noise pada kondisi cahaya yang cukup.

Pengujian

ASUS Zenfone Max Pro M2 menggunakan chipset mainstream yang saat ini sepertinya banyak digunakan oleh produsen smartphone, yaitu Snapdragon 660. Dengan hadirnya Snapdragon Kryo 260 Gold yang berbasiskan Cortex A73 tentu saja mampu menggenjot segala aplikasi game yang ada.

Kami juga mencoba bermain dengan menggunakan Free Fire, sebuah game yang bekerja sama langsung dengan ASUS. Permainan pun dapat berjalan dengan mulus dan tidak terasa lag sama sekali. Dan seperti yang sudah ditulis di atas, layar pada smartphone ini juga cukup nyaman untuk digunakan.

Sintetis

Pengujian kami lakukan dengan menggunakan beberapa benchmark sintetis. Hal ini tentu untuk mengetahui seberapa baik kinerja dari ASUS Zenfone Max Pro M2. Pada pengujian kali ini kami kembali menghadirkan Zenfone 5 dan Zenfone Max Pro M1, agar didapatkan gambaran mengenai kinerja ketiga perangkat

Uji dengan MP4

DailySocial melakukan pengujian dengan menggunakan video MP4. Hal ini dikarenakan adanya bug pada Max Pro M2 yang membuat beberapa aplikasi benchmark, terutama untuk baterai, crash. Oleh karena itu, kami menggunakan sebuah video MP4 yang di loop sehingga mendapatkan nilai waktu baterai yang cukup presisi.

Zenfone Max Pro M2 dapat bertahan selama 17 jam 10 menit dalam pengujian kali ini. Tentu saja hal ini dapat berkurang pada saat digunakan untuk bermain game.

Kesimpulan

Mungkin banyak orang akan pesimis mengenai tagline Gaming pada smartphone ASUS Zenfone Max Pro M2. Akan tetapi, sebuah perangkat gaming tidak harus yang paling kencang, karena tentu akan berimbas pada harga. Oleh karena itu, untuk para gamer yang memiliki dana pas-pasan, ASUS menyediakan Zenfone Max Pro M2.

Kinerja yang ditawarkan oleh Zenfone Max Pro M2 memang tergolong kencang untuk sebuah smartphone dua sampai tiga jutaan. Dengan menggunakan Snapdragon 660 tentu saja dapat memuaskan hasrat untuk bermain game pada Android. Selain itu, untuk mereka yang suka melakukan video editing pada perangkat ini juga dapat merasakan kinerja yang lebih baik lagi.

Kamera pada Max Pro M2 pun dapat diandalkan, dibandingkan dengan Max Pro M1. Oleh karena itu, smartphone ini pun cocok untuk mereka yang suka menangkap momen-momen setiap harinya. Pada kondisi gelap, hasilnya memang tidak sebaik pada siang hari, namun masih dapat diandalkan.

Dengan rentang harga Rp. 2.799.000 untuk 3/32 GB, Rp. 3.199.000 untuk 4/64, dan Rp. 3.699.000 untuk 6/64 tentunya dapat terbilang lebih terjangkau. Akan tetapi, harga pada saat peluncurannya memang lebih mahal dibandingkan sang pendahulu. Oleh karena itu pula, ASUS menjual Max Pro M2 dan M1 secara berdampingan, sehingga rentang harga yang dimiliki lebih beragam dan cocok untuk mereka yang tidak memiliki dana berlebih.

Sparks

  • Kamera baik
  • Kinerja kencang
  • Responsif
  • Layar lebih lebar
  • Daya tahan baterai sangat baik
  • Gorilla Glass 6

Slacks

  • Harga lebih tinggi dari generasi sebelumnya
  • Tidak tersedia NFC
  • Masih banyak bug saat diluncurkan

Kerjasama dengan IM3, Advan Perkenalkan S50 4G dengan Harga Murah dan Youtube Gratis

Setelah meluncurkan beberapa smartphone baru yang disasarkan kepada pengguna mainstream, ternyata Advan tidak pernah melupakan mereka yang ada pada kelas entry level. Hal ini mereka lakukan dengan meluncurkan sebuah smartphone baru yang bekerja sama dengan IM3. Acara peluncurannya pun diadakan pada tanggal 26 Oktober 2018 bertempat di Ocha Bella, Morrisey Jakarta.

Advan S50 IM3 - Launch

Smartphone dengan nama Advan S50 4G ini dibanderol dengan berbagai bonus dari IM3. Pengguna smartphone ini nantinya bakal bisa menikmati Youtube gratis selama 12 bulan tanpa penurunan kecepatan. Selain itu, aplikasi sosial media seperti FB, Twitter, Whatsapp, BBM, serta Gojek dan Grab juga bisa digunakan tanpa kuota. Kuota 12 GB selama setahun juga diberikan untuk pengguna S50.

Advan S50 IM3 -

Di sisi panggilan suara, IM3 menggratiskan 10 menit berbicara ke semua operator dan gratis ke sesama Indosat. Untuk hiburan, akses Spotify serta Iflix juga tidak akan memakan kuota. Semua itu bisa didapat dengan mengisi pulsa Rp. 25.000 per bulan untuk menambah masa aktifnya saja.

Advan S50 IM3 - Samping

Dari sisi smartphone-nya, berikut adalah spesifikasi yang dimiliki oleh Advan S50 4G:

SoC Spreadtrum SC9850KL
CPU 4x Cortex A7 1.3 GHz
GPU Mali 820
RAM / Internal Storage 1 GB / 8 GB
Layar 5″ 854 x 480 IPS
Baterai 2000 mAh
Sistem Operasi Android Oreo Go 8.1
Kamera Depan: 2 MP , Belakang: 5 MP

Advan S50 4G merupakan perangkat pertama dari Advan yang menggunakan Android Go. Advan pun memilih untuk tidak menggunakan iDOS karena Android Go menawarkan performa yang lebih baik dengan RAM 1 GB dan penyimpanan 8 GB saja.

Advan S50 IM3 - Belakang

Smartphone yang satu ini dijual dengan harga Rp. 777.000 saja. Di dalam paket penjualannya pun sudah terdapat sebuah kartu perdana yang memiliki nilai jual sebesar Rp. 300.000. Smartphone ini juga sudah bisa dibeli pada toko online dan offline di seluruh Indonesia

Hands On

Dijual dengan harga yang murah, tentu saja kita tidak bisa berharap bahwa smartphone ini akan memiliki kinerja tinggi. Akan tetapi, langkah Advan untuk menggunakan Android Oreo Go memang kami nilai tepat karena iDOS sendiri akan memberatkan sistem.

Advan S50 IM3 - Daleman

Saat dioperasikan, sepertinya memang Oreo Go mampu membuat Advan S50 4G dapat dioperasikan dengan lag yang minimal. Namun mengingat bahwa aplikasi sosial media cukup memakan RAM dan penyimpanan yang cukup besar, kami menyarankan untuk menggunakan versi web atau versi Lite. Penggunaan microSD dengan memilih untuk memperluas storage internal juga kami sarankan.

Smartphone ini memiliki badan yang terlihat kokoh. Dengan menggunakan bahan plastik polikarbonat, ternyata build-nya pun lumayan kokoh. Namun tempered glass serta back case akan kami sarankan untuk perangkat yang satu ini.

Untuk Anda yang membutuhkan sebuah smartphone murah yang dapat mengakses sosial media serta chatting, S50 4G cukup menarik untuk jadi pertimbangan.

Honor Perkenalkan Smartphone Android Honor 8x: Kedepankan Low Light

Dalam waktu dekat, Honor bakal kembali meluncurkan smartphone terakhir mereka di Indonesia pada tahun 2018. Sesuai dengan janji sang pemimpin di Indonesia, James Yang, mereka bakal mengeluarkan perangkat baru yang bisa digunakan untuk bermain game.

Honor 8x - Launch

Yang diluncurkan bukanlah Honor Play, akan tetapi Honor 8x. Smartphone yang satu ini sudah menggunakan SoC mainstream terbaru dari HiSilicon, yaitu Kirin 710. Meski bisa digunakan untuk bermain game, yang paling dikedepankan oleh Honor pada perangkat terbarunya ini adalah kameranya.

Pada sebuah acara gathering yang diadakan di Jakarta, Honor memamerkan bahwa kamera yang digunakan pada Honor 8x mampu menangkap gambar dengan bagus pada kondisi rendah cahaya. Hal tersebut dikarenakan Honor 8x memiliki Intelligent Anti-Shaking dan AI Scene Recognition.

Honor 8x - Auf

Kami pun langsung mencoba feature ini pada acara gathering tersebut. Untuk mengambil gambar pada saat kondisi cahaya yang rendah, pengguna harus memilih terlebih dahulu fungsi Night Mode. Dengan begitu, AI yang ada akan berjalan dengan baik.

Fungsi tersebut akan membuka shutter kamera selama lima detik. Pengguna harus menahan kamera selama lima detik dan Honor 8x akan mengambil gambar dengan baik walaupun tangan bergoyang.

Honor 8x - Depan

Hasil dari kamera memang tidak akan blur saat obyek yang diambil tidak bergerak. Hal ini juga berarti bahwa jika ingin mengambil gambar dari rekan kita, mau tidak mau mereka harus berpose tanpa gerak selama lima detik pula. Jika tidak, tentu saja akan membuahkan gambar blur.

Berikut adalah hasil dari kamera tersebut:

Lalu bagaimana dengan smartphone-nya sendiri? Honor 8x yang memiliki rasio layar dan badannya 91 persen tersebut cukup kokoh saat digenggam. Layarnya pun juga cukup responsif pada saat kami gunakan.

Bezel-nya pun juga terlihat sedikit lebih tipis dibandingkan smartphone Honor lainnya. Hal tersebut diklaim karena menggunakan teknologi Chip-On-Film (COF).

Honor 8x - Bleakang

Honor 8x sendiri bakal diluncurkan di Indonesia pada tanggal 7 November 2018.  Jonathan Wong selaku Project Manager Honor Indonesia sendiri menjanjikan bahwa harga dari Honor 8x yang bakal diumumkan pada hari peluncurannya tersebut akan terjangkau dan menarik. Jadi, kita tunggu saja kehadirannya di Indonesia secara resmi.

[Review] Xiaomi Pocophone F1: Smartphone Android Snapdragon 845 Terjangkau

Jika kita mendengar smartphone dengan merek Xiaomi, tentu saja pikiran kita akan tertuju dengan harga yang murah dan spesifikasi yang tinggi. Xiaomi memang sempat ‘berjanji’ hanya akan mengambil untung 5% dari apa yang mereka jual. Namun mereka pun kini telah menjadi perusahaan publik dengan menggelar IPO. Beban berat tentu saja kini bertambah di pundak perusahaan karena publik akan lebih memperhatikan gerak-geriknya.

Xiaomi Pocophone F1

Meski demikian, ‘kebiasaan’ merilis perangkat spesifikasi mumpuni dengan harga ‘murah’ sepertinya belum bisa ditinggalkan oleh Xiaomi. Kali ini ada lagi smartphone yang, jika dilihat dari spesifikasinya yang tinggi, membuat harga perangkatnya menjadi lebih murah. Bahkan jauh lebih murah dari Xiaomi sendiri. Walaupun begitu, perangkat tersebut juga datang dari perusahaan asal Tiongkok tersebut.

Pocophone hadir dalam bentuk sub-brand dari Xiaomi. Alvin Tse selaku Head of Pocophone mengatakan bahwa saat ini Pocophone F1 baru hadir di dunia. Dia pun mengatakan bahwa dalam fase pertumbuhannya, mereka tidak perlu mengambil keuntungan untuk perangkat pertamanya.

Alvin juga mengatakan bahwa Pocophone F1 hadir dengan menghilangkan feature-feature yang mereka anggap tidak perlu seperti NFC, augmented reality, dan lain sebagainya. Hasilnya, mereka mampu menghadirkan smartphone mainstream dengan rasa premium.

Xiaomi Pocophone F1 - Belakang

Rasa premium tersebut hadir dengan spesifikasi seperti berikut ini:

SoC Snapdragon SDM845
CPU 4×2.8 GHz Kryo 385 Gold + 4×1.7 GHz Kryo 385 Silver
GPU Adreno 630
RAM / Internal Storage 6 GB / 64 GB atau 128 GB
Layar 6,18” 2246×1440 IPS
Baterai 4000 mAh
Sistem Operasi Android Oreo 8.1 MIUI Poco Edition
Kamera Depan: 20 MP, Belakang: 12 MP + 5 MP

Dari spesifikasi di atas bisa dilihat bahwa Pocophone F1 menggunakan prosesor terkencang untuk perangkat Android saat ini.

Beberapa hari setelah peluncurannya, muncul sebuah protes dari beberapa pemilik Pocophone di seluruh dunia: tidak mampu menghadirkan streaming HD pada beberapa layanan seperti Netflix, Hooq, dan lain sebagainya. Hal ini nanti akan kita bahas pada bagian desain.

Spesifikasi lengkap menurut CPU-Z dan Sensor Box adalah sebagai berikut:

Unboxing

Di dalam paket penjualan dari Pocophone F1 terdapat perlengkapan seperti berikut ini:

Xiaomi Pocophone F1 - Paket Penjualan

Desain

Jika merasakan dan menggenggam Pocophone F1, build-nya seperti ringkih. Hal ini karena Pocophone menggunakan bahan plastik polikarbonat untuk badannya. Akan tetapi, ternyata smartphone yang satu ini cukup kuat saat ditaruh di kantung belakang celana. Hal ini tidak akan membuatnya melengkung.

Kaca bagian depan dari smartphone ini menggunakan Gorilla Glass 3, membuatnya lebih tahan terhadap goresan dan benturan. Walaupun begitu, penggunaan tempered glass mau pun lapisan tahan gores masih kami sarankan.

Xiaomi Pocophone F1 - Kamera Inframerah

Pada notch dari Pocophone F1, ada satu sensor yang menurut kami cukup menarik untuk diketahui. Pocophone F1 menggunakan sensor infra merah untuk melakukan deteksi wajah. Hal ini tentu akan mempersingkat waktu pengenalan wajah dibandingkan dengan kamera biasa. Sinar infra merah pun akan terlihat pada saat melakukan deteksi wajah.

Untuk penempatan tombol, pada bagian kanan ditemukan tombol volume suara serta tombol power untuk menyalakan layarnya. Pada sisi sebelah kiri dapat ditemukan SIM tray hybrid, sehingga Anda harus memilih apakah menggunakan dua SIM atau satu SIM dengan sebuah kartu microSD.

Pada bagian atas ditemukan sebuah microphone kedua serta port audio 3,5 mm. Dan pada bagian bawahnya dapat ditemukan sebuah speaker, microphone utama, serta port USB-C.

Widevine L1: Bye Bye HD

Sayangnya, Pocophone F1 memiliki masalah pada saat menggunakan layanan streaming seperti Hooq atau Netflix. Perangkat ini tidak akan bisa memainkan video streaming dengan resolusi 1080p. Hal tersebut dikarenakan Pocophone F1 tidak memiliki sertifikasi Widevine L1.

Pocophone F1 memiliki sertifikasi Widevine L3 yang membolehkan pemutaran video dengan resolusi 540p secara streaming. Lalu apakah hal ini bisa dibenahi dengan update OTA? Sayangnya tidak.

Xiaomi Pocophone F1 - DRM

Sertifikasi Widevine L1 membutuhkan sebuah kunci digital pada platform TrustZone dari ARM. Oleh karena itu, masalah tersebut merupakan masalah pemilihan hardware dari Pocophone. Sampai saat ini, masalah yang sama terjadi pada smartphone lain seperti OnePlus 5, 5T, dan ZTE Axon M. Ketiganya pun tidak dapat menyelesaikan masalahnya melalui update software.

Hal ini tentu bukan sebuah masalah jika Anda bukan penikmat video streaming dengan resolusi tinggi. Akan tetapi, mereka yang suka nonton video streaming dengan resolusi tinggi, bahkan 4K, tentu saja harus menimbang apakah masalah ini bisa diterima atau tidak.

MIUI untuk Pocophone F1

Smartphone Pocophone F1 menggunakan antar muka buatan Xiaomi, yaitu MIUI versi 9. Akan tetapi, MIUI yang digunakan sudah dimodifikasi kembali oleh Pocophone sehingga terlihat berbeda dengan MIUI aslinya. Yang paling terlihat adalah MIUI yang digunakan oleh Pocophone memiliki app drawer.

Xiaomi Pocophone F1 - About

MIUI untuk Pocophone juga memiliki tingkat respon yang lebih baik dibandingkan aslinya. Pengguna smartphone non Pocophone pun dapat mencoba menggunakan MIUI modifikasi ini. Untuk sistem operasinya, MIUI 9.6 buatan Poco ini menggunakan Android Oreo 8.0.

Jaringan LTE

Jaringan 4G LTE yang ada di Indonesia memang cukup berbeda dengan yang ada di luar negeri. Akan tetapi, dengan mendukung kanal 1(2100 MHz), 3(1800 MHz), 5(850 MHz), 7(2600 MHz), 8(900 MHz), 20(800 MHz), 38(2600 MHz), 40(2300 MHz), dan 41(2500 MHz).

Pocophone F1 juga telah mendukung LTE-Advanced dengan modem tercanggih dari Qualcomm. Dengan CAT 16, Pocophone dapat melakukan transfer data sampai dengan 1 Gbps. Selain itu, modemnya mendukung 4 Carrier Aggregation.

Kamera

Kamera merupakan salah satu feature yang menurut Pocophone dianggap penting. Oleh karena itu, mereka pun melakukan tweaking pada kamera yang ada. Tidak tanggung-tanggung, Pocophone menggunakan sensor Sony IMX 363 pada kamera utama di bagian belakangnya.

Xiaomi Pocophone F1 - Kamera interface

Sensor Sony IMX 363 memang dapat menangkap gambar dengan baik. Hal ini terbukti pada saat mengambil gambar pada cahaya yang cukup, hasilnya pun sangat baik. Akan tetapi, pada saat cahaya rendah, gambar yang dihasilkan akan terdapat cukup banyak noise. Selain itu, hasilnya pun juga tidak terlalu tajam.

Untuk melakukan selfie, Pocophone F1 memiliki kamera dengan resolusi 20MP. Dalam cahaya yang terang dan tangan yang tidak goyang, kameranya dapat mengambil gambar dengan tajam dan minim noise. Hal yang sama bakal terjadi saat kondisi cahaya menjadi kurang, di mana noise dan efek lukisan cat air muncul.

Pengujian

Pocophone F1 menggunakan SoC terkencang dari Qualcomm, yaitu Snapdragon 845. Kinerja dari Snapdragon 845 sendiri masih yang terkencang di antara semua SoC yang ada untuk perangkat Android hingga saat ini.

Snapdragon menggunakan empat inti Kryo 385 Gold yang merupakan modifikasi dari Cortex A75 dengan kecepatan 2,8 GHz dan empat inti Kryo 385 Silver yang merupakan modifikasi Cortex A55 dengan kecepatan 1,8 GHz. GPU yang tertanam juga masih yang terkencang untuk perangkat Android, yaitu Adreno 630.

LiquidCool

Saat bermain game dengan Pocophone F1, kami tidak merasakan panas yang berlebih. Hal tersebut dikarenakan Pocophone F1 menggunakan teknologi heatpipe yang mereka beri nama LiquidCool.

Prinsipnya adalah Pocophone memasang sebuah pipa di dalam badan smartphone F1. Di dalam pipa tembaga tersebut, terdapat cairan yang saat panas akan berubah menjadi gas dan bergerak ke tempat yang lebih dingin. Saat panas tersalurkan ke bagian yang lebih dingin, gas tersebut akan kembali menjadi cairan dan kembali ke tempat asalnya.

Proses ini akan terus menerus berlanjut setiap kali bagian utamanya menjadi panas. Teknologi yang sama pun juga sudah lama digunakan untuk menjadi pendingin komputer seperti desktop atau pun laptop.

Game

Beberapa game kami coba pada saat menguji smartphone yang satu ini. Namun, PUBG Mobile masih menjadi yang utama kami uji. Dengan menggunakan Snapdragon 845, tentu saja kami tidak menemukan lag. Dan dengan menggunakan teknologi LiquidCool, bermain game menjadi lebih nyaman karena tidak menimbulkan panas yang berarti.

Sintetis

Pengujian kami lakukan dengan menggunakan beberapa benchmark sintetis. Untuk membandingkan, kami hadirkan sebuah smartphone yang memiliki SoC Snapdragon 821 dan 835. Hal tersebut hanya untuk membandingkan seberapa besar kenaikan kinerja antar ketiga SoC.

Pada saat ini, kami tidak bisa mendapatkan skor Antutu 7 yang dijanjikan oleh Pocophone F1. Hal tersebut dikarenakan nilai yang didapatkan oleh Xiaomi merupakan ROM mereka yang bakal diluncurkan dengan menggunakan antar muka MIUI 10.

Uji dengan BatteryXPRT

Kali ini DailySocial melakukan pengujian dengan menggunakan aplikasi BatteryXPRT. Mengapa BatteryXPRT? Karena aplikasi yang satu ini dapat menguji baterai smartphone mirip dengan penggunaan sehari-hari. Kami tidak melakukan pengujian saat smartphone berada dalam kondisi menyala tanpa henti atau yang sering disebut dengan Screen On Time.

Xiaomi Pocophone F1 - BatteryXPRT

BatteryXPRT sendiri mengatakan bahwa smartphone dengan baterai 4000 mAh ini dapat bertahan sampai dengan 31.9 jam. Hal ini tentu membuat Pocophone F1 juga cocok untuk mereka yang ingin memiliki smartphone yang dapat bertahan hingga dua hari. Tentunya saat digunakan untuk memainkan game, smartphone ini akan bertahan sekitar sembilan jam.

Verdict

Xiaomi memang sampai saat ini dikenal sebagai penyedia produk smartphone dengan harga yang murah. Akan tetapi walaupun murah, mereka selalu menjaga kualitasnya. Hal itu pula lah yang mereka lakukan dengan Pocophone F1 yang menggunakan SoC tertinggi saat ini.

Kinerja yang ditawarkan oleh Pocophone F1 memang sangat baik untuk kelasnya. Walaupun banyak yang menghadirkan smartphone dengan SoC Snapdragon 845, namun semuanya dapat terbilang memiliki harga tinggi. Perangkat ini pun cocok untuk digunakan untuk berbagai kegiatan seperti gamingediting, dan lain sebagainya.

Kamera juga merupakan satu poin yang ditonjolkan oleh Pocophone. Bagi Anda yang tidak membutuhkan feature AR, perangkat ini cocok untuk dimiliki. Sayang memang hasilnya akan menurun pada saat cahaya yang kurang terang, namun masih bisa digunakan untuk pencetakan foto.

Dengan harga resmi Rp. 4.499.000 untuk RAM 6 dan penyimpan internal 4 GB (seperti yang kami uji) tentu saja harga tersebut sangat menarik. Bahkan lebih menarik dibandingkan perangkat Xiaomi lainnya seperti kelas Redmi mau pun MiA2 sekali pun.

Akan tetapi, mari kita lihat apakah Pocophone mampu menghadirkan smartphone dengan kinerja tinggi lainnya setelah F1. Hal tersebut mengingat kata-kata dari Alvin Tse, sang Kepala Pocophone Global yang mengatakan bahwa mereka “belum” harus mendapatkan untung pada saat fase pertumbuhannya ini.

Sparks:

  • Snapdragon 845
  • Kencang
  • Harga tergolong murah
  • Sangat responsif
  • Baterai besar
  • Face Unlock dengan infra red
  • Hasil kamera bagus saat cahaya terang

Slacks

  • Bezel masih cukup tebal
  • Sertifikasi Widevine L1
  • Tidak ada NFC

Nokia 6.1 Plus Resmi Diluncurkan di Indonesia

Nokia saat ini dikenal dengan salah satu pemain lama di pasar telepon seluler. Dengan HMD sebagai pemegang lisensi terkini, smartphone Nokia pun saat ini mulai hadir dengan sistem operasi Android. Yang terakhir diluncurkan di Indonesia adalah Nokia 6.1 Plus.

Nokia 6.Plus - Launch

Peluncuran yang diadakan di pelataran parkir Sarinah Thamrin pada tanggal 6 September 2018 lalu memberikan kejelasan bahwa Nokia 6.1 Plus masuk ke dalam program AndroidOne. Oleh karena itu, Nokia yakin bahwa mereka bakal mendapatkan sistem operasi Android Pie dalam waktu dekat.

Nokia 6.1Plus

Nokia 6.1 Plus memiliki spesifikasi sebagai berikut:

SoC Qualcomm Snapdragon 636
CPU 8x Kryo 260 1.8 GHz
GPU Adreno 509
RAM / Internal Storage 4 GB / 64 GB
Layar 5.8″ 2280 x 1080 IPS Gorilla Glass 3 rasio layar 19:9
Baterai 3060 mAh
Sistem Operasi Android Oreo 8.1
Kamera Depan: 16 MP , Belakang: 16 MP + 5 MP

Nokia 6.Plus - Shape

Pada perangkat yang satu ini, Nokia juga menyematkan feature bothie, di mana kedua kamera akan menyala pada saat dibutuhkan. Hal ini akan menangkap gambar dari kamera depan dan belakang secara bersamaan.

Nokia 6.1 Plus dijual dengan harga Rp. 3.399.000 dan saat ini sudah tersedia dengan skema pre order pada beberapa e-commerce terkemuka di Indonesia. Nokia pun juga bekerja sama dengan Smartfren, sehingga mereka yang membeli pada gerai Smartfren akan mendapatkan bonus tertentu.

Pengaruh Kurs

Dengan pelemahan Rupiah yang terjadi saat ini, tentu saja harga produk impor akan meningkat seiring dengan waktu. Harga Nokia 6.1 Plus sendiri Rp. 3.399.000 pada saat Rupiah sudah mencapai Rp. 15.000.  Apakah hal tersebut akan berubah?

Nokia 6.Plus - QnA

Miranda Warokka selaku Head of Marketing Nokia Indonesia pada sesi wawancara terpisah mengatakan bahwa sampai saat ini mereka belum memiliki dampak apa pun terhadap kenaikan kurs dolar tersebut.

Miranda juga mengatakan bahwa mereka akan mempertahankan harga jual mereka pada tingkat yang sudah mereka umumkan hari ini sampai barang ada di tangan para konsumen. Nokia pun belum menentukan apakah ada kenaikan atau penurunan harga hingga saat ini. Jadi untuk sementara ini harga akan cukup stabil.

Telat Masuk ke Indonesia

Saat ditanyakan mengapa baru saat ini Nokia mengadopsi notch pada perangkatnya, Miranda mengatakan bahwa hal tersebut tergantung pada HMD Global. HMD di Indonesia hanya bisa keep up dengan apa yang diinginkan Global.

Nokia 6.1 Plus sendiri terlambat masuk ke Indonesia. Miranda mengakui bahwa mereka kesulitan dalam memenuhi TKDN karena ada beberapa hal yang prosesnya tidak semudah yang dibayangkan. Sebetulnya, Nokia sudah siap, namun memang ada proses yang mereka harus jalani, sehingga menjadi terlambat.

Nokia sendiri memilih jalur TKDN dengan gabungan software dan hardware. Mereka memasukkan aplikasi dalam negeri agar menambah persentasi TKDN selain merakit pada pabrik di Batam. Oleh karena Nokia itu melisensi kepada HMD, prosesnya menjadi lebih panjang.

Android One

Label Android One pada bagian belakang dari Nokia 6.1 Plus pun cukup membuat pertanyaan. Program Android One pertama diluncurkan untuk smartphone dengan harga yang murah. Walaupun pada akhirnya Google mengubah peraturannya.
Nokia 6.Plus - Belakang
Android One saat ini sudah menjadi sebuah proyek Google untuk smartphone mainstream. Hal tersebut berbanding lurus dengan pengalaman bernavigasi pada sistem operasi yang mereka keluarkan. Hal tersebut memerlukan tenaga dari SoC yang lebih baik.

Dengan menggunakan SoC Snapdragon 636, tentu saja membuat Nokia 6.1 Plus memiliki UX (User eXperience) yang lebih baik. Hal tersebut dapat meminimalisir lag yang terjadi serta meningkatkan kinerja, terutama dalam bermain game.

Untuk perangkat dengan spesifikasi rendah, sistem operasi yang akan digunakan adalah Go Version. Sistem operasi tersebut digunakan pada smartphone Nokia 1 yang hingga saat ini menurut Miranda masih memegang peringkat atas dalam penjualan HMD di Indonesia.

Samsung Resmi Menjual Galaxy Tab A 10.5 di Indonesia

Bisa dibilang, perangkat Android yang terbanyak yang beredar di Indonesia yang adalah smartphone. Hal tersebut dikarenakan smartphone terkesan lebih “pribadi” dibandingkan dengan perangkat lainnya seperti TV atau tablet. Hal tersebut juga terlihat dari lesunya pasar tablet di Indonesia, di mana para pemainnya mundur satu per satu.

Samsung Galaxy Tab A 2018 10.5 - Launch

Akan tetapi, berbeda dengan Samsung, mereka masih menganggap bahwa pasar tablet masih diminati. Hal tersebut dibuktikan dengan diadakannya peluncuran tablet terbaru dari Samsung dengan nama Galaxy Tab A 10.5 yang bertempat di OnThree Senopati Suites Jakarta pada tanggal 7 September 2018 lalu.

Samsung secara khusus menjual tablet yang satu ini menyasar kepada mereka yang sudah berkeluarga. Menurut Samsung, Galaxy Tab A sangat cocok dipakai untuk membantu belajar, seperti untuk anak-anak mau pun sang ibu yang sedang ingin memasak.

Samsung Galaxy Tab A 2018 10.5 - Dapur

Samsung Galaxy Tab A 10.5 memiliki spesifikasi sebagai berikut:

SoC Qualcomm Snapdragon 450
CPU 8x Cortex A53 1.8 GHz
GPU Adreno 506
RAM / Internal Storage 3 GB / 32 GB
Layar 10.5″ 1920 x 1200 IPS rasio 16:10
Baterai 7300 mAh
Sistem Operasi Android Oreo 8.1
Kamera Depan: 5 MP , Belakang: 8 MP

Samsung juga sudah menyematkan fungsi Dolby Atmos pada tablet terbarunya ini. Oleh karenanya Samsung juga mengatakan bahwa tablet ini cocok untuk dipakai menonton video dan mendengarkan musik.

Samsung Galaxy Tab A 2018 10.5 - Kids Mode

Untuk harganya, Samsung menjual Galaxy Tab A 2018 ini dengan harga Rp. 4.999.000 saja. Tablet ini juga sudah tersedia di gerai-gerai Samsung di seluruh Indonesia serta pada online partner Samsung.

Hanya Versi WiFi

Saat ditanyakan secara terpisah mengenai varian apa saja yang akan dibawa, Selvia Gofar selaku IT & Mobile Senior Product Marketing Manager, Samsung Electronics Indonesia mengatakan bahwa mereka hanya memasukkan versi WiFi saja. Padahal, tablet dengan konektivitas 4G memudahkan penggunanya tersambung ke internet kapan pun.

Samsung Galaxy Tab A 2018 10.5 - Selvia Ghofar

Namun Samsung punya alasan tersendiri, Selvia mengatakan bahwa saat ini WiFi sudah sangat mudah ditemukan, terutama di luar rumah. Infrastruktur di Indonesia pun juga sudah mendukung dan memudahkan ditemukan koneksi internet melalui WiFi, seperti di mall mau pun di convenient store.

Pasar Tablet Lesu namun Tetap Berjualan

Tidak lupa kami juga menanyakan perihal lesunya pasar tablet di Indonesia. Banyak pemain tablet yang saat ini seperti sudah melupakan perangkat Android berlayar besar tersebut. Akan tetapi, berbeda dengan Samsung.

Samsung Galaxy Tab A 2018 10.5 - Family

Selvia melihat bahwa mereka yang tergolong millenials saat ini sudah menjadi orang tua. Mereka membutuhkan sebuah alat untuk mendidik anak mereka dan juga saat memiliki momen berkualitas dengan keluarga. Oleh karena kebutuhan digital sudah tidak bisa dihindarkan, sebuah smartphone pun tidak cocok karena berlayar kecil dan lebih personal.

Oleh karena itu, Samsung masih optimis dalam memasarkan tablet ke pasar tersebut. Dan atas keyakinan tersebut, Samsung pun meluncurkan Galaxy Tab A 2018.

[Review] OPPO Find X: Smartphone Android Flagship Unik dan Kencang

Bisa jadi, sejak beberapa tahun yang lalu, OPPO sudah kesal dengan pertanyaan para awak media. Pasalnya, pertanyaan mengenai kapan sang penerus OPPO Find 7 akan hadir di Indonesia sangat sering ditanyakan. Apakah seri R akan hadir di Indonesia? Atau akan ada flagship lainnya? Dan lain sebagainya.

Secuil informasi pun muncul di mana pihak OPPO memberitahukan bahwa tahun 2018 akan keluar sebuah smartphone flagship untuk memenuhi pasar premium. Akhirnya, informasi itu menjadi sebuah kenyataan di mana OPPO meluncurkan Find X.

OPPO Find X

OPPO Find X pada akhirnya mampu menghadirkan desain sebuah smartphone yang menurut pendapat saya, cukup cantik. Desain yang dimiliki tentu berbeda dengan yang lain. Misalnya saja, layar yang hampir memenuhi bagian depan smartphone ini sampai tidak muat untuk ditempatkan sensor, layar edge layaknya Samsung kelas S, badan belakang yang polos tanpa kamera, dan terakhir adalah kamera yang muncul saat dibutuhkan pada bagian atasnya. Nope, you won’t find this design in other brands!

Selain dari sisi desain, layaknya perangkat flagship, OPPO juga menggunakan spesifikasi tinggi yang ada pada perangkat Android saat ini. Find X memiliki spesifikasi sebagai berikut:

SoC Qualcomm Snapdragon SDM845
CPU 4×2.8 GHz Kryo 385 Gold + 4×1.7 GHz Kryo 385 Silver
GPU Adreno 630
RAM / Internal Storage 8 GB / 256 GB
Layar 6.42 inci 2340x 1080 AMOLED 19.5:9 curved
Baterai 3730 mAh VOOC
Sistem Operasi Android Oreo 8.1 ColorOS 5.1
Kamera Depan: 25 MP, Belakang: 16 MP + 20 MP

OPPO Find X - Belakang

Untuk hasil pemindaian CPU-Z dan Sensor Box adalah sebagai berikut

Pada pengujian kali ini, saya tidak mendapatkan paket penjualannya secara lengkap seperti yang dijual di Indonesia. OPPO hanya meminjamkan unit beserta charger VOOC-nya.

 

Desain

Pertama-tama, mari kita bahas terlebih dahulu mengenai desain modul kamera yang dibawa oleh OPPO Find X. Pada saat Find X digenggam, tidak terlihat adanya kamera pada bagian depan dan belakangnya. Kamera pun bakal muncul pada bagian atas dari smartphone ini saat aplikasi kamera diakses atau saat face unlock diaktifkan.

Bagian atas tersebut muncul karena OPPO menggunakan motor mekanik untuk menggerakkan modul tersebut. Akan tetapi, banyak komentar di internet yang mengatakan bahwa dengan menggunakan motor akan menjadi aus seiring dengan pemakaiannya.

OPPO Find X - CAmera

Mungkin hal tersebut benar, namun kita belum tahu berapa lama motornya akan menjadi aus. OPPO mengatakan bahwa dalam pengujian internal mereka, modul kamera tersebut dapat dinaikkan dan diturunkan hingga 300.000 kali. Hal tersebut berarti selama empat tahun dapat digunakan sekitar 200 kali per hari. Atau jika digunakan 100 kali per hari, maka motornya bakal rusak saat smartphone ini berumur delapan tahun. Sebelum rusak pun, sepertinya pengguna sudah akan mengganti smartphone tersebut.

OPPO Find X menggunakan rangka dan frame aluminium untuk menjaga agar perangkat ini tetap kokoh. Uniknya, OPPO menggunakan Gorilla Glass 5 pada bagian layar maupun bagian belakangnya. Oleh karena itu, berhati-hatilah saat memegangnya karena cukup licin. Gunakan back case bawaan agar lebih kesat.

Bagian layar dari smartphone ini  memenuhi 93.8% dari tampilan depan OPPO Find X. Layarnya sendiri merupakan layar Y-OCTA yang sama yang digunakan pada smartphone Samsung Galaxy S9. Hal ini membuat OPPO merupakan yang pertama menggunakan layar tersebut di luar merek Samsung. Selain itu, OPPO Find X juga tidak memiliki sensor proxymity seperti kebanyakan smartphone, namun menggantinya dengan EarSense dari Qeexo yang bekerja seperti sensor tersebut.

Pada bagian kanan body ditemukan tombol power. Pada bagian kiri terdapat tombol volume. Di bagian bawah ditemukan slot SIM dan port USB-C. Selain itu, speaker dan microphone juga adapada bagian bawahnya. Tidak terdapat modul pemindai sidik jari pada smartphone ini.

ColorOS  5.1

OPPO memodifikasi Android Oreo 8.1 dengan menggunakan antar muka buatan mereka sendiri. Dengan nama ColorOS versi 5.1, yang ternyata tidak terlalu beda dengan versi 5.0 yang digunakan pada OPPO F7, meniadakan bagian app drawer sehingga semua icon dan widget tergabung dalam homescreen.

OPPO Find X - ColorOS

Pada ColorOS juga terdapat beberapa feature yang ditambahkan, seperti gesture dan smart assistant. Pada sisi keamanan, Find X sangat mengandalkan fungsi Face Recognition yang diklaim lebih nyaman dan akurat dibandingkan sidik jari. Untuk bermain game, OPPO juga menyediakan Game Space yang dapat meningkatkan kinerja permainan.

Jaringan 4G LTE

Tidak semua smartphone memiliki pilihan kanal 4G yang sama. Akan tetapi, OPPO Find X sepertinya sudah dikondisikan untuk menerima semua operator di Indonesia. Smartphone ini mendukung hampir semua kanal pita lebar yang ada di dunia, termasuk Indonesia. Find X juga sudah mendukung VoLTE.

Kamera: Sony Depan Belakang

OPPO selalu mengedepankan kamera, baik yang ada pada sisi depan maupun pada sisi belakangnya. Walaupun selama ini memasarkan produknya sebagai selfie expert, produsen asal Tiongkok ini juga tidak melupakan kualitas kamera belakangnya di setiap produk yang diluncurkan.

Pada bagian belakangnya, terdapat dua buah kamera dengan resolusi 16 MP sebagai yang utama dan 20 MP sebagai pemindai jarak. Sensor yang digunakan pada kamera utamanya adalah Sony IMX 519. Tidak heran jika hasilnya bagus pada saat cahaya yang ada cukup terang. Saat cahayanya kurang, hasilnya juga tidak buruk, namun warna tone kulit memang menjadi seperti cat air jika dilihat dengan zoom lebih dari 100%.

OPPO juga membawa teknologi zoom mereka pada smartphone ini, namun hanya sebatas 2x saja. Teknologi ini mampu menangkap gambar lebih dekat secara digital tanpa adanya pengurangan kualitasnya. Berikut adalah contoh hasil dari kamera utamanya

Pada kamera depan, OPPO menggunakan sensor Sony IMX 576 dengan resolusi 25 MP.  Dengan sensor ini, mungkin OPPO Find X merupakan satu-satunya smartphone saat ini yang memiliki kamera depan yang paling baik. Saat mengambil gambar muka dengan kumis dan jenggot misalnya, helai rambut yang ada tergambar dengan sangat baik. Hal ini membuktikan kalau tingkat detail kamera depan dari Find X sangat baik.

Pengujian

OPPO Find X menggunakan SoC terkencang dari Qualcomm, yaitu Snapdragon 845. Kinerja dari Snapdragon 845 sendiri masih yang terkencang di antara semua SoC yang ada untuk perangkat Android. Snapdragon menggunakan empat inti Kryo 385 Gold yang merupakan modifikasi dari Cortex A75 dengan kecepatan 2,8 GHz dan empat inti Kryo 385 Silver yang merupakan modifikasi Cortex A55 dengan kecepatan 1,8 GHz. GPU yang tertanam juga masih yang terkencang untuk perangkat Android, yaitu Adreno 630.

Saat menguji smartphone yang satu ini, satu hal yang kami rasakan. Smartphone ini menjadi cukup panas jika digunakan cukup lama. Hal tersebut kami rasakan pada saat melakukan percobaan bermain PUBG Mobile. Walaupun begitu, panas yang dirasa memang tidak terlalu mengganggu.

Game

Beberapa game kami coba pada saat menguji smartphone yang satu ini. Namun, PUBG Mobile masih menjadi yang utama kami uji. Dan sepertinya tidak satu pun game di platform Android yang tidak dapat berjalan dengan lancar dengan Snapdragon 845. Dan tentu saja, pada OPPO Find X, pilihan HDR dengan Ultra Frame Rate dengan mudah dapat diraih.

Sintetis

Pengujian kami lakukan dengan menggunakan beberapa benchmark sintetis. Untuk membandingkan, kami hadirkan sebuah smartphone yang memiliki SoC Snapdragon 821 dan 835. Hal tersebut hanya untuk membandingkan seberapa besar kenaikan kinerja antar ketiga SoC.

Uji Baterai dengan MP4

Untuk melakukan uji baterai kali ini, kami menggunakan sebuah MP4 yang diputar secara berulang-ulang dari 100% sampai habis. Hal ini tidak akan memakan daya yang cukup besar seperti pengujian baterai pada PCMark, namun lebih menggambarkan penggunaan sehari-hari.

Biasanya kami menggunakan BatteryXPRT, namun aplikasi tersebut memang sulit dijalankan pada smartphone OPPO. Jadi untuk kali ini, MP4 pun kami gunakan. OPPO Find X mampu bertahan dengan memakan baterainya selama 22 jam 15 menit! Hal ini tentu cukup untuk digunakan selama dua hari.

OPPO Find X - VOOC

Dengan menggunakan VOOC, smartphone yang satu ini dapat diisi dengan penuh dari 1% hingga 100% dengan waktu 1 jam 39 menit untuk baterai dengan kapasitas 3730 mAh. Namun, baterai dapat terisi 50%-nya dalam waktu 49 menit saja.

Verdict

Pemilihan sebuah smartphone memang tidak hanya terpaku pada kinerjanya saja, namun juga desain yang dimilikinya. Akan tetapi, sepertinya OPPO tidak tanggung-tanggung dalam mengeluarkan perangkat flagship mereka yang dinamakan Find X. Smartphone ini ternyata selain unik dan cantik dalam desainnya, kinerja yang dimilikinya juga kencang.

Berbicara mengenai desain, OPPO memiliki desain yang tidak dimiliki oleh perangkat lain, yaitu sebagian dari bagian atasnya yang muncul membawa banyak sensor. Bagian tersebut dapat digunakan minimal 300.000 kali, sehingga secara perhitungan kasar, bagian tersebut akan rusak saat penggunanya membeli smartphone baru setelah empat tahun ke atas.

Berbicara mengenai kinerja, siapa lagi yang meragukan Snapdragon 845? SoC yang satu ini mampu menjalankan semua aplikasi dan game yang ada untuk platform Android saat ini. Dengan menggunakan proses pabrikasi 10 nm, kinerja yang tinggi tersebut tidak memakan daya yang terlalu besar.

Kalau berbicara mengenai kamera, hasil dari kedua sensor Sony IMX ini memang sudah lebih dari cukup untuk mengambil gambar dan momen di sekitar kita. Gambarnya minim sekali noise dan tajam pada saat kondisi cahaya cukup. Saat cahaya redup, gambarnya masih bagus, walaupun terjadi peningkatan algoritma penghilang noise yang membuat warna seperti lukisan cat air.

Harga jual dari smartphone yang satu ini memang bukan untuk semua orang, yaitu Rp. 13.499.000. Walaupun begitu, dengan harga tersebut pengguna sudah mendapatkan RAM 8 GB dan penyimpanan internal 256 GB.  Hal tersebut membuat Find X tidak saja cocok untuk orang yang mementingkan fashion, tetapi juga mereka yang sering bekerja dan mengambil gambar tanpa harus memikirkan penuh tidaknya penyimpanan.

Sparks

  • Desain unik, terutama modul kamera
  • RAM 8 GB dengan penyimpanan 256 GB
  • Hasil kamera apik
  • Gorilla Glass 5 depan dan belakang
  • Layar sangat lebar
  • Waktu pengisian baterai yang cepat
  • Kinerja kencang

Slacks

  • Harga cukup tinggi
  • Tidak ada NFC
  • Tidak mendukung Wireless charging

Pocophone F1 Hadir di Indonesia Secara Resmi, Snapdragon 845 dan Harga Terjangkau

Setelah dinanti-nanti, Pocophone akhirnya diluncurkan di Indonesia. Smartphone Android yang digadang memiliki kinerja tinggi ini diboyong oleh Xiaomi ke Jakarta. Acara peluncurannya sendiri dilaksanakan pada Ballroom hotel Pullman Central Park Jakarta pada tanggal 27 Agustus 2018 lalu.

Pocophone F1 - Launch

Pocophone merupakan sebuah sub-brand dari Xiaomi. Dan sejalan dengan kebiasaan dari Xiaomi, Pocophone juga bakal menawarkan smartphone dengan harga yang murah. Akan tetapi, keunikan pada smartphone pertama dari Pocophone sendiri bahkan lebih kencang dari perangkat Xiaomi pada harga yang sama.

Pocophone F1 hadir di Jakarta dengan mengusung system on chip Snapdragon 845. Pocophone F1 juga menggunakan teknologi bernama LiquidCool, yang menggunakan heatpipe sebagai pendinginnya. Hal ini membuat prosesor Kryo dan GPU Adreno tidak akan overheating.

Pocophone F1

Pocophone F1 memiliki spesifikasi sebagai berikut:

SoC Snapdragon SDM845
CPU 4×2.8 GHz Kryo 385 Gold + 4×1.7 GHz Kryo 385 Silver
GPU Adreno 630
RAM / Internal Storage 6 GB / 64 GB atau 128 GB
Layar 6,18” 2246×1440 IPS
Baterai 4000 mAh
Sistem Operasi Android Oreo 8.1 MIUI Poco Edition
Kamera Depan: 20 MP, Belakang: 12 MP + 5 MP

Pocophone F1 - Belakang

Dengan spesifikasi tersebut, Pocophone menghilangkan beberapa feature yang dianggap tidak penting, seperti NFC, Augmented Reality, dan lain sebagainya. Hal tersebut, menurut Alvin Tse selaku Kepala Pocophone Global, dianggap bakal meningkatkan harga dari sebuah perangkat Android.

Selain kecepatan, Pocophone juga berfokus pada kamera. Dengan menggunakan sensor Sony IMX 363 pada bagian belakangnya, Pocophone diklaim bakal memiliki gambar yang baik, seperti Xiaomi Mi8.

Pocophone F1 Harga

Pocophone F1 tersedia dengan polycarbonate case Graphite Black, Steel Blue. Pocophone F1 akan dijual dengan harga Rp4,499,000 dan Rp4,999,000 untuk masing-masing versi 6GB + 64GB dan 6GB + 128GB. Keduanya bakal dijual di Lazada dengan sistem flash sale. Sementara versi Kevlar dibandrol dengan harga Rp5,199,000 dan akan tersedia pada waktu dekat.

Kenapa bisa murah?

Sampai detik ini, smartphone dengan harga Rp. 4.500.000 yang menggunakan Snapdragon 845 hanya dimiliki oleh Pocophone. Sebelumnya, ASUS Zenfone 5Z digadang sebagai smartphone dengan SDM845 termurah. Lalu mengapa bisa murah?

Alvin Tse mengatakan bahwa dengan harga tersebut, mereka tidak menurunkan kualitas dari produk mereka. Bahkan mereka cenderung memiliki semua komponen dengan yang paling baik.

Pocophone F1 - Alvin Tse

Penggunaan rangka dan badan berbahan polikarbonat merupakan satu hal yang membuat smartphone ini bisa berkurang harganya. Alvin juga mengatakan bahwa Pocophone F1 merupakan smartphone pertama yang mereka luncurkan. Hal ini juga menandakan bahwa mereka belum harus menghasilkan keuntungan dalam fase pertumbuhannya.

Pocophone yang juga menjadi sub brand dari Xiaomi juga selama ini bakal terus berada di bawah naungan Xiaomi. Belum ada rencana untuk melepas Pocophone dari Xiaomi seperti yang dilakukan oleh merek-merek lainnya.

Hasil kamera sama dengan Mi8?

Kamera juga menjadi satu hal yang kami ingin coba. Hal tersebut dikarenakan janji Alvin Tse yang mengatakan bahwa sensor yang sama digunakan pada Xiaomi Mi8 menghasilkan gambar yang sangat baik.

Pocophone F1 - MIUI

Sayangnya, janji dari hasil yang sama dengan Xiaomi Mi8 tersebut terbilang kandas saat mencoba di area demo. Kami mendapati bahwa hasil dari Xiaomi Redmi Note 5 bahkan lebih baik dari Pocophone dalam kondisi cahaya yang sama.

Mi8 sendiri memiliki hasil gambar yang lebih baik dari Redmi Note 5. Oleh karena itu, sepertinya janji yang dikatakan oleh Alvin akan terjadi pada saat mengambil gambar pada kondisi cahaya terang di outdoor.

Tentunya, ini pengalaman awal atas perangkat Pocophone, kami tentunya akan menguji lebih detail saat melakukan review atas produk. Beberapa keunggulan yang ditawarkan juga akan kami uji. Jadi, nantikan review-nya di DailySocial.

Resmi, Android 9.0 Bernama Pie dan Hadir untuk Pixel

Setiap tahunnya, Google selalu mengeluarkan versi terbaru dari Android. Google memulai Android dari versi A dengan nama Alpha, B (Beta), Cupcake, Donut, Eclair, Froyo, Gingerbread, Honey Comb, Ice Cream Sandwich, Jelly Bean, Kitkat, Lollipop, Marshmallow, Nougat, Oreo, dan saat ini P. Nama resmi yang dipilih untuk Android P kali ini adalah Pie.

Pada situs resmi Android, diketahui bahwa pada sistem operasi yang baru ini semua akan berkutat pada AI atau Artificial Intelligence. Mungkin hal ini pula yang menyebabkan Google memilih nama Pie dari huruf P dan AI.

Sistem operasi ini pertama kali akan dibagikan untuk para pengguna smartphone Pixel. Update-nya pun sudah beredar semenjak tanggal 6 Agustus 2018 lalu. Nantinya semua perangkat yang ikut dalam program beta Android P pun juga akan mendapatkan langsung sistem operasi Pie. Vendor yang mengikuti versi beta datang dari Sony, Xiaomi, HMD, OPPO, Vivo, OnePlus, dan Essential.

Lalu bagaimana dengan Android One? Google mengatakan bahwa perangkat Android One yang lulus pengujian akan mendapatkan sistem operasi yang satu ini. Jadi, kemungkinan Android One generasi pertama tidak akan mendapatkan update ini.

Android 9 sendiri nantinya akan menyesuaikan diri dengan sang penggunanya. Lalu apa saja yang baru pada Android 9.0 Pie ini?

  • Adaptive Battery: Android 9 nantinya akan belajar aplikasi mana saja yang sering digunakan dan menentukan prioritas baterainya. Jadi, aplikasi yang jarang digunakan akan mendapatkan prioritas terakhir untuk penggunaan baterai.
  • Adaptive Brightness: Fasilitas ini memang sudah ada pada beberapa perangkat Android lainnya, namun Google membuatnya menjadi fitur standar pada sistem operasi terbarunya. Fasilitas ini akan menaikkan dan menurunkan tingkat kecerahan secara otomatis berdasarkan cahaya disekitarnya.
  • App Actions: Fasilitas ini akan memprediksi apa yang akan penggunanya lakukan. Misalnya pada suatu waktu tertentu pengguna menancapkan earphone, maka pilihan Spotify atau telepon ke seseorang yang sering ditelepon akan muncul.

  • Slices: Mengeluarkan informasi yang relevan mengenai aplikasi yang sering digunakan. Misalnya ingin menggunakan aplikasi Lyft, nantinya pengguna akan melihat potongan dari aplikasi Lyft yang memperlihatkan harga untuk tumpangan ke rumah, atau mengetik sebuah tempat liburan dan akan muncul foto-foto liburan dari aplikasi Google Photos.
  • Gesture Navigation: Sekarang, tombol back, recent app, dan home akan hilang. Semua itu diganti dengan sebuah garis dibagian bawah yang bisa di-tap, geser ke atas, dan ke kanan untuk home, mengeluarkan app drawer, dan recent app.

  • Tingkat Keamanan Baru: Banyak tingkat keamanan baru yang ditawarkan pada Android P. Salah satunya adalah kemampuan untuk membuat sebuah aplikasi untuk tidak dapat mengakses mic, kamera, dan sensor lainnya saat tidak digunakan.
  • Smart Text Selection: Sistem operasi akan mengenali arti dari teks yang dipilih oleh pengguna dan menyarankan apa yang harus dilakukan.
  • Masih banyak lagi fitur yang (akan) hadir di Android P.

Sayang memang, tidak semua smartphone yang ada saat ini akan mendapatkan upgrade sistem operasi Android P. Untuk smartphone yang menggunakan custom user interface juga kemungkinan akan mendapatkan update dengan waktu yang cukup lama.

Semoga saja, update Android Pie akan terasa lebih baik dari Oreo. Karena pada saat pembaruan dari Nougat ke Oreo, banyak yang mengeluh mengenai penggunaan baterai dan tidak banyaknya feature yang dapat dirasakan oleh penggunanya.

Sumber artikel dan gambar: Blog Google.