Strategi D-Laundry Gairahkan Bisnis On-Demand

Bisnis laundry merupakan industri yang sudah lama diperhitungkan di Indonesia karena potensi bisnisnya menjanjikan, banyak dicari oleh berbagai lapisan masyarakat. Persebarannya juga tidak melulu di area perumahan saja tapi juga indekos yang memiliki populasi mahasiswa.

Namun pada 2016, sebelum D-Laundry hadir, industri ini sepenuhnya masih berjalan secara konvensional. D-Laundry yang merupakan produk dari PT Drop Global Tech (DROP) ini berusaha mendigitalkan bisnis laundry dengan pendekatan on-demand.

Dari perjalanannya hingga kini, tentu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Dalam sesi #SelasaStartup kali ini mengundang CEO DROP Ridhwan Basamalah sebagai pembicara. Ia banyak memberikan pandangannya tentang bisnis laundry on-demand, prospek, dan tantangannya terutama selama pandemi ini.

Industri on-demand dulu dan sekarang

Ridhwan menuturkan, dibandingkan saat D-Laundry baru dirintis dengan sekarang, kondisi saat ini jauh lebih kondusif. Saat itu, perkembangan ekonomi digital baru didorong oleh kehadiran pemain e-commerce, ditandai hadirnya Lazada, Tokopedia, dan Bukalapak, juga bisnis on-demand seperti Gojek, Grab, hingga Uber.

“Mereka mulai bertumbuh-tumbuhnya. Di satu sisi, perkembangan tersebut mempermudah startup lainnya untuk ikut tumbuh. On-demand itu sendiri industrinya mana kepikiran naik ojek bisa pesan pakai app. Ini bentuk kemajuan teknologi yang merupakan suatu keniscayaan,”

Dia melanjutkan, “Bertepatan dengan itu DROP lahir di Depok karena kami lihat di sana banyak mahasiswa dan jasa laundry belum tersentuh. Industri laundry ini besar tapi belum ada yang jadikan sebagai business on-demand.”

Sebagai bisnis konvensional, tentunya memperkenalkan konsep on-demand kepada para pengusaha laundry bukanlah hal mudah. Maka dari itu, langkah awal yang mereka lakukan adalah menyasar pengusaha laundry yang sudah memiliki jasa kurir. Lalu mengedukasi mereka dengan konsep on-demand yang mana permudah mereka mendapat order secara online.

“Konsepnya on-demand mau bisnis mana pun sama, setiap ada demand, di mana pun lokasinya akan diantar. Bedanya dengan kompetitor, kami buat app untuk konsumer untuk order, apa saja yang mau dicuci dan pilih rekanan laundry yang sesuai preferensi dan lokasi terdekat. Nanti kurir laundry yang dipilih akan dijemput ke titik penjemputan.”

Persebaran jasa laundry di Indonesia itu sendiri ada di kota lapis dua dan tiga, bukan di kota utama. Ridhwan bilang, industri ini unik karena jasa laundry punya segmentasi masing-masing, di kota yang punya banyak universitas pasti menjadi lahan empuk untuk para pengusaha karena di sana dihuni oleh mahasiswa yang hidup di indekos. “Kalau dilihat juga, pemain laundry konvensional terbesar di Indonesia yang sudah punya ratusan cabang itu, justru pertama kali hadirnya di Yogya.”

Kembangkan bisnis

Ridhwan melanjutkan, sejak 2016 beroperasi hingga akhirnya D-Laundry dapat pendanaan tahap awal di 2021, perusahaan sepenuhnya berjalan dengan dana sendiri (bootstrap). Satu tips yang paling penting dilakukan sejak awal adalah selalu memvalidasi bisnis apakah berjalan atau tidak.

Cara terdekat untuk melihatnya adalah apa yang masih menjadi masalah di lapangan. Di balik masalah ada kesempatan yang bisa digarap dan lebih mudah untuk penetrasi ke pasar. “Jadi masuk ke market-nya tidak susah karena solusi yang ditawarkan bisa menyelesaikan masalah.”

Berbekal dengan strategi di atas, lamban-laun D-Laundry berinovasi dari awalnya platform yang menghubungkan konsumen dengan penyedia jasa laundry terdekat. Lalu mulai fokus ke masalah di merchant dengan menyediakan aplikasi khusus dilengkapi dengan fitur manajemen laundry, di antaranya kasir POS, manajemen produksi, pencatatan keuangan, akuntansi, manajemen pegawai, insights, pembayaran digital, hingga nota digital.

Berbeda dengan POS untuk industri F&B kebanyakan, di bisnis laundry punya keunikan. Misalnya, tempo pembayaran yang bisa di awal layanan dan juga di akhir, menyesuaikan keinginan pelanggan untuk pencatatan dan pembukuan. “Ini tantangan kami saat develop fitur pencatatan. Sekarang semua mitra kami bisa pakai fitur POS di aplikasi merchant.”

Saat pandemi, perusahaan memutuskan untuk membuat pusat inovasi dan pengembangan (R&D) berbentuk usaha laundry yang dikembangkan sendiri. Namanya, Swash Clean yang berlokasi di Tebet, Jakarta. Inisiasi awalnya adalah pihaknya ingin mengetahui lebih mendalam bisnis laundry dengan langsung terjun langsung ke bisnisnya dan mengembangkan solusi yang tepat guna agar dapat disebarluaskan.

Namun langkah tersebut membuat munculnya para pengusaha baru yang tertarik untuk terjun tapi belum ada keahlian. D-Laundry perluas solusi sebagai konsultan, memberikan rekomendasi terbaik, termasuk install peralatan hingga pelatihan. “Kemudian di 2022 ini kondisi ekonomi berangsur pulih, yang awalnya hanya konsultan sekarang jual all-in, kita tawarkan paket laundry Swash Clean dengan model franchise untuk dorong orang mau jadi laundry-preneur.”

Tak berhenti di situ perusahaan berencana untuk mengembangkan teknologi IoT ke dalam sistem mereka, mengingat saat ini sudah banyak peralatan rumah tangga yang dapat terhubung dengan jaringan internet. Baru mulai tahun ini perusahaan mulai ekspansi ke area non-Jabodetabek.

Application Information Will Show Up Here

D-Laundry Perluas Model Bisnis, Kini Hadirkan Layanan POS

Sejak debutnya tahun 2016, PT Drop Global Tech (DROP) melalui D-Laundry tetap konsisten sebagai platform untuk layanan laundry on-demand di Jabodetabek. Memasuki tahun 2022, mereka memutuskan untuk melakukan transformasi bisnis.

Kepada DailySocial.id, CEO Drop Global Tech Ridhwan Basalamah mengatakan, transformasi ini dilakukan oleh perusahaan usai mendapatkan data yang menarik dari riset yang mereka lakukan secara internal. Sebagai platform yang mendukung usaha pemilik laundry, D-Laundry juga mengembangkan layanan yang relevan dan dibutuhkan oleh mitra.

“Saat ini kita melihat kebutuhan industri laundry untuk B2C makin besar. Jika dulunya kami hanya fokus kepada online dan secara on-demand, kini kami mulai hadir secara offline dengan area layanan yang lebih luas dan hadir secara nasional,” kata Ridhwan.

Saat ini D-Laundry telah memiliki sekitar 400 mitra dan ribuan pelanggan yang tersebar di beberapa kota besar di Indonesia. Untuk mempercepat pertumbuhan bisnis, perusahaan juga memiliki rencana untuk melakukan penggalangan dana di semester dua tahun ini. Sebelumnya perusahaan telah merampungkan putaran pendanaan tahapan awal tahun 2021 lalu.

Kembangkan POS dan pilihan berlangganan

Dengan meluncurkan D-Laundry Merchant, wajah baru dari aplikasi Mitra D-Laundry yang kini dilengkapi dengan fitur manajemen laundry yang lengkap di antaranya fitur kasir (POS), manajemen produksi, pencatatan keuangan dan akuntansi, manajemen pegawai, insight bisnis, menerima pembayaran digital, nota digital, dan berbagai fitur lainnya.

Berbeda dengan POS untuk industry F&B, POS di bisnis laundry memiliki keunikan yang signifikan. Mulai dari tempo pembayaran yang bisa di awal layanan dan juga di akhir, menyesuaikan keinginan pelanggan hingga pencatatan atau pembukuan.

Perusahaan juga mengubah strategi monetisasi mereka. Yang awalnya berbagi komisi dengan pemilik laundry yang kebanyakan dari kalangan UMKM, kini mereka memberikan opsi berlangganan. Sehingga pemilik laundry bisa menentukan sendiri opsi yang ingin mereka tawarkan kepada pelanggan, seperti pilihan antar jemput dan lainnya.

“Kami juga menawarkan manajemen internal yang bisa digunakan pemilik laundry untuk memonitor kinerja pegawai yang akan berpengaruh kepada pembayaran atau gaji pegawai mereka secara akurat, menyesuaikan beban kerja masing-masing,” kata Ridhwan.

Perusahaan juga telah menyediakan pilihan pembayaran digital kepada mitra mereka. Harapannya bisa melancarkan proses pembayaran antara pelanggan dengan mitra laundry. Menggandeng payment gateway yang sudah terdaftar di Indonesia.

“Sebelumnya kita telah memiliki lisensi dari regulator terkait untuk menyediakan pilihan ini, namun karena adanya perubahan kami memilih untuk menjalin kolaborasi strategis dengan platform payment gateway” kata Ridhwan.

Di samping meluncurkan Aplikasi D-Laundry Merchant, DROP juga sedang menyiapkan Aplikasi D-Laundry Marketplace versi baru untuk pelanggan dan Franchise Laundry. Franchise Laundry yang merupakan pengembangan bisnis dari Swash Clean Laundry yang dikelola oleh DROP sendiri akan menyediakan beberapa pilihan tingkatan level berdasarkan kelengkapan layanan yang disediakan. Program franchise ini diharapkan dapat menyasar kepada pengusaha muda yang ingin berinvestasi di industri laundry.

Strategi bisnis DROP

Tahun 2015 lalu banyak bermunculan platform laundry on-demand serupa dengan yang ditawarkan oleh D-Laundry. Namun tidak banyak di antara mereka yang kemudian bertahan dan berkembang menjadi perusahaan teknologi seperti D-Laundry. Menurut Ridhwan, fokus mereka sejak awal sebagai marketplace dan memilih untuk bekerja sama dengan pemilik bisnis UMKM, menjadi kunci sukses mereka bisa bertahan sejak tahun 2016, bahkan ketika pandemi.

“Kebanyakan platform lainnya fokus kepada konsep e-commerce dan hanya ingin membesarkan brand mereka sendiri. Sehingga sulit bagi pelaku UMKM untuk bisa dikenal dan berkembang. Dari sisi harga kami juga membebaskan kepada pemilik laundry untuk menentukan sendiri,” kata Ridhwan.

Kini DROP ingin menjadi platform yang memberikan layanan laundry secara terpadu. Mulai dari sistem, konsultasi dan kesempatan bagi pengusaha baru yang tertarik untuk memiliki bisnis laundry. Ke depannya perusahaan juga ingin mengembangkan teknologi IoT ke dalam sistem mereka.

Application Information Will Show Up Here

[Video] Tips Membangun Startup yang “Sustainable” dan “Profitable”

Sebagai salah satu platform aggregator laundry on demand, Drop melalui D-Laundry telah berkembang menjadi bisnis yang sehat dan bertahan sejak tahun 2016. Apa rahasia dan bagaimana Drop melalui tantangan yang ada sehingga bisnisnya masih bertahan?

DailySocial bersama Ridhwan Basalamah dari Drop berbagi tips mengenai upaya terbaik dalam membangun bisnis yang sustainable dan profitable.

Untuk video menarik lainnya seputar startup dan teknologi, kunjungi kanal YouTube DailySocialTV.

D-Laundry Secures Seed Funding, Preparing for Expansion

Begin with the objective to accelerate business growth, online laundry service D-Laundry (PT Drop Global Tech) has just finalized its seed round. The value was not further detailed along with the investors involved. Ridhwan Basalamah, Co-Founder & CEO of Drop Global Tech, told DailySocial that there is an institution and an angel investor involved.

“Our future plan with this fresh fund is to expand D-Laundry products from Greater Jakarta to the national level. At the same time, we have also moved to Tebet, South Jakarta, from our previous office located in Depok,” Ridhwan said.

With various expansion plans being prepared, D-Laundry expects to further assist laundry business owners to go-online and together move forward to improve service standards to the community.

Funding obtained from investors will be used to develop D-Laundry features on the application. One of those is the D-Laundry Store, a website-based platform that provides various equipment and professional laundry business packages.

“Our purpose with the D-Laundry Store is to simplify the laundry equipment chain to make it easier for new entrepreneurs. Through the D-Laundry Store they can get equipment, systems, and training to staff,” Ridhwan said.

D-Laundry is an on-demand laundry application that combines the needs of people with business owners, therefore, they can access other’s services online. From 2016 until now, D-Laundry has partnered with hundreds of laundry entrepreneurs and thousands of users spread across Jabodetabek.

In addition, there are several other local startups that also venture into the same service. One of them is Smartlink, a service that helps laundry entrepreneurs digitize business governance. Currently, it is used by around 4 thousand outlets in Java and Bali. Then there is also KliknKlin, they recently integrated services in the Bukalapak application to get bigger potential users.

Pandemic and business growth

Even though the laundry business is one of the sectors most significantly affected by the pandemic, D-Laundry claims to be able to grow its business. In order to help the partners run their business, they have performed various activities such as training and community development. Among other things, by holding an online seminar event to discuss financial management and funding for a laundry business in facing a pandemic.

During the pandemic, the company also ensures that all partners implement procedures to always clean rooms and laundry facilities with disinfectants, use standardized chemical materials and liquids, ensure worker health, provide handwashing facilities and masks, and implement contactless delivery.

“The laundry industry has indeed been affected by Covid-19. Not a few laundry entrepreneurs have had to go down for losing their customers and purchasing power of the public to use laundry services. However, we are very grateful, especially for D-Laundry partners who are still fighting hard and trusting us,” Ridhwan said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Kantongi Pendanaan Tahap Awal, D-Laundry Siap Lancarkan Ekspansi

Bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan bisnis, layanan laundry online D-Laundry (PT Drop Global Tech) baru saja merampungkan putaran pendanaan tahapan awal. Tidak disebutkan lebih lanjut berapa nilai investasi yang diterima dan siapa investor yang memberikan pendanaan. Kepada DailySocial, Co-Founder & CEO Drop Global Tech Ridhwan Basalamah mengungkapkan ada satu institusi dan angel investor yang terlibat.

“Rencana kita ke depannya dengan dana segar ini adalah untuk melakukan ekspansi produk D-Laundry dari Jabodetabek ke nasional. Di saat yang sama kami juga sudah pindah kantor di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, setelah sebelumnya bertempat di Depok,” kata Ridhwan.

Dengan berbagai rencana ekspansi yang disiapkan, D-Laundry berharap dapat semakin membantu pemilik usaha laundry untuk go-online dan maju bersama-sama meningkatkan standar layanan kepada masyarakat.

Pendanaan yang didapatkan dari investor nantinya juga akan digunakan untuk mengembangkan fitur dari aplikasi D-Laundry. Salah satunya adalah D-Laundry Store, yaitu platform berbasis website yang menyediakan berbagai perlengkapan dan paket usaha laundry profesional.

“Target kami dengan menghadirkan D-Laundry Store adalah untuk memudahkan chain perlengkapan laundry hingga memudahkan pengusaha baru. Melalui D-Laundry Store mereka bisa mendapat peralatan, sistem, hingga training ke staf,” kata Ridhwan.

D-Laundry merupakan aplikasi laundry on-demand yang memadukan kebutuhan masyarakat dengan kebutuhan pemilik usaha agar dapat saling mengakses layanan secara online. Sejak 2016 hingga saat ini, D-Laundry telah bermitra dengan ratusan pengusaha Laundry dan ribuan pengguna yang tersebar di Jabodetabek.

Selain itu, ada beberapa startup lokal lainnya yang juga merambah ke layanan yang sama. Salah satunya Smartlink, layanannya membantu pengusaha laundry mendigitalkan tata kelola bisnis. Saat ini mereka telah digunakan oleh sekitar 4 ribu outlet di Jawa dan Bali. Lalu ada KliknKlin, terbaru mereka mengintegrasikan layanan di aplikasi Bukalapak untuk mendapatkan potensi pengguna yang lebih besar.

Pandemi dan pertumbuhan bisnis

Meskipun bisnis laundry termasuk sektor yang paling terdampak secara signifikan oleh pandemi, namun D-Laundry mengklaim tetap dapat mengembangkan bisnisnya. Untuk membantu para mitra menjalankan bisnis selama, mereka telah melakukan berbagai kegiatan seperti training dan pengembangan komunitas. Di antaranya dengan menyelenggarakan event seminar online membahas tentang pengelolaan keuangan dan pendanaan usaha laundry menghadapi masa pandemi.

Selama pandemi perusahaan juga memastikan semua mitra menerapkan prosedur untuk selalu membersihkan ruang dan fasilitas laundry dengan desinfektan, menggunakan bahan dan cairan kimia terstandardisasi, memastikan kesehatan pekerja, menyediakan fasilitas cuci tangan dan masker, dan menerapkan contactless delivery.

“Tentunya industri laundry kena dampak juga dari Covid-19, tidak sedikit pengusaha laundry yang harus gulung karena berkurangnya minat dan daya beli masyarakat untuk menggunakan jasa laundry. Tapi kami sangat bersyukur dan berterima kasih, terutama untuk para mitra D-Laundry yang tetap berjuang keras dan tetap mempercayai kami,” kata Ridhwan.

Application Information Will Show Up Here

Sejumlah Startup Masih Terus Kembangkan Fitur Uang Elektronik “Closed Loop”

Meskipun sempat menjadi polemik, eksistensi uang elektronik berkonsep closed loop tetap berkembang , khususnya di antara startup non-finansial. Dengan konsep closed loop, uang elektronik (biasanya berbentuk kredit) bisa digunakan untuk bertransaksi di dalam platform (internal) saja dan memiliki nominal dana kelolaan dengan limitasi tertentu.

Menurut CEO Dana Vincent Iswara, salah satu platform uang elektronik (open loop) terdepan di Indonesia, perkembangan platform uang elektronik closed loop ini bisa dianggap sebagai hal positif. Salah satunya adalah semakin terbiasanya konsumen berbelanja secara digital.

“Konsep transaksi digital yang makin banyak diadopsi oleh masyarakat ini menjadi pertanda bahwa masyarakat tidak lagi resisten dengan transaksi nontunai. Kecenderungan mereka untuk memiliki lebih dari satu aplikasi dalam ponsel mereka pun harus disambut dengan baik, dengan begitu kita bisa sama-sama melihat kemampuan mereka beradaptasi,” kata Vincent.

Potensi platform berbasis closed loop

Salah satu platform yang mengembangkan konsep closed loop ini adalah Strongbee melalui Strongbee Credit. Menurut Founder Strongbee Farah Suraputra, sejak diluncurkan bulan Juli 2020 lalu, saat ini penggunaan Strongbee Credit komposisinya 50-50% dibandingkan dengan pilihan pembayaran lainnya.

Strongbee mengembangkan fitur Credit untuk mempermudah pengguna bertransaksi di dalam aplikasi. Fitur ini sangat mendukung promosi-promosi perusahaan, misalnya in-app purchase yang lebih murah jika menggunakan Strongbee Credit dibanding metode pembayaran lainnya.

“Sampai saat ini Strongbee Credit hanya bisa digunakan untuk transaksi booking di aplikasi Strongbee. Strongbee Credit itu bukan berupa dompet digital karena Strongbee Credit tidak bisa diuangkan. Bentuknya juga closed loop, hanya bisa untuk pembayaran dari pelanggan ke kita dan bukan untuk pembayaran dari kita ke partner,” kata Farah.

Sementara menurut CEO D-Laundry Ridhwan Basalamah, D-Pay, yang sebelumnya bernama D-Wallet, digunakan untuk mengisi D-Laundry Coin.

“[..] D-Pay yang sudah terhubung ke berbagai bank, fintech, dan instansi layanan masyarakat sehingga pengguna D-Laundry memiliki banyak pilihan untuk melakukan pengisian D-laundry Coin,” kata Ridhwan.

D-Pay disebut dirancang untuk melengkapi ekosistem yang sudah ada. Selain bekerja sama dengan platform pembayaran yang sudah ada, D-Pay berkomitmen merambah kolaborasi ke berbagai instansi untuk memudahkan konsumen menggunakan layanan ini.

Sementara semenjak diluncurkan Oktober 2018 lalu, perkembangan Ralali Wallet diklaim mendapatkan feedback positif. Sampai Q3 2020 terdapat lebih dari 200 ribu pengguna Ralali yang sudah mengaktifkan fitur ini. Kontribusi metode pembayaran melalui wallet ini rata-rata 30,13% dari jumlah transaksi setiap bulannya. Angka ini yang mendorong pihak internal untuk melakukan banyak pembaruan fitur.

“Pada awal peluncuran Wallet, fitur ini [..] sesuai visi untuk memberikan solusi untuk market B2B di Indonesia khususnya di area financial business. Fitur ini bisa memudahkan Ralali users untuk melakukan pembayaran order pesanan mereka secara cepat dan terintegrasi. Akun wallet ini juga bisa menjadi wadah untuk menerima cashback promo untuk loyal user Ralali,” kata CTO Ralali Irwan Suryady.

Ralali melihat aspek finansial adalah salah satu hal fundamental di pasar B2B. Ralali Wallet berencana memperkuat KYC dan KYB pengguna dengan standarisasi yang berlaku. Ralali Wallet akan menjadi wadah disbursement untuk pilihan pembayaran paylater yang terkoneksi dengan beberapa mitra fintech.

Regulasi

Saat ini D-Pay sudah memiliki lisensi dari Bank Indonesia sehingga mempermudah D-Laundry memperluas fungsi uang elektronik closed loop ini untuk

“Ekspansi kami baru dimulai pada awal tahun 2020 ini sejak diluncurkannya fitur pembayaran cashless, yang sebelumnya [..] hanya bisa melakukan pembayaran secara tunai. Tahun ini, kami mendapatkan lisensi dari Bank Indonesia untuk D-Pay dan diterapkan kepada seluruh produk dan layanan kami,” kata Ridhwan.

Sementara Strongbee belum berniat mendaftarkan fitur miliknya ke regulator.

“Fungsi dari dompet itu sendiri untuk setiap dana yang diisikan hanya bisa dipakai untuk booking atau pemesanan saja. Sehingga setiap transaksi akan jadi lebih mudah, lebih ringkas, dan instan dibandingkan pembayaran menggunakan payment method lainnya. Pengguna pun bisa menikmati tambahan dana, senilai 40% dari nilai yang dibayarkan,” kata Farah.

D-Laundry Hadir sebagai Aplikasi Marketplace Jasa Cuci Pakaian

Bukan hanya menawarkan konsep seamless memanfaatkan aplikasi dan situs web, layanan laundry on-demand alias jasa cuci pakaian berbasis aplikasi umumnya juga memberikan pilihan pembayaran non-tunai melalui dompet elektronik. Salah satunya adalah D-Laundry, berdiri sejak tahun 2016 startup ini mengklaim telah memiliki ratusan mitra dan ribuan pengguna. Layanan mereka telah hadir di kawasan Jabodetabek.

Kepada DailySocial CEO D-Laundry Ridhwan Basalamah mengungkapkan, sejak awal di samping memberikan solusi kepada pengguna jasa laundry, tujuan bisnisnya adalah untuk mengembangkan ekonomi lokal, dalam hal ini UKM jasa laundry.

“Kami mengedepankan peningkatan kapabilitas dan kualitas layanan dari mitra Kami dengan menerapkan program pengembangan bisnis dan standardisasi layanan laundry dari proses penjemputan hingga pengembalian cucian. Di samping itu, kami memberikan jaminan untuk pakaian sehingga pengguna D-Laundry dapat merasakan pengalaman mencuci yang terbaik dan bebas khawatir,” kata Ridhwan.

Sementara untuk strategi monetisasi, mereka menerapkan profit sharing untuk setiap pemesanan melalui aplikasi.

Di Indonesia sendiri sudah ada beberapa platform yang tawarkan jasa serupa, misalnya KliknKlin, LaundryTaxi, Seekmi, Taptopick, dll.

Memiliki pilihan pembayaran “D-Pay”

Selain menawarkan pilihan pembayaran melalui virtual account dan LinkAja, D-Laundry juga memiliki pilihan pembayaran melalui D-Pay. Pilihan pembayaran ini dihadirkan untuk memberikan kemudahan pelanggan melakukan pembayaran.

“D-Pay sendiri itu bukan e-money tapi platform penunjang sistem pembayaran dari D-laundry. Terkait izin, kami terdaftar sebagai Penyelenggara Teknologi Finansial oleh Bank Indonesia sejak bulan April tahun 2020 lalu,” kata Ridhwan.

Tahun ini ada beberapa target yang ingin dicapai oleh perusahaan, di antaranya adalah pemenuhan wilayah layanan di area Jabodetabek dengan menambah mitra D-Laundry. Serta terus menambahkan fitur-fitur yang dapat dirasakan manfaatnya bagi mitra dan pengguna.

“Tahun ini kami juga berencana melakukan penggalangan dana. Sampai saat ini, kami masih melakukan model bootstrap untuk mendanai operasional D-Laundry. Kami yakin potensi D-Laundry begitu besar melihat industri laundry yang terus berjalan dan berkembang.”

Bisnis saat pandemi

Selama pandemi tidak ada perubahan yang signifikan dari sisi jumlah pelanggan yang memanfaatkan aplikasi D-laundry. Perusahaan juga memastikan semua mitra menerapkan prosedur untuk selalu membersihkan ruang dan fasilitas laundry dengan desinfektan, menggunakan bahan dan cairan kimia terstandardisasi, memastikan kesehatan pekerja, menyediakan fasilitas cuci tangan dan masker, dan menerapkan contactless delivery.

“Kekhawatiran akan infeksi Covid-19 membuat banyak orang kini lebih telaten memperhatikan kebersihan, salah satunya pakaian, hal ini harus dimanfaatkan oleh pebisnis laundry sebagai momentum untuk mempromosikan jasa yang aman dan nyaman kepada masyarakat. ” kata Ridhwan.

Untuk membantu para mitra menjalankan bisnis selama pandemi, D-Laudry telah melakukan berbagai kegiatan seperti training dan pengembangan komunitas. Salah satunya, dalam waktu dekat akan menyelenggarakan event seminar online membahas tentang pengelolaan keuangan dan pendanaan usaha laundry menghadapi masa pandemi.

Application Information Will Show Up Here