Bertahan Sejak 2011, Catfiz Unggulkan Kapabilitas Teknologi dan Inovasi

Melihat kesuksesan Catfiz yang mampu bertahan di tengah gempuran pemain global di pangsa pasar lokal, kami tertarik untuk melihat lebih dekat sebenarnya “adonan” seperti apa yang berhasil dituangkan oleh startup asal Kota Pahlawan ini sehingga dapat bertahan dan terus berkembang. Bersama CEO dan Founder Catfiz Mochammad Arfan, DailySocial mencoba menggali kiat Catfiz melewati badai persaingan yang kian memanas. Catfiz sendiri merupakan sebuah aplikasi chatting lokal dengan fitur yang cukup lengkap dan dapat digunakan secara gratis untuk pengguna platform Android.

“Saya berpendapat bahwa alasan utama konsumen memilih (aplikasi) bukan karena fiturnya, sehingga Catfiz tidak memfokuskan pada fitur eksklusif supaya mereka memakai. Meskipun begitu ada beberapa yang dari awal Catfiz sudah memulai, seperti fitur interaksi media sosial, kemampuan streaming di setiap file media yang diterima, grup yang besar sampai 2000 dan ada layanan cloud storage internal (Fizzlink). Anda tahu Whatsapp baru saja meluncurkan quote, sedangkan Catfiz sudah mulai sejak 2012,” ujar Arfan memulai perbincangan.

Saat ini Catfiz berjalan di atas data center yang dikelolanya sendiri, namun karena peminat Catfiz juga terus meluas, pihaknya menegaskan bahwa untuk ekspansi ke server yang lebih luas secara teknis siap dilakukan kapan saja. Praktik terbaik yang pernah tercapai, Catfiz pada tahun 2012 pernah memproses lebih dari setengah miliar pesan dalam waktu sehari. Dari situ Catfiz yakin bahwa aplikasinya sudah siap go-global.

Kiat startup teknologi dapat bertahan di tengah gempuran pengguna dan tantangan pasar

Telah dikembangkan sejak tahun 2011 dan masih tetap memberikan dukungan penuh sampai saat ini (bahkan beberapa waktu lalu Catfiz baru saja merilis update teranyar) tentu banyak hal yang dapat dipetik sebagai sebuah pembelajaran bisnis. Menanggapi hal ini Arfan berujar:

“Ini yang menarik, sampai saat ini pun saya sering melihat beberapa provider aplikasi yang sudah mapan maupun startup yang tidak siap dengan skala teknologi dalam hal penanganan user. Anda lihat beberapa provider Indonesia yang besar sering terhenti sistemnya meskipun didukung jumlah dan jenis server yang luar biasa.”

Dari situ Arfan memberikan dua tips untuk mempersiapkan aplikasi yang “tahan banting”. Pertama, jangan hanya berfokus pada model bisnis yang bagus dan mudah diimplementasi ke server, tetapi selalu awali dengan pertanyaan “bagaimana kalau lebih dari 100.000 orang mengakses satu fungsi layanan dalam waktu bersamaan”, “bagaimana kalau 1 juta”, “bagaimana kalau 10 juta”, dan seterusnya. Dari situ muncul desain yang lebih siap dalam skalabilitas.

Yang kedua adalah selalu berinovasi, tidak hanya menjawab tantangan tetapi memunculkan ide-de baru secara teknologi yang nantinya bisa mendukung pengembangan bisnis. Arfan mencontohkan seperti Facebook, ia selalu intuitif, kalau sekarang lagi gencar video streaming dan broadcast, maka Facebook dengan gagah mengeluarkan fitur 4 jam broadcast streaming berkualitas HD yang tidak dijumpai di lain produk. Itu adalah hasil dari eksplorasi teknologi.

Tentang isu keamanan dan masa depan layanan berbasis aplikasi chatting

Dewasa ini isu privasi dan keamanan begitu meledak di kalangan aplikasi konsumer seperti layanan chatting. Menanggapi hal tersebut, Arfan mengungkapkan bahwa kesiapan Catfiz untuk keamanan memang sudah dirancang sejak awal platform tersebut diluncurkan. Pihaknya memang memilih untuk tidak banyak menggembor-gemborkan. Karena pihaknya merasa kurang perlu dan berisiko mengundang para hacker untuk membongkar, seperti Telegram yang sempat down hampir satu Minggu gara-gara mengumumkan masalah keamanan ini.

Aplikasi messenger Catfiz tetap bertahan di tengah gelombang persaingan / Chatfiz

Teknologi juga saat ini mulai bertransisi di tahapan yang lebih modern. Contohnya, di dunia permainan digital, pergeseran menuju platform Augmented Reality ataupun Virtual Reality sudah kian matang. Tak menutup kemungkinan ke depan aplikasi mobile seperti Catfiz pun harus beradaptasi dengan model penyampaian baru.

“Dalam pandangan saya, nantinya orang tidak lagi euforia dengan banyak apps yang sekarang ini jumlahnya ratusan juta, mereka akan cenderung lebih simpel, sedikit dan tidak banyak-banyak apps yang memenuhi smartphone-nya. Maka berkirim pesan saja tidak cukup, pasti akan ada ikutan konten lain yang disematkan di dalamnya. Sebenarnya sudah ada yang memulai seperti LINE,” ungkap Arfan.

Bagaimana sebuah aplikasi menaungi pengguna tentu juga akan berimbas dengan model bisnis yang terdesain di dalamnya. Model bisnis Catfiz sendiri masih menekankan kepada aplikasi yang gratis bagi pengguna. Namun sangat dimungkinkan untuk model bisnis seperti freeimum, kerja sama konten atau in apps purchase. Tapi saat ini Catfiz masih belum menerapkan hal tersebut karena alasan strategis. Sekarang juga masih ada kerja sama korporasi yang membantu revenue stream Catfiz untuk operasional. Pada dasarnya cita-cita Catfiz adalah untuk berdirinya sebuah aplikasi akan sarat interaksi, di situ pengguna bisa menetapkan berbagai hal.

“Saat ini ada angel investor yang mendukung kami dan percaya pada kami. Produk ini termasuk mainstream product dan pemain globalnya tergolong banyak dan raksasa, banyak investor yang ngeri dan tidak yakin apakah bisa sustained. Bagi kami, itu tantangan yang satu persatu kami selesaikan, hingga suatu titik di mana rangkaian visi yang kami tetapkan sebelum Catfiz ini dibangun menjadi realita,” pungkas Arfan.

Application Information Will Show Up Here

7 Penyebab Umum Yang Mematikan Startup

Richard Reis di halaman Medium-nya merangkum data CB Insights tentang hal-hal umum yang membuat startup gulung tikar. Ingin tahu hal apa saja itu supaya bisa dipersiapkan oleh para pendiri startup? Berikut ini adalah hal-hal yang menjadi penyebab “kematian” sebuah startup:

Tidak punya produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar (produk-market fit)

Kejadian ini terjadi ketika pendiri tidak bisa membuat suatu produk dan tidak menemukan pengguna yang ingin mencobanya. Sangat penting untuk memegang motto, “Buatlah produk yang disukai masyarakat.”

Pendiri Netscape Marc Andressen, yang kini menjadi investor ternama di firma a16z, mengatakan menciptakan produk (yang diinginkan konsumen) adalah satu-satunya hal yang perlu dilakukan sebuah startup baru.

Pendiri yang “salah”

Pendiri bisa jadi penyebab utama di balik gagalnya suatu startup. Entah apakah mereka terlalu dini menyerah, terlalu tinggi memasang target, atau tidak menyadari sulitnya mendirikan startup. Penyebab lainnya bisa jadi pendiri kurang memiliki pengalaman dalam menjalankan suatu bisnis.

Hal seperti ini bisa membuat founder dan co-founder memilih untuk berpisah. Untuk itu, seperti disarankan inkubator kenamaan Y Combinator, sangat disarankan untuk memilih co-founder yang telah dikenal lama, sebelum memulai bisnis bersama.

Tidak punya dana

Uang itu raja. Memang keji, namun itulah kenyataannya. Ada kisah menarik yang pernah dilakukan pendiri Airbnb saat situs tersebut masih baru berdiri yakni menjual sereal Obama O’s demi menutupi pengeluaran perusahaan. Hal ini bisa jadi bukti bahwa seorang entrepreneur sejati punya segala cara menyelesaikan masalah, termasuk masalah finansial.

Salah strategi

Ada banyak contoh kesalahan kecil yang bisa menyebabkan suatu startup gagal. Misalnya, lebih memilih mengembangkan aplikasi untuk ponsel atau bergantung pada satu platform saja.

Kejadian ini pernah menimpa Zynga pada 2012. Kala itu, Zynga merasa sudah berpuas diri menjadi game online yang paling banyak dimainkan Facebook di ranah desktop dan tidak ingin berekspansi dengan mulai bergesernya tren masyarakat memainkan media sosial tersebut di ponsel. Tidak ingin beradaptasi terbukti membawa dampak besar.

Masalah legal

Terjerat urusan legal bisa mengakibatkan startup akhirnya bangkut karena banyak biaya dan denda yang harus dibayarkan. Hal ini dialami oleh Napster pada tahun 2000 silam, hingga akhirnya situs musik online tersebut mengumumkan gulung tikar dan menjual bisnisnya ke investor baru.

Kompetisi

Sangat kecil kemungkinan startup gagal hanya karena kalah berkompetisi. Oleh karena itu startup sebaiknya jangan terlalu fokus berkompetisi demi menandingi kompetitor. Tentu saja, sebuah startup harus tahu diri dan tidak mati konyol karena berani berkompetisi melawan perusahaan sekelas Uber, Facebook, dan Google.

Salah merekrut karyawan

Meski secara persentase sangat kecil, namun perlu diperhatikan bahwa salah merekrut orang dapat menjadi penyebab kegagalan sebuah startup.

Pendaftaran Gerakan Nasional 1000 Startup Resmi Dibuka

Gerakan Nasional 1000 Startup Digital yang gaungnya sudah terdengar beberapa waktu lalu dan sudah melakukan kick off pada 17 Juni 2016 lalu, hari ini secara resmi telah membuka pendaftaran untuk para peserta. Program yang menantang generasi muda Indonesia yang memiliki jiwa kewirausahaan ini didesain tidak hanya untuk mereka yang memiliki kompetensi di bidang pemrograman aplikasi, tetapi juga untuk keahlian lain mulai dari desain, komunikasi, bisnis, ekonomi dan lainnya. Pendaftaran peserta bisa langsung menuju laman resminya di reg.1000startupdigital.id.

Gerakan Nasional 1000 Startup Digital merupakan program gagasan pemerintah untuk merangsang pertumbuhan startup di Indonesia. Program ini dalam rilisnya disebutkan menyasar anak-anak muda yang tidak terbuai dengan potensi yang dimiliki oleh Indonesia dan memiliki pola pikir untuk menciptakan inovasi dan menyelesaikan masalah-masalah yang ada.

Program ini terbuka untuk semua kalangan baik yang sudah ataupun belum memiliki ide, sudah atau belum memiliki tim, maupun yang sudah memiliki produk. Bagi yang ingin mendaftar dengan tim, semua anggota juga diwajibkan untuk mendaftar secara individual dan mengikuti program dari awal hingga akhir.

Salah satu syarat pendaftaran yang harus dipenuhi adalah semua peserta wajib membuat sebuah video berdurasi maksimal 2 menit yang menggambarkan masalah besar yang ingin diselesaikan, beserta ide dan solusi yang memanfaatkan teknologi digital. Selanjutnya video diunggah ke YouTube dengan menyertakan hashtag #1000startupdigital.

Peserta yang sudah terdaftar akan diseleksi secara ketat di setiap tahapan. Untuk diketahui program ini tidak didesain sebagai sebuah kompetisi untuk memenangkan hadiah atau penghargaan tertentu, namun sebuah gerakan yang memiliki tujuan menciptakan startup berkelanjutan yang mampu memecahkan masalah dan memberikan dampak positif yang besar bagi Indonesia.

Pada tahap pertama akan ada 400 peserta yang akan terpilih di setiap kota untuk mengikuti Ignition, sebuah seminar yang diharapkan mampu menginspirasi para peserta untuk mendirikan sebuah startup yang memiliki dampak positif dan mampu menyelesaikan masalah. Tahap ini diharapkan mampu membuat para peserta memahami pola pikir kewirausahaan sebelum memulai startup-nya masing-masing.

“Komitmen yang kami harapkan dari setiap peserta adalah jika terpilih, bersedia mengikuti tahapan yang ada dari awal hingga akhir. Selain itu, peserta diminta mematuhi setiap peraturan yang ada di setiap tahapan, dan juga bersungguh-sungguh dalam mendirikan startup yang ingin menciptakan solusi,” ujar Vice President  Gojek Alamanda Shantika yang juga merupakan salah satu mentor di Gerakan Nasional 1000 Startup Digital.

Untuk jadwal, kota yang pertama kali akan melaksanakan Ignition adalah Jakarta, yakni pada tanggal 30 Juli 2016 bertempat d Universitas Trisakti. Selanjutnya diteruskan kota Surabaya pada tanggal 6 Agustus di Spazio Hall, dan kota ketiga adalah Yogyakarta pada tanggal 13 Agustus 2016 di Auditorium Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.

Empat Karakter Pendiri Startup yang Wajib Dimiliki

Nampaknya memang sulit untuk melihat sejak awal seperti apa karakter pendiri startup (founder) yang berkualitas dan profesional. Ketika semua pengetahuan, pengalaman dan latar belakang pendidikan telah dimiliki apakah sudah cukup untuk menjadi seorang Founder yang berkualitas?

Faktanya adalah menjadi seorang founder yang berkualitas harus didukung dengan sikap positif dan kecerdikan serta passion yang sangat besar terhadap ide yang dimiliki. Semua aspek tersebut bisa menjadikan Anda calon founder yang sempurna dengan catatan tidak memiliki sifat atau kebiasaan yang buruk.

Artikel berikut ini akan membahas empat karakter founder yang baik, berdasarkan informasi yang diberikan oleh Founding Partner Kejora Group dan Direktur Jakarta Founder Institute Andy Zain.

Pengalaman bekerja dan wawasan yang luas

Saat ini sudah banyak kalangan mahasiswa yang muncul dengan ide-ide brilian dan menarik yang berhasil menjadi founder startup. Namun, dari data yang ada jumlah tersebut, yang berhasil lepas landas, masih tergolong kecil jumlahnya. Hal ini membuktikan untuk menjadi founder yang baik Anda wajib memiliki latar belakang pendidikan yang cukup serta pengalaman kerja. Dengan demikian Anda sudah terbiasa mengerjakan sebuah proyek, mengikuti struktur perusahaan serta menerapkan manajemen bekerja.

Nantinya pengalaman tersebutlah yang bisa membantu Anda mengembangkan ide menjadi sebuah produk dan pada akhirnya menjalankan bisnis yang ada. Seperti yang ditegaskan Andy Zain.

“Usia 28 tahun ke atas terbilang usia yang pas untuk menjadi seorang Founder, di usia ini biasanya mereka yang telah terjun ke dunia pekerjaan telah terbiasa mengasah kemampuan dalam mengerjakan proyek secara profesional.”

Mengadopsi perubahan

Jika saat ini Anda memiliki rasa keingintahuan yang luas terhadap berbagai hal, menyukai untuk mengikuti perkembangan yang ada, mudah menyerap beragam berita serta pengetahuan terkini, bisa jadi Anda merupakan calon founder yang baik.

Yang perlu diperhatikan adalah kebanyakan founder yang baik adalah mereka yang selalu siap mengadopsi perubahan dan informasi terbaru. Tentu ini didukung dengan kreatifitas dan pemikiran yang positif yang dimilikinya.

Cerdik dan street smart

Satu hal lagi yang membedakan Anda sebagai founder yang baik dengan founder lainnya adalah ketika Anda bisa melihat peluang yang ada dan mengolahnya menjadi potensi atau ide yang kemudian dapat Anda terapkan di produk yang dimiliki. Dalam hal ini adalah kemampuan Anda untuk bisa mengimplementasikan berbagai kemungkinan dengan cepat dan tepat. Seperti yang ditegaskan oleh Andy Zain.

“Founder yang ingin sukses harus memiliki kecerdikan dan street smart yang dengan cepat bisa mengendalikan keadaan dan memberikan solusi terbaik ketika dihadapkan dengan masalah.”

Fleksibel dan mudah bergaul

Sikap ini wajib dimiliki oleh Anda yang ingin menjadi founder yang baik. Permudah pergaulan Anda dengan rekan tim dan Co-Founder Anda dengan fleksibilitas, mudah untuk bekerja sama dan toleransi. Dengan demikian ketika Anda dihadapkan pada kondisi dan situasi yang sulit dan tekanan yang tinggi, Anda mampu untuk bersikap tenang, adil, dan bijaksana menghadapi tantangan yang ada. Seperti yang ditegaskan oleh Andy Zain.

“Jangan paksakan kehendak atau keinginan Anda kepada semua orang, terimalah dengan rendah hati ketika pada akhirnya pendapat Anda sebagai founder bukan yang terbaik dan terapkan pilihan yang pada akhirnya bisa membantu bisnis Anda.”

Sepuluh Poin yang Perlu Dicermati Sebelum Menggalang Dana Melalui Angel Investor

Sebelum Anda memutuskan bertemu dengan angel investor yang sudah lama diincar dan melakukan penggalangan dana, ada baiknya Anda cermati dahulu apakah ini waktunya startup Anda menggalang dana? Yang perlu diperhatikan adalah, menjadi hal yang percuma melakukan penggalangan dana jika Anda tidak mampu meningkatkan usaha rintisan Anda. Jadi, pastikan produk Anda telah sukses melewati tahap validasi dan memiliki rencana jangka panjang yang jelas untuk terus tumbuh.

Artikel berikut ini akan membahas 10 poin penting yang perlu dicermati sebelum Anda memutuskan untuk melakukan penggalangan dana ke angel investor.

  1. Anda saat ini telah memiliki dana yang cukup jumlahnya untuk operasional dan perkembangan produk. Namun, jika 50% dana yang Anda miliki telah digunakan untuk keperluan tersebut, ada baiknya untuk mulai bersiap melakukan penggalangan dana sebelum uang Anda habis.
  2. Sebagai seorang founder, Anda wajib untuk mempelajari secara menyeluruh proses penggalangan dana dan mengetahui berapa valuasi startup Anda. Jika saat ini Anda sebagai founder belum mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan, ada baiknya untuk mempelajari sejak dini.
  3. Anda telah menyiapkan keperluan yang terkait dengan legalitas dan dokumen-dokumen penting yang dibutuhkan untuk proses penggalangan dana. Pastikan juga Co-Founder Anda telah menyetujui 100% rencana Anda untuk melakukan penggalangan dana.
  4. Pastikan Anda telah memiliki prototipe Minimum Viable Product (MVP) dan Minimum Loveable Proof (MLP) dengan pelanggan yang bersedia membayar produk yang ditawarkan. Hal ini membuktikan jika Anda memiliki pelanggan dalam jumlah banyak yang bersedia mengeluarkan uang untuk menikmati produk yang dibuat. Artinya produk Anda diterima dengan baik dan berpotensi untuk dikembangkan.
  5. Sebagai founder, Anda telah melihat tanda-tanda pertumbuhan yang meningkat secara signifikan dan pendapatan mulai berdatangan.
  6. Bisnis Anda memiliki pasar yang cukup besar untuk membantu mengembangkan pertumbuhan bisnis.
  7. Anda harus paham, proses penggalangan dana merupakan pengalaman yang menguras waktu dan tenaga. Jadi pastikan Anda telah berhasil mencapai 90% Minimum Viable Product (MVP) Anda, agar bisa mendedikasikan waktu dan tenaga secara khusus untuk menggalang dana.
  8. Pastikan Anda memiliki rencana cadangan dan uang simpanan yang cukup jika nantinya proses penggalangan dana tidak berjalan dengan lancar dan memakan waktu yang cukup lama.
  9. Startup Anda memiliki keuntungan atau pendapatan. Jika saat ini Anda belum berhasil mendapatkan keuntungan dari produk yang ditawarkan coba kumpulkan keuntungan sebaik mungkin dalam jumlah yang tidak terlalu besar sebelum melakukan penggalangan dana.
  10. Startup Anda mulai menarik perhatian kalangan investor. Hal ini tentunya akan menjadi sangat bermanfaat meskipun investor tersebut hanya ingin berkenalan dengan Anda sebagai founder. Proses perkenalan tersebut jika berjalan dengan lancar bisa menjadi peluang untuk mendapatkan tambahan dana.

Penggalangan dana bukanlah proses yang mudah bagi founder startup, baik itu melalui venture capital ataupun angel investor. Proses ini akan memakan waktu dan tenaga. Jadi sebagai founder, Anda harus bisa mengenali siapa investor yang ingin didekati dan juga punya sesuatu untuk ditawarkan kepada mereka agar mereka yakin startup Anda memang pantas menerima dana. Contohnya, sebuah MVP atau traksi pengguna yang menunjukkan peningkataan signifikan.

Bila Anda mencoba untuk menggalang dana namun tidak dapat menunjukkan bisnis yang sedang Anda bangun tidak dapat tumbuh, itu sama saja seperti menambah roket pada skateboard yang diarahkan ke dinding. Akhirnya tidak akan bagus.

Tips Menyusun “Pitch Deck” untuk Startup

Sebagai seorang entrepreneur, Anda harusnya akrab dengan 10-14 halaman slide presentasi yang merupakan ciri khas pitch deck ke investor. Tapi, apakah Anda tahu kenapa butuh pitch deck atau apa yang harus Anda letakkan di pitch deck Anda agar investor tertarik? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Anda harus paham terlebih dahulu apa yang diinginkan oleh investor.

Investor pada dasarnya mengharapkan pengembalian dari investasi yang telah diberikan sebanyak 10-20 kali lebih besar jumlahnya. Jadi, apa yang mereka cari pada tiap pitch? Mereka itu investor dan sebagai investor ada dua bidang yang akan dilihat dalam tiap pitch, Return dan Risk. Peluang mendapatkan kembali investasi (Return) dan peluang resiko untuk tidak mendapatkannya (Risk).

Dalam tips yang dibagikan oleh serial entrepreneur Malcolm Lewis,  akan dijelaskan 14 kerangka yang baik dalam membuat pitch deck yang bisa mengambil perhatian investor.

Cover slide

Jelaskan apa yang Anda lakukan dalam sebuah pernyataan deklaratif sederhana di Cover Slide untuk memberikan gambaran perusahaan yang ingin Anda bangun kepada investor. Bila perlu, tambahkan juga beberapa testimoni dari pengguna produk Anda dilengkapi dengan gambar-gambar menarik yang mendukung poin penting yang ingin disampaikan. Gunakan cover slide untuk menarik perhatian investor dalam 10 detik pertama untuk mendapatkan 20 menit perhatian berikutnya.

Summary slide

Ringkas yang ingin Anda soroti dalam Summary Slide sebelum menjelaskan lebih jauh. Bisa berisi berisikan visi dan misi, produk yang dibuat, dan target pasar atau tekankan peluang bisnis dan cara meminimalisir risiko pasar, produk, dan eksekusi. Berikan juga data dan informasi dari traksi bila ada. Dengan demikian investor tidak perlu menunggu pitch hingga selesai untuk tahu seperti apa produk yang Anda tawarkan dan latar belakang dari startup Anda.

Problem slide

Jelaskan masalah Anda di Problem Slide dengan cara yang sederhana yang bisa dipahami oleh tiap investor. Identifikasi orang-orang yang terkait dengan masalah tersebut karena mereka adalah target dan calon pengguna Anda. Ketika Anda berhasil menguraikan masalahnya, ini akan menjadi fondasi untuk menciptakan solusi yang tepat dan Anda bisa lanjut ke slide berikutnya yang menjelaskan solusi Anda dan kompetitor.

Solution slide

Jika di Problem Slide Anda menguraikan kendala dan bagaimana target pasar mengatasinya sebelum Anda hadir, di Solution Slide jabarkan apa solusinya. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti investor, apakah layanan Anda berbentuk aplikasi, situs, atau softwareJelaskan juga keuntungan yang bisa didapatkan oleh konsumen, apakah produk Anda bisa memotong jumlah pengeluaran, mempercepat kebutuhan dari pelanggan, atau lainnya.

Uraikan semua solusi tersebut dengan lengkap kepada investor dalam Solution Slide di pitch deck Anda. Pastikan juga bahwa produk Anda user friendly, mudah digunakan, dan sesuai dengan target pasar sehingga produk bisa lebih gampang ditawarkan dan dijual.

Product slide

Di Product Slide yang wajib Anda uraikan adalah bagaimana proses penggunaan produk. Idealnya ini hanya berlangsung dalam tiga tahap saja dan dilengkapi dengan screenshot yang menggambarkan cara pemakaian produk. Jika berbentuk video, pastikan tidak terlalu lama dan bisa memberikan penjelasan yang lengkap dalam waktu singkat.

Product Slide juga merupakan kesempatan yang baik untuk menunjukkan teknologi apa yang Anda gunakan dan pastikan bahwa produk tersebut tidak mudah ditiru oleh kompetitor.

Business model slide

Business Model Slide memuat gambaran bagaimana Anda melakukan monetisasi. Investor umumnya memilih aliran pendapatan aktif (pelanggan membayar) dibandingkan aliran pendapatan pasif (iklan atau afiliasi). Jadi, fokus pada penjelasan bisnis model utama Anda untuk pemasukan yang potensial. Bila perlu, tambahkan bukti pelanggan yang menggunakan dan membayar produk Anda untuk membuktikan bahwa produk Anda dibutuhkan. Secara tidak langsung ini menjadi validasi bagi produk Anda.

Market opportunity slide

Pasar Anda adalah kumpulan orang-orang yang akan membayar untuk menggunakan produk atau jasa Anda. Umumnya investor ingin melihat dua analisis pasar, top-down dan bottomup. Jika baru memulai, disarankan untuk menggunakan bottom-up.

Analisis top-down bisa menunjukkan tiga ukuran pasar, Total Addressable Market (TAM), Serviceable Addressable Market (SAM), dan Serviceable Obtainable Market (SOM). Jangan menggunakan angka global kecuali ingin menjadi bisnis global. Masukkan tingkat pertumbuhan (CAGR) karena investor lebih suka berinvestasi di pasar yang sedang berkembang dibandingkan dengan pasar yang tersendat atau merosot.

Analisis bottom up menjabarkan dua asumsi dasar bagi investor, yaitu jumlah pelanggan (atau transaksi nasabah) dan rata-rata harga yang dibayar per pelanggan (atau transaksi) per tahun untuk produk. Analisis ini menggunakan matematika sederhana untuk mengukur peluang pasar dan harapannya investor akan setuju bahwa asumsi Anda sudah cukup.

Competition slide

Ketika waktunya untuk menjabarkan siapa saja kompetitor Anda, jangan pernah mengungkapkan bahwa saat ini Anda tidak memiliki kompetitor. Hal ini akan berimbas kepada kredibilitas Anda. Produk yang tidak memiliki kompetitor bisa terkesan menjadi produk yang tidak terlalu dibutuhkan oleh masyarakat. Anda wajib untuk menjelaskan siapa saja kompetitor Anda dan berikan satu hingga dua alasan mengapa produk Anda lebih baik dari produk kompetitor Anda.

Growth slide

Slide ini membahas risiko eksekusi. Investor ingin diyakinkan bahwa Anda tahu bagaimana mengubah produk kompetitif untuk pasar yang besar, tumbuh menjadi bisnis besar dan berkelanjutan dan setiap bisnis yang sukses mengeksekusi dengan baik pada tiga kegiatan operasional berikut:

Akuisisi pelanggan: Bagaimana penjualan Anda dan tim pemasaran menciptakan kesadaran dan menghasilkan permintaan untuk produk Anda untuk memperoleh pelanggan baru?

Retensi Pelanggan: Bagaimana tim Customer Service Anda mempertahankan pelanggan yang sudah menyukai produk sehingga Anda tidak kehilangan mereka dari kompetitor?

Inovasi produk: Bagaimana tim Pengembangan produk Anda tetap meningkatkan dan memperluas solusi sehingga tetap kompetitif ?

Ada tiga angka yang sangat penting (metrik kunci) Anda perlu menjelaskan kepada investor untuk menunjukkan bahwa Anda memiliki bisnis yang layak, yaitu Customer Acquisition Costs (CAC), Lifetime Value of Customer (LTV), dan Payback Period.

Traction slide

Ini adalah salah satu slide yang paling penting dalam pitch deck Anda. Ada tiga hal yang menggaris bawahi aspek risiko yang dicoba untuk diminimalkan oleh investor ketika mengevaluasi Anda, yaitu risiko pasar, risiko produk dan risiko eksekusi.

Jika Anda memperoleh pelanggan harus ada pasar untuk produk Anda, Anda harus memiliki produk yang kompetitif, dan Anda telah menunjukkan keahlian operasional yang cukup untuk berhasil memasarkan dan menjual produk Anda.

Satu-satunya pertanyaan adalah apakah Anda dapat meniru keberhasilan di awal dan menjaga produk Anda kompetitif seiring dengan pertumbuhan bisnis?

Financial slide

Finansial Slide adalah perkiraan mengenai pendapatan, biaya, dan pengeluaran selama tiga tahun ke depan. Jumlah tersebut tidak begitu penting selama tidak terlalu kecil yang bisa terlalu menarik perhatian investor, namun juga jangan berlebihan dengan menuliskan jumlah yang terlalu besar.

Idealnya adalah berikan perkiraan jumlah yang menyoroti asumsi utama model bisnis Anda seperti pendapatan dan jumlah uang yang akan dihabiskan untuk pemasaran, penjualan, pengembangan produk, dan layanan pelanggan. Investor kemudian akan memutuskan apakah asumsi Anda tersebut cukup masuk akal.

Team slide

Dalam slide ini, tampilkan siapa saja anggota tim Anda. Investor biasanya ingin melihat apakah startup memilki seorang CTO, COO, CMO, dan staff lain yang bakal mendukung jalannya perusahaan. Banyak juga investor yang menyukai jika anggota tim sebelumnya telah memiliki pengalaman bekerja di startup yang sukses. Slide ini bisa menunjukkan bahwa anggota tim cukup kerdibel dan ahli dalam bidangnya.

Funding slide

Sekarang saatnya untuk meminta uang. Dalam contoh ini, Gleamr meminta $ 2M yang dibutuhkan untuk menjalankan rencana keuangan mereka di tahun pertama. Rencana ini mengidentifikasi dengan jelas traksi apa (pengguna, pelanggan, dan pendapatan) yang investor akan harapkan dan berapa banyak uang yang diinvestasikan nantinya akan dialokasikan di berbagai operasional perusahaan, termasuk Sales & Marketing, Customer Support, dan Pengembangan Produk.

Summary slide (terakhir)

Untuk menampilkan kesimpulan secara keseluruhan pitch deck Anda, disarankan untuk mencantumkan slide summary terakhir yang mennyoroti poin-poin penting dari visi dan misi serta hal-hal terkait lainnya.

13 Pola Pikir yang Wajib Dimiliki Seorang Founder

Menjadi seorang Founder sebuah startup, Anda wajib memiliki mindset atau pola pikir yang ideal untuk bisa menentukan arah dari model bisnis yang dijalankan. Visi dan misi, produk yang dikembangkan hingga proses peluncuran, semua harus dipikirkan secara seksama oleh Anda.

Artikel berikut ini akan mengupas 13 pola pikir yang wajib dimiliki oleh seorang Founder, seperti yang diungkapkan entrepreneur teknologi Jayme Hoffmandi.

Meminimalisir penyesalan

Pola pikir seperti ini artinya adalah pola pikir yang membantu Anda untuk memikirkan visi dan misi startup yang akan Anda buat dalam waktu kedepan. Hal ini tentunya akan sangat membantu bagi Anda calon pendiri startup yang masih bekerja di perusahaan namun memiliki ide brilian dan tidak sabar untuk meluncurkan perusahaan rintisan sendiri.

Kisah sukses yang bisa diambil adalah Jeff Bezos, pendiri Amazon. Di awal kariernya Jeff Bezos, yang sempat bekerja di perusahaan lain, memutuskan untuk berhenti bekerja dan mengembangkan startup yang kemudian terbukti sukses hingga saat ini yaitu Amazon.

“I knew that when I was 80 I was not going to regret having tried this. I was not going to regret trying to participate in this thing called the Internet that I thought was going to be a really big deal. I knew that if I failed I wouldn’t regret that, but I knew the one thing I might regret is not ever having tried.”

— Jeff Bezos

Ide dan model bisnis yang tidak jelas

Sebagai seorang Founder Anda bertanggung jawab untuk menentukan langkah, strategi, dan ide seperti apa yang ingin dikembangkan di startup milik Anda. Jangan terjebak dengan ide-ide dan impian yang terlalu banyak yang pada akhirnya membuat Anda tersesat, kehilangan fokus, dan kendali.

“A good founder is capable of anticipating which turns lead to treasure and which lead to certain death. A bad founder is just running to the entrance of (say) the ‘movies/music/filesharing/P2P’ maze or the ‘photosharing’ maze without any sense for the history of the industry, the players in the maze, the casualties of the past, and the technologies that are likely to move walls and change assumptions.”

— Balaji S. Srinivasan

Keraguan

Dalam menjalankan bisnis seorang Founder baiknya bisa melihat peluang serta potensi yang ada berdasarkan produk yang dikembangkan. Hal ini penting dilakukan agar startup bisa terus melakukan inovasi dan terhindar dari kesempatan serta peluang untuk melancarkan strategi atau memanfaatkan peluang yang ada.

“A company is defined by the schleps it will undertake. And schleps should be dealt with the same way you’d deal with a cold swimming pool: just jump in.”

— Paul Graham

Pekerjaan harus selesai

Produk yang telah selesai dengan sempurna adalah produk yang pada akhirnya dipilih dan digunakan oleh konsumen. Untuk itu, menjadi penting bagi seorang Founder bertanggung jawab untuk memonitor semua proses dari awal hingga akhir sebelum produk diluncurkan kepada publik. Dengan demikian Anda bisa mengembangkan produk yang disukai oleh konsumen dengan akurat.

“If you understand the job, how to improve the product becomes just obvious.”

— Clayton Christensen

Minimum Viable Product

Definisi yang cukup dikenal tentang MVP (Minimum Viable Product) adalah sebuah konsep product dengan fitur minimum yang dilempar ke market untuk pengujian pasar. Dengan demikian MVP memberikan Anda peluang lebih untuk mengembangkan ide, menambah fitur seiring berjalannya waktu. Yang perlu diperhatikan adalah MVP bukanlah sebuah produk namun merupakan proses yang harus dilalui.

Konfirmasi yang bias

Pola pikir berikut ini biasanya banyak dimiliki oleh Founder yang sangat yakin dengan produk yang dmiliki sehingga kerap menghiaraukan aspek negatif, error, atau kekurangan yang terdapat di dalam produk. Pemikiran seperti ini terkadang bisa menjadi sangat berisiko, terutama ketika Anda tengah melalui momen ide yang mulai tidak fokus.

“It is the peculiar and perpetual error of the human understanding to be more moved and excited by affirmatives than by negatives.”

— Francis Bacon

Product Market Fit

Startup yang sukses adalah startup yang telah melakukan Product Market Fit dengan baik. Produk Market Fit akan menentukan kelanjutan bisni yang dijalankan, karena proses ini membuktikan produk yang Anda tawarkan kepada konsumen diminati dan dibutuhkan. Startup yang tidak berhasil melakukan Product Market Fit bisa berakhir dengan kegagalan.

Produk yang disukai

Memiliki produk yang dicintai oleh 100 orang jauh lebih berarti dibandingkan dengan memiliki produk yang disukai oleh jutaan orang. Mengapa demikian? ketika orang telah mencintai dan secara loyal menggunakan produk Anda, artinya produk Anda diterima dengan baik dan terbukti telah berfungsi dengan baik serta merubah gaya hidup mereka. Sementara jika Anda memiliki jutaan pengguna yang hanya ‘suka’ artinya produk Anda belum benar-benar dibutuhkan dan kemungkinan besar akan ditinggalkan.

“It’s better to make a few people really happy than to make a lot of people semi-happy.”

— Paul Buchheit

AARRR

AARRR adalah kepanjangan dari Acquisition, Activation, Retention, Referral, Revenue, sebuah proses atau kerangka perputaran dari konsumen (customer lifecycle).

Network Effects

Network effects atau efek dari jaringan akan mempengaruhi seberapa besar nilai dan keuntungan yang dihasilkan dari produk Anda. Jaringan yang luas juga bisa membantu Anda mengembangkan produk yang lebih baik, cepat dan tentunya bermanfaat untuk bisnis.

Skalabilitas ekonomi

Skalabilitas ekonomi adalah ketika pengeluaran dari produk dan layanan Anda mulai berkurang sementara penghasilan dan volume pendapatan semakin bertambah jumlahnya. Perusahaan yang telah berhasil melakukan proses ini adalah Facebook, Amazon, Apple, dan Google.

“Economies of scale are a good thing. If we didn’t have them, we’d still be living in tents and eating buffalo.”

— Jamie Dimon

Inovasi yang “mengganggu”

Inovasi yang mengganggu adalah ketika produk yang ditawarkan merupakan layanan yang sederhana, namun terbukti dibutuhkan dan dicintai oleh konsumen dan pada akhirnya “mengganggu” dan menggantikan layanan konvensional yang ada. Inovasi yang “mengganggu” ini telah dibuktikan dengan kehadiran dari Go-Jek, Uber, Grab, dan Airbnb.

“If I had asked people what they wanted, they would have said faster horses.”

— Henry Ford

Conjoined Triangles of Success

Conjoined triangles of success atau “CTS” merupakan gambaran atau skema yang baiknya dicermati oleh seorang Founder untuk bisa menjalankan bisnis dan mengerti lebih jauh tentang dunia startup. Meskipun skema ini diperkenalkan sebagai sebuah cerita komedi dalam serial televisi HBO Silicon Valley, model bisnis CTS bisa membuat Anda lebih fokus, memberikan kesempatan untuk beradaptasi, dan melakukan perubahan.

Untuk Memulai Startup Ide Saja Tidak Cukup, Harus Ada Aksi

Bagi mereka yang berkecimpung dalam dunia bisnis pasti sudah paham bahwa ide tanpa eksekusi adalah kesia-siaan. Demikian juga dalam startup. Ide tanpa aksi nyata akan menjadi angan-angan pemiliknya. Harus ada produk atau solusi untuk menghasilkan. Itulah mengapa ide saja tidak cukup, harus ada eksekusi.

Anda pasti pernah mendengar istilah pencurian ide, pencurian konsep atau lainnya. Ide adalah sebuah hal abstrak. Dalam kenyataannya ide dengan eksekusi yang berbeda bisa melahirkan produk bahkan model bisnis yang berbeda. Bahkan sering kali ada yang menggambarkan kesuksesan bisnis memiliki komposisi 1% ide dan 99% eksekusi.

Mungkin pernyataan di atas masih mengundang pertanyaan, tapi mari kita lihat bersama, unsur dari pengembangan produk atau bisnis startup adalah kebutuhan dan keinginan pasar. Repitisi dan perbaikan produk. Sekali lagi, ide tanpa eksekusi hanya merupakan pemikiran atau angan-angan, dan kemungkinan besar hal tersebut belum teruji di pasaran, yang artinya Anda tidak tahu apakah ide atau gagasan tersebut dibutuhkan masyarakat atau tidak.

Menengok dari sejarah, startup yang kemudian berkembang menjadi perusahaan-perusahaan besar kebanyakan bukan startup yang pertama hadir di kategori atau segmennya. Artinya mereka bukan pertama yang memiliki ide semacam itu. Mereka hanya hadir dengan eksekusi dan inovasi yang berbeda.

Google contohnya, sebelum Google menjadi populer seperti sekarang ini ide menjadi mesin pencari digagas lebih dulu oleh Altavista, yang bahkan sekarang sudah tidak lagi beroperasi. Artinya menjadi yang pertama atau yang memiliki ide awal saja tidak cukup. Harus ada eksekusi yang sempurna untuk membuat ide menjadi sesuatu yang berguna.

Tidak ada cara lain untuk mengetahui kebutuhan pasar selain masuk ke pasar. Masuk ke pasar sendiri tidak bisa jika bisnis kita hanya sebatas ide, harus ada produk, harus ada eksekusi.

Jika Anda saat ini penuh dengan ide atau gagasan yang menurut Anda menarik, Anda bisa segera mengeksekusinya. Jika seorang diri masih terlalu di rasa berat Anda bisa berkolaborasi, ikuti pertemuan pengembang atau startup yang ada. Karena hanya dengan ide Anda tidak akan membuat atau memecahkan masalah apa pun.

Lima Rasa Takut Yang Menghambat Kesuksesan Calon Wirausahawan

Dibutuhkan keberanian besar untuk memulai sesuatu yang baru, mengubah nasib dan gaya hidup. Apakah itu beralih profesi hingga keputusan untuk menjadi seorang pengusaha. Banyak para profesional yang pada akhirnya tetap bekerja sebagai pegawai atau stuck di posisi yang ada, karena kurangnya mental berani yang dimiliki.

Rasa takut yang berkepanjangan bisa menghambat seseorang untuk memulai sesuatu hal yang baru, terutama jika langkah baru yang akan diambil memiliki risiko yang besar serta harus membuat seseorang bertaruh pada sesuatu, seperti keraguan akan prospek dalam waktu ke depan.

Banyak yang harus dipertaruhkan dalam kehidupan yang dijalani saat ini, sehingga rasa takut pun sulit untuk dihindari. Idealnya adalah seorang pengusaha harus memiliki mental yang cukup tebal dan pastinya siap untuk menghadapi semua rasa kekhawatiran yang ada.

Berikut ini adalah 5 rasa takut yang biasanya membayangi para calon pengusaha ketika hendak mulai melakukan inovasi dan perubahan yang besar dalam kehidupan.

Takut dikritik

Ketika mulai menjalankan sesuatu yang baru atau melakukan perubahan yang cukup besar di kehidupan, kalangan terdekat seperti keluarga, orang tua dan teman adalah orang-orang yang pertama bakal mengkritisi bahkan meragukan keputusan yang diambil. Jika seseorang mampu menyakinkan mereka bahwa keputusan yang diambil adalah benar dan sudah tepat, bisa menjadi langkah awal ketika nanti seseorang tersebut telah memiliki perusahaan sendiri atau mulai membangun usaha, akan lebih terbiasa menghadapi kritikan dan mampu untuk mengendalikannya.

Takut kehilangan penghasilan

Kepentingan untuk bisa bertahan hidup, membayar semua kebutuhan sehari-hari serta penghasilan yang tetap terkadang membuat seseorang merasa enggan untuk memulai usaha baru dari awal. Rasa takut kehilangan uang dan penghasilan merupakan salah satu alasan yang bisa menghambat kemajuan diri. Insting untuk bertahan hidup menyulitkan seseorang untuk maju dan melakukan perubahan yang drastis sebagai wirausahawan. Cara terbaik yang bisa dilakukan adalah keluar dari ‘comfort zone’ dan mulai gali lebih dalam potensi diri agar bisa keluar dari rasa takut yang ada.

Takut gagal

Pernyataan yang satu ini pastinya kerap menghampiri bagi mereka yang ingin melakukan kegiatan yang baru dan tentunya berbeda dari rutinitas sehari-hari. Kekhawatiran untuk gagal menjalankan usaha, memimpin tim hingga meluncurkan produk tidak bisa dihindari dengan mudah. Yang perlu diingat adalah sudah banyak para pengusaha sukses yang mengalami kegagalan di awal karier dan usaha, namun pada akhirnya banyak juga di antara mereka yang menuai kesuksesan, intinya adalah ketika kegagalan datang pada usaha, coba pelajari, koreksi dan bangun kembali motivasi yang ada.

Takut terlihat kurang cerdas

Terkadang ide yang awalnya terlihat ‘tidak masuk akal’ akan mengundang pertanyaan besar dan tanggapan yang cenderung negatif dari kalangan sekitar. Jika seseorang yakin dengan produk yang dimiliki dan pada akhirnya bisa membuktikan fungsi serta manfaat dari ide yang Anda ciptakan, takut terlihat kurang cerdas di kalangan umum akan dapat teratasi. Semua tentu saja kembali lagi kepada pribadi masing-masing, sejauh mana bisa tampil dengan baik dalam hal melempar ide dan produk kepada publik.

Takut sukses

Tidak semua orang mau mengambil risiko untuk mendapatkan kesuksesan lebih. Karena hal tersebut merupakan proses panjang yang memerlukan dedikasi, kegigihan dan kemampuan yang terbaik. Banyak di antara kita yang hingga kini diajarkan untuk menerima semua hal apa adanya dan tidak usah bermimpi setinggi langit untuk mendapatkan kesuksesan. Hal tersebut bisa menjadi kebiasaan yang pada akhirnya mengurangi motivasi dan kurangnya rasa percaya diri dalam perjalanan karier seseorang.

Pada akhirnya jika seseorang memiliki keyakinan dan tujuan yang jelas, kesuksesan bisa diraih dengan mudah, dan stabilitas serta pertumbuhan usaha akan berjalan dengan alami. Seseorang pun bisa lebih baik menguasai keadaan dan menerima kesuksesan tanpa rasa khawatir.

Tips Menjaga Keutuhan Tim Dalam Sebuah Startup

Dalam membangun startup, salah satu tantangan terbesar adalah menjaga keutuhan tim. Menjaga karyawan betah dalam waktu yang lama merupakan hal yang tak mudah. Terlebih jika karyawan tersebut memiliki talenta yang mumpuni sehingga diincar banyak perusahaan lain dengan iming-iming yang besar. Satu atau dua karyawan keluar masuk mungkin tidak masalah, tetapi bagaimana jika angka tersebut terus naik? Dan dengan tempo yang semakin cepat? Berarti ada yang salah dengan pengelolaan karyawan di perusahaan Anda.

Jika hal tersebut terjadi pada startup Anda sebaiknya segera lakukan evaluasi menyeluruh. Mulai dari strategi membuat nyaman karyawan, kultur kerja di perusahaan hingga proses seleksi karyawan baru. Temukan cara baru yang lebih baik untuk mengelola karyawan Anda.

Di lingkungan kerja yang baik biasanya terjalin hubungan yang baik antara karyawan dengan manajemen. Terbuka untuk menyampaikan opini dan berdebat untuk sebuah pendapat bisa menjadi indikator lain. Salah satu antisipasi terbaik untuk menjaga karyawan Anda keluar atau mengundurkan diri terlalu cepat adalah pastikan Anda merekrut mereka yang bisa bertahan lebih baik.

Untuk membuat calon karyawan yakin sebelum mereka mendaftar pastikan Anda memberikan informasi yang detil di semua saluran informasi Anda mengenai perusahaan Anda. Dengan demikian hanya yang benar-benar tertarik akan melangkah ke tahap selanjutnya. Mengajukan lamaran dan kemudian wawancara.

Dalam proses wawancara inilah nilai-nilai kesungguhan dan kepantasan calon karyawan bisa Anda nilai. Selain skill set dan pengetahuan, kemampuan dan daya tahan mereka terhadap lingkungan perusahaan Anda menjadi informasi yang bisa digali. Pastikan yang Anda pilih bisa membuat sama-sama nyaman. Betah bekerja dalam tim dalam jangka waktu yang lama.

Jika Anda sebuah startup yang mencari tim yang sedang berjuang kemungkinan akan menghabiskan waktu seharian untuk bekerja atau sekedar berkomunikasi masalah pekerjaan. Hal ini mungkin bisa membuat karyawan Anda jenuh dan bosan. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah membuat suasana kantor menjadi senyaman mungkin. Tidak hanya desain tapi juga hubungan antar karyawan.

Membuat suasana di kantor seperti layaknya komunitas mungkin salah satu cara yang bisa dicoba. Sama-sama belajar, berbagi, dan mengingatkan. Komunikasi. Cara ini bisa membuat Anda tahu masalah-masalah yang dihadapi mereka. Baik secara personal atau secara tim.

Cara lain untuk membuat karyawan mendefinisikan metrik dan capaian mereka sendiri (tim atau individu). Hal ini bukan berarti mereka dibebaskan sesuka hati. Lebih kepada membiarkan mereka menilai kemampuan mereka untuk menentukan apa yang akan mereka capai. Tentu dengan garis besar perusahaan Anda. Anda bisa memberi masukan jika sudah terlalu menyimpang, atau memberikan semangat jika mereka ragu-ragu.

Anda juga bisa memberikan penghargaan sesuai capaian yang telah mereka capai, bahkan sebelum mereka bertanya atau meminta. Ini bisa menggambarkan seberapa Anda peduli dan menghargai mereka. Hal yang baik untuk mereka agar bisa mengevaluasi diri sendiri.

Anda juga harus mengantisipasi jika mungkin ada gelagat yang salah dengan karyawan Anda. Anda harus berbicara baik-baik jika ada yang memutuskan untuk mengundurkan diri. Jika keputusannya sudah bulat, pastikan Anda tahu penyebabnya. Kenapa mereka keluar, apa ada yang salah dengan komunikasi atau mungkin hak-hak mereka yang belum terpenuhi. Hal tersebut bisa jadi masukan dan diperbaiki.