Warph Berharap Bisa Gantikan Peran Path yang Sudah Ditutup

Path resmi mundur dari kancah persaingan media sosial. Namun kepergian Path justru dilihat sebagai peluang oleh Abdur Rabbi Arrasul Sayaf. Pria yang akrab di sapa Aif tersebut berinisiatif mengembangkan Warph, aplikasi media sosial yang didesain mirip dengan Path. Sebelumnya ia pernah mengembangkan Cupslice, sebuah aplikasi fotografi.

“Sejak mengembangkan Cupslice sebenarnya ide awal kita sudah mengarah ke media sosial. Ingin membuat media sosial yang bisa bersaing dengan pemain lokal maupun global. Path sudah resmi meninggalkan pasar, cukup banyak user yang merasa kehilangan, kita melihat ini sebagai peluang. Kita ingin user tidak merasa asing dengan aplikasi Warph, makanya dibuat secara user experience mirip dengan Path,” terang Aif.

Dari segi tampilan, Warph didesain menyerupai Path, lengkap dengan dominasi warna merah di aplikasinya. Warph pun dilengkapi dengan fitur-fitur standar khas aplikasi media sosial, mulai dari lini masa postingan teman, menu pencarian, dan lain-lain.

Keputusan Aif mengembangkan aplikasi yang berperan sebagai substitusi Path di pasar bukan tanpa alasan. Ia dan tim sudah melakukan survei, hasilnya banyak masyarakat yang masih menginginkan media sosial yang bersifat personal dan hanya mencakup lingkaran pertemanan terdekat.

“Setelah kita lakukan beberapa survei dan riset hasilnya sebagian besar masyarakat masih menginginkan media sosial yang bersifat lebih personal dan hanya berbagi dengan circle terdekatnya. Selain itu social media besar yang sudah ada sekarang lebih condong ke arah media, dengan didominasi konten citizen journalism dan sedikit demi sedikit konsep social-nya mulai terkikis. Sehingga saya yakin Warph akan menjadi eksklusif,” jelas Aif.

Warph masih berada di tahap awal. Fitur-fiturnya belum sebanyak Path versi terakhir. Saat ini Warph masih di dalam tahap beta, rencananya akan diluncurkan secara resmi pada akhir tahun berbarengan dengan peluncuran aplikasi iOS mereka.

Application Information Will Show Up Here

[Panduan Pemula] Path Segera Tutup, Backup Data Akun Anda Sekarang!

Pekan ini menjadi pekan kelabu bagi pengguna setia Path. Pasalnya, sejak hari Sabtu lalu kabar soal tutupnya layanan Path berhembus sangat kencang menyusul tersebarnya tangkapan layar berupa pengumuman penutupan. Awalnya banyak yang meragukan keabsahan rumor itu, tapi per 9 September 2018 Path secara resmi mengonfirmasi penutupan layanan yang akan efektif pada 18 Oktober 2018.

Berikut adalah tahapan penutupan Path yang diumumkan secara resmi oleh perusahaan.

  • 9.17.2018 : pemberitahuan tutup layanan.
  • 10.1.2018: Akses download dan update di iTunes dan Google Play dihentikan.
  • 10.18.2018: Layanan resmi ditutup.
  • 11.15.2018: Layanan Path berhenti beroperasi.

Pertanyaan selanjutnya, jika memang Path dipastikan tak lagi beroperasi dalam waktu dekat, lalu bagaimana dengan data-data pengguna di dalamnya?

Setelah layanan tutup, seluruh data kemungkinan besar akan dihapus. Jadi, Anda harus dengan segera mengirimkan permintaan salinan. Untuk melakukannya, ikuti langkah-langkah berikut ini.

Membuat Backup Data Path via Desktop

  • Untuk yang menggunakan desktop atau laptop, klik tautan berikut ini.
  • Kemudian masukkan alamat email yang valid dan Anda pakai untuk membuat akun di Path. Terakhir klik Send Request.

cara backup data akun path_1

  • Selanjutnya, Anda hanya perlu menunggu pesan elektronik lanjutan dari Path yang berisikan data-data akun.

Membuat Backup Data Path via Aplikasi Mobile

  • Jalankan aplikasi Path seperti biasa, kemudian tap menu profil bergambar hati di sebelah paling kanan atas.
  • Kemudian tap tombol Settings.

Screenshot_2018-09-17-15-05-00-005_com.path

  • Lalu tap menu Click here to backup your files.

Screenshot_2018-09-17-15-05-04-244_com.path

  • Di jendela popup, masukkan alamat email yang valid dan tap Send the request.

Screenshot_2018-09-17-15-05-14-803_com.path

  • Selesai, tunggu sampai Path mengirimkan data akun yang diminta melalui email Anda.

Selain menyediakan tools bagi pengguna untuk mengunduh data, Path juga menawarkan solusi untuk melakukan refund. Informasi lengkapnya bisa Anda baca di halam resmi Path.

Layanan Media Sosial Path Resmi Ditutup 18 Oktober Mendatang

Layanan media sosial Path resmi mengumumkan penutupan layanannya. Per tanggal 18 Oktober mendatang, Path tidak lagi bisa diakses. Sebelum tanggal tersebut, di laman About Us-nya Path menyediakan cara-cara untuk melakukan backup untuk data-data dan refund dana langganan, baik di platform iOS dan Android.

Di laman tersebut diinfokan bahwa per 1 Oktober pengguna tidak bisa lagi mengunduh aplikasi Path di iOS App Store dan Google Play. Setelah penutupan layanan tanggal 18 Oktober, layanan pelanggan Path bakal terus beroperasi hingga tanggal 15 November.

Path didirikan tahun 2010 dengan Co-Founder Dave Morin menjadi CEO-nya. Sempat populer di berbagai kawasan dan memperoleh dana sekitar $66 juta dari investor, di bulan Mei 2015 Path dijual ke pengembang platform messaging Kakao (Korea Selatan). Kakao mendirikan entitas di Singapura (Path Mobile Ptd Ltd) sebagai perusahaan induk baru dan memindahkan pusat pengembangan Path dari San Francisco ke Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Indonesia bisa dibilang adalah pasar terbesar Path. Kakao mencoba menggunakan Path sebagai leverage untuk melakukan penetrasi ke pasar Indonesia, setelah kegagalannya dengan KakaoTalk.

Keunikan Path, dibandingkan layanan serupa, adalah eksklusivitasnya. Awalnya jumlah teman di Path dibatasi hanya 150 orang, meski kemudian jumlahnya terus diperbesar. Meskipun demikian, setelah dipindah ke Asia Tenggara, Path tidak kunjung mendapatkan model bisnis yang tepat dan jumlah penggunanya tidak menunjukkan tren yang menggembirakan. Per tulisan ini dibuat, Path sudah tidak lagi masuk di jajaran aplikasi populer di Indonesia. Path sudah diunduh lebih dari 10 juta kali di Google Play.

Di awal tahun ini kami mendapatkan informasi jika Path mengembangkan sebuah tempat/space untuk komunitas. Pun jika kita melihat ke jajaran pegawai Path saat ini, kebanyakan adalah pekerja konten kreatif, termasuk videografi. Kami belum mendapatkan konfirmasi tentang bagaimana kelanjutan bisnis perusahaan, apakah bakal pivot dengan model bisnis baru atau tidak, dan bagaimana nasib pegawainya.

Application Information Will Show Up Here

Survei JakPat: Tingkat “Unfriend/Unfollow” di Media Sosial Masih Rendah Meski Dinamika Politik yang Memanas

JakPat kembali meluncurkan laporan Social Media Trend 2017 untuk Indonesia yang berdasarkan data kuartal pertama 2017. Selain popularitas Facebook dan Instagram yang makin sulit disaingi media sosial lain, hal menarik lain dalam laporan ini adalah bagaimana responden menyikapi soal “Unfriend” dan “Unfollow”, terutama berkaitan dengan dinamika politik tahun ini.

Mengambil data dari hampir 2000 responden, Secara umum laporan ini menunjukkan digdayanya Facebook dan Instagram dibandingkan platform media sosial lain. Disebutkan lebih dari 80% responden menggunakan Facebook dan Instagram dalam seminggu terakhir, sementara platform lain berkisar di bawah 50%. Selain dua platform tersebut, berturut-turut media sosial populer lainnya di Indonesia adalah Path, Twitter, dan LinkedIn.

Untuk sisi penggunaan aplikasi, pengguna Instagram, Path, dan Facebook disebut paling getol menggunakan aplikasi. Pengguna Twitter dan LinkedIn, di sisi lain, mulai banyak yang mengakses melalui browser, baik desktop maupun mobile.

Terkait soal keputusan unfriend atau unfollow, kebanyakan responden di beberapa media sosial menyebutkan tidak melakukan unfollow atau unfriend, meskipun dinamika politik akhir-akhir ini membuat media sosial memanas. Angka unfollow atau unfriend masih di bawah 15%

Secara umum, tiga alasan tertinggi responden memutuskan pertemanan di media sosial karena terlalu banyak postingan atau spam, tidak setuju dengan pandangan yang diberikan teman tersebut, dan informasi yang dibagikan tidak terlalu dibutuhkan.

Statistik penggunaan media sosial

Data menarik lainnya yang bisa didapat dari laporan JakPat adalah rataan jumlah teman di Facebook. Responden rata-rata memiliki sekitar 1000 teman di Facebook. Untuk umur, rata-rata umur teman yang dimiliki di Facebook paling banyak berusia 20-25 tahun kemudian diikuti usia 26-29 tahun.

Bergeser ke Instagram, JakPat dalam laporannya menyebutkan rata-rata responden mereka memiliki 370 pengikut dan rata-rata mengikuti 254 akun. Untuk media sosial yang dirancang untuk teman dekat, Path, rataan teman responden berada di kisaran 150 orang, dengan rentang usia paling banyak berada di 20-25.

Jakpat-Kebiasaan Penggunaan Media Sosial 2

Untuk mendapatkan versi penuh (berbayar) laporan JakPat ini, silakan akses tautan ini.

Path Menjaga Filosofi Layanan Sambil Tetap Berinovasi

Media sosial menjadi salah satu layanan digital yang memberikan pengaruh besar bagi kehidupan masyarakat luas, tak terkecuali di Indonesia. Layanan-layanan ternama seperti Twitter, Facebook, Instagram, Snapchat hingga Path. Semua nama-nama tersebut memiliki keunikan dan mempunyai alasan tersendiri untuk digunakan masyarakat di Indonesia.

Nama terakhir, Path, bahkan menjadi salah satu media sosial yang dalam perjalanannya diramaikan oleh pengguna di Indonesia. Mengusung konsep media sosial terbatas (jumlah teman/follower) Path mendapat tempat tersendiri di masyarakat Indonesia. Bahkan untuk tetap up to date dengan apa yang diinginkan masyarakat Path akhirnya merilis fitur baru, Coverstory yang serupa dengan fitur yang ada di media sosial lain.

Tren konten video yang ramai diadopsi aplikasi dan layanan media sosial lain membuat Path tak ingin ketinggalan. Path akhirnya beberapa waktu lalu memutuskan untuk merilis fitur CoverStory yang memudahkan para penggunanya berbagi konten video di timeline mereka. Produk Manager Path Jessica Siswadi kepada DailySocial menjelaskan dihadirkannya CoverStory ini merupakan bentuk tanggapan dari Path melihat tren video yang ada. Pihak Path juga ingin memberikan kesempatan bagi pengguna di Indonesia untuk bisa merangkul tran yang ada.

“[…] kami terus berusaha untuk membentuk jalan untuk mendukung dan memperkuat interaksi melalui inovasi terus menerus sambil menjaga nilai inti dari layanan kami yang merupakan sesuatu yang berharga untuk berbagi dengan orang-orang terkasih,” jelas Jessica.

Dari data internal Path disebutkan mereka terus mengalami beberapa perubahan yang signifikan yang akhirnya membawa banyak pengguna baru dan diperkenalkannya fitur-fitur baru. Fitur-fitur baru tersebut antara lain fitur #pathdaily, iklan, dan yang paling anyar fitur CoverStory dan Path Certified. Fitur-fitur ini dipercaya mampu mendongkrak jumlah pengguna Path.

Disebutkan kurang lebih di Path di Indonesia memiliki 10 juta pengguna aktif bulanan yang berbagi postingan mereka. Total ada sekitar 87 juta postingan setiap bulan dibuat, 60 juta cek in lokasi dan 900 emoticon digunakan setiap bulannya. Tak heran jika akhirnya Path memutuskan untuk membuat layanan iklan bekerja sama dengan Adplus.

Jessice menyebutkan bahwa kehadiran layanan bisnis iklan Path Track yang dimulai sejak Desember tahun lalu ini mendapatkan respon positif dan mengalami pertumbuhan yang sehat. Dilihat dari banyaknya brand besar yang memanfaatkan iklan di Path. Dalam kesempatan ini Jessica juga menjelaskan pihaknya membuka kesempatan untuk bisnis dengan ukuran yang lebih kecil untuk beriklan di Path.

“Kami juga mencoba untuk memperkenalkan model bisnis lain yang user friendly dengan #pathdaily, produk iklan dari Path yang sejalan dengan inti ide Path. Kami memiliki kampanye viral ini dengan Danone di #AdaAQUA yang bekerja pada sistem #pathdaily. Kami percaya jenis produk iklan ini mampu memaksimalkan virality kampanye dan itu adalah sesuatu yang pengguna dapat menikmatinya dengan teman-teman mereka arena memiliki keterlibatan di dalamnya. Akhirnya menguntungkan mitra bisnis kami dengan cara yang kreatif, ” papar Jessica.

Path tampaknya terus mengadopsi apa yang tengah populer di masyarakat dengan menerapkannya pada ide awal Path yang menjaga hubungan dari lingkaran kecil pertemanan yang ada. Dengan demikian adopsi kekinian yang dilakukan Path melalui fitur-fiturnya tidak akan melunturkan filosofi atau alasan Path masih digunakan oleh masyarakat Indonesia. Sesuai dengan tagline mereka, Beautiful Private Sharing.

Application Information Will Show Up Here

Path Gandeng Adplus untuk Pemasaran Inventori Iklan

Layanan media sosial Path menggandeng Adplus sebagai mitra eksklusif untuk pemasaran inventori iklan di platform-nya. Penunjukkan ini disebutkan karena pengalaman Adplus di sektor periklanan digital. Yang menarik, Adplus dan Path kini sama-sama dimiliki perusahaan Korea Selatan. Path diakuisisi Kakao, sementara Adplus oleh Yello Mobile.

Tidak mudah memang bagi perusahaan media sosial untuk mendulang iklan di tengah dominasi Facebook dan Google. Twitter saja keteteran dalam persaingan ini. Path berusaha memanfaatkan keunggulannya di sisi engagement sebagai media sosial tertutup, khususnya untuk konsumen Indonesia. Indonesia kini memiliki jumlah pengguna Path terbesar di dunia dengan jumlah pengguna di Indonesia lebih dari 10 juta.

Sebelumnya Path meluncurkan platform periklanan Path Track, tapi kemitraan dengan Adplus menunjukkan mereka membutuhkan bantuan agensi digital di sektor ini.

Selain melalui iklan, sumber monetisasi Path adalah penjualan gimmick digital dalam bentuk filter foto dan stiker. Meskipun populer, pendapatan digital Path belum signifikan. Berdasarkan data Top Grossing App Store di Indonesia, Path hanya berada di posisi ke-99, sangat jauh jika dibandingkan LINE dan Bigo Live.

Application Information Will Show Up Here

Path Track, Jalan Monetisasi Baru Media Sosial Path

Seminggu yang lalu, 20 Oktober 2016, Path meluncurkan advertising platform bernama Track yang memungkinkan brand untuk memasang iklan dan tampil di timeline pengguna Path. Meski meluncur dalam senyap dan bisa dikatakan terlambat, namun Path optimis Track bisa diterima di tengah masyarakat, terutama di Indonesia yang menjadi pasar paling penting bagi Path.

Path lahir dari tangan Shawn Fanning dan Dave Morin pada 2010 dan sempat menjadi hype di Sillicon Valley karena mengedepankan nilai-nilai “simplicity, quality, dan privacy”. Seiring berjalannya waktu, Path ternyata tak begitu diterima di rumahnya sendiri dan sambutan hangat justru datang dari negeri yang jauh dari rumah, yaitu Indonesia. Hal ini pula yang menjadi salah satu alasan Path menerima pinangan Daum Kakao pada tahun lalu dan Dave pun mulai fokus dengan lembaran barunya.

[Baca juga: Apa Itu Path, Sejarah dan Fitur-fitur Utamanya?]

Pun begitu, tidak ada banyak perubahan yang berarti setelah hampir satu tahun Path menerima pinangan Daum. Memang ada beberapa pembaruan dari sisi tampilan dan fitur, tapi di luar Path Premium dan berjualan item virtual secara eceran, praktis belum ada inovasi monetisasi yang baru. Akhirnya pertengahan Oktober kemarin Path memutuskan untuk meluncurkan secara resmi ads platform mereka yang bernama Track.

Screenshot sponsored content di Path / DailySocial
Screenshot sponsored content di Path / DailySocial

Perkara memonetisasi layanan Path melalui iklan sebenarnya bukan barang baru. Ketika Dave masih menakhodai Path, dia menyatakan kemungkinan untuk mendapat revenue dari iklan memang ada. Meskipun demikian, Dave menegaskan bahwa iklan tersebut harus dapat terpasang dengan pas dalam etos jaringan pengguna yang berarti konten iklan harus berkaitan dengan konten pengguna atau menggunakan model opt-in.

[Baca juga: Pelajaran yang Dapat Dipetik dari Pengakuisisian Path]

Dalam keterangan yang kami terima, pihak Path sendiri mengakui bahwa ada banyak orang yang concern terhadap iklan yang akan tampil. Namun, mereka berjanji untuk tetap memberikan pengalaman terbaik dalam penggunaan Path dengan menampilkan iklan layaknya posting-an teman dalam jaringan.

Pada kenyataannya, sejauh ini memang seperti itu. Iklan yang tampil dalam Path termasuk dalam model native ads – tampil tersamar layaknya konten umum. Dari sisi UI/UX tidak jauh berbeda dengan Instagram Ads, Twitter Ads, atau Facebook Ads. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah konsep iklan Path ini akan bekerja dengan baik memberikan pendapatan signifikan bagi perusahaan?

Saya memang tidak bisa memberikan jawaban pasti, seperti “ya” atau “tidak, karena masa depan itu dinamis dan selalu berubah. Namun jika dilihat dari sisi potensi, kemungkinan itu ada – terutama untuk pasar Indonesia.

Dalam survei terbaru yang diterbitkan JakPat tentang tren media sosial di Indonesia, Path mampu keluar sebagai salah satu media sosial populer di tanah air. Ia menempati posisi empat dengan persentase 26 persen, tidak terpaut jauh dari Twitter yang ada di posisi tiga dengan persentase 28 persen.

Di sisi lain, Path sendiri mengklaim saat ini pihaknya memiliki 10 juta pengguna aktif di Indonesia yang terdiri dari profesional muda perkotaan dengan kecenderungan konsumsi yang tinggi. Sebagian besar penggunanya pun (59%) berada di usia 20-an.

Statistik pengguna Path di Indonesia / Path
Statistik pengguna Path di Indonesia / Path

Jangkauan segmen konsumen yang luas dan memiliki kemampuan untuk menjadi platform rekomendasi yang kuat bagi jaringan pertemanan untuk berbagi selera yang asli inilah yang menjadi salah satu alasan Path untuk meluncurkan Track.

Sejauh ini, yang saya rasakan Path adalah platform media sosial yang sangat tertutup dan terbatas untuk kenalan dekat saja. Alasanya sederhana, bila di media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Twitter pengguna bisa mengikuti akun official suatu brand dan bisa menjadi referensi mesin untuk menampilkan iklan, di Path ceritanya akan lain.

Tidak ada akun official dari suatu brand yang dapat diikuti pengguna di Path. Jadi, pertanyaan mengenai bagaimana iklan akan tepat sasaran pun masih menggantung di kepala.

Terlepas dari keraguan yang ada, potensi ads platform dalam media sosial memang menggiurkan. Dalam survei beberapa waktu lalu, terbukti iklan Facebook dan Instagram mampu memberikan dampak yang signifikan mendorong keputusan penggunanya untuk berbelanja online.

Path sendiri menggantungkan harapannya ke Track sebagai jalan baru dalam memonetisasi layanan agar bisa financially-sustainable di masa depan. Pun demikian, pelaksanaannya tetap menjaga nilai-nilai inti Path agar bisa terus tumbuh beriringan bersama pengguna dan rekan bisnisnya.

Application Information Will Show Up Here

 

Path untuk Android Kini Punya Tampilan Baru yang Lebih Segar

Setelah sebelumnya menghadirkan kembali fitur messaging di dalam aplikasinya, jejaring sosial Path kini kembali memperkenalkan sejumlah fitur menarik dalam update terbaru versi Android-nya.

Pembaruan yang paling mencolok adalah desain tampilan anyar yang lebih segar sekaligus lebih mudah dinavigasikan. Lewat tampilan baru ini, pengguna dapat mengakses berbagai fitur Path hanya dengan menggeser ke kiri atau kanan.

Selanjutnya, Path turut menghadirkan fitur streaming video, dimana pengguna tidak lagi diharuskan mengunduh terlebih dahulu untuk bisa menikmati momen video yang dibagikan oleh teman-teman mereka. Saat terhubung ke Wi-Fi, video akan diputar secara otomatis.

Untuk pengguna yang gemar bercakap-cakap, Path kini telah mengusung fitur mention di bagian komentar. Cukup ketikkan simbol “@”, maka Path akan menampilkan rekomendasi daftar teman berdasarkan siapa saja yang berada dalam momen tersebut. Tidak kalah penting, Path kini juga akan mengingatkan pengguna terkait ulang tahun teman-teman mereka.

Secara keseluruhan, update ini dapat memberikan pengalaman yang lebih sempurna buat pengguna Path. Melengkapi semua itu adalah fitur in-app browser, dimana berbagai macam tautan bisa dibuka tanpa harus keluar dari aplikasi Path itu sendiri. Untuk menikmati fitur-fitur baru ini, silakan langsung update aplikasi Path lewat Google Play.

Application Information Will Show Up Here

Via Update Terbaru, Berbalas Pesan di Path Tak Lagi Perlu Beralih Aplikasi

Co-founder Dave Morin pernah menyampaikan bahwa visi Path ialah membangun jejaring sosial berkualitas yang memberikan kenyamanan bagi pengguna. Seiring perjalanan, Path memperluas fitur-fitur di layanan mereka termasuk menyediakan app Path Talk sebagai respons meningkatnya pemakaian fungsi messaging. Niatnya, agar kegiatan pengiriman pesan jadi lebih personal.

Delapan bulan selepas akuisisi Daum Kakao, perusahaan internet Korea Selatan itu menetapkan arahan baru bagi Path. Developer mengumumkan, lewat update Path 5, pengguna di platform iOS dan Android bisa saling bertukar pesan dengan mudah tanpa perlu beralih aplikasi. Dari penjelasan mereka, langkah ini merupakan salah satu cara untuk ‘mendekatkan para user‘.

Melalui fitur messaging terintegrasi, Anda dipersilakan berkirim pesan ke sesama teman, baik satu per satu maupun di grup. Kapabilitas ini didesain supaya aksesnya simpel dan tidak memberatkan handset, diklaim menawarkan pengalaman seamless. Proses messaging dapat dilakukan langsung ketika Anda sedang berada di timeline. Dan demi menjaga privasi, semua pesan terhapus secara otomatis dalam waktu tujuh hari.

Path Massage 01

“Kami percaya bahwa hubungan kita dengan orang-orang tersayang sangatlah penting,” tutur Alex Kim selaku Head of Path Indonesia lewat rilis pers. “Path mempunyai keinginan agar messaging bisa membawa kita lebih dekat dengan sahabat, kekasih dan keluarga. Fokus pada aspek kekerabatan itu, sebuah faktor penting dalam sosial media, kami akan segera memperkenalkan fitur baru tersebut ke pengguna.”

Jadi apa saja yang ditawarkan oleh kemampuan messaging baru ini? Dengannya, Anda dapat berbagi info lokasi melalui satu kali tap. Lalu kita bisa menggunakan stiker, mengirimkan rekaman suara (personal atau ke grup), serta sharing foto. Tentu saja Anda hanya dapat chat ke teman-teman di daftar circle.

Path Messaging

Path turut menerangkan alasan mereka mengembalikan messaging. Faktor terbesar ternyata adalah permintaan pelanggannya sendiri. Mereka menyadari, keharusan transisi dari app ke app kadang menjengkelkan. Menariknya, Path Talk tetap beroperasi seperti biasa. Developer bilang, Talk menyimpan fitur-fitur yang lebih canggih misalnya status ambient serta kemampuan untuk berinteraksi dengan user di luar daftar teman.

Perlu Anda ketahui, mantan CEO Dave Morin sempat bilang, ia sudah tidak lagi terlibat dalam pengembangan Path. Berdasarkan info di laman LinkedIn miliknya, Morin berhenti dari Path sejak Juni 2015 – saat proses akuisisi oleh Daum Kakao rampung.

Sumber tambahan: Tech Crunch.

KakaoTalk Berangsur Mundur dari Indonesia, Tahun Depan Fokus ke Path

Kakao mulai mengkonfirmasi mundurnya layanan messaging KakaoTalk dari Indonesia. Melalui statusnya di Facebook Page KakaoTalk Indonesia, mereka memutuskan untuk menutup akun tersebut. Pun setali tiga uang dengan akun Twitter-nya yang praktis tidak ada kegiatan sejak akhir September lalu. Menurut informasi yang kami peroleh, tahun depan tim lokal bakal fokus mengembangkan Path yang masih memiliki basis konsumen kuat di Indonesia.

Rumor soal hengkangnya KakaoTalk dari Indonesia sudah kami dengar dua bulan belakangan. Beberapa sumber menyebutkan pegawai yang dulu menggunakan kartu pegawai berwarna kuning (khas Kakao), kini mulai berganti ke warna merah (khas Path).

Informasi dari negeri asalnya Korea Selatan pun menyebutkan KakaoBank, bank virtual yang dikembangkan oleh konsorsium teknologi yang dipimpin Kakao, nantinya bakal masuk ke Indonesia melalui Path.

Sejauh ini, kami belum mendapatkan konfirmasi langsung dari tim Kakao Indonesia.

kakaotalk_indonesia_tutup

Bagi Kakao, Indonesia adalah pasar yang sangat penting. co-CEO Kakao waktu itu, Sirgoo Lee, sempat mengklaim pengguna di Indonesia adalah pengguna KakaoTalk terbesar kedua di dunia setelah Korea Selatan dengan 13 juta pengguna terdaftar. Mereka berharap KakaoTalk akan berangsur menjadi layanan messaging terbaik di Indonesia. Itu terjadi sekitar dua tahun yang lalu.

Tahun 2015 bisa dibilang tahun yang suram bagi Kakao di Indonesia. Mereka hampir tak terdengar di kancah messaging di Indonesia, kalah bersaing dengan WhatsApp, LINE, Telegram, dan bahkan BlackBerry Messenger yang menolak untuk takluk dengan kehadiran BBM Money yang menyasar segmen e-commerce.

Salah satu upaya Kakao untuk tetap eksis di Indonesia adalah akuisisi terhadap Path yang konsumen terbesarnya berada di Indonesia. Meskipun sejauh ini belum ada manuver bisnis yang dilakukan Kakao untuk Path, masih tingginya engagement konsumen Indonesia di Path membuat Kakao harus berpikir ulang tentang strateginya di Indonesia.

Untuk menguasai pasar Indonesia, Path mungkin menjadi satu-satunya harapan Kakao.