Ketika Headphone Dikawinkan dengan Smartphone, Lahirlah Vinci

Bagaimana Anda mendefinisikan sebuah headphone pintar? Yang paling gampang, headphone tersebut tidak boleh bergantung pada smartphone untuk bisa mengantarkan semua fungsinya. Namun pertanyaannya, apakah itu mungkin?

Well, tak usah bertanya-tanya lagi, sebab perangkat bernama Vinci berikut merupakan contoh yang paling tepat dari perkawinan sebuah headphone dan smartphone. Pengembangnya, Inspero Inc, percaya bahwa di masa yang akan datang headphone akan menjadi hub terpusat untuk dunia terkoneksi.

Vinci dapat memutar musik dari memory internal atau layanan streaming / Inspero Inc.
Vinci dapat memutar musik dari memory internal atau layanan streaming / Inspero Inc.

Utamanya, Vinci dapat memutar musik dengan sendirinya. Baik yang tersimpan dalam memory internal berkapasitas 16 GB-nya, atau yang berasal dari layanan streaming macam Spotify. Ya, Vinci bisa tersambung ke internet via Wi-Fi atau bahkan dengan dijejali kartu SIM.

Sisi kanan Vinci merupakan layar sentuh yang dapat mengenali beragam gesture untuk mengontrol playback. Pun demikian, pengguna juga bisa memanfaatkan perintah suara untuk berinteraksi dengan asisten virtual macam Siri atau Cortana, sekaligus mengakses beragam informasi seperti reminder, petunjuk arah dan masih banyak lagi.

Vinci mengandalkan teknologi berbasis cloud, sehingga pengembangnya yakin Vinci akan semakin cerdas seiring penggunaan. Pengadopsian teknologi machine learning memungkinkannya untuk memberikan rekomendasi yang lebih terpersonalisasi.

Vinci hadir dalam varian Pro yang mengemas memory lebih besar, active noise cancellation dan wireless charging / Inspero Inc.
Vinci hadir dalam varian Pro yang mengemas memory lebih besar, active noise cancellation dan wireless charging / Inspero Inc.

Namun Inspero rupanya belum mau berhenti sampai di titik tersebut; Vinci ternyata juga merupakan sebuah fitness tracker, lengkap dengan kemampuan heart-rate monitoring segala. Dengan begitu, Anda bisa meninggalkan smartphone dan smartwatch sekaligus di rumah saat hendak berolahraga.

Vinci juga bakal hadir dalam varian Pro yang menawarkan kapasitas penyimpanan dua kali lipat, active noise cancelling, dan wireless charging. Baterai kedua varian diyakini dapat bertahan hingga 15 jam playback dalam satu kali charge.

Saat ini Vinci Smart Headphones ditawarkan melalui situs crowdfunding Kickstarter seharga $99 selama masa early bird. sedangkan Vinci Pro dipatok $50 lebih mahal.

Rajin Beraktivitas dengan Fitbit, Anda Bisa Lebih Jago dalam Game NBA 2K17

Tahun 2016 bukan berarti stigma negatif terhadap video game sudah luntur. Pada kenyataannya, stigma ini muncul karena kebiasaan bermalas-malasan sejumlah gamer; seharian penuh bisa mereka habiskan untuk bermain game, dengan makan dan minum seadanya, dan tidak ada waktu yang disisihkan untuk beraktivitas fisik demi menjaga kebugaran tubuhnya.

Game macam Pokemon Go setidaknya bisa sedikit memberi kesadaran terkait pentingnya beraktivitas fisik; dimana para pemain didorong untuk keluar dari rumahnya, mengunjungi berbagai lokasi demi menangkap Pokemon langka. Sadar atau tidak, kegiatan ini setidaknya sudah berkontribusi terhadap kebugaran tubuh para pemain Pokemon Go – meski saya tahu tidak sedikit juga yang bermain curang.

Pendekatan lain dilakukan oleh 2K selaku publisher game NBA 2K17. Mereka baru-baru ini mengajak Fitbit menjadi mitranya dalam menerapkan konsep serupa dengan Pokemon Go, dimana pemain didorong untuk beraktivitas fisik kalau mau mendapatkan insentif dalam game.

Pemain bisa menggunakan perangkat Fitbit model apa saja. Saat target tercapai, misalnya 10.000 langkah dalam satu hari, mereka akan menerima bonus sementara terhadap performa karakter bikinannya yang mereka mainkan dalam game selama lima pertandingan ke depan dalam hari tersebut.

Bonus atribut tersebut mencakup peningkatan agility maupun ketangkasan dalam melakukan dunk atau layup. Sederhananya, semakin sering Anda beraktivitas dengan Fitbit, semakin jago Anda bermain NBA 2K17, paling tidak secara teori.

Untuk sekarang, tantangannya baru melibatkan penghitungan langkah kaki saja. Namun sudah ada wacana ke depan dimana perangkat bisa mendeteksi ketika pemain benar-benar bermain basket, kemudian diterjemahkan menjadi bonus atribut lain dalam game.

Kalau Anda punya PS4 atau Xbox One dan sebuah fitness tracker buatan Fitbit, nantikan update menarik NBA 2K17 yang rencananya akan dirilis pada tanggal 25 November, bertepatan dengan perayaan Black Friday.

Sumber: Wareable dan Fitbit.

Anggun Sekaligus Pintar, Smartwatch Analog Timex IQ+ Move Dijajakan Seharga $150

Tren smartwatch analog terus berlanjut. Perangkat macam ini menarik karena konsumen sama sekali tidak mengorbankan apa yang mereka cintai dari jam tangan analog, tapi di saat yang sama ada bonus fitur tracking buat mereka.

Dipelopori oleh Withings, kemudian disusul Misfit dan brand lain yang tergabung dalam Fossil Group, kali ini yang mencoba peruntungan adalah Timex. Dijuluki IQ+ Move, ini merupakan penawaran kedua dari sang produsen jam tangan asal AS tersebut.

Dilihat dari sudut manapun, tidak ada indikasi bahwa IQ+ Move merupakan sebuah smartwatch, terkecuali jarum kecil yang menunjuk angka 0 – 100 sebagai penanda progress dari target harian pengguna. Fisiknya sangat anggun ala jam tangan tradisional, tebal bodinya pun juga masih normal.

Timex IQ+ Move ditawarkan dalam varian laki-laki dan perempuan / Timex
Timex IQ+ Move ditawarkan dalam varian laki-laki dan perempuan / Timex

Timex menawarkannya dalam varian yang berbeda untuk laki-laki dengan diameter 41 mm, dan perempuan dengan diameter 36 mm. Keduanya sama-sama tahan air hingga kedalaman 50 meter – dengan catatan Anda memilih strap yang berbahan silikon. IQ+ Move menggunakan baterai kancing sehingga pengguna tak perlu mengecasnya dari waktu ke waktu.

Fitur pintarnya mencakup activity tracking – jumlah langkah kaki, kalori yang terbakar dan jarak tempuh – dan sleep tracking. Timex mengaku mengembangkan modulnya sendiri – tidak seperti brand lain yang modulnya disuplai perusahaan lain – sehingga mereka bisa mengoptimalkan desainnya dan pada akhirnya dimensi IQ+ Move jadi lebih ringkas ketimbang smartwatch analog lain.

Timex IQ+ Move kompatibel dengan perangkat Android maupun iOS. Namun bagian terbaiknya adalah banderol harganya. Anda bisa mendapatkan jam tangan berwujud elegan ini plus bonus fitur pintarnya dengan modal $150 saja.

Sumber: Engadget dan Timex.

Pasangkan Strap Ini, Anda Bisa Foto-Foto Menggunakan Apple Watch

Masih ingat dengan Galaxy Gear, smartwatch perdana Samsung yang dirilis di tahun 2013? Kiprahnya memang tidak sesukses penerusnya, akan tetapi Galaxy Gear rupanya meninggalkan kenangan yang membuat sebagian orang susah move on. Kenangan tersebut adalah kamera yang terintegrasi ke dalam strap.

Tiga tahun berselang, sebuah startup asal Israel bernama Glide rupanya ingin mengobati kerinduan mereka akan kepraktisan yang ditawarkan kamera milik Galaxy Gear. Namun mengingat produk tersebut sudah pensiun sekarang, mereka ganti melirik Apple Watch.

Buah pemikirannya adalah CMRA, sebuah strap berbahan silikon untuk Apple Watch yang mengemas bukan cuma satu, melainkan dua modul kamera sekaligus: 8 megapixel dan 2 megapixel yang menghadap tepat ke wajah pengguna ketika pergelangan tangan diangkat – sangat berguna untuk video call. Keduanya berukuran cukup kecil dan tidak terlalu menonjol seperti milik Galaxy Gear.

CMRA ditawarkan dalam empat pilihan warna / Glide
CMRA ditawarkan dalam empat pilihan warna / Glide

Pengoperasiannya mengandalkan sebuah tombol kapasitif yang berada tepat di bawah kamera 8 megapixel-nya. Meski layar Apple Watch yang menjadi viewfinder-nya, CMRA sebenarnya tersambung ke iPhone lewat Bluetooth, dan foto serta video yang diambil akan langsung diteruskan ke iPhone sekaligus disimpan ke dalam memory internalnya yang berkapasitas 8 GB.

Kualitas gambarnya tentu tidak boleh disamakan dengan iPhone, tapi setidaknya masih pantas dibagikan ke media sosial. Hasil foto dan videonya kemungkinan juga bisa lebih bagus daripada smartphone kelas budget mengingat sensor yang dipakai adalah buatan Sony. Terdapat indikator LED yang akan menyala ketika kamera sedang aktif digunakan.

Charger-nya berfungsi untuk mengecas baterai milik CMRA dan Apple Watch secara bersamaan / Glide
Charger-nya berfungsi untuk mengecas baterai milik CMRA dan Apple Watch secara bersamaan / Glide

CMRA juga mempunyai unit baterainya sendiri, dan ia datang bersama sebuah docking charger yang dapat mengecas baterai milik CMRA beserta Apple Watch sekaligus. Dalam satu kali charge, CMRA bisa mengambil setidaknya seratusan foto atau video berdurasi 30 menit.

Kekurangannya? CMRA belum siap dipasarkan secara massal. Glide sejauh ini baru menerima pre-order, dan distribusi diperkirakan baru bisa berlangsung mulai musim semi 2017. Selama pre-order, harganya dipatok $149, $100 lebih murah ketimbang harga retail-nya.

Sumber: Re/code dan CMRA.

Smartwatch Tag Heuer Connected Hadir dalam Varian Rose Gold Asli, Dibanderol $9.900

Hampir setahun berlalu sejak Tag Heuer mengungkap smartwatch perdananya. Popularitas dan penjualannya mungkin masih kalah jauh dibanding smartwatch Android Wear lain ataupun Apple Watch. Namun menjadi smartwatch terbaik memang bukan tujuan Tag Heuer Connected.

Lewat produk ini, Tag Heuer sebenarnya hanya ingin membuktikan kekuatan brand dan pandangan konsumen terhadap arloji buatan Swiss. Sederhananya, Tag Heuer Connected dirancang sebagai pancingan terhadap konsumen modern, sehingga akhirnya mereka bisa tertarik dengan jam tangan tradisional Tag Heuer dan segala kemewahan yang ditawarkannya.

Banderol harga $1.500 memang bukan untuk semua orang, tapi Tag Heuer rupanya menilai itu belum cukup bisa menggambarkan image premium yang selama ini ditonjolkan arloji Swiss. Untuk itu, mereka pun memperkenalkan varian baru Tag Heuer Connected yang terbuat dari emas asli, atau lebih tepatnya rose gold.

Harganya? $9.900, sebab Anda juga akan mendapati strap berbahan kulit asli. Spesifikasinya sendiri identik dengan varian standar, jadi biaya ekstra tersebut murni dialokasikan pada material super-premium yang diusungnya. Kasusnya sama seperti Apple Watch Edition, meski Apple tak lagi menawarkannya dalam bahan emas asli melainkan keramik.

Sama seperti varian standarnya, Tag Heuer Connected versi rose gold ini juga bisa ditukar dengan jam tangan mekanik yang berdesain sama persis setelah dua tahun digunakan. Inilah yang saya maksud dengan taktik memancing tadi: konsumen yang sebelumnya hanya tertarik dengan smartwatch akhirnya bisa tergoda dengan berbagai penawaran jam tangan mekanik Tag Heuer setelah dua tahun ditemani Connected.

Memang tidak ada yang bisa menjamin strategi Tag Heuer ini bakal berhasil. Saya pribadi berharap Tag Heuer bisa mengambil jalan lain, yakni melalui smartwatch hybrid macam yang ditawarkan Withings, Garmin maupun Misfit, yang sejatinya merupakan jam tangan analog dengan kemampuan tracking mendasar.

Dengan cara seperti ini, setidaknya Tag Heuer tidak perlu ‘berbohong’ bahwa maksud mereka sebenarnya adalah membuat konsumen tertarik dengan lini jam tangan analog atau mekaniknya, tapi di saat yang sama masih bisa memberikan fitur tracking yang makin hari makin dirasa esensial demi gaya hidup yang lebih sehat.

Sumber: Hodinkee.

Persis Kacamata Biasa, Vue Sebenarnya Juga Merupakan Fitness Tracker dan Bluetooth Headset

Karena selalu teringat pada Google Glass, kita selalu beranggapan kalau kacamata pintar itu harus dibekali layar, kamera dan lain sebagainya. Padahal, bisa saja yang kita butuhkan hanyalah fitur fitness tracking dan headset terintegrasi. Alhasil, wujud perangkat bisa menyerupai kacamata biasa dan orang-orang di sekitar tidak perlu mencurigai Anda.

Ide ini dieksekusi dengan baik oleh sebuah startup asal San Fransisco bernama Vue. Produknya yang juga dijuluki Vue sama sekali tidak kelihatan seperti smart glasses macam Google Glass ataupun Epson Moverio, tapi di saat yang sama masih menawarkan sejumlah fitur pintar yang membuatnya pantas dikategorikan sebagai teknologi wearable.

Vue tidak dilengkapi layar, heads-up display dan lain sebagainya. Fungsi utamanya adalah sebagai alat bantu penglihatan. Pun demikian, kehadiran accelerometer 6-axis dan gyroscope memungkinkannya untuk memonitor aktivitas fisik pengguna; mulai dari jumlah langkah kaki, kalori maupun jarak tempuh.

Tangkai kanan Vue merupakan panel sentuh untuk mengontrol musik dan menerima panggilan telepon / Vue
Tangkai kanan Vue merupakan panel sentuh untuk mengontrol musik dan menerima panggilan telepon / Vue

Vue juga merupakan sebuah headset Bluetooth berteknologi bone conduction, yang berarti Anda bisa mendengarkan musik ataupun menerima panggilan telepon. Namun karena tidak ada bagian yang menutupi telinga sama sekali, Anda masih bisa mendengarkan semua suara di sekitar tanpa masalah.

Pengoperasiannya mengandalkan panel sentuh yang tertanam di tangkai sebelah kanan. Untuk menerima panggilan telepon, cukup sentuh satu kali; sedangkan untuk mengontrol musik, pengguna bisa mengusapnya ke arah depan atau belakang. Gesture ini bisa dikustomisasi untuk fungsi lain melalui aplikasi pendampingnya di smartphone.

Vue ditawarkan dalam dua pilihan frame: Classic atau Trendy, dua-duanya sama-sama hipster / Vue
Vue ditawarkan dalam dua pilihan frame: Classic atau Trendy, dua-duanya sama-sama hipster / Vue

Vue bisa beroperasi selama 2 – 3 hari dalam satu kali charge. Ia datang bersama sebuah case yang berfungsi sebagai wireless charger. Demi memaksimalkan daya tahan baterai, Vue dilengkapi proximity sensor sehingga ia hanya akan aktif ketika dipakai, lalu masuk ke mode low power saat dilepas.

Saat ini Vue ditawarkan melalui Kickstarter seharga $159. Tersedia dua pilihan frame: Classic atau Trendy, dan konsumen yang tertarik juga bisa memilih antara lensa standar, progresif atau yang berwarna. Harga retail-nya diperkirakan berkisar $269.

Sumber: Wareable.

Actywell One Adalah Earphone Sekaligus Fitness Tracker yang Tidak Perlu Di-Charge Sama Sekali

Earphone sekaligus fitness tracker merupakan ide yang cemerlang dalam perkembangan perangkat wearable. Sayang tren ini juga berarti ada satu perangkat lagi yang harus kita charge setiap harinya; smartphone, smartwatch, dan kini earphone pun juga harus kita isi ulang baterainya.

Kalau konteksnya wireless earphone, konsekuensi ini memang harus kita terima. Tapi toh masih ada solusi lain yang tidak akan merepotkan pengguna dengan kebiasaan charging, meski mereka memang harus kembali menggunakan kabel. Namanya One, dan ia datang dari perusahaan baru bernama Actywell.

Dari luar, Actywell One kelihatan seperti earphone biasa. Namun di dalamnya sebenarnya bernaung berbagai sensor esensial fitness tracker, termasuk heart-rate monitor sekalipun. Yang unik darinya adalah kabel dengan konektor Lightning di ujungnya.

Mengapa ini harus dikatakan unik? Karena dengan demikian One sama sekali tidak perlu di-charge. Port Lightning milik iPhone akan menyuplai daya yang diperlukan, dan Actywell memastikan bahwa konsumsi dayanya sangat rendah bahkan ketika dipakai untuk memonitor laju jantung.

Actywell One akan menyocokkan lagu yang diputar dengan kondisi laju jantung pengguna / Actywell
Actywell One akan menyocokkan lagu yang diputar dengan kondisi laju jantung pengguna / Actywell

One datang bersama sebuah aplikasi pendamping yang berfungsi untuk mengontrol jalannya musik berdasarkan laju jantung pengguna. Sederhananya, pilihan lagu yang disuguhkan akan disesuaikan dengan intensitas latihan pengguna. Di saat yang sama, terdapat juga mode untuk sesi meditasi, dimana pilihan lagunya lagi-lagi disiapkan untuk menjaga laju jantung pengguna tetap rendah dan stabil.

Pertanyaan selanjutnya? Dari mana lagu-lagu tersebut berasal? Dari koleksi pribadi Anda tentunya – termasuk yang berformat Hi-Res 24-bit/48kHz – tapi aneh rasanya kalau Actywell tidak menyertakan integrasi layanan streaming macam Spotify demi memperluas koleksi musik yang disuguhkan.

Actywell rencananya akan mengadakan kampanye crowdfunding untuk One di Kickstarter mulai minggu ini. Harga pada masa early bird ditawarkan di angka $99, sedangkan retail-nya diperkirakan berkisar $199.

Lalu bagaimana dengan versi Android? Untuk sementara, Actywell masih akan berfokus pada iOS, namun setidaknya sudah ada wacana untuk mengembangkan versi Android yang memakai konektor USB-C.

Sumber: Wareable.

Under Armour dan JBL Luncurkan Sepasang Earphone Berkemampuan Fitness Tracking

Ada alasan mengapa earphone sekaligus fitness tracker menjadi tren terkini di ranah wearable. Selain lebih praktis – Anda hanya perlu mengenakan satu perangkat saja – studi membuktikan kalau heart-rate monitoring yang dilakukan di telinga memberikan hasil yang lebih akurat ketimbang di pergelangan tangan.

Under Armour selaku brand besar di dunia olahraga merasa tergoda untuk mencicipi kategori produk ini. Kalau sebelumnya mereka sempat bermitra dengan HTC dalam menggarap bundel perangkat fitness ‘tradisional’, kali ini Under Armour mengajak ahli audio JBL guna mengembangkan sepasang fitness-tracking earphone.

Keduanya punya nama lengkap UA Sport Wireless Heart Rate Headphones dan UA Sport Wireless Headphones, masing-masing diikuti embel-embel “Engineered by JBL”. Penamaan ini menggambarkan porsi tanggung jawab dari masing-masing perusahaan; Under Armour untuk fitur fitness tracking, sedangkan JBL untuk performa audionya.

Fitur fitness tracking dikerjakan oleh Under Armour, sedangkan performa audio berada di bawah tanggung jawab JBL / Under Armour
Fitur fitness tracking dikerjakan oleh Under Armour, sedangkan performa audio berada di bawah tanggung jawab JBL / Under Armour

Didesain sebagai earphone kategori sport, keduanya sama-sama tahan air dan keringat dengan sertifikasi IPX5. Keduanya juga mengadopsi teknologi Twistlock besutan JBL untuk memastikan eartip tidak lepas saat pengguna tengah beraktivitas secara intensif. Pun begitu, khusus model Heart Rate didesain untuk dikaitkan di atas daun telinga.

Tentu saja model Heart Rate ini masih menyimpan fitur eksklusif yaitu heart-rate monitoring. Pengguna dapat memanfaatkan kontrol sentuhnya untuk mendapatkan informasi data laju jantung secara real-time dalam bentuk audio feedback.

Sama-sama wireless, kedua model UA Sport ini dibekali remote control sekaligus mikrofon pada kabel yang menyambungkan kedua eartip. Daya tahan baterainya bervariasi antara kedua model: model standar bisa beroperasi selama 8 jam, sedangkan model Heart Rate cuma 5 jam.

Pre-order untuk UA Sport Wireless dan UA Sport Wireless Heart Rate dibuka mulai tanggal 20 Oktober kemarin dengan harga masing-masing $150 dan $200. Keduanya tersedia dalam pilihan warna hitam atau putih.

Sumber: Business Wire.

Perangkat Wearable Ini Beri Anda ‘Pandangan 360 Derajat’ dalam Game CS:GO atau LoL

Dalam permainan kompetitif seperti CS:GO atau League of Legends, minimap merupakan elemen penting yang perlu diperhatikan dan berpengaruh besar pada kemenangan. Sayangnya masih ada banyak hal lain yang perlu diperhatikan, sehingga seringkali pemain mengabaikan minimap dan otomatis kehilangan kesadaran akan posisinya di peta – atau yang gamer kenal dengan istilah map awareness.

Dampak buruknya? Pemain mudah disergap dari belakang atau samping di CS:GO. Contoh lain, komunikasi tim jadi kurang efektif dalam LoL karena pemain tidak mengetahui posisi rekan setimnya yang tengah diserbu oleh tim lawan. Singkat cerita, map awareness tidak kalah pentingnya dari sekadar bakat aiming dan respon cepat.

Masalah ini memicu sebuah startup bernama OmniWear Haptics untuk merancang solusi yang menarik. Bernama OmniWear Arc, perangkat ini pada dasarnya merupakan sebuah neckband yang dikalungkan di leher. Fungsinya adalah memberikan pengguna ‘pandangan 360 derajat’ lewat informasi minimap yang diterjemahkan menjadi getaran.

Menariknya, Arc sama sekali tidak perlu disambungkan ke komputer, dan pengguna juga tidak diminta untuk meng-install software tambahan. Arc bekerja dengan sebuah aplikasi smartphone yang dibekali teknologi computer vision untuk mengolah seluruh informasi yang ditangkap melalui minimap.

Cara kerjanya adalah sebagai berikut: pasangkan ponsel pada mount yang tersedia dalam paket pembelian, dan arahkan kamera pada minimap. Ketika aplikasi mendeteksi ada musuh di belakang Anda, maka Arc akan menggetarkan sisi belakangnya dengan intensitas dan frekuensi yang beragam, tergantung seberapa dekat letak musuh.

OmniWear Arc dirancang supaya nyaman dipakai pada ukuran tubuh yang beragam / OmniWear Haptics
OmniWear Arc dirancang supaya nyaman dipakai pada ukuran tubuh yang beragam / OmniWear Haptics

Total ada 8 haptic actuator yang tersebar di bodi Arc, memberikan Anda petunjuk posisi musuh maupun objek lainnya dalam minimap sesuai delapan arah mata angin, alias 360 derajat. Dengan cara seperti ini, mata Anda bisa terus tertuju pada apa yang ada di hadapan Anda dan konsentrasi tidak harus buyar akibat harus melirik ke minimap.

Penggunaan smartphone terbilang menarik karena OmniWear sendiri bisa mengembangkan teknologinya tanpa perlu keterlibatan developer game. Sejauh ini baru CS:GO dan LoL saja yang didukung, tapi ke depannya OmniWear menjanjikan gamegame lain seperti misalnya Dota 2 dan lain sebagainya.

Saat ini OmniWear Arc ditawarkan melalui Kickstarter dengan harga early bird $99. Sayangnya OmniWear baru akan menawarkannya ke pasar Amerika Serikat dan Kanada saja.

Huawei Resmi Perkenalkan Smartwatch Honor S1

Sesuai janji, Huawei akhirnya mengungkap secara resmi tablet Honor Pad 2 dan smartwatch Honor S1. Tentu saja ini bukan perangkat wearable pertama yang dirilis Huawei lewat sub-brand-nya tersebut, namun setidaknya ini merupakan smartwatch perdana di bawah bendera Honor.

Menjawab apa yang dirumorkan, belum ada konfirmasi apakah Honor S1 benar-benar menjalankan sistem operasi Tizen. Namun yang pasti perangkat ini dijejali sederet fitur activity tracking maupun sleep tracking. Ia bahkan telah dilengkapi heart-rate monitor yang bisa berfungsi selama 24 jam nonstop.

Tidak seperti yang diduga, Honor S1 mengemas layar sentuh monokrom berukuran 1,04 inci, dengan resolusi 208 x 208 pixel. Spesifikasi lebih lengkapnya tidak bisa saya temukan dalam spec sheet berbahasa Mandarin-nya, terkecuali baterai berkapasitas 80 mAh dan kompatibilitas dengan perangkat Android maupun iOS.

Heart-rate monitoring 24 jam nonstop adalah salah satu fitur utama yang ditawarkan Honor S1 / Honor
Heart-rate monitoring 24 jam nonstop adalah salah satu fitur utama yang ditawarkan Honor S1 / Honor

Secara fisik, Honor S1 tergolong ringkas dengan bobot hanya 35 gram. Strap-nya memiliki lebar 18 mm dan bisa dilepas-pasang dengan mudah. Perangkat pun juga tahan air hingga kedalaman 50 meter. Bodinya sendiri terbuat dari bahan logam dan tersedia dalam tiga pilihan warna: Navy Blue, Deep Gray atau Vibrant Orange.

Fitur lain yang layak disorot adalah kemampuan meneruskan notifikasi serta untuk menerima dan menolak panggilan telepon. Kalau Anda tinggal di Tiongkok, Honor S1 juga bisa dimanfaatkan sebagai metode pembayaran elektronik berkat integrasi layanan AliPay.

Menyinggung soal Tiongkok, Honor S1 sepertinya hanya akan tersedia di sana, setidaknya untuk sekarang. Pemasarannya dimulai pada tanggal 25 Oktober dengan harga 699 yuan, atau setara Rp 1,35 jutaan.

Untuk review Honor MagicWatch 2, Anda bisa baca di sini.

Sumber: Wareable dan Honor.