Ralph Lauren Jadi Sponsor G2 Esports, Manchester City Rekrut Pemain Fortnite

Minggu lalu, bertambah lagi jumlah perusahaan non-endemik yang masuk ke dunia esports. Ralph Lauren, merek fashion mewah, baru saja menandatangani kontrak sponsorship dengan G2 Esports. Selain itu, Kaspersky juga memutuskan untuk menjalin kerja sama dengan Fnatic. Pada minggu lalu, ONE Esports juga resmi menjadi rekan media dari liga League of Legends Tiongkok (LPL).

Jajaki Esports, Ralph Lauren Sponsori G2 Esports

Organisasi esports asal Eropa, G2 Esports, baru saja mengumumkan kerja sama mereka dengan merek fashion mewah, Ralph Lauren. Sebagai bagian dari kerja sama tersebut, Ralph Lauren dan G2 akan melakukan sejumlah kegiatan brand activations di Twitch dan TikTok. Selain itu, keduanya juga akan saling berkolaborasi dalam mengadakan event dan kampanye global. Ralph Lauren juga akan menyediakan pakaian untuk G2 Esports. Menurut laporan Esports Insider, Martin “Rekkles” Larsson, pemain League of Legends dari G2, juga akan disertakan dalam Wimbledom Campaign dari Ralph Lauren.

Manchester City Esports Cari Pemain Fortnite

Manchester City Esports sedang mencari pemain Fortnite profesional. Salah satu syarat untuk mendaftarkan diri adalah berumur setidaknya 16 tahun. Pemain yang tertarik bisa mendaftarkan diri di sini dengan menyertakan video kompilasi permainan Fortnite selama maksimal dua menit. Keputusan Manchester City untuk mencari pemain Fortnite menunjukkan ketertarikan mereka dalam menjajaki skena esports dari game selain game olahraga.

Manchester City tengah cari pemain Fortnite. | Sumber: Manchester City

Selama ini, Manchester City selalu fokus pada kegiatan esports dari FIFA. Shaun “Shellzz” Springette, pemain FIFA yang menjadi perwakilan dari Manchester City, berhasil memenangkan ePremier League 2020/21 setelah mengalahkan perwakilan Leeds United, Olle “Ollelito” Arbin, seperti yang disebutkan oleh NME.

ONE Esports Jadi Rekan Media dari LPL

ONE Esports kini menjadi rekan media resmi dari League of Legends Pro League (LPL). Di LinkedIn, ONE Esports menyebutkan, sebagai rekan media resmi, mereka akan membuat berita terkait LPL 2021 Summer Split untuk pembaca di luar Tiongkok. ONE Esports merupakan anak perusahaan dari ONE Championship asal Singapura. Belum lama ini, mereka dikenal karena menjadi penyelenggara dari turnamen Dota 2 Singapore Major yang diadakan pada Maret 2021. Turnamen tersebut merupakan turnamen Dota 2 offline pertama di luar Tiongkok setelah pandemi, lapor The Esports Observer.

Fnatic Jalin Kerja Sama dengan Kaspersky

Fnatic baru saja menandatangani kontrak kerja sama dengan perusahaan cyber security asal Rusia, Kaspersky. Sebagai bagian dari kerja sama tersebut, Fnatic dan Kaspersky akan membuat beberapa kegiatan digital. Selain itu, logo Kaspersky juga akan disematkan di jersey dari Fnatic Rising, tim League of Legends akademi dari Fnatic. Kali ini bukan pertama kalinya Kaspersky bekerja sama dengan organisasi esports. Pada 2018, mereka telah menjalin kerja sama dengan Vodafone Giants.

Kaspersky jalin kerja sama dengan Fnatic. | Sumber: Esports Insider

“Kami senang karena kami dapat bekerja sama dan mendukung salah satu tim esports terbaik di dunia,” kata Andrew Winton, Vice President of Global Marketing, Kaspersky, seperti dikutip dari Esports Insider. “Pada saat yang sama, dari komunitas pemain esports profesional, kami bisa mempelajari cara untuk membuat produk kami semakin menarik di mata gamers.”

GamerzClass Dapat Investasi Sebesar US$2.5 Juta

GamerzClass, platform edukasi esports asal Denmark, baru saja mendapatkan kucuran dana sebesar US$2,5 juta. Ronde pendanaan tahap awal ini dipimpim oleh sekelompok angel investor, termasuk ByFounders, mantan General Partner dari Index Ventures Ben Holmes, dan pendiri GameAnalytics, Morten Wulf. Dua investor lain yang ikut serta dalam ronde pendanaan tersebut adalah Bumble Ventures dan TrueSight Ventures. Dengan pendanaan kali ini, total investasi yang didapatkan oleh GamerzClass mencapai US$4,2 juta.

Sebagai platform edukasi esports, GamerzClass membuat konten tentang sejumlah game esports, termasuk League of Legends, Counter-Strike: Global Offensive, Dota 2, dan FIFA. Untuk itu, mereka bekerja sama dengan beberapa organisasi esports ternama, seperti Fnatic, Team Liquid, Schalke 04, dan Alliance. GamerzClass menggunakan sistem monetisasi berlangganan. Dengan kucuran dana ini, mereka akan menambah jumlah tim produksi konten mereka, menurut laporan The Esports Observer.

MSI Bakal Gelar Turnamen VALORANT di ASEAN, Razer Sponsori Turnamen Wild Rift di Brasil

Minggu lalu, MSI mengumumkan bahwa mereka akan mengadakan turnamen VALORANT di tingkat universitas untuk kawasan Asia Tenggara. Sementara Razer mensponsori turnamen Wild Rift di kawasan Brasil. Epic Games juga telah memberikan informasi tentang turnamen Fortnite Champion Series, yang akan mencakup tujuh region.

MSI Gelar Turnamen VALORANT di Asia Tenggara

MSI mengumumkan keberadaan program MGA Collegiate, turnamen VALORANT di tingkat universitas, untuk kawasan Asia Tenggara. Program tersebut mencakup Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Dengan program ini, MSI berharap, pemain VALORANT di tingkat universitas akan bisa ikut aktif berpartisipasi dalam turnamen esports dari game FPS buatan Riot Games tersebut.

Untuk mengadakan program MGA Collegiate, MSI bekerja sama dengan ESL Gaming, TheGaming Company, One Up Esports, Riot Games, dan VNG. Turnamen VALORANT ini akan diselenggarakan mulai dari Juli sampai November 2021. MSI menyebutkan, program MGA Collegiate akan berlangsung selama dua season dan mereka akan berusaha untuk menyesuaikan jadwal tanding dengan jadwal kuliah di masing-masing negara, lapor The Esports Observer.

Power League Gaming Pamerkan Studio Seluas 10 Ribu Kaki

Power League Gaming, perusahaan game dan esports asal Dubai, baru saja menunjukkan studio baru mereka. Studio seluas 10 ribu kaki itu akan digunakan untuk menyelenggarakan siaran langsung dari turnamen esports serta memproduksi konten game dan esports di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara. Studio itu dilengkapi dengan peralatan untuk memproduksi konten 360 derajat serta infrastruktur IT dan hardware berkualitas tinggi.

PLG Studio. | Sumber: Esports Insider

Tak hanya itu, studio tersebut juga dilengkapi dengan kafe. Jadi, penonton bisa menonton events esports secara langsung. Matthew Pickering, CEO Power League mengatakan, studio PLG telah digunakan untuk menyiarkan turnamen PUBG Mobile KFC MENA Cup dan kompetisi FIFA, Adidas Elite 32. Selain itu, studio tersebut juga telah dimanfaatkan untuk membuat konten bagi merek-merek besar seperti Lenovo dan NAMSHI, lapor Esports Insider.

Didukung oleh Razer, Turnamen Wild Rift di Brasil Digelar

Immortals Gaming Club (IGC) mengumumkan bahwa mereka akan menyelenggarakan turnamen League of Legends: Wild Rift melalui platform gaming mereka, Gamers Club. Mereka juga mengungkap, turnamen yang dinamai Conquest ini disponsori oleh perusahaan pembuat aksesori gaming, Razer. Menawarkan total hadiah sebesar 15 ribu Real Brasil atau sekitar Rp42 juta, turnamen Wild Rift ini akan terdiri dari 3 stage dan 2 babak kualifikasi. Menggunakan open format, babak kualifikasi akan mengadu 128 tim.

Selain turnamen Wild Rift, IGC juga mengadakan turnamen League of Legends dan VALORANT. Kedua turnamen ini juga didukung oleh Razer. IGC menyebutkan, alasan mereka mengadakan tiga turnamen tersebut adalah untuk mendekatkan diri dengan komunitas gamers dari game-game buatan Riot, menurut laporan Esports Insider.

Berhadiah US$3 Juta, Fortnite Champion Series Siap Digelar

Epic Games menawarkan total hadiah sebesar US$3 juta untuk Fortnite Champion Series (FNCS). Kompetisi FNCS akan digelar di tujuh kawasan, yaitu Asia, Brasil, Eropa, Oceania, Timur Tengah, dan Amerika Utara yang terbagi menjadi dua bagian: Barat dan Timur. Babak kualifikasi untuk kawasan Timur Tengah akan dimulai pada 29 Juni 2021. Sementara babak kualifikasi untuk enam region lainnya akan dimulai pada 30 Juni 2021. Sebelum FNCS, Fortnite Champions Series All-Star Showdown akan diselenggarakan pada 23-26 Juni 2021. Menurut laporan Reuters, kompetisi mingguan di Fortnite juga masih akan tetap digelar, termasuk Trips Cash Cups, Hype Cups, Solo Cash Cups, dan turnamen LTM.

Fortnite Champion Series bakal dimulai pada akhir Juni 2021.

Jerman Mudahkan Proses Visa untuk Peserta dari Enam Kompetisi Esports

Kementerian Tenaga Kerja dan Sosial Jerman baru saja mengumumkan enam liga dan turnamen esports yang pesertanya akan mendapatkan kemudahan dalam mengurus visa.

Berikut enam liga dan turnamen tersebut:

– 99Damage Liga, Freaks 4U Gaming
– ESL One Germany, ESL Gaming
– ESL Meisterschaft, ESL Gaming
– Intel Extreme Masters Cologne, ESL Gaming
– League of Legends European Championship (LEC), Riot Games
– League of Legends Prime League Pro Division, Riot Games

Untuk mendapatkan kemudahan dalam mengurus visa Jerman, peserta dari enam kompetisi di atas harus memenuhi tiga persyaratan. Pertama, mereka telah berumur setidaknya 16 tahun. Kedua, gaji mereka setidaknya mencapai 50% dari batas atas biaya pensiun Jerman, atau sekitar EUR3.550 per bulan untuk Jerman Barat dan EUR3.350 per bulan untuk Jerman Timur. Persyaratan terakhir adalah peserta harus mengonfirmasi bahwa kapasitas mereka sebagai pemain profesional dan pernyataan bahwa partisipasi mereka dalam turnamen memang punya peran penting di level nasional atau internasional, menurut laporan The Esports Observer.

Daftar Turnamen Esports Terpopuler Bulan Mei 2021

Memasuki bulan Juni, Hybrid.co.id kembali membuat daftar turnamen esports terpopuler pada Mei 2021. Pada Maret 2021. daftar turnamen esports paling populer didominasi oleh kompetisi Free Fire, sementara pada April 2021, turnamen yang mendominasi adalah kompetisi League of Legends. Namun, pada Mei 2021, daftar turnamen esports terpopuler berisi kompetisi dari game yang berbeda-beda, mulai dari League of Legends, Mobile Legends, sampai Free Fire. Berikut lima turnamen esports paling populer pada Mei 2021, berdasarkan data dari Esports Charts.

5. PUBG Mobile Pro League Season 3 2021 Southeast Asia Finals (PMPL SEA S3)

Diselenggarakan pada 21-23 Mei 2021, PMPL SEA S3 mengadu 16 tim profesional dari negara-negara di Asia Tenggara. Indonesia diwakili oleh 4 tim, yaitu Bigetron RA, Geek Fam (Livescape), Aura Esports, dan EVOS Reborn. Sayangnya, tim Indonesia gagal merebut gelar juara dan harus puas dengan posisi runner-up. Dengan total poin 189, EVOS Reborn berhasil menduduki posisi juara dua di PMPL SEA S3. Sementara juara pertama dipegang oleh Infinity, tim asal Thailand. Sepanjang kompetisi, tim tersebut mendapatkan 4 WWCD dan menang dengan total poin 239.

Lima pertandingan terpopuler sepanjang PMPL SEA S3. | Sumber: Esports Charts

Babak final menjadi suguhan utama dari PMPL SEA S3. Ronde 15 pada hari ke-3 merupakan pertandingan favorit para penonton. Buktinya, pada ronde tersebut, peak viewers dari PMPL SEA S3 mencapai 1,1 juta orang. Sementara itu, pertandingan terpopuler ke-2 adalah Ronde 14 pada hari ke-3, yang berhasil menarik 889 ribu orang penonton. Secara keseluruhan, PMPL SEA S3 berhasil mendapatkan 7,5 juta hours watched dengan jumlah penonton rata-rata sebanyak 381 ribu orang.

4. Mobile Legends Professional League Phillipines Season 7 (MPL PH S7)

Dengan peak viewers 1,4 juta orang, MPL PH S7 berhasil duduk di peringkat 4 dalam daftar turnamen esports terpopuler pada Mei 2021. Sudah bisa diduga, babak grand final — yang mempertemukan XctN dengan Blacklist International (BI) —  menjadi pertandingan yang paling dinanti. Pada puncaknya, pertandingan itu ditonton oleh 1,4 juta orang. Babak paling populer kedua adalah pertandingan antara NXP.SOLID dan Work-A pada hari pertama babak Playoff. Pertandingan itu menarik 797 ribu orang penonton.

Jumlah penonton MPL PH S7. | Sumber: Esports Charts

Disiarkan selama 164 jam, MPL PH S7 memiliki total hours watched sebanyak 33,1 juta jam. Sementara jumlah penonton rata-rata dari liga Mobile Legends itu adalah 201,7 ribu orang. Menurut data dari Esports Charts, XctN menjadi tim yang paling lama ditonton. Total hours watched dari video yang menampilkan tim itu mencapai 12,97 juta jam. Namun, NXP.SOLID berhasil menjadi tim dengan jumlah penonton rata-rata terbanyak, dengan jumlah penonton 312,4 ribu orang.

3. Mobile Legends Professional League Indonesia Season 7 (MPL ID S7)

MPL ID S7 kembali masuk dalam daftar lima turnamen terpopuler pada bulan lalu. Dengan begitu, MPL ID sukses masuk ke daftar turnamen esports paling populer selama tiga bulan berturut-turut. MPL ID S7 mulai diadakan pada Februari 2021. Sementara babak final diadakan dari liga tersebut diselenggarakan pada 2 Mei 2021. Karena itu, MPL ID S7 masih bisa menjadi salah satu turnamen esports paling populer pada Mei 2021.

Jumlah penonton MPL ID S7. | Sumber: Esports Charts

MPL ID S7 bisa menjadi salah satu turnamen paling populer pada Mei 2021 berkat pertandingan antara EVOS Legends dengan Bigetron Alpha di babak grand final. Pertandingan tersebut memiliki peak viewers sebanyak 1,8 juta orang. Angka ini lebih tinggi daripada peak viewers dari MPL S7 pada bulan April 2021, yang hanya mencapai 1,48 juta orang. Secara keseluruhan, EVOS Legends menjadi tim esports yang paling banyak ditonton. Total hours watched dari pertandingan EVOS mencapai 23,39 juta jam dengan jumlah penonton rata-rata mencapai 590,93 ribu orang.

2. Mid-Season Invitational 2021 (MSI 2021)

MSI 2021 merupakan kompetisi League of Legends yang diadakan secara offline di Laugardalshöll, Islandia. Pertandingan yang mendapatkan paling banyak penonton adalah babak final yang mempertemukan Royal Never Giveup (RNG) dengan Damwon Gaming (DWGK), juara League of Legends World Championship (LWC) pada tahun lalu. Pada puncaknya, babak final itu ditonton oleh 1,8 juta orang. Setelah itu, pertandingan terpopuler kedua adalah laga antara DWGK melawan MAD Lions di babak semifinals hari ke-2. Total peak viewers dari pertandingan tersebut hampir mencapai 1,5 juta orang.

Jumlah penonton MSI 2021. | Sumber: Esports Charts

Secara total, MSI 2021 memiliki airtime selama 86 jam. Sementara total hours watched dari kompetisi itu mencapai 61,2 juta jam dengan jumlah rata-rata penonton sebanyak 711 ribu orang. Di YouTube, jumlah view dari MSI 2021 mencapai 42,3 juta views, dengan 580 ribu likes. Sementara di Twitch, jumlah view dari MSI 2021 bahkan lebih tinggi, mencapai 55,7 juta views.

DWGK merupakan tim yang paling banyak ditonton. Secara keseluruhan, pertandingan yang menampilkan tim asal Korea Selatan tersebut mendapatkan total hours watched hingga 23,18 juta jam. Dan jumlah rata-rata penonton dari pertandingan-pertandingan DWGK mencapai 924,1 ribu orang. Walau populer, Damwon Gaming harus puas dengan posisi runner-up. Gelar juara jatuh ke tangan RNG yang berhasil mengalahkan DWGK dengan skor 3-2.

1. Free Fire World Series (FFWS) 2021 Singapore

FFWS 2021 Singapore sukses menjadi turnamen esports paling populer pada Mei 2021. Pada pundaknya, turnamen itu ditonton oleh 5,4 juta orang, jauh lebih banyak daripada peak viewers MSI 2021 ataupun MPL ID S7. Sepanjang FFWS 2021, babak final, Ronde 1 merupakan pertandingan paling populer. Posisi ke-2 diisi oleh Opening Ceremony, peak viewers mencapai 4,65 juta orang.

Secara keseluruhan, total hours watched dari FFWS 2021 adalah 18,4 juta jam dengan jumlah penonton rata-rata mencapai 2,1 juta orang. Padahal, total airtime kompetisi itu hanyalah 9 jam. Di YouTube, jumlah views dari FFWS 2021 mencapai 129,7 juta views. Sayangnya, di Twitch, jumlah views dari FFWS 2021 jauh lebih rendah, hanya mencapai 90,4 ribu views. Meskipun begitu, di YouTube, FFWS 2021 berhasil mendapatkan 8,26 juta likes.

Babak pertandingan yang paling populer selama FFWS 2021. | Sumber: Esports Charts

FFWS 2021 diadakan oleh Garena di Marina Bay Sands, Singapura. Turnamen dengan total hadiah US$2 juta itu digelar pada 28 Mei sampai 30 Mei 2021. Kompetisi tersebut dimenangkan oleh Phoenix Force, perwakilan dari EVOS Esports Thailand. Tim itu keluar sebagai juara setelah mendapatkan 113 poin dan 48 kills. Memang, pada babak final, Phoenix Force sangat mendominasi. Dari enam babak yang diadakan, mereka berhasil meraih peringkat pertama di empat pertandingan. Di dua pertandingan lainnya, mereka berhasil menduduki posisi kedua dan ketiga. Sementara itu, perwakilan Indonesia, EVOS Divine, ada di peringkat 8 dengan poin 34 dan kills sebanyak 12 kills.

*Disclosure: Esports Charts adalah Partner dari Hybrid.co.id.

Wild Rift SEA Icon Series, Awal Rencana Riot dan One Up untuk Kembangkan Ekosistem Esports Wild Rift

Fase Grand Final dari Wild Rift SEA Icon Series Indonesia: Summer Season telah digelar pada 5-6 Juni 2021 lalu. Di babak terakhir, Bigetron Esports bertemu dengan ONIC Esports. Walau Bigetron sempat unggul di dua game pertama, mereka akhirnya harus bertekuk lutut di hadapan ONIC dengan skor 3-4. Dengan ini, ONIC sebagai juara dan Bigetron sebagai runner-up akan bisa melaju ke Summer Super Cup sebagai perwakilan Indonesia.

Managing Director One Up, Robert Siedharta mengatakan, antusiasme masyarakat akan Wild Rift SEA Icon Series Indonesia: Summer Season cukup besar. Buktinya, ada 221 tim amatir dan profesional yang ikut serta dalam kompetisi tersebut. Untuk menentukan tim-tim terbaik, One Up telah mengadakan empat babak kualifikasi sejak Maret 2021. Dari masing-masing  babak kualifikasi, akan terpilih dua tim untuk bertanding di fase Grand Final. Jadi, pada fase Grand Final, ada delapan tim yang memperebutkan gelar juara.

“Summer Season dirancang untuk mempersiapkan tim terbaik sebagai perwakilan Indonesia,” kata Robert dalam konferensi pers. “Dua tim terbaik akan langsung dapat seeding untuk Summer Super Cup tingkat ASEAN. Kompetisi Summer Cup merupakan kesempatan baik untuk menampilkan talenta baru Indonesia di tingkat global.”

ONIC berhasil menjadi juara dari Wild Rift SEA Icon Series Indonesia: Summer Season. | Sumber: InstagramSementara itu, Head of Esports, Riot Games of Southeast Asia, Hong Kong, and Taiwan, Chris Tran mengatakan, Icon Series merupakan kompetisi esports profesional pertama untuk Wild Rift. “Tak hanya itu, kompetisi tersebut juga menjadi gerbang bagi para fans dan gamers Wild Rift untuk bisa masuk ke kompetisi global,” ujarnya.

Dalam konferensi pers virtual, pendiri dan CEO Bigetron Esport, Edwin Chia, juga menjelaskan alasan Bigetron untuk membentuk tim Wild Rift, walau game MOBA tersebut baru diluncurkan pada Oktober 2019. “Pada awalnya, Bigetron sendiri memang punya tim League of Legends untuk PC. Sekarang, ada versi mobile-nya. Kami anggap, game itu akan sangat berkembang di Indonesia. Karena di sini, mobile game memang lebih ramai. Jadi, tanpa pikir terlalu lama, kami langsung membentuk tim Wild Rift,” ungkapnya.

Edwin juga optimistis akan perkembangan skena esports Wild Rift di Indonesia. Pasalnya, baik One Up dan Riot Games telah menyiapkan jalan yang jelas menuju “piala dunia” dari Wild Rift. Menurutnya, tugas Bigetron dan tim-tim esports lainnya hanyalah untuk berjuang keras agar bisa bertanding di kompetisi internasional. Ke depan, dia berharap, jumlah pemain Wild Rift akan bertambah sehingga ekosistem esports-nya bisa semakin maju.

Senada dengan Edwin, Co-founder dan Director, MBR Esports, Yudho Arlianto mengungkap bahwa Wild Rift punya potensi besar di Indonesia. Alasannya karena kebanyakan gamers di Indonesia merupakan mobile gamers. Dia lalu menjelaskan, sebelum membentuk tim Wild Rift, MBR melakukan analisa pada tiga hal: potensi game Wild Rift, potensi komunitas, dan komitmen developer.

Yudho mengatakan, jumlah mobile gamers di Indonesia mencapai 175 juta orang. Sebanyak 30% dari gamers tersebut merupakan pemain game MOBA. Hal ini menjadi bukti bahwa Wild Rift memang punya potensi untuk sukses di Indonesia. Sementara dari segi komunitas, di Indonesia, telah ada komunitas League of Legends. Karena itu, Yudho merasa, komunitas Wild Rift bisa tumbuh. Terakhir, dari segi developer. Dia mengaku percaya bahwa Riot akan serius dalam membangun ekosistem esports Wild Rift. Memang, sebelum ini, Riot telah sukses mengembangkan skena esports dari League of Legends.

Lalu, bagaimana cara Riot dan One Up mengembangkan ekosistem esports Wild Rift? Di sisi amatir, Robert mengungkap, One Up berencana untuk mengadakan kompetisi di tingkat universitas. Salah satu tujuannya adalah untuk membuat tim-tim amatir tetap semangat bermain dan berlatih. Selain itu, melalui kompetisi tingkat universitas ini, One Up juga berharap, bibit-bibit baru pemain berbakat akan bisa ditemukan demi memudahkan regenerasi pemain esports. Sementara di tingkat profesional, One Up dan Riot akan mengadakan SEA Summer Cup dalam waktu dekat.

Riot Resmi Umumkan Valorant Mobile

Kesuksesan game free-to-play FPS Valorant di platform PC kelihatannya membuat publisher Riot Games tertarik untuk membawa gamenya ke platform lain.

Setelah sebelumnya muncul berbagai rumor mengenai game ini akan menuju platform lain, Riot Games secara resmi mengumumkan bahwa game Valorant akan menuju platform mobile.

“Salah satu tujuan kami di tahun pertama ini adalah untuk mendapatkan kepercayaan dan rasa hormat dari komunitas FPS di seluruh dunia,” ungkap sang eksekutif produser, Anna Donlon.

Pengumuman tersebut sekaligus menjadi perayaan ulang tahun pertama dari Valorant pada 2 Juni lalu. Riot mengonfirmasi bahwa Valorant Mobile akan dirilis baik untuk Android maupun iOS.

Meskipun akan mengusung game yang serupa dengan versi PC-nya, Riot Games mengatakan bahwa Valorant tidak akan mendukung fitur cross-play antara PC dan mobile. Karena versi mobile-nya ini diposisikan sebagai perluasan pasar dari Valorant PC dan bukan untuk mengarahkan para pemain yang sudah bermain di PC untuk berpindah ke mobile.

Ini juga bukanlah kali pertama bagi Riot Games membawa gamenya ke platform mobile karena sebelumnya mereka juga sudah sukses membawa game MOBA mereka, League of Legends, menuju mobile dengan judul Wild Rift.

Image credit: Riot Games

Dengan keberhasilan Wild Rift yang semakin populer di platform mobile. Tentunya tidak mengejutkan bahwa Valorant memilih platform mobile sebagai rumah keduanya, apalagi dari versi PC-nya saja Valorant kini bisa mendapatkan hingga 14 juta pemain aktif per bulannya.

Sayangnya, Riot Games belum memberikan detail lebih lanjut mengenai Valorant Mobile ini selain bahwa versi mobile-nya akan memiliki semua yang didapat ketika bermain di PC. Begitu juga dengan tanggal rilis yang masih belum diumumkan oleh pihak Riot.

Riot Adakan Turnamen Wild Rift Global, Fans Apex Legends Bisa Naikkan Total Hadiah ALGS Championship

Minggu lalu, Riot Games mengumumkan bahwa mereka akan mengadakan Wild Rift Origin Series, turnamen Wild Rift global pertama yang mereka adakan sendiri. Sementara itu, EA mengungkap bahwa fans Apex Legends akan bisa berkontribusi pada total hadiah dari ALGS Championship dengan membeli bundle yang tersedia di game. Selain itu, ada beberapa berita menarik lain terkait turnamen esports.

Riot Games Selenggarakan Turnamen Wild Rift untuk Eropa dan MENA

Riot Games mengumumkan bahwa mereka akan menggelar turnamen League of Legends: Wild Rift. Turnamen yang dinamai Wild Rift Origin Series ini akan jadi turnamen Wild Rift global pertama yang diadakan oleh Riot Games. Kompetisi tersebut akan terbuka untuk tim-tim dari Eropa, Middle East and North Africa (MENA), dan Commonwealth of Independent States (CIS). Total hadiah yang ditawarkan oleh Riot mencapai US$300 ribu, lapor Talk Esports.

Mengadakan Wild Rift Origin Series merupakan bagian dari strategi Riot untuk menyertakan tim dan pemain dari kawasan MENA ke dalam kompetisi esports untuk kawasan Eropa mereka. Pasalnya, untuk bisa ikut serta dalam Origin Series, sebuah tim harus memiliki setidaknya tiga pemain dari Eropa, MENA, atau CIS, menurut The Esports Observer. Pada awal Mei 2021, Riot memang mengungkap, mereka ingin mengembangkan ekosistem esports global dari Wild Rift.

Logitech Bakal Adakan Turnamen Esports untuk Penyandang Disabilitas

Tahun lalu, Logitech dan dua perusahaan anaknya, Beyond Entertainment dan Challonge, bekerja sama dengan AbleGamers Charity, Adaptive Action Sports, dan Mount Sinai untuk menyelenggarakan Logitech G Adaptive Esports Invitational. Turnamen esports itu diadakan khusus untuk para gamers dengan disabilitas. Sesuai namanya, kompetisi esports tersebut hanya bisa diikuti oleh tim-tim yang mendapat undangan. Menurut laporan The Esports Observer, ada enam tim yang terpilih untuk ikut serta dalam turnamen Rocket League 2v2 dengan sistem single-elimination tersebut.

Logitech akan kembali mengadakan turnamen esports untuk penyandang disabilitas.

Minggu lalu, Logitech mengungkap bahwa mereka akan kembali mengadakan turnamen tersebut. Hanya saja, kali ini, mereka juga akan membuat sedikit perubahan. Tahun ini, Logitech akan membuka pendaftaran turnamen ke umum di beberapa kawasan. Sama seperti sebelumnya, Logitech juga akan bekerja sama dengan AbleGamers, Adaptive Action Sports, dan Mount Sinai. Dan kompetisi tahun ini juga masih akan diselenggarakan oleh Beyond di platform turnamen Challonge.

University of Warwick Bakal Buat Pusat Esports Senilai £275 Ribu

University of Warwick mengumumkan rencana mereka untuk membuat pusat esports di kampus. Mereka siap untuk mengeluarkan £275 ribu demi membuat pusat esports tersebut. Diharapkan, keberadaan pusat esports itu akan “mendorong inovasi” dalam kampus. Memang, University of Warwick sendiri memang memiliki tim esports bernama Warwick Esports. Menurut laporan Esports Insider, University of Warwick akan bekerja sama dengan sejumlah rekan regional dan nasional, seperti Coventry & Warwickshire Local Enterprise Partnership (CWLEP), Create Central, dan West Midlands Combined Authority (WMCA).

Warwick University ingin buat pusat esports di kampus.

Fans Bisa Ikut Berkontribusi untuk Total Hadiah ALGS Championship

Minggu lalu, Electronic Arts mengungkap, para fans Apex Legends akan bisa ikut berkontribusi pada total hadiah dalam ALGS Championship dengan membeli item bundle dalam game. Pada awalnya, total hadiah turnamen tersebut adalah US$1 juta. Dengan kontribusi dari fans, angka itu bisa naik hingga US$3 juta.

Item bundle yang bisa dibeli oleh fans telah mulai dijual sejak 18 Mei 2021 lalu. Ada empat bundle yang bisa dibeli oleh para fans, yaitu “Mechameleon”, “Boared to Death”, “Wild Speed”, dan “Silverback”. EA akan menambahkan US$5 ke total hadiah ALGS Championship untuk setiap bundle yang dibeli. Sementara untuk setiap pembelian bundle “Animal Kingdom”, EA akan menambahkan US$20 ke total hadiah ALGS Championship, menurut laporan Esports Insider.

Komunitas the*gameHERs Buat Divisi Khusus Mahasiswi

Komunitas gaming asal Amerika Utara, the*gameHERs baru saja memperkenalkan divisi khusus perempuan di tingkat universitas, yang dinamai the*gameHERs Collegiate Division. Menurut Esports Insider, pendirian komunitas khusus perempuan itu didukung oleh Lenovo Esports, Stay Plugged In (SPIN), eFuse, Geniuses League dari Evil Geniuses, dan lain sebagainya. Komunitas itu dibuat dengan tujuan untuk membantu para mahasiswa yang ingin membuat komunitas gaming di universitas mereka sehingga mereka bisa saling berkomunikasi dengan satu sama lain. Selain itu, komunitas itu juga menyediakan akses ke sejumlah hal penting, seperti informasi terkait turnamen serta liga esports, mentorship bagi mahasiswa yang tertarik meniti karir di dunia game dan esports, serta channel khusus di server Discord the*gameHERs.

Akankah Multiple View Menjadi Masa Depan Dari Tayangan Esports?

Sekarang, hampir semua konten esports disajikan dengan satu format. Selama pertandingan berlangsung, penonton dapat melihat perspektif dari para pemain secara bergantian, sementara shoutcaster akan memberikan komentar tentang apa yang tengah terjadi. Jadi, di hadapan audiens, pertandingan esports merupakan sebuah cerita dengan narasi dari shoutcaster. Setelah pertandingan, biasanya penyelenggara akan menampilkan highlight momen-momen penting selama pertandingan.

Sejauh ini, format itu berjalan dengan baik. Namun, hal itu bukan berarti format tersebut sudah sempurna. Format itu mungkin terasa membosankan bagi orang-orang yang menonton konten esports untuk pertama kali. Selain itu, format yang digunakan saat ini juga tidak memungkinkan seseorang untuk menonton pemain atau tim favorit mereka dari awal hingga akhir pertandingan. Karena itu, beberapa perusahaan game mencoba untuk mengembangkan format alternatif, yaitu multiple view.

 

Sony Daftarkan Paten untuk Multiple View

Pada April 2021, Sony mendaftarkan paten yang memungkinkan penonton  pertandingan esports untuk mengganti sudut pandang. Seperti yang disebutkan oleh GameRant, fitur itu memungkinkan penonton untuk melihat konten yang mereka inginkan. Dengan begitu, jika seorang fan ingin mengikuti jalannya pertandingan dari sudut pandang pemain atau tim favoritnya, dia bisa melakukan hal itu.

Selain itu, fitur untuk mengganti sudut pandang memungkinkan penonton untuk memerhatikan pemain dengan role tertentu. Jadi, mereka akan bisa mempelajari teknik atau gameplay dari pemain profesional yang punya role yang sama dengan mereka. Misalnya, seorang fan tertarik dengan peran Observer dalam PUBG Mobile. Untuk mengetahui tugas para Observer, dia bisa mengamati sudut pandang Zuxxy dari Bigetron RA. Jika penonton bisa mengamati teknik para pemain profesional yang mereka minati, hal ini bisa membuat penonton menjadi semakin tertarik menonton konten esports. Pasalnya, salah satu alasan mengapa seseorang menonton konten esports adalah untuk mempelajari teknik dari pemain profesional.

Seseorang akan bisa membuat avatar diri dalam ruang virtual untuk menonton. | Sumber: GameRant

Masih di bulan April 2021, Sony juga mendaftarkan paten lain terkait cara menonton konten esports. Kali ini, paten yang Sony daftarkan memiliki kaitan dengan teknologi VR. Dalam paten terbaru Sony, mereka ingin membuat teknologi yang memungkinkan penonton untuk membuat avatar dari diri mereka sendiri ke dalam ruang virtual untuk menonton jalannya pertandingan bersama penonton lainnya. Jadi, meskipun seseorang menonton pertandingan esports dari rumah, mereka bisa merasakan pengalaman seolah-olah berada di tempat pertandingan dilangsungkan.

Tak berhenti sampai di situ, Sony juga ingin para penonton bisa memilih sudut pandang yang ingin dia lihat. Namun, penonton juga bisa diarahkan untuk melihat momen paling penting dari sebuah pertandingan. Mengingat Sony ingin membuat ruang virtual sebagai tempat berkumpulnya para penonton, tidak tertutup kemungkinan, ada sebagian fans yang memiliki perilaku mengganggu. Karena itu, Sony ingin menyediakan fitur yang memungkinkan penonton untuk berpindah “tempat duduk”.

Penonton juga akan bisa memilih untuk menjauh dari penonton yang mengganggu. | Sumber: GameRant

Menurut laporan GameRant, melalui paten baru ini, Sony tampaknya ingin bisa mengelompokkan audiens esports berdasarkan karakteristik yang penonton inginkan. Misalnya, penonton ingin ditempatkan dengan orang-orang yang seumuran dengan mereka.

Satu hal yang harus diingat, hanya karena Sony telah mendaftarkan paten dari sebuah teknologi baru, hal itu bukan jaminan bahwa Sony akan meluncurkan produk baru berdasarkan teknologi yang dipatenkan tersebut. Namun, jika Sony memang mengembangkan teknologi dalam paten ini, teknologi tersebut tidak hanya bisa digunakan untuk menonton konten esports, tapi juga siaran dari konten lain.

 

Contoh Game yang Sudah Punya Fitur Spectating

Sony bukan satu-satunya perusahaan yang tertarik dengan teknologi untuk membuat pengalaman menonton konten esports menjadi semakin menarik. Faktanya, sebelum Sony mendaftarkan paten mereka, Riot Games telah terlebih dulu meluncurkan fitur multiple view untuk game buatan mereka, League of Legends. Pada 2019, Riot Games merilis teknologi bernama Pro View.

Pro View memiliki beberapa fitur. Salah satunya adalah Multiview. Sesuai namanya, fitur ini memungkinkan penonton untuk menonton lebih dari satu sudut pandang. Penonton bisa memilih hingga empat pemain untuk diamati. Selain melihat apa yang ada di layar para pemain, penonton juga bisa melihat gerakan tangan para pemain. Dengan begitu, mereka akan bisa mempelajari cara bermain para pemain profesional.

Hanya saja, Pro View tidak bisa digunakan untuk menonton semua konten League of Legends. Fitur itu hanya tersedia untuk menonton liga League of Legends di Amerika Utara (LCS) dan liga Eropa (LEC). Selain itu, untuk mendapatkan akses ke Pro View, Anda harus membayar US$15 (Rp215 ribu) jika ingin menonton LCS dan €15 (sekitar Rp262 ribu) untuk LEC. Jika Anda ingin bisa menggunakan Pro View untuk menonton LCS dan LEC, Anda harus mengeluarkan US$20 (sekitar Rp286 ribu).

Riot sediakan Pro View untuk LCS dan LEC. | Sumber: Nexus

Fitur lain yang ada di Pro View adalah Advanced Timeline. Fitur ini akan menandai momen penting dalam game, seperti kill atau tower takedown. Jadi, jika penonton hanya ingin melihat momen-momen penting tersebut, mereka dapat menemukannya dengan mudah. PC Gamer menyebutkan, Pro View juga memungkinkan penonton untuk menonton sebuah pertandingan bersama teman yang juga puya akses ke Pro View.

Selain League of Legends, ada beberapa game esports lain yang juga punya mode khusus untuk penonton, seperti Counter-Strike: Global Offensive dan Dota 2. CS:GO punya mode Spectator, yang memungkinkan pemain yang telah terbunuh atau non-players untuk melihat apa yang sedang dilakukan pemain lain. Mode Spectator menawarkan tiga sudut pandang kamera. Pertama adalah kamera first-person, yang akan menampilkan apa yang dilihat oleh pemain. Kedua adalah chase cam, yaitu kamera yang mengikuti pemain dari belakang. Dan sudut pandang terakhir adalha free cam. Di mode ini, kamera tidak mengikuti pemain manapun. Sebagai gantinya, penonton bebas menggerakkan kamera secara bebas.

Dalam pertandingan kasual CS:GO, pemain yang telah terbunuh akan bisa menonton gerak-gerik dari teman atau musuh mereka. Hanya saja, fitur team chat akan dinonaktifkan, sehingga mereka tidak akan bisa memberikan informasi apapun pada teman mereka. Sementara itu, dalam pertandingan profesional, pemain yang telah terbunuh hanya bisa menonton rekan satu tim mereka melalui mode first-cam. Sebagai gantinya, mereka bisa menggunakan chat atau mikrofon untuk berkomunikasi dengan tim mereka.

Tampilan fitur Spectate dari Dota 2. | Sumber: Dota 2 Wiki

Sementara itu, di Dota 2, fitur untuk penonton dinamai Spectating. Sama seperti CS:GO, Spectating dalam Dota 2 menawarkan beberapa sudut kamera. Pertama adalah Direct Camera, yang akan membawa penonton ke event penting yang tengah terjadi. Kedua adalah Free Camera, yang membebaskan penonton untuk melihat bagian yang ingin dia lihat. Ketiga adalah Player Perspective. Sesuai namanya, kamera ini akan menampilkan perspektif dari salah satu pemain. Dan terakhir adalah Hero Chase, yang akan mengikuti salah satu hero.

Di Dota 2, para penonton tidak akan melihat game yang tengah berlangsung secara real-time. Ada sedikit delay antara apa yang tengah terjadi di pertandingan dan apa yang penonton lihat. Lama delay bisa diatur di lobby dari setiap game, mulai dari 10 detik sampai 2 menit. Tujuan delay adalah untuk mencegah pemain mengeksploitasi fitur Spectating untuk berbuat curang.

Sekarang, orang-orang tidak hanya suka bermain game, tapi juga menonton orang lain bermain game. Hal ini membuka kesempatan bagi perusahaan game untuk membuat teknologi yang membuat pengalaman menonton konten game atau pertandingan esports menjadi lebih menarik.

Global Esports Games 2021 Digelar di Singapura, Garena Adakan Turnamen Free Fire di Amerika Latin

Minggu lalu, ada beberapa berita menarik terkait dunia esports. Salah satunya, Garena menggelar turnamen Free Fire off-season untuk gamers profesional dan influencers asal Amerika Latin. Sementara itu, League of Legends Worlds 2020 dinobatkan sebagai kompetisi olahraga dengan dampak finansial terbesar di Shanghai sepanjang tahun lalu. Legionfarm juga baru saja mendapatkan investasi sebesar US$6 juta.

Garena dan 3C Gaming Selenggarakan Latin America Clash 2021

Garena mengadakan Latin America Clash (LAC) pada minggu lalu. Turnamen Free Fire off-season yang mempertemukan gamers profesional dengan influencers dari Amerika Latin diselenggarakan pada 10-14 Mei 2021. Turnamen itu digelar oleh 3C Gaming dan mengadu 48 tim, dengan total hadiah US$25 ribu, lapor Esports Insider. Setiap hari selama LAC, semua tim mengikuti pertandingan dalam lima mode yang berbeda, yaitu Battle Royale, MVP, CS All-Stars, Solo King, dan Dream Squad. Turnamen Free Fire itu dimenangkan oleh Golden Boys.

League of Legends World 2020 Berikan Dampak Ekonomi US$4,6 Juta ke Shanghai

Shanghai Sports Bureau (SSB) baru saja meluncurkan daftar 15 acara olahraga dengan dampak finansial terbesar untuk Shanghai pada 2020. League of Legends World Championship 2020, turnamen esports terbesar sepanjang tahun lalu, duduk di posisi dua, hanya kalah dari Shanghai Marathon. Menariknya, beberapa turnamen esports juga masuk dalam daftar tersebut. Contohnya, Esports Shanghai Masters di peringkat 6, Peacekeeper Elite World Champion Cup di peringkat 7, League of Legends Pro League Spring dan Summer Split di peringkat 10 dan 13, menurut laporan The Esports Obsercer.

League of Legends World Championship 2020 diadakan di Shanghai.

SSB menjelaskan, ada tiga karakteristik yang mereka gunakan untuk membuat daftar ini. Ketiga hal itu adalah popularitas (40%), tingkat profesionalisme (40%), dan kontribusi pada ekonomi (20%). SSB mengungkap, Worlds 2020 memberikan kontribusi sebesar US$4,6 juta pada perekonomian lokal Shanghai dan menyumbangkan US$483 ribu dalam bentuk pajak. Sebagai perbandingan, Shanghai Marathon memberikan dampak finansial langsung sebesar US$7,66 juta dan berkontribusi US$818 ribu pada pajak.

NVIDIA Dukung Program Edukasi Neverest

NVIDIA menjadi rekan terbaru dari organisasi esports Brasil, Neverest, untuk menjalankan program edukasi mereka, Neverest Hub. Dengan ini, NVIDIA akan bisa mempromosikan Reflex, teknologi terbaru NVIDIA yang fokus pada performa competitive gaming, di Neverest Hub. Saat ini, Neverest Hub fokus pada game Counter-Strike: Global Offensive. Namun, kerja sama NVIDIA dengan Neverest juga mencakup tim di game-game lain.

“Keputusan NVIDIA ini membantu kami untuk memecahkan salah satu masalah yang paling sering dihadapi oleh para gamers, yaitu ketiadaan dukungan untuk mencari tahu cara memberikan performa terbaik dari peralatan yang mereka punya,” kata CEO Neverest, Camilo Martins pada The Esports Observer. “Kami senang karena sekarang, kami akan bisa menjangkau lebih banyak gamers berkat bantuan salah satu perusahaan game paling inovatif di dunia.”

Singapura Jadi Tuan Rumah dari Global Esports Games 2021

Global Esports Federation mengungkap tiga kota yang akan menjadi tuan rumah dari Global Esports Games dalam dua tahun ke depan. Ketiga kota itu adalah Singapura untuk 2021, Istanbul untuk 2022, dan Riyadh untuk 2023. Global Esports Games merupakan kegiatan yang diadakan setiap tahun pada Desember. Acara itu akan mempertemukan kompetisi esports dengan musik dan hiburan. GEG akan mengadu tim-tim esports dari berbagai game esports.

Global Esports Games mengumumkan tiga kota yang akan menjadi tuan rumah dalam tiga tahun.

“Global Esports Games pertama akan diadakan pada Desember tahun ini. Event tersebut merupakan kesempatan untuk menampilkan esports ke dunia,” kata Presiden Singapore Esports Association (SGEA), Ng Chong Geng, seperti dikutip dari Antara. “Kami bersyukur mendapat kesempatan untuk menjadi tuan rumah dari acara penting ini.”

Platform Legionfarm Dapatkan Investasi US$6 Juta

Legionfarm, platform gaming yang memungkinkan gamers amatir bermain dengan pemain profesional, menyebutkan bahwa mereka telah mendapatkan pendanaan Seri A sebesar US$6 juta. Beberapa investor yang ikut menanamkan investasi pada Legionfarm adalah SVB, Y Combinator, Scrum VC, Kevin Lin, Altair Capital, Ankur Nagpal, dan lain sebagainya. Pada awal tahun lalu, Legionfarm meluncurkan Y Combinator. Fitur itu memungkinkan pemain profesional untuk mendapatkan pemasukan ekstra dengan menjadi pelatih dari pemain amatir yang ingin meningkatkan performa gaming mereka, lapor TechCrunch.

Kategori Olahraga Tradisional Semakin Populer di Twitch

Kategori olahraga di Twitch tumbuh dengan pesat sejak ia diluncurkan pada Juli 2020. Menurut data dari Rainmaker.gg, total hours watched dari kategori olahraga di Twitch telah menembus 11 juta jam pada April 2021.

“Twitch mulai menjajaki konten olahraga sejak 2017. Namun, pada Juli tahun lalu, mereka memperkenalkan TwitchSports untuk menyediakan wadah bagi konten olahraga,” kata pendiri StreamElements, Doron Nir, seperti dikutip dari VentureBeat, “Kategori Sports di Twitch telah mengalami pertumbuhan yang cukup pesat dalam 10 bulan terakhir. Pada awalnya, total hours watched kategori itu hanya mencapai 1 juta jam dan sekarang, angka itu naik ke lebih dari 10 juta jam.”

Tencent Berjuang untuk Mempertahankan Kendalinya atas Riot dan Epic Games

Dunia industri video game kelihatannya memang tengah menghadapi berbagai masalah. Mulai dari Epic vs Apple yang tengah berseteru, hingga Valve yang akhirnya ikut terseret ke pengadilan karena tuduhan monopoli. Bahkan perusahaan game asal Tiongkok, Tencent juga terkena masalah saat ini.

Dilansir dari Inven Global, Tencent Holdings Limited dilaporkan tengah bernegosiasi dengan Komite Penanaman Modal Asing di Amerika Serikat (CFIUS) tentang kepemilikan terhadap dua perusahanan game yang ada di Amerika Serikat, Riot Games dan Epic Games.

Pemerintah Amerika Serikat sendiri tengah mengawasi kepemilikan Tencent terhadap dua publisher game tersebut karena khawatir akan kebocoran data pengguna yang dibagikan kepada pemerintah Tiongkok.

Markas besar Tencent di China (Image credit: Tencent)

Sebenarnya, Tencent sendiri sudah diawasi masalah penggunaan data penggunanya ini sejak 2020 lalu. Namun laporan terbaru bahkan menunjukkan bahwa mantan pejabat CIA menuduh Kementrian Keamanan Tiongkok telah menyediakan dana untuk Tencent di tahun-tahun awal perkembangannya.

Tencent sendiri kini memiliki 40% saham di Epic Games, yang sukses besar lewat Fortnite. Tencent juga membeli mayoritas saham dari Riot Games yang merupakan developer sekaligus publisher dari game MOBA League of Legends pada 2011 dan dilanjutkan dengan akusisi penuh perusahaannya pada 2015 lalu.

Negosiasi pun terus dilakukan oleh pihak Tencent agar dapat mempertahankan investasinya terhadap dua perusahaan tersebut meskipun tidak diungkapkan apa saja usaha yang telah dilakukan oleh Tencent.

Epic Games Launcher

Salah satu sumber yang dilansir oleh Reuters menyebutkan bahwa Epic Games belum membagikan data pengguna apapun pada Tencent. Begitu juga Riot Games yang mengatakan bahwa mereka beroperasi secara independen dari Tencent. Selain itu mereka sendiri menerapkan praktik industri terdepan untuk melindungi data para pemainnya.

Yang mengkhawatirkan adalah ada kemungkinan bahwa Tencent akan tidak akan mencapai kesepakatan untuk mempertahankan investasinya di Amerika Serikat. Apalagi beberapa tahun terakhir CFIUS telah menindak beberapa perusahaan Tiongkok yang memiliki aset di AS seperti Huawei dan Alibaba.

Di lain sisi, pemerintah Tiongkok sendiri juga terus mengincar bisnis dari Tencent. Karena raksasa teknologi ini punya berbagai usaha mulai dari video game, streaming konten, media sosial, iklan, dan bahkan layanan berbasis cloud.

Riot Games Berkomitmen Adakan Turnamen LoL Wild Rift Global Tahun Ini

Keputusan Riot Games untuk merilis game MOBA andalan mereka League of Legends di platform mobile pada 2020 memang mengejutkan banyak fans. Namun kelihatannya visi masa depan tersebut berbuah manis karena Riot Games sendiri kelihatannya melihat potensi besar pada League of Legends: Wild Rift.

Dilansir dari The Esports Observer, dikabarkan bahwa Riot Games akan memberikan komitmen besar pada perkembangan LoL: Wild Rift termasuk mengadakan turnamen esport global pertamanya pada akhir tahun ini.

“Kami sangat percaya bahwa game mobile akan membantu mengubah masa depan esport,” ungkap John Needham, Global Head of Esport dari Riot Games.

Lebih lanjut Needham menjelaskan bahwa mereka memang belum memastikan secara pasti, namun mereka berkomitmen akan mengadakan event esport global Wild Rift pada kuartal keempat tahun 2021 ini.

Image credit: Riot Games

“Bagi kami, (komitmen) ini adalah tentang belajar dari 10 tahun pengalaman kami di esport LoL sekaligus juga memelajari apa yang membuat komunitas mobile spesial, menciptakan olahraga yang unik dan menarik untuk ditonton oleh para pemain Wild Rift.” Lanjut Needham.

Komitmen Riot Games terhadap LoL: Wild Rift memang patut diapresiasi, mengingat game mobile ini terhitung masih muda dan bahkan baru dirilis untuk region Amerika Utara pada Maret 2021 lalu. Namun Riot Games sendiri ingin segera membuat gebrakan untuk pasar esport mobile.

Sumber Gambar – Wild Rift Vietnam Official Channel.

LoL: Wild Rift sendiri sebenarnya telah melakukan penjajakan jauh sebelum inisiasi turnamen global-nya ini diadakan. Salah satunya adalah penetrasi terhadap Asia Tenggara yang merupakan pasar utama esport mobile. Termasuk salah satunya adalah menjadikan Wild Rift sebagai salah satu cabang olahraga esport pada SEA Games mendatang.

Fakta mengejutkan lain adalah LoL: Wild Rift dan judul-judul game mobile lainnya memiliki tingkat pemain wantia paling tinggi ketimbang game-game serupa di PC. Hal ini sendiri dibuktikan dengan lebih banyaknya organisasi esport di Asia Tenggara yang mendaftarkan squad wanitanya ke dalam Wild Rift meskipun umurnya masih muda.

Meskipun pasar Asia Tenggara merupakan region dengan perkembangan Wild Rift paling cepat sekarang, Riot Games sendiri tetap berkomitmen untuk mengembangkan ekosistem esport LoL:Wild Rift ini merata di seluruh dunia.