Kerja Sama dengan Platform Konten Lokal, Kaskus Inisiasi “Kaskus Networks”

Kaskus, yang kini memposisikan diri sebagai social commerce platform, mengumumkan telah menjalin kerja sama dengan beragam content platform lokal untuk menginisiasi jaringan konten “Kaskus Networks”. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mensinergikan content platform lokal dan membangun ekosistem bisnis yang positif dan saling mendukung. Di tahap awal ini ada lima content platform yang sudah bergabung yaitu Infokost, Bolalob, Opini, Womantalk, dan Beritagar.

CMO Kaskus Ronny W. Sugiada dalam keterangan media mengatakan, “Kami mengajak seluruh content platform lokal di Indonesia untuk bergabung dengan Kaskus Networks dan membangun ekosistem konten yang positif. Sinergi ini juga tentunya akan memberikan value lebih bagi setiap member, baik dari sisi user traffic, revenue, maupun SEO (Search Engine Optimization).”

“Kami juga akan memaksimalkan penggunaan di seluruh channel [Kaskus], baik website, mobile web, mobile apps, hingga social media sebagai bagian dari Kaskus Networks untuk memberikan pengalaman dan hasil terbaik bagi brand yang bekerja sama dengan kami,” lanjut Ronny.

Sebagai informasi, content platform yang saat ini bergabung di Kaskus Networks sebagian besar adalah perusahaan yang berada di bawah naungan Global Visi Media, salah satu perusahaan yang berada di bawah manajemen GDP Venture.

CEO Kaskus Martin B. Hartono menegaskan bahwa Kaskus Networks adalah jaringan yang terbuka bagi setiap content platform yang ingin bergabung. Martin juga berharap ke depannya Kaskus Networks dapat menjadi salah satu leading content & advertising network di seluruh Indonesia dan mampu membawa content platform lokal secara bersama-sama untuk lebih eksis di panggung global.

Kaskus dibuat oleh Andrew Darwis pada tahun 1999 yang kemudian di tahun 2008 dibawa kembali ke Indonesia dan resmi menjadi sebuah perusahaan di bawah payung PT Darta Media Indonesia. Meski sudah ditinggal oleh Ken Dean Lawadinata, Kaskus sendiri kini sudah berkembang menjadi sebuah social commerce platform terbesar di Indonesia – dari yang tadinya hanya sekedar forum diskusi.

Di samping forum umum untuk diskusi dan melakukan transaksi jual-beli, Kaskus sendiri telah memiliki kanal forum News yang kontennya banyak diisi oleh media yang memiliki kanal berita online seperti Metrotvnews, Gatra, dan Beritagar. Kaskus juga mengklaim kini telah memiliki lebih dari sembilan juta member yang terdaftar dan memiliki kurang lebih 20.000 komunitas di dalamnya.

_

Disclosure: Kaskus dan DailySocial berada di bawah naungan induk perusahaan yang sama

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi Pesan Instan Cakapp Hubungkan Pengguna dengan Para Ahli

Di era digital sekarang semua orang yang menggenggam smartphone pasti sudah akrab menggunakan layanan pesan instan. Baik itu digunakan untuk kerja, bisnis, atau hanya saling bertukar informasi dengan kolega atau keluarga. Penyedia layanan pesan instan ini terbilang cukup banyak, bahkan sudah mendunia sebut saja Whatsapp, Telegram, LINE, BBM, dan Facebook Messenger. Belum lagi layanan chatbot. Pada intinya layanan pesan instan sudah cukup komplit. Meski demikian pengembang di PT RuangKerja berusaha berinovasi dengan menghadirkan konsep layanan pesan instan khusus untuk konsultasi dengan para ahli di bidangnya, Cakapp.

Cakapp berusaha menjadi platform untuk menghubungkan penggunanya dengan para ahli di bidangnya. Disampaikan pendiri Cakapp, Ditto Anindita, Cakapp hadir untuk membantu penggunanya dalam mengatasi berbagai persoalan. Menurut Ditto selama ini seseorang akan merasa puas jika pertanyaan, keluhan, atau konsultasinya langsung dilakukan dengan para ahli. Di sinilah Cakapp mencoba berperan sebagai media penghubung.

“Kita selalu menemui permasalahan baru, dan masalah baru ini mungkin tidak bisa dijawab oleh orang – orang di sekitar kita. Kalaupun ada, untuk masalah yang agak berat, biasanya kita baru merasa puas bila kita telah berbicara dengan orang yang ahli di bidang tersebut. Di aplikasi Cakapp, sudah tersedia daftar kontak para ahli sesuai bidangnya. Sehingga kita tidak usah membuang waktu banyak hanya untuk menemukan solusi atas masalah yang kita hadapi,” terang Ditto.

Menghadirkan para ahli di layanannya tentu bukan perkara mudah. Seorang ahli harus ditunjukkan dengan kemampuan atau pengalaman di bidangnya sehingga kompetensinya bisa berguna dalam memberikan solusi terhadap permasalahan yang dikonsultasikan. Termasuk menjaga kualitas solusi yang diberikan.

Untuk mengantisipasi hal ini tim Cakapp menyiasatinya dengan melakukan verifikasi untuk ahli. Untuk ahli di bidang yang profesional seperti bidan atau dokter, tim Cakapp melakukan verifikasi manual untuk memastikan yang bersangkutan memiliki profesi dan perizinan sesuai bidang tersebut. Sementara untuk bidang yang lebih umum seperti teknologi, bisnis, penyembuhan holistik, atau lifestyle pihak Cakapp akan melakukan pengecekan latar belakang pekerjaan, keterarikan dan pengalaman orang tersebut.

Ditto juga menjelaskan bahwa tidak ada kriteria khusus untuk menjadi ahli di sistem Cakapp, hanya saja proses verifikasi harus dipenuhi. Cakapp nantinya juga disebutkan akan menerapkan system feedback dan rating untuk mengetahui ahli mana yang memang benar – benar bagus di bidangnya.

“Untuk ahli yang bidangnya profesional seperti bidan dan dokter, jawaban mereka pasti terikat dengan kode etik profesi mereka. Dan untuk diagnosa detil dan penanganan lanjutan memang harus dilakukan di tempat praktek mereka. Sehingga permasalahan diselesaikan secara profesional. Untuk bidang yang lebih umum, jawaban mereka akan berpengaruh pada tingkat rating dan feedback dari pengguna lain. Pengguna tidak harus setuju dengan hasil konsultasi satu ahli saja, namun mereka bisa mendapatkan second opinion dari ahli manapun yang bidangnya sama. Lebih gampang dan cepat dibandingkan bila  mencari second opinion dengan cara tradisional,” papar Ditto.

Sebenarnya apa yang coba diusung Cakapp bukan sesuatu yang baru. Hanya saja Cakapp lebih mengakomodir keseluruhan bidang atau profesi. Tidak seperti bisnis yang sudah ada yang memposisikan diri sebagai marketplace untuk ahli di bidang-bidang tertentu seperti guru, arsitek atau tukang bangunan, dokter, montir, dan lain sebagainya. Namun sejauh ini sistem Cakapp baru sebatas konsultasi. Menjadi sebuah tantangan serius bagi Cakapp untuk bisa mengembangkan bisnisnya menghadapi layanan lain yang lebih khusus di satu bidang.

Salah satu keuntungan yang coba ditawarkan tim Cakapp bagi setiap ahli yang tergabung dalam sistemnya adalah keuntungan promosi dan konsultasi berbayar. Melalui Cakapp mereka bisa mempromosikan produk, jasa, atau brand mereka, selain itu mereka bisa juga menerapkan konsultasi berbayar jika ingin berkonsultasi lebih lanjut.

Dalam strateginya menggaet lebih banyak pengguna Cakapp memanfaatkan referensi dari pengguna Cakapp sendiri yang disebutkan sudah mencapai 1500 pengguna. Selain itu tim Cakapp juga masih berusaha memperbanyak daftar ahli sehingga semakin banyak variasi aspek atau bidang yang bisa dikonsultasikan.

Saat ini total sudah ada empat varian aplikasi Cakapp yang bisa dijumpai di Google Play, yang pertama adalah aplikasi Cakapp dengan BidanKita (bidan), Action Coach (bisnis), Berjalan Sehat (penyembuhan holistik), dan Cakapp (umum). Tahun ini dari penuturan Ditto pihaknya masih terus berfokus untuk peningkatan pengguna dan kualitas layanannya. Salah satu yang tengah diusahakan adalah fitur video call.

Application Information Will Show Up Here

Kurio Suguhkan Fitur Video Channel

Kurio, salah satu pimpinan aplikasi untuk kategori kurasi berita hari ini mengumumkan inovasi terbarunya. Di dalam versi terbarunya Kurio tidak hanya menampilkan kurasi artikel dari beberapa sumber tetapi juga video melalui fitur Video Channel. Fitur Video Channel tersebut akan memudahkan pengguna Kurio untuk menikmati video-video populer yang sudah dipilih dari berbagai sumber dalam satu aplikasi mobile.

Video saat ini menjelma menjadi salah satu jenis konten yang mulai banyak dinikmati di Indonesia, sejalan dengan peningkatan kualitas layanan internet di Indonesia yang sudah mumpuni untuk kegiatan streaming video melalui perangkat mobile. CEO Kurio David Wayne Ika menuturkan keputusan Kurio berinovasi di ranah video ini merupakan bagian menyambut semakin baiknya layanan internet di Indonesia, fitur smartphone yang semakin baik, dan perkembangan format konten dalam bentuk video yang dinilai sebagai “natural progression”.

“Kebiasaan menonton video sudah diakses lebih dari 60% di smartphone dibanding desktop (komputer). Ditambah dari sisi penyedia atau pembuat konten video juga semakin bertumbuh dan digemari,” terang David.

Fitur Video Channel dalam Kurio didesain sedemikian rupa untuk memberikan pengalaman yang tak kalah baik layaknya pengalaman membaca artikel. Di dalam Kurio pengguna memiliki opsi untuk memilih jenis konten yang ingin mereka dapatkan, yakni konten video dan artikel. Sama seperti di konten artikelnya, di fitur Video Channel Kurio juga menyematkan beberapa fitur khas mereka, yakni Top Videos untuk kumpulan video populer dan kategori-kategori yang membagi konten-konten video, seperti Fun, Celeb, Bola, Musi, Life, dan News.

Dengan adanya fitur Video Channel ini pihak Kurio berharap pengguna bisa mendapatkan pengalaman yang bervariasi. Kurio juga ingin terus memperkuat layanannya dengan terus menyediakan konten yang diinginkan dan terbaru sehingga setiap konten yang dibaca maupun video yang ditonton menjadi sebuah wawasan baru yang berguna dan menghibur.

Untuk menarik banyak pengguna Kurio telah menyiapkan kampanye #MudaBikinBangga dengan menggandeng beberapa tokoh untuk menyuguhkan web series mengenai kisah sukses mereka. Mereka-mereka adalah Chef Lucky (pemenang MasterChef Indonesia, aktivis sosial), Giring Ganesha (musisi, entrepreneur), Gustika Jusuf Hatta (delegasi muda UNESCO, cucu proklamator Bung Hatta), Danny Oei Wirianto (entrepreneur, investor, penulis buku Think Fresh), Stephany Josephine (travel blogger) dan William Utomo (media entrepreneur).

“Generasi milenials sekarang ini mudah sekali mendapatkan akses internet, oleh karena itu penting bagi Kurio untuk menjadi pengingat bahwa internet bisa membuat diri menjadi lebih berwawasan melalui membaca. Dengan membaca yang benar, kita akan dibentuk menjadi pribadi yang kritis sejak dini sehingga kita mudah mempunyai peluang untuk mewujudkan cita-cita yang diinginkan,” ujar David.

Application Information Will Show Up Here

Startup SaaS HR Gadjian Dapatkan Pendanaan Awal

Platform human resources dan penggajian berbasis SaaS (Software as a Services) Gadjian baru saja mengumumkan perolehan pendanaan awal yang dipimpin oleh Golden Gate Ventures. Maloekoe Ventures juga terlibat dalam pendanaan ini. Nilai pendanaan yang diperoleh masih dirahasiakan.

Pendanaan ini akan difokuskan untuk memperluas tim dan distribusi pemasaran. Selain basis di Jakarta, Gadjian mengincar Bandung sebagai kota berikutnya untuk ekspansi. Kemitraannya dengan KADIN Kota Bandung tengah mulai diinisiasi untuk segera merealisasikan kebutuhan tersebut.

Gadjian sendiri diluncurkan pada Mei 2016, di bawah payung startup pengembang platform bisnis FAST-8. Layanan Gadjian didesain untuk memberikan solusi kepada UMKM mengelola fungsi administratif seperti menghitung gaji, pajak penghasilan, memusatkan data karyawan hingga melakukan analisis presensi.

Menurut pemaparan Co-Founder dan CEO Gadjian Afia Fitriati, saat ini layanan Gadjian telah digunakan oleh puluhan klien di daerah Jakarta, Bandung dan Yogyakarta, salah satunya oleh Hijup dan DiskonAja. Afia juga menerangkan bahwa Gadjian mampu dimanfaatkan untuk UMKM di berbagai kategori bisnis. Pendekatan berbasis SaaS dinilai efisien, sehingga memudahkan UMKM untuk mengadopsi layanan tersebut.

“Ketika kami meluncurkan Gadjian, pengadopsi awal kami berasal dari sektor teknologi, seperti yang diduga sebelumnya. Tapi kami cukup terkejut bahwa pengadopsi awal Gadjian juga berasal dari sektor yang lebih tradisional seperti lembaga pemerintahan dan bisnis real-estate.”

Selain dukungan pendanaan, tim Gadjian meyakini bahwa pengalaman dan jaringan Golden Gate Ventures di Silicon Valley dikombinasikan dengan jaringan pengusaha yang luas dari Maloekoe Ventures dapat mendongkrak kualitas layanan Gadjian di pasar Human Resources Information System (HRIS) di Indonesia.

“Ketika kami pertama kali melihat software Gadjian, kami sangat terkesan dengan desain, kemudahan penggunaan dan fakta bahwa aplikasi ini membantu memecahkan masalah yang sangat nyata bagi usaha berkembang di Indonesia. Kami belum pernah melihat aplikasi sekelas ini di Indonesia, jadi kami senang dapat bergabung dengan Gadjian dalam perjalanannya untuk menjadi penyedia HRIS terkemuka di negara ini,” sambut Vincent Lauria dari Golden Gate Ventures.

Managing Director Maloekoe Ventures Adrian Gheur pun memberikan kesan yang sama terhadap Gadjian. Keunggulan aplikasi dan pengalaman pengembang di bidang SDM dinilai menjadi alternatif yang tepat bagi usaha rintisan dalam mendigitalkan administrasi bisnis. Pemanfaatannya berbasis cloud turut memberikan pemecahan masalah secara efektif di internal bisnis.

Gadjian sendiri didirikan oleh Afia bersama suaminya Else Fernada. Sebelum mengembangkan Gadjian, melalui FAST-8, beberapa layanan bisnis telah dikembangkan, salah satunya HRD Helper. Berbeda dengan Gadjian, HRD Helper ditargetkan untuk perusahaan besar di Indonesia, dengan implementasi berbasis on-premise.

Kargoku Hadirkan Layanan Logistik Backloading, Manfaatkan Ruang Kosong Truk di Perjalanan Kembali

Startup baru bernama Kargoku hadir mencoba menawarkan layanan backloading untuk kebutuhan logistik. Backloading adalah proses pengangkutan yang memanfaatkan kapasitas truk yang tidak terpakai ketika perjalanan balik dari proses pengiriman barang. Menariknya Kargoku hadir dengan sistem lelang dalam hal pembiayaannya.

Kargoku saat ini memiliki empat fitur utama, yakni untuk sistem lelang, pelacakan truk, pembayaran dan pelaporan. Ketika memulai aplikasi, pengguna dihadapkan pada dua menu Login, untuk personal (konsumen) dan untuk bisnis (penyedia jasa truk). Jika login sebagai konsumen, selanjutnya pengguna akan diminta memilih kategori barang dan tujuan, kemudian akan dimunculkan estimasi harga.

Setelah proses order masuk, sistem akan mengirimkan permintaan tersebut kepada penyedia jasa. Melalui laman bisnis penyedia dapat menerima order tersebut, dengan harga yang telah disepakati. Siapa saja boleh mengambil selagi memiliki jalur yang sama. Aplikasi tersebut terhubung dengan sistem GPS di ponsel pengemudi, sehingga akan memudahkan pengirim barang mengetahui di mana posisi truk pengantar saat ini.

Kategori pengiriman yang telah ada saat ini meliputi pengiriman kendaraan, peralatan rumah tangga, pindah rumah/kantor, alat berat, dan juga komoditi pangan. Namun barang lain yang belum masuk ke dalam kategori masih bisa diinputkan manual dengan menyertakan dimensi dan ukuran barang tersebut, sehingga dapat diberikan estimasi harga kirim oleh sistem untuk dilelang ke para pemilik truk angkutan.

Disampaikan Martin Nababan selaku Founder Kargoku, bahwa visi dari layanannya untuk memberikan manfaat kepada pelanggan sekaligus perusahaan yang menjalankan ekspedisi pengiriman. Martin mengatakan:

“Aplikasi Kargoku akan memberikan estimasi harga penyewaan truk untuk setiap transaksi. Estimasi harga ini hanya digunakan sebagai dasar penawaran untuk kedua belah pihak. Nantinya Kargoer (konsumen pengguna Kargoku) bisa melakukan penawaran, dan pemilik truk yang tertarik bisa mengambil order tersebut.”

Lelang terbuka secara online dinilai turut memberikan keuntungan untuk mendapatkan harga dan layanan yang lebih kompetitif.

“Adanya sistem lelang ini juga menjadikan harga lebih kompetitif. Sehingga ke depannya pemilik barang dapat menurunkan biaya jasa pengirimannya sampai dengan 30 persen.”

Kendati bisnis logistik masih melemah di Indonesia, namun hadirnya Kargoku dinilai sebagai terobosan baru yang tepat. Permasalahannya perusahaan ekspedisi pengantaran barang sering kali melakukan inefisiensi. Sepulang proses pengantaran barang, truk akan berjalan kembali ke markas dengan bak yang kosong. Sistem Kargoku dapat menjadi salah satu alternatif, karena idealnya harga pun dapat ditekan, perusahaan atau sopir mungkin akan berpikir “dari pada kosong, buat angkut sekalian jalan mungkin tidak apa”.

Application Information Will Show Up Here

Ubah Model Bisnis, Porter Berencana Ekspansi ke Lima Kota Indonesia Hingga Tahun 2018

Setahun berdiri Porter mengklaim bisnis yang dijalankan sudah tepat dan sesuai dengan harapan. Layanan logistik yang menyasar kalangan B2B ini telah mengalami perubahan model bisnis dan menambah pilihan target merchant. Mereka sampai sekarang mampu bertahan dari kompetisi sengit di sektor logistik on-demand. Untuk memperluas jangkauan wilayah, Porter akan melakukan ekspansi ke lima kota besar di Indonesia hingga tahun 2018.

Setelah sebelumnya menghadirkan layanan jasa pengiriman makanan dan minuman Kakilima dan telah dipilih sebagai salah satu jasa pengantaran makanan dalam kegiatan Smart City #KAKI5jakartacampaign, kini Porter bertransformasi menjadi layanan logistik terpadu.

Co-Founder Porter Richard Cahyanto kepada DailySocial mengungkapkan:

“Menyusul kesuksesan yang kami dapatkan dari Porter Kakilima, kami memutuskan untuk melakukan skalabilitas bisnis kami dan pivot menjadi penyedia layanan hyperlocal logistics. Melayani bukan hanya di kota Jakarta.”

Menurut Richard, target pelanggan yang dituju bukan lagi hanya restoran atau tempat makan, melainkan juga vertikal lainnya seperti katering, supermarket dan layanan e-commerce. Hingga kini Porter masih terus menambah jumlah merchant untuk menjadi partner. Hal ini yang membuat Porter bertahan dari terjangan layanan on-demand Go-Jek dan Grab yang semakin merajalela.

“Untuk merchant kebanyakan berasal dari kalangan individu atau bisnis yang biasanya membutuhkan jasa pengantaran untuk produk mereka namun tidak memiliki sistem yang terintegrasi. Dengan Porter kami juga bisa membantu menawarkan model O2O,” kata Richard.

Saat ini Porter telah menjalin kemitraan dengan beberapa layanan e-commerce di Indonesia memanfaatkan layanan logistik terintegrasi yang telah dimiliki pemain e-commerce pada umumnya. Tentunya dengan pilihan yang beragam yaitu, hyperlocal logistics hingga model dropship.

“Setelah menjalankan model bisnis yang baru serta [memahami] target pasar yang kami sasar, saat ini kami cukup yakin untuk menjalankan bisnis kami untuk masa mendatang,” tutup Richard.

Makestro Menjadi Platform Komplit untuk Pengembang Hardware

Sudah bukan menjadi rahasia umum bahwa startup atau pengembang hardware di Indonesia masih belum begitu banyak jika dibandingkan dengan pengembang software. Tentu akar permasalahannya jelas pada ketersediaan alat dan biaya pengembangan yang tentu berbeda dengan yang harus dikeluarkan untuk pengembangan sistem perangkat lunak. Permasalahan ini sempat Dailysocial angkat dalam tulisan berjudul “Dilema Penggiat Startup Hardware di Indonesia”.

Kegelisahan para makers (pengembang hardware) ini tampaknya yang menjadi landasan hadirnya Makestro. Sebuah platform yang disiapkan tidak hanya untuk ketersediaan perangkat tapi juga sebuah platform untuk belajar dan juga kebutuhan-kebutuhan lain dalam pengembangan hardware.

Kendati masih sepi, hal ini tidak lantas menandakan bahwa di Indonesia tidak ada penggiat hardware sama sekali. Bukti bahwa di Indonesia masih ada para pengembang hardware bisa dilihat dari acara Hackster Live yang pertama kali terselenggara di Indonesia, tepatnya di Bandung. Dalam acara itu pula Makestro diperkenalkan.

Visi dan misi Makestro / Makestro

Ada tiga buah fitur atau bagian dari platform Makestro. Fitur-fitur tersebut adalah Shop, Cloud dan Learn. Fitur Shop merupakan e-commerce khusus menjajakan perangkat-perangkat micro controller yang biasanya digunakan dalam pengembangan hardware, seperti board dan sensor. Tidak hanya itu, fitur Shop yang ada di Makestro ini juga bisa digunakan untuk menjual perangkat kreasi dari para makers.

Untuk fitur Learn, di dalamnya terdapat beberapa konten informasi dan tutorial mengenai pengembangan produk hardware. Fitur ini diharapkan bisa menjadi salah satu saluran belajar para makers pemula untuk belajar. Fitur ketiga yang ada di dalam platform Makestro ini adalah Cloud. Fitur ini disebutkan mampu menjadi jembatan untuk mengontrol dan me-monitoring perangkat-perangkat IoT dari para pengembang.

Makestro cloud / Makestro

Makestro yang memiliki tagline “Be Electronics maestro” ini sendiri dikembangkan oleh Dycode. Dengan konsep platform yang menyeluruh ini Makestro bisa dibilang menjadi pelopor atau penggerak untuk para pengembang hardware di Indonesia. Tentu harapannya dengan adanya platform Makestro ini bisa meningkatkan jumlah makers di Indonesia, tentu termasuk dengan produk-produknya.

AyoPop dan Targetnya Menjadi “Life Partner” untuk Pembayaran

Memudahkan adalah salah satu tujuan dikembangkannya banyak aplikasi dan layanan digital. Berbagai bentuk kegiatan beramai-ramai didorong ke rama digital agar lebih mudah dan nyaman, setidaknya itu yang diinginkan banyak masyarakat. Salah satu gagasan memudahkan ini juga dipakai AyoPop, sebuah aplikasi mobile yang didesain untuk memudahkan penggunanya untuk membeli pulsa dan kuota dengan keuntungan mendapatkan beberapa voucher menarik.

Dijelaskan oleh Head of Business Development AyoPop Tommy Yuwono, AyoPop merupakan sebuah platform pembayaran yang di setiap transaksinya pengguna bisa mendapat voucher menarik dari mitra-mitra AyoPop, seperti voucher Buy 1 get 1 free Blitz, voucher Uber, voucher karaoke, dan beberapa lainnya.

“Kami adalah platform pembayaran di mana setiap bertransaksi akan mendapatkan voucher-voucher menarik dari partner kami seperti: Voucher Buy 1 Get 1 Free Nonton di Blitz. Voucher Naik Uber Gratis Rp50.000, Voucher Free Karaoke dari DIVA, dan masih banyak lagi. Di samping itu user interface dan user experience kami sangat mudah, simple, dan cepat. Kebanyakan aplikasi yang ada tidak sesimpel aplikasi kami,” terang Tommy.

Ditilik dari fungsinya AyoPop berusaha menjadi platform pembayaran all-in-one. Dari penjelasan Tommy nantinya AyoPop tidak hanya bisa digunakan untuk membeli pulsa dan paket data, tetapi juga bisa digunakan untuk membeli voucher game dan membayar tagihan-tagihan seperti PLN, BPJS, PDAM, hingga Telkom.

“Namun pada jangka panjang kami melihat AyoPop bukan hanya sebagai aplikasi pembayaran, tetapi lebih kepada life partner untuk payment. Aplikasi pembayaran hanya akan menjadi saluran untuk melakukan pembayaran, tetapi life partner memberikan kemudahan, rekomendasi, reminder, dan lain sebagainya, hal ini yang akan menjadi trend ke depannya,” jelas Tommy lebih lanjut.

Cara kerja AyoPop memang sangat sederhana. Pengguna tinggal memasang aplikasi AyoPop di perangkat kemudian melakukan registrasi menggunakan nomor telepon. Setelah itu pengguna bisa membeli pulsa melalui saldo AyoPop yang bisa diisi menggunakan kartu kredit atau transfer bank. Ayopop juga memungkinkan untuk digunakan melakukan pengisian pulsa dan kuota ke nomor lain. Itu artinya AyoPop juga bisa digunakan untuk berjualan.

AyoPop sendiri memang menyasar atau menarget orang yang tidak mau direpotkan dengan urusan beli pulsa dan kuota seperti para profesional yang sibuk atau anak-anak muda yang aktif dalam konsumsi data internet. Dengan mengandalkan customer service yang buka 24 jam sehari AyoPop berusaha menjamin bahwa pelayanan mereka menjadi salah satu keunggulan. Sejak pertama kali diluncurkan April silam dari data internal AyoPop tercatat sudah ada pengguna terdaftar mencapai 29.000 pengguna.

Application Information Will Show Up Here

YesBoss Hentikan Layanan Akhir Oktober 2016, Bakal Pivot Ke Mana?

YesBoss, startup Indonesia yang menyediakan layanan asisten pribadi berbasis teks berencana untuk menghentikan sementara layanannya di akhir Oktober 2016 sampai waktu yang belum ditentukan setelah satu tahun beroperasi. Langkah ini akan dimulai dengan diubahnya waktu operasional terhitung 1 Oktober 2016 nanti menjadi Senin-Jumat, 11:00-20:00 WIB. CEO YesBoss Irzan Raditya menyampaikan bahwa langkah ini diambil untuk penyesuaian dalam mempersiapkan proyek baru. Salah satu dampak perubahan ini adalah dirumahkannya sejumlah pegawai.

YesBoss adalah layanan asisten pribadi berbasis teks yang dapat memenuhi berbagai macam permintaan penggunanya, mulai dari pesan-antar makanan, pemesanan tempat di restoran, pemesanan tiket bioskop, hingga pemesanan kamar hotel. Dalam masa operasionalnya selama satu tahun, YesBoss sendiri telah berhasil membukukan pendanaan awal, melakukan ekspansi layanan lewat akuisisi startup serupa di Filipina, hingga berkolaborasi dengan berbagai startup lokal.

Per tanggal 1 Oktober 2016 YesBoss berencana untuk mengubah jam operasional layanan menjadi Senin-Jumat, 11:00-20:00 WIB. Lebih jauh, di akhir Oktober 2016 nanti layanan YesBoss juga rencananya akan diberhentikan sementara sampai batas waktu yang belum ditentukan. Namun, sampai waktu tersebut, layanan YesBoss akan tetap dapat dihubungi dan melayani segala permintaan penggunanya.

Melalui keterangan pers yang kami terima Irzan menyampaikan, “Perubahan waktu operasional ini kami lakukan sebgai penyesuaian. Saat ini kami sedang mempersiapkan sesuatu yang baru. […] Tentunya akan berfokus di teknologi [dan] mudah-mudahan bisa segera dipublikasikan. […] Pada kesempatan ini, saya juga ingin berterima kasih kepada para pengguna atas dukungan dan kesediaan menggunakan YesBoss. Kami akan segera kembali.”

[Baca juga: Jalan Panjang “Bot” dan Kecerdasan Buatan di Indonesia]

Soal proyek baru yang akan dikerjakan, Irzan memang tidak berbicara banyak selain fokusnya yang masih akan tetap di teknologi dan menjanjikan dapat menjadi angin segar bagi ranah komersial.

Co-Founder dan CMO YesBoss Reynir Fauzan mengkonfirmasi ada minor layoff sebagai dampak perubahan arah bisnis perusahaan, meskipun ada pihak yang mengklaim jumlahnya mencapai 50 orang di berbagai lini.

Bisnis baru berhubungan dengan kecerdasan buatan?

Bila melihat bergabungnya Jim Geovedi sebagai Tech Advisor di YesBoss, proyek yang akan dikembangkan seharusnya tidak jauh dari ranah Kecerdasan Buatan atau AI (Artificial Intelligence) dan Machine Learning. Jim sendiri adalah salah satu praktisi terbaik Indonesia yang menekuni bidang pengolahan bahasa alami (Natural Language Processing) yang merupakan salah satu cabang teknologi Kecerdasan Buatan.

Layanan berbasis AI yang berdiri sendiri dan langsung membidik ranah konsumer di Indonesia memang belum bisa mendapat tempat khusus layaknya e-commerce atau sektor lainnya. Selain membutuhkan data yang besar, pemahaman terhadap konsistensi pola penggunaan bahasa juga menjadi tantangan bagi pelakunya. Apalagi di Indonesia yang memiliki budaya beragam.

Paling dekat, layanan berbasis AI yang terlihat potensinya adalah platform chatbot. Potensi implementasi dan bisnisnya terlihat jelas, terutama yang berhubungan dengan pelayanan pelanggan (customer service) dan kemampuan menjadi asisten digital yang berfungsi sebagai pemberi rekomendasi produk. Salah satu layanan serupa yang telah mengimplementasikan sistem chatbot adalah Bang Joni.

Mengenal uNIK, Aplikasi Uang Elektronik dari Espay

Setelah e-commerce, ranah yang kini tumbuh dengan seksi di Indonesia adalah financial technology atau yang akrab disebut fintech. Dalam satu hingga dua tahun belakangan pun pemain barunya terus tumbuh menjamur dan salah satunya yang kini naik ke permukaan adalah uNIK. Melalui aplikasi uNIK, para penggunakanya bisa melakukan aktivitas keuangan seperti menabung, transfer antar akun, berbelanja, hingga membayar biaya pendidikan.

uNIK adalah aplikasi mobile social banking yang menyediakan layanan jasa uang elektronik berbasis server dan layanan laku pandai. Melalui aplikasi uNIK penggunanya dapat melakukan aktivitas perbankan seperti menabung, membayar tagihan, memberi uang saku, isi pulsa, hingga transfer ke sesama pengguna. Layanan ini diciptakan oleh PT Espay Debit Indonesia Koe (EDIK) yang bekerja sama dengan PT Square Gate One (SGO), dan PT Pembayaran Lintas Usaha Sukses (PLUS).

Dalam pengembangan uNIK, EDIK berperan sebagai penerbit uang elektronik berbasis server sesuai dengan izin Bank Indonesia yang dikeluarkan pada Maret 2016. SGO berperan sebagai pemilik dan developer aplikasi uang elektronik berbasis server merk PIN, dan PLUS sebagai internet payment gateway  yang terkoneksi dengan beberapa bank rekanan dan jaringan merchant.

Salah satu orang yang berperan di balik lahirnya uNIK adalah Edy Soesanto Prawirohardjo yang berperan sebagai Komisaris dan CTO uNIK dan juga merupakan Founder dan President Director SGO.

Edy menjelaskan bahwa melalui uNIK para penggunanya dapat menggunakan nomor handphone sebagai nomor rekening yang kemudian bisa dimanfaatkan untuk aktivitas perbankan seperti menabung dan menarik uang melalui agen. Pihak yang menjadi agen adalah pihak yang memiliki rekening di bank rekanan dan memiliki smartphone.

“uNIK berdiri di bulan Mei 2015 dengan latar belakang untuk mempercepat literasi perbankan ke unbankable people  dan under-bank people [masyarakat dengan dana minim di rekening bank], mengefisiensikan biaya layanan perbankan, dan menyediakan agen untuk layanan perbankan yang lebih massive seperti Go-Jek,” ujar Edy.

Secara umum, keunggulan yang coba ditonjolkan oleh uNIK adalah kemudahan mengingat user ID yang memanfaatkan nomor telepon, efesiensi biaya karena dijanjikan tidak ada biaya apapun untuk transfer ke sesama pengguna, kecepatan dan kemudahan akses, dan kemudahan untuk Top Up. Namun, secara spesifik keunggulan yang coba ditonjolkan oleh uNIK juga dapat dibagi ke dalam tiga kategori target pasar yang dibidik yaitu Murid, Sekolah, dan Orang Tua.

[Baca juga: Digital Wallet Belum Banyak Diminati Konsumen Indonesia]

Dari sisi Murid, uNIK menawarkan fitur untuk menabung, membayar kantin atau tagihan teman, belanja online, dan fitur sosial untuk berbagi, berkomentar, dan like. Dari sisi Sekolah uNIK menawarkan fitur Nagih Online, Laporan, dan Pembayaran Non-Tunai. Sedangkan di sisi Orang Tua yang ditawarkan uNIK adalah fitur memberi uang saku, transparasi laporan, free admin fees, dan pembayaran kebutuhan seperti air, listrik, telepon, dan lainnya.

Edy menjelaskan lebih jauh bahwa ada tiga alasan kenapa uNIK itu unique. Pertama, agen yang bekerja sama dengan pihaknya adalah agen dari multiple bank, sedangkan yang ada di pasar saat ini biasanya agen hanya bekerja sama dengan satu bank rekanan.

Kedua, nasabah bisa menemukan agen terdekat yang memiliki likuiditas cukup untuk melayani transaksi tarik tunai dengan Google Maps seperti mencari Go-Jek, sedangkan yang ada di pasar saat ini biasanya nasabah yang datang ke agen dan belum tentu agen tersebut memiliki likuiditas cukup. Selain nasabah yang mendatangi, agen juga bisa datang ke nasabah.

Ketiga, biaya yang lebih efisien karena menggunakan escrow account di berbagai bank rekanan dan kombinasi antara e-money dan layanan laku pandai untuk melakukan transfer dana. Sementara itu di pasar, menurut Edy, layanan e-money dan laku pandai masih dipisahkan sebagai dua produk perbankan yang berbeda dengan biaya transfer yang berbeda-beda.

Sejauh ini, Edy mengungkapkan bahwa uNIK masih belum mendapatkan investasi dari investor manapun dan masih mengandalkan investasi dari para founder untuk menjalankan operasionalnya. Sementara untuk monetisasinya uNIK mengadopsi skema fee sharing dari tiap transaksi yang terjadi.

Dengan masukknya uNIK ke pasar fintech di Indonesia, artinya masyarakat kini memiliki pilihan yang jauh lebih banyak untuk layanan cashless. Selain uNIK, pilihan lain yang tersedia untuk layanan serupa adalah Sakuku, Uangku, dan juga Dompetku.

Application Information Will Show Up Here