Berkat Chipset Qualcomm 205, Feature Phone Nantinya Bisa Terhubung ke Jaringan 4G LTE

Kehadiran Nokia 3310 generasi modern membawa makna baru untuk feature phone. Namun pada kenyataannya, tanpa kemunculannya pun feature phone masih memiliki pangsa pasar di negara-negara berkembang.

Koneksi internet sudah termasuk fitur standar yang ditawarkan feature phone di tahun 2017 ini, meski dalam kasus Nokia 3310 tadi koneksinya hanya terbatas di jaringan 2G. Namun ke depannya, pengguna feature phone dipastikan juga dapat menikmati internet cepat yang ditawarkan jaringan 4G LTE, demikian premis yang sejatinya ingin disampaikan Qualcomm lewat peluncuran chipset barunya, Qualcomm 205.

Chipset ini dirancang dan dikembangkan secara spesifik untuk feature phone. Di dalamnya terdapat prosesor dual-core 1,1 GHz dan GPU Adreno 304, dengan dukungan resolusi layar maksimum 480p dan kamera 3 megapixel. Ingat, yang kita bicarakan ini adalah feature phone, yang pastinya punya spesifikasi lebih inferior ketimbang smartphone kelas budget.

Qualcomm 205 Mobile Platform tidak termasuk dalam lini Snapdragon / Qualcomm
Qualcomm 205 Mobile Platform tidak termasuk dalam lini Snapdragon / Qualcomm

Wi-Fi dan Bluetooth 4.1 turut hadir, namun sekali lagi yang terpenting adalah dukungan jaringan 4G LTE, dengan kecepatan download maksimum mencapai 150 Mbps (secara teori). Tidak hanya itu, fitur modern seperti VoLTE (Voice over LTE) pun bisa Qualcomm 205 hadirkan pada feature phone.

Penamaannya sendiri sengaja tidak menggunakan brand “Snapdragon” karena Qualcomm memang sudah mengumumkan kalau nama itu sekarang hanya berlaku untuk chipset dengan nomor model 4xx, 6xx dan 8xx. Sisanya, yaitu model 2xx, ditempatkan di bawah nama Qualcomm Mobile.

Feature phone yang mengusung chipset Qualcomm 205 kabarnya bakal meluncur ke pasaran mulai kuartal kedua tahun ini. Pasar yang ditunjuk sendiri mencakup kawasan Amerika Selatan, Asia Tenggara dan India.

Sumber: Qualcomm dan Ars Technica. Gambar header: Pixabay.

Tencent Umumkan Drone Perdananya dengan Kemampuan Live Stream ke WeChat

GoPro memulainya dengan Karma, lalu tidak lama DJI menyusul dengan Mavic Pro. Singkat cerita, drone berbodi ringkas dengan desain foldable adalah tren 2016, dan kini raksasa teknologi asal Tiongkok, Tencent, sepertinya tidak ingin ketinggalan.

Perusahaan di balik layanan pesan instan populer WeChat tersebut sedang bersiap untuk memasarkan drone bernama Ying. Sama seperti Mavic Pro, Ying dapat dilipat ketika tidak digunakan, dan ukurannya pun tidak kalah mini – bobotnya bahkan lebih ringan ketimbang Mavic di angka 425 gram.

Ying juga dapat merekam video dalam resolusi 4K. Kendati demikian, Ying punya misi khusus yaitu untuk menyiarkan video langsung ke WeChat dalam resolusi 720p. Yup, live streaming tidak harus menggunakan smartphone, drone pun juga bisa.

Ukuran ringkas dan desain foldable membuatnya sangat mudah untuk dibawa berpergian / Tencent
Ukuran ringkas dan desain foldable membuatnya sangat mudah untuk dibawa berpergian / Tencent

Dalam menggarap drone perdananya, Tencent bekerja sama dengan pabrikan drone Zerotech untuk urusan hardware, sedangkan software-nya dikembangkan bersama Qualcomm. Kiprah Tencent di ranah drone ini sekaligus menjadi bukti betapa luasnya platform WeChat di Negeri Tirai Bambu tersebut.

Untuk sekarang, belum ada informasi mengenai ketersediaan Ying di negara lain selain kampung halamannya. Di Tiongkok, Ying diprediksi akan mulai dipasarkan pada akhir Oktober seharga $299 saja. Melihat fitur utamanya untuk live streaming dan harganya yang terjangkau, jelas sekali tipe konsumen yang menjadi incaran Tencent tidak harus seorang drone enthusiast.

Sumber: Recode.

Versi Mendatang Mercedes-Benz S550e Plug-in Hybrid Akan Dilengkapi Teknologi Wireless Charging

Masih ingat dengan teknologi wireless charging untuk mobil elektrik yang Qualcomm umumkan tahun lalu? Sekarang sepertinya sudah ada tanda-tanda kalau teknologi ini bakal segera diaplikasikan ke mobil komersial. Mengingat Qualcomm menggandeng Daimler dalam mengembangkan teknologi ini, wajar apabila yang mendapat jatah pertama adalah sebuah Mercedes-Benz.

Ya, teknologi bertajuk Qualcomm Halo Wireless Electric Vehicle Charging (WEVC) ini akan segera tersedia pada Mercedes-Benz S550e plug-in hybrid versi mendatang. Pemilik sedan mewah tersebut nantinya sudah tidak perlu lagi dipusingkan oleh kabel yang menjuntai di dalam garasi demi mengisi ulang baterainya.

Kenyamanan adalah kata kunci utama yang bisa diasosiasikan dengan teknologi ini. Setidaknya untuk sekarang, jangan bayangkan proses charging-nya bisa berlangsung cepat; untuk mengisi baterai berkapasitas 13,5 kWh milik S550e, paling tidak dibutuhkan waktu semalaman. Itulah mengapa teknologi ini belum cukup matang untuk diterapkan pada mobil elektrik murni.

Kendati demikian, pemilik S550e nantinya hanya perlu memarkir mobilnya di atas charging pad – tidak harus benar-benar presisi, agak meleset sampai 15 cm pun charging tetap bisa berlangsung – lalu mendapati mobilnya dalam kondisi baterai terisi penuh di pagi hari untuk dipakai ke tempat kerja.

Qualcomm dan Daimler tidak lupa memperhatikan aspek keamanan, mengingat anak-anak atau hewan peliharaan bisa terekspos oleh medan magnet berdaya tinggi dari charging pad tersebut. Untuk itu, sistemnya telah dirancang agar dapat mendeteksi objek tak dikenal (selain mobil itu sendiri), lalu seketika juga mati sendiri dan mengirimkan notifikasi ke pemilik mobil.

Satu hal yang bisa dipastikan, biaya instalasi sistem wireless charger semacam ini sepertinya berada di kisaran yang cukup mahal. Namun kalau sang konsumen sanggup membeli salah satu sedan termahal Mercy, tentunya ia tidak keberatan merogoh kocek lebih lagi demi mendapatkan kenyamanan yang ditawarkan teknologi wireless charging ini.

Sumber: Car & Driver.

Qualcomm Umumkan Chipset Terbaru dan Tercepatnya, Snapdragon 821

Qualcomm Snapdragon 820 boleh dianggap sebagai chipset mobile kelas atas paling populer saat ini. Terbukti dari deretan smartphone flagship yang menggunakannya, mulai dari LG G5, HTC 10, Xiaomi Mi 5 sampai OnePlus 3. Pun begitu, Qualcomm rupanya sudah siap dengan penerusnya.

Didapuk Snapdragon 821, ia tidak dimaksudkan untuk menggantikan Snapdragon 820, melainkan melengkapinya dengan sejumlah peningkatan. Basis arsitekturnya sendiri masih sama – empat inti, 64-bit – namun Snapdragon 821 punya performa 10 persen lebih baik dengan clock yang mencapai angka 2,4 GHz selagi mempertahankan efisiensi dayanya.

Selebihnya, Snapdragon 821 masih menyimpan segala keunggulan Snapdragon 820, termasuk halnya modem X12 LTE yang mendukung kecepatan download dan upload di angka yang fenomenal. Lalu apa keistimewan lainnya selain peningkatan performa 10 persen?

Well, yang menarik adalah perangkat apa saja yang nantinya bakal menggunakan chipset ini. Kalau merujuk pada pernyataan resmi Qualcomm, sepertinya Snapdragon 821 tidak hanya bakal mampir ke smartphone dan tablet flagship saja, tetapi juga VR headset yang sifatnya standalone, alias tidak perlu diselipi ponsel.

Snapdragon 821 juga bisa menjadi jantung dari ponsel Nexus baru yang bakal diumumkan Google dalam beberapa bulan ke depan. Kemungkinan Nexus anyar itu akan menjadi smartphone pertama yang mendukung Daydream, platform VR yang terintegrasi dengan versi terbaru Android nantinya, dan Snapdragon 821 adalah standar minimum untuk bisa kompatibel dengan Daydream.

Semua ini baru sekedar spekulasi, namun bisa dipastikan Snapdragon 821 akan mengisi dapur pacu beragam perangkat anyar yang dirilis di bulan-bulan mendatang.

Sumber: Qualcomm. Gambar header: Kārlis Dambrāns – Flickr.

Chipset Baru Qualcomm Dikhususkan untuk Fitness Tracker dan Smartwatch Anak-Anak

Bulan Februari lalu, Qualcomm memperkenalkan lini chipset baru yaitu Snapdragon Wear. Produk tersebut menjadi bukti komitmen Qualcomm terhadap pasar perangkat wearable, dan sekarang bukti tersebut terus dipertegas melalui model Snapdragon Wear 1100.

Diumumkan di ajang Computex 2016 pekan kemarin, Wear 1100 punya fokus yang lebih spesifik ketimbang Wear 2100. Ia didesain untuk menjadi otak dari perangkat-perangkat seperti fitness tracker, smart headset maupun smartwatch untuk anak-anak.

Kelebihan utamanya ada pada integrasi teknologi pelacak lokasi Qualcomm iZat yang tidak cuma menawarkan akurasi tingkat tinggi, tetapi juga efisiensi daya yang optimal. Faktor efisiensi ini penting mengingat perangkat-perangkat wearable biasanya cuma mengemas unit baterai dengan kapasitas yang amat kecil.

Teknologi iZat tersebut juga mendukung fitur geofencing yang amat krusial guna memonitor anak-anak. Pada dasarnya, fitur geofencing ini bisa dianggap sebagai ‘pagar virtual‘, yang berarti orang tua akan segera mendapat peringatan ketika buah hatinya keluar dari zona aman tersebut.

Meski tidak secanggih Wear 2100, Wear 1100 tetap mengusung dukungan konektivitas mobile, termasuk jaringan LTE. Sejauh ini sudah ada sejumlah pabrikan yang menggunakan Qualcomm Snapdragon Wear 1100 di dalam produknya, salah satunya adalah gelang tracking WeBandz yang gambarnya tercantum di atas.

Sumber: Qualcomm.

Qualcomm Luncurkan Snapdragon Wear, Chipset Khusus untuk Perangkat Wearable

Qualcomm boleh berbangga atas pencapaiannya sejauh ini: hampir semua smartwatch Android Wear mengandalkan chipset Snapdragon 400 buatannya. Namun bukannya merasa puas, hal ini justru malah menginspirasi Qualcomm untuk berinovasi lebih giat lagi demi memajukan industri perangkat wearable.

Maka dari itu lahirlah Snapdragon Wear, sebuah chipset lengkap yang dirancang dan ditujukan secara spesifik untuk perangkat wearable. Varian yang pertama, yakni Snapdragon Wear 2100, punya sejumlah kelebihan yang tak dimiliki chipset Snapdragon 400.

Utamanya adalah ukuran fisik chipset yang 30 persen lebih kecil. Hal ini berarti pabrikan smartwatch atau perangkat wearable lainnya bisa mendesain perangkat yang lebih tipis, lebih ringkas sekaligus lebih keren daripada sebelumnya. Anda suka dengan desain Moto 360 tapi ukurannya terlalu besar? Berkat Snapdragon Wear, generasi ketiganya nanti mungkin bisa sedikit menyusut ukurannya.

Selain lebih kecil, Snapdragon Wear 2100 juga 25 persen lebih hemat daya ketimbang Snapdragon 400. Semua cara meningkatkan daya tahan baterai pastinya akan disambut dengan tangan terbuka oleh pengguna, dan 25 persen adalah angka yang lumayan; kalau saja suatu smartwatch punya daya baterai 4 hari, secara teori Snapdragon Wear bisa menambahkan 1 hari ekstra.

Keunggulan selanjutnya adalah deretan sensor irit daya yang terintegrasi ke chipset. Qualcomm mengklaim Snapdragon Wear bisa mengimplementasikan algoritma yang lebih kompleks, serta lebih akurat dalam memonitor berbagai parameter daripada Snapdragon 400.

Terakhir, Snapdragon Wear telah mendukung jaringan LTE secara default di samping konektivitas Wi-Fi dan Bluetooth. Dengan demikian, smartwatch yang ditenagai chipset baru ini nantinya dapat mengaktifkan segudang fungsi tanpa harus tersambung ke smartphone terlebih dulu.

Chipset khusus perangkat wearable ini sudah tersedia buat pabrikan hardware mulai hari ini juga, lengkap beserta platform yang dibutuhkan untuk tahap pengembangan. LG pun langsung bergerak cepat, mengungkapkan rencananya untuk merilis sejumlah smartwatch dan perangkat wearable baru yang ditenagai Snapdragon Wear 2100 tahun ini juga.

Sumber: Qualcomm.

Qualcomm Akhirnya Sibak Spek Lengkap Snapdragon 820

Sejak beberapa bulan lalu Qualcomm sudah sedikit demi sedikit membuka tabir chipset generasi terbarunya, Snapdragon 820. Dan kemarin waktu setempat, sang pengembang akhirnya memutuskan untuk mengungkap detail keseluruhan chipset-nya itu ke publik. Belum dirilis, tapi ini jadi permulaan yang bagus, yang artinya kehadirannya hanya tinggal menunggu waktu.

Sebagai penerus dari Snapdragon 810, idealnya Snapdragon 820 membawa peningkatan yang signifikan. Paling tidak, ia harusnya mampu menghapus stigma negatif terkait overheating di pendahulunya itu.

Sebagai permulaan, system on chip Snapdragon 820 mendukung teknologi LTE Cat. 12 yang mampu menghasilkan kecepatan hingga 600Mbps dan juga LTE Cat. 13 yang mencapai kecepatan unggah hingga 150Mbps. Chipset juga hadir dengan dukungan baru untuk X12 LTE yang diklaim meningkatkan kecepatan download hingga 33% dan kecepatan upload tiga kali lebih cepat dari X10 yang ditemukan di Snapdragon 810.

Dari sisi arsitekturnya, Snapdragon 820 terdiri dari empat inti CPU dengan komputasi Kyro core 64-bit. Menghasilkan clockspeed hingga 2,2GHz, bekerja lebih halus dan dua kali lebih cepat dari pendahulunya. Tetapi di saat bersamaan ia bekerja dengan tingkat efisiensi yang juga lebih baik. Kelebihan ini dihasilkan berkat adanya topangan dari Hexagon 680 DSP terbaru.

Dukungan lebih baik juga ditawarkan oleh Snapdragon 820 dalam hal koneksi WiFi, di mana kini chipset sudah mendukung 802.11ad dan 802.11ac 2×2 MU-MIMO. Artinya, sambungan WiFi di Snapdragon 820 menjanjikan dorongan kecepatan hingga 3x lebih cepat dari teknologi standar tanpa MU-MIMO. Masih di seputar WiFi, chipset juga dipastikan mendukungn teknologi dual-SIM, VoLTE, dan Wi-Fi calling.

Snapdragon 820 seperti sudah diketahui menggandeng Adreno 530 sebagai teman duet. Grafis ini sendiri menjanjikan peningkatan kinerja grafis, kapabilitas komputasi, dan penggunaan daya sampai dengan 40%.

Sektor visual pun jadi fokus bagi Qualcomm, terlihat dari hadirnya dukungan layar 4K bersama dengan kemampuan untuk mengelola kamera hingga 28MP. Tak berhenti di situ, Qualcomm juga ingin pengguna smartphone merasa tenang saat baterainya mulai terkuras. Mereka membenamkan generasi Quick Charge 3.0 teraru yang diklaim mampu mengisi perangkat empat kali lebih cepat ketimbang charger biasa dan 38% lebih cepat daripada Quick Charge 2.0.

Tapi untuk bisa menikmati teknologi-teknologi di atas dalam wujud perangkat mobile, kita masih harus menunggu hingga 2016 mendatang. Vendor-vendor kelas kakap seperti Samsung, Xiaomi, HTC dan LG kemungkinan besar akan ada di barisan terdepan untuk mengadopsi Snapdragon 820.

Sumber berita Qualcomm.

Qualcomm Ramaikan Industri Drone dengan Chipset Snapdragon Flight

Mulai tahun depan, Anda tidak akan menjumpai prosesor Snapdragon di smartphone saja, tetapi juga di drone. Kabar ini datang langsung dari Qualcomm sendiri. Belum lama ini mereka memperkenalkan chipset bernama Qualcomm Snapdragon Flight yang dirancang khusus untuk mengotaki sebuah drone. Continue reading Qualcomm Ramaikan Industri Drone dengan Chipset Snapdragon Flight

Qualcomm Mulai Buka-bukaan Soal Snapdragon 820

Qualcomm menghadapi tugas berat pasca menerima feedback kurang baik dari pengguna Snapdragon 810. Situasi ini menuntut Qualcomm untuk bekerja ekstra keras dalam mempersiapkan chipset baru sebagai “pelipur lara” yang santer disebut sebagai Snapdragon 820.

Continue reading Qualcomm Mulai Buka-bukaan Soal Snapdragon 820

Qualcomm Snapdragon 412 dan Snapdragon 212 Punya Kinerja Lebih Nendang

Qualcomm kembali membuat penyegaran untuk dua model chipset lawasnya, Snapdragon 410 dan 210. Keduanya kini memperoleh keluarga baru dengan nama yang sedikit dipoles menjadi Snapdragon 412 dan Snapdragon 212.

Continue reading Qualcomm Snapdragon 412 dan Snapdragon 212 Punya Kinerja Lebih Nendang