[Review] Realme Watch S Pro: Jam Tangan Pintar Premium Tak Sampai 2 Juta

Realme sepertinya sangat serius dalam mengembangkan perangkat AIoT yang bisa membantu kehidupan para penggunanya. Uniknya, perangkat yang mereka tawarkan memiliki harga yang terjangkau sehingga banyak orang yang bisa memilikinya. Pada tahun 2021 ini, perangkat AIoT yang baru saja ditawarkan oleh realme adalah sebuah jam tangan. Perangkat tersebut bernama realme Watch S Pro.

Perangkat yang satu ini sebenarnya sudah lama datang ke meja pengujian DailySocial. Hanya saja, saya ingin menjajal pemakaian perangkat ini selama sebulan penuh. Ternyata jam tangan ini terasa ringan dan memiliki daya tahan baterai yang cukup lama. Hal ini akan dibahas pada segmen berikutnya.

Realme Watch S Pro

Warna dari unit demo yang saya dapatkan adalah hitam. Perangkat ini memiliki beberapa perbedaan dari seri yang non Pro. Perubahan paling dasar terlihat dari layar yang kini telah menggunakan Layar AMOLED, bahannya pun sudah stainless steel dengan dukungan fitur lainnya, yakni 5ATM yang mampu dibawa berenang hingga kedalam 50 meter, dan Dual-Satellite GPS.

Jam tangan pintar realme Watch S Pro memiliki spesifikasi sebagai berikut

Prosesor ARM Cortex M4
Layar Super AMOLED1,4 inci 454 x 454 pixel
Baterai 420 mAh
Konektivitas Bluetooth 5.0
Sensor GPS, Detak jantung, accelerometer, SpO2
Dimensi 257.6 x 46.0 x 11.1 mm
Bobot 63,5 gram

Realme juga menjanjikan daya tahan yang cukup lama pada baterai yang memiliki kapasitas cukup besar untuk sebuah jam tangan pintar tersebut. Jika dipakai setiap hari, maka jam tangan ini dijanjikan akan habis dalam waktu 14 hari. Tentunya hal ini cukup nyaman karena banyak smartwatch yang masih memiliki daya tahan baterai selama 2 hari saja.

Charger: Magnetik

Paket penjualan dari smartwatch yang satu ini hanya terdapat charger saja selain unit utamanya. Charger yang satu ini memiliki desain tempel dengan sistem magnet. Jadi, pengguna tidak akan salah dalam menaruh posisi jam tangan pintar ini. Pada salah satu sisinya terdapat dua konektor untuk mengisi baterai pada jam tangan pintar tersebut

Realme Watch S Pro - Charger

Desain

Realme Watch S Pro memiliki desain dengan bentuk bundar, seperti sebuah jam tangan biasanya. Saat melihatnya, saya langsung teringat dengan desain sebuah jam tangan pintar dari produsen asal Tiongkok juga. Warna perangkat yang saya dapatkan adalah hitam. Dan warna strap-nya pun juga sama-sama hitam.

Tali jam bawaannya sudah terbuat dari bahan karet, sehingga aman digunakan untuk berolah raga dan aktifitas di luar ruangan. Tali jam tangan pintar ini juga dapat diganti dengan yang umum ada di pasaran dengan standar 22 mm. Untuk membukanya, Anda tinggal menggeser kunci kecil yang tersedia di kedua belah sisi tali jam tangan tersebut.

Realme Watch S Pro - Pin

Layar dari realme Watch S Pro menggunakan tipe AMOLED. Dimensi layarnya sebesar 1.39 inci dengan resolusi 454×454. Layarnya sendiri juga sudah menggunakan Gorilla Glass yang sayangnya tidak ada informasi mengenai seri yang mana yang digunakan. Tentunya, layarnya bisa disentuh sehingga membuat navigasi menjadi lebih mudah.

Realme juga mendesain jam tangan pintar ini tanpa bingkai atau bezelless. Realme menggunakan model kaca melengkung yang membuat sisi-sisinya lebih pendek dari permukaan tengahnya. Oleh karena itu, saya sangat menyarankan untuk menambah lapisan anti gores sehingga bisa terhindar dari hal yang tidak diinginkan.

Pada sisi bagian bawah, terdapat beberapa sensor yang berguna untuk memindai kesehatan. Sensor tersebut dapat mendeteksi detak jantung sang penggunanya. Selain itu, realme juga sudah menambahkan fitur untuk memindai kadar oksigen dalam darah. Hal tersebut tentu saja sangat berguna pada saat pandemi COVID seperti sekarang ini.

Realme Watch S Pro - Tombol

Pada sisi sebelah kanan dari realme Watch S Pro, terdapat dua buah tombol. Yang bagian atas digunakan sebagai tombol back dan untuk menyalakan serta mematikan layarnya. Tombol yang bawah dibuat khusus untuk fungsi-fungsi olah raga. Saat digeser layarnya dari bagian atas ke bawah, akan muncul beberapa icon untuk menjalankan fungsi-fungsi yang ada.

Selain menggeser layarnya ke atas, layarnya juga bisa digeser ke kanan dan ke kiri. Hal itu akan menampilkan beberapa widget serta quick menu pada realme Watch S Pro. Sayangnya, aplikasi yang sudah ada pada realme Watch S Pro sampai saat ini belum bisa ditambahkan. Semoga saja realme menambahkan kemampuan untuk bisa menginstal aplikasi pihak ketiga di masa depan.

Pengalaman menggunakan: Ringan

Keadaan pandemi seperti ini membuat saya harus bertahan di rumah setiap hari. Oleh karena itu, saya hanya akan bepergian keluar rumah pada saat butuh sesuatu saja, seperti berbelanja. Saat keluar rumah seperti itu lah, saya baru bisa menggunakan jam tangan realme Watch S Pro dengan penuh. Alasan tersebut pula lah yang membuat pengujian dari jam tangan pintar ini memakan waktu yang tidak sedikit.

Saat mengeluarkannya pertama kali dari paket penjualan, saya langsung mengisi jam tangan pintar ini sampai penuh. Saya hanya menggunakan smartwatch ini sekitar 6-8 kali saja, mengingat hanya bisa meninggalkan rumah pada hari Sabtu dan Minggu untuk keperluan rumah tangga. Ternyata, baterai jam tangan ini habis pas pada hari ke 24. Saat melakukan pengujian, seperti biasa, saya mematikan koneksi bluetooth yang ada pada jam tangan ini.

Realme Watch S Pro - On Hand

Jam tangan ini juga bisa ditingkatkan versi firmware-nya. Oleh karena itu, sering-sering lah menyalakan aplikasinya yang bernama realme Link. Aplikasi ini juga akan menampung semua data yang telah diinformasikan oleh jam tangan pintar ini sehingga penggunanya bisa melihat data mengenai detak jantung, langkah, oksigen dalam darah, serta latihan-latihan yang dilakukan.

Realme Watch S Pro memiliki fungsi yang diantaranya adalah pemantauan detak jantung, pemantauan tidur, SpO2, pernapasan, notifikasi, cuaca, jam, alarm, senter, dan kontrol musik. Tentunya, fitur-fitur ini sudah umum ditemukan pada hampir setiap jam tangan pintar yang sudah beredar di pasaran. Namun, tombol shutter kamera merupakan satu fitur yang jarang ditemukan pada smartwatch lain dan hadir pada perangkat yang satu ini.

Jika Anda bosan dengan Watch face yang sudah ada pada perangkat jam tangan pintar ini, realme juga sudah menyediakannya pada aplikasi realme Link. Anda juga bisa membuat watch face buatan sendiri yang menggunakan foto sebagai latar belakangnya. Sayang memang, belum ada aplikasi yang bisa membuat face watch dari desain kita sendiri.

Notifikasi mungkin merupakan satu hal yang membuat para pengguna smartphone Android pusing. Pasalnya, beberapa jam tangan pintar kerap hanya mengirimkan notifikasi pesan masuk serta panggilan seluler saja. Jika Anda memiliki aplikasi tukar pesan seperti Whatsapp, hal tersebut akan menjadi sebuah masalah tersendiri karena panggilan suara dan video. Kedua panggilan tersebut tidak akan muncul pada jam tangan pintar.

Saya cukup senang dengan kemampuan notifikasi dari realme Link. Hal tersebut dikarenakan panggilan suara dan video dari Whatsapp dan Telegram berhasil muncul pada jam tangan ini. Hal ini tentu saja membuat setiap panggilan masuk akan membuat realme Watch S Pro bergetar sehingga tidak akan ada panggilan yang terlewat. Good job, realme!

Jam tangan pintar ini memiliki 15 macam jenis olah raga yang bisa dipantau. Semua itu meliputi lari Outdoor Run, Indoor Run, Outdoor Walk, Indoor Walk, Outdoor Cycling, Spinning, Hiking, Swimming, Basketball, Yoga, Rowing, Elliptical, Cricket, Strength Training, dan Free Workout. Jam tangan ini juga mendukung penyelaman hingga 50 meter atau 5 ATM, namun ada baiknya tidak digunakan pada air asin karena akan membuat korosi.

Verdict

Pasar AIoT saat ini memang sedang ramai ditawarkan oleh para produsen. Hal  tersebut dikarenakan perangkat yang digunakan mampu membantu para penggunanya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah jam tangan pintar yang sudah pasti digunakan dalam segala kegiatan sehari-harinya. Realme pun menawarkan Watch S Pro pada pasar ini.

Kinerja dari jam tangan pintar yang satu ini memang cukup baik untuk digunakan sehari-hari. Dengan menggunakan prosesor ARM Cortex M4, ternyata mampu membuat jam ini bekerja tanpa terasa adanya lag. Semua fungsi yang ada bisa diakses dan dijalankan tanpa adanya masalah.

Notifikasi merupakan fungsi dasar dari sebuah smartphone. Realme pun mampu membenahi permasalahan yang ada pada beberapa perangkat smartwatch pada saat mengirimkan notifikasi. Bagi Anda yang sering melewatkan sebuah panggilan dari smartphone, jam tangan pintar ini cocok untuk digunakan. Namun sayang, tidak ada speaker dan microphone pada jam tangan ini.

Realme menjual jam tangan yang satu ini dengan harga yang tidak terlalu mahal, yaitu Rp. 1.899.000 saja. Dengan harga ini, pengguna bisa mendapatkan semua fungsi-fungsi canggih seperti perekaman olah raga, detak jantung, serta pengukuran SpO2. Jika harga ini dirasa cukup tinggi, Anda bisa memilih jam tangan pintar realme Watch yang tentu lebih murah.

Sparks

  • Daya tahan baterai yang panjang, pada kasus saya bisa 24 hari
  • Responsif
  • Desain yang apik
  • 5 ATM
  • Ada GPS
  • Notifikasi panggilan suara dan video pihak ketiga

Slacks

  • Tidak ada aplikasi pihak ketiga yang bisa diinstal
  • Tanpa speaker dan microphone

[Review] Lenovo Legion 7i 15IMHg05: Laptop Gaming dengan GeForce RTX dan RGB

Pasar laptop gaming sampai saat ini masih diminati oleh banyak orang. Oleh karena itu, walaupun memiliki harga yang cukup tinggi namun penjualan laptop jenis ini tidak lah sepi. Salah satu laptop gaming yang cukup menarik adalah solusi dari Lenovo. Laptop tersebut adalah Lenovo Legion 7i dengan seri 15IMHg05.

Lenovo Legion 7i yang satu ini memang terlihat lebih tipis dibandingkan dengan laptop gaming pada umumnya. Laptop ini memiliki bobot yang hanya sekitar 2.1 kg saja. Bandingkan dengan bobot 3-4 kg yang dimiliki oleh laptop gaming lainnya. Laptop ini juga dihiasi dengan warna-warni RGB pada bagian dalam maupun luarnya.

Lenovo Legion 7i - Depan

Laptop ini dijual oleh Lenovo tentu saja untuk pangsa pasar gamer. Akan tetapi, ada pasa lain yang mereka tuju untuk penjualan Lenovo Legion 7i ini. Content creator dan mereka yang bekerja di dunia kreatif yang membutuhkan spesifikasi tertinggi, serta mereka yang membutuhkan mobilitas tinggi juga menjadi sasarannya.

Spesifikasi yang dimiliki oleh laptop Lenovo Legion 7i 15IMHg05 adalah sebagai berikut

Prosesor Intel Core i7 10875H 8 Core 16 Thread 2,3 GHz Turbo 5,1 GHz
GPU NVIDIA GeForce RTX 2070 Super Max-Q
RAM 16GB 2933MHz DDR4
Storage Samsung MZVLB1T0HBLR M.2 NVMe PCI-e Gen 3 1 TB
Layar 15,6 inci 1920×1080 144 Hz
WiFi 802.11 ax atau WiFi 6
Bobot 2.1 kg
Sistem operasi Windows 10 64 Bit
Dimensi 360 x 255 x 20 mm
Baterai 4 cell 80 Wh

CPU-Z dan GPU-Z mencatat spesifikasinya sebagai berikut

Unboxing

Didalam paket penjualannya, selain dokumen dan kartu garansi, hanya terdapat charger dan kabel listrik. Unit charger yang ada pada paket penjualannya tergolong cukup besar dan memiliki bobot yang berat. Hal ini tentu saja cukup mengganggu saat kita ingin membawanya ke luar rumah.

Lenovo Legion 7i - Charger

Desain

Walaupun tidak memiliki sertifikasi militer, namun laptop yang satu ini terasa sangat kokoh semenjak saya keluarkan dari paket penjualannya. Hal tersebut salah satunya karena penggunaan material aluminium pada badan Legion  7i ini. Hal tersebut juga akan terasa saat badannya diketuk dan akan menandakan bahwa build quality-nya cukup baik. Dengan warna hitam, laptop ini juga terlihat cukup keren.

Lenovo Legion 7i - Kiri

Layar dengan dimensi 15,6 inci ini menggunakan tipe IPS. Resolusi yang dimiliki adalah 1920 x 1080 dengan refresh rate 144 Hz. Layar ini juga sudah mendukung 100% Adobe sRGB serta Dolby Vision. Dan bingkai yang dimiliki oleh Lenovo Legion  7i ini pada bagian kanan, kiri dan atasnya di desain cukup tipis.

Keyboard yang digunakan pada Lenovo Legion 7i memiliki RGB LED backlit. Pada unit yang saya dapatkan ternyata mendukung software Corsair iCUE RGB yang bisa membuat warna backlit-nya sesuai dengan keinginan pengguna. Legion  7i menggunakan teknologi TrueStrike Keyboard yang memang responsif saat dipakai untuk bermain game. Desainnya sendiri juga merupakan full keyboard.

Lenovo Legion 7i - Kanan

Pada bagian bawah keyboard terdapat sebuah touchpad yang cukup responsif. Touchpad yang satu ini juga cukup nyaman saat ditekan pada bagian kanan dan kirinya. Hal ini tentu saja akan menambah tingkat kenyamanan pada saat bekerja untuk melakukan editing gambar dan video yang saya lakukan untuk tugas anak-anak saya saat sekolah di rumah.

Pada bagian kiri dari laptop ini akan ditemukan dua port USB-C (yang satu adalah Thunderbolt 3) dan audio 3,5 mm. Pada bagian kanannya ditemukan port USB 3.1 Gen 2. Di bagian belakangnya akan ditemukan dua buah port USB 3.1 Gen 2, sebuah HDMI 2.0, RJ45 Ethernet, Kensington lock, dan Power-in charge.

Lenovo Legion 7i - Belakang

Pada setiap sisinya, laptop ini juga memiliki ventilasi. Hal ini cukup baik mengingat kinerja tinggi membutuhkan alur pembuangan panas yang lebih terbuka. Untuk mengambil udaranya, laptop ini sendiri menyedotnya langsung dari bagian bawah.

Pengujian

Lenovo Legion 7i masih menggunakan prosesor Intel Core generasi ke 10. Pada unit yang saya dapatkan, prosesornya adalah Core i7-10875 yang memiliki 8 inti dan 16 thread dengan kecepatan 2,3 GHz serta dapat mencapai clock 5.1 GHz pada saat Turbo-nya menyala. Prosesor ini sendiri masih menggunakan proses pabrikasi 14 nm dengan TDP 45 watt.

Pada Intel Core i7-10875H terdapat IGP Intel UHD Graphics. Namun secara default, Lenovo sepertinya mematikan IGP tersebut. Setidaknya, seperti itulah yang saya temukan pada unit uji yang dikirimkan langsung dari Lenovo. Tentu saja, hal tersebut menyingkat waktu uji yang saya lakukan pada laptop yang satu ini.

Game

Sebuah laptop gaming tentu saja harus diuji dengan beberapa software permainan. Dengan menggunakan GeForce RTX 2070 Super Max-Q, laptop yang satu ini tentu saja sudah bisa menjalankan beberapa game dengan setting yang tinggi. Dipadu dengan Intel Core i7 yang memiliki clock tinggi juga akan membuat game akan jauh dari lag.

Lenovo Legion 7i - RGB Keyboard

Saya menggunakan beberapa game dalam menguji perangkat yang satu ini. Tentu saja, semua pengujian saya lakukan dengan memasang profile setting yang paling tinggi. Oleh karena layar yang digunakan hanya mendukung resolusi 1080p, tentu saja resolusi tersebut yang digunakan serta refresh rate 144 Hz. Selain dengan game, saya juga menggunakan 3DMark untuk menguji kinerja gaming-nya.

Berikut adalah hasil benchmark-nya.

Produktivitas dengan Sintetis

Laptop ini tidak hanya dipasarkan untuk para gamer yang ingin bermain game dengan lancar. Pasar lain yang dituju oleh Lenovo untuk menjual produk yang satu ini adalah para pembuat konten yang butuh sebuah komputer dengan kinerja tinggi. Hal tersebut tentu saja sangat berdampak saat melakukan editing video dan animasi.

Semua itu tergambar pada benchmark sintetis yang saya lakukan. CineBench dan GeekBench akan melakukan perhitungan kinerja dari prosesor Intel Core i7-10875H. Selain kedua benchmark tersebut, saya juga menggunakan PCMark 10 sebagai pengukur kinerja komputer untuk digunakan dalam bekerja sehari-hari.

Berikut adalah hasil dari benchmark tersebut

Baterai

DailySocial menguji laptop yang satu ini berdasarkan berapa lama sebuah perangkat bisa menonton file video 1080p dengan container file MP4. Perlu diketahui bahwa tidak satu tes baterai pun yang mampu memberikan hasil yang sama dengan penggunaan sehari-hari. Hanya saja, sebuah riset pernah dilakukan untuk mengukur pemakaian sebuah laptop.

Hasilnya, untuk nonton video, laptop yang satu ini ternyata bisa bertahan selama 6 jam 48 menit. Tentu saja saat digunakan dalam menggunakan Office ringan, hasilnya bisa jadi lebih lama. Tetapi jika digunakan untuk melakukan rendering video dan bermain game, sepertinya akan lebih cepat habis.

Verdict

Setiap tahun, sebuah produsen harus memperbarui spesifikasi laptop gaming-nya. Hal tersebut tentu saja agar kinerja yang dimilikinya lebih kencang dari tahun ke tahun. Berbicara mengenai kinerja yang kencang, Lenovo saat ini memiliki Legion 7i yang memiliki kinerja kencang. Hal tersebut tentu saja karena ramuan spesifikasi yang mereka miliki.

Kinerjanya yang kencang muncul berkat Intel Core i7-10875H dan GPU NVIDIA GeForce RTX Super Max-Q. Selain itu setting seperti RAM dengan Dual Channel juga dimiliki oleh perangkat ini sehingga performanya optimal. Oleh karena itu, sepertinya tidak ada kata lag saat bermain dengan Lenovo Legion 7i ini.

Lenovo Legion 7i

Lenovo menjual Legion 7i dengan harga Rp. 35.999.000 untuk versi dengan Intel Core i7 10875H dan RTX 2070 Super Max-Q. Tentunya, Lenovo masih memiliki varian lain yang menggunakan prosesor serta kartu grafis yang berbeda. Oleh karena itu, sesuaikan saja dengan kebutuhan Anda.

Sparks

  • Kinerja yang kencang untuk bermain game dan rendering
  • Build-nya kokoh
  • Menggunakan NVIDIA GeForce RTX 2070 Super Max-Q untuk gaming 
  • Layar mendukung 144 Hz
  • Menggunakan SSD NVMe PCIe
  • Daya tahan baterai yang bagus untuk sebuah laptop gaming

Slacks

  • Tidak ada slot SDCard
  • Walaupun tidak Throttle, namun cukup mengeluarkan panas
  • Dimensi charger yang cukup besar dan berat

BenQ Eye Care Monitor GW2780T: Membuat Work From Home dan Online Learning Lebih Nyaman

Selama pandemi COVID-19 merebak, pemerintah memberlakukan peraturan untuk bekerja dan sekolah dari rumah. Hal ini tentu saja membuat semua orang, termasuk anak-anak, harus melihat layar monitor secara terus menerus. Lama kelamaan, hal ini tentu saja akan berakibat buruk pada mata dan sering membuat leher sakit. Untungnya, BenQ memiliki solusi untuk membuat konsumen nyaman dalam bekerja dan sekolah di rumah.

Solusi yang ditawarkan adalah dengan menggunakan BenQ Eye Care Monitor GW2780T. Monitor yang satu ini memang khusus dipasarkan oleh BenQ di Indonesia untuk mendukung konsumen yang akan selalu melihat monitor dalam bekerja dan belajar. Monitor yang satu ini memang bukan khusus diciptakan untuk gaming sehingga tidak memiliki refresh rate yang tinggi seperti Zowie.

BenQ GW2780T

BenQ Eye Care Monitor GW2780T sendiri memiliki spesifikasi sebagai berikut

Dimensi layar 27″
Rasio 16:9
Resolusi 1920×1080
Tipe panel IPS
Dimensi 463 x 612 x 183 mm
Berat total 6,5 KG
Port D-SUB / HDMI / Display Port 1.4 / audio jack‎‎‎ / audio in
Response Time 8 ms
Kontras 1000:1 (20M:1 Dynamic Contrast Ratio)

BenQ menyematkan teknologi Eye Care ke dalam monitor yang satu ini. Teknologi inilah yang membuat mata menjadi lebih nyaman. Selain itu, monitor ini juga tidak akan membuat penggunanya sakit leher dan tulang belakang akibat terlalu rendah atau tinggi saat ditaruh. Semua itu akan kita bahas pada segmen berikutnya.

Unboxing

Selain monitor dan kakinya, inilah yang bisa didapatkan pada paket penjualan dari BenQ Eye Care Monitor GW2780T.

BenQ GW2780T - Unboxing

Desain

Karena ditujukan untuk pemakaian serba guna, BenQ memberikan teknologi layar IPS pada GW2780T. Dengan menggunakan IPS yang memiliki resolusi Full HD atau 1920×1080, BenQ Eye Care Monitor GW2780T memiliki sudut pandang yang luas. Dengan begitu, menggunakan monitor ini secara bersamaan tentu saja tidak akan membuat para penggunanya merasa terganggu karena tidak kelihatan pada bagian ujungnya.

BenQ Eye Care Monitor GW2780T juga bisa diputar menjadi vertikal dan horizontal. Selain itu, monitor ini juga bisa dihadapkan ke kanan dan ke kiri, ke atas dan ke bawah agar dapat terlihat dengan nyaman oleh sang pengguna. Height Adjustable Monitor ini memang bisa diatur ketinggiannya sehingga pas dengan sudut pandang para penggunanya. Hal ini tentu saja membuat leher dan punggung menjadi tidak pegal.

BenQ GW2780T - Tombol

Monitor yang satu ini memiliki dukungan tiga interface monitor yang biasa digunakan pada saat ini. Di Bagian belakangnya bisa ditancapkan kabel D-SUB atau yang sering dikenal dengan VGA, HDMI 1.4, dan Display Port. Selain itu juga terdapat port audio out dan audio in. Hal ini tentu mengkonfirmasi bahwa BenQ Eye Care Monitor GW2780T juga bisa dihubungkan dengan Playstation 4 melalui HDMI.

Untuk mengaktifkan feature-feature dari BenQ Eye Care Monitor GW2780T, kita bisa menggunakan On-screen display menu. Pada bagian kiri bawah terdapat beberapa tombol yang bisa digunakan untuk melakukan navigasi pada OSD menu tersebut.

BenQ GW2780T - Ports

Pada bagian bawah monitor terdapat sebuah tonjolan kecil. Pada bagian ini, terdapat sensor cahaya yang dinamakan Brightness Intelligence Technology (BI Tech). Teknologi ini bakal mendeteksi tingkat cahaya pada ruangan sehingga bisa mengubah tampilan cahaya pada monitor secara otomatis. Hal ini berarti mata kita akan aman dari kerusakan akibat cahaya yang terlalu terang.

Monitor ini juga sudah dilengkapi dengan dua buah speaker. Jadi, pengguna tidak perlu lagi membeli sebuah speaker tambahan. Namun, suaranya memang tidak terlalu kencang jika digunakan pada ruang yang luas. Saat digunakan pada sebuah kamar, saya tidak menemukan masalah suara saat menonton video.

Teknologi Eye Care

BenQ Monitor GW2780T memiliki teknologi yang dinamakan Eye CareEye Care sendiri terdiri dari beberapa teknologi yang bakal membantu kesehatan mata serta tulang. Teknologi Eye Care sendiri terdiri dari beberapa feature yang di antaranya adalah seperti berikut ini.

BenQ FW2780T - Eye Care Menu

Flicker Free Protection

Mungkin Anda sering mendengar istilah flickeringFlicker pada monitor  merupakan cahaya yang berkedip yang dipancarkan. Namun, jika kedipan tersebut terlalu rendah, bisa jadi membuat mata lelah dan bahkan tidak jarang membuat mual. Walaupun kedipan tersebut kencang, mata kita juga tidak luput dari kelelahan jika melihat dalam jangka waktu yang lama.

BenQ memiliki solusi teknologi Flicker Free yang membantu menghilangkan penyebab utama yang membuat monitor menjadi flickering. Hal ini dapat mengurangi kelelahan mata dan iritasi secara efektif untuk kenyamanan penglihatan yang lebih baik. Hal tersebut tentu saja berujung pada peningkatan produktivitas saat WFH (Work From Home) dan SFH (School From Home).

Low Blue Light

Saat ini, teknologi untuk membuat mata menjadi nyaman saat membaca di malam hari hadir pada kebanyakan smartphone. Padahal, monitor yang digunakan pada komputer untuk pekerjaan sehari-hari juga butuh teknologi seperti ini. Oleh karena itu, BenQ juga menghadirkan teknologi serupa yang dinamakan Low Blue Light.

BenQ GW2780T - Light Sensor

Cahaya biru yang dipancarkan dari perangkat digital dapat menurunkan produksi melatonin. Melatonin adalah hormon yang terutama dikeluarkan oleh kelenjar pineal pada malam hari, dan telah lama dikaitkan dengan kontrol siklus tidur seseorang. BenQ GW2780T dengan teknologi Low Blue Light menyaring cahaya biru yang berbahaya tersebut sehingga dapat menjaga kesehatan mata para penggunanya. Siklus tidur juga akan semakin baik jika seseorang bekerja dengan menggunakan teknologi ini pada monitornya.

Color Weakness

BenQ juga memiliki sebuah teknologi yang dinamakan Color Weakness Mode. Teknologi ini dirancang untuk menawarkan penglihatan yang lebih mudah dengan meningkatkan nada warna dan mengatur filter warna berdasarkan interview face-to-face dengan penggunanyaBenQ menghadirkan filter merah dan hijau untuk defisiensi warna merah dan hijau. Dengan BenQ Color Weakness mode, pengguna dengan color weakness dapat membuat diagram, statistik dan gambar tanpa usaha berlebih dan menikmati nuansa warna yang dapat dibedakan dan tampilan berwarna yang lebih baik.

Brightness Intelligence

Seperti yang sudah dikatakan di atas bahwa secara otomatis, monitor yang satu ini akan mengatur tingkat kecerahan cahaya pada monitor. Perbedaan besar antara cahaya sekitar dan cahaya layar dapat menyebabkan ketegangan mata. Dalam lingkungan cerah, mata perlu bekerja lebih keras untuk menghindari pantulan yang menyilaukan. Dalam ruangan remang-remang, mata membutuhkan lebih banyak tenaga untuk bisa fokus pada layar yang sangat terang.

BenQ FW2780T - Brightness Intelligence Light Meter

Hasil dari ketegangan tersebut dapat membuat tingkat minus pada mata para pengguna monitor menjadi lebih tinggi dan bahkan sakit kepala yang menyebabkan mual. Di sinilah BI Tech mampu membantu para penggunanya dengan memakai sensor cahaya yang ada pada bagian bawah monitor. Jadi, pengguna tidak perlu lagi repot-repot untuk mengubah tingkat kecerahan secara manual.

Untuk perubahannya, Anda bisa melihat langsung perbedaan kontras dan kecerahannya pada gambar di bawah ini. Pada pengujian, saya menggunakan sebuah senter untuk memberikan cahaya pada light sensor-nya. Hal ini cukup membuat perbedaan BI Tech saat kondisi lingkungan di sekitarnya gelap dan saat terang seperti di bawah ini.

Height Adjustment Stand (HAS)

Anda pasti pernah bekerja menggunakan komputer, di mana kepala Anda harus sedikit menunduk atau menengadah untuk melihat monitor. Apa yang dihasilkan dari gerakan tersebut jika dilakukan dalam jangka waktu yang lama? Pegal pada leher dan tulang belakang? Yup, sama! Saya juga sering merasakan pegal-pegal di leher dan punggung saat bekerja.

BenQ GW2780T - Engsel

Untungnya, BenQ menggunakan HAS di mana posisi monitor bisa diatur tanpa harus mengangkat monitornya. HAS ,emastikan sudut pandang terbaik untuk kenyamanan penggunanya dengan berbagai macam penyesuaian monitor – tilt, pivot & height adjustment. Hal ini dengan mudah dapat diatur oleh seluruh anggota keluarga sesuai dengan ketinggian untuk menghindari postur tubuh yang salah selama bekerja atau belajar dalam jangka waktu yang panjang.

Nyaman saat mengetik artikel

Dailysocial juga tidak luput dari kegiatan work from home di saat pandemi COVID-19. Oleh karena itu, saya bekerja untuk menulis artikel dengan menggunakan sebuah laptop yang harus diatur posisinya agar lebih mudah untuk dilihat. Sayangnya, monitor laptop hanya memiliki dimensi 15 inci saja sehingga tidak terlalu nyaman untuk bekerja terlalu lama. Menggunakan monitor pun juga harus disesuaikan dengan tinggi meja yang saya gunakan.

Saat BenQ Eye Care Monitor GW2780T datang ke rumah saya, tentu saja buru-buru saya rakit. Akhirnya, setelah beberapa bulan saya bisa bekerja dengan posisi yang pas, di mana saat melihat monitor saya tidak harus sedikit menunduk. HAS yang dimiliki oleh GW2780T memang benar-benar membuat badan saya tegak lurus saat bekerja.

BenQ GW2780T - Vertikal

Bekerja di malam hari juga membuat saya cukup lelah saat melihat monitor. Hal ini tentu saja membuat saya cepat mengantuk. Saya juga mencoba BenQ Eye Care Monitor GW2780T pada malam hari untuk mengetahui apakah nyaman digunakan. Dan memang, saya tidak merasakan kelelahan pada mata saat bekerja hingga tengah malam.

Monitor yang satu ini secara otomatis melakukan penyesuaian cahaya saat keadaan di sekitar sudah redup. Jadi, saya tidak perlu melakukan penyesuaian manual saat saya gunakan pada siang dan malam hari serta saat digunakan oleh anak-anak saya pada saat sekolah di pagi hari. Saya juga tidak perlu lagi meminta anak-anak untuk menggunakan kaca mata anti UV karena memang BenQ Eye Care Monitor GW2780T nyaman saat digunakan.

Menggunakan monitor ini untuk melakukan editing gambar juga cukup menyenangkan. Selain itu, menonton video-video dengan resolusi full HD juga nyaman. Warna yang ditampilkan pada layarnya memang cukup cerah serta tidak pudar. Monitor ini juga cocok untuk dijadikan untuk keperluan hiburan.

Sayangnya, apa yang saya alami memang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Anda harus mencobanya sendiri dan merasakan kenyamanannya saat digunakan. Pengalaman yang saya rasakan sesuai dengan apa yang saya tulis pada artikel yang satu ini. Sebagai tambahan, artikel ini saya buat dengan menggunakan BenQ GW2780T.

Verdict

Saat melakukan kegiatan yang mengharuskan melihat monitor dalam jangka waktu lama, seperti bekerja dan belajar, tentu saja harus memperhatikan kesehatan mata dan badan. Jika monitornya memiliki refresh rate yang rendah, akan membuat mata lelah dan mual. Jika monitornya terlalu tinggi atau pendek dapat menyebabkan pegal pada leher dan punggung. Menggunakan BenQ GW2780T merupakan salah satu solusi yang mudah didapatkan.

Feature yang ditawarkan oleh BenQ GW2780T memang dibuat khusus untuk membantu kesehatan para penggunanya. Dengan Eye Care membuat mata para penggunanya menjadi tidak mudah lelah. Selain itu pegal pada leher dan punggung juga bisa dihindari dengan HAS yang mudah diatur posisinya. Teknologi ini belum tentu ada pada monitor lainnya di pasaran.

BenQ menjual monitor dengan teknologi Eye Care dengan dua tipe, yaitu GW2780T dengan 27 inci dan GW2480T dengan 24 inci. BenQ menjual GW2780T dengan harga 4 juta rupiah dan GW2480T dengan harga 3 juta rupiah. BenQ juga memberikan 3 tahun garansi service & spare part, serta 1 tahun untuk panel.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut bisa langsung dilihat di sini:

Informasi Produk: https://bit.ly/2Mcfovj

Link Pembelian Tokopedia: https://bit.ly/2ZBrmBZ

Link Pembelian Shopee: https://bit.ly/2NKR9oC

Rangkuman keunggulan monitor BenQ GW2780T

  • Layar nyaman untuk dipandang
  • Teknologi Eye Care yang benar-benar membuat mata tidak cepat lelah
  • Posisi monitor dapat diubah dengan mudah
  • Menu OSD yang mudah dimengerti
  • Sudah termasuk speaker
  • Sudah mendukung Display Port dan HDMI 1.4

Disclosure: Artikel ini didukung oleh BenQ. 

[Review] Xiaomi Redmi 9T: Smartphone Android Spesifikasi Cukup Tinggi yang Murah

Jika kita berbicara mengenai merek Xiaomi pada kelas Redmi yang berada di bawah Redmi Note, tentu saja akan langsung tertuju pada harganya yang terjangkau. Apalagi saat ini, Xiaomi sudah mengeluarkan Redmi 9T yang memiliki harga terjangkau. Xiaomi juga sudah melengkapi perangkat yang satu ini dengan spesifikasi yang cukup tinggi di kelasnya. Seperti apa perangkat yang satu ini?

Smartphone Xiaomi Redmi 9T yang datang ke meja pengujian DailySocial memiliki warna abu-abu atau carbon grey. Melihat dari tata letak kamera secara keseluruhan, bentuknya sangat mirip dengan saudaranya yang bakal melepaskan diri dari Xiaomi, yaitu Poco M3. Redmi 9T seperti Poco M3 yang diubah backcase dengan ditambah sebuah kamera ultrawide.

Xiaomi Redmi 9T

Redmi 9T juga merupakan salah satu perangkat entry level pertama yang dibawa oleh Xiaomi untuk memiliki kamera dengan resolusi 48 MP. Sepertinya, modul kamera 48 MP sudah memiliki harga yang terjangkau karena resolusi tinggi seperti 64 MP dan 108 MP sudah mulai banyak digunakan pada perangkat mainstream. Setelah Redmi 9T dan Poco M3, sepertinya bakal banyak perangkat entry level yang akan menggunakan kamera dengan resolusi tinggi tersebut.

Spesifikasi yang dimiliki oleh Redmi 9T juga super mirip dengan Poco M3. Redmi 9T menggunakan Snapdragon 662 yang masih dipakai oleh perangkat-perangkat yang harganya lebih dari 2,8 juta rupiah. Xiaomi sendiri berani menjualnya pada harga Rp. 2.399.000. Spesifikasi lengkap dari perangkat yang saya dapatkan bisa dilihat pada tabel berikut ini

Xiaomi Redmi 9T
SoC Snapdragon 662
CPU 4 x 2.0 GHz Kryo 260 Gold + 4 x 1.8 GHz Kryo 260 Silver
GPU Adreno 610
RAM 6 GB
Internal 128 GB UFS 2.2
Layar 6,53 inci Waterdrop IPS 2340 x 1080 Gorilla Glass 3
Dimensi 162.3 x 77.3 x 9.6 mm
Bobot 198 gram
Baterai 6000 mAh
Kamera 48 MP / 12 MP utama, 8 MP Ultrawide, 2 MP Macro, 2 depth, 8 MP Selfie
OS Android 10 MIUI 12

Untuk hasil dari pantauan aplikasi, kali ini selain CPU-Z saya menggunakan DevCheck karena berhasil mendeteksi SoC dengan tepat

Redmi 9T juga mengisi kelas entry level dengan baterai yang sangat besar. Hal ini tentu saja membuat perangkat dengan layar full HD+ ini bakal bisa bertahan hingga dua hari. Ini juga merupakan salah satu nilai jual dari perangkat yang disebut dengan “Jawara baterai gede”.

Unboxing

Inilah yang bisa didapatkan didalam paket penjualan dari Xiaomi Redmi 9T. Xiaomi sendiri memasukkan charger dengan 22,5 watt untuk perangkat yang hanya mendukung 18 watt ini. Hal tersebut dikarenakan harga charger 22,5 watt sudah bisa diperoleh dengan lebih terjangkau dan bisa digunakan untuk mengisi baterai perangkat lain.

Xiaomi Redmi 9T - Unboxing

Desain

Desain bagian belakang dari Xiaomi Redmi 9T memang cukup berbeda dengan saudara-saudaranya. Pada case yang terbuat dari plastik tersebut terdapat logo tulisan Redmi dengan cukup besar. Hal ini mirip dengan Poco X2 Pro yang memiliki logo besar dibagian tengah. Namun pada Redmi, tulisan tersebut ada pada sisi kiri bawah.

Xiaomi Redmi 9T - Belakang

Layar Xiaomi Redmi 9T memiliki resolusi 2340×1080 yang sama dengan kakaknya, Redmi 9. Layar dengan jenis IPS ini sudah terlindungi dengan Gorilla Glass 3. Dengan resolusi dan kaca yang keras tersebut tentu saja membuat smartphone entry level ini terasa seperti kelas mainstream. Layarnya ini juga masih mendapatkan tambahan perlindungan berupa lapisan anti gores.

Pada layar ini pula, Xiaomi masih menggunakan desain waterdrop yang merupakan sebuah notch berukuran kecil. Hal ini berarti akan ditemukan sebuah lubang pada bagian kiri atas layar yang merupakan sebuah kamera untuk selfie. Desain seperti ini juga tidak memboroskan layar, karena di sekitar lubang kamera tersebut layarnya masih memberikan tampilan dan dapat disentuh.

Xiaomi Redmi 9T - Bawah

Desain penempatan kamera pada Xiaomi Redmi 9T juga dibuat dengan cukup cantik. Ada empat buah kamera pada bagian belakangnya dengan sebuah flash yang didesain pada sebuah kotak dengan dua warna yang berbeda. Kamera dengan resolusi 48 MP sendiri berada pada bagian tengahnya. Sedangkan kamera makro ditempatkan sendirian dan terlihat cukup mungil.

Pada bagian atasnya ditemukan sensor inframerah, port audio 3,5mm, microphone, dan speaker tambahan untuk menyajikan suara stereo. Volume naik dan turun serta tombol power diletakkan pada sisi sebelah kanan. Dan pada bagian bawahnya terdapat slot USB-C, speaker, serta microphone utama. Slot nano SIM serta microSD (tiga slot) terletak pada bagian kirinya.

Xiaomi Redmi 9T - Kiri

Smartphone ini saya dapatkan dengan menggunakan MIUI 12.0.5 (bukan 12.5). Sistem operasinya sendiri masih menggunakan Android 10. Dengan menggunakan MIUI 12, bagi yang belum pernah merasakannya, feel-nya cukup berbeda dengan MIUI 11 karena terasa lebih responsif. Banyak pula feature yang ditawarkan seperti menghadirkan kembali app drawer serta pusat notifikasi yang dibedakan dengan quick menu-nya.

Xiaomi Redmi 9T - Kanan

Jaringan

Xiaomi Redmi 9T menggunakan SoC yang ditujukan untuk perangkat pada kelas mainstreamSystem on Chip ini sendiri menggunakan modem X11 yang sudah masuk dalam Catergory 13. Modem ini telah mendukung Carrier Aggregation hingga 2 koneksi. Secara teoritis, kecepatan download dari modem ini bisa mencapai hinggai 390 Mbps.

Xiaomi Redmi 9T - Atas

Smartphone ini sudah mendukung bandwidth 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 20, 28, 38, 40, dan 41 untuk jaringan 4G. Tentunya, kanal jaringan ini sudah mendukung semua yang digunakan oleh operator seluler di Indonesia. Modemnya sendiri sudah mendukung jaringan WiFi 5 GHz dengan 802.11ac dan tentunya akan cukup kencang saat melakukan transfer data secara nirkabel.

Kamera: 48 Megapiksel di kelas entry level

Xiaomi kembali memukau dengan menghadirkan sensor 48 MP di kelas entry level. Xiaomi kembali menggunakan ISOCELL GM1 yang akan mengambil gambar dengan lebih baik saat teknologi TetraCell-nya digunakan. 48 MP sendiri bisa mengambil gambar dengan baik saat cahaya yang ada cukup baik. Akan tetapi, saya sendiri menyarankan untuk pengambilan gambar di 12 MP karena akan memperbesar dimensi sensornya.

Xiaomi Redmi 9T - Kamera

Gambar yang dihasilkan oleh kamera dari Xiaomi Redmi 9T memang terlihat cukup baik. Akan tetapi, seringkali dynamic range dari kameranya terlihat sedikit berantakan saat cahayanya cukup kuat. Namun untuk urusan noise dan ketajaman gambar, sepertinya bisa dibilang Xiaomi Redmi 9T masih yang terbaik di kelas entry level.

Akan tetapi saat pencahayaannya buruk seperti pada malam hari, jangan sekali-sekali mengambil gambar tanpa bantuan LED flash-nya. Sayangnya, mode malam pada perangkat yang satu ini menghasilkan gambar yang kurang baik. Padahal jika diambil dengan mode manual, smartphone ini bisa menghasilkan gambar yang cukup baik saat malam hari. Semoga saja Xiaomi membenahi algoritma mode malamnya agar perangkat ini bisa mengambil gambar dengan lebih baik.

Kamera selfie pada smartphone ini juga bisa menghasilkan gambar yang lumayan. Walaupun begitu, gambarnya masih menghasilkan noise yang cukup terlihat pada bagian yang gelap. Tingkat ketajamannya juga cukup baik walaupun detail yang ada tidak semua tertangkap dengan jelas. Walaupun begitu, hasilnya masih bisa digunakan saat mengambil momen tertentu.

Kamera makro yang ada hanya memiliki resolusi 2 MP saja. Seperti kebanyakan smartphone yang ada di pasaran, hasilnya sedikit kurang memuaskan.  Walaupun begitu, hasilnya masih bisa digunakan untuk beberapa kebutuhan pengambilan gambar.

Lalu bagaimana dengan resolusi 48 MP-nya? Apakah cuman gimmick saja? well, bisa bilang iya dan tidak. Iya karena memang resolusi ini tidak bisa digunakan sewaktu-waktu dan hasilnya juga tidak sebaik pada saat menggunakan 12 MP. Tidak karena ada saatnya di mana kita bisa mengambil detail gambar lebih baik dari saat menggunakan 12 MP. Berikut adalah gambar asli dan hasil crop-nya.

Pengujian

Menggunakan cip Qualcomm Snapdragon 662 membuat perangkat ini memiliki prosesor Qualcomm Kryo 260 Gold dan Silver. Kryo 260 Gold dibuat dengan basis Cortex A-73 dan Kryo 260 Silver dibuat dengan basis Cortex A53. Dengan masing-masing cluster menggunakan 4 inti prosesor, membuatnya bisa diandalkan dalam berbagai skenario pemakaian, termasuk bermain dan bekerja sehari-hari.

Menguji untuk bermain

Menggunakan Xiaomi Redmi 9T untuk bermain memang cukup menyenangkan. Apalagi, harga dari perangkat ini dibuat cukup terjangkau oleh Xiaomi. Namun, kinerja gaming dari kakaknya, yaitu Redmi 9 masih lebih baik karena menggunakan prosesor yang lebih baru, yaitu Cortex A75 dan A55.

Dalam menguji perangkat ini untuk bermain, saya menggunakan dua buah game yang saat ini sedang ramai diperbincangkan. Kedua game tersebut adalah Genshin Impact dan PUBG Mobile. Oleh karena beratnya grafis dari kedua game ini untuk dijalankan oleh Snapdragon 662, saya menggunakan setting paling rendah dengan frame rate yang paling tinggi yang bisa disajikan oleh game tersebut.

Berikut adalah grafik perolehan frame rate dari kedua game tersebut. Data frame rate saya ambil dengan menggunakan aplikasi GameBench.

Pada PUBG Mobile, saya mendapatkan rata-rata frame rate-nya adalah 30 fps. Pada angka ini, sebagian para pemain bisa bermain tanpa harus merasa pusing. Akan tetapi berbeda dengan Genshin Impact yang mendapatkan rata-rata 27 fps pada setting lowest. Sebagian para pemain mungkin bisa menerima frame rate seperti itu, namun memang cukup terlihat lag yang tercipta karena keterbatasan spesifikasi.

Untuk bekerja

Saat digunakan untuk bekerja, smartphone ini tidak terasa memiliki masalah sama sekali. Trello, Slack, GMail, Whatsapp, Facebook, serta Chrome dapat saya jalankan dengan mulus tanpa hambatan. Saat mengetik dengan menggunakan keyboard bawaan juga tidak ada masalah sama sekali.

Saya juga menggunakan perangkat ini untuk keperluan pengiriman video tugas sekolah anak. Melakukan transcoding pada perangkat yang satu ini memang memakan waktu sedikit lebih lama, namun hasil yang didapat tidak akan memiliki masalah. Mengedit pada smartphone ini juga cukup nyaman, walaupun waktu rendering video akan memakan waktu yang sedikit lama.

Benchmarking

Untuk benchmarking, saya menghadirkan kembali Redmi 9 yang pernah memiliki harga yang kurang lebih sama. Saya juga menghadirkan Redmi 9C yang menggunakan Mediatek Helio G35 untuk memperlihatkan seberapa jauh kinerja dari kedua chipset ini yang harganya terpaut tidak terlalu jauh.

Uji baterai 6000 mAh

Sudah tidak dipungkiri lagi bahwa pengujian baterai memakan waktu yang cukup panjang. Apalagi dengan Redmi 9T yang memiliki kapasitas sebesar 6000 mAh. Perangkat ini sendiri sudah menggunakan layar FHD+ yang sedikit lebih boros dibandingkan dengan layar HD+ yang biasa digunakan pada smartphone di kelas entry level.

Dengan menggunakan video MP4 dengan resolusi 1080p yang diputar secara terus menerus, Redmi 9T bisa bertahan hingga 17 jam 13 menit. Namun saat digunakan untuk bermain, tentu saja tidak akan bertahan sampai waktu tersebut.  Pengisian baterainya sendiri akan memakan waktu kurang lebih dua setengah jam dari benar-benar habis hingga penuh.

Verdict

Mencari smartphone dengan harga yang murah tentu saja sejalan dengan spesifikasi yang rendah pula yang didapatkan. Namun hal tersebut mungkin berbeda dengan smartphone yang ditawarkan oleh Xiaomi pada tahun 2021 ini. Hal tersebut dibuktikan dengan Redmi 9T yang masuk pada kelas entry level.

Dengan menggunakan Qualcomm Snapdragon 662, Xiaomi Redmi 9T memiliki kinerja yang mumpuni untuk menjalankan game serta aplikasi-aplikasi untuk pekerjaan. Memiliki baterai 6000 mAh berarti menjamin bahwa smartphone ini bisa digunakan untuk apa saja tanpa harus mencari stop kontak selama satu hari penuh. Selain itu, layarnya yang sudah menggunakan Gorilla Glass 3 juga menjamin perangkat ini akan jauh dari masalah retak akibat terbentur.

Dengan menggunakan resolusi 48 MP, kamera pada perangkat ini memiliki teknologi yang bisa mengambil gambar dengan cukup baik. Namun, hal tersebut tentunya berlaku saat kondisi cahayanya sedang bagus. Hasilnya masih bisa diandalkan untuk mengambil momen apa pun.

Harga yang ditawarkan oleh Xiaomi untuk membeli Redmi 9T dengan spesifikasi yang saya dapatkan (6/128 GB) adalah Rp. 2.399.000. Xiaomi juga memiliki versi 4/64 GB yang memiliki harga lebih murah, yaitu Rp. 1.999.000. Hal ini tentu saja membuat mereka yang ingin memiliki smartphone entry level tidak harus menggunakan spesifikasi yang rendah.

Sparks

  • Kinerja mumpuni dengan Snapdragon 662
  • MIUI cukup responsif
  • Hasil kamera utama cukup bisa diandalkan
  • Harga yang sangat terjangkau dengan kinerja yang baik
  • Daya tahan baterai yang bagus berkat 6000 mAh
  • Quick Charge 3 yang bisa mengisi baterai 6000 mAh hanya 2,5 jam

Slacks

  • Hasil kamera malam kadang kurang baik
  • Kinerja gaming pas-pasan
  • Kinerja sedikit di bawah Redmi 9

[Review] Kingston Milk 100% USB Drive: Flash Disk Unik, Lucu, dan Kencang

Momen tahun baru Imlek sering dimanfaatkan untuk menjual aksesoris dengan tema shio atau lambang hewan. Pada tahun 2021 ini bertepatan dengan tahun kerbau atau sapi yang dianut oleh masyarakat keturunan Tiongkok. Oleh karena itu, Kingston sebagai salah satu produsen media penyimpanan eksternal mengeluarkan flash disk yang bertemakan kerbau. Nama dari flash disk tersebut adalah Kingston Milk 100%.

Kingston Milk 100

Kingston Milk 100% adalah salah satu dari 12 desain yang dapat dikoleksi dari Kingston New Year USB Flash Drive – Mini Collection. Setiap tahunnya, Kingston memproduksi model binatang lainnya yang masuk ke dalam lambang shio. Kingston juga memproduksi seri koleksi ini dengan jumlah yang terbatas.

Kingston Milk 100% yang datang ke meja pengujian Dailysocial memiliki spesifikasi seperti berikut

Kingston Milk 100% USB Drive
Kapasitas 64 GB
Interface USB 3.2 Gen 1 – 100 MB/s
Dimensi 43,16 x 28,96 x 27,31 mm
Bobot 200 gram
Material Karet

Kingston menjanjikan kinerja yang cukup tinggi pada flash disk untuk dikoleksi ini. Dengan kecepatan 100 MB/s membuat kinerjanya cukup bisa diandalkan untuk mentransfer data dari dan ke dalam sebuah komputer. Jika tidak ada slot USB 3, Kingston Milk 100% juga sudah mendukung kompatibilitas USB 2.0 namun dengan kecepatan transfer yang lebih rendah.

Unboxing

Kingston Milk 100% datang dengan paket penjualan yang unik. Sang sapi dikemas didalam sebuah tempat yang berbentuk botol susu yang sering diantar setiap pagi oleh tukang susu. Namun untuk membuka paket penjualan ini bukan dari tutup atasnya, namun dari tengah botol susu tersebut.

Kingston Milk 100 - Package

Desain

Kingston Milk 100% datang dengan bentuk sapi yang sesuai dengan shio pada tahun 2021. Dengan bahan karet, flash disk ini memiliki finishing yang cukup licin pada bagian badan sang sapi. Walaupun begitu, dengan bahan karet juga menjamin bahwa flash disk ini akan lebih tahan terhadap debu dan cipratan air.

Kingston Milk 100 - Opened

Bagian belakang dari sapi mungil ini memiliki bentuk buntut yang melingkar. Hal ini tentu saja bisa menjadi sebuah lubang untuk dikaitkan dengan sebuah gantungan sehingga bisa menjadi gantungan kunci. Rantai gantungan itu sendiri juga sudah tersedia pada bagian atas paket penjualannya dan bisa dipindahkan ke buntut Kingston Milk 100%.

Flash disk yang ada pada Kingston Milk 100% terletak pada bagian hidungnya. Tarik bagian hidungnya hingga terlepas sehingga flash disk ini bisa digunakan.  Bentuk flash disk-nya sendiri cukup mungil sehingga tidak akan mengganggu perangkat USB pada port di sebelahnya.

Kingston Milk 100 - Dongle

Walaupun begitu dengan dimensi yang cukup mungil tersebut, flash disk ini rentan terselip dan hilang. Oleh karena itu, pengguna harus berhati-hati saat membawanya atau menaruhnya di sebuah tempat. Sekalinya terjatuh, maka akan cukup sulit untuk mencarinya.

Pengujian

Flash disk yang datang ke meja pengujian Dailysocial ini tentu saja langsung saya uji untuk menaruh beberapa file. Hanya saja saya cukup kaget saat melakukan transfer data untuk file lebih dari 4 GB. Ternyata flash disk ini datang dengan sistem file FAT32 yang lama yang memang memiliki limitasi dalam menyalin sebuah file dengan kapasitas maksimal 4 GB.

Untuk menguji flash disk yang satu ini, hal pertama yang dilakukan adalah melakukan format ulang. Saya memilih menggunakan exFAT dibandingkan dengan NTFS karena kompatibilitasnya yang sudah umum. Saya sudah terbiasa menggunakan flash disk untuk memindah beberapa file dari PC ke smartphone dengan menggunakan OTG converter.

Ternyata, kinerja yang dihasilkan pada saat pengujian cukup bagus. Flash disk ini mampu membaca data melebihi janji yang ditawarkan oleh Kingston, yaitu 100 MB/s. Tentunya hal ini cukup baik mengingat pengujian read selalu berbanding lurus dengan pembukaan dan menjalankan sebuah aplikasi. Namun pada pengujian ATTO, flash disk ini tidak mampu bekerja lebih dari 85 MB/s.

Sayangnya, kinerja tulis dari flash disk yang satu ini tidak sebaik kinerja baca datanya. Flash disk ini hanya mampu menulis data dengan kecepatan 26 MB/s saja. Hal ini berarti untuk menulis sebuah data 100 MB membutuhkan waktu sekitar 4 detik. Bayangkan saja jika Anda ingin mengkopi data dengan total kapasitas yang lebih dari 10 GB.

Asalkan tidak terburu-buru, flash disk ini tidak memiliki masalah yang cukup berarti saat digunakan. Jika digunakan untuk bekerja, Kingston Milk 100% sudah lebih dari cukup untuk diandalkan sebagai perangkat penyimpanan eksternal. Namun bagi Anda yang suka menyalin file-file video dengan kapasitas yang besar, ada baiknya mengambil minum sejenak saat melakukan hal tersebut.

Jika digunakan untuk presentasi oleh para pelaku bisnis dan UMKM, Kingston Milk 100% juga bisa diandalkan. Kinerja baca datanya yang cukup tinggi seharusnya menjamin presentasi dan pekerjaan lainnya yang membutuhkan ruang penyimpanan data eksternal akan menjadi lebih lancar. Jadi flash disk ini tidak hanya menggemaskan, namun juga berguna untuk pekerjaan sehari-hari.

Verdict

USB flash disk hingga saat ini masih menjadi pilihan untuk menyimpan data yang bisa dibawa ke mana saja. Hal tersebut dikarenakan flash disk lebih terjangkau serta tahan terhadap benturan dan lebih ringan saat dibawa ke mana saja. Penyimpan eksternal ini pun juga bisa dibentuk dengan model apa saja, seperti dengan tema sapi pada tahun kerbau saat ini. Hal tersebut yang ditawarkan Kingston pada flash disk Milk 100%.

Kinerja yang ditawarkan oleh flash disk yang satu ini memang cukup baik. Kinerja bacanya bisa diandalkan karena memiliki kecepatan yang cukup tinggi. Namun, kinerja tulisnya masih mirip dengan flash disk USB 2.0 sehingga masih dirasa cukup lambat. Walaupun begitu, flash disk ini masih bisa diandalkan dalam menyimpan data dalam jumlah yang besar.

Kingston menjual flash disk Milk 100% dengan harga MSRP Rp. 399.000 dan hanya memiliki kapasitas 64 GB saja. Konsumen bisa mendapatkan flash disk edisi terbatas ini pada toko resmi Kingston di ecommerce. Dengan harga tersebut, pengguna tidak perlu khawatir saat flash disk tersebut rusak karena Kingston memberikan garansi hingga 5 tahun.

Sparks

  • Kinerja baca tinggi, bisa lebih dari 100 MB/s
  • Bentuknya menggemaskan
  • Bisa menjadi gantungan kunci
  • Tahan terhadap percikan air dan debu

Slacks

  • Kinerja tulisnya kurang kencang, sama seperti USB 2.0
  • Dimensinya yang kecil membuat flash disk ini mudah hilang.

[Review] Mi Watch Lite: Smartwatch Murah dengan Fungsi Dasar dan GPS

Seperti yang kita ketahui, Xiaomi tidak hanya menelurkan produk smartphone saja. Sudah banyak produk AIoT yang datang dari Xiaomi dan memang memiliki harga yang terjangkau. Kali ini, Xiaomi pertama kalinya meluncurkan smartwatch di Indonesia. Perangkat tersebut adalah Mi Watch Lite.

Mi Watch Lite

Mi Watch Lite yang datang ke meja pengujian DailySocial memiliki warna hitam. Perangkat wearable ini masih memiliki model kotak. Berbeda dengan seri yang pro, seri yang satu ini hanya memiliki fungsi dasar dari sebuah smartwatch yang ada saat ini. Hal tersebut berarti Mi Watch Lite belum menyediakan fungsi SpO2. Namun apakah nantinya Xiaomi akan menambahkannya melalui OTA, belum ada informasinya.

Jam tangan pintar Mi Watch Lite memiliki spesifikasi sebagai berikut

Layar TFT 1,4 inci 320 x 320 pixel
Baterai 230 mAh
Konektivitas Bluetooth 5.0
Sensor GPS/GLONASS, Detak jantung, Barometer, accelerometer, gyroscope, kompas
Dimensi 41 x 35 x 10.9 mm
Bobot 35 gram, 21 gram tanpa strap

Untungnya, daya tahan baterai yang ditawarkan oleh Xiaomi pada jam tangan pintar ini berbeda dengan smartwatch pada umumnya. Xiaomi menjanjikan Mi Watch Lite untuk dapat dipakai selama 9 hari. Saat ini masih banyak perangkat wearables yang hanya bisa bertahan dua hari saja.

Unboxing: Isinya hanya charger

Yup, paket penjualan dari Mi Watch Lite hanya berisikan sebuah desktop charger saja. Charger ini sendiri memiliki dimensi yang cukup besar, sehingga (seharusnya) bisa dengan mudah ditemukan saat terselip. Berikut bentuk dari pengisi dayanya:

Mi Watch Lite - Charger

Desain

Bentuk kotak saat ini kembali menjadi sebuah tren semenjak Apple mengeluarkan jam tangan pintarnya. Xiaomi sepertinya mengambil kesempatan untuk kembali menghadirkan model kotak ini pada Mi Watch Lite. Bentuknya membuat orang yang menggunakannya seperti bergaya techie.

Tali jam tangan yang terpasang pada Mi Watch Lite sudah menggunakan bahan karet. Bahan ini tentu saja lebih cocok untuk mereka yang gemar berolah raga. Namun, tali jam tangan ini sepertinya memiliki model tersendiri. Hal ini membuat para penggunanya harus langsung membeli melalui Xiaomi sendiri jika ingin menggantinya.

Mi Watch Lite - Tombol Kanan

Menurut data yang ada pada website Xiaomi Indonesia, Mi Watch Lite menggunakan layar dengan jenis TFT. Namun, view angle dari layarnya tidak terbatas seperti kebanyakan layar TFT. Bisa jadi, memang jam tangan pintar yang satu ini menggunakan layar dengan jenis IPS dan memiliki feature sentuh. Layarnya juga tidak memiliki pelindung sehingga sangat disarankan untuk menempelkan lapisan anti gores.

Seluruh badan dari Mi Watch Lite terbuat dari bahan plastik. Namun, Xiaomi membuat perangkat yang satu ini bisa bertahan pada kedalaman air 50 meter berkat sertifikasi 5 ATM yang dimilikinya. Saat saya pegang, Mi Watch Lite juga terasa sangat kokoh dan tidak terasa kopong. Namun, saya belum tahu bagaimana kekuatannya saat terbentur dengan keras saat berolah raga.

Mi Watch Lite - Sensors

Mi Watch Lite hanya memiliki sebuah tombol pada bagian sisi kanannya. Tombol ini berfungsi untuk membuka tutup menu atau app drawer yang dimiliki. Sedangkan pada bagian bawahnya terdapat sensor pemindai detak jantung.

Jam tangan pintar ini juga sudah dilengkapi dengan GPS, gyroscopeaccelerometer, sensor cahaya, dan barometer. Perangkat ini sendiri memiliki 11 mode olah raga yang bisa diukur. Selain itu, Mi Watch Lite juga bisa mengukur tidur dan juga bisa membantu untuk latihan pernapasan.

Mi Watch Lite - Strap Off

Perangkat ini menggunakan aplikasi Xiaomi Wear untuk menyimpan segala data yang diukur dari Mi Watch Lite. Selain itu, aplikasi ini juga akan memeriksa apakah ada firmware baru atau tidak. Anda juga bisa melakukan pengaturan untuk notifikasi yang bisa diterima oleh jam tangan pintar ini pada Xiaomi Wear. Ingat ya, aplikasinya bukan Mi Fit!

Pengalaman Menggunakan: Minimalis

Tepat seminggu sebelum artikel ini diluncurkan, saya membuka paket penjualan dari Mi Watch Lite. Oleh karena ingin mencoba menggunakan semaksimal mungkin, saya langsung melakukan pengisian ulang hingga 100%. Saya juga melakukan instalasi aplikasi Xiaomi Wear saat melakukan pengisian ulang. Hasilnya: aplikasi ini mendeteksi adanya firmware baru…. nice!

Firmware baru memang sangat saya tunggu pada setiap perangkat AIoT. Sebagai konsumen, tentunya saya menginginkan sebuah perangkat yang dibeli tanpa hadirnya bug dan gangguan software lainnya. Selain itu, tidak jarang sebuah firmware menawarkan sebuah fungsi baru. Mungkin saja (semoga) Xiaomi bisa menghadirkan deteksi SpO2 pada perangkat yang satu ini.

Mi Watch Lite - On Hand

Melihat dari charger yang digunakan, sepertinya hanya dibuat khusus untuk Mi Watch Lite saja. Bisa jadi nantinya (atau sebelumnya) ada perangkat yang memiliki dimensi yang sama sehingga bisa digunakan pula untuk mengisi baterai. Untuk sumber dayanya, charger ini menggunakan interface USB, sehingga bisa langsung dihubungkan ke kepala charger smartphone atau slot USB pada laptop.

Oleh karena pada saat membuka paket penjualannya saya mendapatkan baterai sekitar 48%, pengisian ke 100% memakan waktu sekitar 1 jam. Xiaomi sendiri menjanjikan baterai akan penuh dari benar-benar kosong hingga 100% dalam waktu 2 jam saja. Masa hidup dari jam tangan pintar ini dijanjikan 9 hari jika digunakan. Namun nyatanya setelah 7 hari, jam tangan ini masih memiliki baterai sekitar 30%.

Masalah yang saya temukan pada jam tangan pintar ini adalah pada sisi notifikasi. Jam tangan pintar ini sering kali gagal menampilkan notifikasi dan pesan dari Whatsapp dan Telegram. Padahal, semua persyaratan yang dijabarkan oleh Xiaomi Wear sudah dilaksanakan. Notifikasi pesan bisa didapat pada saat jam tangan ini mematikan layarnya.

Panggilan suara melalui seluler akan membuat jam tangan ini bergetar. Namun, panggilan suara melalui Whatsapp dan Telegram tidak pernah bisa saya dapatkan. Hanya pesan bahwa ada missed call dari aplikasi Whatsapp yang saya dapatkan. Hal ini tentu saja menjadi sebuat PR bagi Xiaomi dalam membenahi notifikasinya.

Jam tangan pintar ini memiliki 11 macam jenis olah raga yang bisa dipantau. Semua itu meliputi lari outdoor, treadmill, sepeda outdoor, sepeda indoor, latihan bebas, jalan kaki, trekking, lari lintas alam, renang di kolam, renang di perairan terbuka, dan kriket. Jam tangan ini juga mendukung penyelaman hingga 50 meter, namun ada baiknya tidak digunakan pada air asin.

Mi Watch Lite - On Charger

Jam tangan ini juga memiliki fungsi yang diantaranya adalah pemantauan detak jantung, pemantauan tidur, pernapasan, notifikasi, cuaca, jam, alarm, senter, dan kontrol musik. Tentunya, fitur-fitur ini sudah umum ditemukan pada hampir setiap jam tangan pintar yang sudah beredar di pasaran. Sayangnya, kita tidak menemukan fitur remote shutter kamera, SpO2, dan lain sebagainya.

Kontrol musik yang ada pada jam tangan ini lebih kepada remote saja. Fitur ini bisa digunakan di beberapa aplikasi yang meliputi aplikasi musik serta Spotify yang ada di smartphone yang terhubung. Jadi saat berolah raga dan ingin sambil mendengarkan musik, Anda juga harus membawa smartphone yang terhubung dengan jam tangan pintar ini.

Hadirnya kompas pada smartwatch yang satu inilah yang membuatnya berbeda dari jam tangan dengan harga terjangkau lainnya yang ada di pasaran. Hal ini akan sangat membantu mereka yang berolah raga dan mengetahui jalur mana yang telah dilalui. Semua itu bakal terekam dan disajikan pada aplikasi Xiaomi Wear. Dan jika (amit-amit) kita tersesat di hutan, kompas bisa membantu kita menentukan arah jalan.

Mi Watch Lite - Xiaomi Wear Watch Face

Pada Mi Watch Lite, pengguna juga bisa mengganti watch face sehingga tidak membosankan. Xiaomi juga sudah menyediakan beberapa watch face yang bisa langsung di download melalui aplikasi Xiaomi Wear. Akan tetapi, saat ini kita belum bisa menggunakan watch face buatan sendiri.

Jam tangan pintar ini akan sangat cocok digunakan untuk para wanita. Untuk pria berbadan besar seperti saya, jam tangan ini juga tidak terlalu terlihat kecil di tangan. Bentuknya yang minimalis juga membuat cocok untuk digunakan di segala kegiatan. Jadi, jam tangan ini tidak hanya pas untuk berolah raga saja tetapi juga bagus untuk bergaya.

Verdict

Pada akhirnya, Xiaomi mengeluarkan jam tangan pintar di Indonesia. Salah satu yang menjadi perhatian adalah Mi Watch Lite karena memiliki harga yang terjangkau. Selain itu, Mi Watch Lite juga menawarkan beberapa fungsi-fungsi yang tentunya tidak ada saat menggunakan jam biasa.

Kinerja dari jam tangan ini memang cukup baik. Walaupun Xiaomi tidak memberikan informasi mengenai SoC dan prosesor yang digunakan, namun jam tangan ini memang cukup responsif saat dioperasikan. Fungsi-fungsinya sendiri juga dengan mudah bisa diakses serta memiliki antar muka yang tidak rumit.

Notifikasi menjadi sebuah turn off dari jam tangan pintar ini. Pada saat layarnya mati, semua notifikasi pesan dari aplikasi pihak ketiga bakal masuk. Sayangnya, notifikasi panggilan suara dan video sepertinya gagal muncul pada jam tangan ini. Padahal, notifikasi saat ini menjadi sebuah fungsi penting karena semua kegiatan termasuk pekerjaan dan hubungan dengan rekan (pacar) harus cepat ditanggapi.

Xiaomi menjual Mi Watch Lite dengan harga Rp. 899.000 saja. Dengan harga tersebut, pengguna sudah mendapatkan sebuah alat bantu olah raga serta bergaya yang memiliki GPS, kompas, serta pemindai detak jantung. Jam tangan ini sangat cocok untuk mereka yang ingin melakukan upgrade dari Mi Band.

Sparks

  • Daya tahan baterai lebih dari seminggu
  • Desain terasa kokoh
  • 5 ATM
  • Antar muka yang cukup responsif
  • Harganya cukup terjangkau
  • Memiliki GPS dan kompas

Slacks

  • Notifikasi panggilan suara dan video pihak ketiga yang gagal masuk
  • Tali jam tangan tidak umum, sehingga harus membeli langsung dari Xiaomi

[Review] Dell Inspiron 14 7400: Laptop Cantik dengan Intel Tiger Lake dan GeForce

Bagi Anda yang belum tahu, Dell memiliki beberapa lini laptop yang ditawarkan untuk para konsumennya. Yang paling premium adalah Dell XPS yang berdesain tipis. Di bawah kelas tersebut merupakan Dell Inspiron yang juga berdesain premium. Laptop dari kelas Inspiron ini yang mampir ke Dailysocial untuk diuji.

Laptop yang dimaksud adalah Dell Inspiron 14 7000 dengan seri 7400 yang sudah menggunakan prosesor Intel Core i generasi ke 11 atau Tiger Lake. Laptop ini juga dipadukan dengan kartu grafis dari NVIDIA yang diluncurkan pada Februari 2020 lalu. Tentunya, Intel Iris Xe yang merupakan grafis terintegrasi juga tidak kalah pentingnya. Layarnya sendiri juga sudah menggunakan resolusi yang tinggi sehingga nyaman untuk dipandang.

Dell Inspiron 14 7000

Dell juga membuat waktu pakai dari laptop ini menjadi lebih panjang. Dengan kapasitas yang tinggi, membuat Dell Inspiron 14 7000 bisa digunakan seharian tanpa harus khawatir mencari colokan listrik. Badannya yang terbuat dari metal juga membuatnya terlihat cantik serta kokoh.

Spesifikasi lengkap dari Dell Inspiron 14 7000 seri 7400 yang saya dapatkan adalah sebagai berikut

Prosesor Intel Core i7 1165G7 (4C8T) 2,8 GHz, Turbo 4,7 GHz
GPU Intel Iris Xe + NVIDIA GeForce MX350
RAM 16 GB LPDDR4 4267 MHz
Storage M.2 NVMe PCI-e 512 GB
Layar IPS Anti Glare 14,5 inci 2560×1600
WiFi 802.11 ax atau WiFi 6
Bobot 1,259 kg
Sistem operasi Windows 10 64 Bit
Dimensi 321,69 x 224,53 x 16,75 mm
Baterai 4 cell 52 Wh

Spesifikasi dari CPU-Z dan GPU-Z bisa dilihat dari gambar berikut ini:

Dapat dilihat bahwa 1165G7 membawa grafis terintegrasi Intel Iris Xe dengan 96 Execution Unit. Unit grafis ini sendiri sebenarnya sudah kencang dan bahkan pada beberapa kasus lebih kencang dari NVIDIA GeForce MX350. Mungkin ada beberapa kasus di mana penggunaan MX350 lebih kencang dibandingkan dengan Iris Xe.

Spesifikasi seperti ini tentu saja cocok untuk digunakan oleh para pebisnis dan juga pembuat konten. Dengan kinerja yang kencang, pelaku bisnis UMKM juga bisa menggunakannya untuk berbagai kegiatan yang bisa meningkatkan kinerja usahanya. Lalu sekencang apa laptop yang satu ini?

Desain

Sepertinya warna abu-abu atau silver sudah menjadi standar untuk laptop saat ini. Hal tersebut memang cukup menandakan bahwa laptop tersebut menggunakan bahan aluminium sebagai casing-nya. Hal tersebut juga membuat sebuah laptop terasa kokoh. Hal inilah yang saya rasakan saat memegang Dell Inspiron 14 7400 untuk pertama kalinya.

Dell Inspiron 14 7400 - Tampak Depan

Layar yang digunakan pada Dell Inspiron 14 7400 adalah jenis IPS dengan lapisan anti glare. Resolusinya adalah 2580×1600 dengan dimensi 14,5 inci dengan kecerahan 300 nits. Layarnya sendiri sangat nyaman digunakan untuk menonton video dengan resolusi full HD dan tidak akan membuat mata silau akibat pantulan cahaya. Bingkai tipis pada bagian atas, kanan dan kirinya juga membuat laptop yang satu ini menjadi lebih cantik.

Lid-nya sendiri tidak hanya berfungsi sebagai penutup laptop saja. Pada bagian belakangnya saat penutup laptop ini dibuka, penutup ini juga berfungsi sebagai penyangga bagian belakang dari laptop. Hal tersebut membuat bagian belakangnya sedikit terangkat yang bakal membuat kisi-kisi udara bagian bawahnya terbuka. Selain itu, mengangkat bagian belakangnya juga membuat pengetikan menjadi lebih nyaman.

Dell Inspiron 14 7000 - Sisi Kiri

Saat membuka lid-nya, laptop ini secara otomatis akan langsung menyala dari keadaan mati dan bukan sleep. Saat membukanya, laptop ini akan langsung masuk ke dalam Windows 10 tidak lebih dari 5 detik. Dell menamakan fitur ini dengan nama Power On Lid Open yang bisa diaktifkan dan di non aktifkan dari BIOS-nya.

Keyboard yang ada pada laptop ini memang cukup nyaman saat ditekan. Untuk jari saya yang cukup besar, tidak ada masalah saat mengetik artikel yang satu ini. Akan tetapi pada malam hari, LED backlit-nya terasa kurang terang sehingga cukup sulit untuk melihatnya. Apalagi, cahaya dari layar yang cukup terang bisa menghalau seseorang untuk melihat huruf yang ada pada setiap tombol pada keyboard.

Dell Inspiron 14 7000 - Kanan

Touchpad yang terletak di bawah dari keyboard bisa dioperasikan dengan cukup nyaman. Tingkat sensitivitasnya memang cukup tinggi. Namun, Dell sepertinya mendesain touchpad yang satu ini cukup lebar, sehingga sedikit mengganggu pada saat mengetik dengan kecepatan tinggi.

Laptop ini memiliki sebuah kamera pada bagian atasnya. Kamera ini biasa digunakan untuk melakukan panggilan video atau web conference seperti pada masa pandemi seperti ini. Kamera ini memiliki slider untuk menutupnya agar privasi dapat terjaga. Namun sayang, gambar yang dihasilkan kurang tajam dan warna yang dihasilkan juga cukup pudar.

Dell Inspiron 14 7000 - Tipis

Pada bagian kiri ditemukan port USB-C, USB 3.2, HDMI 2.0, dan serta untuk pengisian daya. Pada bagian kanannya ditemukan slot microSD, port audio 3,5 mm, serta USB 3.2. Ventilasi untuk mengeluarkan udaranya terletak di bagian atas keyboard. Sayangnya hal ini membuat bagian bawah dari layar laptop menjadi cukup kotor.

Pengujian

Terus terang, ini adalah pengalaman saya dalam menggunakan prosesor Intel Core i7-1165G7 yang memiliki grafis terintegrasi Intel Iris Xe. Iris Xe yang digunakan pada Core i7-1165G7 ini sendiri memiliki 96 Execution Unit yang membuatnya kencang. Prosesornya sendiri memiliki 4 core dengan 8 threads dengan kecepatan 2,8 GHz yang beroperasi pada TDP 12 watt hingga 28 watt. Tiger Lake sendiri sudah menggunakan litografi 10 nm SuperFin.

Selain GPU terintegrasi Intel Iris Xe, pada laptop ini juga hadir NVIDIA GeForce MX 350. NVIDIA mengklaim bahwa GPU ini mampu mengungguli Intel Iris Plus pada Core i7-1065G7 hingga 2,5 kali lipat. Akan tetapi, hal yang berbeda cukup terasa dengan Intel Iris Xe yang ada pada Core i7-1165G7. Pada beberapa pengujian, ternyata MX350 tidak lebih kencang dari Iris Xe.

Game

Besar kemungkinan bahwa laptop Dell Inspiron 14 7400 ini sehari-hari tidak digunakan untuk bermain game. Walaupun begitu, dengan kemampuan untuk menjalankan game rasanya tidak pas jika saya tidak menguji laptop ini untuk bermain game. Hal tersebut dikarenakan Dell memasangkan GeForce MX 350 pada laptop ini. Selain itu, Intel Iris Xe juga memiliki kinerja yang mampu menjalankan beberapa game kelas atas.

Pada dasarnya, kedua GPU yang ada pada laptop ini mampu menjalankan game pada resolusi 1366×768 dengan baik. Setelah mencoba berkali-kali, ternyata Intel Iris Xe mampu mengungguli MX 350 walau hanya sekitar 2 frame per second saja. Mengingat penggunaan IGP lebih menghemat baterai, saya sangat menyarankan untuk menggunakan Iris Xe jika ingin bermain game.

Berikut adalah dua game yang saya uji serta 3DMark

Produktivitas dengan Sintetis

Untuk membuat sebuah konten, tentu saja sebuah laptop dengan kinerja prosesor dan kartu grafis yang tinggi dibutuhkan. Selain itu, tentu saja laptop juga selalu dipakai untuk kebutuhan hiburan serta pekerjaan. Untuk menguji hal tersebut, saya menggunakan beberapa software benchmark yang dapat mewakili kinerjanya di dunia nyata.

Pengujian laptop ini memang memakan waktu yang cukup lama. Hal tersebut dikarenakan saya cukup kaget dengan kinerja dari Intel Iris Xe. Pada beberapa pengujian sintetis, ternyata kinerjanya melampaui penggunaan GeForce Mx 350. Oleh karena keterbatasan waktu, saya hanya menguji kemampuan rendering 3D dari kartu grafis yang ada menggunakan CineBench R15 saja. Hasilnya cukup membuktikan bahwa kinerja dengan akselerasi GPU MX350 masih lebih baik dari Xe.

Semua pengujian menggunakan mode Optimized pada software Dell Power Manager. Pengujian saya lakukan dengan menggunakan Iris Xe dan MX 350, agar terlihat seberapa baik kinerjanya.

Kinerja keduanya memang terlihat kencang. Hal ini cukup membuktikan bahwa Dell Inspiron 14 7400 cocok untuk digunakan dalam bekerja menggunakan software Office mau pun membuat konten video. Bagi pelaku UMKM pun juga bisa menggunakan laptop ini untuk meningkatkan kinerja usahanya.

Baterai

DailySocial menguji laptop yang satu ini berdasarkan berapa lama sebuah perangkat bisa menonton file video 1080p dengan container file MP4. Perlu diketahui bahwa tidak satu tes baterai pun yang mampu memberikan hasil yang sama dengan penggunaan sehari-hari. Hanya saja, sebuah riset pernah dilakukan untuk mengukur pemakaian sebuah laptop.

Hasilnya, untuk nonton video, laptop yang satu ini ternyata bisa bertahan selama 14 jam 16 menit. Tentu saja saat digunakan dalam menggunakan Office ringan, hasilnya bisa jadi lebih lama. Tetapi jika digunakan untuk melakukan rendering video dan bermain game, sepertinya akan lebih cepat habis.

Verdict

Saat ini semakin banyak pilihan bagi para pebisnis, pelaku UMKM, dan pembuat konten untuk membeli sebuah laptop. Apalagi, saat ini sebagian laptop yang ditujukan pada pangsa pasar tersebut memiliki dimensi yang cukup ramping. Salah satu yang bisa dipilih oleh mereka yang masuk dalam kelas ini adalah Dell Inspiron 14 7400.

Laptop ini menggunakan Intel Core i7-1165G7 terbaru yang memiliki kinerja tinggi. Walaupun masih menggunakan proses pabrikasi 10 nm, namun panas yang dihasilkan tidak mengganggu. Saya merasa nyaman pada saat menggunakannya untuk bermain game serta melakukan editing video dengan cepat. Editing foto serta menggunakan Office juga menjadi  nyaman saat menggunakan laptop ini.

Kinerja baterainya yang membuat daya hidup laptop ini menjadi lebih panjang memang membuat saya menjadi lebih aman dan tidak perlu mencari-cari stop kontak untuk mengisi baterai. Laptop ini juga memiliki body yang kuat sehingga tidak perlu khawatir saat terbentur dan bahkan terjatuh. Menggunakan SSD membuatnya lebih aman terhadap guncangan.

Dell menjual laptop Inspiron 14 7400 yang menggunakan prosesor Intel Core i7-1165G7 dan GeForce MX 350 dengan harga Rp. 22.499.000. Harga tersebut tergolong cukup standar mengingat dimensi, desain, kinerja, serta daya tahannya yang sangat baik. Dengan bobot yang ringan pula, membuat penggunanya tidak perlu kesulitan saat membawanya.

Sparks

  • Kinerja kencang dengan Intel Core i7-1165G7
  • Daya tahan baterai yang panjang hingga 14 jam
  • Bobot ringan
  • Casing aluminium yang membuatnya terasa kokoh
  • Power on saat lid dibuka

Slacks

  • Kinerja MX 350 yang tidak sekencang Iris Xe
  • LED Backlit keyboard yang kurang terang
  • Kualitas kamera web kurang bagus

[Review] Huawei Band 4e: Smartband Unik dengan Mode Kaki

Saat ini sudah banyak produsen AIoT yang meluncurkan gelang pintar atau smartband. Tentu saja, smartband selama ini selalu identik dengan olah raga. Namun, smartband yang ada saat ini sepertinya memiliki fitur yang “itu-itu” saja. Mungkin berbeda dengan yang dimiliki Huawei Band 4e.

Gelang pintar yang cukup mungil ini mungkin secara fisik terlihat biasa saja. Bentuknya sama seperti kebanyakan gelang pintar tanpa layar berwarna biasa. Namun ada satu fitur yang mungkin membuat para pegiat olah raga lari dan bola basket tertarik untuk menggunakannya. Huawei Band 4e memiliki fitur yang bernama Foot Mode.

Huawei Band 4e

Huawei Band 4e sendiri merupakan versi monochrome dari Huawei Band 4. Perangkat ini sendiri memiliki 6 sensor yang bisa melacak pergerakan olah raga penggunanya, baik di tangan mau pun di kaki. Oleh karena itu, Huawei Band 4e memiliki mode yang bisa mendeteksi pergerakan olah raga basket. Semua tentu saja bisa disajikan pada aplikasi Huawei Health.

Spesifikasi dari Huawei Band 4e bisa dilihat pada tabel berikut ini

Prosesor ARM Cortex M4
RAM 1 MB
Internal 384 KB
Layar PMOLED 0,5 inci 48×88 pixel
Baterai 77 mAh
Konektivitas Bluetooth 4.2
Dimensi 40.5 x 14.8 x 11.2 mm
Bobot 13 gram, 6 gram tanpa strap

Charger

Huawei selalu memberikan sebuah charger yang mereka desain sendiri. Pada Huawei Band 4e, pengguna harus melepas perangkat dari strap-nya. Setelah itu, perangkat Band 4e dimasukkan ke sebuah charger dengan interface USB.

Huawei Band 4e - Charger

Desain

Huawei Band 4e tampil seperti kebanyakan sebuah smartband pada umumnya. Dengan dimensi yang cukup mungil, tentu saja cocok digunakan oleh pria mau pun wanita. Bahan dari perangkatnya sendiri terbuat dari plastik polikarbonat dan strap-nya terbuat dari bahan karet. Namun, ada pula varian yang menyediakan  recyclabe textile yang berbahan kain.

Layar dari Huawei Band 4e menggunakan tipe PMOLED atau passive Matrix OLED. Dimensi dari layar tersebut adalah 0,5 inci dengan resolusi 48×88 piksel. Walaupun terbuat dari plastik, layarnya sendiri cukup tahan terhadap benturan-benturan ringan. Namun, hindarkan layar tersebut dari debu dan pasir karena pasti akan membuatnya tergores.

Huawei Band 4e - at Pot

Layarnya sendiri tidak memiliki fungsi sentuh. Satu-satunya fungsi sentuh yang ada adalah pada bidang kotak di bagian bawahnya. Untuk berpindah menu, sentuh satu kali saja dan layar akan berpindah ke pilihan berikutnya. Untuk memilih menu setting, tekan dan tahan sekitar dua detik atau sampai indikator yang ada pada layar berganti.

Untuk melihat data apa saja yang sudah diambil oleh Huawei Band 4e, pengguna tentu saja harus terhubung dengan sebuah smartphone. Data-data tersebut bisa dilihat pada aplikasi Huawei Health yang digunakan untuk semua wearables dari Huawei. Aplikasi ini juga bakal meningkatkan versi firmware dari Huawei Band 4e, yang saat diuji menggunakan versi 3.0.0.96.

Pengalaman Menggunakan

Sayang memang, gelang pintar untuk olah raga yang satu ini datang pada saat masa pandemi. Selain itu, dari saat Huawei Band 4e datang hingga artikel ini diturunkan, hujan yang cukup lebat selalu menyirami lingkungan di rumah saya. Jadi, pengujian ini tidak dijalankan dengan olah raga di luar ruangan.

Saya menggunakan gelang pintar ini selama sekitar satu minggu saja. Saat membuka dari paket penjualannya, saya langsung mengisi penuh Huawei Band 4e dengan menggunakan charger mungilnya. Oh ya, karena bentuknya yang kecil, berhati-hati lah saat menyimpannya agar tidak terselip dan hilang.

Huawei Band 4e - On Hand

Gelang pintar ini langsung saya hubungkan ke aplikasi Huawei Health. Saat pertama kali terhubung, Huawei Health langsung mendeteksi adanya firmware baru dan saya langsung melakukan instalasi. Sayang memang, instalasi firmware dari Huawei meman memakan waktu cukup lama. Huawei Band 4e memakan waktu hampir 15 menit dari pertama kali melakukan download hingga booting pertama.

Hal pertama yang saya uji saat menggunakan gelang pintar ini adalah untuk mendeteksi tidur. Ternyata saking ringannya bobot dari perangkat ini, saya tidak terganggu saat tidur. Biasanya, saya tidak bisa menguji dengan sleep mode jika menggunakan sebuah smartwatch. Alhasil, perangkat ini mendeteksi tidur saya nyenyak selama 4 jam 57 menit.

Saat berolah raga, biasanya gelang pintar akan merekam berapa langkah kita sudah berjalan. Huawei Band 4e menawarkan mode foot, di mana perangkat tersebut bisa ditaruh pada sepatu. Dengan alat bawaannya, Huawei Band 4e bisa dijepit di antara tali sepatu olah raga. Dengan begini, gyroscope yang ada pada Huawei Band 4e bisa merekam langkah dengan lebih akurat.

Huawei juga mengatakan bahwa gelang pintar ini juga mampu mendeteksi olah raga basket. Bahkan saat ada pada foot mode, Huawei Band 4e mampu mendeteksi gerakan melompat, durasi, serta ketinggian lompatan. Semua data terekam pada aplikasi di smartphone.

Selain digunakan untuk berolah raga, gelang pintar ini juga bakal menampilkan beberapa notifikasi dalam bentuk icon. Bahkan, gelang pintar ini lolos pengujian notifikasi panggilan suara dan video dari aplikasi pesan teks seperti Whatsapp dan Telegram. Jadi saat berolah raga, sambungan via bluetooth harus tetap terjaga agar semua notifikasi bisa membuat Huawei Band 4e bergetar.

Huawei Band 4e - Foot Mode

Terakhir adalah penggunaan baterai pada Huawei Band 4e. Huawei menjanjikan daya tahan baterai pada gelang pintar ini sampai 14 hari saat digunakan sehari-hari dan hingga 21 hari saat standby. Penggunaan saya sendiri selama seminggu menurunkan baterainya hingga ke tingkat 58%. Jadi, saya yakin baterainya bisa digunakan hingga dua minggu lamanya.

Verdict

Alat bantu dalam berolah raga saat ini memang bermacam-macam bentuknya. Salah satu yang memiliki harga terjangkau adalah menggunakan sebuah smartband. Namun, sebuah smartband harus lah memiliki sebuah keunikan tersendiri dibandingkan dengan merek lainnya. Salah satunya seperti Huawei Band 4e.

Perangkat yang satu ini datang tanpa desain yang “wah”. Namun, fitur yang ditawarkan cukup unik sehingga mampu menarik para pegiat olah raga tertentu, seperti basket dan lari. Dengan menaruh perangkat pada sepatu, membuat data dua olah raga tersebut menjadi lebih akurat. Huawei Band 4e sendiri build quality-nya juga cukup baik sehingga tidak perlu takut rusak karena terbentur.

Huawei menjual Band 4e dengan harga Rp. 349.000. Perangkat ini sendiri dijual langsung pada platform ecommerce dari Huawei. Harga tersebut memang bersaing dengan perangkat lainnya yang memiliki layar berwarna. Namun, semua kembali lagi pada para penggunanya, terutama para pemain basket dan pegiat olah raga lari yang bisa menggunakan fitur khususnya tersebut.

Sparks

  • Daya tahan baterai cukup baik, bisa 14 hari
  • Mode olah raga basket
  • Fitur unik foot mode
  • Kualitas perangkat cukup kokoh
  • 5 ATM
  • Notifikasi panggilan via aplikasi pihak ketiga berjalan dengan baik

Slacks

  • Layar hanya hitam putih
  • Tanpa fungsi layar sentuh

[Review] Realme 7 Pro: Kencang dalam Kinerja dan Pengisian Baterai

Realme saat ini sudah masuk ke dalam lima besar perangkat Android yang paling laku di Indonesia. Anak perusahaan dari BBK yang berasal dari Tiongkok ini juga menjual perangkatnya dengan harga yang cukup terjangkau. Namun kali ini, mereka sepertinya mulai bermain dalam kelas yang lebih tinggi lagi. Hal tersebut terlihat dari perangkat yang mereka luncurkan, realme 7 Pro.

Realme 7 Pro diluncurkan pada tahun yang sama dengan realme 7. Perbedaan antara keduanya, selain dari sisi harga, adalah penggunaan SoC-nya. Jika realme 7 menggunakan Mediatek Helio, maka realme 7 Pro menggunakan SoC Qualcomm Snapdragon 720G. Seperti yang diketahui, Snapdragon 720G sendiri masih merupakan seri 700 dengan dukungan LTE yang paling kencang saat ini.

Realme 7 Pro

Jika pada realme 7 yang dikedepankan adalah layarnya yang mendukung refresh rate 90 Hz, beda dengan versi Pro-nya. Realme 7 Pro mendukung pengisian daya 65 watt dengan nama SuperDart. Hal ini dapat dicapai karena realme 7 Pro menggunakan dua buah baterai dengan kapasitas 2250 mAh sehingga dapat terisi secara bersamaan.

Untuk spesifikasi dari realme 7 Pro adalah sebagai berikut

Realme 7 Pro Realme 7
SoC Qualcomm Snapdragon 720G Mediatek Helio G95
CPU 2×2.3 GHz Kryo 465 Gold + 6×1.8 GHz Kryo 465 Silver 2×2.05 GHz Cortex-A76 + 6×2.0 GHz Cortex-A55
GPU Adreno 618 Mali-G76 MC4 900MHz
RAM 8 GB  8 GB
Internal 128 GB  128 GB
Layar Super AMOLED 6,4 inci 2400×1080 60Hz Gorilla Glass 3  IPS 6,5 inci 2400×1080 90Hz Gorilla Glass 3
Dimensi 160.9 x 74.3 x 8.7 mm 162.3 x 75.4 x 9.4 mm
Bobot 182 gram 196.5 gram
Baterai 4500 mAh 5000 mAh
Kamera utama / depan 16 MP atau 64 MP,  8 MP UltraWide, 2 MP Macro, 2 MP B/W / 32 MP 16 MP atau 64 MP,  8 MP UltraWide, 2 MP Makro, 2 MP B/W / 16 MP
OS Android 10 dengan Realme UI  Android 10 dengan Realme UI

Untuk hasil dari CPU-Z dan Sensorbox adalah sebagai berikut

Realme mengatakan bahwa perangkat yang satu ini memiliki pangsa pasar para pelajar. Hal ini dikarenakan selain memiliki kinerja yang mumpuni, baterai yang dimiliki juga tahan lama dan cepat terisi. Kombinasi ini memungkinkan mereka untuk mengikuti proses belajar di kelas online dengan cukup lama dan ketika dibutuhkan. Tentu saja, mereka yang sudah memiliki pekerjaan juga bisa mengambil keuntungan dari feature yang dimiliki realme 7 Pro.

Unboxing

Perlengkapan inilah yang ada pada paket penjualan dari realme 7 Pro

Realme 7 Pro - Unboxing

Desain

Realme 7 Pro memiliki desain yang sangat mirip dengan realme 7. Bagian belakangnya sama-sama menggunakan desain bernama AG Split yang terinspirasi dari kaca. Untuk versi Pro-nya ini, realme mendesainnya dengan motif matte. Akan tetapi, tetap saja bagian belakangnya ini ramah terhadap sidik jari.

Pada bagian depan, desainnya masih sama dengan realme 7 dan 6. Sebuah punch hole ada pada bagian kiri yang merupakan kamera depan dari smartphone ini. Jadi jika Anda menjejerkan bagian depan dari realme 7, 7 Pro, dan 6, saya cukup yakin akan sulit membedakan satu dengan yang lainnya.

Realme 7 Pro - Kiri

Resolusi yang dimiliki oleh realme 7 Pro juga ada pada 2400×1080 dan menggunakan teknologi SuperAMOLED. Sayangnya, layar yang satu ini hanya mendukung refresh rate 60 Hz saja di mana versi non pro-nya bisa digunakan hingga 90 Hz. Layar ini juga masih dilindungi dengan Gorilla Glass 3. Di bawah layarnya sudah tersedia sebuah pembaca sidik jari.

Pada sisi sebelah kiri akan ditemukan tombol volume naik dan turun serta slot nano SIM dengan microSD. Pada sisi kanannya terdapat sebuah tombol power. Untuk bagian bawahnya, ditemukan port audio 3,5 mm, microphoneslot USB-C, dan speaker. Dan di bagian belakang akan ditemukan empat kamera dan sebuah LED flash yang tergabung pada satu kotak di bagian kiri atas.

Realme 7 Pro - Kanan

Sensor sidik jari yang berada di bawah layar dari realme 7 Pro juga dapat mendeteksi dengan cepat. Entah apakah saya belom menggunakannya cukup lama atau bagaimana, tetapi dari 20 kali percobaan tidak satu pun kegagalan yang ditemukan. Hal ini tentu saja membuat penggunaan smartphone realme 7 Pro menjadi lebih nyaman.

NFC juga sudah hadir pada realme 7 Pro dan dengan mudah mendeteksi kartu uang elektronik yang saya miliki. Mengisi ulang uang elektronik melalui beberapa aplikasi juga cukup mudah dilakukan dengan perangkat ini. Jadi, kita tidak lagi harus secara khusus datang ke ATM hanya untuk mengisi ulang kartu uang elektronik.

Realme 7 Pro - Bawah

Mendengarkan musik pada perangkat ini memang akan memiliki pengalaman yang berbeda. Hal tersebut dikarenakan pada realme 7 Pro sudah memiliki Dolby Atmos. Suara yang ada menjadi lebih detail terdengar serta mempertajam bagian bass dan mid juga. Anda juga bisa membuat profile suara tersendiri pada equalizer-nya.

Realme 7 Pro masih menggunakan antar muka realme UI versi pertama dengan basis sistem operasi Android 10. Pengalamannya sendiri sama seperti perangkat realme lainnya di mana sangat responsif dan mudah digunakan. Realme UI juga menghadirkan app drawer yang terdiri dari kumpulan aplikasi yang terinstal didalam perangkat ini.

Jaringan LTE dan WiFi

Dengan menggunakan Snapdragon 720G, juga berarti bahwa perangkat ini mendukung jaringan 4G LTE. Pada realme 7 pro, band yang didukung sama seperti realme 6 yaitu pada band 1(2100), 3(1800), 5(850), 8(900), 38(2600), 40(2300), dan 41(2500) yang digunakan oleh semua operator seluler di Indonesia. Modem yang ada pada Snapdragon 720G adalah X15 memiliki kelas LTE Cat 15 yang mendukung 3 Carrier Aggregation dengan kecepatan download sampai dengan 800 Mbps.

Untuk urusan WiFi, realme 7 Pro sudah mendukung 802.11ac. Teknologi tersebut saat ini sudah dikenal dengan nama WiFi 5. Dengan standar ini, mengartikan pula bahwa realme 7 Pro sudah bisa menggunakan WiFi pada band 5 GHz yang lebih kencang.

Kamera: Sony IMX 682 yang berkelas

Realme selama ini selalu saja menggunakan sensor buatan Samsung, yaitu ISOCELL. Namun, realme seri 7 kembali membawa sensor Sony yang sudah lama tidak digunakan, yaitu semenjak realme X. Untuk realme 7 Pro menggunakan IMX 682 yang bisa mengambil gambar hingga 64 MP.

Hasil foto yang dihasilkan oleh kamera utamanya memang tidak mengecewakan. Detail yang didapat cukup baik serta memiliki tingkat noise yang cukup rendah. Namun pada beberapa obyek, warna yang ditangkap tidak terlalu akurat. Seperti pada contoh gambar apel dan tomat yang saya ambil di bawah ini.

Hasil foto yang diambil melalui kamera wide juga mirip dengan kamera utamanya. Gambarnya cukup bagus, namun dapat terlihat noise pada bagian gelap. Warnanya juga kurang akurat pada beberapa obyek sehingga tidak sama dengan aslinya.

Kamera Makro yang dimiliki oleh realme 7 Pro hanya 2 MP. Tentunya hal ini akan menghasilkan kualitas yang sama dengan realme 7. Hasilnya memang cukup baik pada kondisi tertentu, namun saya masih lebih menyukai hasil kamera utama dengan cropping yang lebih tajam.

Realme 7 Pro - Hasil Kamera Makro 01

Kamera selfie-nya memang memiliki resolusi yang tinggi, yaitu 32 MP. Namun, hasilnya tidak terlalu tajam. Hal tersebut bisa dilihat pada bagian rambut dan bulu yang tertangkap akan menjadi buram.

Pengujian

Jika berbicara tentang Snapdragon 720G, tentu saja tidak akan terlepas dengan Snapdragon 730G dan 732G. Nyatanya, walaupun berseri di bawah 730G dan 732G, kinerja 720G masih bisa mengungguli keduanya. Hal inilah yang memuat realme 7 Pro menjadi kencang.

Snapdragon 720G sendiri menggunakan dua core kencang Kryo 465 Gold dengan kecepatan 2.3 GHz. Enam inti prosesor lainnya bernama Kryo 465 Silver yang merupakan turunan dari Cortex A55 dengan kecepatan 1,8 GHz dan menggunakan daya yang lebih rendah dari dua inti pertama. Grafisnya menggunakan Adreno 618 yang sama digunakan pada Snapdragon 730G.

Untuk bekerja

Sehari-hari, menggunakan Trello dan Slack serta Gmail memang tidak terlepas dari kehidupan pekerjaan saya. Pada saat berkomunikasi dengan rekan dan saudara setiap hari, Whatsapp dan Facebook sudah menjadi aplikasi yang tidak luput dari penggunaan. Browsing pun juga menggunakan Google Chrome yang saat ini masih dikenal dengan haus akan daya dari sebuah smartphone.

Semua saya coba dengan menggunakan realme 7 Pro. Dengan Snapdragon 720G serta RAM 8 GB, saya tidak menemukan adanya lag. Mencoba menggunakan CMS dari Dailysocial sendiri juga bisa berjalan cukup lancar. Sebagai catatan, artikel ini sebagian saya tulis dengan menggunakan Chrome pada realme 7 Pro.

Mengambil video untuk tugas anak saya juga sangat nyaman dengan realme 7 Pro. Apalagi saat transcoding video, kinerjanya cukup baik dan sangat lancar untuk memperkecil kapasitas video yang akan dikirim ke para pengajar. Saya juga mencoba mengedit video untuk tugas dan terasa cukup responsif.

Syntethic Bench

Pada pengujian kali ini, saya akan menghadirkan Snapdragon 730G serta Helio G95T pada realme 7. Hal ini untuk mengetahui seberapa baik kinerja dari Snapdragon 720G yang digunakan pada realme 7 Pro. Berikut adalah hasilnya

Dengan hasil seperti ini, realme 7 Pro cocok digunakan untuk berbagai kegiatan. Tidak hanya pelajar saja yang bisa diuntungkan, namun para pegiat bisnis dan UMKM juga bisa memakainya dalam pekerjaan sehari-hari. Semua aplikasi bisa dijalankan dengan cukup mulus pada SoC Snapdragon 720G.

Uji baterai 4500 mAh

Sudah tidak dipungkiri lagi bahwa pengujian baterai memakan waktu yang cukup panjang. Apalagi dengan realme 7 Pro yang memiliki kapasitas sebesar 4500 mAh. Dengan menggunakan video MP4 dengan resolusi 1080p yang diputar secara terus menerus, realme 7 Pro bisa bertahan hingga 17 jam 55 menit. Namun saat digunakan untuk bermain, tentu saja tidak akan bertahan sampai waktu tersebut.  Pengisian baterainya sendiri akan memakan waktu kurang lebih dua jam.

Dengan menggunakan pengisian baterai 65 watt, realme 7 Pro tentu saja menjadi primadona. SuperDart menjanjikan 34 menit untuk mengisi baterai dari 0 hingga 100%. Namun pengujian saya hanya terpaut 3 menit saja karena waktu yang didapat adalah 37 menit dari 0 hingga 100%. Cepat bukan?

Verdict

Realme sekali lagi mengeluarkan sebuah smartphone yang memiliki fitur lengkap untuk kelas mainstream. Dengan realme 7 Pro yang memiliki berbagai fitur kelas atas membuatnya menjadi perangkat yang lengkap yang bisa digunakan oleh berbagai kalangan. Hal tersebut lah yang membuatnya menjadi menarik.

Realme 7 Pro - Belakang

Kinerja yang disokong oleh Snapdragon 720G memang membuahkan hasil yang kencang. Dengan hasil yang ada, bermain game, melakukan editing, hingga menggunakannya untuk bekerja menjadi lebih nyaman dan gegas. Baterai yang digunakan juga membuatnya menjadi lebih baik karena bertahan lama dan dapat diisi dengan cepat.

Perangkat ini juga memiliki kamera yang menghasilkan gambar yang bagus. Oleh karenanya, pengambilan gambar untuk keperluan hiburan dan juga pekerjaan bisa didapat dengan baik. Namun, ada baiknya untuk menghindari pengambilan gambar dengan kamera makro karena hasilnya tidak tajam.

Realme 7 Pro dijual dengan harga Rp. 4.999.000. Harga ini memang terpaut cukup jauh dengan versi non Pro-nya yang menggunakan Mediatek. Oleh karena itu, konsumen dihadapkan oleh pilihan yang cukup sulit. Bagi yang menginginkan perangkat dengan layar Super AMOLED serta pengisian baterai yang cepat, realme 7 Pro memang cocok untuk dipilih.

Sparks

  • Pengisian baterai yang cepat, hanya 37 menit penuh
  • Daya tahan baterai yang bisa hingga 18 jam
  • Kinerja tinggi dengan Snapdragon 720G
  • Hasil kamera yang bagus
  • Layar Super AMOLED yang memberikan warna lebih baik
  • Responsif
  • Ada NFC

Slacks

  • Layar masih 60 Hz
  • Harga yang diberikan cukup mahal
  • Kinerjanya masih di bawah realme 7

Samsung Galaxy A02s, Smartphone Entry Level dengan Pengalaman Khas Samsung

Berbicara tentang smartphone, tidak bisa tidak membicarakan perangkat mid dan low end. Memang berbagai teknologi terbaru bisa kita lihat di flagship atau bahkan concept smartphone, yang adalah baik. Tetapi ketika bicara tentang konsumen, daya beli adalah salah satu problem yang selalu akan muncul ketika memilih perangkat.

Perang besar smartphone bisa jadi ada di segmen mid range dan flagship killer. Banyak brand yang berlomba2 untuk menghadirkan harga terjangkau dengan spek flagship alias tertinggi. Tetapi ada pula yang tetap fokus di entry level dan menghadirkan perangkat Android untuk batu loncatan, perangkat pintar pertama. Samsung, yang dikenal sebagai all around brand dengan menyediakan jajarang perangkat dari berbagai range harga, kembali menyediakan ponsel entry level di seri A, yaitu Samsung Galaxy A20s.

Galaxy A02s

Galaxy A20s sejatinya adalah peningkatan kecil dari A20, huruf ‘s’ seperti seri A yang ada di pasaran adalah peningkatan kecil di banding seri sebelumnya. Galaxy A20s dijual dengan harga di bawah 2 juta rupiah, menjadikan perangkat ini memang diperuntukan bagi entry level user atau mereka yang mungkin butuh ponsel kedua/ketiga sebagai pelengkap.

Meski ini adalah perangkat kelas menengah tapi saya akan memulai pembahasan tentang A20s dari sisi desain. Perangkat ini memiliki layar cukup lebar untuk ukuran smartphone budget, 6.5 inci dengan Infinity U display untuk notch-nya menjadikan perangkat ini cukup lebar untuk menikmati konten, browsing atau akses media sosial.

Tampilan depan yang paling menonjol adalah ukuran layarnya yang luas. Untuk sisi display memang tidak istimewa hanya 720 x 1600 saja. Cukup untuk kegiatan hiburan atau sosial media standar yang tidak memerlukan tampilan wah dalam menikmati konten.

Tampilan belakang plastik, unit yang saya coba berwarna putih. Tampilan belakangnya ada akses sehingga tidak polos. Ada efek gradasi juga yang dibawa akses ini. Menarik, agak mirip beberapa seri A murah Samsung lainnya tetapi cukup.

Galaxy A02s

Galaxy A02s

Yang paling saya ingat dari ponsel ini adalah rasa genggam. Cukup menyenangkan baik bagian belakang atau depan. Bagian pinggir juga terasa cukup rapih. Layar dan body juga tampil enak ketika disentuh, bagian layar hampir rata dengan body belakang sehingga hampir tidak terasa tonjokan ketika menyentuh dari pinggir. Secara keseluruhan, meski ukurannya besar cukup enak untuk memegang perangkat, membolak-baliknya atau menggunakannya untuk keperluan sehari-hari.

Untuk kelengkapan button, semua tampil di bagian kanan (seperti seri S), bagian kiri ada slot kartu, dan bagian bawah ada jack audio, ruang usb type-c untuk mengisi daya dan area speaker.

Dari desain mari kita bahas spesifikasi unggulan dari perangkat ini. Yang pertama adalah prosesornya, menggunakan Snapdragon 450, meski bisa dibilang cukup tua umurnya namun dukungan 4GB RAM dan ROM 64GB cukup membantuku untuk performa. Galaxy A02s dijual dengan beberapa versi, unit yang saya coba 4GB/64GB, ada pula versi lain 3GB/32GB. Keduanya dijual dengan harga yang berbeda. 1.799 juta untuk RAM/ROM lebih kecil dan 1.999 juta untuk RAM/ROM lebih besar harga normal tidak diskon.

Dari sisi kamera perangkat ini menghadirkan 3 kamera yaitu kamera utama 13MP, depth dan macro camera masing-masing 2MP. Meski kamera macro agak kurang berguna di seri flagship tetapi untuk perangkat entry level ini akan jadi tambahan yang cukup membantu. Saya juga sempat mencoba foto mainan dari jarak dekat, dengan suasana ruang dibantu setup lampu sederhana, hasilnya cukup baik.

Galaxy A02s

Di aplikasi kamera juga sudah tersedia fitur Focus Live untuk hasil jepretan yang bisa diatur blur background objek. Fitur yang akan jadi tambahan menarik untuk kelas entry level. Untuk kamera depan ada 5MP, cukup untuk selfie atau video call.

Hasil foto A02s
Hasil foto A02s
Hasil foto Galaxy A02s

Galaxy A02s tidak memiliki fingerprint sensor, jadi untuk keamanan tambahan, selain sandi pola, Anda bisa menggunakan pengenalan wajah untuk membuka smartphone. Hasilnya tidak terlalu cepat jika dibanding ponsel menengah atau atas tetapi cukup bisa berfungsi dengan baik.

Pengalaman penggunaan yang saya lakukan untuk test di perangkat ini adalah untuk akses hiburan dan media sosial. Tidak buat game karena menurut saya ini perangkat entry level yang lebih cocok digunakan untuk kerja ringan dan hiburan standar, dengan arti lain, perangkat yang cukup cocok untuk penggunaan sehari-hari

Slot microSD bisa jadi salah satu kelebihan di perangkat ini untuk jadi pilihan pengguna, karena bisa menggunakan dua SIM (sesuai target market) dan mendukung sampai 1TB jika ingin upgrade dengan microSD card. Baterai yang dibawah perangkat juga cukup besar yaitu 5000mAh dan didukung pula dengan pengisian daya adaptive fast charging.

20210102_103806

Daftar spesifikasi di atas bisa dibilang sudah cukup untuk perangkat entry level. Baterai besar, 3 kamera, pilihan RAM/ROM yang cukup variatif, dukungan slot card 3, body (pengalaman desain) yang cukup, layar lebar, performa cukup. Kombinasi ini digabungkan dengan merek Samsung dan tentu saja harga, Galaxy A02s bisa jadi alternatif perangkat murah di pasaran.

Sparks

  • Desain solid khas Samsung
  • Support slot yang cukup luas
  • Baterai 5000mAh
  • Cukup untuk penggunaan sehari-hari

Slacks

  • Resolusi layar rendah 720 x 1600
  • Prosesor termasuk jadul – Snapdragon 450