Solusi Pembelian Reksadana INVISEE Targetkan 100.000 Investor Tahun ini

Teknologi finansial diprediksi akan menjadi salah satu ranah yang cukup ramai dan menjanjikan di masa mendatang. Dari sekian banyak layanan teknologi finansial yang muncul, INVISEE menjadi layanan yang menawarkan kemudahan akses ke beragam produk reksa dana.

INVISEE pertama kali didirikan pada tahun 2015, kemudian resmi terdaftar OJK pada November 2016. Operasionalnya sendiri secara resmi dimulai awal tahun 2017. INVISEE dijalankan dengan harapan membantu meningkatkan literasi keuangan nasabah pemula, khususnya produk reksa dana dengan akses yang mudah, nominal yang terjangkau, dan bantuan perencanaan keuangan.

“Permasalahan yang menjadi latar belakang dibuatnya INVISEE adalah jumlah investor reksa dana di Indonesia terbilang cukup rendah dibandingkan negara-negara lain. Hal ini karena kurangnya akses dan informasi terhadap produk-produk investasi tersebut,” terang Tim Sales & Marketing INVISEE Rusdan Trendyano.

Di segmen yang sama, INVISEE akan bergabung dengan layanan teknologi lain seperti Bareksa yang menggandeng Bukalapak dan Tokopedia.

Fitur-fitur yang ditawarkan

INVISEE paham bahwa masyarakat sekarang sudah mulai terbiasa dengan transaksi online seiring dengan bertumbuhnya layanan e-commerce di Indonesia. Dalam praktiknya, INVISEE dibuat dengan mengadopsi pengalaman berbelanja dan bertransaksi e-commerce.

INVISEE dilengkapi dengan fitur Shopping Cart untuk pembelian reksa dana dan fitur autodebet untuk memudahkan nasabah atau pelanggan membeli secara reguler. Saat ini ada beberapa produk reksa dana yang ditawarkan, mulai dari reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, dan reksa dana saham.

Ada juga fitur Goal Planner, sebuah fitur yang diperuntukkan bagi para investor untuk merancang, mengatur, dan mengelola investasinya sehingga dapat memantau perkembangan investasinya dengan lebih optimal.

“INVISEE dapat membantu para pekerja muda dapat mengelola keuangannya agar dapat optimal dalam mewujudkan cita-citanya di sisi keuangan,” terang Rusdan.

Optimis dengan sambutan masyarakat

Setahun berjalan, INVISEE cukup yakin dengan apa yang ingin diraih. Dijelaskan Rusda,  saat ini mereka dalam kondisi yang positif. Pertumbuhan investor dan transaksi mencapai 25% dengan per investor rata-rata memiliki akun reksa dana senilai Rp2 juta.

Kondisi ini membuat INVISEE  memasang target bisa mendapatkan 100.000 investor pada akhir tahun dengan dana kelolaan di atas Rp200 miliar.

Application Information Will Show Up Here

Bareksa Rilis Aplikasi Mobile dan Dukung Tokopedia Reksa Dana

Bareksa akhirnya ini merilis aplikasi mobile setelah cukup lama fokus mengembangkan versi desktop sejak pertama kali diluncurkan pada 2013. Cukup berbeda, UI/UX versi mobile terlihat lebih ramah, baik dari pemilihan ukuran huruf, ada proyeksi keuntungan, dan grafik NAB yang diilustrasikan dengan simpel.

Alur registrasi dan transaksinya pun juga dibuat lebih simpel dan mudah diisi, tanpa harus keluar dari ekosistem aplikasi. Ini dimaksudkan sebagai strategi mencegah churn rate yang rentan terjadi dalam bisnis aplikasi. UI/UX Bareksa dalam versi desktop cukup jauh berbeda karena terkesan cukup njelimet bagi orang awam.

“Kita sengaja desain lebih simpel agar pengguna baru tidak merasa terintimidasi. Ada filter yang bisa disesuaikan untuk pencarian. Flow untuk register pun dibuat sangat singkat sampai tiga step saja,” terang Presiden Direktur Bareksa Ady F. Pangerang kepada DailySocial, Kamis (22/2).

Dengan tampilan yang lebih user friendly, sambung Ady, secara perlahan-lahan mampu mendongkrak nasabah baru. Diklaim Bareksa mendapat 200 nasabah baru setiap harinya. Ady pun menargetkan sampai akhir tahun ini dapat menggaet sekitar 500 ribu nasabah.

Cari solusi pembayaran

Sementara ini soal pembayaran di Bareksa masih “kurang digital” karena nasabah harus transfer ke rekening bank kustodian dan mengirimkan buktinya lewat email atau WhatsApp. Ady mengaku masalah ini jadi salah satu alasan nasabah, terutama dari kalangan millennial, agak enggan untuk membeli reksa dana.

Untuk itu, pihaknya sedang berdiskusi dengan OJK mencari solusinya namun tidak menyalahi aturan. Salah satu opsi yang ditawarkan Bareksa ke OJK adalah menghadirkan fitur payment gateway, sehingga pembayarannya cukup dengan menggunakan virtual account (VA).

“Untuk solusi pembayaran, kami masih cari solusi karena sistem reksa dana ini agak ribet dibandingkan [layanan] e-commerce karena harus lewat bank kustodian. Masih kita didiskusikan dengan OJK karena ini berkaitan dengan regulasi.”

Tambah rekanan dengan Tokopedia

Tak hanya dengan Bukalapak, kini Bareksa juga resmi bermitra dengan Tokopedia untuk menghadirkan produk reksa dana.

Yang berbeda dengan kerja sama dengan Bukalapak, semangat Tokopedia adalah memanfaatkan dana yang mengendap di TokoCash dapat dialihkan secara otomatis (auto switch) ke reksa dana. Para pengguna dapat merasakan imbal hasil yang diberikan reksa dana, sekaligus dapat mencairkannya secara langsung untuk membayar transaksi di sana (auto redemption). Fitur tersebut belum ada dalam BukaReksa.

“Tokopedia punya filosofi yang beda. Mereka ingin mengoptimasi idle cash di TokoCash untuk diinvestasikan ke reksa dana dengan mudah, namun bisa dicairkan dengan mudah pula saat ingin dipakai [dananya],” kata Ady.

Hal ini berbeda dengan BukaReksa yang semangat awalnya adalah menjadi marketplace reksa dana. Di dalamnya terdapat berbagai produk reksa dana terkurasi yang bisa dipilih para penggunanya.

Bukalapak juga menggandeng CIMB Principal Asset Management untuk menghadirkan produk sendiri, CIMB-PRINCIPAL Bukareksa Pasar Uang. Langkah tersebut tidak ambil Tokopedia sebagai diferensiasinya. Tokopedia baru bekerja sama dengan Syailendra Capital untuk produk reksa dana pasar uang Syailendra Dana Cash.

Untuk model bisnisnya, Bareksa mendapat management fee dari setiap transaksi dalam Tokopedia. Cara berinvestasi di Tokopedia cukup simpel, pengguna hanya cukup menyiapkan foto KTP saja. Nominal investasinya minimal Rp10 ribu.

Ady mengungkapkan pihaknya menargetkan dapat menggaet tambahan sekitar dua pemain e-commerce lainnya untuk menjadi mitra.

“Ini kerja samanya [dengan Tokopedia] tidak eksklusif, kami ingin demokratisasi pasar dengan membuka akses pasar modal ke siapa pun sebanyak mungkin. Sebagai APERD, kami dimungkinkan untuk buka gerai [penjualan] lebih banyak lagi,” pungkas Ady.

XDana Hadirkan Platform untuk Bantu Masyarakat Memahami dan Mengakses Reksa Dana

Industri teknologi finansial (fintech) adalah salah satu yang bertumbuh cepat dalam 2-3 tahun belakangan. Berbagai produk atau jasa finansial mulai dikemas dengan pendekatan teknologi, memungkinkan masyarakat lebih mudah menjangkaunya. Salah satu contoh layanan teknologi finansial yang belum lama ini muncul adalah XDana. Sebuah platform yang memudahkan masyarakat mengelola reksa dana, termasuk membantu mereka yang belum begitu paham dengan investasi reksa dana dengan informasi yang disediakan.

XDana sendiri mengklaim menjadi platform yang menawarkan produk reksa dana berkualitas dan juga dikelola oleh manajer investasi terpercaya, sekaligus juga diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Konsep yang usung XDana sebenarnya bukan hal baru, nama-nama seperti DanaReksa hingga BukaReksa (bagian dari Bukalapak) juga melakukan hal serupa dengan tujuan yang sama. Memudahkan masyarakat mengakses transaksi dan informasi mengenai reksa dana.

XDana sendiri saat ini memiliki fokus pada kenyamanan konsumen dengan menyuguhkan multi platform (tersedia dalam bentuk aplikasi web dan mobile). Platform yang dikembangkan diklaim mudah digunakan, dimengerti dan diakses oleh orang yang baru mempelajari reksa dana, sehingga tujuan investasi bisa tercapai.

Didirikan oleh Denny Thaher yang berpengalaman lebih dari 20 tahun di sektor Wealth Management dan saat ini juga masih menjabat sebagai CEO Maybank Asset Management, XDana berusaha menjadi salah satu platform yang bisa memberikan manfaat bagi mereka yang ingin berinvestasi reksa dana.

Chief Marketing Officer XDana Anita Abdulkadir kepada DailySocial menjelaskan:

“XDana sebagai perusahaan yang memasarkan reksa dana menggunakan pendekatan Perencanaan Keuangan/Wealth Management kepada investor dengan memberikan pilihan investasi yang terbaik dari manajer investasi yang terpercaya dan profesional.”

Anita melanjutkan, “Secara terus menerus kami memberikan edukasi pengetahuan seputar pasar modal khususnya reksa dana kepada setiap calon investor. Edukasi diberikan oleh para pakar yang tergabung di XDana. Kami memiliki integrated platform yang berbasis teknologi website dan mobile, sehingga memudahkan untuk setiap investor berinteraksi dengan kami.”

Saat ini disebutkan bahwa jumlah investor reksa dana di Indonesia masih di bawah 1% dari total jumlah penduduk. Hal ini disebabkan banyak aspek, mulai dari edukasi dan informasi yang terbatas hingga saluran distribusi yang tidak menyentuh banyak lapisan masyarakat, seperti saat ini distribusi reksa dana masih didominasi oleh bank-bank besar, penyebarannya pun masih terpusat di pulau Jawa.

Dengan apa yang mereka suguhkan, XDana berusaha mencapai tujuan untuk menjadi perusahaan penyedia jasa distribusi reksa dana terbaik dan terbesar di Indonesia, baik melalui offline maupun online dengan dukungan teknologi yang dikembangkan.

Application Information Will Show Up Here

Platform Reksa Dana Online Tanamduit Tawarkan Investasi untuk Perencanaan Keuangan

Platform reksa dana online Tanamduit, produk dari PT Star Mercato Capitale, melakukan soft launching untuk memperkenalkan layanannya ke publik. Peluncuran resmi  akan dilakukan pada Februari 2018, sekaligus meluncurkan aplikasinya. Untuk sementara, Tanamduit baru bisa diakses via web, baik di desktop maupun mobile. Perusahaan ini telah berdiri sejak tahun lalu dan mengantongi izin sebagai agen penjual efek reksa dana (APERD) dari OJK.

“Yang berbeda dengan pemain lainnya, Tanamduit didesain sedemikian rupa agar nasabah bisa melihat dan memonitor langsung pertumbuhan investasinya secara langsung. Dengan begitu, nasabah akan merasa terdorong dan terbantu dalam mewujudkan mimpinya di masa depan,” terang CEO Tanamduit Rini Hapsari, Senin (18/12).

Rini melanjutkan fitur lainnya yang membedakan Tanamduit dengan platform reksa dana online lainnya adalah rekomendasi produk yang disesuaikan dengan profil risiko nasabah dan impian yang ingin disasar nasabah. Tujuan yang ingin disasar adalah menjadikan nasabah sebagai investor yang aktif berinvestasi secara rutin.

Dari segi pengadaan produk reksa dana yang dijual dalam Tanamduit pun tidak akan masif, malah akan selektif menjual produk. Tanamduit memilih produk reksa dana dengan rekam jejak yang terbukti baik dan unik.

Untuk sementara Tanamduit bermitra dengan empat produk dari tiga perusahaan manajer investasi. Mereka adalah Mandiri Investasi, Bahana TCW Investment, dan Batavia Prosperindo.

Direktur Tanamduit Muhammad Hanif menambahkan sampai akhir ini pihaknya akan menambah kemitraan dengan tiga sampai empat perusahaan manajer investasi lainnya. Beberapa nama di antaranya yang sedang berlangsung adalah Manulife Asset Management, BNP Paribas, Trimegah Asset Management, dan Avrist Asset Management.

Cari dana segar

Hanif yang sebelumnya menjabat sebagai Presdir Mandiri Investasi menambahkan tantangan terbesar yang ingin dilakukan perusahaan untuk meningkatkan jumlah investor ritel. Investor ritel reksa dana di Indonesia disebutkan masih mencapai 600 ribu dari total penduduk.

Menurutnya solusi yang perlu dilakukan adalah melakukan edukasi yang gencar. Perusahaan memilih untuk edukasi nasabah dengan menggunakan media visual.

“Nanti akan ada banyak video yang kami buat untuk edukasi nasabah, bagaimana memahami apa itu reksa dana, bagaimana menggunakan reksa dana untuk memperoleh impian di masa depan.”

Biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk melakukan edukasi ini menjadi salah satu pertimbangan Tanamduit mencari investor baru. Hanif mengaku saat ini Tanamduit masih melakukan beauty contest terkait hal tersebut, sehingga belum dipastikan kapan akan diumumkan.

Diungkapkan pula, baru-baru ini Tanamduit kedatangan investor baru berasal dari perusahaan ritel dengan identitas yang dirahasiakan. Investor ini masuk ke Tanamduit melalui pelepasan saham baru sebesar 10%. Terhitung saat ini Tanamduit memiliki lima investor dalam struktur perusahaannya.

Ditargetkan sampai akhir tahun depan, Tanamduit dapat menjangkau 20 ribu investor aktif dan 70 ribu untuk total unduhan aplikasinya.

Selain Tanamduit, platform reksa dana online lainnya yang sudah mengantongi izin dari OJK adalah Bareksa, XDana, dan Invisee.

Bareksa Incar Investor Strategis Baru Tahun Depan

Marketplace reksa dana Bareksa mengungkapkan sedang mencari investor strategis baru untuk pendanaan lanjutan, sebagai upaya mendukung bisnis perusahaan. Rencananya, perusahaan akan mengumumkan identitas investor tersebut pada kuartal II tahun depan.

Hanya saja yang sedikit berbeda, Bareksa tidak sekadar mencari investor untuk dukung pendanaan saja. Melainkan untuk mengnyinergikan Bareksa dengan sumber daya yang dimiliki calon investor tersebut.

“Tahun depan kami berencana mencari investor strategis, ada yang dari asing dan lokal, ada juga yang dari Tiongkok. Kemungkinan kuartal II tahun depan akan diumumkan,” terang Presiden Direktur Bareksa Karaniya Dharmasaputra, Rabu (18/10).

Nantinya, dengan jaringan yang dimiliki investor strategis diharapkan dapat membantu perusahaan menembus pasar tak hanya nasional, tapi juga regional.

Karaniya tidak hanya mengungkapkan rencana mencari investor strategis, tetapi juga pertimbangan untuk melantai di BEI. Menurutnya, rencana itu memang telah menjadi pertimbangan perusahaan sejak pertama kali berdiri. Hanya saja, dia tidak mengungkapkan kapan rencana tersebut akan direalisasikan.

“IPO itu memang telah menjadi pertimbangan untuk mendapatkan tambahan dana segar sejak pertama kali kami berdiri. Namun kami lebih mendahulukan rencana untuk ekspansi ke regional dengan bantuan jaringan investor strategis.”

Pada April 2017, Bareksa memperoleh sejumlah dana segar dengan nilai yang tidak disebutkan dari salah satu pemegang saham DOKU, yakni PT Gemilang Dana Sentosa lewat skema right issue. Investor tersebut menguasai 20% saham Bareksa dari total keseluruhan saham.

Pendanaan tersebut merupakan pertama kalinya perusahaan meraup dana dari eksternal sejak dua tahun berdiri. Sebelumnya perusahaan menggunakan dana sendiri untuk proses bisnisnya.

Schroder ikut memasarkan produk reksa dana di Bareksa

Dalam kesempatan yang sama, Bareksa juga mengumumkan bergabungnya Schroder Investment Management Indonesia sebagai perusahaan aset manajemen ke 29 yang berjualan reksa dana secara online. Untuk tahap awal, Schroder memasarkan tujuh produknya, diantaranya adalah jenis pasar uang, pendapatan tetap, dan campuran.

Adapun nama produknya a.l Reksa Dana Schroder Dana Likuid, Reksa Dana Schroder Dana Kombinasi, Reksa Dana Schroder Dana Terpadu II, Reksa Dana Schroder Dana Mantap Plus II, Reksa Dana Schroder Dana Andalan II, Reksa Dana Syariah Balanced Fund, dan Reksa Dana Schroder Dynamic Balanced Fund.

Produk tersebut dipilih lantaran perusahaan mempertimbangkan aspek profil risikonya yang rendah, lantaran pemasaran lewat online lebih menyasar untuk nasabah pemula dibandingkan investor profesional.

“Indonesia adalah negara kepulauan yang luas sehingga sulit memasarkan produk reksa dana jika memasarkan dengan mendatangi satu per satu. Oleh karena itu, kami perlebar jaringan dengan platform online,” tutur Head of Intermediary Business Schroders Indonesia Teddy Oetomo.

Schroder merupakan manajer investasi terbesar di Indonesia dengan dana kelolaan sebesar Rp83,52 triliun per kuartal III 2017. Bergabungnya Schroder, turut menambah daftar total produk reksa dana yang dipasarkan di Bareksa sebanyak 128 produk, setara dengan 20% dari produk reksa dana secara nasional.

Ditargetkan sampai akhir tahun ini, akan ada tambahan satu perusahaan manajer investasi lainnya yang bergabung yaitu Manulife Asset Management Indonesia (MAMI).

Karaniya menargetkan sampai tahun depan dapat menambah sekitar 10-20 perusahaan baru sebagai mitra. Sehingga total akhir perusahaan yang memasarkan produk di Bareksa dapat mencapai 40-50 perusahaan.

“Kami akan tetap selektif dalam memilih produk reksa dana karena tidak semuanya berkinerja baik.”

Perusahaan juga menargetkan sampai tahun dapat dapat menyalurkan dana yang diinvestasikan sebesar Rp1 triliun, saat ini posisinya telah mencapai lebih dari Rp350 miliar dengan jumlah nasabah lebih dari 52 ribu orang.

Aplikasi Investasi Reksa Dana Moinves Bermitra dengan CekAja

Aplikasi investasi reksa dana yang dimiliki PT Mandiri Manajemen Investasi, Moinves, meresmikan kerja samanya dengan marketplace finansial CekAja. Layanan Moinves sendiri diluncurkan pada bulan September 2016 dan menargetkan berbagai kalangan sebagai target pasarnya.

Sebagai langkah awal, kolaborasi Moinves dan CekAja akan menghadirkan fitur profiling system interaktif, berupa beberapa pertanyaan untuk pengguna yang ingin mengetahui lebih detil tentang reksa dana, bagaimana caranya berinvestasi, dan tipe investor. Informasi tersebut akan digunakan Mandiri Investasi dan CekAja.

“Kerja sama ini merupakan upaya dari Moinves untuk memperluas kegiatan promosi di tanah air. Kami harapkan selain bisa mendukung Moinves di CekAja, bisa menambah customer base dan mencari pasar baru untuk bisa mengenal lebih jauh tentang Moinves,” kata Head of Product Development & Management PT Mandiri Manajemen Investasi Ari Adil.

Saat ini Moinves telah memiliki 3 ribu pengguna aktif dan telah mendapatkan persetujuan dari OJK. Melalui platform yang sepenuhnya memanfaatkan aplikasi mobile, Moinves memberikan kesempatan kepada pengguna untuk melakukan transaksi reksa dana secara online.

Terdapat 4 fokus utama yang bakal dihadirkan Moinves kepada pengguna, yaitu pengenalan risiko, pengenalan dan edukasi tentang reksa dana, pengalaman melakukan transaksi reksa dana melalui aplikasi, dan laporan rutin yang bisa diakses melalui aplikasi Moinves. Dana awal yang disyaratkan minimal Rp. 500 ribu.

Melengkapi layanan finansial “toko online” CekAja

Dalam kesempatan yang sama, Co-founder dan CEO C88 Financial Technologies Group, induk perusahaan CekAja, JP Ellis mengungkapkan kerja sama strategis ini pada akhirnya telah melengkapi semua layanan yang tersedia di CekAja.

Sebelum kesepakatan diresmikan, CekAja telah melakukan survei kepada pengguna CekAja, yang saat ini telah berjumlah 20 juta orang, terkait kesiapan mereka untuk berinvestasi. Hasil yang dikumpulkan adalah sebanyak 35% pengguna telah siap untuk berinvestasi. Soal komisi yang bakal diperoleh CekAja dari kerja sama ini, Ellis enggan mengungkapkan.

“Nantinya melalui fitur profiling semua pengguna bisa mengetahui dengan jelas, seperti apa resiko mereka dan menyesuaikan investasi yang sesuai lengkap dengan pilihan batas waktu yang diinginkan. Semua bisa dilihat di CekAja,” kata Ellis.

Baru-baru ini CekAja telah membuka layanan di 8 kota besar di Indonesia, yaitu Bandung, Denpasar, Surabaya, Medan, Palembang, Semarang, Sidoarjo dan Palembang. Ekspansi di luar kota Jakarta merupakan salah satu fokus CekAja tahun ini.

“Salah satu tantangan terbesar untuk selanjutnya adalah bagaimana membuat layanan kami menjadi pintu keterbukaan informasi serta akses bagi seluruh masyarakat Indonesia terhadap produk finansial (financial inclusion), bukan hanya bagi masyarakat di kota besar tapi juga di seluruh pelosok Indonesia,” kata Ellis.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

DompetSehat dan Manulife Asset Management Berkolaborasi untuk Perluas Kesadaran Investasi Reksa Dana

Pengembang aplikasi finansial personal dengan layanan analisis dan otomatisasi DompetSehat menjalin kemitraan khusus dengan Manulife Asset Management Indonesia (MAMI). Kerja sama menyepakati kedua belah pihak untuk saling membuka API untuk memaksimalkan penetrasi pengguna. Hal ini memungkinkan pengguna DompetSehat membuka layanan reksa dana Manulife melalui sistem yang dimiliki. Menjadi sebuah babak baru dalam startup fintech, karena ini menjadi sebuah kerja sama pemula antara startup dengan perusahaan finansial incumbent.

Menurut paparan Founder dan CEO DompetSehat Ibnu Hajar Ulinnuha, penetrasi pengguna reksa dana di Indonesia masih tergolong sangat kecil. Selama 20 tahun industri berkibar, baru ada sekitar 400 ribu rekening reksadana di masyarakat. Dengan visi-misi yang sama, keduanya sepakat untuk meningkatkan investasi model reksa dana dengan pendekatan digital.

DompetSehat merupakan aplikasi yang memberikan rekomendasi keuangan, termasuk ketika pengguna menginginkan untuk memiliki sesuatu. Salah satunya kebutuhan investasi. Melalui DompetSehat, pengguna yang menginginkan kepemilikan investasi akan diberikan rekomendasi, besaran uang yang harus disisihkan selama sebulan, hingga besaran investasi yang disarankan. Ketika memilih investasi reksadana, pengguna akan dihubungkan kepada produk yang dimiliki Manulife.

Melalui aplikasi DompetSehat, pengguna juga dapat melakukan monitoring jumlah saldo dan transaksi reksadana yang telah dimiliki secara otomatis. Aplikasi DompetSehat juga mampu terhubung dengan berbagai layanan keuangan, termasuk mencatat pengeluaran dan pemasukan langsung dari sistem bank.

Target kerja sama ini adalah di tahun ini setidaknya mampu menjaring 100 ribu pengguna baru. Tantangannya pada edukasi dan pemasaran produk yang tepat di kalangan masyarakat. Hasil survei MAMI di tahun 2016 mengenai tingkat persepsi masyarakat terhadap investasi menyebutkan sebanyak 66% mengatakan bahwa mereka tahu mengenai investasi, sementara sisanya menjawab tidak tahu.

Dari sisi DompetSehat, selain memperluas cakupan layanan, Ibnu menyampaikan kerja sama ini diharapkan mampu menjadi media penyebaran informasi tentang DompetSehat, terutama melalui kanal MAMI. Saat ini (per akhir tahun 2016) pengguna DompetSehat sudah berada di angka 10 ribu pengguna aktif.

Versi beta aplikasi DompetSehat-GO

DompetSehat sebelumnya pernah mengumumkan pengembangan aplikasi baru DompetSehat-GO yang didesain untuk mendukung profesi perencana keuangan, analis kredit, konsultan pajak, dan agen asuransi memberikan pelayanan. Saat ini aplikasi sedang disiapkan dalam tahap beta. Pihak DompetSehat masih menggencarkan potensi partnership dengan calon agen yang akan mengisi aplikasi tersebut.

DompetSehat-GO didesain untuk mengakomodasi konsultasi dari berbagai profesi. Dengan menghadirkan user experience ala media sosial, layanan ini diharapkan mampu menumbuhkan ekosistem jasa keuangan terpadu berbentuk aplikasi.

“Saya cukup optimis dengan fintech di Indonesia. Sementara saat ini yang sudah menunjukkan potensi besar adalah lending. DompetSehat posisinya ada di tengah di antara pemain yang lain … saat ini DompetSehat terus memperluas kemitraan, selain dengan para perencana finansial, kini juga tengah menjajaki kemitraan yang lebih luas dengan perbankan,” pungkas Ibnu.

Application Information Will Show Up Here

Bukalapak dan Bareksa Resmikan Peluncuran BukaReksa

Hari ini, (19/1) Bukalapak dan Bareksa meresmikan peluncuran BukaReksa untuk menyasar pengguna Bukalapak yang kini jumlahnya mencapai 11,2 juta orang. Produk reksa dana ini dijamin oleh Bareksa adalah produk investasi yang diatur dan diawasi oleh OJK, baik dari agen penjual reksa dana maupun perusahaan pembuat produk reksa dana.

Ketua Komisioner Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida mengatakan produk ini merupakan inovasi yang baik dan berjalan searah dengan upaya regulator untuk terus meningkatkan kedalaman pasar modal di Indonesia. Menurut dia, kunci terpenting dalam meningkatkan jumlah investor adalah membuat terobosan inovasi dan sosialisasi yang masif.

Dalam hal ini kaitannya bagaimana membuat kerja sama dengan antar perusahaan untuk kemudahan akses saat membeli reksa dana. “Hari ini menjadi penting bagi perkembangan pasar modal bisa dapat lebih berkembang. Kami berharap bakal ada kerja sama berikutnya yang bisa dilakukan agar akses masyarakat untuk membeli reksa dana kian mudah,” ujarnya, Kamis (19/1).

Menurut data OJK, sepanjang tahun lalu total dana kelolaan (asset under management/AUM) industri reksa dana sebesar Rp338,6 triliun. Bila dibandingkan dengan nilai produk domestik bruto (PDB) di 2015 sebesar 11.540,8 triliun, nilai ini hanya sekitar 2,93% saja. Sementara, dari jumlah investor reksa dana di Indonesia juga masih sedikit, per 26 Agustus 2016 jumlahnya tercatat sebesar 340.869 orang, atau hanya sekitar 0,13% dari total populasi.

BukaReksa adalah instrumen investasi reksa dana berjenis pasar uang yang sengaja dibuat oleh PT CIMB-Principal Asset Management sebagai manajer investasi. Perusahaan akan menempatkan dana investasi dengan porsi di deposito sebesar 45%-50%, kas 5%-10%, dan obligasi 40%-50%.

Untuk mengakses fitur BukaReksa, calon investor hanya diharuskan memiliki akun Bukalapak dan memiliki saldo di BukaDompet dengan minimal investasi Rp 10 ribu. Pengguna bisa mengakses fitur BukaReksa di halaman BukaDompet atau menu MyLapak. Sebelum membeli reksa dana, pengguna harus melakukan pengisian formulir lalu mendapatkan notifikasi bahwa pembukaan rekening telah disetujui.

Untuk pembelian reksa dana, prosesnya hanya memakan waktu satu hari kerja. Sementara ini, BukaReksa baru bisa diakses lewat situs desktop Bukalapak saja. Diharapkan dalam waktu dekat pengguna sudah bisa mengaksesnya lewat aplikasi Bukalapak dengan tampilan yang lebih user friendly.

“Fitur BukaReksa sudah tayang di situs Bukalapak sejak kurang lebih dua minggu lalu. Responsnya positif, sudah menjaring lebih dari 6 ribu investor dengan dana kelolaan di bawah Rp10 miliar. Ke depannya kami akan sempurnakan tampilan sehingga bisa diakses melalui mobile web dan aplikasi,” terang Co-founder dan CFO Bukalapak Fajrin Rasyid.

Bagi Bukalapak, peluncuran fitur ini menjadi salah satu diversifikasi bisnis perusahaan di luar marketplace dengan menyasar layanan jasa keuangan (fintech). Sekaligus meningkatkan utilisasi fitur BukaDompet sebagai layanan dompet elektronik yang disediakan Bukalapak untuk menyimpan dana hasil penjualan dan dana hasil pengembalian transaksi.

Sejauh ini Bukalapak sudah memiliki beberapa layanan fintech lainnya, seperti BukaModal. BukaModal memungkinkan pelapak (istilah penjual di Bukalapak) untuk mendapatkan pinjaman modal dari Bank BTPN dan Modalku. Fitur ini khusus untuk pelapak yang sudah berjualan lebih dari enam bulan.

“Diversifikasi bisnis wajar untuk dilakukan, akan tetapi saat ini bisnis marketplace tetap jadi yang kontribusi bisnis terbesar di Bukalapak.”

Segera siapkan produk baru lainnya

Dalam satu bulan mendatang, Bukalapak akan terus memantau perkembangan BukaReksa dengan melakukan banyak penyempurnaan agar makin dapat menarik pengguna baru. Selain itu, Fajrin memastikan pihaknya terbuka untuk meluncurkan produk reksa dana lainnya dalam waktu mendekat.

“Kami lihat dulu progress BukaReksa. Tidak menutup kemungkinan kami akan luncurkan produk reksa dana lainnya dalam waktu mendekat, sudah ada diskusi dengan beberapa manajer investasi.”

Bareksa sebagai pemegang lisensi APRD juga akan terus menggandeng beberapa perusahaan teknologi untuk menjadi gerai perpanjangan tangan dalam penjualan instrumen reksa dana.

Co-founder dan Chairman Bareksa Karaniya Dharmasaputra mengatakan pihaknya akan terus menambah kerja sama dengan perusahaan teknologi lainnya. Saat ini masih dalam tahap diskusi, sehingga belum bisa diungkap identitas perusahaannya.

Karaniya bilang perusahaan akan menangkap seluruh peluang kerja sama mulai dari perusahaan e-commerce, dompet elektronik, dan travel agent online (OTA). “Kami buka semua peluang agar akses membeli reksa dana jadi makin mudah,” pungkasnya.

OJK Konfirmasi BukaReksa Tidak Salahi Aturan (UPDATED)

Teknologi yang tidak mengenai batasan wilayah membuatnya jadi abu-abu saat menentukan apakah aturan mainnya sesuai dengan regulasi yang berlaku. Dibandingkan industri lainnya, industri finansial termasuk yang paling ketat aturannya. Terkait hal ini, DailySocial berusaha memastikan kerja sama antara Bukalapak dan Bareksa dalam meluncurkan BukaReksa. Apakah langkah ini menyalahi Bareksa sebagai pemegang lisensi APRD (Agen Penjual Efek Reksa Dana) dan Bukalapak sebagai pihak penjual efek reksa dana? Jawabannya ternyata tidak.

Hal ini diungkapkan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida. Dia mengatakan POJK Nomor 39/POJK.04/2014, tepatnya di Pasal 33, menyebutkan dalam melakukan penjualan efek reksa dana, agen APRD dapat membuka gerai penjualan dengan cara melakukan kerja sama dengan pihak lain yang memiliki jaringan lebih luas dalam kegiatan usahanya.

“APRD bisa bekerja sama dengan gerai-gerai untuk memperpanjang tangannya. Untuk [Bareksa dan Bukalapak] ada aturan yang memperbolehkan gerai-gerai itu jadi penjual. Tapi kontrak dan tanggung jawab terhadap penjualan itu tetap di APRD,” terang Nurhaida kepada DailySocial.

Pernyataan Nurhaida sejalan dengan jawaban perwakilan Bukalapak dan Bareksa. Pihak Bukalapak memastikan perusahaan adalah mitra Bareksa yang memiliki lisensi APRD resmi dari OJK. Produk BukaReksa yang menjual reksa dana ke publik adalah produk investasi yang diatur dan diawasi oleh OJK.

“Bukalapak sebagai salah satu perusahaan terdepan, sangat patuh terhadap aturan dan hukum yang berlaku. Kami menjunjung tinggi peraturan yang ada,” ungkap pihak Bukalapak dalam pernyataan resminya.

Bareksa juga mengeluarkan suaranya. Co-founder dan Chairman Bareksa Karaniya Dharmasaputra kepada DailySocial memastikan BukaReksa tidak menyalahi aturan yang diberlakukan oleh OJK. Platform BukaReksa tetap terhubung dengan engine Bareksa untuk proses know your customer (KYC) nasabah sebelum membeli produk reksa dana.

“Ini tidak melanggar aturan, kami sudah lapor ke OJK. Mereka dukung karena ini ‘kan bagian dari edukasi dan perluasan jalur pemasaran. Kami memang lebih memilih kolaborasi dengan perusahaan teknologi agar lebih pas dan cepat,” terangnya.

Karaniya menjelaskan BukaReksa adalah hasil kerja sama antara Bukalapak dan Bareksa dengan menunjuk CIMB Principal Asset Management untuk membuat produk Reksa Dana CIMB-Principal Bukareksa Pasar Uang.

BukaReksa dikhususkan untuk menyasar semua pengguna Bukalapak, baik itu pembeli maupun merchant yang sudah memiliki akun di Bukalapak dan saldo di BukaDompet.

“Ide awalnya ingin buat produk khusus untuk kerja sama dengan Bukalapak. Sebab, untuk jadi nasabah reksa dana butuh proses 2-3 hari karena ada proses di bank kustodian. Untuk layani nasabah Bukalapak yang merupakan merchant kan mereka butuh likuiditas, jadi kita bikin produk khusus dengan CIMB sehingga kita targetkan prosesnya jadi lebih cepat maksimal satu hari setelah transaksi.”

Nantinya, BukaReksa akan tersedia di berbagai platform yang dimiliki Bukalapak mulai dari situs website, aplikasi, hingga situs mobile. Dalam dashboard pengguna Bukalapak, akan ada button untuk investasi reksa dana di BukaReksa.

“Sekarang sudah final testing, semoga bisa luncur beberapa minggu ke depan.”

Sebelumnya, Bareksa juga sudah meresmikan kerja samanya dengan DOKU untuk menjual produk reksa dana kepada pengguna DOKU yang jumlahnya diklaim mencapai 1,3 juta orang.

Baik kerja sama antara Bareksa dengan Bukalapak maupun DOKU sasarannya sama, yakni pengguna masing-masing platform tersebut, termasuk merchant penjual di Bukalapak.

Adapun jumlah nasabah Bareksa kini sudah mendekati angka 7 ribu orang sejak pertama kali diluncurkan pada Januari 2015 silam. Total dana yang diinvestasikan lewat platform Bareksa sudah lebih dari Rp 80 miliar.

Sepanjang tahun ini, Bareksa akan kembali menggelar kerja sama lainnya dengan layanan e-commerce dan fintech.

“Namanya belum bisa kami disclose,” ujar Karaniya.

Terinspirasi dari Yuebao

Karaniya mengungkapkan kerja sama ini terjalin akibat terinspirasi dari Yuebao, sebuah produk reksa dana yang dikelola produk keuangan Alibaba, Alipay, yang diluncurkan sejak Juni 2013 silam.

Pada saat itu nilai imbal hasil (yield) yang ditawarkan Yuebao kepada nasabahnya mencapai 4%. Bahkan, angkanya pernah menembus hingga 6,76% per tahun pada awal 2014. Nasabah Yuebao hingga kini diklaim sebagai salah satu terbesar di dunia dengan total 260 juta nasabah.

“Kami terinspirasinya dari sana [Yuebao]. Bahkan, sekarang dia sudah bisa jadi perusahaan manajemen investasi. Insya Allah ke depannya [BukaReksa] bisa mengarah ke sana.”

Yang terpenting, sambungnya, hadirnya BukaReksa bisa menjadi lahan edukasi untuk merchant Bukalapak agar dapat beralih menggunakan reksa dana sebagai lahan investasi jangka pendek, ketimbang menyimpan uangnya di tabungan sederhana di bank.

BukaLapak Siapkan Marketplace Produk Reksa Dana Melalui BukaReksa

BukaLapak mulai perluas segmentasi bisnis ke komoditas produk yang berbeda. Kali ini pihaknya mulai menginisiasi BukaReksa, sebuah layanan yang menyediakan produk reksa dana bagi member-nya untuk berinvestasi. Layanan ini rencananya baru akan dirilis resmi pada minggu ke-3 bulan Januari ini. Untuk inisiatif ini, BukaLapak bekerja sama dengan portal keuangan Bareksa.

Bareksa telah menyediakan sebuah layanan online marketplace untuk reksa dana sejak awal tahun 2015 lalu. Bareksa juga menjadi salah satu penyedia platform di pasar modal yang telah mendapatkan lisensi resmi sebagai sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana (APRD) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)untuk menjual reksa dana secara langsung kepada nasabah.

Memasyarakatkan investasi reksa dana untuk masyarakat umum

Di microsite BukaReksa terdapat beberapa keterangan yang memaparkan beberapa layanan yang ingin disuguhkan BukaLapak untuk produk reksa dana. Pihaknya mematok dana minimal investasi Rp 10.000,- untuk penggunanya, sesuai dengan nominal yang tertera pada angka minimum pembelian awal di CIMB-Principal BukaReksa Pasar Uang.

Prosesnya (transaksi) pun mengadopsi experience pengguna (marketplace) ala Bukalapak, termasuk dengan jenis akun yang sama. Hanya saja, khusus untuk produk ini, pengguna harus memasukkan informasi lebih mendetil dan perlu mendapatkan konfirmasi sebelum memulai transaksi. Pihaknya juga menjanjikan pengelolaan produk reksa dana oleh Manajer Investasi profesional dengan target pengembalian optimal.

Hal ini menjadi indikasi awal BukaLapak berusaha menghasilkan kanal investasi reksa dana untuk masyarakat umum dengan proses yang lebih terjangkau. Konsep ini menyasar pengguna dengan pemahaman minim terhadap investasi di pasar modal.

Terkait posisi BukaLapak sebagai rekanan penjual reksa dana kami belum bisa mendapat informasi lebih jauh. Pihak BukaLapak belum berkenan memberikan informasi detil seputar portofolio terbarunya hingga peluncuran dalam waktu dekat. Posisi BukaLapak dan legalitasnya menjadi penting diketahui mengingat jual beli reksa dana memiliki tingkat aturan dan perizinan yang cukup ketat dari otoritas, dalam hal ini OJK.