Remix OS Ialah Sistem Operasi Berbasis Android untuk PC dan Mac

Istilah smartphone Android dan tablet Android sekarang pasti sudah amat sangat dikenal. Tapi bagaimana dengan laptop Android, atau malah PC Android? Kedengarannya seperti hasil garapan sekelompok hacker yang kurang kerjaan.

Mungkin pada awalnya seperti itu, tapi sekarang kita benar-benar bisa menikmati segala keunggulan Android di PC, laptop maupun Mac. Semuanya berkat Remix OS, buah pemikiran tiga mantan engineer Google yang akhirnya membentuk perusahaan baru bernama Jide.

Jide sendiri pada awalnya memanfaatkan Kickstarter untuk memperkenalkan produk perdananya, Remix Mini, sebuah PC berukuran kecil yang ditenagai oleh sistem operasi berbasis Android, yakni Remix OS itu tadi. Sekarang pihak pengembang yang sama memutuskan untuk merilis Remix OS buat perangkat lain secara cuma-cuma.

Syarat yang dibutuhkan hanya tiga: perangkat harus mengemas hardware berarsitektur x86 dan mendukung proses booting lewat USB, serta sebuah flashdisk USB 3.0 dengan kapasitas minimal 8 GB. Mengapa harus USB 3.0? Karena Remix OS itu nantinya dijalankan langsung dari flashdisk, sehingga dibutuhkan kecepatan transfer data yang cukup.

Remix OS 2.0

Selesai meng-install Remix OS ke dalam flashdisk, pengguna tinggal menancapkannya ke laptop, PC maupun Mac. Miliaran aplikasi Android yang ada bisa dijalankan di Remix OS, dan pengguna bisa mengunduhnya lewat Google Play.

Kendati demikian, yang membedakan adalah fitur multitasking maupun window management yang benar-benar terasa seperti sistem operasi untuk komputer. Drag-and-drop sejumlah file sekaligus juga memungkinkan. Intinya, PC Anda bakal menjalankan aplikasi-aplikasi Android, hanya saja cara Anda mengoperasikannya masih sama seperti biasa dan tampilannya pun tidak kalah rapi dari Windows 10.

Saat ini Remix OS masih mengambil Android Lollipop sebagai dasarnya, namun Jide sudah berencana merilis update Marshmallow dalam waktu dekat. Mulai 12 Januari ini, Anda yang tertarik sudah bisa mengunduh versi alpha dari Remix OS untuk PC ini.

Oppo Pertimbangkan Penggunaan OS Android ‘Polos’

Sepanjang kiprahnya, Oppo turut melakukan hal yang sama yang diterapkan oleh pabrikan smartphone Android lainnya, yakni memodifikasi sistem operasi dengan UI khusus maupun fitur-fitur ekstra, lalu melabelinya dengan nama lain. Dalam kasus Oppo, sistem tersebut mereka juluki ColorOS.

Sebenarnya tidak ada yang salah dari ColorOS maupun OS Android versi modifikasi lainnya, karena Android sendiri memang sifatnya open-source, yang berarti semua pihak bebas mengopreknya lebih lanjut. Hanya saja, buat sebagian konsumen, mereka lebih nyaman dengan pengalaman yang ditawarkan OS Android ‘polos’, atau yang lebih dikenal dengan istilah stock Android.

Baru-baru ini, Oppo rupanya telah mempertimbangkan penggunaan OS Android ‘polos’ ini. Malahan, mereka telah merilis versi beta-nya dengan nama Project Spectrum, yang mengambil Android 5.1.1 Lollipop sebagai dasarnya. Project Spectrum pada dasarnya adalah stock Android, namun dengan penambahan beberapa fitur ColorOS yang cukup populer.

Oppo menjamin tidak ada bloatware sama sekali dalam Project Spectrum. Fitur ekstra yang disematkan hanyalah dukungan gesture ketika layar mati, aplikasi kamera milik ColorOS dan fitur MaxxAudio yang sejatinya merupakan equalizer bersifat universal. Secara garis besar, Project Spectrum ini mirip dengan Oxygen OS milik OnePlus; tampilan stock Android, tapi ada sejumlah fitur eskstra.

Versi beta Project Spectrum saat ini sudah bisa diunduh langsung lewat forum resmi Oppo. Instalasinya harus dilakukan secara manual, dan perangkat yang didukung sejauh ini baru Oppo Find 7 dan Find 7a. Tahun depan, Oppo juga berencana merilis Project Spectrum bercita rasa Marshmallow.

Menurut Oppo sendiri, misi mereka dengan Project Spectrum adalah menarik perhatian para konsumen di negara-negara barat, yang sebagian besar lebih sreg dengan stock Android, seperti yang bisa kita lihat dari popularitas lini Google Nexus maupun Moto X. Untuk pasar Asia, kemungkinan besar Oppo masih akan merilis smartphone dengan ColorOS, tapi di saat yang sama juga membebaskan konsumen untuk menggantinya dengan Project Spectrum.

Sumber: The Verge.

Windows 10 Kedatangan Update Besar Pertamanya

Pada masa pengumumannya, Microsoft sempat menyebutkan bahwa Windows 10 merupakan iterasi terakhir dari sistem operasi besutannya. Maksudnya, ke depannya tidak akan ada Windows 11, Windows 12 atau malah Windows 2020. Sebagai gantinya, Microsoft akan merilis update secara berkala untuk terus menyempurnakan Windows 10.

Kini update besar pertama untuk Windows 10 telah hadir. Update yang dikenal oleh komunitas geek dengan codename “Treshold 2” ini membawa sejumlah revisi, baik dari sisi tampilan maupun fitur. Melalui update ini, Microsoft juga mengaku bahwa Windows 10 sudah cukup matang untuk direkomendasikan ke berbagai organisasi, seperti yang disampaikan pada blog resmi Windows.

Dari segi tampilan, perubahannya tidak terlalu banyak, tapi masih cukup mencolok. Title bar di setiap window kini punya warna tersendiri, sedangkan context menu yang biasa kita akses dengan klik kanan sekarang berukuran lebih besar dan berwarna lebih gelap, sehingga tampak lebih harmonis dengan tema Windows 10 secara keseluruhan.

Performa juga mendapat perhatian penting dari Microsoft. Lewat update ini, proses booting yang diperlukan Windows 10 diyakini 30 persen lebih cepat daripada Windows 7, meski perangkatnya sama persis.

Cortana Pen Reminder

Penambahan fitur yang cukup menarik ada pada Cortana. Sebelumnya, pengguna wajib login menggunakan akun Microsoft jika mau memperkerjakan asisten virtual tersebut. Sekarang, pengguna tetap bisa memanggil Cortana meski sedang memakai akun lokal, alias tidak usah login menggunakan akun Microsoft.

Buat pengguna tablet, Cortana kini bisa memahami tulisan yang Anda buat menggunakan stylus. Jadi semisal Anda menulis nomor telepon seseorang, Cortana bisa langsung menawarkan untuk membuatkan reminder sehingga Anda tak lupa menghubunginya di keesokan hari. Sayang sekali, fitur ini sejauh ini baru bisa dinikmati oleh pengguna di AS saja.

Microsoft Edge Tab preview

Pembaruan selanjutnya diterima oleh Microsoft Edge, dimana performa dan keamanannya telah ditingkatkan, plus ada fitur tab preview yang memungkinkan Anda untuk melihat isi sebuah tab hanya dengan mengarahkan kursor mouse. Tidak ketinggalan pula fitur sinkronisasi Favorites dan Reading List antara satu perangkat dengan yang lainnya.

Terakhir, update ini juga menghadirkan aplikasi baru buat Windows 10, yaitu aplikasi Messaging yang bisa diunduh dari Windows Store. App ini membawa integrasi Skype, yang berarti Anda tak perlu mengunduh aplikasi Skype secara terpisah kalau hanya jarang-jarang memanfaatkan fitur audio maupun video call-nya.

Untuk meng-update, Anda bisa langsung mendapatkannya lewat Windows Update. Besar kemungkinan update-nya sudah diunduh, tapi semuanya tergantung pengaturan yang Anda buat di Settings.

Sumber: The Verge. Gambar header: Windows 10 via Shutterstock.

Android Kuasai 94 Persen Pasar Smartphone di Indonesia

Bulan Juni kemarin, kita sempat membahas tentang perkembangan pasar smartphone di Indonesia. Dari artikel itu sebenarnya kita bisa menyimpulkan bahwa platform Android yang diwakili banyak merek sangatlah mendominasi, akan tetapi seberapa besar sebenarnya penguasaan pangsa pasar Android di tanah air dibandingkan platform lain seperti iOS misalnya? Continue reading Android Kuasai 94 Persen Pasar Smartphone di Indonesia

Punya Gadget Xiaomi Berikut? Silakan Update ke MIUI 7

Tepat hari ini (27/10/2015), update MIUI 7 versi stable akhirnya datang juga, bukan untuk konsumen di Tiongkok saja, tapi juga penggemar setia Xiaomi yang tersebar di kawasan lain, termasuk Indonesia. Versi stable berarti versi yang paling minim soal bug, dan sangat disarankan untuk dipakai sehari-hari. Continue reading Punya Gadget Xiaomi Berikut? Silakan Update ke MIUI 7

5 Fitur Baru Paling Menarik dari MIUI 7

Tepat tanggal 19 Agustus 2015 kemarin, Xiaomi memperkenalkan sistem operasi terbarunya, MIUI 7. Seperti yang banyak dirumorkan, MIUI 7 ini mengambil Android 5.0 Lollipop sebagai dasar pengembangannya. Namun kabar terbaiknya, MIUI 7 sudah tersedia secara global. Continue reading 5 Fitur Baru Paling Menarik dari MIUI 7

Huawei Dikabarkan Sedang Godok Sistem Operasi Mobile Baru

Dalam dua tahun terakhir ada kecenderungan vendor-vendor perangkat mengembangkan platform sistem operasi mobile sendiri. Misalnya Tizen yang dikembangkan oleh Samsung dan CyanogenMod yang terus memperoleh momentum, dan juga OxygenOS dari OnePlus.

Continue reading Huawei Dikabarkan Sedang Godok Sistem Operasi Mobile Baru

Tidak Akan Ada Windows 11?

Saat Windows 8 dirilis, Microsoft tampaknya ingin merealisasikan visi “satu OS untuk semua perangkat”. Sayang, perjalanannya tidak begitu mulus, dimana cukup banyak pengguna PC desktop loyal – termasuk saya – yang merasa terdiskriminasi karena Windows 8 lebih memprioritaskan pengguna perangkat mobile, plus rasa kecewa karena Start menu yang sirna begitu saja. Continue reading Tidak Akan Ada Windows 11?

Google Kirim Update Besar-Besaran untuk Android Wear

Persaingan Apple dan Google berlanjut hingga ke ranah smartwatch dengan diluncurkannya Apple Watch. Android Wear sudah lebih dulu meluncur, dan Google terus menyempurnakan smartwatchsmartwatch tersebut via software update. Continue reading Google Kirim Update Besar-Besaran untuk Android Wear

Microsoft Pertimbangkan Sistem Operasi Open Source?

Telah digunakan miliaran orang semenjak pertama kali dilepas 30 tahun lalu, Windows ialah OS paling laris sepanjang masa. Wajar jika Microsoft ‘sedikit’ protektif melindungi karya kesayangan itu. Tapi belakangan, tren baru di konsumen mendorong Microsoft mengubah strategi mereka. Kita tahu, Windows 10 akan tersaji berupa update gratis bagi pemilik dua versi sebelumnya. Continue reading Microsoft Pertimbangkan Sistem Operasi Open Source?