Outsourcing: Pengertian, Aturan Kerja, Keuntungan dan Kerugian, Serta Contoh Pekerjaannya

Outsourcing adalah pekerjaan yang tidak berhubungan langsung dengan bisnis inti perusahaan dan pekerjaan tersebut didelegasikan kepada unit atau perusahaan lain. Karyawan outsourcing tidak berasal dari perusahaan pengguna. Selain itu, pekerjaan outsourcing tidak memiliki jenjang karir.

Pekerja outsourcing tidak menerima tunjangan atas pekerjaannya seperti pekerja biasa, dan jam kerjanya tidak pasti karena kontrak. Pekerja outsourcing juga memiliki status pekerja dari perusahaan pemberi kerja. Dengan kata lain, perusahaan tempat kamu bekerja, atau perusahaan yang menggunakan jasa outsourcing, tidak berkomitmen terhadap kesejahteraan karyawan yang terlibat.

Pengertian Outsourcing

Outsourcing sudah menjadi istilah umum dalam hukum perburuhan Indonesia. Tapi apa itu outsourcing? Pengertian outsourcing adalah penggunaan tenaga kerja pihak ketiga untuk bagian tertentu dari pekerjaan perusahaan.

Outsourcing berarti menciptakan insentif bagi perusahaan dan memberi perusahaan kesempatan untuk mengalokasikan sumber daya manusia di tempat yang paling efektif. Perusahaan outsourcing adalah lembaga yang menyediakan jasa dan karyawan dengan keahlian khusus kepada perusahaan yang membutuhkannya.

Aturan Kerja Outsourcing

Outsourcing hanya terbatas pada pekerjaan di luar industri utama atau bukan bagian dari proses produksi, kecuali untuk fungsi pendukung. Namun, tidak dijelaskan apa yang dilarang dalam kasus pekerja outsourcing.

Pasal tersebut hanya menyebutkan pekerjaan berdasarkan kontrak waktu tetap tertentu, bukan waktu tertentu. Pasal 66 UU tersebut berbunyi sebagai berikut:

“Hubungan kerja antara perusahaan alih daya dengan pekerja atau buruh yang dipekerjakannya berdasarkan perjanjian waktu tertentu atau perjanjian tidak tertentu”.

Keuntungan Outsourcing

Outsourcing didefinisikan sebagai praktik bisnis yang menggunakan pihak ketiga untuk melakukan pekerjaan di bidang tertentu. Dan praktik ini kemungkinan besar memiliki beberapa manfaat, di antaranya:

A. Bagi Perusahaan

Sebagai pengguna jasa outsourcing, perusahaan akan mendapatkan keuntungan sebagai berikut.

Menghemat biaya pelatihan bagi karyawan

Keuntungan utama dari outsourcing adalah dapat menjadi strategi perusahaan untuk menekan biaya operasional. Karena karyawan outsourcing sudah memiliki keahlian khusus yang dibutuhkan perusahaan.

Dengan cara ini perusahaan dapat mengurangi anggaran pelatihan karyawan.

Dapat meningkatkan fokus pada bisnis

Manfaat outsourcing selanjutnya adalah ketika perusahaan menggunakan tenaga outsourcing, mereka tidak perlu lagi mengkhawatirkan pekerjaan teknis yang tidak terkait langsung dengan bisnis inti mereka.

Karena nantinya, perusahaan outsourcing mengatur pencarian karyawan, induksi dan alokasi perekrutan untuk tugas-tugas tertentu.

Pengurangan perekrutan

Terakhir, keuntungan dari outsourcing adalah semua hal yang berkaitan dengan pemilihan karyawan juga diambil alih oleh perusahaan outsourcing.

Pada saat yang sama, perusahaan yang membutuhkan jasa outsourcing dapat segera menarik karyawan terpilih dari perusahaan outsourcing.

B. Bagi Karyawan

Sebagai karyawan outsourcing kamu akan menerima manfaat berikut.

Menambah keterampilan

Banyak perusahaan membutuhkan outsourcing karena dianggap ahli di bidangnya. Jadi, dalam SOP, perusahaan outsourcing mewajibkan karyawannya untuk mendapatkan berbagai pelatihan.

Lebih mudah berkembang

Keuntungan lain dari pekerjaan outsourcing adalah sifat pekerjaan yang bebas dan fleksibel memungkinkan kamu untuk maju dengan lebih mudah.

Dapat memperluas sayap menjadi pengusaha

Bagi kamu yang berjiwa wirausaha, outsourcing adalah salah satu cara yang dapat membantu kamu mencapai hal tersebut. Selain lebih banyak waktu luang, kamu juga bisa mendapatkan manfaat dari ilmu yang diperoleh dari program-program pelatihan di perusahaan outsourcing.

Memperoleh keterampilan khusus

Menjadi outsourcing berarti kamu mendapatkan pelatihan yang akan menjadikan kamy seorang spesialis. Dan biasanya perusahaan langsung mencari orang dengan pengetahuan khusus ini untuk perusahaan outsourcing.

Rekrutmen mudah

Bagi fresh graduate, mendaftar ke perusahaan outsourcing adalah solusi cepat mendapatkan pekerjaan. Hal ini dikarenakan proses rekrutmen yang relatif mudah.

Kerugian Outsourcing

Penggunaan outsourcing juga memiliki kelemahan yang dapat berdampak baik bagi perusahaan maupun karyawan itu sendiri. Inilah beberapa di antaranya.

A. Bagi Perusahaan

Selain kelebihan, sistem ini juga memiliki kekurangan bagi perusahaan yang menggunakannya, sebagai berikut.

Berisiko ketergantungan

Hal ini dapat terjadi ketika ada sistem atau prosedur yang dirahasiakan oleh perusahaan outsourcing, dalam hal ini perusahaan outsourcing tidak dapat mengetahuinya.

Oleh karena itu, hanya pekerjaan outsourcing yang bisa menjadi solusi untuk menyelesaikan pekerjaan.

Kontrak kerja biasanya pendek

Kontrak kerja pendek ini menjadi sulit bagi perusahaan. Karena seringkali harus memperpanjang kontrak atau mencari karyawan baru di perusahaan lain.

Dan ketika mereka memutuskan untuk merekrut karyawan dari institusi baru, mereka mempertaruhkan proses dan transisi yang panjang.

B. Bagi Karyawan

Praktik ini juga menimbulkan beberapa kerugian bagi pekerja, antara lain:

Jam kerja tidak jelas

Bahkan jika ada kontrak kerja, pemutusan hubungan kerja dapat dilakukan kapan saja dan pemutusan hubungan kerja masih sering terjadi di antara pekerja outsourcing. Dan jika jam kerja cukup lama, tetapi gaji tidak mencukupi, juga merupakan kerugian bagi karyawan.

Jalur karir yang lebih sempit

Tentu saja, bagi kamu yang memiliki ambisi dan ingin meniti karir di dunia kerja, pekerjaan outsourcing mungkin tidak bisa menjadi pilihan. Karena karyawan outsourcing tidak memiliki jenjang karir yang jelas.

Kesejahteraan tidak diperhatikan

Berbeda dengan karyawan tetap, perusahaan biasanya tidak menawarkan banyak keuntungan kepada karyawan outsourcing. Sehingga hal ini menyebabkan rendahnya kesejahteraan para pekerja outsourcing.

Penghasilan tidak pasti

Akhirnya, para pekerja seringkali dibayar dengan upah yang rendah, dan banyak perusahaan tidak transparan tentang bagaimana mereka membayar para pekerjanya.

Pada akhirnya, perusahaan outsourcing paling diuntungkan dari praktik ini.

Contoh Pekerjaan Outsourcing

Beberapa contoh yang bisa dilakukan oleh karyawan outsourcing adalah:

• Petugas call center.

• Kurir atau pengemudi.

• Pekerja manufaktur.

• Penjaga kebersihan.

• Keamanan.

• Petugas manajemen fasilitas.

• Jenis Pekerjaan outsourcing

• Manufacturing outsourcing

Itulah pembahasan lengkap tentang pentingnya, aturan dan keuntungan dan kerugian outsourcing untuk perusahaan dan karyawan. Karena outsourcing adalah praktik kerja yang menjanjikan saat ini, berpartisipasi di dalamnya bisa menjadi pilihan bagus untuk meningkatkan penghasilan kamu.

Upaya Sampingan Agar Tetap Relevan untuk Pekerja Kerah Biru

Pekerja kerah biru menjadi lapis pertama yang paling terkena imbas semenjak pandemi. Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan, ada 29,4 juta orang yang terdampak langsung dari pandemi. Jumlah tersebut termasuk mereka yang terkena PHK dan dirumahkan tanpa upah.

Alhasil platform manajemen tenaga kerja seperti Sampingan banyak dibutuhkan oleh para pekerja. Dalam wawancara bersama DailySocial, Co-Founder dan CEO Sampingan Wisnu Nugrahadi mengatakan jumlah pekerja yang mendaftar di Sampingan naik hingga tiga kali lipat sejak pandemi tahun lalu. Kenaikan ini terjadi secara alami tanpa upaya pemasaran yang maksimal dari perusahaan.

Disebutkan saat ini Sampingan memiliki lebih dari 1 juta mitra pekerja (disebut Kawan Sampingan) yang tersebar di 80 kota dan 150 perusahaan yang memanfaatkan solusi dari Sampingan.

“Selama pandemi menyebabkan pertumbuhan bisnis melambat di berbagai sektor. Banyak pekerja yang kehilangan pekerjaan, nah para pekerja ini salah satunya adalah kerah biru yang kita serve. Kita lihat tren kenaikan job seeker yang mendaftar naik tiga kali lipat,” tutur dia.

(ki-ka) Para Co-Founder Sampingan: Wisnu Nugrahadi, Margana Mohamad, dan Dimas Pramudya Putra / Sampingan

Memformalkan manajemen yang administratif

Sejak Sampingan dirintis pada 2018, Sampingan didesain untuk merevolusi manajemen kerah biru yang serba manual jadi lebih formal dengan memanfaatkan teknologi. Wisnu menjelaskan, dari sisi pencari kerja, yang dibutuhkan saat ini lebih dari sekadar sistem pencocokan kerja (job match maker).

Sampingan berupaya untuk memformalkan para pekerja biru dengan proses pekerjaan yang lebih mudah, seperti rekrutmen, pelatihan di tempat kerja, proses penggajian, hingga asuransi kesehatan.

Pun dari sisi perusahaan juga turut menghadapi tantangan, di antaranya efisiensi waktu untuk menentukan kandidat yang cocok, kurangnya tenaga dan waktu untuk mengawasi kinerja pekerja, dan tingginya biaya yang harus dikeluarkan untuk proses staffing terutama dalam jumlah besar.

Solusi yang disediakan Sampingan saat ini ada tiga jenis; Sampingan Systems berupa SaaS yang memudahkan rekan bisnis dalam mencari/mengelola tenaga kerja mereka; Sampingan Manpower ialah layanan perekrutan dan staffing pekerja untuk memudahkan rekan bisnis untuk memenuhi kebutuhan SDM.

Terakhir, Sampingan Solutions ialah solusi menyeluruh yang dapat dimanfaatkan rekan bisnis, Sampingan akan mengatur seluruh proses dari staffing pekerja, mengatur laju performa pekerja hingga memberikan pelaporan kinerja secara agregat.

“Dari day one, kami fokus menciptakan unit economy di industri yang bisa kita improve dan otomatiskan prosesnya di masing-masing part dengan bantuan teknologi. Jadi kita changing the game of most of these process jadi lebih efisien.”

Pada akhirnya, bagi perusahaan yang ingin mengeskalasi bisnisnya dalam waktu cepat dan butuh pekerja kerah biru dapat memanfaatkan solusi Sampingan.

Dengan seluruh struktur bisnis B2B ini, Wisnu ingin menjadikan Sampingan sebagai perusahaan yang sustainable agar dapat menciptakan lebih banyak dampak untuk pekerja kerah biru.

“Kita selalu melihat objektif bagaimana caranya Sampingan bisa automate proses yang administratif ini, sehingga perusahaan itu tetap fokus pada human approach karena unsur tersebut juga dibutuhkan.”

Beberapa layanan startup Indonesia untuk pekerja kerah biru / DailySocial

Perkembangan bisnis

Dari 150 perusahaan yang menggunakan solusi Sampingan, mayoritas bergerak di logistik dan pergudangan yang mencari pekerjaan untuk kurir, forklift, dan sebagainya; pemasaran lapangan untuk pekerjaan canvasser; riset untuk pekerjaan surveyor dan data collection; layanan pelanggan (customer service); pemasaran berbasis komunitas (crowdsourcing marketing); dan administrasi (back office).

“Semua kandidat ini kita test berdasarkan kebutuhan si perusahaan, ada pertanyaan-pertanyaan yang bisa match dengan kandidat yang tepat. Untuk pekerjaan yang butuh di-interview semua aktivitas bisa dilakukan secara remote di 80 kota. Kami pun enggak ada kantor cabang di sana.”

Wisnu ingin terus menambah jumlah mitra perusahaan yang dapat memanfaatkan solusi Sampingan. Pasalnya, bicara potensi pasar di industri logistik dan pergudangan saja kebutuhan untuk mencari kurir dan tenaga kerja pendukungnya begitu besar, di tengah pesatnya perkembangan e-commerce.

“Banyak dari mitra perusahaan ini mencari minimal dua sampai empat lapangan pekerjaan untuk kerah biru. Misalnya, last mile logistik pasti butuh warehousing dan kurir, juga butuh layanan pelanggan dan administrasi. Kami berdiri sebagai one stop platform karena kita bisa menyediakan full visibility dan transparansi untuk payroll dan sebagainya.”

Demi meningkatkan stickiness, kini Sampingan turut melengkapi fitur untuk pekerja berupa early wage access (EWA) dan asuransi kesehatan (bersama Gigacover). Dengan fitur EWA ini, pekerja dapat mengakses gajinya lebih awal untuk membayar kebutuhan mendadak. Terkait mitra untuk penyediaan EWA ini, Wisnu belum bersedia mengungkapkan identitasnya.

“Karena kami pegang data day to day performance-nya juga, kami bisa meyakinkan perusahaan bahwa kandidat tersebut layak mendapatkan fitur EWA ini. Kami akan terus menambah program tambahan agar tidak hanya perusahaan, tapi juga pekerja yang mendapat benefit yang maksimal.”

Inovasi teranyar lainnya yang sedang dikembangkan perusahaan adalah fitur e-learning untuk membantu pekerja meningkatkan soft skill. Menariknya, Sampingan menghadirkan fitur ini berupa audio. Dalam suatu survei yang diselenggarakan perusahaan, mayoritas pekerja kerah biru ini ada di lapangan dan berpindah-pindah tempat sehingga sulit untuk menyiapkan waktu kosong untuk belajar bila dengan audio visual.

Tema-tema yang disampaikan dalam e-learning, sejauh ini masih bersifat dasar namun penting untuk diketahui. Seperti, syarat-syarat yang dibutuhkan bila ingin menjadi kurir, atau cara menyampaikan informasi yang lebih baik jika ingin menjadi orang pemasar.

“Kami bekerja sama dengan salah satu audio company untuk menyediakan e-learning via audio. Selain karena mereka selalu commuting, platform audio ini jauh lebih ramah kuota,” pungkasnya.

Problematika industri

Menurut sebuah riset, turnover pekerja kerah biru cukup tinggi. Rata-rata di perusahaan mencapai 20%. Turnover mengacu pada keluar masuknya pegawai yang mengisi posisi tertentu. Kondisi ini sebenarnya memberatkan perusahaan, karena dari survei yang sama dikemukakan bahwa biaya yang harus dikeluarkan untuk mengatasi turnover ini tidak murah, bisa mencapai $4,569.

Pekerja kerah biru identik dengan “pekerjaan kasar”. Jenis pekerjaan ini nyaris ada dan dibutuhkan di setiap lingkungan bisnis – ada yang sifatnya temporer, outsource, hingga pekerja tetap. Kecenderungan segmen ini dipenuhi kalangan low skill worker, orang-orang yang memiliki kompetensi minim – umumnya disebabkan karena akses ke pendidikan yang kurang baik. Menurut data BPS, per tahun 2019 kalangan low skill worker mendominasi sektor informal dengan angka 57,27%.

Rata-rata persentase turn-over pekerja kerah biru / EmployBridge

Application Information Will Show Up Here

Tiga Divisi dalam Startup yang Dapat Dijalankan secara “Outsource”

Dalam dunia startup yang kompetitif, founder harus tetap fokus pada pengembangan bisnis tanpa diganggu hal lain. Di fase awal pada saat merintis, jumlah dana dan staf sering kali terbatas, sementara banyak tugas yang harus dikerjakan. Sebagian besar founder mencoba mengatasinya sendiri agar menghemat uang dan waktu.

Seperti pisau bermata dua. Mengambil terlalu banyak pekerjaan, dapat mengorbankan kualitas dan akurasi. Solusi alternatifnya adalah dengan outsourcing, menghubungkan startupnya dengan tim ahli yang punya pengetahuan dan keterampilan untuk mengemban tugas tersebut.

Pasalnya, startup dihantui dengan kenyataan pahit bahwa 90 persen bisnis baru pasti gagal. 46 persen penyebabnya karena kurangnya modal. Memantau pos anggaran bisnis adalah suatu keharusan ketika memulai bisnis baru. Berinvestasi untuk layanan yang tidak menghasilkan ROI (return of investment) signifikan adalah resep kegagalan.

Outsourcing dapat menjadi solusi karena mengurangi hingga 60 persen biaya. Di samping itu, founder bisa merasakan langsung manfaat dari outsourcing karena mereka bisa lebih produktif. Inilah alasan mendasar mengapa startup perlu outsourcing.

Pertanyaan berikutnya adalah kapan tepatnya Anda butuh outsourcing? Jawabannya tergantung pada tujuan bisnis dari startup. Sebab apapun tugas yang Anda putuskan untuk di-outsource, Anda harus tetap ambil langkah strategis, cermat dengan keterampilan perusahaan.

Pada umumnya, ada tiga bagian yang bisa di-outsource-kan dalam tiap perusahaan. Yakni, bagian administrasi, layanan IT, dan penggajian. Berikut penjelasannya.

Bagian administrasi

Mengalihkan tugas administratif artinya Anda melewati tanggung jawab untuk mencatat dan menjawab email kepada pekerja outsourcing. Penjadwalan penting, seperti jam kerja dan rapat karyawan dapat di-outsourcing-kan, ini akan sangat bermanfaat bila Anda belum memiliki departemen SDM.

Ketika Anda dan tim mulai bekerja pada proyek-proyek mendesak, Anda bisa memastikan kepada tim outsourcing untuk tetap tidak melewatkan pencatatan penting agar perusahaan tetap terorganisir. Di saat yang sama, Anda bisa berkomunikasi dengan klien, calon mitra bisnis, dan investor.

Di Indonesia ada banyak startup yang menangani solusi tersebut, di antaranya GreatDay HR, Sleekr, Jojonomic, dan Gadjian.

Layanan IT

Tetap memiliki produk yang relevan di pasar merupakan sesuatu yang dibutuhkan, sekaligus jadi tantangan karena produk berbasis teknologi dituntut untuk selalu berkembang agar dapat menarik lebih banyak pengguna. Jika Anda butuh terlalu lama untuk merilis suatu produk, kemungkinan besar layanan Anda cepat usang, atau kompetitor lebih dahulu masuk dengan solusi serupa.

Mengalihkan produk teknologi Anda ke tech provider menjadi salah satu opsi untuk tetap membuat perusahaan Anda tetap kompetitif. Yang membuat tech provider menonjol adalah mereka menekankan pada teknologi mutakhir yang siap mendukung kualitas produk Anda. Dengan demikian, ekspektasi pengguna semakin tinggi.

Tim IT in-house dapat mengalihkan fokusnya pada inovasi sembari menjaga kualitas produk yang dihasilkan tim outsourcing dengan merekrut developer khusus dan quality assurance. Perluasan tim ini punya peran penting dalam keberhasilan suatu proyek.

Developer khusus punya pengetahuan tentang teknologi terbaru dan dapat mengerjakan tugas yang kompleks tanpa gangguan ketika masuk dalam tim tambahan. Memungkinkan mereka untuk bekerja secara kreatif dan berkontribusi pada produk yang lebih inovatif.

Sementara, project manager tahu bahwa kualitas sangat penting selama pengembangan. Tim mereka sering kali terlalu sibuk dengan tugas-tugas lain untuk fokus pada jaminan kualitas. QA punya tugas memastikan kualitas, produk perusahaan Anda memiliki keunggulan kompetitif di pasar karena fungsi dan keamanannya.

Startup dengan layanan seperti ini di Indonesia, bisa tengok dari Qiscus. Startup ini spesialisasi membuat produk chat untuk meningkatkan engagement dengan konsumen. Salah satu perusahaan yang memanfaatkan produk Qiscus adalah Bukalapak.

Penggajian

Apabila founder kurang paham dengan penghitungan gaji dan kelola keuangan perusahaan, startup ia bangun dalam waktu singkat akan gulung tikar. Outsourcing payroll melindungi Anda dan staf karena memberikan akurasi tinggi untuk mencegah pelanggaran hukum dan membayar gaji karyawan dengan sesuai.

Secara bottom line, founder startup harus bisa didorong untuk hemat dalam mengembangkan bisnis dan tetap menjangkau konsumen di pasar yang kompetitif. Untuk memastikan itu semua, Anda harus bisa menghindari kesalahan kritis yang dapat merusak reputasi brand, maka outsourcing payroll adalah cara yang harus di tempuh.

Di Indonesia sendiri, startup SaaS yang menyediakan layanan seperti ini bisa dikatakan cukup banyak. Di antaranya ada Mekari yang menggabungkan solusi untuk kelola urusan HR, akuntansi, dan perpajakan. Mekari punya empat layanan berbeda dan saling melengkapi, yakni Talenta, Sleekr, Jurnal, dan Klikpajak.

Pemain lainnya Gadjian, Jurnal, Paper.id, dan OnlinePajak.

Sampingan Receives Pre Series A Funding Worth of 21 Billion Rupiah

Sampingan is an app that offers side jobs for its users. Today (10/8) they announced pre-series A funding worth of $1.5 million or equivalent to 21.2 billion Rupiah, led by Golden Gate Ventures – a venture capital that focuses on seed funding.

Participated also in this round, Antler and some angel investors. Sampingan happened to graduate from Antler‘s startup program. Investment is to be focused on business operational expansion.

Sampingan is designed to connect business with freelancers. There are few job offers, such as reviewer, surveyor, marketing agent, many more. Users that register as an agent or worker can participate in any job and gain credit (cash) to be disbursed.

Founded in late 2018, Sampingan is currently supported by 60 officers and build a headquarter in Jakarta. They just developed an app in the Android version, however, they claimed to have more than 150 thousand applicants.

Sampingan was founded by three people, Wisnu Nugrahadi, Margana Mohamad, and Dimas Pramudya. Those are graduates from Universitas Padjadjaran. Wisnu and Dimas used to be in the product and developer team at Gojek. Margana owns and runs an outsourcing business.

Previously, the founder said in an interview with DailySocial that the service was inspired by the outsourcing business models with a daily or monthly target for users. In the process, Sampingan uses a similar approach, and provides income based on performance (pay per performance).


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Sampingan Dapat Pendanaan Pra-Seri A Senilai 21 Miliar Rupiah

Sampingan adalah aplikasi yang memungkinkan penggunanya untuk mengambil pekerjaan ringan secara paruh waktu. Hari ini (08/10) mereka mengumumkan perolehan pendanaan pra-seri A senilai $1,5 juta atau setara 21,2 miliar Rupiah, dipimpin Golden Gate Ventures – venture capital yang juga memberikan pendanaan tahap awal.

Antler dan beberapa angel investor turut berpartisipasi dalam putaran ini. Sampingan juga merupakan lulusan dari program startup generator Antler. Investasi tersebut akan difokuskan perusahaan untuk perluasan operasi bisnis.

Aplikasi Sampingan didesain untuk menghubungkan bisnis dengan freelancer. Beberapa perkerjaan seperti memberikan ulasan, survei, agen penjualan, dan lainnya diakomodasi melalui aplikasi ini. Pengguna yang mendaftar sebagai agen atau pekerja bisa berpartisipasi pada setiap pekerjaan dan mendapatkan kredit (uang tunai) yang dapat dicairkan.

Mengudara sejak akhir 2018, saat ini Sampingan telah didukung 60 orang pekerja dan berkantor pusat di Jakarta. Mereka baru memiliki aplikasi di platform Android, namun demikian mengklaim telah memiliki lebih dari 150 ribu mitra pekerja.

Sampingan didirikan oleh tiga orang founder, yakni Wisnu Nugrahadi, Margana Mohamad, dan Dimas Pramudya. Ketiganya adalah lulusan manajemen Universitas Padjadjaran. Wisnu dan Dimas sebelumnya berpengalaman sebagai tim pengembang dan produk di Gojek. Sedangkan Margana memiliki dan menjalankan bisnis outsourcing.

Sebelumnya dalam wawancara bersama DailySocial, para founder mengatakan pengembangan layanan tersebut terinspirasi dari model bisnis outsourcing yang mengenakan target harian atau bulanan ke pekerja. Dalam proses kerjanya, Sampingan menggunakan pendekatan mirip dengan model tersebut, memberikan bayaran berdasarkan hasil kinerja (pay per performance).

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi “Sampingan” Coba Sederhanakan Model Bisnis “Outsourcing” Pekerjaan

Aplikasi Sampingan didesain membantu masyarakat menemukan pekerjaan temporer untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Para founder terinspirasi dari bisnis outsourcing, mereka mengenakan harian atau bulanan ke pekerja. Dalam proses kerjanya, Sampingan menggunakan pendekatan yang hampir mirip dengan model outsourcing, memberikan bayaran berdasarkan hasil kinerja (pay per performance).

“Fitur terbaik yang kami tawarkan adalah kebebasan bagi para agen untuk bisa memilih apa, kapan, di mana dan bagaimana mereka menjalankan dan menyelesaikan pekerjaannya. Sementara untuk bisnis (pemberi pekerjaan), Sampingan dapat membantu karena tidak ada manpower fixed cost yang tidak sebanding dengan result yang harus dikeluarkan setiap bulan,” ujar Business Development Manager Sampingan Vinno Zahran.

Sampingan menerapkan model pay per performance bagi rekanan dan agen. Agen (disebut dengan “Kawan Sampingan”) akan mendapatkan bayaran jika berhasil menyelesaikan suatu pekerjaan yang ada di dalam aplikasi. Dengan sistem kemitraan, maka Kawan Sampingan bisa dengan bebas memilih preferensi pekerjaan sesuai keinginan dan minat.

Untuk menjalankan operasionalnya, saat ini Sampingan sudah mendapatkan pendanaan awal dari dua investor, yakni Golden Gate Ventures dan Antler. Total nilai pendanaan yang didapat ialah $600.000 atau setara dengan 8.7 miliar Rupiah.

Vinno menyampaikan, berbekal pendanaan yang dimiliki, Sampingan ingin terus meningkatkan awareness masyarakat terhadap potensi pekerjaan di sekitar mereka. Tahun 2019 ada beberapa agenda yang akan dilakukan. Selain pengembangan produk, tim Sampingan juga ingin memberikan kegiatan dukungan untuk para agennya di lapangan.

Aplikasi Sampingan
Co-Founder Sampingan Margana Mohamad dan Wisnu Nugrahadi / Sampingan

Sampingan didirikan oleh tiga orang founder, yakni Wisnu Nugrahadi, Margana Mohamad, dan Dimas Pramudya. Ketiganya adalah lulusan manajemen Universitas Padjadjaran. Wisnu dan Dimas sebelumnya berpengalaman sebagai tim pengembang dan produk di Gojek. Sedangkan Margana memiliki dan menjalankan bisnis outsourcing.

Melalui pendekatan digital, Sampingan ingin membuat model outsourcing menjadi lebih mudah diakses. Dan mendapati target sasaran (lapangan kerja) yang tepat, langsung kepada masyarakat.

Application Information Will Show Up Here

Tidak Ada Salahnya Menyerahkan Pengembangan Produk ke Pihak Ketiga

Banyak cara untuk mengembangkan sebuah produk atau layanan. Tak terkecuali produk atau layanan digital. Salah satu caranya adalah dengan memutuskan untuk menyerahkan pengembangan produk ke pihak ketiga, outsourcing atau merekrut pekerja lepas. Ini sangat dimungkinkan terlebih untuk orang-orang berlatar non-teknis yang ingin mengembangkan sebuah produk digital. Saat ini produk atau layanan digital seolah menjadi kebutuhan wajib melengkapi bisnis-bisnis, baik yang sudah berjalan atau yang sedang dirintis.

Bukan pilihan yang buruk untuk menyerahkan pengembangan produk kepada pihak ketiga, yang perlu digaris bawahi adalah seputar kontrol. Produk dalam sebuah bisnis bisa diasumsikan seperti bayi, buah dari bisnis. Jika ingin menyerahkan proses tumbuh kembang si bayi, atau produk, pengawasan dan kontrol adalah mutlak. Memastikan produk dikerjakan dan dirawat dengan baik sangat penting untuk menjaga tujuan dari dilahirkannya sebuah produk. Sekali lagi kontrol dan pengawasan sangat dibutuhkan.

Selain itu pastikan untuk memilik standar ukuran untuk melakukan pengujian. Ini dilakukan semata-mata untuk mengurangi risiko. Pastikan selalu memiliki sumber opini kedua untuk pertimbangan jika terjadi sesuatu dalam produk, itu artinya mempekerjakan lebih dari satu ahli IT atau digital tak masalah, tentu selama tidak mengakibatkan kesehatan keuangan bisnis memburuk.

Perlunya untuk menambah opini kedua ini sejalan dengan konsep “don’t put all your eggs in one basket”. Hal ini bisa diartikan dengan selalu sediakan pilihan kedua. Tanpa bermaksud menyinggung semua pekerja lepas, pekerjaan dari para pekerja lepas tidak seutuhnya bisa diandalkan begitu saja. Pasalnya ini berkaitan dengan jam kerja, pekerja lepas memiliki jam kerja tersendiri, dan itu semua tergantung kontrak, termasuk dengan deadline. Jika ingin mengurangi risiko yang ada pastikan untuk mempekerjakan lebih dari seorang. Hanya untuk memastikan produk dikembangkan dengan semestinya. Bagian penting dari kontrol.

Untuk menjamin kualitas pengembangan dan menghemat anggaran pastikan untuk merekrut orang-orang dengan spesialisasi tertentu. Sehingga apa yang dikerjakan adalah apa yang sangat mereka kuasai. Seperti halnya merekrut ahli di bidang back-end untuk masalah back-end dan ahli di bidang UI/UX untuk masalah front-end. Hal ini juga bisa sedikit banyak mereduksi pengeluaran biaya, karena berkaitan erat dengan beban kerja.

Tapi sebenarnya dalam pengembangan produk yang baik harus melibatkan orang-orang pertama dalam tim, founder. Ini diperlukan untuk menjaga kualitas produk sekaligus memaksa untuk keluar dari zona nyaman dan terus belajar hal-hal baru. Salah satu inti dari menjalankan bisnis, tidak berhenti belajar dan berinovasi.

Perhatikan Tiga Hal Ini Sebelum Melakukan Outsource Terhadap Startup Anda

shutterstock_249486475

Meski tak wajib, pemahaman teknis pendiri startup di bidang teknologi dapat membantu ketahanan startup tersebut saat tumbuh. Tapi, tak sedikit pula startup yang digawangi oleh pendiri non-teknis dan pada masa awal, mereka biasanya akan mencari pendamping (co-founder) untuk itu atau mengalihkan pekerjaan (outsource) pada pihak ketiga seperti freelancer atau perusahaan konsultasi. Pertanyaannya adalah apakah outsource startup itu perlu? Apakah itu baik untuk startup Anda atau tidak?

Continue reading Perhatikan Tiga Hal Ini Sebelum Melakukan Outsource Terhadap Startup Anda