Presiden Sony Prediksi Semua Orang Sudah Mencicipi Headset VR di Tahun 2020

Anda mungkin sudah mendengar agenda Sony untuk melangsungkan event bertajuk PlayStation Meeting tanggal 7 September besok di kota New York, dan di sana, Sony diduga kuat akan meluncurkan tipe slim dari console current-gen mereka sekaligus menyingkap resmi PlayStation anyar ber-codename  Neo. Kabarnya hardware baru itu diramu khusus buat menopang konten VR.

Sony memang telah lama menunjukkan ketertarikan pada bidang virtual reality, bahkan sempat memasarkan personal viewer HMZ jauh sebelum Rift dan Vive tersedia. Untuk PlayStation VR sendiri, Sony mengusung pendekatan yang sedikit berbeda dari device-device high-end tersebut. Dan membahas ranah ini, presiden Sony Worldwide Studios Shuhei Yoshida punya prediksi menarik mengenai virtual reality.

Dalam wawancara bersama Bloomberg, Shuhei Yoshida mengungkapkan pandangannya mengenai masa depan VR. Sony sempat mendemonstrasikan apiknya London Heist, menempatkan Anda sebagai seorang gangster di skenario kejar-kejaran dan baku tembak di jalan raya. Bagi Yoshida, teknologi ini akan membuat terobosan besar di permainan ber-genre shooter dan simulasi. Tapi tentu saja, ia mengakui VR bukan hanya berguna di segmen gaming semata.

Yoshida menyampaikan, headset-headset virtual reality dapat dimanfaatkan untuk mendukung bidang pendidikan virtual, memungkinkan para siswa yang tidak bisa hadir di kelas tetap dapat melihat guru serta kawan-kawannya. Selain itu teknologi bisa diterapkan di konser-konser musik, misalnya U2 atau AKB49, atau saat Olimpiade dilaksanakan di kota Tokyo. Ia membayangkan, headset VR dipakai buat menyuguhkan tampilan perspektif penjaga gawang di final pertandingan sepak bola.

Selanjutnya, sang presiden Sony mengungkap sebuah estimasi: “Di tahun 2020, semua orang akan telah mencoba [perangkat] virtual reality lewat berbagai cara.”

Perhatian Sony sekarang adalah menyediakan konten sebanyak-banyaknya, dan sejauh ini mereka berencana merilis 50 permainan virtual reality sebelum tahun 2016 berlalu, di antaranya dari franchise Star Wars, Batman, sampai Final Fantasy. Namun mereka tidak bisa disamakan dengan game-game yang dilepas di console, karena umumnya ‘VR experince‘ berlangsung lebih singkat.

Dari kalkulasi analis Goldman Sachs Group Inc, Sony berpeluang menjual setidaknya 1,5 juta unit PlayStation VR di tahun ini, juga berpotensi menyusul rival-rivalnya walaupun produk datang terlambat. Lalu di tahun depan, angka penjualan PSVR diproyeksikan menyentuh 3 juta device, tiga kali HTC Vive dan enam kali Oculus Rift. Hal tersebut bisa tercapai berkat tingginya jumlah adopsi PlayStation 4, yang kini terhitung ada lebih dari 40 juta pengguna.

Gambar header: Japan Times.

Ayo Simak Rangkuman Info Mengenai PlayStation 4 ‘Slim’

Kira-kira seminggu lalu, internet jadi heboh karena kemunculan foto-foto yang diklaim sebagai versi ramping console PlayStation 4. Tapi tak cuma gambar, seseorang juga bilang dirinya telah membeli hardware dari situs lelang Gumtree, dan tak lama Eurogamer mengonfirmasi kebenaran klaim tersebut dengan mengunjungi serta bertanya langsung pada individu itu.

Lalu jika sudah mulai didistribusikan, mengapa hingga kini Sony masih belum mengumumkannya secara resmi? Apakah benar sang console maker Jepang itu akan menyingkapnya di acara pers yang dilangsungkan di kota New York tanggal 7 September besok? Lalu apakah pengumumannya dilakukan bersamaan dengan ‘Neo’? Di bawah ini ialah sejumlah info terkait tipe slim PlayStation 4 yang berhasil saya rangkum dari beberapa sumber:

Desain

Tak seperti ketika Xbox One S bocor, belum ada rincian mengenai komparasi volume antara PS4 dan versi slim-nya. Namun menakar dari foto-foto yang diunggah ke NeoGAF, hardware tampak lebih tipis dan rasio panjang serta lebarnya juga lebih kecil (mungkin sekitar 30-40 persen). Sejauh ini, baru tampak varian berwarna hitam, dan tubuhnya mengusung tekstur matte.

Tombol power dan eject berada di bagian sebelah kiri celah, dan dari foto, saya melihat ada slot untuk memasukkan disc. Bantalan karet di sisi bawah dibuat agar menyerupai simbol di action button controller DualShock. Lalu ia mempunyai konektivitas serupa PlayStation 4, yaitu port  power dan aksesori, HDMI serta Ethernet.

Controller

PlayStation 4 Slim 1

Sempat dipamerkan oleh Zee ReviewZ, seperti Xbox One S, desain controller tampaknya turut mendapatkan sedikit revisi. DualShock 4 untuk Slim mempunyai garis transparan di area atas touchpad sehingga cahaya bisa muncul di depan. Selain itu, penampakan keseluruhan controller cukup serupa dengan DualShock 4 standar.

Spesifikasi

Besar kemungkinan PlayStation 4 Slim memanfaatkan komposisi hardware serupa, tetapi tidak menutup peluang Sony akan membubuhkan beberapa fitur baru. Saya penasaran bagaimana produsen menandingi kemampuan Xbox One S dalam menyajikan video 4K. Dan berdasarkan laporan terkini, console tersebut turut didukung koneksi Wi-Fi 5GHz sebagai tambahan dari band 2,4GHz di model standar.

Harga dan ketersediaan

Rinciran mengenai waktu tersedianya PlayStation 4 Slim serta harga diprediksi akan diumumkan di acara Sony tanggal 7 September besok, namun jika boleh menebak, angkanya tidak akan jauh dari US$ 350, khususnya buat varian dengan penyimpanan 500GB. Lalu harga PlayStation 4 sendiri boleh jadi mengalami penurunan.

Kemudian jika Sony mempunyai agenda buat melepas PlayStation ‘Neo’ sebelum tahun 2016 berakhir, tidak ada alasan bagi mereka untuk menunda-nunda perilisan PS4 Slim.

Via Tech Radar & Business Insider.

Sony Perkenalkan Smartwatch e-Ink Generasi Baru, FES Watch U

Smartwach FES awalnya memang merupakan proyek percobaan yang digelar oleh internal Sony melalui program bernama First Flight. Tapi tak lama kemudian jam e-ink ini berhasil mendapatkan greget untuk menapaki kancah persaingan yang sesungguhnya. Setelah memulai debut pada bulan November tahun lalu, FES Watch terus digodok hingga akhirnya kemarin waktu setempat Sony resmi memperkenalkan generasi baru yang tampil lebih berani.

Seperti varian sebelumnya, FES Watch U masih mengandalkan fitur e-ink di kedua bagian, layar utama dan gelang. Tetapi kali ini Sony membuat gebrakan baru dengan menambahkan dua layar e-ink dibanding pendahulunya yang hanya punya satu layar e-ink fleksibel. Selain itu, FES Watch U juga tampil dengan casing baru yang tersusun dari material stainless stell.

Tak cuma layar, gelang FES Watch U juga terbuat dari e-ink display
Tak cuma layar, gelang FES Watch U juga terbuat dari e-ink display

FES Watch U dibalut tiga pilihan warna, hitam, putih dan silver. Tapi tak hanya berbeda kulit, Sony juga menerapkan komposisi yang berbeda untuk masing-masing warna. Untuk warna hitam, Sony membenamkan komponen layar dengan material kaca safir super solid yang membuatnya tahan terhadap goresan benda tajam. Sementara untuk warna putih dan silver menggunakan kaca mineral standar yang juga dapat dipasangkan ke casing yang terbuat dari baja.

FES Watch U juga dapat dipasangkan ke ponsel untuk mengendalikan tampilan jam. Tapi kali ini, selain memilih sendiri desain watch face, pengguna juga bisa memilih corak yang disukai untuk bagian gelangnya. Total ada 12 desain watch face dan gelang yang disematkan secara default di dalam perangkat. Tapi jumlah yang dapat ditampung di dalam perangkat mencapai 24 desain berbeda.

Sony FES Watch U mampu menampung 24 desain watch face berbeda
Sony FES Watch U mampu menampung 24 desain watch face berbeda

Terkait daya tahan baterai, di sinilah teknologi eink yang diusung FES Watch U berbicara banyak. Sony mengklaim jamnya ini dapat bertahan hingga tiga minggu dengan sekali isi ulang. Durasi yang tentu jauh lebih lama ketimbang smartwatch yang ada di pasaran saat ini. Durasi pengisiannya sendiri disebutkan selama 2.5 jam melalui metode pengisian nirkabel.

Untuk sementara ini, FES Watch U tampaknya baru akan tersedia untuk peminatnya yang berdomisili di Jepang. Sony tidak menyebutkan apakah mereka berencana membawa FES Watch U ke negara lain. Mereka juga belum membeberkan berapa banderol untuk FES Watch U. Harga varian sebelumnya di kisaran 29,700 YEN atau setara dengan Rp 3,9 juta-an. Jadi, kemungkinan besar FES Watch U akan dilepas dengan banderol yang tak jauh berbeda dengan harga tersebut.

Sumber berita Sony.

Sony Luncurkan Head-Unit Mobil yang Kompatibel dengan Android Auto dan Apple CarPlay Sekaligus

Android Auto dan Apple CarPlay sudah berjalan selama sekitar dua tahun, akan tetapi jumlah mobil yang mendukungnya masih tergolong terbatas. Sebagian pabrikan lebih memilih Android Auto dengan alasan tersendiri, sebagian lain memilih CarPlay, sedangkan sisanya lebih nyaman menggunakan sistem buatan sendiri.

Namun yang selalu menjadi pertanyaan terpenting adalah, apakah kita harus membeli mobil baru untuk bisa menikmati salah satu dari sistem infotainment berbasis ponsel tersebut? Tidak. Sekarang kita sudah bisa membeli aftermarket head-unit yang menawarkan kompatibilitas dengan Android Auto atau Apple CarPlay sekaligus.

Sony XAV-AX100 adalah salah satunya. Perangkat ini memanfaatkan konektivitas Bluetooth untuk tersambung ke ponsel Android atau iPhone, sebelum akhirnya menampilkan interface Android Auto atau CarPlay pada layar sentuh 6,4 incinya yang beresolusi 800 x 480.

Sony XAV-AX100 ketika digunakan untuk Android Auto / Sony
Sony XAV-AX100 ketika digunakan untuk Android Auto / Sony

Kenop volume dan sejumlah tombol lain di sisi kiri layar dimaksudkan supaya pengemudi tetap bisa menavigasikan perangkat dengan cara yang lebih mudah ketimbang harus teralihkan perhatiannya dari lingkar kemudi dan menyentuh layar. Cara lain yang lebih efektif lagi adalah dengan menggunakan perintah suara.

Sebagai sebuah head-unit standar, XAV-AX100 dilengkapi fitur Extra Bass dan Dynamic Stage Organizer guna mengoptimalkan reproduksi suara. Perangkat juga bisa disambungkan dengan amplifier eksternal seandainya pengguna cukup fanatik soal sound system mobilnya.

Sony rencananya akan memasarkan XAV-AX100 di Amerika mulai akhir bulan November mendatang seharga $500. Sayangnya sejauh ini belum ada informasi apakah Sony juga akan merilisnya di wilayah lain.

Sumber: Sony dan TechCrunch.

Sony Hadirkan Layanan PlayStation Now di PC

PlayStation Now ialah cara Sony memberikan kesempatan bagi pemilik console current-gen buat menikmati game-game yang pernah dirilis di PlayStation 3, lewat layanan berlangganan berbasis cloud. Peluncurannya tidak lama dilakukan setelah pelepasan PS4, dan console maker asal Jepang itu punya agenda untuk terus memperluas koleksi permainan serta jangkauan servisnya.

Sony punya kabar gembira bagi mereka yang diam-diam berharap bisa memainkan judul-judul ekslusif PlayStation di PC. Lewat blog resmi, mereka mengungkap rencana buat menghadirkan PlayStation Now di komputer personal, menunjukkan pada kita besarnya potensi platform ‘inklusif’ favorit puluhan juta orang tersebut, dan mungkin juga merupakan langkah Sony menandingi fitur backward compatibility Xbox One serta Xbox Play Anywhere milik Microsoft.

Melalui strategi ini, untuk pertama kalinya PC akan kedatangan berbagai game yang selama ini jadi kebanggaan gamer PlayStation, misalnya seri Uncharted, God of War, franchise Ratchet & Clank, serta The Last of US hingga Journey. Kontennya pun tidak tanggung-tanggung, PlayStation Now menyuguhkan lebih dari 400 judul permainan.

Meski game diolah di server Sony, tentu saja layanan ini mempunyai daftar kebutuhan hardware minimal yang harus dipenuhi. Ini dia rinciannya:

  • Sistem operasi Windows 7 (SP1), 8.1 atau 10
  • Prosesor Intel Core i3 3,5GHz atau AMD A10 3,8GHz
  • Penyimpanan 300MB
  • Memori RAM 2GB
  • Kecepatan internet minimal 5-megabit per detik

Bersamaan dengan pengumuman ini, Sony juga memperkenalkan dongle DualShock 4 USB Wireless Adaptor. Device sebesar thumb drive ini berfungsi untuk menyambungkan controller DualShock 4 ke PC dan Mac secara wireless, mengaktifkan semua fitur di sana, termasuk tombol-tombol dan stick analog, touchpad, light  bar, sensor gerakan, vibrasi, sampai port audio.

PlayStation Now PC

Selain untuk mendukung aktivitas bermain game menggunakan DualShock, adaptor tersebut juga dapat dimanfaatkan buat mengakses Remote Play di PC dan Mac. App bisa diunduh langsung via PlayStation.net. USB Wireless Adaptor bukanlah syarat wajib supaya PlayStation Now berjalan di komputer, tentu saja Anda dapat langsung menyambungkannya via kabel USB.

PlayStation Now kabarnya akan hadir di Eropa (Inggris, Belgia, dan Belanda) lebih dulu, baru kemudian menyusul di Amerika. Belum ada informasi soal kapan layanan ini tiba di Asia.

Biaya berlangganan PS Now selama satu bulan adalah US$ 20, lalu DualShock 4 USB Wireless Adaptor sendiri ditawarkan seharga US$ 25, mulai tersedia di akhir September.

Sony Sudah Siapkan Pesaing Xbox One S

Kita masih perlu menunggu beberapa bulan (atau mungkin tahun) hingga era 4K dan VR di console benar-benar dimulai, tapi Microsoft telah lebih dulu menantang rival besarnya dengan menyingkap dan meluncurkan Xbox One S. Versi ramping platform game current-gen mereka ini menjanjikan kapabilitas menjalankan konten di resolusi UHD, meski hanya sebatas video.

Dan di akhir minggu lalu, sebuah kabar mengejutkan membuat fans Sony heboh: PlayStation 4 Slim muncul di situs lelang Gumtree, dan tak lama menjadi topik diskusi panas di NeoGAF. Page-nya telah dihapus, namun foto-foto sudah terlanjur tersebar ke seluruh penjuru internet. Merespons berita ini, banyak orang berteriak ‘palsu!’ tetapi tidak sedikit yang berharap Sony betul-betul menyiapkan versi ramping PS4.

PlayStation 4 'Slim' 1

Keraguan khalayak memang masuk akal. Alasannya, penampilan PlayStation 4 ‘slim‘ di foto sangat mirip dengan wujud Sony 4K Media Player, seperti yang dikemukakan oleh seorang editor VideoGamer, David Scammell. Hal ini berubah menjadi serius sesudah pengguna Twitter ber-username  @shortmaneighty2 mengaku telah membelinya, dan menggunggah foto-foto komparasi antara tipe slim dan PS4 varian standar.

PlayStation 4 'Slim'

Dari sana, terkuaklah detail mengenai hardware dan aspek konektivitas console. Orang-orang menyadari bahwa PS4 Slim tidak mempunyai optical drive, dan masih dibekali storage berkapasitas 500-gigabyte yang sama. Meski demikian @shortmaneighty2 menyampaikan, sistem ini memiliki port untuk hard drive eksternal di sisi kanannya. Dan kabar baiknya lagi, console diklaim siap tangani PlayStation VR.

PlayStation 4 'Slim' 2

Lalu apakah Sony memang berniat meluncurkan PlayStation 4 Slim? Wall Street Journal dan Eurogamer merasa yakin sang console maker Jepang itu akan melakukannya di waktu dekat. WSJ sendiri berpendapat, penyingkapan versi ramping tersebut boleh jadi dilangsungkan bersama Neo, di acara konferensi pers di New York tanggal 7 September besok. Dengan tersedianya beberapa model berbeda, Sony bisa menjangkau lebih banyak gamer casual maupun hardcore.

PlayStation 4 'Slim' 3

Di bulan Juni lalu, Sony sempat mengungkapkan agenda untuk memperkenalkan versi lebih high-end dari PlayStation 4, namun belum menjelaskan apakah mereka akan turut me-refresh varian standarnya. Via WSJ, analis Damian Thong dari Macquarie Securities memprediksi bahwa selain lebih kecil, PS4 baru tersebut juga dijajakan di harga yang lebih murah – kemungkinan di bawah US$ 350.

Eurogamer sendiri juga mengonfirmasi keberadaan PS4 Slim. Perwakilan mereka, Richard Leadbetter dari Digital Foundry, mengunjungi langsung individu yang mengklaim sudah membeli hardware tersebut dari Gumtree.

Via Games Radar.

Bocoran Foto Smartphone Sony Xperia Baru Ungkap Beberapa Fitur Penting

Sony tengah menjadi perbincangan karena kabarnya mereka sedang menggodok dua perangkat kelas atas baru dengan nomor model F8331 dan F8332. Selain rumor apa saja spesifikasi yang dibawa, wujud keduanya juga sempat merebak luas bulan lalu.

Dan sekarang, keduanya kembali menjadi headline sejumlah media setelah render wujudnya muncul lagi ke permukaan. Dari foto render yang dipublikasikan oleh akun Twitter @OnLeaks tersebut, kini kita memperoleh bayangan akan seperti apa wujud akhirnya nanti.

Dari apa yang terpampang, desain render ini menampilkan beberapa hal penting. Seperti hadirnya tombol Power memanjang di sisi kanan perangkat. Berbeda dengan ponsel pintar kebanyakan, tombol tersebut diletakkan di posisi yang lebih rendah, bahkan nyaris di tengah. Di sisi yang sama tampak pula tombol volume dan sebuah tombol kecil di bagian paling bawah yang tampaknya berfungsi sebagai tombol kamera.

Foto render Sony Xperia XR
Foto render Sony Xperia XR

Dari sumber yang sama disebutkan bahwa ponsel kemungkinan bakal dinamai Xperia XR dan memiliki dimensi total 146.4 x 71.9 x 8.1mm, dual-tone LED flash dan juga port USB tipe C. Selain itu, dirangkum dari bocoran-bocoran lalu, smartphone bakal menawarkan interface yang lega dari layar selebar 5,1 inci. Layar ini mempunyai resolusi 1920 x 1080 piksel.

Beralih ke jeroan, ponsel mengusung chipset Snapdragon 820, Adreno 530, RAM 3GB dan memori internal seluas 32GB. Jika dirasa kurang, pengguna kemungkinan dapat menjumpai slot microSD yang mampu melahap hingga 200GB. Yang tak kalah penting, kameranya menggunakan sensor Exmor RS dengan resolusi 23MP yang ditemani kamera depan 13MP.

Meski terbilang lengkap, sayangnya sejauh ini semua rincian spesifikasi di atas barulah sebatas rumor. Tapi, kita tak harus menunggu lebih lama. Pasalnya Sony hampir pasti menjadi salah satu perusaaan yang akan meramaikan IFA 2016, September mendatang. Jadi, kita tinggal menantikan tanggal resmi konferernsi persnya saja.

Sumber berita FoneArena.

Microsoft Sedang Garap Game Untuk Scorpio, Sedangkan PS Neo Akan Diungkap Bulan Depan

Potensi 4K gaming dan virtual reality boleh dibilang merupakan faktor yang kembali memicu duel sengit di antara kedua pemain besar di ranah console. Berawal dari rumor dan bocoran, kini perhatian khalayak tertuju pada Project Scorpio Microsoft serta Sony PlayStation Neo. Dan belum lama ini, terungkaplah kabar penting terkait kedua sistem gaming high-end tersebut.

Pertama-tama mari kita bahas apa yang sedang Microsoft siapkan. Merespons pertanyaan seorang pengguna Twitter, bos Xbox Phil Spencer mengonfirmasi bahwa timnya saat ini sedang sibuk menggodok Project Scorpio di sisi ‘hardware, platform dan game‘.

Diumumkan resmi pada E3 2016 silam, produsen kabarnya membekali Scorpio dengan CPU octa-core dan kartu grafis berkekuatan enam teraflop, menyajikan lompatan performa sangat besar dibanding Xbox One tipe standar dan juga One S yang baru saja meluncur. Meskipun sistem diklaim menyuguhkan bandwith memori 320GB per detik, Scorpio tidak dibuat untuk menggantikan current-gen console mereka.

Scorpio tetap kompatibel ke permainan, aksesori, serta unit controller versi sebelumnya. Tapi meski premisnya menarik, Spencer juga sempat bilang, Scorpio tidak banyak memberikan manfaat jika Anda tak mempunyai televisi 4K.

Menariknya, sang rival dari Jepang sendiri tampak tenang menghadapi lawan mainnya. Walaupun ada indikasi kuat Sony berencana melepas Neo sebelum Scorpio, mereka belum mengumumkannya secara resmi.

Setelah E3 2016, tampaknya Neo juga tidak disingkap di Gamescom ataupun Tokyo Game Show. Berdasarkan laporan situs Gameblog, Sony memilih untuk melangsungkannya di event terpisah. Penyajian acara tersebut mungkin akan sama seperti pengungkapan PlayStation 4 tiga tahun silam – dilakukan di kota New York pada tanggal 7 September 2016.

Seperti Scorpio, Neo diprediksi mampu kompatibel ke TV 4K serta mendukung PlayStatioin VR secara optimal – platform virtual reality eksklusif console PlayStation. Pelan-pelan, detail mengenai Neo mulai terungkap berkat bocoran-bocoran informan, tetapi satu hal yang belum bisa dipastikan adalah: apakah Neo sanggup menangani 4K gaming sejati atau hanya sekedar upscale video ke 4K.

Bulan lalu, ICXM memublikasikan potongan dokumen yang menyatakan bahwa Neo boleh jadi mempunyai FLOP 2,3 kali lebih besar dari PlayStation 4, menempatkannya di kisaran 4 teraflop. Jika angka tersebut akurat, maka kinerja Neo tentu lebih tinggi dibanding versi slim Xbox One, tetapi masih berada di bawah Project Scorpio.

Seperti pendekatan Microsoft terharap Scorpio, PlayStation Neo turut mendukung permainan-permaian PS4 plus ‘mode Neo’ sehingga visual tampil lebih cantik.

Via Digital Trends & BGR.

Sony Umumkan Harga PlayStation VR di Indonesia

Dianggap sebagai ‘hal besar selanjutnya’, perilisan sejumlah head-mounted display untuk khalayak umum dan antusiasme dari para raksasa teknologi buat berpartisipasi menunjukkan bahwa era virtual reality sudah dimulai. Tapi sejauh ini ada satu tantangan besar yang menghadang: cara membawa konten VR high-end ke konsumen kelas mainstream.

Setelah Vive dan Rift resmi dipasarkan (di harga yang tidak murah), perhatian kini tertuju pada headset Sony PlayStation VR. Perusahaan Jepang itu pernah bilang mereka berniat menjajakan device tersebut senilai console baru, menetapkannya di harga US$ 400 pada Maret lalu. Dan di hari Kamis kemarin, Sony turut mengumumkan harga PS VR buat konsumen di kawasan Asia, termasuk Indonesia.

Namun bukan itu saja berita baiknya. Berbeda dari headset VR kompetitor, PlayStation VR akan tersedia di toko-toko retail resmi Sony di Indonesia bersamaan dengan waktu perilisan secara global, yaitu tanggal 13 Oktober 2016. Indonesia tentu saja tidak sendirian, PS VR turut dilepas berbarengan di Jepang, Hong Kong, Singapura, Philipina, Malaysia dan Thailand.

PlayStation VR

Harga PlayStation VR di Indonesia memang tidak semurah hasil konversi dari dolar ke rupiah. Satu unitnya dibanderol Rp 6,7 juta, dan terhitung mulai tanggal 30 Juli 2016, Anda sudah diperbolehkan melakukan pre-order. Perlu diingat, PS VR membutuhkan periferal PlayStation Camera agar bisa bekerja, dan Anda disarankan pula untuk memiliki PlayStation Move. Tentu saja Sony Interactive Entertainment turut menyiapkan paket bundel bersama Camera, ditawarkan dengan harga retail di Rp 7,4 juta.

Via press release, deputy president of Sony Interactive Entertainment Japan Hiroyuki Oda turut menyampaikan, “Kami ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengekspresikan rasa terima kasih pada developer game di Asia yang telah menciptakan banyak permainan-permainan seru buat PS VR. Beberapa di antara mereka akan diluncurkan bersama headset. Kami juga berterima kasih pada para gamer di Asia yang senantiasa sabar menunggu dan terus mendukung PlayStation VR.”

Ada tiga lokasi di mana Anda bisa pre-order PS VR, sayangnya semuanya berada di Jakarta:

  • Sony Center Mall Taman Anggrek – L3/E18 & E19, Mal Taman Anggrek Jl. Letjen S.Parman Kav. 21 Jakarta 11470, (021) 563-9216
  • Sony Center Grand Indonesia – Grand Indonesia East Mall lantai 3, No. 31 Jl. MH. Thamin No 1 Jakarta Pusat, 021) 2358-0717/18
  • GS Shop Lippo Mall Puri – Lippo Mall Puri, lantai 1, (021) 2911-1145
  • GS Shop Pondok Indah Mall – Pondok Indah Mall 2, lantai 3, (021) 7592760
  • GS Shop Senayan City – Senayan City, lantai 4, (021) 7278-1172

PlayStation VR 2

Bundel PlayStation VR versi standar berisi satu headset, processing unit, kabel koneksi VR, kabel HDMI, kabel USB, headphone dengan earpiece lengkap, kabel power serta adaptor.

Sony Glass Sound Speaker Menyamar Sebagai Lentera yang Anggun

Bosan dengan desain speaker Bluetooth yang begitu-begitu saja? Sony punya satu yang amat menarik. Dijuluki Glass Sound Speaker, ia merupakan perpaduan antara sebuah lampu meja dan speaker. Dari kejauhan, cahaya yang dipancarkan bohlam LED-nya tampak seperti lentera.

LED tersebut dikemas dalam kaca berbentuk silinder yang terlihat sangat elegan. Tapi jangan salah, bagian kacanya ini bukan sekadar dekorasi semata, melainkan juga berdampak pada kualitas suara dengan adanya tiga pilar yang bertugas membuat kaca bergetar sehingga suara terdengar lebih realistis.

Tepat di bagian bawah lampu LED-nya merupakan sebuah woofer 2 inci yang bertanggung jawab atas produksi suara di frekuensi mid-range. Di ujung paling atas, tertanam passive radiator transparan yang dipercayai sebagai penghasil dentuman bass yang mantap.

Di bawah bohlam LED-nya bernaung sebuah woofer 2 inci / Sony
Di bawah bohlam LED-nya bernaung sebuah woofer 2 inci / Sony

Penampilannya secara keseluruhan memang tidak terlihat seperti speaker sama sekali, apalagi mengingat semua tombol pengoperasiannya disembunyikan di permukaan bawah. Pengguna juga bisa menyambungkan dua speaker menjadi konfigurasi stereo.

Glass Sound Speaker mengandalkan konektivitas Bluetooth LDAC yang diyakini mampu meneruskan data tiga kali lipat lebih banyak ketimbang teknologi Bluetooth standar demi menyuguhkan kualitas suara yang lebih baik. Baterainya bisa bertahan selama 4 jam, tapi pengguna juga bisa memakainya dengan dicolokkan ke stop kontak, plus tersedia jack 3,5 mm untuk perangkat sumber audio yang tidak dilengkapi Bluetooth.

Sony Glass Sound Speaker sejatinya lebih cocok diperlakukan sebagai dekorasi ruangan ketimbang speaker, terutama setelah melihat banderol harganya yang mencapai $800. Namun kalau faktor estetika merupakan prioritas, sepertinya sulit menemukan speaker Bluetooth lain yang seanggun ini.

Sumber: TheNextWeb dan Sony.