Harman Kardon Citation 500 Janjikan Kualitas Suara Premium dan Integrasi Google Assistant

Dari sekian banyak pabrikan yang bermain di segmen smart speaker, Harman Kardon adalah salah satu yang paling produktif. Sejauh ini mereka sudah punya dua smart speaker untuk dua platform yang berbeda, yakni Invoke untuk Cortana dan Allure untuk Alexa. Mana yang mengemas integrasi Google Assistant? Well, itulah alasan artikel ini eksis.

Menjelang ajang IFA 2018, Harman Kardon memperkenalkan smart speaker anyar bernama Citation 500. Seperti yang saya bilang, yang menjadi ‘nyawanya’ adalah Google Assistant, dan kebetulan desainnya cukup mirip seperti Google Home Max – bahkan pilihan warnanya pun juga ada dua, yakni abu-abu atau hitam.

Sekeliling sasisnya dibalut oleh bahan wol yang terkesan premium, sedangkan permukaan atasnya yang minimalis hanya dihuni oleh panel sentuh LCD yang berwarna. Berhubung ada integrasi Google Assistant, pengguna tentu bisa mengoperasikannya dengan perintah suara di samping memakai panel sentuh tersebut.

Harman Kardon Citation 500

Mengontrol perangkat smart home yang kompatibel juga dapat dilakukan bersama speaker ini. Pada dasarnya apa yang dapat Google Assistant lakukan di smart speaker lain, juga dapat dilakukan di sini. Namun tentu saja sebagai Harman Kardon, kualitas suara selalu mendapat perhatian khusus, dan di sini Citation 500 mengandalkan speaker stereo berdaya 200 watt, dengan dukungan resolusi maksimum 24-bit/96kHz.

Ini juga yang menjadi alasan Harman Kardon Citation 500 dibanderol di atas rata-rata: $600. Harga tersebut menjadikannya salah satu smart speaker Google Assistant yang paling mahal – saya bilang salah satu karena masih ada Beosound 1 dan Beosound 2 dari Bang & Olufsen yang harganya berada di kisaran $2.000.

Sumber: The Verge.

Samsung Galaxy Home Bakal Ramaikan Pasar Smart Speaker

Reputasi Bixby boleh kalah dari Alexa, Google Assistant maupun Siri, akan tetapi hal itu tidak mencegah Samsung memperluas integrasi asisten virtual-nya ke banyak perangkat sekaligus; mulai dari Galaxy Note 9 (tentu saja), sampai ke TV dan kulkas. Namun tahun lalu beredar rumor bahwa Samsung sedang menyiapkan ‘rumah’ yang proper buat Bixby, yakni sebuah smart speaker, dan kabar itu rupanya tidak meleset.

Pada acara peluncuran Note 9, Samsung turut mengumumkan perangkat bernama Galaxy Home. Dari namanya sudah bisa ditebak kalau perangkat ini siap menantang smart speaker lain macam Apple HomePod dan Google Home Max, dan tentu saja Bixby telah ditunjuk menjadi ‘nyawanya’.

Samsung Galaxy Home

Desainnya kelihatan simpel, tapi mungkin bukan untuk semua orang. Beberapa bahkan bilang bentuknya mirip kaldron atau panci besar yang biasanya digunakan oleh penyihir jahat di film-film kartun. Tiga buah kaki di bagian dasarnya mengindikasikan kalau ia tak harus diletakkan di atas meja. Sekujur tubuhnya mulus, dan seluruh tombol kontrolnya diposisikan di atas.

Di dalam ‘gentong’ berlapis fabric itu bernaung enam buah speaker dan sebuah subwoofer, plus delapan mikrofon far-field. Samsung menjanjikan kualitas suara yang superior dibandingkan produk kompetitor, dan pernyataan itu diperkuat oleh campur tangan AKG dalam proses pengembangan komponen audionya. Seperti yang kita tahu, AKG adalah anak perusahaan Harman, dan Harman sendiri sudah diakuisisi oleh Samsung.

Samsung Galaxy Home

Kualitas suara yang superior ini krusial kalau mempertimbangkan segala kekurangan Bixby (jika dibandingkan dengan asisten virtual lain). Kasusnya kurang lebih sama seperti Apple HomePod, yang dipuji banyak reviewer perihal kualitas suaranya, sehingga kekurangan Siri jadi bisa sedikit tertutupi.

Soal layanan streaming musik, Samsung rupanya memutuskan untuk menggandeng rajanya, yaitu Spotify. Tebakan saya, konsumen Galaxy Home nanti bakal mendapatkan akses Spotify Premium gratis selama beberapa waktu.

Samsung Galaxy Home

Selebihnya masih belum banyak detail mengenai Samsung Galaxy Home karena ini memang bukanlah peluncuran resminya. Samsung berjanji untuk membeberkan lebih banyak pada ajang konferensi developer mereka pada awal bulan November mendatang.

Sumber: The Verge dan CNET.

Speaker Bluetooth Ini Menyamar Sebagai Ban Mobil Balap Formula 1

Pernah mendengar nama iXoost (dibaca seperti kata “exhaust”)? Jujur saya pribadi belum pernah. iXoost merupakan produsen speaker asal Itali yang dikenal lewat produk-produknya yang bertema otomotif. Dan kalau Anda penasaran seunik apa produk bikinannya, coba perhatikan speaker berikut ini.

Namanya Pirelli P Zero Sound, dan seperti yang kelihatan pada gambar, wujudnya dibuat semirip mungkin dengan ban Pirelli P Zero yang digunakan di kompetisi balap Formula 1, lengkap beserta velg-nya. Tentu saja iXoost sudah memperoleh lisensi resmi dari Pirelli, kalau tidak produk ini pasti sudah diperkarakan di meja hijau.

Sayang ukurannya tidak sama persis seperti aslinya, melainkan merujuk pada ban yang digunakan oleh tim F1 untuk pengujian aerodinamika di dalam wind tunnel, dengan skala 1:2 (330 x 190 mm). Pun begitu, speaker ini berat (9,5 kg), dan di dalamnya bernaung satu midwoofer berdiameter 100 mm, tweeter 25 mm, serta amplifier berdaya 100 watt.

Pirelli P Zero Sound

Soal konektivitas, perangkat mengandalkan Bluetooth 4.0 dengan dukungan aptX. Yang amat mengejutkan, harganya jauh lebih mahal dari ban mobil Pirelli sendiri, yakni 2.400 euro. Dengan harga setinggi itu, ia jelas termasuk barang collectible, hanya saja saya menyayangkan effort iXoost dan Pirelli yang terkesan kurang maksimal.

Andai saja rangka speaker tersebut dibalut material karet yang sama seperti ban mobil, mungkin harganya jadi terdengar lebih masuk akal. Sebagai perbandingan, Porsche Design 911 Speaker yang terbuat dari ujung knalpot asli Porsche 911 GT3 cuma dihargai $550, padahal itu effort-nya sudah bisa dibilang luar biasa.

Sumber: The Verge.

Sonos Beam Adalah Soundbar Pintar dengan Integrasi Alexa

Jauh sebelum voice assistant menjadi tren, Sonos sudah menggunakan istilah smart speaker untuk produk-produknya yang mampu terhubung langsung ke internet sekaligus berkomunikasi satu sama lain. Namun definisi smart speaker sekarang sudah bergeser, dan Sonos pun mau tidak mau harus beradaptasi, hingga akhirnya lahirlah Sonos One.

Akan tetapi Sonos One sejatinya tidak lebih dari sebatas speaker lama yang dimodifikasi dan ditambahi integrasi asisten virtual. Lain ceritanya dengan produk yang baru saja Sonos luncurkan. Namanya Beam, dan secara teknis ia merupakan sebuah soundbar. Sonos sebelumnya sudah pernah punya soundbar bernama Playbar, tapi Beam sangatlah berbeda.

Sonos Beam

Yang paling beda adalah dimensinya. Panjang Beam cuma 65 cm, dengan tinggi kurang dari 7 cm dan bobot 2,8 kg. Secara keseluruhan, ukuran Beam hanya 60% dari Playbar, sehingga ia begitu ideal untuk ruangan kecil atau sedang, seperti di apartemen misalnya.

Terkait desain, di mata saya Beam kelihatan seperti hasil perkawinan antara Playbar dan Playbase. Wujudnya tetap minimalis seperti jajaran produk Sonos lainnya, dan konsumen bisa memilih dua pilihan warna matte, yakni hitam atau putih. Selain diletakkan di atas meja, Beam juga dapat digantung di tembok.

Sonos Beam

Hal lain yang patut disoroti dari Beam tentu saja adalah kecerdasannya, terutama berkat integrasi Amazon Alexa, sehingga kontrol via perintah suara dapat dilakukan dengan mudah. Integrasi Google Assistant baru akan menyusul (dalam waktu dekat kata Sonos), sedangkan Siri juga dapat dipanggil berkat dukungan AirPlay 2, sehingga Beam juga ideal untuk para pelanggan Apple Music.

Interaksi dengan asisten-asisten virtual ini dipastikan berjalan mulus berkat lima buah mikrofon beamforming yang telah tertanam di bodi Beam, di mana suara pengguna masih bisa ditangkap dengan baik walaupun audio sedang berjalan dalam volume cukup keras. Streaming langsung ke berbagai layanan via Wi-Fi atau Ethernet turut didukung, seperti halnya produk Sonos lainnya, demikian pula kemudahan untuk membuat setup multi-room.

Sonos Beam

Perihal kualitas suara, Sonos tidak mau kita meremehkan Beam akibat tubuh kecilnya. Di balik sasisnya bernaung empat full-range woofer, tiga passive radiator, satu tweeter dan lima amplifier Class-D. Beam juga mendukung teknologi Trueplay, yang memungkinkan perangkat untuk menyesuaikan equalizer-nya dengan kondisi akustik ruangan secara otomatis.

Pre-order Sonos Beam saat ini sudah dibuka di harga $399, hampir separuh harga Playbar. Sonos bilang bahwa Beam bakal tersedia secara global mulai 17 Juli mendatang.

Sumber: Sonos.

Smart Speaker Buatan Huawei Bernama iDol Home?

Tren smart  speaker rupanya membuat Huawei kepincut. Pabrikan asal Tiongkok itu dilaporkan sudah mengamankan nama “iDol” dan “Huawei iDol Home” melalui paten yang mereka ajukan ke European Union Intellectual Property Office pekan lalu.

Tak hanya mengamankan kedua nama tersebut, dokumen paten Huawei juga menjelaskan fungsi dari perangkat yang akan menggunakannya. Keduanya dijelaskan terkait dengan perangkat audio yang terhubung ke perintah suara dan asisten kecerdasan buatan. Di dalamnya disebutkan juga tentang solusi rumah pintar antara lain kunci yang terhubung ke internet, lampu pintar, set-top box dan kamera keamanan. Selanjutnya, referensi dibuat untuk beberapa fungsi, seperti kemampuan untuk mengontrol berbagai perangkat IoT melalui input suara.

Huawei Idol Home

Terjunnya Huawei di sektor smart speaker bukanlah tanpa alasan, mengingat beberapa kompetitornya seperti Amazon, Google dan Apple sudah menguasai pasar. Sebelum nantinya terlibat secara langsung, Huawei sendiri sudah mulai membagi fokus ke ranah IA melalui integrasi yang mereka hadirkan di sejumlah flagship Androidnya. Di sektor audio, Huawei memang sudah memiliki beberapa portofolio namun tak satupun yang secara penuh mengadopsi asisten digital seperti yang dilakukan oleh Amazon.

Untuk menyisipkan elemen pintar di speakernya, Huawei dilaporkan sedang menguji kecerdasan buatan bernama HiAssistant yang ditargetkan bisa mulai dikomersilkan sebelum akhir tahun 2018 ini. Huawei juga mengaku terus melakukan eksplorasi sejumlah mesin pembelajar dan teknologi terkait, salah satunya mesin pintar yang mampu memahami emosi manusia.

Huawei jelas sedang dalam mode ngebut untuk merealisasikan rencananya ini. Sebab rivalnya seperti Amazon, Google dan Apple tak akan diam menunggu.

Sumber berita Mobielkopen via Ubergizmo.

Smart Speaker SpeakEasy Usung Integrasi Google Assistant Tanpa Korbankan Kualitas Suara

Dari sekian banyak smart speaker yang beredar di pasaran, cukup jarang yang mengedepankan kualitas suara ketimbang fitur pintarnya. Hal ini tampaknya menjadi motivasi tersendiri bagi Como Audio, produsen perangkat audio asal Amerika yang masih berusia muda, meski pendirinya sudah cukup berpengalaman.

Lewat Kickstarter, mereka memperkenalkan smart speaker bernama SpeakEasy. Yang langsung mengundang perhatian dari speaker ini adalah desainnya yang tergolong retro dan jauh dari bayangan kita soal speaker berbekal voice assistant. Namun justru itulah yang menjadi nilai jual tersendiri dari SpeakEasy.

Como Audio SpeakEasy

Jeroannya dihuni oleh sebuah tweeter 3/4 inci, woofer 3 inci dan sebuah bass port di belakang guna semakin meningkatkan responnya di frekuensi rendah. Sumber tenaganya berasal dari amplifier Class D yang mampu menyuplai daya sebesar 25 watt per channel.

Semua itu dikemas dalam kabinet berbahan MDF yang cukup tebal, dengan lapisan kayu asli pada bagian terluarnya. Guna memenuhi selera konsumen yang bervariasi, Como Audio juga menyediakan varian dengan balutan warna hitam atau putih yang mengkilat.

Como Audio SpeakEasy

Terkait kecerdasannya, SpeakEasy telah dibekali integrasi Google Assistant. Konektivitasnya pun cukup melimpah, SpeakEasy bahkan mendukung fitur multi-room dengan perangkat besutan Como Audio yang lain. Bluetooth 4.2 juga tersedia, dan konsumen bisa membeli modul baterai opsional untuk menyulap perangkat menjadi portable.

Di Kickstarter, SpeakEasy dibanderol paling murah seharga $219, sedangkan harga retail-nya diestimasikan berkisar $349. Sayang sekali Como Audio sejauh ini hanya bisa memenuhi pesanan dari beberapa negara saja.

Anker Soundcore Naik Pangkat Jadi Sub-Brand Khusus Audio

Besar di segmen power bank, Anker sebenarnya juga sudah cukup lama menjual speaker Bluetooth bernama Soundcore. Namun baru-baru ini, Soundcore akhirnya berevolusi menjadi satu brand sendiri di bawah Anker yang berfokus pada perangkat audio. Rencananya sub-brand Zolo juga akan dilebur menjadi satu dengan Soundcore.

Soundcore pun langsung tancap gas dalam menjalani debutnya dengan beberapa headphone, earphone dan speaker wireless sekaligus. Semuanya masuk dalam kategori terjangkau dan siap dirilis dalam rentang bulan Mei – Agustus, dengan harga paling mahal $100.

Model yang termahal itu adalah Space NC, yang merupakan headphone tipe over-ear berbekal teknologi noise cancelling. Kinerjanya ditunjang oleh sepasang dynamic driver berdiameter 40 mm, daya tahan baterai hingga 20 jam (dalam posisi NC aktif), dan kontrol berbasis sentuh.

Soundcore Space NC / Anker
Soundcore Space NC / Anker

Buat konsumen yang aktif berolahraga, Soundcore punya tiga earphone Bluetooth, yaitu Spirit, Spirit Pro dan Spirit X. Ketiganya sama-sama dilapisi material yang tahan air sekaligus keringat, serta mengandalkan sistem manajemen kabel berbasis magnet.

Spirit adalah yang paling biasa, dengan daya baterai 9 jam dan banderol $40. Spirit Pro di sisi lain menawarkan driver berbahan graphene, dukungan codec aptX dan daya baterai 10 jam, dibanderol seharga $50. Terakhir, Spirit X mengemas desain hook-style, driver 10 mm, dan daya baterai 12 jam, dibanderol $40.

Selanjutnya, Soundcore juga memperkenalkan Liberty Lite (gambar paling atas). Ia pada dasarnya merupakan versi yang lebih murah dari true wireless earphone Zolo Liberty+, dengan harga cuma $69. Pun begitu, konektivitas Bluetooth 5.0 masih menjadi andalannya, demikian pula daya baterai 3,5 jam dan tambahan 12 jam dari charging case-nya.

Soundcore Flare / Anker
Soundcore Flare / Anker

Di ranah speaker, Soundcore sudah menyiapkan Flare dan Flare+. Desainnya sepintas mirip Amazon Echo, meski keduanya sama-sama bukan smart speaker. LED warna-warni menghiasi bagian dasarnya, dan secara keseluruhan bodinya tahan air dengan sertifikasi IPX7.

Perbedaan utamanya hanyalah ukuran, volume maksimal dan daya tahan baterai, di mana Flare+ yang lebih besar dapat beroperasi sampai 20 jam nonstop. Soal harga, Flare dipatok $60, sedangkan Flare+ $100.

Dalam beberapa minggu ke depan, Anker bilang bahwa akan ada lebih banyak lagi produk di bawah bendera Soundcore. Salah satunya adalah seri Infini, yang merupakan soundbar untuk televisi sekaligus speaker Bluetooth premium.

Sumber: The Verge dan PR Newswire.

Amazon Luncurkan Smart Speaker Echo Dot Versi Anak-Anak

Berkat harganya yang begitu terjangkau, Amazon Echo Dot bisa dibilang merupakan salah satu smart speaker paling laris di pasaran. Produk ini pun cukup populer di kalangan anak-anak. Buktinya, Amazon baru saja memperkenalkan versi khusus bernama Echo Dot Kids Edition.

Secara fisik, perangkat ini sama persis seperti Echo Dot biasa, hanya saja Amazon telah menyertakan sebuah case supaya umurnya setidaknya bisa lebih panjang di tangan anak-anak. Tidak hanya itu, Echo Dot Kids Edition juga datang membawa garansi selama dua tahun, yang mencakup reparasi maupun penukaran gratis.

Amazon Echo Dot Kids Edition

Perbedaan utamanya terletak pada segi fitur. Yang pertama adalah fitur bernama FreeTime, yang memungkinkan para orang tua untuk membatasi durasi penggunaan perangkat, maupun mengutak-atik pengaturan parental control secara lebih komprehensif, termasuk yang krusial seperti mematikan fungsi voice purchasing, demi menyelamatkan tagihan kartu kreditnya.

Dengan FreeTime, Alexa pun juga jadi lebih ramah terhadap anak-anak, serta siap menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar pendidikan, entah itu mengenai sains, hitung-hitungan atau bahasa. Sebaliknya, anak-anak pun juga didorong untuk berkomunikasi dengan lebih sopan, di mana mereka harus menyebutkan kata “please” setiap kali bertanya ke Alexa.

Amazon Echo Dot Kids Edition

Fitur yang kedua adalah FreeTime Unlimited, yang pada dasarnya merupakan layanan berlangganan berisikan bermacam konten untuk anak-anak, semisal lebih dari 300 audiobook, serta playlist musik khusus anak dari iHeartRadio, semuanya tanpa diselipi iklan.

FreeTime Unlimited juga bakal menambah skill yang dimiliki Alexa, yang bersangkutan dengan brandbrand seperti Disney, Nickelodeon maupun National Geographic. Konsumen Echo Dot Kids Edition bakal mendapat semua ini secara cuma-cuma selama setahun, sedangkan pengguna seri Echo lain harus membayar biaya berlangganan $3 per bulan.

Amazon Echo Dot Kids Edition rencananya bakal dipasarkan mulai 9 Mei mendatang seharga $80, lebih mahal $30 daripada Echo Dot standar. Perlu diingat, dana ekstra ini bukan sebatas untuk gratis berlangganan FreeTime Unlimited itu tadi saja, tapi juga garansi lengkap selama dua tahun.

Sumber: Recode dan Business Wire.

Logitech G Kenalkan Speaker dan Keyboard Gaming dengan Lampu yang Bereaksi Terhadap Suara

Sebagai sebuah industri yang terus berevolusi, kemajuan teknologi gaming membuka banyak kemungkinan baru. Logitech G sebagai salah satu brand gaming gear terus berupaya untuk memberikan pengalaman gaming yang lebih baik.

Di salah satu ajang gaming terbesar – Indonesia Gaming Championship
2018, mereka mengumumkan dua produk terbaru untuk melengkapi desktop gaming Anda yakni Logitech G560 PC Gaming Speaker dan Logitech G512 Mechanical Gaming Keyboard.

“Kedua produk tersebut kami ciptakan untuk melengkapi mouse gaming terlaris di dunia, Logitech G502,” ungkap Ismail Maksum, Country Manager Logitech Indonesia.

Keduanya telah dilengkapi teknologi lightsync yang memadukan efek pencahayaan dan audio untuk memberikan pengalaman bermain game yang lebih imersif. “Lightsync hadir untuk mengeluarkan kemampuan sebenarnya dari efek pencahayaan RGB,” tambahnya. Lalu berapa harganya?

Logitech G560 PC Gaming Speaker

g560-lightsync-pc-gaming-speakers

Speaker desktop khusus gaming yang mampu menyinkronkan efek pencahayaan dan suara dengan aksi permainan di layar monitor secara real-time ini dibanderol dengan harga Rp3.099.000. Animasi dan efek pencahayaan speaker bisa kita atur lebih jauh, ada sekitar 16,8 juta warna dan empat zona pencahayaan.

Logitech G560 punya output daya sebesar 240 watt peak/120 watt RMS, dengan teknologi 3D audio, DTS: X Ultra 1.0 yang menempatkan setiap detail suara pada posisi yang akurat sehingga kita bisa menikmati suara permainan sesuai rancangan sang game designer.

Kita bisa menghubungkan speaker ini melalui koneksi USB, jack audio 3.5mm, ataupun Bluetooth. Dengan teknologi easy-switch, di mana kita bisa beralih dari PC ke smartphone secara mudah.

Logitech G512 Mechanical Gaming Keyboard

Sedangkan keyboard gaming mekanikal ini hadir dalam dua pilihan switch mekanis berbeda yakni Romer-G Tactile dan Romer-G Linear dalam carbon dengan harga Rp1.730.000.

Bedanya Tactile memberikan sensasi umpan balik yang lembut saat ditekan. Sedangkan Linear memiliki tombol mekanikal yang halus tanpa adanya sensasi umpan balik. Keduanya versi diklaim mampu menginput perintah secara cepat dan tanpa suara, dengan lampu pencahayaan yang terang.

Logitech G512 dirancang dengan top case berbahan aluminium 5052 aircraft-grade dengan sentuhan desain brushed dan anodized metal sehingga mampu memberikan cita rasa premium dengan ketahanan tinggi. Keyboard gaming ini juga dilengkapi port ekstensi USB yang terintegrasi.

logitech-g-kenalkan-speaker-dan-keyboard-gaming-2

B&O Luncurkan Speaker Portable Berdesain Premium Baru, Beoplay P6

Bang & Olufsen kembali memperkenalkan speaker portable berdesain premium, Beoplay P6. Ia memang tidak semungil Beoplay P2 yang dirilis tahun lalu, tapi masih mudah sekali dibawa-bawa, dan yang pasti menawarkan kualitas suara yang lebih superior berkat dimensinya yang lebih besar.

Seperti biasa, desain merupakan prioritas utama ketika membahas produk keluaran B&O. Rangkanya terbuat dari aluminium, dengan grille di kedua sisi yang mengindikasikan kesanggupannya mendistribusikan suara secara 360 derajat. Kesan elegan makin diperkuat oleh kehadiran strap berbahan kulit di salah satu sisinya.

Beoplay P6

Menengok ke bagian atasnya, tampak sederet tombol pengoperasian yang menyatu dengan kerangka tubuhnya. Meski begitu, B&O memastikan sensasi taktil yang berkesan ketika tombol ditekan, dan desainnya ini mengambil inspirasi dari receiver legendaris Beomaster 8000.

Tepat di tengah-tengah deretan tombol tersebut bernaung sebuah tombol multi-fungsi, yang bisa dipakai untuk play/pause, menerima panggilan telepon, memanggil Siri atau Google Assistant, maupun mengganti preset equalizer. Semuanya tinggal dikustomisasi melalui aplikasi pendampingnya di ponsel.

Beoplay P6

Dari segi teknis, Beoplay P6 ditenagai oleh tiga amplifier sekaligus: satu Class-D berkapasitas 36 W untuk woofer, dan dua sisanya Class-D 30 W. Digabungkan semuanya, P6 sanggup menghasilkan output berdaya total 215 W, cukup mengesankan kalau melihat dimensinya yang cuma 170 x 130 x 68 mm, dengan bobot 1 kg.

Beoplay P6 dibekali baterai berkapasitas 2.600 mAh, yang diperkirakan bisa bertahan sampai 16 jam penggunaan dalam satu kali charge. Patut diapresiasi juga adalah penggunaan USB-C sebagai konektor charging-nya, dan secara keseluruhan bodi P6 tahan cipratan air maupun debu dengan sertifikasi IP54.

B&O berencana memasarkan Beoplay P6 mulai 23 April seharga $399. Pilihan warna yang tersedia ada dua: hitam dan silver dengan aksen beige.

Sumber: B&O.