Kolaborasi Telkomsel dan Startup Lewat Program TINC

Keterbukaan menjadi salah satu prinsip yang umumnya dimiliki oleh para pendiri atau founder startup digital. Keterbukaan untuk mengakui kekurangan diri sendiri, serta mau belajar berbagai hal dari pengetahuan dan pengalaman orang lain. Prinsip keterbukaan para founder inilah yang juga memunculkan budaya kolaborasi dalam ekosistem startup, sehingga saat ini istilah kolaborasi semakin banyak ditemui dan seakan melekat dengan budaya startup.

Selain menjalin berbagai kolaborasi dengan sesama startup digital atau komunitas, kolaborasi dengan perusahaan korporat juga semakin banyak ditemui. Di era modern ini, mulai banyak perusahaan yang membuka diri dan membangun berbagai wadah untuk berkolaborasi dengan startup. Salah satunya adalah Telkomsel lewat program TINC (Telkomsel Innovation Center) yang memiliki fokus pada pengembangan teknologi IoT untuk berbagai sektor industri di Indonesia.

Beberapa kolaborasi bersama startup dengan solusi IoT telah dilakukan lewat program TINC, mulai dari solusi telemonitoring bersama Intank dan Indi Tracking, bike sharing bersama Banopolis, pengelolaan sampah bersama SMASH, bidang agrikultur bersama Mertani dan Habibi Garden, serta bidang akuakultur bersama Jala, Fishgator, dan eFishery. Berbagai kolaborasi ini tidak hanya dirasakan manfaatnya oleh Telkomsel atau startup terkait saja, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi masyarakat yang menjadi target pasarnya.

Kolaborasi TINC bersama eFishery

Salah satu bentuk kolaborasi yang pernah dilakukan oleh Telkomsel adalah menggandeng eFishery untuk menghadirkan kampung perikanan digital di Indramayu, Jawa Barat. Lewat program ini, para peternak ikan di kawasan pertambakan Losarang, Kabupaten Indramayu dapat memanfaatkan produk automatic fish feeder di kolam-kolam ikan untuk meningkatkan efisiensi pakan serta mempercepat siklus panen ikan.

Kolaborasi antara solusi teknologi pemberi pakan ikan otomatis yang dapat dikontrol melalui smartphone dari eFishery, penerapan teknologi NB-IoT (Narrowband Internet of Things) dari Telkomsel, ditambah lagi Japfa yang menghadirkan pakan-pakan ikan berkualitas membuat sinergi dari ketiga perusahaan ini menjadi semakin mantap dalam menghadirkan manfaat bagi masyarakat di Losarang, Indramayu.

Gibran Huzaifah selaku founder eFishery menjelaskan bahwa visi mereka adalah bring the future of aquaculture. Menurutnya, pembudidaya perikanan di Indonesia merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Lewat solusi yang dikembangkan eFishery, ia berharap Indonesia dapat menjadi pionir dalam praktik budidaya perikanan yang mengedepankan penggunaan teknologi. Ia juga merasa bahagia karena inisiatif dan produknya dapat memfasilitasi kolaborasi antara Telkomsel sebagai penyedia layanan digital terbesar di Indonesia dengan pemerintah provinsi Jawa Barat yang memiliki visi luar biasa untuk membangun wilayah pedesaan.

eFishery cukup berhasil mengajak petani ikan untuk melek teknologi, dimulai dari smart feeder dan aplikasi pendukungnya. Memperkenalkan teknologi smartphone kepada para pembudidaya ikan tradisional juga memunculkan hal yang menarik. Chrisna Aditya, CTO eFishery memaparkan bahwa awalnya para petani menggunakan smartphone hanya untuk mengoperasikan feeder saja. Namun setelah mengetahui bahwa smartphone dapat digunakan untuk menonton YouTube, mereka jadi tertarik untuk belajar lebih dalam soal budidaya ikan.

Secara agresif, eFishery juga terus mengembangkan teknologi dalam produknya. Salah satunya adalah melakukan uji coba penggunaan teknologi 5G bersama Telkomsel di Jawa Barat. Selain eFisheryFeeder, saat ini mereka juga sedang mengembangkan eFisheryFresh yang menyerap hasil panen berbagai komoditas perikanan langsung dari pembudidaya dan nelayan lokal yang kemudian kami pasarkan ke berbagai konsumen, serta eFisheryFund sebagai sistem pembiayaan untuk para pembudidaya.

Kolaborasi TINC bersama Jala

Kolaborasi lain yang pernah dilakukan oleh Telkomsel adalah bersama Jala, startup agrotech yang berfokus pada pemanfaatan dan pengembangan teknologi di sektor perairan, khususnya dalam budidaya udang. Dalam bisnisnya, Jala menawarkan produk berupa kombinasi alat ukur kualitas air terhubung internet serta sistem analisis berbasis data untuk budidaya lebih baik.

Jala dan TINC sempat berkolaborasi melakukan riset dan memadukan teknologi Nb-IoT yang dimiliki Telkomsel dengan teknologi yang dimiliki Jala. Selain dalam bentuk join product development, Telkomsel juga melakukan kolaborasi dari sisi bisnis dengan Jala, salah satu langkahnya adalah mencari potensi di pasar baru bagi kedua pihak. Liris Maduningtyas, CEO Jala mengungkapkan bahwa pihaknya merasa terbantu dalam hal perluasan akses pasar.

“TINC dan Jala mencoba melakukan eksplorasi market baru bersama-sama. Di sini kami merasa terbantu untuk dihubungkan dengan beberapa pihak yang mungkin cocok berkolaborasi dengan Jala,” tambahnya menyoal peluang market access yang ditawarkan Telkomsel.

Kolaborasi TINC bersama ELTISIA

Rezayanti Novia Putrika Dewi dari ELTISIA, salah satu startup yang tengah mengikuti program inkubasi TINC batch ke-3 mengungkapkan, “Kolaborasi antara startup dengan korporasi sangat penting, karena pada tahap komersialisasi startup memerlukan network stakeholders yang dibutuhkan dari pihak korporasi, selain itu untuk memproduksi produk tersebut membutuhkan modal operasional produksi dengan kuantitas tertentu, supaya mendapat harga yang kompetitif.”

Lewat produk LIFTINC, mereka mengembangkan sistem forklift monitoring berbasis IoT dengan penggunaan produk Telkomsel berupa industrial SIM card. Program inkubasi TINC diakui sangat membantu dalam proses pengembangan produk. Dampak yang cukup dirasakan dalam bisnis juga meliputi ketepatan waktu proyek dan ketepatan output yang ingin dicapai. “Pada inkubasi TINC dilakukan komunikasi yang intensif, adanya weekly meeting untuk update perkembangan project, update masalah yang dihadapi, dan pihak TINC mencoba untuk memberikan insight kepada kami. Tim kami menjadi lebih solid untuk mencapai target yang telah kami tetapkan. Kami juga selalu mendapatkan update terbaru tentang produk telkomsel untuk support produk kami.” ungkap Rezayanti.

Berkolaborasi dengan Telkomsel dapat menjadi kesempatan besar untuk startup untuk mengembangkan diri, baik dari segi teknologi maupun bisnis. Saat ini, Telkomsel membuka TINC batch ke-4 bagi startup dengan solusi teknologi untuk berbagai sektor industri. Daftarkan diri segera ke TINC melalui dly.social/tinc.

Disclosure: Artikel ini adalah artikel bersponsor yang didukung oleh Telkomsel.

OPPO Reno 5G Jadi Ponsel Pertama yang Melangsungkan Uji Panggilan 5G di Indonesia

2019 resmi menjadi tahun terealisasinya teknologi 5G. Populasi smartphone yang mendukungnya terus bertambah, dan kini semuanya tinggal bergantung pada kesiapan infrastruktur di masing-masing kawasan. Di Indonesia sendiri, seperti apa kondisi terkini persiapannya?

Sebelum Anda bersikap pesimistis, ketahuilah bahwa 5G di Indonesia sudah eksis. Statusnya memang masih dalam tahap pengujian, namun ini mengindikasikan bahwa kita tidak akan tertinggal jauh begitu saja dari negara-negara di Eropa.

OPPO Reno 5G Indonesia

Baru-baru ini, OPPO bersama Telkomsel bahkan telah melangsungkan uji panggilan pertama melalui jaringan 5G. Bertempat di kota Batam, pengujian itu melibatkan perangkat flagship Reno 5G, dengan panggilan teleponnya berjalan melalui protokol internet (VoIP).

Seperti yang bisa Anda lihat pada gambar di atas, kecepatan mengunduh setinggi itu jelas mustahil bisa kita dapatkan dari konektivitas 4G. Ya, angka itu bukanlah typo, melainkan memang sudah menembus batas 1 Gbps, dan ini sebenarnya masih jauh dari kapabilitas 5G secara teori. Di sisi lain, kecepatan mengunggahnya tentu masih perlu dibenahi.

OPPO Reno 5G Indonesia

CEO OPPO Indonesia, Ivan Lau, mengatakan bahwa pengujian ini menunjukkan kesiapan mereka untuk mendukung penuh pengaplikasian jaringan 5G di tanah air. Reno 5G sendiri tentu baru permulaan, dan saya yakin OPPO akan segera memperluas portofolio smartphone 5G-nya. Di Indonesia, pemasarannya hanya tinggal menunggu adanya aturan baku terkait peredaran perangkat 5G.

OPPO sendiri sudah berkontribusi terhadap perkembangan teknologi 5G sejak tahun 2015, tepatnya ketika mereka membentuk tim awal untuk melakukan standardisasi 5G. Keterlibatan mereka rupanya bukan cuma di skala global saja, tapi juga regional seperti yang dibuktikan melalui pengujian ini.

Cara Beli Perdana Telkomsel byU

Telkomsel baru saja meluncurkan layanan seluler prabayar baru yang diberi nama by.U yang disebut telah dirancang khusus untuk menjawab kebutuhan generasi Z dan juga sebagai bukti nyata transformasi Telkomsel sebagai digital telco company yang customer centric.

Diluncurkan dengan nama HUP dalam versi beta terbatas, kini by.U telah dapat dipesan oleh seluruh masyarakat Indonesia melalui aplikasi mobile-nya. Aplikasi byU bisa diunduh dari Play Store, dan dari sana kita bisa membeli perdananya yang nanti akan dikirimkan ke alamat pemesan atau dijemput ke gerai yang tersedia.

  • Pertama, sudah pasti harus download dahulu aplikasinya dari Play Store.
  • Kalau sudah, jalankan aplikasi. Kemudian tap Lanjutkan.

Cara Beli Perdana Telkomsel byU (9)

  • Pilih paket yang ingin dibeli.

Cara Beli Perdana Telkomsel byU (7)

  • Pilih juga paket pulsa jika diinginkan. Jika tidak, tidak perlu dipilih dan langsung tap tombol panah ke kanan untuk lanjut ke tahapan berikutnya.

Cara Beli Perdana Telkomsel byU (6)

  • Sekarang, tap tombol Yuk, mulai jika ingin membuat akun. Tap Udah ada Akun jika sebelum Anda sudah pernah daftar.

Cara Beli Perdana Telkomsel byU (8)

  • Pilih atau login ke akun Gmail Anda.

Cara Beli Perdana Telkomsel byU (11)

  • Setelah berhasil registrasi, sekarang pilih nomor perdana yang Anda inginkan.

Cara Beli Perdana Telkomsel byU (5)

  • Kemudian pilih, apakah kartu perdana Anda ingin diantarkan ke alamat atau jemput sendiri. Jika ingin dijemput sendiri, pastikan ada outlet yang tersedia di mana sistem akan memindai berdasarkan lokasi Anda.
  • Tetapi jika ternyata tidak tersedia, Anda bisa meminta Telkomsel untuk mengirimkan kartu perdana Anda, tap opsi SIM Card Diantar.

Cara Beli Perdana Telkomsel byU (4)

 

  • Selanjutnya isikan nama, nomor ponsel yang bisa dihubungi, alamat dan jasa pengiriman yang ingin digunakan.

Cara Beli Perdana Telkomsel byU e33

  • Terakhir, pilih cara pembayaran yang menurut Anda paling mudah.

Cara Beli Perdana Telkomsel byU (2)

  • Saya dalam kasus ini memilih Ovo, lalu pembayaran diselesaikan di aplikasi pembayaran Ovo.

Cara Beli Perdana Telkomsel byU (1)

Setelah pembayaran dituntaskan, Anda harus menunggu paket perdana Anda dikirimkan ke rumah. Saya akan update tutorial ini setelah perdana yang saya pesan sampai.

Telkomsel Innovation Center Mengembangkan Solusi Bersama Inovator Produk Digital

Telkomsel Innovation Center (TINC) telah membuka batch keempatnya. Program dari Telkomsel yang berjalan sejak tahun 2017 ini telah menghasilkan beberapa startup inovator yang dikenal lewat solusinya dalam bidang Internet of Things (IoT) dan pengembangan produk digital bagi masyarakat.

Kali ini DailySocial.id berbincang seputar program TINC, mulai dari keunggulan, fasilitas yang disediakan, manfaat bagi startup, hingga sektor-sektor yang menjadi fokus programnya dengan Eko Seno Prianto, GM Business Incubation Telkomsel. Simak hasil perbincangan kami berikut ini.

Apa sektor produk digital yang menjadi fokus TINC?

IoT masih akan menjadi fokus utama kami di TINC, baik consumer IoT maupun industrial IoT. Namun ke depan, diperkirakan bahwa industrial IoT akan berkembang lebih pesat dengan pasar yang lebih luas. Selain itu ada pula sektor big data analytics yang potensinya juga sangat besar. Kami saat ini memiliki produk layanan bernama Telkomsel MSIGHT yang fokus pada sektor tersebut.

Kemudian kami juga akan mempertimbangkan sektor digital advertising, digital lifestyle, fintech, dan implementasi teknologi 5G. Sektor-sektor tersebut yang akan menjadi fokus utama kami, namun apabila terdapat solusi lain yang masih relevan dan memiliki potensi masa depan yang cocok untuk bersinergi dengan Telkomsel, akan kami pertimbangkan pula secara case by case.

TINC bermula dari rencana pengembangan IoT. Bagaimana akhirnya dapat berkembang kepada dukungan terhadap produk digital lainnya?

Pada awal perencanaan TINC di tahun 2017, kami fokus di IoT karena hal tersebut masih baru dan memiliki potensi yang menarik. Tidak hanya bagi Telkomsel, tetapi juga bagi Indonesia secara umum. Selama dua tahun terakhir, kami telah menggarap berbagai use case IoT yang cocok dan dibutuhkan di Indonesia. Kami tidak akan meninggalkan IoT, namun kini saatnya kami melihat use case lain yang sudah dapat ditemui di Telkomsel, mulai dari big data analytics, digital advertising, digital lifestyle, fintech, serta 5G.

Apa keunggulan dari program TINC?

Umumnya, kegiatan inkubator atau akselerator menyediakan tiga hal, yaitu pendanaan (funding), bimbingan (mentorship), dan tempat kerja (working space). Selain ketiga hal tersebut, di TINC kami menyediakan pula innovation lab dan market access. Telkomsel memiliki akses yang kuat ke teknologi digital, terutama yang berbasis selular. Saat ini kami memiliki IoT lab dan IoT platform untuk melakukan sandboxing, serta development kit. Selanjutnya, kami juga akan membangun 5G lab, serta innovation lab lainnya yang mendukung teknologi AI, machine learning, big data analytics, dan sebagainya.

Telkomsel juga merupakan pemimpin pasar dalam industri telekomunikasi. Dengan market share yang luas, tidak hanya di consumer, tetapi juga di B2B, serta cakupan luas secara nasional. Sehingga kami dapat menjembatani para startup kepada pasar yang dituju, bukan hanya sekedar networking access kepada para founder atau VC.

Bagaimana cara Telkomsel mencari dan menyeleksi startupnya?

Pertama akan kami lihat use case-nya. Sebelumnya kami fokus di IoT, namun pada batch ke-4 ini kami juga akan melakukan scouting untuk beberapa tipe use case baru seperti big data analytics, fintech, AI, machine learning, dan yang paling baru adalah teknologi 5G. Kami akan melihat berbagai use case yang diprediksi dapat menjadi lebih kuat dengan dukungan teknologi 5G.

Kedua, kami akan gunakan parameter standar untuk pemilihan idenya. Mulai dari desirability, kami akan pertimbangkan apakah pain point yang dihadapi memang nyata, kuat, dan ada pasarnya. Kemudian dari sisi feasibility, kami pertimbangkan apakah solusi tersebut mampu dibangun, apakah ekosistemnya sudah siap, dan adakah kesulitan untuk masuk ke ranah tersebut. Terakhir dari sisi viability, kami akan pertimbangkan apakah solusi tersebut menarik bagi bisnis. Selain tiga parameter tadi, kami juga akan melihat latar belakang serta pengalaman dari founder dan anggota timnya.

Para startup dapat mendaftarkan dirinya di website tinc.id serta mengirimkan idenya dalam bentuk pitch deck. Proses registrasi akan kami buka selama satu bulan. Setelah itu akan ada assessment secara internal untuk memilih tim yang potensial dan akan kami minta untuk mengirimkan video pitching mereka. Setelah itu barulah kami lakukan assessment lagi, dan mengundang tim yang terpilih untuk melakukan pitching secara langsung di hadapan juri yang terdiri dari tim Telkomsel, mentor, dan VC. Barulah setelah itu kami pilih 5-10 tim terbaik yang untuk masuk ke tahap bootcamp dan mentorship.

Apa yang akan dilakukan para startup dalam tahap bootcamp dan mentorship?

Pada batch ke-4 ini, kami membawa format bootcamp dan mentorship yang baru. Tim terpilih akan mengikuti bootcamp selama satu minggu full, untuk mendapatkan berbagai edukasi dan pelatihan, mulai dari design thinking, prototyping, product development, go to market strategy, financial projection, dan sebagainya.

Setelah itu barulah masuk ke tahap mentorship, di mana para peserta akan memiliki dedicated mentor yang akan membimbing mereka selama program berjalan, serta dapat dihubungi sewaktu-waktu baik lewat telepon maupun dengan saluran komunikasi lainnya. Namun akan tetap ada workshop seperti tahap bootcamp yang akan dilaksanakan dua minggu atau sebulan sekali dengan tema yang lebih spesifik sesuai dengan stage di mana mereka berada. Program ini berlangsung selama kurang lebih 12 bulan.

Fasilitas apa yang diberikan oleh TINC kepada para peserta?

Saat ini kami menyediakan coworking space di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya. Ada plan juga untuk menyediakan tempat di Makassar dan Batam. Selain itu, kami juga akan berusaha menyediakan tempat sesuai dengan lokasi dari startup yang terpilih nantinya di batch ini.

Selain itu terdapat pula innovation lab yang dapat digunakan untuk melakukan testing produk. Saat ini sudah ada IoT lab yang mendukung teknologi Internet of Things (IoT), serta 5G lab yang akan segera tersedia pada kurun Q2 tahun 2020.

Kami juga menyediakan sandboxing platform dan developer kit yang saat ini fokusnya masih di IoT. Ke depan, kami juga akan menambahkan fasilitas tersebut untuk kebutuhan teknologi 5G, AI, machine learning, dan sebagainya.

Selain itu kami juga memberikan kemudahan akses pasar ke seluruh wilayah di Indonesia, dengan berbagai segmentasi sesuai dengan kebutuhan peserta. Jadi, mereka sudah dapat mengakses pasar yang mereka inginkan meskipun masih pada tahap development atau prototyping. Mereka akan dibantu oleh tenaga sales dan account manager kami yang tersebar luas di seluruh wilayah Indonesia.

Mengapa startup harus ikut program ini?

Kesempatan untuk berkolaborasi dengan Telkomsel harusnya dapat dijadikan peluang yang menarik untuk para startup. Saat ini Telkomsel sedang bertransformasi, tidak hanya sebagai perusahaan telekomunikasi, tetapi juga menjadi perusahaan digital. Banyak inisiatif layanan digital yang telah dikembangkan di Telkomsel, mulai dari industrial IoT, big data analytics, dan digital advertising yang mungkin jarang terdengar karena fokusnya di IoT. Untuk layanan consumer, kami juga merambah ke fintech lewat Tcash (sekarang LinkAja), serta Maxstream dan LangitMusik untuk layanan digital lifestyle. Sehingga masuknya startup dapat memperkaya portofolio digital services Telkomsel.

Startup yang bergabung di program TINC tidak akan kita lepas begitu saja setelah inkubasi dan akselerasi. Telkomsel akan melihat potensi komersialnya untuk berkolaborasi dan bersinergi dengan Telkomsel, untuk bersama-sama memberikan dan menciptakan nilai pengembangan yang tinggi dan berkelanjutan.

Bagi startup dan developer dengan solusi teknologi bagi berbagai sektor industri, dapatkan kesempatan terbaik untuk mewujudkan solusi tersebut, dengan dukungan pelatihan, fasilitas, pendanaan, dan akses pasar luas dari Telkomsel. Daftarkan diri segera ke TINC melalui dly.social/tinc.

Disclosure: Artikel ini adalah artikel bersponsor yang didukung oleh Telkomsel.

Pengembangan Produk Internet of Things Berskala Industri ala Telkomsel Intank

Implementasi teknologi Internet of Things (IoT) di Indonesia menunjukkan potensi yang luar biasa, mulai dari perangkat yang mempermudah kehidupan sehari-hari, hingga solusi yang mampu memecahkan masalah berskala industri. Salah satunya ditunjukkan oleh Telkomsel yang telah meluncurkan Intank (Intelligent Tank Monitoring System), solusi industrial untuk fuel management berbasis IoT.

DailySocial.id berkesempatan untuk berbincang dengan Alfian Manullang, General Manager Industrial IoT Telkomsel. Ia bercerita mengenai proses pengembangan produk IoT yang memiliki keunikan tersendiri, serta kompleksitas yang lebih tinggi daripada produk digital lainnya. Tak lupa, ia juga berbagi wawasan dan tips kepada startup dan pengembang produk yang berminat mengembangkan produk IoT di Indonesia. Berikut hasil perbincangan dengan Alfian yang telah kami rangkum.

Jika dideskripsikan secara garis besar, apa itu Intank?

Secara singkat, Intank adalah solusi industri end to end berbasis IoT yang mampu melakukan monitoring inventory secara real time pada tangki yang dimiliki perusahaan. Isi dari tangki tersebut biasanya merupakan aset berharga (valuable goods) yang berwujud bahan bakar (fuel) atau zat kimia lain yang berbentuk cairan (liquid chemical).

Apa manfaatnya bagi perusahaan?

Dengan visibilitas yang akurat terhadap aset likuid tersebut, perusahaan dapat melakukan berbagai efisiensi operasional dan perencanaan kapasitas. Misalnya untuk mengetahui kapan sebuah tangki dapat diisi ulang (replenish), serta berapa jumlah optimalnya sesuai kapasitas tangki yang dimiliki.

Apa yang menjadi tantangan dalam mengembangkan produk berbasis IoT?

Dalam IoT, selain software ada pula komponen hardware dan firmware yang dibutuhkan. Jadi, tantangan utamanya adalah menemukan hardware yang tepat. Dalam contoh Intank, menemukan hardware dan sensor yang tepat, memiliki presisi yang tinggi serta cost effective serta measurement tool yang akurat. Iterasinya juga membutuhkan waktu lebih lama, bisa sampai 6 sampai 10 kali, dan pastinya membutuhkan lebih banyak biaya untuk melakukan hal tersebut.

Oleh karena itu, dari awal kita harus mengetahui ketersediaan hardware yang kita butuhkan di pasaran. Jika sudah banyak tersedia, tinggal kita pilih berdasarkan kualitasnya, lalu cari supplier atau pemasoknya. Barulah kita dapat membangun sistem ICT dan membuatnya secara online. Namun jika hardware-nya belum tersedia di pasaran, akan lebih banyak waktu yang dibutuhkan untuk mendesain dan menciptakan hardware tersebut dari nol. Untuk contoh Intank, kebetulan sensornya sudah banyak tersedia di pasaran, dan kami pilih yang paling tinggi kualitasnya.

Bagaimana proses pengembangan inovasi di Telkomsel, khususnya untuk Intank?

Inovasi perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Ada yang dari luar ke dalam (outside in) seperti contohnya The Next Dev atau TINC yang dimiliki Telkomsel. Lalu ada pula yang sifatnya dari dalam ke luar (inside out) innoXaction atau Organisasi khusus untuk melakukan inovasi sperti IoT Business.

Di Telkomsel ada dua jenis inovasi internal yang biasa dilakukan. Pertama adalah karyawan umum yang melihat masalah dilapangan, lalu ia mencoba mengembangkan solusi atau prototype-nya. Biasanya ini dilakukan di area kerja masing-masing dan untuk kebutuhan pekerjaan mereka sendiri.

Kedua adalah organisasi atau divisi yang memang dibuat untuk melakukan inovasi. Misalnya Research Management, Business Incubation, serta Industrial IoT. Solusi Intank/Remote Tank Monitoring ini termasuk dalam inovasi dari organisasi, dimulai dari TINC batch pertama. Pada saat itu ada Bike Sharing, Aqua culture (fish feeding) , dan Smart Trash Bin. Namun yang paling terlihat tinggi potensi komersialnya adalah Intank. Sebab, dalam pengembangan bisnis IoT biasanya dimulai dari B2B atau enterprise.

Alasannya adalah karena ada potensi pasar yang besar di sana. Singkatnya pasarnya ada, kemampuan untuk pembelian/pembayarannya ada, serta masalah dan keresahan (pain points) yang dialami pun nyata. Berbeda dengan consumer IoT yang masih berkembang.

Dari sisi permasalahan dan teknologi IoT-nya, manakah yang lebih dahulu dilihat oleh Intank?

Tentu dari permasalahannya terlebih dahulu. Dalam melakukan inovasi, kami tetap menggunakan metode lean startup. Diawali dengan customer discovery & Customer Validation, mencari pain point dan masalah utama yang dihadapi customer, kemudian divalidasi lagi sampai benar-benar yakin bahwa masalah tersebut yang perlu diselesaikan. Prosesnya memang butuh waktu cukup lama, bisa sampai 2-3 bulan. Tapi memang harus seperti itu. Bahkan Albert Einstein pernah bilang, “If I had an hour to solve a problem I’d spend 55 minutes thinking about the problem and 5 minutes thinking about solutions.” Jadi pastikan dulu masalahnya apa, baru berinovasi.

Setelah masalahnya jelas, baru masuk ke fase mencari ide untuk menyelesaikan masalah tersebut. Cari berbagai kemungkinan solusi dan alternatif ide, butuh perangkat apa saja, dan sebagainya. Kalau dalam contoh Intank, kami cari tahu sensor apa saja yang diperlukan. Ternyata butuh level sensor untuk mengetahui jumlah aset, serta flow sensor untuk mengukur penggunaan dan seberapa banyak konsumsinya. Setelah sensornya terpasang, barulah dikoneksikan dengan aplikasi monitoringnya.

Setelah berhasil dijalankan, barulah kami masuk ke tahap POC (proof of concept) serta membuat prototipenya. Hal ini penting, sebab dalam sektor industri berskala besar, mereka harus dapat melihat produk dan cara kerjanya secara nyata. Tidak bisa jika kita hanya menawarkan mockup saja. Harus benar-benar ada produknya yang dapat digunakan, dan kita harus rela mengeluarkan biaya untuk mewujudkannya. Mulai dari membeli perangkat sensornya, membangun konektivitasnya, hingga membuat MVP berupa dashboard monitoring-nya. Setelah POC-nya berhasil dan seluruh konsep solusinya bekerja seperti yang diharapkan, barulah kita bisa masuk ke tahap piloting.

Dalam customer discovery selama 2-3 bulan itu, apa saja temuan yang didapatkan terkait potensi pasar dari Intank hingga sampai ke tahap ideation?

Salah satu temuan kami bahwa fuel alias bahan bakar adalah aset likuid yang paling banyak dikonsumsi. Bagi beberapa sektor industri, bahan bakar bahkan menjadi pengeluaran utama, contohnya di pembangkit listrik, pertambangan, atau BTS yang berada di wilayah terpencil. Dalam manajemen bahan bakar tersebut, berbagai masalah timbul karena tidak adanya visibilitas. Volume bahan bakar tidak dapat diukur setiap hari, tetapi sebulan sekali. Akurasi pengukurannya pun rendah, banyak terjadi human error karena mengandalkan manusia.

Karena visibilitas yang rendah, perusahaan sulit untuk memprediksi kapan harus melakukan pengisian dan pemesanan ulang stok bahan bakar tersebut. Jika terlambat diisi ulang, maka operasional akan terganggu karena bahan bakarnya sempat habis. Pengisian ulang terlalu dini juga menimbulkan masalah lain, yaitu kapasitas tangki yang tidak mencukupi, sehingga sisanya harus dikembalikan.

Dengan solusi visibilitas real time yang ditawarkan Intank, perusahaan dapat memprediksi kapan bahan bakar tersebut harus diisi ulang, serta seberapa banyak kebutuhannya menyesuaikan dengan kapasitas tangki yang dimiliki. Faktor lain seperti pencurian, kecurangan, dan pembobolan di jalan juga dapat diminimalisir dengan solusi ini.

Di mana POC pertama yang dilakukan oleh Intank?

Kami melakukan POC pertama kali di Mitratel yang juga merupakan anak perusahaan Telkom Indonesia. Banyak BTS Telkomsel berada di tempat yang dikelola oleh Mitratel. Jadi, dapat dikatakan kami memulai dengan masalah yang dialami di dalam lingkup perusahaan kami sendiri. Masalahnya besar, nilainya besar, sehingga valid dan memiliki nilai ekonomis yang bagus. Setelah melakukan piloting di sana, ternyata hasilnya bagus, dan terbukti dapat menurunkan biaya operasional mereka hingga 35%.

Validasi solusi di Mitratel tersebut membuat kami semakin yakin dan percaya diri untuk merambah pasar yang lebih luas. Mulai dari perusahaan minyak dan gas bumi, pembangkit listrik, dan sektor lainnya pasti banyak yang memerlukan sistem monitoring bahan bakar dan cairan. Akhirnya kami putuskan untuk menjadi komersial. Setelah Mitratel, saat ini ada beberapa POC yang sudah berjalan. Mulai dari Pertamina Patra Niaga (industri minyak dan gas bumi), Semen Merah Putih (industri semen), Pamapersada Nusantara (industri kontraktor pertambangan), dan Kapuas Prima Coal (industri pertambangan).

Dalam contoh Intank, karena berada dalam lingkup Telkomsel, bisa lebih mudah melakukan testing pasar ke ruang lingkup sendiri atau ke sister company. Bagaimana dengan startup yang skalanya lebih kecil?

Dalam menyasar segment B2B, kita memang harus bertemu langsung dengan korporatnya. Langkah yang paling tepat dilakukan oleh startup adalah dengan memperbesar networking. Saat ini banyak korporat yang membuka kesempatan bagi inovasi dari luar untuk masuk, misalnya dengan mengadakan program inkubasi, akselerasi, dan sebagainya. Banyak keuntungan yang akan didapatkan dengan mengikuti berbagai program tersebut. Pertama dari segi inovasi, kita dapat memvalidasi secara langsung ide inovatif yang kita miliki. Jadi bukan hanya berdasarkan hipotesis kita sendiri, tapi juga memastikan ide tersebut sesuai dengan masalah nyata yang dihadapi perusahaan tersebut.

Untuk Telkomsel sendiri apakah sudah membuka diri bagi startup yang ingin berinovasi?

Untuk masalah yang kita hadapi dalam internal perusahaan, kami akan tetap berusaha untuk mencari solusi dan berinovasi lewat berbagai divisi yang ada. Namun kami juga membuka kesempatan bagi inovasi dari luar, termasuk untuk menyelesaikan masalah di korporat yang menjadi klien Telkomsel. Salah satunya dengan membangun ekosistem lewat program TINC yang tujuan utamanya adalah mengakomodasi inovasi lewat kolaborasi dengan para inovator.

Lewat TINC, kami membuka kesempatan bagi setiap startup atau developer untuk berinovasi lewat hipotesis atau prototype yang mereka miliki, tapi tetap harus sesuai dengan tema yang telah dirancang sebelumnya agar lebih spesifik dan fokus. Misalnya saat ini fokusnya adalah industrial IoT, kami akan fokus pada hal tersebut. Hal-hal lain yang tidak berhubungan, agrikultur misalnya, akan kami kesampingkan terlebih dahulu. Namun mungkin dapat mengikuti program lain Telkomsel seperti The Next Dev yang lebih variatif.

TINC akan lebih spesifik pada industrial IoT, namun perlu kita lihat teknologi yang digunakan, serta harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kesiapan pasar saat ini. Sebab dalam IoT, banyak teknologi baru yang sedang dikembangkan, misalnya penggabungan IoT dengan AI dan machine learning, atau teknologi robotik dengan IoT.

Dengan teknologi baru tersebut, perlu kita pertimbangkan apakah kebutuhannya bagi industri sudah tinggi? Bagaimana harganya? Apakah perusahaan akan bersedia membayar dengan harga tersebut? Sebab bisa jadi konsep solusi yang ditawarkan bagus. Namun harga untuk pengembangannya, terutama dari sisi hardware masih sangat tinggi, sehingga butuh beberapa tahun lagi sampai harganya terjangkau, dapat diproduksi secara masif, serta dapat menjangkau pasar yang lebih luas.

Seberapa tinggi biaya yang dibutuhkan untuk POC tersebut?

Produk IoT sangat variatif. Ada masalah kecil, ada pula masalah besar. Untuk masalah yang lebih sederhana, seperti melakukan pengukuran temperatur dan kelembapan misalnya, sensor yang dibutuhkan lebih mudah didapat dengan harga yang lebih terjangkau. Dalam contoh Intank, kami menyediakan solusi untuk masalah yang besar dan mahal bagi perusahaan. Hardware-nya juga tidak murah, karena banyak prasyarat yang harus dipenuhi, terutama dari segi Health Safety Security Environment (HSSE). Oleh karena itu, kami harus memilih hardware dengan kualitas dan akurasi tinggi, serta telah memenuhi sertifikasi sesuai prasyarat yang dibutuhkan.

Bagaimana tips untuk startup untuk melakukan growth hacking dengan sumber daya yang terbatas?

Tidak ada yang dapat melakukan inovasi sendirian, khususnya di IoT. Bahkan perusahaan besar seperti Telkomsel tetap membutuhkan bantuan startup dan developer untuk melakukan inovasi. Lewat program TINC, kami membuka diri kepada startup dan developer untuk dapat menjangkau pasar yang lebih luas, serta memvalidasi masalah yang ditemui atau diprediksi dari hipotesis yang dilakukan.

Disclosure: Artikel ini adalah artikel bersponsor yang didukung oleh Telkomsel.

5 Tren Teknologi yang Terus Membantu Bisnis di Tahun 2020

Ekspansi dan pertumbuhan teknologi tidak menunjukkan tanda-tanda untuk melambat dalam waktu dekat. Teknologi digital tak jarang menjadi disrupsi utama dalam industri. Bahkan saat ini, digital membentuk kembali bagaimana industri dan berbagai perusahaan di dalam industri tersebut dalam beroperasi dan berkinerja. Yang menarik adalah bahwa teknologi baru diadopsi dengan cepat, yang memaksa berbagai bisnis untuk beradaptasi dengan cepat atau berisiko ketinggalan.

Adaptasi teknologi teranyar punya sifat disruptif. Hal tersebut seringkali mengubah cara sebuah perusahaan beroperasi sedikit demi sedikit, bahkan terkadang mengubah secara keseluruhan. Dengan kata lain, teknologi selalu berdampak pada bisnis. Di penghujung 2019 ini, masih banyak menyisakan pertanyaan tentang bagaimana teknologi dapat terus memberikan impact terhadap sebuah industri. Oleh karena itu, berikut ini adalah tren teknologi yang akan membantu bisnis di masa depan, khususnya di tahun 2020.

Artificial Intelligence (AI) dan Big Data

Walaupun masih ada perdebatan seputar Artificial Intelligence (AI) dan perkembangannya—sebagian orang khawatir AI akan menggantikan peran manusia sementara yang lain cukup antusias tentang manfaatnya—pengembangan AI di Indonesia masih dalam tahap awal pengembangan dan masih jauh dari perkembangan true AI. Namun, apa yang berkembang sejauh ini telah menemukan jalannya ke industri dan perusahaan.

Saat ini, AI dan Big Data hadir di hampir semua bidang bisnis mulai dari fitur chatbot hingga layanan transkripsi hukum bertenaga AI yang digunakan oleh firma hukum hingga penggunaan praktis dalam industri, seperti kesehatan, manufaktur, pendidikan, dan lain-lain. AI bisa dibilang adalah teknologi yang paling cepat diadopsi karena menggunakan machine learning, pembelajaran yang dalam, dan kemampuan pengenalan alami yang dapat digunakan oleh berbagai bisnis baik besar maupun kecil. Karena potensinya yang tampaknya tidak terbatas, tren AI akan terus mempengaruhi bisnis dan mendorong inovasi melalui industri di tahun-tahun mendatang.

Selain AI, Implementasi big data atau himpunan data dalam jumlah besar umumnya lebih sering ditujukan untuk kebutuhan bisnis. Dewasa ini, big data banyak dijadikan sebagai salah satu penentu dalam pengambilan keputusan bisnis.

Berbicara dalam scope yang lebih luas, big data tak hanya diandalkan semata-mata untuk itu. Big data dapat diaplikasikan pada jenis usaha yang dapat memberikan perubahan lebih baik terhadap masyarakat.

Internet of Things (IoT)

Internet of Things (IoT) dipercaya sebagai satu teknologi yang semakin memengaruhi kinerja bisnis berbagai lini kegiatan organisasi. Transformasi digital dimungkinkan dengan memanfaatkan teknologi ini. Industry 4.0, Intelligent Transportation System dan Smart City adalah bidang yang memanfaatkan IoT sebagai enabler nya. Tren ini sudah mulai mempengaruhi bisnis modern dan akan terus meningkat di masa depan. Permintaan ini menciptakan kebutuhan akan lebih banyak perangkat IoT. Saat ini, perangkat pintar dan gadget perlahan menjadi standar tidak hanya untuk konsumen tetapi juga untuk bisnis. Perangkat, seperti Amazon Alexa, Echo, Google assitant, dan lainnya cukup populer di kalangan konsumen akhir-akhir ini.

Selain fokus pada kota-kota yang sudah melek digital. Bidang industri juga memiliki pasar yang besar untuk pengembangan dan implementasi IoT. Syarat yang sama juga berlaku pada perusahaan-perusahaan pasar IoT. Memang, untuk skala Nasional, Indonesia masih jauh dikatakan siap untuk implementasi proyek IoT ini. Namun, dengan mulai pada beberapa area yang sudah “matang” bukanlah langkah yang buruk, hal tersebut akan mempercepat pengembangan dan implementasi IoT sehingga, proyek IoT tidak berhenti.

Fintech

Fintech merupakan kolaborasi antara finansial/keuangan dan teknologi. Cepatnya kemajuan teknologi membantu para startup membangun inovasi produk keuangan yang berbeda dari perbankan konvensional. Di banyak negara, inovasi keuangan dari startup tersebut terbukti tidak hanya memunculkan solusi-solusi baru yang inovatif buat konsumen, tetapi sekaligus menggoyang industri keuangan yang sudah mapan.

Fintech merupakan salah satu contoh primadona dibandingkan industri lainnya karena terus bertransformasi. Fintech tidak melulu berbicara soal sistem pembayaran dan lending, tapi ada juga vertikal bisnis lainnya seperti insurtech, remitansi, regtech, blockchain, kripto, data analytics, dan lain sebagainya.

Alasan pertama, layanan Fintech menawarkan kecepatan. Dengan teknologi big data, penggunaan algoritma, dan proses online, keputusan kredit bisa diambil dalam rentang waktu sangat cepat jika dibandingkan bank konvensional. Pengisian aplikasi dilakukan sepenuhnya melalui online dengan desain teknologi yang sangat memahami perilaku para penggunanya. Pinjaman diproses tanpa perlu tatap muka dengan nasabah

Health Tech

Salah satu vertikal startup yang diprediksi bakal mengalami perkembangan adalah health tech. Dalam survei Gallen Growth Asia dilaporkan beberapa tren perkembangan layanan healthtech, mulai dari kategori, pendanaan, hingga sebarannya di wilayah Asia Pasifik.

Bidang kesehatan menjadi salah satu segmen yang saat ini banyak digarap oleh para pengembang di level startup. Umumnya menyediakan layanan reservasi dan direktori dokter, namun beberapa lainnya mengeluarkan inovasi baru yang siap diandalkan untuk kebutuhan medis penggunanya.

Di Indonesia, layanan teknologi kesehatan diprediksikan sebagai sektor yang menyimpan potensi besar. Salah satu layanan yang ada di industri ini adalah layanan konsultasi dokter online. Sudah banyak penyedia layanan ini tersedia di Indonesia. Sebagai bisnis yang bergantung kepada kepercayaan pengguna, tantangan besar bagi para penyedia layanan untuk bisa menjaganya.

Cloud Computing

Cloud computing (atau komputasi awan) saat ini sudah menjadi sesuatu yang sangat umum, terutama di kalangan pengembang software. Berbagai keunggulan cloud computing, seperti dalam skalabilitas, keandalan dan portabilitas membawakan daya tarik tersendiri, terlebih sistem pembayaran layanan cloud kebanyakan cukup fleksibel, yakni dibayarkan sesuai dengan penggunaan atau umum disebut dengan istilah “pay as you use”. Teknologi telah menjadi komponen kritis dalam operasional bisnis, berbagai kegiatan, terutama yang menghubungkan langsung dengan konsumen banyak ditompang olehnya, dan salah satu platform yang banyak digunakan tak lain adalah cloud computing.

Pembiayaan untuk kebutuhan teknologi dalam lebih diefisienkan dengan pemanfaatan teknologi cloud computing, seperti meminimalisir biaya pembelanjaan hardware dan pemeliharaan, namun untuk menciptakan nilai yang optimal bisnis juga harus mengenal betul kemampuan dan kebutuhannya. Cloud computing menawarkan sistem pembayaran yang cukup fleksibel, gunakan sumber daya tinggi saat penggunaan tinggi, dan minimalkan penggunaan sumber daya saat kebutuhan rendah. Hal ini bisa dicontohkan di beberapa skema bisnis, misalnya sistem yang ramai di masa tertentu, sebut saja toko online baju muslim.

Sudah cukup banyak pilihan layanan cloud yang saat ini tersaji. Karena bisnis membutuhkan teknologi yang handal untuk operasional bisnis yang berkelanjutan, pastikan bisnis memilih layanan cloud yang sudah teruji dan terpercaya. Setidaknya sudah ada case study atau pihak bisnis yang sebelumnya pernah menggunakan layanan tersebut dan memberikan testimoni baik. Terlepas dari itu layanan global ataupun layanan lokal.

Tren teknologi tersebut akan terus subur jika pengembangan produk terus dilakukan. Inisiatif inovasi dari korporasi menjadi penting dalam hal ini, terutama perusahaan dengan market access yang besar. Telkomsel sebagai perusahaan telekomunikasi dengan lebih dari 163 juta pengguna, lebih dari 189.000 BTS yang beroperasi di 11 wilayah Indonesia, dan lebih dari 5.500 talenta di dalamnya, saat ini tengah melakukan upaya transformasi digital dengan kegiatan yang dapat membuka potensi inovator Tanah Air.

Telkomsel memperkuat keseriusannya dalam mendorong inovasi digital di Indonesia tersebut melalui program Telkomsel Innovation Center (TINC). Bentuk dukungannya antara lain berupa penyediaan laboratorium IoT (bagi startup yang menggunakan teknologi ini), development funding, development kit, platform, 5G Lab, working space, serta networking access bagi para startup, developer, maupun system integrator dengan para pemain industri terkait.

Tertarik dengan program inovasi dan segala keuntungan yang bisa kamu dapatkan dengan kolaborasi bersama TINC? Telkomsel telah membuka batch 4 dari program inovasi mereka. Informasi lebih lengkap, masuk ke www.instagram.com/tinc.id dan tinc.id.

Disclosure: Artikel ini adalah artikel bersponsor yang didukung oleh Telkomsel.

[Panduan Pemula] Cara Tukar Poin Telkomsel via Aplikasi dan Dial-up

Sudah sejak lama Telkomsel menawarkan program pemberian poin ke pengguna setianya. Poin-poin ini diberikan kepada mereka yang melakukan pembelian produk, salah satunya adalah pengisian pulsa.

Poin yang terkumpul kemudian bisa ditukarkan dengan berbagai produk menarik, termasuk program pengundian barang-barang menarik seperti sepeda motor, emas dan bahkan mobil.

Sobat yang sudah lama menjadi pelanggan Telkomsel dan berkeinginan memperoleh rejeki nomplok tersebut, bisa menukarkan poin Telkomsel dengan dua cara berikut ini.

Cara Tukar Poin Telkomsel via Aplikasi MyTelkomsel

  • Jalankan aplikasi MyTelkomsel, kemudian tap menu Hadiah – Poin Telkomsel.

cara tukan poin Telkomsel 2019

  • Selanjutnya, sobat akan menemukan jumlah poin yang sudah terkumpul dan jika scroll ke bawah, Anda akan temukan berbagai kategori reward yang ditawarkan oleh Telkomsel. Tap saja salah satunya.

cara tukan poin Telkomsel 2019 (9)

  • Lalu pilih lagi, program undian yang ingin Anda ikuti.

cara tukan poin Telkomsel 2019 (8)

  • Baca kembali programnya, jika merasa yakin tap saja tombol Tukar 10 Poin.

cara tukan poin Telkomsel 2019 (7)

  • Jika Anda ingin menambah kemungkinan untuk memenangkan undian, Anda bisa menggandakan penukaran poin dengan menambah jumlah kelipatan. Kelipatan ini juga akan mengubah total poin yang ditukarkan.

cara tukan poin Telkomsel 2019 (6)

  • Setelah penukaran berhasil, Anda akan memperoleh SMS notifikasi dari Telkomsel yang kurang lebih menginformasikan perihal jumlah poin yang ditukar dan program yang diikuti.

Cara Tukar Poin Telkomsel via Dial-up

Cara tukar poin yang kedua ini sedikit lebih simple, tapi juga rentan terjadi kesalah-pahaman karena informasi program yang diikuti seringkali tidak lengkap karena keterbatasan platform.

  • Untuk menggunakan cara ini, Anda hanya cukup menekan kode *700# di aplikasi panggilan Anda.

cara tukan poin Telkomsel 2019 (5)

  • Selanjutnya, Anda akan mendaptkan respon berupa daftar program reward yang bisa diikuti. Saya mencoba merespon dengan angka 3 untuk menukarkan poin dengan produk Telco & Digital.

cara tukan poin Telkomsel 2019 (4)

  • Respon baliknya seperti ini, saya diminta memilih lagi produk digital yang diinginkan.

cara tukan poin Telkomsel 2019 (3)

Anda bisa mencoba program yang lain yang menurut Anda paling pas.

Gambar header Telkomsel.

Telkomsel Perkenalkan Layanan Seluler berbasis Aplikasi “by.U” sebagai Upaya Bertransformasi Digital

Telkomsel resmi memperkenalkan produk terbarunya “by.U” yang diklaim sebagai layanan seluler berbasis digital pertama di Indonesia. Disebut digital karena seluruh aktivitas pembelian hingga pemakaian sepenuhnya dilakukan melalui aplikasi.

Layanan prabayar by.U membidik generasi Z yang saat ini dianggap sudah melek digital alias digital savvy. Segmen tersebut umumnya sangat mengandalkan smartphone dalam menjalankan aktivitas.

Direktur Utama Telkomsel Emma Sri Hartini mengungkapkan bahwa peluncuran by.U merupakan salah satu upaya perusahaan untuk bertransformasi di era digital. Ini menjadi gebrakan inovasi Telkomsel di industri seluler yang selama ini perkembangannya mulai stagnan.

Maka itu, ungkap Emma, layanan by.U sengaja dibuat untuk membidik segmen pasar yang tidak bisa tercapai dengan produk-produk yang sudah ada, yakni simPATI, AS, dan Loop. Pasalnya, belum seluruhnya masyarakat Indonesia dan pelanggan Telkomsel sudah melek digital.

“Telkomsel sudah 24 tahun berdiri dan sudah dipandang sebagai brand lama. Makanya kami launch by.U untuk merangkul generasi muda yang mana secara ekosistem sudah siap. Jadi produk ini tidak akan menganibalisasi produk existing kami yang sudah kuat posisinya,” papar Emma di acara peluncuran by.U di Jakarta, Kamis (11/10/2019).

Layanan seluler serba digital

“Gen Z itu tidak mau diatur produknya, mereka tidak product-driven. Berbeda dengan selama ini produk-produk yang sudah ada di-drive oleh operator. Nah, by.U ini bisa dikustomisasi sesuai kebutuhan pengguna,” papar Emma.

DailySocial sempat menyaksikan rekan mendaftar sebagai pelanggan by.U. Diawali sign up dengan akun Google atau Facebook, pemilihan nomor, pengiriman starter pack, pembayaran, hingga registrasi kartu seluruhnya dilakukan via aplikasi. Pengalamannya sangat seamless dengan User Interface (UI) yang simple.

Metode pembayaran yang tersedia di aplikasi by.U
Metode pembayaran yang tersedia di aplikasi by.U

Perlu diketahui, lewat aplikasi ini, kita dapat memilih nomor sendiri. Kartu SIM dapat dikirim ke rumah atau diambil sendiri. Metode pembayarannya bisa melalui LinkAja, GoPay, Virtual Account, serta kartu kredit/debit. Untuk registrasi, pengguna tinggal scan KTP atau KK saja.

Uniknya, pengguna by.U tak hanya bisa memilih nomor sendiri, tetapi juga paket kuota (disebut topping) yang akan dibeli berdasarkan aplikasi yang digunakan. Misalnya, topping Instagram 3GB/30 hari seharga Rp12.500 atau WhatsApp 2GB/30 hari seharga Rp8.500.

Demi meniadakan keterlibatan manusia, Telkomsel juga mengembangkan chatbot sendiri bernama Nindy yang dapat diakses sendiri di dalam aplikasi. Chatbot ini akan menggantikan peran customer service.

Saat ini by.U baru diluncurkan di beberapa wilayah di Pulau Jawa, seperti Depok, Sukabumi, Cianjur, dan Bogor. Ketersediaan by.U akan menyusul di seluruh wilayah Indonesia yang ekosistem digitalnya sudah kuat. Aplikasinya juga akan tersedia untuk publik di Android dalam waktu dekat.

Sebagaimana disampaikan di awal, kehadiran by.U menjadi salah satu strategi utama Telkomsel dalam melakukan transformasi digital. Emma mengungkap bahwa by.U dikembangkan secara agile dengan membentuk tim dan divisi tersendiri di Telkomsel.

Bahkan sebelum layanan ini resmi diperkenalkan, by.U sudah lebih dulu melalui uji coba pasar dengan menggunakan nama “hup” untuk versi beta.

Pada kesempatan sama, Tribe Leader Smart Attacker Telkomsel Trio Y G Lumbantoruan menambahkan bahwa pengembangan by.U akan terus dilakukan. “Ya seperti MVP, perlahan-lahan fiturnya akan ditambahkan sesuai dengan kebutuhan pasar.”

[Panduan Pemula] 3 Cara Transfer Pulsa Telkomsel Melalui SMS, USSD dan Aplikasi

Tak berbeda dengan operator lokal lainnya, Telkomsel juga menyediakan fitur layanan yang memungkinkan penggunanya men-transfer pulsa ke sesama pengguna Telkomsel.

Ada setidaknya 3 cara transfer pulsa Telkomsel yang bisa Anda coba.

Cara Pertama: Transfer Pulsa Telkomsel via USSD

  • Ini adalah metode bagi pulsa Telkomsel yang cukup mudah lagi sederhana. Anda cukup menekan kode dial *858# di aplikasi panggilan kemudian tap OK atau Panggil.

cara transfer pulsa sesama Telkomsel (5)

  • Setelah ada respon, masukkan nomor penerima pulsa.

cara transfer pulsa sesama Telkomsel (5)

  • Di respon berikutnya, masukkan nominal pulsa.

cara transfer pulsa sesama Telkomsel (5)

  • Terakhir, beri respon setuju pada konfirmasi yang muncul di layar berikutnya.
  • Selesai, Anda sudah berhasil mengirim pulsa Telkomsel ke nomor tujuan.

Cara Pertama: Transfer Pulsa Telkomsel via SMS

  • Cara kedua ini malah lebih mudah. Awali dengan membuka aplikasi pesan singkat (SMS), kemudian buat pesan baru dan ketikkan TPULSA (spasi) Nominal. Misalnya, TPULSA 10000.

cara transfer pulsa sesama Telkomsel (5)

  • Selanjutnya, kirim pesan tersebut ke nomor penerima.
  • Setelah dikirimkan, tunggu sampai ada pesan konfirmasi. Respon pesan sesuai dengan permintaan dan selesai. Pulsa Anda akan secara otomatis dikirimkan ke nomor penerima.

Cara Pertama: Transfer Pulsa Telkomsel via Aplikasi MyTelkomsel

Terakhir, Anda juga bisa mengirimkan pulsa Telkomsel melalui aplikasi MyTelkomsel yang tersedia gratis di Play Store.

  • Saya asumsikan Anda sudah memiliki aplikasi MyTelkomsel ya. Sekarang jalankan aplikasi, kemudian temukan menu Hadiah.

cara transfer pulsa sesama Telkomsel (5)

  • Masukkan nomor tujuan yang akan jadi penerima pulsa, dan aktifkan opsi Transfer Pulsa, lalu pilih nominal yang hendak dikirimkan.

cara transfer pulsa sesama Telkomsel (5)

  • Selesai, Anda sudah berhasil mengirim pulsa Telkomsel ke teman atau keluarga.

Syarat dan Ketentuan Transfer Pulsa Telkomsel

Untuk menggunakan layanan ini, Anda tidak bisa asal kirim. Ada beberapa hal yang harus dipenuhi, antara lain:

  • Semua pengguna simPATI, KARTU As, dan Loop harus menyimpan setidaknya Rp2.000 saldo kredit setelah mentransfer pulsa.
  • Satu nomor dapat mentransfer pulsa Telkomsel antara Rp5.000 hingga Rp1.000.000 per transaksi.
  • Satu nomor dapat mentransfer maksimum 250 kali dalam sehari.
  • Nomor pengirim harus dalam periode aktif, sementara penerima masih dapat menerima saldo kredit jika mereka dalam masa tenggang.
  • Setiap transaksi tidak akan mengubah periode aktif penerima. Jika penerima saat ini dalam masa tenggang, pulsa Telkomsel yang mereka terima hanya dapat digunakan setelah mereka mengisi saldo kredit mereka sendiri.
  • Jumlah yang ditransfer dari pengirim tidak akan dihitung sebagai penggunaan, tetapi biaya transfer akan menjadi.
  • Anda dapat mentransfer pulsa ketika nomor Anda telah aktif setidaknya selama 3 hari.

Gambar header Telkomsel.

Juarai Dunia Games Golden Ticket, RRQ.Hades Siap Melaju ke Free Fire Indonesia Masters

Sabtu, 28 September 2019, Tennis Indoor Senayan menjadi saksi ketangguhan tim RRQ.Hades di kancah Free Fire. Merupakan babak final ajang Dunia Games Golden Ticket, tim yang dipimpin Richard “Legaeloth” William Manurung berhasil jadi juara, walau cuma satu kali saja mendapatkan Booyah!.

Pertandingan ini terdiri dari 7 ronde, dengan 12 tim yang bertarung dengan sambil menjaga permainan mereka tetap stabil agar dapat menjadi juara. Menariknya, dari 7 ronde tersebut, malah Bigetron Academy dan Star8 Esports yang cukup rajin memenangkan ronde.

Tercatat, Bigetron Academy dan Star8 Esports masing-masing berhasil mendapatkan Booyah! sebanyak dua kali. Bigetron Academy mengamankan Booyah! pada ronde 3 dan ronde 7. Sementara Star8 Esports memenangkan ronde 2 dan juga ronde 4.

Booyah dari Bigetron Academy sayangnya tidak membawa kemenangan kepada tim ini. Sumber: Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Booyah dari Bigetron Academy sayangnya tidak membawa kemenangan kepada tim ini. Sumber: Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Sementara itu, tim yang menjadi favorit penonton, AURA NESC, malah terbilang cukup ketinggalan di dalam kompetisi ini. Berkali-kali mereka hampir mendapatkan Booyah!, pada ronde 3 salah satunya. Namun sayang ketika itu kesempatan mereka digagalkan oleh Bigetron Academy.

Ditambah lagi, permainan AURA NESC juga cukup inkonsisten di ronde-ronde lainnya. Ronde 7, ronde terakhir, jadi contoh nyata hal tersebut. Ketika itu, AURA NESC masih punya sedikit kesempatan terpaksa tereliminasi dengan cukup dini, karena permainan mereka yang terlalu sembrono. Terjebak di ladang terbuka, mereka harus merelakan nyawa dan terbunuh oleh musuh yang sudah bersiaga.

Sementara tim Booyah! milik tim RRQ.Hades sendiri mereka amankan pada ronde 6. Ketika itu permainan terbilang sedang berjalan dengan cukup pasif karena banyak tim yang cenderung bertahan. Namun, RRQ.Hades memikirkan cara lain, mereka bergerak dari satu area ke area lain untuk mencari musuh-musuhnya. Strategi tersebut ternyata berhasil mereka berhasil mendapatkan banyak kill ditambah dengan bonus sebuah Booyah!

Masuk ronde terakhir, RRQ.Hades sebenarnya cukup berhasil mengulang strategi ini di ronde terakhir. Merekapun berhasil amankan kill yang cukup banyak, walau gagal dapat Booyah! Kegagalan RRQ.Hades di ronde ini terbilang cukup lucu, karena mereka terjebak di antara zona dan juga sebuah pagar pembatas. Ruang gerak mereka jadi terlalu sempit, yang langsung dimanfaatkan oleh tim lain yang melihat keadaan mereka.

RRQ.Hades Dalam DG Golden Ticket dan Menuju Free Fire Indonesia Masters

Kemenangan ini bisa dibilang menjadi awal bagi perjalanan RRQ.Hades. Kemenangan ini sekana memberi beban tambahan pada mereka, karena mereka harus mempersiapkan diri untuk bertanding di liga kasta utama Free Fire, yaitu Free Fire Indonesia Masters (FFIM). Sebelum membahas lebih lanjut soal hal tersebut, simak terlebih dahulu roster tim RRQ.Hades.

DG GT #1
Dari kiri ke kanan, Legaeloth, Fallenz, Lorddd, Yamil. Sumber: Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono
  • Richard “Legaeloth” William Manurung (Captain)
  • Syahadi “FallenZ” Putra
  • Agung “Lorddd” Hotami
  • Laode “Yamil” Purbin Yamil

Lebih lanjut membahas soal kemenangan di DG Golden Ticket dan proyeksi mereka menuju FFIM, kami mewawancara sang kapten, Richard “Legaleoth”.

Walau mereka berada di peringkat pertama, namun beda poin antara RRQ.Hades dengan peringkat 2, Star8 Esports, terbilang cukup tipis. “Memang mereka (Star8 Esports) adalah salah satu lawan yang berat. Mereka pintar menebak zona, punya aim tajam, dan juga sangat baik dalam positioning.” Ujar Richard.

Walau RRQ.Hades tidak selalu berada di peringkat pertama, namun mereka berhasil terus mempertahankan agar tetap di atas. Terkait ini, Richard mengatakan bahwa peran kawan-kawan dan juga coach. “Nggak lupa juga, kita mainnya lepas dan have fun supaya tidak terbebani.” Richard menambahkan.

“Kalau peran coach salah satunya yang cukup terasa adalah ia terus menyemangati kami ketika hasil tidak maksimal. Ia juga terus mengingatkan bahwa ini adalah jalan terakhir kami untuk dapat bertanding di FFIM dan juga mengingatkan soal latihan yang telah kami lakukan demi mempersiapkan hal ini.”. Richard mengatakan.

Sumber: Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Sumber: Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Setelah dari kompetisi ini, mereka akan bersiap bertanding di Free Fire Indonesia Masters. Terkait ini Richard juga menjawab soal rencananya. “Kita kemungkinan akan tetap mengikuti kompetisi lain. Tujuannya, selain menjadi juara, juga untuk menjaga performa tim kami.”

Terakhir,  menghadapi FFIM, Richard juga menceritakan soal proyeksi yang ia bayangkan. “Kalau bicara lawan-lawan di FFIM, pastinya akan sangat berat. Sebenarnya kami sebelumnya sudah sempat ikut kualifikasi, untuk masuk ke FFIM, tetapi gagal. Tapi nanti di FFIM kita akan berusaha semaksimal mungkin. Kalau kami latihan dengan konsisten, kami yakin akan dapat memenangkan kompetisi tersebut.” Richard  mengatakan kepada redaksi Hybrid.

Kemenangan ini memberikan RRQ.Hades hadiah berupa uang tunai sebesar Rp100 juta, dan juga kesempatan untuk bertanding di Free Fire Indonesia Masters. Mari kita beri dukungan terbaik agar tim RRQ Hades dapat memberikan permainan terbaiknya di Free Fire Indonesia Masters!