Trailer Gameplay Perdana Final Fantasy VII Remake Dirilis, Ini Analisis Kami

Lewat pelepasan Resident Evil 2 di bulan Januari kemarin, Capcom menetapkan sebuah standar sangat tinggi dalam meramu remake. Namun gamer juga tahu, Resident Evil 2 bukanlah satu-satunya permainan istimewa yang tengah digarap ulang oleh developer-nya. Saat ini, banyak dari kita sedang menanti informasi lebih lanjut dari tim Square Enix mengenai status remake Final Fantasy VII.

Dan beberapa jam lalu, sebuah kabar gembira diungkap oleh Sony lewat PlayStation State of Play. Di event live stream tersebut, Square Enix menyematkan teaser trailer Final Fantasy VII remake yang difokuskan pada sisi gameplay. Permainan tersebut sempat menghebohkan pengunjung E3 2015 ketika diumumkan di sana, tetapi hampir empat tahun berlalu tanpa ada berita baru mengenainya – hingga hari ini.

Teaser yang Square Enix publikasikan memang tidak begitu panjang, hanya berdurasi satu menit lebih, namun kontennya menunjukkan sudah sejauh mana developer mengembangkan FFVII remake. Video tersebut sepertinya diambil langsung dari porsi permainan di bagian pembuka, difokuskan pada penyerangan yang Cloud dan Barret lakukan pada reaktor Mako di kota Midgar. Di sana, beberapa karakter familier seperti Aerith dan Sephiroth turut ditampilkan.

Selama beberapa detik, Square Enix juga sempat memamerkan sedikit potongan gameplay: aksi Cloud berlari dan memanjat, status damage berupa angka khas RPG, tombol-tombol buat mengeluarkan serangan berbeda, dan kesempatan untuk mengendalikan karakter lain. Hal-hal tersebut memang mengindikasikan berubahnya formula permainan. Versi kemungkinan remake tak lagi mengusung gameplay turn-based taktis ala Final Fantasy VII orisinal dan jadi lebih menyerupai Final Fantasy XV.

Memang masih terlalu dini buat mengambil kesimpulan, namun saya membayangkan, dengan melebur elemen eksplorasi dan pertempuran menjadi satu pengalaman seamless sembari menyajikan perspektif kamera orang ketiga, kita bisa lebih merasakan besarnya dunia dan kemegahan kota Midgar.

Bersamaan dengan dipublikasikannya trailer ini, director Tetsuya Nomura (via Twitter Square Enix) menjelaskan bahwa timnya telah mematangkan agenda pengerjaan game hingga momen peluncurannya nanti. Ia berjanji, segala detail mengenai Final Fantasy VII akan diungkap di bulan Juni besok – kemungkinan di E3 2019.

Produser Yoshinori Kitase juga memberikan sedikit keterangan, kali ini via blog PlayStation: “Kami harap Anda menikmati video [Final Fantasy VII remake] yang disingkap di State of Play. Durasinya memang pendek, tapi semoga Anda menikmati perjumpaan kembali dengan Cloud dan Aerith, kini disajikan dalam grafis yang realistis.”

Luar biasa, akhirnya kita bisa menyaksikan kembali kematian Aerith yang begitu traumatis dalam resolusi tinggi…

[Review] Resident Evil 2, Hidangkan Sensasi Horor Klasik Dengan Penyajian Baru, Siap Rebut Gelar Game Terbaik di 2019

Saat itu tahun 1998. Mayat hidup memang sudah lama meneror pemirsa layar kaca, tapi kehadirannya di video game terbilang cukup jarang. Dua tahun sebelumnya, Resident Evil laris terjual di Amerika serta Inggris, menyemangati Capcom buat membangunnya jadi franchise raksasa. Setelah proses pengembangan yang panjang serta revisi besar-besaran, Resident Evil 2 lebih sukses lagi dari pendahulunya.

Di E3 2015, Capcom mengungkap rencana untuk membangun ulang Resident Evil 2 buat platform game current-gen berbekal teknologi engine dan grafis terbaru, namun baru tiga tahun setelahnya sang developer berkesempatan menyingkap apa yang sudah mereka kerjakan. Pengumumannya di E3 2018 disambut gamer dengan begitu antusias, dan ia menjadi salah satu permainan yang perilisannya paling ditunggu di 2019.

Meski demikian, banyak orang juga cemas mengenai nasibnya. Sejak Resident Evil 4, arahan franchise ini lebih condong mengedepankan action ketimbang horor. Pada akhirnya, Resident Evil 6 dikritisi akibat kualitas campaign single-player yang tidak rata serta melenceng jauhnya arahan game dari tema survival horror. Demi mengembalikan Resident Evil ke akarnya, Capcom nekat bereksperimen di permainan ketujuhnya, buat pertama kalinya menyajikan petualangan mendebarkan dalam perspektif orang pertama.

Salah satu alasan keberhasilan Resident Evil 7: Biohazard adalah, game ini berperan sebagai sekuel sekaligus gerbang masuk bagi mereka yang sama sekali belum pernah bermain Resident Evil. Anda tidak perlu menyelesaikan permainan-permainan sebelumnya agar bisa menikmatinya, melalui pengenalan tokoh-tokoh serta formula gameplay baru. Tapi bagaimana dengan remake Resident Evil 2?

RE2 3

 

Tradisi klasik dengan penyajian baru

Situasi sulit yang dihadapi Capcom dalam penggarapan remake Resident Evil 2 adalah tingginya ekspektasi gamer serta aspek cerita yang bukan lagi rahasia di kalangan gamer veteran. Itu artinya, tim developer  Jepang ini harus menemukan titik keseimbangan antara penyuguhan konten baru, sembari memastikan kengerian khas Resident Evil 2 tetap terjaga. Mereka juga tidak berniat untuk menawarkan formula yang pernah dipakai sebelumnya.

RE2 14

Aspek yang membuat Resident Evil 2 ‘lawas’ jadi tambah menegangkan adalah kurang bersahabatnya sistem kendali. Seperti game pertama dan ketiga, Resident Evil 2 mengusung metode kontrol ala tank dengan kamera fixed. Itu artinya, menghindar dan membidik musuh sangatlah sulit. Dari sisi presentasi, RE2 remake sendiri lebih menyerupai Resident Evil 4, tetapi ada banyak keputusan jenius dari Capcom yang membuat game baru ini se-mengerikan pendahulunya.

RE2 17

Resident Evil 2 remake memanfaatkan sudut pandang kamera orang ketiga over-the-shoulder. Bertolak belakang dari Resident Evil 7, pengendalian karakter terasa lebih intuitif dan kita bisa lebih mudah mengetahui keadaaan di sekitar – apalagi dukungan keyboard dan mouse di versi PC yang saya mainkan membuat kontrolnya lebih luwes lagi. Bahkan sebelum game dimulai, saya bisa merasakan bagaimana Capcom betul-betul memperhatikan hal ini.

RE2 18

Di PC, segala macam fungsi kendali karakter berada di jangkauan jari Anda. Selain untuk menggunakan persenjataan, tombol kiri dan kanan mouse berguna buat berinteraksi dengan objek. Lalu lewat kombinasi Tab dan tombol WASD, kita bisa mudah mengakses menu pause serta membuka dokumen, sangat berguna saat kita mencoba mencari petunjuk puzzle. Developer juga menyediakan fitur quick turn 180 derajat, tapi berkat ringkasnya mouse, fungsi ini jarang sekali saya gunakan.

 

Zombie jadi kembali menyeramkan

Seri Resident Evil 2 lahir sebelum ‘zombie berlari’ jadi tren di layar lebar dan video game. Di edisi remake ini, Capcom tidak mencoba mengubah cara mereka menyajikan teror pada pemain – malah terus berpegang pada tradisi lawas Resident Evil. Namun ada sejumlah hal yang Capcom utak-atik agar mayat hidup tetap mengerikan; pertama adalah lewat penempatan strategis serta efek suara, dan kedua ialah dengan mengubah karakteristik mereka.

RE2 2

Saat berjumpa pertama kali dengan mayat hidup di RE2 remake, insting yang terbentuk dari pengalaman menikmati puluhan game shooter mendorong saya untuk segera menembak mereka di kepala. Langkah ini ternyata keliru. Butuh sekitar tujuh tembakan di kepala buat merobohkan satu zombie. Dan itu artinya ada banyak peluru berharga yang harus dihabiskan jika Anda ingin mengalahkan mereka satu per satu.

RE2 12

Situasi ini membuat saya berpikir ulang tentang apa yang harus dikerjakan. Untungnya solusi muncul sebelum terlambat: tembak zombie di kaki untuk memutuskan bagian tersebut demi menghambat gerakan mereka. Lebih baik hindari lawan dari pada konfrontasi langsung, kecuali jika tak ada pilihan lain. Dengan cara itu, kita bisa lebih menghemat amunisi. Metode ini mengingatkan saya pada bagaimana cara menangani Necromorph di Dead Space.

RE2 13

Pola pikir ‘hidari ketimbang konfrontasi’  tersebut penting karena di satu titik dalam permainan, pemain akan berhadapan dengan lawan yang tak bisa dikalahkan. Kita hanya bisa melarikan diri atau membuatnya roboh secara sementara, namun ia baru benar-benar bisa tumbang ketika pemain mendapatkan senjata berukuran besar. Tyrant ber-codename Mr. X ini akan terus memburu Anda. Ia akan mengejar saat melihat Anda dan berpatroli tanpa lelah. Itu berarti, pengetahuan terhadap lokasi serta kesadaran lingkungan sangatlah esensial.

RE2 20

Berkaitan dengan faktor awareness tadi, saya sangat mengapresiasi desain audio edisi remake ini. Suara derakan nafas dan rintihan zombie terdengar sangat menyeramkan, apalagi jika muncul dari lokasi yang tidak disangka. Suara juga bisa sangat membantu, apalagi ketika Anda sudah mulai dikejar oleh sang tyrant. Bunyi derap langkah bisa terdengar ketika ia berada di dekat kita, dan itulah alasannya saya sangat menyarankan penggunaan headset berfitur surround 7.1.

RE2 15

Namun seperti mayoritas game survival horror sejenis, Resident Evil 2 (2019) masih mengandalkan elemen jump scare. Kejutan bisa saja bersembunyi di tiap lorong dan tikungan, atau di tempat-tempat yang Anda kira aman. Sejujurnya, pendekatan ini mulai terasa membosankan, terutama jika Anda punya pengalaman dalam menangani permainan-permainan semisal Bloodborne, Amnesia atau Alien: Isolation.

RE2 19

Bagi saya, bagian terbaik dari Resident Evil 2 remake adalah kehadiran Mr. X serta ketidakpastian dan kepanikan yang ia timbulkan. Sensasinya mirip ketika menghadapi Xenomorph di Alien: Isolation. Bedanya, sang tyrant tidak bergerak secepat alien sehigga lebih gampang dihindari. Dan bahkan di situasi terpojok sekali pun, kematian dini dapat dielakkan jika Anda bisa berpikir serta beraksi cepat atau kebetulan membawa peralatan yang tepat.

 

Nostalgia dengan wajah-wajah lama

Remake Resident Evil 2 kembali mempersilakan Anda bermain sebagai dua tokoh favorit di franchise ini, Leon S. Kennedy dan Claire Redfield. Penampilan keduanya disesuaikan dengan standar desain karakter modern, berbasis pada gaya tahun 90-an (rambut belah pinggir Leon tidak direvisi, sukurlah). Kedua tokoh ini tampaknya pernah menjalani pelatihan bela diri dan senjata api, tapi sama sekali belum berpengalaman dalam menghadapi mayat hidup. Claire ialah seorang mahasiswi, sedangkan Leon adalah polisi pemula.

RE2 11

Claire dan Leon akan menjalani pengalaman berbeda di Kota Raccoon, namun narasi yang mereka lalui kurang lebih sama. Kedua tokoh beberapa kali bertemu, mengunjungi lokasi serupa, serta menyelesaikan teka-teki yang sama. Walaupun demikian, cerita Leon menyuguhkan sensasi ala investigasi polisi, sedangkan kisah Claire berhubungan dengan tema keluarga. Perbedaan di sisi narasi terletak pada NPC yang mereka temui, lalu beberapa area cuma bisa diakses oleh karakter tertentu.

RE2 5

Game memang dirancang untuk diselesaikan minimal dua kali, dan Capcom sudah menyiapkan banyak hal untuk memotivasi kita melakukannya – misalnya lewat kostum baru, karakter rahasia, dan sistem achievement. Alternatifnya, menamatkan permainan secepat mungkin di tingkat kesulitan tertentu akan membuka bonus amunisi tak terbatas yang dapat digunakan di petualangan Anda berikutnya.

RE2 7

Selain menghadapi mayat hidup dan senjata biologis, puzzle merupakan elemen esensial dari Resident Evil 2. Mereka yang familier dengan seri ini akan segera menyadari bahwa segala sesuatu di game tidaklah sederhana. Contohnya sewaktu Claire mencoba membuka gerbang area parkir mobil. Ia harus mendapatkan kunci, buat memperoleh kunci berbeda, demi mendapatkan sirkuit listrik pengganti agar pintu bisa terbuka, untuk memperoleh keycard di dalamnya.

RE2 4

Penyelesaian teka-teki dipersulit dengan sistem inventory yang sangat terbatas. Bahkan tanpa item-item quest, kita akan terus mengadapi dilema soal barang-barang apa saja sebaiknya dibawa: apakah pisau, amunisi untuk senjata sekunder, atau obat? Sejumlah senjata berukuran besar memakan lebih dari satu slot penyimpanan. Bersediakah Anda meninggalkannya demi ruang penyimpanan yang lebih lega?

RE2 5

Satu hal yang sangat saya sukai ialah, banyak hal tak dijelaskan secara gamblang dan pemain sering kali harus mencari jawabannya sendiri – misalnya ‘mencuci film’ buat mencari petunjuk, melacak kode loker yang tersembunyi di lokasi berbeda, dan menyadari bahwa papan kayu berguna untuk menutup jendela untuk menghalangi zombie masuk. Dan di sejumlah skenario, beberapa item penting disembunyikan di benda lain (kunci atau batu permata), mendorong kita buat memeriksa objek secara teliti.

RE2 9

 

Konklusi

Bagi saya, edisi PC Resident Evil 2 remake ialah versi terbaik. Di sistem berprosesor Intel Core i7-6700HQ dan berkartu grafis GeForce GTX 1070, permainan berjalan sangat mulus di setting visual tertinggi dengan resolusi 1080p, rata-rata di atas 100-frame per detik. Di tingkat ini, detail wajah, lipatan di jaket, hingga efek basah pada pakaian terlihat jelas. Lalu, game juga bisa dibeli di harga lebih ekonomis.  Ketika Resident Evil 2 di PlayStation 4 dibanderol di atas Rp 700 ribu, edisi Steam dapat dimiliki cukup dengan mengeluarkan uang kurang dari Rp 500 ribu.

RE2 1

Remake Resident Evil 2 merupakan salah satu game yang dibahan-bakari konsep nostalgia. Namun berbeda dari upaya remake/remaster judul lain, Capcom tidak mengambil jalan pintas. Seluruh aset permainan dibangun dari nol, berbekal engine RE yang digunakan dalam penggarapan Resident Evil 7: Biohazard, dan upaya developer tidak sia-sia. Game ini menawarkan keseimbangan antara aspek-aspek baru dan lawas, membuat petualangan horor di sana terasa menyegarkan, dan siap merebut gelar permainan terbaik di 2019.

RE2 8

Resident Evil 2 mengingatkan kembali mengenai hal yang membuat saya jatuh hati pada franchise ini. Saya akan segera merekomendasikannya pada siapa saja yang mengaku fans berat Resident Evil atau penggemar permainan horor pada umumnya. Capcom berhasil menetapkan sebuah standar baru mengenai bagaimana sebuah remake video game seharusnya dikerjakan. Tapi sebelum membelinya, perlu diketahui bahwa permainan ini kental dengan tema kekerasan, sangat tak disarankan bagi Anda yang sensitif dengan kejutan dan darah.

RE2 6

Jika boleh diberi kesempatan untuk memberi masukan, saya pribadi sebetulnya berharap agar Capcom menghidangkan dunia game secara lebih luas dan ekspansif. Seperti edisi tahun 1998-nya, struktur level Resident Evil 2 remake terdiri dari lorong-lorong saling menyambung yang berujung pada area hub. Seandainya permainan menyuguhkan ruang lebih terbuka, akan ada banyak peluang buat membenamkan elemen gameplay lain. Lalu, bayangkan serunya bermain bersama kawan jika game juga dibekali mode multiplayer kooperatif.

Claire Redfield, Resident Evil 2 remake.

 

Sparks

  • Standar tinggi dalam penggarapan remake
  • Gameplay baru dengan sensasi horor khas Resident Evil klasik
  • Konten melimpah walaupun campaign-nya linier
  • Tingkat kesulitan teka-teki yang pas, tidak terlalu susah ataupun mudah
  • Desain audio jempolan
  • Berjalan mulus di PC

 

Slacks

  • Dunia permainan yang kurang terbuka
  • Jump scare jadi cara utama buat mengagetkan Anda
  • Absennya mode multiplayer

Sejumlah Pentunjuk Mengindikasikan Hadirnya Versi Remaster Crash Team Racing

Crash Team Racing boleh dibilang sebagai jawaban Sony atas kepopuleran seri Mario Kart punya Nintendo. Terlepas dari pemakaian formula balapan kart serupa, CTR berhasil mencuri perhatian berkat aspek visual yang atraktif, gameplay adiktif, serta karakter-karakter eksentrik dan familier yang Naughty Dog perkenalkan di tiga permainan Crash Bandicoot sebelumnya.

Franchise Crash Bandicoot telah pindah kepemilikian beberapa kali, tapi akhirnya ia bangkit lagi di era Activision melalui Crash Bandicoot N. Sane Trilogy dengan nostalgia sebagai bahan bakar utamanya. N. Sane Trilogy terbukti sukses, peluncurannya di PS4 melampaui rekor yang dipegang Horizon Zero Dawn – belum termasuk versi Switch, Xbox One dan PC. Membuntuti keberhasilan itu, rumor menyatakan bahwa Activision kali ini berniat me-remaster Crash Team Racing.

Petunjuk mengenai eksistensinya muncul awal minggu ini lewat update foto cover laman Facebook Crash Bandicoot PS4 yang memperlihatkan gambar bendera balap. Kemudian di tanggal 4 Desember kemarin, melalui Twitter-nya presenter PlayStation Access Hollie Bennett memamerkan foto sepasang dadu berbulu warna jingga yang biasanya digantung di kaca spion mobil. Merchandise ini ditemani oleh pesan bertuliskan ‘Meluncur di The Game Awards 6/12’.

Animasi bendera balap kotak-kotak berwarna monokromatis sendiri sempat dipakai sebagai latar belakang sesi intro permainan Crash Team Racing. Buat sekarang, pihak Sony ataupun Activision memang belum mengonfirmasi apapun, namun dari diskusi di page Facebook Crash Bandicoot PS4 maupun Twitter Hollie Bennett, fans merasa yakin ini adalah indikasi kuat pengumuman versi remaster-nya.

Ada kemungkinan besar pengumuman akan dilangsungkan di acara The Game Awards 2018 yang jatuh pada tanggal 6 Desember, pukul 18:00 waktu Pasifik, atau jam 9:00 pagi WIB di tanggal 7 Desember besok. Selain versi remaster Crash Team Racing, publisher lain sempat memberi petunjuk soal agenda mereka mengumumkan sekuel dari Alien Isolation (Alien: Blackout) dan permainan keenam seri Far Cry.

Crash Team Racing adalah salah satu permainan terlaris di era console genarasi kelima, terjual sebanyak lebih dari 1,71 juta kopi di kawasan Eropa, 2,64 juta kopi di Amerika Serikat, dan hampir menyentuh 500 ribu kopi di Jepang. Kesuksesannya mendorong Sony untuk memasukkan permainan dalam daftar Greatest Hits dan merilis ulangnya di tahun 2000.

Game racing ini juga memunculkan sekuel ‘tak langsung’ berjudul Crash Nitro Kart, namun ia tidak lagi digarap oleh Naughty Dog, melainkan oleh tim Vicarious Visions dan dipublikasikan Activision. Sayang, respons media dan gamer tidak sepositif Crash Team Racing karena Crash Nitro Kart tidak banyak menawarkan inovasi.

Via Eurogamer.

Gandeng Petroglyph, EA Umumkan Versi Remaster dari Command and Conquer dan Red Alert

Inovasi di sejumlah game klasik dan efek nostalgia yang begitu kuat mendorong bermunculannya banyak upaya remaster. Di kategori strategi PC, kita telah kehadiran Age of Empires HD dan belum lama Blizzard mengumumkan Warcraft III: Reforged. Dan kira-kira sebulan lalu, Anda mungkin juga sudah mendengar rencana EA untuk menghidupkan kembali franchise Command & Conquer.

Setelah mencoba mencari tahu respons gamer terhadap agenda mereka itu, Electronic Arts akhirnya resmi mengumumkan akan meluncurkan kembali Command and Conquer: Tiberian Dawn dan Red Alert. Mereka merupakan dua judul awal seri Command & Conquer, dengan Red Alert yang dirancang sebagai prekuel dan di-setting di garis sejarah alterrnatif. Langkah tersebut publisher ambil setelah mengumpulkan masukan dan komentar dari fans.

Dalam mengerjakan dua permainan ini, EA memutuskan buat menggandeng tim ‘independen’ Petroglyph Games, yaitu developer spesialis game-game strategi yang didirikan oleh mantan staf Westwood Studios – yakni pada talenta di belakang seri Command & Conquer. Nama-nama seperti Joe Bostic (co-creator C&C), Steve Tall, Ted Morris, hingga Mike Legg yang bekerja untuk Westwood sejak tahun 1986 turut berpartisipasai di proyek ini.

Baik EA maupun Petroglyph belum banyak membahas aspek teknis dari remake Tiberian Dawn dan Red Alert ini, namun sang publisher sempat menyampaikan bahwa mereka turut mengajak Lemon Sky Studios buat membantu penggarapan kedua game, khususnya agar permainan dapat tersaji di resolusi 4K. Belum diketahui apakah Petroglyph akan mempertahankan konten, UI dan art direction; atau mengonstruksi tiap aset game dari nol seperti yang Blizzard lakukan pada Warcraft III. Joe Bostic malah menanyakan pada fans arahan seperti apa yang sebaiknya mereka ambil.

Berbicara soal konten, EA ingin agar remake Command & Conquer: Tiberian Dawn dan Red Alert ini menjadi pengalaman lengkap. Untuk itu, mereka berniat buat membubuhkan segala expansion pack yang pernah disajikan buat kedua game, misaslnya Covert Ops, Counterstrike serta Aftermath. Publisher juga kembali menegaskan bahwa versi anyar ini tidak menyimpan microtransaction (serta loot box).

Status dari Tiberian Dawn dan Red Alert versi remaster masih belum mulai dikerjakan. Saat ini, EA mempersilakan komunitas gamer untuk ikut serta dalam tahap persiapan serta mengutarakan apapun yang mereka inginkan, dan mengajak semua orang buat berinteraksi dengan developer lewat Reddit.

Command & Conquer dan Red Alert adalah beberapa game yang saya terus mainkan hingga bertahun-tahun setelah perilisannya. Begitu kentalnya efek nostalgia di game ini, saya masih bisa mendengar jelas ejekan Tanya Adams pada musuh-musuhnya, “Chew on this!

Melalui Edisi Reforged, Blizzard Bangun Kembali Game RTS Legendaris Warcraft III

Kesuksesan sejumlah game terkadang sulit untuk diulang oleh sekuel atau penerus spiritualnya. Ekspektasi fans yang begitu besar terkadang membuat pengerjaannya jauh lebih menantang. Sejumlah developer tak jarang menggunakan ‘metode’ aman buat menghasilkan keuntungan yang tersimpan dalam rasa nostalgia, yaitu melalui remake dan remaster.

Ada banyak sekali game remaster yang kita bisa temukan saat ini, digarap lewat berbagai cara: beberapa developer mencoba mempertahankan formulanya sembari menyuguhkan visual HD, namun sejumlah studio tidak takut untuk merombak gameplay inti dan mengintegrasikannya dengan elemen modern. Warcraft III: Reforged sendiri bisa dikatakan sebagai upaya remake paling ambisius, mengombinasikan dua pendekatan berbeda di atas.

Diumumkan di BlizzCon 2018, Warcraft III: Reforged adalah versi remake besar-besaran dari permainan yang Blizzard luncurkan 16 tahun silam. Developer menjanjikannya sebagai ‘penciptaan ulang dari real-time strategy revolusioner yang menjadi pondasi bagi cerita-cerita epik di dunia Azeroth’. Game menyatukan konten Reign of Chaos serta The Frozen Throne, lalu semua asetnya dibangun dari nol, menawarkan upgrade visual serta didukung fitur-fitur baru.

Warcraft III: Reforged akan kembali membawa kita menjadi saksi didirikannya Orgrimmar, momen jatuhnya Lordaeron, berkuasanya Burning Legion, hingga bangkitnya Lich King. Para gamer akan menyaksikan sejarah Azeroth ini dari sudut pandang empat faksi yang berbeda, yaitu Orc, Manusia, Night Elf dan Undead. Anda yang gemar mengutak-atik dan menciptakan skenario baru juga dipersilakan mengakses fungsi World Editor anyar di sana.

Dalam mengembangkan Warcraft III: Reforged, Blizzard membangun lagi setiap karakter, struktur, lingkungan, serta dimensi permainan. Game menyuguhkan lebih dari 60 misi dan menghidangkan cutscene in-game baru berdurasi empat jam lebih. Developer juga repot-repot melakukang pengisian suara ulang dalam kualitas high definition, terutama buat karakter-karakter penting semisal Sylvanas Windrunner and Arthas Menethil.

“Warcraft III merupakan permainan penting dan monumental bagi kami di Blizzard, dan memengaruhi karya-karya kami selanjutnya,” kata presiden Blizzard Entertainment J. Allen Brack. “Proyek seperti Warcraft III: Reforged bukanlah sesuatu yang kami anggap enteng. Sebagian alasannya adalah karena warisan Warcraft, tapi yang lebih penting adalah, karena kami tahu betapa berartinya permainan ini bagi para gamer.”

Blizzard berencana buat melepas Warcraft III: Reforged di tahun depan, walaupun mereka belum menyebutkan tanggalnya secara spesifik. Permainan akan disajikan dalam dua edisi, yaitu versi standar seharga US$ 30 dan versi Souls of War, dibanderol US$ 40. Edisi spesial ini dibundel bersama skin tambahan untuk karakter hero serta mount Meat Wagon buat World of Warcraft dan cardback Third War untuk Hearthstone.

Sumber: Blizzard.

Kini Berusia 17 Tahun, Onimusha Warlords Akan Dirilis Kembali di Console Current-Gen

Dalam laporan keuangan yang Capcom publikasikan di bulan Juli kemarin, perusahan game asal Jepang itu mengungkapkan ketertarikan mereka untuk menggarap lebih banyak remake judul-judul permainan klasik setelah melihat respons positif terhadap pengungkapan Resident Evil 2 di E3 2018 dan kesuksesan tak terduga dari Street Fighter 30th Anniversary Collection.

Realisasi terbaru dari arahan tersebut adalah penyingkapan upaya remaster dari Onimusha: Warlords, game pertama di seri action-adventure Onimusha yang melakukan debutnya di PlayStation 2. Mengusung judul serupa, Capcom mempersiapkan game untuk dilepas di PC, Xbox One, PlayStation 4 dan Nintendo Switch. Kabar baiknya lagi, mereka bahkan sudah menentukan tanggal peluncurannya.

Onimusha: Warlords akan kembali membawa Anda ke era Sengoku yang dipadu bersama sejumlah legenda Jepang terkait iblis dan pasukan kegelapan. Bermain sebagai samurai bernama Samanosuke Akechi, tugas Anda adalah menyelamatkan Putri Yuki dari iblis misterius yang menyerbu Kastil Inabayama. Petualangan itu tidak dilakukan oleh Samanosuke sendirian. Di beberapa sesi game, Anda juga akan memandu rekannya, ninja Kaede.

Oni 2

Di remake ini, Capcom meng-upgrade kualitas grafis, baik pada karakter, latar belakang, serta bagian cutscene. Game juga siap mendukung rasio layar lebar. Anda bisa menikmatinya di 18:9 atau mempertahankan tampilan tradisional di 4:3 – dapat diubah-ubah kapan pun Anda menginginkannya. Selanjutnya, developer membubuhkan fitur screen scroll, sehingga memungkinkan layar mengikuti gerakan karakter dan menampilkan area-area yang tadinya tak terlihat dari posisi tertentu.

Oni 4

Onimusha: Warlords versi current-gen juga akan mendukung stik analog sebagai metode mengontrol karakter. Menurut Capcom, analog akan memudahkan pemain dalam mengubah arah serta membuat pengendaliannya lebih intuitif. Developer tahu bahwa game ini kemungkinan tak cuma dinikmati oleh veteran saja. Para pemula yang belum familier dengan Onimusha dipersilakan memilih easy mode – fitur ini tidak ada di versi sebelumnya.

Oni 3

Perlu diketahui bahwa Onimusha: Warlords bukanlah proyek remake besar-besaran seperti Resident Evil 2 atau Final Fantasy VII. Capcom tetap menggunakan versi orisinal sebagai basisnya. Itu berarti sistem pertempurannya sama seperti dulu, begitu pula metode gerakan ala tank-nya. Dan menakar dari  trailer-nya, grafis permainan ini belum bisa dikatakan sekelas dengan game-game blockbuster terbaru.

Onimusha: Warlords rencananya akan dirilis di empat platform pada tanggal 15 Januari 2019 dan merupakan pertama kalinya game tersedia di Windows. Harganya tidak terlalu mahal. Warlords dibanderol di US$ 20, dan pre-order sudah bisa dilakukan sekarang.

Sony Umumkan Tanggal Peluncuran Shadow of the Beast di Indonesia

Nama Shadow of the Beast tertimbun oleh game-game populer baru meskipun faktanya ia merupakan salah satu franchise klasik. Awalnya dirilis buat Commodore Amiga di tahun 1989, Shadow of the Beast turut di-port ke platform lain. Permainan diikuti oleh dua sekuel, dirilis tahun 1990 dan 1992. Dan kabarnya, versi barunya akan tersedia eksklusif di console current-gen Sony.

Sony Interactive Entertainment menyingkap sebuah kejutan untuk pemilik PlayStation 4 di Indonesia. Mereka mengumumkan agenda peluncuran remake Shadow of the Beast, yang ternyata akan dilangsungkan tidak lama lagi. Bulan Mei memang dipenuhi pelepasan judul-judul menarik (Battleborn, Uncharted 4, Doom), tapi Shadow of the Beast dijajakan di harga yang bersahabat bagi isi dompet.

Shadow of the Beast 02
Parallax scrolling kembali hadir di versi baru ini.

Sebagai remake, Shadow of the Beast versi baru akan menceritakan kembali petualangan Aarbron. Sewaktu kecil, ia diculik, tubuhnya dirusak oleh sihir dan dijadikan pelayan oleh penguasa jahat bernama Maletoth. Hingga hari ini, belum ada detail lain mengenai sang tokoh antagonis, dan apakah Shadow of the Beast mengusung narasi yang sama seperti sebelumnya.

Developer Heavy Spectrum Entertainment Labs bertanggung jawab dalam pengembangannya, menggantikan Reflections Interactive. Gameplay mengombinasikan formula action dan platforming. Sejumlah komponen klasik yang ada di pendahulunya turut dihadirkan lagi di varian anyar itu; misalnya health bar tradisional, sistem combo, dikombinasi quick-time event.

Shadow of the Beast 03
Gameplay Shadow of the Beast baru tampak familier.

Di E3 2015, Matt Birch selaku CEO Heavy Spectrum Entertainment sempat bilang bahwa Shadow of the Beast akan menyuguhkan pertempuran ‘brutal’. Komponen-komponen esensial lain contohnya art direction dan musik tak lupa dibubuhkan di sana. Developer menggaet komposer asli Shadow of the Beast David Whittaker dan kembali menyajikan parallax scrolling. Upaya itu katanya dilakukan ‘demi memastikan gamer tidak kecewa’.

“Jelajahi Karamoon, sebuah dunia yang cantik, brutal dan penuh dengan misteri, dalam perjalanan tunggal menggulingkan Maletoth sang tiran jahat,” tulis Sony Sony Computer Entertainment Hong Kong Limited di press release. “Rasakan pertempuran epik melawan bos dan hadapi gerombolan lawan dalam aksi penuh adrenalin. Kembangkan kemampuan lewat skill point, dan buka gerakan-gerakan brutal baru.”

Shadow of the Beast edisi standar rencananya akan dirilis pada hari tanggal 17 Mei 2016. Sony menyediakan versi digital serta Blu-ray, keduanya dijajakan seharga Rp 300 ribu.

Resident Evil 4, 5 dan 6 Akan Dihadirkan Kembali Untuk PlayStation 4 dan Xbox One

Secanggih-canggihnya engine grafis dan teknologi pendukung lain, banyak permainan klasik yang keberadaannya sulit ditandingi oleh judul modern, termasuk sekuelnya sendiri. Dan melihat tren populer di ranah video game belakangan, sejumlah publisher memilih untuk bermain aman dengan melakukan remaster permainan terbaik mereka ke platform baru.

Merayakan ulang tahun Resident Evil ke-20, Capcom mengumumkan bahwa Resident Evil 4, 5 dan 6 akan mereka hadirkan kembali untuk console current-gen – PlayStation 4 dan Xbox One. Tiga judul ini menambah koleksi permainan remake mereka, setelah Capcom mengonfirmasi sedang meramu ulang Resident Evil 2. Berdasarkan info dari sang publisher, game-game yang lebih anyar itu tampaknya tiba lebih dulu dari RE2.

Ketiga permainan rencananya akan dilepas secara berurutan, dimulai dari judul paling baru: Resident Evil 6. Menurut Capcom, RE6 merupakan game terbesar mereka, menyajikan empat campaign yang saling terkait. Tiap petualangan fokus pada dua karakter (total ada delapan protagonis), dapat Anda bermain sendiri atau secara kooperatif. Meskipun mengusung angka enam di judul, Resident Evil 6 adalah permainan kesembilan di seri ini.

Resident Evil 4, 5, 6 01

Selain campaign, Capcom turut membekali versi baru RE6 dengan sejumlah mode multiplayer. Permainan juga sudah dibundel bersama add-on versi console, meliputi seluruh downloadable content dan bonus kostum. Resident Evil 6 adalah game terlaris kedua Capcom, meskipun faktanya ia memperoleh respons yang kurang positif dibanding judul-judul sebelumnya.

Resident Evil 4 dan 5 secara statistik jauh lebih baik dari RE6. Menghitung penjualan, Resident Evil 5 menempati urutan pertama dengan 6,7 juta kopi. Ia sukses mengakumulasi skor positif, menerima pujian dari aspek grafis dan gameplay bertempo cepat. Tetapi jika Anda bertanya pada fans mengenai permainan Resident Evil terbaik, jangan heran jika mereka menjawab Biohazard/Resident Evil 4.

Resident Evil 4, 5, 6 02

Begitu apiknya permainan ini, RE4 telah mengalami tiga kali proses port/remaster. Ia pertama kali dilepas di GameCube, lalu menyusul di PlayStation 2. Selanjutnya, Resident Evil 4 dirilis berbarengan di Windows, Wii, PlayStation 3 dan Xbox 360 sebagai edisi high definition. Saya penasaran fitur-fitur apalagi yang Capcom bubuhkan dalam versi console current-gen-nya.

Pendaratan ketiga remake rencananya diawali oleh Resident Evil 6 pada tanggal 29 Maret 2016, kemudian disusul Resident Evil 5 pada musim panas dan Resident Evil 4 di musim gugur tahun ini. Masing-masing permainan dibanderol seharga US$ 15 dan didistribusikan secara digital.

Sumber: Capcom Unity.

Star Wars: Knights of the Old Republic Dibuat Ulang, Disuguhkan Berupa Update Gratis

Dua bulan lebih setelah penayangan The Force Awakens, demam Star Wars tak kunjung reda. Tepat di hari Senin kemarin, Disney mengumumkan dimulainya produksi Episode VIII, dan di penghujung tahun ini Rogue One: A Star Wars Story dijadwalkan untuk dirilis. Dan bagi para gamer sekaligus penggemar berat Perang Bintang, kabar baik tidak berhenti sampai di sana.

Diluncurkan 13 tahun silam, Star Wars: Knights of the Old Republic memperoleh banyak penghargaan. Khalayak memuji aspek narasi, penyajian suara, hingga karakter di permainan role-playing ini. Hingga kini, penggemar masih menunggu sekuel kedua Knights of the Old Republic (meski Star Wars: The Old Republic sudah lama meluncur). Dan di tengah penantian itu, tim bernama Poem Studios mencoba merekonstruksi KotOR berbekal teknologi modern.

Upaya ambisius tersebut dikerjakan oleh sang developer independen bersama komunitas Star Wars, proyeknya diberi nama Knights of The Old Republic: Apeiron. Selain  menciptakan ulang KotOR dengan memanfaatkan Unreal Engine 4, versi remaster juga mendapatkan bermacam-macam konten tambahan, antara lain planet-planet baru yang bisa Anda singgahi, misi, item dan karakter baru, serta perbaikan UI dan kehadiran fitur perspektif orang pertama.

Bukan cuma berisi programmer, Poem Studios diperkuat oleh para seniman, voice actor, desainer dan penulis. Dengan keragaman talenta di berbagai biadng, mereka sangat percaya diri bisa menyelesaikan Apeiron sesuai target. Tentu Poem tidak menolak bantuan, developer membuka kesempatan bagi siapapun yang tertarik untuk berpartisipasi dalam proyek tersebut.

Dan ada satu lagi faktor yang membuat kreasi mereka unik, yaitu Apeiron akan disajikan secara gratis, dengan satu syarat: Anda harus memiliki game original Star Wars: Knights of the Old Republic. Mendapatkannya tidak sulit, ia bisa dibeli di GOG. Apeiron sendiri bekerja sebagai update – modifikasi besar-besaran dari permainan klasik garapan BioWare. Saat ini, permainan berada di masa awal pengembangan. Developer mempersilakan Anda menyimak pembuatannya secara live via Twitch.

Di website, Poem Studios meyakinkan kita bahwa karya mereka tersebut legal, tanpa resiko ditutup Disney. Developer beralasan, mereka tak melanggar hukum selama game tidak dikomersialisasikan. Terlepas dari itu, Poem tidak keberatan Anda memberikan donasi, hanya saja tidak sekarang. Tim ingin menyelesaikan porsi besar dari permainan dan memolesnya terlebih dulu sebelum mulai menerima sumbangan.

Dari beberapa screenshot yang telah dipublikasi, Knights of The Old Republic: Apeiron tampak sangat menjanjikan.

Star Wars Knights of the Old Republic Remake 01

Star Wars Knights of the Old Republic Remake 02

Star Wars Knights of the Old Republic Remake 03

Star Wars Knights of the Old Republic Remake 04

Via GameSpot. Sumber ApeironGame.com. Header: IGN.

Proyek Remake Resident Evil 2 Buatan Fans Dihentikan, Harapan Belum Hilang

Ketika diluncurkan perdana 17 tahun silam, Resident Evil 2 memperoleh banyak pujian dari media dan gamer, melambungkan nama Resident Evil sebagai salah satu franchise terbesar Capcom. Banyak fans bergembira setelah mendengar ada tim indie yang mencoba me-remake permainan tersebut berbekal Unreal 4. Sayang proyeknya terpaksa dihentikan atas permintaan Capcom. Continue reading Proyek Remake Resident Evil 2 Buatan Fans Dihentikan, Harapan Belum Hilang