Mengenal Strategi “Growth Hacking” untuk Mendongkrak Pertumbuhan Startup

Growth hacking adalah istilah yang mulai banyak dikenal di kalangan startup. Maknanya sebagai kegiatan yang bisa membantu proses pertumbuhan startup. Intinya menambah lebih banyak pengguna dan lebih banyak menjual produk. Dalam prosesnya growth hacking membutuhkan banyak energi, terutama dalam hal analisis data dan pendekatan yang dilakukan. Pada dasarnya, growth hacking bisa diartikan sebagai sebuah strategi marketing yang kreatif dan mengandalkan data sebagai komponen utama.

Sebagai bagian dari strategi pemasaran, growth hacking tidak hanya soal tools atau hal-hal berbau instan, tapi sebuah pemikiran, pendekatan, dan proses. Proses dalam membangun strategi dibangun lebih mendekati terstruktur dan penuh perhitungan sehingga prosesnya lebih mendekati penuh perhitungan, cepat dan berulang di banding dengan istilah instan.

Apa yang ditawarkan growth hacking adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan startup, yakni berkembang dengan signifikan. Di balik itu semua ada pemikiran kreatif yang dikembangkan, ada data-data yang diolah untuk mendapatkan perhitungan dan ada tindakan yang terukur yang penuh berhitungan. Atau penuh dengan percobaan dan pertaruhan jika memang diperlukan.

Mindset dan cara berproses

Berbicara mengenai growth hacking tidak lepas dari soal data. Tentang berapa pengguna terdaftar, berapa yang mereka bayar per bulan, apa yang menyebabkan mereka kembali, dari mana mereka datang, dan hal-hal lainnya terkait dengan pengguna. Data-data itu juga bisa disusun dalam sebuah metrik yang bisa menjadi sebuah alat ukur keberhasilan sebuah strategi. Tidak ada aturan pasti untuk ini karena pada akhirnya semua akan bermuara pada pertumbuhan.

Growth hacking adalah sebuah mindset, karena itu jika ingin membangun tim khusus, mereka di dalamnya harus diberi pemahaman yang sama. Pola pikir yang kreatif tentang data yang ada adalah kunci, selanjutnya susunan metriks yang ditentukan bisa jadi sebuah cara yang tepat untuk melakukan pengukuran dan evaluasi.

Data secara umum bisa jadi hanya akan dipandang sebagai sebuah informasi sepele. Jika ingin melakukan strategi growth hacking, mulailah memandang data dengan sudut pandang yang lain. Proses growth hacking adalah proses yang sekali dicoba langsung selesai. Langsung ada keputusan gagal atau tidak. Growth hacking adalah strategi berproses. Ada iterasi di sana, ada perbaikan dan ada evaluasi. Jadi selama perusahaan ingin terus tumbuh dengan strategi growth hacking, evaluasi dan perbaikan adalah mutlak. Rasa ingin tahu dan semangat untuk berkembang adalah perpaduan yang pas jika ingin mencari seseorang untuk ditempatkan di bagian ini.

Tanggung jawab semua

Inti meningkatkan penjualan produk atau akusisi pengguna adalah membuat produk yang dibutuhkan orang banyak. Hal ini tidak hanya menjadi tanggung jawab tim pemasaran. Demikian halnya dengan growth hacking, yang secara sederhana dipahami sebagai proses pendekatan berbasis data untuk mengetahui apa yang dibutuhkan pengguna dan berangsur-angsur menciptakannya.

Di proses awal, mengetahui proses pengguna membutuhkan banyak data. Tidak hanya soal transaksi tetapi juga kebiasaan pengguna dalam mengakses sebuah situs atau aplikasi. Hal ini membutuhkan peran engineer di bidang UI/UX untuk mengamati pola dan menciptakan UI/UX yang nyaman dan sesuai kebutuhan.

Contoh lain adalah bagaimana bisnis bisa mengoptimalkan kanal pemasaran. Di sini mungkin tim pemasaran bisa terlibat, tetapi untuk membangun sebuah alat analisis dan membuatnya menjadi mudah dibaca memerlukan peran tim teknologi dan produk. Jadi mempertimbangkan pengunaan growth hacking, kumpulkanlah orang-orang dari berbagai macam spesialisasi.

Memahami dasar-dasar pertumbuhan

Growth hacking adalah sebuah upaya atau strategi untuk memacu pertumbuhan bisnis. Untuk mengoptimalkannya, pemahaman akan dasar-dasar pertumbuhan sangat penting. Salah satunya adalah menggunakan growth models. Growth models yang banyak digunakan adalah menggabungkan beberapa layer pertumbuhan seperti Acquisition, Activation, Retention, Referral, dan Revenue.

Pondasi selanjutnya adalah tetap menjaga pengguna terikat dengan produk atau layanan kita. Tugas yang cukup berat, tetapi bukan hal yang mustahil. Pondasi pertumbuhan juga bisa dilihat dari pengguna yang bahagia dan merasa terbantu dengan produk yang diberikan.


Sumber: Techcrunch, Startup Grind

Strategi Menguatkan Branding untuk Startup

Branding merupakan usaha yang perlu dilakukan secara terus-menerus. Keberlanjutan dan konsistensi akan mengantarkan menuju tujuan. Dalam perjalanannya strategi branding butuh penguatan, kadang butuh diubah sesuai dengan kebutuhan (rebranding). Banyak aspek yang mengharuskan hal itu terjadi.

Berikut beberapa hal yang sekiranya bisa dilakukan untuk menguatkan strategi branding dalam perjalanan membangun startup.

Pengalaman sempurna saat mengakses web

Branding tidak hanya soal bagaimana pengguna mengenal produk atau layanan Anda, tetapi juga pengalaman terhadap apa yang Anda berikan. Salah satu yang merusak dari usaha branding adalah ketidakmampuan pengguna mendapatkan ekspektasi mereka terhadap produk atau layanan Anda. Sesederhana soal akses terhadap web.

Dalam hal menjaga kualitas, jika bisnis Anda menghadirkan solusi berbasis teknologi pastikan mereka dengan mudah menjangkau melalui akses web. Tidak hanya soal nama yang mudah dieja, tetap juga situs yang mudah diakses dan informasi yang cukup untuk mereka. Cukup untuk mengidentifikasi apa sebenarnya produk Anda dan apa yang bisa Anda tawarkan untuk membantu permasalahan mereka.

Pengalaman dalam mengakses web inilah yang seharusnya diberikan untuk pengguna Anda. Dengan pengalaman terbaik ini Anda bisa mengantarkan nilai-nilai yang ingin Anda perkenalkan ke pengguna Anda. Untuk hal satu ini memperhatikan UI / UX sebagai salah satu poin, di samping pemilihan infrastruktur server.

[Baca juga : Branding Autentik Dibangun Secara Perlahan]

Riset dan strategi

Di era sekarang kanal pemasaran semakin banyak, salah satunya melalui peran media sosial. Ada tiga platform besar yang ada sekarang yakni Facebook, Instagram dan Twitter. Ketiganya adalah sumber yang bisa dipelajari dalam membangun strategi branding yang berkelanjutan. Bisa untuk mempelajari kemauan pengguna, respons pengguna atau bahkan sentimen pengguna terhadap sesuatu hal. Ini berarti media sosial adalah “ladang” data yang bisa dimanfaatkan dalam proses membangun strategi selanjutnya.

Kebiasaan meneliti kanal-kanal pemasaran ini sangat bermanfaat bagi perkembangan branding di startup. Tidak hanya media sosial, studi di kanal lain seperti SEO, email marketing, dan lain sebagainya bisa jadi bahan dasar untuk penyusunan strategi.

Data-data yang didapatkan dapat membantu untuk menentukan arah dan peluang potensi pengguna. Sekaligus bisa digunakan untuk menguatkan pesan atau nilai yang coba dibawa. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan momen yang sedang ramai dibicarakan. Kuncinya ada di analisis.

[Baca juga : Pentingnya Branding Bagi Startup]

Copywriting dan cara berkomunikasi yang baik

Hal selanjutnya yang bisa membantu strategi branding Anda adalah komunikasi. Karena kebanyakan media sekarang didominasi media online salah satu kemampuan yang harus dimiliki adalah copywriting yang bagus dan kemampuan memilih image atau gambar pelengkap yang sesuai. Cara terbaik berkomunikasi di era digital.

Pemilihan kata, maksud dan kalimat harus disusun rapi dan sesuai. Hindari kata-kata yang bertolak belakangan dengan penggambaran bisnis Anda. Hindari juga memuat gambar yang memiliki kesan negatif di masyarakat. Jika memungkinkan hire mereka yang berpengalaman di bidang media sosial untuk mengelola akun Anda. Dan selalu ingat, konsistensi. Apa yang coba Anda gambarkan di akun Facebook haruslah senada dengan apa yang coba Anda gambarkan di Twitter. Demikian sebaliknya dan untuk kanal media sosial lainnya.

Cari keunggulan dan kelemahan

Proses membangun branding tidak bisa lepas dari bagaimana Anda melihat persaingan di sekitar. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan mempelajari pesaing atau kompetitor Anda. Bagaimana mereka mencoba membangun branding dan melihat strategi mereka.

Kemudian Anda bisa mengamati apa yang sedang coba mereka gambarkan. Tulis itu dan kemudian bandingkan dengan rencana-rencana Anda. Jika Anda baru memulai dan merasa kesulitan dalam bersaing Anda bisa mencari perbedaan. Temukan sesuatu yang unik dari produk atau layanan Anda, ubah itu menjadi sesuatu kekuatan dan tonjolkan itu sebagai identitas.

Sumber : Forbes, Entreprenuer, Inc

Memahami Dasar Hukum dalam Bisnis Startup

Hukum menjadi pijakan penting bagi perusahaan karena berkaitan langsung dengan seluruh proses bisnis yang dijalani. Maka dari itu antara perusahaan dan hukum harus berjalan beriringan.

Tak terkecuali bagi startup, meski baru didirikan, perusahaan harus tetap taat pada hukum yang berlaku. Sifat tersebut yang perlu didisiplinkan sejak dini, agar ketika bisnis sudah membesar tidak kelabakan saat menghadapi perpajakan.

Apa saja aspek legal yang harus diperhatikan ketika baru mendirikan perusahaan? Untuk menjawab pertanyaan ini, Founder & CEO Kontrak Hukum Rieke Caroline hadir sebagai pembicara dalam #SelasaStartup edisi pekan ketiga Maret 2017.

Rieke banyak memberi tips untuk para pengusaha startup, aspek apa saja yang perlu diperhatikan dari awal.

Pilih CV atau PT

Menurut Rieke, keduanya bukanlah sesuatu yang bisa dijawab dengan pertimbangan lebih bagus mana, karena tergantung kecocokan bagi pengusaha itu sendiri. Rieke menerangkan, bila memilih PT maka terjadi pemisahan harta milik pribadi dengan perusahaan. Kepemilikan dalam PT itu berupa saham yang bisa dialihkan.

Sementara harta dalam CV itu bercampur antara aset bisnis dengan kekayaan pribadi. Dikhawatirkan jika perusahaan tutup atau merugi, pemilik harus menutupnya dengan dana pribadi.

“Tapi kenapa orang dulu lebih memilih buat CV? Karena lebih mudah, tidak perlu cek nama perusahaan sudah ada atau belum karena aturannya per region per kota saja. Akan tetapi sejak 2016, aturan buat PT jadi lebih mudah,” terang Rieke.

Sejak 2016 berlaku dua aturan sebagai persyaratan mendirikan PT. Pertama, perubahan modal dasar PT, mengacu pada PP No.29 Tahun 2016. Kedua, penerbitan surat keterangan domisili bagi virtual office, mengacu pada SE No.6 Tahun 2016. Persyaratannya minimal dua orang, memiliki minimal 1 direktur dan 1 komisaris, dan sudah mengantongi akta notaris.

Sedangkan proses pendirian CV, dimulai dari pemesanan nama perusahaan, tanda tangan akta, kemudian menyerahkan berkas ke Kemenkumham. Nanti akan diperoleh SK-nya, agar pengusaha bisa mulai membuat NPWP perusahaan, SKDP, dan SIUP untuk memperoleh Tanda Daftar Perusahaan (TDP). Akhirnya, pengusaha akan mendapat pengumuman dari Berita Negara Republik Indonesia (BNRI).

“Proses pendirian biasanya mencapai 4 minggu dengan biaya pendirian sekitar Rp7 juta.”

Lindungi brand perusahaan

Langkah berikutnya adalah melindungi brand, karena ini adalah identitas perusahaan yang membedakan produk/jasa satu dengan yang lain. Ada lima unsur brand yang bisa dilindungi, mulai dari kata, logo/gambar, hologram, suara, dan bentuk 3D.

Setelah mendapat brand yang sesuai, disarankan startup untuk mendaftarkannya ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI). Di tahap awal harus mengajukan permohonan untuk mendapat tanggal penerimaan. Kemudian proses pengumuman yang dimulai sejak 15 hari setelah tanggal penerimaan dan berlangsung selama 2 bulan.

Setelahnya akan menempuh proses substantif yang berlangsung 30 hari pasca masa pengumuman berakhir. Proses ini berlangsung selama 150 hari. Terakhir adalah proses pendaftaran, jika tidak ada keberatan maka merek resmi didaftar nanti akan diperoleh sertifikat merek. Ketika sudah mengantongi sertifikat merek, perlindungan merek akan berlaku selama 10 tahun.

“Ini bisa memakan waktu antara dua sampai tiga tahun.”

Saat penggalangan dana

Saat perusahaan pertama kali mendapatkan pendanaan, dari proses awal hingga dana cair selalu bersinggungan dengan legal. Ada non disclusure agreement (NDA) yang menjadi hal-hal tergolong rahasia seperti strategi pemasaran, proyeksi finansial, rencana pengembangan produk dan layanan. Lalu informasi teknis, penemuan, desain, proses, prosedur hingga konsep laporan, data, serta rahasia dagang.

Ada pula istilah term sheet yang berisi poin-poin ketentuan antara founder dan investor. Due diligence (uji tuntas) untuk penyelidikan dan penilaian.

Saat dana segar masuk, bentuknya bisa jadi ada dua macam. Yakni convertible note dan shareholder agreement (SHA). Convertible note ialah surat utang yang ditukar dengan ekuitas saat jatuh tempo. Shareholder agreement (SHA), berisi rights of first refusal, pre-emptive rights, tag along right, drag along right, dan anti dilution.

Melaporkan pajak tahunan

Melaporkan pajak secara rutin adalah suatu kewajiban yang harus dilakukan startup yang sudah berbadan hukum, kendati baru berdiri dan tidak harus menunggu omzet perusahaan melebih Rp4,8 miliar.

Apa saja yang dikenakan pajak? Mengacu dari UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 4 Ayat 1, dijabarkan unsur-unsur yang dikenakan pajak adalah penghasilan dari pekerjaan atau jasa yang diterima, laba usaha, dividen, dan lainnya.

Kewajiban pelaporan juga perlu dilakukan selama bulanan dan tahunan. Untuk agenda bulanan, pajak yang wajib dilaporkan mulai dari PPh pasal 21/26, PPh pasal 23/26, PPh pasal 4 ayar 2, PPh pasal 25, dan PPh final 1%. Sedangkan untuk pelaporan tahunan, SPT PPh Tahunan Final, SPT PPh Tahunan Non Final.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaporan pajak tahunan adalah batas waktu penyampaian, formulir SPT Tahunan PPh yang digunakan, tata cara pengisian dan penyampaian SPT Tahunan PPh, dan sanksi bila tidak menyampaikan.

Adapun dokumen yang perlu disiapkan adalah laporan keuangan, pernyataan laporan transaksi hubungan istimewa, laporan pernyataan hubungan istimewa, dan dokumen bukti potong PPh.

Apabila terlambat menyampaikan SPT tahunan, ada sanksi administratif dengan denda sebesar Rp1 juta dan bunga 2% dari kurang bayar. Bila lalai lebih dari dua tahun tidak melapor, pajak maksimal hanya berlaku selama 24 bulan saja.

Amunisi Mempelajari Teknologi Kecerdasan Buatan

Teknologi kecerdasan buatan (AI kini telah menjadi bagian keseharian. Kita bisa melihat hasil kerjanya dari prediksi ramalan cuaca, penyaring e-mail spam, prediksi di mesin pencari, hingga produk seperti Siri dan Cortana yang bisa kita manfaatkan sehari-hari.

AI memiliki algoritma khusus yang memungkinkan teknologi ini dapat memberi reaksi, merespons, atau memecahkan masalah secara real time seperti layaknya manusia. Ke depannya pemanfaatan AI akan jauh lebih mendalam dan terasa dalam seluruh elemen kehidupan sehari-hari.

Potensi yang besar ini menjadi suatu peluang bagi siapapun yang ingin menekuninya. Namun apa saja hal-hal yang perlu diketahui? CEO Element Inc. Adam Perold dan CTO Element Inc. Yang Wang hadir dalam #SelasaStartup edisi pekan pertama bulan Maret 2017.

Element Inc. adalah perusahaan software yang khusus mengembangkan identitas biometrik berbasis di New York, Amerika Serikat. Solusinya tersebut kini dimanfaatkan untuk platform imunisasi, memberikan identitas digital untuk penyedia layanan kesehatan dan keuangan.

Baik Perold maupun Yang berbagi tentang apa saja yang harus diperhatikan sebelum mendalami teknologi mutakhir ini. Berikut rangkumannya:

1. Mengetahui lebih dalam kaitan deep learning dan AI

Deep learning bisa dikatakan sebagai puzzle yang bisa membawa AI jadi lebih cerdas dan manusiawi. Pasalnya, dalam deep learning berisi rangkaian metode untuk melatih jaringan saraf buatan multilapisan dari ujung ke ujung.

Dia belajar terus menerus seiring bertambahnya saraf, bagaimana memroses suatu informasi baru. Saat itu, deep learning bisa senantiasa diawasi atau tidak diawasi oleh manusia.

Lalu mengapa harus memahami proses kerja deep learning? Menurut Perold, hal ini disebabkan deep learning itu data driven, sehingga bisa diandalkan dalam menyampaikan data.

Contoh terdekat yang bisa dilihat dari implementasi deep learning untuk AI adalah produk yang dihasilkan Element Inc., yakni kerja samanya dengan Global Good dalam mengembangkan platform mobile untuk mengidentifikasi bayi dan anak-anak.

Berikutnya, di Bangladesh dan Kamboja, BioNIC juga menggandeng Element untuk bangun platform mobile untuk identifikasi orang dewasa hingga anak-anak usia di bawah lima tahun dengan mengecek sidik jari, telinga, kaki, iris, hanya lewat perangkat seluler saja.

“AI kami pakai sebagai alat untuk memecahkan masalah apa yang ingin kita coba pecahkan.”

2. Mengenal modul-modul untuk pelajari deep learning

Untuk mempelajari seputar AI hingga deep learning, ada banyak modul yang bisa diakses secara umum. Element sendiri juga punya modul seperti ini, dinamai Torch. Ini adalah salah satu kontribusi Element terhadap proyek open source, termasuk torch7, nn, dan dp.

Kontribusi ini bisa berupa perbaikan bug, pembuatan modul baru, atau script pelatihan yang lengkap. Komunitas ini berisi pengembang Facebook, Google, Twitter, NY University, dan Purdue University.

Tak hanya Element, perusahaan teknologi lainnya juga punya hal serupa. Seperti Apache MXNet dari Amazon adalah kerangka kerja mendalam bersifat open source yang memungkinkan pengembang dapat menentukan, melatih, dan menyebarkan jaringan saraf dalam berbagai platform, fleksibel, dan tersedia dalam beberapa bahasa.

Google sendiri memiliki TensorFlow sebuah perpustakaan perangkat lunak dan open source untuk perhitungan numerik dengan menggunakan grafik aliran data di berbagai tugas.

3. Menguasai ilmu seputar deep learning

Adapun ilmu-ilmu yang memiliki korelasi kuat dengan deep learning, dijelaskan Yang, adalah matematika, termasuk kalkulus, aljabar linier, analisis numerik, vektor, dan matriks. Materi lain yang berhubungan adalah stastika, misalnya probabilitas dan analisis data. Selain itu juga dibutuhkan pengetahuan analisis kompleksitas komputasi dan optimasi seluruh ilmu tersebut.

Baca info lengkap di sini

Pentingnya Branding Bagi Startup

Branding pada dasarnya adalah sebuah usaha yang masuk dalam strategi marketing. Banyak sumber yang menyebutkan bahwa brand adalah nama, logo, simbol dan hal lainnya yang bisa mengidentifikasikan sebuah bisnis. Branding tidak hanya penting untuk bisnis konvensional, tetapi juga startup, yang notabene merupakan perusahaan rintisan pun perlu merancang strategi branding mereka. Tujuannya untuk lebih cepat mengenalkan perusahaan, baik untuk layanan yang diberikan atau sebagai sebuah bisnis yang layak dikenal.

Startup punya banyak tugas penting di awal perjalanannya. Mencari pengguna potensial, memberikan produk berkualitas, dan mencoba memahami kondisi pasar adalah beberapa hal penting yang jangan terlewatkan. Salah satu tindakan pelengkap untuk mendongkrak pertumbuhan bisnis startup perlu strategi marketing, mulai dari memanfaatkan media sosial untuk promosi hingga membangun branding dari sejak awal. Seperti memilih nama domain, logo, warna dan identitas lainnya yang bisa “nempel” di pikiran masyarakat.

Logo dan website mungkin jadi sesuatu yang fundamental dalam usaha membangun brand, tetapi lebih dari itu mempresiapkan kapan, bagaimana, hingga ke siapa Anda memasarkan produk Anda adalah bagian tak tergantikan dari strategi membangun brand. Semuanya harus diperhitungkan dan disusun sejak awal untuk mengirimkan pesan ke orang yang tepat di waktu yang tepat. Semua itu kemudian dilengkapi sesuatu yang terlihat mudah tapi butuh perjuangan, yakni konsistensi.

Membangun brand penting bagi startup

Tujuan branding adalah untuk membuat menyampaikan pesan ke masyarakat dan pengguna baik melalui materi pemasaran atau melalui logo dan nama yang dipilih. Di sisi lain startup butuh kesemaptan untuk dikenal, dan dilihat oleh banyak orang untuk membuka kesempatan lebih banyak dikenal oleh masyarakat. Membangun brand bagi startup sama halnya berinvestasi untuk meningkatkan “keterlihatan”, dan menempatkan posisi di masyarakat sebagai sesuatu yang diingat. Di samping itu brand juga jadi jalan yang tepat untuk menyampaikan value ke masyarakat.

“Brand Anda adalah apa yang orang lain katakan tentang Anda saat Anda tidak berada di dalam ruangan.”

Demikian kutipan populer Founder Amazon Jeff Bezos yang pernah ia sampaikan pada acara TEDGlobal 2012. Sebuah gambaran sederhana tentang brand yang bisa diaplikasikan untuk personal maupun brand sebuah produk atau bisnis.

Apa yang perlu dipersiapkan

Branding bisa disebut juga upaya untuk menyampaikan pesan dan mengenalkan sebuah produk atau bisnis. Sebelum jauh merencanakan strategi branding ada beberapa hal yang harus disiapkan, seperti menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :

  • Apa misi perusahaan Anda?
  • Apa manfaat dan fitur yang ada di produk atau layanan Anda?
  • Apa yang pengguna dan pengguna potensial pikirkan tentang perusahaan Anda?
  • Kualitas apa yang Anda ingin mereka (pengguna) kaitkan tentang perusahaan Anda?

Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas akan menuntuk Anda membuat nilai-nilai yang ingin Anda berikan melalui branding. Untuk memulai branding ada beberapa hal yang perlu disiapkan, seperti:

Nama perusahaan. Nama perusahaan di era digital berikaitan erat dengan pemilihan nama domain. Nama harus menjadi sebuah penanda yang menggambarkan seperti apa perusahaan Anda, atau paling tidak bisa menggambarkan di bidang apa perusahaan Anda beroperasi. Pemilihan nama selain memperhatikan arti juga sangat memperhatikan penggunaan nama yang sama oleh perusahaan sejenis atau bahkan diasosiasikan dengan sesuatu yang tidak sesuai dengan maksud dan gambaran perusahaan Anda.

Logo. Logo ada penggambaran visual dari maksud dan makna perusahaan. Buatlah logo yang bisa ditempatkan di mana saja. Logo yang bisa ditempatkan di mana saja akan sangat berguna untuk berbagai macam strategi marketing.

Pesan yang ingin disampaikan. Siapkan pesan-pesan yang ingin dikomunikasikan dengan para pelanggan. Ini termasuk juga jawaban dari pertanyaan yang telah disusun sebelumnya.

Desain dan tagline. Siapkan kalimat tagline yang mudah diingat dan mewakili produk atau bisnis Anda. Hal yang sama juga berlaku untuk desain, gunakan warna, peletakan logo dan sesuatu yang sesuai dan mewakili.

Konsisten. Kunci dari branding dan segala strategi yang dirancang adalah konsistensi. Mulai dari konsistem mengkomunikasikan nilai-nilai hingga konsisten menggunakan warna, pola dan tagline.

Sumber: Forbes, The Branding Journal, Entrepreneur

Konten Pemasaran untuk Startup

Pemasaran digital bisa saja menjadi sangat efektif jika dilakukan dengan cara yang sesuai, dalam artian dapat memikat calon konsumen karena mereka merasa ada value yang ditawarkan sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapi. Sehingga diperlukan penyiapan konten yang matang untuk mampu menyampaikan pesan-pesan penting seputar produk atau layanan yang ditawarkan startup. Ada banyak tipe konten pemasaran yang bisa dibuat oleh startup, namun dengan mempelajari tren dan efektivitasnya tampaknya bisa memberikan hasil yang lebih optimal.

Artikel ini akan membahas beberapa aspek penting yang perlu dipahami startup ketika mengembangkan konten untuk pemasaran.

Memahami tren yang tengah ada

Pengamatan tentang tren digital yang ada saat ini menjadi awal yang harus dilakukan oleh pemasar. Dengan mengetahui apa yang tengah disukai oleh warganet dalam mengonsumsi informasi (iklan), maka akan turut meningkatkan efektivitas kampanye digital yang dilakukan. Pada sebuah sesi diskusi, CMO DailySocial, Rahmat D Harlyadie memaparkan beberapa hal menarik merujuk pada pengamatan yang dilakukan sepanjang tahun 2017.

Pertama adalah membangun pengguna loyal dan menumbuhkan jaringannya tengah menjadi konsentrasi banyak bisnis besar. Rahmat mencontohkan tentang bagaimana Grab dan PayTren melakukan konsep sharing audience, dalam hal ini Grab memanfaatkan jaringan pengguna loyal dari PayTren untuk distribusi keagenan.

Kemudian terkait dengan konten pemasaran, Rahmat menilai bahwa tulisan bersifat soft-selling yang memberikan pendekatan personal ke audience lebih tepat untuk saat ini. Terlebih konten tersebut mampu menyuguhkan tulisan atau visual yang memiliki unsur emosional untuk membangun komunitas pengguna. Untuk itu perlu melakukan riset sederhana terkait dengan demografi dan kebutuhan pengguna.

Tujuan pemasaran digital menurut CMO DailySocial
Tujuan pemasaran digital menurut CMO DailySocial

Konten pemasaran bagi brand startup

Melihat kondisi saat ini, menurut  Co-Founder dan CEO Indonesia GetCRAFT Anthony Reza Prasetya, banyak alasan mengapa orang merasa tidak nyaman dengan kehadiran iklan yang terlalu mencolok pada suatu konten. Pengiklan pun sejatinya memahami respons negatif tersebut, namun sering kali cara konvensional tetap dilakukan karena merasa tidak punya pilihan. Sebenarnya model konten pemasaran yang lebih relevan dapat dibuat, misalnya dengan menyematkan iklan dalam tulisan yang memberikan manfaat secara umum. Cara ini bisa dilakukan untuk membantu brand melakukan edukasi sekaligus melancarkan engagement dengan target audience yang tepat.

Pendekatan konten pemasaran sifatnya juga lebih everlasting, karena ketika tulisan tersebut memiliki nilai bagi pembaca –ketika sudah tidak diiklankan–tetap mampu menarik perhatian audience lebih lama.

Diperlukan kreativitas konten di masa sekarang menurut CEO GetCRAFT
Diperlukan kreativitas konten di masa sekarang menurut CEO GetCRAFT

Menyusun konten pemasaran

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menyusun konten pemasaran digital.

(1) Lakukan perencanaan yang jelas

Menurut hasil survei yang pernah dilakukan Content Marketing Institute, dari 94% pebisnis yang melakukan pemasaran berbasis konten untuk B2B hanya 32% yang memiliki perencanaan strategi konten terstruktur. Seperti kebanyakan hal pada umumnya, strategi dan perencanaan adalah aspek yang sangat diperlukan agar alur pengerjaannya menjadi jelas dan terukur.

Untuk melakukan perencanaan ada beberapa hal yang perlu dilakukan:

  • Pahami tentang apa yang akan disampaikan melalui konten.
  • Pahami tentang siapa yang akan disasar dengan konten tersebut.
  • Pahami tentang apa saja yang ingin dicapai melalui pemasaran tersebut.

(2) Memahami karakteristik pelanggan

Pemahaman menyeluruh tentang pelanggan sebagai target utama menjadi komponen yang harus diperhatikan secara khusus dalam pemasaran konten. Proses ini dilakukan sebelum memikirkan karakteristik konten yang dihasilkan. Perlu ada riset sederhana untuk mengetahui karakteristik tersebut, terbagi dalam dua aktivitas berikut:

  • Riset primer; melakukan wawancara, kuesioner, atau survei untuk mengetahui minat pelanggan.
  • Riset sekunder; mendapatkan data dari saluran lain, misalnya website, media sosial.

(3) Pelajari permasalahan secara mendalam

Dari hasil riset pada tahapan berikutnya, pelajari apa yang menjadi permasalahan pengguna. Hal ini dilakukan untuk memastikan konten memiliki alur yang menjawab. Ada beberapa hal yang dilakukan di sini, yaitu:

  • Petakan permasalahan merujuk pada data riset.
  • Buat prioritas untuk menemukan permasalahan umum yang diangkat dalam konten.

(4) Menyesuaikan SEO dan media sosial

Website dan media sosial menjadi medium digital yang paling efektif untuk konten pemasaran, namun supaya visibilitas konten lebih baik –mengingat sudah sangat banyak konten yang ada di internet—perlu melakukan pendekatan SEO dan media sosial. Pendekatan SEO dilakukan untuk memastikan konten yang dibuat memiliki ranking yang bagus saat dicari di media sosial berdasarkan kata kunci tertentu, sesuai dengan permasalahan yang dicari pengguna. Sedangkan pendekatan media sosial dilakukan untuk memastikan konten disandingkan dengan isu atau kondisi yang relevan dengan saat ini.

(5) Pendekatan konten “customer journey”

Konsumen digital kebanyakan tidak mencari atau mengonsumsi informasi dalam saluran tunggal. Satu orang dapat mengakses banyak platform dengan karakteristik yang berbeda. Tidak semua orang selalu membaca blog setiap hari, pun tidak semua menyaksikan video YouTube setiap hari. Ini adalah sebuah perjalanan digital konsumen, yang perlu diperhatikan, bagaimana pemasar dapat menghasilkan konten  yang relevan di berbagai kanal, sehingga pada saat konsumen hadir di kanal tertentu, mereka akan mendapati informasi yang tepat, baik secara substansi materi ataupun waktu.

(6) Jangan memaksakan konten promosi

Seperti yang sudah ditekankan di awal, saat ini model-model iklan yang menonjolkan penjualan (hard-selling) mendapatkan stigma negatif di kalangan konsumen digital. Pemasaran harus lebih kreatif dalam menghasilkan suatu konten pemasaran.

(7) Uji format konten yang kembangkan

Menurut Digital Marketer, konten pemasaran secara jenis dibagi ke dalam tiga kategori, yakni Top of the Funnel (TOFU) untuk awareness, Middle of the Funnel (MOFU) untuk evaluation, dan Bottom of the Funnel (BOFU) untuk conversion. Pemasar perlu melakukan uji coba dan pengembangan jenis konten berdasarkan karakteristik di setiap tahapan.

Jenis konten didasarkan pada format dan peruntukannya / Digital Marketer
Jenis konten didasarkan pada format dan peruntukannya / Digital Marketer

(8) Lakukan pengukuran dan analisis

Analisis dan pengukuran perlu dilakukan untuk setiap jenis konten yang dipublikasikan, agar memberikan pembelajaran baik ke depannya. Banyak cara untuk mengukur, misalnya didasarkan pada analisis kunjungan situs atau capaian di media sosial.

Rangkuman Infografik

Infografik Konten Pemasaran Digital DailySocial
Infografik Konten Pemasaran Digital DailySocial

Membangun Jaringan Mitra B2B Bagi Startup

Membangun startup tidak hanya menyediakan solusi bagi masyarakat luas atau individu. Produk yang dibangun juga bisa memberikan solusi untuk permasalahan bisnis atau perusahaan. Model bisnis ini sering disebut dengan model business to business (B2B). Menjalin komunikasi atau membuka jaringan dengan rekan B2B tentu butuh strategi yang berbeda dengan pendekatan yang dilakukan dengan pelanggan perorangan.

Persiapan membangun mitra B2B

Sebelum jauh melangkah untuk membangun jaringan untuk B2B, hal pertama yang bisa diperhatikan adalah mencoba mengenali lebih jauh bisnis yang sedang Anda geluti dan apa saja yang bisa memberikan dampak bagi bisnis Anda.

Pertama kali dan yang paling penting adalah mengenali bisnis lebih jauh. Hal ini lebih semacam evaluasi internal untuk mengetahui keahlian apa yang dimiliki, masalah apa saja yang bisa dipecahkan, apakah ada kemiripan dengan layanan lain, apa faktor pembeda yang dimiliki dan apa yang menjadi kelemahan bisnis.

Kedua, Anda bisa mencari tahu sektor apa yang bisa mempengaruhi bisnis Anda. Misalnya, Anda merupakan layanan di sektor logistik, menjalin kerja sama di sektor penjualan, akuntansi atau mereka yang berkaitan dengan manajemen lainnya. Dalam hal ini yang coba Anda bangun adalah kekuatan rekomendasi.

Pada dasarnya membangun hubungan apa pun bentuk dan skalanya membutuhkan komunikasi yang baik. Dalam konteks hubungan bisnis dan bisnis komunikasi tidak hanya soal bertanya kabar, atau kondisi saat ini, tetapi saling berbagi value dan tetap keep in touch dengan mengerjakan proyek bersama, meski dalam skala kecil sekali pun. Untuk itu mengklasifikasi bisnis berdasarkan solusi dan kemampuan yang ditawarkan bisa menjadi langkah awal sebelum proses identifikasi selanjutnya.

Proses identifikasi dalam membangun jaringan untuk B2B bisa dimulai dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti :

  • Perusahaan seperti apa yang Anda cari untuk bergabung dalam jaringan Anda ?
  • Apakah sudah memperhatikan expertise dan reputasi perusahaan tersebut?
  • Apa yang Anda harapkan dengan hubungan yang akan terjalin ?
  • Bagaimana hubungan yang akan dibangun memberikan dampak pada perluasan relasi Anda?

Sejatinya menjalin hubungan tidak harus memilih-milih, akan tetapi jika bisa fokus pada apa yang memberikan dampak positif bagi Anda, itu akan lebih baik. CEO GreenHouse Eco-Cleaning Saudia Davis dalam sebuah tulisan membagikan hal yang jadi fokus saat Anda mulai membangun hubungan B2B. Seperti dimulai dari hubungan kecil, mengerjakan project bersama, kolaborasi dengan keahlian masing-masing. Hal ini bisa jadi fondasi awal untuk membangun kepercayaan satu sama lain.

Tips membangun relasi B2B

Membangun relasi atau hubungan kerja merupakan hal yang bisa dipastikan. Selalu ada penyesuaian dengan keadaan masing-masing. Namun secara garis besar ada hal-hal penting yang wajib dilakukan atau setidaknya menjadi perhatian. Seperti berikut ini, beberapa hal penting yang menjadi sorotan ketika ingin menjalin relasi B2B.

ResearchSeperti dituliskan sebelumnya melakukan penelitian atau observasi itu penting bagi bisnis dalam memulai membangun relasi. Baik meneliti ke dalam, maupun ke lingkungan sekitar startup.

Jangan terburu-buru menjual. Relasi yang dibangun untuk B2B mempunyai dua tujuan konkret, demi rekomendasi ke sesama bisnis lainnya atau untuk mencari klien yang potensial. Oleh karena itu tujuan awal membangun relasi jangan terburu-buru untuk menjual, observasilah. Jadilah pendengar yang baik, cari tahu masalah yang sebenarnya mereka hadapi. Relasi seperti itu akan memberikan wawasan yang berharga.

Mencari talenta yang tepat. Dalam beberapa kondisi latar belakang founder dan profil tim startup menentukan reputasi mereka. Untuk hal satu ini, beri perhatian pada siapa yang ingin Anda ajak bergabung. Selain kemampuan, pastikan juga mereka berpengalaman.

Cara Memanfaatkan Media Sosial untuk Pemasaran Startup

Melanjutkan dari ulasan sebelumnya tentang pemasaran digital untuk startup, kali ini DailySocial akan membahas tentang optimasi platform media sosial. Kendati banyak dianggap sebagai kanal tempat berkumpulnya calon konsumen potensial, ternyata memenangkan pasar di media sosial bukan hal yang mudah. Tanpa adanya strategi yang sesuai, sangat sulit bagi startup untuk mendapatkan konversi dari reach menjadi goal yang diinginkan, misalnya klik ke tautan yang dibagikan. Alih-alih mendapatkan traksi besar, bisa saja pemasaran media sosial hanya akan menguras biaya dan waktu.

Perhatikan beberapa hal berikut sebelum memulai

Saat ini media sosial tidak hanya digunakan oleh kalangan konsumen muda saja, tetapi sudah menjadi platform yang digunakan secara umum. Jika melihat di sekeliling kita, saat ini mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua telah memanfaatkan media sosial, namun masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda dalam berinteraksi di dalamnya. Karena kondisinya yang sangat beragam, dibutuhkan pendekatan yang pas melalui upaya pemasaran. Salah satunya berbasis digital analytics, seperti yang dijelaskan Co-Founder GDILab Jefri Dinomo.

Pendekatan digital analytics dilakukan untuk memastikan pelaku usaha mendapatkan manfaat yang maksimal dari investasinya di media sosial, dengan menargetkan brand pada sasaran yang tepat. Dibutuhkan strategi yang detail sebelum memulai, diharapkan menjadi sebuah acuan bagi pemasar dalam merumuskan berbagai kebutuhan ke depannya, termasuk unsur teknis yang akan mendukung. Dalam perumusan strategi komponen utama yang dapat dijadikan sebagai modal dasar adalah pemahaman yang matang tentang produk –tahu keunggulan produknya dan segmentasi pangsa pasar yang dituju secara spesifik.

Di fase perumusan strategi salah satu hasil yang harus diperoleh adalah sebuah catatan tentang detail produk dan konsumen yang dituju. Bermodal hasil tersebut, selanjutnya dapat dipilih platform media sosial yang sesuai untuk memasarkan produk. Bisa saja menggunakan semua media sosial, namun ingat, habit pengguna sosial itu beragam, kita harus jeli dalam menemukan segmentasi pasar yang dituju. Termasuk mempertimbangkan tipe konten, apakah dengan kata-kata saja orang akan tahu maksud dan tujuan produk, atau harus ditambah gambar dan juga video. Pertimbangan konten juga akan menjadi salah satu faktor penentu dalam pemilihan platform.

Kemudian hal yang perlu menjadi perhatian, untuk startup penting di fase awal pemasaran memfokuskan pada pengenalan brand secara luas. Tujuannya agar orang semakin familier dengan startup, baik dari sisi namanya, logonya, produk atau layanannya, hingga keunggulan yang dimiliki. Fokus pada tujuan meningkatkan nilai brand nantinya akan berimplikasi pada taste konten yang dihadirkan, sebagai contoh dengan cara mencoba memahami permasalahan pengguna dan mengarahkan solusinya pada produk atau layanan yang diusung startup.

Pemasaran di media sosial menurut Jefri Dinomo
Pemasaran di media sosial menurut Jefri Dinomo

Dengan demikian, checklist yang harus dipenuhi oleh startup ketika hendak mempersiapkan pemasaran digital melalui media sosial, yakni:

  1. Susun strategi secara mendetail: pelajari keunggulan produk, petakan segmentasi konsumen.
  2. Identifikasi platform yang sesuai didasarkan pada beberapa hal: karakteristik konsumen yang dituju lebih sering menggunakan layanan apa, tipe konten yang akan diunggah seperti apa –menyesuaikan pada kompleksitas layanan.
  3. Di fase awal fokus startup adalah memperkenalkan brand dan solusi yang ditawarkan seluas mungkin kepada masyarakat.

Lakukan beberapa hal berikut saat memulai

Menurut CEO Bangwin Consulting Abang Edwin, ada beberapa kiat yang dapat diikuti oleh startup ketika ingin memanfaatkan media sosial sebagai kanal pemasaran. Pertama, untuk memperkenalkan produk ada beberapa cara sehingga dapat menarik perhatian audience yang dituju. Salah satunya dengan melempar isu, kemudian menawarkan solusi dengan produk atau layanan yang dikembangkan. Hasil akhir yang dijadikan tolok ukur ialah tentang hubungan yang dibangun dengan calon konsumen. Semakin banyak respon yang didapat (terutama positif) maka strategi tersebut berjalan dengan baik.

Konten menjadi bagian penting untuk menjadi trigger dalam menggiring konsumen untuk merespon. Yang perlu diperhatikan, konten pemasaran tidak melulu kaku melakukan hard-selling secara terus-menerus, akan tetapi dapat diselingi dengan konten umum yang relevan. Misalnya kutipan, konten visual, kuis dan sebagainya. Perhatikan segmentasi konsumen yang dituju dalam memilah unsur kreatif dalam konten. Dan yang terakhir adalah melakukan konsistensi. Konsistensi dengan kreativitas konten dan strategi menjangkau konsumen sendiri dapat dikelompokkan menjadi dua aksi, yakni One Time Set-up dan Daily Engagement.

One Time Set-up berkaitan dengan cara startup mematangkan identitas berkaitan dengan brand atau merek produknya.  Daily Engagement berkaitan dengan bagaimana media sosial dapat menjadi medium berkomunikasi antara startup dengan konsumennya. Semakin banyak perbincangan yang terjadi, maka skor untuk Daily Engagement semakin bagus. Bagian terpenting di sini ialah konteks, tentang konsistensi konten dan strategi media sosial dalam memberikan pesan yang sesuai dan bermanfaat bagi para pengikut di media sosial. Setiap posting di media sosial akan memiliki nilai yang disebut Rate Impressions.

Pemasaran di media sosial menurut Abang Edwin
Pemasaran di media sosial menurut Abang Edwin

Di fase memulai ini ada beberapa hal yang harus menjadi checklist:

  1. Pikirkan cara terbaik dalam mendefinisikan atau memperkenalkan produk. Lakukan riset dengan orang di sekeliling. Misalnya coba buat satu dua kalimat atau gambar, kirim ke rekan yang sebelumnya tidak mengetahui tentang maksud konten tersebut. Lalu lakukan penilaian, apakah mereka paham? Jika belum, maka rumuskan kembali sehingga lebih mudah dimengerti. Lakukan secara giat sebelum di-posting di media sosial.
  2. Buat konten semenarik mungkin, termasuk untuk konten yang tidak berkaitan langsung dengan misi penjualan produk. Gunakan aset-aset digital yang interaktif untuk menarik minat responden.
  3. Lakukan secara konsisten, dan pastikan semua terukur dengan baik sesuai dengan aspek One Time Set-up dan Daily Engagement.

Lebih lanjut tentang media sosial untuk pemasaran

Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam penyusunan strategi media sosial, yakni startup harus paham betul tujuan yang diinginkan dan cara-cara dalam melakukan pengukuran. Penentuan dua hal tersebut bertujuan untuk memastikan kegiatan dapat terarah dan diukur capaiannya. Adapun beberapa hal yang dapat dicapai melalui pemasaran media sosial di antaranya:

  • Meningkatkan nilai brand produk atau layanan.
  • Meningkatkan kualitas dan transaksi penjualan dengan membuka peluang baru.
  • Meningkatkan return of investment (ROI).
  • Meningkatkan komunitas pelanggan loyal.
  • Meningkatkan visibilitas startup dalam lanskap persaingan industri.

Sementara pengukuran dapat menggunakan beberapa kriteria hasil yang dimiliki media sosial, di antaranya:

  • Reach – seberapa besar jangkauan dari konten yang dipublikasi.
  • Click – seberapa banyak klik pada tautan yang dibagikan.
  • Engagement – seberapa banyak interaksi yang dilakukan dalam setiap publikasi.
  • Hashtag Performance – seberapa besar performa tren yang coba dibangun.
  • Sentiment – penilaian positif atau negatif masyarakat terhadap konten yang dipublikasi.
  • Organic and Paid Likes – perbandingan antara interaksi yang didapat dari iklan dan organik.

Lalu jika disimpulkan secara garis besar, hal-hal yang perlu diperhatikan oleh startup saat akan melakukan pemasaran digital digambarkan dalam infografik di bawah ini.

 

Infografik Pemasaran Media Sosial DailySocial
Infografik Pemasaran Media Sosial DailySocial

Memulai Membangun Jaringan untuk Bisnis

Kemampuan teknis dan kemampuan memahami persoalan yang tengah diselesaikan memang menjadi hal wajib untuk ditempatkan sebagai fokus startup. Keduanya memiliki peran penting dalam membawa bisnis satu langkah ke depan. Namun bisnis tidak hanya soal itu, sebagai bisnis baru startup butuh terhubung dengan banyak pihak selain pelanggan. Seperti halnya terhubung dengan investor, dengan sesama penggiat bisnis atau bisa disebut dengan komunitas, dan lain-lain. Dengan kata lain, bisnis butuh mengembangkan jaringan, baik dalam rangka mendapat wawasan dari banyak sudut pandang, atau hanya untuk menambah relasi yang bisa menjadi awal kolaborasi.

Jalinan relasi sebuah bisnis bisa dibangun melalui dua jalur. Pertama jalur bisnis yang menghubungkan setiap individu sebagai perwakilan bisnis dengan perwakilan bisnis lainnya. Biasanya acara-acara seperti pitching, festival startup atau acara formal yang terselenggara merupakan awal terbentuknya sebuah jaringan.

Jalur kedua untuk membangun relasi ini adalah jalur personal atau individu. Ini bisa berawal dari komunitas, kenalan dan lain sebagainya. Butuh usaha yang besar, karena tidak semua orang bisa betah dalam acara atau kesempatan untuk membangun networking. 

Apa pentingnya membangun jaringan

Ada beberapa manfaat penting saat sebuah bisnis atau pemimpin bisnis memiliki jaringan. Beberapa di antaranya adalah membuka kesempatan untuk bertemu dengan investor dan membuka kesempatan untuk bertemu dengan rekan atau partner yang potensial. Bisa nantinya membantu dalam hal mengembangkan jaringan atau lainnya.

Kesempatan lain yang terbuka dengan adanya jaringan adalah akses ke orang-orang potensial yang bisa membantu tim. Tak jarang dalam jaringan ini founder menemukan co-founder, atau menemukan orang-orang yang akhirnya melengkapi tim yang sedang dibangun. The power of connection.

Selain menemukan orang, membangun jaringan juga penting untuk menemukan gagasan, ide, atau sudut pandang baru. Bagi mereka yang ada di fase awal ini berguna untuk menentukan arah atau setidaknya sebagai rambu-rambu, sebaiknya bagaimana eksekusi akan dilakukan.

Bagaimana Mengawalinya

Membangun jaringan memang bisa diawali dari dengan berkenalan dan ngobrol santai pada event-event bisnis atau networking. Namun kenyataannya membangun jaringan lebih dari itu. Kenal dan pernah berbincang saja tidak cukup, butuh beberapa hal yang lebih intens dan lebih dalam.

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan Harvard Business Review, membangun jaringan bisa dimulai dari menganalisis jaringan, orang-orang yang sekarang ada di sekitar atau orang yang ada di dalam tim. Amati mereka dan cermati, bagaimana energi yang timbul setelah berinteraksi dengan mereka atau apa yang didapat dari perbincangan dengan mereka.

Orang-orang yang memberikan manfaat dalam jaringan tidak harus mereka yang ekstrovert atau mereka yang memiliki kenalan banyak. Cukup dimulai dari apakah mereka memberikan energi positif atau malah memperburuk.

Langkah selanjutnya adalah mulai dengan mengklasifikasikannya. Pada umumnya ada enam kategori dasar manfaat dalam membangun jaringan, yakni, informasi, dukungan, pengaruh politik, pengembangan pribadi, dukungan pribadi dan energi, tujuan, dan work life balance. Sangat penting untuk membangun jaringan yang memberikan manfaat. Tidak ada yang salah dengan membangun jaringan atau sebatas pertemanan, tapi untuk bisnis, manfaat adalah hal yang paling diharapkan.

Setelah itu mulai mengisi jaringan yang sesuai dengan apa yang sedang dibutuhkan. Jika mungkin bisnis sedang kesulitan dalam mendapatkan pengguna coba berkenalan dan berbincang dengan mereka yang menjadi target pasar dan dapatkan informasi dari mereka. Hal yang sama juga berlaku jika ingin membangun jaringan untuk mendekat dengan investor, memasarkan produk dan lain sebagainya.

Hal yang bisa dilakukan

Membangun jaringan bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti:

(a) Datang ke event

Mendatangi event seminar, workshop atau temu komunitas bisa menjadi salah satu strategi ampuh untuk berkenalan dengan orang-orang baru dan menjalin koneksi dengan mereka. Di era seperti sekarang ini sudah banyak acara yang digelar di co-working space bertajuk talkshow atau workshop, tidak ada salahnya memanfaatkan hal tersebut.

Untuk skala yang lebih besar, ikut dalam kompetisi atau pagelaran festival startup juga menjadi salah satu opsi. Namun ingat, datanglah dengan tujuan jelas, mencari koneksi.

(b) Buat pertemuan tatap muka

Langkah follow up yang bisa dilakukan setelah bertemu di event adalah dengan membuat janji untuk sekedar bertemu atau bertandang ke kantor. Cara ini bisa lebih mendekatkan diri sekaligus lebih mengenali baik secara personal maupun dalam hal bisnis. Tapi perlu diingat dalam membuat janji harus mempertimbangkan waktu dan kesibukan orang-orang yang diajak. Hormati waktu mereka dengan tidak terlambat saat janjian.

(c) Tetap terhubung di media sosial

Setelah bertemu di event dan sudah saling mengenal satu sama lain bisa coba mengakrabkan diri satu sama lain melalui akun media sosial seperti LinkedIn, Twitter dan lainnya. Ikuti mereka dan memperhatikan apa yang mereka bagikan. Sesekali buka obrolan dengan meninggalkan komentar-komentar di setiap postingan yang dirasa bisa jadi topik pembahasan.

(d) Be proactive

Di mana pun tempatnya, baik event offline maupun di media sosial ketika berkomunikasi untuk membangun koneksi usahakan untuk menjadi proactive. Jadilah orang yang mengajak kenalan, bertanya, dan membuka obrolan. Jadi orang yang mengawali, tetapi juga harus memperhatikan etika-etika komunikasi, seperti jangan menyela pembicaraan orang lain atau menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi. Jika Anda tipe inrovert, coba ajak rekan yang sudah dikenal sebelumnya untuk mengurangi rasa canggung.

(e) Jangan takut ditolak

Dari rangkaian cara-cara membangun jaringan atau koneksi adalah keberanian untuk ditolak. Selalu lapang dada jika lawan bicara atau orang-orang yang ditargetkan bisa masuk dalam jaringan atau koneksi ternyata mengabaikan. Tidak ada respon ketika dihubungi dan tidak ada tanggapan ketika menawarkan janji bertemu adalah risiko yang harus ditanggung. Tak mengapa, tetap optimis dan lanjutkan misi dalam membangun jaringan dengan orang atau mungkin tempat lain. Jangan takut untuk ditolak.