Sambut Tren Wireless Audio Berkualitas Tinggi, Qualcomm Umumkan Sertifikasi Snapdragon Sound

Diumumkannya Spotify HiFi belum lama ini bisa dilihat sebagai penanda bahwa tren audio berkualitas tinggi sudah menjadi lebih mainstream sekarang ketimbang beberapa tahun silam. Namun seperti yang kita tahu, pengalaman audio yang baik tidak melulu bergantung pada sumber audionya saja, melainkan juga perangkat yang kita gunakan.

Sederhananya, kalau kita berlangganan layanan seperti Spotify HiFi tapi yang kita gunakan adalah TWS abal-abal, besar kemungkinan audio berkualitas lossless yang disuguhkan jadi sia-sia karena perangkatnya tidak sanggup mengolah file-nya tanpa mengandalkan metode kompresi yang begitu agresif. Sumbernya memang lossless, tapi yang kita dengar tetap merupakan hasil kompresi karena keterbatasan teknologi wireless yang digunakan TWS abal-abal itu tadi.

Singkat cerita, kita harus memastikan dulu bahwa perangkat yang kita gunakan memang mampu menyajikan audio beresolusi tinggi sebelum menggunakan layanan macam Spotify HiFi, dan di sinilah gagasan terbaru Qualcomm datang membantu. Produsen chipset tersebut baru saja mengumumkan Snapdragon Sound, semacam sertifikasi yang mengindikasikan kualitas premium dari suatu perangkat audio nirkabel.

Menurut Qualcomm, Snapdragon Sound melibatkan banyak komponen kunci, mulai dari seri prosesor terbarunya, chip Bluetooth generasi terbaru, teknologi active noise cancellation (ANC), latency serendah 89 milidetik, sampai codec aptX Adaptive yang mendukung audio beresolusi 24-bit 96 kHz. Kalau angka ini kedengaran familier, itu karena codec LDAC ciptaan Sony juga menawarkan kapabilitas yang serupa.

Yang Sony buat itu tentu bersifat proprietary. Qualcomm di sisi lain membuka Snapdragon Sound untuk semua brand yang berminat. Suatu hal yang wajar mengingat komponen-komponen bikinan Qualcomm memang sudah tertanam di banyak perangkat audio nirkabel, dan kita mungkin sama sekali tidak menyadarinya.

Sayangnya produsen tidak bisa memperbarui perangkat yang sudah ada agar dapat mendukung Snapdragon Sound. Nantinya, produk-produk yang memenuhi sertifikasi bakal mengusung logo Snapdragon Sound di kemasannya, baik itu smartphone, headphone, maupun TWS. Dua brand pertama yang bakal meluncurkan produk bersertifikasi Snapdragon Sound tahun ini adalah Xiaomi dan Audio-Technica.

Mengincar perangkat yang mengusung logo Snapdragon Sound bukan berarti konsumen hanya akan mendapatkan kualitas audio nirkabel yang premium saja, sebab Qualcomm juga menargetkan parameter-parameter lain seperti koneksi Bluetooth yang stabil di berbagai kondisi, latency yang rendah ketika dipakai menonton video atau gaming, proses pairing yang simpel, sampai konsumsi energi yang efisien.

Sumber: Qualcomm dan The Verge.

Qualcomm Ungkap Reference Design Kacamata Augmented Reality, XR1 AR Smart Viewer

Kacamata augmented reality (AR) di titik ini mungkin masih terdengar terlalu gimmicky buat sebagian besar orang. Apakah fungsinya hanya untuk hiburan? Adakah nilai ekstra yang diberikan ketimbang mengonsumsi konten AR lewat smartphone? Kalau menurut Qualcomm, AR glasses malah sebenarnya cocok untuk dipakai bekerja.

Mereka baru saja merilis reference design dari XR1 AR Smart Viewer. Wujudnya sepintas kelihatan seperti kacamata hitam dengan frame yang agak lebih tebal dari biasanya, dan ia mengemas sepasang display OLED yang mempunyai resolusi 1080p dan refresh rate 90 Hz, dengan field of view seluas 45 derajat. Memang tergolong sempit, tapi ini memang merupakan salah satu kelemahan kacamata AR sejauh ini.

XR1 juga dilengkapi sejumlah kamera yang mendukung teknologi hand tracking sekaligus 6DoF head tracking. Menariknya, ketimbang merancang XR1 sebagai perangkat yang dapat beroperasi secara mandiri, Qualcomm justru memosisikannya sebagai aksesori untuk smartphone dan PC. Dengan bantuan sebuah kabel, XR1 bisa menjadi semacam layar tambahan untuk masing-masing perangkat.

Qualcomm XR1 AR Smart Viewer

Ketika dihubungkan ke PC misalnya, XR1 dapat menggantikan peran beberapa monitor sekaligus, dan ini tentu saja merupakan cara yang ideal untuk meningkatkan produktivitas. Ketika sudah selesai bekerja, tinggal lepas kacamatanya dan kembali ke aktivitas lain tanpa harus diganggu oleh kacamata aneh yang berbingkai tebal.

Saya membayangkan skenario multiple display ini juga berguna dalam konteks hiburan. Anggap Anda sedang menonton menggunakan smartphone. Kacamata XR1 yang tersambung dapat dipakai untuk, misalnya, membuka timeline Twitter. Kalau mau dibalik pun juga bisa; jadi kacamata dipakai untuk menonton, lalu smartphone untuk sesekali mengecek media sosial.

Sejauh ini sudah ada satu produk yang menggunakan XR1 sebagai basisnya: Lenovo ThinkReality A3. Perangkat tersebut sudah Lenovo perkenalkan pada ajang CES 2021 di bulan Januari kemarin, akan tetapi perilisannya diperkirakan baru akan berlangsung di pertengahan tahun.

Sumber: The Verge.

Qualcomm Umumkan Snapdragon X65, Modem-RF System 5G 10 Gigabit Pertama di Dunia

Qualcomm telah mengumumkan Snapdragon X65 5G Modem-RF System, modem 5G generasi keempat ini menjanjikan kecepatan konektivitas hingga 10 Gigabit per detik dan mendukung 3GPP Release 16 pertama di dunia. Sebagai informasi, generasi sebelumnya modem 5G Snapdragon X60 yang merupakan bagian dari chipset Snapdragon 888 memiliki kecepatan download maksimum 7,5Gbps.

Saat ini modem 5G Snapdragon X65 dalam tahap penggunaan sampel oleh OEM dan ditargetkan untuk diluncurkan pada perangkat komersil pada tahun 2021. Selain Snapdragon X65, Qualcomm juga mengumumkan Snapdragon X62 5G Modem-RF System, solusi modem-ke-antena yang dioptimalkan untuk penggunaan umum pada pengaplikasian mobile broadband.

qualcomm-umumkan-snapdragon-x65-1

Transisi ke 5G memberikan kesempatan terbesar untuk Qualcomm karena teknologi selular siap memberikan manfaat kepada setiap industri. Kami meraih pencapaian signifikan dengan Snapdragon X65 5G Modem-RF System, memungkinkan kecepatan konektivitas hingga 10 Gigabit per detik dan mendukung spesifikasi 5G terbaru yang memiliki peran penting dalam berbagai kasus penggunaan 5G baru, tidak hanya terbatas untuk mendefinisikan ulang pengalaman ponsel premium, namun juga membuka kemungkinan-kemungkinan baru dari perluasan 5G pada mobile broadband, compute, XR, IoT untuk industri, jaringan 5G swasta, dan akses nirkabel tetap,” jelas Cristiano Amon, President dan CEO terpilih, Qualcomm Incorporated.

Modem 5G Snapdragon X65 dirancang untuk mendukung kecepatan tercepat 5G yang tersedia saat ini dan inovasi kuncinya mencakup arsitektur yang dapat di-upgrade melalui pembaruan software di masa depan. Serta, untuk memfasilitasi pengadopsian fitur-fitur baru, meningkatkan umur perangkat, dan membantu mengurangi biaya kepemilikan – terlebih karena perluasan 5G pada industri-industri baru terkait seperti compute, IoT industri, dan akses nirkabel tetap.

Selain itu, modem ini menggunakan modul antena Qualcomm 545 mmWave yang mendukung daya transmisi lebih tinggi dan juga mendukung semua frekuensi global mmWave, termasuk jaringan n259 (41 GHz) terbaru. Dengan teknologi pengaturan antena AI yang memberikan peningkatan signifikan pada kinerja selular dan efisiensi daya. Sebagai contoh, penggunaan AI menghasilkan peningkatan akurasi dalam mendeteksi genggaman tangan sebanyak 30 persen dibanding generasi sebelumnya.

Snapdragon X65 5G Modem-RF System ini juga dilengkapi teknologi Qualcomm 5G PowerSave 2.0 yang membangun teknologi penyimpanan daya baru yang ditentukan oleh 3GPP Release 16 seperti Connected-Mode Wake-Up Signal. Serta, Qualcomm Smart Transmit 2.0, teknologi peningkatan sistem yang memanfaatkan kesadaraan sistem modem-ke-antena untuk meningkatkan kecepatan pengunggahan data dan memperluas jangkauan untuk pita-pita mmWave dan Sub-6 GHz sementara memenuhi persyaratan emisi RF.

Rangkaian peningkatan tersebut didesain untuk memberikan pengalaman 5G superior dengan kecepatan yang ditingkatkan, jangkauan lebih luas, dan dukungan daya baterai sepanjang hari. Modem 5G Snapdragon X65 siap untuk mendukung generasi terbaru smartphone flagship dan perluasan 5G dalam segmen-segmen seperti PC, mobile hotspot, IoT industri, akses nirkabel tetap, dan jaringan 5G pribadi.

OPPO Gelar 5G Academy Sebagai Ajang Sosialisasi Sekaligus Edukasi Mengenai Teknologi Jaringan 5G di Indonesia

Kehadiran OPPO Reno5 5G secara resmi di Indonesia bisa dilihat sebagai indikasi awal bahwa implementasi teknologi jaringan seluler generasi kelima di negara ini sudah semakin dekat. OPPO memang masih mengunci konektivitas 5G di perangkat tersebut, akan tetapi mereka berkali-kali menegaskan bahwa mereka bakal langsung membukanya begitu jaringan 5G di sini memang sudah masuk tahap komersialisasi.

OPPO rupanya tidak mau menyia-nyiakan waktu untuk sebatas menunggu. Hari ini, 4 Februari 2021, mereka menggelar acara OPPO 5G Academy, dengan tema perbincangan mengenai 5G dari sisi teknologi dan infrastruktur di edisi pertamanya ini. Selain awak media, kegiatan yang dilaksanakan secara daring ini juga diikuti oleh kalangan mahasiswa, komunitas, maupun para konsumen Reno5 5G itu sendiri.

“OPPO 5G Academy menjadi sebuah platform OPPO Indonesia untuk melakukan edukasi mengenai jaringan 5G kepada masyarakat. Pada acara ini, masyarakat akan mendapatkan gambaran mengenai teknologi dan manfaat 5G. OPPO juga mengundang stakeholder jaringan 5G, pada acara perdana ini dihadiri oleh Qualcomm dan Smartfren Telecom. Acara ini sekaligus menjadi ajang perkenalan teknologi 5G OPPO dan juga perangkat yang sudah mendukung teknologi ini yakni OPPO Reno5 5G,” tutur Aryo Meidianto, PR Manager OPPO Indonesia.

OPPO Reno5 5G / OPPO Indonesia
OPPO Reno5 5G / OPPO Indonesia

Aryo di sini hadir sebagai narasumber yang mewakili pihak penyedia perangkat. Dua narasumber lainnya adalah Shannedy Ong, Country Director Qualcomm Indonesia yang mewakili pihak penyedia teknologi, dan Sukaca Purwokardjono, Deputy CEO Mobility Smartfren Telecom yang mewakili pihak penyedia jaringan. Ada cukup banyak hal yang dibahas, utamanya gambaran umum mengenai teknologi 5G, baik dari sisi perkembangan teknologi, implementasi, kegunaan dan pemanfaatan jaringan ini di masa depan.

Sebagai pihak yang menyediakan teknologinya, Qualcomm siap bekerja sama dengan mitra OEM dan ODM untuk meluncurkan perangkat 5G di Indonesia seperti OPPO yang menggunakan Snapdragon 765G pada Reno5 5G. “Jaringan 5G akan memberikan banyak keuntungan bagi konsumen, terutama untuk kecepatan, latensi yang lebih rendah, dan biaya per bit yang lebih rendah,” papar Shannedy Ong.

Di saat yang sama, pihak operator juga menjadi bagian penting dalam struktur pengembangan jaringan 5G sebagai penyedia layanan, dan Smartfren adalah salah satu operator yang sudah sangat siap menyediakannya. “Kami yakin implementasi 5G di Indonesia akan menjadi game changer bagi industri sekaligus memberikan manfaat besar pada konsumen. Agar manfaat tersebut dapat terwujud, diperlukan sinergi dari seluruh stakeholder dalam ekosistem telekomunikasi,” jelas Sukaca Purwokardjono.

Modem 5G untuk rumahan bikinan OPPO / OPPO Indonesia
Modem 5G untuk rumahan bikinan OPPO / OPPO Indonesia

Sentimen yang ditunjukkan ketiga pihak ini pada dasarnya adalah, mereka semua sudah sangat siap menghadapi komersialisasi 5G, dan sekarang hanya tinggal menunggu pemerintah menetapkan regulasinya. Menurut Aryo, acara OPPO 5G Academy ini merupakan bentuk nyata kolaborasi antara penyedia device, penyedia teknologi, dan penyedia jaringan, sekaligus membuktikan bahwa mereka sudah 100% siap.

Shannedy berharap komersialisasi 5G di Indonesia bisa terjadi tahun ini juga, dengan catatan semuanya berjalan sesuai rencana. Sementara itu, Sukaca memprediksi antara akhir 2021 atau awal 2022. Dalam waktu dekat, Smartfren sendiri masih akan melakukan uji coba jaringan 5G lagi.

Ketiga narasumber juga sepakat bahwa manfaat 5G nantinya tidak hanya bisa dirasakan oleh kalangan enterprise saja, tetapi juga kalangan konsumen secara umum. Spesifiknya, mereka akan merasakan peningkatan dari sektor hiburan; kegiatan seperti streaming film, cloud gaming, maupun upload video pasti akan sangat terbantu oleh tingginya kecepatan sekaligus rendahnya latensi yang ditawarkan oleh konektivitas 5G.

Juga menarik adalah pembahasan singkat mengenai bagaimana teknologi-teknologi lama akan ditinggalkan di era 5G. Teknologi seperti jaringan 2G misalnya, bisa saja tereliminasi di saat 5G sudah mainstream, apalagi mengingat kita sekarang sudah bisa melangsungkan panggilan telepon via jaringan data. Contoh lainnya adalah expansion slot di smartphone, yang ke depannya mungkin akan ditinggalkan karena konsumen sudah bisa sepenuhnya mengandalkan cloud storage berkat 5G.

[Review] Realme 7 Pro: Kencang dalam Kinerja dan Pengisian Baterai

Realme saat ini sudah masuk ke dalam lima besar perangkat Android yang paling laku di Indonesia. Anak perusahaan dari BBK yang berasal dari Tiongkok ini juga menjual perangkatnya dengan harga yang cukup terjangkau. Namun kali ini, mereka sepertinya mulai bermain dalam kelas yang lebih tinggi lagi. Hal tersebut terlihat dari perangkat yang mereka luncurkan, realme 7 Pro.

Realme 7 Pro diluncurkan pada tahun yang sama dengan realme 7. Perbedaan antara keduanya, selain dari sisi harga, adalah penggunaan SoC-nya. Jika realme 7 menggunakan Mediatek Helio, maka realme 7 Pro menggunakan SoC Qualcomm Snapdragon 720G. Seperti yang diketahui, Snapdragon 720G sendiri masih merupakan seri 700 dengan dukungan LTE yang paling kencang saat ini.

Realme 7 Pro

Jika pada realme 7 yang dikedepankan adalah layarnya yang mendukung refresh rate 90 Hz, beda dengan versi Pro-nya. Realme 7 Pro mendukung pengisian daya 65 watt dengan nama SuperDart. Hal ini dapat dicapai karena realme 7 Pro menggunakan dua buah baterai dengan kapasitas 2250 mAh sehingga dapat terisi secara bersamaan.

Untuk spesifikasi dari realme 7 Pro adalah sebagai berikut

Realme 7 Pro Realme 7
SoC Qualcomm Snapdragon 720G Mediatek Helio G95
CPU 2×2.3 GHz Kryo 465 Gold + 6×1.8 GHz Kryo 465 Silver 2×2.05 GHz Cortex-A76 + 6×2.0 GHz Cortex-A55
GPU Adreno 618 Mali-G76 MC4 900MHz
RAM 8 GB  8 GB
Internal 128 GB  128 GB
Layar Super AMOLED 6,4 inci 2400×1080 60Hz Gorilla Glass 3  IPS 6,5 inci 2400×1080 90Hz Gorilla Glass 3
Dimensi 160.9 x 74.3 x 8.7 mm 162.3 x 75.4 x 9.4 mm
Bobot 182 gram 196.5 gram
Baterai 4500 mAh 5000 mAh
Kamera utama / depan 16 MP atau 64 MP,  8 MP UltraWide, 2 MP Macro, 2 MP B/W / 32 MP 16 MP atau 64 MP,  8 MP UltraWide, 2 MP Makro, 2 MP B/W / 16 MP
OS Android 10 dengan Realme UI  Android 10 dengan Realme UI

Untuk hasil dari CPU-Z dan Sensorbox adalah sebagai berikut

Realme mengatakan bahwa perangkat yang satu ini memiliki pangsa pasar para pelajar. Hal ini dikarenakan selain memiliki kinerja yang mumpuni, baterai yang dimiliki juga tahan lama dan cepat terisi. Kombinasi ini memungkinkan mereka untuk mengikuti proses belajar di kelas online dengan cukup lama dan ketika dibutuhkan. Tentu saja, mereka yang sudah memiliki pekerjaan juga bisa mengambil keuntungan dari feature yang dimiliki realme 7 Pro.

Unboxing

Perlengkapan inilah yang ada pada paket penjualan dari realme 7 Pro

Realme 7 Pro - Unboxing

Desain

Realme 7 Pro memiliki desain yang sangat mirip dengan realme 7. Bagian belakangnya sama-sama menggunakan desain bernama AG Split yang terinspirasi dari kaca. Untuk versi Pro-nya ini, realme mendesainnya dengan motif matte. Akan tetapi, tetap saja bagian belakangnya ini ramah terhadap sidik jari.

Pada bagian depan, desainnya masih sama dengan realme 7 dan 6. Sebuah punch hole ada pada bagian kiri yang merupakan kamera depan dari smartphone ini. Jadi jika Anda menjejerkan bagian depan dari realme 7, 7 Pro, dan 6, saya cukup yakin akan sulit membedakan satu dengan yang lainnya.

Realme 7 Pro - Kiri

Resolusi yang dimiliki oleh realme 7 Pro juga ada pada 2400×1080 dan menggunakan teknologi SuperAMOLED. Sayangnya, layar yang satu ini hanya mendukung refresh rate 60 Hz saja di mana versi non pro-nya bisa digunakan hingga 90 Hz. Layar ini juga masih dilindungi dengan Gorilla Glass 3. Di bawah layarnya sudah tersedia sebuah pembaca sidik jari.

Pada sisi sebelah kiri akan ditemukan tombol volume naik dan turun serta slot nano SIM dengan microSD. Pada sisi kanannya terdapat sebuah tombol power. Untuk bagian bawahnya, ditemukan port audio 3,5 mm, microphoneslot USB-C, dan speaker. Dan di bagian belakang akan ditemukan empat kamera dan sebuah LED flash yang tergabung pada satu kotak di bagian kiri atas.

Realme 7 Pro - Kanan

Sensor sidik jari yang berada di bawah layar dari realme 7 Pro juga dapat mendeteksi dengan cepat. Entah apakah saya belom menggunakannya cukup lama atau bagaimana, tetapi dari 20 kali percobaan tidak satu pun kegagalan yang ditemukan. Hal ini tentu saja membuat penggunaan smartphone realme 7 Pro menjadi lebih nyaman.

NFC juga sudah hadir pada realme 7 Pro dan dengan mudah mendeteksi kartu uang elektronik yang saya miliki. Mengisi ulang uang elektronik melalui beberapa aplikasi juga cukup mudah dilakukan dengan perangkat ini. Jadi, kita tidak lagi harus secara khusus datang ke ATM hanya untuk mengisi ulang kartu uang elektronik.

Realme 7 Pro - Bawah

Mendengarkan musik pada perangkat ini memang akan memiliki pengalaman yang berbeda. Hal tersebut dikarenakan pada realme 7 Pro sudah memiliki Dolby Atmos. Suara yang ada menjadi lebih detail terdengar serta mempertajam bagian bass dan mid juga. Anda juga bisa membuat profile suara tersendiri pada equalizer-nya.

Realme 7 Pro masih menggunakan antar muka realme UI versi pertama dengan basis sistem operasi Android 10. Pengalamannya sendiri sama seperti perangkat realme lainnya di mana sangat responsif dan mudah digunakan. Realme UI juga menghadirkan app drawer yang terdiri dari kumpulan aplikasi yang terinstal didalam perangkat ini.

Jaringan LTE dan WiFi

Dengan menggunakan Snapdragon 720G, juga berarti bahwa perangkat ini mendukung jaringan 4G LTE. Pada realme 7 pro, band yang didukung sama seperti realme 6 yaitu pada band 1(2100), 3(1800), 5(850), 8(900), 38(2600), 40(2300), dan 41(2500) yang digunakan oleh semua operator seluler di Indonesia. Modem yang ada pada Snapdragon 720G adalah X15 memiliki kelas LTE Cat 15 yang mendukung 3 Carrier Aggregation dengan kecepatan download sampai dengan 800 Mbps.

Untuk urusan WiFi, realme 7 Pro sudah mendukung 802.11ac. Teknologi tersebut saat ini sudah dikenal dengan nama WiFi 5. Dengan standar ini, mengartikan pula bahwa realme 7 Pro sudah bisa menggunakan WiFi pada band 5 GHz yang lebih kencang.

Kamera: Sony IMX 682 yang berkelas

Realme selama ini selalu saja menggunakan sensor buatan Samsung, yaitu ISOCELL. Namun, realme seri 7 kembali membawa sensor Sony yang sudah lama tidak digunakan, yaitu semenjak realme X. Untuk realme 7 Pro menggunakan IMX 682 yang bisa mengambil gambar hingga 64 MP.

Hasil foto yang dihasilkan oleh kamera utamanya memang tidak mengecewakan. Detail yang didapat cukup baik serta memiliki tingkat noise yang cukup rendah. Namun pada beberapa obyek, warna yang ditangkap tidak terlalu akurat. Seperti pada contoh gambar apel dan tomat yang saya ambil di bawah ini.

Hasil foto yang diambil melalui kamera wide juga mirip dengan kamera utamanya. Gambarnya cukup bagus, namun dapat terlihat noise pada bagian gelap. Warnanya juga kurang akurat pada beberapa obyek sehingga tidak sama dengan aslinya.

Kamera Makro yang dimiliki oleh realme 7 Pro hanya 2 MP. Tentunya hal ini akan menghasilkan kualitas yang sama dengan realme 7. Hasilnya memang cukup baik pada kondisi tertentu, namun saya masih lebih menyukai hasil kamera utama dengan cropping yang lebih tajam.

Realme 7 Pro - Hasil Kamera Makro 01

Kamera selfie-nya memang memiliki resolusi yang tinggi, yaitu 32 MP. Namun, hasilnya tidak terlalu tajam. Hal tersebut bisa dilihat pada bagian rambut dan bulu yang tertangkap akan menjadi buram.

Pengujian

Jika berbicara tentang Snapdragon 720G, tentu saja tidak akan terlepas dengan Snapdragon 730G dan 732G. Nyatanya, walaupun berseri di bawah 730G dan 732G, kinerja 720G masih bisa mengungguli keduanya. Hal inilah yang memuat realme 7 Pro menjadi kencang.

Snapdragon 720G sendiri menggunakan dua core kencang Kryo 465 Gold dengan kecepatan 2.3 GHz. Enam inti prosesor lainnya bernama Kryo 465 Silver yang merupakan turunan dari Cortex A55 dengan kecepatan 1,8 GHz dan menggunakan daya yang lebih rendah dari dua inti pertama. Grafisnya menggunakan Adreno 618 yang sama digunakan pada Snapdragon 730G.

Untuk bekerja

Sehari-hari, menggunakan Trello dan Slack serta Gmail memang tidak terlepas dari kehidupan pekerjaan saya. Pada saat berkomunikasi dengan rekan dan saudara setiap hari, Whatsapp dan Facebook sudah menjadi aplikasi yang tidak luput dari penggunaan. Browsing pun juga menggunakan Google Chrome yang saat ini masih dikenal dengan haus akan daya dari sebuah smartphone.

Semua saya coba dengan menggunakan realme 7 Pro. Dengan Snapdragon 720G serta RAM 8 GB, saya tidak menemukan adanya lag. Mencoba menggunakan CMS dari Dailysocial sendiri juga bisa berjalan cukup lancar. Sebagai catatan, artikel ini sebagian saya tulis dengan menggunakan Chrome pada realme 7 Pro.

Mengambil video untuk tugas anak saya juga sangat nyaman dengan realme 7 Pro. Apalagi saat transcoding video, kinerjanya cukup baik dan sangat lancar untuk memperkecil kapasitas video yang akan dikirim ke para pengajar. Saya juga mencoba mengedit video untuk tugas dan terasa cukup responsif.

Syntethic Bench

Pada pengujian kali ini, saya akan menghadirkan Snapdragon 730G serta Helio G95T pada realme 7. Hal ini untuk mengetahui seberapa baik kinerja dari Snapdragon 720G yang digunakan pada realme 7 Pro. Berikut adalah hasilnya

Dengan hasil seperti ini, realme 7 Pro cocok digunakan untuk berbagai kegiatan. Tidak hanya pelajar saja yang bisa diuntungkan, namun para pegiat bisnis dan UMKM juga bisa memakainya dalam pekerjaan sehari-hari. Semua aplikasi bisa dijalankan dengan cukup mulus pada SoC Snapdragon 720G.

Uji baterai 4500 mAh

Sudah tidak dipungkiri lagi bahwa pengujian baterai memakan waktu yang cukup panjang. Apalagi dengan realme 7 Pro yang memiliki kapasitas sebesar 4500 mAh. Dengan menggunakan video MP4 dengan resolusi 1080p yang diputar secara terus menerus, realme 7 Pro bisa bertahan hingga 17 jam 55 menit. Namun saat digunakan untuk bermain, tentu saja tidak akan bertahan sampai waktu tersebut.  Pengisian baterainya sendiri akan memakan waktu kurang lebih dua jam.

Dengan menggunakan pengisian baterai 65 watt, realme 7 Pro tentu saja menjadi primadona. SuperDart menjanjikan 34 menit untuk mengisi baterai dari 0 hingga 100%. Namun pengujian saya hanya terpaut 3 menit saja karena waktu yang didapat adalah 37 menit dari 0 hingga 100%. Cepat bukan?

Verdict

Realme sekali lagi mengeluarkan sebuah smartphone yang memiliki fitur lengkap untuk kelas mainstream. Dengan realme 7 Pro yang memiliki berbagai fitur kelas atas membuatnya menjadi perangkat yang lengkap yang bisa digunakan oleh berbagai kalangan. Hal tersebut lah yang membuatnya menjadi menarik.

Realme 7 Pro - Belakang

Kinerja yang disokong oleh Snapdragon 720G memang membuahkan hasil yang kencang. Dengan hasil yang ada, bermain game, melakukan editing, hingga menggunakannya untuk bekerja menjadi lebih nyaman dan gegas. Baterai yang digunakan juga membuatnya menjadi lebih baik karena bertahan lama dan dapat diisi dengan cepat.

Perangkat ini juga memiliki kamera yang menghasilkan gambar yang bagus. Oleh karenanya, pengambilan gambar untuk keperluan hiburan dan juga pekerjaan bisa didapat dengan baik. Namun, ada baiknya untuk menghindari pengambilan gambar dengan kamera makro karena hasilnya tidak tajam.

Realme 7 Pro dijual dengan harga Rp. 4.999.000. Harga ini memang terpaut cukup jauh dengan versi non Pro-nya yang menggunakan Mediatek. Oleh karena itu, konsumen dihadapkan oleh pilihan yang cukup sulit. Bagi yang menginginkan perangkat dengan layar Super AMOLED serta pengisian baterai yang cepat, realme 7 Pro memang cocok untuk dipilih.

Sparks

  • Pengisian baterai yang cepat, hanya 37 menit penuh
  • Daya tahan baterai yang bisa hingga 18 jam
  • Kinerja tinggi dengan Snapdragon 720G
  • Hasil kamera yang bagus
  • Layar Super AMOLED yang memberikan warna lebih baik
  • Responsif
  • Ada NFC

Slacks

  • Layar masih 60 Hz
  • Harga yang diberikan cukup mahal
  • Kinerjanya masih di bawah realme 7

Xiaomi Luncurkan POCO M3: Serang Pasar Entry Level

Xiaomi membuka tahun 2021 ini dengan meluncurkan sebuah produk smartphone baru. Smartphone yang diluncurkan kali ini menyasar pada pangsa pasar pemula atau entry level, melengkapi Poco X3 NFC untuk mainstream dan juga Poco X2 Pro untuk flagship-nya. Nama perangkat baru tersebut adalah Poco M3.

Poco M3 Launch 1

Sama seperti kedua saudaranya, Poco M3 juga dilengkapi dengan spesifikasi yang tinggi. Poco adalah yang pertama membawa chipset baru dari Qualcomm yang biasa digunakan pada perangkat mainstream, yaitu Snapdragon 662. Selain itu khusus untuk wilayah Indonesia, Alvin Tse selaku Country Director Xiaomi Indonesia mengatakan bahwa mereka membawa Poco M3 versi RAM 6 GB. Hal itu dikarenakan kapasitas RAM yang besar menjadi favorit di Indonesia.

Pada sisi kamera, di perangkat Poco M3 sudah terbenam kamera dengan resolusi 48 MP. Dari informasi yang saya dapatkan, Poco M3 menggunakan sensor kamera buatan Samsung dengan ISOCELL GM1. Tentunya hal ini merupakan yang pertama dan satu-satunya perangkat dengan sensor tersebut di kelas entry level. Baterai yang terpasang juga memiliki kapasitas yang sangat besar, yaitu 6000 mAh.

Poco M3 Launch Blue

Spesifikasi dari Poco M3 yang diluncurkan pada tanggal 21 Januari 2021 melalui kanal Youtube adalah sebagai berikut

Poco M3
SoC Qualcomm Snapdragon 662
CPU 4×2.0 GHz Kryo 260 Gold +& 4×1.8 GHz Kryo 260 Silver
GPU Adreno 610
RAM 4 GB dan 8 GB LPDDR4X 1866 MHz
Internal 64 GB (UFS 2.1)  dan 128 GB (UFS 2.2)
Layar IPS 6.53″ 2340 x 1080 Gorilla Glass 3
Kamera 48MP/12MP Utama, 2 MP Makro, 2 MP bokeh, 8 MP Selfie
Kapasitas Baterai 6000 mAh
OS Android 10 dengan MIUI 12

Poco M3 mungkin juga yang pertama membawa WiFi 802.11 AC di mana mendukung kanal 5 GHz. Selain itu, penyimpanan internalnya juga menggunakan UFS 2.1 dan UFS 2.2, di mana pada kelas entry level biasanya hanya menggunakan eMMC. Perangkat ini juga sudah menggunakan USB-C sebagai konektor pengisi dayanya dengan kemampuan untuk diisi pada 18 watt.

Poco M3 Launch Black

Poco M3 akan dijual dengan harga Rp. 1.899.000 untuk varian 4/64 GB dan Rp. 2.299.000 untuk varian 6/128 GB. Pada saat flash sale, Xiaomi memotong harganya Rp. 100.000. Penjualan perdananya akan dilaksanakan pada tanggal 26 Januari 2021 mulai pukul 10 pagi.

Poco M3 vs Redmi 9?

Jika berbicara mengenai Entry Level Killer, tentu saja hal ini juga berbicara mengenai perangkat Xiaomi lainnya yang ada pada kelas tersebut. Sebut saja Redmi 9 yang memiliki harga mirip dengan Poco M3, namun dengan spesifikasi yang ada di bawahnya. Lalu bagaimana Xiaomi menyikapi hal tersebut?

Poco M3 Launch Front

Pertanyaan saya pun dijawab oleh Poco Indonesia. POCO M3 dan Redmi 9 meski sama-sama ada di segmen entry-level, namun mempunyai segmentasi yang berbeda. POCO M3 hadir untuk menjawab pengguna yang mengikuti perkembangan teknologi, menggunakan smartphone untuk mendukung keseharian, dan paham tentang fitur teknologi yang benar-benar dibutuhkan dari sebuah smartphone. Sedangkan Redmi hadir untuk memberikan pengalaman menyeluruh kepada pengguna dari sisi fungsi, daya tahan, spesifikasi, dan kualitas.

Poco M3 vs Poco X3 NFC?

Tidak dibisa dipungkiri bahwa penjualan Poco X3 NFC sangat sukses di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dengan masih banyaknya permintaan pasar terhadap perangkat mainstream tersebut. Lalu, apakah Poco M3 akan menjadi ghoib mengingat pabrik yang bekerja sama dengan Xiaomi masih harus menggenjot produksi Poco X3 NFC?

Alvin mengatakan bahwa mereka sadar bahwa minat dan antusiasme POCO Fans atas produk ini sangat melimpah. Mereka pun telah bekerja sama dengan platform e-commerce sebagai channel penjualan resmi yakni Lazada dan Akulaku di samping mi.com. Xiaomi akan berusaha untuk menyediakan Poco M3 ke tangan POCO Fans yang sudah lama menantikan produk ini.

Poco M3 Launch 2

Pada media sosial, Alvin juga menyatakan siap pada penjualan perdana dari Poco M3. Dia mengatakan bahwa pada tanggal 26 Januari 2021 nanti, Poco M3 akan tersedia sebanyak 40.000 unit sebagai pembuka. Semoga saja, penjualan Poco M3 tidak lagi menjadi ghoib.

Qualcomm Perkenalkan Snapdragon 870, SD 865+ yang Lebih Kencang

Qualcomm kembali meluncurkan sebuah chipset yang siap dibenamkan pada perangkat smartphone maupun tablet. Cip baru yang diperkenalkan secara tiba-tiba tersebut adalah Snapdragon 870. Snapdragon 870 dibuat dengan dasar yang sama dengan Snapdragon 865 dan 865+ yang masih menggunakan CPU Kryo 585 pada SoC-nya. Kryo 585 sendiri dibangun dengan basis Cortex A-77.

Perbedaan antara Snapdragon 865+ dan 870 ada pada Kryo 585 Gold. Pada Snapdragon 865+, Kryo 585 memiliki clock 3,09 GHz. Sedangkan pada Snapdragon 870, Kryo 585 ditingkatkan lagi kecepatannya menjadi 3,2 GHz. Bahkan, Adreno 650 yang digunakan juga ada pada clock 670 MHz.

Badge_Snapdragon 870 5G Mobile Platform

“Dibangun di atas kesuksesan Snapdragon 865 dan 865 Plus, Snapdragon 870 terbaru dirancang untuk menjawab kebutuhan industri selular dan OEM, “ sebut Kedar Kondap, Vice President, Product Management, Qualcomm Technologies, Inc. “Snapdragon 870 akan menenagai perangkat andalan dari beberapa rekan kunci seperti Motorola, iQOO, OnePlus, OPPO, dan Xiaomi.”

Jika melihat dari spesifikasi yang sama, hal ini menandakan bahwa Snapdragon 870 juga diproduksi pada pabrik TSMC. Seperti yang kita ketahui, Qualcomm bekerja sama dengan pabrik Samsung dalam memproduksi chipset terkencang mereka, yaitu Snapdragon 888. Snapdragon 870 juga masih menggunakan proses pabrikasi 7 nm.

Sama dengan Snapdragon 865+, Snapdragon 870 juga dibekali dengan modem X55. Modem 5G ini sendiri merupakan sebuah modul tersendiri yang ditanamkan pada SoC tersebut. Jadi, konsumsi daya untuk berselancar pada jaringan 5G juga akan sama antara keduanya.

Logo_Snapdragon 870 5G Mobile Platform

Snapdragon 870 juga mendukung RAM LPDDR4x dan LPDDR5. Lalu pada sisi kamera, Snapdragon 870 juga masih menggunakan Spectra 480 ISP. Untuk memproses AI, prosesor Hexagon 698 juga digunakan pada SoC yang satu ini. Snapdragon 870 juga mendukung perekaman video dengan resolusi 8K di 30 fps atau 4K pada 120 fps.

Qualcomm meluncurkan Snapdragon 870 ini memang tidak seperti biasanya. Biasanya, Qualcomm akan meluncurkan cip terbaru pada seri 800, seperti pada Snapdragon 888. Namun kali ini, yang mereka luncurkan adalah sebuah penyegaran dari chipset yang sudah ada.

Untuk ketersediaannya sendiri, Qualcomm mengatakan bahwa perangkat yang akan menggunakan Snapdragon 870 nantinya bakal tersedia pada kuartal pertama tahun 2021. Oleh karena itu, mari kita tunggu kehadirannya melalui lima merek yang sudah disebutkan oleh Kedar Kondap di atas.

Qualcomm Siapkan Penerus Snapdragon 8cx

Qualcomm saat ini tidak hanya membuat cip yang digunakan pada platform Android, seperti Snapdragon seri 800. Qualcomm juga membuat sebuah cip yang dibuat khusus untuk memberikan tenaga pada perangkat komputer dan laptop, yaitu Snapdragon 8cx. Tentunya, Snapdragon 8cx bisa menjalankan sistem operasi Windows 10 for ARM. Ternyata, Qualcomm saat ini masih mengembangkan cip yang khusus untuk perangkat PC tersebut.

Ternyata, saat ini Qualcomm sedang mempersiapkan sebuah cip yang diberi nama SC8280. Sang penerus dari Snapdragon 8cx dan 8cx Gen 2 ini nantinya bakal menjadi cip ARM paling kuat untuk perangkat Windows 10 for ARM. SC8280 nantinya akan memiliki batas penggunaan RAM hingga 32 GB. Untuk Snapdragon 8cx, hanya bisa menggunakan RAM hingga 16 GB saja.

Melansir dari WinFuture, Qualcomm Snapdragon SC8280 ternyata memiliki ukuran 20 x 17 mm yang 2 mm lebih besar dari 8cx. Hal ini membuatnya bisa memiliki prosesor dengan inti lebih dari 8 core. Kemungkinan juga, SC8280 ini akan mengadopsi arsitektur terbaru dari ARM, yaitu Cortex A78. Snapdragon 888 sendiri menggunakan Cortex X1 dan A78 sebagai basis prosesor Kryo.

Selain dari sisi prosesornya, Qualcomm juga sedang menguji chipset ini dengan menggunakan layar 14 inci. SC8280 juga nantinya kemungkinan akan mendapatkan modem X55 yang sudah mendukung jaringan 5G. Jadi, laptop yang menggunakan cip Qualcomm terbaru ini nantinya bisa langsung menggunakan kartu SIM 5G, tergantung dari produsen yang memproduksinya.

WinFuture juga berspekulasi bahwa Qualcomm sedang mencoba melakukan perlawanan dengan hadirnya cip baru dari Apple, yaitu M1. Apple M1 sendiri tampil dengan sangat cemerlang dengan kinerjanya dibandingkan dengan prosesor Intel. Dengan mengeluarkan M1, Apple juga sudah membuat proyek Hackintosh terhenti.

Windows 10 for ARM sendiri juga sedang dikembangkan ke arah yang lebih baik. Microsoft sendiri sedang mengembangkan sebuah emulasi yang bisa membawa software Windows 10 x86 untuk bisa dijalankan pada Windows 10 for ARM. Selain itu, mereka juga sedang mengerjakan sebuah fitur di mana aplikasi Android bisa dijalankan pada platform Windows. Semua itu kemungkinan besar akan kita lihat pada tahun 2021 ini.

Sumber: WinFuture

Sensor Sidik Jari Ultrasonik Generasi Kedua Qualcomm Lebih Luas Sekaligus Lebih Responsif

Sensor sidik jari di balik layar sudah bukan barang baru lagi di tahun 2021 ini. Kendati demikian, sebenarnya masih banyak yang bisa disempurnakan dari teknologi tersebut, misalnya saja luas area pada layar yang bisa dibaca oleh sensor, maupun seberapa cepat sidik jari pengguna dapat terbaca.

Problem-problem inilah yang hendak dibenahi oleh Qualcomm. Mereka baru saja mengumumkan 3D Sonic Sensor Gen 2, generasi baru dari sensor ultrasoniknya yang sudah bisa kita jumpai di smartphonesmartphone flagship Samsung sejak tahun 2018. Timing pengumuman ini pun bukanlah suatu kebetulan mengingat Samsung memang akan segera memperkenalkan ponsel flagship terbarunya, Galaxy S21.

Apa saja penyempurnaan yang dibawa? Yang paling utama adalah area permukaan sensor yang lebih luas; 8 mm x 8 mm, alias 77% lebih luas dibanding generasi pertamanya yang tercatat memiliki area permukaan seluas 4 mm x 9 mm. Karena lebih luas, otomatis data biometrik yang direkam pun juga lebih banyak, sehingga kinerjanya secara keseluruhan bakal semakin akurat.

Qualcomm 3D Sonic Sensor Gen 2

Bukan cuma itu, Qualcomm mengklaim sensor ultrasonik generasi kedua ini dapat membaca sidik jari 50% lebih cepat daripada sebelumnya. Peningkatan performa ini penting mengingat Qualcomm sebenarnya juga punya sensor lain bernama 3D Sonic Max, yang ukuran penampangnya sangat luas meski kinerjanya sama persis seperti generasi yang pertama.

Secara teknis, Qualcomm 3D Sonic Sensor Gen 2 ini memiliki ketebalan hanya 0,2 mm, cukup tipis untuk disematkan di balik panel OLED yang fleksibel. Apakah ini artinya penerus Galaxy Z Fold2 dan Z Flip bakal dilengkapi sensor sidik jari di balik layarnya? Bisa jadi demikian.

Menurut Qualcomm, ponsel pertama yang dibekali 3D Sonic Sensor Gen 2 akan tersedia di awal tahun 2021 ini. Qualcomm memang tidak menyebut nama brand secara spesifik, tapi sejauh ini Samsung adalah konsumen terbesar sensor ultrasonik bikinan Qualcomm, dan saya tidak akan terkejut seandainya Galaxy S21 hadir bersama sensor ultrasonik generasi kedua ini. Kita tunggu saja kepastiannya di tanggal 14 Januari.

Sumber: Qualcomm.

[Review] Xiaomi Mi 10T Pro: Flagship Murah yang Kencang dengan Kamera Menonjol

Pada akhir tahun 2020 yang lalu, Xiaomi sempat meluncurkan dua buah smartphone terbarunya, yaitu Mi 10T dan Mi 10T Pro. Kedua perangkat ini merupakan produk flagship dari Xiaomi dengan kelas di bawah dari Mi 10 yang sudah terlebih dahulu diluncurkan. Dan tidak seperti pendahulunya, Mi 9T Pro yang merupakan rebrand dari Redmi K20 Pro, Mi 10T Pro benar-benar merupakan produk baru yang diciptakan oleh Xiaomi.

Mungkin, Mi 10T Pro merupakan jawaban dari Xiaomi atas pertanyaan: “Xiaomi kok mahal?”. Lini Mi sendiri merupakan versi premium dari Xiaomi dan Redmi merupakan seri value. Xiaomi membuat seri Mi menjadi yang paling mahal dengan menyajikan teknologi-teknologi terbaru. Sedangkan dengan label T, Xiaomi hanya mengambil bagian kamera, desain, dan SoC yang kencang.

Xiaomi Mi 10T Pro

Xiaomi melabel Mi 10T Pro dengan harga Rp. 6.999.000. Dengan harga ini, Xiaomi sendiri menurunkan harga Poco F2 Pro ke rentang yang sama. Kedua perangkat ini memiliki spesifikasi yang mirip. Namun, Mi 10T Pro tidak dilengkapi dengan kamera depan mekanik.

Untuk spesifikasi dari Mi 10T Pro yang saya dapatkan, bisa dilihat pada tabel berikut ini

Xiaomi Mi 10T Pro
SoC Snapdragon 865
CPU 1×2.84 GHz Kryo 585 Prime + 3×2.42 GHz Kryo 585 Gold + 4×1.80 GHz Kryo 585 Silver
GPU Adreno 650
RAM 8 GB
Internal 256 GB UFS 3.1
Layar 6,67 inci DotDisplay IPS 2340 x 1080 144 Hz Gorilla Glass 5
Dimensi 165.1 x 76.4 x 9.33 mm
Bobot 218 gram
Baterai 5000 mAh
Kamera 108 MP / 27 MP utama, 13 MP Ultrawide, 5 MP Macro, 20 MP Selfie
OS Android 10 MIUI 12

Hasil dari CPU-Z dan Sensorbox adalah sebagai berikut

Jika dilihat, dimensi dari Mi 10T Pro lebih besar dibandingkan dengan Mi 10. Bobotnya juga sedikit lebih berat dari versi lebih mahalnya tersebut. Namun yang patut diapresiasi adalah Mi 10T Pro memiliki dua slot nano SIM dibandingkan Mi 10 yang hanya 1 slot saja (secara resmi). Menurut saya, hal tersebut merupakan kekurangan terbesar dari Mi 10 (walau secara tidak resmi bisa dibuka slot keduanya).

Unboxing

Xiaomi Mi 10T Pro - Unbox

Desain

Secara desain keseluruhan, bentuk dari Mi 10T Pro memang berbeda dari para saudaranya. Jika pada keluarga lainnya memiliki lekukan di bagian depan dan belakang, Mi 10T Pro tidak. Namun, Mi 10T Pro juga menggunakan Gorilla Glass 5 pada bagian depan dan belakangnya. Bagian belakangnya pun juga memiliki efek kaca yang juga ramah terhadap sidik jari.

Xiaomi Mi 10T Pro - Back

Jika Mi 10 memiliki layar resolusi 2340 x 1080 dengan teknologi Super AMOLED, Mi 10T Pro menggunakan teknologi IPS. Layar IPS yang digunakan pada Mi 10T Pro sudah mendukung refresh rate hingga 144 Hz yang malah lebih baik dari Mi 10. Hal ini pula yang membuat sidik jari dari Mi 10T Pro tidak ditaruh di bawah layar.

Desain bagian depan dari Mi 10T Pro masih menggunakan desain Dot Display. Hal ini berarti akan ditemukan sebuah lubang pada bagian kiri atas layar yang merupakan sebuah kamera untuk selfie. Desain seperti ini juga tidak memboroskan layar, karena di sekitar lubang kamera tersebut layarnya masih memberikan tampilan dan dapat disentuh. Hal ini tentu berbeda dengan model poni yang bagian di sekitarnya tidak menampilkan gambar.

Xiaomi Mi 10T Pro - Bawah

Desain pada bagian belakangnya juga berbeda dengan perangkat-perangkat Xiaomi lainnya. Ada tiga buah kamera pada bagian belakangnya dengan sebuah flash yang didesain pada sebuah kotak. Kamera 108 MP tentu saja menempati lingkaran yang paling besar. NFC tentu saja juga hadir dan bisa diakses pada bagian belakangnya.

Pada bagian atasnya ditemukan sensor inframerah, microphone, dan speaker tambahan untuk menyajikan suara stereo. Volume naik dan turun serta tombol power diletakkan pada sisi sebelah kanan. Dan pada bagian bawahnya terdapat slot USB-C, speaker, serta slot nano SIM (dua slot, depan belakang). Dan sama seperti Mi 10, speaker-nya akan tertutup pada saat pengguna sedang bermain sehingga posisinya harus dibalik.

Xiaomi Mi 10T Pro - Kanan dan Atas

Kali ini Mi 10T Pro datang dengan MIUI 12, namun masih menggunakan sistem operasi Android 10. Menggunakan antar muka terbaru ini di atas Snapdragon 865, tentu saja tidak akan terasa adanya lag. Xiaomi pun sudah menjanjikan bahwa Mi 10T Pro bakal bisa ditingkatkan versi sistem operasinya ke Android 11. Jadi, tunggu saja.

Jaringan

Xiaomi Mi 10T Pro menggunakan SoC kencang untuk sebuah perangkat Android, yaitu Snapdragon 865. Penggunaan modem X55 tentu saja membuat kanal LTE yang ada terbuka untuk digunakan. Mi 10T Pro sendiri tidak dikunci jaringan 5G-nya, sehingga bisa digunakan pada negara yang sudah menggelarnya.

Xiaomi Mi 10T Pro - with backcase

Smartphone ini sudah mendukung bandwidth 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 20, 28, 32, 38, 40, dan 41 untuk jaringan 4G. Tentunya, kanal jaringan ini sudah mendukung semua yang ada di Indonesia. Untuk jaringan 5G, kanal yang didukung adalah 1, 3, 7, 8, 20, 28, 38, 41, 77, dan 78 NSA. Untuk jaringan WiFi, Mi 10T Pro tentunya sudah mendukung standar terbaru WiFi 6 atau 802.11ax.

Kamera: 27 MP yang cukup memukau

Xiaomi akhirnya memutuskan untuk kembali menghadirkan sensor Samsung ISOCELL HMX pada perangkat Mi 10T Pro. Hal ini yang membedakannya dengan Mi 10T (non pro) yang menggunakan Sony IMX 682 dengan resolusi 64 MP. Hal ini membuat Mi 10T Pro menjadi perangkat ketiga yang menggunakan sensor 108 MP tersebut.

Xiaomi Mi 10T Pro - Kamera

Dengan sensor 108 MP, Isocell HMX menggunakan teknologi Tetracell yang memakai empat piksel sebesar 0,8 um menjadi sebuah piksel berukuran 1,6 um. Hal ini tentu saja membuat resolusinya menjadi sekitar 27 MP (108:4). Dengan menggabungkan piksel tersebut, tentu saja akan menghasilkan gambar yang lebih baik.

Resolusi 27 MP masih akan menghasilkan sebuah file gambar yang besar. Satu file JPG yang dihasilkan bisa berukuran hingga 13 MB. Untuk menanggulanginya, Xiaomi sudah menghadirkan format HEIC yang bisa memperkecil file tersebut hingga 80% dengan kualitas yang sama persis. Namun, tidak semua perangkat bisa mengolah file HEIC yang masih tergolong baru ini.

Desain kamera pada Mi 10T Pro memang sedikit mengganggu. Kameranya yang menonjol bakal kerap tergores pada saat ditaruh di meja. Walaupun menggunakan Gorilla Glass 5, saya sangat menyarankan untuk melapisi bagian kamera dengan lapisan anti gores supaya terhindar dari hasil yang buruk saat tergores.

Hasil kamera utama dengan resolusi 27 MP memang cukup baik. Detail yang diambil dapat terlihat dengan baik. Warna yang tertangkap juga terlihat natural dan mirip dengan aslinya. Namun, beberapa kali kameranya menghasilkan noise pada bagian-bagian yang gelap.

Pengambilan gambar zoom, yang ditawarkan pada Mi 10T Pro merupakan pengolahan dengan software. Sayangnya, gambar yang ada merupakan hasil crop dari gambar aslinya dan diperbesar kembali ke sekitar 25 MP. Detail yang tertangkap tentu saja menjadi tidak tajam. Gunakan fitur ini jika benar-benar memerlukannya.

Untuk kamera wide memiliki resolusi 13 MP yang ternyata menghasilkan gambar yang cukup baik. Bahkan, warnanya dapat tertangkap dengan cukup baik dan tidak memudar. Hasilnya bisa diandalkan saat memerlukan pengambilan gambar dengan sudut yang lebih lebar.

Kamera makro yang tersedia pada smartphone ini memiliki resolusi 5 MP. Hasilnya cukup baik dan bisa mengambil beberapa detail dengan cukup baik. Hasilnya terasa sangat berbeda dengan perangkat yang memiliki kamera 2 MP untuk makro.

Kamera selfie dari perangkat ini memiliki resolusi 20 MP. Sama seperti kamera utamanya, teknologi pengambilan gambarnya juga menggunakan teknologi Tetracell. Pada saat kondisi cahaya yang kurang, memang hasilnya kurang memuaskan. Akan tetapi pada saat kondisi cahaya cukup, hasilnya cukup baik.

Untuk Anda yang bergerak di bidang UMKM, kamera pada perangkat yang satu ini tentu bisa membantuk mengambil foto produk yang bagus. Apalagi, detail gambar dari sebuah produk harus disajikan agar terlihat lebih menarik. Sepertinya, tiga kamera yang digunakan oleh Xiaomi pada Mi 10T Pro bisa memenuhi kebutuhan pengambilan gambar produk tersebut.

Pengujian

Menggunakan cip Qualcomm Snapdragon 865 memang membuat Mi 10T Pro sebagai salah satu smartphone kencang di tahun 2020 dan awal 2021. Menggunakan prosesor Kryo 585 Prime dan Gold yang berbasis Cortex A77 membuatnya lebih kencang saat membutuhkan processing power yang tinggi. Sedangkan Kryo 585 Silver yang masih berbasis Cortex A55 akan digunakan saat bernavigasi sehingga lebih hemat daya.

Menguji untuk bermain

Menggunakan Mi 10T Pro untuk bermain memang sangat memuaskan. Satu kekurangan yang saya alami hanyalah speaker-nya yang tertutup sehingga saya harus membalik posisinya. Hal kedua adalah game-game yang didukung oleh perangkat yang satu ini.

Pada saat saya menguji ASUS ROG Phone 3, saya menemukan bahwa game Real Racing 3 bisa berjalan pada 144 Hz / 144 fps. Sayangnya, saat diuji pada Mi 10T Pro, game tersebut hanya mau berjalan di 60 fps saja. Cukup menyebalkan memang. Namun hal tersebut tidak berarti bahwa tidak ada game yang bisa berjalan di 144 fps.

Xiaomi Mi 10T Pro - UFOTest

Saya menemukan dua game yang bisa berjalan dengan baik di 144 fps, yaitu Lara Croft Go dan VainGlory. Keduanya bisa berjalan dengan baik di frame rate tinggi. Saya juga mencoba PUBG Mobile, COD Mobile, LifeAfter, serta Genshin Impact dan keempatnya hanya bisa berjalan di 60 fps. Sepertinya Xiaomi memang harus bekerja sama dengan para vendor game agar bisa mencapai frame rate yang tinggi.

Saat menggunakan LifeAfter dan Genshin Impact pada setting tertinggi dan frame rate 60 fps, Mi 10T Pro akan mengeluarkan panas yang cukup mengganggu. CPU-Z mencatat angka 47.8 derajat celcius pada perangkat ini. Oleh karena itu, saya cukup menyarankan penggunaan back case bawaan jika ingin bermain lebih nyaman.

Berikut adalah game yang berhasil jalan pada 144 Hz, yaitu VainGlory dan Lara Croft Go. Data frame rate saya ambil dengan menggunakan aplikasi GameBench.

Untuk bekerja

Pekerjaan saya tidak pernah terlepas dari Trello, Slack, GMail, Whatsapp, Facebook, serta Chrome. Dengan menggunakan Snapdragon 865, tentu saja tidak ditemukan adanya masalah yang berarti. Saya bisa menggunakan aplikasi-aplikasi pendukung pekerjaan dengan baik tanpa lag. Bahkan, bekerja dengan menggunakan CMS yang digunakan oleh DailySocial juga lebih mudah, walaupun saya harus menggunakan bluetooth keyboard untuk mengetik.

Kebutuhan sekolah anak saat School From Home juga membutuhkan transcoding video. Hal tersebut dikarenakan anak TK dan SD saat ini diharuskan membuat tugas berbentuk video yang memiliki durasi panjang namun file yang ada harus berkapasitas kecil. Dengan Snapdragon 865 yang ada pada perangkat ini membuat hasil render video tersebut menjadi cepat.

Benchmarking

Untuk benchmarking, saya menghadirkan cip Snapdragon 865+, 855+, serta 732G. Hal tersebut tentunya untuk mengetahui seberapa kencang Mi 10T Pro dibandingkan dengan rata-rata smartphone yang menggunakan ketiga cip pembanding tersebut.

Hasil di atas sejalan dengan pengujian yang saya lakukan untuk bekerja dan bermain game. Intinya adalah Anda tidak akan merasakan kinerja yang lambat saat menggunakan perangkat Snapdragon 865.

Uji baterai 5000 mAh

Sudah tidak dipungkiri lagi bahwa pengujian baterai memakan waktu yang cukup panjang. Apalagi dengan Mi 10T Pro yang memiliki kapasitas sebesar 5000 mAh. Untungnya, perangkat ini menggunakan SoC yang kencang serta layar 144 Hz sehingga waktu pengujiannya terpotong sedikit.

Dengan menggunakan video MP4 dengan resolusi 1080p yang diputar secara terus menerus, Mi 10T Pro bisa bertahan hingga 16 jam 55 menit pada mode 144 Hz. Namun saat digunakan untuk bermain, tentu saja tidak akan bertahan sampai waktu tersebut.  Pengisian baterainya sendiri akan memakan waktu kurang lebih dua jam.

Verdict

Bukan Xiaomi namanya jika tidak menawarkan perangkatnya dengan harga yang terjangkau. Hal ini akan membuat mereka yang memiliki dana pas-pasan bisa merasakan sebuah perangkat flagship yang lengkap. Hal tersebut dituangkan oleh Xiaomi pada perangkatnya yang bernama Xiaomi Mi 10T Pro.

Dengan Mi 10T Pro, Xiaomi menawarkan sebuah smartphone Android yang memiliki kinerja tinggi. Selain itu, layar 144 Hz yang masih jarang digunakan juga bisa langsung dimiliki. Hal tersebut tentu menambah kenyamanan dalam penggunaannya. Baterai yang dimiliki juga mampu bertahan hingga seharian.

Kamera yang ada pada smartphone ini merupakan salah satu nilai jual dan juga kekurangannya. Hasil kamera yang tersedia memang bagus dan bisa diandalkan, namun desainnya yang cukup menonjol membuatnya bakal tergores jika ditaruh pada meja. Hal tersebut pun tidak bisa ditanggulangi dengan menggunakan back case bawaannya. Jadi, pengguna harus membeli back case yang bisa membuat kameranya sejajar.

Mi 10T Pro dijual dengan harga Rp. 6.999.000 dan hanya memiliki 1 varian saja. Melihat dari feature yang dibawa, kinerja yang dihasilkan, serta kamera yang dimilikinya, membuat harga tersebut menjadi lebih terjangkau. Jika Anda ingin memiliki sebuah smartphone flagship namun hanya punya dana terbatas, Mi 10T Pro bisa menjadi pilihan teratas.

Sparks

  • Kencang dengan Snapdragon 865
  • Hasil kamera bagus
  • Layar 144 Hz
  • Speaker stereo
  • Dukungan 5G
  • Daya tahan baterai baik

Slacks

  • Kamera menonjol, cukup rentan terhadap goresan
  • Belum memiliki rating IP
  • Tanpa port Audio 3.5 mm