Aplikasi “Food Scanner” Tuingle Bantu Hitung Kandungan Kalori Makanan

Aplikasi yang satu ini sepertinya pas untuk Anda yang gemar “berbagi” update terkini foto makanan yang disantap setiap hari di media sosial, namun juga sangat memperhatikan kualitas serta kalori dari makanan yang disantap. Tuingle aplikasi food scanner menawarkan fitur-fitur unik dan menarik untuk Anda para foodies di tanah air.

“Tuingle adalah aplikasi gaya hidup pertama yang secara cerdas dibuat dengan tujuan untuk merubah gaya berpikir masyarakat dalam hal kesehatan,” kata Marketing Director Tuingle Belinda Luis.

Di Indonesia Tuingle berdiri dibawah nama PT Mitra Ravindra Internasional.  Aplikasi yang saat ini sudah bisa diunduh di iOS dan segera tersedia di platform Android ini dilengkapi dengan informasi lengkap kandungan protein makanan yang Anda santap, jumlah lemak, dan karbohidrat.

Semua informasi tersebut dapat terdeteksi secara langsung hanya dengan mengambil foto atau snap yang dilanjutkan dengan proses scanning dan yang terakhir adalah sharing. Tiga mantra mudah yang dikedepankan Tuingle adalah Scan, Snap, dan Share.

Cara kerja aplikasi Tuingle

Cara kerja penggunaan Tuingle terbilang cepat dan mudah. Foto makanan atau minuman melalui aplikasi Tuingle, kemudian secara otomatis Tuingle akan langsung melakukan deteksi (food scanning) dan muncul 5 pilihan makanan yang mirip atau sama persis dengan makanan atau minuman yang Anda foto. Jika jenis makanan atau minuman tidak ada di daftar yang disediakan oleh Tuingle, Anda bisa menentukan pilihan “None of the list?”.

Tampilan selanjutnya yang muncul adalah jumlah kalori yang sesuai dengan jenis makanan yang Anda foto. Setelah Anda memilih, akan muncul tampilan berikutnya yaitu pilihan untuk menambahkan caption, lokasi, tag teman, dan rating dari makanan tersebut. Foto yang telah dibuat akan masuk ke dalam Timeline Tuingle. Anda juga bisa membagikan foto tersebut ke media sosial lainnya, seperti Facebook, Twitter dan Instagram.

Tampilan di aplikasi Tuingle tidak jauh berbeda dengan Instagram, namun dibawah foto tersebut dilengkapi dengan informasi jumlah kalori dari makanan yang Anda santap. Untuk saat ini Tuingle baru menyediakan fitur food scanner, namun ke depannya Tuingle akan menghadirkan inovasi-inovasi baru.

“Moto dari Tuingle adalah untuk tidak pernah berhenti berinovasi dan berevolusi, dan kami dari tim Tuingle ingin mengajak semua orang untuk mengikuti perjalanan selanjutnya bersama Tuingle,” tuntas Belinda.

Lihat 9 Foto Instagram Terpopuler Anda Selama Tahun 2015

Dari sekian banyak foto maupun selfie yang Anda unggah ke Instagram di tahun 2015 ini, mana yang paling populer dan paling banyak mendulang like dari para follower? Pertanyaan semacam ini mungkin cukup sering muncul dalam benak kita, dan sekarang ada jawabannya.

Sebuah startup bernama Lip Inc. meluncurkan situs 2015bestnine.com. Di dalamnya Anda bisa melihat 10 akun Instagram dengan follower terbanyak serta 9 foto masing-masing yang mendulang like paling banyak selama setahun penuh.

Taylor Swift's Best Nine on Instagram

Selama setahun, kesepuluhnya berhasil mengakumulasikan lebih dari 6 miliar like. Jumlah ini jelas terdengar amat fenomenal. Tapi kembali ke pertanyaan semula, ‘prestasi’ kita sendiri bagaimana?

Well, lewat situs yang sama, Anda bisa mencantumkan ID Instagram Anda. Tunggu sebentar, lalu Anda akan disuguhi 9 foto dengan like terbanyak yang sempat Anda unggah di tahun 2015 ini.

Di saat yang sama, Lip Inc. juga menampilkan teaser tentang aplikasi buatannya yang bakal dirilis pada awal Januari mendatang. Aplikasi berjuluk Nine tersebut pada dasarnya merupakan aplikasi jodoh macam Tinder, tapi proses ‘mak comblang’-nya didasari oleh kesembilan foto terpopuler milik masing-masing pengguna.

Gambar header: Instagram via Shutterstock.

Update: Koreksi informasi, sebelumnya dikatakan situs 2015bestnine.com adalah buatan Instagram, padahal seharusnya Lip Inc.

Diganjar Fitur Baru, Kini Timeline di Twitter Bisa Tampilkan Foto Secara Utuh

Dalam beberapa bulan terakhir ini, pihak Twitter rajin menyisipkan sejumlah fitur teranyar pada layanannya. Setelah menghadirkan sejumlah fitur seperti Moments, pesan Direct Message yang lebih panjang, penggantian ikon Favorite menjadi Like dan video yang bisa berjalan secara otomatis, hari ini pihak Twitter baru saja menelurkan fitur baru lainnya. Continue reading Diganjar Fitur Baru, Kini Timeline di Twitter Bisa Tampilkan Foto Secara Utuh

Enam Industri yang Optimasi Engagement Konsumen Melalui Media Sosial Berdasarkan Data Twitter

Twitter kembali memaparkan beberapa data menarik yang diangkat dalam acara Tech Forward Conference 2015 beberapa waktu lalu. Kali ini mereka berbagi data berkaitan dengan consumer engagement (keterlibatan konsumen) melalui layanan customer service yang mengoptimalkan media sosial. Berdasarkan data yang dimiliki Twitter, ada enam industri yang mengoptimalkan media sosial sebagai layanan costumer service di Indonesia untuk meningkatkan keterlibatan konsumen, yakni Finansial, Teknologi, Travel, Telekomunikasi, Otomotif, dan Restoran.

Isu kepercayaan adalah salah satu isu utama bagi sebuah merek ketika mulai memasuki ranah online. Pengaruh paling besarnya datang dari bagaimana merek bersangkutan menjalankan strategi online customer engagement mereka. Bila berjalan dengan baik, keterlibatan konsumen secara online tersebut dapat menjadi strategi ekspansi dan perluasan relasi konsumen merek tersebut.

Salah satu layanan yang sering digunakan oleh merek untuk meningkatkan keterlibatan konsumen mereka adalah melalui layanan customer service. Twitter sendiri melihat sudah ada pertumbuhan lebih dari 2,5 kali lipat sejak tahun 2013 dengan interaksi Tweet melalui layanan customer service.

Menurut pemaparan Country Manager Twitter Indonesia Roy Simangunsong, ada enam industri yang telah mengoptimalkan pelayanan customer service mereka melalui Twitter. Keenam industri tersebut adalah Finansial (36 persen), Teknologi (28 persen), Travel (26 persen), Telekomunikasi (26 persen), Otomotif (21 persen), dan Restoran (16 persen).

20151127_135933

Roy menjelaskan, “Penggunaan Twitter yang sifatnya live, publik, juga bisa dipergunakan sama brand atau perusahaan untuk berbicara dengan konsumen atau sebaliknya [..] [sebagai] bagian dari customer service. […] Peningkatan yang terjadi adalah bahwa orang semakin percaya terhadap brand apabila dia bisa merespon bila terjadi keluhan.”

Diungkap juga oleh Roy bahwa 82 persen dari konsumen yang sudah mengikuti akun Twitter suatu merek, menunjukkan keinginan untuk engage dengan merek bersangkutan. Selain itu, meski yang dipaparkan hanya enam, menurut Roy masih banyak industri lainnya yang menggunakan Twitter untuk meningkatkan user engagement mereka. Contohnya media konvensional seperti televisi dan radio yang hingga kini terus menyerukan untuk mem-follow akun resmi mereka.

Data yang dipaparkan Twitter ini juga memiliki implikasi dengan penelitian menarik yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah oleh Universitas Bakrie. Disebutkan bahwa Online Consumer Engagement memiliki pengaruh sebesar 60,7 persen terhadap kepercayaan konsumen untuk salah satu pemain di industri e-commerce. Sementara 39,3 persen sisanya dipengaruhi faktor lain.

Twitter juga memaparkan beberapa data menarik lainnya yang patut untuk disimak. Diantaranya adalah 81 persen pengguna Twitter di Indonesia mengakses Twitter melalui perangkat mobile mereka dan ada 76 persen pengguna yang menggunakan Twitter per hari. Diinformasikan juga bahwa Jawa adalah kawasan penyumbang pengguna Twitter terbesar di Indonesia dengan perolehan 53 persen.

DSC05258

Terakhir, diungkapkan bahwa tweet yang mengandung konten gambar atau video memiliki kesempatan enam kali lebih besar untuk di-retweet bila dibandingkan sebuah tweet yang hanya mengandung 140 karakter.

Berdasarkan laporan sebelumnya, Twitter menyebutkan bahwa 87% pengguna Indonesia banyak melihat konten video di Twitter.

Twitter Indonesia Rilis Riset Perilaku Pengguna Nasional

IMG_1905

Tak ada yang meragui kredibilitas Twitter sebagai salah satu platform media sosial terbesar di dunia. Di Indonesia sendiri, Jakarta didaulat sebagai Ibukota Twitter secara global berdasarkan besarnya pengguna dan tingginya interaksi di dalamnya. Hari ini (26/11), Country Manager Twitter Indonesia Roy Simangunsong memaparkan hasil riset tentang perilaku pengguna Twitter di Indonesia.

“Twitter menjadi lebih dari sekedar media sosial. Kami turut merayakan momen hidup termasuk musim liburan Natal dan Tahun Baru, karena kami menjadi pemeran penting dalam arsip pemikiran manusia di era digital saat ini,” ucap Roy yang juga mengutip pernyataan dari Fortune Magazine.

Untitled

Serangkaian data yang dirilis diharapkan mampu menjadi insight dan acuan bagi para pebisnis untuk memahami ekspektasi dari audiens mereka di platform masif ini.

Dalam presentasi dari Twitter Mass Affluent Study, yang terlaksana atas kerja sama berbagai lembaga riset, menjabarkan bahwa sekitar 500 responden pengguna Twitter Indonesia merupakan profesional muda. Selain itu, beberapa hal lainnya yang patut diberi catatan adalah:

  • Responden memiliki pengeluaran untuk barang-barang mewah yang lebih tinggi 1,3x daripada pengguna di kelas yang sama yang tidak menggunakan Twitter, peningkatan kualitas finansial hingga 1,2x serta memiliki investasi saham/sekuritas lebih banyak 1,2x untuk 12 bulan mendatang.
  • Produk retail dan otomotif memiliki relevansi kuat terhadap pengguna kelas atas. Dalam 12 bulan terakhir, 81% telah membeli rumah dan interior, 80% membeli pakaian, dan 72% membeli kendaraan bermotor.
  • Perencanaan pengeluaran/pembelanjaan: kepemilikan dan rencana belanja untuk perangkat mobile adalah yang tertinggi, disusul oleh donasi dan peralatan rumah tangga dan perangkat komputer.
  • 79% responden adalah pengguna aktif Twitter, di mana 48%-nya mengakui menggunakan Twitter sebagai sumber informasi terpercaya.

2

“Apabila dimanfaatkan secara strategis, video dapat menjadi medium yang powerful untuk memancing pencarian dan interaksi. Video merupakan tools yang tepat untuk memancing percakapan. Berdasarkan riset Twitter, 87% pengguna Indonesia banyak melihat konten video di Twitter dan 46% dari pengguna berumur 25-34 tahun adalah yang paling aktif mengunggah video. Ini menjadi kesempatan bagi brand untuk mempertimbangkan penggunaan video sebagai peluang jangka panjang untuk berinteraksi dengan konsumen,” kata Roy.

Konten video cukup ditekankan oleh Roy karena kemampuannya yang menjadi sarana kuat untuk berekspresi bagi pengguna, penerbit konten, maupun bisnis. 60% dari keseluruhan pengguna yang mengkonsumsi konten video memilih breaking news sebagai konten video favoritnya. Hasil temuan Twitter ini tak berbeda dengan yang dilaporkan Opera Mediaworks soal tingginya rasio impresi iklan video.

Media Sosial Menjadi Komponen Pembentuk Masyarakat Melek Teknologi Indonesia

Memasuki penghujung tahun 2015, lanskap digital mencatat berbagai pencapaian dalam kaitannya dengan adopsi masyarakat terhadap teknologi digital. Secara global, pertumbuhan adopsi teknologi modern cukup merata, seperti yang terungkap pada hasil publikasi We Are Social tahun ini.

Dari total pertumbuhan populasi hingga 200 juta lebih dari tahun 2014, pengguna Internet, dan media terpantau cukup bertumbuh, namun pengguna mobile tercatat mengalami penurunan hampir setengah dari jumlah di tahun yang sana. Persentase penetrasi untuk tiap layanan juga menurun.

WeAreSocial #1Kendati demikian, statistik di Indonesia menunjukkan keadaan berbeda. Pertumbuhan dan penetrasi, baik untuk penggunaan Internet, media sosial dan konektivitas mobile memiliki tren yang bertumbuh. Terutama penggunaan Internet yang bertumbuh sangat signifikan. Hal ini senada dengan berbagai tren online yang dewasa ini turut bertumbuh di Indonesia.

WeAreSocial #2

Pertumbuhan internet tersebut membawa pada “era transaksi online” alias solusi berbasis e-commerce. Berbagai layanan sudah tercakup ke dalamnya. Mulai dari layanan jual beli, belanja keseharian, transportasi hingga untuk pesan makanan. Adapatasi masyarakat yang tergolong kencang terhadap layanan digital menyiratkan bahwa transformasi digital di Indonesia akan menjadi tren yang terus berkembang di tahun-tahun mendatang.

Media sosial membentuk mayoritas masyarakat melek teknologi

Berbicara tentang dunia digital di Indonesia tak akan meninggalkan perbincangan terkait penetrasi media sosial. Tak terelakkan bahwa jumlah mayoritas masyarakat melek teknologi yang terus bertumbuh salah satunya didorong oleh media sosial.

WeAreSocial #3

Facebook masih merajai pangsa pasar media sosial global. Di Indonesia terpantau kalangan anak-anak hingga muda-mudi yang mendominasi penggunaan layanan tersebut. Namun tetap saja, di setiap tingkatan umur dan persebaran gender masyarakat Indonesia menyumbangkan angka pengguna yang tidak sedikit.

Tren digital masih memicu kreativitas masyarakat

Banyak orang, terutama dari kalangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah memanfaatkan hype internet sebagai batu loncatan suksesi bisnis. Startup teknologi Indonesia terpantau bertumbuh, mengkreasikan berbagai kebutuhan viral di masyarakat.

Kehadiran teknologi, yang memberikan ruang gerak baru bagi masyarakat untuk mandiri, menjadi salah satu indikasi baik bahwa perkembangan ini perlu didukung dan diarahkan secara tepat oleh berbagai pihak.

Data yang ada dari tahun ke tahun masih mengindikasikan pertumbuhan lanskap digital di Indonesia masih akan terus bertumbuh.

Menyambut tahun 2016 masyarakat Indonesia dihadapkan dengan kultur ekonomi-bisnis baru yang berbalut dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Berharap pada kedewasaan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi menjadi salah satu pendorong penguatan ekonomi nasional. Jika memang hal tersebut yang akan dioptimalkan, maka perlu sinergi dari berbagai pihak untuk memastikan bahwa pertumbuhan digital nasional senantiasa pada tatanan yang tepat.

Gnews Resmi Jadi Entitas Tersendiri dan Peroleh Pendanaan Pre-Seri A

Lima bulan setelah pertama kali diberitakan, platform pencarian informasi berbasis media sosial Gnews resmi menjadi entitas tersendiri dan lepas dari GDILab yang menaunginya. Layanan ini juga telah mendapatkan pendanaan Pre-Seri A senilai beberapa ratus ribu dollar.

Kami berbincang eksklusif dengan CEO Gnews Yopie Suryadi tentang pembaruan Gnews ini. Menurutnya keterlambatan pengurusan entitas legal ini karena kesibukan yang dihadapi tim. Ia mengatakan, “Sewaktu wacana untuk spin off, tim engineer berusaha fokus di product development dengan merubah tampilan dari GNEWS dan menambah fitur media analytics, sedangkan tim business fokus di mempersiapkan strategic plan serta investment pitching untuk angel investment.”

Tentang spin off ini sendiri, Yopie berharap memperoleh sejumlah hal strategis untuk kelangsungan Gnews. Ia berujar, “[Saya berharap] Komitmen dan fokus baik dari sisi produk maupun bisnis. Juga bekerja sama dengan VC untuk meraih pendanaan seri berikutnya untuk ekspansi yang lebih agresif. Dari sisi produk akan lebih dimatangkan untuk UX dan UI. Dari sisi bisnis akan merekrut tim business development dan marketing.”

Yopie sendiri mengaku pendanaan kali ini berada di tataran “Pre-Seri A” dengan nilai beberapa ratus ribu dollar. Meskipun tidak menyebutkan nama investornya, ia menyebutkan investornya adalah relasinya sendiri. Gnews sendiri masih berharap memperoleh beberapa angel investor lagi.

Meskipun belum fokus ke unsur monetisasi, Yopie menyebutkan sudah ada beberapa pihak yang berlangganan layanan GnewsLetter dan analisis media yang dikeluarkannya. Mereka berharap dari situ bisa diterapkan langkah perolehan pendapatan karena Gnews mengandalkan konsumen korporasi.

Untuk tahun depan, Yopie memastikan fokus Gnews adalah adopsi dan traksi dari pelanggan dan berharap bisa menguasai setidaknya 80% pasar kehumasan yang menjadi target pasarnya.

Ia mengatakan, “Gnews adalah sebuah social media search platform yang didukung oleh teknologi analytics. Hal ini adalah kekuatan dari sisi B2B Gnews. Fitur seperti GnewsLetter sekarang digunakan oleh Menteri Perhubungan, Menteri BUMN, Menteri Tenaga Kerja, dan para CEO. Kami menargetkan seluruh kementerian dan juga tokoh politik menggunakan service Gnews ini dalam hal media monitoring dan media collecting. Juga para public company yang memerlukan digital clipping.

Lebih lanjut ia menambahkan, “Dalam 18 bulan [ke depan] ini kami hendak ber-partner dengan VC dan melakukan A Series funding untuk menguasai PR market di Southeast Asia.”

Mencari Produk di Pinterest Kini Bisa Menggunakan Gambar

Ada jutaan produk menarik yang bisa kita jumpai di Pinterest. Sayangnya, di tengah-tengah lautan produk tersebut, menemukan yang benar-benar kita cari tidak segampang yang kita bayangkan, apalagi kalau kita tidak tahu apa nama dari produk yang kita cari tersebut.

Beruntung Pinterest baru saja memperkenalkan sebuah tool baru yang mereka namai Visual Search. Sederhananya, tool ini dirancang supaya Anda bisa mencari suatu produk berdasarkan gambar dan tanpa harus mendeskripsikan apa-apa.

Contoh skenarionya begini: Anda melihat ada lampu gantung yang sangat indah di sebuah Pin ruang tamu seseorang. Tertarik, Anda ingin menyimak detail lebih lengkap dari lampu tersebut. Sayang sekali, Anda tidak tahu apa merek beserta namanya.

Di sinilah tool Visual Search datang membantu. Dengan menekan icon kaca pembesar di atas kanan, Anda bisa melakukan seleksi terhadap lampu tersebut. Selanjutnya, Pinterest akan menampilkan Pin dari lampu terkait sekaligus beberapa yang mirip dengannya.

Yang tak kalah menarik adalah bagaimana hasil pencariannya bisa ditampilkan secara real-time. Semisal Anda ganti menyeleksi meja di bawah lampu itu – cukup dengan me-resize dan menggeser posisi kotak – maka hasil pencariannya akan langsung berubah menampilkan meja terkait sekaligus meja lain yang mirip.

Fitur Visual Search ini sekarang sudah bisa dinikmati oleh semua pengguna Pinterest, baik yang biasa mengakses lewat desktop atau lewat perangkat mobile.

Sumber: Pinterest Blog.

Lebih dari 1 Miliar Pengguna Masih Setia Buka Facebook Setiap Harinya

Jumlah pengguna aktif harian Facebook mencapai 1,01 miliar, naik 17% dari tahun lalu/Shutterstock

Pertumbuhan Facebook tampaknya belum menunjukkan tanda-tanda terhenti, paling tidak sampai dengan 30 September 2015 ini dilaporkan pengguna aktif bulanan Facebook naik 14% dari tahun ke tahun menjadi 1,55 miliar. Menganulir estimasi banyak orang yang meyakini sebaliknya.

Angka di atas memang menunjukkan bahwa Facebook masih jauh dari titik jenuh. Namun untuk merefleksikan seberapa sehat jejaring sosial ini adalah dengan mengukur jumlah pengguna hariannya, dimana jumlah DAU (daily active users) Facebook mencapai 1,01 miliar, naik 17% dari tahun lalu. Data ini sekaligus membuktikan anggapan salah sejumlah orang yang mengatakan Facebook tak lagi atraktif, pada kenyataannya sebagian besar pengguna masih setia membuka Facebook setiap harinya.

Sementara itu sebanyak 894 juta pengguna mengakses Facebook dari genggaman atau mobile setiap harinya. Dan dalam skala bulanan, pengguna aktif mobile menyentuh angka 1,39 miliar atau naik sebesar 23% dari tahun ke tahun.

Selain itu Facebook juga mengklaim bahwa video di layanannya rata-rata mendapatkan 8 milliar views setiap hari oleh 500 juta pengguna. Angka ini dua kali lipat lebih banyak ketimbang statistik di bulan April lalu yang hanya 4 miliar views.

Kemudian jangan lupa, Facebook mempunyai keluarga besar yang terdiri dari berbagai layanan, beberapa di antaranya adalah Instagram dan Messenger.

facebook statistik

Zuckerberg dikutip dari Engadget membeberkan statistik foto yang dibagikan ke Instagram mencapai 80 miliar hanya dalam satu hari dan sebanyak 9,5 miliar foto dikirim lewat aplikasi Messenger.

Angka ini tak bisa ditampik adalah sebuah pencapaian yang mengesankan, tapi investor pastinya lebih peduli dengan profit. Dengan jumlah pengguna dan resource yang sedemikian besar, agaknya mustahil bila Facebook hanya menghasilkan recehan, dilaporkan Facebook membukukan pendapatan sebesar $4,5 miliar dan laba $896 juta di kuartal ini.

Sumber berita Facebook dan gambar header Twin Design/Shutterstock.

Aplikasi Qeepo Tawarkan Kemudahan Mendapat Konten Esklusif Dari Para Idola Masyarakat

Penggunaan media sosial saat ini sudah menjadi gaya hidup, mulai dari sekedar berbagi aktivitas, mencari informasi, hingga ingin tahu aktivitas yang dilakukan oleh orang lain. Termasuk orang-orang yang memiliki popularitas tinggi hingga pantas disebut idola. Aplikasi Qeepo, yang hadir beberapa waktu lalu, coba tawarkan kemudahaan untuk mendapat konten esklusif dari para idola tersebut untuk memuaskan rasa ingin tahu penggemarnya.

Pada dasarnya Qeepo adalah aplikasi berbagi konten dari para idola untuk para penggemarnya. Melalui aplikasi Qeepo, penggemar dijanjikan untuk mendapatkan konten esklusif dan personal dari idola yang diikutinya. Saat ini, aplikasi Qeepo sendiri telah tersedia untuk diunduh melalui Google Play dan App Store.

CEO Qeepo Sayeed Muhammad melalui keterangan yang kami terima mengatakan, “Kami memastikan bahwa semua konten hanya ada di Qeepo dan tidak bisa ditemukan di tempat lain, bahkan di sosial media pribadi idola tersebut.”

Berbagai insentif juga dilakukan Qeepo demi memberikan kenyamanan pada pengguna. Misalnya untuk mengurangi distraksi komentar spam, Qeepo tidak memberikan fitur komentar pada post idola. Qeepo juga memberikan fitur Message untuk berinteraksi dengan idola lebih personal.

Qeepo mengklaim bahwa pesan yang dikirim oleh idola melalui fitur Message adalah langsung dari idola yang bersangkutan. Namun untuk mengakses fitur ini, pengguna harus menggunakan Token yang dapat diisi ulang dengan pembayaran melalui Alfamart, Kartu Kredit, Bank Transfer, dan Google Play (pulsa). Bukan hanya pesan saja, beberapa konten yang dibagikan oleh idola pun ada yang harus menggunakan Token terlebih dahulu agar bisa dilihat.

Harga yang ditawarkan untuk membeli paket Token bervariasi. Bahkan berbeda untuk tiap cara pembayaran. Pengguna dapat membeli Token mulai dari Rp. 23.000 (untuk 23 Token melalui kartu kredit) hingga Rp 599.000 (untuk 669 Token melalui Kartu Kredit, Alfamart, dan Bank Transfer).

Qeepo mengklaim sudah ada 20 idola yang bergabung ketika aplikasi Qeepo resmi diperkenalkan. Beberapa di antaranya adalah, Pevita Pearce, Cinta Laura, Raditya Dika, Rio Dewanto, Jessica Mila, dan Wulan Guritno. Menariknya, Pevita Pearce terjun langsung dalam pengembangan startup Qeepo sebagai Chief Marketing Officer.

Revolusi konten adalah visi besar yang ingin digagas oleh Qeepo yang menawarkan interaksi langsung dengan idola serta konten unik tentang idola yang diklaim eksklusif. Satu hal yang menjadi sorotan adalah pemilihan nama yang sangat mirip dengan startup Keepo. Meski keduanya memiliki fokus yang berbeda, bisa saja para pengguna akan merasa kebingungan saat ingin mencari informasi mengenai Qeepo yang sesungguhnya.