5G Myth-busting Bersama Samsung dan Telkomsel

Sampai artikel ini ditulis, pengguna smartphone di tanah air memang masih belum bisa menikmati jaringan 5G. Namun hal itu rupanya tidak mencegah pabrikan-pabrikan meluncurkan smartphone yang sudah sepenuhnya mendukung teknologi jaringan seluler generasi kelima tersebut di Indonesia.

Samsung adalah salah satunya. Trio Galaxy S21 Series 5G yang diperkenalkan pada bulan Januari lalu hadir membawa dukungan penuh terhadap jaringan 5G, meski memang untuk sementara masih dikunci via software sampai jaringannya benar-benar sudah tersedia secara resmi.

Harapannya adalah ketika jaringan 5G sudah resmi beroperasi di Indonesia, konsumen Galaxy S21 Series 5G hanya perlu mengunduh pembaruan perangkat lunak guna memaksimalkan kelebihan-kelebihan yang ditawarkan teknologi 5G. Buat sebagian besar konsumen, ada semacam rasa lega yang didapat ketika membeli perangkat yang future proof, jadi wajar apabila Samsung dan pabrikan-pabrikan lainnya merasa perlu untuk meluncurkan smartphone 5G.

Selain meluncurkan smartphone 5G, pabrikan juga berupaya mengedukasi konsumen lewat semacam ajang sosialisasi. Melalui sebuah workshop bertemakan “5G Myth-busting”, Samsung mengundang Harry Utama, Manager Network Master Plan Telkomsel sebagai perwakilan dari operator untuk membahas mengenai mitos dan fakta seputar 5G beserta pengaruhnya bagi konsumen di Indonesia.

Taufiqul Furqan, Product Marketing Manager Samsung Mobile (kiri) dan Harry Utama, Manager Network Master Plan Telkomsel / Samsung
Taufiqul Furqan, Product Marketing Manager Samsung Mobile (kiri) dan Harry Utama, Manager Network Master Plan Telkomsel (kanan) / Samsung

Menurut Harry, keunggulan 5G dapat dipecah menjadi tiga karakteristik utama: kecepatan yang sangat tinggi (hingga 20 Gbps), latency yang sangat rendah (hingga 1 milidetik), dan kapasitas yang sangat besar (hingga 1 juta perangkat terhubung per km²). Selain berpotensi mengubah cara kita menjalani rutinitas sehari-harinya, 5G tentu juga bakal membawa perubahan besar terhadap transformasi di berbagai sektor industri.

Namun tetap saja semuanya kembali ke pertanyaan yang paling penting, yaitu kapan 5G akan tersedia di Indonesia. Sayangnya Harry pun juga belum bisa menjawab pertanyaan ini. “Tantangan terbesar penerapan 5G adalah terkait resource, dalam hal ini pengadaan spektrum yang masih dikaji oleh pemerintah,” ucap Harry dalam workshop yang berlangsung via Zoom ini. Menurutnya, kajian sangat perlu dilakukan demi memastikan pengalaman yang didapat konsumen nantinya bisa benar-benar optimal.

Dari pihak Samsung, upaya yang dilakukan adalah memastikan supaya perangkat 5G yang dijual telah mendukung banyak frekuensi sekaligus, termasuk yang kemungkinan besar bakal dipakai di Indonesia. Dengan kata lain, dari segi device-nya sudah benar-benar siap, demikian pula dari pihak operator. Kesimpulan yang serupa juga bisa ditarik dari acara 5G Academy yang diselenggarakan oleh OPPO bulan lalu.

Cukup disayangkan hingga kini masih banyak pertanyaan lain yang belum terjawab, seperti misalnya berapa kira-kira kenaikan harga tarif 5G jika dibandingkan dengan 4G. Semoga saja dengan semakin banyaknya smartphone 5G yang diluncurkan, pemerintah bisa tergerak untuk mempercepat komersialisasi jaringan 5G di tanah air.

Samsung Ajak Anak Muda Untuk Menjadi Galaxy Creator Bersama Galaxy A12 dan A02s

Pandemi covid-19 yang telah berlangsung selama setahun ini membawa tantangan tersendiri bagi masyarakat. Untuk mengajak masyarakat agar tetap bersemangat dalam menjawab tantangan pandemi, Samsung Electronics Indonesia mengampanyekan #TetapSemangatIndonesia untuk mendukung generasi muda terus belajar, berkreasi merintis bisnis yang diimpikan, menekuni minat membuat konten video, dan meraih impian menjadi seorang content creator dengan bermodalkan smartphone.

Sebagai bagian dari kampanye tersebut, Samsung meluncurkan program Be A Galaxy Creator yang mengajak anak muda, khususnya Gen Z dan Milenial untuk tetap semangat menggali minat mereka. Lewat Be A Galaxy Creator, Samsung membuka peluang lebih besar bagi yang terpilih dengan memberikan coaching session Galaxy Creator, smartphone Galaxy dan perangkat pendukung pembuatan konten.

Peran inovasi teknologi kini menghadirkan berbagai peluang baru untuk mewujudkan mimpi, terutama menjadi content creator di media sosial. Didukung Samsung Galaxy A12 dan Galaxy A02s dengan harga terjangkau, Be A Galaxy Creator ini dirancang untuk Gen Z dan Milenial agar tetap semangat mengubah peluang menjadi karya nyata, dan membawa impiannya menjadi tech reviewer. Samsung ingin membawa Gen Z dan Milenial terpilih untuk meningkatkan keterampilan dan kualitas konten mereka ke level berikutnya,” ujar Irfan Rinaldi, Product Marketing Manager, Samsung Electronics Indonesia.

galaxy-creator

Seleksi program Be A Galaxy Creator akan berlangsung mulai tanggal 5-18 Maret 2021. Anak muda Indonesia berusia mulai 17-28 tahun, memiliki akun media sosial dan akun YouTube dengan kurang dari 1.000 subscriber yang mengulas inovasi dan teknologi, dapat mendaftarkan diri melalui tautan Be A Galaxy Creator ini.

Dua peserta terpilih akan diumumkan sebagai pemenang pada tanggal 27 Maret 2021. Kedua calon Galaxy Creator ini akan mendapatkan kesempatan eksklusif mengikuti pelatihan (coaching session) yang dibimbing secara intensif untuk menjadi seorang tech reviewer oleh SEIN beserta Dedy Irvan dan Edho Zell. Selain itu, Galaxy Creator terpilih juga mendapatkan Galaxy A12 dan paket peralatan yang mendukung pembuatan konten video.

Edho Zell menjadi salah satu mentor pada program Be A Galaxy Creator dan turut berbagi tips bagi para Gen Z dan Milenial agar terus semangat berkreasi dan menghasilkan konten yang berkualitas. “Dengan semakin beragamnya konten yang muncul setiap hari, dibutuhkan ide dan eksekusi yang kreatif untuk bikin video yang Awesome. Ide konten harus dipikirkan secara matang, dengan melakukan riset mengenai topik yang akan dibahas. Eksekusi idenya dengan mengemas video yang membuat penonton tidak bosan, dengan berbagai treatment dan musik untuk meningkatkan mood konten yang kita buat,” ucap Edho.

Menurut Edho, terdapat tiga tips untuk bikin konten yang Awesome. Pertama passion dan untuk menemukan passion caranya dengan mencoba banyak hal. Dengan passion, kita akan dengan senang hati mengerjakan konten yang kita mau tanpa merasa capek dan mengeluh walaupun mungkin konten yang kamu kerjakan memiliki tingkat kesulitan yang tinggi.

Tips kedua adalah belajar, jangan pernah berhenti untuk mempelajari hal-hal baru, dan jadikan konten pertama kita sebagai pembelajaran biar lebih semangat lagi menciptakan konten-konten berikutnya yang lebih Awesome. Ketiga adalah usaha, tidak ada sukses yang instan dan semua pasti membutuhkan proses, termasuk membuat konten yang berkualitas.

Dengan beragam fitur yang ditawarkan oleh Samsung Galaxy A12 yang dibanderol Rp2.499.000 dan Galaxy A02s Rp1.999.000, seperti memori, layar, dan baterai yang besar, serta kamera dan prosesor yang mumpuni di kelasnya. Kini Gen Z dan Milenial bisa jadi Galaxy Creator yang inspiratif di media sosial dengan gadget yang terjangkau harganya.

Untuk mendukung #TetapSemangatIndonesia, konsumen bisa mendapatkan Samsung Galaxy A12 dan A02s dengan harga mulai dari Rp100 ribuan. Bisa Trade-In, cicilan tanpa DP dan tanpa admin fee dengan Kredivo. Promo ini juga sudah termasuk paket kuota data bulanan 18GB dari by.U (setara dengan 216GB setahun) hanya seharga Rp 50.000 per bulan.

 

Nintendo Kabarnya Sedang Siapkan Switch Model Baru dengan Layar OLED yang Lebih Besar

Tidak terasa sudah empat tahun berlalu semenjak Nintendo Switch pertama kali dirilis. Selama itu, Switch belum pernah mendapatkan pembaruan yang berarti kecuali update minor yang meningkatkan efisiensi dayanya di tahun 2019. Namun itu bisa saja berubah tahun ini.

Berdasarkan laporan terbaru yang dipublikasikan Bloomberg, Nintendo sudah punya rencana untuk merilis model anyar Switch yang mengemas layar berukuran lebih besar tahun ini. Mereka kabarnya tengah menunggu kiriman suplai panel dari Samsung. Panel yang dimaksud sendiri adalah panel OLED 7 inci dengan resolusi 720p.

Namun sebelum Anda memutuskan untuk menunda membeli Switch dalam waktu dekat ini, perlu dicatat bahwa perilisan Switch model anyar ini kemungkinan besar masih lama. Menurut Bloomberg, Samsung baru akan mulai memproduksi panel OLED tersebut paling cepat di bulan Juni. Targetnya tentu adalah supaya Switch baru ini bisa mulai dijual memasuki musim liburan 2021.

Bentang diagonal 7 inci jelas merupakan peningkatan yang signifikan dibanding layar 6,2 inci milik Switch. Apakah itu berarti dimensi fisik Switch baru ini bakal membesar? Bisa jadi begitu, tapi tidak menutup kemungkinan juga ukurannya bisa dipertahankan dengan cara menyusutkan bezel layarnya.

Dari segi kualitas, OLED jelas punya banyak keunggulan dibanding LCD. Selain tingkat kontras yang lebih baik, OLED juga bisa membantu meningkatkan daya tahan baterai perangkat. Tentunya ini merupakan faktor sangat krusial untuk handheld console seperti Nintendo Switch.

Sumber gambar: Depositphotos.com
Sumber gambar: Depositphotos.com

Yang mungkin terdengar agak mengecewakan adalah resolusinya. Di saat yang sama, laporan Bloomberg juga mengatakan bahwa Switch model anyar ini mampu mendukung resolusi 4K ketika disambungkan ke TV via unit docking-nya. Kedengarannya memang menguntungkan buat konsumen, tapi bisa jadi memusingkan bagi kalangan developer karena mereka harus mengakomodasi gap resolusi yang bahkan lebih lebar lagi daripada sebelumnya.

Tidak seperti Sony ataupun Microsoft, Nintendo memang tidak pernah menitikberatkan soal spesifikasi ketika memperkenalkan console baru. Mereka lebih berfokus pada pengalaman keseluruhan yang bisa dinikmati oleh konsumen, dan keberadaan layar OLED tentu saja bisa berkontribusi besar terhadap hal ini.

Tentu saja tidak akan ada yang menolak seandainya Switch model anyar ini juga menghadirkan peningkatan dari sisi performa, terutama jika melihat deretan game yang dijadwalkan meluncur tahun depan macam Splatoon 3 maupun Pokemon Legends: Arceus.

Sumber: Bloomberg. Gambar header: Depositphotos.com.

Samsung Ungkap Jajaran TV Premium dan Monitor Tahun 2021

Saat ini, banyak orang yang menghabiskan lebih banyak waktu di rumah dan keberadaan perangkat televisi pun memegang peranan penting, baik untuk hiburan, edukasi, maupun mendukung kegiatan bekerja di rumah. Lewat acara virtual Unbox & Discover kemarin, Samsung mengungkap jajaran produk TV-nya di tahun 2021, meliputi lini MICRO LED, Samsung Neo QLED, Lifestyle TV, monitor, dan soundbar.

Di Samsung, kami dengan bangga senantiasa berinovasi untuk menjadikan hidup sehari-hari konsumen lebih baik. Selama setahun terakhir, teknologi yang awalnya sekadar ‘nice to have’, kini telah menjadi kebutuhan, sebab rumah kita telah menjadi kantor, sekolah, gym, dan lebih lagi. Peran televisi dalam kehidupan kita telah berkembang dan pada tahun 2021, Samsung terus mendefinisikan ulang peran televisi di seputar kebutuhan dan passion konsumen,” ujar James Fishler, Senior Vice President, Home Entertainment Division, Samsung Electronics America.

MICRO LED Hadir ke Rumah

Micro-LED

Kembali pada tahun 2018, Samsung memperkenalkan Micro LED dalam wujud “The Wall” – sistem modul-modul yang dapat dikonfigurasi hingga mencapai ukuran 292 inci. Dengan fleksibilitas seperti itu, The Wall membutuhkan instalasi profesional di rumah atau kantor.

Tahun ini, Samsung mengumpulkan semua kemampuan dari teknologi Micro LED tersebut ke dalam form factor TV tradisional. Sekarang, konsumen dapat menghadirkan pengalaman sinematik di rumah dalam layar edge-to-edge, tanpa memerlukan bantuan profesional untuk merakit dan memasangnya.

MICRO LED juga dapat menjadi layar 4-in-1. Dengan fitur 4Vue (Quad View), pengguna dapat menonton konten dari empat sumber berbeda secara bersamaan. Contohnya bisa memainkan video game sambil streaming panduan.

MICRO LED tersedia dalam ukuran 110 inci dan 99 inci dan secara global akan tersedia mulai akhir Maret 2021. Sedangkan, ukuran 88 inci akan diluncurkan pada musim gugur dan ukuran 76 inci di masa mendatang.

Samsung Neo QLED

Neo QLED_1

Ketika orang-orang beralih ke TV sebagai sarana penyaluran passion, Samsung mengembangkan Samsung Neo QLED untuk meningkatkan pengalaman menonton, apapun tontonannya. Pengalaman menonton di Samsung Neo QLED dimungkinkan berkat Neo Quantum Processor dan Quantum Mini LED terbaru.

Pada ukuran hanya 1/40 kali dari ukuran LED konvensional, Quantum Mini LED menghadirkan kendali pencahayaan yang sangat baik. Dengan warna hitam yang kelam, cahaya yang lebih terang, dan teknologi upscaling yang lebih cerdas.

Samsung Neo QLED dan QLED juga pendamping ideal untuk konsol seperti Xbox Series X. Samsung merupakan Official TV Partner dari Xbox Series X di Amerika Serikat dan Kanada. Samsung juga berpartner dengan AMD untuk mengembangkan TV pertama dengan dukungan Freesync Premium Pro, baik untuk PC dan game konsol untuk menyajikan pengalaman gaming HDR lebih baik.

Bagi yang menggemari fitness, Samsung Neo QLED menghadirkan training kebugaran dan gaya hidup sehat ke rumah dengan Samsung Health. Di tahun 2021, platform fitness ini menambahkan fitur Smart Trainer, dengan kamera opsional yang dijual terpisah, Smart Trainer memanfaatkan AI untuk menganalisis postur dan memberikan feedback secara real-time untuk membetulkan postur ketika menggunakan video instruksional.

Samsung Neo QLED 8K (QN800A dan QN900A) akan tersedia dalam ukuran 65 inci, 75 inci, dan 85 inci. Sementara model 4K-nya (QN90A dan QN85A) akan menyajikan pilihan yang lebih beragam, dimulai dari 50 inci.

Lifestyle TV

Pada kategori Lifestyle TV, Samsung menawarkan layar yang didesain sesuai kebutuhan, selera pribadi, dan style pengguna. The Frame dari Samsung mentransformasikan TV menjadi karya seni yang bisa dipersonalisasikan sesuai dengan estetika dan dekorasi rumah.

Melalui kerja sama yang baru pada Art Store, seperti NAVA Contemporary dan Etsy, The Frame menampilkan lebih banyak karya seni orisinil yang cocok dengan selera individu. The Frame juga menghadirkan ruang penyimpanan foto yang lebih besar, dari 500MB pada 2020 menjadi 6GB di 2021, sehingga dapat menyimpan hingga 1.200 foto dalam kualitas UHD.

Tahun ini ada cara-cara baru untuk mengkustomisasi The Frame, mulai dari pilihan mounting baru seperti Slim Fit Wall Mount hingga lima pilihan bezel dan lebih banyak lagi tawaran dari pihak ketiga. The Frame 2021 dibuat lebih ramping dari sebelumnya, dengan ketebalan hanya 24,9mm.

Samsung juga menawarkan cara baru untuk memajang The Frame 2021 melalui My Shelf, aksesoris baru yang akan diluncurkan secara global tahun ini yang memungkinkan pengguna menciptakan dinding yang diatur dengan sentuhan personal untuk melengkapi layar dan dekor rumah. My Shelf dapat dilekatkan pada The Frame berukuran 55, 65, dan 75 inci, dan akan tersedia dalam 4 pilihan warna: beige, putih, coklat, dan hitam.

Bagi yang merindukan pengalaman di bioskop, Samsung memiliki The Premiere, proyektor triple laser pertama di industri dengan resolusi 4K. Untuk membantu konsumen menggunakan The Premiere di manapun di rumahnya, Samsung akan menawarkan layar yang dapat digulung yang dioptimalkan untuk The Premiere pada tahun ini di Samsung.com.

Selanjutnya The Terrace, TV ini dirancang untuk digunakan di luar ruangan dan tentu sudah weather-resistant, dengan peringkat IP55 untuk melindungi perangkat dari air dan debu. Perangkat ini juga mudah dipasang dan mudah disambungkan ke layanan TV kabel dan jaringan Wi-Fi. The Terrace tersedia dalam ukuran 55 inci, 65 inci, dan model 75 inci.

Smart Monitor

Samsung Flip 75
Samsung Flip 75

Smart Monitor adalah monitor ‘do-it-all‘ pertama dari Samsung yang menggabungkan aspek terbaik dari monitor dan TV. Smart Monitor kompatibel dengan Wi-Fi, Bluetooth, Wireless DeX, dan Apple AirPlay 2, sehingga konsumen bisa bekerja dari mana saja tanpa harus terhubung ke PC.

Dengan fitur AirPlay 2, pengguna dapat menjalankan streaming, mengontrol, dan berbagi konten favorit mereka langsung dari iPhone, iPad, atau Mac ke monitor. Ketika butuh waktu untuk bersantai, pengguna bisa menikmati serial-serial favorit dengan menyalakan platform Smart TV dan mengakses aplikasi streaming favorit.

Untuk mendukung cara belajar dan bekerja yang baru, Samsung memperkenalkan Samsung Interactive Display FLIP 75 inci, papan tulis digital yang dapat digunakan untuk menulis, menggambar, dan mengedit. Dengan resolusi 4K, visual bisa dengan mudah dibaca, satu tim yang terdiri dari 20 orang juga dapat bekerja secara bersamaan, melakukan sinkronisasi perangkat mereka untuk berbagi konten secara real-time.

Soundbar

HW-950A

Lini produk Q Series 2021 menggunakan teknologi eksklusif Q-Symphony, mensinkronisasi audio dari Samsung TV untuk menghadirkan suara 3 dimensi yang disempurnakan. Soundbar ini bahkan mengukur lingkungannya untuk memproyeksikan audio ke arah yang dibutuhkan dengan presisi.

Untuk pengalaman yang imersif, Q950A menghadirkan 11.1.4 channel sound pertama di industri. Fitur baru Bass Boost memungkinkan pengguna untuk menambahkan “lebih banyak boom” dengan satu klik saja. Bagi yang memutar musik dari perangkat mobile, Tap Sound membuatnya semudah mengetukkan perangkat ke soundbar. Q950A juga mendukung beberapa voice assistant, termasuk Amazon Alexa dan Bixby, membuatnya lebih mudah mengendalikan pengalaman menikmati audio ini.

Samsung Bermitra dengan XBOX, Tanggal Razer DevCon dan Sponsor SimRacing

Midweek Recap article kembali lagi dengan membawa beberapa update berita ringan seputar esports dan gaming. Ada info dari Razer, pertumbuhan mobile gamers di India serta sponsor untuk acara balap mobil online. Selamat menikmati.

TV Terbaru Samsung Sasar Gamers

SamsungQLED_HERO

Samsung baru saja mengumunkan jajaran TV terbaru mereka, Neo QLED. Selain kualitas gambar dan desain salah satu daya jualnya adalah dukungan untuk para gamers. Neo QLED dari Samsung merupakan partner resmi dari XboX Series X untuk wilayah AS dan Kanada.

Fitur gaming yang ada di TV ini seperti yang dikutip dari WindowsCentral antara lain mendukung up to 120FPS, response time 5.8ms dan rata-rata resolusi dari model yang tersedia adalah 4K.

Neo QLED dari Samsung ini juga mendukung Freesync Premium Pro yang mendukung HDR. Selanjutnya adalah fitur Game Bar yang memungkinkan view untuk gaming yang lebih luas.

Online Gaming di India Diprediksi Tumbuh 40%

Berdasarkan hasil studi Deloitte India, industri gaming di India diprediksi tumbuh sampai angka $2 miliar di tahun 2022. Angka ini naik dari $1.1 miliar tahun 2019.

Pertumbuhan dipengaruhi oleh ketersediaan perangkat smartphone yang terjangkau, paket data yang murah serta tumbuhnya kemampuan belanja. Dikutip dari VentureBeat, pandemi juga memberikan sumbangan akan tumbuhnya waktu akses pada game. Angka gamers di India sudah mencapai 350 juta.

Perusahaan Oli Motul Mensponsori GT Sport Circuit di Brazil

Jika Anda sering melihat nama Motul di acara balapan offline, maka kini nama perusahaan oli ini akan juga makin banyak tampil di acara balapan online alias esports. Motul menjadi sponsor utama untuk dua turnamen Gran Turismo Sport di Brazil.

Dua turnamen ini adalah ApexGT Racing League dan ApexGT Access. Brand Motul, seperti dikutip dari EsportsObserver, akan muncul di live stream Youtube acara turnamen serta beberapa produk mereka.

Razer DevCon Akan Disiarkan langsung tanggal 7 Mei

Razer-DevCon

Razer tengah bersiap untuk menyelenggarakan acara Razer DevCon, sebuah program yang ditujukan untuk para developer yang tertarik mengembangkan produk terkait ekosistem Razer. Acara seperti ini sebenarnya sudah biasa dilakukan perusahaan digital, misalnya Microsoft atau Apple.

DevCon dari razer ini bertujuan untuk menggaet para pengembang untuk mengembangkan berbagai layanan untuk mengintegrasikan ekosistem Razer yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak dan layanan lain. Beberapa produk populer Razer selain perangkat keras adalah layanan pembayaran Razer Gold serta THX Spatial Audio. Dari acara ini tentunya, konsumen berharap akan ada produk atau layanan baru dari Razer yang menarik. Acara akan disiarkan lewat akun Twitch Resmi Razer tanggal 7 Mei.

Samsung Galaxy A32 4G Tiba dengan Kamera 64MP dan Chipset MediaTek Helio G80

Samsung telah mengumumkan Galaxy A32 versi 4G, sebelumnya versi 5G telah diperkenalkan lebih dulu pada bulan Januari lalu dengan chipset MediaTek Dimensity 720 5G. Sementara, untuk versi 4G ini mengandalkan chipset MediaTek Helio G80.

SoC ini dibangun pada teknologi proses 12nm dan membawa CPU octa-core yang terdiri dari dua inti Cortex-A75 2GHz dan enam inti Cortex-A55 1,8GHz. Beserta GPU Mali-G52 MC2 dan performanya didukung RAM 4GB dengan penyimpanan internal 64GB dan 128GB.

Galaxy-A32-3

Selain perbedaan konektivitas dan chipset, Galaxy A32 4G juga mengemas layar baru, serta kamera utama dan kamera depan yang lebih baik. Bagian depan terpampang Infinity-U display 6,4 inci dengan panel Super AMOLED yang ditopang resolusi FHD+. Layarnya diproteksi Gorilla Glass 5 dan punya sistem keamanan pemindai sidik jari bawah layar.

Pada area bezel layar di sisi atas tersemat notch bergaya waterdrop untuk kamera depan 20MP f/2.2. Balik ke belakang, terdapat empat unit kamera dan satu LED flash yang disusun tanpa bingkai kotak persegi panjang. Imbasnya cover belakangnya tampil beda dan tersedia dalam pilihan warna Awesome Violet, Awesome Black, dan Awesome Blue.

Kamera utama yang digunakan meningkat dari 48MP di versi 5G menjadi resolusi 64MP di versi 4G. Sisa konfigurasinya sama, meliputi kamera 8MP dengan lensa ultrawide, 5MP macro, dan 2MP sebagai depth sensor.

Smartphone Android 11 ini sudah menjalankan One UI 3.1 dan dapat semua aktivitas ber-smartphone mengandalkan baterai 5.000 mAh dengan fast charging 15W. Saat ini, Samsung Galaxy A32 4G tersedia di pasar Rusia dan akan dijual dengan harga RUB19.990 (sekitar Rp3,8 jutaan) untuk model 64GB dan RUB21.990 untuk 128GB (Rp4,2 jutaan).

Sumber: GSMArena

Perbandingan Spesifikasi Huawei Mate X2 dan Samsung Galaxy Z Fold2

Diumumkannya Huawei Mate X2 baru-baru ini membuat segmen foldable smartphone kembali bergairah. Tentunya ada beberapa alasan terkait hal ini. Yang pertama adalah fakta bahwa Huawei merupakan salah satu pelopor di segmen foldable, dan yang kedua adalah betapa drastisnya perubahan yang dibawa oleh Mate X2.

Dibandingkan generasi pertamanya, Mate X2 punya desain yang amat berbeda. Ia kini jauh lebih mirip seperti Samsung Galaxy Z Fold2 berkat layar yang ada di bagian dalam sekaligus luar. Sebelum ini, Huawei Mate X dan Xs hanya memiliki satu layar di sisi luar yang bisa dilipat.

Arahan desain baru yang diusung Mate X2 ini membuatnya semakin dibanding-bandingkan dengan Galaxy Z Fold2. Sejauh ini keduanya memang merupakan foldable smartphone paling flagship yang bisa dibeli oleh konsumen, jadi wajar apabila keduanya selalu dikomparasikan satu sama lain.

Tanpa harus berlama-lama lagi, berikut adalah perbandingan spesifikasi Huawei Mate X2 dan Samsung Galaxy Z Fold2.

Layar

Huawei Mate X2

Kita mulai dari bagian yang menjadi identitas utama foldable smartphone, yakni layar. Seperti yang saya bilang, kedua smartphone ini punya dua layar yang berbeda, satu di sisi luar dan satu lagi di sisi dalam. Yang bisa dilipat dan dibuka adalah layar di sisi dalam.

Pada Mate X2, layar lipatnya menggunakan panel OLED 8 inci beresolusi 2200 x 2480 pixel dengan refresh rate 90 Hz. Layar di sisi luarnya juga memakai panel OLED 90 Hz, tapi dengan ukuran 6,45 inci dan resolusi 2700 x 1160 pixel. Kedua layar milik Mate X2 ini rupanya lebih besar ketimbang yang ada di Z Fold2.

Di Z Fold2, layar lipatnya merupakan AMOLED 7,6 inci beresolusi 1768 x 2208 pixel dengan refresh rate 120 Hz. Juga berbeda adalah adanya lubang untuk kamera selfie di layar lipatnya ini — Mate X2 yang hanya punya lubang kamera di layar luarnya. Layar luarnya sendiri merupakan panel AMOLED 6,23 inci dengan resolusi 816 x 2260 pixel dan refresh rate standar 60 Hz.

Fisik

Samsung Galaxy Z Fold 2

Meski desainnya terbilang aneh, Mate X dan Xs sebelum ini bisa memukau berkat bodinya yang sangat tipis. Mate X2 tidak lagi demikian, sebab kehadiran dua layar sekaligus otomatis membuat tubuhnya jadi sedikit lebih tebal. Meski begitu, ia rupanya masih lebih ramping ketimbang Z Fold2 dengan tebal hanya 14,7 mm dalam posisi terlipat.

Z Fold2 di sisi lain tercatat memiliki ketebalan 16,8 mm saat layarnya terlipat. Untuk bobotnya, Z Fold2 ternyata sedikit lebih ringan di angka 282 gram, bandingkan dengan Mate X2 yang mempunyai bobot 295 gram.

Performa

Samsung Galaxy Z Fold 2

Terkait performa, Mate X2 semestinya lebih unggul karena memang lebih muda sekitar setengah tahun ketimbang Z Fold2. Ia mengemas chipset Kirin 9000 yang dibuat dengan proses pabrikasi 5 nm, membuatnya selevel dengan Snapdragon 888 maupun Exynos 2100 bikinan Samsung sendiri.

Z Fold2 di sisi lain ditenagai oleh Snapdragon 865+, yang tidak lain merupakan chipset flagship di tahun 2020. Samsung melengkapinya dengan RAM 12 GB, lebih besar ketimbang milik Mate X2 yang berkapasitas 8 GB. Untuk storage internalnya, kedua ponsel sama-sama ditawarkan dalam varian 256 atau 512 GB.

Perihal baterai, kedua perangkat sama-sama dibekali kapasitas sebesar 4.500 mAh. Yang membedakan adalah dukungan fast charging dari masing-masing perangkat: Mate X2 mendukung output maksimum 55 W, sedangkan Z Fold2 cuma mendukung 25 W. Menariknya, di saat Z Fold2 mendukung fitur wireless charging maupun reverse wireless charging, Mate X2 justru tidak punya sama sekali.

Kamera

Huawei Mate X2

Lanjut mengenai kamera, Mate X2 hadir membawa empat kamera belakang yang terdiri dari kamera utama 50 megapixel f/1.9 (ukuran sensor 1/1,28 inci), kamera ultra-wide 16 megapixel, kamera telephoto 12 megapixel (3x optical zoom), dan kamera periskop 8 megapixel (10x optical zoom).

Z Fold2 di sisi lain hanya mengemas tiga kamera belakang, yakni kamera utama 12 megapixel f/1.8 (ukuran sensor 1/1,76 inci), kamera ultra-wide 12 megapixel, dan kamera telephoto 2 megapixel (2x optical zoom), tanpa kamera periskop.

Meski demikian, pengguna Z Fold2 semestinya bakal lebih dimudahkan untuk mengambil selfie karena memiliki kamera depan di layar bagian luar sekaligus dalam, masing-masing dengan resolusi 10 megapixel dan kemampuan merekam video 4K. Di Mate X2, satu-satunya cara mengambil selfie adalah dengan mengandalkan kamera 16 megapixel di layar bagian luarnya, dan resolusi video selfie-nya cuma terbatas di 1080p.

Software

Berhubung ini Huawei yang kita bicarakan, sudah pasti ada perbedaan dari sisi software mengingat mereka tidak diperkenankan menggunakan Google Mobile Services (GMS). Bukan hanya itu, Mate X2 juga masih menjalankan EMUI 11 yang berbasis Android 10. Kendati demikian, Huawei sudah menjadwalkan update sistem operasi anyar HarmonyOS untuk Mate X2 pada bulan April mendatang.

Kenyataan pahitnya, sebagian besar dari kita memang masih belum bisa lepas dari ekosistem Google, dan dalam konteks ini Z Fold2 yang menjalankan One UI 3.0 berbasis Android 11 jelas lebih unggul ketimbang Mate X2.

Harga

Bicara soal harga, kita semestinya tidak perlu terkejut melihat banderol kedua perangkat ini yang ternyata sangat mahal. Di Indonesia, Z Fold2 saat ini sudah dijual dengan harga paling murah Rp33.888.000 untuk varian 256 GB.

Huawei Mate X2 di sisi lain baru tersedia di pasar Tiongkok saja, dan sejauh ini belum ada informasi terkait rencana mereka untuk menjualnya di pasar internasional. Harganya pun ternyata juga lebih mahal daripada Z Fold2: 17.999 yuan atau kurang lebih sekitar 39,6 jutaan rupiah untuk varian 256 GB.

Samsung Umumkan Sensor Gambar ISOCELL GN2 50MP, Pertama dengan Teknologi Dual Pixel Pro

Samsung telah mengumumkan sensor gambar terbarunya, ISOCELL GN2. Penerus ISOCELL G1 ini tetap mengusung resolusi 50MP, namun dengan ukuran piksel lebih besar, konsumsi daya lebih efisien, dan dilengkapi teknologi PDAF baru yang disebut Dual Pixel Pro.

Ukuran sensor Samsung ISOCELL GN2 ini ialah 1/1,12 inci dengan ukuran per piksel 1,4μm dan menjadi yang terbesar di smartphone. Sebelumnya sensor kamera terbesar dimiliki oleh flagship Huawei, P40 dan Mate 40 series yakni Ultra Vision Wide 50MP yang berukuran 1/1,28 inci dengan piksel 1,22µm dan sebagai pembanding sensor ISOCELL HM3 yang tersemat di Galaxy S21 Ultra berukuran 1/1,33 inci.

Dengan teknologi four-pixel-binning yang menggabungkan empat piksel menjadi satu piksel, sensor ISOCELL GN2 dapat menghasilkan foto 12,5MP dengan sensitivitas tinggi berkat piksel besar 2,8μm. Bila membutuhkan resolusi lebih tinggi, sensor ini menyediakan mode 100MP yang menggunakan algoritma cerdas re-mosaic dengan cara membuat tiga layer individu dari frame 50MP dalam warna green, red, dan blue. Lalu, ditingkatkan dan digabungkan untuk menghasilkan satu foto beresolusi 100MP.

ISOCELL GN2 juga merupakan sensor gambar pertama Samsung dengan teknologi PDAF teerbaru, Dual Pixel Pro. Solusi ini menggunakan dua fotodioda dalam setiap piksel dari sensor gambar dan menggunakan seratus juta agen pendeteksi fase untuk pemfokusan otomatis yang lebih cepat bahkan di kondisi minim cahaya dan saat memotret subjek yang bergerak.

Selain itu, Dual Pixel Pro juga memiliki pemfokusan semua arah yaitu piksel red dan blue secara vertikal, serta piksel green secara diagonal. Piksel yang dipisahkan secara diagonal ini membandingkan perbedaan fase antara bagian atas dan bawah piksel selain perbedaan fase di sisi kiri dan kanan.

Fitur lainnya termasuk Smart ISO Pro untuk meningkatkan kualitas foto HDR di kondisi pencahayaan dengan kontras tinggi. Juga mendukung perekaman video dengan frame rate tinggi 1080p pada 480fps dan video 4K pada 120fps.

Sumber: GSMArena

Samsung Beri Dukungan Pembaruan Keamanan Android Selama 4 Tahun

Belum lama ini, Samsung mengumumkan akan menggulirkan pembaruan OS versi terbaru One UI 3.1 yang berbasis Android 11 ke pengguna smartphone flagship dan beberapa model kelas menengah tahun lalu. One UI 3.1 ini memulai debutnya pada seri Galaxy S21 dan pembaruan tersebut membawa rangkaian fitur baru.

Sebelumnya Samsung sempat menjanjikan bahwa smartphone flagship-nya akan mendapatkan tiga generasi pembaruan OS Android sejak perangkat tersebut dirilis. Sementara, nasib smartphone kelas menengah ke bawah tidak jelas, biasanya bisa mendapatkan satu pembaruan OS Android saja sudah cukup bagus.

Kali ini, Samsung mengumumkan kebijakan baru terkait pembaruan keamanan Android. Sebelumnya smartphone dan tablet Samsung akan mendapatkan pembaruan keamanan bulanan atau per kuartal selama setidaknya dua tahun, namun mulai sekarang perangkat yang dirilis mulai tahun 2019 dan seterusnya akan menerima pembaruan keamanan Android selama empat tahun.

Ya, ini kabar yang bagus bagi pengguna smartphone Samsung. Meski perlu dicatat, bahwa pembaruan keamanan ini berbeda dengan pembaruan utama OS Android. Walaupun tidak menawarkan fitur baru, tetapi tetap cukup penting daripada tidak menerima sama sekali.

Sayangnya Samsung tidak menjelaskan frekuensi pembaruan yang diberikan, namun biasanya untuk smartphone flagship terbaru akan mendapatkan setiap bulan sampai periode waktu tertentu. Sedangkan, untuk smartphone kelas menengah dan ke bawah akan mendapatkan tiga bulan sekali atau lebih untuk perangkat model lama.

Tercatat ada 130 lebih model yang menerima pembaruan keamanan Android empat tahun, daftarnya sebagai berikut:

  • Smartphone lipat: Fold, Fold 5G, Z Fold2, Z Fold2 5G, Z Flip, Z Flip 5G
  • Seri Galaxy S: S10, S10+, S10e, S10 5G, S10 Lite, S20, S20 5G, S20+, S20+ 5G, S20 Ultra, S20 Ultra 5G, S20 FE, S20 FE 5G, S21 5G, S21+ 5G, S21 Ultra 5G
  • Seri Galaxy Note: Note10, Note10 5G, Note10+, Note10+ 5G, Note10 Lite, Note20, Note20 5G, Note20 Ultra, Note20 Ultra 5G
  • Seri Galaxy A: Galaxy A series: A10, A10e, A10s, A20, A20s, A30, A30s, A40, A50, A50s, A60, A70, A70s, A80, A90 5G, A11, A21, A21s, A31, A41, A51, A51 5G, A71, A71 5G, A02s, A12, A32 5G, A42 5G
  • Seri Galaxy M: M10s, M20, M30, M30s, M40, M11, M12, M21, M31, M31s, M51
  • Seri Galaxy XCover: XCover4s, XCover FieldPro, XCover Pro
  • Tablet Galaxy Tab: Tab Active Pro, Tab Active3, Tab A 8 (2019), Tab A with S Pen, Tab A 8.4 (2020), Tab A7, Tab S5e, Tab S6, Tab S6 5G, Tab S6 Lite, Tab S7, Tab S7+

Sumber: GSMArena

Cerita Dua Kreator Profesional Mengenai Pengalamannya Syuting Iklan Menggunakan Samsung Galaxy S21 Series

Hampir semua ulasan yang saya baca dan tonton mengenai Samsung Galaxy S21 Series 5G di internet menunjukkan sentimen yang positif, terutama terhadap kemampuan kameranya. Yang mungkin jadi pertanyaan adalah, bagaimana jika yang dimintai pendapat adalah mereka yang memang bekerja secara profesional di bidang fotografi maupun videografi?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Samsung Indonesia pun menggelar workshop online bertajuk “Make Storytelling Epic” pada tanggal 19 Februari kemarin. Dua narasumber sekaligus mereka hadirkan, yakni Muhammad Fenno yang sehari-harinya bekerja sebagai seorang Digital Creator, dan Taba Sanchabachtiar yang sudah malang-melintang sebagai Creative Director.

Kedua narasumber membagikan pengalamannya membuat video menggunakan Galaxy S21 Series 5G. Dari tangan Muhammad Fenno, lahirlah dua video bertajuk “Epic Couple Ride” dan “Epic Duel” berikut ini.


Seperti yang bisa kita lihat, kedua video menampilkan adegan bersepeda, dan Fenno rupanya ditantang untuk mengambil semuanya dalam keadaan bergerak, tanpa mengandalkan bantuan perlengkapan lighting tambahan. Hasilnya bisa dibilang cukup mencengangkan, sekaligus berhasil menunjukkan kapabilitas kamera milik Galaxy S21 Series 5G di kondisi low-light.

Pada video yang pertama misalnya, kita dapat melihat adegan yang menunjukkan para pesepeda mengutak-atik smartwatch-nya, dan di situ ternyata tidak ada efek backlight yang biasanya muncul ketika mengambil gambar benda bercahaya dalam kondisi gelap. Kita juga bisa melihat bagaimana fitur Director’s View bekerja, memungkinkan pergantian antara satu lensa ke yang lain secara seamless selagi perekaman terus berlangsung.

“Ini pertama kalinya saya menggunakan smartphone untuk pengambilan video bersepeda. Saya kagum terutama dengan fitur-fitur seperti Director’s View dan Pro Video Mode yang sangat praktis namun tetap memberikan saya kebebasan untuk berekspresi tanpa perlu repot-repot mengganti lensa pada kamera seperti yang biasa saya lakukan ketika mengambil gambar menggunakan kamera DSLR. Fitur-fitur yang ditampilkan oleh Samsung Galaxy S21 Ultra 5G ini memang bukan fitur main-main yang gimmicky, karena memang terasa sekali fungsinya, bahkan bagi seorang Digital Creator seperti saya sekalipun,” ujar Muhammad Fenno.

Juga menarik adalah kesan Fenno terhadap ketahanan baterai S21 Ultra 5G. Untuk video Epic Couple Ride tadi, smartphone sudah dipakai syuting sejak sekitar jam 5 pagi, dan baru selesai mendekati jam 9 pagi. Selama pengambilan gambar, tiga lensa kameranya juga menyala terus menggunakan fitur Director’s View tadi. Namun ternyata saat semuanya sudah selesai, indikator baterainya masih menunjukkan angka 40%.

Beralih ke Taba Sanchabachtiar, beliau ditugaskan untuk menangkap momen yang terjadi di backstage selama acara launching Galaxy S21 Series 5G berlangsung. Berikut video yang dihasilkan oleh timnya.

Di video tersebut, lagi-lagi kita bisa melihat kemampuan kamera S21 Series di kondisi low-light, spesifiknya di suasana balik panggung dengan lorong-lorong yang sempit dan sumber pencahayaan yang minim. Dalam kondisi yang sangat challenging seperti itu, kamera S21 Series pun tetap dapat mempertahankan kinerja autofocus-nya dengan baik.

“Bagi saya, fitur Director’s View merupakan salah satu fitur yang patut diacungi jempol. Dengan mengaktifkan semua kamera, sehingga pengguna dapat mengganti lensa yang diinginkan secara seamless pada saat merekam. Bagi Creative Director seperti saya, hal ini sangat memudahkan untuk menyampaikan story dengan perubahan berbagai angle, bikin story tambah epic dan juga sangat memudahkan tanpa harus repot-repot mengganti lensa. Fitur ini tidak hanya menunjukkan Samsung memiliki performa kamera yang mumpuni, tetapi juga prosesor yang powerful,” ucap Taba.

Taba juga sempat bercerita mengenai kepraktisan fitur Single Take untuk pengguna yang tergolong awam. Beliau mencontohkan Pevita Pearce, yang sempat mengaktifkan fitur tersebut untuk mengabadikan aksi para dancer di panggung. Jadi supaya tidak ada satu pun momen yang terlewatkan, Pevita hanya perlu mengarahkan kamera selama beberapa detik, dan perangkat yang akan bekerja sendiri mengambil foto maupun video dengan berbagai efek yang relevan.

Kedua narasumber sejatinya ingin membuktikan bahwa untuk kebutuhan profesional pun kamera S21 Series 5G sudah bisa diandalkan dengan baik. Yang mereka lakukan pada dasarnya tidak lain dari syuting iklan, dan itu merupakan pencapaian yang cukup mengesankan untuk sebuah smartphone.