5 Hal yang Perlu Mulai Dibiasakan Founder Startup Baru

Untuk terus berkembang, startup perlu adaptif terhadap beragam dinamika terkait dengan bisnis. Budaya kerja juga menjadi salah satu kunci untuk memajukan laju perkembangan startup. Berbagai faktor perlu dipertimbangkan, mulai dari membangun dari dalam, hingga memperhatikan berbagai perkembangan di luar.

Berikut ini adalah beberapa hal sederhana yang patut dipertimbangkan oleh setiap founder atau penggerak startup baru atau yang masih di tahap awal untuk memastikan bisnisnya melaju dengan baik dan pesat.

Menetapkan tujuan dan arah bisnis

Tujuan harus sangat jelas, membangun startup lebih kompetitif dengan menetapkan value startup. Begitu juga visi dan misi, value perusahaan juga penting untuk mengingatkan semua yang berpengaruh pada perusahaan Anda. Dengan ini, semua pihak dapat merespon baik dengan loyalitas menjaga kondisi startup Anda secara maksimal.

Berdayakan karyawan

Ketika startup Anda membutuhkan pelanggan yang besar, bangunlah tim yang dapat berimprovisasi memperbaiki situasi pasar. Karena akan ada karyawan yang dapat membuat keputusan membantu memecahkan masalah saat startup Anda sedang berjalan.

Posisi karyawan di sini bertugas menyampaikan pengetahuan tentang tujuan perusahaan kepada pasar untuk mengikuti atau menggunakan produk/jasa startup Anda. Sehingga startup semakin  berkembang seiring penyampaian kepada pelanggan tepat sasaran.

Transparansi

Sebagian besar startup yang memiliki ruang kerja bersama menumbuhkan budaya yang transparani. Jika Anda ingin anggota tim dapat mengutarakan pendapat atau ide cemerlang, bisa langsung komunikasi tanpa ada jarak. Dengan ruang kerja ini juga akan tumbuh rasa percaya diri karyawan Anda untuk membangun keharmonisasian tim.

Menyiasati perkembangan tren

Salah satu budaya startup adalah selalu mengikuti perkembangan tren yang ada, untuk merealisasikan produk/layanan apa yang sesuai mengikuti tren tersebut. Terkadang, gagasan hadir melalui pihak eksternal yang secara langsung meningkatkan gebrakan bisnis Anda.

Buatlah eksperimen

Jika Anda tidak berani gagal dalam memulai sesuatu yang baru, harapan untuk mencapai kesuksesan sangatlah kecil. Dalam eksperimen ini, Anda dituntut untuk membuat suatu perubahan dalam pelayanan terhadap pelanggan. Budaya seperti ini sangat sering digunakan oleh startup lainnya, karena dianggap suatu perubahan itu bernilai besar.

Mendapat Pendanaan Tidak Menjamin Kelangsungan Hidup Startup

Membangun sebuah bisnis startup tidak akan selalu berjalan mulus, meskipun sudah mendapat pendanaan besar dari investor. Pada awal tahun ini saja sudah banyak sekali bisnis startup gagal karena kurang memahami dampak bagi perusahaan baru, padahal kondisinya sudah mendapatkan investasi yang cukup baik. Idealnya pendanaan seharusnya menjadi bahan bakar yang baik untuk membuat startup mendekatkan diri pada keuntungan bisnis.

Melihat penyebab kegagalan yang dialami startup, rupanya menjadi momen berharga bagi kalangan pebisnis digital yang sedang berjuang untuk belajar darinya. Beberapa faktor berikut mungkin dapat dijadikan pertimbangan sekaligus pembelajaran bagi startup yang tengah merintis bisnisnya.

Pelayanan dan fasilitas yang buruk

Pelayanan yang maksimal dan fasilitas yang memanjakan pengguna akan menghadirkan bisnis pada traksi pelanggan yang signifikan. Inovasi juga menjadi kunci, karena kebutuhan pengguna digital trennya sangat dinamis. Terkait dengan bagaimana startup mampu menyuguhkan fasilitas yang baik, ada cerita tentang startup bernama Auctionata.

Auctionata menyajikan layanan streaming online sejak tahun 2012, lalu bisnisnya terhenti di Februari 2017 setelah sebelumnya berhasil mengumpulkan pendanaan hingga $95 juta. Sebelum perusahaan tutup, Actionata resmi bergabung dengan perusahaan lelang  Paddle8.

Kegagalan yang dialami Actionata dengan pelayanan live streaming itu terjadi karena faktor sistem yang lambat. Meskipun di era digital saat itu membutuhkan layanan online, Actionata tidak mampu menyelamatkan perusahaan dari persaingan terhadap penawaran lebih baik dengan jangkauan luas.

Konten yang tidak menguntungkan pengguna

Media sosial menjadi salah satu tren masa kini, sehingga banyak produk berusaha untuk menggunakan pendekatan ala media sosial dalam produknya.

Namun, siapa sangka pada jejaring sosial terkemuka Yik Yak yang sempat populer akhirnya menutup layanannya pada Mei 2017. Alasanya sungguh pilu, karena diketahui adanya para siber yang muncul membuat konten-konten menjijikan dan tak masuk akal mengakhiri aktivitas layanan Yik Yak setahun terakhir.

Padahal sejak berdiri 2013 lalu, Yik Yak sudah meraih pendanaan hingga $73,4 juta dan memiliki valuasi $400 juta di tahun 2014. Dengan terus menerus diteror perusak siber, Yik Yak pun tidak mampu menyelamatkan kondisi modal mereka.

Pengelolaan yang buruk

Sebagai marketplace yang memiliki gagasan ideal, semestinya dibantu dengan tenaga pengelola yang baik supaya kondisi startup berjalan baik. Bukan hal yang mustahil bila pemasaran sebagai ujung tombak mencari konsumen dapat mempertahankan pasar. Begitu juga dengan sistem pengelolaan yang menjadi landasan startup tetap berdiri.

Pemahaman ini rupanya tidak memberikan respon terhadap startup rintisan yang tutup pada Febuari 2017, Beepi. Perusahaan yang bergerak di bidang layanan jual beli mobil bekas.

Awal mula merintis startup marketplace, Beepi telah mendapatkan valuasi tertinggi $560 juta dari beberapa pendanaan yang diterima melalui 35 investornya. Eksekusi Beepi sudah mencerminkan kekuatan yang solid, sehingga layanan dukungan konsumen menjadi kunci keberhasilan penjualannya.

Namun, siapa sangka perusahaan harus dikelola sangat buruk dengan cara menghamburkan uang sebesar $7 juta/bulan ketika mencapai titik puncaknya. Alhasil, dari 300 pegawai yang ada, hanya 100 pegawai Beepi bertolak ke fair.com setelah dijual.

Strategi Startup Ikuti Rekam Jejak Unicorn Memperoleh Valuasi Tinggi

Untuk menjadi startup unicorn, membutuhkan perhitungan yang matang sesuai kondisi pasar saat ini. Menjadi founder atau pemilik bisnis startup harus lebih aktif mengembangkan pelayanan bisnisnya agar mendapatkan tempat di hati pengguna. Dengan begitu, akan membawa ekspektasi investor mendukung kemajuan bisnis Anda.

Bila perlu trik ini bisa digunakan pelaku startup unicorn untuk memiliki valuasi senilai 1 miliar dolar.

Menemukan model bisnis yang menguntungkan

Untuk bersaing dalam startup unicorn, harus ada pendekatan tahap awal yang lebih unik dan menguntungkan dari sebelumnya. Sebab, investasi akan datang dari suatu ide baru yang muncul di industri bisnis startup nantinya.

Seperti status unicorn pertama di Indonesia yang terjadi pada pertengahan Agustus tahun lalu. Kala itu Go-Jek sebagai layanan pendatang baru dalam pengelolaan transportasi berbasis online. Mereka mendapatkan investasi besar dengan jumlah yang tak terbayangkan sebelumnya dari KKR, Warburg Pincus, Farallon Capital serta Capital Group Private Markets.

Perhitungan kondisi dan waktu yang tepat

Meluncurkan startup dapat menjanjikan sebagai industri bisnis yang besar biasanya memanfaatkan momen yang tepat untuk meluncurkan layanan muktahir.

Dengan begitu gagasan dalam membentuk sebuah startup besar harus menemukan waktu kala mendistribusikan bisnisnya menjadi unicorn. Dengan kata lain, terciptanya pangsa pasar yang tepat sasaran dibantu pendanaan yang matang. Sama seperti unicorn lain, bisa meroket seperti sekarang ini membutuhkan timing yang baik.

Bisnis startup sesuai ekspektasi investor

Startup unicorn masih sangat menikmati struktur transaksi business-to-consumer (B2C), karena transaksi itu tidak memerlukan saham atau penyimpanan benda fisik apa pun. Namun, kondisi ini bisa saja menjadi pressure bila tak sesuai ekspektasi investor untuk menaungi bisnis startup.

Oleh karena itu adanya fase negosiasi dengan investor, dapat kita pahami dengan dua frase kunci, yaitu valuasi pra-investasi dan pasca investasi. Dengan adanya fase ini investor dapat  menentukan harga yang bersedia mereka bayar untuk sebuah investasi.

Dengan trik startup ini bisa jadi jawaban mengenai kondisi unicorn menjadi kenyataan, dengan pendanaan yang besar dan tujuan yang tepat, bisnis Anda jadi mudah di aplikasikan.

4 Hal Penting dalam Menghindari Perilaku Buruk Startup di Tahap Awal

Dalam melakukan sesuatu usaha, tak jarang ada yang menemukan hambatan, rintangan, bahkan kegagalan. Biasanya pelaku bisnis yang pernah mengalami hal seperti itu akan mengerti masalahnya dan mencoba bangkit kembali. Setelah mengetahui indikasi kegagalan, idealnya pelaku startup dapat menghasilkan bisnis yang lebih efektif.

Banyak kemungkinan yang terjadi dalam dinamika startup. Apalagi menyangkut karier atau impian Anda. Namun, tidak semua cara bisnis startup menjanjikan, ada beberapa cara yang salah dari startup yang harus dihindari, sehingga berpotensi gagal.

Terlalu dini memfokuskan pada peluang investasi besar

Dari sini Anda harus menggarisbawahi bahwa pendanaan besar terjadi karena ada peluang pasar yang besar. Padahal tidak semua bisnis startup identik dengan pasar yang tinggi. Melihat kondisi seperti ini bukan tidak mungkin beberapa startup harus mengubur impian dengan saingan bisnis yang lebih dulu besar.

Sering kali pengusaha yang percaya, bahwa mendapat investasi besar terfokus mengejar pangsa pasar yang lebih besar. Padahal, banyak startup besar tumbuh berkembang dari hal terkecil dengan tujuan mencapai keuntungan besar.

Sebagai alternatif, pangsa pasar yang dominanlah yang menarik investor datang. Karena startup dapat memahami dengan cepat pelanggan atau menciptakan keuntungan yang dapat dipertahankan. Melalui lingkup sederhana ini yang dinilai cukup menjadikan startup Anda berkembang pesat mendominasi pangsa pasar kemudian.

Modal besar dengan target tinggi

Fase ini sangat sensitif ketika dilakukan oleh pelaku startup yang baru memulai bisnisnya. Terlebih masih menggunakan pendanaan pribadi (bootstrap), memulai dengan dana besar sesuai target yang tinggi.

Padahal, target tinggi itu diraih ketika startup memiliki tonggak bisnis yang memikirkan perkembangan startup berikutnya. Seperti memperhatikan produk, manajemen yang terstruktur, dan terpenting adalah traksi/target pelanggan di awal pendapatan. Karena berhubungan langsung dengan valuasi dana yang tinggi.

Terpenting pencapaian dengan menetapkan nilai pertama startup untuk melihat target yang wajar, mengejar valuasi yang tinggi dan putaran yang besar setelah substansi tercapai.

Nilai Produk yang Terlalu Tinggi

Di sisi lain, kekayaan ide atau gagasan yang di aplikasikan terkait pengalaman teknologi atau produk Anda sangat menarik perhatian investor. Karena memiliki kualitas yang menjanjikan strategi mengarah ke persaingan bisnis.

Namun, sering kali produk yang memiliki hak cipta membuat marketvalue yang tidak masuk akal bagi para investor. Mungkin bagi startup menjunjung nilai paten akan sangat berarti, tetapi ada baiknya jalin investasi yang berhubungan erat dengan reputasi baik.

Dengan adanya pengalaman suatu ide dalam bisnis startup yang akan Anda jalani, akan percuma bila dilandasi dengan nilai terlalu berlebihan tanpa memikirkan perkembangan startup selanjutnya. Pelajari mengenal ruang bisnis Anda, maka jaminan investor akan lebih besar.

Strategi Startup Menjaga Loyalitas Pasar

Sebagai pemilik bisnis startup, mengamati perkembangan pasar rupanya menjadi perihal yang krusial demi melakukan peningkatan bisnisnya. Berkaitan dengan dinamika dan gejolak bisnis, sampai saat ini tren yang paling sering terjadi oleh startup adalah soal akuisisi, meskipun ada yang memandang positif dan negatif. Tujuan perusahaan besar mengakuisisi startup umumnya untuk mengelaborasikan bisnis yang ada, membeli untuk mematikan, hingga melihat potensi yang besar dari bisnis tersebut.

Bicara soal founder yang memikirkan kelangsungan hidup startup, maka ia mengetahui atau melihat masa depan bila diakuisisi. Sebab bisa saja proses tersebut mempertaruhkan visi misi yang sudah dijalankan sebelumnya. Apalagi bisnisnya sudah menemukan kepercayaan dari banyak investor.

Tetap berjalan, berakselerasi dan bertumbuh adalah mimpi setiap founder dalam menjalankan startupnya. Untuk itu perlu berbagai siasat agar bisnis tetap berjalan lancar.

Selalu memahami keinginan pengguna

Bicara bisnis, tentunya tidak terlepas dari pangsa pasar atau mengikuti kebutuhan pengguna. Semakin besar pengetahuan yang diperoleh, semakin baik pula startup membuat produk atau layanan. Jika sudah mendapatkan target pengguna dalam skala besar, startup akan sukses memasuki pasar untuk mendominasi pelanggan.

Melakukan inovasi secara berkelanjutan

Terdapat beberapa cara startup bisnis dalam melalukan pembaruan produk atau jasa demi mendominasi pasar. Seperti branding, kultur perusahaan dan inovasi wajib bagi startup jika mempertahankan eksistensi terhadap pangsa pasar.

Melihat kondisi pasar saat ini, rupanya tidak akan ada habisnya mengenal inovasi bisnis. Tentunya untuk menggaet loyalitas pengguna terhadap pelayanan startup.

Meningkatnya pengguna terhadap inovasi startup ini sangat menarik perhatian perusahaan besar untuk menjalin kerja sama dengan startup.

Jalin relasi dengan konsumen

Konsumen adalah aset tak ternilai untuk startup bisnis. Sehingga dapat dipastikan loyalitas pengguna adalah cermin bisnis yang berkualitas.

Adanya kedekatan antara pelaku bisnis dengan pengguna menjadi nilai plus untuk sebuah loyalitas. Dengan begitu, pengguna akan memilih produk atau jasa startup dengan pelayanan yang maksimal.

Bangun strategi pemasaran yang tepat

Maraknya startup bisnis saat ini dalam membuat produk sejenis, memungkinkan pengguna telah survive dari produk sebelumnya.

Maka wajib bagi startup baru menata kembali produk yang sudah ada dengan teknik marketing yang baik, untuk memenangi pangsa pasar. Jika produk sudah dikenal luas, kemungkinan besar bisnis tersebut menjadi penguasa di bidang tersebut.

Tiga Tips Mengatasi ‘Wantrepreneurship’ Demi Berkarier sebagai Pemilik Startup

Dulu cita-cita terus di kewirausahaan dipandang menjadi hal yang sangat baik, karena dampak positifnya tidak hanya dirasakan untuk diri sendiri, melainkan orang di sekitarnya yang terlibat. Namun kini maknanya mulai bergeser, kendati banyak  wirausahawan yang menemui titik kesuksesan tertingginya. Ini menggiring banyak orang awam yang ingin mengikuti jejaknya, tapi hanya sekadar menjadi wantrepreneur.

Orang-orang di golongan ini sepertinya hanya peduli dengan kehidupan mewah, akun sosial media yang penuh dengan gambar dari apa yang mereka sebut “kehidupan startup.” Esensinya bukan di situ. Masalahnya, wantrepreneurs tampaknya tidak peduli dengan bentuk kesuksesan yang akan mereka dapatkan nantinya. Sebaliknya, mereka hanya peduli dengan apa yang dimiliki sekarang ini.

Jika ingin membuktikan bahwa Anda bukan termasuk golongan wantrepreneur, artikel ini akan membahas tips apa saja yang perlu dilakukan untuk mengejar passion di dunia kewirausahaan.

Jika ingin sesuatu, segera wujudkan

Ada berapa banyak wantrepreneur yang menghabiskan seluruh waktunya untuk menciptakan produk, yang menurut mereka adalah hadiah terbesar bagi umat manusia, lalu kecewa dan mengeluh saat tidak ada yang membelinya?

Alih-alih melakukan itu, wantrepreneur justru hanya duduk-duduk saja dan melakukan hal-hal yang menurut mereka mudah. Padahal selayaknya jika membutuhkan sesuatu Anda harus melakukan apa pun untuk mewujudkannya.

Salah satu cara untuk mewujudkan target adalah menyusunnya dalam secarik kertas. Pertama, tuliskan tujuan Anda dan langkah paling logis yang bisa membawa Anda menuju ke tujuan tersebut. Jangan berpikir berlebihan.

Kemudian, untuk setiap tujuan tentukan kriteria utama dan usahakan tetap obyektif. Faktor terbaik adalah mempertimbangkan dari dampak dan peluang keberhasilannya. Ambil tiga sasaran teratas dan mulai membuat rencana untuk masing-masing.

Setelah itu, kerjakan rencana tersebut dan buat slot waktu untuk menyelesaikannya. Dalam posisi ini, sangat sulit untuk tidak multitasking. Ini bisa diakali dengan menerapkan sikap disiplin untuk tidak melakukan apa pun, selain pekerjaan yang sudah diplot oleh agenda sebelum waktunya selesai.

Berhenti meragukan setiap keputusan

Ada banyak orang yang menghabiskan banyak waktu untuk semaksimal mungkin sebelum perusahaan startupnya resmi berdiri, namun akhirnya gagal. Bahkan, sudah terlanjur gagal sebelum memulainya.

Setiap keputusan tertentu dirasa terlalu sulit, cobalah ingat bahwa keraguan tersebut terjadi karena Anda kurang pemahaman tentang segala konsekuensinya. Untuk itu luangkan waktu untuk melangkah mundur. Cobalah untuk memvisualisasikan aspek atas dan bawah untuk seluruh keputusan Anda. Serta jangan takut untuk menuliskan konsekuensi yang paling ekstrem.

Tidak mudah menyerah

Ketika wantrepreneur gagal, mereka dengan gampang akan menyerah. Sebab bagi mereka, menjadi pengusaha adalah pakaian yang dipakai, bukan menunjukkan siapa jati dirinya.

Hidup Anda akan banyak dihadang dengan berbagai tantangan saat memilih menjadi pengusaha. Ini adalah bagian yang membedakan Anda dengan wantrepreneur.

Banyak yang mengatakan menjadi pengusaha pada masa ini lebih mudah dibandingkan sebelumnya. Untuk beberapa aspek memang benar, tapi citra ini sudah melemahkan apa artinya menjadi pengusaha yang suka berpuas diri dan berwawasan luas. Untuk menghilangkan suara wantrepreneur yang mengejar gaya hidup seperti pengusaha, fokuslah pada hal yang terpenting dan berusahalah untuk mewujudkannya.

3 Tahap Memastikan Ide Bisnis untuk Startup

Semua orang tahu bahwa strategi bisnis akan berhasil jika menemui target pangsa pasar. Namu, pada kenyataannya pebisnis banyak sekali yang memiliki ide-ide terbaru yang terus mengalir. Sehingga banyak entrepreneur hebat dapat bersaing dengan kompetitor melalui bisnis mereka.

Biasanya kehadiran kompetitor menjadi ujian pebisnis meraih pangsa pasar yang tepat. Bila ini terjadi, dipastikan saingan akan meningkat, dan menambah gagasan baru yang kreatif sebagai peluang bisnis kedepannya.

Akan tetapi, banyaknya bisnis baru yang bermunculan membuat banyak pula membangun startup bisnis yang gagal, sampai memicu perdebatan di Silicon Valley. Karena tidak ada kemampuannya memperoleh ide dalam mengeksekusi pasar. Dalam beberapa kasus yang ada, kegagalan startup bisnis dipastikan adanya kelemahan dalam riset untuk melihat pangsa pasar.

Sebagai bagian dari proses membangun startup bisnis dengan melihat permintaan pasar yang menjadi konsumen Anda nantinya, perlu memahami tentang strateginya, berikut ini ulasannya.

Memperkenalkan ide bisnis

Melihat situasi pasar bukan lagi hal yang baru dalam memulai startup. Kemungkinan gagal akan sangat pasti jika belum mendapat pangsa pasar yang sesuai bisnis Anda. Dengan ide awal Anda membangun startup bisnis yang menjadi bagian penentu gagasan itu sesuai pangsa pasar.

Karena hal ini membuat bisnis yang ingin Anda jalankan bisa sesuai pada pelanggan nantinya. Anda juga bisa memberikan edukasi tentang ide bisnis supaya pelanggan dapat menilai sesuatu yang Anda berikan sesuai yang akan mereka dapatkan.

Melakukan survei konsumen

Setelah ide muncul untuk membuat suatu perubahan besar di sektor bisnis Anda, lakukan survei konsumen untuk memahami pangsa pasar sesuai gagasan yang Anda berikan nantinya.

Melalui survei ini pula, Anda akan mendapat nilai demografi sesuai segmentasi konsumen. Sehingga keuntungan bagi Anda mengetahui kebutuhan pangsa pasar saat ini.

Bagian terpenting dari survei konsumen ini adalah Anda menjelaskan ide produk/jasa kepada pangsa pasar, sehingga mereka memahami dan tertarik untuk menggunakan ide Anda.

Manfaatkan layanan iklan

Dalam melakukan pemasaran dengan ide terbaru merubah mindset konsumen dengan cara lama. Hal ini perlu dikaji secara mendalam untuk segera dipahami. Melalui iklan membuat mereka mengetahui produk/jasa apa yang Anda berikan, sehingga dapat menarik perhatian pembeli.

Memulai iklan melalui jejaring sosial media sangat cepat dan terarah. Karena melalui iklan, Anda dapat  mempengaruhi konsumen yang melihat langsung produk/layanan yang Anda berikan.

Kiat Startup Baru dalam Menjalin Relasi Media

Salah satu hal yang perlu disiapkan ketika startup atau produknya baru diluncurkan adalah publikasi. Selain upaya untuk lebih dikenal, publikasi juga meningkatkan kemungkinan bagi startup untuk ditemukan oleh calon penggunanya. Di sini peran relasi media menjadi sangat penting, untuk menyampaikan tersebut. Salah satu cara yang dilakukan untuk menjalin relasi publik yaitu dengan mengirimkan undangan konferensi pers.

Namun masih ada cara lain yang dapat dilakukan, misalnya dengan mengirimkan rilis ke email redaksi. Beberapa media bahkan memiliki formulir khusus yang ditujukan bagi startup untuk mengirimkan informasi yang dimiliki, khususnya terkait startup baru atau peluncuran produk.

Berikut ini beberapa tips yang dapat diikuti oleh startup baru untuk menjalin relasi dengan media guna mempublikasi karya miliknya:

Peran tim relasi media

Umumnya tim ini menjadi satu dengan tim pemasaran, beberapa startup baru mungkin tidak memilikinya. Kendati demikian tak jarang peranan relasi media dibantu oleh tim yang dimiliki investor. Pada dasarnya relasi media adalah sebuah peran dalam bisnis yang bertugas menyampaikan informasi perusahaan yang dianggap penting dan perlu diketahui oleh publik.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendekatkan diri dengan rekan media, tim startup dapat mengikuti acara networking atau gathering. Selain mengundang startup atau investor, biasanya pada acara tersebut media yang berkaitan juga diundang.

Menekankan pada sisi kualitas

Tidak semua hal perlu dikampanyekan. Peran seorang relasi media ialah memilah-milah informasi berkualitas untuk disampaikan ke publik. Informasi tersebut juga menjadi cerminan dari startup di mata pembaca. Tak jarang investor ataupun rekanan bisnis mempertimbangkan sebuah kerja sama dengan membaca image yang ada di berita. Tak jarang juga sebuah kesempatan baru ditemukan dari proses tersebut.

Target publikasi harus jelas

Berita memiliki segmentasinya masing-masing. Jika yang ingin dipublikasikan adalah sebuah produk digital, maka pastikan menyampaikan rilis tersebut ke media yang tepat. Termasuk berkaitan dengan pangsa pasar yang ditargetkan. Jika produk atau layanan didesain untuk kalangan muda, maka sesuaikan media yang dipilih adalah laman yang sering dikunjungi oleh pembaca kalangan anak muda juga.

Fokus pada tujuan publikasi

Konten publikasi selayaknya memfokuskan pada poin penting yang ingin disampaikan. Misalnya startup ingin mengumumkan debut barunya, karena baru saja diluncurkan. Maka poin-poin penting yang disampaikan adalah produk/layanan apa yang dikembangkan, siapa pendirinya dan latar belakangnya, menjelaskan mengapa produk/layanan tersebut layak digunakan, bagaimana mekanisme penggunaan, hingga target yang ingin dicapai dalam bisnis tersebut.

Lima Alasan Startup di Tahap Awal Harus Menunda Kegiatan Penggalangan Dana

Kegiatan fundraising merupakan salah satu kegiatan yang kerap dilakukan oleh startup di masa awal atau ketika tengah bersiap melakukan scale-up. Dari sekian banyak investor baik lokal hingga asing yang tertarik untuk menanamkan modal di startup, menjadikan kegiatan penggalangan dana lebih mudah dengan beragam pilihan yang ada. Terutama jika startup Anda memiliki potensi dan produk yang baik.

Sebelum Anda mulai bersiap melakukan pendekatan dengan investor, ada baiknya untuk menunda terlebih dahulu kegiatan fundraising tersebut dan fokus kepada pengembangan produk hingga uji coba produk lebih matang.

Artikel berikut akan mengupas 5 hal yang perlu dicermati startup untuk menunda kegiatan penggalangan dana.

Memanfaatkan waktu yang ada

Terkadang persoalan dana menjadi masalah yang paling krusial bagi startup yang masih dalam tahap awal. Mulai dari pengembangan produk, riset hingga uji coba, semua proses tersebut wajib untuk dilakukan dan membutuhkan dana yang cukup besar jumlahnya. Idealnya, saat startup baru mulai, melakukan proses tersebut sebaiknya menggunakan uang pribadi (bootstrapping) dan hindari sedini mungkin untuk melakukan penggalangan dana. Dengan demikian waktu yang tersedia di awal bisa dimanfaatkan sebaik mungkin untuk membangun startup. Bisnis yang dijalankan di awal tanpa adanya modal dari investor merupakan investasi ekuitas di masa mendatang.

Lebih ketat dalam pengeluaran

Karena kondisi keuangan yang terbatas, startup dipaksa untuk bisa memanfaatkan dana sebaik mungkin. Untuk itu pengeluaran yang tidak dibutuhkan bisa dibatasi menyesuaikan keadaan yang ada. Kondisi tersebut juga bisa membuat startup lebih fokus untuk bisa melakukan monetisasi dan mendapatkan pendapatan sejak awal.

Mempertahankan kontrol sepenuhnya

Ketika startup berhasil mendapatkan investasi di tahap awal artinya Anda pemilik startup harus rela kehilangan kontrol atau kuasa penuh dari bisnis startup saat ini. Mulai dari pengeluaran, pemilihan kandidat pegawai hingga target pasar, akan di kontrol oleh investor. Hal tersebut bisa mempersempit peluang dan inovasi Anda pemilik startup untuk melakukan pengembangan produk hingga penentuan target pasar yang sesuai dengan kriteria, semua harus didiskusikan terlebih dahulu dengan investor.

Menentukan visi dan misi

Masa awal startup merupakan masa penentuan visi dan misi startup. Tidak selamanya ide awal yang sudah diyakini akan dikembangkan menjadi produk adalah sama, ketika keadaan mendesak dan mengharuskan Anda untuk melakukan pivoting, ide tersebut bisa berubah secara drastis. Untuk itu sebelum startup bersiap untuk melakukan akselerasi, idealnya tunda dulu kegiatan penggalangan dana, hingga startup sudah benar-benar menemukan MVP (minimum viable product), target pengguna dan bisnis model yang sesuai dengan visi dan misi startup.

Lakukan penggalangan dana pada saat yang tepat

Kebanyakan startup saat ini melakukan kegiatan fundraising di masa awal untuk memulai bisnis, namun demikian banyak juga investor yang pada akhirnya lebih tertarik untuk melakukan kegiatan penggalangan dana kepada startup yang mulai mengalami pertumbuhan positif dan telah berdiri dalam waktu yang cukup lama. Jika startup Anda memiliki sejarah dan latar belakang bisnis yang baik dan terus berkembang, investor akan secara langsung menawarkan modal tanpa Anda melakukan kegiatan penggalangan dana.

Pertanyaan-pertanyaan untuk Mengukur Perkembangan Tim

Seorang pemimpin tidak hanya bertanggung jawab atas perkembangan profit dan pendapatan bisnis tetapi juga perkembangan seluruh elemen dalam bisnis. Baik dari segi finansial atau manusia-manusia di dalamnya. Selain mengembangkan produk dan berinovasi secara berkala untuk tidak kalah di persaingan pasar seorang pemimpin juga harus mengembangkan orang-orang dalam tim untuk siap menjadi pemimpin di kemudian hari.

Bagi seorang pemimpin, berikut beberapa pertanyaan yang sekiranya bisa dipertanyakan untuk mengukur perkembangan tim dalam bisnis, terutama untuk menyiapkan regenerasi pemimpin.

Apakah Anda melakukan hal kecil tapi berdampak besar bagi mereka?

Jika Anda sudah cukup lama menjadi pemimpin dan mulai meragukan peran serta Anda di dalam tim coba tanyakan pertanyaan di atas. Seharusnya semakin lama memimpin sebuah bisnis, sebuah tim Anda bisa lebih fokus pada hal-hal kecil yang spesifik, namun dalam hal-hal tersebut Anda memberikan sesuatu yang besar. Ini semacam efektivitas kerja Anda, tim Anda telah berkembang untuk mengambil atau mengisi tanggung jawab Anda yang lain.

Seberapa besar bisnis tergantung pada Anda dibanding kuartal sebelumnya?

Masih berkaitan dengan pertanyaan sebelumnya, pertanyaan ini juga membantu Anda mengukur tingkat ketergantungan bisnis terhadap peran serta Anda dalam bisnisnya. Semakin kecil ketergantungannya berarti Anda sudah berhasil memberikan visi dan misi yang jelas bagi setiap tim yang ada.

Apakah Anda mengembangkan generasi selanjutnya sebagai pemimpin bisnis ?

Waktu terus bergerak, Anda sebagai pemimpin tidak lantas akan abadi di posisi Anda. Sebagai seorang pemimpin Anda wajib mencari pengganti Anda, caranya tentu dengan menyiapkan orang-orang yang mampu. Peran Anda tentu diperlukan untuk membentuk karakter, kemampuan dan tanggung jawab calon pemimpin di bisnis  Anda. Hal ini sangat terbantu Jika Anda mengembangkan kultur yang baik di perusahaan Anda.

Apakah Anda membantu memecahkan masalah atau membantu tim menemukan cara mereka untuk memecahkan masalah?

Salah satu cara terbaik untuk mengembangkan kemampuan dan tanggung jawab tim adalah dengan memberikan jam terbang dan tanggung jawab yang lebih bagi tim yang ada. Salah satu kebiasaan baik yang bisa dicoba adalah dengan tidak membantu memecahkan masalah, tapi bantu mereka menemukan jalan untuk mencari solusi.