Gojek Jumps Into Online Insurance Business Through PasarPolis

Gojek introduces Go-Sure as its latest service targeting the online insurance industry. It’s still in beta version and available only for selected users. The service provided by PasarPolis online insurance and currently sell travel insurance products.

The possibility is high for Go-Sure to add new variants considering PasarPolis also has other products, such as vehicle insurance and gadget screen. The latest service is to tighten Gojek’s position as a super app.

PasarPolis synergy with Gojek becomes stronger after the series A funding involving Traveloka and Tokopedia last year. They also support gadget insurance for drivers and accidental insurance for all customers, either in Indonesia or other Gojek’s operational countries, Vietnam and Thailand.

The procedure is quite easy. Users only required to fill the flight type, destination, date, and profile. Payments can be made via bank transfer, credit card, or Go-Pay. It has two options, Rp17,500 or Rp35,000.

PasarPolis also provides instant claim as an added value. By entering the flight number, the system will automatically notify the customers of delay or any other issues. The claim supposed to be faster.

The lack of insurance penetration in Indonesia has become a stuffed cake to be taken seriously. Another unicorn startup, Traveloka, already provide travel insurance in its app, partners with Asuransi Simasnet. They also offer bundling products for each booking with Chubb insurance. Meanwhile, PasarPolis is available in JD.id, PegiPegi, and Citilink.

They also claim to handle more than 100 thousand travel insurance purchasing and hundreds of claims. In the Q4 of 2018, it has sold more than a million insurance policies.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Gandeng PasarPolis, Gojek Masuk ke Bisnis Asuransi Online

Gojek mulai memperkenalkan Go-Sure sebagai layanan terbaru yang menyasar ranah asuransi online. Go-Sure masih bersifat beta dan belum tersedia untuk semua pengguna. Layanan ini disediakan asuransi online PasarPolis dan baru menjual produk asuransi perjalanan.

Besar kemungkinan Go-Sure menambah variasi produk di masa depan mengingat PasarPolis juga memiliki sejumlah produk lain, seperti asuransi kendaraan dan layar gadget. Kehadiran Go-Sure diharapkan makin mengukuhkan Gojek sebagai super app di berbagai layanan.

Keterikatan PasarPolis dengan Gojek cukup kuat pasca menjadi investor bersama Traveloka dan Tokopedia di pendanaan Seri A tahun lalu. PasarPolis juga mendukung asuransi gadget untuk mitra pengemudi dan asuransi kecelakaan untuk setiap penumpang yang memanfaatkan layanan transportasi Gojek, baik di Indonesia maupun wilayah operasional Gojek di Vietnam dan Thailand.

Pembelian asuransi di Gojek cukup mudah. Pengguna cukup mengisi jenis penerbangan, tujuan, tanggal penerbangan, dan identitas diri. Opsi pembayarannya mulai dari transfer bank, kartu kredit, atau Go-Pay. Pilihan harga per polis adalah Rp17.500 dan Rp35 ribu.

PasarPolis menyediakan fitur klaim instan untuk memberikan nilai tambah buat pengguna. Dengan memasukkan nomor penerbangan, nanti sistem perusahaan akan secara otomatis memberi tahu pengguna apabila terjadi delay atau hal lainnya. Pembayaran klaim diharapkan lebih cepat.

Masih minimnya penetrasi asuransi di Indonesia menjadi kue bisnis yang gurih untuk diseriusi. Startup unicorn lainnya, Traveloka, menyediakan pembelian asuransi perjalanan di dalam aplikasinya, menggandeng Asuransi Simasnet. Mereka juga menyediakan produk bundling untuk setiap pembelian tiket perjalanan dengan Asuransi Chubb. Sementara PasarPolis tersedia di JD.id, PegiPegi, dan Citilink.

PasarPolis mengklaim sejauh ini setiap bulannya membukukan lebih dari 100 ribu pembelian asuransi perjalanan dan ratusan pencairan klaim. Pada kuartal empat 2018, PasarPolis mencatatkan lebih dari satu juta polis asuransi terjual.

Application Information Will Show Up Here

Startup Insurtech PasarPolis Ekspansi ke Thailand dan Vietnam

Startup insurtech PasarPolis mengumumkan ambisi ekspansinya ke pasar regional, dimulai dari Thailand dan Vietnam. Perluasan cakupan bisnis ini merupakan tindak lanjut pasca perusahaan mendapatkan pendanaan seri A dari Gojek, Tokopedia dan Traveloka pada akhir 2018 lalu. Sektor yang ingin disasar dengan produk asuransi digital mereka meliputi e-commerce, pariwisata, ride-hailing, hingga layanan logistik.

“Dengan menghubungkan PasarPolis dengan platform yang dimiliki mitra, kami dapat menawarkan berbagai produk asuransi dari banyak perusahaan kepada konsumen mereka. Verifikasi dokumen yang dilakukan secara digital menawarkan proses klaim yang cepat untuk konsumen, prosesnya dapat diselesaikan dalam tiga menit,” ujar Founder & CEO PasarPolis Cleosent Randing.

Ia turut memaparkan, bahwa teknologi yang terintegrasi menjadi kekuatan utama PasarPolis. Saat ini tim pengembang telah didukung lebih dari 30 engineer yang berasal dari Indonesia dan India.

Di sektor pariwisata, produk asuransi yang ditawarkan PasarPolis seperti asuransi perjalanan dan penundaan penerbangan. Sementara untuk e-commerce produk yang ditawarkan mencakup penanggungan kerusakan produk saat proses pengiriman.

Sejak diluncurkan awal tahun ini di Thailand, pihaknya juga sudah mengintegrasikan sistemnya dengan aplikasi GET untuk menyajikan asuransi keselamatan kepada pengguna layanan ride-hailing tersebut. Seperti diketahui, GET adalah brand hasil ekspansi Gojek di wilayah tersebut.

“Baru-baru ini kami memberikan polis asuransi untuk aplikasi GET, meliputi layanan tumpangan motor, pengiriman makanan, dan jasa antar barang. Sekitar 10 perusahaan asuransi terlibat sebagai mitra bisnis kami, jumlahnya akan terus ditambah,” lanjut Randing.

Sementara itu ekspansinya di Vietnam –juga di awal tahun ini—telah menghasilkan kerja sama strategis dengan Atadi, Sendo dan Go-Viet. Baik di Thailand dan Vietnam, PasarPolis telah menunjuk Country Manager untuk memimpin bisnis di masing-masing wilayah.

PasarPolis Konfirmasi Perolehan Pendanaan Seri A dari Go-Jek, Tokopedia, dan Traveloka

PasarPolis, penyedia jasa teknologi asuransi (InsurTech), mengonfirmasi penerimaan dana segar Seri A dari tiga investor, Go-Jek, Tokopedia, dan Traveloka dengan nilai yang tidak disebutkan. Kabar ini sudah santer berkembang sejak empat bulan lalu, namun hari ini (10/8) baru ada konfirmasi resmi dari PasarPolis.

Dana segar tersebut, menurut Founder dan CEO PasarPolis Cleosent Randing, mayoritas akan dipakai untuk pengembangan produk asuransi mikro tailor made (sesuai permintaan) yang lebih inovatif dari para mitra perusahaan untuk para pemegang polis. Perusahaan juga akan mengembangkan inovasi terbaru di bidang asuransi dengan memanfaat teknologi teranyar demi menawarkan pengalaman yang lebih baik.

“Kami bisa menciptakan produk asuransi mikro tailor made sehingga asuransi ke depannya bisa didemokratisasi, semakin banyak yang pakai asuransi maka harganya bisa lebih murah. Semua orang jadinya bisa ter-cover dengan asuransi,” kata Cleosent, Jumat (10/8).

Produk asuransi mikro tailor made yang ia maksud adalah produk yang dibuat  mitra perusahaan asuransi PasarPolis dengan menggunakan teknologi terkini dan dipasarkan lewat PasarPolis. Salah satu contohnya adalah produk Go-Produksi bersama Go-Jek, sudah diluncurkan pada 2017. Ini adalah asuransi jiwa mikro dan barang pribadi untuk mitra pengemudi, termasuk melindungi perangkat smartphone mereka.

Diklaim produk ini telah menjaring lebih dari 300 ribu mitra pengemudi yang rutin membayar premi Rp7.500 per bulan dengan uang pertanggungan sampai Rp30 juta. Untuk membeli asuransi ini, mitra pengemudi tidak dipaksa kedua belah pihak.

Menurutnya, asuransi mikro yang kemungkinan besar bakal dikembangkan untuk para pengguna Tokopedia seputar asuransi elektronik dan gawai. Sementara Traveloka tidak jauh-jauh dari asuransi perjalanan.

“Intinya produknya akan modular, simpel, dan klaimnya harus instan. Nanti variasi produknya akan lebih inovatif, sehingga pengalaman pemegang polis akan lebih baik.”

Inovasi produk

Tidak hanya menjadi agregator antara perusahaan asuransi dengan calon nasabah, perusahaan yang sudah berdiri sejak 2015 ini mengembangkan inovasi untuk klaim instan dan digital claim. Perbedaan antara keduanya, klaim instan itu berlaku ketika pemegang polis tidak perlu lagi mengajukan klaim.

Inovasi sudah diterapkan bersama Citilink, jadi ketika pengguna telah membeli asuransi perjalanan di Citilink kemudian dari pihak maskapai terjadi delay. Mereka tidak perlu lagi mengajukan klaim secara manual. Secara instan, dana klaim akan masuk ke rekening pengguna.

Sementara untuk digital claim adalah kondisi ketika pemegang polis bisa memproses administrasi dokumen klaim secara online. Cukup kirim via email saja nanti bisa langsung diproses oleh pihak asuransi.

“Inovasi ini yang akan kami terus kembangkan, mengubah ketakutan orang sebelum membeli asuransi adalah klaim yang susah. Nah ini yang mau kita mudahkan, jadinya orang tidak takut lagi untuk berasuransi,” tambah COO PasarPolis Christopher Kustono.

Disebutkan PasarPolis telah bermitra dengan lebih dari 100 produk asuransi dari sekitar 30 mitra asuransi yang memasarkan produknya di situs PasarPolis. Dari situ perusahaan telah memiliki sekitar 500 ribu pemegang polis, sekitar 300 ribu diantaranya datang dari mitra pengemudi Go-Jek.

PasarPolis menyediakan enam jenis produk asuransi, seperti asuransi perjalanan, kecelakaan diri, properti, kesehatan, jiwa, dan kendaraan motor.

Jalin Kemitraan Strategis, PasarPolis Resmi Menjadi Layanan Teknologi BPJS

Setelah menjalankan bisnis selama 3 tahun, layanan InsurTech yang fokus kepada penjualan asuransi di Indonesia PasarPolis meresmikan kerja sama strategis dengan BPJS. Kemitraan ini secara langsung menjadikan PasarPolis layanan asuransi teknologi official yang berhak menyediakan pendaftaran BPJS Ketenagakerjaan untuk calon peserta.

Kepada media kemarin (14/09) Founder PasarPolis Cleosent Randing (Cleo) mengatakan, adanya kesamaan visi dan misi dari BPJS dengan PasarPolis merupakan alasan utama mengapa kerja sama ini dilakukan. Dengan melakukan integrasi API milik BPJS dan PasarPolis secara real time pendaftar yang masuk melalui PasarPolis akan langsung online dengan BPJS.

“Sejak awal PasarPolis ingin memberikan kemudahan asuransi kepada semua secara digital. Dengan pilihan baru ini memungkinkan pengguna PasarPolis yang belum mendaftarkan BPJS Ketenagakerjaan melalui PasarPolis hanya dalam waktu 3 menit saja.”

Selain pendaftaran, selanjutnya PasarPolis juga akan menyediakan platform pembayaran iuran peserta BPJS serta klaim asuransi secara online. Fitur ini bakal dihadirkan oleh PasarPolis dalam waktu 3 minggu ke depan. Kemitraan strategis antara BPJS dengan PasarPolis akan bersifat tetap tanpa adanya batas waktu.

“Dengan diresmikannya kerja sama ini diharapkan bisa mempermudah seluruh pekerja kantoran dan individu mendaftarkan dirinya kepada BPJS Ketenagakerjaan,” kata Direktur Perluasan Kepesertaan dan Hubungan antar Lembaga BPJS E Ilyas Lubis.

Meluncurkan layanan pelanggan 24 jam

Sebagai salah satu layanan yang menghadirkan pilihan dan pembanding produk asuransi secara online, kompetitor dari PasarPolis saat ini di antaranya adalah seperti CekPremi, Asuransi88, CekAja, Raja Premi, dan Halo Money. Mengklaim telah memiliki pertumbuhan dari sisi pengguna dan mitra perusahaan asuransi yang jumlahnya lebih dari 100 produk, saat ini PasarPolis belum berencana melakukan fundraising.

“Pada dasarnya saat ini bisnis kami berjalan cukup baik sehingga belum terlalu urgent untuk melakukan fundraising. Namun demikian kami tidak pernah menutup kesempatan untuk bertemu dengan calon partner yang memiliki visi dan misi yang sama dengan PasarPolis,” kata Cleo.

Dalam waktu 3 bulan ke depan PasarPolis akan meluncurkan layanan pelanggan 24 jam, untuk memudahkan pengguna mencari tahu lebih dalam dan bertanya langsung terkait dengan PasarPolis.

“Saat ini PasarPolis telah memiliki lebih dari seratus ribu pengguna di Indonesia hingga mancanegara. Untuk menghadirkan fitur lainnya yang bermanfaat PasarPolis akan terus menjalin kemitraan dengan pihak terkait seperti BPJS dan Tokopedia,” tutup Cleo.

Mengawal Geliat Industri Fintech dengan Payung Hukum

Geliat industri fintech yang terus membara, kian menunjukkan posisinya sebagai salah satu industri yang patut diperhitungkan eksistensinya di Indonesia. Negara dengan populasi 250 juta jiwa dengan penetrasi pengguna internet yang terus bertambah ini, menjadikan Indonesia semakin dilirik oleh berbagai pemain asing untuk turut serta bermain di sektor tersebut.

Saat ini, OJK mendata ada sekitar 130 perusahaan fintech yang beroperasi di Indonesia dengan total transaksi senilai US$3,6 miliar. Diperkirakan pada tahun ini jumlahnya tumbuh dua kali lipat jadi 250 perusahaan.

Dengan semakin bertambahnya jumlah pemain fintech, otomatis regulator harus selalu siaga menjaga ekosistem dengan menerbitkan sejumlah regulasi dan bekerja sama dengan asosiasi. Tujuannya agar industri fintech tetap berjalan sesuai koridor.

Pendekatan yang dilakukan regulator sebelum menerbitkan regulasi kini agak berbeda. Regulator tak lagi “galak” dalam menertibkan pelaku bisnis, tetapi lebih mengayomi dengan membiarkan perusahaan baru untuk tumbuh terlebih dahulu seiring memantau inovasi seperti apa saja yang perlu diatur.

Setelah OJK mengeluarkan POJK Nomor 77/POJK.01/2016 untuk mengatur bisnis p2p lending “off balance sheet”, langkah berikutnya OJK mewacanakan penerbitan regulasi berikutnya untuk p2p lending “on balance sheet”. Kabarnya terakhir menyebut regulasi ini akan terbit pada akhir tahun ini.

OJK akan atur pemasaran asuransi digital

Perhatian OJK tidak hanya fintech yang bergerak di p2p lending. Saat ini OJK tengah mewacanakan regulasi lainnya terkait pemasaran asuransi digital. Hanya saja, pengaturan akan dilakukan secara bertahap. Untuk tahap awalnya, OJK akan mengatur soal pemasaran asuransi lewat situs masing-masing perusahaan asuransi, dalam bentuk surat edaran (SE), yang saat ini masih disusun regulator.

Deputi Komisioner Pengawas IKNB OJK Dumoly Pardede mengatakan penerbitan aturan lewat SE sifatnya tidak bakal seketat POJK. Dia bilang aturan tersebut nantinya akan lebih berisi pedoman untuk para pelaku usaha asuransi.

Beberapa poin yang bakal dimuat dalam SE tersebut mulai dari identitas perusahaan asuransi, nama produk, jenis proteksi, serta nilai pertanggungan harus jelas.

“Asuransi yang punya fintech itu kan sama saja dengan perusahaan asuransi biasa, tidak ada bedanya dari sisi permodalan, syaratnya sama. Tapi kalau distribusi digital itu tidak perlu dibuat regulasi, nanti ada semacam guideline saja lewat SE yang akan memuat identitas perusahaan, nama produk, nama pemasaran,” katanya saat ditemui DailySocial, Rabu (3/4).

Regulator juga akan mulai memikirkan aturan main untuk pemasaran produk asuransi lewat lembaga lain seperti fintech yang bertindak sebagai agregator. Dumoly mengatakan saat ini ada beberapa perusahaan yang menyebut dirinya sebagai agregator pemasaran asuransi digital, seperti PasarPolis, CekAja, CekPremi, dan RajaPremi.

Rencana OJK ini diamini oleh Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Julian Noor. Asosiasi akan membuat pemetaan hal apa saja yang perlu dipertimbangkan regulator sebelum membuat regulasi, apa saja yang perlu diatur, dan kapan sebaiknya aturan diterbitkan. Pasalnya, asosiasi ingin melindungi dua unsur, yakni konsumen dan pelaku usaha itu sendiri.

“Bisnis asuransi itu berbicara tentang trust, sementara kalau digital itu mengenai jalur pemasaran. Dua unsur tersebut yang harus dijaga. Kami akan bantu regulator dalam merumuskan aturannya dengan membuat pemetaan dan sebaiknya regulator untuk melakukan assessment sendiri,” ucap Julian.

Menanggapi hal tersebut, pihak Pasar Polis menuturkan bahwa pihaknya akan selalu senantiasa mengikuti arahan dari regulator bila sudah ada titik terang mengenai kejelasan aturan. “Kami terus berupaya untuk comply dengan apa yang diinginkan regulator,” kata CMO PasarPolis Elia Wijaya.

Pengamanan dari sisi asosiasi

Menyambut perusahaan fintech yang diprediksi akan terus bertambah, perlindungan tak hanya dari sisi regulator, tetapi juga dari asosiasi terkait sebagai lapis pertama sebelum mendapat izin usaha dari regulator.

Terlebih, perusahaan fintech, yang kebanyakan berasal dari perusahaan rintisan (startup), sangat identik dengan jatuh bangunnya bisnis. Sehingga, diperlukan kepastian komitmennya saat berbisnis di Indonesia.

Dari sisi Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH Indonesia), sebelum terdaftar menjadi anggota, pelaku usaha diharuskan menempuh tahap self assessment berdasarkan kuesioner yang sudah disusun sendiri oleh asosiasi bersama salah satu multinasional konsultan manajemen.

“Pada dasarnya ini untuk melihat apakah perusahaan tersebut merupakan fintech atau bukan. Dalam assessment, kami juga dibantu oleh perusahaan konsultan tersebut sebagai pihak ketiga independen,” terang Direktur AFTECH Indonesia M Ajisatria Suleiman kepada DailySocial.

Aji melanjutkan secara kepatuhan, pihaknya juga meminta perusahaan pendaftar sudah operasional dan berbadan hukum, memiliki atau sedang dalam proses perizinan resmi regulator. Menurutnya, apabila kegiatan usahanya tidak membutuhkan izin, maka perlu diberikan penjabaran disertai alasan.

“Kami juga bekerja sama dengan BI dan OJK apabila ada perusahaan yang terindikasi berbahaya, misalnya melakukan investasi bodong sehingga tidak akan diterima sebagai anggota.”

“Fokus kami adalah hubungan dengan pemerintah dan regulator. Jika ada yang belum bergabung, mungkin belum siap untuk berkomunikasi dengan regulator,” lanjut Aji.

Saat ini total anggota AFTECH Indonesia sebanyak 74 perusahaan startup dan 18 lembaga keuangan.

PasarPolis Ramaikan Segmen Perbandingan Asuransi Online

Peluncuran Pasar Polis / DailySocial

Meski saat ini Pola dan gaya hidup masyarakat Indonesia telah meningkat baik dari segi pendapatan maupun kebutuhan, tetapi kesadaran akan proteksi diri melalui jasa asuransi masih rendah. Di tengah-tengah pertumbuhan e-commerce yang semakin bergairah, muncul satu lagi layanan yang menawarkan konsumen kemudahan untuk membandingkan dan memilih produk asuransi sesuai dengan kebutuhannya yaitu PasarPolis.

Continue reading PasarPolis Ramaikan Segmen Perbandingan Asuransi Online