Cerita Proses Validasi Pasar Mekari, Mulai dari Sleekr hingga Keputusan Konsolidasi

Di tengah pasar yang kompetitif dan serba tidak pasti, pengusaha dituntut untuk sangat berhati-hati dengan langkah-langkah yang diambil untuk memulai sebuah bisnis. Sebelum berbicara mengenai sustainability atau status “unicorn”, seorang founder harus bisa lebih dulu memvalidasi ide startup mereka.

Terkait hal tersebut Co-Founder & CEO Mekari Suwandi Soh berbagi banyak dalam sesi webinar DSLaunchpad ULTRA pekan lalu.

Dalam perjalanan kariernya, ia sempat menjajal banyak bidang seperti quality assurance, consulting productivity, dan business process improvement. Sebelum pada tahun 2014, ia mulai melihat peluang untuk bisnis software dalam membantu meningkatkan kinerja sumber daya manusia atau human resources (HR) pada perusahaan. Mimpi awalnya adalah untuk mendigitalkan semua proses manual dan repetitif dalam lingkup HR. Ia ingin mengembangkan solusi teknologi untuk mengubah cara kerja HR yang dinilai masih sangat konvensional.

Berawal dari proyek akhir pekan, Sleekr solusi HR berbasis cloud yang awalnya hanya digunakan untuk internal perusahaan, resmi diluncurkan untuk publik di tahun 2015. Selama beroperasi beberapa tahun, platform tersebut berhasil mencapai sejumlah milestone hingga akhirnya memutuskan untuk melakukan konsolidasi dengan beberapa startup yang kini dikenal dengan Mekari.

Fokus pada area kompetensi

Ketika pertama kali melihat peluang dalam industri HR, ada banyak sekali masalah yang bisa diangkat, seperti manajemen kinerja, pelatihan karyawan, gaji, dan sebagainya. Pada saat itu, Suwandi yang masih bekerja full-time di perusahaan sebelumnya merasa tidak bisa mencakup semuanya dalam satu waktu. Maka dari itu, ia memutuskan untuk mengangkat masalah yang paling sering ditemukan dan sesuai dengan kompetensi timnya. Dalam hal ini adalah employee database dan time-off.

“Agak berbeda dengan B2B software, kita tidak bisa melakukan bare minimum. Masalah dalam ranah HR ada banyak, maka dari itu, dalam mengembangkan software ini kita cari masalah yang paling bisa kita build, yaitu employee database, dan yang umum ditemui di semua perusahaan adalah time-off. Setelah itu baru expand,” ujar Suwandi

Karena Sleekr saat itu adalah proyek akhir pekan dan masih bootstrapping, Suwandi sendiri mengaku ada banyak hal yang harus dipelajari untuk bisa sampai pada product/market fit. Dengan jaringan investor, ia belajar menyusun pitch deck dan mulai membuat konsep produk. Setelah mencapai traksi yang signifikan dan diterima pasar, baru ia mulai fokus. Dalam validasi pasar, traksi bisa berupa adopsi fitur dan kemauan membayar atau willingness to pay.

Di masa awal pengembangan produk, Suwandi mengaku ingin lebih dulu menyasar pasar global. Hal ini didasari oleh kecenderungan masyarakat Indonesia yang masih belum mau merogoh kocek untuk solusi teknologi. Namun, seiring perjalanan ia menemukan fakta bahwa ini hanya masalah segmen seperti apa yang disasar.

Mengenai target market global, Suwandi turut mengungkapkan,”Hal itu memang menarik, jarang ada produk SaaS asal Indonesia mencapai hasil signifikan di luar. Namun, yang harus diperhatikan adalah kita harus realistis dengan kompetensi engineering di Indonesia. Jika punya keyakinan dan kompetensi tinggi, maka tidak ada yang tidak mungkin,” tambahnya.

Aktif berinteraksi dengan pengguna

Dalam proses menemukan pasar yang tepat, diperlukan komitmen yang juga kuat. Suwandi mengakui, di masa awal produknya rilis untuk publik, ia juga bekerja sebagai customer support. Ia berinteraksi langsung dengan pengguna dan mengamati setiap prosesnya. Dari situ ia mempelajari kebiasaan pengguna dan fitur seperti apa yang memegang peran dan yang tidak signifikan.

“Kita sebagai founder bisa ambil peran sebagai customer support beberapa lama sampai punya tim yang bisa dipercaya, itu merupakan area yang sangat vital.”

Pada beberapa perusahaan, sebelum mengembangkan produk, akan ada tim yang ditugaskan untuk melihat seperti apa kebutuhan pengguna. Mereka akan menemui sejumlah pengguna dan berdiskusi. Itu merupakan proses validasi yang pertama. Setelah produk dikembangkan, ada banyak alat bantu untuk mendapatkan data. Dari situ akan dilihat isunya seperti apa dan estimasi waktu untuk bisa menemukan product/market fit.

Pentingnya relasi yang baik dengan pengguna kembali dicetuskan Suwandi ketika menjawab salah satu pertanyaan terkait pergerakan inovasi di dunia startup yang serba dinamis, ia mengatakan bahwa sulit untuk bisa menjaga inovasi untuk tidak ditiru oleh pemain lain. Namun satu hal yang penting adalah seberapa besar pemahaman kita terhadap pengguna. “Fitur bisa ditiru tapi pemahaman pengguna susah ditiru.” sebutnya.

Kembali pada visi dan misi

Di tahun 2019, Sleekr meresmikan konsolidasi dengan tiga startup, yaitu Talenta, Jurnal, dan Klikpajak. Ketika itu timnya menyadari bahwa software HR belum menjadi prioritas pada banyak bisnis. Ada kebutuhan lebih mendesak seperti accounting atau pembukuan. Mereka mulai mempertimbangkan bundle yang sesuai dan mencari produk yang juga relevan. Pada saat itu visi mereka bukan lagi fokus ke HR tapi lebih ke business operating system.

Tidaklah mudah untuk menyatukan lebih dari dua perusahaan dengan visi dan misi masing-masing, namun keempat perusahaan ini berhasil menyesuaikan berbagai aspek hingga tercipta satu kesepakatan dengan merek baru yaitu Mekari. Mekari sendiri diambil dari satu kata kerja, mekar. “Kita ingin punya peran aktif membuat UKM di Indonesia empowering the progress of business and its people,” tambahnya.

Dalam proses awal melakukan merger ini, terjadi perubahan dari kompetisi jadi konsolidasi. Untuk menghindari terjadinya hal yang tidak diinginkan, perusahaan melakukan meeting internal untuk membahas visi dan misi. Dalam pertemuan itu, dibahas juga ekspektasi serta komitmen masing-masing. Jadi, ke depannya sudah bisa diproyeksikan seperti apa. Begitu juga dengan yang lain, semua harus disepakati di awal. Suwandi menegaskan meskipun bukan pembicaraan yang nyaman, tapi penting untuk dilakukan sejak awal.

Terkait masa depan Mekari, Suwandi mengungkapkan, “Visi kita adalah menjadi bisnis platform yang bisa memberdayakan bisnis-bisnis di Indonesia. Yang ingin kita capai adalah agar Mekari bisa ada di semua bisnis di Indonesia. Definisi kesuksesan kita adalah ketika pengguna bisa meningkatkan produktivitas operasional bisnis menggunakan software kita.”

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Sleekr Officially Forms Consolidation with Three Startups, “Rebranding” to Mekari

Sleekr, an SaaS startup for cloud-based HR solution, has announced a new name, Mekari, as the consolidation result (M&A) with Talenta, Jurnal, and Klikpajak. The business is expected to grow four times up along the increase of SME’s business productivity as consumers.

Suwandi Soh, Mekari’s CEO, previously was Sleekr’s CEO, said the consolidation process has started for a year gradually and supported by the investors. However, he’s yet to reveal further detail regarding investment value of the M&A series.

In Mekari’s board of directors, Jurnal’s CEO, Daniel Witono is appointed as CPO, and Anthony Kosasih, Jurnal’s COO has now become Mekari’s. Total employees after M&A has reached 360.

Quoted from Ministry of Communication and Informatics (Kemenkominfo), the SMEs that using digital technology is currently at 6.5 million from 59.2 million throughout Indonesia.

“Mekari, through this consolidation, trying to offer complete and solid soolution for SMEs. After this, we’re going to build up the low digital awareness, which is only 9%-10% (Deloitte Study) SMEs using digital access,” he mentioned, Wed (4/10).

Future Business Plan

In the first stage, Mekari is to focus on all startup services integration as one platform, in order to create more seamless customer’s experience. Everything will be executed gradually and to be finalized this year.

Furthermore, Mekari’s platform will be designed as platform-as-a-service (PaaS) integrated with the other tech startups which is capable to provide additional value to consumers.

Talenta, focused on HRIS software which facilitate business through payroll automation or Resource management. Sleekr, an intuitive modern solution of employee management for developing companies.

Meanwhile, Jurnal is a business software to make financial management and business record easier. Last, Klikpajak, the tax management app for private and business. Klikpajak was founded in the beginning of this year and supported by Indonesia’s Tax Directorate General as registered software.

“Each product has its own advantage with more innovation to develop. There are many products we intend to develop and to be released within this year. There might be one or two to be announced in Mekari Conference.”

The result is to extend consumer’s target of various business scale. Without any detailed number, Soh explained that Mekari has hundred thousands of users from thousands of companies.

Mekari’s subscription fee has varied, depends on what kind of services, starts from Rp20 thousand per person for Sleekr, up to Rp200 thousand for Jurnal’s accounting service.

Sleekr operates under MidPlaza Holdings. Last year, the company has received investment from Money Forward with undisclosed value. In 2016, Sleekr has made acquisition over SaaS startup, Kiper.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Sleekr Resmi Konsolidasi dengan Tiga Startup, “Rebranding” Jadi Mekari

Sleekr, startup SaaS untuk solusi HR berbasis cloud, mengumumkan nama baru Mekari yang merupakan hasil konsolidasi (berbentuk M&A) dengan startup SaaS Talenta, Jurnal, dan Klikpajak. Diharapkan bisnis tumbuh empat kali lipat dari konsolidasi tersebut, seiring dengan meningkatnya produktivitas bisnis UKM sebagai konsumen.

CEO Mekari Suwandi Soh, sebelumnya CEO Sleekr, mengatakan, proses konsolidasi ini sudah dimulai sejak setahun lalu secara bertahap dan mendapat dukungan dari para investornya. Namun dia enggan membeberkan lebih lanjut terkait nilai investasi dari rangkaian M&A tersebut.

Di jajaran direksi Mekari, CEO Jurnal Daniel Witono kini menjabat sebagai CPO Mekari, sedangkan COO Jurnal Anthony Kosasih kini sebagai COO Mekari. Total karyawan setelah penggabungan mencapai 360 orang.

Mengutip data Kemenkominfo, saat ini UMKM yang benar-benar memanfaatkan teknologi digital baru menyentuh angka 6,5 juta usaha dari total 59,2 juta UMKM di seluruh Indonesia.

“Mekari, melalui penggabungan ini, hadir untuk memberikan solusi yang lengkap dan solid bagi UKM. Setelah konsolidasi, kami ingin bangun awareness untuk digital masih sangat rendah, hanya 9%-10% UKM (studi Deloitte) yang sudah pakai akses digital,” terang Suwandi, Rabu (10/4).

Rencana berikutnya

Pada tahap awal, Mekari akan fokus pada integrasi layanan semua startup menjadi satu platform, sehingga pengalaman konsumen akan jauh lebih seamless. Semuanya akan dilakukan secara bertahap dan diharapkan selesai pada tahun ini.

Selanjutnya, platform Mekari akan didesain sebagai platform-as-a-service (PaaS) terintegrasi dengan startup teknologi lainnya yang dinilai dapat memberikan nilai tambah untuk konsumen.

Talenta, fokus pada software HRIS uang memudahkan bisnis melalui otomasi payroll maupun manajemen SDM. Sleekr, solusi modern pengelolaan karyawan yang intuitif untuk perusahaan berkembang.

Sementara, Jurnal adalah software bisnis yang memudahkan pengelolaan finansial dan pembukuan bisnis. Terakhir, Klikpajak, aplikasi pengelolaan pajak untuk pribadi dan bisnis. Klikpajak ini baru berdiri pada awal tahun dan telah mendapat dukungan dari Direktorat Jenderal Pajak Indonesia sebagai software dengan izin resmi.

“Tiap produk punya kelebihan masing-masing dan banyak inovasi yang bisa kita terus kembangkan dari situ. Ada banyak produk yang sudah kami rencanakan akan rilis dalam setahun ini. Mungkin satu atau dua di antaranya akan diumumkan saat Mekari Conference.”

Hasil dari konsolidasi ini menambah cakupan target konsumen dari berbagai skala usaha. Tanpa menyebut angka detail, Suwandi mengatakan, Mekari memiliki ratusan ribu pengguna yang datang dari puluhan ribu perusahaan.

Biaya berlangganan di Mekari cukup beragam, tergantung pada layanan apa yang konsumen butuhkan, mulai dari Rp20 ribu per kepala untuk layanan Sleekr, sampai Rp200 ribu untuk layanan accounting dari Jurnal.

Sleekr berdiri di bawah naungan MidPlaza Holdings. Tahun lalu perusahaan menerima investasi dari Money Forward dengan nilai yang tidak disebutkan. Pada 2016, Sleekr mengakuisisi startup SaaS Kiper.

Mekari Conference Fokus Bantu UKM Memulai Tranformasi Digital

Di berbagai skala, mulai dari UKM hingga korporasi, bisnis dihadapkan dengan persaingan yang sengit. Untuk bisa terus bertahan, salah satu hal yang banyak direkomendasikan pakar ialah melibatkan teknologi ke dalam proses bisnis. Salah satu tujuannya agar dapat menjangkau dan terhubung dengan pangsa pasar yang lebih luas.

Guna membantu bisnis dalam mengoptimalkan teknologi, pengembang layanan SaaS bisnis Sleekr, Jurnal dan KlikPajak akan mengadakan acara bertajuk “Mekari Conference”. Acara tersebut akan menjadi konferensi bisnis dan teknologi yang dihadirkan untuk menginspirasi bisnis dalam melakukan transformasi digital.

Mengangkat tema besar “Powering Indonesian SMEs with Technology”, Mekari Conference akan mengundang founder, CEO, dan pakar di bidang human resources dari beberapa perusahaan ternama untuk berbagi. Beberapa perusahaan yang dijadwalkan mengisi sesi adalah Blue Bird, Tiket.com, Bukalapak, LinkedIn Indonesia, Bridestory, Hijup dan masih banyak lagi. Beberapa perwakilan dari kalangan pemerintah, seperti Dirjen Pajak, juga turut diundang.

“Di sinilah (Mekari Conference) kami bisa menunjukkan dukungan untuk kemajuan dan perkembangan bisnis lewat pemanfaatan teknologi. Dengan teknologi para pengusaha atau pemimpin perusahaan dapat bekerja lebih efektif dan efisien, serta fokus dengan kemajuan bisnisnya,” sambut CEO Sleekr Suwandi Soh.

Acara ini ditargetkan dapat menghadirkan 2000 peserta, dari kalangan pengusahaan dan eksekutif di Indonesia. Adapun acara akan diselenggarakan pada tanggal 25 April 2019 bertempat di Main Hall The Kasablanka Jakarta.

Di samping mendapatkan pengetahuan dan tips untuk pengembangan bisnis, harapannya acara ini juga dapat memberikan pada kesempatan setiap peserta untuk membangun jejaring dan mitra bisnis. Saat ini pendaftaran peserta untuk Mekari Conference masih dibuka.

Informasi lebih lanjut dan pendaftara, kunjungi situs resminya melalui tautan https://mekariconference.com.

Mekari Conference 2019

Disclosure: DailySocial merupakan media partner Mekar Conference

Mendalami Kunci Eskalasi Bisnis untuk Startup B2B

Merintis startup itu bukan hal mudah, entah itu segmennya menyasar langsung ke konsumen, korporasi, atau pemerintah. Berangkat dari ide, membuat prototipe sampai akhirnya sampai product market fit, berinovasi terus menerus, semuanya butuh strategi sebagai kuncinya.

Dalam edisi #SelasaStartup di minggu keempat Maret 2019, dihadirkan CEO Sleekr Suwandi Soh. Sleekr adalah platform SaaS yang menawarkan solusi HR dan akuntansi berbasis cloud. Suwandi dengan pengalamannya merintis Sleekr dari awal, banyak menceritakan bagaimana Sleekr mengeskalasi bisnis, perencanaan, sampai tantangannya.

(1) Pahami siklus hidup adopsi startup

Suwandi menjelaskan startup itu adalah tahap sementara, founder masih mencari format bisnis yang tepat sebelum nantinya menjadi perusahaan besar. Oleh karenanya, tahapan startup itu terbagi jadi tiga jenis, yakni startup tahap awal. Pada tahap awal ini, startup didesain untuk mencari product market fit.

Di tahap berikutnya, startup tahap akhir didesain untuk mencari model bisnis yang bisa diulang-ulang dan bisa eskalasi. Terakhir di tahap menuju perusahaan besar yang dirancang untuk mengeksekusi di bawah kondisi kepastian tinggi.

“Ketika sudah menuju perusahaan besar, artinya ketika mau eksekusi sudah ada kepastian tinggi. Beda dengan startup tahap awal yang ketidakpastiannya itu sudah tinggi, belum tentu besok masih beroperasi. Ketika sudah sampai di tahap akhir, biasanya sudah punya kepastian bisnis, jadi enggak mungkin langsung tutup,” kata Suwandi.

(2) Mencari konsumen yang tepat

Konsep ini sebenarnya tidak hanya berlaku untuk startup b2b saja, tapi juga untuk segmen lainnya. Pada dasarnya jenis konsumen itu ada lima jenis. Pertama adalah innovators, mereka adalah golongan yang suka dengan hal baru dan berani ambil risiko. Hanya saja secara persentase golongan ini kecil sekali sebesar 2,5%.

Kedua, early adopters ini golongan orang yang mau memakai suatu produk karena dianggap keren, aman, dan efisien. Mereka ini bukan pasar yang tepat karena cepat datang dan cepat pergi sehingga tidak menjamin akan terus memakai produk tertentu. Porsinya sebesar 13,5%.

Tahap berikutnya yang cukup krusial adalah jurang antara early adopters dan early majority. Jurang ini harus bisa dilalui startup agar tetap hidup. Ketika sudah berhasil, maka akan mendapat konsumen di tahap early majority dengan persentase konsumennya 34%. Konsumen pada tahap ini adalah mereka yang rela membayar produk karena sudah percaya dengan reputasi perusahaan.

Keempat adalah late majority, konsumen ini adalah perusahaan konvensional yang umumnya sudah termasuk konsumen setiap dari produk tertentu sehingga susah berpaling. Persentasenya mencapai 34%. Tahap terakhir adalah laggards dengan persentase 16%.

“Kalau early majority itu mereka sudah benar-benar pelajari dan sudah pakai. Sementara late majority itu adalah konsumen setia produk A, akan pakai produk lain kalau kompetitor sudah pakai duluan.”

(3) Hindari premature scaling

Dia melanjutkan penyebab utama startup itu gulung tikar adalah premature scaling. Ini adalah kondisi di mana scaling tim, strategi akuisisi pelanggan, yang berlebihan membangun produk tanpa terlebih dahulu untuk menyesuaikan dengan pasar.

Scaling itu tidak bisa dipastikan kalau hanya punya produk bagus dan tim engineer yang bagus saja. Ada banyak aspek penentunya. Ketika terlalu banyak rekrut orang, maka banyak masalah akan timbul. Untuk itu founder harus pelajari betul-betul soal industri yang dia geluti karena faktor premature scaling ini di tiap industri berbeda-beda.

Dalam bisnis selain mengacu pada pertumbuhan persentasenya, juga perlu buat pengukuran revenue dan churn. Pastikan tim engineer dan produk memiliki objektif yang sama. Untuk itu pada tahap awal pastikan visi misi perusahaan apa dari situ buat produk yang bisa dieskalasi manfaatnya.

“Sleekr percaya dari hipotesa kita, kalau mau memberdayakan bisnis dan profesional tetap tumbuh itu butuh bermitra dengan pihak ketiga. Kita tidak bisa kerjakan semuanya sendiri karena misinya Sleekr itu sebagai platform,” pungkas Suwandi.

Sleekr to Enter Fintech Service

Sleekr, a cloud-based HR and Accounting SaaS platform, plans for expansion to new areas and explore fintech-related products. It is to be ready by next year, in order to realize the triple growth development.

Suwandi Soh, Sleekr’s CEO, said the fintech-based product launching invites fintech partners. Later, users can get loans or invest their paycheck in mutual funds through corporate partnerships with fintech companies.

“Next, we want to partner with the current fintech company to make additional value for our customers,” he said on Thu (11/8).

The product is currently in development. Previously, through Talenta, a startup acquired by Sleekr this year, users can get loans from the fintech company.

Another thing to be involved in insurance for employees. HR admin can get insurance in groups for efficiency and the card is available in digital.

Suwandi Soh said all of this product developments will be added to Sleekr‘s two main products, HR and Accounting platforms. However, they target SMEs for users.

“The opportunity for collaboration is great. Indeed, this is just a first step in Indonesia, therefore, we offer basic products, such as HR and Accounting. It still requires awareness.”

In an effort to increase public awareness to Sleekr, Soh is all set to build new office in Medan and Surabaya next year. It is expected to increase digital product adoption rate for corporate partners.

Sleekr basic services, such as HR service, can be implemented with Rp20 thousand per person. There’s no additional fee for the company, such as the server.

“Our biggest partner has four thousand employees. It’s cheaper for them to buy this than to build a system because we basically designed this to support SMEs.”


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Sleekr Siap Rambah Layanan Fintech

Sleekr, platform SaaS HR dan Akuntansi berbasis cloud, merencanakan ekspansi wilayah baru dan rambah produk yang berhubungan dengan fintech. Seluruh rencana ini siap dilakukan pada tahun depan, demi merealisasikan pertumbuhan sebesar tiga kali lipat.

CEO Sleekr Suwandi Soh menuturkan, peluncuran produk berbasis fintech ini mengajak mitra fintech. Nantinya pengguna bisa melakukan pinjaman atau menginvestasikan potongan gaji mereka di instrumen reksa dana lewat kemitraan perusahaan dengan perusahaan fintech.

“Ke depannya kami ingin bekerja sama dengan perusahaan fintech yang ada untuk memberi nilai tambah ke pengguna kami,” ucap Suwandi, Kamis (8/11).

Menurutnya, saat ini produk tersebut masih dalam tahap pengembangan. Sebelumnya melalui Talenta, startup yang diakusisi Sleekr tahun ini, pengguna bisa melakukan pinjaman ke perusahaan fintech.

Kemampuan lainnya yang diharapkan hadir adalah pembelian asuransi untuk karyawan. Admin HR dapat membeli asuransi secara kumpulan, sehingga akan lebih efisien dan kartu dapat berbentuk digital.

Seluruh pengembangan produk ini, menurut Suwandi, akan ditambahkan ke dalam dua produk utama Sleekr yakni platform HR dan Accounting. Namun sasaran pengguna yang ingin dibidik adalah kalangan UKM.

“Peluang kolaborasi ini besar. Memang di Indonesia ini masih tahap awal jadi kita tawarkan produk standarnya terlebih dahulu seperti HR dan Accounting. Sebab ini masih butuh awareness.”

Guna meningkatkan awareness masyarakat terhadap layanan Sleekr, Suwandi siap membuka kantor baru di Medan dan Surabaya pada tahun depan. Keberadaan kantor tersebut diharapkan dapat membuat tingkat adopsi produk digital untuk mitra perusahaan meningkat.

Disebutkan untuk mengadopsi layanan standar Sleekr, misalnya layanan HR, perusahaan hanya membutuhkan biaya sebesar Rp20 ribu per kepala setiap bulannya. Tidak ada biaya tambahan yang harus dibayarkan perusahaan, semisal server.

“Mitra perusahaan kami yang terbesar punya karyawan empat ribu orang. Bagi mereka lebih murah beli ini daripada bangun sistem sebab pada dasarnya kami desain ini untuk dukung UKM.”

Application Information Will Show Up Here

SaaS Platform Sleekr Reportedly to Acquire Jurnal

SaaS platform for financial and human resources, Sleekr, is said to acquire an accounting SaaS platform, Jurnal, according to two people in the industry. Jurnal is currently still an independent company. Sleekr has no comment of this information.

Sleekr, an SaaS platform under MidPlaza Holdings, has aggressively made some moves to support its business. After acquiring an Accounting SaaS, Kiper, in 2016, Sleekr made an acquisition over HR SaaS, Talenta, in May 2018.

In 2018, Jurnal currently has more than 80,000 users and Anthony Kosasih, Jurnal’s COO, said in an occasion that Jurnal will accelerate expansion to all first-tier cities in Indonesia. Jurnal was founded by Daniel Witono and Anthony Kosasih in 2015.

In 2015, according to Odin report, the cloud market for Indonesian SME has reached $1.2 billion with the biggest investment will be focusing on IaaS (Infrastructure-as-a-Service).


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Platform SaaS Sleekr Dikabarkan Akuisisi Jurnal

Platform SaaS di bidang Keuangan dan Sumber Daya Manusia Sleekr disebut telah mengakuisisi platform SaaS Akuntansi Jurnal, menurut dua orang yang mengerti proses ini. Jurnal disebut saat ini akan tetap menjadi perusahaan independen. Pihak Sleekr menolak berkomentar terhadap informasi ini.

Sleekr, sebuah platform SaaS yang kini berada di bawah naungan MidPlaza Holdings, cukup agresif selama dua tahun terakhir dalam memperkuat lini bisnisnya. Setelah mengakuisisi platform SaaS Akuntansi Kiper di tahun 2016, di bulan Mei 2018 Sleekr mengakuisisi platform SaaS SDM Talenta.

Jurnal kini memiliki lebih dari 80 ribu pengguna dan di tahun 2018 ini COO Jurnal Anthony Kosasih dalam suatu kesempatan menyampaikan bahwa Jurnal akan menguatkan proses ekspansi ke seluruh kota besar di Indonesia. Jurnal didirikan oleh Daniel Witono dan Anthony Kosasih di tahun 2015.

Di tahun 2015, menurut laporan Odin, pasar cloud untuk UKM Indonesia mencapai $1,2 miliar dengan potensi terbesar disumbangkan oleh IaaS (Infrastructure-as-a-Service).

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Sleekr Officially Acquires Talenta

Sleekr, HR and Accounting SaaS services announces an acquisition of similar service, Talenta. All of Talenta’s employees will be joined Sleekr, while Joshua Kevin, as its Founder and CEO, will lead Sleekr’s Marketing and New Business team. The detail is undisclosed, with Talenta is now fully under PT. Mid Solusi Nusantara.

Kevin said to DailySocial, even though Talenta and Sleekr are competitors, they have the same vision and more similarities than differences. Therefore, Kevin and Sleekr‘s CEO Suwandi Soh have decided to pursue the dream together.

Talenta and Sleekr’s HR product is focused on companies with 20-5000 employees. Their combined customers in total are 100 thousand active users. This strategic step won’t make any difference in term of services.

Kevin said, “I, personally, believe that SaaS [Segment] is a long game [takes time], not just a second, and [to depend on] VC’s might not be the best route [to chase the vision] when the B2C is still on top. I believe Sleekr and its investors have 10-20 year vision and Talenta can be part of it.

In Kevin’s opinion, Talenta needs an experienced CEO or C-level. “Soh and his team have years of experience, which I am lack of.”

Kevin and Soh have made clear that all Talenta’s employees will be Sleekr’s. Suwandi Soh said, “HR software, of Indonesia’s payroll in particular, is very hard to get through, in terms of product or implementation. We are glad to welcome the 90 members of Talenta as part of our team. Their experience, skills, and the know-how will make a big boost [in business development].”

Sleekr has 80 team members for Product and Engineering distributed around Jakarta, Bandung, and Bangalore. According to Odin, Indonesia’s cloud market for SME this year will reach Rp33 trillion (or $2,7 billion).

Kevin ensures the merger will accelerate the development focus of HR platform and workplace in the future. Soh added, “The innovation we’ve explored includes predictive analytics for HR, compliance assurance, HR bot, and AI, also to increase HR admin’s mobility.”


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian