Ambisi Youtap Indonesia Jadi Perusahaan Teknologi yang Fokus ke “Merchant”

Saat ini kasir-kasir toko dan restoran semakin dipenuhi berbagai macam produk teknologi, mulai dari platform pembayaran hingga kasir online. Youtap Indonesia, platform yang melabeli dirinya sebagai aplikasi teman dagang, menyasar segmen ini dengan menawarkan berbagai solusi bagi para pelaku bisnis, seperti Point of Sales, pembayaran, dan pencatatan.

Youtap Indonesia merupakan joint venture Salim Group dan Youtap Global, sebuah perusahaan teknologi yang berasal dari Selandia Baru yang menyediakan pemrosesan pembayaran e-money real-time, pasar pembayaran digital, dan platform point-of-sales untuk pasar yang tumbuh cepat.

Sebelumnya, Youtap dengan kapasitas global, sudah lebih dulu menjajal kerja sama bersama beberapa perusahaan telekomunikasi di Asia dalam penyediaan sistem pembayaran digital (back end).

Perusahaan mengklaim menjadi yang pertama dalam mengintegrasikan semua solusi tersebut dalam satu platform untuk bisa digunakan oleh semua lini bisnis. Selain Youtap Indonesia, pemain yang memiliki irisan bisnis di sektor SaaS ini termasuk Moka dan Qasir.

Pasar UKM merupakan salah satu pasar paling menarik, karena data BPS menunjukkan jumlah UKM di Indonesia mencapai sekitar 60 juta buah dan menyumbang 61% PDB negara.

Model Bisnis

Kepada DailySocial, CEO Youtap Indonesia Herman Suharto menyampaikan ambisinya untuk bisa menjadi platform yang merchant-centric. “Everybody focus on consumer. Sudah banyak sekali aplikasi yang dikembangkan untuk konsumen. Kita ingin jadi the first company yang fokus ke merchant.” 

Menurut situsnya, Youtap Indonesia menawarkan ragam solusi dalam tiga jenis layanan untuk para pelaku bisnis, yaitu aplikasi dagang, sistem pembayaran, dan pembuatan laporan. Dalam hal monetisasi, perusahaan mengemas produk mereka dengan sistem berlangganan (subscription model) dan menawarkan beberapa pilihan paket yang memiliki benefit berbeda. Penawaran harga mulai dari yang gratis hingga Rp35 ribu per bulan.

youtap

Youtap Indonesia menempatkan diri sebagai agregator antara merchant dan issuer. Saat ini issuer yang sudah terintegrasi adalah Linkaja, Dana, Ovo, GoPay, dan ShopeePay. Dengan latar belakang perusahaan teknologi yang berpengalaman dalam menyediakan sistem backend, pihaknya yakin bisa menghadirkan solusi terlengkap untuk para pelaku bisnis di Indonesia.

“Yang membuat kita berbeda adalah kita memulai dari back-end, jadi dari segi sistem kita sudah robust. Kita bisa menghadirkan solusi yang lengkap dari sisi merchant maupun issuer. Platform ini mengedepankan kecepatan bertransaksi hingga 1 detik saja,” ujar Suharto.

Rencana di tahun 2020

Target jangka panjang Youtap Indonesia adalah menjadi yang terbesar di Indonesia untuk jaringan penerimaan transaksi dan juga menjangkau potensi di luar transaksi pembayaran. Di tahun 2020 ini perusahaan memiliki target untuk bisa menjangkau 1,5 juta merchant.

Beberapa pilot project telah diluncurkan, salah satunya adalah di Pasar Bintaro. Mereka juga menyasar pasar UKM yang semakin menjamur di Indonesia. Saat ini activation rate diklaim sudah mencapai 65%-75%. Rata-rata menggunakan device sendiri, tetapi ada beberapa yang juga menggunakan device dari Youtap Indonesia.

Rencananya, tahun ini menargetkan untuk bisa menjangkau 600 pasar, terutama di Pulau Jawa. Pihaknya juga mengaku sudah menyiapkan tim teknisi lokal yang siap diperbantukan untuk berbagai macam isu lokal terkait penggunaan teknologi Youtap Indonesia.

Pihaknya mengakui adanya tantangan dalam edukasi pasar dan merchant. Mereka mencoba mengatasi hal itu dengan pendekatan personal antara tim dan merchant. Hal ini diakui demi melancarkan jalannya seluruh ekosistem,

“Saat ini tim kami ada 30 [orang]. Fokus awal adalah tim mikro, tentunya ada untuk engagement consumer goods [..]. Rencananya akan menambah tim hingga 70 [orang] agar bisa menjangkau semakin banyak merchant,” tambah Suharto.

Application Information Will Show Up Here

Samsung Galaxy XCover Pro Buktikan Bahwa Smartphone Enterprise Tak Harus Buruk Rupa

Smartphone untuk kalangan pebisnis atau enterprise umumnya jauh dari kata menarik, akan tetapi Samsung baru-baru ini membuktikan sebaliknya. Perangkat bernama Samsung Galaxy XCover Pro berikut ini bisa menjadi salah satu contoh smartphone enterprise yang dieksekusi dengan baik.

Secara fisik, XCover Pro sengaja dirancang tahan banting agar siap dioperasikan di lapangan. Sasis ekstranya memastikan XCover Pro bisa selamat meski terjatuh dari ketinggian 1,5 meter, tidak ketinggalan pula ‘serbuan’ cuaca ekstrem. Sertifikasi MIL-STD 810G maupun IP68 yang diusungnya merupakan indikasi akan ketangguhannya secara menyeluruh.

Layar model hole-punch miliknya mempunyai bentang diagonal 6,3 inci dan resolusi 1080p. Yang istimewa, layar sentuh ini tetap dapat dioperasikan meski dalam kondisi basah, atau ketika pengguna sedang mengenakan sarung tangan. Lebih lanjut, XCover Pro turut mengemas sepasang tombol fisik yang dapat diprogram sesuai kebutuhan, semisal untuk mengaktifkan fitur walkie talkie pada aplikasi Microsoft Teams.

Juga menarik adalah kemampuan XCover Pro untuk menjadi mesin point-of-sale (POS). Ini berarti pemilik usaha dapat memanfaatkannya untuk menerima pembayaran dari konsumen yang menggunakan kartu kredit, ponsel maupun smartwatch berbasis NFC. Urusan keamanan data, Samsung memastikan semuanya terjaga dengan baik berkat platform Knox rancangan mereka sendiri.

Secara teknis, XCover Pro mengemas spesifikasi macam ponsel kelas menengah: chipset octa-core Exynos 9611, RAM 4 GB, storage internal 64 GB (plus slot microSD), dan baterai 4.050 mAh yang bisa dilepas-pasang. Dua kamera belakangnya mengemas resolusi 25 megapixel dan 8 megapixel, sedangkan kamera depannya dengan sensor 13 megapixel.

Samsung berencana melepas Galaxy XCover Pro ke pasaran seharga $499 pada babak pertama tahun ini. Namun belum ada kepastian terkait negara mana saja yang bakal kebagian jatahnya.

Sumber: Samsung dan Engadget.

Melalui “Moka Fresh”, Moka Sediakan Akses Bahan Baku untuk Merchant Kuliner

Platform mesin kasir digital (point of sales – POS) Moka merambah produk baru yang menghubungkan penyuplai bahan makanan untuk merchant kuliner yang bergabung, disebut Moka Fresh. Produk teranyar ini melengkapi rangkaian ekosistem digitalisasi bisnis yang dibangun Moka, setelah Moka POS, Moka Pay, Moka Capital, dan Moka Connect.

Dalam situsnya, Moka Fresh adalah solusi kesulitan bahan baku makanan, peralatan dapur, alat kebersihan, hingga peralatan elektronik untuk mitra kuliner. Perusahaan bekerja sama dengan berbagai penyuplai ternama menyediakan bahan dan alat berkualitas tinggi dan harga terbaik. Penyuplai tersebut di antaranya Greenfields, Diamond, Unilever, Bogasari, ABC, dan SayurBox.

Seluruh pemesanan dilakukan secara online dengan mengisi daftar pesanan, berikutnya mengisi alamat pengantaran. Metode pembayaran yang tersedia saat ini adalah invoicing yang dapat dibayar tujuh hari kemudian demi menyesuaikan arus kas bisnis dari merchant tersebut.

Moka Fresh untuk sementara baru bisa diakses melalui Backoffice Moka POS dari browser. Aplikasinya sendiri akan dirilis dalam waktu dekat. Merchant yang baru menikmati produk ini adalah mereka yang memiliki toko di Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya; dan sudah berlangganan Moka di atas dua bulan.

VP Brand & Marketing Moka Bayu Ramadhan menjelaskan, inovasi ini mempertegas posisinya sebagai pemimpin pasar untuk POS dengan kelengkapan produk dan layanannya secara end to end buat UKM di Indonesia. Sejak lima tahun berdiri hingga sekarang, Moka telah mengalami banyak perkembangan signifikan.

Penggunanya telah mencapai 30 ribu bisnis tersebar di lebih dari 200 kota dan kabupaten seluruh Indonesia. Pertumbuhan pengguna mencapai 210% dibandingkan tahun sebelumnya. Dari segi transaksi, tumbuh 126% dan nilai transaksi yang diproses merchant lebih dari Rp20 triliun.

Moka Pay turut mencatatkan kenaikan transaksi non tunai sebesar 12 kali lipat secara year on year. Opsi pembayaran non tunai yang tersedia di Moka adalah GoPay, Ovo, Dana, LinkAja, Akulaku, dan Kredivo. Sementara itu, Moka Capital telah membantu menyalurkan modal sebesar Rp26 miliar untuk para pemilik bisnis.

“Dengan meningkatnya kepercayaan dari para pelaku bisnis dan meluasnya produk dalam ekosistem yang ditawarkan, di 2020 Moka berupaya untuk fokus dalam memperluas penetrasi ke segmen grassrot dan enterprise,” kata Bayu dalam keterangan resmi, Senin (30/12).

Perusahaan, sambungnya juga mendirikan wadah pengembangan edukasi berbasis teknologi disebut A Cup of Moka. Dalam kurun setahun, program ini berhasil mengedukasi lebih dari 2 ribu pelaku usaha secara offline dan sekitar 4 ribu pelaku usaha secara online lewat berbagai rangkaian acara yang digelar. Jumlah partnernya tembus di angka 124 institusi, baik itu dari pemerintah, penyelenggara swasta, akademis, LSM, dan lainnya.

Di samping itu, menyediakan business insight untuk bantu pemilik usaha dalam mengambil keputusan strategis dalam bisnis. Contohnya, sepanjang tahun ini tren penjualan minuman boba meningkat 12 kali, khimar jadi produk ritel paling populer dengan penjualan naik 96%, facial treatment seperti facial, acne care, dan masker wajah menunjukkan transaksi dan pendapatan tertinggi.

Application Information Will Show Up Here

Qasir Merilis Aplikasi Miqro, Bantu UKM Digitalkan Catatan Transaksi

Selama dua tahun fokus pada pengembangan platform Point of Sales (POS), Qasir semakin memantapkan komitmen UKM di Indonesia dengan meluncurkan aplikasi Miqro. Fokus utama dari pengembangan aplikasi ini adalah untuk mendigitalkan pencatatan transaksi dan menciptakan efisiensi dalam setiap proses turunannya.

“Setelah dua tahun menengembangkan produk untuk UKM kami sadar bahwa mayoritas pengguna yang ingin kami empower berada di golongan usaha mikro. Diberi POS gratis pun belum tentu difungsikan karena pengelolaan usahanya ternyata sangat berbeda. Untuk itu kami kembangkan Miqro mulai dari awal tahun 2019,” ujar Michael Liem selaku CEO Qasir.

Secara gamblang, aplikasi yang dulu bernama Mitra Qasir ini menawarkan solusi end-to-end untuk usaha mikro. Salah satu fitur keunggulan mereka adalah Catat, berperan menyederhanakan proses pencatatan dan juga bisa berfungsi sebagai alat kalkulasi yang terintegrasi (saat ini) dengan Dana dan Ovo.

Selain itu, terdapat fitur lainnya seperti Kasbon untuk mencatat hutang dilengkapi pengingat waktu bayar, Belanja Grosir untuk pembelian barang dari toko grosir, serta Bayar Tempo untuk pendanaan dari mitra institusi finansial Qasir (versi beta).

Platform ini hadir sebagai solusi bagi para usahawan seperti pemilik warung atau toko kopi keliling yang masih menjalankan usaha tanpa karyawan dalam hal pencatatan transaksi. Setelah bisnis mulai berkembang ke skala kecil atau menengah, mereka diharapkan melanjutkan budaya baik ini dengan menggunakan aplikasi POS Qasir.

Qasir sendiri saat ini tengah mengembangkan fitur baru seperti Pajak dan Kelola Bahan Baku yang diperuntukkan bagi usahawan yang ingin mendapatkan laporan usaha secara detail. Pihaknya mengakui sudah melayani lebih dari 170 ribu pengguna dan mencatat lebih dari 1,4 triliun Rupiah transaksi. Dalam hal pengembangan produk, timnya akan lebih fokus pada pengalaman pengguna serta memastikan produknya dapat digunakan oleh macam-macam tipe usaha.

Saat ini, Miqro telah menjangkau area sekitar Jabodetabek, Yogyakarta, Malang, dan Denpasar. Target mereka di tahun 2020 adalah untuk bisa berkembang secara sporadis khususnya di kota tingkat 2 dan 3.

Berangkat dari pengalaman pribadi sebagai anak seorang pedagang kelontong, Mike, sapaan akrab pendiri Qasir, melihat progres usaha mikro selama sepuluh tahun terakhir mulai terkikis oleh kapitalisme. Pasar modern berkembang dari 11% menjadi 18%, membuat perkembangan unit usaha mikro tradisional menurun. Ia percaya bahwa usaha mikro bisa menjadi fokus utama untuk menjadikan Indonesia pemimpin ekonomi dunia, dan Miqro hadir untuk mendukung setiap proses menuju ke sana.

“Aplikasi Miqro akan terus dikembangkan tidak hanya untuk pengelolaan usaha mikro, tim kami terus berusaha untuk mengembangkan produk yang dapat membantu usaha Mikro naik kelas. Harapan kami adalah Miqro dapat berkontribusi dengan baik dalam proses mereka baik kelas menjadi usaha kecil dan menengah,” tutupnya.

Application Information Will Show Up Here

Teknologi Qasir Bantu UMKM Mengelola Data Transaksi Secara Online

Manajemen transaksi berperan penting dalam kelancaran sebuah perusahaan. Beragam solusi dihadirkan untuk mempermudah serta mengoptimalkan pengelolaan data, salah satunya adalah Qasir.id, sebuah aplikasi kasir POS (Point of Sales) untuk membantu UMKM atau pedagang yang masih menggunakan metode konvensional.

Berdiri sejak tahun 2015, Qasir menawarkan berbagai fitur untuk UMKM yang bisa digunakan untuk mencatat penjualan, mengelola produk, mengawasi stok, dan memantau laporan transaksi. Sistem POS Qasir berbentuk aplikasi yang kemudian bisa di-install pada tablet atau ponsel, dan hingga saat ini tidak dikenakan biaya apapun alias gratis. Aplikasi ini juga sudah bisa digunakan secara offline sehingga tidak akan mengganggu operasional bisnis perusahaan.

Sampai saat ini, Qasir telah diunduh sebanyak 100.000 kali. Pihaknya mengakui dalam satu tahun, pertumbuhan pengguna bisa mencapai 20x lipat dari hanya sekitar 5000 di tahun 2018.

Selain itu, platform ini juga menyediakan layanan pesan barang yang memungkinkan pengguna memesan berbagai produk dari distributor yang sudah bekerja sama. Saat ini telah bergabung 12 partner di area Jabodetabek. Pelanggan mereka kebanyakan datang dari kalangan pengusaha toko kelontong dan F&B. Meskipun aplikasinya tidak berbayar, bukan berarti bisnis ini menjadi tidak menguntungkan.

“Dari 100.000 pengguna, 30% datang dari F&B, 30% dari toko kelontong. Selama ini telah terjadi 6.000 transaksi belanja grosir di aplikasi, dari sini saja sudah ada margin,” ungkap CEO Qasir Michael Liem.

Model bisnis ini sekilas mirip dengan Mitra Bukalapak atau Tokopedia, namun pihaknya mengakui terdapat perbedaan signifikan dari sisi pemasok. Michael mengungkapkan, alih-alih mengganti rantai pasok yang sudah ada, Qasir memilih bekerja sama dengan toko grosir tradisional serta memberdayakan mereka dengan teknologi untuk meningkatkan sistem manajemen.

“Kembali lagi ke misi utama kita untuk memberdayakan bukan hanya bisnis UMKM, namun semua yang terlibat dalam ekosistem ini,” tambahnya.

Strategi bisnis dan target ke depan

Seiring dengan ekosistem yang masih berkembang, perusahaan menyadari pentingnya edukasi pasar untuk model bisnis ini. Michael mengungkapkan empat strategi yang diterapkan dalam menjalankan perusahaan. Pertama, Ia percaya jika sistem ini bisa mencatat transaksi untuk berbagai macam bisnis, maka semua bisnis di atasnya akan berhasil.

Kedua, Qasir mencoba masuk ke dalam behavior pengguna sehari-hari untuk mencatat transaksi, sekaligus sebagai validasi bisnis. Belum lama ini juga telah bekerjasama dengan Kominfo untuk menjangkau para nelayan yang berada di bagian timur Indonesia agar bisa lebih baik dalam mengelola data transaksi mereka. Hal ini berkaitan dengan validasi sekaligus memudahkan mereka dalam mendapatkan pembiayaan.

This is why we’re focusing so much on transaction recording, karena hal ini adalah kunci dari akses mereka menuju inklusi finansial,” ujar Michael.

Ketiga, berkolaborasi dengan berbagai macam katalis, seperti pemerintah, bisnis franchise dll. Hal ini sekaligus membantu penetrasi pasar, agar lebih banyak ekonomi yang bisa dijangkau.

Terakhir, sebagai ekosistem terbuka, selalu ada kemungkinan untuk integrasi fitur. “Kami percaya kalau bisa menjalani empat hal ini, dalam waktu dua tahun kami akan sampai di tempat yang kami mau.”

Distribusi produk Qasir kini telah sampai ke Jabodetabek, Malang, Yogyakarta, dan Denpasar. Rencananya tahun depan mereka akan menambah daftar ekspansi.

Dari sisi pendanaan, Qasir sudah berada di tahap seri A dan sedang merencanakan untuk menggalang seri B.

“Memasuki tahap Seri B berarti semakin ambisius. Target selanjutnya adalah untuk mencapai paling tidak 5 juta pengguna. Saat ini kami berada di 80 ribu. Karena itu harus agresif,” tutup Michael.

Application Information Will Show Up Here

Layanan mPOS Cashlez Rencanakan IPO Tahun 2020

Setelah mengantongi pendanaan Seri A bulan April tahun 2019 lalu, pengembang layanan mPOS (Mobile Point of Sales) terintegrasi dengan solusi pembayaran di Indonesia Cashlez berencana melakukan IPO. Masih dalam proses persiapan, Cashlez berharap bisa melakukan IPO pada 2020 mendatang. Kepada DailySocial, CEO Cashlez Teddy Tee mengungkapkan, nantinya IPO Cashlez masuk dalam papan pengembangan, bukan papan akselerasi yang disiapkan untuk perusahaan rintisan seperti Cashlez.

“Target yang ingin kami capai tahun 2020 mendatang salah satunya adalah rencana kami untuk IPO. Saat ini masih dalam tahapan persiapan agar bisa melancarkan rencana kami.”

Saat ini, Cashlez telah membantu lebih dari 6.000 merchant yang tersebar di seluruh Indonesia dengan wilayah ekspansi di Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Bali, dan Medan. Sebagian besar kliennya adalah pemilik toko ritel, restoran, kafe, akomodasi, salon, hingga asuransi. Selain melayani pengguna di wilayah Jawa, saat ini Cashlez sudah berekspansi ke Bali, tepatnya pada akhir 2018 silam.

Menjalin kemitraan dengan Kredivo

Cashlez telah menjalin kerja sama strategis dengan startup pembiayaan Kredivo. Melalui kerja sama ini, merchant yang terdaftar di Cashlez dapat menerima pembayaran kredit digital yang disiapkan Kredivo. Kredivo sendiri memiliki hampir 1 juta pengguna aktif dan diklaim terus tumbuh 20% setiap bulannya.

“Kami melihat Kredivo sudah mulai banyak penggunanya dan cara untuk mendapatkan kreditnya cepat sekali. Jadi kami bekerja sama dengan mereka supaya merchant kami bisa menerima pembayaran tersebut,” kata Teddy.

Produk baru ini nantinya diharapkan memudahkan merchant meningkatkan AOV (average order value) dan omset bagi pelaku usaha sekaligus memudahkan pengguna melakukan pembayaran secara cicilan. Semua prosesnya bisa dilakukan langsung di aplikasi Cashlez.

“Ke depannya Cashlez juga memiliki rencana untuk menambah kemitraan dengan platform lainnya, seperti Akulaku dan Dana. Kemitraan tersebut sudah masuk dalam pipeline Cashlez akhir tahun 2019 ini. Sebagai agregator, sistem pembayaran e-payment Cashlez berupaya untuk membuka kemitraan lebih luas lagi dengan perbankan, operator e-payment dan lainnya,” kata Teddy.

Meluncurkan CashlezOne

Produk lainnya yang juga telah diluncurkan adalah CashlezOne. Resmi diterbitkan saat acara Indonesia Fintech Summit & Expo 2019, CashlezOne merupakan perpaduan dari fitur mPOS (mobile Point-of-Sale) gratis dan fitur penerimaan pembayaran kartu kredit/debit dan e-wallet dalam satu device yang diproduksi SUNMI untuk setiap pemilik usaha di Indonesia, baik enterprise maupun UKM.

Selain dapat menerima pembayaran nontunai dan aplikasi kasir di dalam CashlezOne tanpa smartphone, terdapat fitur reporting yang bisa mengetahui transaksi secara real-time, lokasi transaksi, cetak struk ataupun struk digital melalui e-mail dan SMS.

“Jadi CashlezOne itu sebenarnya hardware untuk memfasilitasi aplikasi kami dan juga untuk menggabungkan semua alat yang mungkin ada di meja kasir. Misalnya POS, cash register dan EDC dari berbagai bank/operator e-payment,” tutup Teddy.

Application Information Will Show Up Here

Upaya Olsera Bersaing sebagai Penyedia “Point of Sales” di Indonesia

Olsera resmi memperkenalkan aplikasi mobile “Olsera Office”. Layanan ini dihadirkan untuk memberikan keluwesan kepada penggunanya untuk melakukan manajemen pada tokonya. Kehadiran aplikasi mobile ini juga sebagai bentuk inovasi selanjutnya dari layanan point of sales OlseraPOS.

Co-Founder Olsera Novendy Chen menceritakan, meski berasal dari Batam pihaknya tidak patah semangat untuk membawa produknya bisa digunakan secara masif oleh pengguna di Indonesia, terutama para UKM. Industri layanan POS di Indonesia yang semakin menjanjikan dan semakin ramai membuat inovasi adalah sebuah kebutuhan untuk bertahan.

“Kondisi ini menuntut inovasi dan pendekatan lebih kepada kebutuhan merchant, kemudian menjadikan challenge tersendiri bagi para pelaku industri POS untuk menghadirkan yang terbaik. Kami rasa ini adalah kompetisi yang sangat sehat, dan menguntungkan para pelaku UKM Indonesia yang pada akhirnya akan menentukan pilihan mereka terhadap layanan yang benar-benar solutif dan bersahabat, baik dari sisi biaya maupun pelayanan purnajual,” terang Novendy.

Kehadiran aplikasi Olsera Office diharapkan mampu menjawab kebutuhan para pengguna dalam melakukan monitoring penjualan dengan cara yang mudah. Kelebihan-kelebihan yang disematkan Olsera seperti, proses loading yang diklaim lebih cepat, navigasi menu yang lebih responsif, dan notifikasi pesanan online menjadi bagian penting dalam memberikan pengalaman bagi para penggunanya.

“Olsera Office hadir sebagai wujud komitmen tim Olsera untuk selalu memberikan value, dukungan, hingga kepuasan terbaik bagi para pengguna Olsera. Orientasi pengembangan kami adalah aspirasi dari para pelanggan, tepatnya para pelaku usaha UKM. Olsera ingin menjadi solusi aplikasi kasir yang dikembangkan dengan pendekatan dari dan untuk para merchant, bukan dari aspirasi perusahaan semata,” jelas Novendy.

Dalam tiga tahun terakhir, Olsera telah melakukan beberapa perubahan penting dari segi layanan. Selain memperbarui versi POS yang lebih aman fitur-fitur baru juga ditambahkan, seperti Self Order, Kiosk Order, Table Management, Kitchen Order Management, Multi Level Inventory Management, Loyalty Point, dan metode pembayaran menggunakan e-money Ovo dan Gopay.

“Kami bangga dengan kerja keras tim kami yang membawa Olsera terus bersaing di depan dan menjadi salah satu top of mind POS provider dengan tingkat kepuasan yang sangat baik,” lanjut Novendy.

Selanjutnya Novendy menceritakan, pihaknya akan lebih fokus untuk memberikan lebih banyak kemudahan kepada para merchant dari sisi pemasaran, pengelolaan operasional, rantai pasokan, pendanaan hingga pembukuan melalui kerja sama rekanan yang saling menguntungkan.

Application Information Will Show Up Here

[Panduan Pemula] Cara Cek Resi Pos, JNE Dan J&T

Ketika melakukan pembelian atau pengiriman barang, Anda harus mengetahui cara cek resi pos, jne dan j&t yang benar. Hal ini dilakukan agar Anda bisa melihat progress dari barang yang sedang dikirim. Setiap jasa kurir memiliki sistem kerja yang berbeda.

Cara cek resi pos

  • Buka browser di PC Anda, kemudian ketikkan alamat posindonesia.co.id
  • Lacak pengiriman melalui menu pencarian. Anda bisa melihat icon kaca pembesar untuk melacak pengiriman.
  • Tulis nomor resi pada kolom yang telah disediakan.
  • Klik tracking
  • Akan keluar verifikasi bahwa Anda bukan robot.

cara cek resi pos_1

  • Ikuti saja langkah verifikasinya. Setelah itu informasi pengiriman akan muncul secara lengkap.

cara cek resi pos_2

  • Anda bahkan bisa memeriksa dengan detail proses pengiriman perangkat dan jika sudah diterima, siapa penerimanya juga bis dicek.

Cara cek resi JNE

  • Bukalah situs resmi JNE di jne.co.id
  • Masuk ke kolom lacak kiriman.
  • Masukkan nomor resi yang Anda miliki tadi
  • Klik tracking

cara cek resi jne_1

  • Anda akan diminta untuk memasukkan captcha sebagai salah satu metode verifikasi dan menyakinkan bahwa yang melakukan pencarian adalah manusia bukan robot.

cara cek resi jne_2

  • Akan muncul data pengiriman yang Anda cari. Akan tampil detailnya, mulai dari nama pengirim, nama penerima, waktu kirim dan sudah sampai dimana barang tersebut.

cara cek resi jne_3

Cara cek resi J&T

  • Masuk ke website www.jet.co.id
  • Masuk pada menu trace & track.
  • Input nomor resi

cara cek resi jnt_1

  • Klik tombol track untuk melihat hasilnya
  • Akan muncul hasil detail dari nomor resi yang Anda masukkan tadi. Detail informasi bisa langsung didapatkan dengan cepat.

cara cek resi jnt_2

Itulah cara cek resi pos, jne dan j&t yang paling mudah untuk dilakukan. Dengan menggunakan cara ini Anda bisa mengetahui keberadaan barang yang sedang dikirim. Hal ini juga memungkinkan Anda untuk memperkirakan lamanya barang akan sampai. Dengan begitu Anda tidak perlu khawatir menunggu.

Upaya Hellobill Mencuri Pasar Gemuk POS di Indonesia

Industri layanan point of sales (POS) atau mesin kasir pintar tak pernah sepi pemain. Hellobill adalah salah satu startup penantang pasar POS yang berfokus pada pelanggan di bidang restoran, salon kecantikan, dan toko ritel.

CEO Hellobill Ponky Sutanto menceritakan, startup ini ia dirikan bersama dua kawannya pada 2015 silam. Lama berkarier di perusahaan distributor mesin kasir jadi pemicu Ponky dan kedua kawannya tadi untuk merebut peluang di pasar POS.

“Saya lihat mana yang harus dijadikan kiblat yakni Silicon Valley. Kita pelajari market di sana, bisnis model seperti apa, dan lain-lain. Akhirnya saya nekat tinggalkan yang lama, bareng beberapa teman kita dirikan Hellobill,” ujar Ponky di Block71, Jakarta Selatan, tempat Hellobill berkantor.

Produk Hellobill dijual dengan sistem berlangganan secara bulanan atau tahunan. Layanan Hellobill tak sekadar sebagai kasir digital, mereka juga menyajikan data yang sudah diolah dari bisnis terkait.

Pasar yang besar

Saat ini restoran menjadi entitas pelanggan terbanyak di Hellobill denga porsi 80:20 dibanding dari sektor ritel. Secara keseluruhan, total pelanggan yang sudah mereka gaet mencapai 1.700 yang tersebar hampir di 100 kota di seluruh Indonesia.

“Kalau kita lihat sekarang industri F&B konsumsinya luar biasa. AC Nielsen saja mengatakan sektor kedua dengan spending terbesar di Indonesia ya dari F&B dan otomatis itu tercermin di kami,” imbuh Ponky.

Ponky mengatakan saat ini potensi pasar POS di Indonesia begitu besar. Sekitar 2 juta restoran, 2 juta lebih toko ritel, dan 100 ribu salon, yang tersebar di seluruh penjuru nusantara menurut Ponky mewakili betapa kompetisi di POS begitu menjanjikan. Itu pun menurutnya belum menyertakan jumlah usaha mikro dan kecil menengah (UMKM) yang angkanya jauh lebih besar.

Namun di tengah besarnya potensi pasar tersebut, Hellobill masih jauh dari menguasai pasar. Mereka mengakui saat ini hanya sekitar 0,75 persen hingga 1 persen pasar yang mereka kuasai. Ponky mengatakan mereka setidaknya bersaing dengan sekitar 50 penyedia layanan POS lain di Indonesia.

“Tapi kalau melihat market posisi kami bisa di top 10 di Indonesia,” akunya.

Strategi merebut pasar

Ponky mengakui pihaknya tak punya dana untuk pemasaran besar-besaran. Secara sumber daya pun mereka belum cukup besar untuk menembus pasar yang melimpah di luar kota.

Di sisi lain, Hellobill sejatinya sudah menerima seed funding, namun mereka masih enggan membeberkan nama investor tersebut.

Kendati begitu, Ponky percaya layanan purnajual mereka dapat menjadi jurus mujarab agar produk mereka dikenal lebih luas dengan keadaan saat ini.

“Salah satu key point kami adalah aftersales karena itu marketing paling murah, makanya kami sangat perhatikan itu,” sambung Ponky.

Selain itu, Hellobill juga memperkuat layanan mereka dengan bermitra ke sejumlah penyedia layanan pendukung mulai dari sistem loyalitas, pencatatan keuangan, hingga opsi pembayaran digital. Mereka yang telah bekerja sama dengan Hellobill di antaranya adalah Tada, Stamps, Jurnal (kini menjadi bagian Mekari), Zahir, Cashlez, dan Ovo.

Sementara untuk monetisasi produk, Hellobill belum memilih belum ke arah sana karena masih berfokus pada produk utama mereka.

“Target tahun ini kami bisa masuk ke 2.500 outlet,” pungkas Ponky optimis.

Application Information Will Show Up Here

Akuisisi Moka oleh Gojek, Jika Benar, adalah Langkah Logis

Kabar burung Gojek akuisisi Moka pertama kali dibawa oleh KrAsia, kemudian diperkuat DealStreetAsia selang sehari kemudian. Representatif Gojek maupun Moka kompak mengeluarkan pernyataan tidak berkomentar terhadap rumor pasar.

Semua ini bisa jadi hanya strategi atau memang benar-benar sedang berproses. Masih ingat hal yang sama juga terjadi di Tokopedia dan Bridestory? Awalnya sama-sama tegas menolak komentar, meski akhirnya dikonfirmasi langsung oleh CEO Tokopedia William Tanuwijaya.

Mengapa Gojek mengakuisisi Moka? Alasan paling logis adalah sebagai salah satu pemimpin pasar, Moka memiliki akses yang luas ke UKM yang menjadi segmen fokus Gojek, melalui GoBiz.

Ketimbang diakuisisi kompetitor, jelas Gojek berharap Moka menjadi bagian ekosistemnya untuk mendominasi pasar, apalagi Moka baru saja mengakomodasi GoPay sebagai salah satu alat pembayarannya. Gojek dan Moka sama-sama menjadi portofolio investor ternama Sequoia (melalui cabangnya di India).

Yang menarik, sesungguhnya Gojek sejak tahun lalu, menurut sumber terpercaya, telah mengelola layanan POS sendiri melalui akuisisi terhadap Nadipos. Saat ini produk mPOS yang beredar di merchant GoFood itu adalah produk Nadipos, di bawah kelolaan Spots, dengan branding “Powered by Gojek.”

Keunggulan Moka

Moka sendiri bisa dikatakan sebagai pemain mPOS terdepan di Indonesia. Ekosistemnya sudah luas, menerima berbagai opsi pembayaran dari pemain uang elektronik (Ovo, Dana, dan LinkAja) dan bisa mencicil lewat Akulaku dan Kredivo, atau lewat kartu kredit dan debit.

VP Marketing and Brand Moka Bayu Ramadhan sempat mengatakan kerja sama lebih lanjut kemungkinan akan membawa perusahaan masuk dan terhubung dengan merchant GoFood yang selama ini belum menjadi merchant Moka. Ketika semua sistem pembayaran terjadi di dalam Moka, bagi sisi merchant tentunya pembukuan akan jauh lebih mudah memantaunya.

Buat Moka, jika benar terjadi proses akuisisi, keuntungan yang bisa didapat adalah lebih tingginya brand awareness mereka di kalangan UMKM. Dengan nama besar Gojek, GoPay dan luasnya merchant GoFood lebih dari 400 ribu, Moka akan lebih mudah mengembangkan bisnisnya dan terintegrasi dengan berbagai ekosistem Gojek.

Sementara buat Gojek, mereka ingin sebanyak-banyaknya memberikan nilai tambah buat para merchant dan memperkuat eksistensi perusahaan lewat ekosistemnya yang sudah melebar ke berbagai elemen bisnis. Kompetitor terdekatnya bisa dianggap belum sampai ke tahap ini.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here