Arsitektur Snapdragon 8150 Bakal Mirip Kirin 980?

ARM merupakan salah satu pembuat arsitektur prosesor yang sampai saat ini masih digunakan pada perangkat mobile. Dengan Arsitektur yang berbeda dengan x86 yang dipakai oleh AMD dan Intel, ARM pun merajai dunia perangkat mobile karena arsitekturnya menjadi dasar dan dipakai oleh smartphone seperti iPhone dan sebagian besar perangkat Android.

Salah satu yang menggunakan arsitektur ARM tentu saja Qualcomm. Setiap prosesor Kryo dan Krait yang digunakan oleh Qualcomm menggunakan basis arsitektur ARM Cortex. Selain itu, ARM juga memiliki arsitektur dengan nama big.LITTLE di mana sebuah SoC dapat menggunakan dua prosesor berbeda.

qualcomm-snapdragon-845

ARM pun memperbarui arsitektur big.LITTLE dengan ARM DynamIQ. Arsitektur yang satu ini membuat sebuah SoC mampu menggunakan tiga prosesor berbeda, sehingga sebuah perangkat bisa diatur dengan lebih baik lagi oleh para produsennya.

Baru-baru ini, HiSilicon membuat SoC Kirin 980 dengan menggunakan tiga prosesor berbeda. Kirin 980 yang menggunakan proses pabrikasi 7nm ini menggunakan 2 inti prosesor Cortex A76 2,6 GHz, 2 inti prosesor Cortex A76 1,9 GHz, dan 4 inti prosesor Cortex A53 1,8 GHz.

Ternyata, Snapdragon 8150 juga menggunakan arsitektur yang sama. SoC yang nantinya bernama Snapdragon 855 ini juga bakal menggunakan arsitektur DinamIQ dengan setting 2+2+4. Kabar ini disebutkan oleh Roland Quandt, seorang yang sering memberikan tips dan bocoran mengenai dunia teknologi, khususnya smartphone.

Snapdragon 8150 pun juga telah muncul namanya pada file sistem di Android Pie serta file sertifikasi Bluetooth. Roland juga mengatakan bahwa Snapdragon 8150 juga bakal diperkenalkan pada sebuah konferensi pers di Hawai pada bulan Desember nanti. Mari kita tunggu kehadiran SoC terkencang dari Snapdragon tersebut.

Sumber: GizChina.

Qualcomm Perkenalkan Snapdragon 675, Ditujukan Untuk Gamer Mainstream!

Tahun ini, Qualcomm kembali membuat para pengguna perangkat Android terkejut. Pasalnya, dua system on chip (SoC) dari mereka, yaitu Snapdragon 636 dan 660 sukses terjual dengan harga terjangkau di pasaran. Perangkat Snapdragon 636 sendiri dapat dibeli dengan kisaran harga harga Rp. 2.2 juta.

Snapdragon 675 2018-108

Mulai dari Snapdragon 636, pengguna dapat bermain game berat seperti PUBG Mobile dengan kinerja yang mumpuni. Begitu pula dengan SoC yang di atasnya, Snapdragon 660 yang mampu diajak bermain lebih lincah lagi.

Tidak sampai satu tahun, ternyata Qualcomm mengeluarkan sudah mengeluarkan Snapdragon 670. Dan belum sampai setengah tahun Qualcomm mengeluarkan Snapdragon 670, saat ini mereka mengumumkan bahwa SoC terbarunya adalah Snapdragon 675.

Snapdragon 675 2018-1037

Pengumuman ini dilontarkan pada saat acara 4G/5G Summit di Hong Kong. Sasaran pengguna dari Snapdragon 675 adalah untuk para gamerChipset ini juga didesain untuk perangkat dengan harga $300-$500.

Snapdragon 675 menggunakan proses pabrikasi 11 nm, berbeda dengan Snapdragon 670 yang menggunakan pabrikasi 10 nm. Qualcomm sendiri memilih pabrik Samsung dalam mengerjakan Snapdragon 675. Walaupun proses pabrikasinya lebih besar, Samsung menggunakan teknologi campuran pabrikasi 14nm dan 11nm.

Snapdragon 675 memiliki spesifikasi sebagai berikut:

Snapdragon 670 Snapdragon 675
Prosesor 2xKryo 360 HP (Cortex A75) 2.0 GHz

6xKryo 360 LP (Cortex A55) 1.7 GHz

2xKryo 460 HP (Cortex A76) 2.0 GHz

6xKryo 460 LP (Cortex A55) 1.8 GHz

Graphics Adreno 615 Adreno 612
DSP Hexagon 685 Hexagon 685
ISP Spectra 250 Spectra 250
Modem Snapdragon X12 LTE Snapdragon X12 LTE
RAM LPDDR4X 1866 MHz LPDDR4X 1866 MHz
Proses Pabrikasi 10 nm 11 nm

Snapdragon 675 2018-106

Secara spesifikasi, Snapdragon 675 memiliki kelebihan pada prosesor high performance yang mengadopsi prosesor ARM Cortex A76 yang memang lebih kencang dibandingkan Cortex A75. Pada sisi cluster low power, Kryo 460 LP yang diadopsi dari Cortex A55 memiliki clock 100 MHz lebih tinggi dari Kryo 360 LP.

Qualcomm juga mengatakan bahwa SoC terbarunya ini dapat mendukung monitor 120 Hz. Hal tersebut nantinya tergantung dari produsen layarnya apakah bisa membawa teknologi mahal ini ke tingkat mainstream atau tidak. Qualcomm juga melaporkan bahwa mereka sedang bekerja sama dengan developer dari Unity dan Unreal agar dapat dijalankan pada chipset seri 600.

Snapdragon 675 2018-107

Fungsi AI sendiri juga sudah ditingkatkan sebesar 50% dari Snapdragon 670. Hal ini disebabkan 675 bisa menggunakan beberapa inti prosesor yang ada, seperti Hexagon DSP, Adreno GPU, dan Kryo CPU.

Semua hal menarik tersebut nantinya bakal bisa dirasakan pada kuartal pertama tahun 2019 yang tinggal beberapa bulan ini. Semoga saja, para produsen smartphone tidak akan melekatkan label kata gaming pada perangkat mereka karena hanya ingin meningkatkan harga jual, tetapi benar-benar menyematkan spesifikasi yang mumpuni dengan label sewajarnya.

Sumber: Qualcomm Press Release dan Anandtech.

 

Membandingkan Kamera ASUS Zenfone Max Pro M1 dengan RAM 4GB vs 6 GB

ASUS beberapa bulan yang lalu mengeluarkan sebuah smartphone dengan nama Zenfone Max Pro M1. Pertama kali, ASUS mengeluarkan versi dengan RAM 3 GB dan penyimpanan internal 32 GB. Perangkat ini pun juga sudah kami review.

ASUS mengeluarkan tiga jenis Max Pro M1 di Indonesia dengan varian 3/32 GB, 4/64 GB, dan 6/64 GB. Ketiganya menggunakan SoC Snapdragon 636 yang saat ini digadang sebagai pengganti Snapdragon 625 karena kinerja berbanding daya yang dibutuhkan kurang lebih sama. Jadi, perbandingan pun langsung tertuju pada kamera yang dibawa ketiga perangkat.

Varian 3/32 dan 4/64 menggunakan kamera utama dengan sensor yang sama, yaitu OmniVision 13855 dengan resolusi 13 MP. Dari pantauan beberapa grup dan forum di internet, sensor ini kerap dipandang rendah karena menciptakan gambar yang kurang tajam serta memiliki noise yang cukup terlihat.

review-asus-zenfone-max-pro-m1-14

ASUS pun sudah mengeluarkan banyak perbaikan untuk kamera yang digunakan pada ASUS Max Pro M1 ini. Walaupun ada perbaikan yang cukup terlihat, namun hasilnya masih kurang maksimal. Para pengguna varian 3/32 GB dan 4/64 GB pun mencari cara lain, seperti menggunakan Google Camera tanpa harus melakukan root.

Setelah beberapa bulan, ASUS pun memutuskan untuk mengeluarkan varian 6/64 GB. Kamera utama yang dimiliki oleh varian ini pun berbeda dengan yang ada pada varian 3/32 GB dan 4/64 GB. ASUS menggunakan kamera dengan sensor OmniVision yang memiliki resolusi 16 MP.

Ternyata, kabar yang beredar mengatakan bahwa kamera yang digunakan pada versi 6/64 GB memiliki perbedaan hasil foto yang cukup signifikan! Hal tersebut bukan karena hanya berbeda 3 megapiksel saja, tetapi noise yang tercipta juga cukup minim. Tingkat ketajaman gambar juga sangat terlihat.

smartphone-untuk-gaming-asus-zenfone-max-pro-m1-7

Lalu bagaimana dengan sisi kinerja? Tentu saja kinerjanya hanya terpaut sangat sedikit. Dengan jenis RAM yang sama, perbedaan akan terasa pada saat pengguna membuka banyak aplikasi. Kinerja saat bermain game seharusnya tidak akan terasa karena SoC yang digunakan sama persis, yaitu Snapdragon 636.

Kami pun melakukan beberapa pengujian dari sisi pengambilan gambar, terutama dari kamera utama. Pada kondisi cahaya yang terang, keduanya terlihat hampir sama. Namun, jika dilihat secara mendetail, tingkat ketajaman yang ada pada Max Pro M1 6 GB lebih detail.

Tingkat ketajaman pada saat tingkat cahaya yang lebih rendah juga ternyata lebih baik dibandingkan dengan versi 3/32 gB dan 4/64. Dan yang pasti, noise yang ada walaupun masih terlihat, tetapi lebih minimal untuk versi 6/64.

Harga resmi dari ASUS Zenfone Max Pro M1 adalah Rp. 3.399.000. Sedangkan 3/32 GB memiliki harga Rp. 2.199.000 dan 4/64 saat ini adalah Rp. 2.599.000. Dengan rentang harga yang cukup jauh, ada baiknya pengguna mempertimbangkan apakah penambahan RAM 2 GB serta kamera yang lebih baik pantas untuk dimiliki atau tidak.

Atau Anda memilih harga yang lebih murah dan melakukan tweaking sendiri untuk menggunakan Google Camera? Akan tetapi, yang perlu dipertimbangkan pula adalah saat sebuah kamera yang secara standar sudah bagus dalam mengambil gambar, hasilnya akan lebih baik lagi pada saat menggunakan Google Camera. Tentunya, semua pilihan itu kembali lagi kepada Anda sebagai pengguna.

[Panduan Pemula] Mengaktifkan EIS pada ASUS Zenfone Max Pro M1

Pertengahan tahun 2018 merupakan saat di mana ASUS meluncurkan smartphone mereka yang mungkin paling fenomenal, Max Pro M1. Smartphone ini menggunakan Snapdragon 636 yang dilabel dengan harga hanya 2,2 juta rupiah saja.

Pada saat yang sama, kinerja smartphone pada harga yang sama kebanyakan belum dapat menyaingi kinerja dari ASUS Max Pro M1. Akan tetapi, ada satu kekurangan dari perangkat ini. Fasilitas kameranya yang belum diaktifkan hingga saat ini, yaitu EIS.

SDCAM Feat

Para petinggi ASUS dulu menjanjikan bahwa EIS atau Electronic Image Stabilizer bakal dinyalakan untuk ASUS Max Pro M1. Akan tetapi, setelah beberapa bulan, fasilitas yang satu ini belum juga secara resmi bisa digunakan.

Sebenarnya, ada cara untuk menggunakan EIS pada ASUS Max Pro M1 ini. Sayangnya, cara yang ada memang tidak secara resmi dikeluarkan oleh ASUS. Akan tetapi, menggunakan kedua cara tersebut tidak akan menghanguskan garansi.

Image Stabilization Off

Cara pertama adalah dengan menggunakan aplikasi Google Camera yang sudah dimodifikasi. Cara untuk membuat Google Camera termodifikasi pun juga sudah kami bahas sebelumnya. Saat ini, hampir semua Google Camera Mod yang memiliki seri 5 sudah mendukung EIS.

Cara kedua adalah dengan menggunakan aplikasi kamera bawaan, Snapdragon Camera. Selama ini, feature EIS pada Snapdragon Camera memang masih dalam tahap beta. Hal tersebut membuat pembuatan video dengan EIS akan tersendat-sendat atau lag.

Red Eye 10x

Jika Anda ingin mencoba, silahkan masuk ke Snapdragon Camera. Pada mode kamera, tekanlah opsi Redeye Reduction sebanyak 10 kali. Hal ini akan membuat Anda masuk ke dalam mode Camera Development.

Setelah itu, ganti mode kamera menjadi mode perekaman video. Anda akan melihat bahwa menu akan memiliki pilihan yang lebih banyak. Salah satunya akan ditemukan pilhan Image Stabilization. Pilihan tersebut merupakan fungsi EIS pada aplikasi Snapdragon Camera.

Image Stabilization On

Sayang memang, hasilnya masih akan membuat video tersendat-sendat. Namun, Anda bisa melakukan coba-coba lebih lanjut dengan pilihan lainnya. Dan memang, kita masih harus menunggu pengembangan lebih lanjut dari Qualcomm agar Snapdragon Camera dapat menggunakan EIS tanpa tersendat.

[Review] Xiaomi Pocophone F1: Smartphone Android Snapdragon 845 Terjangkau

Jika kita mendengar smartphone dengan merek Xiaomi, tentu saja pikiran kita akan tertuju dengan harga yang murah dan spesifikasi yang tinggi. Xiaomi memang sempat ‘berjanji’ hanya akan mengambil untung 5% dari apa yang mereka jual. Namun mereka pun kini telah menjadi perusahaan publik dengan menggelar IPO. Beban berat tentu saja kini bertambah di pundak perusahaan karena publik akan lebih memperhatikan gerak-geriknya.

Xiaomi Pocophone F1

Meski demikian, ‘kebiasaan’ merilis perangkat spesifikasi mumpuni dengan harga ‘murah’ sepertinya belum bisa ditinggalkan oleh Xiaomi. Kali ini ada lagi smartphone yang, jika dilihat dari spesifikasinya yang tinggi, membuat harga perangkatnya menjadi lebih murah. Bahkan jauh lebih murah dari Xiaomi sendiri. Walaupun begitu, perangkat tersebut juga datang dari perusahaan asal Tiongkok tersebut.

Pocophone hadir dalam bentuk sub-brand dari Xiaomi. Alvin Tse selaku Head of Pocophone mengatakan bahwa saat ini Pocophone F1 baru hadir di dunia. Dia pun mengatakan bahwa dalam fase pertumbuhannya, mereka tidak perlu mengambil keuntungan untuk perangkat pertamanya.

Alvin juga mengatakan bahwa Pocophone F1 hadir dengan menghilangkan feature-feature yang mereka anggap tidak perlu seperti NFC, augmented reality, dan lain sebagainya. Hasilnya, mereka mampu menghadirkan smartphone mainstream dengan rasa premium.

Xiaomi Pocophone F1 - Belakang

Rasa premium tersebut hadir dengan spesifikasi seperti berikut ini:

SoC Snapdragon SDM845
CPU 4×2.8 GHz Kryo 385 Gold + 4×1.7 GHz Kryo 385 Silver
GPU Adreno 630
RAM / Internal Storage 6 GB / 64 GB atau 128 GB
Layar 6,18” 2246×1440 IPS
Baterai 4000 mAh
Sistem Operasi Android Oreo 8.1 MIUI Poco Edition
Kamera Depan: 20 MP, Belakang: 12 MP + 5 MP

Dari spesifikasi di atas bisa dilihat bahwa Pocophone F1 menggunakan prosesor terkencang untuk perangkat Android saat ini.

Beberapa hari setelah peluncurannya, muncul sebuah protes dari beberapa pemilik Pocophone di seluruh dunia: tidak mampu menghadirkan streaming HD pada beberapa layanan seperti Netflix, Hooq, dan lain sebagainya. Hal ini nanti akan kita bahas pada bagian desain.

Spesifikasi lengkap menurut CPU-Z dan Sensor Box adalah sebagai berikut:

Unboxing

Di dalam paket penjualan dari Pocophone F1 terdapat perlengkapan seperti berikut ini:

Xiaomi Pocophone F1 - Paket Penjualan

Desain

Jika merasakan dan menggenggam Pocophone F1, build-nya seperti ringkih. Hal ini karena Pocophone menggunakan bahan plastik polikarbonat untuk badannya. Akan tetapi, ternyata smartphone yang satu ini cukup kuat saat ditaruh di kantung belakang celana. Hal ini tidak akan membuatnya melengkung.

Kaca bagian depan dari smartphone ini menggunakan Gorilla Glass 3, membuatnya lebih tahan terhadap goresan dan benturan. Walaupun begitu, penggunaan tempered glass mau pun lapisan tahan gores masih kami sarankan.

Xiaomi Pocophone F1 - Kamera Inframerah

Pada notch dari Pocophone F1, ada satu sensor yang menurut kami cukup menarik untuk diketahui. Pocophone F1 menggunakan sensor infra merah untuk melakukan deteksi wajah. Hal ini tentu akan mempersingkat waktu pengenalan wajah dibandingkan dengan kamera biasa. Sinar infra merah pun akan terlihat pada saat melakukan deteksi wajah.

Untuk penempatan tombol, pada bagian kanan ditemukan tombol volume suara serta tombol power untuk menyalakan layarnya. Pada sisi sebelah kiri dapat ditemukan SIM tray hybrid, sehingga Anda harus memilih apakah menggunakan dua SIM atau satu SIM dengan sebuah kartu microSD.

Pada bagian atas ditemukan sebuah microphone kedua serta port audio 3,5 mm. Dan pada bagian bawahnya dapat ditemukan sebuah speaker, microphone utama, serta port USB-C.

Widevine L1: Bye Bye HD

Sayangnya, Pocophone F1 memiliki masalah pada saat menggunakan layanan streaming seperti Hooq atau Netflix. Perangkat ini tidak akan bisa memainkan video streaming dengan resolusi 1080p. Hal tersebut dikarenakan Pocophone F1 tidak memiliki sertifikasi Widevine L1.

Pocophone F1 memiliki sertifikasi Widevine L3 yang membolehkan pemutaran video dengan resolusi 540p secara streaming. Lalu apakah hal ini bisa dibenahi dengan update OTA? Sayangnya tidak.

Xiaomi Pocophone F1 - DRM

Sertifikasi Widevine L1 membutuhkan sebuah kunci digital pada platform TrustZone dari ARM. Oleh karena itu, masalah tersebut merupakan masalah pemilihan hardware dari Pocophone. Sampai saat ini, masalah yang sama terjadi pada smartphone lain seperti OnePlus 5, 5T, dan ZTE Axon M. Ketiganya pun tidak dapat menyelesaikan masalahnya melalui update software.

Hal ini tentu bukan sebuah masalah jika Anda bukan penikmat video streaming dengan resolusi tinggi. Akan tetapi, mereka yang suka nonton video streaming dengan resolusi tinggi, bahkan 4K, tentu saja harus menimbang apakah masalah ini bisa diterima atau tidak.

MIUI untuk Pocophone F1

Smartphone Pocophone F1 menggunakan antar muka buatan Xiaomi, yaitu MIUI versi 9. Akan tetapi, MIUI yang digunakan sudah dimodifikasi kembali oleh Pocophone sehingga terlihat berbeda dengan MIUI aslinya. Yang paling terlihat adalah MIUI yang digunakan oleh Pocophone memiliki app drawer.

Xiaomi Pocophone F1 - About

MIUI untuk Pocophone juga memiliki tingkat respon yang lebih baik dibandingkan aslinya. Pengguna smartphone non Pocophone pun dapat mencoba menggunakan MIUI modifikasi ini. Untuk sistem operasinya, MIUI 9.6 buatan Poco ini menggunakan Android Oreo 8.0.

Jaringan LTE

Jaringan 4G LTE yang ada di Indonesia memang cukup berbeda dengan yang ada di luar negeri. Akan tetapi, dengan mendukung kanal 1(2100 MHz), 3(1800 MHz), 5(850 MHz), 7(2600 MHz), 8(900 MHz), 20(800 MHz), 38(2600 MHz), 40(2300 MHz), dan 41(2500 MHz).

Pocophone F1 juga telah mendukung LTE-Advanced dengan modem tercanggih dari Qualcomm. Dengan CAT 16, Pocophone dapat melakukan transfer data sampai dengan 1 Gbps. Selain itu, modemnya mendukung 4 Carrier Aggregation.

Kamera

Kamera merupakan salah satu feature yang menurut Pocophone dianggap penting. Oleh karena itu, mereka pun melakukan tweaking pada kamera yang ada. Tidak tanggung-tanggung, Pocophone menggunakan sensor Sony IMX 363 pada kamera utama di bagian belakangnya.

Xiaomi Pocophone F1 - Kamera interface

Sensor Sony IMX 363 memang dapat menangkap gambar dengan baik. Hal ini terbukti pada saat mengambil gambar pada cahaya yang cukup, hasilnya pun sangat baik. Akan tetapi, pada saat cahaya rendah, gambar yang dihasilkan akan terdapat cukup banyak noise. Selain itu, hasilnya pun juga tidak terlalu tajam.

Untuk melakukan selfie, Pocophone F1 memiliki kamera dengan resolusi 20MP. Dalam cahaya yang terang dan tangan yang tidak goyang, kameranya dapat mengambil gambar dengan tajam dan minim noise. Hal yang sama bakal terjadi saat kondisi cahaya menjadi kurang, di mana noise dan efek lukisan cat air muncul.

Pengujian

Pocophone F1 menggunakan SoC terkencang dari Qualcomm, yaitu Snapdragon 845. Kinerja dari Snapdragon 845 sendiri masih yang terkencang di antara semua SoC yang ada untuk perangkat Android hingga saat ini.

Snapdragon menggunakan empat inti Kryo 385 Gold yang merupakan modifikasi dari Cortex A75 dengan kecepatan 2,8 GHz dan empat inti Kryo 385 Silver yang merupakan modifikasi Cortex A55 dengan kecepatan 1,8 GHz. GPU yang tertanam juga masih yang terkencang untuk perangkat Android, yaitu Adreno 630.

LiquidCool

Saat bermain game dengan Pocophone F1, kami tidak merasakan panas yang berlebih. Hal tersebut dikarenakan Pocophone F1 menggunakan teknologi heatpipe yang mereka beri nama LiquidCool.

Prinsipnya adalah Pocophone memasang sebuah pipa di dalam badan smartphone F1. Di dalam pipa tembaga tersebut, terdapat cairan yang saat panas akan berubah menjadi gas dan bergerak ke tempat yang lebih dingin. Saat panas tersalurkan ke bagian yang lebih dingin, gas tersebut akan kembali menjadi cairan dan kembali ke tempat asalnya.

Proses ini akan terus menerus berlanjut setiap kali bagian utamanya menjadi panas. Teknologi yang sama pun juga sudah lama digunakan untuk menjadi pendingin komputer seperti desktop atau pun laptop.

Game

Beberapa game kami coba pada saat menguji smartphone yang satu ini. Namun, PUBG Mobile masih menjadi yang utama kami uji. Dengan menggunakan Snapdragon 845, tentu saja kami tidak menemukan lag. Dan dengan menggunakan teknologi LiquidCool, bermain game menjadi lebih nyaman karena tidak menimbulkan panas yang berarti.

Sintetis

Pengujian kami lakukan dengan menggunakan beberapa benchmark sintetis. Untuk membandingkan, kami hadirkan sebuah smartphone yang memiliki SoC Snapdragon 821 dan 835. Hal tersebut hanya untuk membandingkan seberapa besar kenaikan kinerja antar ketiga SoC.

Pada saat ini, kami tidak bisa mendapatkan skor Antutu 7 yang dijanjikan oleh Pocophone F1. Hal tersebut dikarenakan nilai yang didapatkan oleh Xiaomi merupakan ROM mereka yang bakal diluncurkan dengan menggunakan antar muka MIUI 10.

Uji dengan BatteryXPRT

Kali ini DailySocial melakukan pengujian dengan menggunakan aplikasi BatteryXPRT. Mengapa BatteryXPRT? Karena aplikasi yang satu ini dapat menguji baterai smartphone mirip dengan penggunaan sehari-hari. Kami tidak melakukan pengujian saat smartphone berada dalam kondisi menyala tanpa henti atau yang sering disebut dengan Screen On Time.

Xiaomi Pocophone F1 - BatteryXPRT

BatteryXPRT sendiri mengatakan bahwa smartphone dengan baterai 4000 mAh ini dapat bertahan sampai dengan 31.9 jam. Hal ini tentu membuat Pocophone F1 juga cocok untuk mereka yang ingin memiliki smartphone yang dapat bertahan hingga dua hari. Tentunya saat digunakan untuk memainkan game, smartphone ini akan bertahan sekitar sembilan jam.

Verdict

Xiaomi memang sampai saat ini dikenal sebagai penyedia produk smartphone dengan harga yang murah. Akan tetapi walaupun murah, mereka selalu menjaga kualitasnya. Hal itu pula lah yang mereka lakukan dengan Pocophone F1 yang menggunakan SoC tertinggi saat ini.

Kinerja yang ditawarkan oleh Pocophone F1 memang sangat baik untuk kelasnya. Walaupun banyak yang menghadirkan smartphone dengan SoC Snapdragon 845, namun semuanya dapat terbilang memiliki harga tinggi. Perangkat ini pun cocok untuk digunakan untuk berbagai kegiatan seperti gamingediting, dan lain sebagainya.

Kamera juga merupakan satu poin yang ditonjolkan oleh Pocophone. Bagi Anda yang tidak membutuhkan feature AR, perangkat ini cocok untuk dimiliki. Sayang memang hasilnya akan menurun pada saat cahaya yang kurang terang, namun masih bisa digunakan untuk pencetakan foto.

Dengan harga resmi Rp. 4.499.000 untuk RAM 6 dan penyimpan internal 4 GB (seperti yang kami uji) tentu saja harga tersebut sangat menarik. Bahkan lebih menarik dibandingkan perangkat Xiaomi lainnya seperti kelas Redmi mau pun MiA2 sekali pun.

Akan tetapi, mari kita lihat apakah Pocophone mampu menghadirkan smartphone dengan kinerja tinggi lainnya setelah F1. Hal tersebut mengingat kata-kata dari Alvin Tse, sang Kepala Pocophone Global yang mengatakan bahwa mereka “belum” harus mendapatkan untung pada saat fase pertumbuhannya ini.

Sparks:

  • Snapdragon 845
  • Kencang
  • Harga tergolong murah
  • Sangat responsif
  • Baterai besar
  • Face Unlock dengan infra red
  • Hasil kamera bagus saat cahaya terang

Slacks

  • Bezel masih cukup tebal
  • Sertifikasi Widevine L1
  • Tidak ada NFC

Smartphone Xiaomi Mi A2 dan Mi A2 Lite Hadir di Indonesia Bersama dengan Mi TV

Xiaomi akhirnya memiliki sang penerus dari smartphone Android One mereka yang pertama, Mi A1. Sebelumnya, Xiaomi sudah meluncurkan Mi A2 dan Mi A2 Lite di Spanyol. Dan kali ini, Xiaomi mengumumkan bahwa mereka memboyong dua smartphone Android tersebut ke Indonesia.

Xiaomi MiA2 Launch

Acara peluncuran yang diadakan pada restoran Atico by Javanegara di Menara BTPN pada tanggal 19 September 2018 lalu memaparkan bahwa Xiaomi sudah siap menjual kedua smartphone tersebut. “Indonesia merupakan bagian besar dari kesuksesan Mi A1, dan kami yakin kesuksesan yang sama terjadi untuk Mi A2 dan Mi A2 Lite di Indonesia,” ungkap Steven Shi, Head of Xiaomi South Pacific Region, Xiaomi Indonesia Country Manager.

“Kedua perangkat tersebut menawarkan komposisi luar biasa yang melampaui ekspektasi dengan tetap mempertahankan harga sebenarnya. Generasi penerus Android One dari Xiaomi merupakan jawaban dari kebutuhan akan smartphone fotografi yang powerful.”

Xiaomi MiA2

Xiaomi Mi A2 dibekali dengan dua kamera belakang yang, dijelaskan pihak Xiaomi, belum pernah digunakan di perangkat mana pun. Mi A2 menggunakan kamera utama 12 MP dengan Sony IMX 486 dan kamera kedua dengan resolusi 20 MP bersensor Sony IMX 376. Keduanya menggunakan aperture f/1.75.

Xiaomi Mi A2 Lite memiliki desain layar yang memiliki notch. Dan ini adalah pertama kalinya Xiaomi datang membawa Snapdragon 625 ke kelas entry level. Dan tentunya membuat Mi A2 Lite mirip dengan spesifikasi Mi A1.

Xiaomi MiA2 Lite

Mi A2 hadir dalam varian 4GB+64GB dengan harga Rp3,699,000. Mi A2 Lite akan tersedia dalam varian 3GB+32GB yang ditawarkan pada harga Rp2,499,000 dan varian 4GB+64GB seharga Rp2,999,000 di Indonesia.

Mi Tv 43 Inci

Beberapa hari sebelumnya, Xiaomi menjual Mi TV 32 inci dengan harga yang menawan. Kali ini, Xiaomi kembali menjual Mi TV dengan dimensi layar 43 inci.

Mi TV 43 inci juga merupakan sebuah TV pintar yang menggunakan sistem operasi Android. Untuk resolusi, Xiaomi membawa resolusi 1920 x 1080 pada Mi TV 43 inci.

Xiaomi MiTv 43

Xiaomi menjual Mi TV 43 inci dengan harga Rp. 3.999.000 dan bakal dijual secara online di Lazada.

Mengapa Notch hanya di Mi A2 Lite? Dan tidak ada NFC!

Dalam sesi tanya jawab, kami sempat menanyakan mengapa model notch hanya ada pada Mi A2 Lite. Mi A2 tidak menggunakan layar dengan poni tersebut.

Steven Shi mengatakan bahwa layar dengan notch merupakan pilihan masing-masing orang. Jika ingin memiliki layar notch Xiaomi sudah memiliki Mi A2 Lite. Dan jika menginginkan performa, Xiaomi pun juga mempunyai Mi A2. Jadi konsumen memang harus memilih antara dua pilihan tersebut.

Lalu saat ditanyakan mengenai NFC, Xiaomi mengatakan bahwa mereka telah melakukan survei. Hasilnya adalah mereka belum menemukan tingkat kebutuhan penggunaan NFC yang tinggi. Walaupun begitu, mereka masih akan mempelajari lebih lanjut. Saat NFC dibutuhkan, mereka akan menghadirkannya pada seri berikutnya.

Xiaomi MiTV 43 Remote

Kami pun sempat menanyakan mengapa Xiaomi tidak membeberkan sensor kamera untuk Mi A2 Lite. Padahal, Xiaomi selama ini selalu memamerkan sensor kamera mereka.

Steven mengatakan bahwa mereka selalu memamerkan sensor kamera pada saat perangkat yang mereka jual bukan pada pangsa pasar entry level. Selain itu, sensor yang digunakan memang tidak sebaik yang ada pada perangkat di atasnya. Tentunya, untuk kebutuhan pemasaran, mereka tidak akan memberitahukan sensor yang mungkin tidak diketahui pula oleh publik.

[Review] OPPO Find X: Smartphone Android Flagship Unik dan Kencang

Bisa jadi, sejak beberapa tahun yang lalu, OPPO sudah kesal dengan pertanyaan para awak media. Pasalnya, pertanyaan mengenai kapan sang penerus OPPO Find 7 akan hadir di Indonesia sangat sering ditanyakan. Apakah seri R akan hadir di Indonesia? Atau akan ada flagship lainnya? Dan lain sebagainya.

Secuil informasi pun muncul di mana pihak OPPO memberitahukan bahwa tahun 2018 akan keluar sebuah smartphone flagship untuk memenuhi pasar premium. Akhirnya, informasi itu menjadi sebuah kenyataan di mana OPPO meluncurkan Find X.

OPPO Find X

OPPO Find X pada akhirnya mampu menghadirkan desain sebuah smartphone yang menurut pendapat saya, cukup cantik. Desain yang dimiliki tentu berbeda dengan yang lain. Misalnya saja, layar yang hampir memenuhi bagian depan smartphone ini sampai tidak muat untuk ditempatkan sensor, layar edge layaknya Samsung kelas S, badan belakang yang polos tanpa kamera, dan terakhir adalah kamera yang muncul saat dibutuhkan pada bagian atasnya. Nope, you won’t find this design in other brands!

Selain dari sisi desain, layaknya perangkat flagship, OPPO juga menggunakan spesifikasi tinggi yang ada pada perangkat Android saat ini. Find X memiliki spesifikasi sebagai berikut:

SoC Qualcomm Snapdragon SDM845
CPU 4×2.8 GHz Kryo 385 Gold + 4×1.7 GHz Kryo 385 Silver
GPU Adreno 630
RAM / Internal Storage 8 GB / 256 GB
Layar 6.42 inci 2340x 1080 AMOLED 19.5:9 curved
Baterai 3730 mAh VOOC
Sistem Operasi Android Oreo 8.1 ColorOS 5.1
Kamera Depan: 25 MP, Belakang: 16 MP + 20 MP

OPPO Find X - Belakang

Untuk hasil pemindaian CPU-Z dan Sensor Box adalah sebagai berikut

Pada pengujian kali ini, saya tidak mendapatkan paket penjualannya secara lengkap seperti yang dijual di Indonesia. OPPO hanya meminjamkan unit beserta charger VOOC-nya.

 

Desain

Pertama-tama, mari kita bahas terlebih dahulu mengenai desain modul kamera yang dibawa oleh OPPO Find X. Pada saat Find X digenggam, tidak terlihat adanya kamera pada bagian depan dan belakangnya. Kamera pun bakal muncul pada bagian atas dari smartphone ini saat aplikasi kamera diakses atau saat face unlock diaktifkan.

Bagian atas tersebut muncul karena OPPO menggunakan motor mekanik untuk menggerakkan modul tersebut. Akan tetapi, banyak komentar di internet yang mengatakan bahwa dengan menggunakan motor akan menjadi aus seiring dengan pemakaiannya.

OPPO Find X - CAmera

Mungkin hal tersebut benar, namun kita belum tahu berapa lama motornya akan menjadi aus. OPPO mengatakan bahwa dalam pengujian internal mereka, modul kamera tersebut dapat dinaikkan dan diturunkan hingga 300.000 kali. Hal tersebut berarti selama empat tahun dapat digunakan sekitar 200 kali per hari. Atau jika digunakan 100 kali per hari, maka motornya bakal rusak saat smartphone ini berumur delapan tahun. Sebelum rusak pun, sepertinya pengguna sudah akan mengganti smartphone tersebut.

OPPO Find X menggunakan rangka dan frame aluminium untuk menjaga agar perangkat ini tetap kokoh. Uniknya, OPPO menggunakan Gorilla Glass 5 pada bagian layar maupun bagian belakangnya. Oleh karena itu, berhati-hatilah saat memegangnya karena cukup licin. Gunakan back case bawaan agar lebih kesat.

Bagian layar dari smartphone ini  memenuhi 93.8% dari tampilan depan OPPO Find X. Layarnya sendiri merupakan layar Y-OCTA yang sama yang digunakan pada smartphone Samsung Galaxy S9. Hal ini membuat OPPO merupakan yang pertama menggunakan layar tersebut di luar merek Samsung. Selain itu, OPPO Find X juga tidak memiliki sensor proxymity seperti kebanyakan smartphone, namun menggantinya dengan EarSense dari Qeexo yang bekerja seperti sensor tersebut.

Pada bagian kanan body ditemukan tombol power. Pada bagian kiri terdapat tombol volume. Di bagian bawah ditemukan slot SIM dan port USB-C. Selain itu, speaker dan microphone juga adapada bagian bawahnya. Tidak terdapat modul pemindai sidik jari pada smartphone ini.

ColorOS  5.1

OPPO memodifikasi Android Oreo 8.1 dengan menggunakan antar muka buatan mereka sendiri. Dengan nama ColorOS versi 5.1, yang ternyata tidak terlalu beda dengan versi 5.0 yang digunakan pada OPPO F7, meniadakan bagian app drawer sehingga semua icon dan widget tergabung dalam homescreen.

OPPO Find X - ColorOS

Pada ColorOS juga terdapat beberapa feature yang ditambahkan, seperti gesture dan smart assistant. Pada sisi keamanan, Find X sangat mengandalkan fungsi Face Recognition yang diklaim lebih nyaman dan akurat dibandingkan sidik jari. Untuk bermain game, OPPO juga menyediakan Game Space yang dapat meningkatkan kinerja permainan.

Jaringan 4G LTE

Tidak semua smartphone memiliki pilihan kanal 4G yang sama. Akan tetapi, OPPO Find X sepertinya sudah dikondisikan untuk menerima semua operator di Indonesia. Smartphone ini mendukung hampir semua kanal pita lebar yang ada di dunia, termasuk Indonesia. Find X juga sudah mendukung VoLTE.

Kamera: Sony Depan Belakang

OPPO selalu mengedepankan kamera, baik yang ada pada sisi depan maupun pada sisi belakangnya. Walaupun selama ini memasarkan produknya sebagai selfie expert, produsen asal Tiongkok ini juga tidak melupakan kualitas kamera belakangnya di setiap produk yang diluncurkan.

Pada bagian belakangnya, terdapat dua buah kamera dengan resolusi 16 MP sebagai yang utama dan 20 MP sebagai pemindai jarak. Sensor yang digunakan pada kamera utamanya adalah Sony IMX 519. Tidak heran jika hasilnya bagus pada saat cahaya yang ada cukup terang. Saat cahayanya kurang, hasilnya juga tidak buruk, namun warna tone kulit memang menjadi seperti cat air jika dilihat dengan zoom lebih dari 100%.

OPPO juga membawa teknologi zoom mereka pada smartphone ini, namun hanya sebatas 2x saja. Teknologi ini mampu menangkap gambar lebih dekat secara digital tanpa adanya pengurangan kualitasnya. Berikut adalah contoh hasil dari kamera utamanya

Pada kamera depan, OPPO menggunakan sensor Sony IMX 576 dengan resolusi 25 MP.  Dengan sensor ini, mungkin OPPO Find X merupakan satu-satunya smartphone saat ini yang memiliki kamera depan yang paling baik. Saat mengambil gambar muka dengan kumis dan jenggot misalnya, helai rambut yang ada tergambar dengan sangat baik. Hal ini membuktikan kalau tingkat detail kamera depan dari Find X sangat baik.

Pengujian

OPPO Find X menggunakan SoC terkencang dari Qualcomm, yaitu Snapdragon 845. Kinerja dari Snapdragon 845 sendiri masih yang terkencang di antara semua SoC yang ada untuk perangkat Android. Snapdragon menggunakan empat inti Kryo 385 Gold yang merupakan modifikasi dari Cortex A75 dengan kecepatan 2,8 GHz dan empat inti Kryo 385 Silver yang merupakan modifikasi Cortex A55 dengan kecepatan 1,8 GHz. GPU yang tertanam juga masih yang terkencang untuk perangkat Android, yaitu Adreno 630.

Saat menguji smartphone yang satu ini, satu hal yang kami rasakan. Smartphone ini menjadi cukup panas jika digunakan cukup lama. Hal tersebut kami rasakan pada saat melakukan percobaan bermain PUBG Mobile. Walaupun begitu, panas yang dirasa memang tidak terlalu mengganggu.

Game

Beberapa game kami coba pada saat menguji smartphone yang satu ini. Namun, PUBG Mobile masih menjadi yang utama kami uji. Dan sepertinya tidak satu pun game di platform Android yang tidak dapat berjalan dengan lancar dengan Snapdragon 845. Dan tentu saja, pada OPPO Find X, pilihan HDR dengan Ultra Frame Rate dengan mudah dapat diraih.

Sintetis

Pengujian kami lakukan dengan menggunakan beberapa benchmark sintetis. Untuk membandingkan, kami hadirkan sebuah smartphone yang memiliki SoC Snapdragon 821 dan 835. Hal tersebut hanya untuk membandingkan seberapa besar kenaikan kinerja antar ketiga SoC.

Uji Baterai dengan MP4

Untuk melakukan uji baterai kali ini, kami menggunakan sebuah MP4 yang diputar secara berulang-ulang dari 100% sampai habis. Hal ini tidak akan memakan daya yang cukup besar seperti pengujian baterai pada PCMark, namun lebih menggambarkan penggunaan sehari-hari.

Biasanya kami menggunakan BatteryXPRT, namun aplikasi tersebut memang sulit dijalankan pada smartphone OPPO. Jadi untuk kali ini, MP4 pun kami gunakan. OPPO Find X mampu bertahan dengan memakan baterainya selama 22 jam 15 menit! Hal ini tentu cukup untuk digunakan selama dua hari.

OPPO Find X - VOOC

Dengan menggunakan VOOC, smartphone yang satu ini dapat diisi dengan penuh dari 1% hingga 100% dengan waktu 1 jam 39 menit untuk baterai dengan kapasitas 3730 mAh. Namun, baterai dapat terisi 50%-nya dalam waktu 49 menit saja.

Verdict

Pemilihan sebuah smartphone memang tidak hanya terpaku pada kinerjanya saja, namun juga desain yang dimilikinya. Akan tetapi, sepertinya OPPO tidak tanggung-tanggung dalam mengeluarkan perangkat flagship mereka yang dinamakan Find X. Smartphone ini ternyata selain unik dan cantik dalam desainnya, kinerja yang dimilikinya juga kencang.

Berbicara mengenai desain, OPPO memiliki desain yang tidak dimiliki oleh perangkat lain, yaitu sebagian dari bagian atasnya yang muncul membawa banyak sensor. Bagian tersebut dapat digunakan minimal 300.000 kali, sehingga secara perhitungan kasar, bagian tersebut akan rusak saat penggunanya membeli smartphone baru setelah empat tahun ke atas.

Berbicara mengenai kinerja, siapa lagi yang meragukan Snapdragon 845? SoC yang satu ini mampu menjalankan semua aplikasi dan game yang ada untuk platform Android saat ini. Dengan menggunakan proses pabrikasi 10 nm, kinerja yang tinggi tersebut tidak memakan daya yang terlalu besar.

Kalau berbicara mengenai kamera, hasil dari kedua sensor Sony IMX ini memang sudah lebih dari cukup untuk mengambil gambar dan momen di sekitar kita. Gambarnya minim sekali noise dan tajam pada saat kondisi cahaya cukup. Saat cahaya redup, gambarnya masih bagus, walaupun terjadi peningkatan algoritma penghilang noise yang membuat warna seperti lukisan cat air.

Harga jual dari smartphone yang satu ini memang bukan untuk semua orang, yaitu Rp. 13.499.000. Walaupun begitu, dengan harga tersebut pengguna sudah mendapatkan RAM 8 GB dan penyimpanan internal 256 GB.  Hal tersebut membuat Find X tidak saja cocok untuk orang yang mementingkan fashion, tetapi juga mereka yang sering bekerja dan mengambil gambar tanpa harus memikirkan penuh tidaknya penyimpanan.

Sparks

  • Desain unik, terutama modul kamera
  • RAM 8 GB dengan penyimpanan 256 GB
  • Hasil kamera apik
  • Gorilla Glass 5 depan dan belakang
  • Layar sangat lebar
  • Waktu pengisian baterai yang cepat
  • Kinerja kencang

Slacks

  • Harga cukup tinggi
  • Tidak ada NFC
  • Tidak mendukung Wireless charging

Pocophone F1 Hadir di Indonesia Secara Resmi, Snapdragon 845 dan Harga Terjangkau

Setelah dinanti-nanti, Pocophone akhirnya diluncurkan di Indonesia. Smartphone Android yang digadang memiliki kinerja tinggi ini diboyong oleh Xiaomi ke Jakarta. Acara peluncurannya sendiri dilaksanakan pada Ballroom hotel Pullman Central Park Jakarta pada tanggal 27 Agustus 2018 lalu.

Pocophone F1 - Launch

Pocophone merupakan sebuah sub-brand dari Xiaomi. Dan sejalan dengan kebiasaan dari Xiaomi, Pocophone juga bakal menawarkan smartphone dengan harga yang murah. Akan tetapi, keunikan pada smartphone pertama dari Pocophone sendiri bahkan lebih kencang dari perangkat Xiaomi pada harga yang sama.

Pocophone F1 hadir di Jakarta dengan mengusung system on chip Snapdragon 845. Pocophone F1 juga menggunakan teknologi bernama LiquidCool, yang menggunakan heatpipe sebagai pendinginnya. Hal ini membuat prosesor Kryo dan GPU Adreno tidak akan overheating.

Pocophone F1

Pocophone F1 memiliki spesifikasi sebagai berikut:

SoC Snapdragon SDM845
CPU 4×2.8 GHz Kryo 385 Gold + 4×1.7 GHz Kryo 385 Silver
GPU Adreno 630
RAM / Internal Storage 6 GB / 64 GB atau 128 GB
Layar 6,18” 2246×1440 IPS
Baterai 4000 mAh
Sistem Operasi Android Oreo 8.1 MIUI Poco Edition
Kamera Depan: 20 MP, Belakang: 12 MP + 5 MP

Pocophone F1 - Belakang

Dengan spesifikasi tersebut, Pocophone menghilangkan beberapa feature yang dianggap tidak penting, seperti NFC, Augmented Reality, dan lain sebagainya. Hal tersebut, menurut Alvin Tse selaku Kepala Pocophone Global, dianggap bakal meningkatkan harga dari sebuah perangkat Android.

Selain kecepatan, Pocophone juga berfokus pada kamera. Dengan menggunakan sensor Sony IMX 363 pada bagian belakangnya, Pocophone diklaim bakal memiliki gambar yang baik, seperti Xiaomi Mi8.

Pocophone F1 Harga

Pocophone F1 tersedia dengan polycarbonate case Graphite Black, Steel Blue. Pocophone F1 akan dijual dengan harga Rp4,499,000 dan Rp4,999,000 untuk masing-masing versi 6GB + 64GB dan 6GB + 128GB. Keduanya bakal dijual di Lazada dengan sistem flash sale. Sementara versi Kevlar dibandrol dengan harga Rp5,199,000 dan akan tersedia pada waktu dekat.

Kenapa bisa murah?

Sampai detik ini, smartphone dengan harga Rp. 4.500.000 yang menggunakan Snapdragon 845 hanya dimiliki oleh Pocophone. Sebelumnya, ASUS Zenfone 5Z digadang sebagai smartphone dengan SDM845 termurah. Lalu mengapa bisa murah?

Alvin Tse mengatakan bahwa dengan harga tersebut, mereka tidak menurunkan kualitas dari produk mereka. Bahkan mereka cenderung memiliki semua komponen dengan yang paling baik.

Pocophone F1 - Alvin Tse

Penggunaan rangka dan badan berbahan polikarbonat merupakan satu hal yang membuat smartphone ini bisa berkurang harganya. Alvin juga mengatakan bahwa Pocophone F1 merupakan smartphone pertama yang mereka luncurkan. Hal ini juga menandakan bahwa mereka belum harus menghasilkan keuntungan dalam fase pertumbuhannya.

Pocophone yang juga menjadi sub brand dari Xiaomi juga selama ini bakal terus berada di bawah naungan Xiaomi. Belum ada rencana untuk melepas Pocophone dari Xiaomi seperti yang dilakukan oleh merek-merek lainnya.

Hasil kamera sama dengan Mi8?

Kamera juga menjadi satu hal yang kami ingin coba. Hal tersebut dikarenakan janji Alvin Tse yang mengatakan bahwa sensor yang sama digunakan pada Xiaomi Mi8 menghasilkan gambar yang sangat baik.

Pocophone F1 - MIUI

Sayangnya, janji dari hasil yang sama dengan Xiaomi Mi8 tersebut terbilang kandas saat mencoba di area demo. Kami mendapati bahwa hasil dari Xiaomi Redmi Note 5 bahkan lebih baik dari Pocophone dalam kondisi cahaya yang sama.

Mi8 sendiri memiliki hasil gambar yang lebih baik dari Redmi Note 5. Oleh karena itu, sepertinya janji yang dikatakan oleh Alvin akan terjadi pada saat mengambil gambar pada kondisi cahaya terang di outdoor.

Tentunya, ini pengalaman awal atas perangkat Pocophone, kami tentunya akan menguji lebih detail saat melakukan review atas produk. Beberapa keunggulan yang ditawarkan juga akan kami uji. Jadi, nantikan review-nya di DailySocial.

Infinix Luncurkan Hot S 3X: Diklaim Sexy dengan Notch

Infinix sudah meluncurkan smartphone dengan layar fullview yang dinamakan dengan Infinix Hot S3. Dengan layar tersebut, ternyata diklaim mampu menarik para pengguna dalam jumlah besar. Akan tetapi, karena saat ini tren perangkat dengan poni sedang naik daun, Infinix pun turut mengeluarkan smartphone dengan notch.

Smartphone yang dimaksud adalah Infinix Hot S 3X. Infinix Hot S 3X diluncurkan pada CoWorking Space Kantorkuu pada tanggal 20 Agustus 2018. Smartphone ini memiliki spesifikasi yang kurang lebih sama dengan Infinix Hot S3.

Infinix S3X Launch

“HOT S 3X adalah smartphone pertama kami yang mengusung desain notch, dan mengadopsi AI Technology untuk memaksimalkan fitur pada kamera, sehingga mampu mendeteksi setiap ekspresi pengguna dan menghasilkan gambar terbaik,” kata Marcia Sun, SEA Regional head Infinix Mobility. “Hot S 3X akan menjadi pilihan yang tepat bagi para social media enthusiast yang mengutamakan kualitas terbaik pada setiap konten yang mereka bagikan di media sosialnya masing-masing.”

Infinix Hot S3X 1

Lengkapnya, berikut adalah spesifikasi dari Infinix Hot S3X:

SoC Snapdragon 430
CPU 4 x 1.4 GHz Cortex-A53
GPU Adreno 505
RAM / Internal Storage 3 GB / 32 GB
Layar 6,2” 1440 x 720 IPS
Baterai 4000 mAh
Sistem Operasi Android Oreo 8.1 XOS 3.3
Kamera Depan: 16 MP, Belakang: 13 MP + 2 MP

Infinix Hot S3x

Infinix menurunkan resolusi kamera depan dari 20 MP menjadi 16 MP dikarenakan pada smartphone ini sudah terdapat AI untuk Selfie. Mereka pun mengklaim bahwa hasilnya akan menjadi lebih baik dibandingkan dengan Hot S3.

Ponsel pintar ini dijual dengan harga Rp. 2.099.000 pada flash sale di Lazada. Setelah flash sale, Infinix bakal menjual smartphone ini dengan harga Rp. 2.149.000. Tertarik untuk membeli?

Hot Sex?

Pihak Infinix secara sengaja pada acara peluncurannya menyebut smartphone ini dengan nama (maaf), Hot S3X (Untuk nama perangkat smartphone, lebih lazim dibaca dengan: Hot S 3X). Lalu apakah hal tersebut disengaja?

Infinix Hot sex Kanan

Country Manager Assistant Infinix, Agus Supangat, mengatakan bahwa pemberian nama Hot S 3X memang seperti (maaf) Hot Sex. Hal tersebut disengaja lantaran penggunaan notch pada smartphone ini dianggap sexy. Penyebutan demikian juga menjadi bahan pemasaran bagi Infinix untuk menjual smartphpone yang satu ini.

Infinix Hot S3X Blakang

Saat ditanyakan apakah penggunaan kata X pada Hot S3X merujuk pada nama dari antar muka Infinix yang bernama XOS, Agus pun menepis hal tersebut. Jadi penggunaan S 3X memang untuk menunjukkan bahwa smartphone ini dianggap sexy dan cantik untuk dijual.

Apakah penambahan notch atau poni pada layar bisa membuat konsumen berpaling dan lebih memilih Hot S 3X alih-alih Hot S 3? Mari kita lihat perkembangannya.

Antutu: Xiaomi BlackShark Tercepat di Bulan Juli

Antutu bisa dibilang sudah menjadi sebuah aplikasi benchmark yang sering digunakan oleh para pemakai smartphone Android. Hal tersebut dikarenakan Antutu memang sangat mudah digunakan serta menghitung berbagai aspek dari sebuah perangkat Android. Karenanya, Antutu juga sering digunakan untuk membandingkan satu perangkat dengan perangkat lainnya.

Antutu Benching

Setiap kali melakukan benchmarking, Antutu selalu menyimpan hasil ujinya pada server mereka. Dan saat ini, Antutu sudah mengeluarkan 10 smartphone teratas yang berhasil mendapatkan nilai tertinggi.

Nilai yang ada diambil dari data yang dikirimkan oleh aplikasi Antutu versi 7. Data yang diambil adalah data yang terkirim antara tanggal 1 Juli hingga 31 Juli 2018 yang lalu. Banyaknya data yang diambil adalah 1000 sampel per model yang ada.

Antutu Juli 2018

Pada data yang ada kali ini, smartphone terkencang yang ada pada bulan April berdasarkan nilai rata-rata di Antutu adalah Xiaomi BlackShark, sebuah perangkat gaming yang mendapatkan nilai 288.187. Pada peringkat kedua terpaut cukup tipis adalah OnePlus 6 dengan nilai 284.830. Pada peringkat ketiga jatuh lagi ke tangan Xiaomi dengan Mi 8 yang mendapatkan nilai 271.372.

Hal yang unik yang didapat dari data Antutu adalah sembilan smartphone teratas semua menggunakan system on chip (SoC) Snapdragon 845 dari Qualcomm. Yang terakhir adalah Samsung Galaxy S9+ yang menggunakan Exynos 9810. Dari data ini bisa terlihat bahwa Samsung Galaxy S9+ yang menggunakan Snapdragon 845 lebih kencang dibandingkan dengan yang menggunakan Exynos 9810.

Oleh karena hasil yang ditampilkan adalah nilai rata-rata dari 1000 sampel, membuat semua smartphone yang pernah menembus angka 300.000 belum tentu menjadi yang paling atas. Walaupun begitu, perangkat seperti Xiaomi Mi 8 dan BlackShark masih menduduki tiga besar.

Lalu bagaimana dengan OPPO Find X dan Vivo NEX? Kedua perangkat ini juga memiliki kinerja yang tinggi. Sayangnya, kedua smartphone tersebut belum tersedia secara luas pada saat data Antutu ini dibuat. Kemungkinan, kedua smartphone tersebut bisa ada dalam daftar bulan Agustus nanti.

Sumber dan gambar: Antutu.