Inilah Lucid Air, Sedan Elektrik yang Siap Merebut Takhta Tesla Model S

Hampir dua bulan setelah memberikan teaser mengenai sedan elektrik perdananya, Lucid Motors akhirnya mengungkap penantang Tesla Model S bernama Lucid Air tersebut. Sesuai dugaan, tampilannya cukup sporty dan tidak kalah futuristis dibanding Model S.

Seperti yang sebelumnya diberitakan, performa merupakan salah satu aspek yang paling diprioritaskan oleh Lucid Motors. Prediksi semburan tenaga sebesar 900 hp ternyata meleset, Lucid Air malah lebih ganas lagi dengan total daya 1.000 hp yang dihasilkan oleh kedua motor elektriknya.

Tampak belakang Lucid Air / Lucid Motors
Tampak belakang Lucid Air / Lucid Motors

Latar belakang pendirinya yang merupakan mantan karyawan Tesla mengindikasikan pengalaman panjang mereka di bidang pengembangan baterai. Benar saja, Lucid Air yang berbekal baterai berkapasitas 100 kWh atau 130 kWh ini dapat menempuh jarak hingga 640 kilometer sebelum perlu di-charge kembali, jauh di atas varian teratas Model S sekalipun.

Sporty dan futuristis di luar, Lucid Air ternyata mewah dan elegan di dalam. Kabin yang lapang makin dimaksimalkan dengan atap kaca transparan. Dashboard yang didominasi oleh layar sentuh berukuran masif turut didukung oleh sound system istimewa yang mengandalkan sebanyak 29 speaker dan teknologi noise cancelling.

Dashboard Lucid Air didominasi oleh layar sentuh raksasa, mirip seperti yang Tesla lakukan / Lucid Motors
Dashboard Lucid Air didominasi oleh layar sentuh raksasa, mirip seperti yang Tesla lakukan / Lucid Motors

Sederet teknologi canggih juga telah disematkan ke Lucid Air. Di antaranya sistem kemudi otomatis yang diklaim akan terus bertambah sempurna lewat software update – persis seperti yang dilakukan Tesla – dukungan perintah suara, dan teknologi fast charging yang diklaim tidak akan mengurangi ‘umur’ baterai.

Lucid Air sendiri sebenarnya masih dikategorikan sebagai konsep, sehingga mungkin bakal ada yang berubah pada versi produksinya nanti. Lucid Motors mengaku telah menerima pesanan sebanyak 250 unit, yang akan dipenuhi di tahun 2018. Masing-masing unitnya akan ditawarkan seharga $160.000.

Atap kaca transparan semakin menambahkan kesan lapang pada kabinnya yang sudah amat lega / Lucid Motors
Atap kaca transparan semakin menambahkan kesan lapang pada kabinnya yang sudah amat lega / Lucid Motors

Sumber: Road & Track dan Lucid Motors.

Setelah Pittsburgh, Armada Mobil Tanpa Sopir Uber Kini Beroperasi di San Francisco

Beberapa bulan setelah sukses mengoperasikan armada mobil tanpa sopirnya di kota Pittsburgh, Uber kini membidik San Francisco sebagai target selanjutnya. San Francisco dipilih karena selain merupakan kota kelahiran Uber sendiri, kondisi lalu lintasnya yang berbeda dari Pittsburgh – lebih padat, lebih banyak pesepeda dan banyak jalan-jalan kecil – diyakini bisa menjadi pelajaran yang berharga untuk teknologi kemudi otomatisnya.

Mobil yang dipakai masih sama, yakni SUV Volvo XC90 yang telah dimodifikasi dan dijejali seabrek sensor sekaligus software. Masing-masing mobil juga masih akan ditemani oleh seorang engineer yang bertugas untuk mengambil alih kemudi ketika dibutuhkan, dan di kabin penumpang terdapat sebuah tablet yang memberikan gambaran mengenai apa saja yang dilihat oleh mobil tanpa sopir tersebut.

Sayangnya, Uber harus terganjal masalah akibat keputusannya mengoperasikan armada mobil tanpa sopir di San Francisco tanpa mengajukan izin terlebih dulu dari otoritas setempat. Menurut Uber, mereka tidak memerlukan izin karena tiap-tiap mobil masih akan didampingi oleh seseorang yang bertugas untuk memonitor. Namun menurut Departemen Kendaraan Bermotor negara bagian California, apa yang dilakukan Uber ini termasuk ilegal.

Apapun alasannya, Uber dinilai wajib mengajukan izin terlebih dulu sebelum mengoperasikan armada mobil tanpa sopir di wilayah California. Masalah ini semakin dipersulit dengan adanya video yang beredar yang menunjukkan mobil tanpa sopir Uber sedang menerobos lampu merah di jalanan San Francisco.

Mengapa sang engineer tidak segera mengambil alih? Tidak ada yang tahu, atau bisa saja ini kesalahan sang engineer yang bosan duduk diam begitu saja dan memutuskan untuk mengambil alih kemudi, kemudian dengan enaknya menerobos lampu merah, bahkan ketika ada seorang pejalan kaki yang hendak menyeberang.

Kepada Business Insider, Uber mengaku sedang melakukan investigasi terhadap insiden ini. Otoritas California pun meminta Uber untuk menghentikan pengoperasian armada mobil tanpa sopirnya di San Francisco, paling tidak sebelum izinnya keluar.

Sumber: Uber, SF Examiner dan Business Insider.

Google Dirikan Waymo, Perusahaan Baru yang Bergerak di Bidang Pengembangan Teknologi Kemudi Otomatis

Apa kabar Google Self-Driving Car? Well, Anda bisa melupakan nama tersebut – sekaligus mobil imut berwajah koala yang mereka buat – sebab Google telah mengubahnya menjadi Waymo. Waymo bukan lagi bagian dari Google X, melainkan sebuah perusahaan yang beroperasi secara mandiri di bawah payung Alphabet Inc.

Dengan Waymo, Google juga memastikan bahwa mereka tidak akan memproduksi mobil tanpa sopirnya sendiri. CEO Waymo, John Krafcik yang sebelumnya direkrut dari Hyundai, menegaskan bahwa perusahaan yang dipimpinnya sekarang bukanlah produsen mobil, melainkan yang bergerak di bidang pengembangan teknologi kemudi otomatis.

Namun hasil jerih payah tim Google Self-Driving Car Project sejak tahun 2009 tidak akan disia-siakan begitu saja. Nyatanya, Waymo lahir atas rasa percaya diri tim Google Self-Driving Car yang telah berhasil melakukan uji coba di jalanan publik pada tanggal 20 Oktober 2015 bersama seorang penumpang tuna netra, tanpa didampingi orang lain.

Apa yang dilihat prototipe mobil tanpa sopir Waymo saat berada di jalanan / Waymo
Apa yang dilihat prototipe mobil tanpa sopir Waymo saat berada di jalanan / Waymo

Waymo yakin sudah saatnya mereka mengembangkan inovasi yang mereka kerjakan selama ini menjadi sebuah bisnis yang menguntungkan. Sejumlah segmen yang mereka incar meliputi ride-sharing, logistik maupun transportasi umum. Rencana kerja sama dengan perusahaan otomotif juga sudah ada, dimana nantinya Waymo akan melisensikan teknologi kemudi otomatisnya pada pabrikan yang tertarik.

Prototipe mobil berwajah koala yang sebelumnya dibuat kini diperlakukan sebagai ajang demonstrasi teknologi kemudi otomatis oleh Waymo. Perpaduan sensor dan software memastikan teknologinya bisa membawa penumpang dari titik A ke B tanpa perlu ada lingkar kemudi maupun pedal gas sama sekali.

Sejauh ini mitra Waymo yang telah dikonfirmasi adalah Fiat Chrysler, dimana Waymo sedang dalam proses mengintegrasikan teknologi kemudi otomatisnya ke minivan Chrysler Pacifica untuk diuji di jalanan. Model bisnis seperti ini menempatkan Waymo sebagai pesaing langsung Uber yang juga tengah sibuk mengembangkan teknologi kemudi otomatis dan menawarkannya ke pabrikan-pabrikan mobil.

Sumber: TechCrunch dan Waymo.

Mercedes-Benz Akan Luncurkan 10 Mobil Elektrik dalam Sembilan Tahun ke Depan

Lewat mobil konsep Generation EQ, Mercedes-Benz sejatinya juga memperkenalkan sub-brand mereka yang didedikasikan untuk masa depan industri otomotif, spesifiknya mobil elektrik yang serba terkoneksi. Singkat cerita, EQ adalah perwujudan visi Mercedes-Benz sekaligus Daimler akan mobil elektrik.

Meski mobil versi produksi di bawah bendera EQ baru akan mengaspal pada tahun 2019, Mercedes ternyata sudah punya komitmen yang sangat kuat. Setidaknya dalam delapan hingga sembilan tahun ke depan, akan ada total 10 mobil elektrik dari EQ.

Ini artinya paling tidak satu model baru setiap tahunnya, dan memang rencana Mercedes-Benz persis seperti itu. Mereka pun juga punya rencana besar akan bisnis car sharing yang banyak melibatkan teknologi kemudi otomatis. Semuanya tengah digodok demi kematangan ekosistem yang ditawarkan EQ.

Meski DNA-nya masih Mercedes-Benz, mobil-mobil elektrik keluaran EQ nantinya akan mengusung eksterior dan interior khasnya sendiri. Namun sebelum itu semua bisa terwujud, Mercy harus memastikan ada permintaan yang cukup besar dari konsumen terlebih dulu.

Untuk itu, Mercy akan menerapkan strategi lainnya: di tahun 2020 nanti, semua model yang ditawarkan Mercedes-Benz akan tersedia dalam versi plug-in hybrid. Harapannya, ini bisa menarik minat konsumen yang belum pernah mencicipi kelebihan yang ditawarkan mobil elektrik, tapi di saat yang sama masih belum bisa move on dari mesin bensin.

Sumber: Car & Driver.

Sistem Tesla Enhanced Autopilot Akan Dirilis Secara Bertahap Mulai Akhir Tahun Ini

Seperti yang sudah diberitakan, Tesla saat ini tengah sibuk melengkapi semua mobil yang mereka produksi dengan hardware Autopilot baru. Namun sebagai sebuah sistem, hardware tersebut tidak ada artinya tanpa dampingan software baru yang bisa memaksimalkan kapabilitasnya.

Via Twitter, CEO Tesla, Elon Musk, mengonfirmasi bahwa software update versi 8.1 akan datang sekitar tiga minggu ke depan. Update ini akan mengaktifkan sistem yang kini bertajuk Enhanced Autopilot tersebut, tapi secara berkala lewat pembaruan bulanan.

Lalu apa saja sebenarnya kelebihan yang ditawarkan Enhanced Autopilot ketimbang generasi pertamanya? Yang paling utama adalah fitur Autosteer+, dimana mobil dapat mengemudi dengan sendirinya secara lebih efisien berkat penambahan dua kamera ekstra di bagian depan, sanggup melintasi jalan yang lebih sempit dan kompleks daripada sebelumnya.

Fitur Summon pun nantinya akan berevolusi menjadi Smart Summon, dimana mobil bisa keluar-masuk garasi secara lebih fleksibel. Sebelumnya, mobil hanya bisa bergerak lurus, tapi dengan Smart Summon nanti mobil dapat keluar dari garasi, membelok dan menghindari rintangan jika diperlukan.

Sisi depan Tesla Model S dan Model X kini dibekali tiga kamera sehingga kinerja fitur Autosteer+ bisa lebih efisien / Tesla
Sisi depan Tesla Model S dan Model X kini dibekali tiga kamera sehingga kinerja fitur Autosteer+ bisa lebih efisien / Tesla

Kalau semuanya berjalan lancar dan izinnya keluar, di akhir tahun 2017 nanti Tesla akan meluncurkan sistem kemudi otomatis ‘murni’, sehingga mobil dapat berpindah dari titik A ke B tanpa campur tangan pengemudi sedikitpun. Yup, bahkan mengatasi perempatan rumit dengan lampu lalu lintas sekalipun.

Saat sistem ini sudah tersedia, pengemudi tinggal masuk ke mobilnya dan menginstruksikan ke mana tujuannya. Rute yang paling optimal akan dipilih secara otomatis, dan ketika sudah tiba di tujuan, pengemudi tinggal turun dan mobil akan memarkir dirinya sendiri di lahan yang tersedia.

Rencana jangka panjang yang dilakukan Tesla ini sejatinya cukup langka di industri otomotif. Tesla pada dasarnya memperlakukan mobilnya seperti smartphone yang terus bertambah pintar seiring menerima software update.

Sumber: Elektrek.

Sanggup Hasilkan 1.360 Tenaga Kuda, NIO EP9 Adalah Mobil Elektrik Tercepat Sejagat

Pernah mendengar nama NextEV? Kecuali Anda mengikuti kompetisi Formula E (Formula 1-nya mobil elektrik), kemungkinan besar Anda sama sekali tak mengenalnya. Perusahaan asal Tiongkok tersebut baru-baru ini membuat gebrakan dengan mengungkap mobil elektrik yang diklaim tercepat sejagat.

Klaim tersebut tidak datang tanpa bukti. Mobil elektrik bernama NIO EP9 ini telah mencatatkan rekor baru dengan menyelesaikan sirkuit Nürburgring dalam waktu 7 menit 5 detik saja. Tidak heran, mengingat NextEV banyak mengadaptasikan teknologi yang mereka pakai dalam Formula E ke mobil ini.

Empat buah motor elektrik dan empat gearbox terpisah menjadi rahasia di balik kegesitan NIO EP9 / NextEV
Empat buah motor elektrik dan empat gearbox terpisah menjadi rahasia di balik kegesitan NIO EP9 / NextEV

Rahasia kegesitannya terletak pada empat buah motor elektrik dan empat gearbox terpisah – sebagai pembanding, varian tercepat Tesla Model S hanya dibekali dua motor elektrik saja. Keempat motor elektrik ini sanggup menyemburkan daya sebesar 1 megawatt, atau kurang lebih setara 1.360 tenaga kuda.

Kecepatan maksimumnya mencapai angka 313 km/jam. Akselerasi 0 – 100 km/jam dapat ia tempuh dalam waktu 2,7 detik, 0 – 200 km/jam dalam 7,1 detik, dan 0 – 300 km/jam dalam 15,9 detik. Fenomenal!

Angka-angka di atas akan terdengar semakin mengejutkan setelah mengetahui bobot EP9 yang mencapai 1.735 kilogram – 635 kg sendiri berasal dari baterainya. Dengan baterai sebesar ini, EP9 bisa menempuh jarak 427 kilometer dalam satu kali charge, dan proses charging-nya sendiri hanya butuh waktu sekitar 45 menit.

NIO EP9 bukan sekadar konsep, hanya saja cuma ada 6 unit yang diproduksi / NextEV
NIO EP9 bukan sekadar konsep, hanya saja cuma ada 6 unit yang diproduksi / NextEV

Terlepas dari segala kelebihan dan keseksiannya, Anda akan kesulitan menjumpai NIO EP9 di jalanan. Pasalnya, NextEV hanya memproduksinya sebanyak enam unit, dan semuanya sudah berada di tangan para pendiri perusahaan meski banderol harga per unitnya diperkirakan mencapai angka 1,2 juta dolar.

Sebelum Anda beranjak kecewa, NextEV berencana untuk meluncurkan mobil elektrik lain di tahun 2017. Pastinya bukan kelas supercar seperti ini, tapi paling tidak harganya bisa lebih masuk akal untuk konsumen secara luas.

Sumber: Engadget dan Business Wire.

Acura Precision Cockpit Beri Gambaran Mengenai Dashboard Mobil Masa Depan

Tidak selamanya mobil konsep itu harus berpenampilan radikal. Seandainya ia tampak cukup ekstrem di luar, kondisinya bisa berubah 180 derajat di dalam demi kenyamanan pengemudi dan penumpangnya. Perbandingan yang kontras antara eksterior dan interior ini bisa kita jumpai pada Acura Precision Concept.

Mobil konsep tersebut mengemas Acura Precision Cockpit, yang pada dasarnya bisa memberikan gambaran mengenai perkembangan interior mobil ke depannya. Sebelum ini, Tesla sudah lebih dulu menunjukkan dashboard yang didominasi oleh layar besar dan pengoperasian berbasis sentuhan. Pendekatan yang diambil Acura hampir sama, tapi eksekusinya cukup berbeda.

Satu layar untuk informasi berkendara, satu lagi untuk konten infotainment / Honda
Satu layar untuk informasi berkendara, satu lagi untuk konten infotainment / Honda

Layar memang mendominasi Acura Precision Cockpit. Tepat di belakang setir, tampak sebuah layar 12,3 inci yang menggantikan peran speedometer tradisional. Sebuah layar kedua ditempatkan di tengah-tengah dashboard dan dikhususkan untuk sistem infotainment.

Semua informasi disajikan dengan visual yang jelas, lengkap beserta warna tema yang berbeda untuk masing-masing mode berkendara. Layar ini juga terus berperan ketika sistem kemudi otomatis diaktifkan, menampilkan apa saja yang ‘dilihat’ oleh mobil – mobil lain, sepeda maupun pejalan kaki – lalu memprediksi rutenya masing-masing dengan mengandalkan kecerdasan buatan.

Akan tetapi yang lebih menarik adalah bagaimana cara pengemudi mengakses semua informasi ini. Di panel tengah, tempat dimana biasanya tuas persneling berada, dihuni oleh sebuah touchpad yang melengkung. Acura menyebut teknologinya dengan istilah “absolute positioning”, dimana interaksi dengan touchpad akan sejajar dengan di layar.

Pengoperasian dalam Acura Precision Cockpit mengandalkan touchpad dengan teknologi "absolute positioning" / Honda
Pengoperasian dalam Acura Precision Cockpit mengandalkan touchpad dengan teknologi “absolute positioning” / Honda

Gampangnya, ketika pengemudi menyentuh touchpad di ujung kiri atas, maka sistem akan mengakses konten yang tersaji di sisi ujung kiri atas layar infotainment. Metode seperti ini diyakini jauh lebih nyaman daripada pengoperasian berbasis tombol atau layar sentuh, mengingat pengemudi tak perlu lagi mengalihkan pandangannya ke arah mana yang harus disentuh atau ditekan.

Mendampingi dashboard masa depan ini adalah sistem operasi baru berbasis Android yang Acura kembangkan sendiri. Versi produksi Precision Cockpit sendiri diklaim tidak akan jauh berbeda dari konsepnya sekarang, meski implementasinya masih perlu beberapa tahun lagi.

Sumber: CNET dan Honda.

Tak Perlu Beli Mobil Baru, Android Auto Sekarang Bisa Dijalankan Langsung di Ponsel

Seperti yang sudah dijanjikan pada ajang Google I/O kemarin, Google akhirnya merilis update terbaru Android Auto yang memungkinkan pengguna untuk menjalankannya langsung di smartphone tanpa harus tersambung ke sistem dashboard milik mobil terlebih dulu.

Ini merupakan solusi yang jauh lebih terjangkau – gratis lebih tepatnya – ketimbang harus membeli mobil baru dengan sistem dashboard yang kompatibel atau memasangkan aftermarket head-unit seperti Sony XAV-AX100 pada mobilnya sekarang. Yang dibutuhkan hanyalah sekadar mount untuk menggantungkan ponsel di dashboard.

Apa sebenarnya manfaat yang bisa Anda ambil dari Android Auto? Pertama, tampilannya benar-benar dioptimalkan untuk mendampingi Anda selagi mengemudi. Tujuannya supaya Anda tetap bisa mengakses informasi penting macam panduan navigasi, mendengarkan musik dan berkomunikasi tanpa teralihkan perhatiannya oleh notifikasi dan aplikasi yang tidak relevan.

Android Auto juga mendukung fitur perintah suara, tapi untuk sekarang Anda baru bisa mengaktifkannya via tombol di layar secara manual. Dalam beberapa minggu ke depan, Google akan merilis update supaya perintah suara bisa diaktifkan dengan hanya mengucapkan “OK Google”.

Untuk bisa menggunakan Android Auto, perangkat harus menjalankan sistem operasi minimum Android versi 5.0. Sayang sepertinya Android Auto masih belum tersedia di Indonesia jika merujuk pada keterangan di situs resminya.

Sumber: VentureBeat dan Google Blog.

Fasilitas Supercharger Tak Lagi Bisa Dinikmati Pemilik Baru Mobil Tesla Secara Cuma-Cuma

Menjadi pemilik Tesla Model S atau Model X berarti Anda sudah move on dari SPBU. Sebagai gantinya, mobil Anda cas semalaman di garasi rumah, atau berkunjung ke fasilitas Tesla Supercharger ketika sedang dalam perjalanan jauh.

Selama empat tahun terakhir, Tesla sudah menyediakan lebih dari 4.600 Supercharger yang tersebar di Amerika Serikat, Eropa sampai ke Tiongkok maupun Jepang – Indonesia belum kebagian jatah. Konsumen pun selama ini sama sekali tidak dipungut biaya, akan tetapi situasinya akan berubah mulai tahun depan.

Demi terus memperbanyak jumlah fasilitas Supercharger, Tesla menetapkan kebijakan baru: bagi konsumen yang memesan mobil Tesla setelah 1 Januari 2017, Supercharger tak lagi bisa dinikmati secara cuma-cuma. Mereka hanya akan mendapat jatah gratis sebanyak 400 kWh (setara sekitar 1.600 kilometer) selama setahun.

Lebih dari itu, konsumen akan ditarik biaya kecil secara berkala. Pun demikian, Tesla menegaskan bahwa fasilitas Supercharger tidak akan mereka jadikan sarana mengambil untung; harga yang harus ditebus konsumen dipastikan lebih murah ketimbang biaya yang diperlukan untuk mengisi bahan bakar mobil tradisional dengan jarak tempuh yang sama.

Pemilik lawas atau yang sedang menunggu pesanan mobilnya tidak perlu khawatir, dengan catatan mobil akan dikirim sebelum tanggal 1 April 2017. Ini berarti semua pemilik Model 3 nantinya juga terkena imbas dari kebijakan baru Tesla, mengingat mobil tersebut baru akan diproduksi di pertengahan 2017.

Sejatinya kebijakan ini Tesla ambil juga untuk mengantisipasi banjir konsumen Model 3. Banderol harga $35.000 menjadikan mobil tersebut terjangkau banyak kalangan. Alhasil, Tesla harus gerak cepat menambah fasilitas Supercharger di berbagai titik supaya mereka tidak kewalahan.

Rincian biayanya baru akan diumumkan setidaknya sebelum pergantian tahun. Untuk sekarang, Tesla hanya bisa bilang bahwa tarifnya akan naik-turun dari waktu ke waktu, dan berbeda-beda di tiap lokasi berdasarkan tarif listrik di kawasan tersebut.

Sumber: Tesla.

Heads-Up Display Navdy Ingin Hapuskan Kebiasaan Memakai Ponsel Selagi Mengemudi

Entah alasannya sibuk atau memang bandel, menggunakan smartphone selagi mengemudi merupakan kebiasaan yang harus benar-benar dihilangkan. Sayangnya perkembangan teknologi setiap tahunnya membuat kita semakin tergantung dengan smartphone, sehingga sulit rasanya untuk menghindari kebiasaan buruk ini.

Kehadiran aksesori untuk menggantungkan smartphone di dashboard atau di kaca depan setidaknya bisa sedikit membantu, tapi cara ini pun masih bisa membuat perhatian kita teralihkan. Lain ceritanya dengan heads-up display alias HUD, yang menyajikan informasi dalam tampilan yang bening serta diposisikan pas di tengah-tengah pandangan pengemudi.

Saat ini memang sudah ada beberapa perangkat HUD yang dijual di pasaran, tapi sepertinya belum ada yang seambisius Navdy. Pertama kali diperkenalkan dua tahun yang lalu melalui sistem crowdfunding, Navdy kini sudah siap meluncur ke pasaran.

Navdy mengklaim proses pemasangan unitnya hanya memakan waktu 15 menit saja / Navdy
Navdy mengklaim proses pemasangan unitnya hanya memakan waktu 15 menit saja / Navdy

Fungsi utama Navdy adalah memproyeksikan informasi ke kaca depan, sehingga pengemudi bisa memantaunya tanpa mengalihkan pandangan sama sekali. Mengingat Navdy tersambung ke port OBD II milik mobil, informasi tersebut mencakup kecepatan, sisa bahan bakar, plus info lain seperti panduan navigasi dan notifikasi berkat konektivitasnya dengan smartphone.

Navdy memiliki komponen mikrofon dan speaker-nya sendiri, memungkinkannya untuk berinteraksi dengan pengemudi via perintah suara. Contohnya, ketika status bahan bakar terdeteksi kritis, Navdy akan merekomendasikan pengemudi untuk mampir ke SPBU dan otomatis menampilkan rute navigasinya.

Selain gesture, Navdy juga bisa dikendalikan menggunakan scroll wheel yang dijepitkan ke setir / Navdy
Selain gesture, Navdy juga bisa dikendalikan menggunakan scroll wheel yang dijepitkan ke setir / Navdy

Navigasinya sendiri mengandalkan perpaduan Google Maps di ponsel dan Here Maps beserta chip GPS internal yang tertanam dalam bodi Navdy. Sederhananya, ketika koneksi internet di ponsel sedang kurang baik, Navdy akan otomatis beralih ke database Here Maps yang bisa ia akses secara offline.

Panggilan telepon yang masuk ke ponsel juga bisa langsung diterima lewat Navdy dengan melambaikan tangan, atau bisa juga dengan menggunakan aksesori berupa scroll wheel yang dijepitkan ke setir. Selagi ini berlangsung, interface-nya akan dibagi menjadi dua sehingga panduan navigasi masih bisa terus ditampilkan.

Interface-nya yang sederhana terkesan semakin efektif berkat proyeksi yang berkualitas. Navdy mengklaim tingkat kecerahan proyeksinya lebih terang 40 persen daripada layar smartphone, dan ketajaman warna sekaligus gambarnya dijamin tetap konsisten dalam kondisi pencahayaan apapun – cukup terang di siang hari, tidak membutakan di malam hari.

Saat ada panggilan telepon masuk, interface-nya akan dibagi dua supaya panduan navigasi tetap bisa ditampilkan / Navdy
Saat ada panggilan telepon masuk, interface-nya akan dibagi dua supaya panduan navigasi tetap bisa ditampilkan / Navdy

Semua ini bakal terdengar semakin menarik berkat integrasi Google Assistant dan Siri. Dengan begitu, memilih dan memutar lagu bisa dilakukan semudah menginstruksikan kedua asisten virtual tersebut, termasuk halnya mencari lokasi di peta.

Navdy saat ini sudah bisa dibeli seharga $799. Kalau mobil Anda dilengkapi port OBD II – hampir semua yang diproduksi di tahun 1996 ke atas memilikinya – maka Navdy pun kompatibel dan siap digunakan.

Sumber: CNET dan Navdy.