Telkomsel Luncurkan Layanan 5G, ini Area dan Perangkat yang Didukung

Telkomsel menunjukkan keseriusannya dalam memberikan layanan internet terbaik di Indonesia. Tak lama setelah mendapatkan lampu hijau dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo RI), Telkomsel secara resmi meluncurkan layanan Telkomsel 5G dengan mengusung tema “5G: Unlock the Future”.

Continue reading Telkomsel Luncurkan Layanan 5G, ini Area dan Perangkat yang Didukung

Telkomsel Mitra Inovasi Dikabarkan Terlibat dalam Pendanaan EVOS Esports

Telkomsel Mitra Inovasi (TMI) dikabarkan terlibat dalam putaran pendanaan seri B tim esports lokal “EVOS Esports”. Ini menjadi debut awal bagi TMI untuk berinvestasi di luar startup pengembang layanan teknologi.

DailySocial sudah mencoba menghubungi perwakilan TMI dan EVOS untuk meminta konfirmasi, namun masih enggan memberikan komentar.

Sebagaimana diketahui, EVOS Sports merupakan organisasi esports berbasis di Jakarta yang didirikan oleh Ivan Yeo, Hartman Harris, dan Wesley Yiu sejak 2016. Selain Indonesia, EVOS memiliki tim esports di Singapura, Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Tak hanya itu, EVOS juga masuk ke bisnis konten, merchandise, event, serta Head of Talent (KOL) di bawah naungan WHIM Management.

Sementara itu, Telkomsel Mitra Inovasi merupakan perusahaan investasi yang didirikan Telkomsel pada 2019 lalu. Perusahaan fokus pada investasi di vertikal IoT, big data, dan industri hiburan (musik, game, dan video). Tujuannya tak lain untuk meningkatkan ekosistem bisnis digital, terutama di industri telekomunikasi. Beberapa portofolio TMI antara lain PrivyID, Qlue, Roambee, Sekolahmu, dan TADA.

Komunitas jadi sasaran pengguna baru

EVOS telah beberapa kali menerima pendanaan dari venture capital, baik dalam maupun luar negeri. Berdasarkan data yang dihimpun Hybrid, perusahaan induk yang menaungi EVOS, Attention Holdings Pte. Ltd., memperoleh pendanaan seri B senilai $12 juta pada Oktober 2020.

Putaran pendanaan tersebut dipimpin oleh Korea Investment Partners dan beberapa investor lain, yaitu Mira Asset Ventures, Woowa Brothers, dan IndoGen Capital. Turut terlibat juga Insignia Ventures Partners yang sebelumnya memimpin putaran pendanaan seri A EVOS di 2019.

Menurut Managing Partner IndoGen Capital Chandra Firmanto, basis penggemar esports di Indonesia sangat besar sehingga mendorong perusahaan untuk menjajal industri ini. “Tim esports Indonesia akan sukses karena kita punya kekuatan di komunitas. Ini juga karena jumlah penduduk usia muda Indonesia banyak dan spending mereka cukup besar,” ungkapnya saat itu.

Kembali lagi dalam konteks TMI, sebetulnya Telkomsel sudah memiliki tim esports sendiri, yaitu Dunia Games (DG) Esport. Namun, mengacu tesis di atas, dan jika Telkomsel mengonfirmasi investasi ini, ada peluang penguasa pasar seluler tersebut ingin membidik segmen pasar baru yang lebih luas.

Telkomsel dapat memperluas pangsa bisnis telekomunikasi dengan menyasar basis komunitas besar yang dimiliki oleh EVOS. Mengutip Kompas.com, data Esports Charts menobatkan EVOS sebagai tim esports terpopuler di Asia Tenggara. Tingginya reputasi EVOS diperkuat dari total 6,4 juta pengikut di berbagai platform media sosial, yaitu TikTok, Instagram, YouTube, Twitter, dan Facebook.

Selain itu, EVOS juga telah memiliki program keanggotaan (membership), baik gratis dan berbayar yang dirilis sejak pertengahan 2020. Menurut Co-founder & CEO EVOS Esports Ivan Yeo, program ini menjadi strategi perusahaan untuk memenangkan pasar milenial dan gen Z. EVOS juga diketahui telah berkolaborasi dengan TikTok untuk mengembangkan bisnis influencer mereka.

Sekadar informasi, laporan Newzoo menyebutkan bahwa nilai industri esports global diperkirakan mencapai $1,1 miliar atau sebesar Rp15,4 triliun di 2020. Adapun, pasar esports terbesar masih dikuasai Tiongkok dengan nilai $385,1 juta, kemudian diikuti oleh Amerika Utara sebesar $252,8 juta.

Di Indonesia, pasar mobile esports terus berkembang pesat. Data Newzoo 2019 menyebutkan bahwa sebanyak 52 juta dari total 82 juta pengguna smartphone adalah pemain mobile game. Pemasukan dari industri mobile game di Indonesia diperkirakan menyumbang $624 juta atau setara Rp8,7 triliun.

Telkomsel Uji Laik Operasi 5G, Siapkan Ekosistem Layanan Menyeluruh

PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) mulai melaksanakan Uji Laik Operasi (ULO) untuk implementasi teknologi 5G. Telkomsel menyebut sebagai operator telekomunikasi pertama yang melakukan ULO 5G di Indonesia.

Dalam keterangan tertulisnya, Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro mengatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi secara intensif dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terkait ULO tersebut.

“Kami ingin memastikan agar implementasi 5G tidak hanya dapat dilakukan dalam waktu dekat, tetapi juga dapat dilakukan sesuai regulasi dan memberikan manfaat optimal bagi semua lapisan masyarakat,” ujar Setyanto.

Sebagaimana diketahui, ULO merupakan salah satu persyaratan yang dipenuhi untuk mengimplementasi teknologi baru. Persyaratan telah diatur dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi.

ULO dilaksanakan dalam rangka menguji seluruh sarana dan prasarana yang telah selesai dibangun. Tujuannya adalah memastikan bahwa perangkat dan semua aspek layanan (produk, kualitas, tarif, hingga pra dan purna jual) siap dioperasikan serta tidak merugikan konsumen ke depan.

Mengutip Kompas.com, Menkominfo Johnny G. Plate mengungkap, Telkomsel akan mengomersialisasikan 5G di enam lokasi residensial di Jakarta dan sekitarnya untuk tahap awal. Keenam lokasi ini antara lain Kelapa Gading, Pondok Indah, PIK, BSD, Widya Chandra, dan Alam Sutera.

Menyiapkan ekosistem menyeluruh

Lebih lanjut, Setyanto menyebutkan pihaknya telah mempersiapkan komersialisasi 5G selama empat tahun terakhir, mulai dari membangun pengetahuan tentang 5G, mengembangkan talenta, dan menyiapkan rencana komprehensif untuk menghadirkan 5G ke Indonesia.

Menurutnya, hal ini perlu dipersiapkan secara matang mengingat komersialisasi 5G bergantung pada ekosistem menyeluruh. Telkomsel menyebut telah berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan mulai dari mitra penyedia infrastruktur dan teknologi, penyedia perangkat, platform aplikasi, dan pemerintah selaku pemegang otoritas dari ketersediaan frekuensi.

Salah satu kolaborasi besar yang tengah dipersiapkan Telkomsel adalah melalui investasinya ke Gojek senilai $150 juta atau setara Rp2,1 triliun pada akhir 2020. Aksi korporasi ini kembali berlanjut di mana Telkomsel kembali menambah investasi kedua dengan nilai yang lebih besar, yaitu $300 juta atau Rp4,3 triliun pada awal Mei ini.

Upaya ini menjadi strategi kunci Telkomsel untuk memperkuat trifecta bisnis digital perusahaan, yaitu Digital Connectivity, Digital Platform, dan Digital Services. Dengan ekosistem besar milik Gojek Group, kedua perusahaan sepakat untuk memperkuat layanan digital dan mendorong inovasi dan produk baru.

“Nantinya, layanan 5G kami tidak hanya untuk segmen consumer, tetapi juga untuk B2B dan UMKM. Kami harap 5G dapat memberdayakan segmen consumer untuk mengubah cara kerja, hidup, dan menikmati hiburan berbasis digital,” paparnya.

Di segmen B2B, Telkomsel akan menghadirkan layanan 5G untuk mengubah bisnis lewat teknologi Artificial Intelligence (AI) dan Mixed Reality (MR). Setyanto menambahkan bahwa 5G akan meningkatkan produktivitas yang lebih tinggi dan inovasi lebih besar.

Menang lelang frekuensi

Di saat bersamaan, Telkomsel juga mengumumkan secara resmi tentang penetapannya sebagai pemenang seleksi spektrum 2,3GHz. Penetapan ini sesuai dengan Keputusan Kemkominfo untuk Keperluan Penyelenggaraan Jaringan Bergerak Seluler Tahun 2021.

Telkomsel mendapatkan tambahan pita frekuensi selebar 20MHz di spektrum tersebut. Dengan demikian, komposisi lisensi frekuensi yang dimiliki Telkomsel antara lain total 50MHz di spektrum 2,3GHz (30MHz untuk alokasi penggunaan nasional dan 20MHz untuk alokasi per zona/bukan nasional), sebesar 15MHz di 2,1GHz, lalu 22,5MHz di 1,8GHz, dan 15MHz di spektrum 800/900MHz.

Kendati demikian, beberapa pihak sempat mempertanyakan ULO ini mengingat pemerintah belum menerbitkan payung hukum tentang penyelenggaraan 5G. Adapun, Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam studinya memperkirakan jaringan 5G di Indonesia baru dapat dirilis secara komersial paling cepat pada akhir 2021.

Konsultan PT LAPI ITB Ivan Samuels mengatakan, perkiraan ini berdasarkan dua skenario, yakni (1) skenario dasar dengan asumsi spektrum kunci 5G dapat dirilis dari 2021-2023; dan (2) skenario agresif dengan asumsi seluruh spektrum 5G dapat tersedia di akhir 2021.

Application Information Will Show Up Here

Telkomsel Channels Follow-on Funding to Gojek Worth 4.3 Trillion Rupiah

Telkomsel today (5/10) announced follow-on funding to Gojek worth $300 million or equivalent to 4.3 trillion Rupiah. In fact, this act has been discussed since last April, carried by a statement from its President Director, Setyanto Hantoro.

Previously, Telkomsel’s first batch for Gojek was announced in November 2020. Then, the value given has reached $150 million (equivalent to Rp2.1 trillion).

In the official release, it is said that both companies signaled this investment as a momentum to strengthen and deepen collaboration for comprehensive digital services and more innovative solutions.

It is also mentioned taht this strategic investment action was supported by Telkomsel’s shareholders, Telkom Indonesia and the Singtel Group.

“[..] Telkomsel is optimistic that the latest investment will open up more opportunities for the public to see and make use of more advanced local-produced technology-based innovations,” Setyanto said.

He continued, this corporate action is part of Telkomsel’s strategy in strengthening the trifecta of the company’s digital business, Digital Connectivity, Digital Platform, and Digital Services.

Since the first injection, several joint initiatives that have been successfully initiated by the two companies include: (1) integration of Telkomsel MyAds with GoBiz; (2) Gojek partners can become Telkomsel reseller partners through DigiPOS; (3) special data packages for driver partners on GoPartner and MyTelkomsel; (4) Telkomsel partners in the GoShop application; and (5) collaboration between Telkomsel Dunia Games and Gopay.

“[..] Telkomsel’s follow-on funding will clearly optimize the resources and technology expertise of each company to innovate and expand the benefits of the digital economy for more consumers, driver partners, and MSME players throughout Indonesia. We are both confident and committed that this partnership will support the acceleration of Indonesia’s digital transformation which will strengthen Indonesia’s position as the leader of the digital economy market in Southeast Asia,” Gojek Group’s Co-CEO, Andre Soelistyo explained.

Telkomsel’s entrance amidst the merger finalization news of Gojek and Tokopedia –  the joint company is rumored to go public on the stock exchange soon. It’s indeed create a strategic value for Telkomsel as a shareholder, especially since both startups are currently the market leaders [local] in its respective segments.

Meanwhile, Telkomsel and Gojek have crossed paths several times [indirectly]. First, when Gojek announced its investment in the LinkAja payment platform through series B round in early March. It is known that the LinkAja’s root was Tcash service which was previously developed by Telkomsel – Telkom Group and some SOE shareholders.

Second, Telkomsel, through its investment arm, Telkomsel Mitra Inovasi, recently participated in Halodoc’s series C funding worth 1.1 trillion Rupiah. Gojek is an early investor of this healthtech service.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Telkomsel Umumkan Investasi Tambahan ke Gojek Senilai 4,3 Triliun Rupiah

Telkomsel hari ini (10/5) mengumumkan investasi lanjutannya ke Gojek senilai $300 juta atau setara 4,3 triliun Rupiah. Sebenarnya rencana ini sudah mulai ramai diperbincangkan sejak April lalu, berbekal pernyataan Direktur Utama Setyanto Hantoro.

Sebelumnya pada November 2020, suntikan pertama Telkomsel ke Gojek diumumkan. Kala itu nilai yang diberikan mencapai $150 juta (setara Rp2,1 triliun).

Dalam rilis resminya dikatakan, kedua perusahaan memaknai investasi lanjutan ini sebagai momentum untuk memperkuat dan memperdalam kolaborasi dalam menghadirkan layanan digital komprehensif serta melahirkan lebih banyak solusi inovatif.

Turut disampaikan, aksi investasi strategis lanjutan ini didukung oleh para pemegang saham Telkomsel yaitu Telkom Indonesia dan Singtel Group.

“[..] Telkomsel menatap optimis upaya penanaman modal terbaru ini akan membuka lebih banyak peluang bagi masyarakat untuk melihat dan menikmati lebih banyak inovasi berbasis teknologi terdepan karya anak bangsa,” ujar Setyanto.

Ia melanjutkan, bahwa aksi korporasi ini merupakan bagian dari strategi Telkomsel dalam memperkuat trifecta bisnis digital perusahaan, yaitu Digital Connectivity, Digital Platform, dan Digital Services.

Sejak investasi pertama digulirkan, beberapa  inisiatif bersama yang berhasil dilakukan kedua perusahaan di antaranya: (1) integrasi Telkomsel MyAds dengan GoBiz; (2) mitra Gojek bisa menjadi mitra reseller Telkomsel melalui DigiPOS; (3) paket data khusus mitra pengemudi di GoPartner dan MyTelkomsel; (4) mitra Telkomsel di aplikasi GoShop; dan (5) kolaborasi Telkomsel Dunia Games dengan Gopay.

“[..] Pendanaan lanjutan Telkomsel jelas akan mengoptimalkan sumber daya dan keahlian teknologi dari masing-masing perusahaan untuk berinovasi dan memperluas manfaat ekonomi digital bagi lebih banyak konsumen, mitra pengemudi, dan pelaku UMKM di seluruh Indonesia. Kami percaya sekaligus berkomitmen bahwa kemitraan ini akan mendukung percepatan transformasi digital Indonesia yang akan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemimpin pasar ekonomi digital di Asia Tenggara,” terang Co-CEO Gojek Group Andre Soelistyo.

Masuknya investasi Telkomsel di tengah kabar finalisasi merger antara Gojek dan Tokopedia – untuk selanjutnya perusahaan gabungan dirumorkan segera melenggang ke bursa. Tentu menjadikan nilai strategis tersendiri bagi Telkomsel sebagai shareholder, terlebih kedua startup tersebut kini menjadi pemimpin pasar [lokal] di masing-masing segmen.

Sementara itu ada beberapa irisan hubungan antara Telkomsel-Gojek yang telah dijalin [secara tidak langsung]. Pertama, awal Maret lalu Gojek mengumumkan investasinya ke platform pembayaran LinkAja dalam putaran seri B. Diketahui bahwa cikal-bakal LinkAja adalah layanan Tcash yang sebelumnya dikembangkan oleh unit dari Telkomsel – Telkom Group dan sejumlah BUMN memiliki saham di dalamnya.

Kedua, Telkomsel melalui unit venturanya Telkomsel Mitra Inovasi baru-baru ini turut berpartisipasi dalam pendanaan seri C Halodoc senilai 1,1 triliun Rupiah. Gojek adalah investor awal dari layanan healthtech tersebut.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

4 Cara Beli Paket Nelpon Telkomsel Terlengkap

Pemerintah sudah resmi melarang mudik, maka salah satu cara alternatif untuk tetap bisa berkomunikasi dengan keluarga yang jauh adalah dengan telpon pakai pulsa atau panggilan video menggunakan data.

Continue reading 4 Cara Beli Paket Nelpon Telkomsel Terlengkap

Kolaborasi Hadirkan Dampak Positif, Telkomsel Segera Tambah Investasi 4,3 Triliun Rupiah ke Gojek

Setelah mengumumkan investasinya senilai $150 juta pada November 2020 lalu ke decacorn Gojek, Telkomsel berencana kembali menyuntikkan dana senilai $300 juta atau setara 4,3 triliun Rupiah. Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Utama Setyanto Hantoro seperti diberitakan Reuters.

Ia mengatakan, perusahaan memang mencanangkan untuk berinvestasi hingga $450 juta di Gojek; dan akan dirampungkan dalam waktu satu tahun setelah investasi perdananya. Pemberian dana baru dikatakan bisa saja akan lebih cepat, terlebih Setyanto menilai kolaborasi kedua perusahaan di awal 2021 memberikan dampak positif.

Salah satu kerja sama strategis yang dibentuk awal tahun ini adalah integrasi layanan iklan digital Telkomsel khusus untuk mitra usaha di ekosistem Gojek. Layanan Telkomsel MyAds telah bisa diakses melalui aplikasi GoBiz, membuka kesempatan para mitra usaha untuk perluas bisnis dengan menjangkau lebih banyak pelanggan baru.

Sebelumnya perusahaan juga bekerja sama untuk memboyong 20 ribu mitra seller Telkomsel untuk mendapatkan akses di GoShop. Selain itu, Telkomsel turut mendukung produktivitas mitra pengemudi Gojek melalui Paket Swadaya dengan harga mulai dari Rp25 ribu.

Di sisi lain, Gojek juga memberikan investasi strategis kepada LinkAja yang berujung pada integrasi layanan pembayaran digital tersebut sebagai opsi di aplikasi. Seperti diketahui, cikal-bakal LinkAja adalah layanan dompet digital Tcash yang dikembangkan oleh Telkomsel.

Rencana investasi Telkomsel berada di tengah pematangan upaya merger Gojek dengan Tokopedia. Jika melihat dari sudut pandang kolaborasi bisnis, nantinya dengan GoTo (unit gabungan Gojek-Tokopedia) tentunya akan makin banyak opsi sinergi dan integrasi layanan yang bisa dilakukan – mengingat kapabilitas platform akan bertambah dengan masuknya online marketplace lokal terbesar tersebut. Ini juga bisa menjadi putaran pendanaan terakhir di Gojek sebelum akhirnya menjadi GoTo.

Kolaborasi startup dan Telkomsel

Merasakan dampak baik pada pertumbuhan bisnis membuat Telkomsel memutuskan untuk menyelam lebih dalam ke ekosistem startup digital Indonesia. Lewat unit ventura Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), mereka telah berpartisipasi dalam beberapa putaran pendanaan penting. Terbaru TMI terlibat dalam investasi seri C platform healthtech Halodoc bersama sejumlah korporasi seperti Astra dan Temasek, membukukan dana hingga 1,1 triliun Rupiah.

Sebelumnya mereka juga telah berinvestasi ke sejumlah startup lainnya, termasuk PrivyID dan Kredivo. Dalam debut awalnya, TMI menyiapkan dana hingga 576 miliar Rupiah yang disasarkan untuk startup di bidang big data, IoT, dan industri hiburan.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Aplikasi Lionsgate Play Resmi Meluncur di Indonesia, Tawarkan Konten Premium Hollywood dan Bollywood

Setelah sebelumnya mengumumkan kemitraan strategis, aplikasi video streaming Lionsgate Play hari ini (21/4) meresmikan kehadirannya di Indonesia. Mereka menawarkan beragam konten khas Hollywood yang dimiliki oleh Lionsgate Studio dan Starz, juga konten Bollywood ternama dan sajian orisinal mereka. Sebelum di Indonesia, akhir tahun 2020 lalu Lionsngate Play telah resmi meluncur di India.

Dalam acara temu media, President & Chief Executive Officer STARZ Jeffrey A. Hirsch menyebutkan, besarnya jumlah populasi di Indonesia, koneksi teknologi, dan penetrasi internet yang sudah cukup baik, menjadi alasan ideal bagi mereka sehingga memutuskan untuk menjajakan produknya di sini. Ia juga menegaskan, di Indonesia saat ini hanya ada sekitar 2-4 platform yang juga menawarkan layanan serupa [ditinjau dari konten salah satunya], sehingga masih banyak ruang untuk tumbuh di Indonesia.

Di fase awalnya, mereka masih fokus pada konten Hollywood dan Bollywood saja. Namun ke depannya Lionsgate Play juga berencana untuk menambah konten asal Indonesia. Menurut Managing Director SEA & Networks Rohit Jain, saat pandemi menjadi waktu yang tepat bagi Lionsgate Play untuk berinvestasi kepada konten dan fokus kepada pengalaman pengguna. Untuk itu ke depannya akan ditambah lagi konten menarik untuk pengguna premium Lionsgate Play.

“Sebelumnya kami telah meluncurkan layanan ini di India dan mendapatkan respons yang baik dari pasar. Kami juga telah menemukan blue print atau model bisnis yang tepat saat muncul pertama kali di India. Terutama untuk emerging market di Asia, dengan demikian model tersebut bisa direplikasi di pasar lainnya,” kata Rohit.

Untuk mendukung teknologi yang diterapkan di platform, Lionsgate saat ini telah memiliki Tech Developement Center di dua negara yaitu di Denver Amerika Serikat dan di Timur Tengah. Dengan demikian diharapkan mereka bisa memberikan pengalaman pengguna yang terbaik, didukung dengan tampilan UI/UX yang seasmless dan kemudahan mengakses aplikasi.

Menjalin kemitraan strategis

Dalam acara peluncuran Lionsgate Play Indonesia, turut dihadirkan juga tim lokal yang nantinya bertanggung jawab untuk mengelola Lionsgate Play di Indonesia. Mereka di antaranya adalah Guntur Siboro (Country Manager Indonesia), Karina Mahadi (Content Manager), dan Gene Tamesis Jr (SVP Bizdev & Partnerships).

Untuk mendukung pertumbuhan pengguna Lionsgate Play di Indonesia, telah dijalin kemitraan strategis. Mulai dari dengan operator telekomunikasi seperti Telkomsel hingga Indihome. Untuk memudahkan pilihan pembayaran, Lionsgate Play Indonesia juga telah bermitra dengan Gopay, ShopeePay, hingga Doku.

“Tentunya kami juga menawarkan pilihan pembayaran umum lainnya seperti kartu kredit, kartu debit hingga pembayaran melalui billing carrier (potong pulsa). Sesuai dengan esensi perusahaan, kami akan terus menambah kemitraan dengan pihak yang relevan,” kata Guntur.

Meskipun saat ini paket bundling hingga promosi masih tersedia untuk pengguna Telkomsel, namun ke depannya Lionsgate Play juga akan menambah kemitraan dengan operator telekomunikasi lainnya di Indonesia.

Layanan Lionsgate Play menyediakan dua model berlangganan untuk mengakses aplikasi yaitu Rp35.000 per bulan dan Rp179.000 selama setahun. Pilihan harga ini diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada konsumen Indonesia untuk menikmati hiburan global terbaik dengan harga terjangkau dan kenyamanan mereka.

“Tujuan dari kemitraan ini tentunya adalah berguna bagi kedua belah pihak. Bagi mitra mereka bisa mendapatkan konten beragam dari kami dan tentunya pilihan yang ideal bagi pelanggan mereka,” imbuh Guntur.

Peluang Lionsgate Play di Indonesia

Berbeda dengan pemain lainnya yang lebih dulu telah hadir di Indonesia seperti Disney+Hotstar, pendekatan yang dilakukan oleh mereka adalah secara langsung menawarkan konten orisinal yang beragam asal sineas Indonesia. Netflix sendiri makin agresif menjalin kemitraan strategis dengan sineas lokal, yang tujuannya untuk menambah konten orisinal asal Indonesia.

Namun bagi Lionsgate Play yang selama ini sudah dikenal memiliki konten film asal Hollywood berkualitas yang telah berhasil mendapatkan berbagai penghargaan piala Oscar hingga Golden Globes, diyakini bisa menjadi pemancing bagi pengguna di Indonesia untuk menjadi pelanggan Lionsgate Play.

Selain konten dari perpustakaan milik Lionsgate Studio dan Starz, Lionsgate Play juga telah mengakuisisi konten dari beberapa perusahaan entertainment di mancanegara, seperti dari BBC, Studio Canal dan Summit. Lionsgate Play di Indonesia menargetkan bisa menjangkau jutaan pengguna baru yang mendaftarkan diri menjadi pengguna Lionsgate Play.

“Saat ini Lionsgate telah memiliki sekitar 28 juta pengguna di lebih dari 56 negara. Dengan konten terkurasi tersebut kami berharap bisa memberikan pilihan baru kepada pengguna yang ingin menikmati konten premium,” kata Jeffrey.

Application Information Will Show Up Here

Kemitraan Telko Jadi Strategi Khas Debut OTT Asing, Lionsgate Play Gandeng Telkomsel

Layanan video streaming Lionsgate Play makin memantapkan penetrasinya di Indonesia. Dari rencana awalnya, platform asal Ameria Serika tersebut memang hendak mulai mengudara di Indonesia di penghujung kuartal pertama tahun ini. Guna mendapatkan traksi awal yang baik, mereka mengumumkan telah bekerja sama dengan Telkomsel.

Seperti diketahui, operator seluler pelat merah tersebut mengoperasikan aplikasi MAXstream. Di dalamnya berisi konten agregasi dari berbagai perusahaan video on-demand, baik lokal maupun mancanegara. Kerja sama non-eksklusif di atas juga akan memungkinkan pengguna MAXstream mengakses konten film dan serial yang disuguhkan Lionsgate.

Kepada DailySocial, General Manager Lionsgate Play Indonesia Guntur S. Siboro mengatakan, kerja sama ini diharapkan bisa memperkenalkan layanan video streaming tersebut ke basis pengguna Telkomsel. Terlebih saat ini mereka juga memiliki paket langganan internet khusus yang memberikan layanan tambahan berupa akses ke MAXstream.

“Kolaborasi ini baru permulaan, dengan perkembangan yang lebih menarik lagi dengan Telkomsel yang direncanakan untuk beberapa bulan mendatang,” kata Guntur.

Disney+ Hotstar dalam debut awalnya juga pakai strategi serupa, menggandeng Telkomsel sebagai mitra awal untuk penetrasinya di Indonesia. Saat ini pengguna Telkomsel mendapatkan akses khusus (bahkan gratis) ke aplikasi VOD tersebut. Strategi tersebut tampak berjalan baik, menurut data terbaru Media Partners Asia (MPA), hingga awal tahun ini Disney+ Hotstar sudah memiliki 2,5 juta pelanggan di Indonesia.

Terlepas dari itu, pasar VOD di Indonesia makin menarik. Di tengah gempuran pemain asing, layanan lokal juga terus mempertajam cengkeramannya. Apalagi konglomerasi media MNC Group mulai memboyong unit OTT-nya untuk melantai di bursa Amerika Serikat, artinya terbuka kesempatan yang lebih besar bagi investor global untuk mulai ikut menggarap pasar VOD di Indonesia.

Selain Vision+ dari MNC, ada pemain lokal lainnya yang juga sudah punya basis pengguna cukup signifikan. Salah satunya Vidio, yang merupakan bagian dari konglomerasi media lainnya, EMTEK. Laporan MPA juga mengatakan di awal tahun ini Vidio sudah memiliki sekitar 1,1 juta pelanggan berbayar.

Decacorn Gojek juga mantap dengan bisnis OTT-nya lewat Goplay. Bahkan mereka sudah mulai menggalang pendanaan secara independen untuk mengakselerasi bisnisnya.

Diyakini pasar VOD masih terbuka lebar untuk persaingannya. Menurut hasil riset Brightcove dalam laporan bertajuk “The Future of OTT in Asia”, konten menjadi salah satu penentu ketertarikan pengguna terhadap layanan VOD. Sehingga dengan strategi pendekatan konten yang tepat, suatu layanan bisa saja memenangkan pasar di kemudian hari.

Di luar Asia, nama Lionsgate Play dikenal dengan nama STARZPLAY, demikian pula di negara asalnya Amerika Serikat. Nama Lionsgate Play dipilih untuk negara di Asia, karena nama “Star” sebelumnya telah dimiliki terlebih dulu oleh perusahaan ternama di Asia yang juga merupakan perusahaan media terkemuka.

Application Information Will Show Up Here