Blue Satellite Adalah Headphone Bluetooth dengan Headphone Amp Terintegrasi

Anda mungkin kurang begitu mengenal brand audio bernama Blue, tapi mereka yang menggeluti industri rekaman maupun podcasting pastinya sudah tidak asing dengan produsen mikrofon asal Amerika Serikat ini. Baru sekitar tiga tahun yang lalu, Blue melebarkan sayapnya ke ranah headphone, dan tahun ini mereka sudah siap untuk memasarkan headphone Bluetooth perdananya.

Diumumkan pertama kali pada ajang CES 2017, headphone bernama Blue Satellite ini punya desain yang cukup elegan. Blue tampaknya tidak mau setengah-setengah dalam menggarap headphone jenis over-ear ini. Selain teknologi active noise cancelling (ANC), Blue turut membekali Satellite dengan sebuah headphone amp.

Semua tombol pengoperasiannya tertanam di sisi earcup kiri dan kanan / Blue
Semua tombol pengoperasiannya tertanam di sisi earcup kiri dan kanan / Blue

Layaknya portable headphone amp besutan Fiio, V-MODA dan lain sebagainya, fungsi utamanya di sini adalah untuk meningkatkan kualitas suara dengan menyalurkan output daya yang lebih maksimal. Pastinya fitur ini berpengaruh ke ketahanan baterai, namun pengguna bisa mematikannya saat tidak membutuhkan, seperti ketika mendengarkan podcast misalnya.

Teknologi ANC-nya sendiri bukan sembarangan, sebab Blue telah menanamkan driver terpisah untuk fitur ini. Lebih lanjut, pengalaman Blue dalam mengembangkan mikrofon setidaknya bisa menjadi jaminan atas kinerja fitur noise cancelling-nya.

Perangkat dapat dilipat mendatar supaya mudah disimpan dan dibawa-bawa / Blue
Perangkat dapat dilipat mendatar supaya mudah disimpan dan dibawa-bawa / Blue

Pengoperasiannya mengandalkan sederet tombol di sisi earcup kiri dan kanannya. Di kiri, ada tombol untuk Bluetooth, headphone amp dan ANC; sedangkan di kanan ada tombol untuk mengatur volume, playback sekaligus untuk menerima panggilan telepon.

Konektivitas Bluetooth 4.1 yang digunakan punya dampak positif terhadap daya tahan baterai, dimana Satellite diklaim sanggup beroperasi selama 24 jam nonstop. Namun kalau Anda mengaktifkan fitur ANC sekaligus headphone amp-nya, daya tahan baterainya akan turun drastis menjadi sekitar 8 jam saja.

Blue Satellite saat ini sudah dipasarkan seharga $400. Ia tersedia dalam dua pilihan warna: hitam atau putih dengan aksen coklat.

Sumber: Engadget.

Beyerdynamic Xelento Wireless Sajikan Performa Kelas Audiophile dengan Kenyamanan Wireless

Kualitas suara kelas audiophile dan konektivitas wireless kerap dianggap sebagai dua hal yang bertolak belakang. Namun Beyerdynamic menolak untuk beranggapan demikian. Ahli audio asal Jerman yang sudah sangat berpengalaman ini membuktikannya lewat Xelento Wireless.

Sesuai namanya, ia merupakan versi nirkabel dari earphone premium bernama Xelento Remote yang diperkenalkan pada event CES bulan Januari lalu. Beyerdynamic yakin superioritas di bidang kualitas suaranya tetap bisa dipertahankan walaupun harus mengadopsi teknologi wireless.

Untuk itu, Beyerdynamic telah menanamkan transducer Tesla pada masing-masing earpiece milik Xelento Wireless. Menyokong inovasi engineering ini adalah chipset Bluetooth yang telah mendukung codec aptX HD. Pun demikian, saat digunakan bersama iPhone maupun perangkat lain yang tidak mendukung codec tersebut, Xelento Wireless akan otomatis beralih ke aptX biasa atau AAC.

Desain premium dipadukan dengan kualitas suara kelas atas dan konektivitas wireless tentunya harus ditebus dengan harga yang tinggi / Beyerdynamic
Desain premium dipadukan dengan kualitas suara kelas atas dan konektivitas wireless tentunya harus ditebus dengan harga yang tinggi / Beyerdynamic

Baik chip Bluetooth maupun baterainya disimpan dalam tabung aluminium yang ada pada ujung kabelnya. Silinder kecil ini bisa dijepitkan ke baju, sedangkan baterainya diperkirakan bisa bertahan selama lima setengah jam penggunaan, dengan charging yang mengandalkan sambungan micro USB – Anda tetap bisa menyambungkan kabel dengan jack 3,5 mm saat baterainya habis.

Sisanya, perangkat ini identik dengan Xelento Remote yang punya banderol harga abnormal di angka $999. Beyerdynamic Xelento Wireless sendiri sudah dilepas ke pasaran seharga $1.199. Kaum audiophile sebaiknya segera menyiapkan tabungan mereka.

Sumber: The Verge dan Beyerdynamic.

Harman Kardon Invoke Adalah Speaker Pintar dengan Integrasi Cortana

Setelah meluncurkan teaser untuk speaker berbekal integrasi Cortana menjelang akhir tahun lalu, Harman Kardon akhirnya memperkenalkan perangkat tersebut secara resmi. Dijuluki Invoke, ia mengikuti tren speaker pintar yang dipelopori oleh Amazon Echo, lalu disusul oleh Google Home.

Secara fisik ia mirip seperti speaker Bluetooth pada umumnya, mengusung desain silindris guna menyebarkan suara ke segala sudut. Sepasang passive radiator diberi tanggung jawab untuk menghasilkan dentuman bass yang mantap, sedangkan kinerjanya secara menyeluruh disokong oleh tiga woofer dan tiga tweeter.

Namun tentu saja yang paling layak disorot adalah integrasi asisten virtual besutan Microsoft itu. Di sini Harman telah melengkapinya dengan total 7 mikrofon guna memastikan Cortana dapat mendengar instruksi Anda secara jelas dalam berbagai macam kondisi.

Harman Kardon Invoke tersedia dalam dua pilihan warna / Harman Kardon
Harman Kardon Invoke tersedia dalam dua pilihan warna / Harman Kardon

Berkat Cortana, Invoke dapat Anda pakai untuk mengatur kalender, membuat reminder, mengecek kondisi lalu lintas, memantau berita terkini, dan masih banyak lagi. Anda pun juga bisa mengendalikan perangkat smart home yang kompatibel dengan Invoke, semuanya cukup dengan menggunakan perintah suara.

Harman Kardon Invoke rencananya bakal dipasarkan di Amerika Serikat mulai musim semi mendatang, sayang sejauh ini belum ada informasi terkait harganya. Pertimbangannya sebenarnya sederhana saja: kalau Anda rutin berinteraksi dengan Cortana, Invoke layak menjadi pilihan. Tapi kalau tidak, masih ada Alexa di Echo dan Google Assistant di Google Home.

Sumber: Business Wire.

Beoplay P2 Ialah Speaker Bluetooth Terkecil dari Bang & Olufsen

Tahun lalu, Bang & Olufsen meluncurkan speaker Bluetooth terkecilnya, Beoplay A1. Tahun ini, ahli audio asal Denmark tersebut rupanya punya speaker Bluetooth yang bahkan lebih ringkas lagi, yakni Beoplay P2.

Dimensi P2 tidak jauh lebih besar dari kebanyakan phablet. Fisiknya juga lebih mirip carrying case untuk earphone ketimbang speaker. Namun mengingat ini merupakan produk besutan B&O, kualitas suara tetap menjadi prioritas utama terlepas dari ukurannya yang mini.

B&O bahkan telah merevisi mid-woofer milik A1 dan menyematkannya pada P2. Kinerjanya juga ditopang oleh tweeter berukuran 0,75 inci, lagi-lagi sama seperti yang terdapat pada Beoplay A1. Semua ini diposisikan supaya suara bisa menyebar secara 360 derajat, satu lagi kemiripan P2 dengan A1.

Meski kecil, Beoplay P2 tetap tidak kompromi soal kinerja dan siap menyebar suara ke segala sudut / Bang & Olufsen
Meski kecil, Beoplay P2 tetap tidak kompromi soal kinerja dan siap menyebar suara ke segala sudut / Bang & Olufsen

Meski bentuk keduanya jelas berbeda, sejumlah elemen desain P2 dan A1 sebenarnya masih mirip-mirip. Utamanya adalah penggunaan material aluminium sebagai rangka bodinya. Strap berbahan kulit turut hadir di sini guna semakin memudahkannya dibawa-bawa.

Yang unik dari P2 adalah absennya tombol kontrol fisik. Jadi selain dioperasikan via aplikasi pendamping Beoplay di smartphone, P2 ternyata telah mengemas panel sentuh pada rangka aluminiumnya. Cukup Anda ketuk dua kali atau kocok perangkatnya, maka Anda bisa mengaktifkan fungsi play, pause, skip track, mengganti profil suara atau bahkan memanggil asisten virtual di ponsel.

Mengikuti standar terkini, Beoplay P2 mengandalkan port USB-C untuk charging / Bang & Olufsen
Mengikuti standar terkini, Beoplay P2 mengandalkan port USB-C untuk charging / Bang & Olufsen

Soal konektivitas, Beoplay P2 mengandalkan Bluetooth 4.2. Baterainya diklaim bisa bertahan sampai 10 jam nonstop, sedangkan charging-nya memakan waktu sekitar 2 jam menggunakan kabel USB-C.

Bang & Olufsen saat ini sudah memasarkan Beoplay P2 seharga $169, jauh lebih murah ketimbang A1 yang dihargai $249. Pilihan warna yang tersedia ada tiga: Sand Stone, Royal Blue dan Black.

Sumber: Engadget.

Urbanears Luncurkan Headset Bluetooth Berdesain Cantik Sekaligus Fungsional

Produsen headphone asal Swedia, Urbanears, kembali memperkenalkan produk terbarunya. Kali ini berupa earphone untuk kategori sport dan berkonektivitas Bluetooth. Perangkat bernama Stadion ini sekaligus melengkapi lini Urbanears Active yang ditujukan buat para penggemar olahraga.

Stadion menganut gaya desain neckband yang memang populer untuk kategori sport, mirip seperti yang ditawarkan V-MODA baru-baru ini. Pun begitu, Urbanears telah menyematkan sejumlah aspek fungsional pada desain neckband yang tahan keringat ini.

Kabel berbentuk koilnya yang fleksibel dilengkapi garis-garis reflektif supaya pengguna tetap mudah dipantau di malam hari / Urbanears
Kabel berbentuk koilnya yang fleksibel dilengkapi garis-garis reflektif supaya pengguna tetap mudah dipantau di malam hari / Urbanears

Utamanya adalah kabel berwujud koil yang fleksibel yang dapat diadaptasikan dengan bentuk kepala pengguna; tidak terlalu kencang, tapi juga tidak terlalu longgar. Prinsip ergonomis ini turut didukung oleh earpiece yang dilengkapi semacam penjepit supaya tidak mudah terlepas meski pengguna sedang beraktivitas secara intensif.

Menarik juga untuk diperhatikan adalah garis-garis reflektif pada kabel koil itu tadi yang dimaksudkan supaya pengguna tetap mudah dipantau oleh pengguna jalan saat jogging di malam hari misalnya. Awalnya mungkin terlihat sebagai elemen kosmetik semata, tapi ternyata ada aspek fungsionalnya juga.

Tiga tombol pengoperasian di belakang neckband dapat dipakai untuk mengatur volume atau menerima panggilan telepon / Urbanears
Tiga tombol pengoperasian di belakang neckband dapat dipakai untuk mengatur volume atau menerima panggilan telepon / Urbanears

Pengoperasiannya mengandalkan tiga tombol yang tertanam di belakang neckband, baik untuk membesar-kecilkan volume atau menerima panggilan telepon. Koneksinya sendiri mengandalkan Bluetooth 4.0, dengan daya tahan baterai hingga 7 jam nonstop.

Seperti produk Urbanears lainnya, Urbanears Stadion juga tersedia dalam berbagai pilihan warna: biru, peach, hitam dan putih. Ia sekarang sudah dipasarkan seharga $99.

Sumber: Digital Trends.

Master & Dynamic Luncurkan Speaker Bluetooth Perdananya yang Terbuat dari Beton

Selama sekitar empat tahun berkiprah di industri audio, Master & Dynamic hanya berfokus pada sejumlah model headphone dan earphone saja. Meski lini produknya baru sedikit, konsumen rupanya sudah cukup mengenal image yang ingin dibangun oleh M&D, yakni keseimbangan antara desain, build quality dan tentu saja kualitas suara.

Tahun 2017 ini, sang pabrikan asal AS tersebut sudah siap keluar dari zona nyamannya dan merambah segmen speaker Bluetooth. Pun demikian, rute yang mereka ambil sedikit berbeda dari, misalkan V-MODA yang juga baru memperkenalkan speaker perdananya, dimana M&D sama sekali tidak mementingkan aspek portabilitas.

Buah idealisme mereka adalah Master & Dynamic MA770, sebuah speaker yang terbuat dari beton utuh yang dipahat hingga penampilannya cukup eksotis. M&D tidak main-main saat menyinggung soal beton utuh, sebab perangkat ini memang berbobot 16 kg dan jauh dari definisi portable.

Dimensinya pun juga cukup besar, tepatnya 410 x 510 x 245 mm. Dengan demikian, fungsi MA770 lebih mengarah ke speaker sekaligus dekorasi ruangan ketimbang speaker yang selalu Anda bawa-bawa ke mana saja.

Dalam bodi betonnya, tertanam sepasang woofer 4 inci berbahan Kevlar dan tweeter 1,5 inci berbahan titanium / Master & Dynamic
Dalam bodi betonnya, tertanam sepasang woofer 4 inci berbahan Kevlar dan tweeter 1,5 inci berbahan titanium / Master & Dynamic

Soal performa, M&D telah membenamkan sepasang woofer yang masing-masing berukuran 4 inci dan terbuat dari Kevlar, plus sebuah tweeter 1,5 inci berbahan titanium. Didukung oleh amplifier Class D berdaya 100 watt, perpaduan ini sanggup mengisi ruangan besar sekalipun dengan volume yang cukup keras.

Yang mungkin menjadi pertanyaan, mengapa harus beton? M&D ternyata punya alasan fungsional, dimana menurut mereka beton lebih efektif dalam meredam getaran ketimbang kayu atau plastik. Alhasil, saat speaker diputar dalam volume maksimum, meja tempatnya berada tidak akan ikut bergetar karena semuanya telah diserap oleh bodi betonnya.

Desain MA770 yang geometris membuatnya tampak unik sekaligus elegan / Master & Dynamic
Desain MA770 yang geometris membuatnya tampak unik sekaligus elegan / Master & Dynamic

Semua tombol pengoperasiannya ditempatkan di bagian bawah wajahnya. Grille berbahan baja yang berada di atasnya bisa dilepas seandainya pengguna ingin memamerkan kalau speaker ini benar-benar terbuat dari beton, atau dipasangkan kembali dengan mudah berkat bantuan magnet yang tertanam.

Selain Bluetooth 4.1, MA770 turut mengemas dukungan Chromecast secara built-in, dan pengguna bahkan juga bisa menyambungkan dua speaker menjadi konfigurasi stereo. Jack 3,5 mm maupun input optical audio juga tersedia di belakang seandainya dibutuhkan.

Pre-order MA770 saat ini sudah dibuka dengan banderol harga sebesar $1.800. Dengan harga segitu, mungkin ia lebih pantas dikategorikan sebagai furniture yang kebetulan bisa berfungsi sebagai speaker.

Sumber: The Verge.

Bose Luncurkan Speaker Bluetooth Baru, SoundLink Revolve

Bose kembali meluncurkan speaker Bluetooth baru, kali ini diklaim sebagai karya terbaik mereka. Bose mengaku merancang speaker bernama SoundLink Revolve ini dari nol, dengan prioritas pada aspek portabilitas, daya tahan baterai, dan tentu saja kualitas suara.

Desainnya sepintas tampak seperti Google Home versi kurus. Konstruksi silindris tersebut terbuat dari bahan aluminium utuh, bukan semata untuk nilai estetika saja, tapi juga sebagai penopang durabilitasnya. Secara keseluruhan, Revolve tahan cipratan air dengan sertifikasi IPX4.

Namun yang lebih menarik justru tersembunyi di dalam. Bose membekali Revolve dengan sepasang passive radiator guna menyuguhkan bass yang bertenaga. Menurut Bose, Revolve sanggup menghasilkan suara yang sangat keras terlepas dari ukurannya, disebar ke seluruh sudut ruangan tanpa terkendala distorsi.

Khusus SoundLink Revolve+ yang lebih bongsor, terdapat handle di bagian atasnya / Bose
Khusus SoundLink Revolve+ yang lebih bongsor, terdapat handle di bagian atasnya / Bose

Seandainya Revolve masih kurang keras, ada alternatif lain yaitu Revolve+. Dibanding Revolve yang berdiameter 82,5 mm dan setinggi 152 mm, Revolve+ lebih bongsor dengan diameter 101 mm dan tinggi 184 mm. Ukuran yang lebih besar merupakan jaminan atas performanya yang lebih superior lagi.

Baterai yang dikemas tentu saja juga lebih besar. Bose mengklaim Revolve sanggup beroperasi selama 12 jam nonstop, sedangkan Revolve+ bisa sampai 16 jam. Supaya mudah dibawa-bawa bepergian, Revolve+ dilengkapi sebuah handle pada bagian atasnya.

Panel kontrol Revolve mencakup sebuah tombol multi-fungsi yang bisa dipakai untuk mengaktifkan Siri atau Google Assistant tanpa perlu membuka smartphone / Bose
Panel kontrol Revolve mencakup sebuah tombol multi-fungsi yang bisa dipakai untuk mengaktifkan Siri atau Google Assistant tanpa perlu membuka smartphone / Bose

Kedua model sama-sama mengemas panel kontrol di atasnya. Karena perangkat dilengkapi mikrofon, pengguna dapat memanggil Siri atau Google Assistant dengan menekan tombol multi-fungsi milik Revolve. Bose tak lupa membenamkan chip NFC guna memudahkan proses pairing, dan pengguna juga dapat menyambungkan dua unit Revolve sekaligus menjadi setup stereo.

Bose SoundLink Revolve dan Revolve+ saat ini sudah dipasarkan seharga $199 dan $299. Pilihan warnanya cuma ada dua, yakni hitam atau silver.

Sumber: Bose.

Astell & Kern Kann Siap Jalankan File Audio Paling Hi-Res yang Anda Punyai

Astell & Kern tidak punya banyak pesaing di segmen portable music player (PMP) kelas high-end. Selama beberapa tahun mereka cukup rajin menelurkan produk-produk untuk memuaskan obsesi para audiophile, dan di tahun 2017 ini mereka belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.

Sebagai buktinya, lahirlah Astell & Kern Kann, PMP terbaru yang secara spesifik dirancang sebagai perangkat all-rounder, namun di saat yang sama tidak melupakan standar audiophile yang selama ini diusung brand asal Korea Selatan tersebut.

Kriteria tersebut mereka penuhi lewat chip DAC tunggal AKM AK4490 yang sanggup mengolah file audio Hi-Res hingga resolusi 32-bit/382 kHz, jauh lebih tinggi ketimbang yang ditawarkan Astell & Kern AK70, yang sendirinya sudah berada di atas rata-rata. Sebuah amplifier terintegrasi dipercaya untuk menyuplai daya bahkan bagi headphone yang paling ‘rakus’ (berimpedansi tinggi) sekalipun.

Desain khas Astell & Kern masih bertahan: panel depan didominasi layar, ditemani kenop volume di sebelah kanan / Astell & Kern
Desain khas Astell & Kern masih bertahan: panel depan didominasi layar, ditemani kenop volume di sebelah kanan / Astell & Kern

Secara fisik Astell & Kern masih mempertahankan gaya desainnya yang cukup khas: panel depan didominasi layar, dengan kenop volume di sebelah kanan. Namun khusus untuk Kann ini, saya melihatnya sepintas seperti power bank buatan pabrikan mobil Lamborghini.

Bodinya memang cukup tebal, tepatnya setebal 25,6 mm. Namun di baliknya tertanam baterai berkapasitas 6.200 mAh, yang diperkirakan sanggup bertahan selama 14 jam nonstop. Bodi yang besar ini juga memungkinkan Astell & Kern untuk menjejalkan konektivitas yang melimpah pada Kann.

Kann mengemas sepasang output headphone; satu 3,5 mm dan satu lagi 2,5 mm bersifat balanced. Sebuah port micro USB bisa dimanfaatkan untuk mengirim output audio via USB, atau memperlakukan perangkat sebagai USB DAC. Untuk keperluan transfer data dan charging, Kann sudah mengandalkan standar terbaru yaitu USB Type-C.

Selain mengemas memory internal, Kann juga siap mengakomodasi micro SD dan SD card sekaligus / Astell & Kern
Selain mengemas memory internal, Kann juga siap mengakomodasi micro SD dan SD card sekaligus / Astell & Kern

Perangkat dibekali memory internal sebesar 64 GB, akan tetapi pengguna dapat memperluasnya lebih lagi dengan bantuan micro SD (sampai 256 GB) dan SD card (sampai 512 GB), sehingga jika ditotal Anda punya sekitar 832 GB untuk menyimpan file audio Hi-Res yang rata-rata memang berukuran sangat besar.

Astell & Kern tidak melupakan penikmati headphone Bluetooth, dimana Kann sudah mendukung codec aptX HD yang diyakini lebih superior ketimbang aptX standar. Pengoperasiannya sendiri mengandalkan layar sentuh beresolusi 800 x 480, dengan sistem operasi Android yang telah dimodifikasi.

Seperti halnya produk Astell & Kern lain, Kann tidak ditujukan untuk semua konsumen, apalagi mengingat harganya dipatok $999. Anda harus benar-benar termasuk sebagai penikmat musik yang serius seandainya Anda rela mengucurkan dana sebesar itu untuk sebuah portable music player.

Sumber: The Verge dan Astell & Kern.

JVC Umumkan Lima Headphone dan Earphone Bluetooth Berharga Terjangkau

Tidak ada headphone yang sempurna. Nyaman di telinga saya belum tentu nyaman di telinga Anda. Anda suka earphone, saya lebih suka headphone jenis over-ear. Namun selama harganya terjangkau, semua jadi ikut senang.

JVC baru-baru ini memperkenalkan total lima headphone dan earphone baru yang semuanya mengemas konektivitas Bluetooth. Masing-masing mengadopsi gaya desain yang berbeda, sekali lagi menyesuaikan dengan preferensi konsumen yang beragam.

JVC HA-FX39BT / JVC
JVC HA-FX39BT / JVC

Yang pertama adalah Marshmallow HA-FX39BT yang mengadopsi gaya neckband seperti lini LG Tone. JVC tidak mengungkapkan detailnya lebih lanjut terkecuali banderol harga senilai $50.

Kedua dan ketiga adalah HA-ET50BT dan HA-EC30BT yang sama-sama merupakan earphone sport. Masuk kategori sport, keduanya sama-sama mengemas bodi tahan air, plus earpiece berlapis magnet sehingga pengguna bisa menancapkan keduanya saat sedang tidak digunakan dan perangkat pun otomatis beralih fungsi menjadi kalung.

Perbedaan keduanya ada pada desainnya: ET50BT bergaya in-ear, sedangkan EC30BT mengadopsi model ear clip. Banderol yang ditawarkan untuk keduanya adalah $80 dan $60.

JVC HA-S190BT / JVC
JVC HA-S190BT / JVC

Selanjutnya, ada HA-S190BT yang merupakan headphone berjenis on-ear, dijual seharga $50 saja dan tersedia dalam lima pilihan warna. Terakhir adalah HA-S90BN (gambar paling atas) yang menduduki kasta tertinggi dengan banderol $150. Model ini mengusung desain over-ear yang akan membungkus telinga pengguna secara menyeluruh, serta satu-satunya yang mengemas teknologi noise cancelling.

Fisiknya yang lebih besar ketimbang empat model lainnya merupakan indikasi kalau baterainya juga besar. Dalam satu kali charge, S90BN bisa bertahan selama 20 jam nonstop meski noise cancelling-nya aktif, atau 24 jam tanpa fitur tersebut. Lucunya, baterainya masih bisa habis setelah sekitar 40 jam digunakan dengan kabel.

Sumber: The Verge.

BeoSound Shape Adalah Speaker Berdesain Modular Sekaligus Dekorasi Ruangan yang Mewah

Speaker sebagai pelengkap dekorasi ruangan bukan lagi ide yang asing di telinga kita. Lihat saja Sonos Playbase atau B&O Beolit 17 sebagai contohnya. Yang tidak biasa adalah ketika speaker itu menjadi pusat perhatian utama dengan menghuni tembok di ruang keluarga.

Namun Bang & Olufsen percaya ide ini bisa diwujudkan. Pabrikan asal Denmark itu memperkenalkan BeoSound Shape, speaker wireless modular yang menjanjikan keseimbangan antara fungsi dan estetika. Seperti yang bisa Anda lihat pada gambar di atas, speaker ini memang berniat untuk menjadi pusat perhatian di ruangan.

Tiap modul BeoSound Shape dibekali peredam suara untuk meningkatkan akustika ruangan / Bang & Olufsen
Tiap modul BeoSound Shape dibekali peredam suara untuk meningkatkan akustika ruangan / Bang & Olufsen

B&O membebaskan kreativitas Anda yang bekerja dalam menyusun pola yang diinginkan. Jumlah modul minimal yang dibutuhkan adalah enam, tapi seandainya budget Anda tidak terbatas, jumlah modulnya pun juga bisa ikut tak terbatas, demikian klaim B&O.

Desain BeoSound Shape bisa dikustomisasi sesuai selera dan kebutuhan konsumen. Deretan kain penutup dalam beragam warna telah B&O sediakan, termasuk halnya kain wol mewah yang akan semakin menonjolkan aura premiumnya.

Sifat modularnya membuat BeoSound Shape bisa diadaptasikan ke ruangan apa saja / Bang & Olufsen
Sifat modularnya membuat BeoSound Shape bisa diadaptasikan dengan ruangan apa saja / Bang & Olufsen

Namun apalah arti desain yang cantik kalau kinerjanya jelek, mengingat Shape bagaimanapun juga tetap merupakan sebuah speaker? Untuk itu, tiap-tiap modulnya telah dibekali dengan peredam suara terintegrasi guna menyempurnakan akustika ruangan, dan desain modularnya sendiri bisa memberikan pengaruh besar pada soundstage.

Dari minimal enam modul yang terpasang, salah satunya merupakan modul BeoSound Core yang bertugas menjembatani antara speaker dan sumber audio; bisa melalui Bluetooth 4.1, AirPlay, DLNA, Chromecast atau Spotify Connect, dan B&O juga tak lupa menyematkan kapabilitas multi-room.

Speaker ini tidak untuk semua orang, apalagi mengingat banderol harga untuk konfigurasi paling standarnya dipatok £3.400 (± Rp 56,4 juta). B&O rencananya akan mulai memasarkannya pada bulan Agustus mendatang.

Sumber: Engadget dan B&O.