Sony A99 II Andalkan Sensor Full-Frame 42,4 Megapixel dan Sistem 4D Focus

Beberapa tahun belakangan ini Sony terbilang sibuk mendalami ranah mirrorless dengan meluncurkan deretan model bersensor full-frame. Sejatinya mirrorless dan DSLR sekarang sudah seimbang soal kualitas gambar, tapi soal kinerja dan performa autofocus, sejauh ini masih dibutuhkan bodi bongsor untuk menampung segala komponen yang diperlukan.

Itulah mengapa Sony memperkenalkan A99 II dengan bodi bergaya DSLR. Ukuran besar ini memungkinkan Sony untuk menyematkan sejumlah fitur yang mustahil – untuk sekarang – ditanamkan ke seri A7 yang berwujud ringkas, utamanya adalah sistem 4D Focus.

Sistem ini memadukan sensor phase-detection autofocus (PDAF) terpisah yang mengemas 79 titik dengan 399 titik fokus di sensor gambar guna menghasilkan 79 titik “Hybrid Cross AF” yang sangat cepat sekaligus presisi. Begitu istimewanya, sistem ini bahkan diklaim bisa mengunci fokus meski kondisi pencahayaan sangat minim (hingga -4 EV).

A99 II adalah kamera pertama Sony yang mengemas teknologi 4D Focus / Sony
A99 II adalah kamera pertama Sony yang mengemas teknologi 4D Focus / Sony

Kegesitannya belum berhenti sampai di situ saja, Sony A99 II sanggup memotret dalam mode continuous dengan kecepatan 12 fps meski fitur AF tracking sedang menyala. Pengguna juga bisa mengaktifkan live view dalam mode continuous, tapi kecepatannya sedikit menurun menjadi 8 fps.

Sensor gambarnya merupakan jenis full-frame beresolusi 42,4 megapixel tanpa low-pass filter – kemungkinan besar sama seperti yang dimiliki A7R II – dengan sensitivitas ISO 50 – 102.400 dan ditemani image stabilizer 5-axis. Video dapat ia rekam dalam resolusi 4K dengan bitrate 100 Mbps menggunakan codec XAVC S, dan tanpa memakai metode pixel binning demi menghasilkan kualitas yang terbaik.

Sony A99 II pada dasarnya merupakan A7R II dengan kinerja autofocus yang sangat istimewa / Sony
Sony A99 II pada dasarnya merupakan A7R II dengan kinerja autofocus yang sangat istimewa / Sony

Secara desain, sepintas A99 II sangat identik dengan pendahulunya. Pada kenyataannya, ukurannya 8 persen lebih kecil, dan hand grip-nya telah didesain ulang supaya bisa lebih nyaman dalam genggaman. Demikian pula dengan shutter unit-nya, yang diklaim sanggup beroperasi dengan baik hingga lebih dari 300.000 kali jepret.

A99 II tidak lupa mengemas electronic viewfinder (EVF) berpanel OLED dengan tingkat magnifikasi 0,78x, plus sebuah LCD berukuran 3 inci yang bisa dimiringkan ke tiga arah, dengan tampilan menu yang sudah disederhanakan. Menutup semua itu adalah slot SD card ganda.

Sony A99 II dapat dibeli mulai November mendatang seharga $3.200 untuk bodinya saja. Melihat harga dan performa yang ditawarkan, jelas sekali bahwa target pasar Sony kali ini adalah kalangan profesional, terutama para photojournalist maupun fotografer olahraga.

Sumber: DPReview.

Teknologi Razer Ini Bisa Bantu Sony dan Microsoft Mengamankan Masa Depan Console

Revolusi besar tengah terjadi di industri game. Terobosan para raksasa di ranah hardware dan grafis memungkinkan terhidangnya virtual reality untuk konsumen biasa serta membuka gerbang ke era 4K gaming. Alhasil, console  current-gen menua lebih cepat, ‘memaksa’ produsen seperti Sony dan Microsoft me-refresh perangkat mereka dengan versi baru.

Keadaan seperti ini sendiri hampir tidak pernah menjadi masalah di PC karena penggunanya bisa mudah meng-upgrade hardware ketika diperlukan. Hal tersebut berperan sebagai kelebihan sekaligus kekurangan: PC kurang bersahabat buat user awam yang menginginkan produk ringkas, dan itulah keunggulan home console. Dan buat skenario yang kini menghadang PlayStation dan Xbox, penciptanya dapat mencari solusi dari sebuah produk milik Razer.

Diperkenalkan bersamaan dengan penyingkapan Razer Blade Stealth, Razer Core ialah solusi pintar atas terbatasnya hardware sebuah device. Penyajiannya sangat simpel, ia hadir berupa docking berisi kartu grafis discrete. Jika ingin menikmati konten VR atau permainan di resolusi tinggi, gamer cukup menyambungkan Core ke laptop via kabel Thunderbolt 3. Melalui cara ini, Razer dapat menjaga penampilan Blade Stealth tetap ringan serta ramping.

Pendekatan tersebut sebetulnya bukanlah sesuatu yang istimewa dan bisa segera diadopsi console maker, sehingga mereka tidak perlu mengganti seluruh sistem. Kabar baiknya lagi, Sony dan Microsoft bahkan tidak perlu repot-repot membuat modul ala Core, tinggal tambahkan saja kompatibilitas ke Razer Core karena teknologi pendukungnya tidaklah eksklusif – Core tercipta berkat bantuan dari Intel (Thunderbolt), Microsoft, Nvidia serta AMD.

“Menurut saya konsep modular sebuah PC – menyuguhkannya dalam wujud tipis serta ringan ditambah performa desktop – dapat jadi jalan keluar,” kata Systems Product Market Manager Razer Travis Furst pada Digital Trends. Ia juga menyampaikan, gagasan modular sudah banyak diimplementasikan ke berbagai hal, contohnya seperti saat kita mengganti knalpot mobil.

Tentu saja ide console modular menyimpan banyak rintangan, seperti yang dijelaskan analis dari Wedbush Securities, Michael Pachter. Seandainya modul cuma dibeli oleh sebagian orang, maka akan tercipta standar grafis berbeda dan itu menimbulkan masalah baru; misalnya membingungkan konsumen, membatasi pasar, dan membuatnya tidak populer di kalangan developer.

Sekarang saja, banyak gamer merasa kesal dengan kedatangan New PS4, Xbox One S, dan PS4 Pro serta Scorpio; sebab akan memicu kebingungan dan menyebabkan console generasi pertama jadi ketinggalan zaman.

Tak hanya user, developer juga tidak begitu gembira ketika tahu harus mengembangkan game untuk dua spesifikasi hardware berbeda. Tapi suka atau tidak, ide upgradable atau modular merupakan satu dari sedikit cara menjaga console agar tidak lekang oleh waktu.

 

Apakah PlayStation 4 Pro Merupakan Console Pamungkas Sony yang Kita Tunggu-Tunggu?

Meski eksistensinya hampir bisa dipastikan setelah jadi bahan spekulasi penghuni internet sejak bulan April, kemampuan Sony untuk menahan diri dan tidak banyak memberi bocoran mengenai PlayStation 4 Pro patut dipuji. Produk akhirnya disingkap resmi di PlayStation Meeting minggu lalu, dan ketika ia dirilis November besok, Pro akan menjadi console tercanggih di pasar saat ini.

Pengumuman PlayStation 4 Pro menyingkirkan segala mitos mengenai Neo yang sempat berseliweran. Hardware lebih mumpuni memang memungkinkannya menyajikan visual dan frame rate lebih baik, serta tentu saja, kapabilitas menangani PlayStation VR secara lebih optimal. Namun Pro bukanlah console spesialis 4K gaming yang sebagian orang harapkan, TweakTown bahkan melihat sebuah kelemahan.

Di artikelnya, TweakTown menyampaikan bahwa hardware PlayStation 4 Pro yang mulai ‘usang’ dapat menyebabkan masalah bottleneck. Tunggu dulu, apa benar begitu? Perlu Anda ketahui, Pro merupakan console pertama bersenjata mikroarsitektur terbaru besutan AMD, Polaris. Sistem dibekali GPU 4,2-TFLOP, hampir menyamai kemampuan Radeon RX 470, sanggup meng-upscale permainan ke 4K dengan resolusi native di 1080p 60fps.

Sayangnya ada kendala pada komponen lainnya. PlayStation 4 Pro diketahui masih menggunakan chip AMD Jaguar yang ada di PlayStation 4 standar, dengan memori sistem GDDR5 8GB serupa. Sony memang sudah meng-overclock kecepatan Jaguar dari 1,6GHz ke 2,1Ghz, kemudian meningkatkan bandwith RAM GDDR5 di sana; namun sejatinya, komponen tetaplah sama, tanpa ada upgrade besar pada CPU dan kecepatan RAM.

Hardware yang mulai menua itu berpotensi memberi masalah buat developer. Mengapa? Dengan begini, para desainer game harus mengorbankan sejumlah fitur ketika mereka ingin menyuguhkan kemampuan upscale ke 4K serta menjalankan permainan di native 1080p 60fps. Boleh jadi efek-efek visual seperti pencahayaan, bayangan, dan partikel tidak terhidang maksimal.

Buktinya sudah ada dan Anda bisa melihatnya langsung. Tim Digital Foundry Eurogamer yang sudah lebih dulu menjajalnya menjelaskan bahwa PlayStation 4 Pro sedikit kesulitan menjalankan Rise of the Tomb Raider di resolusi full-HD serta 60 frame rate per detik secara konsisten karena bottleneck, dan menyebutnya sebagai kelemahan fundamental. Meskipun developer diberi akses ke RAM tambahan sebesar 512GB, hal ini masuk belum cukup mengakomodasi tekstur ultra-HD.

Anda dapat menyimak komparasi Rise of the Tomb Raider versi PC dengan PS4 Pro persembahan Digital Foundry di bawah. Mengapa varian console masih belum mampu menyamai komputer? Itu karena versi Pro mempunyai aset yang sama seperti milik Xbox One – hanya setara setting high di PC, bukan very high.

Lalu kenapa Sony terburu-buru melepas PS4 Pro? Alasannya cukup sederhana, dengan meluncurkannya lebih dulu, mereka berkesempatan menjual device lebih banyak dari Project Scorpio.

Microsoft Xbox One S Versus New PlayStation 4, Siapa Jawaranya?

2016 kembali menjadi arena pertarungan panas antar dua console maker ternama, sesudah sebelumnya Sony dan Microsoft berduel di penghujung 2013 dengan pelepasan console generasi kedelapan. Memasuki era VR, kedua rival besar itu turut meluncurkan versi refresh hardware mereka, hingga masing-masing mengeluarkan senjata andalannya (Pro dan Scorpio) beberapa bulan lagi.

Setelah tersedia, komparasi antara Xbox One S dan PlayStation 4 ‘slim‘ memang tidak bisa dihindari. Meski PlayStation 4 baru seolah-olah disiapkan buat menjawab kehadiran One S, ada perbedaan fundamental antara kedua sistem: PS4 berwujud ramping itu merupakan pengganti varian terdahulu, sedangkan Xbox One S tersaji sebagai pilihan alternatif dengan sejumlah fitur tambahan. Pertanyaannya: mana yang terbaik untuk Anda?

Aspek pertama yang bisa kita takar tentu saja ialah desain dari console. Di E3 2016, Microsoft telah mengumumkan bahwa Xbox One S mempunyai volume 40 persen lebih kecil dari model standar. Facelift yang mereka terapkan (dengan finishing matte putih dihiasi lubang-lubang melingkar) membuat device jauh lebih menarik. Beberapa reviewer bilang, seharusnya seperti inilah Xbox One dihidangkan.

New PlayStation 4 vs. Xbox One S 2 New PlayStation 4 vs. Xbox One S 1

PS4 slim hanya memperoleh pemangkasan volume sebesar 30 persen. Meski demikian, ia jauh lebih ramping dibandingkan One S, dengan dimensi 25,4×27,9×3,8cm versus 42,9×29,2×11,4cm. Walaupun PS4 tersebut tampak unggul dari sisi mobilitas, namun perlu Anda ketahui One S menyimpan unit power supply di dalam, sehingga kabel tidak lagi menyulitkan dan ia lebih mudah dibawa-bawa.

Melihat spesifikasi hardware, di atas kertas PlayStation 4 Slim sedikit lebih kuat dari Xbox One S. Keduanya tetap mengusung chip AMD Jaguar delapan-core; dengan GPU 1,84-TFLOP mentenagai New PS4 dan GPU 1,4-TFLOP 914MHz di dalam console anyar Microsoft. Mereka berdua dibekali memori RAM 8GB – DDR3 plus 32MB eSRAM di One S dan GDDR5 di New PS4. Kapasitas penyimpanan Xbox One S sendiri lebih lapang berkat HDD 2TB, dua kali lipat PS4 Slim.

Di segmen konektivitas, PS4 baru memperoleh dongkrakan teknis berupa Wi-Fi IEEE 802.11 a/b/g/n/ac 5GHz, memastikan koneksi internet lebih stabil saat mengunduh permainan dan menangani game online. Microsoft mengambil arahan berbeda, malah fokus pada kemampuan video. Jika kebetulan memiliki TV yang mendukung, Anda dapat men-streaming video UHD, menjadikan One S sebagai salah satu player Blu-Ray 4K paling terjangkau.

Untuk harga, PS4 Slim dan Xbox One S boleh dikatakan imbang. Mereka dijajakan mulai harga US$ 300 – US$ 400 buat One S 2TB. Keputusan kini berada di tangan Anda; dan jika masih bingung memilih sistem terbaik, silakan tanyakan satu hal ini pada diri Anda sendiri: di console apa franchise game favorit Anda tersedia?

Anda kebetulan punya cukup dana? Mengapa tidak miliki keduanya?

Sumber: Digital Trends.

Update Besar PlayStation 4 Hadirkan Beberapa Fitur ‘Pro’ ke Varian ‘Biasa’

Tak lama setelah mengumumkan PlayStation 4 Pro dan Slim secara resmi, Sony mengungkap rencana pelepasan update besar untuk console current-gen kebanggaan mereka di awal minggu ini. Seperti yang diberitahukan bulan lalu, pembaruan ke versi 4.0 ber-codename Shingen ini ditujukan buat menyempurnakan UI, folder, Quick Menu, Share Menu sampai Library.

Modifikasi tidak berhenti sampai di sana. Sony juga berniat menghadirkan beberapa fitur yang ada di model terbaru ke versi standar sekaligus memenuhi janji mereka sebelumnya. Update 4.0 mulai diluncurkan tanggal 13 September kemarin, sesudah dijajal oleh peserta program public beta Agustus lalu. Tentu saja ini merupakan langkah Sony mengantisipasi perilisan PS4 ‘slim‘ di minggu ini, sebelum disusul oleh PS4 Pro tanggal 10 November besok.

Perubahan terbesar yang Sony hidangkan ialah implementasi high dynamic range. Meskipun PlayStation 4 kesayangan Anda tetap tidak bisa tangani 4K gaming, update Shingen memastikan console mampu sajikan permainan di HDR – dengan syarat televisi Anda sudah mendukung fitur ini. Kemudian pembaruan tersebut turut memungkinkan pengguna streaming video full-HD ke YouTube, Twitch, maupun Remote Play.

Selanjutnya, Sony memperbarui Quick Menu agar kita lebih mudah mengaksesnya tanpa meninggalkan permainan, serta melengkapinya dengan item-item baru. Salah satu upgrade teranyarnya (yang tidak disertai saat program beta berlangsung) adalah bagian Music, mempersilakan Anda menjelajahi dan menikmati lagu via Spotify tanpa perlu membuka aplikasi.

Di sana, Anda bisa menggunakan fungsi play, pause, skip, shuffle, repeat serta save. Tak hanya itu, Music juga memberikan rekomendasi playlist sesuai permainan yang sedang Anda mainkan, serta mengetahui playlist dan lagu-lagu favorit Anda di Spotify. Saat memilih playlist, Anda dapat melihat daftar lagu dan memutar semuanya atau mendengarkannya satu per satu.

Bagian What’s New juga didesain ulang, kini turut menginformasikan aktivitas kawan-kawan Anda. Di sebelah kiri terdapat Activity Feed baru, sekarang mempunyai gambar lebih besar sehingga user lebih mudah mengakses fitur like, share serta memberi komentar. Kemudian, kolom sebelah kanan meliputi bagian Now Playing, Trending, Players You May Know, serta Who to Follow.

Jika Anda punya berencana untuk membeli versi slim atau beralih ke PlayStation 4 Pro, Sony tidak lupa menambahkan kemampuan transfer data lewat kabel LAN. Dengannya, Anda dimudahkan buat memindahkan data-data permainan, info user dan file save. Tentu saja tetap tersedia pilihan transfer via cloud.

Sumber: Blog PlayStation.

Jangan Lewatkan Konferensi Sony di Tokyo Game Show 2016, Tonton Live Stream-nya di Sini

Tokyo Game Show 2016 akan digelar minggu ini dan segera dibuka untuk publik di tanggal 17 sampai 18 September. Tapi sebelum saat itu tiba, Sony rencananya akan memulai event dengan sebuah konferensi, hanya beberapa hari seusai melangsungkan PlayStation Meeting minggu lalu. Dan ada kabar gembira buat fans, Anda bisa menyaksikan acara tersebut secara live stream.

Anda sebaiknya jangan pergi ke mana-mana dan jangan pula tutup tab ini karena konferensi segera dimulai beberapa saat lagi, tepatnya jam 14:00 WIB. Sudah hampir bisa dipastikan, Sony akan mendominasi TGS 2016, apalagi mereka baru saja mengumumkan PlayStation 4 Pro secara resmi serta mengungkap versi ramping dari console current-gen tersebut. Live stream dapat Anda saksikan langsung di bawah:

Gamer PlayStation sudah pasti punya banyak pertanyaan terkait rencana console maker asal Jepang itu ke depan: strategi apa yang akan mereka terapkan dalam memasarkan PS4 Pro dan Slim di wilayah Asia? Kejutan apalagi yang sedang mereka siapkan? Kemudian apakah The Last Guardian akan menampakkan diri di TGS 2016 setelah sang publisher memutuskan untuk menunda perilisannya ke bulan Desember 2016?

Penyingkapan PS4 Pro dan slim yang dilakukan di acara terpisah memberikan keleluasaan bagi Sony buat membahas hal-hal lain seperti PlayStation VR – segera dirilis ke publik beberapa minggu lagi; serta tentu saja beragam game ‘eksklusif’. Horizon: Zero Dawn, Spider-Man dan Final Fantasy XV kabarnya akan memanfaatkan kecanggihan hardware PlayStation 4 Pro. Lalu boleh jadi, Sony akan mengungkap update mengenai Gravity Rush 2, Danganronpa 3 serta Kingdom Hearts 2.8 HD: Final Chapter Prologue.

Selain Sony, raksasa-raksasa gaming dari Jepang lain akan turut memeriahkan Tokyo Game Show 2016: ada Bandai Namco, Capcom, Koei Tecmo, Konami, Sega, sampai Square Enix. Jadwal lengkap acara live stream dapat Anda lihat di situs Gematsu.

Selamat menyaksikan.

Via Eurogamer.

Action Cam Terbaru Sony Tawarkan Sensor 4K dan Optical Image Stabilization

Garmin sudah mencuri start di ranah action camera. Kini giliran Sony yang melakukan hal serupa dengan model terbarunya, yaitu FDR-X3000. Sama halnya seperti milik Garmin, bakat utamanya adalah merekam video 4K, tapi itu baru sebagian dari cerita utuhnya.

Pembaruan yang paling signifikan adalah hadirnya teknologi optical image stabilization dimana lensa dan sensor akan bergerak secara saksama untuk mengompensasikan guncangan. Menurut pengakuan Sony, ini merupakan fitur yang paling banyak di-request oleh konsumennya.

Secara internal, Sony FDR-X3000 mengusung spesifikasi yang cukup serius. Utamanya adalah sensor 1/2,5 inci beresolusi 8,2 megapixel yang bisa dimanfaatkan untuk mengabadikan video 4K 30 fps atau 1080p 120 fps. Sensor turut ditemani oleh lensa wide-angle Zeiss Tessar baru yang diklaim jauh lebih bebas distorsi ketimbang milik model sebelumnya.

Paket penjualan Sony FDR-X3000 mencakup casing anti-air yang tahan hingga kedalaman 60 meter / Sony
Paket penjualan Sony FDR-X3000 mencakup casing anti-air yang tahan hingga kedalaman 60 meter / Sony

Desainnya tidak banyak berubah, masih serupa seperti action cam generasi pertama Sony. Perangkat datang bersama case anti-air yang bisa tahan hingga kedalaman 60 meter. Tidak ada LCD pada bodi X3000R, sebagai gantinya, konsumen bisa membeli bundel yang mencakup aksesori Live-View Remote.

Sony bakal memasarkan FDR-X3000 mulai akhir September ini di Amerika Serikat. Harganya dipatok di angka $400, atau $550 bersama aksesori Live-View Remote tadi.

Sumber: Engadget.

Sony Rilis 6 Headphone Baru yang Tahan Percikan Air

Sony membombardir pasar aksesoris dengan merilis bukan satu tapi enam earphone sekaligus. Tiga di antaranya adalah earphone tanpa kabel, sementara sisanya masih menggunakan koneksi konvensional dengan kabel. Meski punya sejumlah kesamaan, namun keenamnya punya kemampuan yang sedikit berbeda, begitupun label harga yang tersemat padanya.

Kesamaannya terletak pada rating IPX5 yang membuat mereka tak masalah bila terkena percikan air atau keringat. Selengkapnya, berikut spesifikasi keenam earphone baru Sony.

Yang pertama adalah Sony XB80BS EXTRA BASS Sports In-ear Bluetooth Headphones. Perangkat ini menawarkan kualitas bass ekstra dengan dentuman yang dalam. Untuk koneksinya, ia menggunakan bluetooth yang juga dimotori teknologi LDAC. Earphone dibanderol $149.99 di situs resmi Sony.

Selanjutnya, Sony XB50BS EXTRA BASS Sports Bluetooth In-ear Headphones dirancang untuk terus memberikan hiburan di segela cuaca berkat desain splash-proof yang diusungnya. Earphone juga menawarkan wireless audio dengan Bluetooth dan Extra Bass. Harga separuh dari varian pertama, di $79.99 per unitnya.

Jika Anda mencari yang sedikit lebih oke, Sony XB70BT EXTRA BASS lebih berkelas dari XB50BS tap tak semahal XB80BS. Dibanderol $99.99, earphone menambahkan dukungan in-line mic dan juga remote untuk dihubungkan ke smartphone. Sama seperti ketiga varian lainnya, XB70BT juga dilengkapi wireless audio dan Extra Bass.

Beralih ke varian dengan kabel, yang pertama kita jumpai Sony AS410AP Sport In-ear Headphones yang dirancang dengan ear-loop yang dapat disesuaikan ukurannya dengan mudah. Desain earphone juga dirancang untuk menahan percikan air. Tapi, harganya jauh lebih murah, yakni hanya $29.99.

Di atasnya ada Sony AS210AP yang secara umum tak jauh berbeda dengan vaarian pertama. Bedanya, ia menggunakan desain open-ear yang akan menyesuaikan dengan bentuk daun telinga. Model ini dibanderol $24.99.

Terakhir, kita jumpai Sony AS210 yang punya desain sama dengan AS210AP. Model ini cocok jika Anda mencari headphone baru dengan harga murah. AS210 dapat ditebus dengan mahar hanya $19.99.

Keenam headphone ini telah tersedia di situs resmi Sony.

Sumber berita Sony.

Sony Ungkap PlayStation 4 Pro dan PS4 Versi Ramping

Seperti yang sudah dijanjikan, Sony akhirnya mengungkap model anyar PlayStation 4 dalam sebuah event di kota New York. Bukan, ini bukanlah suksesor PS4, melainkan iterasi baru yang mengemas spesifikasi lebih beringas, dengan misi untuk menyuguhkan 4K gaming.

Dijuluki PlayStation 4 Pro, desainnya cukup mirip seperti PS4 standar. Dimensinya sedikit lebih tebal, cukup wajar mengingat Sony telah menanamkan prosesor dan GPU baru, serta HDD sebesar 1 TB. Formula ini sanggup menjalankan game secara mulus dalam resolusi 4K maupun dalam format HDR (High Dynamic Range).

PS4 Pro juga diklaim akan meningkatkan pengalaman bermain PlayStation VR. Di satu sisi, peningkatan resolusi berarti gambar tampak lebih tajam; di sisi lain, peningkatan performa berarti game bisa berjalan lebih mulus ketimbang menggunakan PS4 standar.

PlayStation 4 Pro mengutamakan pengalaman 4K dan HDR gaming / Sony
PlayStation 4 Pro mengutamakan pengalaman 4K dan HDR gaming / Sony

Tentu saja semua ini kurang begitu berarti tanpa campur tangan developer selaku kreator konten. Sony menegaskan bahwa sejumlah judul blockbuster macam Uncharted 4, Call of Duty: Infinite Warfare, Battlefield 1, FIFA 16, Mass Effect: Andromeda dan Horizon: Zero Dawn semuanya akan dipoles ulang guna memaksimalkan kapabilitas PS4 Pro.

Apa yang PS4 Pro tawarkan sejatinya juga sangat bergantung pada televisi milik pengguna; seandainya pengguna belum memiliki TV 4K, pembaruan yang dibawa PS4 Pro mungkin tidak akan terasa terlalu signifikan. Namun pengguna tak perlu minder, sebab Sony juga mengumumkan PS4 versi baru dalam kesempatan yang sama.

PlayStation 4 Slim / Sony
PlayStation 4 Slim / Sony

Versi baru ini punya dimensi yang lebih compact ketimbang aslinya; volumenya berkurang 30 persen dan bobotnya menurun 16 persen. Desainnya sama persis seperti bocoran gambar yang sudah beredar sebelumnya, perangkat tampak jauh lebih ramping sekaligus kece.

Pun demikian, para pemilik PS4 tidak perlu kecewa dan lanjut mengumpat Sony. Pasalnya, spesifikasi yang diusung PS4 versi slim ini sama persis seperti PS4 standar. Satu-satunya perbedaan hanyalah seputar fisiknya, plus controller DualShock 4 yang sedikit direvisi desainnya. Konsep yang sama sebelumnya sudah diterapkan Microsoft lewat Xbox One S.

Soal harga, PlayStation 4 Pro akan dibanderol $400 dan dipasarkan mulai 10 November mendatang. PS4 Slim di sisi lain akan dihargai $300 – di titik ini mungkin para pemilik PS4 bisa sedikit mengungkapkan kekesalannya pada Sony setelah melihat harga yang lebih terjangkau daripada PS4 standar dulunya – dan dijual mulai 15 September.

Sumber: 1, 2, 3.

Headphone Sony MDR-1000X Tawarkan Noise Cancelling Terpersonalisasi

Lewat QuietComfort 35, Bose kian membuktikan bahwa mereka adalah pemimpin di bidang headphone noise cancelling. Akan tetapi hal tersebut tentunya tidak membuat pabrikan lain jadi gentar. Lihat saja Sony, yang baru-baru ini memperkenalkan headphone noise cancelling tercanggihnya di ajang IFA 2016.

Dijuluki MDR-1000X, Sony sepertinya telah menyelesaikan banyak pekerjaan rumah dalam proses pengembangannya. Desainnya masih sangat khas dengan earcup berukuran besar dan bantalan yang tebal. Di saat yang sama, Sony mengaku telah merancang ulang earpad-nya ini guna meningkatkan kinerja noise cancelling.

Entah klaim Sony benar atau tidak, namun yang pasti mereka telah menyempurnakan segala aspek yang berperan untuk noise cancelling, mulai dari sound filtering, signal processing sampai sepasang sensor suara yang tersematkan. Hal ini turut didukung oleh fitur Personal NC Optimizer yang inovatif.

Sederhananya, fitur ini akan mencoba mengoptimalkan kinerja noise cancelling MDR-1000X, menganalisa beberapa faktor seperti bentuk kepala, model rambut, apakah pengguna berkacamata atau tidak dan bagaimana cara pengguna memakai headphone itu sendiri.

Ilustrasi pengguna fitur Quick Attention Mode pada Sony MDR-1000X / Sony
Ilustrasi penggunaan fitur Quick Attention Mode pada Sony MDR-1000X / Sony

Tidak ketinggalan juga adalah fitur Quick Attention Mode, dimana pengguna hanya perlu menempatkan telapak tangannya di sisi luar earcup untuk mendengarkan suara dari luar tanpa perlu melepas headphone. Fitur ini tentunya sangat ideal ketika Anda sedang bersama seseorang.

MDR-1000X bisa dioperasikan dengan atau tanpa kabel. Baterainya diperkirakan bisa bertahan selama 20 jam nonstop dalam posisi noise cancelling menyala. Penggemar Hi-Res Audio boleh tersenyum mengetahui bahwa MDR-1000X telah mengusung fitur upscaling DSEE HX guna meningkatkan kualitas file audio yang terkompresi.

Sony MDR-1000X akan dipasarkan per bulan Oktober mendatang seharga $400. Pilihan warna yang tersedia adalah hitam dan grey beige.

Sumber: New Atlas dan Sony.